studi kelayakan proyek revitalisasi pasar tradisional
Post on 16-Oct-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
17
STUDI KELAYAKAN PROYEK REVITALISASI PASAR
TRADISIONAL KRANJI BARU KOTA BEKASI PROVINSI
JAWA BARAT
Oleh :
Lalu Solihin
Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599
Email : solihino_sagita@yahoo.co.id
ABSTRACT
Pertumbuhan pasar modern di Kota Bekasi berkembang pesat, namun keberadaan
pasar tradisional tetap dipertahankan. Hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah
yang akan merevitalisasi seluruh pasar tradisional di daerah ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan aspek ekonomi dari proyek
revitalisasi pasar Kranji Baru di Kota Bekasi Jawa Barat. Hasil kajian
menunjukkan total biaya investasi untuk proyek ini adalah Rp.94.020.000.000,
sedangkan biaya operasi per tahun adalah Rp.4.200.000.000. Sumber pendapatan
yang berasal dari penyewaan lokasi jualan dan beberapa retribusi dari pengguna
jasa pasar. Total pendapatan dari lokasi sewa Rp.124.200.000.000 per 20 tahun,
dan pendapatan dari retribusi yang dikumpulkan dari pedagang adalah
Rp.4.400.000.000 rupiah per tahun. Hasil kelayakan menggunakan perhitungan
NPV Rp.41.711.420.487, Koefisien IRR adalah 0,08, dan rasio BC Koefisien
1.07. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek revitalisasi
Kranji Baru pasar Bekasi kota layak.
Kata kunci: Studi Kelayakan, Pasar Tradisional, Kota Bekasi.
ABSTRACT
The growth of modern markets in Bekasi municipality was growing rapidly, but
the existence of traditional markets is maintained. It is seen from the government
policies that will revitalize the entire traditional market in this area. The purpose
of this study is to analyse the feasibility of the economic aspects of the
revitalization project of Kranji Baru market in Bekasi Municipality of West Java.
The data show the total cost of investment for the project is 94.02 billion rupiah ,
while operating costs per year is 4.2 billion rupiah. Sources of income derived
from the rental location and some regular retributions from each merchant. Total
revenues from rental locations is 124.2 billion rupiah per 20 years, and the
income of retributions collected from traders is 4.4 billion dollars per year. The
results of the feasibility of using the NPV calculation is Rp.41.711.420.487 , IRR
koefisien is 0.08 , and BC ratio koefisien is 1.07. From the results of these
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
18
calculations can be concluded that the revitalization project Kranji Baru market
of Bekasi municipality is feasible Keywords: Feasibility Study , Traditional Market , Bekasi Mucipality
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laju pertumbhan ekonomi
(LPE) Kota Bekasi selalu mengalami
peningkatan sejak periode 2005
hingga saat ini. LPE tahun 2006
tercatat sebesar 6,07, angka ini
sedikit lebih tinggi dibanding LPE
Provinsi Jawa Barat yang hanya
mencapai 6,01.
Termasuk pertumbuhan pusat-pusat
perbelanjaan di Kota Bekasi tumbuh
pesat. Pada tahun 2012 saja terdapat
486 toko/swalayan di Kecamatan
Bekasi Barat, kemudian 4 buah pasar
swalayan/mall, dan hanya ada 4 buah
pasar tradisional. Angka ini belum
termasuk pasar swalayan atau toko
swalayan yang ada di kecamatan
lain di Kota Bekasi.
Pasar swalayan dan pasar
tradisional sampai saat ini dapat
berkembang dengan baik, karena
keduanya memiliki pangsa pasar
masing-masing. Pangsa pasar
moderen umumnya adalah
masyarakat kelas menengah ke atas,
dan sebaliknya pangsa pasar
tradisional umumnya adalah
masyarakat kelas menengah ke
bawah, dan pasar swalayan
umumnya dibangun oleh pihak
swasta, sedangkan pasar tradisional
umumnya dibangun oleh pihak
pemerintah. Perbedaan utama dari
kedua jenis pasar tersebut adalah
pada aspek fisik bagunan,
manajemen pengelolaan, harga
produk, serta lokasi bangunan
tersebut.
Sehingga pasar swalayan ini
tidak akan menjadi ancaman bagi
eksistensi pasar tradisional. Selain
itu, pasar tradisional juga sudah ada
yang sudah mulai merubah dirinya
menuju menajemen pasar yang lebih
baik, meskipun namanya tetap pasar
tradisional namun didalamnya ada
nuansa moderen, baik moderen dari
aspek fisik bangunan, moderen dari
aspek manajemen pengelolaan pasar,
maupun moderen dari aspek jenis
barang dagangannya.
Komposisi klasifikasi
penduduk di kota ini akan sangat
berpengaruh terhadap eksistensi dari
kedua jenis pasar tersebut. Secara
umum, kelompok penduduk Kota
Bekasi dibagi menjadi tiga
klasifikasi yaitu, kelompok ekonomi
kelas bawah, kelas menengah, dan
kelas atas. Hal ini yang
mempengaruhi daya beli masing-
masing penduduk tersebut. Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing klasifikasi tersebut, maka
perlu difasilitasi sarana perbelanjaan
yang sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.
Dengan demikian, rencana
pemerintah Kota Bekasi untuk
merevitalisasi pasar-pasar tradisional
yang telah lama eksis melayani
masyarakat Kota Bekasi, khususnya
pasar Kranji Baru, harus diapresiasi,
karena disinilah sebagian masyarakat
bisa memperoleh barang-barang
kebutuhannya. Sedangkan
kemunculan pasar swalayan juga
harus terus difasilitasi oleh
pemerintah setempat untuk
memenuhi kebutuhan kelas
menengah ke atas. Namun sejauh
mana tingkat kelayakan proyek
revitalisasi pasar Kranji Baru
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
19
tersebut, apakah masih layak atau
tidak ditinjau dari aspek ekonomi.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis tingkat
kelayakan dari aspek ekonomi atas
proyek revitalisasi pasar Kranji Baru
di Kota Bekasi Jawa Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pasar
Pasar merupakan tempat
pembeli bertemu dengan
penjual, barang-barang atau
jasa-jasa ditawarkan untuk
dijual dan kemudian terjadi
pemindahan hak milik.
(Kottler, Philip, & Amstrong,
2002) melihat arti pasar dalam
beberapa sisi, antara lain:
a. Dalam pengertian aslinya,
pasar adalah suatu tempat
fisik di mana pembeli dan
penjual berkumpul untuk
mempertukarkan barang
dan jasa.
b. Bagi seorang ekonom,
pasar mengandung arti
semua pembeli dan
penjual yang menjual dan
melakukan transaksi atas
barang/jasa tertentu.
Dalam hal ini para ekonom
memang lebih tertarik
akan struktur, tingkah laku
dan kinerja dari masing-
masing pasar ini.
c. Bagi seorang pemasar
pasar adalah himpunan
dari semua pembeli nyata
dan pembeli potensial dari
pada suatu produk.
Tabel 1.1 Alasan Konsumen
Untuk Tetap Mengunjungi
Pasar Tradisional
Dalam Keputusan
Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor
23/MPP/KEP/1/1998
tentang Lembaga-Lembaga
Usaha Perdagangan, pasar
didefinisikan sebagai tempat
bertemunya pihak penjual
dan pembeli untuk
melaksanakan transaksi di
mana proses jual beli
terbentuk. Pasar menurut
kelas pelayanannya dapat
digolongkan menjadi pasar
tradisional dan pasar
modern, sedangkan menurut
sifat pendistribusiannya
dapat digolongkan menjadi
pasar eceran dan pasar
kulakan/grosir. Pasar
tradisional diartikan sebagai
pasar yang dibangun oleh
pemerintah, swasta,
koperasi atau swadaya
masyarakat dengan tempat
usaha berupa toko, kios, los
dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil dan
menengah atau koperasi
dengan usaha skala kecil
dan modal kecil dengan
proses jual beli melalui
tawar menawar.
Pasar tradisional
merupakan tempat
bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
20
dengan adanya transaksi
penjual pembeli secara
langsung dan biasanya ada
proses tawar-menawar,
bangunan biasanya terdiri
dari kios-kios atau gerai, los
dan dasaran terbuka yang
dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar.
2. Biaya
Biaya dalam pelaksanaan
suatu proyek terdiri dari dua
kelompok besar yaitu biaya
investasi dan biaya operasional.
a. Investasi
Biaya Investasi yaitu
biaya yang digunakan untuk
membeli barang-barang
modal yang tidak habis
digunakan dalam satu kali
proses pakai. Barang yang
dibeli dari biaya investasi
ini disebut aset tetap,
dimana asset tetap ini
menjadi satu bagian dari
modal yang dapat
menunjang kelancaran
kegiatan. Aset tetap
mempunyai peranan yang
sangat penting karena
mempunyai nilai yang
cukup signifikan bila
dibandingkan dengan
komponen neraca
lainnya.Regulasi Pedagang
Kecil.
Adapun komponen-
komponen biaya investasi:
Tanah/lahan untuk
bangunan pasar dan lahan
pengolahan sampah,
Peralatan dan Perlengkapan
pasar, Gedung dan
Bangunan, dan lain-lain
yang bersifat tidak habis
dalam satu kali pakai.
b. Biaya Operasional
Sedangkan biaya
operasional yaitu biaya yang
keluarkan untuk belanja
barang yang habis dipakai
dalam satu kali kegiatan.
Dalam hal ini yang
termasuk biaya variable
adalah biaya bensin/solar.
Sedangkan biaya
operasional yang
menyangkut SDM terdiri
dari upah atau gaji pegawai
dan sukarelawan, belanja
perlengkapan pegawai, Alat
Tulis Kantor (ATK),
3. Pendapatan
Menurut Niswonger (1992:
22) dalam Kurniawan (2012),
pendapatan adalah jumlah yang
ditagih kepada pelanggan atas
barang ataupun jasa
yang diberikan kepada mereka.
Lebih lanjut Niswonger
(1992:56) Pendapatan atau
revenue merupakan kenaikan
kotor atau gross dalam modal
pemilik yang dihasilkan dari
penjualan barang dagangan,
pelaksanaan jasa kepada
pelanggan atau klien, penyewa
harta, peminjam uang, dan
semua kegiatan usaha serta
profesi yang bertujuan untuk
memperoleh penghasilan.
Obyek Retribusi sesuai
Perda No. 09 Tahun 2012
tentang Retribusi Pasar di Kota
Bekasi, sarana dan prasarana
serta izin yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah yang terkait
dengan pasar, yakni :
a) Retribusi Pasar
b) Retribusi Kebersihan pasar
c) Retribusi Tempat Penitipan /
Parkir
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
21
d) Retribusi Jasa Pelayanan
MCK di Lingkungan Pasar.
4. Studi Kelayakan
Yang dimaksud dengan
studi kelayakan proyek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya
suatu proyek dilaksanakan
dengan berhasil baik secara
mikro maupun makro
(Husnan,2000). Sedangkan
menurut (Umar, 1999) studi
kelayakan proyek adalah suatu
penelitian tentang layak atau
tidaknya proyek dibangun dan
juga saat dioperasikan secara
rutin dalam rangka mencapai
keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak
ditentukan. Secara umum
manfaat suatu studi kelayakan
proyek adalah, manfaat
ekonomis proyek, yang berarti
apakah proyek itu cukup
menguntungkan apabila
dibanding dengan resiko
kegagalan dari proyek tersebut
dipandang dari pihak investor,
manfaat bagi Negara tempat
proyek tersebut dilaksanakan,
yang menunjukkan manfaat
proyek tersebut bagi makro
suatu negara seperti penambahan
devisa, dan manfaat sosial
proyek tersebut bagi masyarakat
sekitar seperti pemanfaatan
tenaga kerja dan bergeraknya
roda ekonomi didaerah tersebut
(Husnan, 2000).
Sedangkan menurut
Suratman (2001) manfaat studi
kelayakan yaitu memberikan
masukkan informasi kepada
pengambil keputusan dalam
rangka untuk memutuskan dan
menilai alternatif proyek
investasi yang akan dilakukan.
Semakin besar sekala proyek
dilihat dari sisi investasi,
semakin penting studi kelayakan
proyek dilakukan. Studi
kelayakan bertujuan untuk
menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu
bersar untuk kegiatan yang
ternyata tidak menguntungakan.
Tentu saja studi kelayakan yang
dilakukan akan memakan biaya,
tetapi biaya tersebut relatif kecil
apabila dibandingkan dengan
resiko kegagalan dari proyek
tersebut (Husnan, 2000).
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metoda yang digunakan
pada penelitian kali ini adalah
Metoda Survei Deskriptif dan
metode kajian pustaka. Metode
survey bertujuan untuk
mengumpulkan data melalui
kegiatan identifikasi dan
inventarisasi obyek penelitian di
lokasi studi. Data sangat
dibutuhkan untuk: mengetahui
atau memperoleh gambaran
tentang suatu keadaan, kondisi,
atau persoalan, dan
membuat/mengambil keputusan
atau memecahkan persoalan.
Karena pentingnya data, maka
data akan diambil mengikuti tata
cara dan kaidah yang benar.
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di
Pasar Kranji Baru Kecamatan
Bekasi Barat Kota Bekasi Jawa
Barat. Penelitian dilaksanakan
selama 2 bulan, dimulai dari
bulan Nopember hingga
Desember 2014.
3. Jenis Dan sumber data
Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
22
primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui survey
dan observasi di lapangan,
sedangkan data sekunder
diperoleh dari Dinas
Perekonomian Rakyat dan Pasar
Kranji Baru Kota Bekasi Jawa
Barat dalam bentuk laporan dan
dokumen-dokumen lainnya.
4. Metode Analisa
a. Net Present Value
Menurut Yacob Ibrahim,
NPV merupakan suatu
kriteria yang digunakan
untuk mengukur apakah
suatu investor layak atau
tidak yang berasal dari
perhitungan Net Benevit
yang telah didiskon dengan
menggunakan Socical
Opportunity Coast of
Capital (SOCC) sebagai
discount factor.Secara
singkat, formula untuk
perhitungan Net Present
Value adalah sebagai
berikut:
n
tt
tt
r
CBNPV
0 )1(
)(
di mana :
Ct= biaya investasi + biaya
operasi
Bt= keuntungan yang telah
didiskon
i = discount factor
n = tahun (waktu)
b. Internal Rate of Return
(IRR)
Menurut Yacob
Ibrahim, Internal Rate of
Return atau IRR adalah
suatu tingkat discount rate
yang menghasilkan NPV
sama dengan 0. Bila IRR
lebih besar dari SOCC maka
dapat dikatakan suatu
investasi feasible, bila
semua sama dengan SOCC
maka dapatdikatakan
investasi hanya kembali
modal. Apabila kurang dari
SOCC maka suatu investasi
dapat dikatakan tidak
feasible. IRR dapat
dirumuskan sebagai berikut
:
dimana:
i1 = Tingkat suku bunga
pada saat NPV1
i2 = Tingkat suku bunga
pada saat NPV2
NPV1 = Nilai NPV negatif
NPV2 = Nilai NPV positif
c. Internal Net B/C Ratio
Net B/C ini
menunjukkan gambaran
berapa kali lipat manfaat
(benefit) yang diperoleh dari
biaya (cost) yang
dikeluarkan. Apabila net
B/C > 1, maka proyek atau
gagasan usaha yang akan
didirikan layak untuk
dilaksanakan. Demikian
pula sebaliknya.
n
tt
tt
n
tt
tt
i
BC
i
CB
CNetB
1
1
)1(
)1(/
Bt = Manfaat (Benefit)
pada tahun ke-t
Ct = Biaya (Cost) pada
tahun ke-t
i = Discount Factor
t = Umur proyek
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
23
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Biaya Revitalisasi Pasar Kranji
Baru
Biaya yang dikeluarkan
dalam proyek revitalisasi pasar
Kranji Baru Kota Bekasi yaitu
biaya
a. Biaya Investasi
Jenis asset tetap dalam
revitalisasi pasar Kranji
Baru adalah berupa
Infrastruktur untuk
pembangunan Gedung
Pasar, Tempat Pembuangan
Sementara (TPS), kantor
pengelola pasar, perawatan
kendaraan/belanja spare
part, pengadaan sarana
parkir, sarana bongkar muat,
pembangunan MCK,
pengadaan armada angkutan
sampah beserta
perlengkapannya (arm roll
truck), instalasi air, instalasi
listrik, dan sarana
penunjang lainnya.
Biaya investasi untuk
pembangunan pasar
tradisional Kranji Baru
sebesar Rp.43,493 miliar.
Biaya ini terdiri dari biaya
pembangunan pasar, biaya
pembongkaran pasar lama,
harga tanah, pembelian
mobil operasional, harga
mobil operasional
kebersihan sebelumnya,
nilai harga sepeda motor
operasional, dan inventasir
kantor yang ada saat ini.
Tanah tempat mendirikan
bangunan pasar ini
merupakan tanah milik
pemerintah daerah dimana
pasar tradisional Kranji
Baru berada.
Biaya investasi
terbesar adalah pada
investasi lahan yaitu
mencapai 59,4 miliar
rupiah, kemudian investasi
terbesar kedua adapa pada
biaya pembangunan pasar
yaitu sebesar 33,86 miliar
rupiah. Biaya ini sudah
termasuk semua fasilitas
penunjang pasar seperti
kantor pasar, WC, tempat
pembuangan sampah
sementara, sarana ibadah,
lokasi parkir, lokasi bongkar
muat, sanitasi yang
memadai, serta sarana
pendukung lainnya. Harga
tanah saat ini diperkirakan
mencapai 4 juta rupiah per
meter persegi. Sehingga
pada tahun 2018 nanti,
diperkirakan harga tanah
mencapai 5,5 juta rupiah per
meter persegi. Meskipun
tanah saat ini adalah status
milik pemerintah daerah,
namun dalam perhitungan
biaya manfaat, harga tanah
tetap harus dimasukkan
untuk mengetahui
Kondisi Pasar Kranji Baru saat Ini
Rencana Pasar Kranji Baru yang akan datang
Sumber: Hasil Survey Lapangan (2014)
Sumber: Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi 2014.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
24
pertumbuhan cash flow
keuangan pasar.
Tabel 1.2. Rincian Biaya
Investasi Revitalisasi Pasar
Kranji Baru Kota Bekasi
Tahun 2017
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Satuan (Rp.)Jumlah Harga
(Rp.)
1 Pembangunan Pasar 1 33.866.481.000 33.866.481.000
2 Mobil operasional pasar 1 22.000.000 22.000.000
3 Tanah/m2 10.800 5.500.000 59.400.000.000
4 Mobil Operasional Sampah 3 220.000.000 660.000.000
5 Sepeda motor operasional 2 13.000.000 26.000.000
6 Peralatan kantor (Komputer, printer) 3 10.000.000 30.000.000
7 Purniture kantor pasar 1 12.000.000 12.000.000
Jumlah Biaya 94.016.481.000
b. Biaya Operasional
Biaya operasional
merupakan biaya yang
dikeluarkan berkaitan
dengan kegiatan rutin dalam
rangka pelayanan pengelola
pasar kepada pengguna jasa
pasar. Besarnya biaya
operasional yang
dikeluarkan sangat
dipengaruhi oleh ruang
lingkup kegiatan pasar serta
besar kecilnya organisasi
pasar yang dibentuk. Jika
pengguna jasa pasar besar
maka harus diimbangi oleh
jumlah personil yang
memadai untuk melayani
pengguna jasa. Sehingga
biaya operasional yang
dikeluarkan juga akan
semakin besar pula.
Total biaya
operasional per tahun dalam
pengelolaan pasar
tradisional Kranji Baru
sebesar 4,13 miliar rupiah.
Biaya operasional ini adalah
biaya yang rutin dikeluarkan
oleh pengelola pasar untuk
keperluan harian maupun
bulanan. Hampir semua
komponen biaya
dipengaruhi oleh jumlah
pedagang dan pembeli yang
bertransaksi di pasar. Biaya
terbesar selain biaya
penyusutan adalah pada
biaya upah, seperti upah
tenaga keamanan, biaya
penyusutan aset, upah staf
pasar, pajak bumi dan
bangunan, dan biaya listrik.
Biaya-biaya ini akan tetap
muncul selama ada kegiatan
transaksi jual beli di dalam
pasar. Dari kegiatan jual
beli ini pasti ada dampak
atau limbah yang muncul,
maka dampak dan limbah
inilah yang menjadi tugas
dari pengurus pasar untuk
menyelesaikannya setiap
hari. Biaya operasional
petugas diambil dari
retribusi yang dibayarkan
oleh pedagang setiap
harinya. Dengan demikian,
ada balas jasa langsung
yang diberikan pedagang
kepada pengurus pasar.
Secara kelembagaan,
pegawai tetap pasar
berjumlah 13 orang yang
terdiri dari kepala pasar,
Kepala-kepala bidang, dan
dibantu oleh staf dan juru
pungut retribusi yang
berstatus pegawai tetap.
Pegawai tetap ini mendapat
gaji tetap dan rutin setiap
tahun, termasuk petugas
keamanan, petugas
kebersihan, petugas MCK,
dan juru parkir. Upah
mereka didapatkan dari
pendapatan pasar dari setiap
unit usaha pasar. Semakin
besar pendapatan dari
pungutan tersebut, maka
upah yang diperoleh
semakin besar pula.
Biaya operasional
dalam perhitungan ini
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
25
termasuk biaya penyusutan
dari setiap aset tetap yang
dimiliki oleh pengelola
pasar seperti gedung pasar
dan kendaraan operasional.
Biaya penyusutan gedung
pasar dihitung selama 20
tahun, sedangkan biaya
penyusutan kendaraan
hitung selama 15 tahun.
Biaya penyusutan masing-
masing aset tersebut sebesar
5% per tahun, (standar
perpajakan).
Dalam perhitungan
biaya operasional ini ada
juga biaya tunjangan bagi
pegawai pasar. Biaya
tunjangan ini akan diberikan
setiap tahun kepada seluruh
pegawai/pengelola pasar
yang jumlahnya rata-rata
1,5 juta rupiah per orang.
Jumlah nominal akan
masing-masing pegawai
akan diberikan berdasarkan
jabatan dan lama waktu
bekerja. Dengan jumlah
pegawai tetap sebanyak 9
orang, dan pegawai tidak
tetap 40 orang, diperkirakan
jumlah pengeluaran untuk
tunjangan sebesar 60,5 juta
rupiah per tahun. Namun
tunjangan ini akan diberikan
jika pasar dikelola oleh
perusahaan daerah yang
berdiri sendiri. Jumlah
pegawai tetap pengelola
pasar adalah sebanyak 9
orang seperti kepala pasar,
kepala-kepala bagian, dan
staf.
2. Komponen Pendapatan
Sumber pendapatan dari
pengelolaan pasar ada dua yaitu
sumber pendapatan tetap dan
sumber pendapatan rutin.
Sumber pendapatan tetap adalah
pendapatan yang hanya
diperoleh sekali selama umur
teknis pasar berlangsung, atau
berdasarkan jangka waktu
tertentu yang diatur dalam
perjanjian sewa beli lokasi
jualan. Jika jangka waktu
kepemilikan lokasi berjualan
tersebut berdasarkan umur teknis
bangunan pasar, maka sejak
itulah hak kepemilikan lokasi
berjualan berakhir, selanjutnya
pengelola pasar dapat
memperoleh pendapatan baru
lagi melalui penyewaan ulang
lokasi tersebut.
Dalam kajian ini, yang
akan menjadi sumber
pendapatan utama dari pengelola
pasar yaitu dari penyewaan
lokasi-lokasi jualan dengan
beragam ukuran. Saat ini
terdapat 1.700lokasi jualan,
mulai dari toko bertingkat, kios,
counter, dan los pasar. Harga
jual dari masing-masing lokasi
ini berbeda-beda, tergantung
pada letak dan luasan. Setelah
dilakukan revitalisasi maka
jumlah tempat berjualan
bertambah menjadi 2.692 lokasi.
Dengan demikian, jumlah
pedagang diperkirakan akan
sama dengan jumlah lokasi
berjualan dengan catatan semua
lokasi berjualan laku terjual
semua.
a. Pendapatan Tetap
Adapun sumber
pendapatan tetap yang lain
dari retribusi pasar, retribusi
kebersihan (yang dikelola)
oleh pasar, retribusi
keamanan, retribusi
penggunaan MCK, retribusi
parkir. Retribusi ini
dipungut setiap hari oleh
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
26
petugas yang ditunjuk oleh
pengelola pasar. Kelemahan
dalam memungut retribusi
parkir saat ini adalah
mengenai laporan
pendapatan retribusi parkir
yang tidak bisa dikontrol.
Petugas parkir saat ini tidak
memberikan karcis tanda
pungutan retribusi kepada
setiap pengendara. Sehingga
sangat sulit bagi pemerintah
untuk menetapkan target
pendapatan dari retribusi
parkir.
Untuk rencana proyek
revitalisasi pasar Kranji
Baru ini, diharapkan
manajemen pengelolaan
sumber-sumber pendapatan
daerah ini akan semakin
baik, seiring dengan tujuan
revitaslisasi dari pasar
tradisional menjadi pasar
tradisional bernuansa
moderen. Modernisasi bisa
dari aspek manajemen
pengelolaan, sarana dan
prasarana pasar yang
moderen, atau secara teknis
bangunan gedung yang
didesain moderen. Dalam
proyek revitalisasi ini,
jumlah lokasi berjualan
dipastikan meningkat
sebanyak minimal 20% dari
jumlah sebelumnya. Namun
yang menjadi prioritas
untuk memiliki lokasi
tersebut adalah pedagang
lama, kemudian sisanya
akan dilelang secara terbuka
kepada para pedagang baru
yang ingin berjualan di
pasar Kranji Baru.
Harga sewa lokasi
berjualan kepada pedagang
baru dengan pedagang lama
juga berbeda. Pedagang
baru diberikan kemudahan
dalam memperoleh lokasi
berjualan. Hal ini karena
mereka para pedagang baru
dianggap sebagai pedagang
yang sudah
menggantungkan
pendapatannya dari
berdagang di pasar Kranji
Baru. Sedangkan bagi
pedagang baru yang ingin
berjualan di Pasar Kranji
Baru, mereka diberlakukan
tarif baru yang sedikit lebih
mahal.
Tabel 1.3. Estimasi
Pendapatan dari Penyewaan
Lokasi Berjualan diPasar
Kranji Baru Kota Bekasi
No Rekapitulasi Pendapatan: Jumlah (Rp.)
1 Penyewaan Lokasi Berjualan 124.172.000.000
Jumlah Total Pendapatan 124.172.000.000
Harga jual untuk
jangka waktu pemakaian
selama 20 tahun untuk
setiap lokasi berjualan
relatif murah, karena
mayoritas pedagang di pasar
ini diprioritaskan untuk
pedagang kecil yang
memiliki modal relatif kecil.
Jika hitung sewa untuk toko
bertingkat dengan harga jual
215.000.000 rupiah per unit
untuk ukuran 3 x 6 meter,
maka harga sewa pertahun
sebesar 10.750.000 rupiah,
dengan lama pemakaian
lokasi sekitar 20 tahun.
Setelah 20 tahun, lokasi
tersebut akan kembali
menjadi hak milik
pemerintah daerah.
Sedangkan untuk harga jual
los pasar per unit sebesar 12
juta per 20 tahun. Sehingga
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
27
harga rata-rata per tahun
adalah 600 ribu rupiah.
b. Pendapatan Rutin
Potensi penerimaan
retribusi di pasar Kranji
Baru didapatkan dari
pedagang yang
memanfaatkan tempat
berjualan yang tersedia.
Disamping retribusi pasar,
bagi para pedagang dan
pengunjung yang
memanfaatkan fasilitas yang
tersedia, mereka juga
dipungut retribusi lamanya,
diantaranya adalah retribusi
parkir, retribusi kebersihan,
retribusi keamana, retribusi
MCK, dan retribusi lainnya.
Tabel 1.4. Estimasi
Pendapatan Rutin di Pasar
Kranji Baru Kota Bekasi
No Rekapitulasi Pendapatan: Jumlah (Rp.)
1 Retribusi Pasar 1.089.000.000
2 Retribusi Sampah (Kebersihan) 888.360.000
3 Iuran Keamanan 1.216.800.000
4 Retribusi Parkir 443.880.000
5 Retribusi MCK 792.000.000
Jumlah Total Pendapatan 4.430.040.000
1) Retribusi Pasar
Potensi pendapatan
daerah dengan
dibangunnya pasar
tradisional Kranji Baru
adalah melalui retribusi
yang dipungut oleh
petugas pasar kepada
para pedagang di pasar
tersebut. Perkiraan
pendapatan daerah dari
retribusi pasar pertahun
sebesar 3,5 miliar
rupiah per tahun.
Jumlah ini diperoleh
dari 2.692 pedagang,
baik dari pedagang di
toko bertingkat,
padagang kios,
pedagang di counter,
dan pedagang di los
pasar. Masing-masing
pedagang dikenakan
tarif yang berbeda-beda
berdasarkan luas lokasi
berjualan dan tempat
berjualan (lantai
basement atau lantai
dasar).
2) Retribusi Parkir
Selama ini, jasa
perparkiran belum
dikelola dengan
optimal. Tidak semua
lokasi parkir dikeloka
oleh pengelola pasar
Kranji Baru. Selain itu,
adanya parkir liar di
sekitar pasar akan
menjadi masalah bagi
para pengunjung pasar,
karena merasa
terganggu dengan para
pengendara. Karak
teristik pengunjung
pasar yang datang
berbelanja saat ini
sepertinya hanya
mencari gampang dan
praktisnya saja dalam
berbelanja. Banyak
pengendara yang
terkadang tidak mau
turun dari kendaraannya
karena mungkin
khawatir akan ditagih
retribusi parkir.
Akhirnya kondisi ini
akan mengganggu arus
lalu lintas yang
menyebabkan
kemacetan.
Penyebabnya adalah
karena tidak hanya satu
orang yang bertindak
seperti ini, tetapi
banyak diikuti oleh
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
28
orang lain.
Banyak keluhan
dari para pengunjung
pasar ataupun dari
pihak – pihak pedagang
serta dari para pihak
pendukung dari pasar
tradisional. Selama ini
parkir tidak teratur,
sehingga tidak
memberikan
kenyamanan bagi para
pengguna pasar
tradisional. Lahan
parkir perlu disediakan
dengan lebih
representatif, luas dan
bersih serta dikelola
secara profesional.
Sehingga memberikan
kenyamanan bagi
semua pihak yang
mempunyai
kepentingan pada pasar
tradisional.
Dari hasil
simulasi pendapatan
daerah melalui retribusi
parkir di pasar
diketahui sebesar
443,880 juta rupiah per
tahun, dengan asumsi
jumlah pengendara
sepeda motor sebanyak
550 unit per hari, dan
sebanyak 136 unit per
hari untuk kendaraan
roda empat atau lebih.
Jumlah ini
menyesuaikan dengan
daya tampung lokasi
parkir yang tersedia di
Pasar Kranji Baru.
Estimasi
pendapatan ini adalah
pendapatan kotor,
artinya belum dikurangi
dengan honor petugas
parkir. Status petugas
parkir dalam
pengelolaan pasar ini
adalah sebagai petugas
sukarelawan. Dimana
mereka tidak mendapat
gaji bulanan dari pihak
pengelola pasar.
Mereka hanya
melakukan pemungutan
sesuai dengan tarif
berlaku, dan
menyetorkan
berdasarkan jumlah
kendaraan yang parkir
dan membayar sesuai
dengan tarif yang telah
ditetapkan dalam Perda
Kota Bekasi.
Jika dari total
pendapatan dari
retribusi parkir ini
dikurangi 35 persen
untuk petugas parkir,
maka total pendapatan
akan menjadi 288,522
juta rupiah per tahun
dengan asumsi upah
untuk juru parkir adalah
sebesar 35% atau
sebesar 115,358 juta
rupiah per tahun.
Namun karena
manajemen yang akan
diterapkan adalan
manajemen perusahaan
daerah, maka semua
pungutan pasar harus
masuk ke dalam kas
pasar terlebih dahulu,
baru kemudian akan
dikeluarkan melalui gaji
masing-masing petugas.
Jumlah keseluruhan
juru parkir sebanyak 8
orang, dimana 3 orang
adalah petugas parkir
mobil, dan 5 orang
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
29
adalah petugas parkir
sepeda motor. Mereka
masing-masing bekerja
bergantian waktu dan
bergantian tempat yang
diatur sesuai dengan
keputusan pengelola
pasar.
Status petugas
parkir adalah pegawai
kontrak, dimana masa
kontrak akan ditentukan
oleh pengelola pasar
atau atas kesepakatan
kedua belah pihak
(petugas parkir dan
pengelola pasar).
Petugas parkir yang
direkrut akan bisa
mendapatkan gaji
bulanan sesuai atau
berdasarkan persentase
dari perolehan parkir.
3) Retribusi Keamanan
dan Ketertiban
Salah satu bentuk
pelayanan jasa dari
pengelola pasar Kranji
Baru adalah layanan
keamanan dan
ketertiban. Layanan
jasa ini bertujuan untuk
menjaga barang-barang
dagangan pedagang
yang ditinggal di pasar
oleh pemiliknya, serta
keamanan dan
kenyamanan para
pengunjung yang
datang berbelanja ke
pasar. Rasa aman dan
nyaman dari pengguna
jasa layanan pasar
merupakan hal yang
sangat penting bagi
para pedagang, karena
tidak mungkin para
pedagang akan menjaga
sendiri barang
dagangannya selama 24
jam, atau membawa
pulang dagangan
mereka ke rumah. Oleh
karena itu, pihak
pengelola pasar Kranji
Baru juga menyediakan
jasa keamanan dan
ketertiban bagi para
pedagang.
Konsekuensi dari
jasa layanan dari
pengelola pasar ini
adalah adanya
kewajiban para
pedagang untuk
membayar sejumlah
retribusi yang tarifnya
telah ditetapkan oleh
pemerintah darah.
Setiap pedagang
dikenakan retbirusi
keamanan dan
ketertiban sebesar 1.500
rupiah setiap hari untuk
pedagang di toko
bertingkat, kios, dan
counter. Sedangkan
untuk pedagang los
pasar dikenakan
retribusi keamanan
sebesar 1.000 rupiah
perhari.
Retribusi ini
digunakan untuk
membiayai biaya
operasional petugas
keamanan, termasuk
untuk honor petugas
keamanan. Saat ini,
jumlah petugas
keamanan di pasar
Kranji Baru sebanyak
20 orang yang bekerja
dengan sistem shipt
atau bertugas
bergantian. Sedangkan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
30
setelah dikelola oleh
PD Pasar nanti, jumlah
petugas keamanan
berkurang menjadi 12
orang. Diperkirakan
total pendapatan dari
retribusi keamanan
sebesar 1,2 miliar
rupiah per tahun dari
2.692 orang pedagang.
4) Retribusi MCK
Penyediaan
fasilitas Mandi Cuci
Kakus (MCK)
merupakan menjadi
kewajiban dari pihak
pengelola pasar kepada
para pengguna jasa
pasar. Sedangkan
pengguna jasa MCK
berkewajiban
membayar sejumlah
uang yang telah
ditetapkan kepada
pengelola pasar sebagai
balas jasa atas
penyediaan fasilitas
tersebut.
Jumlah MCK
yang dibangun
pengelola pasar saat ini
adalah sebanyak 4 buah
yang berada di lantai
dasar, dan 4 buah di
lantai satu, MCK
berada di setiap sudut
pasar. Jika setiap MCK
ditargetkan jumlah
pengguna jasa MCK
untuk buang air kecil
sebanyak 1000 orang
maka dapat
diperkirakan jumlah
pendapatan yang
diperoleh setiap tahun
sebesar 360 juta rupiah.
Sedangkan perkiraan
pendapatan dari
pengguna jasa MCK
untuk buang air besar
atau mandi adalah
sebesar 648 juta rupiah
pertahun dari 600 orang
pengguna setiap hari
dengan tarif 2 ribu
rupiah per sekali
masuk.
Pengguna jasa
diperkirakan berasal
dari para pedagang dan
pegawainya yang
berjumlah lebih dari 2
ribu orang perhari.
Selain itu, juga
pengguna jasa
diperkirakan berasal
dari para pembeli yang
datang berbelanja ke
pasar Kranji Baru yang
berjumlah diperkirakan
sebanyak 2.692 orang
perhari. Dari jumlah
pengunjung tersebut
diperkiraan total
pendapatan sebesar 792
juta rupiah per tahun.
Adapun biaya
perawatan MCK masuk
ke dalam biaya
operasional pasar setiap
tahun. Sehingga dari
pendapatan ini tidak
secara langsung
dikuangi untuk biaya
perawatan.
5) Retribusi Kebersihan
Retribusi
kebersihan merupakan
salah satu sumber
pendapatan pasar Kranji
Baru. Balas jasa yang
langsung diterima oleh
pengguna jasa pasar
adalah tersedianya
lokasi berjualan yang
bersih dan nyaman.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
31
Retribusi kebersihan ini
dipungut setiap hari
oleh petugas pasar, dan
sampah yang timbul
dari para pedagang
diangkut pada hari itu
juga. Saat ini pengelola
pasar telah
menyediakan 3 unit
armada angkutan
sampah yang akan
membawa sampah
tersebut menuju Tempat
Pembuangan Akhir
(TPA) di Bantar
Gebang.
Sebelum sampah
diangkut ke TPA,
sampah dikumpulkan di
Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) yang
ada di lingkungan pasar
Kranji Baru. Sampah
tersebut dikumpulkan
oleh petugas kebersihan
pasar yang sebanyak 10
orang perhari.
Kemudian sampah
tersebut diangkut
dengan menggunakan
armada jenis arm roll
dengan jumlah petugas
sebanyak 9 orang untuk
3 unit armada yang
tersedia.
Dari hasil
perhitungan pendapatan
dari retribusi sampah
diperkirakan
pendapatan per tahun
sebesar 888,36 juta
rupiah. Setiap pedagang
dikenakan tarif retribusi
sebesar seribu rupiah
per pedagang, baik
pedagang kios,
pedagang counter,
pedagang los, maupun
pedagang toko
bertingkat. Perkiraan
pendapatan tersebut
dengan asumsi bahwa
jumlah pelanggan
kebersihan pertahun
sebanyak 2.692 orang
pedagang.
Pendapatan
tersebut diasumsikan
pendapatan bersih
karena biaya retribusi
kebersihan dari
pengelola pasar kepada
pihak Dinas Kebersihan
telah dianggarkan pada
biaya operasional
tahunan. Termasuk
upah sopir dan kru
armada kebersihan telah
dianggarkan pada biaya
operasional pasar.
Sedangkan petugas
sukarelawan kebersihan
di pasar yang bertugas
untuk mengumpulkan
sampah dari pasar ke
tempat pembuangan
akhir atau ke armada
arm roll tidak termasuk
ke dalam pegawai tetap
pasar. Sehingga
upahnya diambilkan
dari persentase
pungutan retribusi
kebersihan dari
pedagang. Dari 324,648
juta rupiah per tahun,
dikurangi 35% atau
113,626 juta rupiah
untuk petugas
kebersihan, maka
pendapatan bersih dari
retribusi pasar sebesar
211,021 juta rupiah per
tahun.
Namun ketika
pasar dikelola terpisah
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
32
dari Dinas
Kesejaheraan Rakyat
Kota Bekasi, maka
semua biaya akan
dibebankan kepada
Perusahaan Daerah
Pasar Kranji Baru.
Sehingga PD Pasar
dapat mengatur belanja
rumah tangganya
sendiri dari pendapatan
yang diperolehnya.
4. Analisa Biaya Manfaat
Analisis ekonomi
dilakukan dengan maksud
mengevaluasi kelayakan proyek.
Metode yang digunakan adalah
Net Present Value (NPV),
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
dan Internal Rate Return (IRR).
Dalam analisa pendapatan
dibagi manjadi dua kelompok
pendapatan yaitu pendatapan
tetap dan pendapatan rutin.
Pendapatan tetap yaitu
pendapatan yang hanya
diperoleh sekali selama kegiatan
pasar berlangsung, seperti
retribusi penyewaan tempat
berjualan dan retribusi
penyewaan tempat dalam jangka
waktu tertentu. Sedangkan
pendapatan rutin yaitu
pendapatan yang hanya
diperoleh setiap hari secara rutin
seperti retribusi parkir, retribusi
pasar, dan retribusi lainnya.
Tabel 1.5 Total Biaya dan
Pendapatan Proyek Revitalisasi
Pasar Kranji Baru di Kecamatan
Bekasi Barat Tahun 2017
No. Uraian Harga (Rp.)
1 Biaya Investasi 94.016.481.000
2 Biaya operasional 4.136.019.050
3 Pendapatan Tetap 124.172.000.000
4 Pendapatan Rutin 4.430.040.000
PV - 30.449.539.950
Dari hasil perhitungan
perkiraan pendapatan rutin
diketahui sebesar Rp.4,43 miliar
rupiah per tahun, sedangkan
pendapatan tetap sebesar 124,17
miliar rupiah. Tahun berikutnya,
hasil penyewaan lokasi berjualan
tidak dimasukkan lagi kedalam
sumber pendapatan, karena
pendapatan dari penyewaan ini
hanya dilakukan satu kali selama
20 tahun. Setelah 20 tahun
berikutnya, lokasi berjualan
kembali menjadi hak milik
pemerintah daerah melalui
Perusahaan Daerah Pasar Kranji
Baru. Sedangkan pendapatan
rutin per tahun diperoleh dari
retribusi pasar, retribusi
kebersihan, retribusi keamanan,
retribusi parkir, retribusi
MCK.Jumlah pendapatan ini
merupakan target yang harus
dicapai oleh pengelola PD Pasar
nantinya. Begitu juga dengan
pengeluaran, jumlahnya bisa
bertambah dan juga bisa
berkurang, namun perubahan
diharapkan tidak akan terlalu
besar, agar cash flow yang
direncakan tidak berubah.
Dari hasil penyewaan
lokasi pasar diketahui sebesar
124,17 miliar rupiah untuk 20
tahun. Dari hasil simulasi
perhitungan, jumlah pendapatan
ini telah mampu menutupi biaya
revitalisasi pasar Kranji Baru
yang sebesar 94.016.481.000.
Sedangkan untuk menutupi
biaya operasional bulanan PD
Pasar, diharapkan dari
pendapatan rutin yang
diperkirakan sebesar 4,43 miliar
rupiah per tahun.
Secara umum, kelayakan
pembangunan pasar tradisional
Kranji Baru diukur melalui total
biaya dan total pendapatan.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
33
Selisih yang terlihat (tangible)
adalah yang bisa dihitung
dengan jelas. Biaya dan
keuntungan yang dapat diukur
secara moneter (moneterizable)
bahkan lebih jauh lagi, yaitu
dapat dinyatakan dalam ukuran
satuan uang (Rupiah), hal ini
dimungkinkan karena kita dapat
mengukurnya di pasaran. Dalam
hal langsung atau tidak
langsung, tergantung pada
tujuan utama proyek.
Keuntungan yang menjadi
tujuan utama merupakan
pengaruh langsung.
Efisiensi ekonomis
berkaitan dengan pemakaian
sumber daya (biaya) yang ada
dalam mencapai keuntungan
yang maksimal (maksimal dari
segi kepuasan masyarakat). Cara
yang populer untuk mengukur
efisiensi adalah analisis
perbandingan biaya lawan
keuntungan (costbenefit
analysis). Proyek efisien bila
nilai keuntungan yang (dapat)
diperoleh melebihi nilai biaya
yang (akan) dikeluarkan. Hal
yang perlu diingat dalam
mengukur keuntungan proyek
adalah keterbatasan sumber daya
(untuk dipakai bersama -sama
oleh banyak proyek).
Dari komponen biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatna
revitalisasi pasar Kranji Baru ini,
biaya terbesar adalah biaya
investasi. Biaya investasi hanya
dikeluarkan sekali dalam masa
umur proyek. Selanjutnya untuk
biaya operasional rutin
dikeluarkan setiap tahun atau
setiap bulan. Jumlahnya
tergantung dari tinggkat
mobilitas dari PD Pasar.
Dengan total biaya
investasi sebesar 94,01 miliar
rupiah dan biaya operasional
setiap tahun diperkirakan
sebesar 4,13 miliar rupiah
diharapkan akan bisa tertutupi
dari pendapatan tetap dan
pendapatan rutin dari pasar.
Proyek pembangunan pasar
Kranji Baru dikatakan layak
apabila pendapatan yang
diperoleh lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan, dan
sebaliknya.
Estimasi pendapatan dari
hasil pengelolaan pasar Kranji
Baru diketahui sebesar 4,43
miliar rupiah pertahun.
Pendapatan ini belum termasuk
pendapatan tetap seperti hasil
penyewaan lokasi berjualan
selama 20 tahun.
SIMPULAN
Berdasarkan kajian analisa
kelayakan ekonomi/finansial, maka
dapat disimpulkan bahwa kegitan
revitalisasi pasar Kranji Baru layak
dilakukan. perhitungan analisa Net
Present Value (NPV)
41.741.420.487, Artinya bahwa nilai
NPV positif, maka kegiatan
revitaslisasi pasar Kranji Baru Kota
Bekasi layak dilaksanakan.
Sedangkan koefisien Internal Rate of
Return (IRR) : 0,08 atau 8%, Artinya
tingkat bunga bank lebih besar dari
tingkat bunga sendiri, atau besarnya
tingkat pengembalian modal sendiri
yang digunakan untuk menjalankan
usaha. IRR ini dapat mengukur
kemanfaatan modal sendiri untuk
menghasilkan laba. dan hasil
perhitungan Benefit Cost Ratio (B/C
Ratio) : 1,07, Artinya bahwa tingkat
keuntungan yang diperoleh lebih
besar dari total biaya yang
dikeluarkan.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
34
Saran/Rekomendasi
Dengan demikian maka dapat
direkomendasikan bahwa kegiatan
revitalisasi pasar Kranji Baru Kota
Bekasi layak dilaksanakan.
1. Sesuai dengan Pasal Pasal 22
Permendagri no. 20 tahun 2012
bahwa Bupati/walikota melalui
SKPD memberikan prioritas
tempat usaha kepada pedagang
lama, dalam hal dilakukan
renovasi dan/atau relokasi pasar
tradisional;
2. Kepada pemerintah agar tarif
retribusi dan harga sewa lokasi
berjualan dibawah harga sewa di
pasar moderen atau pusat
perbelanjaan lainnya, agar biaya
retribusi yang tinggi tersebut
tidak dibebankan kepada pembeli
oleh pedagang.
3. Perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi kualitas pelayakan
pengelola pasar secara periodik
agar pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, R. McConnell and Stanley
L. Brue. 1990. Economics:
Principles, Problems and
Policies. McGraw-Hill
Publishing Company.
Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi.
Jakarta: Penerbit PT Raja
Grafindo Persada.
Ginanjar, Nugraha Jiwapraja. 1980.
Masalah Ekonomi Mikro.
Jakarta: Acro.
Husnan, S., dan Muhammad, S.,
Studi Kelayakan Proyek, Edisi
Keempat, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2000.
[Kemendagri] Kementrian Dalam
Negeri. 2012. Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.20
Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Dan
Pemberdayaan Pasar
Tradisional. Jakarta (ID):
Sekretariat Negara
Kementererian Perdagangan RI.
Pasar Tradisional Yang
Modern (Dalam Rangka
Peningkatan Daya Saing Pasar
Tradisional)
Kottler, Philip and Gary Amstrong.
2002. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Jakarta: Penerbit
PT Erlangga.
Kurniawan, 2012. Analisis
Kelayakan Usaha Pengolahan
Sampah Kota Menjadi Produk
yang Berguna di TPA
Bantargebang. Universitas Guna
Darma Jakarta.
Kurniawan E, 2012.
https://koeeko.wordpress.com/
2012/03/27/pendapatan/
Mursid, M. 1997. Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Peraturan Daerah Kota Bekasi
Nomor 08 Tahun 2005 Tentang
Retribusi Pasar Di Kota Bekasi
Peraturan Daerah Kota Bekasi
Nomor 09 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah
Peraturan Daerah No. 06, Paragraf
14, Pasal 43 - 45 Tahun 2008
tentang Dinas Daerah Kota
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN 2252-9993
35
Bekasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Dan
Pemberdayaan Pasar
Tradisional.
Peraturan Menteri (Permen) Dalam
Negeri RI No. 20 Tahun 2012
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun
2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
Peraturan Walikota Bekasi Nomor
58Tahun 2009 Tentang
perubahan atas Peraturan
Walikota Bekasi Nomor 74
Tahun 2008 tentang tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Serta
Rincian Tugas Jabatan Pada
Dinas Perekonomian Rakyat
Kota Bekasi
Peraturan Walikota Bekasi Nomor
41 Tahun 2010 Tentang
perubahan atas Peraturan
Walikota No.53 tahun 2009
tentang Tugas pokok dan
fungsi dari masing – masing
unit kerja
Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Perekonomian Kota Bekasi
2013-201
Rencana Kerja (Renja) Dinas
Perekonomian Kota Bekasi
2013-2018
William J, 2006, Prinsip Pemasaran,
Jilid I (Edisi Ketujuh),
Erlangga, Jakarta.
Sudrajat, H. R., Mengelola Sampah
Kota, Jakarta, 2006
Suratman, Studi Kelayakan Proyek,
Teknik dan Prosedur
Penyusunan Laporan, J&J
Learning, Yogyakarta, 2001.
Wiryomartono.A.Bagoes,1995, Seni
Bangunan dan Seni Binakota
di Indonesia, Jakarta,PT
Gramedia Pustaka Utama
http://www.pengertianahli.com/2013
/10/pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-
pasar.html)
top related