program umum 2.docx
Post on 24-Oct-2015
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan bagian dari kegiatan / proses
pendidikan dan sekolah, pernyataan tersebut telah lahir sejak diterapkannya secara
formal kegiatan bimbingan di sekolah, yaitu pada saat diberlakukannya kurikulum
1976 dimana pada saat itu istilah yang dikenal adalah Bimbingan dan Penyuluhan (
BP ).
Seiring pergantian waktu dan perkembangan diberbagai segi kehidupan, maka
perubahan kearah perbaikan dalam bidang pendidikan pun mendapat perhatian
yang baik sekali, namun banyak hambatan yang terjadi dan harus di hadapi oleh
guru pembimbing, seperti terbatasnya guru pembimbing, terbatasnya sarana dan
prasarana yang tersedia.
Dalam Undang- undang Pendidikan No. 2 tahun 1989 tentang SISDIKNAS
disebut bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / atau latihan bagi peranannya dimasa
depan.
Ternyata dalam prkembangan selanjutnya di lapangan keberadaan bimbingan
dan konseling mendapat perhatian yang menggembirakan, yaitu dengan
ditetapkannya pedoman yang jelas dan pasti, yakni SK MENPAN No. 84 / 1993
beserta SKB No. 0433 / 93 dan No. 25 tahun 1993, yang melahirkan beberapa butir
besar dan mendasar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah, antara lain dengan diperkenalkannya ”Pola Tujuh Belas”, yang merupakan
cakupan dari kegiatan yang harus disampaikan oleh guru pembimbing kepada
siswa yang dibimbingnya.
Dalam upaya memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling dengan pola
tujuh belasnya, tentu saja diperlukan persiapan dan kesiapan baik dari pihak
sekolah maupun guru pembimbng sendiri.
Persiapan dan kediapan sekolah dalam membantu memasyarakatkan pola tujuh
belas adalah dengan memberi dukungan baik moril maupun materiil, sehingga
pelaksanaan materi layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ada di sekolah. Sementara itu persiapan dan kesiapan
guru pembimbing dalam memasyarakatkan pola tujuh belas adalah dengan
memperhatikan unjuk kerja mereka dalam melaksanakan layanan-layanan kegiatan
yang terncana dan terprogran dengan menyesuaikan kepada kepentingan dan
kebutuhan siswa.
Dalam rangka mempersipkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan,
Departement Pendidikan Nasional merespon dengan menerbitkan Kurikulum
Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan refleksi, pemikiran atau
pengkajian ulang dan penilaiaan terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004
1
beserta pelaksanaannya. Hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan
kebutuhan peserta didik di masa sekarang dan yang akan datang menunjukkan
perlunya KTSP yang dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan
kehidupan secara mandiri, cerdas, dinamis, kreatif, dan produktif.
Dengan melihat kepada kepentingan dan kebutuhan tersebut itulah, maka motto
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling daat ini adalah ”BK PEDULI
SISWA”.
B. LANDASAN
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2004 untuk memberikan arah pengembangan
profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah memandirikan peserta didik dan
mengembangkan potensi mereka secara optimal
2. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah kepada
keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik.
D. VISI DAN MISI
1. Visi Bimbingan dan Konseling
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan
hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, makhluk
individu dan makhluk sosial dalam hubungan dengan manusia dan alam
semesta.
2. Misi Bimbingan dan Konseling
Memberikan pelayanan bantuan agar peserta didik berkehidupan sehari-hari
yang efektif dan mandiri berkembang secara optimal melalui dimilikinya
berbagai kompetensi berkenaan dengan pengembangan diri, pemahaman
lingkungan, pengambilan keputusan dan pengarahan diri, merencanakan masa
depan, berbudi pekerti luhur, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2
BAB II
RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING
A. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Bimbingan Pribadi, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan
membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi
yang beriman dan bertaqwaa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat
jasmani dan rohani.
Bidang bimbingan pribadi meliputi:
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk peranannya di masa depa.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif
d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya
e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara
mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai serta apresiasi seni
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan hidup berkeluarga
2. Bimbingan Sosial, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan
membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan lingkungan dan
pergaulan yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.
Bimbingan sosial meliputi:
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara
efektif, efisien, dan produktif.
b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
beragumentasi secara dinamis dan kreatif
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah, di tempat latihan/kerja/unit produksi maupun di masyarakat
luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai
agama, adat istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d. Pemantapan hubungan yang dinaamis, haarmonis, dan produktif dengan teman
sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di
masyarakat pada umumya.
e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan kondisi rumah, sekolah, dan
lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab
f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
3
3. Bimbingan Belajar, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan
untuk membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan, dan mengembangkan
diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan program belajar di SMP.
Bimbingan belajar meliputi:
a. Pemantapan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar efektif dan efisien serta
produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya
b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun
berkelompok
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan, teknologi, dan atau
seni di SMA dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih
tinggi
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di
lingkungan sekolah dan atau alam sekitar serta masyarakat untuk
pengembangan diri
e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi
4. Bimbingan Karir, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan
membantu peserta didik mengenal potensi diri serta prasyarat dalam
mempersiapkan masa depan karir masing-masing siswa.
Bimbingan karir meliputi:
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang
hendak dikembangkan
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya khususnya karir yang
hendak dikembangkan
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan
B. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kontak langsung dengan
siswa dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan
tertentu yang dirasakan siswa. Kegiatan layanan itu difokuskan kepada salah satu
atau beberapa kompetensi yang hendaknya dicapai / dikuasai siswa. Kegiatan
layanan-layanan bimbingan dan konseling tersebut adalah:
a. Layanan Orientasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek
4
yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancar berperannya siswa di
lingkungan yang baru itu.
b. Layanan informasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa menerima
dan memahami berbagai informasi (seperti informasi belajar, pergaulan,
jabatan, pendidikan lanjutan).
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang
memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan,magang, kegiatan pengembangan
diri).
d. Layanan Pembelajaran (Penguasaan Konten), merupakan layanan yang
memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dalam menguasai materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya, serta berbagai kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan konseling Perorangan, merupakan layanan yang memungkinkan
siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dideritanya dan perkembangan dirinya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, merupakan layanan yang memungkinkan
sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konsultasi, merupakan layanan yang memungkinkan seseorang
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi
kepeduliannya.
h. Layanan Mediasi, merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang
sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan (bertikai)
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.
2. Kegiatan Pendukung
Kegiatan layanan tersebut di atas akan dipermudah dan ditingkatkan kelancaran
dan keberhasilannya oleh kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya dapat
dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan siswa. Kegiatan pendukung yang perlu
dilakukan adalah:
a. Aplikasi Instrumentasi, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang siswa, keterangan tentang lingkungan siswa dan lingkungan
lainnya. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen,
baik tes maupun non tes.
b. Himpunan Data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa. Himpunan
5
data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu
dan sifatnya tertutup.
c. Konferensi Kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan siswa
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan, komitmen bagi tertentaskannya permasalahan siswa
itu. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa melalui
kunjungan ke rumah siswa. Kerja sama dengan orang tua diperlukan.
e. Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya, misalnya kepada
guru mata pelajaran, konselor, sesuai dengan permasalahan siswa.
Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut kesemuanya
saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung.
Guru pembimbing wajib menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling tersebut dengan penyesuaian sepenuhnya terhadap karakteristik siswa yang
dilayani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu dibantu oleh kegiatan pendukung.
Perlu diingatkan bahwa kegiatan pendukung hanyalah sekedar pendukung yang
ketidakterlaksanaannya tidak boleh mengurangi pelaksanaan jenis-jenis layanan yang
sifatnya lebih utama itu.
C. PENILAIAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam upaya pengembangan kompetensi
siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui
penilaian hasil layanan maupun proses pelaksanaannya.
Penilaian ini selanjutnya dapat digunakan untuk melihat keefektifan layanan di
satu sisi dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangan di sisi lain.
1. Penilaian Hasil Layanan
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
a. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan
Perolehan ini diorientasikan pada:
(1) Pengentasan masalah siswa; sejauh manakah perolehan siswa menunjang
bagi pengentasan masalahnya. Perolehan itu diharapkan dapat lebih
menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan
permasalahan dan perkembangan diri siswa.
6
(2) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,
kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan
berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
b. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya
(1) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan
masalah yang dibahas
(2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan
(3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu
kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang
dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
2. Penilaian Proses Kegiatan
a. Penilaian dalam bimbingan dan konseling dilakukan juga terhadap proses
kegiatan dan pengelolaannya, yaitu terhadap:
b. Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Laporan hasil penilaian dalam
bentuk portofolio dituangkan berbentuk profil laporan siswa berisi prestasi
kegiatan akademik, psikologis, bakat dan minat siswa yang ditandatangani guru
pembimbing, coordinator dan kepala sekolah diketahui orang tua.
D. STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Tahap Kegiatan
Kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan, yakni suatu tahap dimana guru pembimbing merencanakan
semua program yang akan dilaksanakan. Tahap-tahap pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
- Penyusunan silabus
- Penyusunan instrumen analis kebutuhan
- Aplikasi instrumen dan analisisnya
- Penyusunan program
b. Tahap Pelaksanaan, yaitu suatu tahap pelaksanaan bimbingan dan konseling
sesuai dengan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan. Kegiatan ini
dilaksanakan melalui berbagai jenis kegiatan layanan dan kegiatan pendukung.
Kegiatan layanan bimbingan melalui layanan orientasi (ORIN), layanan
informasi (INFO), layanan penempatan dan penyaluran (PPNL), layanan
pembelajaran (PBLJ), layanan konseling perorangan (KPOR), layanan
7
bimbingan kelompok (BIKP), layanan konseling kelompok (KOKP), layanan
mediasi (MDS), dan layanan konsultasi (KST) . Sedang kegiatan pendukung
meliputi aplikasi instrumentasi (APIN), himpunan data (HPDT), konferensi
kasus (KFKS), kunjungan rumah (KJRM), dan alih tangan kasus (ATKS).
c. Tahap Akhir , yakni tahap mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
- Penilaian
Penilaian adalah pengukuran dan penilaian terhadap tingkat keberhasilan
keseluruhan program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
- Pelaporan
Kegiatan administrasi dalam bentuk mendeskripsikan secara garis besar
seluruh proses yang meliputi kelima tahap bimbingan dan konseling, yang
selanjutnya dilaporkan pada pihak-pihak terkait dan diarsipkan.
2. Strategi Penyajian Kegiatan
Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam suasana (a) kontak
langsung dengan siswa (kegiatan terstruktur dalam KBM kelas) dan (b) tanpa
kontak langsung dengan siswa (kegiatan tidak terjadwal). Kegiatan tersebut perlu
dijadwalkan.
a. Kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa
1. Semua kegiatan layanan memerlukan kontak langsung dengan siswa, baik
kontak secara perorangan, kelompok, maupun klasikal.
2. Kegiatan aplikasi instrumen, seperti pengisian angket atau inventori,
testing, sosiometri, dan juga observasi memerlukan kontak langsung
dengan siswa.
3. Untuk kegiatan melalui kontak langsung dengan siswa diperlukan waktu
sendiri, dengan catatan siswa tidak boleh dirugikan dalam kegiatan
belajarnya dengan guru mata pelajaran/guru praktik. Untuk itu perlu
dialokasikan waktu 1-2 jam pelajaran satu minggu perkelas, jam pelajaran
yang disediakan itu menyelenggarakan format klasikal, antara lain:
- Kegiatan aplikasi instrumentasi
- Layanan informasi klasikal
- Layanan pembelajaran klasikal
- Layanan penempatan/penyaluran klasikal
- Evaluasi klasikal kegiatan bimbingan dan konseling minggu
sebelumnya serta perencanaan kegiatan minggu berikutnya.
4. Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, konseling kelompok,
bimbingan kelompok, dan konsultasi dilaksanakan di luar jam pelajaran
sekolah. Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50%
dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud
No. 025/O/1995).
8
b. Kegiatan tanpa kontak langsung dengan siswa
1. Kegiatan seperti pengelolaan himpunan data, pengolahan hasil aplikasi
instrumen, penyajian alat/bahan bimbingan, konferensi kasus, kunjuungan
rumah, pengolahan hasil belajar siswa digunakan sebagai bahan bimbingan,
pengelolaan administrasi bimbingan dan konseling, termasuk pengelolaan
alih tangan kasus, serta penyusunan rencana dan laporan kegiatan
bimbingan dan konseling sehari-hari dilaksanakan di luar jam-jam
pelajaran sekolah.
2. Kegiatan non-kontak itu dapat dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran
sekolah
c. Hak panggil
Untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling guru pembimbing
memiliki hak panggil terhadap siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya,
dengan catatan siswa yang dipanggil tidak boleh dirugikan dalam mengikuti
mata pelajarannya.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan kontak baik di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah dan
kegiatan non kontak di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah oleh guru
pembimbing dilaksanakan dan rencana kegiatannya disusun secara tertulis; hal
itu semua diketahui/disetujui koordinator bimbingan dan konseling atau kepala
sekolah.
b. Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur sedemikian rupa
dengan memperhatikan:
- Jam wajib bekerja guru pembimbing
- Keseimbangan kehadiran guru pembimbing pada jam pelajaran sekolah dan
luar jam pelajaran sekolah.
E. SARANA DAN PRASARANA
Fasilitas pokok yang diperlukan dalam kegiatan layanan dan pendukung bimbingan
dan konseling di sekolah adalah:
1. Tempat Kegiatan
a. Masing-masing guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja tersendiri dalam
kesatuan ruang pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
Masing-masing guru pembimbing sedapat-dapatnya memiliki ruang kerja
tersendiri.
b. Ruang pelayanan
(1) Ruang tempat memberikan pelayanan kepada siswa hendaknya:
- Membuat siswa senang dan betul-betul merasa dilayani
- Memungkinkan dilaksanakannya asas-asas bimbingan dan konseling
terutama asas kesukarelaan, keterbukaan, dan kerahasiaan.
9
(2) Layanan konseling perorangan dapat dilakukan di ruangan kerja guru
pembimbing (yang merupakan ruang kerja tersendiri, dipakai bersama
secara bergantian oleh guru pembimbing)
(3) Untuk layanan dan kegiatan pendukung dengan format kelompok dan
klasikal dapat digunakan ruangan khusus yang tersedia dan / atau ruangan
kelas yang luang.
c. Secara umum dalam ruang bimbingan dan konseling hendaknya:
(1) Dapat disimpan berbagai perlengkapan kegiatan bimbingan dan konseling:
- Himpunan data siswa (individu atau kelompok)
- Himpunan data dan informasi umum, seperti informasi pendidikan dan
pekerjaan
- Instrumen BK
- Format-format pelaksanaan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling
(2) Dapat disediakan untuk siswa berbagai bahan seperti:
- Buku-buku rujukan untuk pengembangan diri (dalam rangka “terapi
kepustakaan”)
- Kegiatan ekstra-kurikuler
- Penampilan berbagai informasi aktual tentang kesempatan pendidikan,
lowongan pekerjaan, berita hangat, dan lain sebagainya.
2. Instrumen Bimbingan dan Konseling
Untuk mengungkapkan berbagai data diperlukan berbagai instrumen, baik
berupa tes dan inventori standar, maupun instrumen yang dapat disusun sendiri
oleh guru pembimbing.
a. Tes standar, seperti tes intelegensi, tes bakat
b. Inventori standar, seperti alat ungkap masalah, skala sikap, skala minat, skala
penilaian diri
c. Instrumen yang dapat disusun sendiri, seperti berbagai jenis angket dan daftfar
isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian dan format-format lainnya.
d. Instrumen diagnostik untuk berbagai bidang studi
Berbagai instrumen tersebut diatas, terutama yang bersifat standar dilengkapi
dengan manual yang membuat karakteristik instrumen, panduan penggunaan dan
norma untuk menafsirkan hasil-hasilnya. Untuk kondisi yang lebih maju,
instrumen itu juga disertai dengan program komputer untuk mengolah lembaran
jawabannya sehingga penggunaan instrumen itu menjadi sangat mudah, efektif,
dan efisien.
3. Perangkat Elektronik
Kelengkapan bimbingan dan konseling meliputi kelengkapan ekeltronik, seperti:
a. Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumentasi
b. Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui komputer
10
c. Program-program layanan khusus bimbingan dan konseling melalui komputer,
seperti bimbingan belajar melalui program komputer
4. Buku-buku Panduan
Di sekolah hendaknya tersedia berbagai panduan tentang kegiatan bimbingan dan
konseling, seperti:
a. Surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan bimbingan dan konseling
di sekolah
b. Panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Panduan kegiatan kepengawasan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
5. Kelengkapan Administrasi
Untuk kegiatan bimbingan dan konseling perlu disediakan kelengkapan
administrasi, terutama untuk format satuan layanan dan pendukung, himpunan
data, agket, dan instrumen lainnya, laporan, serta surat-menyurat.
11
BAB III
ORGANISASI BIMBNGAN DAN KONSELING
A. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran
KADIN PENDIDIKAN
PENGAWAS SKLH
BIDANG BK
KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
WAKASEK
TATA USAHA
GURU MATA
PELAJARAN PRAKTIKWALI KELAS
KOORDINATOR BK
GURU PEMBIMBING
SISWA
KETERANGAN :
1 Unsur Kantor Dinas pendidikan, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
2 Kepala Sekolah (bersama wakil kepala sekolah), adalah penanggung jawab pendidikan di sekolah secara keseluruhan termasuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
3 Koordinator BK (bersama guru pembimbing), adalah pelaksana utama bimbingan dan konseling di sekolah.
4 Guru mata pelajaran/praktik, adalah pelaksana pengajaran dan atau latihan di sekolah.5 Wali Kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus mengelola satu kelas siswa tertentu.6 Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, latihan dan
bimbingan dan konseling.7 Tata Usaha, adalah pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi dan
ketatausahaan di sekolah.8 Pengawas Sekolah Bidang BK, adalah pejabat fungsional yang bertugas
menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
9 Komite Sekolah, adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan pengembangan sekolah.
B. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah
12
KEPALA SEKOLAH
DAN
WAKASEK
KOMITE SEKOLAH
GURU PIKET
WALI
KELASKOORDINATOR BK GURU
PETUGAS LAIN
SISWA
C. Pola Penanganan Siswa Bermasalah
Pembinaan siswa dilakukan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah.
1. Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah
a. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiata pendidikan secara menyeluruh khususnya
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
- Mengkoordinir segenap kegiatan yang di programkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan serta bimbingan dan
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu.
- Menyediakan sarana prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
- Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian, dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan
dan konseling.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi atasanya.
- Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
- Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolah atau Orang Tua Siswa dalam
rangka penanganan siswa yang bermasalah.
- Melakukan kerjasama dengan Tenaga Ahli atau Instansi lain yang terkait
dengan upaya penanganan siswa yang bermasalah.
13
b. Wakil Kepala Sekolah
Sebagai Pembantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas – tugas kepala
Sekolah.
c. Koordinator Bimbingan Dan Konseling
- Mengkoordinir para guru pembimbing dalam memasyarakatkan pelayanan
BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan persnil sekolah, serta
orang tua dan masyarakat).
- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan, kegiatan
pendukung).
- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
- Mengadministrasikan program kegiatan BK.
- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.
- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.
- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.
- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya
tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.
- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada kepala sekolah.
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah
bidang BK.
- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam upaya
penanganan siswa yang bermasalah.
d. Guru pembimbing
- Membantu koordinator BK.
- Mengkoordinator para guru pembimbing dalam memasyarakatkan pelayanan
BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah, serta
orang tua dan masyarakat).
- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan, kegiatan
pendukung).
- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
- Mengadministrasikan program kegiatan BK.
- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.
- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.
- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.
- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya
tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.
- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada kepala sekolah.
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah
bidang BK.
- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam upaya
penanganan siswa yang bermasalah.
e. Wali Kelas
14
- Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas – tugasnya khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
- Membantu guru mata pelajaran dan melaksanakan peranannya dalam
melaksanakan BK khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
- Membantu memberi kesempatan dan kemudahan bagi siswa khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khususnya BK seperti : Mengundang
orang tua, menindak lanjuti terhadap siswa yang melanggar tata tertib
sekolah, kunjungan kerumah siswa, memprosentase kehadiran siswa,
konferensi kasus.
- Melakukan koordinasi dan / atau alih tangan kasus dengan guru pembimbing
sehingga guru pembimbing akan mempelajari sebab – sebab yang melatar
belakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.
f. Guru Mata Pelajaran, Guru Praktik, Guru Piket, dan Petugas Ketertiban Sekolah
- Disamping melakukan tugas utamanya, diharapkan dapat membantu
memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa.
- Membantu Guru pembimbing mengidentifikasi siswa – siswa yang
memerlukan layanan BK, serta pengumpulan data tentang siswa – siswa
tersebut.
- Berpartisipasi aktif dan bekerjasama dengan wali kelas dalam melakukan
tindakan penanganan siswa secara langsung apabila dipandang kurang sesuai
dengan tata tertib Sekolah tanpa harus melakukan alih tangan kepada Guru
Pembimbing sebelum berupaya memberikan pembinaan terhadap siswa yang
bermasalah di kelas maupun di luar kelas.
2. Kerjasama dengan pihak luar sekolah
BAB IV
PEMBAGIAN TUGAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
15
A. PEMBAGIAN TUGAS PEMBIMBING
Pembagian daftar siswa asuh kepada guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri
1 Maduran tahun pelajaran 2012/2013
No Kelas Guru Pembimbing Jumlah Siswa
Wali Kelas
1. VII A
Zainul Chamidi, S.Pd
29 Dra. Fathiyah2. VII B 29 Ahmad Puji, S.Pd3. VII C 34 Drs. Usman Affan4. VII D 34 Zainul Chamidi, S.Pd5. VII E
Sastro Harjo, S.Pd
32 Drs. Abdul Ghofar6. VII F 32 Drs. Masfuf Djamil7. VII G 32 Sastro Harjo, S.Pd8. VII H 34 Drs. Abd. Manan9. VIII A
Novia Silviani, S.Pd32 Drs. Tabri
10. VIII B 33 Sunarto, S.Pd11. VIII C Siti Rondiyah, S.Pd 31 Drs. Ec. Kasiran 12. VIII D
Cinarito, S.Pd30 Ahmad Mawardi, S.Ag
13. VIII E 32 Drs. MF. Aziz, M.Pd14. VIII F Siti Rondiyah, S.Pd 31 Moh. Said, S.Pd., M.Pd15. VIII G Drs. Jumain 30 Zaenal Arifin, S.Pd16. VIII H Siti Rondiyah, S.Pd 30 Hj. Ninik Mujiati, S.Pd17. IX A
Drs. M. Yusuf
24 Lies Salamah, S.Pd18. IX B 24 Sudanang, S.Pd19. IX C 34 Munirul, S.Pd20. IX D 33 Khoirul Huda, S.Pd21. IX E 34 Suntiyati, S.Pd22. IX F 34 H. Irham, S.Pd., M.Pd23. IX G Siti Rondiyah, S.Pd 34 Sri Sunarsih, S.Pd24. IX H Sastro Harjo, S.Pd 32 Sri Purwantini, S.Pd
BAB V
PENUTUP
16
A. SIMPULAN
Program umum Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran pada
tahun pelajaran 2012/2013 bisa berjalan dengan baik harus mengacu pada manajemen
Bimbingan Konseling yang diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan sejumlah
personalia sekolah, organisasi mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam
pelaksanakan Bimbingan Konseling. Komponen pokok dalam organisasi Bimbingan
Konseling meliputi : guru pembimbing (petugas BK), kepala sekolah, wali kelas, guru
mata pelajaran/guru praktik, pengawas sekolah bidang BK, dan siswa, kesemuanya itu
harus sesuai tugasnya, tanggung jawab, wewenang hak dan kewajiban serta saling
menunjang, menguatkan dan membesarkan, tidak boleh saling bertentangan dan
melemahkan.
B. SARAN
1. Perlu peningkatan kerjasama yang baik dan benar antara sesama staf, personil
sekolah dan pihak-pihak terkait agar dari tahun ketahun kedepan, pelaksanaan
Bimbingan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran dapat dirasakan oleh siswa
khususnya dan umumnya masyarakat (orang tua/wali murid).
2. Rasio perbandingan antara guru pembimbing dan jumlah siswa harus sepadan
karena tugas dan tanggung jawab guru pembimbing sebagai suatu profesi yang
berbeda dengan guru lain.
3. Perlu pengembangan secara menyeluruh.
4. Untuk meningkatkan mutu kerja dan pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah, masih perlu diadakan latihan kerja, sering mengikuti MGP,
seminar baik tingkat Kabupaten, Propinsi, maupun Nasional.
17
top related