laporan akhir p2kp tahun 2015

86
1 Laporan Akhir Tahun P2KP 2016 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan) adalah membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat penting dan mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi. Selain itu, pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih belum seimbang yang ditandai dengan tingginya konsumsi padi-padian, terutama beras; masih rendahnya konsumsi pangan hewan, umbi-umbian, serta sayur dan buah; pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih relatif rendah; kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal. Oleh karenanya diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional dalam implementasinya. Implementasi dari Perpres dan Permentan tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan sejak tahun 2010 meluncurkan program optimalisasi pemanfatan pekarangan melalui salah satu kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat untuk mempercepat diversifikasi pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Program ini sejalan dengan empat target kunci sukses Kementerian Pertanian yang salah satunya adalah diversifikasi pangan.

Upload: vanlien

Post on 31-Dec-2016

326 views

Category:

Documents


76 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

1

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan)

adalah membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan

aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat

penting dan mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan

belum mempertimbangkan kecukupan gizi. Selain itu, pola konsumsi pangan

penduduk Indonesia masih belum seimbang yang ditandai dengan tingginya

konsumsi padi-padian, terutama beras; masih rendahnya konsumsi pangan hewan,

umbi-umbian, serta sayur dan buah; pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal

seperti umbi, jagung, dan sagu masih relatif rendah; kualitas konsumsi pangan

masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih

belum mencapai kondisi ideal. Oleh karenanya diperlukan upaya untuk

menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal

agar hidup sehat, aktif, dan produktif.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun

2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan

penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan

terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian

No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional

dalam implementasinya.

Implementasi dari Perpres dan Permentan tersebut, Kementerian Pertanian

melalui Badan Ketahanan Pangan sejak tahun 2010 meluncurkan program

optimalisasi pemanfatan pekarangan melalui salah satu kegiatan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui Program Peningkatan

Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat untuk mempercepat diversifikasi

pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Program ini sejalan

dengan empat target kunci sukses Kementerian Pertanian yang salah satunya

adalah diversifikasi pangan.

Page 2: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

2

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Sebagai bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Tahun 2010, pada tahun

2014 program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi

Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL),

(2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan

Promosi P2KP. Melalui 3 (tiga) kegiatan besar ini diharapkan dapat meningkatkan

kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan

yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

Sehubungan dengan berakhirnya tahun anggaran 2014, maka disusun laporan

pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bentuk tata kepemerintahan yang baik

(good governance).

1.2 Tujuan

Secara umum tujuan kegiatan P2KP adalah untuk memfasilitasi dan

mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan masyarakat yang B2SA yang

diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH). Tujuan

khususnya antara lain:

a) Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan

pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)

serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras;

b) Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan

dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai

penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi

keluarga; dan

c) Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang

berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

Sedangkan tujuan laporan ini dibuat adalah sebagai bentuk evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan Gerakan P2KP di daerah. Laporan diharapkan

dapat dijadikan acuan bagi pengembangan Gerakan P2KP tahun berikutnya.

Page 3: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

3

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

1.3 Sasaran

Mengacu pada tujuan di atas, sasaran kegiatan P2KP ialah:

a) Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola

konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) serta

menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan

tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal; dan

b) Berkembangnya usaha pengolahan pangan skala UMKM sumber karbohidrat

selain beras dan terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) Tahun 2014 terdiri atas Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui

Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Model Pengembangan Pangan

Pokok Lokal (MP3L), dan Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP).

a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL)

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan

wanita untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya

ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan

keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah-buahan, serta budidaya ternak dan

ikan. Hasil pekarangan dapat digunakan sebagai tambahan untuk ketersediaan

sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi

kawasan perumahan warga yang saling berdekatan. Kegiatan ini dapat membentuk

sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam

kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini

dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable

agriculture), antara lain dengan membangun Kebun Bibit Desa (KBD) dan

mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal

(local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga. Implementasi kegiatan

ini disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Page 4: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

4

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL dengan

pendampingan oleh Penyuluh Pendamping P2KP desa dan Pendamping P2KP

kabupaten/kota, serta dikoordinasikan bersama dengan aparat kabupaten/kota.

Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kelompok

wanita dalam membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi

seimbang, dan aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah

tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam.

Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun di setiap desa untuk memasok kebutuhan

bibit bagi anggota kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta keberlanjutan

kegiatan. Pengembangan Kebun Bibit ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan

kegiatan pembibitan yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Untuk itu,

pengembangan Kebun Bibit pada kegiatan ini harus berkoordinasi dengan Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat. Tanaman yang dibudidayakan di

KBD diutamakan tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat

ataupun jenis tanaman baru potensi lokal yang memiliki keunggulan nilai gizi.

Desa pelaksana P2KP juga diarahkan untuk mengembangkan kebun sekolah

di salah satu sekolah (SD/SMP/SMA) yang berlokasi di desa tersebut. Pembinaan

dilakukan oleh pendamping desa P2KP, sejalan dengan pembinaan yang dilakukan

terhadap kelompok wanita P2KP, dan berkoordinasi dengan sekolah yang

bersangkutan. Kebun Bibit yang dikembangkan di desa P2KP juga diarahkan untuk

dapat memasok bibit ke kebun sekolah tersebut.

b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

Tujuan dari kegiatan MP3L adalah untuk mengembangkan pangan lokal

sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang secara khusus dipersiapkan untuk

mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpendapatan

rendah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan

berbagai instansi terkait yang bertujuan untuk:

i. Mengembangkan beras/nasi “non beras” sumber karbohidrat yang dapat

disandingkan dengan beras/nasi, berbahan baku sumber pangan lokal;

ii. Mengembalikan kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi

pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan non-beras/non-

Page 5: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

5

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

terigu dari sumber pangan lokal; dan

iii. Perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat melalui penurunan konsumsi

beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok selain beras yang diimbangi

dengan konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah.

Pemanfaatan pangan lokal yang bersumber dari aneka umbi, sagu, pisang,

sukun, labu kuning sudah banyak dikembangkan dengan dijadikan tepung. Aneka

tepung ini dapat diolah sebagai pangan pokok mensubstitusi beras dan terigu

sebagai sumber karbohidrat. Melalui teknologi pengolahan pangan dapat

dikembangkan “nasi non-beras” yang dapat disandingkan dengan “nasi beras”

sebagai menu makanan sehari-hari serta mendorong dan mengembangkan

penganekaragaman pangan khususnya berbasis aneka tepung berbahan baku lokal

serta pengembangan pengolahan tepung lokal menjadi pangan ”intermediate”.

c) Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP)

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP dimaksudkan untuk memasyarakatkan

dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada masyarakat melalui

upaya-upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku, serta

ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi

terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif.

1.5 Lokasi Kegiatan

Kegiatan P2KP Tahun 2015 dilaksanakan dengan sasaran lokasi sebagai

berikut:

a) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL dilaksanakan di

2.294 (dua ribu dua ratus sembilan puluh empat) desa baru pada 328 (tiga ratus

dua puluh delapan) kabupaten/kota dan 1.516 (seribu lima ratus enam belas)

desa lanjutan Tahun 2014 pada 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota di 33

provinsi;

b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan di 4 (empat)

kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam) kabupaten baru

tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 16 (enam belas) provinsi; dan

Page 6: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

6

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

c) Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 33 provinsi.

1.6 Metodologi Kegiatan

Gerakan P2KP Tahun 2015 dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan utama yaitu:

a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dilakukan untuk 2 (dua) kelompok sasaran

yaitu :

a. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2014 yang telah berkembang

dan melaksanakan pemanfaatan pekarangan sebanyak 1.516 (seribu lima

ratus enam belas) desa di 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota pada

33 (tiga puluh tiga) provinsi untuk kegiatan pengembangan Kebun Bibit;

b. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2015 sebanyak 2.294 (dua ribu

dua ratus sembilan puluh empat) desa di 328 (tiga ratus dua puluh delapan)

kabupaten/kota pada 33 (tiga puluh tiga) provinsi dengan kegiatan:

1) Pengembangan pekarangan anggota dan Demplot kelompok;

2) Pengadaan kebun bibit;

3) Pengembangan Kebun Sekolah; dan

4) Pengenalan dan pengembangan menu B2SA dari hasil pekarangan.

b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L). Inti kegiatan MP3L

dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan

terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok yang B2SA melalui:

1) Bantuan penyediaan alat untuk menghasilkan produk pangan pokok berbahan

baku pangan lokal;

2) Fasilitasi dan pendampingan kepada UMKM untuk mengembangkan bisnis

dan industri berbasis pangan lokal dalam penyediaan bahan pangan pokok

lokal non-beras untuk masyarakat; dan

3) Kajian terhadap produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal, meliputi:

spesifikasi produk, kandungan gizi, daya terima konsumen dan kelembagaan.

Pengalokasian anggaran kegiatan MP3L tahun 2015 adalah untuk

kabupaten/kota yang telah ditetapkan di 16 provinsi, yaitu 4 kabupaten/kota

lanjutan 2014 dan 26 kabupaten baru tahun 2015. Pelaksanaan kegiatan MP3L

didampingi oleh perguruan tinggi setempat yang menangani pengembangan

teknologi pangan. Kerja sama dengan perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk

Page 7: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

7

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

membantu dan mendukung Badan/Kantor/Dinas yang menangani Ketahanan

Pangan tingkat provinsi dalam melaksanakan kegiatan P2KP.

c) Sosialisasi dan Promosi P2KP, dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan

seperti gerakan kampanye serta sosialisasi melalui media massa cetak maupun

elektronik, promosi pola pangan B2SA seperti “One day No Rice” atau

“Manggadong” di Sumatera Utara dan “Mama Selaras” di Bangka. Lomba Cipta

Menu Pangan B2SA, pameran diversifikasi pangan fokus pada pengembangan

pangan pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan kampanye kreatif dan

inovatif dalam memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh

formal dan informal yang berpengaruh di masyarakat.

1.7 Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan

untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman;

mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dilakukan antara lain melalui penetapan kaidah penganekaragaman pangan,

pengoptimalan pangan lokal, pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi

usaha pengolahan pangan lokal, pengenalan jenis pangan baru termasuk pangan

lokal yang belum dimanfaatkan, pengembangan diversifikasi usaha tani dan

perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak,

dan ikan; pengoptimalan pemanfaatan lahan termasuk lahan pekarangan;

penguatan usaha mikro, kecil dan menengah di bidang pangan; serta

pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal.

Untuk implementasinya, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber

Daya Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009

tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan menjadi acuan

bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan,

penyelenggaraan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

Page 8: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

8

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

II. GAMBARAN UMUM KEGIATAN

Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di tingkat

Daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2010. Pada tahun 2010 kegiatan P2KP

diawali dengan pengembangan 2.000 desa dimana terdapat 2.000 kelompok yang

melaksanakan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Tahun 2011 sasaran

kegiatan P2KP dikembangkan menjadi 4.000 desa bahkan dengan adanya dana

APBNP terjadi penambahan 700 desa pelaksana P2KP sehingga akumulasinya

menjadi 4.700 desa. Kegiatan P2KP terus dilaksanakan pada tahun 2012 dengan

menambah jumlah sasaran yakni di 6.000 desa dan pada tahun 2013 bertambah

sasaran menjadi 5.000 desa baru dan 1.280 desa lanjutan, serta ditambahkannya

sekitar 400 desa untuk direktif presiden, sehingga total sasaran kumulatif mencapai

11.400 desa. Pada tahun 2014, sasaran kegiatan P2KP telah berkembang menjadi

1.516 desa baru yang semakin berkembang di tahun 2015 menjadi 2.294 desa baru,

sehingga total sasaran kegiatan P2KP hingga tahun 2015 telah mencapai 9.156

desa di Indonesia. Kegiatan P2KP pada Tahun 2015 dilaksanakan sebagai berikut:

2.1 Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL)

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk

pembudayaan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman

(B2SA). Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan dana kepada kelompok wanita

untuk pelaksanaan (1) pembangunan demplot sebagai laboratorium/sekolah lapang,

(2) pembangunan kebun bibit desa, (3) pengembangan pekarangan anggota, (4)

pengembangan olahan pangan lokal, (5) pengembangan kebun sekolah. Kegiatan-

kegiatan ini dilaksanakan di bawah arahan petugas pendamping di tingkat

Kabupaten/Kota dalam budidaya dan pengolahan pangan lokal.

Bansos optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL telah diberikan

pada 6.264 kelompok wanita penerima manfaat tahun 2013-2014, kemudian untuk

tahun 2015, bansos diberikan pada 2.294 kelompok wanita manfaat di 328

kabupaten/kota di 33 provinsi yang selanjutnya mendapatkan alokasi tambahan

melalui APBN-P sebanyak 598 kelompok wanita penerima manfaat.

Page 9: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

9

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Adapun besaran Bansos yang diberikan kepada kelompok wanita penerima

manfaat tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- yang diperuntukan untuk:

Demplot kelompok: Rp. 5.000.000,-

Pembangunan Kebun Bibit: Rp. 2.000.000,-

Pekarangan anggota: Rp. 8.000.000,-

2.2 Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

Kegiatan MP3L dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan

pokok lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan

beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Kegiatan ini merupakan salah satu

kegiatan utama dalam gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP). Keberhasilan gerakan P2KP ditentukan juga oleh ketersediaan aneka

ragam bahan pangan dan perilaku konsumen dalam mengonsumsi aneka ragam

pangan. Efektivitas P2KP akan tercapai apabila upaya internalisasi didukung dan

berjalan beriringan dengan pengembangan usaha pangan lokal.

Komoditas pangan lokal yang dikembangkan dalam kegiatan MP3L

diprioritaskan pada 3 komoditas utama yaitu ubi kayu, jagung, dan sagu. Kegiatan

MP3L di tahun 2015 merupakan lanjutan dari kegiatan MP3L tahun 2014 yang telah

dilaksanakan pada 4 kabupaten/kota dan ditambah 26 kabupaten baru di tahun 2015

yang kesemuanya berada di 16 provinsi. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi

pengolahan pangan pokok lokal, pengemasan produk olahan pangan lokal, serta uji

penerimaan konsumen. Besar anggaran per kabupaten/kota adalah

Rp. 300.000.000,-.

2.3 Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP)

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP dimaksudkan untuk

memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada

masyarakat melalui upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku

serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi

terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan seperti

Page 10: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

10

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

gerakan/kampanye serta sosialisasi melalui media massa, cetak maupun elektronik,

promosi pola pangan B2SA seperti “One day No Rice” atau penyelenggaraan

kampanye saat car free day di beberapa kota besar, Lomba Cipta Menu Pangan

B2SA, pameran diversifikasi pangan yang berfokus pada pengembangan pangan

pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan/kampanye kreatif dan inovatif dalam

memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh formal dan informal

yang berpengaruh di masyarakat.

Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP ini umumnya terdiri dari 4 (empat) sub

kegiatan, yaitu:

1) Gerakan dan kampanye P2KP, dapat dilakukan melalui kegiatan:

Advokasi gerakan P2KP kepada tokoh masyarakat dan para pemangku

kepentingan;

Aksi nyata gerakan P2KP secara kreatif dan inovatif bersama-sama

antara pemerintah, akademisi, swasta, LSM, serta masyarakat;

Seminar/lokakarya peningkatan diversifikasi pangan.

2) Lomba Cipta Menu B2SA, dapat dilakukan melalui:

Kerja sama dengan PKK;

Kerja sama dengan akademisi dan organisasi profesi;

Kerja sama dengan pihak swasta.

3) Promosi Media Massa, dengan melakukan:

Pemasangan billboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat umum;

Penyiaran jingle P2KP di radio;

Penayangan iklan layanan masyarakat P2KP di televisi; dsn

Pembuatan dan pengiriman release ke koran/majalah dan media cetak

lainnya.

Penyebaran informasi melalui media sosial di internet.

4) Pameran/Festival Diversifikasi Pangan, dapat dilaksanakan dengan

melakukan:

Promosi pangan pokok lokal;

Penyediaan icip-icip produk olahan pangan pokok lokal;

Demo masak pangan pokok lokal; dan

Promosi miniatur optimalisasi pekarangan.

Page 11: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

11

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL tahun 2015

dilaksanakan di 2.294 desa baru pada 328 kabupaten/kota dan 1.515 desa

lanjutan tahun 2014 pada 259 kabupaten/kota di 33 provinsi.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2013 - 2015

No Provinsi

Tahun/Jml Kab-kota

Sasaran Desa

2013 2014 2015 2015

(APBN-P) 2013 2014 2015

2015 (APBN-P)

Total P2KP (2013-2015)

1 DKI Jakarta 6 4 0 0 36 8 0 0 44

2 Jawa Barat 26 11 14 3 328 66 84 68 546

3 Jawa Tengah 35 24 32 0 632 146 254 74 1.106

4 DI. Yogyakarta 5 2 2 1 46 12 12 16 86

5 Jawa Timur 38 25 29 2 450 150 220 80 900

6 Aceh 23 11 15 0 213 66 100 0 379

7 Sumatera Utara 33 15 27 1 353 86 188 26 653

8 Sumatera Barat 19 13 19 0 211 72 130 12 425

9 Riau 12 6 9 0 93 36 58 16 203

10 Jambi 11 9 8 0 107 54 62 0 223

11 Sumatera Selatan 15 8 10 0 148 42 72 20 282

12 Lampung 14 7 12 1 139 42 86 16 283

13 Kalimantan Barat 14 7 7 5 94 40 38 42 214

14 Kalimantan Tengah 14 6 12 1 122 34 80 24 260

15 Kalimantan Selatan 13 7 13 0 160 42 94 28 324

16 Kalimantan Timur 13 1 3 2 87 6 18 16 127

17 Sulawesi Utara 15 9 9 0 170 50 70 0 290

18 Sulawesi Tengah 11 9 11 0 119 56 76 0 251

19 Sulawesi Selatan 24 20 24 0 290 126 188 46 650

20 Sulawesi Tenggara 12 8 7 0 151 54 54 0 259

21 Maluku 10 4 3 0 81 24 18 0 123

22 Bali 8 6 2 1 49 36 12 22 119

23 Nusa Tenggara Barat 10 6 10 0 82 36 72 0

190

24 Nusa Tenggara Timur 21 8 7 0 116 50 42 0

208

25 Papua 19 3 6 3 68 18 36 18 140

26 Bengkulu 10 5 8 0 57 28 52 22 159

Page 12: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

12

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Provinsi

Tahun/Jml Kab-kota

Sasaran Desa

2013 2014 2015 2015

(APBN-P) 2013 2014 2015

2015 (APBN-P)

Total P2KP (2013-2015)

27 Maluku Utara 9 3 1 0 48 14 6 0 68

28 Banten 8 4 6 0 72 20 30 12 134

29 Bangka Belitung 7 6 6 0 23 34 34 0 91

30 Gorontalo 6 2 5 0 42 12 30 0 84

31 Kepulauan Riau 7 1 5 0 46 6 30 0 82

32 Papua Barat 11 4 1 0 67 18 6 18 109

33 Sulawesi Barat 5 5 5 0 48 32 42 0 122

34 Kalimantan Utara 0 4 0 24 24

TOTAL INDONESIA 484 259 328 24 4.748 1.516 2.294 598 9.160

3.1.1 Provinsi Aceh

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 100 yang cakupan wilayahnya di

15 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 66

desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Aceh.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial

Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Aceh

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Aceh Besar 1 1 12 6 18

2 Kab. Pidie 1 1 1 10 6 6 22

3 Kab. Aceh Utara 1 1 1 8 6 6 20

4 Kab. Aceh Timur 1 1 8 6 14

5 Kab. Aceh Selatan 1 1 10 6 16

6 Kab. Aceh Barat 1 12 12

7 Kab. Aceh Tengah 1 1 8 6 14

8 Kab. Aceh Tenggara * 1 1 1 10 6 10 26

9 Kab. Simeulue * 1 1 9 6 15

10 Kab. Aceh Singkil * 1 1 1 14 6 10 30

11 Kab. Bireun 1 1 8 6 14

12 Kab. Aceh Barat Daya 1 1 12 6 18

13 Kab. Gayo Lues 1 1 1 10 6 6 22

14 Kab. Aceh Jaya 1 1 10 12 22

15 Kab. Nagan Raya 1 1 10 6 16

16 Kab. Aceh Tamiang 1 1 6 6 12

Page 13: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

13

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

17 Kab. Bener Meriah 1 1 1 8 6 6 20

18 Kab. Pidie Jaya 1 1 1 10 6 6 22

19 Kota Sulubussalam 1 1 8 4 12

20 Kota Banda Aceh 1 1 8 4 12

21 Kota Langsa 1 6 6

22 Kota Lhokseumawe 1 8 8

23 Kota Sabang 1 8 8

Total 23 11 15 0 213 66 100 0 379

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Secara umum kondisi daerah Aceh sangat potensial untuk

pengembangan berbagai tanaman produktif, misalnya tanaman sayur-

sayuran terutama di daerah Kabupaten Bener Meriah dan Aceh

Tengah. Sementara itu, Kabupaten Aceh Singkil sangat potensial

untuk pengembangan pangan lokal yaitu sagu.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

KRPL di Provinsi Aceh antara lain:

Tingkat pengetahuan pengurus dan anggota kelompok yang

masih terbatas dan kurang memahami tertib administrasi

dalam hal pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan. Hal

ini disebabkan kelompok ini merupakan kelompok wanita tani

baru.

Pengetahuan anggota kelompok yang terbatas tentang teknik

budidaya tanaman pangan/pekarangan maupun budidaya

ternak dan ikan.

Kondisi pekarangan, baik rumah anggota kelompok maupun

sekolah yang belum memiliki pagar untuk melindungi tanaman

budidaya dari gangguan hewan ternak, sehingga memerlukan

biaya tambahan untuk pembuatan pagar tanaman.

Kurangnya partisipasi sebagian anggota kelompok dalam

menghadiri pertemuan secara rutin.

Masih sulitnya mengubah pola konsumsi berdasarkan pola

pangan harapan karena karakteristik budaya dan kebiasaan

makan di daerah.

Page 14: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

14

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut, antara lain:

Melakukan pembinaan dan pengawalan serta pembelajaran

tertib administrasi kelompok dan pertanggungjawaban

penggunaan dana bantuan serta pelaporan.

Melakukan bimbingan dan pengawalan secara rutin terhadap

pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh pendamping desa

maupun penyuluh dari Kabupaten/Kota.

Membuat pagar sederhana dari kayu, bambu, dan jaring.

Mengedukasi ibu-ibu secara terus-menerus tentang pola

konsumsi berdasarkan kaidah B2SA.

b. Kegiatan Promosi P2KP

Guna mendukung gerakan Percepatan dan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) selain melalui kegiatan optimalisasi

pemanfaatan pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) juga dilakukan kegiatan promosi P2KP

melalui media elektronik dan media cetak. Promosi melalui media

elektronik dilakukan dalam bentuk Kampanye P2KP yang disiarkan

dan ditayangkan melalui Radio, TV Aceh, dan LED Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan. Untuk media cetak dilakukan melalui

koran dan baliho.

3.1.2 Provinsi Sumatera Utara

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL

sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk

tahun 2015 sebanyak 214 (188 dari APBN dan 26 dari APBN-P) yang

cakupan wilayahnya di 28 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan

2014 terdapat 86 desa/kelurahan/kelompok lama di 15 kabupaten/kota

di Sumatera Utara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 15: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

15

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Tabel 3. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Utara

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Deli Serdang 1 1 16 12 28

2 Kab. Langkat 1 1 1 8 6 6 6 26

3 Kab. Tapanuli Tengah 1 1 1 10 6 6 22

4 Kab. Simalungun 1 1 1 14 6 6 26

5 Kab. Labuhan Batu 1 1 8 6 14

6 Kab. Dairi 1 1 16 6 22

7 Kab. Tapanuli Utara 1 1 1 6 6 6 18

8 Kab. Tapanuli Selatan 1 1 10 12 22

9 Kab. Asahan * 1 1 1 16 6 10 32

10 Kab. Nias 1 1 10 12 22

11 Kab. Toba Samosir * 1 1 1 16 6 10 32

12 Kab. Mandailing Natal * 1 1 1 16 6 6 28

13 Kab. Nias Selatan 1 1 10 6 16

14 Kab. Pakpak Bharat 1 1 1 10 6 6 22

15 Kab. Humbang Hasundutan

1 1 1 5 6 6 17

16 Kab. Samosir * 1 1 1 16 8 10 34

17 Kab. Serdang Bedagai * 1 1 18 6 24

18 Kab. Batubara 1 1 14 6 6 26

19 Kab. Padang Lawas 1 1 5 6 11

20 Kab. Padang Lawas Utara

1 1 8 6 14

21 Kab. Labuhan Batu Utara 1 1 8 6 14

22 Kab. Nias Utara 1 8 8

23 Kab. Nias Barat 1 1 5 6 11

24 Kota Medan 1 1 18 4 22

25 Kota Pematang Siantar 1 1 14 6 20

26 Kota Padang Sidempuan 1 1 12 4 16

27 Kab. Tanah Karo 1 1 10 12 22

28 Kab. Labuhan Batu Selatan

1 1 5 6 11

29 Kota Binjai 1 1 8 4 4 16

30 Kota Gunung Sitoli 1 1 1 8 4 4 16

31 Kota Sibolga 1 4 4

32 Kota Tanjung Balai 1 1 5 4 4 13

33 Kota Tebing Tinggi 1 1 1 16 4 4 24

34 Kota Medan 1 1 18 4 653

33 15 27 1 353 86 188 26 28

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

Sejalan dengan pencapaian sasaran P2KP yakni mendorong

peningkatan pola konsumsi pangan yang semakin beragam, bergizi,

berimbang dan aman yang dicerminkan oleh peningkatan skor PPH

serta menurunnya konsumsi beras maka Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan berbagai kegiatan

sosialisasi dan promosi yang telah dilaksanakan melalui pencetakan

Page 16: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

16

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

poster, leaflet, banner, baliho, tayangan di media elektronik,

pemberitaan di media cetak serta melalui pameran – pameran yang

diikuti oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

Adapun promosi yang telah dilaksanakan antara lain:

1. Promosi melalui Media Elektronik.

Berita Lomba Cipta B2SA dan Hari Pangan Sedunia ke 35

Tingkat Provinsi TH. 2015 di TVRI Medan dan I News serta

Radio Sindo

2. Promosi melalui Media Cetak.

Memasang iklan tentang ajakan penggunaan Tepung Mocaf.

Pemberitaan dan ulasan tentang ” Manggadong ” di berbagai

media cetak.

Ulasan tentang Gerakan One Day No Rice

3. Promosi Media Luar.

Pemasangan baliho.

Pembuatan banner, leaflet dan brosur.

Sosialisasi ke Kabupaten / Kota.

Sosialisasi kepada penyuluh dan TP. PKK.

Sosialisasi kepada Kasubbag Umum dan Pengelola Kantin

seluruh SKPD Provinsi Sumatera Utara tentang Gerakan One

Day no Rice agar mengimplementasikan Surat Edaran Gubernur

Sumatera Utara Nomor ; 501/1508/Tahun 2014 tanggal 25

Februari 2014 tentang Pelaksanaan Gerakan Satu Hari Tanpa

Nasi( One Day No Rice) di Provinsi Sumatera Utara yang

dilaksanakan setiap hari selasa pada setiap minggunya dengan

dipelopori oleh PNS untuk tidak menyajikan makanan dari beras

dan Terigu pada kantin/kantin SKPD setiap selasa dan

menggantinya dengan bahan pangan lokal . Pada kesempatan

ini juga telah diberikan buku resep olahan pangan lokal agar

dapat menjadi acuan dalam pelaksanaannya

Monitoring Pelaksanaan kegiatan One Day No Rice di semua

SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Demontrasi pengolahan Tepung Mocaf dan Ubi Jalar.

Page 17: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

17

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Sosialisasi kepada Mahasiswa dan Anak Sekolah.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara telah

melaksanakan sosialisasi Kegiatan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan tingkat Provinsi Tahun

2015 pada bulan Maret 2015.

Melaksanakan Pelatihan Penyusunan Pola Pangan Harapan

dan pembekalan Survey PPH bagi aparat dan pendamping

Kab/Kota dan Desa pada tanggal 29 dan 30 Maret 2015

Pelatihan Bertanam Dengan Metode Hidroponik bagi kelompok

KRPL dan pendamping

Melaksanakan Kampanye/Sosialisasi One Day No Rice kepada

Kelompok KRPL pada tgl 15 s/d 16 Desember 2015

3.1.3 Provinsi Sumatera Barat

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 142 (130 dari APBN dan 12 dari APBN-P)

yang cakupan wilayahnya di 19 kabupaten/kota. Sedangkan untuk

lanjutan 2014 terdapat 72 desa/kelurahan/kelompok lama di 13

kabupaten/kota di Sumatera Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Barat

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Agam 1 1 14 12 26 2 Kab. Pasaman* 1 1 1 12 6 10 28 3 Kab. Lima Puluh Kota 1 1 14 12 26 4 Kab. Solok 1 1 1 18 6 6 6 36 5 Kab. Padang Pariaman 1 1 1 9 6 6 21 6 Kab. Pesisir Selatan * 1 1 1 16 8 6 6 36 7 Kab. Tanah Datar 1 1 1 10 6 6 22 8 Kab. Kepulauan

Mentawai 1 1 4 6 10

9 Kab. Dharmasraya 1 1 1 7 6 6 19 10 Kab. Solok Selatan 1 1 12 12 24 11 Kab. Pasaman Barat 1 1 1 8 6 6 20

Page 18: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

18

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

12 Kab. Sijunjung * 1 1 1 16 8 6 30 13 Kota Sawahlunto 1 1 8 8 16 14 Kota Padang Panjang 1 1 1 10 4 4 18 15 Kota Solok 1 1 1 10 4 4 18 16 Kota Padang 1 1 1 10 4 4 18 17 Kota Payakumbuh 1 1 1 12 4 4 20 18 Kota Pariaman 1 1 1 10 4 4 18 19 Kota Bukit Tinggi 1 1 11 8 19

Total Kabupaten 19 13 19 0 211 72 130 12 425 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

di lapangan, antara lain:

a. Sebagian Petugas Penyuluh Pendamping tidak berada di bawah

koordinasi Kantor Ketahanan Pangan sehingga menyulitkan untuk

berkoordinasi serta penyuluh ini banyak dibebani dengan berbagai

program dari Kementerian Pertanian.

b. Keterbatasan jumlah staf di Kabupaten/Kota sehingga menyulitkan

untuk pembinaan dan monitoring-evaluasi ke lapangan.

c. Masih ada sebagian lokasi dari kebun bibit di Kabupaten yang tidak

berkembang karena musim kemarau panjang.

d. Untuk melaksanakan kegiatan P2KP diperlukan duungan dari

gubernur, bupati/walikota untuk dukungan anggaran

pendampingan dana APBD II paling lambat tahun 2015.

e. Keberhasilan kegiatan P2KP sangat tergantung dari

pemberdayaan pendamping dalam memberikan motivasi ke

kelompok penerima bantuan.

Untuk menghadapi permasalahan yang ada, beberapa upaya

yang telah dilakukan adalah:

a. Melaksanakan pertemuan koordinasi, sosialisasi dan monev

dengan mengundang aparat tingkat Provinsi dan kabupaten/kota

yang menangani kegiatan P2KP, serta melibatkan aparat

nagari/kelurahan setempat secara berkala.

b. Diharapkan peran serta dan partisipasi masyarakat dan stake

Page 19: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

19

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

holder terkait untuk lebih maksimal dalam membina kelompok

wanita tani sehingga akan memperlihatkan hasil dalam rangka

perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap pola konsumsi

pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.

c. Perlunya sosialisasi yang berkesinambungan untuk memberikan

pencerahan kepada KWT agar selalu mengupayakan lahan

pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga disamping untuk

peningkatan pendapatan.

3.1.4 Provinsi Sumatera Selatan

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 142 (72 dari APBN dan 20 dari APBN-P)

yang cakupan wilayahnya di 10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk

lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 8

kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 5. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Selatan

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Lahat 1 1 11 12 23 2 Kab. Musi Banyuasin * 1 1 1 14 6 10 6 36 3 Kab. Musi Rawas * 1 1 1 14 6 10 30 4 Kab. Muara Enim 1 1 1 11 6 6 23 5 Kab. Ogan Komering

Ilir (OKI) 1 14 14

6 Kab. Ogan Komering Ulu (OKU)

1 1 1 10 6 6 22

7 Kab. Banyuasin 1 1 14 6 6 26 8 Kab. OKU Timur 1 1 7 6 13 9 Kab. OKU Selatan 1 1 9 6 15

10 Kab. Ogan Ilir 1 1 9 6 15 11 Kab. Empat Lawang 1 1 7 6 13 12 Kota Palembang 1 1 7 4 4 15 13 Kota Prabumulih 1 1 7 4 11 14 Kota Pagar Alam 1 1 7 4 11 15 Kota Lubuk Linggau 1 1 7 4 4 15

Total Kabupaten 15 8 10 0 148 42 72 20 282 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Page 20: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

20

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

di lapangan, antara lain:

a. Terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan pemahaman

kelompok wanita tentang pengelolaan pemanfaatan pekarangan

dan administrasi kelompok yang baik.

b. Masih kurangnya tingkat kesadaran kelompok wanita maupun

masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan rumah untuk

memenuhi gizi keluarga.

c. Terbatasnya pengetahuan pendamping desa/penyuluh dalam

membimbing kelompok wanita.

Beberapa hal yang dilakukan untuk mengantisipasi

permasalahan yang dihadapi adalah:

a. Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada kelompok

wanita dan masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan

pekarangan untuk penyediaan pangan dan memenuhi gizi

keluarga.

b. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan memotivasi kelompok

wanita dan masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan

pekarangan.

c. Meningkatkan pengetahuan SDM pendamping desa/penyuluh

melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan lain-lain.

3.1.5 Provinsi Bangka Belitung

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 34 yang cakupan wilayahnya di 6

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 34

desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Bangka

Belitung. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 21: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

21

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Tabel 6. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bangka Belitung

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Belitung 1 1 2 6 8

2 Kab. Bangka 1 1 1 6 6 6 18

3 Kab. Bangka Barat 1 1 2 6 8

4 Kab. Bangka Tengah 1 1 1 3 6 6 15

5 Kab. Bangka Selatan 1 1 1 4 6 6 16

6 Kab. Belitung Timur 1 1 1 3 6 6 15

7 Kota Pangkal Pinang 1 1 1 3 4 4 11

8 Total Kabupaten 7 6 6 0 23 34 34 0 91 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

di lapangan, antara lain:

1) Keterlambatan Pencairan Dana Bansos;

Pencairan dana Bansos seyogyanya masa pencairannya paling

lama pada Bulan Juni 2015, namun pencairan paling awal pada

periode Bulan Juli sehingga agak mempengaruhi pelaksanaan

kegiatan yang sudah di jadwalkan oleh kelompok di lapangan;

Pencairan dana Bansos KRPL umumnya jatuh pada saat musim

kemarau sehingga menjadi kendala untuk untuk pelaksanaan

kebun bibit, pekarangan individu dan demplot kelompok;

Perubahan RKKA yang sudah di susun oleh kelompok, misalnya

adanya rencana baru yang di usulkan dan di pandang perlu oleh

anggota dan masyarakat sekitar sehingga menyebabkan RKKA

yang sudah ada harus di revisi kembali;

2) Pendamping desa/kelurahan kurang memahami konsep KRPL;

3) Kurangnya Pro Aktif dari anggota KRPL di beberapa kelompok

suatu kabupaten/kota;

4) Pemanfaatan lahan pekarangan oleh perorangan atau kelompok

masih sebatas pelaksanaan kegiatan semata, belum berorentasi

untuk mengembangkannya menjadi usaha perorangan atau

kelompok;

5) Belum optimalnya usaha pengembangan pangan alternatif di lahan

pekarangan baik tanaman palawija maupun umbi-umbian;

Page 22: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

22

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

6) Kebiasaan serta mental masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang umumnya merupakan daerah pertambangan sudah

terbiasa ngelimbang atau ngendulang timah, juga merupakan salah

satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena di Bangka

Belitung khususnya ibu-ibu rumah tangga yang profesinya selain

dari pegawai swasta atau PNS, selain ngurusi keluarga dirumah

juga diselingi dengan pekerjaan ngendulang timah yang hanya

dilakukan beberapa jam dan dijual langsung menghasilkan uang,

sementara bercocok tanam dibutuhkan waktu yang relatip lebih

lama untuk menghasilkan.

Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang

dihadapi adalah:

1) Adanya koordinasi yang baik antara Provinsi dan Pusat secara

berkesinambungan;

Aparatur pemerintahan mulai dari Provisi, Kabupaten/Kota

kecamatan hingga desa harus peran aktif khususnya dalam

menentukan proses calon penerima/calon lokasi kegiatan P2KP

bagi penerima manfaat, sehingga kelompok wanita yang sudah

ditentukan/dibentuk dapat segera di SK-kan baik ditingkat desa,

kabupaten dan provinsi;

Seluruh pengurus, anggota kelompok dan penyuluh harus aktif

dan bersama-sama dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan

Kebutuhan Anggaran (RKKA). Kegiatan yang hendak

dilaksanakan serta kebutuhan barang yang akan di pakai

haruslah di sesuaikan dengan keadaan setempat, agar tepat

guna dan bernilai guna;

2) Selain pelatihan diadakan jadwal pertemuan rutin antara

Pendamping Desa/Kelurahan dengan Pendamping

Kabupaten/Kota membahas tentang Kegiatan KRPL,

permasalahan dan solusinya;

3) Memotivasi anggota kelompok, selain pertemuan rutin diadakan

juga arisan kelompok KRPL;

Page 23: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

23

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

4) Penyuluh harus dapat memotivasi para pengurus dan anggota

kelompok untuk dapat memanfaatkan pekarangan mereka menjadi

suatu usaha individu atau kelompok yang dapat menambah

pemasukan bagi rumah tangga mereka;

5) Memotivasi anggota agar lebih kreatif dan membuat percontohan

untuk kelompok dalam usaha meningkatkan pengetahuan anggota

dalam komoditas umbi-umbian;

6) Penyuluh beserta aparat provinsi dan kabupaten/kota bersama-

sama mengajak masyarakat khususnya kelompok wanita untuk

sedikit demi sedikit untuk lebih mendalami serta mengupayakan

pemanfaatan pekarangan sebagai modal utama bagi keluarga

memenuhi akan kebutuhan gizi keluarganya.

3.1.6 Provinsi Lampung

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 102 (86 dari APBN dan 16 dari APBN-P)

yang cakupan wilayahnya di 12 kabupaten/kota. Sedangkan untuk

lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 7

kabupaten/kota di Lampung. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 7. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Lampung

No

Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Lampung Selatan * 1 1 1 14 6 6 6 32 2 Kab. Lampung Tengah 1 1 1 9 6 6 21 3 Kab. Lampung Utara 1 1 1 12 6 6 24 4 Kab. Lampung Barat 1 1 12 6 6 24 5 Kab. Tulang Bawang 1 1 1 9 6 6 21 6 Kab. Tanggamus * 1 1 1 14 6 6 26 7 Kab. Lampung Timur 1 11 11 8 Kab. Way Kanan 1 1 10 6 16 9 Kab. Pesawaran 1 1 9 12 21

10 Kab. Pringsewu 1 1 1 7 6 6 19 11 Kab. Mesuji 1 1 7 12 19 12 Kab. Tlg Bawang Barat 1 1 1 7 6 6 19 13 Kota Bandar Lampung 1 1 10 4 14

Page 24: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

24

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No

Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

14 Kota Metro 1 1 8 8 16 15 Kab. Pesisir Barat

Total Kabupaten 14 7 12 1 139 42 86 16 283

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Secara teknis kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari tidak ada

kendala, karena konsep pemanfaatan pekarangan ini telah lama

dikenal oleh masyarakat, dan pendamping desa juga merupakan

tenaga penyuluh lapangan setempat yang telah banyak dikenal

masyarakat dan bergaul akrab dengan warga, hanya terganjal

masalah antara lain :

1. Kebiasaan warga yang menanam sayuran tidak didepan rumah,

melainkan disamping atau dibelakang rumah. Dan manajeman

pengolahan kebun bibit yang belum tepat sehingga seringkali bibit

tidak optimal dikarenakan sudah terlalu besar belum ditanam

dipekarangan dan ketersediaan bibit yang tidak sesuai dengan

waktu tanam. Penanaman ini pun terkendala dengan cuaca/musin

yang kurang pas untuk bercocok tanam, sementara untuk

penyiraman terkendala dengan ketersediaan air.

2. Dalam melaksanakan pendampingan kepada kelompok penerima

manfaat pendamping desa dan pengurus kelompok merasakan

kurangnya pemahaman mereka akan kegiatan ini secara teknis

akibat kurang adanya pelatihan kepada pendamping desa dan

pengurus kelompok.

3. Secara administrasi terdapat beberapa kendala seperti adanya

pergantian/mutasi pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) baik di Provinsi maupun

Kab/Kota, adanya pemotongan anggaran dan Dekonsentrasi (DK)

maupun Tugas Pembantuan (TP) disaat kelompok telah

ditetapkan serta ketidakharmonisan aparat kampung dengan

kelompok wanita penerima bansos karena berbagai kepentingan,

perspektif anggota kelompok wanita.

Page 25: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

25

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

4. Pengurus kelompok belum terampil dalam pembukuan

administrasi kelompok dan kesulitan dalam pemasaran pangan

lokal yang mereka miliki sehingga kelompok ragu bahkan enggan

untuk memproduksi kembali.

5. Dengan luas dan jauhnya letak desa penerima manfaat P2KP

serta terbatasnya petugas/pendamping baik provinsi maupun di

13 Kab/kota se Provinsi Lampung menyebabkan kurang

optimalnya proses identifikasi/verifikasi calon penerima manfaat,

pembinaan, monitoring dan evaluasi penerima manfaat P2KP.

3.1.7 Provinsi Bengkulu

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 74 (52 dari APBN dan 22 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 8 kabupaten/kota. Sedangkan

untuk lanjutan 2014 terdapat 28 desa/kelurahan/kelompok lama di 5

kabupaten/kota di Bengkulu. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 8. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bengkulu

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Bengkulu Utara * 1 1 1 11 6 8 25

2 Kab. Bengkulu Selatan 1 1 1 8 6 6 20

3 Kab. Rejang Lebong 1 1 3 6 9

4 Kab. Seluma 1 1 6 6 12

5 Kab. Kaur * 1 1 1 9 6 8 23

6 Kab. Muko - Muko 1 1 6 6 6 18

7 Kab. Lebong 1 1 3 6 6 15

8 Kab. Kepahiang 1 1 3 6 6 15

9 Kab. Bengkulu Tengah 1 1 5 6 11

10 Kota Bengkulu 1 1 3 4 4 11

11 Total Kabupaten 10 5 8 0 57 28 52 22 159 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

di lapangan, antara lain:

a. Verifikasi dan penetapan CPCL belum tepat waktu, yaitu pada

Page 26: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

26

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

bulan April, dimana seharusnya dilakukan pada bulan Januari-

Februari.

b. Penetapan penyuluh pendamping belum tepat waktu

c. Dukungan program/kegiatan dari instalasi lintas sektor belum

optimal.

d. Pembinaan oleh pendamping masih belum maksimal karena

berbagai hal: tidak berasal dari daerah setempat, tidak tinggal di

lokasi binaan, dan bahkan SDM dan pendamping sangat terbatas.

e. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten masih terbatas,

karena masih kurangnya personil, biaya, dan lain-lain.

f. Pengembangan komoditas dalam pemanfaatan lahan pekarangan

ada yang kurang berhasil karena adanya serangan hama/penyakit,

dan lain-lain, dan menyebabkan tanaman mati, tetapi tanpa diikuti

berita acara atau laporan.

g. Kurangnya perencanaan usaha kelompok dan analisis kelayakan

usaha.

h. Sebagian besar kelompok belum mengolah umbi-umbian menjadi

tepung-tepungan karena belum adanya permintaan yang kontinyu

dan masih kurangnya minat masyarakat untuk mengolah makanan

dari bahan yang berbasis pangan lokal.

i. Hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan masih banyak yang

belum dimanfaatkan untuk pengembangan B2SA bagi anak-anak

sekolah.

j. Pemanfaatan lahan pekarangan ada yang masih belum optimal

k. Masih kurangnya dukungan dana dari APBD I maupun APBD II.

Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang

dihadapi adalah:

a. Verifikasi dan penetapan CPCL tepat waktu pada bulan Januari-

Februari.

b. Penetapan penyuluh pendamping tepat waktu pada Januari-

Februari.

c. Koordinasi program kegiatan dengan instansi lintas sector perlu

Page 27: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

27

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

ditingkatkan terkait dengan perlunya persepsi yang sama.

d. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten perlu terus

ditingkatkan.

e. Pendamping diupayakan tinggal di lokasi binaan, atau dari

penduduk setempat.

f. Perlu adanya pelatihan baik bagi pendamping maupun anggota

kelompok.

g. Tanaman yang mati seharusnya dibuatkan berita acara atau

laporan serta perencanaan usaha kelompok.

h. Perlu ditingkatkan hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan.

i. Identifikasi lahan pekarangan yang akan dijadikan kebun

pekarangan kelompok dan sosialisasi.

3.1.8 Provinsi Jambi

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 62 yang cakupan wilayahnya di 8

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 54

desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Jambi. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jambi

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Batanghari 1 1 1 8 6 6 20

2 Kab. Tanjung Jabung Barat

1 1 1 10 6 6 22

3 Kab. Bungo * 1 1 1 13 6 10 29

4 Kab. Sarolangun 1 1 8 6 14

5 Kab. Kerinci * 1 1 1 12 6 10 28

6 Kab. Merangin 1 1 8 6 14

7 Kab. Tanjung Jabung Timur *

1 1 1 13 6 6 25

8 Kab. Tebo 1 1 8 6 14

9 Kab. Muaro Jambi * 1 1 1 11 8 10 29

10 Kota Jambi 1 1 8 4 12

11 Kota Sungai Penuh 1 1 8 8 16

Total Kabupaten 11 9 8 0 107 54 62 0 223 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Page 28: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

28

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di

lapangan, antara lain:

a. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan sangat berdampak pada

tidak adanya perubahan pola konsumsi di rumah tangga

kelompok sasaran.

b. Kondisi di lapangan belum memperhatikan bagaimana supaya

keberadaan tanaman dan ternak yang mereka pelihara tetap

berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang dalam

memenuhi kebutuhan pangan anggota keluarganya.

c. Kecenderungan pemahaman anggota kelompok yang masih

berorientasi pada kegiatan proyek yang habis satu tahun

anggaran merupakan salah satu penyebab bahwa kegiatan yang

didanai tahun 2013 tidak berlanjut/lestari.

d. Ketergantungan anggota kelompok terhadap bantuan yang

disalurkan dan kurangnya pembinaan oleh beberapa pendamping

juga menjadi penyebab kurang maksimalnya pelaksanaan

optimalisasi pemanfaatan pekarangan anggota.

e. Anggota KWT belum terbiasa menjual kelebihan hasil

pekarangannya untuk dijadikan sebagai tambahan penghasilan,

sehingga berdampak pada kurangnya semangat dalam

mengelola kegiatan serta kebingungan dalam melanjutkan

kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

f. Secara teknis, masih ada beberapa kelompok di Kabupaten/Kota

yang belum memperhatikan letak bangunan kebun bibit, tinggi

bangunan green house KBD serta presentase naungan (ukuran

paranet) sehngga pertumbuhan bibit di green house banyak yang

tumbuh dalam kondisi abnormal, vigor rendah dan mengalami

etiolasi akibat kurangnya pencahayaan.

Page 29: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

29

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang

dihadapi adalah:

a. Pembenahan administrasi pertanggungjawaban, pembukuan

keuangan yang mengacu pada Rencana Kegiatan dan Kebutuhan

Anggaran (RKKA) yang masih perlu diperbaiki.

b. Kelompok-kelompok sasaran yang belum merealisasikan

kegiatan sesuai dengan ketentuan dalam pedoman pelaksanaan,

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, supaya

memperbaikinya dengan dana yang ada atau menambah dari

swadaya kelompok.

c. Sangat diperlukan perubahan pola pengelolaan agar seluruh

rangkaian kegiatan P2KP melalui Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) dapat berlanjut dan berkesinambungan.

d. Diperlukan keseriusan aparat dalam memahami konsep dan

ketentuan KRPL yang ada untuk mensukseskan pelaksanaan

kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3.1.9 Provinsi Banten

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Dengan konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL

sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk

tahun 2015 sebanyak 40 (30 dari APBN dan 10 dari APBN-P) yang

cakupan wilayahnya di 6 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan

2014 terdapat 20 desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota

di Banten. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Banten

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Serang 1 1 9 6 15

2 Kab. Pandeglang * 1 1 1 13 6 6 6 31

3 Kab. Lebak 1 1 1 10 6 6 4 26

4 Kab. Tangerang 1 10 10

5 Kota Tangerang 1 1 6 4 10

Page 30: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

30

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

6 Kota Serang 1 1 8 4 12

7 Kota Tangerang Selatan

1 1 10 4 14

8 Kota Cilegon 1 1 1 6 4 4 14

9 Total Kabupaten 8 4 6 0 72 20 30 10 132 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat permasalahan-permasalahan

yang dihadapi, antara lain:

Secara struktural lembaga ketahanan pangan belum terbentuk di

seluruh kabupaten/kota. Di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang

sudah terbentuk belum didukung dengan sumberdaya manusia yang

proporsional dan profesional. Keadaan ini berdampak pada

kurangnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah terhadap

program diversifikasi pangan.

Pemahaman pangan lokal sebagai pangan alternative disamping

beras belum secara utuh dipahami sebagai pangan yang punya

potensi ekonomi dan social yang berdampak positif terhadap

produktivitas petani lokal

Ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah masih dirasakan

sebagai kebutuhan, hal ini berdampak terhadap rasa memiliki pada

program yang diluncurkan belum optimal

Jumlah penerima bantuan jauh lebih besar dibandingkan dengan

kekuatan anggaran yang dimiliki sehingga proses seleksi calon

penerima harus lebih obyektif

Perbedaan visi, misi dan kekuatan anggaran antara provinsi dan

kabupaten/kota berdampak pada sulitnya sinkronisasi dan

penyamaan program.

Ada beberapa kegiatan P2KP yang tidak terserap dikarenakan

keterbatasan waktu, efisiensi anggaran dan penyesuaian tarif

Standar Biaya Umum APBN 2015

.Kelompok wanita beranggotakan minimal 15 rumah tangga,

berdomisili ada yang tidak berdekatan sehingga tidak membentuk

kawasan

Page 31: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

31

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Masih terlihat lahan kosong di sekitar kawasan.

Semua memiliki kelembagaan yang sah, struktur organisasi yang

jelas dan diketahui kepala desa namun belum berbadan hukum

(akte Notaris), saran masuk anggota koperasi KWT Ketapang.

Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit dan demplot kelompok

(tidak menyewa) ada yang belum memiliki surat

pengesahan/persetujuan penggunaan lahan milik orang lain Mampu

mengelola keuangan kelompok dan melaksanakan kegiatan secara

berkesinambungan (bagaimana dg rak dan polybagnya sdh kosong

baru berumur 3 bulan)

Pembuatan KBD yang salah terutama atapnya (asbes), nama

bangunan ada yang bukan KBD, KBD kosong.

Masih ada Demplot yang kosong (sekali panen kmd ditinggalkan).

Polybag dan rak vertikultur banyak yang kosong (baru 2 bulan).

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP yang dilakukan

antara lain :

1. Promosi Iklan layanan masyarakat dalam rangka Percepatan

Diversifikasi Pangan melalui media

2. Pencetakan Media Promosi dalam rangka Percepatan Diversifikasi

Pangan

3. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Berbasis Pangan Lokal

4. Promosi P2KP melalui Pameran meliputi :

Pameran Pangan Lokal di acara HUT Banten

Pameran Pangan Lokal dalam rangka Festival Anyer di Tanjung

Tum Anyer

Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia

Pameran Gelar Pangan Nusantara

Pameran – Pameran Lokal lain nya

5. Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (

P2KP )

Page 32: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

32

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Koordinasi Percepatan Diversifikasi Pangan

Bintek Percepatan Diversifikasi Pangan

Sosialisai P2KP di lembaga formal dan non formal

3.1.10 Provinsi Jawa Barat

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 152 (84 dari APBN dan 68 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 17 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 66

desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Jawa

Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Barat

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Bogor 1 1 14 6 6 26

2 Kab. Sukabumi* 1 1 1 10 6 10 26

3 Kab. Cianjur 1 1 1 12 6 6 24

4 Kab. Bekasi 1 1 12 6 18

5 Kab. Karawang 1 12 12

6 Kab. Purwakarta 1 1 1 12 6 6 24

7 Kab. Subang 1 1 12 6 6 24

8 Kab. Bandung 1 1 1 12 6 6 6 30

9 Kab. Sumedang 1 1 14 6 20

10 Kab. Garut 1 1 18 6 24

11 Kab. Tasikmalaya 1 1 12 6 6 24

12 Kab. Ciamis * 1 1 14 6 20

13 Kab. Cirebon * 1 1 1 16 6 6 6 34

14 Kab. Kuningan 1 1 10 6 16

15 Kab. Indramayu * 1 1 1 20 8 6 6 40

16 Kab. Majalengka 1 1 12 6 6 24

17 Kab. Bandung Barat 1 1 14 6 6 26

18 Kota Bandung 1 1 12 4 16

19 Kota Bogor * 1 1 14 4 18

20 Kota Sukabumi 1 10 10

21 Kota Tasikmalaya 1 1 12 4 16

22 Kota Banjar 1 1 10 4 14

23 Kota Bekasi 1 1 10 4 14

24 Kota Cimahi 1 10 10

25 Kota Cirebon 1 1 12 8 4 24

Page 33: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

33

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

26 Kota Depok 1 12 12

Total Kabupaten 26 11 14 3 328 66 84 68 546 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi P2KP

Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Jawa Barat dilakukan melalui

kegiatan pameran baik di tingkat provinsi maupun nasional serta

lomba cipta menu.

3.1.11 Provinsi DKI Jakarta

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Tidak ada desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 8

desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota di DKI Jakarta.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi DKI Jakarta

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kepulauan Seribu 1 6 6

2 Jakarta Selatan 1 1 6 2 8

3 Jakarta Barat 1 6 6

4 Jakarta Pusat 1 1 6 2 8

5 Jakarta Timur 1 1 6 2 8

6 Jakarta Utara 1 1 6 2 8

7 Total Kabupaten 6 4 0 36 8 44 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi P2KP

Kegiatan promosi P2KP di Provinsi DKI Jakarta dilakukan melalui

Gerakan atau Kampanye P2KP di seluruh wilayah Kota

Administrasi, Lomba Cipta Menu B2SA, Pameran P2KP,

pembuatan poster, backdrop dan banner serta sosialisai Pola

Konsumsi Pangan B2SA di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

seluruh wilayah Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta.

Page 34: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

34

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

c. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

kegiatan P2KP antara lain sebagai berikut:

i. Kurangnya sosialisasi, promosi dan edukasi kepada, masyarakat

luas tentang Program Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan terutama kepada para ibu-ibu, anggota PKK,

ibu-ibu anggota pengajian dan lain-lain.

ii. Kurangnya kesadaran masyarakat tentangmenu makanan yang

Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman terhadap tingkat

kesehatan individu dan masyarakat.

iii. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya

mengembangkan pangan lokal yang bermanfaat bagi kesehatan

masyarakat

iv. Kurangnya kesadaran terhadap pengetahuan gizi dan menu

seimbang

v. Musim kemarau yang cukup panjang sampai bulan September,

sehingga kegiatan lanjutan P2KP tahun 2013 agak terhambat,

banyak tanaman yang mati, demplot dabn KBD kurang berjalan

sebagaimana yang diharapkan.

Dari berbagai permasalahan yang dihadapi, beberapa upaya yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

i. Perlunya peningkatan dan percepatan dukungan terhadap

upaya sosialisasi, promosi dan edukasi yang terus-menerus

kepada individu dan kelompok sasaran dalam memperkenalkan

program P2KP dengan segala aktivitas pendukungnya.

ii. Memberikan pengertian, himbauan dan ajakan kepada seluruh

anggota masyarakat dengan berbagai metoda penyuluhan

dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang menu

makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.

iii. Mengupayakan dan menghimbau teru-menerus tentang

pengembangan pangan lokal khususnya pada masyarakat

Provinsi DKI Jakarta

Page 35: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

35

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

iv. Melakukan sosialisasi program P2KP pada tingkat kelurahan

sampai kepada tingkat masyarakat

3.1.12 Provinsi Jawa Tengah

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 328 (254 dari APBN dan 74 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 32 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 146

desa/kelurahan/kelompok lama di 24 kabupaten/kota di Jawa

Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Jawa Tengah

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Semarang 1 1 1 20 6 6 6 38

2 Kab. Kendal 1 1 20 12 32

3 Kab. Demak 1 1 1 18 6 6 30

4 Kab. Grobogan * 1 1 1 22 8 10 6 46

5 Kab. Pekalongan 1 1 40 12 52

6 Kab. Batang 1 1 25 6 31

7 Kab. Tegal 1 1 1 25 6 6 6 43

8 Kab. Brebes * 1 1 1 22 6 10 38

9 Kab. Pati 1 1 20 12 32

10 Kab. Kudus 1 1 1 16 6 6 28

11 Kab. Pemalang 1 1 1 25 6 6 37

12 Kab. Jepara 1 1 16 12 28

13 Kab. Rembang 1 1 1 20 6 6 6 38

14 Kab. Blora 1 1 1 20 6 6 6 38

15 Kab. Banyumas * 1 1 1 18 8 10 6 42

16 Kab. Cilacap 1 1 20 6 6 32

17 Kab. Purbalingga * 1 1 1 22 6 10 6 44

18 Kab. Banjarnegara 1 1 1 14 6 6 6 32

19 Kab. Magelang * 1 1 1 22 8 10 40

20 Kab. Temanggung 1 1 1 14 6 6 26

21 Kab. Wonosobo 1 1 1 14 6 6 26

22 Kab. Purworejo* 1 1 20 6 26

23 Kab. Kebumen * 1 1 1 22 6 10 38

24 Kab. Klaten 1 1 16 6 22

25 Kab. Boyolali 1 1 14 12 26

26 Kab. Sragen * 1 1 1 20 6 10 6 42

27 Kab. Sukoharjo * 1 1 1 20 6 10 36

Page 36: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

36

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

28 Kab. Karanganyar 1 1 18 12 6 36

29 Kab. Wonogiri * 1 1 1 22 8 10 40

30 Kota Semarang 1 1 14 4 4 22

31 Kota Salatiga 1 1 1 7 4 4 15

32 Kota Magelang 1 1 6 4 10

33 Kota Pekalongan 1 1 1 10 4 4 18

34 Kota Tegal 1 1 5 4 4 13

35 Kota Surakarta 1 1 5 4 9

Total Kabupaten 35 24 32 0 632 146 254 74 1.106 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan

di 4 (empat) kabupaten di tahun 2016. Lokasi Kegiatan Model

Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L) Provinsi Jawa

Tengah yaitu:

Kelompok Mutiara Baru

Desa Plumbon, Kec. Karangsambung, Kab. Kebumen

Kelompok Bimo Caf

Desa Johunut. Kec. Paranggupito, Kab. Wonogiri

Kelompok Purwo Mandiri

Desa Purwosari, Kec.Wonoboyo, Kab. Temanggung

Kelompok Pondok Pesantren Darur Rudwan ”Alfadholi”

Desa Ngablak, Kecamatan Cluak Kabupaten Pati.

Kelompok Maju Jaya

Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Purwodadi

c. Sosialisasi dan Promosi P2KP

Promosi Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan melalui penyelenggraan acara Gerakan Percepatan

Konsumsi Pangan juga melalui pembuatan Leaflet, Billboard dan

Banner, Promosi melalui Audio visual, siaran radio, dan Pameran.

Page 37: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

37

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.1.13 Provinsi DI. Yogyakarta

a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 12

desa/kelurahan/kelompok lama di 2 kabupaten/kota di DI

Yogyakarta. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi D.I Yogyakarta

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Bantul 1 1 10 6 16

2 Kab. Sleman 1 1 10 6 16

3 Kab. Gunung Kidul * 1 1 1 10 6 6 22

4 Kab. Kulonprogo 1 1 8 6 10 24

5 Kota Yogyakarta 1 8 8

6 Total Kabupaten 5 2 2 1 46 12 12 16 86 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

pengembangan KRPL di DI. Yogyakarta antara lain sebagai

berikut:

i. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima

manfaat untuk melaksanakan pemanfaatan pakarangan melalui

konsep KRPL masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

Apabila pendampingan tidak intensif, kecenderungan untuk tidak

melanjutkan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan setelah

tanaman (terutama tanaman sayuran) mereka panen masih ada,

sehingga di beberapa kelompok wanita penerima manfaat P2KP

terutama kelompok yang sudah berjalan 2 tahun tidak terlihat

sebaik pada saat pelaksanaan kegiatan P2KP tahun pertama.

ii. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP

dibeberapa kelompok wanita masih belum optimal, hal ini terlihat

dari aktifitas pemanfaatan pekarangan model KRPL yang mulai

Page 38: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

38

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

menurun dibanding tahun pertama ketika kelompok wanita

melaksanakan kegiatan.

iii. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik

iv. Musim kemarau yang panjang, mengganggu proses kegiatan

pemanfaatan di kelompok, sehingga terdapat beberapa

kelompok wanita tani yang menunda penanaman di pekarangan,

menunggu setelah ada hujan.

Untuk itu upaya-upaya uang dilakukan untuk mengatasi

permasalahan tersebut antara lain dengan:

i. Mengoptimalkan kegiatan pertemuan kelompok untuk

membahas masalah/kegiatan optimalisasi pemanfaatan

pekarangan dimasing-masing kelompok

ii. Mengoptimalkan pembinaan/pendampingan terhadap kelompok

wanita penerima manfaat P2KP oleh penyuluh

pertanian/pendamping P2KP desa

iii. Melakukan koordinasi rutin dengan penyuluh

pertanian/pendamping desa P2KP di masing-masing

kabupaten/kota dan dalam setiap pertemuan masing-masing

penyuluh dimintai laporan hasil pembinaan maupun

perkembangan kelompok yang dalam binaannya.

b. Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L)

Kegiatan MP3L tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan tahun

2014, dengan lokasi unit percontohan yang berada di UKM

SRIOCA, yang berlokasi di Dusun Tulung, Desa Srihardono,

Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Dalam pelaksanaannya,

kegiatan MP3L di DI. Yogyakarta menghadapi berbagai

permasalahan, antara lain:

a. Kapasitas/kemampuan alat (ekstruder) maupun tenaga kerja

pengelola MP3L masih sangat terbatas, sehingga belum mampu

memenuhi permintaan pasar dan apabila dimasa mendatang

harus mengimbangi Raskin masih dirasa berat, karena dengan

Page 39: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

39

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

kemampuan yang terbatas harus memenuhi kebutuhan pangan

RTS di Kabupaten Bantul, khususnya RTS di Kecamatan

Pundong.

b. Biaya kemasan untuk produk pangan MP3L masih cukup tinggi,

sehingga akan menambah harga pangan dimaksud, hal ini

dikarenakan biaya cetak kemasan masih mahal dan jumlah

cetaknya masih dalam jumlah terbatas.

c. Belum semua produk tepung tapioka yang dihasilkan di

Kabupaten Bantul kualitasnya baik sebagai bahan pembuatan

mie kering di lokasi MP3L, sehingga tidak menutup

kemungkinan pengelola MP3L menggunakan tepung tapioka

dari luar Kabupaten Bantul agar kualitas produk mie kering bisa

diterima masyarakat konsumen.

d. Produk pangan MP3L berupa Mie SRIOCA belum mempunyai

hak patent/ hak cipta, sehingga bisa terjadi merk tersebut

dimanfaatkan/digunakan pelaku usaha lain.

Dari permasalahn-permasalahan yang ada tersebut, beberapa

upaya yang dilakukan adalah:

a. Meningkatkan kapasitas alat yang diimbangi dengan

kemampuan tenaga kerja (menambah alat yang berdaya

produksi lebih tinggi) yang diharapkan bisa difasilitasi

Pemerintah Kabupaten Bantul atau Pemerintah Provinsi DIY

melalui Dinas Perindagkopdan UKM dan meningkatkan

ketrampilan tenaga kerja yang ada di unit percontohan MP3L.

b. Perlunya unit percontohan MP3L difasilitasi alat pembuat

kemasan yang harganya terjangkau, sehingga nantinya bisa

memperoleh kemasan dengan harga lebih murah,

c. Perlu adanya peran serta instansi terkait termasuk Pemerintah

Kabupaten Bantul dalam memberikan fasilitasi, pendampingan

kepada UKM SRIOCA selaku pengelola MP3L, baik fasilitasi

modal, peralatan, dan pembinaan termasuk memperjuangkan

hak patent produk MP3L.

Page 40: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

40

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

d. Perlu peningkatan kualitas tepung tapioka yang dihasilkan oleh

para pelaku usaha produsen tepung tapioka di Kabupaten

Bantul sebagai bahan baku pembuatan mie kering produk

MP3L, sehingga UKM SRIOCA dapat memanfaatkan tepung

tapioka yang ada di Kabupaten Bantul

e. Perlu dipikirkan oleh Pemerintah kabupaten melalui instansi

yang berwenang untuk mendaftarkan hak cipta/hak paten mie

SRIOCA.

c. Promosi dan Sosialisasi P2KP

Kegiatan promosi yang telah dilaksanakan oleh Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan DIY adalah :

A. Gerakan atau Kampanye P2KP

Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP yahun 2015 di DIY

telah dilaksanakan dengan dana APBD 2015, berupa Gerakan

Pola Konsumsi Pangan Berimbang, Bergizi Seimbang dan

Aman (B2SA), pada tanggal 6 - 7 Mei 2015 yang

diselenggarakan di 4 kabupaten dan kota (kerjasama antara

BKPP DIY dengan Badan/Dinas/Kantor yang menangani fungsi

dan tugas ketahanan pangan di kabupaten/kota di DIY dan TP

PKK kabupaten/kota )

B. Lomba Cipta Menu B2SA

Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui :

1. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan

Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015

di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.

Kusumanegara No.2 Yogyakarta

2. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan

Sedunia (HPS) XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal

17 November 2015 di Palembang, Sumatera Selatan

3. Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam

rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal

Page 41: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

41

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

5 September 2015 di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2 Yogyakarta

C. Pameran P2KP

Kegiatan pameran telah dilaksanakan melalui :

1. Pameran Pangan Nusantara, pada tanggal 9 s/d. 12 Mei

2015 di Jogja Expo Centre (JEC) Jl. Janti Yogyakarta

2. Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian DIY, pada

tanggal bulan Juli 2015 di komplek Pertanian Jl.

Gondosuli No.6 Yogyakarta

3. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV

DIY pada tanggal 4 s/d. 6 September 2015 di Komplek

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.

Kusumanegara No.2 Yogyakarta

4. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV

Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 s/d. 20 Oktober

2015 di Palembang, Sumatera Selatan

3.1.14 Provinsi Jawa Timur

a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 12

desa/kelurahan/kelompok lama di 2 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Timur

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Gresik 1 1 8 6 6 20

2 Kab. Mojokerto 1 1 1 10 6 6 6 28

3 Kab. Sidoarjo 1 10 10

4 Kab. Jombang 1 1 1 12 6 6 24

5 Kab. Sampang 1 1 12 6 18

Page 42: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

42

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

6 Kab. Pamekasan 1 1 12 12 24

7 Kab. Sumenep 1 1 12 6 18

8 Kab. Bangkalan * 1 1 14 8 6 28

9 Kab. Bondowoso * 1 1 1 16 8 10 6 40

10 Kab. Situbondo * 1 1 1 16 6 10 6 38

11 Kab. Banyuwangi * 1 1 1 16 8 10 6 40

12 Kab. Jember 1 1 12 6 18

13 Kab. Malang 1 1 1 12 6 6 24

14 Kab. Pasuruan 1 1 10 6 16

15 Kab. Probolinggo * 1 1 1 14 8 8 30

16 Kab. Lumajang * 1 1 1 14 6 10 30

17 Kab. Kediri 1 1 10 12 22

18 Kab. Tulungagung 1 1 24 12 36

19 Kab. Nganjuk 1 1 1 10 6 6 6 28

20 Kab. Trenggalek 1 1 12 6 6 24

21 Kab. Blitar * 1 1 1 14 8 6 28

22 Kab. Madiun * 1 1 1 12 6 10 28

23 Kab. Ngawi * 1 1 1 12 6 10 28

24 Kab. Magetan 1 1 14 6 20

25 Kab. Ponorogo * 1 1 1 18 8 10 36

26 Kab. Pacitan * 1 1 1 14 8 10 6 38

27 Kab. Bojonegoro 1 1 14 6 20

28 Kab. Tuban 1 1 12 12 24

29 Kab. Lamongan 1 1 1 12 6 6 6 30

30 Kota Batu 1 1 1 8 4 4 16

31 Kota Blitar 1 1 8 4 12

32 Kota Madiun 1 1 1 0 4 4 4 12

33 Kota Malang 1 1 8 4 12

34 Kota Pasuruan 1 1 1 10 4 4 18

35 Kota Probolinggo 1 1 8 4 12

36 Kota Surabaya 1 1 10 4 14

37 Kota Mojokerto 1 1 8 4 4 16

38 Kota Kediri 1 1 1 12 4 4 20

Total Kabupaten 38 25 29 2 450 150 220 80 900 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

3.1.15 Provinsi Bali

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 34 (12 dari APBN dan 22 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota. Sedangkan

untuk lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6

kabupaten/kota di Bali. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 43: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

43

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Tabel 16. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bali

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Buleleng 1 1 6 6 12

2 Kab. Jembrana 1 1 4 6 10

3 Kab. Klungkung 1 1 7 6 6 19

4 Kab. Gianyar 1 1 4 6 10

5 Kab. Karangasem * 1 1 9 6 6 21

6 Kab. Bangli * 1 1 9 6 6 21

7 Kab. Badung 1 1 4 6 10

8 Kab. Tabanan 1 1 6 6 12

9 Kota Denpasar 1 0 4 4

Total Kabupaten 8 6 2 1 49 36 12 22 119 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL

dilaksanakan dengan kegiatan (1) pengadaan kebun bibit desa, (2)

pengembangan pekarangan anggota dan demplot kelompok, (3)

pengembangan kebun sekolah, dan (4) pengenalan dan

pengembangan menu B2SA. Dalam pelaksanaannya, permasalahan

yang dihadapi antara lain sebagai berikut:

a. Cuaca panas dan kemarau yang berkepanjangan sehingga

kesulitan mendapatkan air.

b. Masih adanya anggota KWT yang kurang paham tentang budidaya

tanaman dan pemupukan yang baik.

c. Masih kurangnya pemahaman dan peran aktif anggota dalam

pemanfaatan pekarangannya.

d. Kurangnya kesadaran masyarakat/anggota kelompok tentang

pentingnya mengkonsumsi pangan dengan menu B2SA.

e. Kurangnya kesadaran dan kemampuan anggota KWT untuk

menyebarluaskan kegiatan P2KP/KRPL.

3.1.16 Provinsi Nusa Tenggara Barat

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

Page 44: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

44

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

baru untuk tahun 2015 sebanyak 72 yang cakupan wilayahnya di

10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 36

desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Nusa

Tenggara Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara Barat

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Lombok Barat 1 1 6 12 18

2 Kab. Lombok Tengah 1 1 1 6 6 6 18

3 Kab. Lombok Timur * 1 1 1 11 6 6 23

4 Kab. Bima * 1 1 1 9 6 10 25

5 Kab. Sumbawa 1 1 1 8 6 6 20

6 Kab. Dompu * 1 1 1 10 6 6 22

7 Kab. Sumbawa Barat 1 1 1 11 6 6 23

8 Kab. Lombok Utara 1 1 4 12 16

9 Kota Mataram 1 1 8 4 12

10 Kota Bima 1 1 9 4 13

Total Kabupaten 10 6 10 0 82 36 72 0 190 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan P2KP di

lapangan antara lain:

i. Masyarakat di lokasi program P2KP Provinsi NTB umumnya

memiliki tingkat pengetahuan dan kesadaran yang rendah dalam

pemanfaatan pekarangan

ii. Tingkat keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan

masyarakat yang masih rendah

iii. Rendahnya pengetahuan dan ketrampilan pengurus kelompok

dalam manajemen dan pengadministrasian kelompok.

iv. Kurangnya kemampuan penyuluh pendamping P2KP dalam

kegiatan P2KP.

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

Kegiatan MP3L di Provinsi NTB dilaksanakan di Kabupaten

Lombok Timur dengan komoditas ubi kayu sebagai bahan bakunya

dan Kabupaten Dompu dengan komoditas jagung sebagai bahan

Page 45: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

45

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

bakunya. Produk yang telah dihasilkan adalah Beras Sasambo.

c. Promosi dan sosialisasi P2KP

Kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di Provinsi NTB

dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti pameran-pameran

produk pangan olahan yang berasal dari bahan baku lokal serta

menjalin kerjasama dengan tim penggerak PKK untuk mendukung

seluruh kegiatan P2KP.

3.1.17 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 7

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 50

desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Nusa Tenggara

Timur. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 18. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara Timur

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Kupang 1 2 2

2 Kab. Belu * 1 12 12

3 Kab. Timor Tengah Utara *

1 12 12

4 Kab. Timor Tengah Selatan

1 3 3

5 Kab. Alor * 1 12 12

6 Kab. Sikka * 1 1 3 6 9

7 Kab. Flores Timur 1 1 4 6 6 16

8 Kab. Ende * 1 1 6 6 12

9 Kab. Ngada 1 1 1 7 6 13

10 Kab. Manggarai * 1 1 12 6 18

11 Kab. Sumba Timur * 1 12 12

12 Kab. Sumba Barat 1 1 3 6 9

13 Kab. Lembata * 1 1 12 8 20

14 Kab. Rote Ndao 1 1 1 6 7

15 Kab.Manggarai Barat 1 1 2 6 8

16 Kab. Nagekeo 1 1 1 2 6 6 14

17 Kab. Sumba Tengah 1 1 2 6 8

18 Kab. Sumba Barat Daya 1 1 1 4 6 10

19 Kab. Manggarai Timur 1 1 1

20 Kota Kupang 1 2 2

21 Kab. Sabu Raijua 1 2 2

Page 46: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

46

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

22 Kab. Malaka 1 6 6

23 Total Kabupaten 21 9 7 0 116 50 42 0 208 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di

lapangan antara lain:

1. Belum semua kabupaten menyusun petunjuk teknis kegiatan

sehingga permasalahan teknis lapangan sering menjadi kendala

dalam proses pelaksanaan kegiatan.

2. Hal yang telah diatur di dalam Pedoman dan atau Petunjuk

Pelaksanaan (misalnya pelaporan : sesuai dengan ketentuan dari

kelompok/desa ke Kabupaten per bulan, dari Kabupaten ke

Provinsi per triwulan dan dari Provinsi ke Pusat per semester)

belum semua dilaksanakan dan ditindaklanjuti ditingkat

Kabupaten maupun tingkat kelompok.

3. Pembukuan/administrasi kelompok belum tertata dengan baik.

4. Sumber daya manusia yang dimiliki terbilang lemah, dimana

sebagian besar anggota kelompok hanya lulusan Sekolah Dasar

maupun tidak bersekolah sehingga penyerapan teknologi masih

jauh dari harapan. Rendahnya SDM ini sangat berpengaruh

terhadap pencapaian program secara optimal.

5. Pendampingan dari petugas pendamping masih sangat kurang

disebabkan karena para petugas pendamping sebagian besar

tidak menetap di Desa sehingga tidak dilakukannya

pendampingan dengan baik. Dengan demikian anggota kelompok

tidak mengetahui secara pasti kegiatan apa yang akan dilakukan

atau dengan kata lain anggota melakukan kegiatan secara

otodidak sejauh pengetahuan dan kemampuan anggota. Hal ini

yang turut menjadi alasan kegiatan tidak berjalan dengan baik.

6. Pemanfaatan lahan pekarangan/demplot belum optimal karena

terbatasnya sumber air.

7. Ada sebagian anggota kelompok yang tidak mengkonsumsi jenis

Page 47: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

47

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

sayuran dan buah tertentu terkait adat istiadat.

8. Belum optimal peran pendamping terhadap pelaksanaan kegiatan

di setiap kelompok pelaksana.

9. Belum optimal pelaksanaan pendampingan oleh petugas di

tingkat kabupaten karena terbatasnya sarana parasarana dan

pelaksanaan tugas rangkap.

10. Belum semua kelompok terjangkau listrik sehingga alat

pengolahan yang menggunakan listrik tidak dapat

dioperasionalkan.

Upaya pemecahan permasalahan tersebut di atas adalah sebagai

berikut :

1. Kabupaten wajib menyusun petunjuk teknis kegiatan sehingga

mengakomodir jalan keluar dari permasalahan teknis di lapangan

sehingga tidak menjadi kendala dalam operasionalisasi kegiatan

lebih lanjut.

2. Semua komponen yang terlibat dalam kegiatan P2KP/KRPL mulai

dari kelompok, pendamping dan penanggungjawa kegiatan di

tingka kabupaten harus mentaati aturan yang telah ditetapkan di

dalam Pedoman/Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan.

3. Perlu adanya pendampingan yang intensif dan pelatihan

pembukuan bagi kelompok.

4. Diperlukan suatu pelatihan sehingga dapat menunjang SDM dari

anggota pelaksana sehingga dapat menyerap

pengetahuan/teknologi dalam pelaksanaan kegiatan.

5. Perlu adanya kesadaran dari para petugas pendamping dalam

melaksanakan tugasnya untuk mendampingi pelaksanaan

kegiatan oleh anggota kelompok. Dengan adanya kesadaran

untuk menampingi secara kontinyu maka diharapkan agar

anggota kelompo dapat difasilitasi dengan pengetahuan yang

baik dalam menjalankan kegiatan program;

6. Penggunaan mulsa pada areal pertanaman dan atau menyiram

tanaman dengan sistem irigasi tetes.

Page 48: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

48

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

7. Terkait adat istiadat dari beberapa masyarakat maka diharapkan

agar masyarakat tersebut dapat menanam jneis sayuran dan

buah yang lain untuk dapat dikonsumsi. Sedangkan jenis

sayuran/buah yang dipantang/pamali dapat ditanam yang

kemudian hasilnya dijual pada konsumen. Dengan demikian

maka akan mendapatkan keuntungan pendapatan bagi keluarga

dan juga perubahan status gizi bagi anggota keluarga.

8. Melakukan koordinasi dan pendekatan dengan pendamping,

koordiantor kecamatan melalui tim teknis kabupaten.

9. Monitoring dan pembinaan perlu ditingkatkan dengan dukungan

dana APBD II.

10. Operasionalisasi alat perlu dimusyawarahkan dengan baik.

3.1.18 Provinsi Kalimantan Timur

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru

untuk tahun 2015 sebanyak 34 (18 dari APBN dan 16 dari APBN-P)

yang cakupan wilayahnya di 5 kabupaten/kota. Sedangkan untuk

lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6

kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 19. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Timur

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Paser 1 1 6 6 12

2 Kab. Berau 1 1 8 6 14

3 Kab. Kutai Barat 1 1 6 6 12

4 Kab. Kutai Timur 1 1 10 6 16

5 Kab. Penajem Paser Utara

1 6 6

6 Kab. Kutai Kertanegara 1 1 10 6 6 22

7 Kota Samarinda 1 1 3 4 7

8 Kota Balikpapan 1 6 6

9 Kota Bontang 1 6 6

Total Kabupaten 9 1 3 2 61 6 18 16 101 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Page 49: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

49

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di

lapangan antara lain:

a. Jauhnya transportasi penerima bantuan sosial (bansos) sehingga

pengurusan pembuatan rekening, pembukuan kelompok dan

penyampaian kegiatan kerja sering terlambat.

b. Kemampuan teknis mengenai benih, mempersiapkan media

tanaman terbatas, sehingga pertumbuhan tanaman tidak seram

c. Faktor alam , seperti banjir dan kemarau menjadi kendala dalam

proses penanaman.

d. Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tantang menu

B2SA

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

yang ada antara lain:

a. Aparat Kabupaten sebagai kepanjangantangan dari provinsi

sebagai pelaksana turun langsung ke kelompok penerima manfaat

sehingga dalam pengurusan berkas dapat sesuai dengan rencana

dan jadwal.

b. Melakukan pelatihan teknis budidaya tanaman dalam pot,

khususnya komoditas sayuran bagi kelompok wanita sebagai bekal

melaksanakan kegiatan P2KP.

c. Pendamping Kab/Kota lebih aktip lagi memberikan penyuluhan

maupun sosialisasi kepada kelompoknya.

d. Kampanye / promosi maupun sosialisasi memakan pangan yang

berbahan baku lokal khas daerah setempat maupun menu B2SA.

3.1.19 Provinsi Kalimantan Selatan

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 122 (94 dari APBN dan 28 dari

APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 13 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 42

Page 50: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

50

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

desa/kelurahan/kelompok lama di 7 kabupaten/kota di Kalimantan

Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Selatan

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Banjar 1 1 12 6 18

2 Kab. Tanah Laut * 1 1 1 15 6 10 6 37

3 Kab. Tapin * 1 1 1 15 6 10 31

4 Kab. Hulu Sungai Selatan

1 1 10 6 16

5 Kab. Hulu Sungai Tengah

1 1 1 13 6 6 25

6 Kab. Barito Kuala * 1 1 1 13 6 6 25

7 Kab. Tabalong * 1 1 1 15 6 10 31

8 Kab. Kota Baru * 1 1 1 12 6 10 6 34

9 Kab. Hulu Sungai Utara 1 1 8 6 14

10 Kab. Tanah Bumbu 1 1 1 12 6 6 6 30

11 Kab. Balangan 1 1 14 6 20

12 Kota Banjar Baru 1 1 11 4 4 19

13 Kota Banjarmasin 1 1 10 8 6 24

Total Kabupaten 13 7 13 0 160 42 94 28 324 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP

Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan

Selatan dilaksanakan melalui kegiatan lomba cipta menu B2SA,

pameran peringatan Hari Pangan Sedunia, seminar, serta

pemberian makanan pangan lokal ke SD/MI pada 13

kabupaten/kota.

c. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

Permasalahan yang terdapat di lapangan antara lain adalah:

i. Tidak semua anggota memanfaatkan lahan pekarangan untuk

tanaman pangan/horti, pemeliharaan ternak/unggas dan

pemeliharaan ikan (belum terintegrasi)

ii. Setelah 1 – 2 kali pertanaman lahan kurang dimanfaatkan/tidak

dilakukan penanaman kembali karena kurangnya peran aparat

desa, petugas pendamping dalam memotivasi dan

Page 51: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

51

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

menggerakkan kelompok/masyarakat

iii. Sebagian kelompok ada kebun bibit desa lebih berfungsi untuk

membesarkan tanaman daripada untuk pembuatan bibit

tanaman, sehingga bibit tanaman di KBD tidak selalu tersedia

iv. Ada sebagian pelaksanaan demplot sebagai percontohan tidak

berkelanjutan

v. Sebagian besar kelompok belum mengembangkan pengolahan

hasil dan belum ada pengembangan kelompok baik di desa itu

sendiri maupun ke desa lain

vi. Umumnya buku administrasi sudah ada, tetapi belum diisi

sesuai dengan perkembangan kegiatan dan laporan secara

berjenjang belum berjalan dengan baik

vii. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukan sebagian besar

kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) masih

menghadapi berbagai permasalahan yang memerlukan kerja

keras untuk bisa mencapai target program konsumsi pangan

yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)

viii. Permasalahan dan tantangan dalam mengembangkan

konsumsi pangan terutama pada pola kebiasaan (budaya)

masyarakat yang masih belum terbiasa mengkonsumsi sayur

dan buah serta umbi-umbian, demikian pula dalam

mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah/porsi yang

seimbang

ix. Faktor ketersediaan kelompok pangan juga mempengaruhi

pola konsumsi, karena jenis pangan yang banyak tersedia dan

terjangkau daya beli di wilayah tertentu akan sangat besar

dikonsumsi seperti beras dan jenis sayuran daun singkong,

kacang panjang, kangkung, terong, tomat dan buah pisang.

Dalam pelaksanaanya berbagai upaya untuk mengatasi

permasalahan yang ada antara lain dengan:

i. Secara bertahap lahan pekarangan dimanfaatkan secara

terintegrasi

Page 52: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

52

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

ii. Pemanfaatan pekarangan dilaksanakan secara terus

menerus/berkelanjutan dengan melibatkan peran BKP, Kepala

Desa, Tim penggerak PKK dan Tokoh Masyarakat

iii. Kebun Bibit Desa dikelola bersama oleh kelompok sehingga

dapat berfungsi dalam penyediaan bibit tanaman

iv. Demplot dilaksanakan dengan dukungan keluarga

v. Perlu pengembangan pengolahan pangan lokal atau

peningkatan wawasan bagi petugas dan KWT serta

penyebaran informasi/sosialisasi oleh petugas, aparat desa,

PKK, tokoh masyarakat dan pendampingan harus lebih intensif

dan cintinue

vi. Tertib administrasi, pencatatan dan pelaporan yang baik

merupakan hal yang tidak bisa diabaikan untuk pencapaian

tujuan dan sasaran yang maksimal, untuk itu kerjasama aparat

dan kelompok penerima manfaat dalam pelaporan dan

pencatatan adalah sangat penting dan merupakan titik kritis

kegiatan dan pembuatan laporan harus sesuai ketentuan

vii. Keterpaduan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi agar

ditingkatkan melalui kegiatan dan pertemuan baik antar SKPD

terkait di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi

viii. Kegiatan penyuluhan pola konsumsi pangan yang beragam,

bergizi, seimbang dan aman perlu ditingkatkan baik pada

kelompok wanita pelaksana kegiatan P2KP maupun

masyarakat umum.

ix. Perlunya meningkatkan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan

Pekarangan sehingga masyarakat menyadari bahwa lahan

pekarangan dapat dimanfaatkan menjadi sumber pangan

seperti sayur dan buah serta protein dan gizi bagi keluarga.

3.1.20 Provinsi Kalimantan Tengah

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

Page 53: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

53

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

baru untuk tahun 2015 sebanyak 104 yang cakupan wilayahnya di

13 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 34

desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Tengah

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Kapuas 1 1 12 6 18

2 Kab. Barito Utara * 1 1 1 10 6 10 26

3 Kab. Barito Selatan 1 1 1 9 6 6 21

4 Kab. Kotawaringin Timur

1 1 11 6 6 23

5 Kab. Kotawaringin Barat 1 1 1 6 6 6 18

6 Kab. Katingan 1 1 8 6 14

7 Kab. Seruyan 1 1 8 12 20

8 Kab. Sukamara 1 1 8 6 6 20

9 Kab. Lamandau 1 1 8 6 6 20

10 Kab. Gunung Mas 1 1 8 6 14

11 Kab. Pulang Pisau 1 1 1 9 6 6 21

12 Kab. Murung Raya 1 1 8 6 14

13 Kab. Barito Timur 1 1 11 6 17

14 Kota Palangkaraya 1 1 1 6 4 4 14

14 Total Kabupaten 14 6 12 1 122 34 80 24 260 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

3.1.21 Provinsi Kalimantan Utara

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015

merupakan alokasi dana APBN-P. Sasaran

desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 24

yang cakupan wilayahnya di 4 kabupaten/kota. Adapun rinciannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Utara

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Bulungan 1 1 8 6 14

2 Kab. Nunukan 1 0 6 6

3 Kab. Malinau 1 1 6 6 12

4 Kab. Tana Tidung 1 1 6 6 12

Page 54: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

54

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

5 Kota Tarakan 1 6 6

5 Total Kabupaten 4 4 26 0 24 50 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP

Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015

mendapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Promosi melalui Brosur/Leaflet dan Buklet Pangan Lokal

Pembuatan Leaflet dengan judul “Ayo Manfaatkan Pekarangan

Untuk Ketahanan Pangan Keluarga” dan "Waspadalah

Terhadap Keamanan Pangan Segar Siap Santap" serta buklet

"Ayo Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, dan

Aman"

Leaflet dan buklet tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu

bahan/materi dalam pameran Peringatan Hari Pangan Sedunia

(HPS) ke – 35 Tingkat Nasional di Palembang, Provinsi

Sumatera Selatan.

2. Pameran dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu:

a. Pameran dalam rangka Festival Pangan Nusantara Tingkat

Nasional di Padang Provinsi Sumatera Barat tanggal 15 s.d

18 September 2015.

b. Pameran dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia

(HPS) ke – 35 Tingkat Nasional di Palembang Provinsi

Sumatera Selatan tanggal 17 s.d 20 Oktober 2015.

3. Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman

(B2SA) Tingkat Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015.

Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam

rangka memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

ke - 35 Tingkat Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12

Agustus 2015 bertempat di Hotel Kaltara, Tanjung Selor.

Page 55: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

55

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.1.22 Provinsi Sulawesi Tenggara

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 yang cakupan wilayahnya di 7

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 54

desa/kelurahan/kelompok lama di 8 kabupaten/kota di Sulawesi

Tenggara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Sulawesi Tenggara

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Buton * 1 1 15 8 23 2 Kab. Muna * 1 1 1 15 8 10 33 3 Kab. Kolaka * 1 1 1 15 6 10 31 4 Kab. Konawe Selatan * 1 1 15 8 23 5 Kab. Bombana 1 1 12 6 18 6 Kab. Wakatobi 1 1 12 6 18 7 Kab. Kolaka Utara 1 1 12 6 18 8 Kab. Konawe * 1 1 1 15 6 10 31 9 Kab. Konawe Utara 1 1 10 6 16

10 Kab. Buton Utara 1 1 10 6 16 11 Kota Bau-bau 1 1 10 4 14 12 Kota Kendari 1 1 10 8 18

Total Kabupaten 12 8 7 0 151 54 54 0 259 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal

Kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan 12

kabupaten/kota dengan bahan pangan lokal berupa sagu dan

umbi-umbian. Adapun produk yang dihasilkan berupa tepung

Sinonggi, Kasuami, Kambose dan Kabuto.

c. Promosi P2KP

Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan

dalam bentuk pembuatan brosur/leaflet pangan lokal dengan judul

“Kearifan Lokal Sulawesi Tenggara”, pameran-pameran serta

melalui lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman

(B2SA).

Page 56: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

56

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

d. Permasalahan

Pada pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara

terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain:

i. Belum semua lokasi KRPL mencirikan kawasan

ii. Demplot pekarangan belum mencirikan Laboratorium lapang

(LL) dan pekarangan percontohan. Keragaman tanaman pada

demplot belum optimal, masih didominasi sayuran.

iii. Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) tidak dilakukan secara

intensif. Tidak dibuat daftar hadir dan catatan kegiatan

pertemuan.

iv. Kemampuan SDM kelompok wanita tani masih terbatas.

v. Pendampingan kurang optimal, sebagian pendamping tidak

berdomisili di lokasi KRPL

vi. Pengembangan pekarangan anggota belum merata.

Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga

belum optimal.

vii. Laporan P2KP (semester dan akhir tahun) sangat terlambat. Isi

laporan kurang informatif.

3.1.23 Provinsi Sulawesi Tengah

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 76 yang cakupan wilayahnya di

11 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 56

desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Sulawesi

Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 24. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Tengah

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Poso * 1 1 1 13 6 6 25 2 Kab. Donggala * 1 1 1 15 6 6 27 3 Kab. Toli-Toli 1 1 1 8 6 6 20 4 Kab. Banggai * 1 1 1 13 6 10 29

Page 57: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

57

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

5 Kab. Buol 1 1 8 6 14 6 Kab. Morowali * 1 1 1 13 6 10 29 7 Kab. Banggai

Kepulauan * 1 1 1 13 8 6 27

8 Kab. Parigi Moutong * 1 1 1 13 6 10 29 9 Kab. Tojo Una Una 1 1 1 8 6 6 20

10 Kab. Sigi 1 1 1 7 6 4 17 11 Kota Palu 1 1 8 6 14 12 Total Kabupaten 11 9 11 0 119 56 76 0 251

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi dan Sosialisasi P2KP

Kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di Provinsi Sulawesi

Tengah dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan, antara lain

dengan:

i. Gerakan atau Kampanye P2KP

Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan

dalam bentuk sebagai berikut :

Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun

2010 tentang Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan

Berbasis Sumber Daya Lokal, hal ini kemudian

ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota dengan menerbitkan

Peraturan Bupati/Walikota.

Gelar Kuliner Pangan Lokal, yang diikuti oleh

Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah dan UMKM se Kota

Palu, yang dilaksanakan dihalaman TVRI Palu, pada

tanggal 12 April 2015.

Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi

Seimbang dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi

Tengah Pada tanggal 7 oktober 2015 yang bertepatan

dengan Peringatan Upacara Puncak Hari Pangan Sedunia

(HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang

diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil kecamatan

Banawa Kabupaten Donggala.

Page 58: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

58

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

ii. Lomba Cipta Menu B2SA

Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan

Aman dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat

Kabupaten/Kota, Tingkat Provinsi sampai Tingkat Nasional

melalui momen Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).

Kegiatan ini bekerjasama dengan Tim penggerak PKK.

iii. Penayangan Iklan Di Media Massa

Dalam rangka Mensosialisasikan Makan Makan Beragam,

Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), bekerjasama dengan

TVRI Stasiun Palu, mengadakan Talk Show, Dialog Interaktif

dan Penayangan Iklan.

Bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palu, mendirikan

tempat pemasangan Iklan/baliho di pinggir jalan yang strategis

di Kota Palu, sehingga dapat memasang iklan/baliho dengan

mudah dan biaya murah sepanjang tahun.

iv. Pameran P2KP

Pameran Percepatan Penganekaragaman Konsumsi pangan

(P2KP) di Sulawesi Tengah, dilaksanakan melalui momen Hari

Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah di

Kabupaten Donggala dan Tingkat Nasional , dilaksanakan di

Palembang Provinsi Sumatera Selatan serta Gelar Pangan

Nusantara di Padang Sumatera Barat, Dengan pembuatan

bahan pameran seperti leaflet, poster, brosur, spanduk dan

baliho yang bertemakan P2KP.

Selain Pameran HPS juga mengikuti Pameran-pameran yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah,

seperti : Sulteng Expo yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya

dan Sail Tomini Tahun 2015 di Kabupaten Parigi Moutong.

v. Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan B2SA

Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang

dan Aman (B2SA) di Sulawesi Tengah dilaksanakan melalui

Workhsop Pola Konsumsi Pangan B2SA yang melibatkan

PKK/Dasawisma dan Aparat Kabupaten/Kota.

Page 59: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

59

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

c. Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya

Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tengah

terdapat beberapa masalah/hambatan sebagai berikut:

i. Jenis tanaman kurang bervariasi

ii. Masih banyak yang belum mengembangkan sumber protein

hewani (kolam ikan, ayam, itik, dll)

iii. Demplot kurang terurus dan jenis tanaman tidak bervariasi

iv. Kebun bibit kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik

v. Masih banyak menggunakan polybag untuk menanam

meskipun lahan tersedia cukup luas

vi. Belum memanfaatkan barang-barang bekas untuk media

tanam tergantung pada polybag

vii. Di beberapa tempat tidak membangun fisik kebun bibit,

pembibitan dilakukan langsung di lahan

viii. Tanaman diganggu oleh ternak

ix. Kelompok kurang aktif (beberapa anggota hanya aktif di awal

kegiatan)

x. Masalah kekurangan air karena musim kemarau

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan

masalah/hambatan yang terjadi antara lain dengan:

i. Mengoptimalkan pemanfaatan Kebun Bibit Desa agar kegiatan

Optimalisasi pemanfaatan Pekarangan berlangsung secara

berkelanjutan (lestari).

ii. Mengintensifkan peran pendamping desa dalam melakukan

pendampingan terhadap kelompok wanita penerima manfaat

kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

iii. Mengoptimalkan peran demplot sebagai Laboratorium

Lapangan bagi kelompok wanita penerima manfaat, dalam

melakukan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

Page 60: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

60

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.1.24 Provinsi Sulawesi Utara

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran

desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 70

yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota. Sedangkan

untuk lanjutan 2014 terdapat 50 desa/kelurahan/kelompok lama

di 9 kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Adapun rinciannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Utara

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Minahasa * 1 1 1 13 6 10 29 2 Kab. Bolaang Mongondow * 1 1 1 13 6 10 29 3 Kab. Kepulauan Sangihe * 1 15 15 4 Kab. Kepulauan Talaud * 1 1 15 6 21 5 Kab. Minahasa Selatan * 1 1 1 13 6 10 29 6 Kab. Minahasa Utara 1 1 10 6 16 7 Kab. Minahasa Tenggara * 1 1 1 13 6 10 29

8 Kab. Bolaang Mangondow Utara *

1 1 1 13 6 10 29

9 Kab. Bolaang Mongondow Selatan

1 10 10

10 Kab. Bolaang Mongondow Timur

1 1 1 10 6 6 22

11 Kota Tomohon 1 10 10 12 Kota Kotamobagu 1 1 1 10 4 4 18

13 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

1 5 5

14 Kota Bitung 1 1 10 4 14 15 Kota Manado 1 1 10 4 14

Total Kabupaten 15 9 9 0 170 50 70 0 290 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :

a) Proses pendampingan belum optimal sehingga kelompok penerima

manfaat kurang termotivasi dalam melaksanakan kegiatan P2KP;

b) Kurangnya minat sebagian anggota kelompok untuk

memanfaatkan lahan pekarangannya dan minimnya pengetahuan

tentang bercocok tanam;

Page 61: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

61

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

c) Kurangnya kesadaran, pengetahuan dan pemanfaatan kelompok

dalam usaha bercocok tanam komoditi pertanian dan pekarangan;

d) Belum terlaksananya pemberdayaan di kelompok sehingga segala

kegiatan terkadang lambat untuk memberikan hasil sesuai dengan

apa yang diharapkan;

e) Adanya musim kemarau yang berkepanjangan sehingga banyak

tanaman yang mati.

f) Pelaporan yang tidak kontinu.

Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan

masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:

a) Memotivasi kelompok untuk memanfaatkan lahan pekarangan dan

sekaligus memberikan pengetahuan tentang cara bercocok tanam

yang baik dan benar

b) Memonitoring kehadiran penyuluh pendamping dengan

berkoordinasi dengan badan penyuluhan setempat

c) Melakukan upaya berkesinambungan program dan tetap diarahkan

untuk memberdayakan kelembagaan scara penuh sehingga

anggota kelompok dapat tumbuh dan berkembang

d) Melakukan monitoring kegiatan P2KP dengan memberikan

kewenangan kelembagaan desa dan aparat desa

e) Mempercepat pemanfaatan dana yang telah dicairkan.

3.1.25 Provinsi Sulawesi Selatan

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 234 (188 dari dana APBN dan 46

dari dana APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 24

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 126

desa/kelurahan/kelompok lama di 20 kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 62: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

62

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Tabel 26. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Selatan

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Pinrang * 1 1 1 17 8 10 35 2 Kab. Gowa 1 1 8 12 20 3 Kab. Wajo * 1 1 1 17 6 8 31 4 Kab. Bone * 1 1 1 14 6 6 6 32 5 Kab. Tana Toraja 1 1 1 8 6 6 6 26 6 Kab. Maros * 1 1 1 15 8 10 33 7 Kab. Luwu 1 1 8 6 14 8 Kab. Sinjai * 1 1 1 14 6 8 28 9 Kab. Bulukumba * 1 1 1 15 6 10 31

10 Kab. Bantaeng * 1 1 1 13 6 10 29 11 Kab. Jeneponto 1 1 1 9 6 6 6 27 12 Kab. Selayar 1 1 1 8 6 6 20 13 Kab. Takalar * 1 1 1 14 8 6 6 34 14 Kab. Barru 1 1 1 10 6 6 6 28 15 Kab. Sidenreng Rappang * 1 1 1 14 8 10 32 16 Kab. Pangkep * 1 1 1 13 6 6 6 31 17 Kab. Soppeng * 1 1 1 14 6 10 30 18 Kab. Enrekang 1 1 1 11 6 6 6 29 19 Kab. Luwu Utara * 1 1 1 15 6 10 31 20 Kab. Luwu Timur * 1 1 1 15 6 8 29 21 Kab. Toraja Utara 1 1 1 8 6 6 20 22 Kota Pare-Pare 1 1 8 8 16 23 Kota Palopo * 1 1 1 14 4 10 28 24 Kota Makassar 1 1 8 4 4 16

Total Kabupaten 24 20 24 0 290 126 188 46 650 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Kegiatan promosi P2KP di provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dalam

bentuk pembuatan leaflet, pameran festival dan demontrasi pangan

lokal serta promosi makanan khas daerah/pangan lokal dalam rangka

HPS. Kemudian untuk kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Selatan

terdapat di kabupaten Jeneponto dengan komoditi jagung yang diolah

menjadi beras jagung, tepung jagung dan dedak jagung.

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP ini diantaranya

adalah:

a. Kesadaran anggota kelompok umumnya masih sangat kurang

untuk memanfaatkan pekarangan

b. Pada musim kemarau banyak tanaman mengalami kematian,

karena kekurangan air

Page 63: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

63

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

c. Adanya hama yang menyebabkan tanaman pekarangan tidak

bisa optimal atau gagal panen.

d. Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah tentang

pentingnya mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang

dan aman (B2SA)

e. Masih terbatasnya keterampilan anggota dalam hal pengolahan

pangan lokal.

f. Rendahnya akses pemasaran untuk hasil produk kelompok baik

pangan olahan maupun yang belum diolah.

g. Masih terbatasnya produk yang dihsilkan oleh kelompok, baik dari

segi kuantitas maupun kualitas

h. Kampanye dan sosialisasi tentang gerakan percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan masih sangat kurang

i. Kelompok MP3L masih sangat kekurangan modal usaha untuk

mengembangkan usahanya.

Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain dengan:

a. Pembinaan secara rutin oleh penyuluh pendamping desa dan

kabupaten serta aparat masing-masing kabupaten pelaksana

kegiatan P2KP

b. Perbaikan drainase pekarangan pada lokasi P2KP masing-

masing KWT dan dilakukan pemberian naungan dari terpal plastic

agar dapat menekan jumalah air yang masuk dalam kebun bibit.

c. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi pangan

beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)

d. Mengupayakan system pemasaran produk melalui satu pintu

e. Mendorong kelompok untuk membangun kemandirian kelompok

3.1.26 Provinsi Sulawesi Barat

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 5

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 32

Page 64: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

64

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

desa/kelurahan/kelompok lama di 5 kabupaten/kota di Sulawesi

Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 27. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Barat

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Majene * 1 1 1 11 6 10 27 2 Kab. Mamuju 1 1 1 8 6 6 20 3 Kab. Mamuju Utara 1 1 1 8 6 6 20 4 Kab. Polewali Mandar * 1 1 1 10 6 10 26 5 Kab. Mamasa * 1 1 1 11 8 10 29 6 Total Kabupaten 5 5 5 0 48 32 42 0 122

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP di Provinsi

Sulawesi Barat diantaranya adalah:

1. Terjadinya kemarau yang panjang membuat tanaman

mengalami kekeringan.

2. Adanya serangan penyakit pada tanaman sayuran

3. Kurangnya perhatian anggota kelompok dalam mengganti

tanaman yang sudah kurang produktif

4. Partisipasi seluruh anggota kelompok kurang aktif di kebun

bibit.

Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain

dengan:

1. Memberikan motivasi kepada anggota kelompok untuk tetap

memelihara tanamannya dengan menyiram tanaman secara

rutin.

2. Melakukan bimbingan teknis pembuatan pestisida nabati untuk

dilakukan penyemprotan secara rutin.

3. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pergantian

tanaman agar tanaman dapat tersedia secara

berkesinambungan.

4. Dibuat jadwal kegiatan anggota secara bergantian melakukan

pengelolaankebun bibit.

Page 65: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

65

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.1.27 Provinsi Papua

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan

KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 (36 dari dana APBN dan 18

dari dana APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 18

desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Papua.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 28. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Papua

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Jayapura * 1 1 8 6 14 2 Kab. Biak Numfor 1 4 4 3 Kab. Yapen Waropen 1 1 4 6 10 4 Kab. Merauke 1 1 2 6 8 5 Kab. Jayawijaya * 1 1 6 6 12 6 Kab. Paniai 1 2 2 7 Kab. Nabire * 1 1 6 6 12 8 Kab. Puncak Jaya 1 0 6 6 9 Kab. Mimika * 1 1 4 6 10

10 Kab. Mappi 1 1 3 6 9 11 Kab. Boven Digul 1 2 2 12 Kab. Sarmi 1 3 3 13 Kab. Keerom 1 1 4 6 10 14 Kab. Tolikara 1 1 2 6 8 15 Kab. Pegunungan Bintang 1 2 2 16 Kab. Waropen 1 2 2 17 Kab. Yahukimo 1 1 3 6 9 18 Kab. Yalimo 0 0 19 Kota Jayapura 1 6 6 20 Kab. Asmat 1 3 3 21 Kab. Mamberamo Raya 0 0 22 Kab. Supiori 1 2 2 23 Kab. Puncak 0 0 24 Kab. Dogiyai 1 0 6 6 25 Kab. Deiyai 0 0 26 Kab. Intan Jaya 0 0 27 Kab. Lanny Jaya 0 0 28 Kab. Mamberamo Tengah 0 0 29 Kab. Nduga 0 0

Total Kabupaten 19 3 6 3 68 18 36 18 140 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Page 66: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

66

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Papua dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan sosialisasi, pembuatan roll banner elektrik dan

leaflet serta penayangan spot iklan layanan masyarakat di stasiun

Jayapura Televisi (JayaTV) Papua.

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:

1. Kesadaran anggota untuk mengolah lahan secara terus-menerus

masih kurang.

2. Waktu tanam sulit untuk disinkronkan dengan curah hujan yang tidak

menentu

3. Adanya serangan hama dan penyakit pada pertanaman

4. Rendahnya inovasi dan kreatifitas petugas lapangan

5. Kurangnya koordinasi antara petugas kabupaten dan petugas

lapangan

Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan

masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:

1. Penyampaian informasi secara berkesinambungan akan pentingnya

penngolahan lahan

2. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas lapang

3. Peningkatan koordinasi sesama pelaksana kegiatan

3.1.28 Provinsi Maluku Utara

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL

sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk

tahun 2015 sebanyak 6 yang cakupan wilayahnya di 1 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 14 desa/kelurahan/kelompok

lama di 3 kabupaten/kota di Maluku Utara. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial

Page 67: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

67

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Maluku Utara

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Halmahera Tengah * 1 7 7 2 Kab. Halmahera Utara * 1 7 7 3 Kab. Halmahera Selatan * 1 7 7 4 Kab. Kepulauan Sula * 1 7 7 5 Kab. Halmahera Timur * 1 7 7 6 Kab. Halmahera Barat * 1 7 7 7 Kab. Pulau Morotai 1 1 1 2 6 6 14 8 Kota Tidore Kepulauan 1 1 2 4 6 9 Kota Ternate 1 1 2 4 6 Total Kabupaten 9 3 1 0 48 14 6 0 68

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Kurangnya partisipasi dari beberapa anggota kelompok.

b. Minimnya anggaran penunjang kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan

pekarangan

c. Terjadinya musim kemarau panjang yang berpengaruh terhadap

ketersediaan air

d. Masyarakat yang mayoritas petani perkebunan sehingga dalam

perawatan tanaman semusim dirasakan terlalu menyita waktu

e. Alih fungsi lahan pekarangan dari bertanam sayuran menjadi

tempat atau lantai jemur cengkeh dan pala

3.1.29 Provinsi Riau

a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL

Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL

sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk

tahun 2015 sebanyak 58 yang cakupan wilayahnya di 9

kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 14

desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Riau. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 68: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

68

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Riau

No Prov/Kab/Kota Tahun Sasaran Jumlah Desa

2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total

1 Kab. Kampar 1 1 8 6 14

2 Kab. Bengkalis * 1 1 8 6 6 12

3 Kab. Indragiri Hulu 1 1 8 6

4 Kab. Indragiri Hilir * 1 11 11

5 Kab. Pelalawan * 1 1 1 11 6 10 27

6 Kab. Rokan Hulu * 1 1 1 11 6 10 27

7 Kab. Rokan Hilir 1 1 1 6 6 6 18

8 Kab. Siak 1 1 6 6 6 18

9 Kab. Kuantan Singingi 1 1 1 6 6 6 18

10 Kab. Kep. Meranti 1 1 6 6 12

11 Kota Pekanbaru 1 1 6 4 4 14

12 Kota Dumai 1 1 6 4 10

Total Kabupaten 12 6 9 0 93 36 58 16 181

Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Anggota kelompok kurang memahami sistem administrasi

kelompok dan keuangan, sehingga administrasi masih memerlukan

perbaikan.

b. Beberapa kelompok memiliki demplot yang terlalu luas, sehingga

agak kurang terawat.

c. Kebun Bibit Desa belum dimanfaatkan secara maksimal dan jenis

tanaman yang dibibitkan kurang bervariasi

d. Beberapa Petugas Pendamping Desa P2KP tidak berdomisisli di

desa kelompok, sehingga pengawasan yang dilakukan tidak

berlangsung secara kontinu.

e. Desa pelaksana kegiatan P2KP mengalami kekurangan air akibat

kemarau panjang, sehingga terjadi pergeseran jadwal tanam.

Sedangkan di akhir tahun ada beberapa desa yang terkena banjir

karena musim hujan.

f. Adanya bencana asap yang membuat kegiatan tidak dapat

terlaksana sesuai dengan jadwal dan perencanaan.

g. Pada praktek menu belum menggunakan prinsip B2SA dan masih

berorientasi untuk membuat makanan selingan.

Page 69: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

69

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

h. Kelompok penerima manfaat belum mendapatkan pengetahuan

kewirausahaan sehingga mengalami sedikit kesulitan dalam

menjalankan usaha mikro/kecil skala rumah tangga.

i. Masih kurangnya kualitas laporan pendamping desa tentang

kegiatan P2KP KRPL di desa binaannya.

Beberapa solusi yang dilaksanakan dalam mengatasi masalah tersebut

antara lain:

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai

administrasi kelompok dan administrasi keuangan.

b. Pembenahan administrasi kelompok dan keuangan.

c. Luas demplot disesuaikan dengan luas ideal yaitu 36 m2 dan

pembagian jadwal/piket untuk perawatan demplot ke masing-

masing anggota.

d. Kebun bibit agar difungsikan secara maksimal dan berkelanjutan

sehingga tidak terjadi kekosongan.

e. Menambah variasi jenis tanaman. Tidak hanya terfokus pada

sayuran tetapi juga sumber karbohidrat seperti umbi-umbian,

jagung, tanaman obat dan rempah, dan sebagainya.

f. Pembinaan dan pemantauan yang lebih intensif dari pendamping

desa.

g. Mengatur pola tanam dan sistem pengairan agar masalah

ketersediaan air dan banjir tidak lagi menjadi kendala pada

pelaksanaan kegiatan ini.

h. Pemasangan pompa air dangkal.

i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tentang

kewirausahaan usaha mikro/kecil skala rumah tangga bekerjasama

dengan instansi terkait.

j. Agar pendamping desa P2KP KRPL dalam membuat laporan

kegiatan disesuaikan dengan real di lapangan setiap bulannya

sehingga dari laporan tersebut dapat dilihat perkembangan

kegiatan dan perkembangan kelompok.

Page 70: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

70

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.2 Pelaksanaan Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) rencananya dilaksanakan

di 4 (empat) kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam)

kabupaten baru tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 17 (tujuh belas)

provinsi. Berikut rincian lokasi MP3L lanjutan 2014 dan lokasi baru 2015:

Tabel 30. Lokasi MP3L Lanjutan Tahun 2014

No Provinsi Kabupaten Komoditas Produk

1 Jawa Barat Cirebon Ubi kayu Mie

Indramayu Ubi Kayu Beras Analog,

mie mocaf

2 Jawa Tengah Pati Ubi Kayu Beras Analog,mie, macaroni

3 D.I.

Yogyakarta

Bantul Ubi Kayu Mie, Tiwul instan

Tabel 31. Lokasi MP3L Baru Tahun 2015

No Provinsi Kabupaten Komoditas Produk

1 Maluku

a Buru Selatan (TP)

Sagu, Hotong Tepung sagu

b Seram Bagian Barat (TP) Sagu

c Seram Bagian Timur (TP) Sagu

d Maluku Tenggara Barat

Jagung, Ubi Kayu Beras Jagung, moccaf

2 Sulawesi Utara

Sangihe Sagu Tepung sagu, mie sagu

3 Jawa Tengah Grobogan Ubi Kayu Beras Analog

4 Jawa Barat Kota Cimahi Ubi Kayu Rasi, mie

5 Sulawesi Tenggara a

Kota Kendari Sagu Sinonggi, tepung sagu kering, mie

b Buton Ubi Kayu Tepung kaopi kering

6 Sulawesi Selatan

a Luwu Utara Sagu

Tepung sagu kering, kapurung

b Enrekang Jagung Beras jagung

c Luwu Tepung sagu kering

7 Bangka Belitung Bangka Ubi Kayu Beras Aruk

8 NTT

a Manggarai Barat Sorgum Beras Jagung

b Sikka (TP) Ubi Kayu Tiwul

c Ngada Jagung Mie Talas

d Kupang Jagung Beras Jagung

9 Papua a

Kota Jayapura Sagu Tepung sagu kering, mie

Page 71: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

71

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

b Yapen Sagu

Tepung sagu kering, papeda instan

c Jayapura Sagu

Tepung sagu kering, mie,makaroni

10 Kepulauan Riau

Lingga Sagu Lakse instan, beras analog

11 Lampung

Tulangbawang Ubi Kayu Beras singkong, tiwul, mie

12 Riau Kepulauan

Meranti Sagu sagu lemak, sagu rendang, mie

13 Sumatera Barat

Agam Beras jagung, mie, makaroni

14 Sumatera Selatan Kota

Palembang Jagung Beras jagung

15 Papua Barat

Sorong Selatan Sagu Tepung sagu kering, mie sagu

Secara umum pelaksanaan kegiatan MP3L telah berjalan dengan

cukup baik. Dari total 21 kab/kota, ada satu kabupaten yang tidak

melaksanakan kegiatan dikarenakan ada kebijakan penghematan anggaran.

Produk MP3L yang telah dihasilkan oleh masing-masing daerah telah

diujicobakan kepada masyarakat setempat untuk mengetahui respon dan

tingkat kesukaan masyarakat dalam mengkonsumsi produk tersebut. Dari hasil

yang dilaporkan sebagian masyarakat dapat menerima produk tersebut dengan

baik untuk dikonsumsi. Namun kemampuan dan kemauan masyarakat untuk

membeli produk tersebut masih rendah. Hal ini dikarenakan dari sisi harga

produk-produk MP3L tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan

beras. Selain itu, produk-produk MP3L yang dihasilkan juga telah dipromosikan

melalui berbagai event pameran baik di daerah maupun di pusat.

Dari segi teknologi pengolahan, produk MP3L yang dihasilkan telah

menggunakan teknologi mulai dari yang sederhana hingga yang modern. Untuk

memproduksi beras analog khususnya, kelompok telah mendapatkan bantuan

berupa alat pencetak butiran beras atau extruder dimana desain dan

rancangannya merupakan hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam penggunanaan alat tersebut pada

awalnya kelompok mengalami kesulitan, namun setelah diberi arahan dan

pelatihan akhirnya alat tersebut dapat berfungsi dan digunakan dengan baik.

Perkembangan pelaksanaan kegiatan MP3L di beberapa kabupaten:

Page 72: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

72

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

3.2.1 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatera Selatan

Beberapa kelompok berkembang dengan pesat dalam bentuk home

industry. Misalnya produk Bayam Raja yang sudah dipasarkan di

minimarket Alfamart. Ada pula produk Rasbi-Q yaitu sejenis “beras”

olahan dari ubi kayu yang pengembangannya adalah hasil kerjasama

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dan Universitas

Sriwijaya.

3.2.2 Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat

Hasil produk olahannya adalah beras analog yang dinamakan beras

Getsam (Getek Sagu Mentawai) artinya Beras Talas Sagu Mentawai.

Beras Getsam ini diproduksi oleh Kelompok Tani “Bangkit”. Kelompok

tani ini berproduksi dengan jam kerja 4 jam/hari karena para anggota

kelompoknya juga masih bekerja (bercocok tanam) di ladang.

Produktivitas Kelompok Tani Bangkit selama 4 jam/hari ini dapat

menghasilkan 24 kg tepung getsam, 46 kg tepung sagu, 30 kg tepung

talas, dan 20 kg tepung pisang.

3.2.3 Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah

Di Provinsi Sulawesi Tengah, Model Pengembangan Pangan Pokok

Lokal (MP3L) dilaksanakan di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala

dengan mengembangkan komoditas jagung. Kelompok penerima

manfaat adalah KWT/UKM Anyelir yang mengembangkan beras jagung,

tepung jagung dan mi jagung. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini

didukung oleh Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah, Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah, dan dari

perguruan tinggi yaitu Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.

3.2.4 Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kegiatan MP3L di Provinsi DI. Yogyakarta pada tahun 2014

dilaksanakan di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, dengan produk

olahan dari ubi kayu. Hasil olahan berupa mie basah dan mie penthil

berbahan baku tepung tapioka. Dalam pelaksanaannya, kegiatan MP3L

ini didukung oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi DI

Yogyakarta, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Bantul, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Pusat Kajian

Page 73: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

73

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Makanan Tradisiona (PKMT) UGM, dan UPT LIPI Yogyakarta. Lokasi

unit percontohan adalah UKM SRIOCA yang beralamat di Dusun

Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 34 provinsi dengan

berbagai macam kegiatan, seperti: (1) promosi media cetak/elektronik, (2)

pameran, serta (3) kampanye/gerakan kreatif inovatif tentang diversifikasi

pangan. Adapun besaran dana promosi dan sosialisasi dari APBN sebesar 100

juta per provinsi. Dari rencana 34 provinsi yang dialokasikan dana kegiatan

sosialisasi dan promosi P2KP. Selain dari dana APBN guna mendukung

kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di daerah juga diperlukan adanya

dukungan APBD khususnya dari pemerintah Kabupaten/Kota.

Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP dimaksudkan untuk

memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi yang beragam, bergizi,

seimbang dan aman (B2SA) kepada masyarakat melalui upaya-upaya

penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku serta ajakan untuk

memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya

pola hidup sehat, aktif, dan produktif. Secara umum, sosialisasi dan promosi

kegiatan P2KP dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut:

a. Gerakan atau kampanye P2KP

Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP dilaksanakan melalui berbagai

macam kegiatan di daerah, antara lain:

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

- menu/pangan lokal setiap acara-acara rapat ataupun pertemuan yang

diselenggaran oleh Badan atau Dinas di lingkungan Pemerintahan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- peyediaan icip-icip produk olahan pada setiap pameran pangan

- demo masak pangan lokal saat pameran

Provinsi Sumatera Barat

- Melakukan kampanye kreatif dan inovatif antara lain melalui gerakan

P2KP seperti One Day No Rice.

Page 74: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

74

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

- Pelibatan pemimpin/tokoh formal dan informal sebagai bentuk advokasi

terhadap gerakan P2KP

- Pelaksanaan gerakan dan kampanye P2KP dilakukan melalui aneka

perlombaan, seminar, maupun penyuluhan di berbagai tingkatan.

Provinsi Jawa Tengah

- Kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal diikuti oleh 400 orang dan

dilakukan 2 (dua) kali di Kab. Kebumen dan Kab. Semarang, yang

dihadiri dari unsur Pemerintah, Pemerintah Kabupaten dan Unsur

Pendidikan dari Kabupaten, yang dihadiri oleh Bapak Bupati dari

masing masing daerah yaitu Bupati Kebumen dan Bupati Semarang.

Provinsi NTB

- Melakukan kesepakatan antara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara

Barat untuk mendorong implementasi pelaksanaan kegiatan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di seluruh Wilayah

Nusa Tenggara Barat.

- Menghimbau melalui Edaran Gubernur kepada seluruh SKPD, Instansi

vertikal, tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan

dan rumah tangga untuk memanfaatkan halaman kantor dan rumah

dengan menanam sayuran, buah-buahan dan tanaman obat keluarga

sebagai implementasi pelaksanaan kegiatan Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) dan HATINYA PKK untuk mendukung Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan menekan laju inflasi.

Provinsi Sulawesi Tengah

Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan dalam bentuk sebagai

berikut :

Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal,

hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota dengan

menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota.

Page 75: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

75

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Gelar Kuliner Pangan Lokal, yang diikuti oleh Kabupaten/Kota se-

Sulawesi Tengah dan UMKM se Kota Palu, yang dilaksanakan

dihalaman TVRI Palu, pada tanggal 12 April 2015.

Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi Seimbang

dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi Tengah Pada tanggal 7

oktober 2015 yang bertepatan dengan Peringatan Upacara Puncak

Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang

diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala.

b. Lomba cipta menu Beragam, bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)

Lomba cipta menu B2SA merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan

oleh badan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Tim penggerak PKK

secara berjenjang dari tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi sampai

tingkat nasional. Puncak kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA di tingkat

nasional dilaksanakan pada momen peringatan hari Pangan Nasional

(HPS). Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA tersebut dilaksanakan di semua

provinsi, beberapa diantaranya:

1) Aceh

LCM di Aceh dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Agustus 2015 di

Sabang dan dibuka secara resmi oleh Walikota Sabang yang dalam hal

ini diwakili oleh Asisten yang diikuti oleh 20 kabupaten/kota se provinsi

Aceh.

2) Sumatera Utara

Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan

pada tanggal 30 September 2015 di Halaman Kantor Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Sumatera Utara. Lomba diikuti oleh 26 Kabupaten/Kota

yang dibuka oleh Bapak Plt. Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pada

lomba ini, Kabupaten Deli Serdang memperoleh juara umum dan menjadi

wakil Provinsi Sumatera Utara pada lomba cipta menu tingkat nasional

yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan.Pada acara ini juga

sekaligus dilaksanakan Hari Pangan Sedunia ke 35 dan Hari Krida

Pertanian Ke 43 Tingkat Provinsi Sumatera Utara.

3) Sumatera Barat

Page 76: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

76

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Barat telah

dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di halaman Kantor Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini diikuti oleh

utusan TP-PKK 17 kabupaten/kota dari 19 kabupaten/kota yang ada di

Sumatera Barat. Dua kabupaten/kota tidak bisa mengikuti lomba ini

karena sesuatu hal. Penyelenggaraan kegiatan Lomba Cipta Menu ini

bersamaan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXV.

Adapun yang tampil sebagai pemenang pada lomba tahun ini adalah TP-

PKK Kabupaten Tanah Datar sekaligus ditetapkan sebagai wakil

Sumatera Barat mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Nasional

Tahun 2016.

4) Kepulauan Riau

Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA dalam Peringatan Hari Pangan

Sedunia XXXV bertujuan mengenalkan menu lokal Provinsi Kepulauan

Riau. Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan peserta dari

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau berhasil membawa pulang

juara kategori menu beragam pada Lomba Cipta Menu tersebut

5) Lampung

Lomba Cipta Menu (LCM) B2SA tingkat Provinsi Lampung dilaksanakan

pada tanggal 12 Oktober 2015 di Bandar Lampung dengan tema “Mari

Kita Manfaatkan Potensi Pangan Lokal Untuk mewujudkan Kedaulatan

Pangan”. Pemenang LCM pada tahun 2015 adalah: Juara I, Kab.Tulang

Bawang Barat; Juara II, Kab. Lampung Utara; Juara III, Kota Metro;

Harapan I, Kab. Lampung Timur; Harapan II, Kab. Lampung Tengah;

Harapan III, Kab. Pringsewu. Pemenang LCM tahun 2015 masing-masing

mendapat Tropy dan Uang senilai masing-masing Rp. 3.800.000 untuk

Juara I, Rp. 3.300.000 Juara II, Rp. 2.800.000 Juara III, Rp. 2.300.000

Harapan I, Rp. 1.800.000 Harapan II dan Rp. 1.500.000 untuk

Harapan III.

6) Bali

Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Bali diikuti oleh unggulan

TP-PKK dari 9 (sembilan) Kab/Kota se Bali. Untuk Lomba di Tingkat

Page 77: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

77

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Provinsi dilaksanakan di Kalangan Angsoka, Art Center Denpasar pada

hari Minggu, tanggal 9 Agustus 2015. Dari hasil penilaian oleh Tim Juri

terdapat 5 (lima) Pemenang yaitu Pemenang I, TP-PKK Kota Denpasar;

Pemenang II, TP-PKK Kab. Gianyar; Pemenang III, TP-PKK Kab.

Badung; dan Juara Favorit adalah TP-PKK Kab. Tabanan.

7) DI. Yogyakarta

Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui :

a. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS)

XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015 di Komplek Sekolah

Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2

Yogyakarta

b. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS)

XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 November 2015 di

Palembang, Sumatera Selatan

c. Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam rangka Hari

Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 5 September 2015 di

Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.

Kusumanegara No.2 Yogyakarta

8) Nusa Tenggara Timur

Kegiatan Pameran Tingkat Provinsi (Pameran Pangan Lokal) telah

dilaksanakan secara rutin setiap tahun sejak Tahun 2001. Pada tahun

2015 kembali digelar Pameran Pangan Lokal Tingkat Provinsi NTT

bekerjasama dengan TP PKK Provinsi yang ke-14, yang diselenggarakan

pada tanggal 09 – 12 Juni 2015 di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Melalui penyelenggaraan Pameran Pangan Lokal telah ditetapkan

pemenang dan pemberian penghargaan/hadiah sebagai motivasi bagi

pemenang Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumberdaya Lokal,

pemenang I yaitu TP PKK Kabupaten Ende.

9) Sulawesi Barat

Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA)

dilakukan di tingkat provinsi dan di tingkat nasional. Lomba Cipta Menu

B2SA di tingkat Provinsi dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Utara

Page 78: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

78

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

dengan mengusung tema “Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang

dan Aman Berbasis Sumberdaya Lokal”. Lomba Cipta Menu tingkat

Provinsi ini diikuti oleh Tim Penggerak PKK 6 Kabupaten se Sulawesi

Barat dan dimenangkan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Majene.

10) Sulawesi Tengah

Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan tahun 2015

tingkat Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan di Kabupaten Donggala,

dengan susunan pemenang sebagai berikut

Juara I : Kabupaten Tojo Unauna

Juara II : Kabupaten Sigi

Juara III : Kabupaten Parigi Moutong

Harapan I : Kabupaten Donggala

Harapan II : Kabupaten Poso

Harapan III : Kabupaten Buol

11) Sulawesi Tenggara

Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka memeriahkan

Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -35 Tingkat Provinsi Sulawesi

Tenggara pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Pulau Bokori

kabupaten Konawe yang dirangkaikan dengan Gala Dinner Vestifal

Keraton tingkat ASEAN. Peserta Lomba Cipta Menu adalah Tim

Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan dari seluruh kab/kota

yang menampilkan makanan khas masing-masing daerah. Juara umum

pada LCM 2015 adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Kolaka yang

akan mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada Lomba Cipta Menu

Tingkat Nasional Tahun 2015.

12) Sulawesi Utara

Lomba Cipta Menu, kegiatan lomba dilaksanakan bersamaan dengan

acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV tingkat Provinsi

Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2015

bertempat di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado.

13) Kalimantan Selatan

Lomba Cipta Menu B2SA tingkat Provinsi dilaksanakan pada tanggal 29

Page 79: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

79

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Juli 2015 yang bertempat di Halaman Saraba Kawa Kantor Bupati

Kabupaten Tabalong dengan urutan juara sebagai berikut :

a. Juara I Kabupaten Tapin

b. Juara II Kabupaten Hulu Sungai Utara

c. Juara III Kabupaten Banjar

d. Juara Harapan I Kabupaten Tabalong

e. Juara Harapan II Kabupaten Tanah Laut

f. Juara Harapan III Kabupaten Tanah Bumbu

g. Juara Favorit I Kabupaten Kotabaru

h. Juara Favorit II Kota Banjarbaru

14) Kalimantan Utara

Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka

memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke - 35 Tingkat

Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12 Agustus 2015 bertempat di

Hotel Kaltara, Tanjung Selor dengan pemenang sebagai juara umum

adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Bulungan yang berhak mewakili

Provinsi Kalimantan Utara pada Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional

bahkan berhasil meraih juara III pada lomba bertaraf nasional tersebut.

c. Promosi media massa

Promosi kegiatan P2KP juga dilakukan melalui media massa, baik

itu media cetak maupun elektronik. Melalui media cetak, kegiatan promosi

dilakukan dengan pembuatan leaflet, banner dan baliho yang bertemakan

P2KP. Sedangkan untuk media elektronik dilakukan dengan penayangan

iklan layanan masyarakat di radio maupun televisi lokal daerah masing-

masing. Pemasangan bilboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat

umum maupun jalan-jalan protokol.

Promosi di media massa dilakukan untuk menyebarkan informasi

secara luas kepada masyarakat. Promosi di media massa biasanya

dilakukan dalam bentuk iklan bekerjasama dengan stasiun televisi dan radio

lokal di masing-masing daerah. Selain dalam bentuk iklan, promosi kegiatan

P2KP di media massa juga dilakukan dalam bentuk siaran program acara

baik di televisi maupun radio seperti yang dilaksanakan oleh Provinsi

Sumatera Barat dengan menayangkan acara Peringatan Hari Pangan

Page 80: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

80

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Sedunia XXXV i-News TV dengan tema Pemberdayaan Petani Sebagai

Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan dan Provinsi Kalimantan

Selatan melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin selama

6 bulan dengan 3 kali sehari penyiaran yaitu jam 10.24, 13.45 dan 17.15.

d. Promosi media cetak

Selain melalui media massa, Promosi juga dilakukan dalam bentuk

cetakan (peta/brosur/leaflet/booklet/baliho/banner). Contohnya seperti di

Provinsi Sumatera Barat yang melakukan promosi media cetak melalui

pembuatan brosur, leaflet dan banner. Brosur yang telah dicetak dan

didistribusikan kepada masyarakat antara lain: Budidaya Sayuran di

Pekarangan untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Keluarga, Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) dan Pengolahan Hasil Pekarangan sebagai Sumber

Konsumsi Pangan Keluarga, Bercocok Tanam Jambu Biji untuk Memenuhi

Kebutuhan Vitamin Keluarga, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman.

Page 81: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

81

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Promosi Leaflet dengan judul “3 Cara Praktis Bercocok Tanam di Lahan

Sempit”, “Hidup Sehat, Aktif Dengan Mengkonsumsi Buah & Sayur,

“Mengapa Perlu Konsumsi Pangan B2SA?”.

e. Pameran diversifikasi pangan

Pameran diversifikasi pangan dilakukan melalui berbagai event pameran

baik yang diadakan di pusat maupun daerah. Dalam pameran-pameran

tersebut, setiap daerah menampilkan berbagai komoditas pangan lokal

maupun produk olahannya. Kegiatan pameran diversifikasi pangan yang

dilaksanakan di beberapa daerah diadakan pada peringatan-peringatan hari

besar atau pada saat ulang tahun daerah tersebut.

f. Gelar Pangan Nusantara

Kegiatan Gelar Pangan Nusantara (GPN) merupakan kegiatan dari Badan

Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang nantinya akan menjadi

agenda tahunan. Gelar Pangan Nusantara yang pertama ini dilaksanakan di

Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 15 s/d 18 September 2015 bertempat

di Lapangan Tarandam, Padang Sumatera Barat dengan tema ”Pangan

Lokal Sebagai Kekuatan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan”. Gelar

Pangan Nusantara Tahun 2015 diikuti oleh seluruh badan/kantor/instansi

yang menangani ketahanan pangan di 28 provinsi, SKPD, dan seluruh

kabupaten/kota di Sumatera Barat, serta pemerhati pangan lokal dan

peserta lain yang terkait dan mendukung pengembangan pangan lokal.

g. Sosialisasi menu B2SA

Kegiatan sosialisasi menu B2SA terus dilakukan baik di pusat maupun

daerah. Sosialisasi menu B2SA dilaksanakan dalam bentuk seminar,

workshop, bintek maupun pelatihan. Selain itu, sosialisasi menu B2SA juga

dilakukan pada siswa-siswa SD/MI melalui kegiatan pemberian makanan

pangan lokal. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan

berbagai jenis pangan lokal di daerah masing-masing serta beragam jenis

sumber pangan yang ada kepada siswa SD/MI.

Page 82: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

82

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

Page 83: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

83

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

1. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan kegiatan P2KP diantaranya

adalah:

a. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima manfaat

untuk melaksanakan pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL

masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP masih belum

optimal.

c. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik.

d. Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak materi promosi yang belum

bisa disosialisasikan baik melalui media cetak maupun elektronik.

e. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait, calon peserta pameran dengan

penyelenggara sehingga pelaksanaan pameran kurang optimal.

f. Kurangnya waktu publikasi dan promosi oleh penyelenggara sehingga

pengunjung pameran kurang maksimal.

g. Kurangnya tempat penyimpanan barang sehingga barang yang dipasarkan

di pameran harus dibawa pulang setiap hari.

h. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian masih kurang

optimal, khususnya dalam hal pengembangan teknologi pangan lokal.

i. Tingkat konsumsi pangan lokal masih rendah, sementara tingkat konsumsi

beras masyarakat masih tinggi.

j. Faktor sosial budaya yang menganggap pangan lokal sebagai pangan

inferior.

k. Potensi pangan lokal belum dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya

pangan lokal melimpah, tetapi teknologi pengolahan pangan lokal masih

minim.

l. Hasil olahan yang sudah dicoba diolah dan dipasarkan oleh anggota KWT

terkendala dalam hal pemasarannya, dan hanya dijual di lingkungan

terbatas serta bisnisnya kurang berkembang dengan baik.

m. Kurang terampilnya anggota kelompok P2KP dalam mengembangkan

olahan pangan lokal.

Page 84: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

84

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

n. Industri pangan lokal belum dikembangkan secara maksimal.

o. Akses pasar belum terbuka luas.

p. Pengembangan pangan lokal belum merata.

2. Upaya pemecahan permasalahan untuk menunjang suksesnya pelaksanaan

kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP, maka perlu dilakukan berbagai upaya,

antara lain:

a. Peningkatan koordinasi dan kerjasama berbagai pihak, baik itu pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah guna mendukung kegiatan promosi dan

sosialisasi P2KP.

b. Penambahan anggaran untuk kegiatan promosi dan sosialisasi kegiatan

P2KP.

c. Publikasi dan persiapan penyelenggaraan kegiatan pameran dilaksanakan

lebih awal.

d. Fasilitasi tempat penyimpanan dan penitipan barang-barang pameran

peserta.

e. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu

dilanjutkan.

f. Masyarakat perlu melestarikan pola pangan lokal non beras, sesuai

budaya dan kearifan lokal setempat.

g. Pendampingan dan penyuluhan terhadap penerima manfaat P2KP perlu

dilakukan secara intens baik dalam kegiatan optimalisasi pemanfaatan

pekarangan maupun dalam kegiatan pengolahan pangan lokal.

h. Pengembangan ragam budidaya pangan lokal sumber karbohidrat perlu

ditingkatkan.

i. Penggunaan dan penerapan teknologi untuk mengolah sumber pangan

lokal.

j. Peningkatan kapasitas dan frekuensi pendamping dan anggota kelompok

P2KP dalam pengolahan pangan lokal.

k. Peningkatan frekuensi sosialisasi dan promosi hasil olahan pangan pokok

lokal, dan menghasilkan produk olahan pangan pokok lokal dengan

standar kualitas yang baik dan bisa diterima oleh konsumen umum.

l. Mengadakan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan anggota

tentang umbi-umbian dan teknik pengolahannya melalui praktek langsung.

Page 85: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

85

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

m. Gerakan One Day No Rice perlu terus dikampanyekan dan diterapkan

secara masif oleh setiap pimpinan daerah.

n. Kuliner dari bahan pangan lokal perlu dipromosikan lebih intens.

o. Sosialisasi kepada pelajar SD, SMP, SMA mengenai pola konsumsi

pangan B2SA, sehingga mereka dapat menjadi pelopor gerakan P2KP

bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

p. Mendorong pengembangan bisnis dan industri pangan lokal baik dari sisi

penyediaannya, pengolahan, hingga penyajiannya.

Page 86: Laporan Akhir P2KP Tahun 2015

86

Laporan Akhir Tahun P2KP 2016

V. PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tahun 2015 telah berjalan dengan baik.

Indikatornya adalah peningkatan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan dan

penurunan tingkat konsumsi beras. Melalui pendampingan yang intensif dan

pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD), kegiatan ini diharapkan dapat berjalan

secara berkelanjutan.

Pelaksanaan kegiatan MP3L sudah dapat menghasilkan produk-produk

inovatif berbahan baku pangan lokal. Kegiatan MP3L yang bersinergi dengan

Perguruan Tinggi setempat maupun lembaga-lembaga penelitian lainnya (Litbang

Kementan, LIPI, BPPT) dalam kegiatan penelitian dan pengembangan produk

olahan pangan lokal tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah

produk yang dihasilkan juga diharapkan dapat memberikan peningkatan

kesejahteraan bagi masyarakat.

Sosialisasi dan promosi P2KP perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan

melibatkan kerjasama lintas sektor, baik dari Pemerintah, akademisi, swasta, LSM

dan masyarakat.

Kegiatan KRPL ini telah memberikan banyak manfaat bagi rumah tangga

anggota KWT yang melaksanakannya, yaitu:

Kemudahan mengakses pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan

gizi keluarga.

Pemanfaatan pekarangan tidak hanya menghemat uang belanja, tapi juga

menghemat biaya transportasi ke pasar.

Mereka juga bisa menjual kelebihan hasil pekarangannya untuk menambah

penghasilan.

Membantu pelestarian lingkungan karena adanya upaya pemanfaatan limbah

rumah tangga untuk wadah/pot tanaman seperti kaleng bekas, botol

minuman, sabut kelapa, dan lain-lain. Limbah organik rumah tangga seperti

air cucian beras dan kompos dari sisa-sisa potongan sayuran pun dapat

digunakan untuk menyiram dan memupuk tanaman.