sosialisasi p2kp kota surakarta
Post on 16-Apr-2017
567 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN (P2KP)
DALAM MENCAPAI TARGET PEMERINTAH 100-0-100
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
Disampaikan pada Acara :Sosialisasi & FGD Tingkat Kecamatan
5 Kecamatan di Kota Surakarta, 7 - 11 September 2015
1
LATAR BELAKANG PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
LATAR BELAKANG PENANGANAN KUMUH PERMUKIMAN
2
LANDASAN UTAMA:UU No.1
Tahun 2011(Pasal 94 sd
95)
Pembangunan &
Pengembangan
Perumahan Permukiman
Pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh• Pengawasan
dan pengendalian;
• Pemberdayaan Masyarakat.
Permasalahan Umum Kawasan Permukiman
Kumuh• Kepadatan Bangunan yang
tinggi;• Kondisi Prasarana dan Sarana
yang buruk secara kuantitatif dan kualitatif;
• Kondisi Lingkungan yang tidak didukung oleh sistem drainase;
• Tidak memiliki keteraturan struktur permukiman;
• Permukiman di bantaran sungai;
• Areal yang terpengaruh secara fisik oleh adanya pengelolaan limbah oleh pabrik di sekitarnya.PENYUSUNAN DATABASE KAWASAN KUMUH & POLA PENANGANAN KAWASAN
KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN DI INDONESIA
1. Penanganan kumuh di perkotaan merupakan salah satu agenda yang terdapat dalam Renstra Kementerian PU, Ditjen Cipta Karya, dimana upaya penanganan kumuh melalui pendekatan kawasan dalam mengurangi luasan kawasan kumuh yang ada (dari target 2014 sebesar 675 kawasan sudah ditangani sebesar 900 kawasan atau sebesar 75%) dan mendukung program MDGs (sebagai dukungan data kota tanpa kumuh 2020).
2. Perlunya akurasi data dan relevansi yang sesuai serta framing lokasi dalam konteks keterpaduan penanganan kawasan menjadi sangat penting untuk menjadi dasar/ readiness criteria pembangunan.
3. Justifikasi dan relevansi kriteria kawasan kumuh yang terdapat dalam payung hukum dan ketetapan formal terkait kawasan kumuh oleh Pemda berupa Surat Keterangan (SK) Daerah.
4. Diperlukannya pemutakhiran data kawasan kumuh berdasarkan SK Daerah (sesuai Amanat Pasal 98 Undang-Undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, RPIJM, SPPIP, dan RPKPP ).
DEFINISI KUMUH MENURUT UU No. 1 TAHUN 2011
3
PERMUKIMAN
PERMUKIMAN KUMUH
PERUMAHAN
PERUMAHAN KUMUH
PERMUKIMAN adalah Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
PERMUKIMAN KUMUH adalah Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
PERUMAHAN adalah Kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
PERUMAHAN KUMUH adalah Perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
PENURUNAN KUALITAS TEMPAT HUNIAN
● Ketidakteraturan bangunan● Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi● Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat● Kualitas sarana dan prasarana tidak
memenuhi syarat
PERMUKIMAN TIDAK LAYAK
HUNI
DEFINISI KUMUH MENURUT UU No. 1 TAHUN 2011
45
FISIK ALAMI
FISIK BINAAN
SOSIAL EKONOMI
SOSIAL BUDAYA
Kelayakan & ketersediaan lahan
Daya dukung lahan
Akses & ketersediaan prasarana
Struktur & tata letak
Kemampuan ekonomi individu
Potensi ekonomi lingkungan
Pola perilaku
Pola bermukim
EKSTERNAL
Ketidakjelasan status tanahKetidaktahuan aturan
bangunan & lingkunganMarginalisasi proses
pembangunan
PERMUKIMAN KUMUH FAKTOR PENYEBAB
KRITERIA KUMUH MENURUT UU No. 1 TAHUN 2011
57
Kriteria yang
digunakan untuk
menentukan kondisi
kekumuhan pada suatu perumahan
dan permukima
n
Kriteria Bangunan Gedung
Kriteria Jalan Lingkungan
Kriteria Penyediaan Air Minum
Kriteria Drainase Lingkungan
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Persampahan
Kriteria Pengamanan Kebakaran
• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
rencana tata ruang• ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur,
pengamanan petir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan
• kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan nyaman
• lebar jalan yang tidak memadai• kelengkapan jalan yang tidak memadai
• ketidaktersediaan akses air minum• tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu • tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan
• ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan • menimbulkan bau• tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan
• ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah• ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku• tercemarnya lingkungan sekitar
• ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan• ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan• tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah• ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif• ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai• ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran
Ketentuan kriteria diatur
lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri
KONSEP PENANGANAN KUMUH MENURUT UU No. 1 TAHUN 2011
6
PENCEGAHAN
PemugaranPerbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
Peremajaan Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat
Pemukiman kembali Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia (co: penyediaan rusunawa)
Pengawasan dan PengendalianKesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pemberdayaan MasyarakatPelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi
PENINGKATAN KUALITAS
POLAPENANGANAN
KUMUH
MODEL PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
7
POLA PENANGANAN KAW. KUMUH
PENCEGAHAN
WASDAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENINGKATAN KUALITAS
KUMUH RINGAN
KUMUH SEDANG
KUMUH BERAT
Pemda
LPMK LKM
Pemugaran
Peremajaan
Permukiman Kembali
8
ARAH DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT
TERKAIT DENGAN PERMUKIMAN KUMUH
PERMASALAHAN BIDANG KECIPTA KARYAAN
9
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
10
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN KUMUH
11
ARAH KEBIJAKAN• Menciptakan lingkungan yang
memampukan (enabling environment)
• Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh
• Mencegah pembentukan kumuh baru STRATEGI POKOK
• Menyediakan lahan perumahan untuk MBR• Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah• Fasilitasi pembangunan perumahan swadaya• Menangani permukiman kumuh yang
komprehensif dan terpadu dengan Rencana Kota• Memperluas akses pembiayaan perumahan bagi
MBR• Menyediakan pelayanan dasar yang terpadu
dengan sistem kota
KOMPONEN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN KUMUH
12
Pembangunan Ekonomi Pembangunan Fisik-Lingkungan
Pembangunan Sosial
Capacity Building
- Rusunawa- Air dan Sanitasi- Sertifikasi Lahan
- Pendidikan- Kesehatan
- Pelatihan Kewirausahaan
- Pinjaman Modal Usaha
- Pembinaan Pengelolaan Sarana
- Pelatihan Pemetaan Swadaya
PRINSIP DASAR PENANGANAN KUMUH
13
1. PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI “PANGLIMA”
• Pemda bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh
• Pemerintah Pusat berperan sebagai pendamping Daerah dan menciptakan kondisi yang kondusif
2. PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PROGRAM
• Pelibatan masyarakat melalui proses partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses pengawasan
3. KOLABORASI DAN KOMPREHENSIF• Menyelesaikan berbagai persoalan kumuh dari
berbagai sektor, baik fisik maupun non-fisik melalui kolaborasi antar para pemangku kepentingan dalam perencanaan yang terpadu
4. TERINTEGRASI DENGAN SISTEM KOTA• Keterpaduan rencana penanganan kumuh dengan
rencana pembangunan kota• Keterpaduan prasarana kota dan kawasan
permukiman
5. MENJAMIN KEAMANAN BERMUKIM• Perumahan merupakan hak dasar manusia, dan
penduduk yang tinggal dan menghuni rumah, baik legal maupun ilegal, memperoleh perlindungan dari penggusuran yang sewenang-wenang
14
BASELINE DATA 100-0-100 dan PENYUSUNAN PROFIL KAWASAN
KUMUH
TUJUAN PENYUSUNAN BASELINE DATA 100-0-100
15
• Mampu mengukur pencapaian penanganan kumuh di wilayahnya;
• Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendapatkan baseline data 100-0-100 di wilayahnya;
• Menyusun baseline data dan profil kawasan permukiman ;
• Melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat sesuai persoalan kualitas permukiman berdasarkan data 100-0-100;
DATA FISIK dan NON FISIK YANG DIGALI
16
A. Data fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:1. Kondisi bangunan hunian:
• Keteraturan Bangunan• Kepadatan Bangunan• Kondisi Fisik Bangunan
2. Jalan Lingkungan3. Drainase Lingkungan4. Pembuangan air Limbah5. Penyediaan Air Bersih & Air Minum6. Pengelolaan Persampahan7. Pengamanan Bahaya Kebakaran
B. Data non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara lain:1. Legalitas pendirian bangunan 2. Kepadatan penduduk 3. Mata pencarian penduduk 4. Penggunaan Daya Listrik5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan6. Fasilitas Pelayanan Pendidikan
METODA & LOKASI PENYUSUNAN BASELINE DATA 100-0-100
17
Untuk menggali data khususnya di tingkat masyarakat, akan menggunakan 3 metode kajian yaitu:
• FGD : Digunakan pada saat penggalian data awal di tingkat desa/kelurahan yang melibatkan unsur masyarakat di desa/kelurahan tersebut. FGD lebih detil juga akan dilakukan di tingkat basis (komunitas terkecil) untuk menggali data utama.
• Wawancara : Digabungkan dengan teknik FGD, dimana prosesnya dilakukan dengan wawancara khususnya kepada warga dan informan kunci yang berada di tingkat basis (komunitas terkecil)
• Transek: Akan dilakukan terutama untuk verifikasi dan klarifikasi data hasil FGD tingkat basis, terutama secara visual maupun verbal kepada masyarakat langsung atau lokasi sasaran.
o Lokasi : Lokasi sasaran untuk pelaksanaan pendataan 100-0-100 akan dilakukan di lokasi Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (P2KP).
JADWAL & AGENDA KEGIATAN
18
No Aktifitas Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 ToT X X2 Pelatihan Fasilitator X X3 Workshop tkt Kota X4 Sosialisasi desa/kel X4 Pelatihan TIPP X X5 Proses Pendataan
100-0-100 X X
6 Persiapan Aplikasi Report X
7 Rekap dan profil Kawasan Permukiman Kota/Kabupaten
X
8 Rekap Nasional X
FGD TINGKAT KECAMATAN & TINGKAT KELURAHAN
19
• Pada tingkat kecamatan, penggalian kawasan kumuh terkait dengan interkoneksi permasalahan di tingkat kelurahan dalam satu kecamatan
• Penggalian Masalah kekumuhan bersama• Sesuai indikator Kumuh:o Kelompok 1 (Rumah tangga)
Air Minum, Kondisi dan keteraturan bangunan, dan Sanitasio Kelompok 2 (Lingkungan):
Kepadatan bangunan, jalan, drainase, Sampah dan Kebakaran• Pemetaan awal masalah kumuh
JADWAL & AGENDA KEGIATAN
20
Coaching singkat ke Relawan RT / TIPP
FGD tingkat Basis
• FGD Rumah tangga• FGD lingkungan
DATA BERBASIS LINGKUNGAN KAWASAN
21
DATA BERBASIS RUMAH TANGGA
22
CONTOH PETA PERMASALAHAN & RENCANA KEGIATAN
23
CONTOH PROFIL KAWASAN KUMUH KELURAHAN
24
CONTOH DAFTAR INDIKASI KEGIATAN PENANGANAN KUMUH
25
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANYA
26
top related