presentasi topik lepra

Post on 29-Jun-2015

186 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PRESENTASI TOPIK

LEPRA

LEPRA

• Definisi: penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.

• Sinonim: kusta, morbus hansen

• Epidimiologi: endemik di seluruh benua, kecuali antartika. Pria:wanita (2:1).

MYCOBACTERIUMLEPRAE

• Basil tahan asam, gram positif• Ukuran panjang 1–8 mic, lebar 0,2–0,5 mic

biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel (intraselluler obligat).

• Kuman kusta dapat hidup diluar tubuh manusia antara 1-9 hari.

• Masa belah diri 12-21 hari.• Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.

PENULARAN

• Melalui pernapasan, kulit, dan kongenital (jarang).

• Sumber penularan: pasien kusta tipe MB.

• Diketahui hanya kuman kusta yang utuh (solid) saja yang dapat menimbulkan penularan.

• Daya tahan tubuh: 95 % manusia kebal terhadap penyakit kusta.

PEMERIKSAAN KLINIS

• Inspeksikelainan kulit

• Pemeriksaan Rasa Raba pada Kelainan Kulit anestesi

• Pemeriksaan raba saraf tepipenebalan dan nyeri tekan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan bakterioskopik minimal 4-6 tempat ( 2 cuping telinga + 2-4 lesi lain yang paling aktif)

• Pemeriksaan histopatologik– Tuberkeltuberkuloid– Subepidermal clear zonelepromatous– Campuranborderline

• Pemeriksaan serologik– Uji MLPA (Mycobacterium leprae particle aglutination)– Uji ELISA– ML dipstick

DIAGNOSIS

• 3 Tanda kardinal:– Kelainan kulit/lesi yang hypopigmentasi atau

kemerahan dengan hilang/mati rasa yang jelas.

– Kerusakan dari syaraf tepi, yang berupa hilang/mati rasa dan kelemahan otot tangan, kaki, atau muka.

– Adanya kuman tahan asam di dalam korekan jaringan kulit (BTA positif).

KLASIFIKASI

• TT : Tuberkuloid polar• Ti : Tuberkuloid indeterminate• BT : Borderline tuberkuloid• BB : Mid borderline• BL : Borderline lepromatous• Li : Lepromatous indeterminate• LLs : Lepromatous subpolar• LLp : Lepromatous polar

SIFAT LLLESI BENTUK Makula

Infiltrat difus

Papul

nodus

JUMLAH Tidak terhitung, praktis tidak ada kulit sehat

DISTRIBUSI Simetris

PERMUKAAN Halus berkilat

BATAS Tidak jelas

ANESTESIA Biasanya tidak jelas

BTA LESI KULIT Banyak (ada globus)

SEKRET HIDUNG Banyak (ada globus)

TES LEPROMIN Negatif

SIFAT BLLESI BENTUK Makula

Plakat

Papul

JUMLAH Sukar dihitung, masih ada kulit sehat

DISTRIBUSI Hampir simetris

PERMUKAAN Halus berkilat

BATAS Agak jelas

ANESTESIA Biasanya tidak jelas

BTA LESI KULIT Banyak

SEKRET HIDUNG Biasanya negatif

TES LEPROMIN Negatif

SIFAT BBLESI BENTUK Plakat

Dome shaped (kubah)

Punched out

JUMLAH Dapat dihitung, kulit sehat jelas ada

DISTRIBUSI Asimetris

PERMUKAAN Agak kasar, agak berkilat

BATAS Agak jelas

ANESTESIA Lebih jelas

BTA LESI KULIT Agak banyak

SEKRET HIDUNG Negatif

TES LEPROMIN Biasanya negatif

SIFAT TTLESI BENTUK Makula saja; makula dibatasi

infiltrat

JUMLAH Satu, dapat beberapa

DISTRIBUSI Asimetris

PERMUKAAN Kering bersisik

BATAS Jelas

ANESTESIA Jelas

BTA LESI KULIT Hampir selalu negatif

TES LEPROMIN Positif kuat (3+)

SIFAT BTLESI BENTUK Makula dibatasi infiltrat; infiltrat saja

JUMLAH Beberapa atau satu dengan satelit

DISTRIBUSI Masih asimetris

PERMUKAAN Kering bersisik

BATAS Jelas

ANESTESIA Jelas

BTA LESI KULIT Negatif atau hanya 1+

TES LEPROMIN Positif lemah

SIFAT TTLESI BENTUK Hanya infiltrat

JUMLAH Satu atau beberapa

DISTRIBUSI Variasi

PERMUKAAN Halus, agak berkilat

BATAS Dapat jelas atau dapat tidak jelas

ANESTESIA Tak ada sampai tidak jelas

BTA LESI KULIT Biasanya negatif

TES LEPROMIN Dapat positif lemah atau negatif

OBAT YANG DIGUNAKAN

DDS/ Diamino Diphenyl Sulfone (Dapsone). • Bentuk obat berupa tablet warna putih dengan takaran

50 mg/tab dan 100 mg/tablet. • Sifat bakteriostatik • Dosis

– Dewasa 100 mg/hari.– Anak-anak 1-2 mg/kg berat badan/hari.

• Efek samping jarang terjadi, berupa : – Anemia Hemol itik dan selanjutnya lihat di literatur.– Manifestasi kulit (alergi) seperti halnya obat lain.– Manifestasi saluran pencernaan makanan : Anoreksi, nausea,

muntah, hefatitis.– Neuropati perufer, sakit kepala vertigo, penglihatan kabur, sulit

tidur, psychosis.

Lamperene (B663) juga disebut Clofazimine.• Bentuk kapsul warna coklat.Ada takaran 50

mg/kapsul dan100 mg/kaps.• Sifat :

– Bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan kuman kusta.

– Anti reaksi (menekan reaksi).

• Efek sampingan :– Warna kulit terutama pada infiltrat berwarna ungu

sampai kehitam-hitaman yang dapat hilang pada pemberian obat Lampprene disetop.

– Gangguan pencernaan berupa diare, nyeri pada lambung.

Rifampicin.• Bentuk : Kapsul atau tablet takaran 150 mg, 300 mg,

450 mg dan 600 mg. • Sifat : Mematikan kuman kusta (Bakteriosid). • Dosis : • Untuk dipergunakan dalam pengobatan kombinasi,lihat

pada • Regimen pengobatan MDT. Untuk anak-anak dosisnya

adalah 10-• 15 mg/kg berat badan. • Efek samping :

– Dapat menimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal. Dengan pemberian Rifampicin 600 mg/bulan tidak berbahanya bagi hati dan ginjal (kecuali ada tanda-tanda penyakit sebelumnya). Sebelum pemberian obat ini perlu dilakukan tes fungsi hati apabila ada gejala-gejala yang mencurigakan.

– Efek samping lain adalah tanda-tanda seperti influensa (flu Syndrom) yaitu badan panas,beringus,lemah dan lain-lain,

• Prednison, obat ini digunakan untuk penanganan/pengobatan reaksi.

• Sulfat Ferrosus, obat tambahan untuk pederita kusta yang Anemia Berat.

• Vitamin A, obat ini digunakan untuk menyehatkan kulit yang bersisik (Ichthiosis).

TATALAKSANA

REGIMEN PENGOBATAN MDT DI INDONESIA SESUAI DENGAN YANG DIREKOMENDASIKAN

OLEH WHO

• Tipe PB 1 : Lesi 1

• Tipe PB 2-5 : Lesi 2-5– Rifampicin 600 mg/bulan diminum didepan

petugas– DDS tablet 100 mg/hari diminum dirumah. – Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam waktu

maksimal 9 Bulan.

• Tipe MB : Lesi lebih dari 5 – Rifampicin 600 mg/bulan diminum didepan

petugas. – Lampiran 300 mg/bulan diminum didepan

petugas. – Lamprene 50 mg/hari diminum dirumah.– DDS 100 mg/hari diminum dirumah.– Pengobatan 12 dosis diselesaikan dallam

waktu maksimal 18 bulan.

REAKSI KUSTA

• Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya.– ENL (eritema nodosum leprosum)– Reaksi reversal atau reaksi upgrading– Fenomena lucio

ENL

• Terutama timbul pada tipe LL dan BL.

• Termasuk respon imun humoral, berupa fenomena kompleks imun.

• Kadar imunoglobulin tipe lepromatous lebih tinggi daripada tipe tuberkuloid.

• Sering terjadi pada pengobatan tahun kedua.

• Tidak terjadi perubahan tipe.

• Gejala klinis berupa nodul eritem dan nyeri (lengan dan tungkai), iridosiklitis, neuritis akut, limfadenitis, artritis, orkitis, dan nefritis. Disertai gejala konstitusi (ringan sampai berat)

REAKSI REVERSAL

• Terjadi pada tipe borderline (Li, BL, BB, BT, Ti) sehingga dapat disebut juga reaksi borderline.

• Yang memegang peranan utama adalah sistem imunitas seluler (SIS) yaitu terjadi peningkatan mendadak SIS.

• Diperkirakan ada hubungannya dengan reaksi hipersensitifitas tipe lambat.

• Umumnya terjadi pada pengobatan 6 bulan pertama.

• Reksi peradangan terjadi pada tempat-tempat M. leprae berada yaitu saraf dan kulit.

• Gejala klinis ialah sebagian atau seluruh lesi yang telah ada bertambah aktif dan timbul lesi baru dalam waktu yang relatif singkat. Dapat disertai gejala neuritis akut.

FENOMENA LUCIO

• Merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada kusta tipe lepromatousa non-nodular difus.

• Terutama ditemukan di meksiko dan amerika tengah.

• Gambaran klinis dapat berupa plak atau infiltrat difus, berwarna merah muda, bentuk tak teratur dan terasa nyeri.

• Lesi yang berat tampak lebih eritematosa, disertai purpura da bula, kemudian dengan cepat terjadi nekrosis serta ulserasi yang nyeri.

• Lesi lambat menyembuh dan akhirnya terbentuk jaringan parut.

top related