studi validitas dan ileliabilitas culture faih. in't ... · daftar isi halaman judul pengantar...
Post on 05-Apr-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
•
K:tCI
/s'cY.S' l~UM
.. s c.,
STUDI VALIDITAS DAN IlELIABILITAS CULTURE FAIH. IN'T'ELLEGJENCE TEST SKALA 3
SEBAGAI ALAT UJCUfi IN'rELIGENSI PADA PAH.A MAHASIS,•VA
•
Olch: }\ .. tnitya Kun1•u·a.
1 "'4· Dh1.-..n Dnna Pes·nl>inan.n Pendic.lil<an Dilaksnna .:an ..,.. ..... as ·' • . . Ftdcultas Psdcolog1
Ut~ivet•sitas Gadjnh 1\1nda
Dcparten·lcn Pendidilcru~ clan ~(cbudnynan 'Ful.:ult.a:o Ps1l.:olog1
Univer·.sitns Guc.ljah 1vfnda Youyul.:ar·tl\
J.'>H9
j ' l I i
l 1 .,
I ;
1
I I
l
LAPORAB PENELITIAN
STUDI VALIDITAS DAN RELIABILITAS CULTURE FAIR INTELLEGENCE TEST SKALA 3
SEBAGAI ALAT UKUR INTELIGENSI PADA PARA KAHASISIJA
Oleh:
Amitya Kuma:ra
Dilaksanakan Atas Biaya Dana Pembinaan Pendidikan Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Departemen P~ndidikan dan Kebudayaan F8.kultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1989
ii
PENG.AHTAR
Oengan mengucap syukur, ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa !
maka atas rakhmat-Nya penelitian ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Peneli t ian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ·
wfift~ lebitt lent::tke£1 mengenai validitas, reliabilitas yang
sangat berguna dalam keperluan praktis dalB.IIl pengu11pulan
data dan interpretasi. Dari basil penelitian diharapkan
bahwa tes CFIT dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof Dr Sri Mulyani Martaniah MA, selaku dekan
Fakultas Psikologi UGH·, yang telah memberikan kesempatan
pelaksanaan penelitian ini lew at Dana Penbinaan
Pendidikan Fakultas Psikologi UGM.
2. Drs. Asmadi Alsa SU, selaku konsultan peneliti yang telah
memberi kan kesempatan, dorongan dan petunjuk sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan.
3. Rektor IAIN Sun an Kalijaga serta para petugas
Perpustakaan Pasca Sarjana dan Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada atas kerjasamanya selam:a ini.
4 Adik-adik mahasiswa pembantu yang telah meaberikan
bantuannya gun a pengambilan data serta bantu an dala:m
mengumpulkan data-data penelitian.
5. Teman teman sejawat lainnya yang telah ban yak
iii
memberikan
penelitian
bantuan dan dorongan
ini. Semoga Tuhan Yang
sampai selesainya
Haha Esa memberi
balasan yang setimpal atas kebaikan budi
dan
dapat
semoga penelitian
bermanfaat
yang
bagi
sangat sederhana
perkembangan ilmu
pembangunan masyarakat dan negara.
mereka
ini
dan
Yogyakarta, Desember 1989
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGANTAR
DAFTAR ISI
INTI SARI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tes Psikologi
B. Val idi tas
C. Reliabilitas
D. Intelige~si
E. Culture Jair Intelligence Test Skala 3 gai AlatiPengukur Intelegensi
Halaman
i
ii
iii
iv
8
8
10
11
11
13
15
16
Seba-21
F. Tes Standard Progressive Matrics Sebagai Kriteriu~ 28
I
G. Hipotesi~ 32
BAB III. METODE PENEtliTIAN 34
A. Subyek P~nelitian 34
B. Cara Pen~umpulan Data 34
C. Analisa ~ata 35 i
BAB IV. LAPORAN PEN~LITIAR
A. Pelaksan~an Penelitian
36
36
I
iv
B. Hasil Pe~elitian '!
I
BAB V. KESIHPULAN 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
iv
37
39
40
41
I
I DAFTAR LAKPIRAII
1. Data SPM
2. Matriks Interkorelasi SPM - CFIT Skala 3
3. Data CFIT Skala 3 Bentuk A dan B
4. Matriks
5. Matriks
CFIT Skala 3 A
CFIT Skala 3 B
6. Matriks Interkore1asi CFIT Skala 3 A dan 3 B Untuk Menghitung eliabilitas
vi
42
45
47
50
52
54
IHTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menguji validitas dan reliabilitas dari Culture Fair Intelliaenee Test Skala 3 Bentuk A dan B.
Data penelitian diperoleh dari data mahasiswa Fakultas Dakwah lAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta yang terdiri dari mahasiswa pria dan wanita dengan tingkat pendidikan semester satu sampai dengan semester enam.
Hasil analisis validitas internal, dengan mengkorelasikan subtes-total untuk bentuk A diperoleh angka dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.589, 0.662, 0. 753, 0.518, · sedangkan untuk bentuk B diperoleh angka dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.748, 0.626, 0.587, 0.636.
Hasil analisis validitas eksternal dengan melakukan korelasi total angka kasar subtes A dan B dengan total angka kasar tes SPM, diperoleh angka korelasi sebesar 0.567
Hasil analisis reliabilitas dengan menggunakan pendekatan single trial dan menggunakan bentuk paralel dari kedua tes yaitu bentuk A dan B dan dianalisis dengan teknik analisis product moment, diperoleh angka reliabilitas antara belahan pertama dengan belahan kedua dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.561, 0.329, 0.400, 0.570 dan antar total bentuk A dan B adalah sebesar 0.683.
Dengan konsultasi tabel korelasi (N = disimpulkan bahwa semua angka korelasi tersebut untuk taraf 1 % (Hadi, 1983}.
vii
126) dapat signifikan
BAB I
PENDAHULUAR
A.Permasalahan
Semakin pesat perkembangan dalam segala bidang
kehidupan di negara kita, semakin rumit dan kompleks pula
problem yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dengan semakin banyaknya orang yang datang ke Biro
Konsultasi untuk meminta bantuan memecahkan berbagai masalah
yang mereka hadapi.
Masalah yang dihadapi oleh psikolog sangat beraneka
ragam, maka dibutuhkan berbagai tes yang dapat dipergunakan
untuk membfmtu mengumpulkan data dari kliennya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka
minat terhadap penggunaan tes psikologi,
kecerdasan, tampak meningkat sebagai alat
khususnya tes
bantu untuk
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang dan membantu membuat
diagnosis psikologis.
Peningkatan permintaan konsumen ini belum dapat
diimbangi oleh produksi tes yang memadai dari dalam negeri
sendiri.
Hemproduksi tes yang sesuai persyaratan psikometri
tidaklah mudah, di sam:ping biayanya besar juga ahli di
bidang psikometri masih langka di Indonesia. Karena itu
dapat difahami bahwa untuk memenuhi kebutuhan tes psikologi
8
9
yang telah mendes~k. adopsi dan adaptasi tes dari luar
negeri banyak dilakukan.
Hennrut aspek yang diungkap tes dapat dikelompokkan
menjadi tes intelegensi, tes kepribadian, tes kemampuan, dan
tes bakat. Tes yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan
data harus baik.
Suatu tes dianggap baik bila memenuhi syarat validitas
dan reliabilitas, dibakukan, objektif, diskriminatif.
praktis dan mudah d igunakan (Anastasi, 1965; Cronbach, 1960;
Brown, 1976; Suryabrata, 1973; Azwar, 1986). Validi tas dan
reliabilitas merupakan syarat penting dari suatu alat
pengukur stau tes.
Penelitian pendahuluan yang dilaporkan penulis ini
adalah suatu usaha dalam rangka menambah perbendaharaan tes
kecerdasan yang dapat dipakai di Indonesia.
Peneli ti pad a kesempatan in i ingin mengetahu i
validitas dan reliabilitas dari Culture Fair Intelligence
Test.
Reliabilitas dihitung dengan metode bentuk paralel
yaitu dengan menghitung korelasi skor tampak antara dua tes
yang paralel yang disajikan pada kelompok subyek yang sama.
Pada tes CFIT telah tersedia dalam bentuk paralel ialah
bentuk A dan bentuk B sehingga reliabilitas dapat dihitung
dengan teknik bentuk paralel dengan formula product moments
( Azwar, 1986).
Dalam proses validasi sebetulnya kita tidak bertujuan
10
melakukan validasi tes tetapi melakukan validasi terhadap
interpretasi data yang diperoleh oleh prosedur tertentu
(Cronbach, 1960).
Selanjutnya metode yang digunakan untuk menghitung
validitas tes CFIT skala 3 bentuk A dan B yaitu criterion
related validity dengan mengkorelasikan total sekor yang
didapat dari CFIT skala 3 bentuk A dan B dengan SPM.
Di samping itu dilakukan pula pengujian antara sekor
item dengan sekor total dengan teknik korelasi. Dalam hal
ini, koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan
antara fungsi item dengan fungsi ukur
kesesuaian
tes secara
keseluruhan, prosedure semacam ini sering dikatakan sebagai
validasi dengan pendekatan internal consistency dengan
teknik product moment (Azwar, 1986).
Dalam keadaan terpaksa bisa disajikan bentuk A saja,
tetapi untuk mencapai reliabilitas yatig lebih tinggi, kedua
bentuk tersebut harus diberikan penuh (Catell, 1973).
Dalam laporan ini sengaja disertakan petunjuk
penyajian yang telah diadaptasi, dengan harapan peneliti
peneliti lain akan melanjutkan penelitian pendahuluan ini.
B.Tujuan Penelitian
Sesuai denghn apa yang telah peneliti kemukakan
pada bagian perumusan masalah, maka penelitian 1.n1
bertujuan untuk: a) menguji validitas tes CFIT skala 3
bentuk A dan B, b) menguji reliabilitas CFIT skala 3 bentuk
A dan B.
BAB II
TIRJAUAR PUSTAKA
A. Tes Psikologi
Perbedaan individu merupakan masalah yang telah lama
menjadi perhatian dan dipelajari oleh para ahli. Perbedaan
individu memang merupakan suatu faktor yang dapat menentukan
berhasil dan tidaknya individu dalam menjalankan tugasnya,
baik tugas yang berupa belajar ataupun bekerja.
Perbedaan individu tersebut pada garis besarnya
meliputi aspek inteligensi, bakat, dan pribadinya atau
struktur kepribadiannya (Woodworth dan Marquis, 1962). Untuk
mengetahui perbedaan individu tersebut dibutuhkan suatu alat
pengukur atau tes yang beraneka ragam sesuai
keanekaragaman aspek psikis yang hendak diukur.
dengan
Tes atau
alat pengukur yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
keadaan psikis dinamakan tes psikologik. Tes psikologik
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: tes
inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, dan tes minat.
Istilah tes mula-mula digunakan oleh Catell pada tahun
1890. Cattell memperkenalkannya dengan istilah mental
kemudian istilah itu menjadi sangat umum dan
(Anastasi, 1976). Tetapi tes sebagai alat pengukur
test,
populer
ilmiah
baru digunakan pada abad 20 dengan munculnya tes intelegensi
dari Binet. Dengan munculnya tes sebagai alat ilmiah, maka
11
12
semakin besarlah perkembangan yang dicapai oleh tes.
Walaupun demikian definisi atau pengertian tentang tes masih
belum ada keseraga.man. Biasanya masing-masing ahli
mengemuka.kan definisi tes denga.n tekanan yang berbeda-b~da. '
Terdapat beberapa definisi tes yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Tes adalah suatu prosedur yang sistematis
untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih
(Cronbach, 1960). Tes merupakan suatu tugas yang diberikan
kepada seseorang individu atau kelompok individu dengan
maksud untuk menentukan kecakapan individu yang satu dengan
lainnya (Goodenough, 1949). Definisi yang lain mengenukakan,
bahwa tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang
objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psike,
tingkah laku individu yang satu deng,an lainnya (Anastasi,
1965).
Dengan adanya beberapa definisi atau pendapat mengenai
tes tersebut dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa tes adalah
suatu tugas atau pertanyaan yang bersifat sistematik dan
objektif yang harus dikerjakan atau dijawab oleh seorang
individu atau sekelompok individu. Hasil pekerjaan atau
j awaban individu merupakan data dari tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan psikis individu dan
kemudian dapat digunakan untuk membandingkan keadaan psikis
individu yang satu dengan lainnya.
13
B. Validitas
Suatu tes atau alat pengukur yang akan digunakan untuk
mengungkap atau mengukur sesuatu harus memenubi syarat
sebagai tes atau alat pengukur yang baik. Tes atau alat
pengukur yang akan digunakan paling tidak harus memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas. Validitas tes merupakan
syarat lriutlak dari suatu tes yang akan digunakan (Tylor,
1963; Cronbach, 1960; Guilfbrd, 1954}.
Suatu tes dianggap valid bila tes tersebut dapat
mengukur dengan tepat dan teliti apa yang hendak diukur dan
tidak mengukur hal yang lain (Hadi, 1975}. Validitas tes
dapat diketahui dengan menggunakan tolok ukur atau kriteria
eksternal. Tolok ukur eksternal adalah tolok ukur di luar
tes dan merupakan tes atau alat pengukur lain yang sudah
terbukti valid dan mengukur suatu hal yang sama dengan tes
tersebut.
Validitas tes dengan menggunakan kriteria luar atau
eksternal dinamakan validitas eksternal.
Item atau butir merupakan unsur terkecil dari tes,
sehingga agar tes yang disusun dari butir-butir merupakan
tes yang baik, maka item-itemnya atau butir-butirnya harus
merupakan item atau butir yang mempunyai kecocokan
tes. Untuk menentukan baik buruknya item atau butir
dengan
paling
sedikit dibutuhkan dua informasi yaitu indeks kesukaran item
dan indeks validitas (Masrun, 1975).
Tes atau kumpulan item harus dapat mengukur apa yang
14
seharusnya diukur. Untuk memperoleh validitas tinggi, maka
item a tau but ir-butir yang terdapat dalam suatu tes harus
selaras dengan tes (Masrun, 1975). Untuk mengetahui apakah
suatu item atau butir-butir selaras atau tidak dengan tes
dapat diketahui dari indeks validitas item atau butir. Dalam
penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui keajegan
internal tes C~IT.
Dalam menentukan validitas, prosedur yang dilakukan
biasanya meliputi: a) pengukuran dengan alat pengukur baru
(prediktor) diberikan pada suatu sampel subjek yang khusus
dipilih untuk subjek validasi (standardisasi kelompok). b)
kepada subjek standardisasi kelompok itu
observasi atau pengukuran lain (kriterium). c)
ada tidaknya kecocokan antara hasil
hasil kriterium (Hadi, 1977).
predikto:r
dikenakan
dis:elidiki
dengan
Dalam penelitian ini digunakan kriterium dalam maupun
kriterium luar. Sebagai kriterium luar dipakai tes SPM.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: a)
pengukuran dengan alat pengukur baru yaitu CFIT skala 3
bentuk A dan bentuk B diberikan kepada sekelompok
subjek. b) kepada sekelompok subjek yang sama dikenakan alat
lain, yaitu tes SPM, c). dicari korelasi antara subtes CFIT
skala 3 dengan kese_luruhan tes, kemudian dicari juga
korelasi antara CFIT skala 3 dengan tes SPM.
15
C. Reliabilitas
Reliabilitas tes sering diartikan sebagai keajegan atau
consistency. Reliabil i tas tes dapat diuj i dengan.
menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu : one-short method~
test-retest method~ alternate forms method (Kasrun, 1981).
One short method atau single trial method merupakan cara
untuk mengetahui reliabilitas alat pengukur dengan melakukan
sekali saja pengukuran dan hanya menggunakan satu alat
pengukur. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan cara ini
akan menunjukkan adanya internal consistency dari alat
pengukur tersebut. Teknik yang termasuk dalam pendekatan ini
adalah: Teknik Belah Dua, Kuder Richardson dan Analisis
Variansi.
Test retest method merupakan suatu cara untuk
reliabilitas alat pengukur dengan melakukan
pengukuran terhadap sekelompok subjek dengan
mengetahui
dua kali
menggunakan
satu alat pengukur. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan
metode ini akan menunjukkan adanya keajegan dari suatu alat
pengukur tersebut.
Alternate forms method merupakan suatu cara untuk
mengetahuireliabilitas alat pengukur dengan menggunakan dua
buah alat pengukur yang iden t ik dan diberikan pad a
sekelompok subjek secara berturut-turut. Reliabilitas alat
pengukur ditentukan oleh hasil korelasi tes pertama dengan
basil tes kedua.
Culture Fair Intelligence Test Skala 3 yang diselidiki
16
dalam penelitian ini, merupakan suatu speed test juga sudah
tersedia dalam bentuk paralel A dan B, maka teknik
reliabiltas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik bentuk paralel. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut: a) Memberikan bentuk I (CFIT skala 3
bentuk A) kepada sejumlah subjek, b) Memberikan bentuk
II (CFIT skala 3 bentuk B) kepada subjek-subjek itu juga,
tanpa tenggang waktu. c) Mencari korelasi antara·hasil CFIT
skala 3 bentuk A dengan hasil CFIT skala 3 bentuk B.
D.Intelegensi
Salah satu masalah pokok yang banyak dibahas di
bidang psikologi dan pendidikan adalah intelegensi.
dalam
Ban yak
ahli psikologi dan pendidikan telah berusaha membahas dan
menyelidiki intelegensi,
kesatuan
kesatuan
pendapat.
pendapat
Namun
untuk mendapatkan
agaknya untuk
kejelasan dan
sampai kepada
ini sulit dicapai, karen a berbedanya
teori-teori yang dianut oleh para ahli tersebut, sehingga
akhirnya interpretasi tentang intelegensi itupun
berbeda-beda.
masih
Berbagai macam definisi maupun teori tentang
intelegensi dikemukakan oleh para ahli, terlebih-lebih pada
abad ke 20, setelah penelitian terhadap intelegensi
dilakukan dengan menggunakan tes intelegensi. Untuk
ban yak
lebih
dapat memberikan gambaran tentang bermacam-macamnya definisi
a tau batasan i tu, berikut in i penu 1 is kesukakan pendapat
17
dari beberapa ahli.
Perkataan intelegensi berasal dari bahasa Latin
intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan sa:tu
sama lain ·(Walgito, 1974). Secara orisinil istilah
intelegensi digunakan secara sa:ma dengan intelek yang
didefinisikan sebagai faculty or capacity of knowing
(Encyclopedia International, 1979).
Goddard (Johnson dan Medinnus 1976) memberi batasan
bahwa intelegensi adalah
menyelesaikan masalah dengan
sejumlah ke11ampuan
cepat dan kemampuan
melakukan antisipasi terhadap masa depan.
untuk
untuk
Terman (Johnson dan Medinnus 1976) berpendapat
intelegensi adalah kapasitas individual untuk berpikir
abstrak dan menggunakan simbol-simbol abstrak.
Binet (Wibowo, 1977) memberi batasan intele:gensi
sebagai suatu tendensi untuk menetapkan dan mempertahankan
tujuan tertentu, kemampuan untuk membuat penyesuaian
terhadap tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan untuk
mengadakan kritik terhadap diri sendiri.
Weschler (Wibowo, 1977) menekankan intelegensi sebagai
kemampuan umum untuk mencapai tujuan berpikir rasional dan
menghadapi lingkungan secara efektif.
Spearman {Wibowo, 1977) mengemukakan bahwa intelegensi
adalah kemampuan umum yang berperan dalam setiap tugas
kognitif.
De Blassie dan Jones (1976) berpendapat bahwa
18
intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan pengalaaum
menyesuaikan dengan lingkungan serta memecahkan masala:h dan
untuk belajar.
Chauchan (1978) memberi batasan intelegensi sebagai
kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.
Freeman ( 1962.) menggolongkan definisi intelegensi
menjadi 3 macam: a) definisi yang menekankan pada
penyesuaian individu terhadap lingkungan, b) definisi
yang menekankan intelegensi sebagai kemampuan untuk
belajar, c) definisi yang menekankan intelegensi sebagai
kemampuan untuk berpikir abstrak.
Burt (Suryabrata, 1984) berpendapat bahwa intelegensi
terdiri dari faktor G yang mendasari tingkah laku dan faktor
ini dibawa ,sejak lahir dan faktor S yang bermacam-macam.
Selain itu menurut Burt masih ada faktor ketiga yang ikut
berpengaruh terhadap intelegensi yaitu faktor kelompok
(comnon factor) dilambangkan dengan huruf C. Faktor C ini
berfungsi pada sejumlah tingkah laku.
Vernon (1973) mengemukakan adanya 3 macam intelegensi
yaitu: a) Intelegensi A yaitu intelegensi yang diperoleh
karena adanya potensi genetis. b) Intelegensi B yaitu
intelegensi yang merupakan kemampuan kognitif untuk
memahami, berpikir dan ini berkembang karena adanya
interaksi antara potensi pembawaan dan stimulusi dari
lingkungan. c) Intelegensi C yaitu intelegensi yang berkenan
19
dengan hasil yang diperoleh dengan 1nenggunakan tes
intelegensi.
Hebb menambahkan bahwa intelegensi A bersifat
bawaan dan intelegensi B dipengaruhi lingkungan
,1977).
potensi
(Wibowo,
Piaget (Johnson and Hedinnus, 1976) memandang bahwa
intelegensi adalah suatu tipe penyesuaian biologis terhadap
lingkungan, sehingga memungkinkan individu untuk menghadapi
lingkungan secara efektif. Secara garis besar ada dua proses
pendekatan individu terhadap lingkungan yaitu: a) Asimilasi
yang meliputi cara individu menghubungkan kerangka kerja
mental yang telah ada dengan elemen-elemen barn dari
lingkungan. b) Akomodasi meliputi modifikasi struktur mental
yang telah ada untuk disesuaikan dengan persepsi-persepsi
baru terhadap lingkurigan.
Sedangkan Crow dan Crow ( 1959) berpendapat bahwa
intelegensi adalah istilah yang diterapkan pada aktivita
tinggi atau
lewat tingkah
yang
fungsi
laku
berhubungan dengan proses mental yang
mental yang kompleks yang dinyatakan
individu. Dari bermacam-macam aspek intelegensi
tersebut antara lain adalah kekuatan perhatian, ingatan,
imajinasi, dan bentuk-bentuk aktivita mental yang lain.
Henurut Stodard dalam Crow dan Crow (1959) intelegensi
adalah kemampuan melakukan aktivita yang mempunyai ciri-
ciri: kesukaran, kekompleksan, abstrak, prinsip ekonomi,
sesuai dengan tujuan, nilai sosial, menemukan sesuatu yang
20
baru.
Pandangan lain d ikemukakan oleh Akhurst ( 1976) yang
menyatakan intelegensi adalah kemampuan untuk nemperoleh
bermacam-macam infot·masi dengan cepat dan mudah, menyimpan
·dan memahami perintah, melihat bermacam-macaa kemungkinan
dengan lebih kreat if dalam media a tau si tuasi terte'ntu.
Woodworth dan Marquis (1962) mengemukakan pendapatnya
bahwa intelegensi adalah kemampuan secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah-masalah intelektual yang didasarkan pada
apa yang telah dii•elajari di masa lalu dan kemampuan
memahami hal-hal yang pokok pada masa kini.
Thorndike (Hor:rock, 1951) mengatakan bahwa untuk
mengukur intelegensi seseorang perlu dilihat dari tiga
t ingkat akt i vi tas :i nte lektual ialah: a) Tingkat abstrak,
ialah kemampuan untuk memahami dan menguasai ide-ide,
simbol-simbol, misa.lnya: kata-kata, bilangan, b) Tingkat
mekan is, ialah kema111puan untuk mempelajari, memahami, dan
menguasai suatu sit:tem mekanis, c) Tingkat sosial, ialah
kemampuan untuk meutahami orang lain dan bagaimana mampu
berbuat secara bijakt:ana dalam pergaulan atau hubungan antar
sesama.
Sedangkan Greene ( Horrock, 1951) menyatakan bahwa
intelegensi mempunyhi tiga pola yaitu: a) Pola pertama
di tekankan pada kemhmpuan individu untuk belajar mencapai
dan menarik keuntungan dari pengalaman masa yang lalu, b)
21
Po la ke dua d i tekankan pada kemampuan indi vidu mntuk
menyesuaikan dirinya terhadap situasi-situasi atau masalah-
masalah baru, c) Pola ke tiga ditekankan pada proses aental
tinggi seperti berpikir abstrak dan bernalar, konsep
formasi, ingatan dan bahasa.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk melakukan adaptasi
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif serta·
menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif
menangkap sebagai hubungan dengan cepat dan efektif.
E. Culture Fair Intelligence Test Scale 3 Sebagai Alat Pengukur Intelegensi
dan
1. Pengantar. Sebagian besar tes psikologi yang dipakai
di Indonesia, masih merupakan adaptasi tes impor. Adaptasi
tes impor ini diusahakan sedapat mungkin sesuai dengan
budaya Indonesia pada umumnya. Ini belum tentu menjamin
semua budaya Bhineka Tunggal Ika akan tercakup di dalannya.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,
berbagai agama, berbagai tingkat teknologi. Usaha meratakan
kead i lan dalam pengetesan bagi berbagai budaya d ilakukan
dengan menghindari sebanyak mungkin unsur-unsur budaya yang
masuk dalam materi, pr.osedur, dan bentuk tes (Anastasi,
1976). Tes kecerdasan Cu 1 ture Fair berusaha menghindari
antara lain unsur-unsur: a) Bahasa untuk menghindari bahasa
tes kecerdasan Culture Fair ini, hanya menggunakan gambar
sebagai materinya. Ini juga perlu dipertanyakan, apakah
gambar-gambar yang digunakan cukup adil budaya. Keadilan
tidak hanya terletak pada isi tetapi juga bentuk gambar.
Kenyataan lain yang perlu diperhatikan ialah adanya asumsi
bahwa fungsi yang diukur dengan butir nonverbal sama dengan
yang diukur dengan butir verbal. Meskipun tampaknya serupa,
dari analisis faktor terbukti bahwa tes spatial analogies
mengukur hal yang berbeda dengan verbal analogi, b)
Kecepatan sub-budaya berbeda dalam menghargai waktu.
Masyarakat agraris lebih toleran akan keterlambatan beberapa
jam, sedangkan masyarakat industri segalanya serba cepat dan
tepat waktu. Ini akan terbawa dal~m kehidupan sehari-hari
dan tercermin dalam performancetes, c) Isi tes yang
meskipun tidak menggunakan bahasa dan tidak memerlukan
kemampuan membaca, membutuhkan pengetahuan yang khas dalam
kebudayaan tertentu. Pengetahuan mengenai fungsi suatu objek
sangat dipengaruhi oleh budaya dan teknologinya.
Suatu hal yang umum terjadi bahwa perbedaan budaya juga
merupakan hambatan bila seseorang keluar dari satu budaya
atau sub-budaya dimana ia dibesarkan dan diusahakan dapat
berfungsi, untuk bersaing dan sukses dalam budaya atau sub-
budaya lain.
Tes kecerdasan Culture Fair dirancang sedeaikian rupa,
sehingga pengaruh kelancaran verbal, kondisi budaya, dan
tingkat pe.ndidikan terhadap hasil tes diperkecil (Cattell,
1973).
Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara
kelompok. Tes ini berbentuk non verbal dan hanya
mengharuskan testee mampu memahami petunjuk penyajian dan
mampu mempersepsikan hubungan dalam ujud bentuk dan
gambaran.
2.Perkembangan reset dan desain tes CFIT. Kenyataan
menunjukkan bahwa konsep intelegensi telah berubah. Dengan
demikian permintaan akan jasa psikologi lebih tepat dan
lengkap mengenai apa yang diteskan dari tes pemula separti
Binet dan tes verbal lainnya, tes yang tanpa faktor dengan
ramuan prestasi sekolah dan latar belakang sosial.
Lapangan psikologi modern bertujuan untuk mendapatkan
tes yang lebih tepat makna dan j ika mungkin le·bih ekonomis
dalam waktu, biaya dan tenaga. Se lain i tu dapat berfungsi
untuk membedakan secara jelas kemampuan umum dari penampilan
secara umum baik yang berasal dari sekolah yang baik ataupun
j e lek yang dapat d igunakan untuk memutuskan dan meramalkan
dan bebas dari bias skolastik.
Perkembangan penelitian di sekolah yaitu untuk membuat
seleksi dan klasifikasi konsepsi kita dari struktur
kemampuan. Adapun tahap-tahap perkembangan dan desain tes
adalah sebagai berikut: a) demonstrasi analisis faktor oleh
Thrust one yang mempermasalahkan keberadaan yang jelas ..
tentang kurang lebih selusin kemampuan primer dan tentang
faktor urutan ke dua diantara yang primer sebagaimana telah
24
faktor 'intelegensi umum dari Spearman yang asli~ yang
berkaitan dengan apa IQ mencapai arti (0. 50, 0.57, Cattell,
1973). b) Penemuan bahwa lebih dari satu faktor urutan ke
dua ada di antara kemampuan primer, dan bahwa beberapa
• faktor general dari kecepatan dan efisiensi respons yang
bukan faktor abilitas umum, bermula dari kebanyakan abilitas
primer. Dalam beberapa kasus, seperti yang telah dilakukan
oleh Cronbach, Furneaux (Cattell, 1973) dan lainnya, seperti
respons set dalam tes tetapi dalam kasus-kasus yang l.ain
mereka benar-benar faktor kepribadian dan te&peramen umum
yang hingga sekarang telah dikacaukan dengan in'telegensi
umum dan seharusnya diukur secara terpisah, c) Penemuan dan
penelitian lebih lanjut dari tipe perseptual tes intelegensi
ialah suatu bentuk tes yang tidak mencakup baik pembacaan
maupun rujukan pada gambar-gambar yang terikat pada pengaruh
kebudayaan, diciptakan oleh Line, Raven, Cattell, Po.rteus,
Feingold dan Sarason (Cattell, 1973).
Selanjutnya Jones dan Tyler, Keehn dan Prothero dan
beberapa ahli lainnya telah menunjukkan bahwa tes-tes lebih
baik dibandingkan dengan tes standar, dengan subjek-subjek
orang Amerika, sedang sebaliknya penelitian Keston dan
Jiminez dan Roc a (Cattell, 1973) menyarankan bahwa mereka
adalah jawaban yang baik bagi kebutuhan akan tes untuk
orang-orang yang tidak men.ggunakan bahasa Inggris. Ke dua
peneliti tersebut menyimpulkan bahwa terjem~han Stanford-
Binet, WAI S bukan j a waban bagi masalah perbandingan l intas
25
budaya dan bahwa mereka membiarkan perbandingan tersebut
tetap tidak adil (curang).
Selain itu tes CFIT penting karena lebih lengkap dalam
penggunaannya dapat untuk mengetahui kemampuan
1apisan kelas sosia1, dan cocok untuk digunakan
analisis klinis. Jadi tes CFIT ini sangat berperan
bidang sekolah, k1inis, sedang psikolog industri
menghadapi berbagai 1atar be1akang budaya dan sosial
1uas, menggunakan skala ini dalam menambah jumlah,
disini maupun di luar negeri.
segala
dalam
dalam
yang
yang
baik
Tes CFIT disediakan bagi praktisi yang ingin maju dengan
keuntungan -keuntungan ds.ri perkembangan sebelunnya. Tujuan
utama yaitu: a) Untuk mendapatkan validitas yang setinggi
tingginya, b) Untuk menjamin kebebasan dari kontaminasi dari
efek kebudayaan dan perbedaan sosial, c) untuk memberikan
re 1 iabi 1 i tas yang benar-ben.ar adekuat dalam tes baik bentuk
A maupun B.
3. Validitas dan Reliabilitas CFIT skala 3. Dari hasil
pene1itian ternyata ditemukan validitas yang tinggi pada
Thurstone pad a faktor abi 1 i tas yang umum 0. 47; 0. 53 a tau
faktor G dari Spearman yang disebut juga kapasitas mental
(Cattell, 1973).
Validitas tes ini dicari secara langsung mengkorelasikan
dengan faktor kemampuan general seperti ditentukan secara
unik o1eh ana1isis faktor. Korelasi yang ditemukan dengan
faktor g dari 4 tipe subtes bergerak dari 0.53 - 0.99. Buras
26
melakukan validitas eksternal dengan Stanford - Binet
ditemukan 0.56; dengan Otis 0.73; dengan ACE 0.59 dan Tilton
menemukan korelasi sebesar 0.84 dengan WAIS (Cattell, 1973).
Tujuan faktor general juga direncanakan oleh Cattell
Test untuk mengukur dengan melalui perbandingan tes yang
seragam baik bagi anak maupun orang dewasa dalam keseluruhan
tes dan sesuai dengan kemampuannya.
Tes CFIT disusun menjadi tiga skala yaitu skala 1 untuk
usia
juga
lebih
4 - 8 tahun, skala 2 untuk usia 8 - 14 tahun termasuk
orang dewasa yang tidak sekolah, skala 3 untuk usia
dari 14 tahun hingga dewasa superior, sehingga akan
menjadi cocok untuk membedakan kemampuan antara mahasiswa
dan sarjana.
Reliabilitas diukur dengan teknik tes-retes tanpa selang
waktu bergerak antara 0.84 - 0.94 untuk empat kelompok
mahasiswa yang untuk tiap-tiap kelompok jumlah anggotanya
100 orang. Dengan menggunakan interval waktu yang cukup lama
akan ditemukan koefisien stabilitas. Rod aenemukan 0.53.
Percobaan yang dilakukan oleh Knapp yang memisahkkan
administrasi power dari speed menemukan reliabilitas dari
0.71 hingga 0.94 pada pengukuran kedua (Cattell, 1973).
Koefisien homogenitas dengan menggunakan teknik belah
dua dengan mengkoreksi. panjang tes dari data 3 kelompok
mahasiswayang masing-masing jumlah anggot.anya yaitu,
100, 155, 212 adalah 0.82, 0.91, 0.95 (Cattell, 1973).
27
4. Petunjuk dan Pelaksanaan Tes CFIT Tes CFIT skala 3 A
dan 3 B dapat diberikan secara individual misalnya untuk
keperluan klinis, selain itu dapat pula digunakan untuk tes
ke lompok. Petunjuk penyaj ian hendaknya diberikan secara
jelas dan terang oleh instruktur.
J ika kedua bentuk A dan B d iberikan adalah lebih baik
apabila memberikan bentuk A lebih dahulu. Ke dua bentuk ini
perlu waktu istirahat sejenak untuk menghindari kejenuhan.
Bagi kelompok yang besar disarankan untuk memulai dengan
pengantar situasi yang tepat membangkitkan semangat subjek
untuk bekerja sebaik mungkin. Selain itu yang perlu diingat
untuk tidak mengobrol terlalu lama, melainkan harus segera
ke persoalan, juga jangan terlalu cepat. Tempatkan subjek
pada rasa yang nyaman sehingga dia menikmati tes dan akan
bekerja sebaik mungkin. Telitilah dengan hati-hati apakah
subj ek telah benar-benar menemukan hal-hal yang dimaksud
pad a tiap-tiap subtes. Perhatikan apakah tiap subjek
memiliki cukup pensil dan penghapus.
Bagilah buku tes pada posisi tengkurap dengan judul buku
di bawah demikian juga lembar jawaban. Perhatikan bahwa buku
tes belum dibuka jika semua belum mendapat.
Buku tes ini terdiri dari 4 tes seperti 4 permainan
puzel yang berbeda. Tidak ada kata-kata didalamnya hanya
gambar-gambar. Tiap tes disertai contoh untuk latihan
sehingga anda dapat melihat bagaimana cara mengerjakannya.
28
5.Penilaian. Setelah lembar jawaban dikumpulkao, untuk
edisi setelah tahun 1959 hanya ada satu kunci yang dapat
digunakan untuk bentuk A maupun bentuk B.
Langkah berikutnya yaitu: a) Berikan nilai satu untuk
tiap soal yang benar. Jika ada jawaban lebih dari satu untuk
jawaban yang seharusnya dijawab satu maka tidak diberikan
nilai, sekalipun salah satu tanda silang yang diberikan
merupakan jawab yang benar. Dalam tes 2 mungkin ada 2 dan
hanya 2 jawaban untuk tiap soal dan keduanya harus betul,
untuk item yang keduanya betul mendapat nilai satu. b)
Jumlah jawaban yang benar untuk subtes dalam tiap lajur
dalam kolom tabulasi pada bagian atas buku tes atau .Pada
bagian kanan atas pada lembar jawaban dan tambahkan masing
masing subtes untuk mendapatkan total angka kasar data. c)
Gunakan tabel yang sesuai pada bagian akhir dan konversikan
total angka kasar ke dalam nilai IQ. d) Jika ingin Mental
Age dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut:
MA = CA x IQ
F. Tes Standard Progressive Matrices sebagai Kriteriu•
Salah satu alat pengukur intelegensi yang terkenal
adalah tes intelegensi yang diciptakan oleh Raven, yang
berasal dari Inggris. Tes ini diciptakan pada tahun 1938 .dan
diberi nama Standard Progressive Matrices, yang disingkat
SPM.
Tes 1n1 dikembangkan atas dasar teori intelegensi dari
"1-'• .''··' . . ~.·.:.
28
Spearman tentang faktor g (faktor umum) dalam intelegensi.
Menurut Raven (Masrun, 1976) tes SPM tidak hanya berlaku
bagi orang-orang Inggris saja, melainkan dapat dipakai juga
oleh bangsa-bangsa lain, karena tes ini termasuk tes yang
bebas dari kebudayaan (Culture Free Test) SPM mempunyai
validitas yang cukup tinggi bila dipergunakan untuk nengukur
kecerdasan anak-anak remaj a maupun orang dewasa (Hasrun,
1976).
Bentuk dari tes SPM adalah gambar-gambar pola, yang
dipergunakan untuk memahami hubungan antara gambar-gambar
yang bersifat geometrik dan memahami strukturnya (Freeman,
1962). Individu diminta untuk menganalisis dan
mengintegrasikan kemampuan memahami, melalui pengamatan
visual, serta hubungannya secara abstraksi.
Dengan menggunakan tes ini akan dapat diperkirakan
tingkat intelegensi orang yang bersangkutan. Caranya dengan
menghi tung jumlah jawaban yang benar, yang telah dikerjakan
oleh testee (Sugiyanto, 1984).
Menurut Raven, tes SPM mempunyai validitas yang cukup
tinggi bila dipergunakan untuk mengungkap kecerdasan anak-
anak remaja dan dewasa. Dari penyelidikan yang dilakukan di
Inggris, tes SPM memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan
tes intelegensi Terman-Merril Scale (Wibowo, 1977).
Ke dua tes ini men~njukkan korelasi dengan koefisien
korelasi sebesar 0.86. Sebab gambar-gambarnya tidak terikat
oleh suatu kebudayaan tertentu dan untuk menjawabnya tida.k
diperlukan bahasa tertulis maupun bahasa lisan. Sehingga tes
SPM pada dasarnya merupakan tes yang mendekati Culture Free
Tes. Menurut Anastasi (1976) tes SPM merupakan · alat tes
yang paling banyak mengungkap faktor g.
Bila pendapat di atas benar, berarti bahwa tes SPM dapat
diduga memiliki validitas yang tinggi pula hila diterapkan
pad a anak-anak Indonesia dalam us aha mengungkap
kecerdasannya, khususnya anak-anak SMA. Untuk memperoleh
jawaban benar tid·aknya dugaan ini maka telah diadakan suatu
penelitian oleh Masrun (1976) terhadap anak-anak SHA Negeri
dan SMA Swasta dengan jumlah subjek sebanyak 1021 diperoleh
hasil sebagai berikut: Item dalam tes SPM memiliki internal
consistecy validity yang cukup baik, sebagian besar item
memiliki nilai r = 0.30 atau lebih, dan tidak ada yang
memiliki nilai r negatif.
Dikatakan oleh Masrun bahwa tes SPM nntuk mengungkap
kecerdasan anak-anak SMA mempunyai validitas yang cukup
meyakinkan, walaupun diakui tidak terlalu tinggi. Hal ini
mungkin disebabkan karel'la cara-cara penilaian guru terhadap
siswa-siswanya mempunyai kecenderungan memberikan penilaian
ke arah nilai tengah atau nilai rata-rata (Masrun, 1976).
Tes SPM merupakan satu buku yang terdiri atas 60
halaman. Alat yang digunakan untuk menyelesaikan tes ini
membutuhkan lembar j awaban, pensil. Tes ini terd iri dari 5
seri yaitu: Seri A, B, C, D, dan E. Masing-masing seri
mempunyai 12 soal, sehingga keseluruhan ada 60 soal. Tes
31
ini sering juga disebut Matrics 60, sifatnya nonverbal dalam
bentuk figural. Gambar-gambar pola yang disajikan berbentuk
empat persegi panjang berukuran 11,5 em x 7,5 ell. Di dalam
pola terdapat bagian yang kosong. Di bagian bawah ada
beberapa pola yang lebih kecil dengan corak-corak yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Bentuk dan ukuran pola-pola kecil ini sama dengan
bagian-bagian yang kosong pada pola yang besar di atasnya.
Pola kecil diberi nomor urut, salah satu sangat cocok baik ·
ukuran maupun gambarnya, bilamana ditutupkan pada kekosongan
pola yang besar di atas. Pola-pola kecil ini merupakan
al ternatif jawaban bagi setiap soal yang dihadapkan dalam
buku tes. Jumlah alternatif jawaban pada seri A dan B ada 6
buah, sedang pada seri C, D, E ada 8 buah. Setiap halaman
dalam buku tes mel iput i satu soal berikut beberapa
alternatif jawaban.
Penyusunan soal dalam setiap seri
rupa, sehingga makin bertambah
dilakukan
soal yang
diselesaikan, semakin sukar untuk memecahkannya.
Tes ini dapat dilakukan secara kelompok maupun
perseorangan. Tidak ada batasan waktu
penyelenggaraanya (Anastasi, 1976).
sedmikian
berhasil
secara
dalam
Penilaian. Dalam pelaksanaan tes SPM .. masing-masing
testee akan memperoleh hasil yang berupa angka kasar, yaitu
jumlah soal yang dijawab dengan benar. Angka kasar yang
32
diperoleh ini tidak berbicara mengena:i baga:imana kedudukan
seseorang dalam kelompoknya. Untuk memperoleh atau
mengetahui kedudukan seseorang perlu. diadakan perhitungan
untuk mengetahui bobot nilai, dengan bobot nilai ini
seseorang akan tahu termasuk kelompok di bawah, ditengah
atau di atas rata-rata.
G. Hipotesis
Berdasarkan telaah teori yang telah penulis kemukakan di
atas maka dapatlah ditarik kesimpulan. sebagai landasan
untuk memecahkan masalah penelitian ini.
Adapun kesimpulannya yaitu: a) Ke dua tes tersebut yaitu
CFIT dan SPM sama-sama mengungkap faktor general dari aspek
kecerdasan, b) Materi tes serta cara. penyajiannya serupa
yaitu berupa gambar-gambar geometris serta dapat disajikan
baik secara individual maupun kelompok, c) Sifat kedua tes
tersebut adalah sama bebas pengaruh budaya dengan maksud
mengusahakan seminimal mungkin pengaruh faktor budaya dalam
materi tes.
Selanjutnya mengingat tes SPM yan.g telah terlebih dahulu
baku dan mapan di Indonesia ~arena seringnya dipergunakan
dalam penelitian maka kiranya sudah tepatlah pilihan
penulis, SPM sebagai kriterium eksternal. Di samping itu
jika nanti CFIT terbukti valid dan reliabel sebagai alat
pengukur aspek kecerdasan seseorang maka satu harapan
penulis dari hasil penelitian ini yaitu dapat menambah
33
koleksi tes kecerdasan yang telah ada dan menyediakan satu
pilihan guna.mengatasi kejenuhan pemakaian SPM.
Selanjutnya penelitian ini merupakan suatu· studi
pendahuluan yang akan menguji validitas dan reliabilitas tes
maka tidak diajukan suatu hipotesis.
BAB III
KETODE PEBELITIAR
A. Subjek Penelitian
Dalam suatu penelitian atas dasar alasan-alasan tertentu
seperti terbatasnya dana, waktu dan tenaga, dibenarkan untuk
mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel penelitian
yang dapat mewakili populasi tersebut.
Sebagi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa lAIN
jurusan Dakwah yang telah memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria tersebut adalah mereka yang sudah mengambil paling
sedikit 120 SKS. Kriteria tersebut dipakai sebagai bahan
pertimbangan karena mahasiswa yang memenuhi kriteria
tersebut mengikuti perkuliahan secara teratur dan terencana
dan dapat diklasifikasikan sebagai mahasiswa tingkat
sarj ana.
B. Cara Pengambilan Data
Pertama kali dilakukan alih bahasa petunjuk dan
penyaj ian tes CFIT skala 3 bentuk A dan B dari bahasa
Inggris ke dalam bah as a Indonesia. Selanjutnya
diselenggarakan penyajian tes terhadap subjek penelitian,
pertama tes CFIT skala 3 bentuk A selanjutnya tes CFIT skala
3 bentuk B dan terakhir tes SPM, data-data yang berupa
jawaban subjek dinilai berdasarkan cara yang ada pada buku
34
petunjuk. C. Analisis Data
Sekor yang dipakai dalam skala ini adalah · angka kasar
tanpa dikenai hukuman menebak. Validitas internal subtes
total tiap bentuk dan reliabilitas subtes-subtes dan antar
total dilakukan dengan perhitungan korelasi product moaent
dari Pearson (Hadi, 1983).
BAB IV
LAPORAN PENELITIAR
A. Pelaksanaan Penelitian
Di dalam pengujian validitas dan reliabilitas digunakan
subjek penelitian mahasiswa Fakultas Dakwah Institute Aga•a
Islam Negeri Sunan Kalijogo Yogyakarta, yang sudah menempuh
kurang lebih 120 satuan kr~dit semester. Setelah dilakukan
seleksi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan maka
subjek yang ikut dalam penelitian ini ada sebanyak 126
mahasisw!l.
Selanjutnya kepada subjek setelah mengisi data identitas
diri kepada subjek disajikan tes CFIT skala 3 bentuk A
sesuai. dengan petunjuk penyaj ian yang telah diuraikan pada
Bab II, dan setelah istirahat sejenak dilanjutkan dengan
pemberian tes CFIT skala 3 bentuk B yang kesemuanya
memerlukan waktu 30 menit. Pemberian tes CFIT pada tahap
pertama dengan satu pertimbangan kondisi fisik mahasiswa
masih segar dan penuh perhatian dengan demikian diharapkan
mereka mengerjakan tes tersebut dengan sungguh-sungguh, dan
mengingat CFIT memerlukan perhatian dan konsentrasi yang
lebih dari pada tes SPH.
Selanjutnya setelah cukup istirahat maka disajikan tes
terakhir yaitu SPH yang memerlukan waktu 25 menit.
36
37
B. Hasil Penelitian
Pada tahap pertama dari ke 126 data lihat lampiran 1
tersebut diuji validitas eksternalnya dengan SPH,
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan angka kasar, yaitu dengan mengkorelasikan total angka
kasar tes CFIT skala 3 bentuk A dan B dengan total ang,ka
kasar tes SPK.
Untuk analisis data digunakan Seri Progral't Statistik:
Program Analisis Kesahihan Butir Edisi Hadi dan Pamardiyanto
Versi IBM tahun 1988, maka didapatkan angka korelasi
sebesar 0.567.
Selain uji validitas eksternal tes CFIT skala 3 bentuk A
dan B dengan SPH, penulis melakukan pula uji validitas
internal subtes-total dengan teknik korelasi product monent
diperoleh angka-angka korelasi sebagai berikut:
Validitas Internal subtes -total
Subtes 1 bentuk A angka korelasi = 0.589 Subtes 2 bentuk A angka korelasi = 0.662 Subtes 3 bentuk A angka korelasi = 0.753 Subtes 4 bentuk A angka korelasi = 0.518
Subtes 1 bentuk B angka korelasi = 0.748 Subtes 2 bentuk B angka korelasi - 0.626 -Subtes 3 bentuk B angka korelasi - 0.587 -Subtes 4 bentuk B angka korelasi = 0.636
Tahap berikutnya melakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment diperoleh angka
korelasi sebagai berikut:
Reliabiltas belah dua bentuk paralel A dan B
Angka korelasi subtes 1 (seri) = 0.561 Angka korelasi subtes 2 (klasifikasi) = 0.329 Angka korelasi subtes 3 (matriks) = 0.400 Angka korelasi subtes 4 (persyaratan) = 0.570 Angka korelasi total = 0.683
BAB V
KESIKPULAN
Dengan konsultasi pada tabel kor.elasi (N = 126) dapat
disimpulkan bahwa semua angka korelasi tersebut signifikan
untuk taraf 1% (Guilford dan Fruchter, 1973).
Dengan demikian tes CFIT skala 3 bentuk A dan B valid
dan reliabel bagi mahasiswa.
Walaupun di dalam tahap penelitian pendahuluan ini
sampel yang digunakan baru diambil dari Fakultas Dakwah
Institute Agama Islam Negeri Sunan Kali.jogo bukan berarti
tidak dapa.t dikenakan pada mahasiswa umumnya di luar
Fakultas Dakwah Institute Agama Islam Negeri Sunan Kalijogo.
Dengan mengingat kondisi mahasiswa dan status perguruan
tinggi yang setara dengan Fakultas Dakwah Institute Agama
Islam Negeri Sunan Kalijogo Yogyakarta .
..
39
I I I
DAFTAR -PUSTAKA
Akhurst, 1976, Assessing Intellectual Ability, Richard Clay Limited, London.
Anastasi, A. 1965, Psychological Testing, The Hac Millan, New York.
----------·- • 1976, Psychological Testing, The Hac Millan, New York.
Azwar, Saifuddin, 1986, Reliabilitas dan Validitas Interpertasi dan Ko11.pntasi, Liberty, Yogyakarta.
Broun, 1976, Principles of Educational and Psychological Testing, Holt Rinehart and Wiston, New York.
Cattell, 1973, Measuring Intelligence With The Culture Tests, Champaign Ill, Institute For Personality Ability Testing.
Fair And
Chauchan, 1978, Advanced Educational and Vikas Pub, New Delhi.
Psychological
Cronbach, 1960, Essentials of Psychological Testing , Harper and Row Publisher, New York.
Crow and Crow, 1959, An Outline of General Psychology, Adams and Co, New Jersey.
--------- • 1973, General Psychology, Adams and Co, New Jersey.
De Blassie dan Jones, W.P. 1976, Educational Psychology, Kendall Pub, Iowa.
International, 1979, in Publications
Encyclopedia Cataloging Philippines.
Library of Conggres Data, Lexicon Pub,
Freeman, 1962, Theory and Practise of Psychological Testing Oxford Pub, New Delhi.
Goodenough, 1949, Mental Testing, Rinehart, New York.
Guilford, 1954, PsychoJJ.et:rics Method, Mac Graw Hill Book Co, New York. ·
Hadi, Sutrisno, 1975, Statistik Psikologi dan Pendidikan, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGH, Yogyakarta.
40
41
Hadi, Sutrisno,· 1977, Hetodologi Reset, Jilid II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGH, Yogyakarta.
------------, 1980, Hetodologi Reset, Jilid III, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGH, Yogyakarta.
Horrocks, 1951, The Psychology of Adolescent Developaent, Houghton Co, B~ston.
Johnson and Hedinnus, 1976, Child and Adolescent Psychology, John Willey and Sons, New York.
Masrun, 1975, Analisa I tea untuk Tes Objektif, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
---------, 1976, Validitas Tes SPM sebagai Alat Kecerdasan Pe laj ar SMA, Jnrnal .Psikologi, Psikologi UGM, Yogyakarta.
Pengukur Fakultas
---------, 1981, Reliabilitas dan Cara Pendekatannya, Hetodologi Penelitian , Lembaga Pendidikan Doktor UGM, Yogyakarta.
Sugiyanto, 1984, Informasi Tes, Fakultas Psikologi UGH, Yogyakarta.
Suryabrata, Sumadi, 1973, Pembiabing ke Psikodiagnostik, Rake Press, Yogyakarta.
---------, 1984, Psikologi Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
Tylor, 1963, Test and Measurement, Prentice Hall, Englewood.
Vernon, 1973, Intelligence and Cultural Environment, Metheuw and Co, London.
Walgito, Bimo, 1974, Pengantar Psikologi Uaum, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Wibowo, Sudirgo, 1977, Penyusunan Tes Kemampuan Differensial Sebagai Tes Untuk Seleksi Calon Mahasiswa, Disertasi, Fakultas Psikologi UI; Jakarta.
Woodworth and Marquis, 1962, Psychology, Henry Holt, New York.
•. '
' .
LAMPIRAN.
LAKPIRAII 1
DATA STANDAR PROGRRSSIVR KATRICS
42
.. ~-·~
===========:::::::: =================== =========~========= ===================
Ya~us ~utir Noior Nvacr l 2 Totil
\.'~S!.!.S £<utir :liliKOT
Uo~or l 2 Totil t:.asus l.l;,;tir tiDIIC·r l:,;su: P.utir !lc,;or !lotor 1 2 Total Ncaor l 2 Totii
------------------- ------------------- ------------------- -------------------
45 ?9 2 26 35 3 31 28 4 2i 43 5 ~5 41
6 51 4~·
7 24 45 B 42 3!1 q !!) 46 1~
! 1 12 '1 ... • .. ...
33 37
35 46 4B 45 47 45
94 ,.., "·' ~1
64 86
96 b9 81 0'1 u.
9!
7~
93 Bl 93
!b 4::. 39 92 11 ~.a 41 79 18 49 49 98 19 37 35 72 20 42 40 82
21 ,., .. ~ 2J 24 'IC' <.J
26 '17
"'' 28 29 30
31 32 33 34 :.s
38 33 30 30 ~4 45 ~0 54 47 39
47 47 42 42 41 32 H 48 39 45
39 3~ ~.e 41 42 39 n 41 47 41
71 60 89
104 Sb
94 84 73 92 84
7" ... 79 81 83 88
;;.o 29 21 50 37 39 44 83 3B 3~. 34 69 39 33 29 ,62 40 32 28 b~
41 4B 53 42 ~.? H n 39 3B 44 ?.4 35 45 5! 4o
4b ~8 44 .p 4B 4B 41! 48 4ll 49 3~ ::.a
.. .,. .. ,.,:. .
44 48
44 43 40 39 41 43 43 28 40 ~-9
liH 78 7"1 .'I
69 97
9E. BS
11'1 ... 1!7 79 !.14 71 79
Sb 35 3& 71 57 37 4::. 8~ 59 35 41 'JI:'
t.J
59 47 44 .. 91 bl 47 27 74
~b b7 t.B i8 71
71
73 74 75
~0 50 39 34 36 45 47 b1 24 43
50 b0 46 43 30 23 41 37 31 35
44 45 24 22 12 8
49 40
7b 44 36 77 25 20 75 32 46 79 .37 41 BB 20 39
100 73 81
Wl 67
89 53 78 bb
89 4b 20 65 89
B~
4S 7S 78 ~·9
91 39 43 82 39 50 83 13 4J a~ 12 12 85 26 36
Sl 89 71 3e C'L _ ....
121 34 39 122 ZB 25 12~ 38 24 m 41 53 125 40 :.1
94 71
at. zg za 48 t2b :.~ 42 n 87 lb 45 61 :::::::::======-==== BB 39 47 Be f9 3! 28 59
'11 47 45 92 3f. 55 93 ~4 32 94 36 27 95 41 JS
75
II'! ... 91 bh 63 79
9& 45 49 94 97 3& 32 68 98 28 ~.9 b7 '19 n st 93 10~ 42 34 7b
181 4b 49 1lt2 29 29 1~3 42 42 ll\4 41 43 195 33 39
106 27 41 107 29 8 108 50 54 109 37 32 110 37 48
111 ~8 36 112 49 54 113 38 38 114 22 28 115 29 39
llb 32 42 H7 39 37 11e 44 z.4 1!9 40 42 120 ?.7 38
95 58 B4 !!4 72
6B 'f7 .... l
194 69 85
84 103 1b 50 b8
76 78 82
=================== ============::::::: =~======:::::::::::
43
:.P.S. s~rl Pr~~r~a Stati~tik
AN Ji!: IS KESilll han Bd H •rr-qr aa 'di ~i s~trisno H~di d~n Seno Paaard:vantv ni·,enitas 6;;dj,;ll nal!.;, '{D!Jrlkii:ta, !l!d~ilesu
ersi I~H.iBP., !f;,~. C1pta lc! 19BB, D1lindungi UU
·==============================================
.am a F"er,;:l it i : Ul
·na Le&.~a~a : pasta ·~1. Anc.Iisis : ·a~a P.~rkas
22 JUFti 198q spa
==============================================
'aaa Konstnk : sp'
utir 1 = Rekaaan NDJt.or .l ~utir 2 = Rekaaan Noaar 2
'm;h Kasus SE!!i!la 126 acat: Data Kosong 0 aca~ Kasus Jalan 12b
.1\P.El RMIGKUMAN AtiAllSlS BUTlJI ita Asli pada Taraf Signifikansi : 1.10
=================================================
.tir llo. r r; r PQ p Status ·------------------------------------------------
11.877 0.393
ll.5b7 8.567
~.008
It C00 ~=============~=======:==========================
.f:EL RAtiGXUIIAN ~P.ALJSIS BUTJR ·taran Ke - 1 pada Taraf Si~nifikansi : 0.05
===============·====~====:.:::::::::::::::.:.:.::::::
tir tic.. r ~Y r PQ ji Status ------------------------------------------------
., L
0.877 0.99?.
,,5b7 0.5b7
o. k. o. k.
========~=====:=================================
44
LAKPIRAN 2
KATRIKS IRTERKORELASI SPH - CFIT SKALA 3
45
Cetakan ke- 1 i 1
"ATRJKS INTERKORELASJ :
======================
r y
---~------------------
~ 1. 001 0. 567 p 0.111 8.180
)' 0.567 1.110 p 1.800 1.081
===============:====== p = dua-ekor.
LAKPIRAH 3
DATA CFIT SKALA 3 BEHTUK A DAB B
47
\ t ~ ~ TABEL DATA : fak
=======:===================================
Kasus Butjr Nomor Noaor 1 2 3 4 5 b 7 a 9 10 Total ------------------------------~------------
2 6 4 6 18 3 10 3 5 21 78 2 5 3 5 2 15 5 8 5 2 20 78 3 4 5 2 3 14 5 2 4 3 14 56 4 7 7 0 5 19 5 7 5 7 24 72 5 4 3 1 b 14 7 9 6 5 27 82
6 7 a 9
10
4 a .5 4 21 6 s o 1 24 6 4 3 b 19 5 7 7 7 26 5 5 2 7 19 b 5 5 4 20 8 2 5 5 20 b 7 b 7 26 7 5 5 4 21 8 8 5 6 27
91 90 78 92 9b
11 6 8 4 3 21 4 6 4 2 16 74 12 s 3 4 5 11 1 a 6 9 30 94 13 7 5 7 4 23 7 7 4 5 23 92 14 6 5 5 4 28 7 9 b 3 25 90 15 7 2 5 5 19 5 10 b 5 26 90
16 6 4 3 3 16 . 7 6 4 6 23 78 17 5 3 5 2 15 1 7 6 6 26 a2 1a 5 1 7 5 24. 6 1 6 2 25 94 19 b 4 2 3 15 6 1 5 5 20 73 20 6 3 4 b 19 6 4 5 5 21 79
21 6 4 1 3 14 4 s 5· 5 19 66 22 s b 1 0 12 5 a 4 1 18 4a 23 5 2 6 4 17 . 8 8 5 7 28 90 24 5 7 B b 26 9 9 5 7 28 108 25 4 7 3 5 19 7 7 4 2 20 78
26 5 4 6 3 18. 6 18 6 7 29 94 27 b 2. 5 5 18 6 6 6 6 24 84 28 3 4 4 4 15 . 3 8 1 5 17 64 29 6 7 6 4 23 1 6 5 7 25 96 31 b 5 5 5 21 7 5 6 6 24 90
31 32 33 34 35
36 37 38 39 40
511411 6 3 s 5 19 6 4 2 4 16 a 4 4 4 20 6 4 5 5 21
7 2 I 3 12 6 3 3 5 17 6 4 2 4 16 72331.5 7 1 4 2 !4
66 82
6 6 3 7 22 9 4 4 5 22 7 7 4 5 23 . 78 b 6 4 7 7 3
5 2 7 7 5 4 7 4 5 3 4
5 21 82 4 21 82
1 9 6 27 3 18 2 14
33
5 4 5 I 14
sa 68 58 14
==========================~================
I ber saabung l
_lsasbungan.l
~===:=:====================================
Kasus Butir Mo1or Noaor l 2 3 4 5 6 7 S 9 11 Total -------------------------------------------
41 b 5 6 6 2~ 1 7 9 7 30 106 42 s 5 3 7 20 s a 3 s 21 e2 43 4 3 2 4 13 6 10 4 5 25 76 44 6 4 1 5 16 5 4 7 3 19 70 45 6 4 7 4 21 7 7 6 5 25 92
46 6 6 6 2 20 7 6 6 3 24 4 7 5 8 7 b 26 6 6 7 3 22 48 6 3 6 3 18 6 B 6 2 22 49 7 3 6 4 21 b 6 5 1 18 50 6 5 3 5 19 B 8 7 6 29
88 96 80 76 9b
ss 1 1 5 1 21 8 10 4 · 1 :n 86 52 4 2 5 4 15 7 B 5 4· 24 78 53 6 ·& 4 5 21 6 6 6 4 22 86 54 5 1 4 2 12 7 1 0 2 16 56 55 4 b 2 4 16 7 5 b 5 23 78
56 4 4 3 5 16 6 6 3 5 20 72 57 6 6 6 4 22 5 6 .5 5 21 86 58 b 4 4 3 17 7 B 6 2 23 80 59 b 3 6 4 19 a 10 4 · 3 2s 88 60 . 4 0 0 3 7 5 6 7 2 20 50
61 6 11 3 3 22 8 10 5 5 28 111 62 4 4 3 5 16 b 8 4 0 18 18 63 7 b 5 1 19 9 9 b 2 26 90 64 7 10 b 1 30 B 9 6 9 32 124 65 6 b 5 5 22 4 7 3 7 21 86
66 9 5 10 5 29 11 a 8 4 31 120 67 b 3 6 4 19 8 7 5 4 24 86 68 4 2 0 3 9 3 5 4 2 14 40 69 4 3 6. 2 15 6 8 s 3 22 74 70 5 4 5 2 16 4 8 7 0 19 19
71 72 13 74 75
""' II
78 79 80
5 4 4 4 0 1 1 0 0 5 l 5 5 3 b
7 4 3 5 1 1 6 3 2 7 3 3 7 0 3
b 19 2 7 1 2 3 14 3 17
3 17 1 B 7 18 4 17
8 9 2 7 1 4 3 6 7 6
3 6 26 2 4 15 1 1 7 5 5 19 b 4 23
5 7 4 3 19 3 b 5
b 16 9
4 3 2 12 6 a a 2a 8 4 1 24 3 6 5 23
90 40 17 66 BB
72 41 92 82 71
===========================================
lbirsaabunQ}
!sa.bungan> lsaabungan> 49
=========================================== ================~========================== '
Kasus Butir No11or Kasus llutir No11or
Noaor 1 2 3 4 5 b 7 8 9 11 Total Ho1tor 1 2 'f •. 4 5 6 7 a 9 10 Total
-------~----------------------------------- ---------·---------------------------------
81 5 4 5 5 19 4 s 5 7 24 86 121 4 4 3 b 17 6 7 3 b 22 78
82 b b 7 b 25 b 7 b b 25 110 122 1 b 4 2 13 1 b 4 1 12 50 83 4 7 3 s 22 5 7 3 b 21 86 123 2 4 't 1 11 2 4 b 2 14 48 " 84 0 5 0 5 10 1 s 1 1 a 31 124 8 4 4 8 24 b 9 7 7 29 106 85 b 4 2 13 5 4 10 4 23 72 125 3 4 'f 2 12 2 9 3 s 19 62 ..
86 7 2 2 3 14 5 1 5 314 56 126 b 4 2 s 17 7 7 5 t. 25 84 87 b 5 4 5 21 1 8 4 b 25 91 ================:========================== sa 6 4 b 5 21 7 8 5 b 26 94 89 4 8 2 511 b 8 5 a 21 72 90 7 3 4 5 19 7 7 5 5 24 ab
91 4 b b 5 21 7 8 5 4 24 91 92 6 b b 8 26 9 B 7 5 29 110 93 't 3 1 5 12 4 8 ,
b 20 64 .•. ... 94 3 1 2 b 12 4 4 2 5 15 54 95 5 5 5 3 18 It 5 5 5 20 7b ~
96 "' b 5 6 22 7 4 b 10 27 98 ... 97 0 7 0 4 11 5 9 1 b 21 57 98 .. ... 5 4 6 28 4 5 2 8 19 78 99 6 a b 5 25 8 6 5 7 26 112
100 'f ... 4 1 3 11 4 5 7 723 68
llH b 4 4 5 19 7 9 b 8 31 98 112 2 1 3 5 1l 4 ~ 3 2 18 58 183 6 5 5 3 19 8 7 5 .. 'l"r
.) "'*' 84 104 b 2 s 5 18 6 a 'f B 25 86 " 105 It 5 5 5 21 3 b 5 s 19 78 "
116 3 s 5 6 19 5 9 2 6 22 82 117 • 1 • 3 4 1 0 ' 3 4 7 188 7 8 4 6 25 8 9 5 7 29 118 199 3 4 2 b 15 5 3 5 4 17 o4 1 I 0 9 6 b 3 24 6 8 7 3 24 96
111 b 2 s 4 17 4 4 b s 19 72 112 7 4 8 s 24 8 8 b 8 30 liB 113 "! 3 3 5 17 5 6 5 5 21 77 l
l I 4 4 3 3 4 l4 4 4 3 3 14 56 115 8 I 5 b 19 4 b 5 5 21 71
116 7. 4 4 s 20 4 8 6 422 84 117 5 't 4 5 17 0: 5 4 b 20 74 "' " 118 7 1 2 2 12 8 5 7 2 22 68 119 b 6 5 1 18 7 9 5 3 24 84 120 6 3 6 2 17 7 9 4 1 21 7b
::::=======================================
ibersatbunQl
LAMPIRAB 4
HATRIKS INTERKORELASI CFIT SKALA 3 A
50
tetakan ke- l I l 51
"ATRIKS. INTERKDRELASI :
==============================================
r x1 x3 x4 y
x1 1.918 1.057 0.422 9.886 0.589 p 0.000 0.534 0.080 . 0.660 0.080
x2 1.157 1.981 0.314 0.201 1.662 p 0.534 0.010 .,..1 0.023 0.010
x3 8.422 0.304 1.018 8.132 8.753 p 0.000 0.001 1.080 0.136 0.000
~4 0.086 0.281 1.132 1.081 1.518 p 0.660 0.023 0.136 0.01il0 0.000
y 0.589 1.662 0.753 0.518 1. 0i!0 p 1.000 0.100 11.000 0.0011 0.000
:&====#=•=:================:•=============&::: p = dua-ekor.
·~·.
'
LAHPIRAN 5
HATRIKS INTERKORELASI CFIT SKALA 3 8
52
Cetakan ke- 1 I 1 53
"ATRIKS INTERKORELASI :
==============================================
r ~ 1 ;'. x2 x3 ~4 . .,
--------------~----------------~--------------
~1 1.801 1.319 1.449 1.251 11.748 p 11.010 0.001 0.000 0.005 0.000
x2 II. 309 1.111i10 0.1i17b 1.197 0.b2b p 1.1101 0.080 e.s9b lil.l2b 0.0110
x3 0.449 lil.l7b 1.1101 1.130 1.587 p 1.000 •• 596 0.100 0.144 0.000
x4 1.251 11.197 0.130 1. 0111 11.636 p 0.005 0.026 1.144 0.01111 0.010
'I 0.748 0.626 0.587 9.636 l.IU p 0.000 0.010 0.1110 8.000 0.000
============================================== p = dua-ekor.
LAMPIRAN 6
KATRIKS IRTERKORELASI CFIT SKALA 3 A DAR 3 8 UNTUK HBNGHITUNG RBLIABILITAS
54
Cetakan ke· 1 I 1
HATRIKS JNTERKORELASJ :
:~===============:====
r X y
-------------------~--
p
y p
1.561 18.081
0. 561 1. 081 iUBII 8.8811
~=::::::::==~==:::::::
p = dua-ekor,
Cetakan ke- 1 I l
HATRlXS JNTERXORELASJ :
'-======================
r
----------------------
X
p
y p
1. Ill 0.800
0.329 0.008
11.329 0.109
1.181 8.1180
:r::z:a:a:::.:::::::=:::::
p = dua-ekor,
Cetakan ke- 1 I 1
MATRlKS lNTERKORELASl :
====================:=
r y ------·----------------
p
y p
1.000 1.181
0.480 8.811
0. 400 1. 000 8.081 B.IDI
====================== p = dua-ekor.
Cetakan ke- 1 I l
HATRIKS INTERKORELASJ
=====================~
r
p
y p
1.181 lUfl0
0.5711 0.888
p = dua-ekor.
v
0.578 0.888
1.1118 e. eea
55
,.
Cetakan ke- l I l
ftATRIKS INTERKDRELASI
r
p
y p
X
1.111 1.010
0.b83 1.018
y
1.683 1.018
1.1110 0.111
=======·============== p : dua-ekor.
56
top related