studi kasus asuhan keperawatan nyeri diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan...
Post on 16-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A
DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH :
VITA PUJI LESTARI
NIM. P. 10134
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A
DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
VITA PUJI LESTARI
NIM. P. 10134
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : VITA PUJI LESTARI
NIM : P. 10134
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
TN. A DENGAN GASTRITIS DI RUANG
MAWAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
ataupun pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 6 Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
VITA PUJI LESTARI
P. 10134
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : VITA PUJI LESTARI
NIM : P. 10134
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. A
DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR.
Telah di setujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis
Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Ditetapkan
Hari/ Tanggal
Pembimbing : Erlina Windyastuti S. Kep., Ns NIK. 2011087065
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
TN. A DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARANGANYAR ”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
yang telah menjadi pimpinan yang senantiasa memberikan teladan serta
bimbingan kepada mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi
DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu dan memberikan kemudahan untuk menunjang pengajaran
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan – masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Nurul Devi Ardiani S.Kep., Ns, selaku dosen penguji II yang telah
memberikan saran, kritik, serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi
penulis dan demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Amalia Agustin S.Kep., Ns, selaku dosen penguji III yang telah
memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian
berlangsung dan demi sempurnanya penulisan karya tulis ini.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
7. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar beserta staf keperawatan,
khususnya di Ruang Mawar I yang telah memberikan ijin dan kesempatan
bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.
8. Kedua orang tuaku dan kedua adikku, yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
9. Panji Wahyudi yang selalu membantu dan memberikan support dan
perhatiannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Sahabat dan Teman – teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
angkatan 2010 STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak
yang tidak dapat disebutkan satu – persatu, yang telah memberikan
dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, 6 Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………..…………………………………………….. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………… iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………….. 1
B. Tujuan Penulisan ………………………………………...... 4
C. Manfaat Penulisan …………………………………………. 6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian …………………………………………………. 7
B. Perumusan Masalah Keperawatan ……………….……….. 13
C. Perencanaan Keperawatan ………………………………... 13
D. Implementasi Keperawatan ……………………………….. 14
E. Evaluasi Keperawatan …………………………………….. 17
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ……………………………………………… 20
B. Simpulan ………………………………………………….. 29
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar. 2.1 Genogram Tn. A ……………………………………….. 9
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian
Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien
Lampiran 5 Asuhan Keperawatan
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan yang banyak terjadi di
masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan
terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil presentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang
14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5% (Gustin, 2012). Gastritis yang terjadi
di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya
(Yulida dkk, 2013). Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99%dan
insiden gastritis sebesar 115/100.000 penduduk (Putri dkk, 2010). Presentase
angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2011 cukup
tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Gastritis merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak
pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia (Gustin, 2012).
Dari hasil survey epidemologik infeksi Helicobacter Pylori oleh
Suparyatmo dkk pada tahun 2002 mendapatkan kelompok umur 0 – 14 tahun
menunjukkan angka 7,2% anti-Hp positif, dan meningkat sesuai dengan
peningkatan umur (Suraatmaja, 2007). Dari hasil perhitungan yang dilakukan
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada bulan Maret 2013
2
didapatkan hasil bahwa penyakit gastritis menempati peringkat pertama di
Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dengan pasien
sebanyak 121 pasien, dan menempati peringkat kedua di Unit Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dengan pasien sebanyak 344 pasien
(Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar, 2013).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronik difus atau lokal.Dua jenis gastritis yang umum terjadi
adalah gastritis akut dan gastritis kronik (Price, 2006). Gastritis adalah proses
inflamasi pada mukosa lambung dan submukosa lambung. Gastritis
merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya didiagnosis
berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja. Gastritis
erosive atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
pembuluh darah lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut atau kronis
(Priyanto, 2009). Kekambuhan yang berulang dapat menyebabkan terjadi
penyakit lanjutan seperti kanker lambung dan perdarahan pada lambung
(Saefani dkk, 2012). Kekambuhan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya stress dan dukungan keluarga. Kekambuhan gastritis dapat
dipengaruhi oleh pola dan kebiasaan makan yang salah serta kurangnya
aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan stress (Handayani dkk, 2011).
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi
dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
langsung (Muttaqin, 2011). Garam empedu terjadi pada saat kondisi refluks
3
garam empedu dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan
respon peradangan mukosa. Iskemia berhubungan dengan akibat penurunan
aliran darah ke lambung, trauma langsung lambung berhubungan dengan
keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga
integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa
lambung. Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang menyebabkan
kerusakan mukosa lambung meliputi : kerusakan mukosal barrier, yang
menyebabkan difusi balik ion H+
meningkat, perfusi mukosa lambung yang
terganggu, danjumlah asam lambung yang tinggi (Muttaqin, 2011).
Manifestasi klinis gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang
tidak jelas, seperti anoreksia, bersendawa, atau mual, sampai gejala yang lebih
berat seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan, dan hematemesis (Price,
2006).
Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Price, 2006). Secara
umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri
dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih,
menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir, dll),
pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-mandir, dll), interaksi sosial
(menghindari percakapan, disorientasi waktu) (Judha, 2012).
4
Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya
kurang dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang
menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis berlangsung selama
enam bulan atau lebih (Potter & Perry, 2006).
Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 22 – 24April
2013 pada Tn .A di Ruang Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
didapatkan keluhan nyeri akut pada klien. Apabila nyeri yang dialami oleh
klien tidak segera diatasi maka akan mengganggu aktivitas lain klien, seperti
kebutuhan tidur dan istirahat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam bentuk Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Tn. A
dengan Gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. A dengan gastritis di Ruang
Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
5
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. A dengannyeri akut
akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar.
b. Penulis mampu merumuskan masalah diagnosa keperawatan pada
Tn. A dengan nyeri akut akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. A
dengan nyeri akut akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. A
dengan nyeri akut akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. A dengan nyeri akut
akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut yang terjadi pada Tn.
A dengan nyeri akut akibat gastritis di Ruang Mawar I Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar.
6
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Asuhan Keperawatan akan memberikan wawasan yang luas mengenai
masalah keperawatan mengenai klien nyeri akut dengan gastritis.
2. Instansi
a. Pendidikan
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar
mengajar tentang masalah keperawatan mengenai klien nyeri akut
dengan gastritis.
b. Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dan evalusi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan
khususnya pada klien nyeri akut dengan gastritis.
3. Profesi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi dibidang Keperawatan Medikal Bedah tentang Asuhan
Keperawatan nyeri akut pada klien dengan gastritis.
4. Pembaca
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
pembaca tentang manajemen nyeri pada klien dengan gastritis.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada Tn. A dengan nyeri akut karena gastritis, yang dilaksanakan pada
tanggal 22 April – 24 April 2013. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Dari hasil pengkajian pada tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB,
pada kasus ini diperoleh hasil yang didapat dengan cara autoanamnese dan
alloanamnese, dimana penulis melakukan observasi secara langsung,
pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari hasil
pengkajian tersebut diperoleh hasil klien bernama Tn. A, umur 28 tahun,
alamat Suruh Kalong Pandeyan Tasikmadu, beragama islam, pendidikan
SLTA, pekerjaan wiraswasta, nomor register 27 xx xx, dirawat di Ruang
Mawar I Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar sejak tanggal 21 April
2013. Dari hasil pemeriksaan, Tn. A didiagnosa oleh dokter menderita
penyakit gastritis. Penanggung jawab klien adalah Ny. K, umur 25 tahun,
pendidikan SMP, pekerjaan buruh, dan hubungan dengan klien adalah istri
klien. Klien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada tanggal
21 April 2013 pukul 18.15 WIB.
8
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah nyeri yang dirasakan
pada ulu hati atau nyeri epigastrium. Riwayat penyakit Tn. A sekarang adalah
klien mengatakan datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
dengan keluhan pusing, mual, dada sesak dan ampek. Lalu klien diperiksa
oleh dokter dan dokter mendiagnosa bahwa klien mengalami penyakit
gastritis dan klien disarankan untuk dirawat inap dan sekarang klien dirawat
di Ruang Mawar I nomor 8 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat klien tiba di IGD Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar pada tanggal 21 April 2013 jam 18.15 WIB,
klien mendapatkan penanganan dengan terapi : infuse RL (ringer laktat) 20
tetes permenit, injeksi sohobion 2 ml, levofloxaxin 1 gram, pragesol 2 ml.
Dari hasil pengkajian didapatkan riwayat penyakit dahulu, klien
sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit dan klien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap apapun dan belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Klien juga mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok atau
minum minuman keras. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi, diabetes melitus maupun asma.
Riwayat kesehatan keluarga klien adalah klien mengatakan bahwa
didalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dialami klien, dan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
seperti hipertensi, asma ataupun diabetes melitus. Klien mengatakan tinggal
serumah dengan istri dan anak laki – laki klien.
9
Gambar. 2.1 Genogram Tn. A
Keterangan :
: laki laki sudah meninggal
: perempuan sudah meninggal
: laki – laki
: perempuan
: tinggal serumah
: klien Tn. A
Hasil pengkajian pola kesehatan fungsional klien menurut Gordon,
pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit klien dan keluarga mengatakan
bahwa pola makan klien sering tidak teratur dengan porsi nasi, sayur dan lauk
pauk dan klien minum air putih 5 gelas dalam sehari. Dan klien mengatakan
suka dengan makanan pedas. Selama sakit klien makan 3 kali sehari dengan
menu atau diit BB (bubur biasa) yang sudah disiapkan oleh rumah sakit dan
klien hanya makan 3 – 4 sendok saja dan klien minum air putih dan minum
teh 1 gelas sesudah makan ± 200 cc.
10
Pola aktivitas dan latian klien sebelum sakit seperti makan, minum,
toileting, berpakaian, berpindah, dan mobilitas di tempat tidur dilakukan
secara mandiri tanpa di bantu oleh alat ataupun orang lain. Selama sakit
aktivitas klien seperti makan, minum, toileting, berpakaian, berpindah,
mobilitas di tempat tidur juga dilakukan secara mandiri tanpa dibantu alat
atau orang lain.
Pola eliminasi klien, sebelum sakit klien mengatakan bahwa dalam
satu hari BAK (Buang Air Kecil) normal dengan frekuensi ± 7 kali berwarna
kuning jernih dan jumlahnya ± 1500 cc, BAB klien ± 1 kali dengan
konsistensi lembek, berwarna kuning kecoklatan dan klien mengatakan tidak
ada keluhan. Selama sakit klien mengatakan BAK ± 7 kali dalam satu hari
sebanyak ± 1000 cc dengan warna kuning jernih, semenjak sakit dan dirawat
di rumah sakit ia sama sekali belum pernah BAB.
Pola istirahat tidur klien, sebelum sakit klien biasanya tidur ± 6 – 8
jam dalam satu hari dan tidak terbangun pada malam hari. Selama sakit klien
mengatakan bahwa dalam satu hari ia hanya tidur ± 3 – 4 jam dan sering
terbangun pada malam hari karena pusing dan nyeri perut yang dirasakan, dan
klien nampak sesekali menguap.
Pola kognitif perceptual, sebelum sakit klien mengatakan bahwa ia
tidak merasakan sakit pada daerah ulu hati atau epigastrium, klien juga
mengatakan tidak mengalami gangguan pada sistem pendengaran dan sistem
penglihatannya. Selama sakit klien mengatakan P : nyeri ketika klien
bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R :
11
klien merasakan nyeri pada daerah ulu hati atau epigastrium, S : skala nyeri 7,
T : nyeri dirasakan oleh klien setiap saat. Klien mengatakan bahwa ia tidak
mengalami gangguan dalam sistem pendengaran maupun dalam sistem
penglihatan.
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum klien CM (Compos Mentis),
pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale) didapatkan hasil, Eyes 4 (membuka
spontan), Verbal 5 (orientasi penuh), Motorik 6 (mengikuti perintah),
pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan hasil tekanan darah Tn. A 100/70
mmHg, nadi 83 kali permenit, pernafasan 18 kali permenit, dan suhu 37,4
derajat celcius. Pada pemeriksaan mata klien didapat palpebra klien berwarna
kehitaman, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks terhadap
cahaya baik, pada pemeriksaan telinga didapatkan telinga kanan dan kiri klien
simetris serta ada sedikit serumen, leher klien tidak kaku kuduk dan tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid & kelenjar lymfe.
Hasil pemeriksaan dada paru saat diinspeksi, ekspansi dada kiri dan
kanan simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada jejas, tidak
ada luka. Saat dilakukan palpasi pada dada vocal fremitus kanan dan kiri
sama, saat diperkusi bunyi paru sonor, dan saat diauskultasi suara nafas
vesikuler. Pemeriksaan jantung, saat diinspeksi ictus cordis tidak tampak, dan
ictus cordis teraba saat dipalpasi di SIC IV, bunyi pekak saat diperkusi, dan
bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara tambahan. Hasil pemeriksaan
abdomen saat inspeksi diperoleh tidak ada jejas, tidak ada luka, perut klien
tidak ascites, saat diauskultasi didapat bising usus 15 kali permenit, saat
12
diperkusi didapat hasil suara timpani, dan saat dipalpasi didapat tidak ada
pembesaran hati dan terdapat nyeri tekan pada perut bagian kiri atas.
Hasil pemeriksaan ekstremitas, untuk ekstremitas atas, kekuatan otot
kanan 5, otot kiri 5, capilary refile kurang dari 3 detik, tidak ada perubahan
bentuk tulang dan perabaan akral hangat, terpasang infus RL (ringer laktat)
20 tetes permenit di tangan kiri, dan tidak terjadi flebitis, untuk ekstemitas
bawah, kekuatan otot kanan 5, otot kiri 5, capilary refile kurang dari 3 detik,
tidak ada perubahan bentuk tulang dan perabaan akral hangat.
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pada tanggal 21 April 2013
di peroleh hasil. Hemoglobin 12,1 gr/dl dengan nilai normal 12,2 – 18,1 gr/dl;
leukosit 11,0 ribu/µ dengan nilai normal 4,6 – 10,2 ribu/µ; eritrosit 4,28
juta/µ dengan nilai normal 4,04 – 6,13 juta/µ; hematokrit 34,3 % dengan nilai
normal 37,7 – 53,7 %; MCV 80,1 fL dengan nilai normal 80 – 97 fL; MCH
28,3 pq dengan nilai normal 27 – 31,2 pq; MCHC 35,3 gr/dl dengan nilai
normal 31,8 – 35,1 gr/dl; trombosit 175 ribu/µ dengan nilai normal 150 – 450
ribu/µ; RDW 30,9 fL dengan nilai normal 11 – 14,5 fL; MPV 8,1 fL dengan
nilai normal 0 – 99,9 fL; neutrofil 76,2 % dengan nilai normal 37 – 80 %;
limfosit 7,9 % dengan nilai normal 19 – 48 %.
Terapi pada tanggal 22 April 2013 infus RL 20 tetes permenit untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, sohobion 2 ml per 24 jam untuk
pencegahan dan penyembuhan kekurangan vitamin B1, B6, B12, levofloxaxin 1
gram per 24 jam untuk sinusitis maksilaris dan infeksi saluran kemih , piralen
2 ml per 12 jam untuk mengatasi gangguan saluran cerna mual dan muntah,
13
pragesol 2 ml per 8 jam untuk penanganan nyeri akut dan kronis, antasid 3
kali 1 sendok takar untuk mengurangi nyeri lambung (ISO, 2010).
B. Perumusan Masalah Keperawatan
Mengacu pada pengkajian dan observasi yang telah dilakukan diatas,
penulis lalu melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa
keperawatan yang prioritas, menyusun intervensi keperawatan, melakukan
implementasi, dan evaluasi tindakan.
Prioritas diagnosa keperawatan yang utama adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologi/iritasi mukosa lambung, ditunjukkan
dengan data subyektif yaitu klien mengatakan merasakan nyeri, P : nyeri
ketika klien bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk –
tusuk, R : nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S :
skala nyeri 7, T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Data objektif yang
diperoleh, klien nampak meringis kesakitan dan memegangi daerah perut
yang sakit. Klien nampak lemah dan tekanan darah klien 100/70 mmHg, nadi
83 kali permenit, pernafasan 18 kali permenit, dan suhu 37,4 derajat celcius.
Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan pada perut kiri atas.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri akut yang dirasakan oleh
Tn. A dapat berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil klien nampak tidak
14
meringis kesakitan menahan sakit, nyeri yang dirasakan pada daerah
epigastrium sudah berkurang atau hilang, klien nampak rileks, skala nyeri
berkurang menjadi 1 – 0, tanda – tanda vital klien dalam rentang normal
(tekanan darah : 100/70 – 120/90 mmHg; nadi : 60 – 100 kali permenit;
pernafasan : 18 – 24 kali permenit; suhu : 36,5 – 37,5 derajat celcius).
Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu kaji
ulang karakteristik nyeri klien untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri yang
dirasakan oleh klien, observasi tanda – tanda vital klien untuk mengetahui
tanda – tanda vital klien dan mempertahankan tanda – tanda vital klien secara
konsisten, berikan posisi yang nyaman kepada klien untuk membantu
mengurangi nyeri yang dirasakan klien, ajarkan kepada klien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik bagi
klien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. A pada
tanggal 22 April 2013 pukul 10.00 WIB adalah mengkaji karakteristik nyeri
klien (P,Q,R,S,T), respon subyektif klien P : nyeri ketika klien bergerak, Q :
karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R : nyeri yang
dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri 7, T : nyeri
dirasakan klien setiap saat. Respon obyektif : pasien nampak lemah dan
meringis kesakitan, nadi : 83 kali permenit, tekanan darah: 100/70 mmHg,
15
pernafasan 18 kali permenit, suhu 37, 4 derajat celcius. Jam 10.45 WIB
memberikan terapi injeksi kepada klien sesuai program. Respon subyektif :
klien mengatakan mau diberikan obat melalui selang infus. Respon obyektif :
obat sohobion 2 ml driip, levofloxaxin 1 gram, piralen 2 ml sudah di
injeksikan melalui intravena. Jam 12.15 WIB mengobservasi vital sign klien.
Respon subyektif : klien mengatakan mau untuk diukur vital sign nya.
Respon obyektif : nadi : 83 kali permenit, tekanan darah: 100/70 mmHg,
pernafasan 18 kali permenit, suhu 37, 4 derajat celcius. Jam 12.20 WIB
memberikan posisi yang nyaman bagi klien. Respon subyektif : klien
mengatakan nyaman dengan posisi supine sekarang. Respon obyektif : klien
terlihat nyaman dengan posisi supine sekarang. Jam 12.40 WIB mengajarkan
teknik relaksasi nafas dalam kepada klien. Respon subyektif : klien
mengatakan faham dengan teknik relaksasi nafas dalam yang diajarkan oleh
perawat dan mengatakan mau mempraktekkannya. Respon obyektif : klien
nampak rileks setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Jam 13.00
WIB memberikan terapi obat analgetik pragesol 2 ml injeksi dan antasid 1
sendok takar sebelum makan kepada klien. Respon subyektif : klien
mengatakan mau diberikan obat oleh perawat. Respon obyektif : obat
analgetik yang diberikan sudah masuk melalui intravena dengan dosis 2 ml
dan antasid 1 sendok takar sudah diminum oleh klien.
Implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.A pada
tanggal 23 April 2013 jam 08.00 WIB adalah mengkaji ulang nyeri yang
dirasakan oleh klien (P,Q,R,S,T). Respon subyektif P : nyeri ketika klien
16
bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R :
nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri 7,
T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Respon obyektif : pasien terlihat lemah
dan sedikit meringis kesakitan, tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi 89 kali
permenit, pernafasan 19 kali permenit, suhu 36,8 derajat celcius. Jam 08.50
WIB memberikan posisi yang nyaman kepada klien. Respon subyektif : klien
mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler. Respon obyektif : klien
nampak lebih rileks. Jam 10.00 WIB memberikan terapi obat injeksi dan oral
kepada klien. Respon subyektif : klien mengatakan mau diberikan obat.
Respon obyektif :obat pragesol 2 ml sudah masuk melalui intravena dan
antasid 1 sendok takar sudah diminum sebelum makan. Jam 12.00 WIB
melakukan pengukuran vital sign klien. Respon subyektif : klien mengatakan
mau diukur tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasannya. Respon obyektif :
tekanan darah klien 110/80 mmHg, nadi 81 kali permenit, pernafasan 18 kali
permenit, suhu 37,3 derajat celcius. Jam 12.20 WIB menganjurkan klien
untuk melakukan teknik relakasi nafas dalam saat nyeri timbul. Respon
subyektif : klien mengatakan mau melakukan teknik relaksasi nafas dalam
secara mandiri. Respon obyektif : klien nampak melakukan teknik relaksasi
nafas dalam dan klien nampak lebih rileks. Jam 13.10 WIB memberikan
lingkungan yang nyaman dan tenang kepada klien. Respon subyektif : klien
mengatakan nyaman dengan lingkungan yang tenang. Respon obyektif : klien
nampak lebih rileks sekarang.
17
Implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.A pada
tanggal 24 April 2013 jam 08.10 WIB adalah mengobservasi ulang nyeri
yang dirasakan oleh klien (P,Q,R,S,T). Respon subyektif P : nyeri ketika
klien bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk,
R : nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri
5, T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Respon obyektif : klienmasih nampak
lemah tapi tidak meringis kesakitan, tekanan darah : 100/70 mmHg, nadi : 83
kali permenit, pernafasan : 20 kali permenit, suhu : 37 derajat celcius. Jam
09.10 WIB menganjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan memberikan posisi yang nyaman kepada klien. Respon subyektif :
klien mengatakan mau melakukan teknik relaksasi dengan mandiri dan
nyaman dengan posisi semi fowler. Respon obyektif : klien nampak
melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan klien terlihat lebih rileks. Jam
10.00 WIB memberikan terapi obat analgetik pragesol 2 ml dan antasid 1
sendok takar sebelum makan. Respon subyektif : klien mengatakan mau
diberikan obat injeksi melalui intravena dan mau minum obat antasid.
Respon obyektif : obat analgetik sudah dimasukkan melalui intravena dan
antasid sudah diminum. Jam 12.00 WIB mengukur dan mengobsevasi vital
sign klien. Respon subyektif : klien mau dilakukan pengukuran vital sign.
Respon obyektif : tekanan darah : 100/70 mmHg, nadi : 83 kali permenit,
pernafasan : 20 kali permenit, suhu : 37 derajat celcius. Jam 12.30 WIB
memberikan posisi yang nyaman terhadap pasien. Respon subyektif : klien
18
mengatakan nyaman dengan posisi supine. Respon obyektif : klien nampak
lebih rileks dan nyaman dengan posisi supine sekarang.
E. Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari senin, 22 April 2013 jam
13.45 WIB, dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif,
Asassement, Paliative) yang dihasilkan adalah evaluasi subyektif klien
mengatakan bahwa masih merasakan nyeri pada daerah perut, P : nyeri ketika
klien bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk,
R : nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri
7, T : nyeri dirasakan klien setiap saat, dan obyektif klien masih nampak
lemah dan meringis kesakitan menahan sakit, dengan masalah keperawatan
nyeri akut klien belum teratasi dan lanjutkan intervensi : kaji ulang nyeri
klien, anjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam, berikan posisi
yang nyaman kepada klien, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgetik pragesol 2 ml untuk penanganan nyeri akut dan kronis.
Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari selasa, 23 April 2013 jam
14.00 WIB, dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif,
Asassement, Paliative) yang dihasilkan adalah subyektif klien mengatakan
nyeri yang dirasakan sudah sedikit berkurang dengan P : nyeri ketika klien
bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R :
nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri 5,
T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Obyektif klien masih nampak lemah dan
19
masih sedikit meringis kesakitan menahan sakit dengan masalah keperawatan
nyeri akut klien belum teratasi dan lanjutkan intervensi : anjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri ketika nyeri timbul,
berikan posisi yang nyaman kepada klien, dan kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat analgetik pragesol 2 ml untuk penanganan nyeri akut
dan kronis.
Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari rabu, 24 April 2013 jam
14.00 WIB, dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif,
Asassement, Paliative) yang dihasilkan adalah subyektif klien mengatakan
nyeri yang dirasakan sudah berkurang dengan P : nyeri ketika klien bergerak,
Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R : nyeri yang
dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala nyeri 2, T : nyeri
dirasakan klien setiap saat. Obyektif klien nampak tidak meringis menahan
sakit lagi tapi klien masih nampak lemah dengan masalah keperawatan nyeri
akut klien belum teratasi dan lanjutkan intervensi : anjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri ketika nyeri timbul,
berikan posisi yang nyaman kepada klien, dan kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat analgetik pragesol 2 ml untuk penanganan nyeri akut
dan kronis.
20
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori
Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Hidayat, 2006). Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan
yang paling dasar bagi kehidupan manusia, salah satu yang termasuk di
dalamnya adalah kebutuhan untuk menghindari dari rasa nyeri (Prasetyo,
2007). Terkait dengan hal tersebut, pada bab ini penulis akan membahas
proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn. A
pada tanggal 22 – 24 April 2013 di Ruang Mawar I Rumah Sakit Umum
Daerah Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan pada
aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data secara
sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan
fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk
menentukan pola respons klien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter &
21
Perry, 2009). Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar
dalam proses keperawatan. Kemampuan mengidentifikasi masalah
keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis
keperawatan (Rohmah, 2012). Pengkajian pada Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut dengan Gastritis pada Tn. A dilakukan dengan cara
autoanamnese dan alloanamnese, mulai dari biodata, riwayat kesehatan,
pengkajian pola kesehatan, pengkajian fisik, dan didukung dengan hasil
pemeriksaan penunjang.
Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn. A pada tanggal 22 April
2013 jam 10.00 WIB didapatkan keluhan utama adalah nyeri yang
dirasakan pada daerah ulu hati atau nyeri epigastrium. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa gastritis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan
karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada
epigastrum, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012). Dari karakteristik
gastritis tersebut, sama dengan apa yang dirasakan oleh Tn. A, bahwa
klien mengalami rasa tidak nyaman pada epigastrium. Nyeri sendiri adalah
perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya bisa
dirasakan dan dievaluasi oleh orang yang merasakan nyeri tersebut
(Mubarak, 2007). Nyeri yang dialami oleh Tn. A adalah nyeri akut. Nyeri
akut ialah nyeri yang biasanya awitannya tiba – tiba dan umumnya
berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan dan biasanya menurun
sejalan dengan terjadinya penyembuhan (Potter & Perry, 2006).
22
Skala nyeri yang dirasakan 7, penentuan skala nyeri pada Tn. A
didasarkan pada pengukuran skala intensitas nyeri numerik menurut
AHCPR (Agency for Health Care Policy and Research). Dimana
pengukuran terdiri dari angka 0 sampai 10. Angka 0 menggambarkan tidak
adanya nyeri, 1 – 3 menggambarkan nyeri ringan, 4 – 6 menggambarkan
nyeri sedang, 7 – 9 menggambarkan nyeri berat yang masih bisa terkontrol
dan 10 menggambarkan nyeri yang sangat berat serta tidak bisa dikontrol
(Potter& Perry, 2006).
Pemeriksaan penyakit dahulu dan pola nutrisi metabolisme
ditemukan bahwa sebelum sakit klien sering makan tidak teratur dan suka
makanan pedas. Hal tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
kebiasaan makan yang tidak teratur, stress, dan makan makanan pedas
dapat meningkatkan produksi asam dalam lambung. Produksi asam yang
berlebihan dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa
nyeri disekitar epigastrium (Gustin, 2012).
Pada pengkajian pola gordon pada pola kognitif perceptual Tn. A
didapatkan hasil selama sakit klien mengatakan merasa sakit pada daerah
perut dengan P : nyeri ketika klien bergerak, Q : karakteristik nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R : klien merasakan nyeri pada daerah
ulu hati atau epigastrium, S : skala nyeri 7, T : nyeri dirasakan klien setiap
saat. Berdasarkan dari hasil pengkajian klien tersebut sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa pengkajian nyeri meliputi P, Q, R, S, T dimana P
(paliative) yaitu apa yang menyebabkan gejala, apa yang bisa
23
memperberat, apa yang bisa mengurangi; Q (quality) yaitu bagaimana
gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan; R (region) yaitu dimana
gejala dirasakan; S (scale) yaitu seberapakah tingkat keparahan dirasakan,
pada skala berapa; T (time) yaitu kapan gejala mulai timbul, seberapa
sering gejala dirasakan, seberapa lama gejala dirasakan (Rohmah, 2012).
Pemeriksaan fisik abdomen yang dilakukan pada Tn. A terutama
saat dilakukan pengkajian adalah klien mengeluh ampek pada daerah perut
bagian atas atau epigastrium dan adanya nyeri tekan. Hal ini sesuai dengan
anatomi fisiologi letak lambung yang berada di kuadran kiri atas dan tanda
spesifik gastritis yaitu adanya nyeri tekan dan ketuk pada abdomen
kuadran kiri atas (Muttaqin, 2011).
2. Perumusan Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab
(Rohmah, 2012). Dalam kasus ini data fokus yang didapatkan, data
subyektif yaitu klien mengatakan merasakan nyeri, P : nyeri ketika klien
bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R
: nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala
nyeri 7, T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Data objektif yang diperoleh,
klien nampak meringis kesakitan dan memegangi daerah perut yang sakit.
24
Klien nampak lemah dan tekanan darah klien 100/70 mmHg, nadi 83 kali
permenit, pernafasan 18 kali permenit, dan suhu 37,4 derajat celcius. Pada
pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan pada perut kiri atas. Dalam hal
ini, karakteristik tersebut sesuai dengan batasan karakteristik untuk
masalah nyeri akut, yaitu adanya perilaku ekspresif, perilaku distraksi,
respon-respon autonomik (misalnya, peningkatan tekanan darah,
diaforesis, pernafasan atau perubahan nadi), adanya ungkapan secara
verbal atau isyarat, dan bukti – bukti objektif lainnya (Wilkinson, 2007).
Penentuan etiologi didasarkan pada teori yang mengatakan bahwa
pola makan yang tidak teratur dapat dan mengkonsumsi makanan yang
terlalu pedas dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam lambung
dan terjadi iritasi atau peradangan mukosa lambung (Misnadiarly, 2009).
Di buktikan dengan meningkatnya jumlah leukosit yaitu 11,0 ribu/µ
dengan nilai normal 4,6 – 10,2 ribu/µ. Sehingga diagnosa keperawatan
yang diangkat oleh penulis adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera biologi atau iritasi mukosa lambung.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
diharapkan (Deswani, 2009). Perencanaan tindakan keperawatan pada
kasus ini didasarkan pada tujuan intervensi pada masalah keperawatan
25
dengan kasus nyeri, yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam diharapkan nyeri akut yang dirasakan oleh Tn. A dapat
berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil klien nampak tidak meringis
kesakitan menahan sakit, nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium
sudah berkurang atau hilang, klien nampak rileks, skala nyeri berkurang
menjadi 1, tanda – tanda vital klien dalam rentang normal (tekanan darah :
100/70 – 120/90 mmHg; nadi : 60 – 100 kali permenit; pernafasan : 18 –
24 kali permenit; suhu : 36,5 – 37,5 derajat celcius). Perencanaan dan
tujuan dari tindakan keperawatan ini menggunakan kaidah sesuai dengan
sistematika SMART, yaitu Spesifik (berfokus pada pasien, singkat, jelas),
Measureable (dapat diukur), Acheievable (realistis), Reasonable
(ditentukan oleh perawat dan klien), Time (kontrak waktu) (Rohmah,
2012).
Intervensi yang seharusnya dilakukan ialah kaji karakteristik nyeri
klien untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan oleh klien,
pantau dan observasi tanda – tanda vital klien untuk mengetahui tanda –
tanda vital klien dan mempertahankan tanda – tanda vital klien secara
konsisten, berikan posisi yang nyaman kepada klien agar organ yang sakit
(lambung) tidak tertekan untuk membantu mengurangi nyeri yang
dirasakan klien, ajarkan teknik distraksi relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan, dan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik bagi klien untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan oleh klien (Doengoes, 2002). Dimana hal tersebut sesuai dengan
26
tipe rencana tindakan keperawatan yang mengatakan ada empat tahap
dalam menyusun rencana tindakan keperawatan yaitu ONEK, O
(observasi) yaitu rencana tindakan untuk mengkaji atau mengobservasi
terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara langsung yang
dilakukan secara kontinue. N (Nursing Treatment) yaitu rencana tindakan
yang ditetapkan untuk mengurangi, memperbaiki, dan mencegah perluasan
masalah. E (Education) yaitu rencana tindakan yang berbentuk pendidikan
kesehatan yang ditetapkan untuk meningkatkan perawatan diri klien
dengan penekanan pada partisipasi klien untuk bertanggung jawab
terhadap perawatan diri, terutama untuk perawatan di rumah. K
(Kolaborasi) yaitu tindakan medis yang dilimpahkan kepada perawat oleh
dokter (Rohmah, 2012).
Penyusunan intervensi dalam kasus ini sepenuhnya sesuai dengan
teori, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien. Rencana
tindakan yang disusun oleh penulis dalam kasus ini antara lain kaji ulang
karakteristik nyeri klien untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri yang
dirasakan oleh klien, observasi tanda – tanda vital klien untuk mengetahui
tanda – tanda vital klien dan mempertahankan tanda – tanda vital klien
secara konsisten, berikan posisi yang nyaman kepada klien untuk
membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien, ajarkan kepada klien
untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
analgetik bagi klien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien.
27
Hal tersebut berdasarkan teori bahwa teknik distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden
yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke
otak. Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk
menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri (Potter & Perry,
2006). Teknik relaksasi akan mengurangi rasa cemas, ketegangan otot dan
stress emosi sehingga dapat memutuskan siklus nyeri – stress – nyeri, saat
nyeri dan stress saling memperkuat (Price, 2006). Sedangkan posisi semi
fowler diberikan agar asam lambung tidak mengenai mukosa esofagus,
karena jika terkena mukosa esofagus akan terjadi perlukaan sebab sifat
dari mukosa lambung sendiri berbeda dengan mukosa esofagus.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
(Rohmah, 2012). Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada Tn.
A pada tanggal 22 April – 24 April 2013 adalah mengkaji karakteristik
nyeri klien (P,Q,R,S,T), mengobservasi vital sign klien, memberikan posisi
yang nyaman bagi klien, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam kepada
klien, memberikan terapi obat analgetik pragesol 2 ml injeksi dan antasid
28
1 sendok takar sebelum makan kepada klien, memberikan terapi obat
injeksi dan oral kepada klien sesuai dengan advis dokter.
Berdasarkan implementasi yang sudah dilakukan oleh penulis
tersebut diketahui bahwa penulis sudah melakukan semua implementasi
yang sudah dituliskan pada intervensi keperawatan. Dari lima intervensi
keperawatan yang telah disusun oleh penulis tersebut, penulis telah
melakukan kelima intervensi tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk
mengatasi masalah keperawatan nyeri klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah,
2012). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diperoleh hasil evaluasi klien mengatakan nyeri yang dirasakan oleh klien
sudah banyak berkurang dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif,
Obyektif, Asassement, Paliative) yang dihasilkan adalah subyektif klien
mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dengan P : nyeri ketika
klien bergerak, Q : karakteristik nyeri seperti tertusuk – tusuk, R : nyeri
yang dirasakan pada daerah epigastrium, S : skala nyeri 2, dan T : nyeri
dirasakan klien setiap saat. Obyektif klien nampak tidak meringis menahan
sakit dan masih nampak lemah dengan masalah keperawatan nyeri akut
klien belum teratasi dan lanjutkan intervensi : anjurkan klien untuk
29
melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri ketika nyeri
timbul, berikan posisi yang nyaman kepada klien, dan kolaborasi dengan
dokter tentang pemberian obat analgetik pragesol 2 ml per untuk
penanganan nyeri akut dan kronis.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat dilihat bahwa masalah
keperawatan nyeri akut pada Tn. A belum teratasi dalam waktu tiga hari,
dikarenakan nyeri epigastrium pada penyakit gastritis dapat hilang jika
agen penyebab gastritis itu sendiri dapat dihilangkan (Muttaqin, 2011).
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn. A,
pada tanggal 22 April – 24 April 2013, maka berdasarkan studi kasus
tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut :
a. Hasil pengkajian pada Tn. A dengan nyeri akut oleh gastritis
didapatkan subyektif klien mengatakanmerasakan nyeri, P : nyeri
ketika klien bergerak, Q : karakteristik nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk – tusuk, R : nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium
atau ulu hati, S : skala nyeri 7, T : nyeri dirasakan klien setiap saat.
Data objektif yang diperoleh, klien nampak lemah dan meringis
kesakitan. Klien nampak lemah dan tekanan darah klien 100/70
mmHg, nadi 83 kali permenit, pernafasan 18 kali permenit, dan
30
suhu 37,4 derajat celcius. Pada pemeriksaan abdomen terdapat
nyeri tekan pada perut kiri atas.
b. Perumusan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan gastritis yaitu
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi atau iritasi
mukosa lambung.
c. Perencanaan asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada Tn. A
adalah kaji ulang karakteristik nyeri klien untuk mengidentifikasi
karakteristik nyeri yang dirasakan oleh klien, observasi tanda –
tanda vital klien untuk mengetahui tanda – tanda vital klien dan
mempertahankan tanda – tanda vital klien secara konsisten, berikan
posisi yang nyaman kepada klien untuk membantu mengurangi
nyeri yang dirasakan klien, ajarkan kepada klien untuk melakukan
teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
analgetik bagi klien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
klien.
d. Implementasi keperawatan yang dilakukan tanggal 22 April – 24
April 2013 pada Tn. A adalah mengkaji karakteristik nyeri klien
(P,Q,R,S,T), mengobservasi vital sign klien, memberikan posisi
yang nyaman bagi klien, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
kepada klien, memberikan terapi obat analgetik pragesol 2 ml
injeksi dan antasid 1 sendok takar sebelum makan kepada
31
klien,memberikan posisi yang nyaman kepada klien, memberikan
terapi obat injeksi dan obat oral kepada klien.
e. Evaluasi keperawatan nyeri akut pada Tn. A dengan gastritis
menunjukkansubyektif klien mengatakan nyeri yang dirasakan
sudah berkurang dengan P : nyeri ketika klien bergerak, Q :
karakteristik nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk, R : nyeri
yang dirasakan pada daerah epigastrium atau ulu hati, S : skala
nyeri 2, T : nyeri dirasakan klien setiap saat. Obyektif klien
nampak tidak meringis menahan sakit dan klien masih nampak
lemah dengan masalah keperawatan nyeri akut klien belum teratasi
dan lanjutkan intervensi : anjurkan klien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam secara mandiri ketika nyeri timbul, berikan
posisi yang nyaman kepada klien, dan kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat analgetik pragesol 2 ml untuk penanganan
nyeri akut dan kronis.
f. Analisa kondisi pada Tn. A dengan kasus nyeri adalah masalah
keperawatan nyeri yang dialami oleh klien belum teratasi. Hasil
observasi didapat klien masih merasakan nyeri pada daerah
epigastrium, skala nyeri 2, dan timbul ketika klien bergerak. Nyeri
tersebut belum teratasi karena asam lambung yang masih tinggi dan
adanya iritasi mukosa lambung. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan jumlah leukosit 11,0 ribu/µ dengan nilai
normal 4,6 – 10,2 ribu/µ.
32
2. Saran
a. Penulis
Bagi penulis mampu meningkatkan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada penderita gastritis yang lebih berkualitas.
b. Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan Rumah Sakit
khususnya Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dapat
memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama
yang baik antara tim kesehatan dan klien yang di tujukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada
umumnya dan klien gastritis pada khususnya diharapkan di rumah
sakit mampu menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kesembuhan pasien.
c. Profesi Keperawatan
Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang mampu
dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada klien gastritis yang
lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Mohammad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta :
Diva Press.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta : Salemba
Medika.
Donges Marilynn, E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Gustin, Rahmi Kurnia. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah
Kota Bukittinggi Tahun
2011.http://www.google.com/search?q=jurnal+gastritis&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta.
Diakses tanggal 29 April 2013.
Handayani, Siska Dwi dkk. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kekambuhan Pasien Gastritis di Puskesmas Jatinagor.
http://jurnal.unpad.ac.id/index.php/ejournal/article/view/595. Diakses
tanggal 29 April 2013.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). (2010). Informasi Spesialite Obat (ISO)
Indonesia. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Judha, Mohamad. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Misnadiarly. (2009). Mengenal Penyakit Organ Cerna. Jakarta : Pustaka Populer
Obor.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2007). Promosi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Muttaqin, Arif. (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses dan
praktik, Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.
Potter, Perry. (2009). Fundamental of Nursing (Fundamental Keperawatan), Buku
1, Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit
Volume 1, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit
Volume 2, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Priyanto, Agus. (2009). Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika.
Putri, Rona Sari Mahaji dkk. (2010). Hubungan Pola Makan Dengan Timbulnya
Gastritis pada Pasien di Universitas Muhammadiyah Malang Medical
Center(UMC).http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/
viewArticle/406. Diakses tanggal 29 April 2013.
Rohmah, Nikmatur. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta
: Ar – Ruzz Media.
Saefani, Astri dkk. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang
Pencegahan Komplikasi Gastritis di Unit Rawat Jalan Puskesmas Situ.
http://journals.unpad.ac.id/index.php/ejournal/article/view/851. Diakses
tanggal 29 April 2013.
Suraatmaja, Sudaryat. (2007). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta :
CV. Sagung Seto.
Tim Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. (2013). Prevalensi
Penyakit Gastritis pada Bulan Maret 2013 RSUD Karanganyar.
Karanganyar : RSUD Karanganyar.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Yulida, Erna dkk. (2013). Gambaran Derajat Inflamasi Sel Radang dan Infeksi
Helicobacter pylori Pada Biopsi Lambung Pasien Gastritis.
http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/bk/article/view/257. Diakses
tanggal 29 April 2013.
top related