tak kelompok 4
Post on 06-Aug-2015
32 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1. Dasar Pemikiran
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan
dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam,
menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan,
minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri
mencari perubahan ada klien yang hanya duduk di sekitar ruangan Mahoni
diantara mereka hanya terlihat duduk diam tanpa ada aktivitas dan jarang
terlihat ada interaksi antara klien satu dengan klien yang lain.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan
untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu
seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok
sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.
2. Tujuan
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan
kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari
orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan
reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya
adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,
1
meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.
Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan keterampilan
ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.
3. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien
yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan
masalah keperawatan seperti isolasi social : menarik diri, harga diri rendah
dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.
4. Landasan Teori
a. Model Terapi Aktivitas Kelompok
- Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus
pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok
memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ;
adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah
ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternatif penyelesaian
masalah.
- Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak
efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.
Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan social
anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi
yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa
perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab
terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal,
non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus
dipahami orang lain.
2
- Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat
dari tingkah laku anggota yang lain. Terapis bekerja dengan individu
dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapis.
Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.
- Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa
yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat
memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.
b. Metoda
- Kelompok social terapeutik
- Psikodrama
- Kelompok interaksi bebas
c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok
- Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
Tujuan adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal
(pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim,
bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara lamunan
dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu
mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu
dan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR),
halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi
3
verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
- Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap
orang lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima
stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi,
saling memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Karakteritistik klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk
mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik
diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan
cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau berinteraksi
dan sehat fisik.
- Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir
dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan
meningkatkan kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian,
intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang
lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan
persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari
realita, inisiati atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat
berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
- Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami
kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori,
memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan
perasaan.
4
- Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,
mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkinkan biaya dan keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
- Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
- Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan
terjadi.
- Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
5
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih
jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian
masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2. Sebagai leader dan co leader
3. Sebagai fasilitator
4. Sebagai observer
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan dan uraian kegiatan sesuai macam terapi aktivitas
kelompok dapat dilihat pada lampiran – lampiran.
6. Penutup
Demikian proposal ini dibuat dalam meningkatkan peran dan fungsi
perawat professional dalam menangani klien dengan masalah gangguan jiwa
dalam bentuk terapi aktivitas kelompok. Semoga bermanfaat bagi rekan –
rekan seprofesi atau tim kesehatan lainnya.
6
Lampiran 1.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
STIMULASI SENSORI (Sesi I)
Jumat, 30 November 2012
Jenis kegiatan : Mendengarkan Musik
Tujuan :
1. Klien mampu mengenali musik yang didengarkan
2. Klien mapu memberi respons terhadap musik
3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan music
Kriteria klien :
1. Klien dengan masalah keperawtan seperti isolasi social: menarik diri,
harga diri rendah dan gangguan persepsi sensori: halusinasi.
2. Sehat secara fisik
Alat/media :
1. Handphone
2. Speaker
3. Bola
4. Papan nama
Pembagian Tugas Terapis
1. Leader : Eddy Wibowo
Tugas :
a. Menyusun rencana TAK
b. Mengarahkan kelompok mencapa tujuan
c. Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim
terapi dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
7
d. Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
e. Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat
dan memberi umpan balik
f. Sebagai role model
g. Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
2. Co-Leader : Azmi Fauzan
Tugas : Membantu leader mengatur anggota kelompok
3. Observer : Risna Noor Maylani
Fathul Jannah
Tugas :
a. Mengobservasi respon klien
b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilak Klien (jumlah anggota yang hadir, yang
terlambat, daftar hadir, yang memberi ide, dan pendapat, topik
diskusi, respon verbal dan non verbal)
c. Memprediksi respon anggota kelompok
4. Fasilitator : Karimah
Noor aida
Yunita andriani
Tugas :
a. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi
b. Mempertahankan kehadiran anggota
Jumlah peserta TAK : 8 orang
8
Setting permainan :
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan :
Leader :
Co-leader :
fasilitator :
Observer :
Peserta TAK :
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memmbuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi :
menarik diri, harga diri rendah, dan gangguan persepsi sensori:
halusinasi.
b. Mempersipakan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi / validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
9
c.Kontrak :
- Topik : Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan
musik.
- Waktu : 09.30 WITA – 10.45 WITA
- Tempat : RSJ. Sambang Lihum ruang Mahoni
d. Aturan main :
a. Jika ada klien yang ingin meningglkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
b. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Fase Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dank lien semua memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan
atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien diminta
menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar
lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengarkan lagu, klien mendengarkan,
boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-kira 3 – 5 menit). Music yang
diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons klien
terhadap musik.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya, dan mengajak
klien lain bertepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
10
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang :
1. Waktu : 45 menit – 60 menit
2. Tempat : RSJ Sambang Lihum Gambut
3. Topik : Menggambar
d. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi proses
- 80% klien berpartisipasi aktif sampai selesai
2. Evaluasi hasil
- 80% klien mampu mengikuti kegiatan, respons terhadap musik,
member pendapat tentang music yang didengar dan persaan saat
mendengarkan musik.
Stimulasi sensori mendengar musik
Kemampuan memberi respons pada musik
No Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
2 Memberikan respons (ikut
bernyayi/menari,joget/menggerakkan
tangan-kaki-dagu sesuai irama)
3 Member pendapat tentang music
yang didengar
4 Menjelaskan perasaan setelah
mendengarkan lagu
11
Lampiran 2.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
STIMULASI SENSORIS (Sesi II)
Rabu, 05 Desember 2012
Jenis kegiatan : Menggambar
Tujuan :
1. Klien dapat mengekspresikan persaan melalui gambar
2. Klien dapat memberikan makna gambar
Kriteria klien :
1. Klien dengan masalah keperawatan seperti isolasi social: menarik diri,
harga diri rendah dan gangguan persepsi sensori: halusinasi.
2. Sehat secara fisik
Alat/media :
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (bila tersedia crayon juga dapat digunakan)
3. Handphone
4. Speaker
5. Papan nama
6. Bola
Pembagian Tugas Terapis
1. Leader : Eddy Wibowo
Tugas :
a. Menyusun rencana TAK
b. Mengarahkan kelompok mencapa tujuan
c. Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim
terapi dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
12
e. Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
f. Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan
pendapat dan memberi umpan balik
g. Sebagai role model
5. Co-Leader : Azmi Fauzan
Tugas : Membantu leader mengatur anggota kelompok
6. Observer : Risna Noor Maylani
Fathul Jannah
Tugas :
a. Mengobservasi respon klien
b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilak Klien (jumlah anggota yang hadir, yang
terlambat, daftar hadir, yang memberi ide, dan pendapat, topik
diskusi, respon verbal dan non verbal)
c. Memprediksi respon anggota kelompok
7. Fasilitator : Karimah
Noor aida
Yunita andriani
Tugas :
c. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi
d. Mempertahankan kehadiran anggota
Jumlah peserta TAK : 8 orang
13
Setting permainan :
Klien dan terapis duduk bersama.
Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan :
Leader :
Co-leader :
Fasilitator
Observer :
Klien/peserta :
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti Sesi 1
b. Mempersipakan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
14
c. Kontrak :
Topik : Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
menggambarkan dan menceritakan kepada orang lain.
Waktu : 09.30 WITA – 10.30 WITA
Tempat : RSJ. Sambang Lihum ruang Mahoni
d. Aturan main :
- Jika ada klien yang ingin meningglkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Fase Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu menggambarkan dan menceritakan hasil gambar,
kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien menggambarkan apa saja sesuai
dengan yang diinginkan saat ini.
d. Sementara klien mulai menggmbarkan, terapis berkeliling
dan memberi penguatan kepada klien untuk menggambar.
Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai menggmbar, terapis
menghidupkan musik dan mengelilingkan bola pada saat
musik berhenti dan maka klien tersebut memperlihatkan
dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada
klien lain. Yang harus diceritkan adalah gambar apa dan
apa makna gambar tersebut menurut klien samapi semua
klien mendapat giliran.
f. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis
mengajak klien lain bertepuk tangan.
15
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi proses
80% klien berpartisipasi aktif sampai selesai
2) Evaluasi hasil
80% klien mampu mengikuti kegiatan, respons
terhadap musik, member pendapat tentang music yang
didengar dan persaan saat mendengarkan musik.
Stimulasi sensori menggambar
Kemampuan memberi respons terhadap menggambar
No Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2 Menggambar sampai selesai
3 Menyebutkan gambar apa
4 Menceritakan makna gambar
16
DAFTAR PUSTAKA
Http://adriananers.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 November 2012)
Http://ners-blog.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 november 2012)
Keliat Budi Anna, Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC
17
top related