relationship of knowledge about nutrition with nutritional
Post on 01-Nov-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION WITH
NUTRITIONAL STATUS IN UNISMUH MAKASSAR FACULTY OF
MEDICINE STUDENTS 2019
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH
MAKASSAR ANGKATAN 2019
Disusun Oleh
Syahrul Hadi
NIM : 105421110417
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH
MAKASSAR ANGKATAN 2019
Syahrul Hadi
105421110417
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 27 Februari 2021
Menyetujui pembimbing
dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes
iii
PANITIA SIDANG UJIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan Status
Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan
2019”. Telah diperiksa, disetujui, serta dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2021
Waktu : 13.30 WITA – selesai
Tempat : Zoom Meeting
Ketua Tim Penguji:
dr. Andi Hendra Yusa, Sp.Rad, M.Kes
Anggota Tim Penguji:
Dr. Muh. Basri, SKM, M.Kes Dr. Dahlan Lama Bawa, S.Ag., M.Ag.
iv
PERNYATAAN PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI
UJIAN SKRIPSI PENELITIAN
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Syahrul Hadi
Tempat, Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998
Tahun Masuk : 2017
Peminatan : Kedokteran Klinis
Nama Pembimbing Akademik : dr. Nur Muallima, Sp. PD
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes
JUDUL PENELITIAN:
“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR ANGKATAN
2019”
Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan
administrasi untuk mengikuti ujian skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 27 Februari 2021
Mengesahkan,
Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D
Koordinator Skripsi Unismuh
v
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap : Syahrul Hadi
Tempat, Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998
Tahun Masuk : 2017
Peminatan : Kedokteran Klinis
Nama Pembimbing Akademik : dr. Nur Muallima, Sp. PD
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
proposal saya yang berjudul:
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR
ANGKATAN 2019
Apabila suatu saat nanti terbukti bahwa saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, 27 Februari 2021
Syahrul Hadi
NIM: 105421110417
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi :
Nama Lengkap : Syahrul Hadi
Tempat/Tanggal Lahir : Lambatu, 28 Juli 1998
Agama : Islam
Alamat : BTN Bumi Samata Permai Blok C3 No. 16.
Email : syahrulhadi611@gmail.com
Nama Orang Tua
• Ayah : S. Arief Tohana
• Ibu : Baharia
Alamat Orang Tua : DSN. Ranteangin
Pekerjaan Orang Tua
• Ayah : Petani
• Ibu : Guru
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 269 Lambatu (2004-2010)
2. SMP PPM AL-IKHLASH (2010-2013)
3. SMA PPM AL-IKHLASH (2013-2016)
4. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Makassar (2017-Sekarang)
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rahmat bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan atas
segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya. Sholawat serta salam selalu dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliau merupakan suritauladan bagi kita
semua menju surga-Nya. Alhamdulillah segala berkat hidayah dan pertolongan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitiannya yang berjudul
“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMUH MAKASSAR ANGKATAN
2019”. Skripsi penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
teruntuk kedua orangtua penulis yaitu, ayah S. Arief T. dan ibu Baharia yang
senantiasa sabar dan selalu memberikan motivasi serta tidak henti-hentinya
memanjatkan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian ini.
Serta saudara kandung penulis, Nurzaenab, Muh. Syahrir, dan Amalia.
Kemudian penulis juga ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Ayahanda dr. H. Machmud Gaznawi, Ph.D, Sp. PA(K) yang telah
menyediakan sarana maupun prasarana yang mumpuni sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
viii
2. Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M. Kes
Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan koreksi selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
3. dr. Nur Muallima, Sp. PD sebagai pembimbing akademik saya yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama proses perkuliahan dan dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.
4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Teman-teman bimbingan skripsi, Aditya Prananda R.S. dan Irawan Ade
Triadi yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman sejawat angkatan 2017 Argentaffin yang selalu mendukung
dan memberikan saran dan semangat.
Maka dari itu dengan segala kerendahan hati dari penulis menerima kritik
dan saran untuk kemajuan dan penyempurnaan skripsi ini. Namun, penulis tetap
berharap untuk memberikan manfaat bagi para pembaca, masyarakat, serta peneliti
lainnya. Akhir kata, saya ucapkan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
terhadap semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Makassar, 27 Februari 2021
Penulis
ix
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Maret, 2021
Syahrul Hadi/ 105421110417
dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes
Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan 2019
(xv+ 50 halaman + lampiran)
ABSTRAK
Latar Belakang : Status gizi tiap orang berbeda bergantung dari perbandingan
antara asupan makanan dengan kebutuhan gizinya, bila perbandingan antara
kebutuhan zat gizinya dengan asupan makanannya sama maka menghasilkan status
gizi yang baik. Pengetahuan tentang gizi akan sangat berdampak pada seseorang
dalam memenuhi kebutuhannya. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan
kesehatan yang buruk, dan meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak
menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah,
hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia.
Metode Penelitian : Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
observasional dengan desain penelitian potong lintang dengan menggunakan data
primer yang diperoleh dari pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pengisian
kuisioner. Variabel yang digunakan adalah status gizi dan pengetahuan gizi. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2019. Teknik sampling adalah quota sampling. Pengolahan dan
analisis data menggunakan SPSS versi 23. Penyajian data dalam bentuk tabel,
frekuensi, dan persentase disertai narasi.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan gizi
kurang (pengetahuan <50%) sebanyak 2 orang (3,7%) dan tingkat pengetahuan gizi
baik (pengetahuan ≥50%) sebanyak 52 orang (96,3%). responden dengan status gizi
tidak normal (IMT <18,5 atau ≥25) sebanyak 11 orang (20,4%) dan terdapat
responden dengan status gizi normal (IMT 18,5-25) sebanyak 43 orang (79,6%).
Data hasil uji fisher exact yang didapatkan memiliki nilai signifikansi p value
sebesar 0,038 <0,05. Artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan
status gizi.
Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan
status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2019.
Kata Kunci : Status Gizi, Pengetahuan Gizi, Mahasiswa
x
SKRIPSI
MEDICAL FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR
March, 2021
Syahrul Hadi/ 105421110417
dr. Andi Hendra Yusa, Sp. Rad, M.Kes
The Relationship Between Knowledge About Nutrition and Nutritional Status
in 2019 Unismuh Makassar Medical Faculty Students
(xv+ 50 pages + attachments)
ABSTRACT
Background : The nutritional status of each person is different depending on the
ratio between food intake and nutritional needs. If the ratio between nutritional
needs and food intake is the same, it will result in a good nutritional status.
Knowledge about nutrition will greatly impact a person in meeting their needs.
Non-optimal nutrition is associated with poor health, and increases the risk of
infectious and non-communicable diseases such as cardiovascular disease (heart
and blood vessel disease, hypertension and stroke), diabetes and cancer which are
the main causes of death in Indonesia.
Methods : The research used was an observational study with a cross-sectional
design using primary data obtained from measurements of height, weight, and
questionnaire. The variables used were nutritional status and nutritional knowledge.
The sample of this research was students of the Faculty of Medicine, University of
Muhammadiyah Makassar, Batch 2019. The sampling technique was quota
sampling. Processing and data analysis using SPSS version 23. Presentation of data
in the form of tables, frequencies, and percentages accompanied by narration.
Results : The results showed that 2 respondents (3.7%) had less nutritional
knowledge (knowledge <50%) and 52 respondents (96.3%) had good nutritional
knowledge (knowledge ≥50%). 11 respondents (20.4%) with abnormal nutritional
status (BMI <18.5 or ≥25) and 43 respondents (79.6%) with normal nutritional
status (BMI 18.5-25). The data obtained from the fisher exact test has a significance
value of p value of 0.038 <0.05. This means that there is a relationship between
knowledge about nutrition and nutritional status.
Conclusion : There is a significant relationship between the knowledge of nutrition
and nutritional status in 2019 students of the Faculty of Medicine, University of
Muhammadiyah Makassar.
Keywords : Nutritional Status, Nutritional Knowledge, Students
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................ii
PERNYATAAN PENGESAHAN .....................................................................iv
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................v
RIWAYAT HIDUP PENULIS ..........................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................4
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5
A. Definisi Gizi ..................................................................................................5
B. Penilaian Status Gizi .....................................................................................7
C. Pengetahuan Gizi ...........................................................................................29
D. Tinjauan Keislaman .......................................................................................31
BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................41
A. Kerangka Teori ..............................................................................................41
B. Konsep Pemikiran .........................................................................................42
C. Variabel Penelitian ........................................................................................43
D. Hipotesis ........................................................................................................45
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................46
A. Obyek Penelitian ...........................................................................................46
B. Metode Penelitian ..........................................................................................47
C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .....................................................47
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................49
E. Teknik Analisis Data .....................................................................................50
F. Etika Penelitian ..............................................................................................51
xiii
G. Alur Penelitian ...............................................................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN ..........................................................................53
A. Gambaran Umum Populasi ...........................................................................53
B. Analisis ..........................................................................................................54
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................57
A. Pembahasan ...................................................................................................57
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................61
A. Kesimpulan ...................................................................................................61
B. Saran ..............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................62
LAMPIRAN .......................................................................................................64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Teori ...............................................................................41
Gambar 3.2 Kerangka Pikir ................................................................................42
Gambar 4.1 Alur Penelitian ................................................................................52
Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar ........53
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Pengetahuan Gizi ................................................................30
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..........................................................................43
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden ........................................................55
Tabel 5.2 Hasil Uji Chi-Square ..........................................................................56
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .......................................64
Lampiran 2 Lembar Kuesioner Pengetahuan Gizi .............................................66
Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS .....................................................................72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh
keadaan gizi.1
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur.
Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena
penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit
kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai
penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan
masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang
baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.1
Status gizi tiap orang berbeda bergantung dari perbandingan antara asupan
makanan dengan kebutuhan gizinya, bila perbandingan antara kebutuhan zat
gizinya dengan asupan makanannya sama maka menghasilkan status gizi yang baik.
Kebutuhan dari zat gizi masing-masing orang berbeda, hal ini bergantung pada usia,
jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan. Tentunya kebutuhan
protein pada anak balita pasti berbeda dengan kebutuhan protein orang dewasa,
begitupun dengan kebutuhan energi seorang mahasiswa biasa berbeda dengan
mahasiswa yang juga seorang atlet. Zat besi yang dibutuhkan oleh pria pasti
2
berbeda dengan kebutuhan wanita usia subur, dalam proses pembentukan sel darah
merah (hemoglobin) zat besi sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan pada wanita
terjadi pengeluaran darah setiap bulan secara periodik (menstruasi).2
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam
bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat
yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang
saling melengkapi.3
Data Riskesdas (2018), secara nasional bahwa status gizi penduduk umur
dewasa (<18 tahun) prevalensi yang kurus adalah 9,3%. Sedangkan prevalensi yang
gemuk adalah 35,4% yang terdiri dari 13,6% yang berat badan lebih (overweight)
dan 21,8% yang obesitas. Di Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi yang kurus
adalah 10,8%. Sedangkan prevalensi yang gemuk adalah 32,1% yang terdiri dari
13% yang berat badan lebih (overweight) dan 19,1% yang obesitas.4
Di Kota Makassar status gizi penduduk umur dewasa (<18 tahun) prevalensi
status gizi kurang untuk laki-laki 15,92% dan untuk perempuan 8,64%. Sedangkan
status gizi lebih dan obesitas untuk laki-laki 30,06% dan untuk perempuan 44,08%.5
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan
meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),
diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.1
3
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memandang perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan
2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti bermaksud
untuk mengetahui “bagaimanakah hubungan pengetahuan tentang gizi dengan
status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2019?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan
pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pola makan gizi seimbang terhadap status gizi
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2019.
b. Untuk mengetahui tentang hubungan penerapan gizi seimbang terhadap
status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.
4
c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan tentang gizi dengan
status gizi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angktan 2019
D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
Diharapkan melalui penelitian ini, mampu memberikan sumbangsih
pemikiran kepada pemerintah daerah setempat untuk langkah-langkah
penerapan gizi seimbang pada masyarakat.
2. Masyarakat
Dari hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang
lengkap serta meningkatkan kesadaran kepada masyarakat mengenai peran
dari masyarakat itu sendiri untuk menjaga agar tetap memiliki status gizi
yang normal.
3. Peneliti lain
Dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya kemudian menghasilkan
sesuatu hal yang baru, dan memberikan wawasan yang luas terhadap
peneliti secara pribadi dan peneliti-peneliti lain mengenai manfaat
pengetahuan tentang gizi terhadap status gizi masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Gizi
Gizi merupakan keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh
(intake) yang berasal dari makanan dengan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, zat gizi merupakan zat yang berada pada
makanan dan untuk kebutuhan metabolisme tubuh sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, dari sistem pencernaan, energi untuk aktivitas fisik,
transportasi oksigen dalam darah sampai mencapai target, tumbuh kembang,
membantu proses regenarasi jaringan tubuh, secara biologis, membantu
menyembuhkan penyakit, dan membantu menjaga imunitas tubuh.2
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda
antar individu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas
tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya.2
Status gizi tiap orang berbeda tergantung dari asupan gizi dan
kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka
akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda,
hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Protein yang dibutuhkan tentunya tidak sama antara kebutuhan anak-anak dengan
kebutuhan orang dewasa, energi yang dibutuhkan oleh pekerja bangunan akan jauh
6
lebih besar daripada pekerja kantoran. Pada wanita usia subur pasti lebih banyak
membutuhkan zat besi dibandingkan yang dibutuhkan seorang pria, karena zat besi
dibutuhkan untuk proses pembentukan sel darah merah (hemoglobin), sedangkan
secara rutin setiap bulan pada wanita terjadi pengeluaran darah akibat proses
menstruasi.2
Jika perbandingan antara asupan gizi yang berlebihan dengan kebutuhan
akan disimpan dalam bentuk cadangan pada tubuh. Contohnya, seseorang yang
kelebihan asupan karbohidrat maka mengakibatkan glukosa darah meningkat, dan
akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya jika
asupan karbohidrat seseorang kurang dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka
cadangan lemak akan diproses melalui proses katabolisme menjadi glukosa yang
kemudian menjadi energi untuk tubuh.2
Kekurangan asupan gizi dapat mengakibatkan penggunaan cadangan
sumber energi pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan merosotnya jaringan. Hal
ini ditandai dengan penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi
badan. Pada kondisi ini mengakibatkan terjadi perubahan kimia dalam darah atau
urin. Selanjutnya akan terjadi perubahan fungsi tubuh yaitu badan menjadi lemah,
dan mulai muncul tanda khas akibat kekurangan zat gizi tertentu.2
Status gizi dewasa adalah penilaian status gizi penduduk di atas 18 tahun
yang dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indikator status gizi yang
digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada pengukuran antropometri
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk Indeks Massa
Tubuh (IMT).4
7
Indeks massa tubuh dihitung berdasarkan formula berikut:
IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (𝑚)2
Berikut adalah batasan IMT yang digunakan untuk menilai status gizi
penduduk dewasa (> 18 tahun) sebagai berikut:4
• Kategori kurus: IMT < 18,5
• Kategori normal: IMT ≥ 18,5 - < 25,0
• Kategori BB lebih: IMT ≥ 25,0 - < 27,0
• Kategori obesitas: IMT ≥ 27,0
B. Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi ada berbagai cara dan metode pengukuran, hal ini
berdasarkan dari jenis zat gizi yang kurang. Hasil dari penilaian status gizi akan
memperlihatkan jenis dan tingkat kekurangan suatu zat gizi, contohnya penyakit
tertentu atau kesehatan seseorang berkaitan dengan status gizinya.2
Kemudian Gibson (2005) mengelompokkan penilaian status gizi menjadi
lima metode, yaitu antropometri, laboratorium, klinis, survei konsumsi pangan dan
faktor ekologi.2
1. Metode Antropometri
Antropometri secara harfiah berasal dari dua kata yaitu, anthropo
dan metri, anthropo artinya manusia dan metri artinya ukuran. Metode
antropometri itu sendiri didefinisikan sebagai pengukur tubuh manusia
secara fisik. Jadi antropometri adalah metode pengukuran pada tubuh
8
manusia. Untuk menilai status gizi seseorang antropometri digunakan
sebagai salah satu metode. Harus diketahui bahwa konsep dasar dari metode
antropometri merupakan konsep tentang pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
Berbagai contoh jenis ukuran pada tubuh manusia sebagai parameter
dari antropometri untuk menentukan status gizi seseorang contohnya adalah
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas,
dan sebagainya. Hasil dari pengukuran antropometri tersebut kemudian
menjadi rujukan pada standar pertumbuhan manusia.
a. Berat Badan
Jumlah protein, lemak, air, dan mineral dalam tubuh bisa
digambarkan dengan berat badan. Berat badan adalah sumber pengukuran
total dari tubuh. Ada beberapa alas an mengapa berat badan menjadi salah
satu parameter antropometri. Salah satu alasannya adalah karena
perubahan berat badan sangat mudah terlihat dalam waktu yang cepat dan
menggambarkan keadaan status gizi seseorang. Untuk mengukur dan
menimbang berat badan sangat mudah dilakukan dengan alat ukur dan
alatnya sangat mudah didapatkan.
Dalam melakukan pengukuran berat badan diperlukan alat pengukur
yang tepat dan akurat. Untuk memperoleh hasil pengukuran berat badan
yang akurat, terdapat syarat yang harus dimiliki yaitu alat ukur harus
mudah dipakai dan dibawa, alatnya mudah ditemukan, harganya relatif
murah dan terjangkau, ketelitian dari alat ukurnya harus mencapai 0,1 kg
9
(terutama untuk alat yang dipakai memonitor pertumbuhan), skala
pengukurannya mudah dibaca dan jelas, aman untuk digunakan, dan selalu
terkalibrasi agar hasil pengukurannya selalu akurat.
Terdapat beberapa jenis timbangan yang biasa digunakan sebagai
pengukur berat badan yaitu dacin untuk menimbang berat badan untuk
balita, timbangan detecto, bathroom scale (timbangan di kamar mandi),
timbangan digital, dan jenis timbangan lainnya.
b. Tinggi Badan atau Panjang Badan
Tinggi badan atau panjang badan merupakan gambaran dari ukuran
pertumbuhan massa tulang terjadi akibat dari asupan gizi yang
dikonsumsi. Maka dari itu tinggi badan dipakai sebagai parameter
antropometri untuk mengukur pertumbuhan secara linier. Proses
pertambahan tinggi atau panjang badan yang lama dapat dikarenakan
terjadinya masalah gizi yang kronis.
Kata tinggi badan digunakan pada anak yang diperiksa dengan cara
berdiri, sedangkan kata panjang badan digunakan pada anak dengan posisi
berbaring (belum bisa berdiri). Untuk anak yang berusia 0-2 tahun
dilakukan pengukuran panjang badan, sedangkan untuk anak yang berusia
lebih dari 2 tahun digunakan microtoise untuk mengukur tinggi badannya.
Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur tinggi atau panjang badan
baiknya memiliki ketelitian minimal 0,1 cm.
Tinggi badan dapat diukur menggunakan microtoise (baca:
mikrotoa). Kelebihan dari alat ukur ini memiliki ketelitian 0,1 cm.
10
Kelemahannya adalah setiap kali kita akan lakukan pengukuran, harus
dipasang terlebih dahulu. Sedangkan untuk mengukur panjang badan
digunakan infantometer (alat ukur panjang badan).
c. Lingkar Kepala
Lingkar kepala digunakan untuk mengukur pertumbuhan lingkar
kepala dan pertumbuhan otak, walaupun tidak selalu berhubungan dengan
ukuran volume otak. Tetapi pengukuran lingkar kepala ialah prediktor
terbaik untuk perkembangan saraf dan pertumbuhan otak anak secara
global dan struktur internalnya.
Menurut rujukan dari CDC 2000, idealnya pada bayi laki-laki yang
baru lahir lingkar kepalanya berukuran 36 cm dan pada saat berusia 3 bulan
menjadi 41 cm. Sedangkan pada bayi perempuan yang baru lahir idelnya
memiliki lingkar kepala berukuran 35 cm dan saat berusia 3 bulan
mencapai 40 cm. Ketika berusia 4-6 bulan pertambahannya 1 cm per
bulan, sedangkan saat berusia 6-12 bulan pertambahannya mencapai 0,5
cm per bulan.
Cara mengukur lingkar kepala dapat dilakukan dengan
melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian
kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella). Saat
dilakukan pengukuran sisi pita yang memperlihatkan sentimeter berada di
sisi dalam agar pengukur mengurangi kemungkinan subjektivitas.
Kemudian cocokkan terhadap tabel standar pertumbuhan lingkar kepala.
11
d. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) adalah gambaran dari keadaan jaringan
otot dan lemak yang terdapat dibawah kulit. LILA merupakan cerminan
perkembangan dari otot dan jaringan lemak tanpa pengaruh dari cairan
tubuh.
Pengukuran LILA dijadikan sebagai skrining untuk menilai
kekurangan energi kronis, karena pada ibu hamil dapat menjadi pendeteksi
kemungkinan melahirkan BBLR. LILA diukur untuk mengetahui apakah
ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) mengalami kurang energi kronis
(KEK). Batas bawah LILA pada WUS untuk risiko mengalami KEK
adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka WUS
kemungkinan akan melahirkan anak yang BBLR.
Cara mengukur LILA yaitu dengan mengukur lingkar lengan atas
menggunakan pita dan diukur pada lengan yang tidak aktif. LILA diukur
dari pertengahan pangkal lengan atas dengan ujung siku dalam satuan cm
(centimeter). Kelebihan dari metode pengukuran ini adalah mudah
digunakan, waktu pengukuran cepat, alat mudah didapatkan, murah, dan
mudah dibawa kemana saja.
e. Panjang Depa
Panjang depa adalah ukuran untuk memperkirakan tinggi badan
seseorang yang tidak bisa berdiri tegak, contohnya karena bungkuk atau
tidak mampu berdiri. Panjang depa relatif stabil, sekaligus pada orang
lebih lanjut. Panjang depa direkomendasikan sebagai alat untuk
12
memprediksi tinggi badan, namun tidak seluruh manusia memiliki
perbandingan 1:1 dengan tinggi badan. Pengukuran panjang depa relatif
mudah dilakukan, alatnya murah, dan prosedur untuk cara mengukurnya
mudah untuk dilakukan sehingga dapat dilakukan di lapangan.
f. Tinggi Lutut
Tinggi lutut ukurannya (knee height) berhubungan dengan tinggi
badan. Tujuan dari pengukuran tinggi lutut ini adalah untuk
memperkirakan tinggi orang yang tidak dapat berdiri tegak, contohnya
karena kelainan tulang belakang atau tidak mampu berdiri. Tinggi lutut
diukur pada orang yang sudah dewasa.
Tinggi lutut diukur menggunakan alat ukur yaitu kaliper.
Pengukuran tinggi lutut diukur pada lutut kiri dengan posisi siku-siku
(90º). Mengukur tinggi lutut dapat dilakukan pada posisi tidur atau duduk.
g. Tinggi Duduk
Tinggi duduk bisa dijadikan sebagai prediktor tinggi badan,
terutama pada orang lanjut usia. Tinggi duduk juga dipengaruhi oleh posisi
antar tulang rawan di tulang belakang yang membungkuk, begitu pula
posisi tulang panjang pada tulang belakang yang mengalami perubahan
seiring bertambahnya usia.
Untuk mengukur tinggi duduk diperlukan microtoise dengan
bantuan khusus. Orang yang akan diukur tinggi duduknya, duduk pada
bangku kemudian diukur menggunakan microtoise tinggi duduknya.
13
h. Rasio Lingkar Pinggang atau Panggul (Waist to Hip Ratio)
Lingkar pinggang merupakan dasar dari besar simpanan lemak pada
tubuh. Lemak yang terdapat disekitar tubuh menampakkan bahwa terjadi
perubahan metabolisme dalam tubuh. Metabolisme tersebut berubah
dikarenakan terjadinya penurunan dari efektivitas kerja insulin akibat
beban kerja yang berat. Jumlah lemak yang meningkat di sekitar perut juga
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi asam lemak yang
bersifat radikal bebas.
Kandungan lemak yang tinggi meningkatkan risiko kegemukan/
obesitas. Lingkar pinggang ukurannya berubah tergantung daripada
banyaknya lemak dalam tubuh. Ukuran panggul pada orang sehat relatif
stabil. Panggul seseorang saat berusia 40 tahun akan sama ukurannya
dengan saat dia berusia 22 tahun. Oleh karena itu, rasio lingkar pinggang
dan panggul (RLPP) atau waist to hip ratio (WHR) merupakan gambaran
dari kegemukan.
Saat melakukan pengukuran pinggang dengan panggul, pasien
hendaknya menggunakan pakaian seminimal mungkin namun lebih baik
lagi dilepas, berdiri tegap dengan santai pada kedua kaki dengan berat
badan yang tidak bertumpu hanya pada salah satu kaki, kedua tangan
diletakkan di samping, kemudian kedua kaki dirapatkan, serta pasien
dalam keadaan berpuasa saat pemeriksaan.
14
2. Metode Laboratorium
Dengan metode laboratorium status gizi ditentukan secara langsung
melalui tubuh seseorang. Metode penilaian status gizi tujuannya adalah
untuk mengetahui tingkat ketersediaan dari suatu zat gizi dalam tubuh yang
didapatkan setelah mengkonsumsi makanan.
Metode pengukuran dari metode laboratorium terdapat dua jenis
yaitu, uji biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia merupakan uji yang
menggunakan instrumen dari laboratorium kimia. Tes biokimia mengukur
kandungan zat gizi dalam tubuh dengan menggunakan cairan tubuh atau
jaringan tubuh seseorang. Contohnya, untuk mengukur sodium
menggunakan urin, mengukur kadar hemoglobin menggunakan darah, dan
sebagainya. Kemudian tes fisik adalah kelanjutan dari pemeriksaan tes
biokimia dan tes fisik. Contohnya, pemeriksaan mata (buta senja/ presbiop)
sebagai tanda dari kekurangan vitamin A dan zink.
3. Metode Klinis
Pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit adalah metode klinis yang
dapat digunakan untuk menskrining tanda dan gejala yang berhubungan
dengan kekurangan gizi. Gejala dan tanda yang timbul, sering kurang
spesifik untuk menampakkan kekurangan dari zat gizi tertentu. Untuk
mengukur zat gizi dilakukan dengan pemeriksaan bagian tubuh dengan
tujuan untuk menilai gejala dari kekurangan atau kelebihan zat gizi.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
15
dan auskultasi. Contohnya pemeriksaan pembesaran kelenjar tiroid sebagai
akibat dari kekurangan iodium (gondok).
Pemeriksaan klinis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan ksehatan termasuk kekurangan zat gizi pada seseorang. Pada
pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan
anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
a. Anamnesis adalah metode wawancara yang dilakukan oleh dokter/ tenaga
medis lainnya ke pasien atau orang lain yang mengetahui tentang keadaan
pasien untuk mengetahui penyakit yang diderita oleh pasien dari awal
keluhan yang dialami sampai sekarang.
Terdapat dua metode dalam anamnesis, yaitu:
• Auto-anamnesis yaitu dengan wawancara langsung pada pasien
secara langsung karena pasien dianggap mampu mengetahui dan
menjawab pertanyaan yang diajukan.
• Allo-anmnesis adalah wawancara yang dilakukan kepada keluarga
pasien atau orang yang mengetahui kondisi dan penyakit pasien.
Allo-anamnesis dilakukan pada orang yang dianggap tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan baik, seperti anak-anak, memiliki
gangguan pendengaran atau bicara, kehilangan kesadaran, dan
gangguan jiwa.
b. Observasi adalah suatu tindakan berupa pengamatan pada bagian tubuh
tertentu untuk mengetahui kondisi ada tidaknya kekurangan gizi.
Contohnya, mengamati konjungtiva mata untuk mengetahui seseorang
16
mengalami anemia atau tidak, orang yang mengalami anemia pada
konjungtivanya akan terlihat pucat.
c. Palpasi adalah tindakan perabaan yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya kekurangan gizi. Contohnya melakukan palpasi dengan
menggunakan kedua ibu jari pada kelenjar tiroid di leher untuk mengetahui
ada tidaknya pembesaran kelenjar yang berarti terdapat kekurangan iodium.
d. Perkusi adalah tindakan mengetuk pada bagian tubuh tertentu untuk
mengetahui reaksi dan bunyi tertentu pada bagian tubuh yang di perkusi.
e. Auskultasi adalah tindakan mendengar suara yang terdengar dari dalam
tubuh seseorang yang biasanya dibantu dengan stetoskop untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan tubuh.
4. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan
Kekurangan gizi terjadi ketika asupan gizi yang tidak cukup,
sedangkan kelebihan gizi terjadi karena asupan giizi yang berlebih
dibandingkan dengan kebutuhan tubuh. Kekurangan atau kelebihan gizi
dapat diketahui dengan metode pengukuran konsumsi pangan (dietary
method). Asupan gizi seseorang dari makanan menentukan status gizi.
Seseorang yang asupan gizi pada makanannya kurang saat ini akan
menghasilkan status gizi yang kurang nantinya. Karena asupan gizi
sekarang tidak langsung menggambarkan status gizi pada saat itu juga.
Memerlukan waktu tertentu, karena zat gizi di metabolisme dalam tubuh
sebelum nantinya digunakan oleh tubuh.
17
Pengukuran konsumsi pangan disebut juga survei konsumsi pangan
sebagai salah satu metode pengukuran status gizi. Jika asupan makanan
kurang maka status gizi menjadi kurang. Sedangkan, jika asupan makanan
lebih maka stats gizi juga akan lebih. Tujuan umum dari pengukuran ini
untuk mengetahui asupan gizi makanan dan mengetahui kebiasaan pola
makan baik secara individu, maupun kelompok masyarakat. tujuan khusus
dari metode pengukuran ini adalah:
• Menentukan tingkat kecukupan gizi pada tiap individu;
• Menentukan tingkat asupan gizi individu yang terkait dengan penyakit;
• Mengetahui rata-rata asupan gizi tiap kelompok masyarakat tertentu;
• Menentukan proporsi atau jumlah dari masyarakat yang memiliki gizi
kurang;
Pengukuran konsumsi pangan dapat dilakukan dalam tiga tempat
yaitu, di tingkat individu, kelompok rumah tangga, dan wilayah.
a. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan Individu
Metode pengukuran asupan gizi individu yang sering dipakai untuk
mengukur asupan gizi ialah metode recall 24 hours, estimated food record,
penimbangan makanan (food weighing), dietary history, dan frekuensi
makanan (food frequency).
1) Metode recall 24 hours
Metode recall-24 hours atau sering juga disebut recall adalah cara
menghitung asupan gizi pada individu dalam sehari penuh. Metode ini
18
dilakukan dengan cara menanyakan riwayat makanan yang telah
dikonsumsi selama 24 jam lalu, mulai dari bangun tidur saat pagi hari
sampai tidur lagi pada malam hari. Metode ini bertujuan untuk mengetahui
jumlah gizi yang dikonsumsi tiap hari, sehingga termasuk dalam kategori
metode kuantitatif. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan catat jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi individu pada 1 hari sebelum
dilakukan recall (misal dilakukan recall pada hari selasa, maka akan
dilakukan recall mengenai makanan yang dikonsumsi selama 24 jam waktu
hari senin).
Dalam pelaksanaannya, terdapat dua metode untuk melakukan
wawancara recall yaitu cara pertama adalah asupan makanan ditanyakan
dimulai dari bangun pagi hari kemarin sampai malam kemarin. Cara kedua
yaitu dengan menanyakan asupan makanan dalam kurun waktu 24 jam ke
belakang sejak wawancara dilakukan.
Prinsip pengukuran metode recall 24-hours yaitu mencatat semua
makanan yang dikonsumsi, mulai dari nama makanan yang dikonsumsi,
bahan makanan tersebut dan berat dalam gram atau dalam berat ukuran
rumah tangga (URT). Perlu juga ditanyakan jumlah konsumsi makanan
yang dimakan secara teliti dengan menggunakan URT seperti, sendok,
gelas, piring, mangkok, ataupun ukuran lainnya. Untuk mendapatkan
kebiasaan makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang lebih akurat,
wawancara dilakukan dengan metode recall minimal 2 x 24 jam, dengan
hari yang tidak berurutan.
19
2) Metode estimated food record
Metode estimated food record disebut juga food record atau diary
record merupakan metode pengukuran gizi individu yang diukur dengan
memperkirakan jumlah makanan yang dikonsumsi responden yang sesuai
dengan pencatatan bahan makanan.
Prinsipnya hampir sama dengan metode recall 24 hours yaitu
mencatat semua makanan yang dikonsumsi selama 24 jam, mulai dari
bangun tidur sampai tidur kembali pada malam hari. Perbedaannya adalah
responden diminta langsung untuk mencatat sendiri semua jenis makanan
serta berat yang telah dikonsumsi selama 24 jam dalam ukuran URT.
Format fomulirnya sama dengan yang dipake dengan recall 24 hours.
3) Metode Penimbangan Makanan (food weighing)
Metode penimbangan makanan (food weighing) adalah metode
pengukuran asupan gizi pada individu dengan menimbang semua bahan
makanan yang dikonsumsi oleh responden. Metode ini harus responden dan/
atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi
selama 24 jam. Jika terdapat makanan yang tersisa, maka harus ditimbang
juga lalu dikurangi dengan berat makanan yang sudah diukur sebelumnya.
Formulir pengumpulan data yang digunakan mempunyai kesamaan dengan
formulir metode recall 24-hours. Pengumpulan data biasanya berlangsung
beberapa hari tergantung tujuan, dana, dan tenaga yang ada.
20
4) Metode Frekuensi Makanan (food frequency)
Metode frekuensi makanan atau disebut juga FFQ (food frequency
questionnaire) adalah metode untuk memperoleh dan mengetahui data
tentang pola makan dan kebiasaan makan tiap individu pada periode
tertentu, biasanya selama 1 bulan, namun ada juga yang sampai 6 bulan
bahkan 1 tahun. Terdapat dua bentuk metode FFQ yaitu metode kualitatif
dan metode semi kuantitatif.
Metode frekuensi makanan kualitatif (FFQ) termasuk metode
kualitatif, karena menekankan pada frekuensi makan seseorang. Informasi
yang diperoleh adalah tentang pola makan dan kebiasaan makan (habitual
intakes) seseorang. Asupan makanan yang ditanyakan spesifik untuk gizi
tertentu, makanan tertentu, atau kelompok makanan tertentu pada periode
tertentu.
Metode frekuensi semi kuantitatif (semi quantitative food frequency
questionnaire) disingkat SFFQ merupakan metode untuk mengetahui
gambaran kebiasaaan asupan gizi tiap individu pada periode waktu tertentu.
Tujuannya untuk mengetahui rerata keperluan gizi tiap individu dalam
sehari. Metode SFFQ hampir sama dengan FFQ, yang membedakan adalah
responden juga ditanyakan besaran ukuran atau berat rerata makanan yang
dikonsumsi tiap hari. Ukuran makanan ditulis sesuai dengan ukuran rumah
tangga (URT). Sehingga dapat diketahui rerata berat makanan dalam sehari,
kemudian dihitung asupan gizi perhari dengan bantuan daftar komposisi
21
bahan makanan (DKBM) atau daftar penukar atau dengan software
komputer.
b. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Terdapat beberapa metode yang biasanya digunakan untuk
mengukur konsumsi pangan pada tingkat rumah tangga yaitu metode jumlah
makanan (food account), pencatatan makanan rumah tangga (housefold
food record method), dan recall 24 hours rumah tangga.
1) Metode jumlah makanan (food account),
Metode jumlah makanan disebut juga food account method adalah
metode pengumpulan data keluarga mengenai asupan makanan yang
dilakukan dengan mencatat seluruh bahan makanan yang ada dalam satu
periode. Semua bahan makanan baik yang dibeli, diproduksi sendiri dicatat
dan ditimbang tiap hari selama survei dalam periode pengukuran selama 1
minggu. Makanan yang dibuang, busuk dalam penyimpanan, ataupun
dikasih ke orang lain atau binatang juga dicatatat. Hal ini semuanya dicatat
oleh petugas atau respomden yang telah terlatih.
2) Metode Pencatatan Makanan Rumah Tangga (household food record
method)
Metode pencatatan makanan rumah tangga merupakan metode yang
dimana dilakukan pencatatan makanan yang dikonsumsi oleh anggota
22
rumah tangga baik dari dalam rumah maupun luar rumah.
Metode ini paling singkat dilakukan selama 1 minggu oleh
responden yang terlatih atau petugas. Dilakukan dengan cara menimbang/
atau mengukur semua makanan yang ada dalam rumah termasuk cara
pengolahannya, anggota keluaarga yang makan di luar rumah juga dicatat.
Namun metode ini tidak mencatat makanan yang tersisa. Metode ini
dianjurkan penggunaannya pada daerah yang memiliki variasi menu sedikit.
3) Metode recall 24 hours rumah tangga
Metode recall 24 hours rumah tangga (household-24 hours recall
method) adalah metode dengan mengumpulkan data konsumsi makanan
pada masing-masing rumah tangga yang dicatat oleh orang yang
bertanggung jawab untuk mengurus bahan makanan dan pengolahannya.
Pada wawancara ditanyakan mengenai bahan makanan apa saja yang
digunakan selama 24 jam, maksimal selama 4 hari. Sumber makanan yang
ditanyakan terutama yang menghasilkan sumber energi (protein, lemak, dan
karbohidrat).
Data selanjutnya adalah memperkirakan jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh anggota keluarga per hari, dengan sistem skoring yang
berpatokan pada metode pencatatatn makanan rumah tangga.
c. Menilai Konsumsi Pangan pada Satu Wilayah
Menilai konsumsi pangan pada satu wilayah bisa dinilai dengan dua
23
cara, yaitu dengan neraca bahan makanan dan pola pangan harapan. Di
bawah ini akan dijelaskan kedua metode tersebut sebagai berikut:
1) Neraca Bahan Makanan
Neraca Bahan Makanan (NBM) atau food balance sheet merupakan
metode untuk mengukur kecukupan pangan pada suatu wilayah dalam
periode tertentu. Neraca ini dikembangkan oleh Food Agriculture
Organization (FAO) dan telah digunakan di berbagai negara termasuk di
Indonesia (Mayo, 2008).
Data pada neraca bahan makanan (NBM) memberikan informasi
mengenai situasi pengadaan atau penyediaan makanan, baik produksi dari
dalam maupun luar negeri, penggunaan bahan makanan untuk pakan, bibit,
maupun industri, serta ketersediaan informasi mengenai pangan yang
dikonsumsi oleh penduduk dalam suatu wilayah atau negara selama periode
waktu tertentu. Data yang ditampilkan di dalam NBM merupakan angka
rerata jumlah bahan pangan yang ada pada tingkat penjual eceran atau
rumah tangga dalam konsumsi penduduk per kapita yang dinyatakan dalam
bentuk bahan makanan tiap orang per tahun atau zat gizi tiap orang per hari.
2) Pola Pangan Harapan
Pola pangan harapan (PPH) merupakan konsumsi pangan
berdasarkan pada kontribusi energi secara mutlak ataupun relatif, yang
memenuhi kebutuhan gizi secara kualitas, kuantitas, maupun keberagaman
jenisnya dengan mempertimbangkan semua aspek agama, sosial, ekonomi,
budaya, maupun cita rasa.
24
PPH memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai a) Alat untuk
merencanakan konsumsi, ketersediaan, dan produksi pangan; b) Alat untuk
mengevaluasi tingkat pencapaian konsumsi, penyediaan, dan ketersediaan
pangan; c) Sebagai dasar dalam pengukuran diversifikasi dan ketahanan
pangan; d) Menjadi pedoman dalam merencanakan program gizi.
PPH menampilkan susunan konsumsi pangan untuk dapat hidup
secara sehat, aktif, dan produktif. Pada PPH kita dapat nilai kualitas pangan
berdasarkan dari skor pangan yang telah dikelompokkan menjadi 9 bahan
makanan. Stok dari bahan pangan harus ada sepanjang waktu, dalam jumlah
yang cukup dan terjangkau, tentunya akan menentukan pada tingkat
konsumsi pangan di tingkat rumah tangga (Nugrayasa, 2013).
Pengelompokan bahan makanan dalam PPH, terdiri dari 9 kelompok
yaitu kelompok padi-padian, umbi-umbian, bahan makanan hewani, kaca-
kacangan, sayur-sayuran dan buah, biji berminyak, lemak dan minyak, gula
serta jenis makanan yang lainnya. Pengelompokannya berdasarkan dari sisi
lualitas dan kuantitas. Arti dari sisi kualitas ialah semakin beragamnya dan
seimbang komposisi bahan makanan yang dikonsumsi, maka akan semakin
baik kualitas gizinya, karena pada dasarnya tidak ada satupun bahan
makanan yang langsung memiliki kandungan gizi yang lengkap. Sedangkan
pada kuantitas artinya ialah untuk menilai kuantitas atau jumlah konsumsi
bahan makanan yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan tingkat
konsumsi dari kalori/ energi dan protein.
25
5. Faktor Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang membahas tentang hubungan antara
lingkungan dengan makhluk hidup. Kondisi lingkungan yang baik, tentunya
memungkinkan makhluk hidup tumbuh dengan baik. Status gizi adalah
kondisi yang diperoleh akibat dari keseimbangan antara asupan makanan
dengan kebutuhan zat gizi. Maka ekologi yang berkaitan dengan gizi adalah
keadaan lingkungan yang membantu manusia untuk tumbuh kembang
dengan baik dan optimal dan mempengaruhi status gizi.
Faktor ekologi mempengaruhi status gizi yang berkaitan dengan
beberapa jenis informasi terkait ekologi. Informasi tersebut diantaranya
mengenai data sosial ekonomi, data kependudukan, keadaan lingkungan
fisik, dan data vital statistik. Data sosial ekonomi yang termasuk adalah
jumlah anggota dalam keluarga, tingkat pendidikan masyarakat, agama,
budaya, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan/ mata pengcaharian,
ketersediaan air bersih, pelayanan kesehatan, ketersediaan lahan pertanian,
dan informasi lainnya.
Data mengenai lingkungan fisik seperti pada saat kemarau panjang
yang menyebabkan gagal panen, akibat dari ketersediaan sumber air yang
kurang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada masyarakat.
Data kesehatan dan data penting statistik yang berkaitan dengan status gizi,
seperti proporsirumah tangga dalam mendapatkan air bersih, proporsi anak
mendapatkan imunisasi, data mengenai kejadian BBLR, proporsi ibu
memberikan ASI eksklusif, dan data spesifik lainnya seerti data mengenai
angka kejadian kematian berdasarkan usia.
26
Secara umum terdapat dua faktor ekologi yang berkaitan dengan
status gizi teeerbagi menjadi 2 kelompok yaitu ekologi lingkungan dan vital
statistik, yang secara singkat akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Ekologi Lingkungan
Faktor ekologi lingkungan yang terkait dengan status gizi di
antaranya terkait dengan keadaan infeksi, pengaruh budaya, keadaan sosial
ekonomi, dan produksi pangan. Di bawah ini penjelasan mengenai masing-
masing faktor.
1) Infeksi
Status gizi dengan kejadian penyakit infeksi yang terkait. Anak yang
memiliki status gizi yang kurang mudah terkena infeksi, karena anak
memiliki daya tahan tubuh yang jelek. Kemudian pada anak yang sedang
terkena penyakit infeksi akan memiliki nafsu makan yang kurang sehingga
dapat menyebabkan status gizi yang kurang juga. Sehingga antara penyakit
infeksi dan status gizi kurang memiliki hubungan sebagai sebab akibat.
Beberapa penyakit infeksi yang terkait dengan status gizi antara lain
campak, cacingan, diare, tuberkulosis, batuk rejan, dan penyakit infeksi
lainnya.
2) Pengaruh Budaya
Budaya memiliki peran penting dalam proses terjadinya status gizi.
27
Karena budaya akan menghasilkan kebiasaan pola makan pada individu dan
kelompok masyarakat tertentu. Pada kelompok budaya masyarakat tertentu,
kebiasaan akan menciptakan pola makan yang pada umumnya baik, tetapi
kadang menciptakan kebiasaan yang bertentangan dengan prinsip gizi.
Budaya dan kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan status gizi
diantaranya adalah stabilitas dari keluarga. Keluarga yang terpisah
(perceraian suami istri) mengakibatkan anak-anaknya dapat terabaikan
makanannya. Pada wanita karier yang terlalu mempentingkan pekerjaannya
membuat pola makan anaknya dapat terabaikan. Pada kelompok masyarakat
tertentu, memiliki beberapa pantangan yang tidak saling bertentangan pada
gizi, contoh dilarang makan telur karena dapat mengakibatkan bisulan.
Budaya tersebut dapat mengakibatkan status gizi anak tersebut kurang
karena kekurangan asupan protein.
3) Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi suatu keluarga tergantung pada
ketersediaan makanan dalam keluarga. Keadaan sosial tentunya dapat
mempengaruhi status gizi yaitu bisa disebabkan karena jumlah anggota
keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah, kepadatan penduduk,
keadaan dapur dalam rumah tangga. Keadaan ekonomi juga bisa
mempengaruhi status gizi, di antaranya pekerjaan orang tua, penghasilan
keluarga, dan harga bahan makanan di pasaran. Ini semua pastinya
mempengaruhi ketersediaan makanan dalam rumah tangga yang
28
mempengaruhi status gizi semua anggota keluarga.
4) Produksi Pangan
Produksi pangan pada pertanian, peternakan, maupun perikanan
akan mempengaruhi ketersediaan makanan di pasaran. Dalam sistem
pangan terdapat 5 komponen penting agar pangan dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, komponen tersebut adalah produksi pangan,
distribusi pangan, konsumsi pangan, dan utilisasi atau pemanfaatan pangan
dalam tubuh. Produksi pangan hasilnya akan baik jika lahan yang tersedia
cukup, sistem pengairan yang baik, pemupukan, pengontrolan hama pada
pangan yang baik serta pengolahan pasca panen.
b. Data Vital Statistik
Data vital statistik secara tidak langsung dapat digunakan untuk
menilai status gizi, terutama pada kelompok penduduk tertentu. Karena
angka-angka statistik kesehatan mempunyai hubungan yang berhubungan
dengan keadaan gizi pada masyarakat. Beberapa informasi data vital
statistik berhubungan dengan keadaan gizi dan kesehatan, seperti angka
kesakitan, angka kematian, tingkat pelayanan kesehatan, dan angka kejadian
penyakit infeksi.
Menurut Jellife (1989), ada beberapa jenis informasi yang dapat
menjadi acuan dalam menganalisa keadaan gizi masyarakat antara lain
insidensi angka kematian pada kelompok umur tertentu, insidensi angka
29
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, statistik pelayanan
kesehatan, dan penyakit infeksi yang terkait dengan gizi.
C. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan mengenai makanan, zat gizi,
sumber zat gizi yang ada dalam makanan, jenis makanan yang aman serta baik
dikonsumsi agar tidak menimbulkan sebuah penyakit, serta prosedur pengolahan
bahan makanan yang baik untuk tetap menjaga zat gizi yang ada dalam makanan
tidak hilang, dan cara hidup sehat (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan yang
ada dalam diri seseorang akan mempengaruhi sikap serta perilakunya saat memilih
makanan yang akhirnya akan mempengaruhi keaadan gizi masing-masing
individu.6
Pengetahuan tentang gizi akan sangat berdampak pada seseorang dalam
memenuhi kebutuhannya. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang gizi yang
mendalam akan mengarahkannya ketika memilih jenis makanan yang akan
dikonsumsi berdasarkan segi kualitas, variasi, ataupun cara penyajian pangan yang
sesuai berdasarkan konsep pangan. Semisal, konsep pangan yang terkait dengan
kebutuhan fisik, apakah makan untuk kenyang atau makan untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh.6
Pengetahuan mengenai gizi digolongkan ke dalam pengetahuan mengenai
cara memilih bahan pangan yang akan dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari
dengan baik serta memberitahukan tentang zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Dalam proses penyeleksian serta konsumsi bahan pangan dapat berpengaruh
kepada status gizi yang dimiliki oleh seseoarng. Suatu status gizi dapat dikatakan
30
normal atau optimal yaitu ketika jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
tercukupi. Lalu, status gizi dikatakan kurang yaitu ketika tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (yang dibutuhkan oleh tubuh).
Sedangkan jika dikatakan status gizi lebih yaitu ketika tubuh mendapatkan zat gizi
dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek yang membahayakan (Almatsier,
2001).6
Cara pengukuran pengetahuan tentang gizi bisa dilakukan dengan cara
memberikan tes dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda (Multiple choice test), cara
ini merupakan bentuk tes obyektif yang selalu digunakan dan mudah untuk
dilakukan. Di dalam instrumen tersebut telah terdapat jawaban yang tertera pada
lembar jawaban. Responden hanya perlu memilih jawaban yang menurutnya benar
(Khomsan, 2000).6
Pengetahuan gizi dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik, sedang, dan
kurang. Cara mengkategorikannya dilakukan dengan menetapkan cut of point dari
skor yang telah dijadikan persentase.6
Tabel 2.1 Kategori Pengetahuan Gizi6
Kategori Pengetahuan Gizi Skor
Baik >80%
Sedang 60-80%
Kurang <60%
Pengetahuan gizi dipercaya sebagai salah satu variabel yang dapat
berhubungan dengan konsumsi dan kebiasaan makan seseorang. Atas dasar inilah
31
sehingga deskripsi tentang pengetahuan gizi pada kelompok remaja diperlukan.
Hasil penelitian Dinah Soraya, dkk pada jurnal “Hubungan Pengetahuan Gizi,
Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Guru
SMP” menunjukkan bahwa kadar persen tingkat pengetahuan gizi pada umumnya
sebanyak 26 orang (74,3.1%). Yang artinya pada guru SMP terdapat sebagian kecil
kurang dalam pengetahuan gizi.7
Pengetahuan gizi memiliki peran penting karena setiap orang akan memiliki
gizi yang cukup ketika mengonsumsi makanan yang memiliki zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan tubuh optimal, dalam pengetahuan gizi
terdapat informasi yang berkaitan dengan makanan, gizi, serta hubungannya
mengenai kesehatan. Pengetahuan mengenai gizi yang semakin bertambah dan luas
akan mengarahkan seseorang ketika memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi
berdasarkan segi kualitas, variasi, ataupun cara penyajian pangan yang sesuai
berdasarkan konsep pangan. Semisal, konsep pangan yang terkait dengan
kebutuhan fisik, apakah makan untuk kenyang atau makan untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.7
D. Tinjauan Keislaman
Al-Qur’an serta al-Hadis merupakan asal sumber ajaran dalam agama islam,
yang menata hubungan antara manusia dan penciptanya, manusia dan dirinya
sendiri, serta hubungan sesama manusia atau makhluk hidup. Manusia dan
penciptanya memiliki hubungan yang tercakup dalam perkara aqidah dan ibadah.
Manusia dan dirinya sendiri memiliki hubungan yang berkaitan dalam hal akhlak,
32
makanan, serta pakaian. Manusia dan sesamanya memiliki hubungan yang
termasuk kedalam hal mua’amalah dan uqubat (sanksi).8
Hubungan manusia dan dirinya sendiri, contohnya yaitu mengenai
makanan. Manusia membutuhkan makan untuk dapat menjaga tubuhnya agar bisa
tetap melaksanakan aktivitas fisik. Fungsi makanan sebagai penjamin
kelangsungan hidup suatu individu, ada yang memiliki fungsi sebagai pelindung
atau pengatur segala proses dan ada juga sebagai sumber tenaga, pembangun.
Dalam kehidupan manusia pembahasan mengenai masalah makanan masih
dianggap suatu hal yang tabu untuk dibicarakan. Mereka beranggapan bahwa
makanan yang mereka konsumsi hanya sumber energi yang hanya akan
memberikan manfaat, akan tetapi mereka tidak mengetahui mengenai makanan
juga dapat menjadi sumber bahaya jika makanan yang mereka konsumsi tidak
sesuai atau tidak ada dalam aturan atau syariat agama yang ada. Sebagaimana yang
ada pada firman Allah swt. dalam QS. ‘Abasa/80: 24. yang membicarakan betapa
pentingnya memperhatikan makanan,
ن إلى طعامهۦ نس ٢٤فلينظر ٱل
Terjemahannya:
“Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya.”
Pada ayat tersebut tidak hanya menjelaskan untuk memerhatikan makanan
yang berbahaya. Tetapi tidak berlaku di zaman modern ini, saat ini kemakmuran
serta taraf ekonomi yang meningkat ikut ambil bagian dalam mempengaruhi gaya
hidup manusia, misalnya lebih banyak orang memilih makan di restoran atau
33
warung-warung yang kebersihan serta keamanan makanannya belum terjamin
dibandingkan masak di rumah. Utamanya ketika memilih makanan yang sangat
bervariasi yang tujuan utamanya hanya untuk memenuhi selera tersendiri .8
Dampak yang terjadi dalam perkembangan ini yaitu pada hal pola makan,
yakni tanpa atau tidak sama sekali memerhatikan kondisi kesehatan hanya
memntingkan makan segala hal yang sesuai dengan selera makan serta pola makan
menjadi tidak teratur. Sesuatu seperti ini sudah bukan hal yang mengagetkan bagi
manusia mengingat pada sifat dasar manusia yang tidak puas pada satu hal termasuk
soal makanan. Sifat seperti ini termasuk contoh sifat yang berlebih-lebihan,
sebagiamana yang ada pada firman Allah swt. QS. al-A’raf/7: 31. yang berbunyi
sebagai berikut:
إنهۥ ل بني ءادم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا وٱشربوا ول تسرفوا يحب ۞ي
٣١ٱلمسرفين
Terjemahannya:
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Sebagaimana yang telah disampaikan Rasulullah saw., sebab berlebih-
lebihan akan menjadikan iman semkain lemah, karena mengosongkan hati serta
melepaskan keagungan-Nya dengan hanya memikirkan makanan saja, seolah-olah
hidupnya hanya berpusat kepada nafsu makannya saja. Makan dengan terlalu
kenyang akan mengakibatkan terganggunya proses sistem pencernaan serta
makanan yang ada dalam perut akan cepat menjadi masam. Seperti halnya yang
dikatakan oleh Imam Al-Gazali di dalam kitabnya, yaitu kenyang itu hal yang
34
paling berat di antara empat hal yaitu meja makan, ayakan tepung, dan wijikan.
Karena dalam keadaan kenyang itu akan mengajak kepada bergeloranya syahwat-
syahwat serta menggerakkan beberapa penyakit di dalam badan.8
Salah satunya merupakan penyakit yang sudah sering dibicarakan serta
mendapat perhatian, yaitu obesitas atau kegemukan. Organisasi kesehatan dunia
atau World Health Organization (WHO) mengeluarkan data yang pada tahun 2016,
bahwa obesitas saat itu merupakan suatu masalah epideimologi global yang telah
menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di dunia. Sama halnya pada
sebagian besar penduduk di dunia yang tinggal di negara-negara lain, di mana
kelebihan berat badan dan obesitas telah membunuh lebih banyak orang
dibandingkan dengan orang yang mengalami kurang gizi, ini terjadi di setiap
wilayah kecuali bagian sub-Sahara Afrika dan Asia.8
Penderita obesitas setiap tahun mengalami peningkatan yang mengejutkan
terkait obesitas dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Jumlah orang dengan indeks
massa tubuh lebih dari 30 meningkat dari 105 juta orang pada 1975 menjadi 641
juta orang pada 2014. Hingga pada tahun 2015 dan diperkirakan kurang lebih 700
juta orang akan mengalami obesitas. Bahkan Negara maju seperti Amerika Serikat
diperkirakan obesitas mencapai 45-50%, di Australia dan Inggris 30-40%. Pada
tahun 2016 prevalensi kegemukan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja
berusia 5-19 tahun meningkat secara sensasional dari hanya 4% di tahun 1975
menjadi hanya 18%. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi obesitas penduduk diatas 15 tahun pada laki-laki
sebesar 13,8% dan pada perempuan sebesar 23,8%. Hal ini akan menjadi pemicu
35
munculnya berbagai penyakit yang berbahaya, seperti: penyakit lambung, kelainan
pada esofagus dan obesitas. Maka pada tahun 2016, hari Obesitas Sedunia (11
Oktober) mengangkat tema‚ ‛Calling for Urgent Government Action to End
Childhood Obesity‛ yang memiliki tujuan mendorong pemerintah dalam
mengambil tindakan segera untuk memenuhi komitmen menghentikan kenaikan
prevalensi obesitas pada tahun 2025 yang akan datang.8
Berdasarkan fakta yang telah dibeberkan oleh WHO maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kegemukan merupakan suatu penyakit yang jika terus dibiarkan
akan membawa dampak berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, untuk
menghindari penyakit tersebut maka cara yang efektif dilakukan adalah dengan
mengikuti pola makan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. di dalam hadis:
Artinya:
Telah diceritakan kepada kami Suwaid bin Nasr telah mengabarkan kepada
kami Abdullah bin Al-Mubarak telah mengabarkan kepada kami Isma‘il bin
'Ayyasy telah diceritakan kepadaku Abu Salamah al-Himsi dan Habib bin
Salih dari Yahya bin Jabir al-Taidari dari Miqdam bin Ma'dikarib berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada bejana yang diisi oleh
manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan
beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberi
tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah dia memenuhi sepertiga
lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk
bernafas."
36
Hadis di atas telah memaparkan bahwa makanan yang dikonsumsi
fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan aktivitas. Kemudian,
tulisan ini berusaha untuk mengungkapkan bagaimana kualitas dari hadis tentang
pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw.? bagaimana pemahaman hadis
tentang pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw.? dan bagaimana aplikasi
hadis pola makan yang dicontohkan oleh Nabi saw. di masa kini?8
1. Pola Makan Menurut Agama
Islam merupakan agama yang sangat sempurna, Agama islam
datang sebagai agama untuk penunjang kepentingan duniawi dan ukhrawi
secara menyeluruh. Tidak hanya terbatas pada jalur hubungan hamba
dengan Tuhannya (horizontal) saja tetapi islam juga mengatur secara
vertikal. Islam juga sangat memperhatikan kondisi kesehatan, seperti yang
ada dalam hadis Rasulullah saw.8
Artinya:
Telah diceritakan kepada kami Al-Makki bin Ibrahim telah
mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa‘id yaitu Ibnu Abu Hind
dari Ayahnya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu 'anhuma dia
berkata; Nabi saw. bersabda: "Dua kenikmatan yang sering
dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu
luang."
Islam sangat berhati-hati dalam hal kesehatan, salah satunya yaitu
dalam hal makanan dari segi halal haram dan baik buruknya. Halal adalah
37
sesuatu yang dibolehkan secara agama, sedangkan baik adalah sesuatu yang
pada dasarnya tidak merusak pikiran serta fisik, dan juga harus memenuhi
syarat dari segi kebersihan. Seperti pernyataan al-Maragi yang dikutip
dalam buku Syarfaini, mengatakan bahwa hendaklah manusia mau
memikirkan tentang kejadian yang berkaitan pada dirinya dan makanan
yang dimakannya. Cara makanan diciptakan lalu disediakan kepadanya
sehingga bisa menjadi penunjang kelangsungan hidupnya. Disamping hal
itu, dapat pula merasakan kelezatan makanan yang dapat menunjang
kekuatan tubuhnya.8
Berdasarkan yang telah diketahui bahwa makanan ialah
pemeliharaan kehidupan, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah
swt. di atas permukaan bumi, mutlak membutuhkannya. Makanan dapat
memberinya kekuatan esensial bagi kehidupannya, menyediakan unsur-
unsur yang akan membentuk sel tubuhnya dan memperbaharui sel yang
rusak. Hal itu disebabkan oleh asal penciptaan manusia adalah dari tanah
liat dan debu.8
Kodrat Allah dan kemukjizatan-Nya juga menghendaki hal ini,
sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Mu’minun/23: 12.
ن نس ن طين ولقد خلقنا ٱل لة م ١٢ من سل
Terjemahnya:
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah.”
Makanan dalam kehidupan manusia sama seperti bahan bakar yang
sanat dibutuhkan oleh suatu mesin. Memiliki kedudukan yang setara dengan
38
bensin, uap, dan listrik, meski terdapat perbedaan yang signifikan antar
keduanya. Seorang manusia secara terus menerus melakukan aktivitas tanpa
henti sepanjang hayatnya. Meskipun di waktu tidur dan juga istirahat, piranti
tubuhnya akan tetap melakukan pekerjaan tanpa henti. Berdasarkan hal ini
yang menyebabkan ia tidak dapat dibandingkan dengan kerja secara terus
menerus seperti yang dilakukan oleh mesin dan peralatan mekanik lainnya,
yang kadang bekerja dan kadang juga berhenti.8
Selain hal itu, makanan adalah bahan yang dikonsumsi oleh
makhluk hidup untuk memperoleh nutrisi dan juga energi. Gizi dalam
agama islam berasal dari bahasa arab al-Gizzai‛ yang memiliki arti
makanan dan juga manfaatnya untuk kesehatan, serta dapat diartikan sari
makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Gizi ialah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang telah dikonsumsi secara normal
melalui proses transportasi, absorbsi, digesti, metabolisme, penyimpanan
serta mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, fungsi moral dan pertumbuhan dari organ-
organ serta akan menghasilkan energi.8
Perihal masalah pengaruh gizi kepada berbagai kalangan, yaitu tidak
hanya bagi yang memiliki daya beli rendah tetapi juga terhadap yang
memiliki daya beli yang tinggi. Mengapa demikian? Karena, bagi yang
memiliki daya beli rendah, akan mengalami kekurangan gizi. Dan bagi yang
memiliki daya beli tinggi dapat membeli semua jenis makanan, yang dapat
berakibat memiliki kebiasaan makanan yang berlebihan dan tidak sehat.8
39
Dalam al-Qur’an memakai tiga kata ketika melarang berlebih-
lebihan yaitu‚ ta‘tadu, tusrifu atau israf, tabzir.
• Ta‘tadu yaitu berlebih-lebihan yang dimaksud kata ini adalah
berdasarkan aspek hukumnya.
• Tusrifu yaitu berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan,
maksudnya melebihi porsi penyimpanan yang dapat disimpan oleh
lambung (kekenyangan). Hal tersebut sangat tidak sesuai dengan
ilmu kesehatan (1/3 makan, 1/3 minum, dan 1/3 nafas) dan juga akan
berdampak buruk (menimbulkan penyakit) pada tubuh dan otak (bisa
membuat otak menjadi tumpul).
• Tabzir yaitu berlebihan-lebihan dalam mengambil makanan dan
kemudian tidak mampu untuk menghabiskannya sehingga makanan
itu dibuang begitu saja. Hal tersebut sangat berbahaya pada sifat dan
rohani (lalai dan sombong).
ن إنهۥ ت ٱلشيط ا ول تتبعوا خطو لا طي با
ا في ٱلرض حل أيها ٱلناس كلوا مم ي
بين ١٦٨لكم عدو م
Terjemahnya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.”
40
Berdasarkan pengkajian ini, menggunakan kata Tusrifu, yaitu dalam
islam dilarang melakukan hal berlebih-lebihan terlebih dalam hal makanan,
makan bukan hanya karena lapar lalu makan hingga menjadi kekenyangan,
namun dalam islam juga sangat menegaskan kepada umat muslim agar
menjaga etika ketika sedang makan. Dalam ilmu sains, makan hingga
berlebihan atau hingga sangat memnuhi volume lambung itu memang
sangat tidak baik, karena jika lambung yang memiliki fungsi untuk
mencerna karbohidrat dengan baik tidak bisa bekerja secara maksimal,
maka makanan yang dikonsumsi akan sia-sia. Jadi, makan yang baik
memang secukupnya saja tetapi dengan memiliki porsi nutrisi yang
lengkap.8
Dengan memiliki pengetahuan yang benar terkait gizi maka orang
akan tahu dan akan melakukan upaya untuk mengatur pola makannya sebaik
mungkin agar seimbang, yaitu tidak memiliki kekurangan dan juga tidak
berlebihan, dan dengan memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di
sekitarnya. Jadi, masalah gizi yang muncul, apakah kekurangan gizi ataupun
kelebihan gizi itu sebenarnya disebabkan oleh kesalahan perilaku dari
seseorang, yakni tidak memiliki kesetaraan antara konsumsi gizi dan juga
kecukupan gizi yang diperlukan oleh tubuhnya.8
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Pengetahuan Gizi Faktor Sikap Gizi:
1. Pola Makan
2. Aktivitas Fisik
Status Gizi
Faktor Lainnya:
1. Penyakit Infeksi/ Non-
Infeksi
2. Stres
3. Hormonal
4. Metabolisme tubuh
5. Usia
42
B. Konsep Pemikiran
= Variabel Independen
= Variabel Tidak Diteliti
= Variabel Antara
= Variabel Dependen
Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian
Status Gizi
Pola Makan
Pengetahuan Gizi Sikap Gizi
43
C. Variabel Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Status Gizi Suatu keadaaan yang diperoleh dari perbandingan antara
asupan makanan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh
metabolisme tubuh. Setiap manusia memiliki kebutuhan
zat gizi yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin,
usia, aktivitas fisik sehari-hari, berat badan, tinggi badan,
dan sebagainya.
Penilaian status gizi penduduk di atas 18 tahun yang dinilai
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Timbangan
dan meteran
Status gizi normal=
IMT ≥ 18,5 - < 25,0
Status gizi tidak
normal=
Kategori kurus: IMT <
18,5
Kategori BB lebih:
IMT ≥ 25,0 - < 27,0
Kategori obesitas:
IMT ≥ 27,0
Ordinal
Pengetahuan Gizi Pengetahuan mengenai zat gizi dengan makanan, sumber
gizi pada makanan, cara mengolah makanan yang baik dan
Kuesioner Pengetahuan kurang=
Jawaban benar <50 %
Ordinal
44
benar, jenis makanan yang aman dikonsumsi sehingga kita
bisa terhindar dari penyakit, dan cara hidup sehat.
Pengetahuan baik=
Jawaban benar ≥50 %
45
D. Hipotesis
1. H1= Ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi pada
mahasiswa fakultas kedokteran unismuh makassar angkatan 2019.
2. H0= Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi
pada mahasiswa fakultas kedokteran unismuh makassar angkatan 2019.
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September 2020.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.
3. Populasi Penelitian
a. Kriteria Inklusi
Semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2019.
b. Kriteria Eksklusi
Tidak bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
47
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-
sectional dimana pada penelitian ini peneliti mencari hubungan pengetahuan
tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara variabel dependen (pengetahuan) dan
variabel independen (status gizi) dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel
Sampel penelitian adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019 sebanyak 132 orang.
2. Besar Sampel
Perhitungan besar sampel menggunakan rumus, yaitu:
n1=n2 = (Zα√2PQ+Zβ√P1Q
1+P2Q
2
(P1−P2))
2
Z = deviat baku alfa
Z = deviat baku beta
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q2 = 1− P2
48
P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
peneliti
Q1 = 1−P1
P1−P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
P = proporsi total = (P1+P2)/2
Q = 1−P
Maka,
n1=n2 = (Zα√2PQ+Zβ√P1Q
1+P2Q
2
(P1−P2))
2
n1=n2 = (1,282√2 x 0,6 x 0,4 + 0,842 √0,7 x 0,3+0,5 x 0,5
(0,7 − 0,5))
2
n1=n2 = (1,282√0,48 + 0,842 √0,46
(0,2))
2
n1=n2 = (1,282 x 0,692 + 0,842 x 0,678
(0,2))
2
n1=n2 = (0,887 + 0,570
(0,2))
2
n1=n2 = (1,457
0,2)
2
n1=n2 =(7,285)2
n1=n2 = 53,07 → 54 sampel
49
3. Teknik Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan quota
sampling. Quota sampling merupakan teknik pemilihan sampel yang
diambil sampai kuota sampel memenuhi. Data tersebut didapatkan dari
pembagian kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari data kuesioner kemudian dilakukan pengolahan
data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dilakukan untuk memeriksa data kuisoner agar dapat diolah secara
benar, sehingga pengumpulan data dapat memberikan hasil yang
menggambarkan masalah yang diteliti.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum
diolah dengan komputer.
50
3. Transferring
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari pertanyaan
kuisoner pertama sampai dengan pertanyaan kuisoner terakhir untuk
dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang ingin diteliti.
4. Tabulating
Data yang telah diperbaiki dan diberi kode dimasukkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, tujuannya untuk mempermudah
menganalisis data.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam
kuesioner dan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi deskriptif.
2. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Analisis
data dilakukan dengan uji chi-square pada β 95% dan α 0,05 dengan kriteria
51
hubungan ditetapkan berdasarkan p value (probabilitas) dengan kriteria,
sebagai berikut:
a. Jika p value > 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
b. Jika p value ≤ 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
F. Etika Penelitian
Penelitian ini melewati ethical clearance dan dalam pelaksanaannya
dilapangan telah melewati informed consent.
52
G. Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Meminta permohonan izin untuk melaksanakan
penelitian pada institusi pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
Data berat badan dan tinggi badan diperoleh
dari responden setelah peneliti menghubungi
dan membagikan kuesioner kepada responden
dan dilakukan pengisian kuesioner
Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti sendiri via online
Peneliti mengecek kembali data berat badan dan
tinggi badan responden beserta kuesioner yang
telah diisi, apabila belum lengkap maka peneliti
akan meminta responden untuk melengkapinya
Pengolahan data
Analisis data
Penyajian data
Kesimpulan
53
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi
1. Profil Singkat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
Gambar 5.1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang
beralamat di Jalan Sultan Alauddin Nomor 259, Universitas
Muhammadiyah Makassar. FK Universitas Muhammadiyah Makassar telah
terakreditasi B. Saat ini FK Universitas Muhammadiyah Makassar dipimpin
oleh dr. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp. PA(K) sebagai dekan dan dr.
Ummu Kalzum Malik, M.Med.Ed sebagai ketua medical education unit
(MEU).
54
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
memiliki dua prodi yaitu, prodi pendidikan dokter dan prodi pendidikan
profesi dokter. Saat ini pada prodi pendidikan dokter memiliki mahasiswa
dari angkatan aktif tahun 2017, 2018, 2019, dan 2020. Total mahasiswa aktif
pada prodi pendidikan dokter adalah 459 orang, dengan jumlah mahasiswa
pada angkatan 2019 sebanyak 132 orang.
B. Analisis
Penelitian telah dilakukan pada populasi menggunakan kuesioner mengenai
hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan status gizi. Responden sejumlah
54 orang yang diambil pada bulan September 2020, kemudian diolah dengan
bantuan program Microsoft Office Excel 2019 dan Statistical Package for the Social
Sciences 23 (SPSS 23).
1. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat berikut ini menjelaskan mengenai distribusi
frekuensi responden berdasarkan dari jenis kelamin, tingkat pengetahuan
gizi, dan status gizi. Adapun hasil analisis data tersebut sebagai berikut:
55
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
Variabel Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Perempuan 48 88,9%
Laki-laki 6 11,1%
Pengetahuan Gizi Kurang 2 3,7%
Baik 52 96,3%
Status Gizi Tidak Normal 11 20,4%
Normal 43 79,6%
Berdasarkan data yang dihimpun dari responden yang dapat dilihat
pada tabel 5.1 menunjukkan terdapat jenis kelamin perempuan sebanyak 48
orang dan terdapat jenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang. Kondisi ini
menunjukkan jenis kelamin responden didominasi oleh jenis kelamin
perempuan sebanyak 48 orang.
Dari distribusi tingkat pengetahuan gizi responden yang dapat
dilihat bahwa terdapat responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang
sebanyak 2 orang dan responden dengan tingkat pengetahuan gizi baik
sebanyak 52 orang. Kondisi ini menunjukkan tingkat pengetahuan gizi
responden didominasi oleh tingkat pengetahuan gizi baik sebanyak 52
orang.
Dari distribusi status gizi responden yang dapat dilihat bahwa
terdapat responden dengan status gizi tidak normal sebanyak 11 orang dan
terdapat responden dengan status gizi normal sebanyak 43 orang. Kondisi
ini menunjukkan status gizi responden didominasi oleh status gizi normal
sebanyak 43 orang.
56
2. Hasil Analisis Uji Bivariat
Analisis uji bivariat dilakukan untuk menguji hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang gizi
dengan status gizi responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji fisher
exact (X2), uji fisher exact digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam
populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana datanya berbentuk
kategorik dan kriteria penggunaan uji chi-square tidak memenuhi (exact
count less than 5). Adapun hasil analisis data tersebut sebagai berikut :
Tabel 5.2 Hasil Uji Fisher Exact
Variabel
Status Gizi
Tidak Normal
Status Gizi
Normal p value
n % n %
Pengetahuan
Gizi Kurang
2 3,7% 0 0%
0,038 Pengetahuan
Gizi Baik
9 16,7% 43 79,6%
Jumlah 11 20,4% 43 79,6%
Berdasarkan data hasil uji fisher exact yang dapat dilihat pada tabel
5.2 didapatkan nilai signifikansi p value sebesar 0,038. Karena nilai p value
0,038 <0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan status
gizi pada responden.
57
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Oktober 2020 terhadap
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar. Responden berjumlah 54 orang. Seluruh
responden memenuhi kelengkapan data dan mengikuti penelitian sampai
selesai. Pada periode waktu penelitian tersebut semua responden telah
menjawab pertanyaan pada kuesioner yang telah diberikan.
Pengetahuan tentang gizi sangat penting karena setiap orang akan
cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, karena
pengetahuan gizi memberikan informasi yang berhubungan dengan gizi,
makanan dan hubungannya dengan kesehatan.6
Penelitian ini menilai hubungan antara pengetahuan tentang gizi
dengan status gizi pada responden. Karakteristik responden pada penelitian
ini secara deskriptif berdasarkan jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang
gizi, dan status gizi.
Dari tabel 5.1 distribusi frekuensi responden didapatkan jenis
kelamin perempuan sebanyak 48 orang (88,9%) dan terdapat jenis kelamin
laki-laki sebanyak 6 orang (11,1%). Pada tingkat pengetahuan gizi
responden terdapat responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang
58
(pengetahuan <50%) sebanyak 2 orang (3,7%) dan responden dengan
tingkat pengetahuan gizi baik (pengetahuan ≥50%) sebanyak 52 orang
(96,3%). Pada status gizi responden yang terdapat responden dengan status
gizi tidak normal (IMT <18,5 atau ≥25) sebanyak 11 orang (20,4%) dan
terdapat responden dengan status gizi normal (IMT 18,5-25) sebanyak 43
orang (79,6%).
Pada analisis bivariat yang dapat dilihat pada tabel 5.2 didapatkan
responden dengan pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang
tidak normal sebanyak 2 orang (3,7%), tidak ada responden dengan
pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang normal, responden
dengan pengetahuan gizi baik yang memiliki status gizi yang tidak normal
sebanyak 9 orang (16,7%), dan responden dengan pengetahuan gizi baik
yang memiliki status gizi yang normal sebanyak 43 orang (79,6%). Data
hasil uji fisher exact yang didapatkan memiliki nilai signifikansi p value
sebesar 0,038 <0,05. Maka dari itu hasil uji signifikan secara statistik,
dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi dengan status
gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriani, dkk (2020)
yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang, Citra Tubuh,
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Pada
Siswa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan gizi seimbang (p value= 0,001), tingkat kecukupan energi (p
value= 0,001), tingkat kecukupan lemak (p value= 0,019), tingkat
kecukupan karbohidrat (p value= 0,044), dan citra tubuh (p value= 0,001)
terhadap status gizi siswa. Dengan tingkat pengetahuan gizi seimbang pada
penelitian ini terdapat responden dengan pengetahuan gizi kurang yang
memiliki status gizi lebih sebanyak 33 orang, responden dengan
pengetahuan gizi kurang yang memiliki status gizi yang normal sebanyak 4
orang, responden dengan pengetahuan gizi baik yang memiliki status gizi
lebih sebanyak 8 orang, dan responden dengan pengetahuan gizi baik yang
memiliki status gizi yang normal sebanyak 46 orang.9
Demikian pula pada penelitian yang telah dilakukan oleh Maharani,
dkk (2017) yang berjudul Aktivitas Fisik, Pengetahuan Gizi, Asupan Energi,
Asupan Serat, dan Status Gizi Lebih Pada Remaja. Dengan hasil uji statistik
antara pengetahuan gizi dengan status gizi lebih (p value= 0,001 dan r= -
0,564) artinya terdapat hubungan yang bermakna dengan korelasi kuat
namun berpola negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendah
pengetahuan gizi maka semakin tinggi status gizi. Menurut Soerjodibroto
(2004) mereka pada umumnya lebih memilih makanan yang terasa enak dan
mengenyangkan tetapi rendah kandungan gizinya dan tidak mengerti
pentingnya makanan bagi kesehatan.10
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti
(2016) yang berjudul Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, dan
Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Putri. Didapatkan
60
adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi seimbang dengan
status gizi remaja putri (p value= 0,000).11
Distribusi responden pada penelitian ini pada tingkat pengetahuan
gizi kurang terdapat 4 orang dengan status gizi kurus, 2 orang dengan status
gizi normal, 7 orang dengan status gizi gemuk, dan 2 orang dengan status
gizi obesitas. Pada tingkat pengetahuan gizi cukup terdapat 1 orang dengan
status gizi kurus, 17 orang dengan status gizi normal, 1 orang dengan status
gizi gemuk, dan tidak ada yang berstatus gizi obesitas. Kemudian pada
tingkat pengetahuan gizi baik terdapat 1 orang dengan status gizi kurus, 37
orang dengan status gizi normal, tidak ada yang berstatus status gizi gemuk,
dan tidak ada yang berstatus gizi obesitas.11
61
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan tentang gizi
dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Maka saya sebagai peneliti dapat
menyimpulkan hal sebagai berikut:
1. Didapatkan bahwa pengetahuan gizi responden didominasi oleh tingkat
pengetahuan gizi yang baik.
2. Didapatkan bahwa status gizi responden didominasi oleh status gizi yang
normal.
3. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara hubungan
pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2019.
B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Dapat menambahkan lebih banyak variabel yang diteliti selain pengetahuan
tentang gizi dan status gizi, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan pengaruh
lingkungan.
2. Dapat menambahkan responden yang bertindak sebagai kelompok kontrol
dan kelompok intervensi yang diberikan edukasi pengetahuan tentang gizi.
62
DAFTAR PUSTAKA
1. Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
KEMENKES RI.
2. Titus Priyo Harjatmo, dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
KEMENKES RI.
3. Tessanika Juniar Pratami, dkk. 2016. Hubungan Penerapan Prinsip
Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Gizi Mahasiswa S1 Departemen
Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang. Universitas Diponegoro: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume
4, Nomor 4.
4. Tim Rikerdas 2018. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta:
Lembaga Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan.
5. Tim Rikerdas 2018. 2019. Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas
2018. Jakarta: Lembaga Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan.
6. Rima Nurdzulqaidah. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan
Perilaku Gizi Seimbang Mahasiswa Tingkat 4 Angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung. Universitas Islam Bandung:
Skripsi.
7. Dinah Soraya, dkk. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan
Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Guru SMP. Institut
Pertanian Bogor: Jurnal Gizi Indonesia.
63
8. Mustika Rahayu. 2019. Pola Makan Menurut Hadis Nabi SAW (Suatu
Kajian Tahlili). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar: Jurnal
Diskursus Islam, Volume 7, Nomor 2. Hal. 295-313.
9. Rika Fitriani, dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang,
Citra Tubuh, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status
Gizi Pada Siswa. Universitas Esa Unggul: Gorontalo Journal Health and
Science Community, Volume 4, Nomor 1. Hal. 29-38.
10. Maharani, Darwis, dan Desri Suryani. 2017. Aktivitas Fisik, Pengetahuan
Gizi, Asupan Energi, Asupan Serat, dan Status Gizi Lebih Pada Remaja.
Poltekkes Bengkulu: Jurnal Media Kesehatan, Volume 10, Nomor 2. Hal.
167-172.
11. Adelina Elsa Damayanti. 2016. Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, dan
Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Putri. Universitas
Airlangga: Skripsi.
64
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar:
Nama : Syahrul Hadi
NIM : 105421110417
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan tentang Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Unismuh Makassar Angkatan 2019”. Untuk terlaksananya kegiatan
tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dengan cara mengisi
kuesioner berikut. Jawaban Saudara akan Saya jamin kerahasiaannya dan hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Saudara berkenan mengisi
kuesioner yang terlampir, mohon kiranya Saudara terlebih dahulu bersedia
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed consent).
Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara
dalam penelitian ini, Saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Peneliti,
(Syahrul Hadi)
65
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ..........................................................................................................
Umur : ..........................................................................................................
Jenis Kelamin : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................
Pekerjaan : ..........................................................................................................
No. HP : ……………………………………………………………………..
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Syahrul Hadi (105421110417), mahasiswa Fakultas Kedokteran,
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Makassar yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan Status Gizi pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Angkatan 2019”. Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan
berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi
responden pada penelitian ini.
Makassar,.......................2020
Responden
( )
66
LAMPIRAN 2
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN PENELITIAN MENGENAI
PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI
Data Karakteristik Responden:
Nama Responden :
Jenis Kelamin Responden :
Umur Responden :
Tinggi Badan Responden :
Berat Badan Responden :
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
Di bawah ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan
tentang gizi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2019. Pilihlah salah satu jawaban yang
dianggap paling tepat menurut anda dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang telah disediakan.
67
KUESIONER PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi yang ganda, yaitu…
a. Gondok dan KEP
b. Osteoporosis dan anemia
c. Gizi kurang dan gizi lebih
2. Makanan beraneka ragam terdiri dari?
a. Nasi, sayuran, buah-buahan, tahu, tempe, daging
b. Nasi, sayuran, tahu, tempe, buah-buahan, susu
c. Nasi, sayuran, tahu, tempe, daging, susu
3. Berapa kali dalam sehari kita harus makan sayur?
a. 1x sehari
b. 2x sehari
c. 3x sehari
4. Berapa kali dalam sehari kita harus makan buah?
a. 1x sehari
b. 2x sehari
c. 3x sehari
5. Terpenuhinya kebutuhan gizi seseorang ditandai dengan?
a. Badan yang kurus
b. Badan yang gemuk
c. Badan yang ideal
68
6. Konsumsi makanan sumber energi tinggi yang melebihi kebutuhan secara
terus-menerus akan menyebabkan?
a. Kurang gizi
b. Stamina meningkat
c. Berat badan berlebih
7. Fungsi utama karbohidrat adalah?
a. Sumber utama energi bagi tubuh
b. Pembentuk sel darah merah
c. Menjaga kesehatan
8. Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah?
a. Sagu, pisang, madu
b. Ubi, pisang, nasi
c. Sagu, kentang, gula
9. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber
protein?
a. Daging, tempe, kacang
b. Margarin, kacang, keju
c. Telur, ayam, santan
69
10. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber
lemak?
a. Daging, santan, kacang
b. Mie, keju, mentega
c. Mentega, minyak, santan
11. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber serat?
a. Alpukat, brokoli, pir
b. Bayam, ikan, telur
c. Brokoli, bayam, mie
12. Anjuran konsumsi gula dalam sehari sebanyak?
a. 3-4 sendok makan
b. 5-6 sendok makan
c. 7-8 sendok makan
13. Konsumsi lemak sehari-hari seharusnya?
a. Lemak jenuh
b. Hewani
c. Nabati
14. Konsumsi lemak berlebihan dapat menyebabkan?
a. Tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi
b. Melebihi kebutuhan zat gizi
70
c. Tidak mempengaruhi kebutuhan zat gizi
15. Berapa persenkah kebutuhan protein dalam tubuh?
a. 45-65%
b. 20-35%
c. 10-35%
16. Satu gram karbohidrat meghasilkan... kalori/gram.
a. 6
b. 5
c. 4
17. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi lemak?
a. Obesitas
b. Anemia
c. Konstipasi
18. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi gula?
a. Hepatitis
b. Diabetes melitus
c. Kanker
71
19. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi garam?
a. Diare
b. Hipertensi
c. Asam urat
20. Diantara masalah kesehatan berikut, manakah yang terkait dengan rendahnya
konsumsi serat?
a. Diare
b. Anemia
c. Konstipasi
72
LAMPIRAN 3
HASIL OLAH DATA SPSS
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 48 88.9 88.9 88.9
Laki-laki 6 11.1 11.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
Status Gizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Normal 11 20.4 20.4 20.4
Normal 43 79.6 79.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Tingkat Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 2 3.7 3.7 3.7
Baik 52 96.3 96.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
73
Crosstabs
Tingkat Pengetahuan * Status Gizi Crosstabulation
Count
Status Gizi
Total Tidak Normal Normal
Tingkat Pengetahuan Kurang 2 0 2
Baik 9 43 52
Total 11 43 54
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.119a 1 .004
Continuity Correctionb 3.821 1 .051
Likelihood Ratio 6.677 1 .010
Fisher's Exact Test .038 .038
Linear-by-Linear
Association 7.969 1 .005
N of Valid Cases 54
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,41.
b. Computed only for a 2x2 table
74
75
top related