pemenuhan hak pilih warga surakarta dalam …/pemenuhan...kota surakarta tidak bekerja sendiri dalam...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id i i PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKART A DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI HAFIDZ MAKRUF K 6406033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyendan

Post on 07-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

i

PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM

PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

HAFIDZ MAKRUF

K 6406033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii

PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM

PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

oleh

HAFIDZ MAKRUF

K 6406033

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

Page 4: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

Page 5: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

ABSTRAK

Hafidz Makruf. K 6406033. PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG KOTA SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Bagaimana strategi yang dilakukan oleh KPU kota surakarta dalam mengakomodir warga yang sudah memiliki hak pilih dalam rangka pemenuhan hak pilih warga surakarta dalam pemilukada langsung tahun 2010, 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran partisipasi warga surakarta dalam menggunakan hak pilihnya pada pelaksanaan pemilukada langsung tahun 2010 sehingga dapat tercapai tingkat prosentasi partisipasi yang tinggi.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling (cuplikan) yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan), adalah sampel diambil tidak ditekankan pada kekayaan informasi yang dimiliki anggota sampel sebagai sumber data. Teknik pengumpilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknis data model interaktif. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Strategi yang digunakan KPU kota Surakarta adalah melakukan sosialisasi yang tepat sasaran, KPU kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung dilapangan untuk menjangkau kelompok yang rawan kehilangan hak pilihnya, menjamin hak pilih pemilih pemula, melakukan sosialisasi di berbagai media massa di kota Surakarta. 2. Faktor yang mempengaruhi tingginya partisipasi masyarakat kota Surakarta adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang terdahulu karena telah memberi kontribusi nyata kepada masyarakat kota Surakarta, tingkat pendidikan dan kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pemilukada yang semakin baik.

Page 6: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

ABSTRAC

Hafidz Makruf. K 6406033. THE SUFFRAGE ACCOMPLISHMENT OF SURAKARTA CITIZENS IN THE CONSULATE ELECTION OF SURAKARTA IN 2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, january, 2011.

The objectives of this research are: 1. To find out the strategy done by KPU of Surakarta in accomplishing the suffrage of Surakarta citizens, 2. To find out the factors affecting the high rate of participation of Surakarta citizens.

This research used descriptive qualitative method, specifically used case study. The sampling technique used purposive sampling, which is not concerned on taking sample that have rich informations as data source. The technique of collecting data used observations, interviews, and document analysis. The data were analyzed by using interactive model of technical data. Data validation was done by using data triangulation.

Based on the research findings, it can be concluded that: 1. Strategy used by KPU of Surakarta is efficiently socialization KPU of Surakarta does not work on its own in accomplishing the socialization and voters data enconding. KPU of Surakarta works on the spot to reach those who might lose their suffrage, to guarantee the suffrage of beginners, and to do the socialization on various mass media in Surakarta, 2. The factors affecting the high rate of Surakarta citizens are the rate of trust of society towards the former government because it has given the real contribution to the Surakarta citizens, and the rate of education and care of society towards the better accomplishment of consulate election.

Page 7: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

MOTTO

-orang yang beriman diantara kamu dan orang-

orang

(Q.S. Al Mujadalah :11)

Struggle for better life

(Unicorn)

Page 8: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Ibu tercinta

Almarhum Bapak

Adik-

Silkhi Maghfirotun Naim

Teman-teman PPKn angkatan 2006 khususnya

teman-teman Ra_Mbaong

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 9: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk

itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini;

2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini;

3. Drs. Amir Fuady, M.Hum., Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini;

4. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi;

5. Dr. Sri Haryati, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi

ini;

6. Bapak Drs. Utomo, M.pd, Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan

pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

7. Bapak Moh Muchtarom, S.Ag M.Si, Pembimbing II dan Pembimbing Akademik

yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan;

8. KPU Kota Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian;

9. Bapak Didik Wahyudiono selaku ketua KPU kota Surakarta, beserta jajarannya yang

telah membantu untuk kelancaran dalam penelitian ini;

10. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Prodi PKn yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini;

11. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

Page 10: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis.

Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 11: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI......................................................................... ii

PERSETUJUAN................................ ..................................................... iii

PENGESAHAN...................................................................................... iv

ABSTRAK.............................................................................................. v

ABSTRAC................................................................................................ vi

MOTTO................................ .................................................................. vii

PERSEMBAHAN .................................................................................. viii

KATA PENGANTAR................................................................ ............ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................ ............................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ ........ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 8

1. Tinjauan Tentang Hak Pilih.................................................. 8

2. Tinjauan Tentang KPU Kota ............................................... 9

a) Pengertian KPU Kota ................................................. 9

b) KPU kota sebagai lembaga Negara ............................ 10

c) Tugas Dan Wewenang KPU Kota ............................. 11

d) Peranan KPU kota ................................ .................... 14

e) PANWASLU ................................ ............................. 16

3. Pemilihan Kepala Daerah Langsung ................................. 18

4. Partisipasi Politik ................................................................. 20

5. Teori Fungsionalisme Strukutural Talcott Parsons .............. 21

6. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................. 23

Page 12: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii

7. Kerangka Berpikir ................................................................ 25

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 28

1. Tempat Penelitian ............................................................... 28

2. Waktu Penelitian................................................................ .. 28

B. Bentuk dan strategi penelitian ................................ .................... 29

1. Bentuk penelitian ................................................................ 29

2. Strategi penelitian ................................................................ 30

C. Sumber Data ............................................................................... 30

1. Informan ............................................................................. 31

2. Tempat dan peristiwa........................................................... 31

3. Dokumen ............................................................................. 31

D. Populasi dan teknik sampling ..................................................... 32

E. Teknik pengumpulan data .......................................................... 33

1. Observasi ............................................................................ 33

2. Wawancara .......................................................................... 34

3. Analisis Dokumen ............................................................... 35

F. Validitas Data ............................................................................. 35

1. Trianggulasi........................................................................ 36

2. Informan review ................................................................ .. 37

G. Analisis Data............................................................................... 37

1. Pengumpulan Data............................................................... 37

2. Reduksi Data........................................................................ 37

3. Sajian Data................................................................ ........... 37

4. Penarikan kesimpulan.......................................................... 37

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 38

1. Tahap Pra Lapangan................................ ............................ 38

2. Tahap Penelitian Lapangan ................................................. 39

3. Tahap Analisis Data............................................................. 39

4. Tahap Penulisan Laporan .................................................... 39

Page 13: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat penelitian ....................................................... 40

1. Sejarah Berdirinya KPU Surakarta...................................... 40

2. Visi dan Misi KPU Surakarta .............................................. 40

3. Struktur Organisasi KPU Surakarta..................................... 41

4. Kewenangan KPU Surakarta.............................................. 43

B. Deskrpsi Hasil Penelitian............................................................ 44

1. Proses Pelaksanaan Pemilukada Kota Surakarta

Tahun 2010 ......................................................................... 44

a) Persiapan Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 ....... 44

b) Pembentukan Panitia Pemilihan .................................... 45

c) Penetapan Daftar Pemilih ................................ ............... 46

d) Pendaftaran Pasangan Calon .......................................... 47

e) Kampanye................................................................ ....... 48

f) Pemungutan Suara .......................................................... 49

g) Pelantikan kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih .. 49

2. Pendataan Pemilih oleh KPU Kota Surakarta ..................... 50

3. Sosialisasi Dan Pendidikan Pemilih .................................... 56

4. Tingkat Partisipasi Masyarakat .......................................... 61

5. Strategi KPU Surakarta ................................ ....................... 65

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran

Partisipasi............................................................................ 67

7. Evaluasi Pemenuhan Hak Politik Warga Surakarta ........... 68

C. Temuan Studi .............................................................................. 69

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 71

B. Implikasi................................ ..................................................... 72

C. Saran ........................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 74

LAMPIRAN ........................................................................................... 76

Page 14: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian ................................ ................ 28

Tabel 2. Penetapan jumlah pemilih dan jumlah pemungutan suara

pemilukada kota Surakarta tahun 2010 ................................ ... 56

Tabel 3. Evaluasi masyarakat terhadap sosialisasi dan pendidikan

pemilih yang dilakukan oleh KPU kota Surakarta ................... 60

Tabel 4. Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara

KPU kota Surakarta dalam pelaksanaan pemilukada ............... 62

Tabel 5. Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara

KPU kota Surakarta dalam pelaksanaan pilpres....................... 63

Page 15: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ..................................................... 27

Gambar 2. Analisis data model interaktif ............................................... 38

Gambar 3. Prosedur kegiatan penelitian................................................. 39

Gambar 4. Struktur organisasi KPU kota Surakarta ............................. 42

Page 16: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. UU No 22 tahun 2007 tentang pemilihan umum ............. 76

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ....................................................... 109

Lampiran 3. Hasil Wawancara ................................ ............................. 112

Lampiran 4. Struktur Organisasi KPU Kota Surakarta ........................ 126

Lampiran 5. Keputusan KPU kota Surakarta No. 13 tahun 2010

tentang perubahan keputusan KPU tentang

jumlah penetapan pemikih dan tempat

pemungutan suara............................................................ 127

Lampiran 6. Keputusan KPU kota surakarta no.4 tahun 2009

tentang pedoman sosialisasi penyelenggaraan

pemilihan umum walikota dan wakil walikota

Surakarta tahun 2010 ...................................................... 134

Lampiran 7. Materi Sosialisasi Pemilukada Tahun 2010 .................... 143

Lampiran 8. Berita acara rekapitulasi penerimaan rekapitulasi

perhitungan suara pasangan calon walikota

dan wakil walikota tahun 2010................................ ........ 156

Lempiran 9. Berita acara rekapitulasi penerimaan rekapitulasi

perhitungan suara pasangan calon walikota

dan wakil walikota tahun 2010 dari PPK ........................ 164

Lampiran 10. Surat permohonan ijin menyusun skripsi kepada

dekan FKIP UNS................................ ............................. 169

lampiran 11. Surat keputusan dekan FKIP UNS tentang

ijin penulisan skripsi................................ ........................ 170

Lampiran 12. Surat permohonan ijin kepada rektor UNS ...................... 171

Lampiran 13. Surat permohonan ijin penelitian kepada lembaga

Pemantau pemilukada...................................................... 172

Lampiran 14. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian

dari KPU Kota Surakarta.................................................. 173

Page 17: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan wahana bagi warga negara untuk

menggunakan hak politiknya untuk memilih orang yang dianggapnya layak sebagai

wakil yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah

(DPD), maupun sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Hak memberikan suara atau

memilih (right to vote) merupakan hak dasar (basic right) setiap individu/warga negara

yang harus dijamin pemenuhannya oleh Negara. Jaminan terhadap hak ini telah

dituangkan baik dalam Konstitusi (UUD 1945-Amandemen) maupun UU, yakni UU

No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 12/2005 tentang Ratifikasi

Kovenan Hak-hak Sipil dan Politik. Dalam rangka pemastian hak politik warga negara

sesuai dengan fungsi, tugas dan kewenangan Komnas HAM sebagaimana dimandatkan

di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Begitu pula dengan Pemilukada, hampir sama dengan pemilu yakni memilih

kepala daerah. Namun hal ini menjadi sesuatu yang baru ketika dilakukan dengan wajah

baru yaitu dilaksanakan secara langsung oleh rakyat. Sehingga perlu dibentuk undang-

undang yang khusus mengatur tentang pemilihan umum dan juga mengatur tentang

pemilihan kepala daerah baik pemilihan Gubernur atau Bupati / walikota. Menanggapi

problematika ini maka pemerintah menetapkan UU No 22 Tahun 2007 tentang

Pemilihan Umum sebagai UU baru penggati UU No 32 Tahun 2004. Walaupun dalam

pelaksanaanya masih mengkombinasikan peraturan-peraturan dari kedua UU tersebut.

Dengan munculnya UU baru ini diharapkan akan makin memantapkan kinerja para

aparatnya dalam menjalankan tugas dan kewajibanya dalam pemilukada.

Berdasarkan dasar hukum tentang pemilihan kepala daerah langsung yaitu UU

No. 32 Tahun 2004 pasal 24 menyatakan bahwa:

Page 18: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2

Setiap daerah dipimpin oleh Kepala Pemerintah daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut Gubernur, untuk Kabupaten disebut Bupati, dan untuk Kota disebut walikota. Kepala daerah dibantu oleh seorang wakil kepala daerah. Untuk provinsi disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala Daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.

(Nuansa Aulia, 2005: 11)

Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam

undang-undang ini dilaksanakan oleh KPU Kota di masing-masing daerah.

Sebagaimana diatur dalam PP nomer 6 Tahun 2005, dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, KPU Kota

bertanggung jawab kepada DPRD yang bersangkutan hanya terkait penggunaan

anggaran dalam pelaksanaan pemilukada. Namun, secara organisatoris KPU Kota tetap

bertanggung jawab kepada KPU pusat. Walaupun tidak diatur dalam Undang-undang

ini, secara organisatoris KPU tetap dapat melakukan tugas-tugas koordinasi dan

supervisi terhadap KPU Kota dan demikian juga KPU provinsi terhadap KPU

Kabupaten/kota, dalam pemilihan bupati/wali kota dan wakil bupati/wakil wali kota.

Dalam menyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

KPU kabupaten/kota merupakan bagian pelaksanaan tahap penyelenggaraan. Dimana

segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan tata pelaksanaan pemilukada

diserahkan pada KPU kabupaten/kota setempat. Dengan ini pemilukada bupati/wakil

bupati KPU kabupaten/kotalah yang memiliki wewenang penuh untuk membuat aturan

main tata pelaksanaan pemilukada.

Proses pelaksanaan dan penyelenggaraan pemilihan umum tidak hanya

dijalankan oleh KPU Kota. KPU Kota dibantu oleh penyelenggaraan pemilihan

ditingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS

(Tempat Pemungutan suara) yaitu PPK (Panitia Pemilihan kecamatan), PPS (Panitia

Pemungutan Suara), dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan suara) serta

panwas dan pemantau untuk mengantarkan pada pemilukada yang jujur dan adil dalam

pemilihan secara langsung.

Permasalahan yang menonjol dalam proses pemilukada langsung ini salah

satunya adalah aktivitas pendataan pemilih yang mana jika tidak dilakukan dengan teliti

Page 19: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3

dan profesional dapat mengakibatkan hilangnya hak politik warga negara. Arbi Sanit

(2003: 19) berpendapat:

Namun Persoalan yang tampaknya sepele ini sangat penting untuk dua alasan utama. Pertama, pendataan pemilih dan penjaminan bahwa semua orang telah terdaftar sebagai pemilih merupakan hak esensial warga negara sesuai prinsip fundamental one person, one voice, one vote dalam setiap sistem politik demokratis. Kedua, kelemahan pada tahapan ini membawa implikasi pada legitimasi hasil pemilukada apabila ternyata jumlah pemilih sangat rendah yang disebabkan karena pemilih tidak terdaftar seperti masalah DPT.

Selain dari efektivitas dari KPU Kota dalam melakukan validitas data pemilih

secara profesional dan akurat, hal lain yang tidak kalah penting dari esensi pelaksanaan

Pemilukada adalah partisipasi dari para pemilih itu sendiri.

Miriam Budiarjo (1982: 1- pelaksanaan

Pemilukada yang baik salah satunya adalah semakin banyak pemilih yang memberikan

suaranya yang berarti semakin berkualitas hasil yang didapatkan, begitu pula

sebaliknya

Konkretnya peran masyarakat masih rendah terhadap pelaksanaan pemilukada

itu sendiri, mengurai penyebab golput memang beragam. Samsul wahidin (2008: 7)

yang jika diruntut akan panjang. Pertama karena administrasi, kedua karena problem

Maka meskipun lembaga yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak

pilih warga ini sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional, akan tetapi

jika tidak di sertai dengan kesadaran warga masyarakatnya untuk ikut berpartisipasi

dalam pelaksanaan pemilukada, hasilnyapun tidak sesuai dengan harapan dan tidak

menutup kemungkinan akan membawa dampak pada masa pemerintahan setelah

pemilukada selesai.

Dari permasalahan diatas, faktor yang paling utama adalah masalah dari

validitas data yang kurang mendapat perhatian dari para lembaga-lembaga pelaksana

Pemilukada (KPU Kota) yang berakibat hilangnya hak politik warga negara serta

seberapa besar tingkat partisipasi warga surakarta dalam pelaksanaan pemilukada tahun

2010. Padahal masalah ini merupakan masalah penting karena penyelenggara

Pemilukada yang demokratis ditentukan oleh para pemilih sebagai penentu masa depan

dari pemerintahan ini selama 5 tahun kedepan.

Page 20: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4

Seperti halnya kasus yang terjadi pada pemilu presiden beberapa waktu yang

lalu, banyak masyarakat mempertanyakan keberadaan Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPU Kota) Surakarta sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan Pemilukada, khususnya dalam memenuhi hak pilih warga surakarta.

pemilih tanpa Kartu Tanda Penduduk dan ratusan pemilih yang sudah meninggal

masyarakat bahwa kinerja KPU Kota Surakarta tidak seperti yang diharapkan

masyarakat dan diamanatkan oleh undang-undang.

Akan tetapi setelah pelaksanaan pemilukada kota Surakarta digelar, tidak

sepenuhnya apa yang diprediksikan oleh warga surakarta bahwa akan terdapat banyak

suara yang hilang seperti yang terjadi dalam pemilihan presiden dikarenakan kurang

profesionalnya KPU dalam memenuhi hak pilih warga Surakarta, meskipun masih ada

beberapa warga yang tidak mendapatkan hak pilih yang seperti tidak terdaftar dalam

DPT ataupun DPS meskipun pada kesempatan yang lalu selalu terdaftar dalam DPT,

selain itu juga terdapat warga yang notabenya pemilih baru yang belum tercatat dalam

DPT kerena usianya baru mencapai 17 tahun ketika mendekati pelaksanaan pemilukada,

namun presentasinya tidak setinggi pada pelaksanaan pemilu presiden tahun lalu. Ketua

KPU kota surakarta Didik Wahyudiono mengatakan:

Prosentasi warga surakarta yang menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan pemilukada cukup tinggi yaitu kurang lebih mencapai angka 71,5% dari jumlah DPT yang terdaftar oleh KPU kota Surakarta. Meskipun dari pihak KPU sendiri mengharapkan partisipasi warga Surakarta dapat mencapai angka 75%. (Solopos, 5 Mei 2010).

Dari hasil ini sudah cukup dikatakan bahwa masyarakat kota Surakarta

memiliki tingkat partisipatif yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain yang juga

menggelar pelaksanaan pemilukada, dinyatakan bahwa:

Kabupaten wonogiri yang tingkat partisipasinya 65,5%, kabupaten sukoharjo dengan tingkat partisipasi 66%, kabupaten boyolali dengan tingkat partisipasi 66,9%, dan kabupaten klaten dengan tingkat partisipasi 66,7%, sedangkan kota Surakarta dapat mencapai angka 71% untuk tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilukada.

(Joglosemar, 22/09/2010).

Page 21: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5

erdasarkan uraian tersebut di atas, maka untuk dapat melihat bagaimana

strategi yang dilakukan oleh KPU kota Surakarta dalam mengakomodir warga yang

sudah memiliki hak pilih dalam rangka memenuhi hak pilih warga Surakarta pada

pelaksanaan Pemilukada di Kota Surakarta tahun 2010, serta hal-hal apa saja yang

mempengaruhi warga surakarta sehingga antusias berpartisipasi dalam menggunakan

hak pilihnya dalam pelaksanaan pemilukada di kota surakarta tahun 2010 sehingga

mencapai prosentase tingkat partisipasi yang tinggi, maka penulis tertarik untuk

Pemenuhan Hak Pilih Warga

Surakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kota Surakarta Tahun

2010

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan bagian

penting dalam penulisan karya ilmiah. Dengan adanya permasalahan yang jelas, maka

proses pemecahannya akan terarah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan

di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ini:

1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh KPU kota surakarta dalam mengakomodir

warga yang sudah memiliki hak pilih dalam rangka pemenuhan hak pilih warga

surakarta dalam pemilukada langsung tahun 2010?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran partisipasi warga surakarta

dalam menggunakan hak pilihnya pada pelaksanaan pemilukada langsung tahun

2010 sehingga dapat tercapai tingkat prosentasi partisipasi yang tinggi?

C. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dengan

tujuan yang jelas tersebut akan mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun

tujuan penelitian yang akan dicapai oleh peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana strategi yang dilakukan oleh KPU kota surakarta

dalam mengakomodir warga yang sudah memiliki hak pilih dalam rangka

pemenuhan hak pilih warga surakarta dalam pemilukada langsung tahun 2010.

Page 22: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran partisipasi

warga surakarta dalam menggunakan hak pilihnya pada pelaksanaan pemilukada

langsung tahun 2010 sehingga dapat tercapai tingkat prosentasi partisipasi yang

tinggi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya baik secara teoritis maupun praktis. Hasil penelitian ini

diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya

bidang studi kewarganegaraan dan disiplin ilmu lain yang sesuai dengan penelitian

ini

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang ingin

mengkajinya lebih dalam lagi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah

Diharapkan dapat memberikan masukan pada pemerintah untuk melaksanakan

Pemilukada pada periode berikutnya dengan lebih baik, khususnya dalam

pemenuhan hak pilih bagi warga.

b. Bagi Masyarakat

Membuka cakrawala masyarakat akan pemahaman tentang pentingnya hak pilih yang

seharusnya diperoleh serta bagaimana menggunakan hak tersebut dalam Pemilukada

yang dilaksanakan secara langsung.

Page 23: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Hak Pilih

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2005 tentang

pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil

kepala daerah warga Negara Republik

Indonesia yang pada hari pernungutan suara pemilihan sudah berumur, 17 (tujuh belas)

Kemudian dijelaskan lagi

dalam pasal 16 mengenai syarat pemilih dapat menggunakan hak sebagai pemilih antara

Nuansa Aulia, 2007:11

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk dapat menggunakan hak memilih dalam pemilihan, Warga Negara Republik

Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih.

b. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

1) Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;

2) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang teluh

memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

3) Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6(enam) bulan sebelum

disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda

Penduduk.

c. Seorang Warga Negara Republik Indonesia yang telah terdaftar dalam daftar

pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

tidak dapat menggunakan hak memilihnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua warga Negara

Indonesia, baik yang sudah menikah atau telah berumur 17 tahun dapat menggunakan

hak pilihnya dalam kegiatan pemilu atau pemilukada jika belum memenuhi persyaratan

seperi yang telah diamanatkan dalam pasal 16 PP no. 6 tahun 2005.

2. Tinjauan Tentang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU Kota) merupakan lembaga yang

berwenang mengatur dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dalam

Page 24: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8

pemilihan kepala daerah baik pemilihan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati

dan wali kota/wakil wali kota. Dalam menjalankan tugasnya pada penyelenggaraan

pelaksanaan pemilihan kepala daerah Berbeda dengan pemilihan legislatif dan

pemilihan presiden, KPU Kota hanya berperan sebagi supervisi yang bertugas

menjalankan kebijakan-kebijakan KPU pusat dan segala yang berkaitan dengan tata

pelaksanaan menjadi kewenangan KPU.

Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, KPU Kota

diberi wewenang untuk menyelenggarakan pemilihan ditingkat provinsi maupun

kabupaten/kota. Berkaitan dengan kewenangan KPU Kota sebagai penyelenggara

pemilihan baik untuk tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota diatur lebih eksplisit

dalam UU no 22 tahun 2007 tentang pemilihan umum dan PP no 6 tahun 2006 tentang

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.

a. Pengertian KPU Kota

PP RI No. 6 Tahun 2005 Pasal I menyatakan bahwa Komisi Pemilihan

Umum Daerah adalah KPU Provinsi dan KPU kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang

khusus oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 untuk menyelenggarakan

Menurut Hari Moerti (2005: www.Parlemen.co.id) menyatakan bahwa

di wilayah kerjanya dan tidak bertanggung jawab secara hukum kepada DPRD dan

amun pada pelaksanaannya KPU Kota juga bertanggung

jawab terhadap DPRD tekait penggunaan anggaran dalam pelaksanaan pemilukada,

dikarenakan menggunakan dana dari APBD wilayah penyelenggaraan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 6 tahun 2005

tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan

wakil kepala daerah pasal 1 ayat 6

menjadi KPU Prov , namun perubahan istilah ini tidak

berpengaruh banyak kepada hasil dari pemilukada, karena pada esensinya

keberadaan KPU kabupaten/Kota dan KPUD adalah sama dan hanya berganti

sebutan. Sehingga sah-sah saja menyebut KPUD maupun KPU Kabupaten/Kota.

Penggantian ini hanya berfungsi untuk memperjelas perbedaan antar KPU tingkat

Page 25: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9

provinsi dan kota/kabupaten. Namun pada pelaksanaan pemilukada tahun 2010 kota

surakarta mengacu pada PP No. 49/2008 dengan menyebut KPU kota Surakarta.

Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan KPU kota adalah KPU

provinsi dan KPU kabupaten/kota yang diberi wewenang menyelenggarakan

pemilukada langsung dengan posisi tertinggi diwilayah kerjanya.

b. KPU Kota sebagai Lembaga Negara

Menurut Mourice Duverger (1989: 19

adalah model hubungan manusia dari mana hubungan-hubungan individu

mengambil polanya, dengan itu mendapatkan stabilitas, kelangsungan, dan

Paule B. Horton dan Chester L. Hunt (dalam Aminudin Ram dan tita Sobari,

1999: Institution) adalah suatu sistem norma

untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting,

atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada

Sama halnya dengan KPU kota sebagai suatu lembaga muncul sebagai

produk kehidupan sosial yang mempunyai anggota-anggota dalam kelangsungan

pelaksanaannya sesuai dengan polanya untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu

melaksanakan pemilukada yang jujur dan adil demi kepentingan warganya 5 tahun

ke depan.

KPU kota merupakan salah satu lembaga negara karena selaku

penyelenggara pemilukada yang diberi tugas secara khusus berdasarkan Pasal 57

ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pelaksanaan Pasal 18

Undang-undang Dasar 1945, mempunyai kewenangan dan kewajiban yang telah

diatur secara tegas dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005, sehingga telah melaksanakan sebuah tugas lembaga negara yaitu Pemilihan

Kepala Daerah secara demokratis sesuai amanat Pasal 18 ayat (4) Undang-undang

Dasar 1945.

Selain itu KPU kota sebagai lembaga Negara memiliki beberapa fungsi.

Untuk mengetahui gambaran fungsi yang dimiliki KPU kota perlu terlebih dahulu

mengetahui pengertian dari fungsi itu. Menurut Rocher dalam Alimandan (2004:

( Function) adalah kumpulan kegiataan yang

Page 26: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

halnya menurut Merton (dalam Alimandan, 2004:

diidentifikasi sebagai konsekunsi-konsekunsi yang dapat diamati yang menimbulkan

Robert K. Merton dalam Alimandan (1968: 13) juga memperkenalkan teori

fungsional yak manifes) dan fungsi tersembunyi (latent

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan, misalnya yaitu lembaga KPU kota

memiliki fungsi menjalankan tahapan pemilukada dengan maksimal sehingga

menghasilkan para pemimpin daerah yang sesuai dengan pilihan dan kebutuhan

masyarakat di daerahnya.

2) Fungsi tersembunyi adalah fungsi yang tak diharapkan, misalnya KPU kota dalam

menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengabdi masyarakat melakukan manifes

politik sehingga menghambat jalannya pemilukada sehingga mendapat protes dari

masyarakat.

c. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU Kota)

Untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan pemilukada, KPU kota diberi

tugas dan wewenang yang memadai. Berdasarkan PP No 6 tahun 2005 pasal 66 ayat

(1) disebutkan bahwa sebagai penyelengara pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah, tugas dan wewenang KPU kota

menetapkan segala tata cara mengenai pemilukada serta mengkoordinir sistematis

Hal terssbut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah

2) Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

3) Mengkordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan

pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

4) Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksannaan kampanye, serta pemungutan

suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

5) Meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang

mengusulkan calon

Page 27: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

6) Meneliti persyaratan calon kepala darah dan wakil kepala daerah yang diusulkan

7) Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan

8) Menerima pendaftaran dan tim kampanye

9) Mengumumkan sumbangan dana kampanye

10) Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

11) Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksannaan pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah

12) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang-

undangan

13) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan

mengumumkan hasil audit.

Sebagai penyelenggara pemilihan KPU kota tidak hanya memiliki tugas

wewenang sebagai pijakan hukum menyelenggarakan Pemilukada. Lebih dari itu,

KPU kota memiliki kewajiban-kewajiban. Menurut PP No. 6 Tahun 2005 diantara

kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh KPU kota sebagai penyelenggara

pemilihan adalah sebagai berikut:

Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara, menetapkan standarisasi serta kebutuhan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasaerkan peraturan perundang-undangan, menyampaikan laporan kepada DPD untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat, memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik KPU kota berdasarkan peraturan perunda ng-undangan, mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD dan melaksanakan semua tahapan tepat waktu. (Nuansa Aulia, 2007:35).

Untuk menciptakan pemilukada yang jujur dan adil, dibutuhkan banyak

pilar. Disamping perlu adanya berbagai aturan main yang jelas dan demokratis, juga

dibutuhkan para pelaksana dan kelembagaan yang handal. Penyiapan kelembagaan

dan personal pada dasarnya dimaksudkan untuk melaksanakan pemilukada yang

jujur dan adil dari sisi proses pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugas sebagai

penyelenggara pemilihan, KPU kota tidak bejalan sendiri. Ia dibantu oleh para

penyelenggara pemilihan tingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan

pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS, dan KPPS. Hal ini tertuang dalam PP No.

Page 28: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

6 Tahun 2005

pemilihan, KPU kabupaten atau kota membentuk PPK, PPS, dan KPPS, 2)

Pembentukan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 21

(dua puluh satu) hari sejak pemberitahuan DPRD

Menurut PP No. 6 Tahun 2005 -lembaga yang berada di bawah

naungan KPU kota sebagai lembaga penyelenggaraan pemilihan ditingkat kecamatan

dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS dan

dijelaskan sebagai berikut:

1) PPK (Panitia Pemilih Kecamatan)

PPK merupakan perpanjangan dari KPU kota yang berkedudukan di

setiap kecamatan. PPK sebagaimana dimaksud mempunyai tugas dan

wewenang:

a) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah

kerjanya, membuat berita acara dan sertifikasi hasil penghitungan suara, dan

b) Membantu tugas-tugas KPU kota dalam melaksanakan pemilihan

2) PPS (Panitia Pemungutan Suara)

Satu tingkat dibawah PPK yaitu PPS yang berkedudukan di

desa/kelurahan. Menurut pasal 11 PP RI No. 6 Tahun 2005 tugas dan wewenang

dari PPS adalah:

a) Melakukan pendaftaran pemilih;

b) Mengangkat petugas pencatat dan pendaftar;

c) Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK;

d) Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam

wilayah kerjanya dan membuat berita acara dan sertifikat rekaputulasi hasil

penghitungan suara; dan

e) Membantu tugas PPK

3) KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)

KPPS merupakan tim pelaksana teknis lapangan yang bertugas

diseluruh TPS-TPS di wilayah kerjanya. Anggota KPPS sebanyak 7 orang, dan

bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

KPPS sebagaimana dimaksud berkewajiban membuat berita acara dan sertfikat

hasil penghitungan suara untuk disampaikan kepada PPS.

Page 29: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

d. Peranan KPU Kota

Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2007 apa

saja yang dapat dilakukan oleh KPU kota dalam masyarakat sebagai organisasi

tahapan pemilukada ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seperti pada

mestinya apabila KPU kota tidak menjalankan salah satu saja maka akan

terhambatnya proses pemilukada.

Pada pemilukada segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan tata

pelaksanaan pemilukada diserahkan kepada KPU kota setempat, sedangkan KPU

diatasnya hanya bertugas sebagai supervisi. Dengan begitu, pada pemilukada

bupati/walikota, maka KPU kabupaten atau kota yang memiliki peranan penting

untuk membuat aturan main tata pelaksanaan pemilukada, sementara fungsi supervisi

diberikan KPU provinsi. Untuk pemilukada gubernur, KPU provinsi yang

menyelenggarakan dengan supervisi dari KPU pusat.

Ketentuan KPU kota sebagai penyelenggara Pemilukada ini telah diatur oleh

UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam PP tersebut

disebutkan bahwa penyelenggaraan pemilukada adalah KPU kota. Jadi KPU kota

yang memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pemilukada sebagai mana

yang termuat dalam pasal 4 ayat (1) berikut:

1) Pemilihan kepala daerah diselenggarakan oleh KPU kota2) Dalam menyelenggarakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

KPU provinsi menetapkan KPU kabupaten/kota sebagai bagian pelaksanaan tahap penyelenggaaan pemilihan.

3) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

4) Dalam pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 KPU kota/kabupaten bertanggung jawab kepada DPRD.

(Nuansa Aulia, 2007:6)

Fungsi KPUD sebagai suatu stuktur sistem yang digunakan untuk

mensukseskan jalanya pemilukada dalam suatu pemerintahan, seperti konsep yang

Konsep yang

berkembang melalui beberapa fase menyebutkan dalam salah satu fasenya yaitu fase

yang kedua mengenai fungsi output dari suatu pemerintahan yakni pembuatan aturan,

Page 30: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

, sedangkan fungsi input misalnya sosialisasi

politik, artikulasi kepentingan, penggabungan kepentingan dan komunikasi politik.

Bagi KPU kota fungsi output ini dilakukan dalam realisasi kewenangan

membentuk kebijakan misalnya dalam pembuatan keputusan-keputusan KPU dan

dinyatakan oleh Almond (1999: 25

. Sosialisasi dapat

terjadi didalam keluarga, sekolah, kelompok keagamaan, institusi-institusi

pemerintah, partai-partai politik, birokrasi dan lain-lain.

Dalam pemilukada sosialisasi seperti yang diutarakan di atas memang

sangat diperlukan guna memberikan pendidikan pemilih pada warga masyarakat.

Baik dilakukan dalam forum formal maupun informal, tidak ada yang dapat menjadi

takaran, yang paling utama adalah pendidikan politik yang diberikan mengena pada

sasaranya. Jadi fungsi KPU kota dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur

sesuai dengan peran dan statusnya sebagai lembaga negara dan lembaga sosial.

Mekanisme pemilihan secara langsung ini memang merupakan suatu

tahapan penting dalam pemilukada. Namun, hal tersebut tidak cukup menjamin

semuanya akan berjalan lancar. Dengan demikian peran KPU kota dalam Pemilukada

di masing-masing daerah sangat berat. KPU kota memiliki suatu posisi atau tempat

yang diharapkan ada pada suatu lembaga negara sesuai dengan tingkah laku dan

fungsinya, sesuai dengan hak serta kewajiban yang harus ditampilkan lembaga

tersebut sebagai pemilik peranan tersebut. Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam

peranannya ini mengatur semua tahap penyelenggaraan pemilihan dari tahap awal

dan harus selalu koordinasi dengan KPU pusat. Sehingga, segala kegiatan yang

dilakukan oleh KPU kota pada setiap tingkatan akan berjalan secara konsisten.

e. Panitia Pengawas Pemilu

Organisasi KPU Kota tidak berdiri sendiri, dibentuk pula organisasi

pengawas pemilu yang besifat ad hoc, yakni panitia pengawas pemilu (Panwaslu).

Tugas Panwaslu adalah untuk mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilu,

menerima laporan pelanggaran, menyelesaikan sengketa yang timbul dalam

penyelenggaraan pemilu, dan meneruskan temuan-temuan dan laporan yang tidak

dapat diselesaikan kepada instansi yang berwenang. Namun kedudukan panwaslu ini

Page 31: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

tidak bersifat independen karena dibentuk oleh KPU dan bertanggung jawab kepada

KPU.

Menurut Pasal 78 Undang-Undang No.22 Tahun 2007 menyatakan bahwa

tugas dan wewenang Panwaslu Kabupaten Kabupaten/Kota adalah:

Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota, menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu, menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana, menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti, meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang, menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelengga raan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu di tingkat kabupaten/kota, mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretarisdan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakuka n tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung, mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu, dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.

Adapun dapat dijelaskan dalam mengawasi tahapan penyelenggaraan

Pemilu di wilayah kabupaten/kota meliputi:

1) Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar

pemilih sementara dan daftar pemilih tetap.

2) Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pencalonan kepala

daerah dan wakil kepala daerah kabupaten/kota.

3) Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota dan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah

kabupaten/kota.

4) Penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah

kabupaten/kota.

5) Pelaksanaan kampanye.

6) Perlengkapan Pemilu dan pendistribusiannya.

7) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu.

8) Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara.

Page 32: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

9) Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK.

10) Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh

kecamatan.

11) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan

Pemilu susulan.

12) Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Kabupaten/Kota.

Dan dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Panwaslu Kabupaten/Kota berwenang:

Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g; Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu.

Pasal 79 Undang-Undang No.22 Tahun 2007 menyatakan bahwa Panwaslu

Kabupaten/Kota berkewajiban:

Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwaslu pada tingkatan di bawahnya, menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai Pemilu, menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan, menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kabupaten/kota, dan melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

3. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Pemilihan Umum Kepala Daerah langsung (Pemilukada) merupakan salah satu

langkah maju dalam mewujudkan demokratisasi di tingkat lokal, dimana demokrasi di

tingkat nasional akan tumbuh berkembang dengan mapan dan dewasa apabila pada

tingkat lokal, nilai-nilai demokrasi berakar dengan baik terlebih dahulu baik pada

tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga untuk mewujudkan pemilihan kepala

Page 33: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

daerah yang bebas dan adil diperlukan berbagai macam peraturan-peraturan yang

mendasari kebijakan ini.

Adapun peraturan perundangan yang mengatur tentang pelaksanaan

Pemilukada tersebut antara lain:

a. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerahb. Peraturan Mahkamah Agung RI No. 2 tahun 2005 tentang Tata Cara

Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Penetapan Hasil Pemilukada Dan Pilwakada dari KPU Kabupaten/ Kota.

c. Peraturan Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Perpu ini berisi tentang perubahan pada jumlah pemilih maksimum pada tiap TPS dan pelaksanaan Pemilukada dalam situasi genting.

d. PP No. 17 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

e. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, Pengesahan, Daerah Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

f. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 9 tahun 2005 tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(Kemendagri, 2005: 2)

Peraturan perundang-undangan yang ada pada dasarnya bertujuan untuk

menciptakan pemilukada yang bebas dan adil. Dalam proses pelaksanaanya peraturan

perundangan ini mengatur mulai dari lembaga penyelenggara, aturan main dan teknis

penyelenggaraan. Teknis penyelenggaraan dari pemilukada menurut Undang -Undang

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan meliputi:

1) Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan

2) Pemberitahuan DPRD kepada KPU kota/kabupaten mengenai berakhirnya masa

jabatan kepala daerah

3) Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan

pelaksanaan pemilihan kepala daearah

4) Pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS dan KPPS

Page 34: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

5) Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau

b. Tahap Pelaksanaan meliputi:

1) Penetapan daftar pemilih,

2) Pengumuman pendaftaran dan penetapan pasangan calon,

3) Kampanye,

4) Pemungutan suara,

5) Perhitungan suara,

6) Penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daeah terpilih, pengesahan,

dan pelantikan.

Mekanisme pemilihan secara langsung merupakan suatu tahapan penting dalam

pilkda. Kesuksesan dari setiap tahapan yang ada akan mempengaruhi keberhasilan

pemilukada secara keseluruhan. Sehingga setiap tahapan ini dilaksanakan dengan

matang sesuai aturan yang ada. Namun hal ini tidak cukup menjamin semuanya akan

berjalan lancar. Banyak kendala dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada

setiap tahapan demi tahapanya.

Adapun permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan pemilukada,

antara lain:

Pengajuan bakal calon ganda oleh partai politik dan penandatanganan surat pencalonan; Daftar pemilih tetap yang dimana banyak tidak terdaftar dan adanya pemilih yang tidak memenuhi persyaratan; Kelengkapan dan administrasi pencalonan yaitu ijazah palsu, pasangan calon mempunyai hutang yang berakibat banyaknya protes dari masyarakat; Berkenaan dengan kampanye, misalnya: adanya pasangan calon yang mencuri start kampanye,

khususnya antara daerah yang satu dengan yang lain, maraknya praktek politics -barang yang bisa

dikonversikan ke dalam uang, masih dilakukannya arak-arakan; Perhitungan suara, meliputi adanya dugaan salah dalam menghitung suara yang mengakibatkan perubahan pasangan calon terpilih yang dilanjutkan gugatan pasangan calon kepada KPU kota. (Samsul Wahidin, 2008:23)

4. Partisipasi Politik

Partisipasi menurut Kenneth Janda et all (1987: 226)

as those actions of private citizens by which they seek to influence or to support

. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa partisipasi politik

merupakan tindakan pribadi warga negara yang dimaksudkan untuk mempengaruhi atau

mendukung pemerintah dan politik. Sudrajat (2003: www.uk.geocities.com)

Page 35: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

menyatakan bahwa Political participation is the active angagement by individuals and

. Pendapat tersebut dapat

diartikan bahwa partisipasi politik adalah tindakan aktif oleh individu dan kelompok

dalam proses pemerintahan yang mempengaruhi hidup mereka. Ada banyak

kemungkinan yang dapat terjadi berkaitan dengan pemahaman proses partisipasi juga

sejumlah landasan yang berhubungan dengan partisipasi itu sendiri. Menurut

Koentjaraningrat (1985: 26) membedakan cara berpartisipasi atas dua jenis partisipasi,

Syamsul haris dalam tataq chidmad mengatakan terdapat 4 faktor yang

terhadap pemerintah, b). tidak adanya indikasi money politics, c). KPU dan pengawas

melibatkan civil society

Chidmad, 2004:57)

Pada hakikatnya partisipasi yang dibutuhkan dalam pembangunan adalah

partisipasi yang dilakukan dengan sukarela yang didorong oleh prakarsa atau swadaya

masyarakat. Arti dan maksud partisipasi berbeda dengan prakarsa atau swadaya

masyarakat. Menurut Miriam Budiarjo (1982: 22) meyatakan bahwa Tingkat kesadaran

politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian pada

masalah kenegaraan atau pembangunan.

Secara utuh partisipasi hendaknya berlangsung secara sistematis dan dinamis,

berlangsung mulai dari partisipasi dalam pengambilan keputusan, kemudian dilanjutkan

dalam partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, partisipasi dalam pemanfaatan

hasil-hasil pembangunan dan akhirnya partisipasi dalam pemanfaatan hasil-hasil

5. Teori Fungsionalisme Strukutural Talcott Parsons

Berdasarkan uraian tentang strategi yang digunakan oleh KPU kota surakarta

dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah langsung terutama dalam pemenuhan

hak pilih warga surakarta terbukti baik hal ini dibuktikan dengan tingginya jumlah

partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya, hal ini tidak luput dari

semakin baiknya kinerja dan sistem yang digunakan oleh KPU kota Surakarta, hal ini

sejalan dengan teori fungsionalisme struktual Talcott Parsons menekankan bahwa ada

Page 36: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

empat fungsi penting yang diperluk/an semua sistem : Adaptation (A), goal attainment

(G), integration (I), dan latensi (L) atau pemeliharaan pola. Secara bersama-sama,

keempat imperatif fungsional ini dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan

(survive), suatu sistem harus memiliki empat fungsi ini :

a. Adaptation (Adaptasi): sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang

gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan itu dengan kebutuhanya.

b. Goal attainment (Pencapaian tujuan): sebuah sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan utamanya.

c. Integration (Integrasi): sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian

yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubungan ketiga

fungsi penting lainya (A, G, L).

d. Latency (Latensi atau pemeliharaan pola): sebuah sistem harus melengka pi,

memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural

yang menciptakan dan menopang motivasi.

Sehingga dari teori Talcott Parsons dapat ditekankan bahwa suatu

organisasi/lembaga dalam hal ini KPU kota Surakarta agar dapat berjalan sesuai dengan

tujuan maka harus memenuhi empat fungsi milik Talcott Parsons yaitu

a. Adaptation (Adaptasi): dalam menggunakan strateginya KPU kota surakarta

beradaptasi dengan budaya dan kegiatan yang banyak digemari masyarakat

Surakarta, dalam hal ini sosialisasi pemilukada dengan mengadakan karnaval,

panggung hiburan dan pemutaran film layar lebar yang banyak diminati warga

Surakarta.

b. Goal attainment (Pencapaian tujuan): dengan diadakannya berbagai acara tersebut

diharapkan masyarakat memahami informasi seputar pemilukada, sehingga respek

dan peduli terhadap pelaksanaan pemilukada yang diwujudkan dengan tingginya

partisipasi mayarakat.

c. Integration (Integrasi): KPU Kota Surakarta mempunyai aturan yang jelas dalam

mengatur hubungan dengan lembaga dibawahnya seperti PPK, PPS, dan KPPS

sehingga setiap tahapan dapat terlaksana dengan baik.

Page 37: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

d. Latency (Latensi atau pemeliharaan pola): KPU kota Surakarta melakukan

pemeliharaan sistem agar terjaga dengan baik dengan melakukan pertemuan rutin

guna membahas masalah yang dihadapi sehingga didapat solusinya.

Dengan diterapkanya empat fungsi diatas maka diharapkan tugas KPU kota

Surakarta dalam pemenuhan hak pilih warga Surakarta dapat terakomodir dengan baik

yang berimbas pada tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak

pilih.

6. Hasil Penelitian Yang Relevan

Selain pendapat dari para pakar, di dalam penelitian ini juga dicantumkan

pendapat dari peneliti lain yang hasil penelitiannya relevan dengan penelitian ini. Hal

ini peneliti lakukan guna mendukung penelitian yang telah peneliti lakukan. Penelitian

yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Yatun (2007) dengan judul

penelitiannya yaitu Peranan KPUD dalam Memvalidasi Data Pemilih Pada

Pelaksanaan Pilkada Langsung di Kabupaten Cilacap Tahun 2007, dimana hasil

penelitianya adalah (1) KPUD telah berperan secara maksimal dalam seluruh tahapan

pendataan pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati yang diselenggarakan di

Cilacap Tanggal 09 September 2007. KPUD dalam menjalankan tugasnya berpedoman

pada UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang dikombinasikan dengan

UU No 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum yang direalisasikan kedalam bentuk

Keputusan-keputusan KPUD Cilacap, (2) Hambatan-hambatan yang terjadi dalam

pilkada Bupati dan Wakil Bupati yaitu permasalahan daftar pemilih. Proses pendataan

yang relatif singkat, daftar pemilih yang diperoleh dari Capil acak, peraturan yang

kurang jelas mengatur tentang anggaran pendataan pemilih, sosialisasi dan pendidikan

politik yang kurang mengena pada masyarakat serta masyarakat yang kurang proaktif

dalam proses pendataan, (3) Strategi yang dilakukan KPUD dalam menghadapi

permasalahan diatas adalah dengan cara untuk mengatasi pemilih yang cenderung pasif,

KPUD melakukan sosialisasi secara simultan kepada masyarakat, untuk masalah

anggaran KPUD mengkonsltasikanya kepada BPK perwakilan Jawa Tengah dan DIY

dan mengirimkan suart keterangan kepada perwakilan BPK tersebut untuk diberikan ke

KPU Provinsi dan KPU Pusat, Permasalahan DP4 yang acak, KPUD menetapkan DP4

ini menjadi DPS dan dipecah atau dikelompokan menjadi DPS per TPS untuk dilakukan

Page 38: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

pengecekan sehingga lebih dekat dengan pemilih, dan masalah sosialisasi yang

diberikan pada warga Cilacap, yakni melalui media: Iklan di radio-radio sekabupaten

Cilacap, Memasang sepanduk di tempat-tempat umum, Menyebarkan Liflet ( pamflet).

Dan juga dalam sosialisasi ini KPUD melibatkan LSM-LSM terkemuka dan membentuk

organisasi khusus yang disebut dengan TOT ( Training OF Trans) yang bekerja sama

dengan LSM JPPR, Muhammadiyah, NU, Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat,

Muslimat, Nasiatul Aisyah, KPI (Koalisi Perempuan Indonesia), Guru-guru PKN di

Kabupaten Cilacap yang anggaran dananya diberikan oleh KPUD.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah

penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan digunakan sebagai acuan dalam

penelitian. Berdasar kajian teori diatas, penulis dapat menyusun kerangka berfikir

sebagai berikut:

Untuk menjamin terpenuhinya hak pilih warga dalam penyelenggaraan

pemilihan kepala daerah di kota Surakarta, yang mana telah dijelaskan dalam PP No.6

tahun 2005 bahwa yang berkewenangan adalah KPU kota, hal ini akan menjadi sangat

rawan dan berpotensi menimbulkan konflik jika KPU Kota Surakarta tidak bisa

mengakomodir warga Surakarta, Akan tetapi Setelah perhelatan Pemilukada

dilaksanakan pada tanggal 26 april 2010 lalu mendapatkan hasil yang cukup signifikan,

karena tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya cukup tinggi

dibanding dengan daerah lain yang melaksanakan Pemilukada, maka secara otomastis

kinerja dari KPU kota Surakarta dalam memenuhi hak pilih warga Surakarta dilakukan

dengan strategi yang tepat sasaran dalam rangka terpenuhinya hak politik warga

Surakarta yaitu dengan:

1. Melakukan sosialisasi yang tepat sasaran dan masyarakat antusias untuk ikut

didalamnya seperti mengadakan panggung hiburan, pemutaran film layar lebar dan

karnaval yang diikuti pasangan calon yang dikemas dengan menarik, sehingga

masyarakat tidak bosan mengikutinya.

2. Pelaksanaan sosialisasi KPU kota Surakarta tidak bekerja sendiri, melainkan

bekerjasama dengan berbagai elemen kemasyarakatan yang ada di kota Surakarta.

Hal ini sangat membantu KPU kota Surakarta karena semakin banyak informasi yang

Page 39: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

diberikan, tingkat pemahaman masyarakat mengenai seputar pemilukada akan

semakin baik.

3. Menjangkau kalangan yang tidak tersentuh sosialisasi (Lembaga pemasayarakatan,

rumah sakit, panti asuhan, panti wreda, dll) , tim sosialisasi KPU kota Surakarta

terjun langsung dilapangan untuk memberikan informasi seputar pemilukada.

4. Mengantisipasi Pemilih baru yang pada saat hari pemungutan suara sudah

mempunyai hak, KPU kota Surakarta bekerjasama dengan dinas pendidikan kota

Surakarta untuk melakukan sosialisasi dengan langsung mendatangi ke sekolah-

sekolah dan sesekali mengumpulkan semua siswa kelas 3 SMA/SMK se-kota

surakarta untuk menghadiri sosialisasi akbar di stadion Manahan Surakarta.

5. Iklan di radio-radio yang terdapat di wilayah kota Surakarta, Memasang sepanduk di

tempat-tempat umum, dan Menyebarkan Liflet ( pamflet).

Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum

baik nasional atau daerah dapat dilihat dari pengalaman atau pemahaman seseorang

atau suatu daerah mengenai konsep dalam berpolitik, warga yang paham tentang

pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan umum, pasti akan memberikan hak suaranya,

begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi warga Surakarta

berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilukada tahun 2010 diantaranya adalah:

1. Tingkat keperca yaan masyarakat terhadap pemerintahan yang terdahulu yang telah

memberi kontribusi nyata kepada masyarakat kota Surakarta.

2. Tingkat pendidikan dan kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pemilukada

yang semakin baik yang dibarengi dengan semakin baiknya kinerja KPU kota

Surakarta dalam menghadapi masalah DPT yang semakin komplek.

Page 40: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

Berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat dibuat skeme sebagai berikut :

Gambar 1.Skema Kerangka Berpikir

Dasar HukumUU No.22 tahun 2007PP No. 6 tahun 2005

KPU Kota Surakarta

Pemenuhan Hak Pilih warga Kota Surakarta

Warga Terakomodir Hak Pilihnya

Warga Tidak Terakomodir Hak Pilihnya

Berpartisipasi Menggunakan

Hak PilihGolput

Legitimasi Hasil Pilkada

Disebabkan karena:kinerja KPUD beserta jajaranya dilapangan dalam rangka memenuhi hak pilih masyarakatKurangnya SosialisasiLemahnya Kesadaran masyarakat dalam bepartisipasi dalam pemiluKekecewaan masyarakat terhadap pemerintah

Sosialisasi dan pendidikan pemilih seputar informasi pelaksanaan pemilukada

Page 41: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih tempat penelitian di Kota Surakarta.

Penulis memilih lokasi penelitian di tempat tersebut, dengan beberapa pertimbangan

antara lain:

a. Suasana demokrasi di Kota Surakarta sangat kental, pola pikir masyarakat yang kritis

dan persaingan parpol yang ketat, sehingga proses demokrasi yang terjadi sangat

menarik untuk diikuti.

b. Penulis tertarik dengan hasil dari pelaksanaan pemilukada tahun 2010, terutama pada

tingginya warga masyarakat yang terpenuhinya hak pilih serta besarnya tingkat

partisipasi masyarakat kota Surakarta, yang mana pada pelaksanaan pilpres tahun

2009 masih menyisakan pekerjaan rumah bagi pihak penyelenggara (KPU kota

Surakarta) dalam memenuhi hak pilih (DPT) masyarakat kota Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan setelah mendapat perijinan dari pihak yang

berwenang. Berikut ini gambar alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis lakukan:

Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan 2010 2011Feb Mar-Jun Jul Agu-Nov Des Jan

1. Pengajuan Judul2. Penyusunan Proposal3. Ijin Penelitian4. Pengumpulan Data5. Analisis Data6. Penyusunan Laporan

Page 42: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

2. Bentuk Dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini bentuk yang digunakan adalah bentuk penulisan kualitatif

karena data yang di kumpulkan berupa kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun

arsip yang gemlike arti yang sangat lebih dari sekedar angka atau frekuensi. Metode

yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif evaluatif, karena penelitian

bermaksud untuk melakukan penyelidikan dengan menggambarkan dan memaparkan

keadaan obyek dan subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak

atau sebagai mana mestinya dan kemudian mengevaluasi objek dan subyek penelitian

berdasarkan temuan-temuan pada penelitian.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2004: 4) enelitian

kualitatif adalah metodologi kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata ter tulis atau lisan dari orang-ora

Penelitian kualitatif diperoleh dengan mempertimbangkan kesesuaian obyek

dari studi, penggunaan metode penelitian secara mendalam agar sesuai dengan metode

tersebut yaitu menggunakan metode deskriptif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

Winarno Surakhmad (2004 : 139) enyelidikan deskriptif

tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang . Karena banyak sekali

ragam penyelidikan demikian metode penyelidikan deskriptif diantaranya ialah

penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi. Sehingga

menurutnya metode deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,

misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan, sikap yang

menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung pengaruh yang sedang

bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan

yang meruncing, dan sebagainya.

Pada umumnya penelitian-penelitian deskriptif terdiri dari berbagai jenis, disini

Ritual Constraint

yang dikemukakan ole ktivitas manusia dan

organisasi yang ada merupakan kesengajaan lewat apa yang menurut mereka sedang di

capai . Maka struktur yang ada adalah menurut konteksnya.

Page 43: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian tunggal

terpancang. Mengenai model ini HB. Sutopo (2002: 112) menjelaskan bahwa

Walaupun dalam penelitian kualitatif ditemui adanya bentuk penelitian terpancang

(embeded resarch) yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian

berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan tujuan dan minat penelitiannya

sebelum peneliti ke lapangan studinya .

Peneliti sudah menentukan terlebih dahulu fokus dari pada variabel utama yaitu

KPU kota Surakarta. Akan tetapi dalam hal ini peneliti tetap tidak melepaskan variabel

fokusnya (pilihannya) dari sifatnya yang holistik sehingga bagian-bagian yang diteliti

tetap diusahakan pada posisi yang saling berkaitan dengan bagian-bagian dari konteks

secara keseluruhan guna menemukan makna yang lengkap.

C. Sumber Data

Menurut HB. Sutopo (2002: 50- umber data dalam

penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktivitas, tempat atau lokasi,

Pendapat lain tentang sumber data dalam penelitian kualitatif adalah yang

diungkap oleh Lofland (dalam Lexy J. Moleong, 2004: 157) menjelaskan bahwa

umber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata -kata dan tindakan, sumber data tertulis,

foto, dan statistik.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan sumber data yang berupa

informan, tempat, dan peristiwa serta arsip dan dokumen, lebih lanjut dijelaskan sebagai

berikut:

Page 44: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

1. Informan

Informan adalah manusia sebagai sumber data yang perlu dipahami, bahwa

mereka terdiri dari beragam individu dan memiliki beragam posisi. Oleh karena itu di

dalam memilih siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi

dengan beragam peran serta yang ada sehingga dapat diperoleh informasi pernyataan

maupun kata-kata yang diperoleh dari informan yang disebut data primer atau sering

disebut sebagai informan kunci (key informan). Informan dalam penelitian ini yakni

orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan di KPU ko ta yaitu Didik

wahyudiono (Ketua KPU Kota Surakarta), Lestari S.H M.Hum (divisi hukum dan

pengawasan) dan Setyo Budiarto, S.Sos (divisi teknis dan humas) dan lembaga lain

dibawah KPU kota Surakarta yaitu dengan Surachmad, S.Sos (Anggota PPK Pasar

Kliwon), Rustamal (Ketua PPS Sangkrah) dan Dian Anggraini (Ketua KPPS TPS 3

Sangkrah)

2. Tempat dan Peristiwa

Penulis dalam penelitian ini mengambil tempat penelitian di kota surakarta

sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah masalah pemenuhan hak pilih yang

dilakukan oleh KPU kota Surakarta serta hal apa saja yang mempengaruhi tingginya

tingkat kesadaran partisipasi warga Surakarta dalam menggunakan hak pilihnya secara

aktif, semuanya akan digali lewat sumber lokasinya yang merupakan tempat atau

lingkungannya. Sehingg a dari pemahaman tersebut bisa ditarik kesimpulan yang

berkaitan dengan permasalahan tersebut.

3. Dokumen

Sumber data yang kedua atau data sekunder dalam penelitian ini adalah

dokumen. Dokumen disini antara lain: Keputusan KPU kota Surakarta No. 13 tahun

2010 tentang perubahan keputusan KPU tentang jumlah penetapan pemilih dan tempat

pemungutan suara, Keputusan KPU kota surakarta no.4 tahun 2009 tentang pedoman

sosialisasi penyelenggaraan pemilihan umum walikota dan wakil walikota Surakarta

tahun 2010, Materi Sosialisasi Pemilukada Tahun 2010, dan Berita acara rekapitulasi

penerimaan rekapitulasi perhitungan suara pasangan calon walikota dan wakil walikota

tahun 2010.

Page 45: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

D. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115) adalah eseluruhan subjek

penelitian . Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka peneliti harus meneliti populasi. Namun dalam penelitian besar peneliti

tidak mungkin meneliti seluruh populasi yang ada. Selain hal ini merepotkan,

membutuhkan waktu yang lama juga biaya yang besar pula. Untuk mengantisipasi

hambatan tersebut maka peneliti meneliti sebagian dari populasi saja. Penelitian seperti

ini disebut penelitian sampel.

Dalam penelitian kualitatif sampel akan ditunjukkan oleh peneliti dengan

mempertimbangkan bahwa sampel itu mengenai masalah yang diteliti, jujur, dapat

dipercaya dan datanya bersifat obyektif. Kemudian teknik cuplikan yang biasa di

gunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan

pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan dan keingintahuan pribadi

peneliti. Oleh karena itu cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling.

Menurut Goetz & Le Compte dalam H. B. Sutopo (2002: 185) menyatakan

bahwa Purposive Sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih

individu-individu yang di anggap mengetahui informasi dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data . Jadi dalam metode ini

beberapa objek penelitian dipilih, kemudian dari yang terpilih tersebut dijadikan sebagai

sumber data yang dapat membantu dalam mengungkap permasalahan yang telah

dirumuskan. Dengan kata lain metode pengambilan sampel yang digunakan dengan

teknik informan kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang- orang kunci

untuk dijadikan sebagai sumber data.

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 22 Untuk

menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber bangunan dan menggali

informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang akan muncul .

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

merupakan bagian sampel. Apabila yang menjadi populasi adalah warga masyarakat

Kota Surakarta yang berjumlah penduduk 525.505 orang (berdasarkan surat Sekda No.

470/4.868/tgl 11 Desember 2009 jumlah penduduk Surakarta per tanggal 11 Desember

2009) yang tersebar dalam 5 kecamatan. Maka pada tahap pengambilan sampling,

Page 46: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

sampel yang diambil adalah 5 kecamatan yaitu dari kecamatan jebres, pasar kliwon,

banjarsari, laweyan, dan serengan. Pemilihan kelima kecamatan ini dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Sedangkan sample yang diambil adalah 50 orang dari

kelima kecamatan tersebut yang diambil secara proposional karena dengan teknik ini

peneliti berasumsi mereka memiliki hak yang sama sebagai pemilih.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beragam jenis, bisa berupa

orang, peristiwa dan tempat, benda serta dokumen atau arsip. Beragam sumber data

tersebut menuntut di lakukannya cara atau teknik pengumpulan data tertentu yang

sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahannya.

Menurut Goetz & Le Compte dalam Bambang Sumarjoko (2004: 21) menyatakan

ata dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokan dalam dua cara yaitu:

teraktif meliputi wawancara yang

mendalam dan observasi langsung sedangkan metode non interaktif meliputi observasi,

kuisoner (angket) dan mencatat dokumen maupun arsip.

Untuk memperoleh dan menyusun data penelitian, penulis menggunakan

teknik observasi, wawancara , mencatat arsip dan dokumen. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Observasi

Menurut Winarno Surakmad (2004

Cara yang sangat langsung untuk mengenal peristiwa atau gejala yang penting dalam

suatu penyelidikan . Dalam penelitian ini di gunakan observasi non-partisipatif atau

tidak berperan serta, dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang di

lakukan oleh objek penelitian. Peneliti dalam hal ini bermain di luar sistem.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melihat secara langsung

seluruh rangkaian pelaksanaan Pemilukada di kota Surakarta dari awal hingga

ditetapkanya walikota dan wakil walikota terpilih, maka peneliti mengkaji, serta

mengungkap fenomena-fenomena yang ada hubungannya dengan penelitian baik secara

nyata maupun secara mendalam yaitu mengenai strategi KPU kota kota Surakarta dalam

memenuhi hak pilih warga Surakarta serta hal-hal yang melatar belakangi tingginya

Page 47: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

tingkat kesadaran partisipasi warga Surakarta dalam menggunakan hak pilihnya dalam

pemilukada langsung tahun 2010.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik untuk mendekati sumber informasi dengan

cara tanya jawab sepihak yang di kerjakan secara sistematis dan berdasarkan kepada

tujuan penelitian. H.B. Sutopo mengemukakan bahwa:

Wawancara di dalam penelitian kualitatif pada umumnya di lakukan dengan pertanyaan yang bersifat open-ended, dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. (H.B. Sutopo,2002: 59).

Maka dari itu penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam

(Indepth interviewing), karena dengan wawancara mendalam peneliti akan memperoleh

data dari para informan, dengan maksud agar dapat mengungkap permasalahan yang

diteliti melalui pertanyaan atau sikap, baik melalui nada bicara, mimik, ataupun sorot

matanya.

Pada penelitian ini penulis melaksanakan teknik wawancara dengan

mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan masalah yang

ingin di bahas kepada nara sumber tentang kinerja dan strategi yang dilakukan oleh

KPU kota Surakarta dalam rangka memenuhi hak pilih warga surakarta serta

menumbuhkan kesadaran bagi warga Surakarta untuk menggunakan hak pilihnya.

Adapun nara sumber dalam wawancara pada penelitian ini antara lain:

a. Ketua KPU Kota Surakarta

Didik Wahyudiono (Divisi sosialisasi dan pendidikan pemilih)

b. Anggota KPU Kota Surakarta

Lestari S.H M.Hum (Divisi hukum dan pengawasan KPU kota Surakarta)

Setyo Budiarto,S.Sos (Divisi Teknis Dan Humas KPU kota Surakarta)

c. Anggota PPK Pasar Kliwon

Surachmad, S.Sos (Humas)

d. Tim sukses pasangan calon Jokowi-Rudi

Putut Gunawan

e. Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) kelurahan Sangkrah dan Semanggi

Page 48: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Rustamal (Ketua PPS sangkrah)

f. Ketua KPPS TPS 3 Kalurahan Sangkrah

Dian Anggraini

g. Lembaga pemantau pemilukada kota Surakarta tahun 2010. (FORBES UNS)

Berry Nur Arif (Kordinator FORBES UNS)

h. Tokoh Masyarakat

Marimin, H.S (Ketua RW II Kalurahan Sangkrah)

Adapun daftar pedoman wawancara untuk para nara sumber dapat dilihat pada

lampiran no. 3 dan hasil wawancara pada lampiran no. 4.

3. Analisis Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai data yang dapat

digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan hal-hal yang akan

terjadi pada masa yang akan datang. Teknik dokumentasi dapat berupa arsip -arsip yang

berupa catatan-catatan yang relevan serta benda-benda fisik lainnya.

Menurut H. B. Sutopo (2002

merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas

Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan dengan cara mempelajari buku-

buku, laporan-laporan, peraturan, arsip-arsip ataupun dokumen lainnya yang relevan

dengan permasalahan penelitian.

F. Validitas Data

Suatu penelitian untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka

validitas datanya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Trianggulasi

Pengertian trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2004: 330) bahwa

n sesuatu

yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap

Page 49: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Menurut H. B Sutopo (2002: 78-82).menyebutkan bahwa ada 4 (empat) macam

Trianggulasi Data, Trianggulasi Metode, Trianggulasi Peneliti,

Trianggulasi Teori

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Trianggulasi Data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila di gali dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Trianggulasi Metode, jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti

dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda.

c. Trianggulasi Peneliti, hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai bagian

tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

d. Trianggulasi Teori, trianggulasi ini dilakukan peneliti dengan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang di kaji.

Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Sebab cara ini

mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data harus menggunakan beragam data

yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila

digali dari beberapa sumber yang berbeda. Jika peneliti memperoleh data dari salah satu

informan mengenai peranaan KPU kota dalam memenuhi hak pilih warga, maka peneliti

mencocokkan dengan data yang diperoleh dari informan lain yaitu dari masyarakat kota

Surakarta sendiri yang menjadi objek pemenuhan hak pilih serta dari lembaga pemantau

pemilu dalam hal ini dilakukan oleh FORBESS UNS. Jika data yang diperoleh sama

maka proses trianggulasi tercapai.

Page 50: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

2. Informan Review

Dari laporan yang di review oleh informan khususnya hal-hal dalam kegiatan

informan untuk mengetahui apakah yang di teliti merupakan sesuatu yang disetujui

mereka atau tidak.

G. Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 280) Analisis data

adalah proses mengorganisasikan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti

1. Pengumpulan Data

Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa kalimat-

kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data

yang diperoleh masih berupa data yang mentah yang tidak teratur , sehingga diperlukan

analisis agar data menjadi teratur .

2. Reduksi Data

Merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi

dari data mentah (field note). H. B. Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa

adalah bagian dari proses analisis, yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga

3. Sajian Data

Merupakan rakitan dari organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan

riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan

kerja kegiatan dan table. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah

pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir akan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan

data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat

kembali data mentah (field note) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa

dipertanggung jawabkan.

Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam proses

analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan, dimana

Page 51: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang lainnya, sehingga

dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa mengambil salah satu

komponen.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif (H. B. Sutopo, 2002: 96).

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan, yaitu

. (H.

B. Sutopo, 2002: 187-190).

Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

a. Mengurus perijinan penelitian

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan

menyusun jadwal kegiatan penelitian

1Pengumpulan Data

3Sajian Data

2Reduksi Data

4Verifikasi/pengambilan

Kesimpulan

Page 52: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

2. Tahap Penelitian Lapangan

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara

mendalam, dan mencatat serta merekam dokumen

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Tahap Analisis Data

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan

dengan temuan di lapangan

c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasi

dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Tahap Penulisan Laporan

a. Penyusunan laporan awal

b. Review laporan: pertemuan di adakan dengan mengundang kurang lebih 2 orang

yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan yang telah di susun

sementara

c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi

d. Penyusunan laporan akhir.

Berikut ini di gambarkan dengan bagan, prosedur penelitian yang peneliti

lakukan:

Gambar 3. Prosedur Kegiatan Penelitian

TahapPra Lapangan

TahapPenelitian Lapangan

TahapAnalisis Data

TahapPenulisan Laporan

Page 53: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Sejarah Berdirinya KPU Kota Surakarta

Komisi Pemilihan Umum Kota adalah suatu lembaga yang berada di daerah

yang memiliki tugas menyelenggarakan pemilukada dari proses perencanaan awal

sampai tahap pelantikan. KPU Kota Surakarta terletak di dalam komplek stadion

Manahan Surakarta, Jawa Tengah. Secara resmi KPU kota telah berdiri sejak

diberlakukanya Keputusan Presiden No. 54 Tahun 2003 tentang Tata Kerja KPU. KPU

kota Surakarta dilantik oleh KPU Provinsi, yang masa kerjanya berlaku sampai 5 Tahun

kedepan. Tugas dari KPU kota/kabupaten selain melakukan Pilpres, legislatif juga

sebagai penyelenggara Pemilukada Pemilihan gubernur atau bupati/walikota.

2. Visi dan Misi KPU Kota Surakarta

a. Visi

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan

Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Misi

1) Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan

umum.

2) Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntab el, edukatif

dan beradab.

3) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien

dan efektif.

Page 54: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

4) Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan

setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai

dengan peraturan perunda ng-undangan yang berlaku.

5) Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam

pemilihan umum demi terwujudnya cita -cita masyarakat Indonesia yang

demokratis.

3. Struktur Organisasi KPU Kota Surakarta

Suatu lembaga apapun bentuknya memerlukan suatu organisasi dan

manajemen untuk menjalankan aktivitasya, agar lembaga tersebut berjalan sesuai yang

diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perlindungan yang memadai untuk

membantu kelancaran jalanya organisasi yang bersangkutan. Adapun struktur

oraganisasi KPU dapat diliahat pada lampiran no. 5. Demikian pula dengan KPU Kota

Surakarta, struktur keorganisasian dari KPU Kota Surakarta ini dibagi dua yakni:

a. Keanggotaan

Anggota KPU Kota Surakarta tediri da ri 5 (lima) orang yang terdiri dari

seorang Ketua merangkap anggota. Ketua KPU Kota Surakarta dipilih dari dan oleh

anggota KPU Kota Surakarta. Anggota KPU Kota Surakarta diangkat dan

diberhentikan oleh KPU Provinsi.

b. Keseketariatan

Dalam melaksanakan tugasnya, KPU Kota Surakarta dibantu oleh

sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan

oleh walikota.

Berdasar peraturan KPU nomor 22 tahun 2008 Sekretariat KPU Kota

Surakarta terdiri dari:

1) Sekretaris KPU kabupaten/kota;

2) Sub bagian Program dan data;

3) Sub bagian Teknis pemilu dan Hubungan Masyarakat;

4) Sub bagian Hukum;

5) Sub bagian Umum dan logistik.

Page 55: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

Adapun bentuk struktur organisasi KPU Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

: SK KPU nomor 22 tahun 2008

Gambar 4. Struktur Organisasi KPU Kota SurakartaSumber

Sumber: SK KPU nomor 22 tahun 2008

Selengkapnya tentang struktur organisasi KPU Kota Surakarta dapat dilihat pada

lampiran 4.

Susunan pengurus KPU Kota Surakarta Periode 2008-2013 adalah sebagai

berikut:

a. Keanggotaan

1) Ketua : Didik Wahyudiono

( Divisi sosialisasi dan pendidikan pemilih)

2) Anggota : Pata Hindra Aryanto

( Divisi teknis penyelenggaraan)

3) Anggota : Markus Wisnu Cahyanto

( Divisi logistic, keuangan, dan umum)

KETUA

.

AnggotaDiv .Sosialisasi & pend.

pemilih

AnggotaDiv .teknis

peyelenggaraan

AnggotaDiv .lo gistik, keuangan &

umum

AnggotaDiv .data,

informasi & hub . Antar lembaga

AnggotaDiv .huk um & pengawasan

sekretaris

Subbag Program Dan

data

Subbag Umum

Dan logistik

Subbag Teknis pemilu dan

humas

Subbag Hukum

KETUA

Page 56: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

4) Anggota : Agus Sulistyo, SE, MM

(Divisi data, informasi, dan hubungan antar lembaga)

5) Anggota : Ir. F. Untung Sutanto

( Divisi Hukum dan pengawasan)

b. Kesekretariatan

1) Sekretaris KPU kabupaten/kota : Drs. Erie Ariestot, MTG

2) Sub bagian Program dan data : Bayu Harjini S.E

3) Sub bagian Teknis pemilu dan Humas : Setyo Budiarto, S.Sos

4) Sub bagian Hukum : Lestari S.H, M.Hum

5) Sub bagian Umum dan logistik : Risang Cantika Budi, S.T

4. Kewenangan KPU Kota Surakarta

Sebagaimana diatur dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007

tentang penyelenggara pemilu, KPU kabupaten/kota memiliki tugas dan wewewang di

antaranya:

a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di

kabupaten/kota;

b. Melaksanakan semua tahapan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. Membentuk PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

d. Mengordinasikan dan mengandalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS, dan

KPPS;

e. Memutakhirkan data pemilih;

f. Menetapkan dan memutuskan hasil rekapitulasi perhitungan suara di PPK dan

membuat berita acara rekapitulasi dan sertifikat rekapitulasi suara;

g. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil prhitungan suara pemilu anggota

DPR, DPD, dan DPRD provinsi, kabupaten/kota yang bersangkutan berdasarkan

berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara di PPK;

h. Membuat berita acara perhitungan suara serta serifikat perhitungan suara;

i. Menerbitkan keputusan untuk mengesahkan hasil pemilu;

j. Mengumumkan calon anggota DPRD terpilih sesuai dengan jumlah alokasi kursi di

daerah pemilihanya;

k. Memeriksa pengaduan dan laporan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan

oleh PPK, PPS dan KPPS

Page 57: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

l. Menonaktifkan sementara dan atau mengenakan sanksi administratif kepada PPK,

PPS, sekretaris KPU kabupaten/kota, dan pegawai sekretariat KPU kabupaten/kota

yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan

penyelenggaraan pemilu, dan;

m. Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diberikan oleh KPU, KPU provinsi

dan atau undang-undang.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Proses pelaksanaan Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010

a) Persiapan Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010

Dalam pasal 65 ayat (1), (2), (3), dan (4) undang-undang No.32 tahun 2004

tentang pemerintahan kepala daerah, disebutkan bahwa pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah dilaksanakan melalui persiapan, dan tahap pelaksanaan. Masa

persiapan ini meliputi : a) Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai

berakhirnya masa jabatan; b) Pemberitahuan DPRD kepada KPU kota Surakarta

mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah; c) Perancanaan penyelenggaraan,

meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah;

d) Pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS dan KPPS; e) Pemberitahuan dan

pendaftaran pemantau.

Sementara tahap pelaksanaan dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah, meliputi: a) Penetapan daftar pemilih; b) Pendaftaran dan penetapan calon

kepala daerah dan wakil kepala daerah; c) Kampanye; d) Pemungutan suara; e)

Perhitungan suara; f) penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah

terpilih, pengesahan dan pelantikan. Kemudian mengenai tata cara pelaksanaan masa

persiapan dan tahap pelaksanaan diatur oleh KPU kota Surakarta dengan berpedoman

pada peraturan pemerintah.

Ketentuan ini dijadikan dasar bagi KPU kota Surakarta tahun 2010 dalam

melaksanakan tahapan pemilihan walikota dan wakil walikota surakarta tahun 2010

dengan berpedoman pada PP No. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan,

pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah dan PP No. 17

tahun 2005 tentang perubahan atas PP No. 6 tahun 2005.

Page 58: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

b) Pembentukan Panitia Pemilihan

Salah satu tugas dan wewenang KPU Kota Surakarta dalam mempersiapkan

penyelenggaraan pemilihan walikota dan wakil walikota adalah membentuk Panitia

Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok

Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) da lam wilayah kerjanya paling lambat 21

hari sejak pemberitahuan DPRD.

Sebagai langkah pembentukan panitia penyelenggaraan ini, sebagaimana diatur

dalam pasal 14 PP No. 6 tahun 2005, KPU Kota Surakarta perlu terlebih dahulu

menetapkan peraturan tentang uraian tugas dan tata kerja PPK, PPS, dan KPPS yang

kemudian ditetapkan oleh KPU kota Surakarta sebagai peraturan KPU kota Surakarta

No. 2 tahun 2010 tentang uraian tugas dan tata kerja PPK, PPS, dan KPPS dalam

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2010.

Untuk menjadi anggota PPK, PPS, dan KPPS, warga harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut; a) Warga Negara Republik Indonesia; b) Berumur

sekurang-kurangnya 17 tahun; c) Berdomisili diwilayah kerja PPK, PPS, dan KPPS; d)

Terdaftar sebagai pemilih; e) Tidak menjadi pengurus partai politik.

Dalam pembentukan anggota PPK, KPU Kota Surakarta melakukan proses

seleksi terhadap 10 calon untuk masing-masing wilayah kecamatan yang diusulkan

camat. Dengan demikian untuk keseluruhan calon anggota PPK se-Surakarta yang

berjumlah 5 kecamatan (Serengan, Laweyan, Pasar Kliwon, Jebres, Banjarsari) ada 50

calon anggota PPK. Dari 10 calon anggota PPK tersebut ditetapkan dan dipilih 5 orang

sebagai anggota PPK untuk masing-masing kecamatan.

Panitia Pemungutan Suara (PPS) dibentuk beranggotakan 3 (tiga) orang berasal

dari tokoh masyarakat. Anggota PPS diangkat dan diberhentikan oleh PPK atas usul

kepala kelurahan dan LPMK. Secara keseluruhan jumlah anggota PPS di kota Surakarta

ada 153 orang yang bertugas di 51 kelurahan. Proses seleksi anggota PPS diusulkan

oleh kepala kelurahan dan LPMK sebanyak 6 orang, kemudian ditetapkan menjadi 3

orang melalui pleno PPK sebagai anggota PPS. Ketua PPS dipilih dari dan oleh anggota

PPS, sedang masa bakti PPS adalah 8 bulan dimulai selambat-lambatnya 6 bulan

sebelum hari pemungutan suara.

Pembentukan Kelompok Penyelenggata Pemungutan Suara (KPPS) berdasar

pada peraturan KPU No. 20 tahun 2008 tentang perubahan tehadap peraturan KPU No.

Page 59: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

9 tahun 2008 tentang tahapan, program, dan jadual penyelenggaraan pemilu. KPPS

dibentuk sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 6 (enam) anggota dan

dibantu 2 (dua) anggota satuan pertahanan sipil. Dalam peraturan KPU No. 5 tahun

2008 tentang organisasi dan tata kerja PPK, PPS, dan KPPS, disebutkan KPPS dibentuk

dengan keputusan PPS. Ketua KPPS dipilih dari dan oleh anggota KPPS, sementara

anggota KPPS diangkat dan diberhentikan oleh PPS.

c) Penetapan Daftar Pemilih

Penyerahan Daftar Penduduk Potensial Pemilih DP4

Menindaklanjuti penyerahan DP4 dari pemerintah kepada KPU provinsi dan

KPU kabupaten berdasarkan surat KPU Nomor: 1086/15/VI/2010 tanggal 25 maret

2010, KPU Kota Surakarta melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Melaksanakan pemutakhiran data pemilih yang diawali dengan kegiatan

pengecekan DP4 yang diterima dari pemerintah dalam bentuk data elektronik

(CD);

2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Cq. Dinas Kependudukan

Kota Surakarta untuk memutakhirkan data yang telah diterima dengan kondisi

terkini;

3. Menyiapkan dan memindahkan data untuk persiapan penyusunan draft daftar

pemilih dan pencetakan untuk bahan verifikasi pada tingkat PPS

Pencocokan dan Penelitian

Berdasarkan bahan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang telah disusun oleh

KPU Kota Surakarta pada tanggal 22 maret s.d 21 April 2010 PPS dibantu oleh Petugas

Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) melaksanakan pencocokan dan penelitian (Coklit)

Penyusunan dan Pengumuman DPS

Setelah melaksnakan coklit, PPS menyusun dan menetapkan DPS serta

mengumumkanya kepada public dengan cara menempel di kantor kelurahan atau sarana

umum setempat yang mudah dijangkau dan dilihat masyarakat.

Pendaftaran Pemilih Susulan

Setelah kegiatan public expose, ternyata masih banyak ditemukan penduduk

yang belum terdaftar sebagai pemilih. Bahkan ditemukan kasus dimana seseorag yang

sudah terdaftar dalam DP4 namun namanya tidak tercantum dalam DPS. Permasalahan

Page 60: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

ini oleh KPU Pusat diputuskan untuk melakukan kegiatan pendaftaran pemilih susulan.

Kegiatan pemilih susulan dilakukan oleh PPS semua kelurahan dan rekapitulasi pemilih

susulan dilakukan di KPU Kota Surakarta yang selanjutnya diolah dan digabungkan

dalam daftar pemilih sementara.

Penyusunan DPT

Daftar Pemilih Tetap (DPT) disusun dengan cara menggabungkan DPS dengan

daftar pemilih susulan. Format DPT sama dengan DPS dimana terdiri dari Nomor, NIK,

tempat dan tanggal lahir , jenis kelamin, umur, status perkawinan, alamat dan kolom

keterangan. Daftar pemilih tetap merupakan daftar pemilih terakhir yang dijadikan

acuan untuk melaksanakan pemilihan umum. Langkah selanjutnya adalah membuat

salinan DPT yang berisi daftar pemilih untuk tiap TPS.

d) Pendaftaran Pasangan Calon

Tahapan pendaftaran calon diawali dengan pengumuman KPU Kota Surakarta

tentang pendaftaran pasangan calon walikota dan wakil walikota yang akan

dilaksanakan pada tanggal 01 des 2009 s/d 04 april 2010. Dalam rentang waktu tersebut

KPU kota Surakarta menerima 3 pasangan calon yang pada akhirnya hanya dua

pasangan calon yang lolos verifikasi berkas pasangan calon, yakni :

1. Pasangan Edhi Wirabumi Supradi Kertamenawi yang dicalonkan oleh partai

demokrat dan partai golkar.

2. Pasangan Joko Widodo FX. Hadi Rudyatmo yang dicalonkan oleh partai PDI

Perjuangan

e) Kampanye

Kampanye merupakan metode dan tehnik komunikasi politik dalam rangka

meraih dukungan dalam sebuah pemilihan dengan menyampaikan visi dan misi dan

program tertentu. Dalam pemilihan kepala daerah langsung saat ini kampanye menjadi

tahapan kegiatan yang cukup penting dalam meraih dukungan pemilih.

Kampanye dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain: a) Pertemuan

terbatas; b) Tatap muka atau dialog; c) penyebaran melalui media cetak dan media

elektronik; d) penyiaran melelui radio; e) penyebaran bahan kampanye kepada umum; f)

Page 61: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Pemasangan alat peraga di tempat umum; g) Rapat umum; h) debat publik; i) kegiatan

lain yang tidak melanggar perundang-undangan.

Kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan

selama 14 hari da berakhir 3 hari sebelum hari dan tanggal dilaksanakan pemungutan

suara. Pelaksanaan kampanye pemilukada kota Surakarta dilaksanakan tanggal 9 april

2010 sampai 22 april 2010.

Sebagaimana diatur dalam PP No. 6 tahun 2005 pasal 55 ayat (4), hari pertama

kampanye dilakukan dalam rapat paripurna DPRD berupa penyampaian visi, misi, dan

program dari masing-masung pasangan calon yang dilakukan berdasar urutan sesuai

nomor pasangan calon, dengan alokasi waktu yang sama dan tanpa dilakukan dialog.

Rapat paripurna dimaksud adalah rapat paripurna DPRD yang tidak memerlukan

quorum dan dapat dihadiri wakil masyarakat dan terbuka untuk umum.

f) Pemungutan Suara

Pemungutan dan perhitungan suara adalah tahapan yang paling penting dalam

sebuah pemilihan. Tak terkecuali pemilihan walikota dan wakil walikota Surakarta

2010. Segala persiapan yang dilakukan berbulan-bulan semua diarahkan pada

pelaksanaan dan perhitungan suara. Menyadari hal tersebut maka KPU Kota Surakarta

dalam rangka menyiapkan pemungutan dan perhitungan suara ini telah menyusun

langkah-langkah agar pelaksanaannya dapat menjamin sisi integrita, akurasi

perhitungan, maupun pelayanan pemilih di TPS.

Tanggal 26 April 2010, menandai tonggak baru bagi masyarakat Surakarta ,

karena pada hari itu masyarakat dapat menyalurkan hak politiknya untuk memilih

pasangan calon walikota dan wakil walikota Surakarta secara langsung di TPS yang

telah ditentukan di wilayah masing-masung.

Untuk menggunakan hak pilihnya, warga yang sudah mempunyai hak pilih dan

terdaftar dalam DPT, selain harus menunjukan kartu pemilih atau undangan, juga

diwajibkan membawa kartu keluarga untuk memastikan bahwa pemilih tersebut benar-

benar penduduk Kota Surakarta.

Secara umum pelaksanaan pemungutan suara pemilukada 26 April 2010 dapat

dikatakan cukup kondusif. Hal ini seakan membalikan prediksi umum sebelumnya yang

menengarai bahwa dalam pelaksanaannya akan berakhir r icuh, malah sebaliknya

Page 62: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

mereka menunjukan partisipasi yang cukup tinggi dalam pelaksanaan pemilukada

secara langsung yang berakhir dengan kemenangan mutlak pasangan Joko Widodo

FX. Hadi Rudyatmo yang hampir mendominasi di semua TPS di kota Surakarta.

g) Pelantikan kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih

Setelah selesainya penetapan pasangan calon terpilih walikota dan wakil

walikota Surakarta oleh KPU kota Surakarta, maka tahapan selanjutnya adalah

pengesahan, pengangkatan dan pelantikan pasangan calon terpilih. Sesuai dengan pasal

109 UU. No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, bahwa pengesahan

pengangkatan dan pelantikan pasangan calon walikotadan wakil walikota dilakukan

oleh menteri dalam negeri selambat-lambatnya 30 hari . pasangan calon walikota dan

wakil walikota diusulkan oleh DPRD kabupaten/Kota, selambat-lambatnya 3 hari

kepada menteri dalam negeri melalui gubernur berdasarkan berita acara penetapan

pasangan calon terpilih dari KPU Kota Surakarta untuk mendapatkan pengesahan.

Jadi dengan ketentuan tersebut proses pengusulan pengesahan pasangan calon

terpilih menjadi wewenang DPRD kota Surakarta bukan KPU kota Surakarta lagi.

Tanggal 28 Juli 2010, secara resmi mengusulkan Ir. H. Joko Widodo dan FX. Hadi

Rudyatmo masing-masing menjadi walikota dan wakil walikota Surakarta.

2. Pendataan Pemilih oleh KPU Kota Surakarta pada Pemilukada Kota

Surakarta Tahun 2010

Pemilih dalam pemilukada langsung berbeda dengan pemilih presiden atau

legislatif, pada pemilukada ini pemilih pada dasarnya adalah penduduk suatu provinsi

untuk pemilihan gubernur atau penduduk suatu kabupaten/kota untuk memilih

bupati/walikota. Bahkan pemilih dalam pemilukada inipun juga memiliki prinsip yang

berbeda dengan pemilihan legislatif atau pemilihan presiden lalu. Karena dalam

pemilukada langsung ini terdapat batasan yang diatur undang-undang tentang siapa

yakni mereka yang de jure merupakan

penduduk suatu daerah yang melaksanakan pemilukada yang dibuktikan dengan

menggunakan bukti identitas diri (KTP).

Dalam hal ini, apabila seseorang belum mempunyai KTP kota Surakarta maka

dapat menggunakan tanda identitas atau surat keterangan bukti domisili yang

Page 63: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

dikeluarkan pejabat yang berwenang, namun jika seorang warga negara yang telah

terdaftar dalam pemilih tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan: a. nyata-nyata tidak

sedang terganggu jiwa/ingatannya; b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan

putusan pengadilan yang teluh memperoleh kekuatan hukum tetap; dan c. berdomisili di

daerah pemilihan (Kota Surakarta) sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum

disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk.

Maka tidak dapat menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada kota surakarta.

Hal ini menjadi tugas KPU kota Surakarta dalam menjamin hak pilih warga

kota Surakarta yang sudah memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilukada kota

Surakarta tahun 2010. Dalam melaksanakan tugasnya melakukan pendataan pemilih,

ada beberapa tahapan sebelum dinyatakan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT), yang

nantinya berhak memberikan suara dalam pelaksanaan pemilukada yang digelar 26

April 2010. Dalam penjelasananya Lestari S.H M.Hum mengatakan:

Dalam rangka menjamin hak warga kota Surakarta, KPU kota Surakarta bekerjasama dengan dispenduk capil dalam melaksanakan kerjanya, mulai dari penetapan DP4, DPS, Sampai penetapan DPT, akan tetapi kami juga menghimbau kepada warga masyarakat untuk ikut aktif memantau sehingga dapat meminimalisir terbuangnya hak pilih yang seharusnya didapatkan. (Wawancara 23 november 2010)

Adapun Tahapan Pendataan Pemilih adalah sebagai berikut:

a. Pemutahiran Data Pemilih Pemilukada

Sesuai dengan ketentuan pasal 19 ayat (1) PP No. 6 tahun 2005 bahwa

aftar pemilih dalam pemilukada adalah menggunakan daftar pemilih pemilihan

presiden yang telah dimutahirkan dan divalidasi, ditambah dengan daftar pemilih

tambahan untuk digunakan sebagai bahan penyusunan daftar pemilih sementara

(DPS) . Selanjutnya akan dipaparkan proses dan mekanisme pemutahiran data

penduduk yang akan digunakan sebagai daftar pemilih dalam pemilukada langsung.

Berbeda dengan pemilihan legislatif dan pilpres, pendataan dan pendaftaran

pemilih saat itu dilakukan oleh KPU bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik

(BPS), sementara dalam pemilukada (walikota) Surakarta proses tersebut dilakukan

oleh KPU kota Surakarta, yang dilaksanakan oleh PPDP (Petugas Pemutakhiran Data

Pemilih) dibantu oleh dinas kependudukan dan catatan sipil (Dispenduk Capil),

sebagai perangkat daerah yang mengurusi tugas kependudukan dan catatan sipil,

dalam kegiatan pemutahiran data penduduk untuk pemilih pemilukada.

Page 64: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Pemutahiran data ini perlu dilakukan karena sejak pemilu terakhir, Juli 2009

(Pilpres) sampai dengan pelaksanaan pemilukada yang di gelar bulan April 2010,

terdapat interval waktu yang cukup lama yaitu sekitar 9 (Sembilan) bulan lebih dan

besar kemungkinan telah terjadi perubahan atau mutasi penduduk, yang disebabkan

oleh : 1) perpindahan penduduk; 2) penduduk yang meninggal dunia; 3) penduduk

yang pada saat pilpres belum berumur 17 tahun, namun saat pemilukada sudah

mencapai usia 17 tahun atau lebih; 4) penduduk yang menjadi anggota TNI/ Polri; 5)

penduduk yang pensiun dari ikatan dinas TNI/Polri; 6) penduduk yang sudah

menikah, meskipun usianya belum mencapai 17 tahun; 7) tidak terdaftar dalam hasil

pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan.

b. Penetapan Daftar Pemilih Sementara

Dari hasil DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilukada) kota

Surakarta yang telah diterima, selanjutnya KPU kota Surakarta melalui masing-

masing PPK menyerahkan hasil DP4 kota Surakarta kepada PPS untuk digunakan

dalam penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) di wilayah

masing-masing. Hasil dari DPS yang diserahkan tidak dalam bentuk print out namun

dengan memanfaatkan teknologi, data tersebut dibuat dalam bentu CD, namun dalam

tahapan ini sempat terjadi kendala, akibat pnggunaan program software yang dipakai

dispenduk capil dalam penyusunan daftar pemilih yangada dalam DP4. Karena

dibaca tanpa dapat di edit, sehingga hal tersebut menyulitkan bagi petugas PPSuntuk

melakukan perbaikan daftar pemilih dan penyusunan DPS maupun DPT.

KPU kota Surakarta akhirnya memutuskan untuk melakukan cetak print out

terhadap daftar pemilih tersebut dan menyarankan kepada PPS agar memakai cara

dilakukan dengan cara pengeditan dalam proses pebaikan data PPS, maka dilakukan

secara manual oleh petugas PPS dengan pengetikan yang kemudian ditempel atau

ditambahkan dalam data yang ada dalam bentuk print out yang sebelumnya telah

dibagikan oleh KPU kota Surakarta.

Sebagian dari PPS bersedia menggunakan cara manual, namun sebagian

menyatakan keberatan karena cara tersebut dinilai kurang efisisendan rumit.

Menghadapi keadaan tersebut KPU kota Surakarta kemudian mengadakan rapat

Page 65: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

koordinasi dengan pihak dispenduk capil kota Surakarta yang akhirnya diambil jalan

keluar yaitu pihak dispenduk capil akan mengkonversi data daftar pemilih tersebut

sehingga akan lebih mudah dalam proses pengeditanya.

Dengan demikian satu kendala yang terkait dengan daftar pemilih teratasi

dan kemudian PPS dapat menetapkan DPS untuk wilayah masing-masing. Kemudian

DPS ini oleh PPS mereka umumkan selama 3 (tiga) hari sesuai ketentuan, terutama

di kantor kelurahan yang menjadi sekretariat PPS serta kantor kecamatan yang juga

menjadi sekretariat PPK. Untuk memperluas DPS ini dengan maksud agar

masyarakat dapat melihat dan mengoreksi inisial mereka serta jika ada warga

masyarakat yang memenuhi syarat namun belum terdaftar. KPU kota Surakarta

melakukan sosialisasi baik melalui siaran radio, pemasangan spanduk dikantor

kecamatan, kantor kelurahan dan di tempat-tempat strategis di kota Surakarta, juga

melakukan pemasangan iklan di media massa lokal, seperti Solopos dan Jawa Pos.

Pengumuman DPS oleh PPS ini ternyata dilapangan banyak mengundang

protes dari warga setempat yag disampaikan melalui ketua RT/RW maupun oleh

masyarakat sendiri di hampir semua kelurahan yang ada, pada kenyataanya, memang

yang merupakan hasil dari

DP4 yang telah dimutakhirkan, yang menjadi dasar penyusunan dan penetapan DPS

adalah diantara lain:

1) Terdapat pemilih yang sudah meninggal dunia namun namanya belum dicoret

atau masih tercantum sebagai pemilih;

2) Sebaliknya terdapat pemilih yang masih hidup namun dalam keterangan

dinyatakan sudah meninggal dunia;

3) Terdapat pemilih yang dinyatakan pindah domisili, padahal masih berdomisili di

kota Surakarta;

4) Sebaliknya ada pemilih yang sudah pindah ke luar kota namun masih tercantum

sebagai pemilih;

5) Ditemukan adanya pemilih yang sudah tidak memenuhi syarat untuk memilih

namun masih tercantum dalam daftar pemilih; dan

6) Kemudian banyak adanya tambahan pemilih dari hasil coklit yang dilakukan oleh

RT/RW ternyata belum tercantu dalam DPS yang diumumkan.

Page 66: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Permasalahan yang ditemui dalam DPS ini hampir dialami oleh semua

KPU daerah yang menyelenggarakan pemilukada.

c. Penetapan Daftar Pemilih Tetap

Merupakan tahapan akhir dalam proses penetapan pemilih yang berhak

memberikan hak pilihnya dalam pemilukada 26 April 2010, namun harus diakui

masalah pemilih cukup menguras tenaga dan membutuhkan perhatian ekstra dari

penyelenggara pemilukada, sebab masalah pemilih ini dianggap salah satu titik

rawan dalam tahapan pemilukada langsung. Dan ini terbukti, di beberapa daerah

masalah keakuratan dalam daftar pemilih ini menjadi pemicu munculnya reaksi

masyarakat maupun pendukung pasangan calon pasca pemilukada.

Oleh karena itu untuk menghadapi masalah ini perlu dicari langkah terbaik

dan ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan berkaitan dengan pemilih ini, sebab

pada kenyataanya permasalahan ini belum berakhir, bahkan sampai batas waktu

penetapan DPT sesuai tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan yaitu tanggal 19

februari 2010, sehingga KPU kota Surakarta harus merevisi jadwal penetapan DPT.

Namun dalam perjalananya setelah DPT ini ditetapkan, masalah pemilih

masih berlanjut dan dilaporkan terjadi di beberapa kelurahan, antara lain kelurahan

sondakan, penumping, kerten dan kestalan. Permasalahan yang terjadi masih berkisar

tentang adanya pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang telah ditetapkan oleh

KPU kota Surakarta. Menyikapi masalah ini KPU kota Surakarta melalui rapat pleno

mengambil keputusan bahwa terhadap nama-nama yang sudah tercantum dalam

DP4/DPS tetapi tidak tercantum dalam DPT disetujui untuk dimasukan sebagai

pemilih, sedangkan terhadap nama-nama yang tidak tercantum dalam DP4/DPS tidak

dapat dimasukan kedalam daftar pemilih tetap.

Akan tetapi, permasalahan belum selesai sampai disini dengan kembalinya

muncul masalah pemilih yang kali ini datang dari tim kampanye pasangan calon,

yang membawa data-data penduduk yang memiliki syarat sebagai pemilih namun

tidak terdaftar dalam DP4, DPS,dan DPT. Menghadapi situasi demikian, KPU`kota

Surakarta kemudian memutuskan untuk mengadakan rapat pleno yang diperluas,

dengan mengundang dan melibatkan Panwaskot, tim kampanye pasangan calon dan

PPK. Dalam Rapat tesebut akhirnya menghasilkan beberapa keputusan yang antara

Page 67: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

lain memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk didaftar dan masuk dalam

DPT.

Namun pendaftaran tersebut hanya berlaku bagi penduduk yang sudah

terdaftar dalam pilpres tahun 2009 atau mempunyai kartu pemilih di wilayah

Surakarta tetapi tidak tercantum dalam DP4, DPS dan atau DPT. Mereka dapat

dimasukan kedalam DPT dengan syarat menyerahkan fotocopy kartu pemilih pilpres

dengan kode wilayah Surakarta dan fotocopy KTP atau kartu keluarga kota

Surakarta. Berdasar hasil wawancara kepada Lestari, S.H M.Hum selaku subag

hukum dan pengawasan sebagai berikut:

KPU kota Surakarta mengakomodir warga yang seharusnya dapat memberikan hak pilihnya, jika sampai pada hari pelaksanaan pencoblosan tidak tercantum sebagai DPT maka warga tersebut tetap dapat memberikan hak pilihnya dengan syarat menunjukan KTP ata u Kartu keluarga wilayah Surakarta dan mendapat giliran mencoblos setelah pukul 13.00 WIB.

(Wawancara tanggal 23 november 2010)

Berdasarkan keputusan KPU kota Surakarta Nomor: 13/kpts/KPU-SKA-

012.329574/tahun 2010 tentang penetapan jumlah pemilih dan jumlah tempat

pemungutan suara pemilihan umum walikota dan wakil walikota Surakarta tahun

2010 ditetapkan sebanyak 393.703 pemilih, yang terdiri dari 191.082 pemilih laki-

laki dan 202.621 pemilih perempuan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 68: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Tabel 2. Penetapan jumlah pemilih dan jumlah tempat pemungutan suara

pemilukada kota Surakarta tahun 2010.

No KECAMATAN JUMLAH

TPS

JUMLAH PEMILIH JUMLAH

PEMILIH

LAKI-

LAKI

PEREMPUAN

1. LAWEYAN 170 33.907 36.436 70.343

2. BANJARSARI 301 59.695 63.774 123.469

3. JEBRES 228 48.726 51.233 99.959

4. SERENGAN 85 18.809 19.939 38.748

5. PASAR KLIWON 148 29.945 31.239 61.184

JUMLAH 932 191.082 202.621 393.703

Adapun keputusan Kota Surakarta No. 13 Tahun 2010 dapat dilihat pada

lampiran no. 5.

3. Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran

dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010

Salah satu keberhasilan dalam pemilu ataupun pemilukada adalah sangat

tergantung dari partisipasi masyarakat. Dalam kontek pemilukada, partisipasi

masyarakat dikembangkan melalui kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Sebagai

negara yang mengalami transisi demokrasi seperti Indonesia saat ini, kegiatan

sosialisasi dan pendidikan pemilih sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi

mereka yang tingkat pendidikanya rendah dan kelompok-kelompok marginal dalam

mengaktualisasikan pilihan-pilihan politik mereka secara benar dalam pemilukada tahun

2010.

Program sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilaksanakan oleh KPU kota

Surakarta mempunyai tujuan pertama, masyarakat menyadari hak dan kewajiban

sebagai warga negara dengan menggunakan hak pilihnya dalam kegiatan pemilihan

walikota dan wakil walikota surakarta tahun 2010; kedua, masyarakat mempunyai

pemahaman tentang perubahan fundamental dalam pemilihan walikota dan wakil

walikota surakarta tahun 2010 terutama dalam cara pemberian suara; ketiga,

Page 69: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

meminimalisasi kesalahan yang diakibatkan karena salah dalam pemberian tanda karena

ketidaktahuan pemilih.

Pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi yang menjadi tanggung

jawab KPU kota surakarta difokuskan pada beberapa hal seperti:

a. Makna penting pemilukada tahun 2010,

b. Penyelenggaraan pemilukada,

c. Tahapan pemilukada tahun 2010,

d. Peserta pemilukada tahun 2010,

e. Kampanye,

f. Tata cara pemberian suara pada surat suara,

g. 10 langkah pemilihan di TPS,

h. Surat suara dan,

i. Simulasi pemberian suara.

Fokus diatas merupakan implementasi dari peraturan KPU nomor 23 tahun

2008 tentang pedoman pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi pemilihan

umum/pemilihan kepala daerah. KPU kota Surakarta menempuh kebijakan pelaksanaan

sosialisasi dan penyampaian informasi dilakukan dengan berbagai pihak pemangku

kepentingan agar lebih terarah pada kelompok sasaran dan program yang ditempuh

dapat terintegrasi dengan baik. Adapun berbagai pihak pemangku kepentingan yang

dimaksud meliputi pemerintah daerah, partai politik pengusung calon yang mengikuti

pemilihan, organisasi kemasyarakatan, media, organisasi mahasiswa, tokoh masyarakat

dan sebagainya. Seperti halnya dijelaskan oleh Setyo Budiarto,S.Sos yang berada pada

divisi teknis dan humas:

Dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih KPU kota Surakarta tidak bekerja sendiri, karena dari pengalaman pelaksanaan sebelumnya terdapat kekurangan dalam sosialisasi yang mengakibatkan hilangnya suara masyarakat dikarenakan ketidaktahuan tata cara pemberian suara, oleh karena itu KPU kota Surakarta bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat di kota solo dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih, bahkan KPU Kota Surakarta bersedia memfasilitasi kegiatan yang dilaksanakan, yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dan meminimalisir hilangnya suara karena kurangnya pengetahuan seputar pemilukada.

(Wawancara tanggal 23 november 2010)

Hal senada juga dikatakan oleh Lestari dari divisi hukum KPU kota Surakarta :

Page 70: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Berkaitan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilukada tahun 2010, selain gencar melaksanakan sosialisasi dan pendidikan pemilu secara formal, kami juga mengemas secara sederhana dan menghibur untuk menjangkau kelompok marginal yang rawan terjadi hilangnya suara mereka, yaitu dengan mengadakan panggung hiburan, pemutaran film layar tancap, dan dengan menggelar karnaval. Yang mana masyarakat surakarta cukup antuisias terhadap event yang sifatnya hiburan dibanding acara formal. (Wawancara 26 november 2010)

Sesuai dengan peraturan KPU No. 04 tahun 2009 tentang pedoman

pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan walikota dan wakil walikota

Surakarta tahun 2010 memiliki beberapa tujuan, antara lain:

a. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemilu

kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam membangun kehidupan demokrasi di

daerah.

b. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tetang tahapan dan program

pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah.

c. Meningkatkan pemahaman tdan pengetahuan masyarakat tentang beberapa hal teknis

dalam menggunakan hak pilihnya dengan benar.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk berperan aktif serta

dalam setiap tahapan pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah.

e. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya

pada pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Adapun Peraturan KPU No. 4 Tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran no. 6.

Dari tujuan yang menjadi fokus KPU kota Surakarta dalam menjaring

masyarakat dalam menggunakan hak pilih secara benar dan bijak, maka tercapailah

beberapa target diantaranya:

a. Tersebarluasnya informasi mengenai tahapan dan program penyelenggaraan pemilu

kepala daerah dan wakil kepala daerah kepada masyarakat secara terpadu dengan

mengikutsertakan pemangku kepentingan KPU.

b. Tersebarluasnya tema dan materi informasi tentang penyelenggaraan pemilu kepala

daerah dan wakil kepala daerah kepada jajaran KPU dan pemangku kepentingan

KPU.

c. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemilu

kepala daerah dalam membangun kehidupan demokrasi di daerah.

Page 71: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

d. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang tahapan dan

program pentingnya pemilu kepala daerah dalam membangun kehidupan demokrasi

di daerah.

e. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat beberapa hal teknis dalam

menggunakan hak politik dan hak pilihnua dengan benar.

f. Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk berperan serta dalam

setiap tahapan dan program pentingnya pemilu kepala daerah dalam membangun

kehidupan demokrasi di daerah.

g. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilh dalam menggunakan hak pilihnya

pada pentingnya pemilu kepala daerah dalam membangun kehidupan demokrasi di

daerah.

Dalam peraturan KPU No. 04 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan

sosialisasi penyelenggaraan pemilihan walikota dan wakil walikota Surakarta tahun

2010, KPU kota Surakarta mepunyai fokus pada 10 kelompok yang menjadi sasaran

dalam kegiatan sosialisasinya, antara lain a. Masyarakat umum, b. pemilih pemula

(remaja, Pemuda, dan mahasiswa), c. perempuan, d. pengemuka pendapat, e. wartawan

dan kelompok media lainya, f. TNI/Polr i, g. partai politik, h. pengawas/pemantau

pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah, i. LSM, j. pemilih dengan kebutuhan

khusus (penyandang cacat, penghuni LP, PKL, dan lain-lain). Diharapkan dari 10

kelompok tersebut dapat meminimalisir tingkat terbuangnya hak pilih masyarakat.

Dalam pelaksanaan sosialisasi KPU kota Surakarta juga menggunakan sistem jemput

bola, yaitu dimana anggota sosialisasi dari KPU kota Surakarta langsung terjun ke

lapangan yang mana sulit dijangkau oleh dan butuh perlakuan khusus. Seperti yang

dikatakan oleh ibu lestari S.H, M.Hum:

Anggota kita (KPU Kota Surakarta) juga melakukan sosialisasi dengan mendatangi pasar-pasar tradisional, lembaga pemasyarakatan, dan rumah sakit. Hal ini dikarenakan masyarakat yang demikian cenderung lebih pasif dan informasi yang didapat sangat minim tentang tata cara memilih, sehingga dengan adanya anggota kita terjun ke sana untuk mengantisipasi hal tersebut yang nantinya akan berdampak pada hilangnya suara.(Wawancara 26 November 2010)

Adapun materi sosialisaai dapat dilihat pada lampiran no.7.

Dari hasil yang di dapatkan dari KPU mengenai sosialisasi yang dilakukan,

penulis berinisiatif melakukan survey pada 50 orang warga yang berada di kecamatan

Page 72: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

pasar kliwon. Menurut hasil evaluasi masyarakat mengenai sosialisasi dan pendidikan

politik dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Evaluasi Masyarakat Terhadap Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih yang

Dilakukan oleh KPU Kota Surakarta

NO Sosialisasi dan pendidikan

pemilih dalam pemilukada 2010

Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

Pernah

Tidak pernah

Tidak tahu

Total

40

7

3

50

80%

14%

6%

100%

Sumber : Data Primer

Dari hasi evaluasi masyarakat menunjukan prosentase yang sangat tinggi akan

sosialisasi yang diberikan oleh KPU Kota Surakarta, namun setelah hasil tersebut

diklarifikasi dengan model pertanyaan terbuka peneliti tidak menemukan jawaban yang

memuaskan. Masyarakat mengartikan sosialisasi hanya sebatas pemberitahuan yang

diberikan oleh RT pada saat tahapan pendaftaran pemilih. Kondisi ini juga dikuatkan

dengan bebrapa pengakuan PPS yang peneliti wawancarai yakni Bapak Rustamal ketua

PPS kelurahan Sangkrah.

Bapak Rustamal mengatakan bahwa

adalah kepada anggota KPPS, pengurus RT dan perwakilan karang taruna. Dan para

ketua RT lah yang memberikan sosialisasi kepada warganya, hal ini dilakukan karena

. (Wawancara tanggal 29 November 2010).

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa telah ada sosialisasi dan

pendidikan politik pada pelaksanaan pemilukada. Namun pelaksanaan dari kedua

program ini kurang maksimal sehingga tidak mengena pada seluruh lapisan masyarakat.

Program-program yang direncanakan KPU Kota Surakarta tidak semuanya dapat

dinikmati masyarakat. Hanya yang bersifat teknis yang tampak misalnya iklan di radio,

spanduk, pamflet,dan karnaval sedangkan program lain tidak satu respondenpun yang

merasa mendapatkan pengaruh dari badan-bandan tersebut seperti yang disebutkan

ketua KPU Kota Surakarta. Malah yang tejadi di masyarakat mereka menerima

sosialisasi dari ketua RT yang notabene bukan organisasi khusus bentukan KPU Kota

Page 73: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Surakarta. Dalam penyampaian infomasi ini juga terbatas hanya dari orang ke orang

yang belum tentu teruji kebenarannya. Sosialisasi yang diberikan oleh PPK hanya

diberikan kepada perangkat kelurahan saja dalam bentuk Bintek (Bimbingan Teknis).

Pada warga sendiri tidak ada sosialisasi maupun pendidikan politik secara langsung

karena para aparat menganggap seluruh warga telah mengetahui akan proses pemilihan

umum dengan argumen proses pemilihan secara langsung sudah berkali-kali dilakukan.

Baik pada tingkat pemilihan presiden, pemilu legislatif, hingga pemilihan RT,

dilaksanakan secara langsung. Namun pendapat ini menjadi salah ketika ada model

yang dipakai oleh pemerintah belum difahami oleh warga.

4. Tingkat Partisipasi Masyarakat

Pelaksanaan pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang di gelar di

kota surakarta pada 26 April 2010 lalu mendapatkan hasil yang memuaskan, hal ini

dikarenakan pelaksanaan yang berjalan dengan lancar, rendahnya tingkat pelanggaran

dalam pelaksanaan, serta yang nampak menonjol adalah tingginya partisipasi

masyarakat kota Surakarta dalam menggunakan hak pilih mereka. Hal ini cukup

membanggakan jika dibandingkan dengan daerah lain di wilayah soloraya yang juga

melaksanakan pemilihan kepala daerah, kota Surakarta mempunyai tingkat partisipasi

paling tinggi yaitu 71.5%, lebih jelas dapat dilihat dari tabel hasil rekapitulasi

perhitungan suara dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

tahun 2010.

Tabel 4. Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara di KPU kota Surakarta

No Uraian Laweyan Serengan Pasar

Kliwon

Banjarsari Jebres Jumlah

1 Jumlah

pemilih

dalam salinan

DPT

70.343 38.748 61.184 123.469 99.959 393.703

2 Jumlah

pemilih yang

menggunakan

hak pilih

47.459 26.967 43.320 89.173 74.383 281.302

Page 74: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

berdasar DPT

3 Jumlah

pemilih yang

tidak

menggunakan

hak pilih

berdasar DPT

22.884 11.781 17.864 34.296 25.576 112.401

4 Jumlah

perolehan

suara tidak

sah

1.182 652 1.388 2.290 1.628 7.140

Sumber: Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara di KPU kota Surakarta dalam

pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2010.

Adapun berita acara rekapitulasi perolehan perhitungan suara dapat dilihat

pada lampiran no. 8 dan berita acara rekapitulasi penerimaan rekapitulasi perhitungan

suara pasangan calon walikota dan wakil walikota dapat dilihat pada lampran no. 9.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan pelaksanaan pemilu presiden yang

digelar tahun 2009. Hasil yang dicapai pada pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah tahun 2010 yang diselenggarakan oleh KPU kota Surakarta mengalami sedikit

penurunan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara di KPU kota Surakarta

No Uraian Jumlah Prosentase

1 Jumlah pemilih dalam salinan DPT 398.446 100 %

2 Jumlah pemilih yang menggunakan hak

pilih berdasar DPT

302.805 76 %

3 Jumlah pemilih yang tidak menggunakan

hak pilih berdasar DPT

95.641 24 %

4 Jumlah perolehan suara tidak sah 16.322 4,1 %

Page 75: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Sumber: Berita acara hasil rekapitulasi perhitungan suara di KPU kota Surakarta dalam

pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009.

Meskipun jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih pada pelaksanaan

pemilihan presiden tahun 2009 lebih tinggi dibanding pemilihan kepala daerah tahun

2010, namun tingkat kesalahan dalam memberikan suara dengan benar jauh lebih

sedikit dibanding pada pelaksanaan pilpres. Hal ini mengindikasikan tingkat partisipasi

masyarakat dalam memahami pentingnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan

tingkat pendidikan serta pemahaman pemilih terhadap pelaksanaan pemilukada semakin

meningkat, sehingga dapat meminimalisir suara yang terbuang sia -sia dikarenakan

kesalahan dari pemilih.

Dalam jumpa pers yang juga dihadiri oleh beberapa perwakilan BEM Fakultas

Universitas Sebelas Maret, Pil-Ce (Pemilukada Center) selaku lembaga pemantau

pemilihan kepala daerah kota Surakarta tahun 2010 melalui Koordinatornya, Wachid

Noor Hidayat memberikan apresiasi terhadap masyarakat Surakarta atas tingginya

partisipasi terhadap pelaksanaan pemilukada tahun 2010 serta tingkat pendidikan dan

pemahaman yang semakin baik tentang pentingnya pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah kota Surakarta tahun 2010 yang berjalan dengan lancar dan damai. Hal

senada juga dikatakan oleh Bery Nur Arif yang menjabat sebagai koordinator pemantau

pemilu FORBES UNS:

Tingginya partisipasi masyarakat tidak luput dari peran figur pasangan calon peserta pemilukada yang notabenya adalah incumbent, yang telah menjabat pada periode sebelumnya dan telah memberikan hasil yang nyata terhadap masyarakat Surakarta, yang pada akhirnya pasangan tersebut kembali menjabat lagi dengan mengantongi 90% suara.

(Wawancara 10 Desember 2010)

Hal senada juga diamini oleh tim sukses pemenangan jo-di, Putut Gunawan

yang mengatakan :

Baru kali ini saya merasakan antusiasme warga dalam mengikuti pemilukada, selain berjalan dengan damai dan tertib, tingkat partisipasinyapun juga meningkat secara keseluruhan. Dan terutama untuk perolehan suara pasangan jokowi-rudi yang menang mutlak hampir diseluruh TPS yang ada. (wawancara 18 januari 2011)

Dalam wawancara penulis terhadap bapak winarno yang berprofesi sebagai

pengemudi becak di daerah nonongan mengenai alasan beliau dalam menggunakan hak

pilih, beliau menjawab Saya memilih pak jokowi (Sebutan bagi walikota Surakarta

Page 76: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

Joko Widodo) karena telah memberikan perubahan nyata bagi kota surakarta selama 5

tahun ini. Makanya saya ingin pak jokowi menjabat lagi menjadi walikota .

(Wawancara 2 November 2010)

Hal senada juga di ungkapkan oleh beberapa rekan pengemudi becak dan

penjual makanan di sekitar jalan Yos Sudarso nonongan, begitu juga dengan bapak

Mulyono yang bekerja sebagai pedagang di depan PGS, beliau mengatakan:

Dalam pelaksanaan pilpres tahun kemarin, saya sengaja tidak menggunakan hak pilih saya, dikarenakan saya tidak percaya lagi dengan pemerintahan saat ini. Namun pada pemilukada kemarin saya menggunakan hak pilih saya, karena pak jokowi memberikan hasil yang nyata pada saya dan rekan-rekan sesama pedagang sehingga tingkat kesejahteraan kami meningkat. (Wawancara 5 November 2010)

Dari hasil wawancara dan beberapa pandangan pengamat, dapat diambil

kesimpulan bahwa tingkat partisipasi masyarakat juga ditentukan dari figur calon

pemimpin, sehingga masyarakat tidak enggan dalam menggunakan hak pilihnya. Faktor

Kedekatan terhadap masyarakat yang ditunjang dengan kinerja yang konkrit merupakan

salah satu senjata yang cukup ampuh dalam meningkatkan partisipasi dalam

pelaksanaan pemilihan kepala daerah, berbeda dengan pemilihan presiden yang mana

masyarakat di suatu daerah tidak bisa merasakan langsung manfaatnya.

5. Strategi KPU Kota Surakarta dalam Pemenuhan Hak Pilih Warga dalam

Pemilihan Kepala Daerah Kota Surakarta Tahun 2010

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan sesuatu

sistem baru karena baru dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tahun 2005 dan tahun

2010 bulan April lalu. Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah di kota Surakarta

semua pembebanan tugas di serahkan kepada KPU kota Surakarta. Sehingga

keberhasilan pelaksanaan pemilukada pada bulan April lalu bertumpu pada kinerja KPU

kota Surakarta bagaimana menjalankan fungsinya terutama dalam pelaksanaan

pemenuhan hak pilih warga Surakarta. Berdasar dari pengalaman pemilukada tahun

2005 dan pilpres tahun 2009 yang mana permasalahan paling banyak terdapat pada

DPT, maka pada pelaksanaan pemilukada tahun 2010 KPU kota Surakarta berbenah

megevaluasi dalam penetapan daftar pemilih tetap. Sehingga kejadian pada pelaksanaan

sebelumnya dapat diminimalisir agar tidak terjadi meskipun itu tidak hanya melibatkan

dari pihak KPU kota Surakarta sendiri. Dan hal ini dibuktikan dari pelaksanaan yang

Page 77: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

telah dilaksanakan bulan April kemarin, KPU kota Surakarta dengan serius

mengakomodir warga yang telah mendapat hak untuk memilih. Meskipun demikian hak

yang telah diberikan oleh KPU kota Surakarta kepada pemilih tidak semuanya

digunakan sebagaimana mestinya, hal ini dapat dilihat dari jumlah warga yang tidak

menggunakan hak pilihnya.

Berdasakan hasil penelitian ada beberapa hambatan yang dialami KPU Kota

Surakarta dalam satu tahapan pemilukada yakni permasalahan pendataan pemilih. KPU

Kota Surakarta pada dasarnya telah menjalankan pentahapan ini dengan rencana yang

matang dan metode yang sitematis. Namun pada pelaksanaanya masih terdapat

beberapa kekurangan yang mengakibatkan timbul permasalahan terdapat beberapa

warga yang tidak tedaftar yang disinyalir disebabkan karena jangka waktu yang

ditetapkan KPU Kota Surakarta terlalu singkat, Pendidikan politik dan sosialisasi yang

kurang mengena pada masyarakat. Dalam hal ini KPU Kota Surakarta juga tidak

sepenuhnya salah karena sikap masyarakat yang kurang proaktif menyebabkan proses

pendataan kurang maksimal. Pernyataan ini sesuai dengan hasil hasil wawancara

dengan Nara Sumber yang diangap paham mengenai permasalahan ini (anggota KPU

Kota Surakarta dan PPS).

Bagi KPU Kota Surakarta tidak terlalu mempersoalkan masalah ini. KPU Kota

Surakarta sendiri berpendapat telah melakukan seluruh rangkaian kegiatan secara

maksimal dan selalu berkordinasi dengan KPU Provinsi dan KPU Pusat terutama dalam

hal pemenuhan hak pilih warga. Walau hasil dari pendataan tersebut masih tidak

diterima masyarakat. Namun KPU Kota Surakarta menjamin bahwa strategi yang

digunakan dalam memenuhi hak pilih dalam pelaksanaan pemilukada tahun 2010 jauh

lebih baik dibanding pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan melaksanakan

berbagai macam kegiatan antara lain: a) Melakukan sosialisasi yang tepat sasaran dan

masyarakat antusias untuk ikut didalamnya seperti mengadakan panggung hiburan,

pemutaran film layar lebar dan karnaval yang diikuti pasangan calon yang dikemas

dengan menarik, sehingga masyarakat tidak bosan mengikutinya. b) Dalam pelaksanaan

sosialisasi KPU kota Surakarta tidak bekerja sendiri, melainkan bekerjasama dengan

berbagai elemen kemasyarakatan yang ada di kota Surakarta. Hal ini sangat membantu

KPU kota Surakarta karena semakin banyak informasi yang diberikan, tingkat

pemahaman masyarakat mengenai seputar pemilukada akan semakin baik. c) Dalam

Page 78: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

menjangkau kalangan yang tidak tersentuh sosialisasi (Lembaga pemasayarakatan,

rumah sakit, panti asuhan, panti wreda, dll), tim sosialisasi KPU kota Surakarta terjun

langsung dilapangan untuk memberikan informasi seputar pemilukada. d)

mengantisipasi Pemilih baru yang pada saat hari pemungutan suara sudah mempunyai

hak, KPU kota Surakarta bekerjasama dengan dinas pendidikan kota Surakarta untuk

melakukan sosialisasi dengan langsung mendatangi ke sekolah-sekolah dan sesekali

mengumpulkan semua siswa kelas 3 SMA/SMK se-kota surakarta untuk menghadiri

sosialisasi akbar di stadion Manahan Surakarta. e) Iklan di radio-radio yang terdapat di

wilayah kota Surakarta, Memasang spanduk di tempat-tempat umum, dan Menyebarkan

Liflet ( pamflet)

Menurut peneliti berdasakan hasil wawancara yang dilakukan, peran KPU

Kota Surakarta dalam seluruh tahapan Pemilukada telah berkeja dengan baik. Walaupun

terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang menyebabkan warga tidak dapat

menyalurkan hak pilihnya meskipun sebagian terjadi dikarenakan kesalahanya sendiri.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Partisipasi Warga Surakarta

Tingkat pertisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah

dapat menggambarkan tingkat legitimasi daerah tersebut, ketika partisipasi masyarakat

tinggi maka dapat dipastikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan

daerah terebut juga tinggi, namun hal ini juga dapat berlaku sebaliknya. Kesadaran

warga dalam ikut serta pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah merupakan faktor

utama sukses tidaknya pemilihan di suatu wilayah daerah.

Dari hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi kesadaran berpartisipasi

dalam kegiatan pemilukada adalah lingkungan atau daerah tempat tinggal pemilih,

ketika lingkungan di sekitarnya peduli dan dapat berpotensi untuk berkembang maka

secara otomatis masyarakat akan sadar akan pentingnya masa depan kehidupannya.

Selanjutnya adalah faktor pemimpin, pemilihan kepala daerah tentunya antara

pemimpin dengan rakyatnya memiliki hubungan yang dekat, sehingga apa yang

dikehendaki warganya dapat segera diambil tindakan, sehingga sebagian masyarakat

lebih memilih aktif dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah di banding dengan

pelaksanaan pemilihan yang di gelar secara nasional.

Page 79: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Data yang diperoleh penulis dilapangan juga ditemukan indikator lain yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat, dikelurahan sangkrah tepatnya di RW 2 sebagian

warganya memboikot untuk tidak menggunakan hak pilih dalam pelaksanaan pemilihan

kepala daerah dikarenakan kecewa terhadap ketua KPPS yang dipilih tanpa mengadakan

musyawarah terhadap pengurus RT setempat. Dalam prosedurnya Ketua KPPS adalah

ketua/pengurus RT namun dalam pelaksanaan pengurus RT tidak ada yang masuk

dalam daftar ketua ataupun anggota KPPS, sehingga sebagian warga mendeklarasikan

tidak akan menggunakan hak pilihnya jika ketua KPPS tersebut tidak diganti. Kasus

tersebut diamini oleh ketua PPS sangkrah bapak Rustamal:

Di wilayah RW 2 kelurahan sangkrah memang sempat terjadi situasi yang sempat menegang dalam pemilihan KPPS, terdapat sebagian warga yang bersikeras akan memboikot pelaksanaan pemilihan kepala daerah dengan tidak menggunakan hak pilihnya jika ketua KPPS tidak diganti, namun situasi tersebut dapat kami atasi dengan mengganti ketua KPPS dengan pihak yang sifatnya netral terhadap pihak-pihak yang berselisih. (W awancara 29 November 2010).

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat tidak hanya

di pengaruhi oleh figur pasangan calon, namun juga semua penyelenggara pemilihan

kepala daerah mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah yaitu di tingkat KPPS.

Terlepas faktor dari luar, faktor dari dalam diri masyarakatlah yang akan membuat pesta

demokrasi menjadi lebih bermakna yaitu dengan bersikap kooperatif dan aktif dalam

setiap tahapan yang telah dijadwalkan oleh pihak penyelenggara pemilihan kepala

daerah.

7. Evaluasi Pemenuhan Hak Politik Warga Surakarta

Pemilukada kota Surakarta tahun 2010 memiliki makna penting yang

menentukan masa depan bangsa Indonesia khususnya kota Surakarta sendiri, hal ini

bukan saja karena pemilukada merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

menentukan penyelenggaraan pemerintah daerah, tetapi hasil dari pemilukada tahun

2010 harus diletakan dalam konteks pelembagaan demokrasi yang terkonsolidasi untuk

penataan negara ke depan.

Kesuksesan pelaksanaan pemilukada kota Surakarta tahun 2010 sangat

ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat kota Surakarta. Partisipasi masyarakat

dalam pemilukada tahun 2010 ditentukan oleh 3 pilar utama, yaitu pertama; partisipasi

Page 80: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

masyarakat yang dikembangkan melalui kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih;

kedua, peningkatan kesadaran politik masyarakat dalam memahami hak konstitusional

warga negara; ketiga, penggunaan serta dukungan media cetak dan elektronikdalam

upaya mensukseskan pemilukada kota Surakarta tahun 2010. Dengan berbagai

perubahan strategi dan pendidikan pemilih menjadi sangat penting perannya dalam

suksesnya pemilihan kepala daerah langsung kota Surakarta tahun 2010.

Peran Penyelenggara pemilukada mulai dari KPU, KPU Provinsi, KPU Kota

Surakarta, PPK, PPS, dan KPPS merupakan elemen penyelenggara yang memegang

peran utama dalam suksesnya pemilukada Kota Surakarta tahun 2010. Kerja keras

disertai dengan komitmen yang tinggi dari para anggotanya, ditambah dengan

kemampuan penguasaan materi dan teknis pelaksanaan sehingga semua tahapan

pemilukada tahun 2010 dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, hal

ini dapat dibuktikan dengan terpenuhinya hak politik warga Surakarta sebagai pemilih

serta tingginya tingkat partisipasi dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada

tahun 2010 yaitu mencapai 71,5% dari warga yang terdaftar sebagai pemilih tetap.

C. Temuan Studi

Dari hasil penelitian tersebut diatas, temuan studi yang dapat diperoleh adalah

sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan KPU kota untuk mengatasi hambatan khususnya tahap

pendataan pemilih dalam rangka memenuhi hak pilih masyarakat kota Surakarta

yakni dengan pendidikan pemilih dan sosialisasi. Seperti dikemukakan Almond

(1999:25 politik dapat mendorong orang untuk berpartisipasi

. cara yang paling tepat untuk mengatasi

hambatan pemilu adalah dengan menggunakan sosialisasi. Sosialisasi dapat

dilakukan dengan bantuan media masa baik cetak maupun elektronik, misalnya

koran, surat kabar, spanduk yang dipasang ditempat-tempat stategis, pamflet, radio,

televisi dan lain-lain. Selain sosialisasi, pendidikan politik sangat penting diberikan

kepada pemilih yaitu dengan adanya program pendidikan politik dalam forum

formal maupun dalam forum nonformal misalnya menggunakan rapat terbuka,

bentuk diskusi panel, dalam mensosialisasikan program kerja yang akan dilakukan

dalam pemilukada ini agar dapat dipahami oleh masyarakat.

Page 81: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi warga Surakarta berpartisipasi dalam

pelaksanaan pemilukada tahun 2010 diantaranya adalah:

a) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang terdahulu karena

telah memberi kontribusi nyata kepada masyarakat kota Surakarta.

b) Tingkat pendidikan dan kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan

pemilukada yang semakin baik yang dibarengi dengan semakin baiknya kinerja

KPU kota Surakarta dalam menghadapi masalah DPT yang semakin komplek.

Hal ini sesuai pendapat syamsul haris dalam tataq chidmad mengatakan

terdapat 4 faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak enggan untuk aktif dalam

money

politics, c). KPU dan pengawas melibatkan civil society dalam pengwasan, d). sistem

pemilu yang tidak rum

Page 82: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan data pembahasan yang peneliti lakukan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. KPU kota Surakarta telah berperan secara maksimal dalam menjamin dan

memenuhi hak pilih warga Surakarta pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah kota Surakarta tahun 2010 yang diselenggarakan tanggal 26

April 2010 dengan berpedoman pada UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah yang dikombinasikan dengan UU No 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan

Umum serta PP No.6 Tahun 2005 Tentang Tentang Pemilihan, Pengesahan Dan

Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah yang direalisasikan

kedalam bentuk Keputusan-keputusan KPU Kota Surakarta dengan ditandai dengan

sedikitnya laporan mengenai permasalahan DPT dan dengan melakukan kegiatan

sebagai berikut:

a) Melakukan sosialisasi yang tepat sasaran dan masyarakat antusias untuk ikut

didalamnya seperti mengadakan panggung hiburan, pemutaran film layar lebar

dan karnaval yang diikuti pasangan calon yang dikemas dengan menarik,

sehingga masyarakat tidak bosan mengikutinya.

b) Dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta tidak

bekerja sendiri, melainkan bekerjasama dengan berbagai elemen

kemasyarakatan yang ada di kota Surakarta. Hal ini sangat membantu KPU kota

Surakarta karena semakin banyak informasi yang diberikan, tingkat pemahaman

masyarakat mengenai seputar pemilukada akan semakin baik.

c) Dalam menjangkau kalangan yang tidak tersentuh sosialisasi (Lembaga

pemasayarakatan, rumah sakit, panti asuhan, panti wreda, dll), tim sosialisasi

KPU kota Surakarta terjun langsung dilapangan untuk memberikan informasi

seputar pemilukada.

d) Dalam mengantisipasi Pemilih baru yang pada saat hari pemungutan suara sudah

mempunyai hak, KPU kota Surakarta bekerjasama dengan dinas pendidikan kota

Surakarta untuk melakukan sosialisasi dengan langsung mendatangi ke sekolah-

Page 83: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

sekolah dan sesekali mengumpulkan semua siswa kelas 3 SMA/SMK se-kota

surakarta untuk menghadiri sosialisasi akbar di stadion Manahan Surakarta.

e) Iklan di radio-radio yang terdapat di wilayah kota Surakarta, Memasang

sepanduk di tempat-tempat umum, dan Menyebarkan Liflet ( pamflet)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi warga Surakarta berpartisipasi dalam

pelaksanaan pemilukada tahun 2010 diantaranya adalah

b) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang terdahulu karena

telah memberi kontribusi nyata kepada masyarakat kota Surakarta.

c) Tingkat pendidikan dan kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan

pemilukada yang semakin baik yang dibarengi dengan semakin baiknya kinerja

KPU kota Suraka rta dalam menghadapi masalah DPT yang semakin komplek.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikaji implikasinya baik implikasi

teoritis maupun implikasi praktis, sebagai berikut:

1. Karena KPU kota Surakarta telah menjalankan tugas dan kewenanganya dengan

baik terutama dalam hal memenuhi hak pilih warga Surakarta pada pelaksanaan

Pemilukada di Surakarta pada tanggal 26 April 2010 lalu, maka pelaksanaannya

dapat berjalan lancar dan damai mulai dari tahap persiapan hingga pengesahan dan

pelantikan, walaupun ada beberapa hambatan yang dialami KPU kota Surakarta.

2. Karena Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang terdahulu dan

telah memberi kontribusi nyata kepada masyarakat kota Surakarta, serta Tingkat

pendidikan dan kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pemilukada yang

semakin baik maka pada pelaksanaan pemilukada tahun 2010 mendapatkan tingkat

partisipasi yang tinggi jika dibanding daerah sekitar Surakarta.

Page 84: PEMENUHAN HAK PILIH WARGA SURAKARTA DALAM …/Pemenuhan...kota Surakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendataan pemilih, KPU kota Surakarta terjun langsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang penulis

kemukakan diatas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi KPU kota Surakarta dengan hasil yang dicapai pada pelaksanaan pemilukada

tahun 2010 dapat berjalan dengan lancar, hendaknya ditingkatkan menjadi lebih

baik lagi pada pelaksanaan pemilukada mendatang.

2. Bagi Masyarakat kota Surakarta hendaknya aktif berpartisipasi dalam setiap

kegiatan pemilihan Walikota atau wakil walikota, karena semakin tinggi tingkat

partisipasi masyarakat berarti tingkat kepercayaan terhadap pemerintah semakin

baik yang nantinya akan berimbas pada semakin baiknya kemajuan ekonomi

masyarakat dan pembangunan kota Surakarta.

3. Bagi KPU kota Surakarta sebaiknya membentuk petugas khusus yang bertugas

mendata pemilih di tingkat paling bawah. Apabila KPU kota Surakarta

menggunakan jasa RT ataupun pengurusnya, maka RT-RT tersebut seharusnya

diberi imbalan atau honor khusus agar melakukan tugasnya dengan baik sehingga

tidak ada lagi permasalahan DPT yang sering dijadikan konflik.