ppt kimia kelompok 3

Post on 04-Aug-2015

322 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KELOMPOK 3

• RINI NURAENI (1110016200002)

• ERIKA RISTIYANI (1110016200017)

• QOTRUN NADA (1110016200027)

• AHMAD FAUZI (1110016200048)

EKSTRAKSI DAN SUBLIMASI

TUJUAN :Melakukan proses pemisahan dan

pemurnian zat cair dengan cara ekstraksi

Melakukan proses pemurnian zat paddat dengan cara sublimasi

EKSTRAKSI ...

Suatu jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu zat terlarut antara dua fasa pelarut yang tidak dapat tercampur. Kesetimbangan seperti ini digunakan dalam banyak proses pemisahan dalam penelitian kimia maupun di industri.

Misalnya dua larutan yang tidak tercampur,seperti air dan karbon tetraklorida dimasukkan ke dalam bejana. Tidak tercampur dalam hal ini berarti tidak saling terlarutkan (larutan-larutan tersebut terpisah menjadi dua fasa),yaitu zat cair yang mempunyai kerapatan lebih rendah (air) berada di bagian atas .proses pemisahan tersebut dilakukan dengan cara ekstraksi.

Ekstraksi adalah proses pengambilan zat dari campurannya berdasarkan perbedaan kelarutan zat tersebut yang tidak saling campur. Pada proses ini,suatu pelarut ditambahkan pada campuran sehingga zat yang diinginkan dapat larut,tetapi zat lain dalam campuran tersebut tidak boleh larut.Sehingga zat tersebut dapat terpisah daari campurannya. Pada percobaan ini mengekstrasikan larutan iodin dengan kloroform.

ALAT dan Bahan

STATIF KLEM

ALAT

CORONG PISAH GELAS UKUR GELAS KIMIA

BAHAN....KLOROFORM

IODIN

LANGKAH KERJA

1. Memasukkan larutan kloroform ke dalam gelas ukur sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian mengoleskan vaselin pada sisi keran corong pisah lalu memasukkan kloroform kedalamnya.

2. Memasukkan larutan iodin sebanyak 20 ml ke dalam gelas ukur kemudian memasukkannya kedalam corong pisah.

3.Mengocok larutan hingga tidak terdapat gas jika keran pada corong dibuka

4. Memasang corong pisah pada statif dan mendiamkannya beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan.

5. Memisahkan lapisan bawah dengan lapisan atas dan ditampung dalam gelas kimia.

6. Mengulangi percobaan di atas tetapi larutan kloroform yang digunakan hanya 5 ml

HASIL PENGAMATAN

...

Sebelum ekstraksi :• Warna Iodin

:Coklat• Warna Klorofom : Bening

(tak berwarna)

Sesudah ekstraksi :• Warna lapisan atas : Coklat• Warna lapisan bawah: Ungu

kehitaman

KLOROFORM 1 KLOROFORM 2 KLOROFORM 3

UNGU KEHITAMAN UNGU KEHITAMAN TETAPI TIDAK PEKAT

UNGU KEHITAMAN TETAPI TIDAK PEKAT

PEMBAHASAN...

• Pada saat melakukan pengocokan, praktikan harus membuka keran pada corong pisah dengan tujuan membuang gas klorin yang terbentuk.

• Sebelum pengocokan larutan, iodin berada di lapisan bawah sedangkan kloroform berada di lapisan atas.

• Setelah pengocokan larutan, iodin berada di lapisan atas sedangkan larutan kloroform berada di lapisan bawah

• Setelah dikocok, larutan iodin dan larutan kloroform tidak saling bercampur karena adanya perbedaan kerapatan dari kedua larutan.

• Warna yang dihasilkan pada larutan kloroform II dan III tidak terlalu pekat dibandingkan pada larutan kloroform I karena dipengaruhi banyaknya volume kloroform yang dimasukkan dalam percobaan yang dilakukan.

KESIMPULANEKSTRAKSI

• Pada percobaan ini larutan iodin dan larutan kloroform dapat dipisahkan karena adanya perbedaan kerapatan.

• Proses ekstraksi akan menghasilkan pemisahan lebih baik dengan beberapa kali proses daripada satu kali proses dengan jumlah volume yang sama.

Sebelum ekstraksi :• Warna Iodin :Coklat• Warna Klorofom : Bening

(tak berwarna)

Sesudah ekstraksi : Warna kloroform I : Ungu

kehitaman Warna kloroform II : Ungu

kehitaman tetapi tidak pekat Warna kloroform III : Ungu

kehitaman tetapi tidak pekat

SUBLIMASI

Sublimasi adalah proses pemurnian zat padat melalui pemanasan sehingga zat tersebut dapat berubah fasa secara langsung, dari fasa padat ke fasa gas dan kembali lagi ke fasa padat pada penampung yang disiapkan. Proses ini sangat efektif untuk memurnikan zat padat tertentu karena kemampuannya untuk berubah fasa dari padat ke gas tidak dimiliki oleh pengotor-pengotornya, sehingga produk yang tertampung dari proses ini dapat dipastikan murni.

Alat :

Neraca ohaus Kaca arloji Gelas kimia Lumpang alu

Batang pengaduk Kaki tiga Kasa asbes Pembakar spiritus

Alat dan Bahan

Bahan :

Naftalen Aquades Batu es

LANGKAH KERJA

1. Menghaluskan naftalen kotor dengan lumpang dan alu

2. Menimbang naftalen yang sudah dihaluskan

3. Masukkan naftalen ke dalam gelas kimia sebanyak 100 ml

4. Meletakkan es di atas kaca arloji, kemudian memanaskan gelas kimia secara perlahan menggunakan pembakar spirtus. Naftalen akan menguap dan kemudian akan mengkristal di bagian bawah kaca arloji

5. Mengambil dan membuang air yang berasal dari lelhan es pada proses pemanasan naftalen.

6. Setelah selesai proses pemanasan kumpulan kristal yang terbentuk di kaca arloji di timbang.

7. Perhatikan perbedaan penampakkan naftalen tersebut sebelum dan sesudah sublimasi

Sebelum

Sesudah

Hasil Pengamatan

• Sebelum sublimasi :• Warna kristal : Putih keruh• Bentuk kristal : Serbuk

• Setelah sublimasi:• Warna kristal : Putih berkilau• Bentuk kristal : Seperti pecahan kaca

• Massa kristal naftalen = (massa kristal naftalen + kaca arloji) – massa kaca arloji = 24,65-29,43

= 0,22 gram

• Pada percobaan sublimasi ini digunakan naftalen kotor, karena naftalen murni ini akan dipisahkan dan akan dimurnikan sesuai dengan tujuan proses sublimasi

• Pada percobaan ini terjadi perubahan fase dari padat (naftalen kotor) ke gas dan langsung kembali lagi menjadi bentuk padatan berupa kristal (naftalen murni)

• Di peroleh kristal naftalen murni di bawah kaca arloji yang di atasnya di beri batu es. Fungsi dari batu es ini adalah agar pada saat zat padat (naftalen) dipanaskan, selanjutnya akan berubah menjadi gas yang kemudian akan naik ke atas gelas kimia. Tetapi ketika itu suhu di atas gelas kimia dingin, sehingga gas tersebut akan menjadi padat

• Naftalen mempunyai sifat mudah menyublim

Kesimpulan Sublimasi

• Terjadi perubahan fase dari bentuk padatan kemudian menjadi gas dan berubah lagi menjadi padatan kristal naftalen yang tertampung di bawah kaca arloji.

• Tidak semua naftalen berubah menjadi kristal karena di dalam naftalen terdapat zat pengotornya yang berupa cairan berbau dan tidak dapat mengkristal.

• Massa kristal jauh berbeda dengan massa naftalen karena faktor zat pengotor dan gas yang keluar dari mulut gelas kimia

• http://btagallery.blogspot.com/2010/02/identifikasi -nilai-rf-pada-analisa.html

• http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi

• Suminar.prinsip-prinsip kimia-modern.Oxtobi Gilsh

Referensi

top related