plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · uji kadar kalium iodat dan air dalam garam briket yang...
Post on 17-Feb-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
UJI KADAR KALIUM IODAT DAN AIR DALAM GARAM BRIKET YANG
BEREDAR DI PASAR-PASAR TRADISIONAL DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Elly Yunia Kartika Dewi
NIM : 018114134
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Ketika kumohon kepada Allah kekuatanAllah memberikan kesulitan agar aku menjadi kuat,Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaanAllah memberikan masalah untukku pecahkanKetika kumohon kepada Allah kesejahteraanAllah memberi akal untuk berpikirKetika kumohon kepada Allah keberanianAllah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasiKetika kumohon kepada Allah sebuah cintaAllah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolongKetika kumohon kepada Allah bantuanAllah memberiku kesempatanAku tak pernah menerima apa yang kupinta Tetapi aku menerima segala yang kubutuhkan dan Kini doaku terjawab sudah
(Terjemahan bebas dari: History Prayer)
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(QS. Al Baqoroh: 286)
Dengan penuh rasa syukur
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Papa dan Mamaku
Kakak-kakakku tersayang:
Mas Noy, Mas Ozy, Mbak Ita, dan Mbak Letty
& keponakanku yang cantik Nabila
Almamater yang kuhormati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Agustus 2009
Penulis
Elly Yunia Kartika Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih merupakan salah satu masalah gizi utama yang belum dapat ditanggulangi hingga saat ini. Salah satu upaya penanggulangan GAKI adalah iodisasi garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata kadar kalium iodat (KIO3) dan air dalam sampel garam briket yang beredar di pasar-pasar tradisional di kota Yogyakarta; dan kesesuaian hasil penelitian dengan SNI. Dalam SNI No. 01-3556-2000 tentang garam beriodium mencantumkan bahwa kadar iodium adalah minimal 30 ppm KIO3 dan kadar air maksimal 7%.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental menggunakan metode titrasi iodometri dan Karl Fischer. Hasil penelitian menunjukkan kadar rata-rata KIO3
dalam sampel merk RM, KN, GDD, NN dan KS adalah 15,586 ppm, 4,96 ppm, 7,964 ppm, 36,059 ppm dan 33,406 ppm; 3 merk sampel tidak sesuai dan 2 merk sampel sesuai dengan persyaratan SNI; hasil rata-rata kadar air dalam sampel merk RM, KN, GDD, NN dan KS adalah 4,556%, 3,230%, 4,614%, 3,508% dan 2,824%; semua merk sampel sesuai dengan persyaratan SNI.
Kata kunci: kadar kalium iodat, kadar air, garam briket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Iodine deficiency disorders (IDD) is one of main nutrition problems which cannot be overcome until now. One of efforts to overcome IDD is salt iodinenization. This research want to know the potassium iodate and water mean measure in bricket salt which sold in traditional markets in Yogyakarta City; conformity of research result with INS. In Indonesian National Standard (INS) Number 01-3556-2000 about iodine salt, mention that iodine measure is minimum 30 ppm KIO3 and water measure is maximum 7%.
This research is a non experimental by using iodometry titration and Karl Fischer methods. The potassium iodate mean measure in sample RM, KN, GDD, NN dan KS trademark was 15,586 ppm, 4,96 ppm, 7,964 ppm, 36,059 ppm dan 33,406 ppm; three samples trademark was not conform and two samples trademark was conform with INS; water mean measure in sample RM, KN, GDD, NN dan KStrademark was 4,556%, 3,230%, 4,614%, 3,508% dan 2,824%; all the sample trademark was conform with INS.
Key words: potassium iodate measure, water measure, bricket salt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Uji Kadar Kalium Iodat Dan Air Dalam Garam Briket Yang
Beredar Di Pasar-Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Program Studi Ilmu
Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini dapat selesai atas dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma..
2. Dra. M.M. Yetty Tjandrawati M.Si., selaku dosen pembimbing, atas segala
kesabaran dalam memberi pengarahan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang
membangun bagi penulis.
4. Lucia Wiwid wijayanti, M.Si., selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang
membangun bagi penulis.
5. Drs. P. Sunu Hardiyanta, S.J., M.Sc., atas saran selama penyusunan skripsi ini
serta bahan-bahan yang mendukung dalam penulisan.
6. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Semua bapak/ibu dosen, atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menuntut
ilmu di Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma.
8. Pak Prapto, Mas Kunto, Mas Parlan, dan Mas Parjiman yang selalu membantu dan
menemani saat penelitian.
9. Mas Narto, Pak Mukmin, dan Mas Dwi di Sekretariat Fakultas Farmasi
Universitas sanata Dharma, terima kasih atas bantuan dan informasi yang
diberikan.
10. Sahabatku Bora, Adhe, dan Prasojo atas pertemanan, keceriaan, dan canda-tawa
yang telah kita lalui bersama selama ini.
11. Ririn dan Irawan yang membantu dan menemani ngetik. Thank U guys.
12. Teman-teman Farmasi angkatan 2001 kelas C dan teman-teman praktikum
kelompok F atas kebersamaan dan suka duka selama di Sanata Dharma.
13. semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam kesempatan ini, penulis juga memohon maaf kepada semua pihak atas
kekurangan dan kesalahan yang mungkin dilakukan penulis. Oleh karena itu dengan
rendah hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….. vi
INTISARI……………………………………………………………….... vii
ABSTRACT………………………………………………………….......... viii
PRAKATA………………………………………………………….......... ix
DAFTAR ISI………………………………………………….................. xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………...... xiv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xvi
BAB I PENGANTAR…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………...... 1
1. Permasalahan……………………………………………… 2
2. Keaslian penelitian……………………………………….... 2
3. Manfaat penelitian………………………………………..... 3
B. Tujuan Penelitian……………………………………………..... 3
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………….. 5
A. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)………………… 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Pengertian GAKI………………………………………….. 5
2. Prevalensi GAKI………………………………………...… 5
3. Upaya penanggulangan GAKI…………………………….. 6
B. Iodium…………………………………………………………… 6
1. Definisi iodium…………………………………………….. 6
2. Sumber iodium……………………………………………... 7
3. Penilaian status iodium……………………………………... 8
C. Garam Beriodium………………………………………………... 9
1. Definisi garam beriodium………………………………….. 9
2. Peraturan perundang-undangan……………………………. 9
3. Syarat mutu garam konsumsi beriodium………………….. 10
4. Pengukuran kandungan iodium garam………………….… 10
D. Titrimetri………………………………………………………… 11
1. Uji kadar kalium iodat menggunakan metode titrasi iodometri 12
2. Uji kadar air menggunakan metode karl fisher……………. 15
E. Validasi Metode……………………………………………......... 17
1. Akurasi……………………………………………………... 21
2. Presisi…………………...…………………………….......... 34
F. Keterangan Empiris……………………………………………... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….. 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………… 23
B. Definisi Operasional……………………………………………. 23
C. Subjek dan Tempat Pengambilan Sampel Penelitian…………... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Tempat Penelitian……………………………………………… 24
E. Teknik Sampling………………………………………………... 24
F. Validasi Metode……………………………………………….... 25
G. Bahan Penelitian……………………………………………....... 25
H. Alat Penelitian………………………………………………...... 25
I. Tata Cara Penelitian……………………………………………... 26
1. Penggerusan sampel……………………………………….. 26
2. Penetapan kadar air dalam sampel…………………............ 26
3. Preparasi pereaksi……………………………..………....... 28
4. Penetapan kadar kalium iodat dalam sampel……………… 30
J. Analisis Data Penelitian………………………………………...... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 33
A. Pemilihan Sampel……………………………………………..... 33
B. Hasil Penelitian………………………………………………..... 33
1. Hasil penetapan kadar kalium iodat………………………... 33
2. Hasil penetapan kadar air …………………………….......... 34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………... 36
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 36
B. Saran…………………………………………………………... . 36
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 37
LAMPIRAN……………………………………………………………… 40
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………… 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria prevalensi GAKI……………………………………....... 5
Tabel 2. Angka kecukupan gizi untuk iodium…………………………...... 7
Tabel 3. Rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan…………….. 7
Tabel 4. Penilaian status iodium…………………………………………... 8
Tabel 5. Syarat mutu garam konsumsi beriodium………………………… 10
Tabel 6. Persen recovery kalium iodat.………………………………........ 21
Tabel 7. Hasil coefficient of variation kalium iodat…………….. ……….. 22
Tabel 8. Hasil penetapan kadar kalium iodat…………….. ……………..... 33
Tabel 9. Hasil penetapan kadar air………………………………………… 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur T3 dan T4…………......................................................... 6
Gambar 2. Struktur amilosa………………………………………………… 14
Gambar 3. Struktur skematik kompleks iodium-kanji……………………… 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Distribusi merk dagang garam briket……………………….. 40
Lampiran 2. Data penetapan kadar air……………………………………. 41
Lampiran 3. Data penetapan kadar iodium……………………………...... 45
Lampiran 4. Peraturan perundang-undangan……………………………... 49
Lampiran 5. Surat izin PKL di BPOM……………………………............. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Di Indonesia, ada 4 masalah gizi utama yang belum dapat ditanggulangi dalam
pembangunan jangka panjang pertama sampai kini, yaitu masih tingginya prevalensi
penderita kekurangan kalori protein (KKP), anemia gizi besi (AGB), kekurangan
vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) (Anonim, 2002).
GAKI merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius
mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber
daya manusia. Diperkirakan 140 juta IQ point (angka kecerdasan) hilang akibat
kekurangan zat iodium, karena 42 juta penduduk hidup di daerah endemik, 10 juta
diantaranya menderita gondok, 290.000 bayi menderita kretin dan 3,5 juta penduduk
menderita GAKI lain di daerah-daerah tersebut (Djokomoeljanto, 2002).
Cara paling sederhana dan mudah dalam mencegah masalah GAKI adalah
menggunakan garam beriodium, yaitu garam konsumsi yang komponen utamanya
natrium klorida (NaCl) dan mengandung senyawa iodium melalui proses iodisasi.
Alasannya garam merupakan media yang paling baik untuk mengikat iodium dan
garam merupakan bahan makanan yang dikonsumsi semua orang tiap hari sehingga
menjamin asupan iodium sesuai dengan yang diharapkan (Anonim, 2005a).
Permasalahan yang berkaitan dengan program iodisasi garam terutama
adalah kontinyuitas ketersediaan garam beriodium dengan kadar yang memenuhi
syarat SNI 01-3556-2000 yaitu minimal 30 ppm iodium sebagai kalium iodat (KIO3),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
suatu jumlah yang telah terbukti (oleh WHO) cukup untuk mempertahankan fungsi
normal kelenjar tiroid dan kadar air maksimal 7%, agar massa garam (padat) mejadi
larut dan iodium menguap ke udara. Berdasarkan survey garam beriodium tahun 2000
oleh Badan Pusat Statistik (BPS), persentase garam rumah tangga di tingkat propinsi
khususnya Yogyakarta, yang mengkonsumsi garam tidak beriodium ada 8,9%; garam
tidak cukup iodium 21,9%; dan yang cukup iodium sebesar 69,2%; sehingga dapat
diketahui masih banyak masyarakat Yogyakarta lebih dari 30% belum mengkonsumsi
garam cukup iodium (Anonim, 2000b).
Terdapat 3 bentuk garam yang biasa dikonsumsi oleh rumah tangga yaitu
garam halus, garam curai/krosok, dan garam bata (briket). Garam bata atau briket
lebih banyak dikonsumsi di Propinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi
Tengah (Anonim, 2000a).
1. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan:
a. Berapakah kadar rata-rata kalium iodat dan air yang terkandung dalam garam
briket yang beredar di pasar-pasar tradisional (pasar Demangan, Kranggan, Pingit,
Karangwaru, Legi, Gading, Condro, Sentul, Ngasem, Bringharjo, Giwangan, dan
Lempuyangan) di Kota Yogyakarta yang menjadi sampel pada penelitian ini?
b. Apakah kadar kalium iodat dan air sampel sudah sesuai dengan persyaratan SNI
01-3556-2000?
2. Keaslian Penelitian.
Sejauh yang diketahui peneliti, BPOM dalam “Laporan Monitoring Mutu
Garam Beriodium di DIY tahun 2000” telah melakukan pengujian kadar iodium, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sejak tahun 2000 belum pernah dilakukan lagi hingga sekarang. Perbedaan dengan
penelitian tentang “Uji kadar kalium iodat dan air dalam garam briket yang beredar di
pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta” yang dilakukan peneliti adalah tahun
penelitian BPOM tahun 2000, peneliti tahun 2008; lokasi penelitian BPOM pasar yang
ada di Propinsi DIY dan beberapa Propinsi lain di Indonesia, peneliti hanya beberapa
pasar tradisional di Kota Yogyakarta; subjek penelitian BPOM 3 macam garam (halus,
krosok, dan bata/briket), peneliti hanya dikhususkan garam bata/briket saja; tetapi
metode pengukuran kadar iodium sebagai kalium iodat (KIO3) yang digunakan sama,
yaitu metode titrasi iodometri dan Karl Fischer.
3. Manfaat Penelitian.
a. Teoritis: data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan/informasi
bagi pihak-pihak yang terkait berkenaan dengan mutu garam briket sesuai dengan
persyaratan yang berlaku sehingga konsumen tidak dirugikan dan GAKI pada
masyarakat dapat ditanggulangi.
b. Praktis: penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kadar kalium
iodat dan air pada garam briket yang beredar di pasar-pasar tradisional Kota
Yogyakarta.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kadar rata-rata kalium iodat dan air yang terkandung dalam
garam briket yang beredar di pasar-pasar tradisional (pasar Demangan, Kranggan,
Pingit, Karangwaru, Legi, Gading, Condro, Sentul, Ngasem, Bringharjo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Giwangan, dan Lempuyangan) di Kota Yogyakarta yang menjadi sampel pada
penelitian ini.
2. Untuk mengetahui apakah kadar kalium iodat dan air sampel sudah sesuai dengan
persyaratan SNI 01-3556-2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
1. Pengertian GAKI
GAKI adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang
kekurangan unsur iodium secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Istilah
GAKI digunakan mencakup bukan hanya pembesaran kelenjar gondok saja tetapi semua
akibat kekurangan iodium terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dicegah
dari penanggulangan kekurangan iodium (Djokomoeljanto, 2002).
2. Prevalensi GAKI
Prevalensi GAKI secara umum dikelompokkan menjadi tiga yaitu ringan, sedang,
dan berat.
Tabel I. Kriteria prevalensi GAKI
Gambaran Klinis Indikator
KeparahanG H K
TGR (%)
UIE(µg/L)
Prevalensi GAKI
Prioritas Koreksi
Metode Penanggulangan
Derajat 0[Normal]
0 0 0 <5,0 ≥100 Normal - -
Derajat I [ringan]
+ 0 05,0-19,9
50-99 Ringan PentingIodisasi garam; Perbaikan ekonomi
Derajat II [Sedang]
++ + 020,0-29,9
20-49 Sedang Segera
Garam beriodium 30-40 ppm; kapsul minyak beriodium
Derajat III [Berat]
++ +++ ++ ≥30,0 <20 Berat KritisKapsul minyak beriodium
Keterangan: 0 = tidak ada; + = ringan; ++ = sedang; +++ = sangat berat; G = goiter; H = hipotiroidisme; K = kretin; TGR = Total Goiter Rate; UIE = rata-rata kadar urin(Arisman, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Upaya penanggulangan GAKI di Indonesia
(1) upaya jangka panjang : iodisasi garam, peningkatan konsumsi aneka ragam
bahan pangan yang bersumber dari laut, dengan melakukan penyuluhan gizi yang
seimbang; (2) upaya jangka pendek : suplementasi iodium dan distribusi kapsul minyak
beriodium pada daerah endemik sedang dan berat (TGR >20%), misalnya ‘yodiol’
produksi Kimia Farma (Anonim, 2005a).
B. Iodium
1. Definisi Iodium
Iodium adalah zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
membentuk hormon tiroksin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan. Iodium merupakan mineral yang diperlukan tubuh
dalam jumlah yang relatif sangat kecil, jumlahnya sekitar 15-20 mg. Iodium merupakan
unsur pokok dari hormon tiroid: tiroksin (3,5,3’,5’–tetraiodotironin atau T4) dan (3,5,3’–
triiodotironin atau T3).
O C C COOH
I
HO
I
I
H
H H
NH2
O C C COOH
I
HO
I
I
H
H H
NH2I
3,5,3’–triiodotironin atau T3 3,5,3’,5’–tetraiodotironin atau T4 atau tiroksin
Gambar 1. Struktur T3 dan T4 (Arisman, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Untuk kebutuhan orang Indonesia berdasarkan hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (1998), Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk iodium yang dianjurkan
sebagai berikut:
Tabel II. Angka kecukupan gizi untuk iodium
Kisaran Umur Asupan (µg/hari)Bayi (0-12 bulan) 50-70
Balita & anak sekolah (1-12 tahun)
70-120
Remaja & dewasa 150Ibu hamil 175-200
Ibu menyusui 200
(Almatsier, 2002)
2. Sumber Iodium
Di alam iodium terdapat dalam kerak bumi dengan kandungan yang tidak merata
di berbagai tempat karena terkikis oleh hujan dari permukaan tanah dan dibawa menuju
laut oleh sungai. Iodium akan menguap dari air laut dan terkonsentrasi dalam hujan dan
jatuh kembali ke bumi yang sebagian langsung masuk sungai dan kembali ke laut. Air
hujan yang jatuh ke tanah akan menambah kandungan iodium dalam tanah tersebut,
namun air hujan juga dapat mengikis permukaan tanah terutama tanah yang miring landai
sehingga tanah tersebut akan kehilangan iodium, misalnya daerah pegunungan. Biasanya
gangguan akibat kurang iodium akan banyak terjadi pada daerah ini (Hetzel, 1996).
Perbedaan tanah dengan kadar iodium yang berbeda-beda, pupuk dan lingkungan
menyebabkan kandungan iodium dalam bahan makanan sangat bervariasi. Sumber bahan
makanan yang berasal dari laut merupakan sumber iodium yang terbaik.
Tabel III. Rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan
Berat Basah (µg/L iodium/g) Berat Kering (µg/L iodium/g)Bahan Makanan
Rata-rata Kisaran Rata-rata KisaranIkan laut 30 17-40 116 68-194Ikan air tawar 832 163-3168 3715 417-4591Kerang 798 308-1300 3866 1292-4987Daging 50 27-97 - -Susu 47 35-56 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Berat Basah (µg/L iodium/g) Berat Kering (µg/L iodium/g)Bahan Makanan
Rata-rata Kisaran Rata-rata KisaranSerealia 47 22-72 65 34-92Buah-buahan 18 10-29 154 62-277Kacang-kacangam 30 23-36 234 223-245Sayuran 29 12-201 385 304-636
(Anonim, 1996)
3. Penilaian status iodium
Penilaian status iodium digunakan untuk menilai kecukupan asupan iodium dalam
tubuh. Kecukupan iodium tubuh dinilai dari iodium yang masuk lewat makanan,
sebab tubuh manusia tidak dapat mensintesa iodium. Karena yang dibutuhkan sangat
sedikit (dalam ukuran mikro) dan iodium dalam makanan susah untuk diperiksa,
maka sebagai indikator kecukupan iodium diperiksa berdasarkan ekskresi iodium
dalam urin (Urinary Iodine Excretion/UIE), karena metode ini sangat sensitif kepada
perubahan paling akhir dalam hal konsumsi iodium (Anonim ,2001). Kelebihan
iodium dalam tubuh terutama dikeluarkan melalui urin dan sedikit melalui feses yang
berasal dari cairan empedu. Ekskresi iodium urin dianggap menggambarkan masukan
iodium, karena lebih dari 90% iodium diekskresi lewat urin (Dunn, 2002).
Tabel IV. Penilaian status iodium
Rata-rata kadar urin (µg/L)
Asupan Iodium Status Iodium
<20 Tidak cukup Kurang iodium berat20-49 Tidak cukup Kurang iodium sedang50-99 Tidak cukup Kurang iodium ringan
100-199 Cukup Optimal
200-200 Lebih dari cukupRisiko hipertiroidisme yang diimbas iodium pada 5-10 tahun ke depan setelah suplementasi garam beriodium bagi golongan rentan
>300 BerlebihanRisiko hipertiroidisme diimbas iodium dan penyakit tiroid autoimun
(Anonim, 2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Garam Beriodium
1. Definisi garam beriodium
Garam beriodium adalah garam konsumsi yang komponen utamanya adalah
natrium klorida (NaCl) dan mengandung senyawa iodium melalui proses iodisasi serta
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3556-2000 dan/atau revisinya (Anonim,
2005b).
2. Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain
Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam undang-undang ini
khususnya pasal 21 ayat (3) mencantumkan bahwa makanan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan dan
disita untuk dimusnahkan. Jika melanggarnya maka akan dikenakan pidana penjara
paling lama 15 tahun dan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah (Anonim, 1992).
Undang-Undang RI No.8 tahun 1999 pasal 4 tentang perlindungan konsumen
mencantumkan bahwa masyarakat sebagai konsumen memiliki hak atas kenyamanan,
keamanan, keselamatan serta perlindungan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa,
maka sesuai pasal 8 ayat (1a) pemerintah mengatur bahwa pelaku usaha dilarang
memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi
atau tidak sesuai dengan persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan tersebut, seperti tercantum dalam
pasal 62 ayat (1) dapat dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak
dua miliar rupiah (Anonim, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 69 tahun 1994 pasal 1 tentang pengadaan
garam beriodium, disebutkan bahwa garam yang dapat diperdagangkan untuk keperluan
konsumsi manusia adalah garam beriodium yang telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) (Anonim, 1994a). Menurut SNI 01-3556-2000 menyebutkan bahwa
kadar iodium untuk konsumsi manusia adalah minimal 30 ppm (mg/kg) sebagai kalium
iodat (KIO3) dan kadar air maksimal 7% (Anonim, 2000c).
3. Syarat mutu garam konsumsi beriodium
Di Indonesia, bahan kimia untuk iodisasi yang umum digunakan adalah kalium
iodat (KIO3), sesuai sifatnya yang lebih stabil-tidak mudah terurai melepas iodiumnya.
Tabel V. Syarat mutu garam konsumsi beriodium
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Kadar air (H2O) %(b/b) maks. 7
2Kadar NaCl (natrium klorida) dihitung dari jumlah klorida
%(b/b) min. 94,7
3 Iodium dihitung sebagai kalium iodat (KIO3) mg/kg min. 304
4.14.24.3
Cemaran logam:Timbal (Pb)Tembaga (Cu)Raksa (Hg)
-mg/kgmg/kgmg/kg
-maks. 10maks. 10maks. 0,1
5 Arsen (As) mg/kg maks. 0,1
Keterangan: b/b = bobot/bobot (Anonim, 2005b)
4. Pengukuran kandungan iodium garam
Analisa kandungan iodium dalam garam dapat dilakukan dengan pengujian secara
kualitatif dan/atau kuantitatif.
1) Kualitatif: Cara uji dengan rapid test dengan larutan iodine test, dengan
kesimpulan “ada” iodiumnya bila warna keunguan timbul setelah ditetesi, dan
“tidak ada” iodiumnya bila warna garam tidak ada perubahan setelah ditetesi
dengan iodine test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2) Kuantitatif: Hal ini dilakukan dengan cara titrasi, menggunakan metode
iodometri (Marihati, 2006).
D. Titrimetri
Pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri dari pengukuran volume larutan pereaksi
yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang akan ditentukan.
Larutan pereaksi itu biasanya diketahui kepekatannya dengan pasti, dan disebut titran
atau larutan baku atau larutan standar. Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam
sebuah buret. Proses penambahan larutan standar ke dalam larutan zat yang akan
ditetapkan disebut titrasi, sampai tercapai titik kesetaraan (ekuivalen) atau titik-akhir
teoritis (titik-akhir stoikiometri). Jumlah volume larutan standar yang terpakai untuk
mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik
pada saat pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi tepat lengkap secara stoikiometri.
Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat
disalah-lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri, atau lebih lazim
lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal dengan sebagai indikator.
Setelah reaksi antara zat yang ditetapkan dan larutan standar praktis lengkap, indikator
harus memberi perubahan visual yang jelas (entah suatu perubahan warna atau
pembentukan kekeruhan), dalam cairan yang dititrasi. Titik saat terjadinya hal ini dalam
proses titrasi disebut titik akhir titrasi. Pada titrasi yang ideal, titik akhir yang terlihat,
akan terjadi berbarengan dengan titik-akhir stoikiometri atau teoritis. Namun, dalam
praktek, biasanya akan terjadi perbedaan yang sangat sedikit; ini merupakan sesatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(error) titrasi (Vogel, 1994). Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter,
faktor stoikiometri, maka zat yang akan ditentukan dapat dihitung dengan mudah.
1. Uji kadar kalium iodat menggunakan metode titrasi iodometri
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar kalium iodat dalam garam
konsumsi (kuantitatif) menggunakan titrasi iodometri. Reaksi kimia yang terjadi
merupakan titrasi oksidasi-reduksi (redoks), yaitu reaksi yang didasarkan pada proses
perpindahan elektron antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi. Kalium iodat merupakan
zat pengoksid. Reaksi antara kalium iodat dan zat pereduksi seperti ion iodida (dari
kalium iodida) dalam larutan yang asam (dari asam klorida), akan berhenti pada tahap
ketika iodat direduksi menjadi iodin. Iodin yang terbentuk akan direduksi menjadi iodida
oleh larutan standar natrium tiosulfat, dimana tiosulfat menjadi tetrationat (Vogel,1994).
KIO3 + 5KI + 6HCl → 6KCl + 3I2 + 3H2O atau
IO3‾ + 5I‾ + 6H+ → 3I2 + 3H2O (1)
2Na2S2O3 + I2 → 2NaI + Na2S4O6 atau
I2 + 2S2O32‾ → 2I‾ + S4O6
2‾ (Day dan Underwood, 1996) (2)
Larutan standar sekunder natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O) mudah
diperoleh dalam keadaan murni yang tinggi, tetapi selalu ada sedikit ketidakpastian akan
kandungan air yang setepatnya, karena itu zat ini tidak sesuai sebagai standar primer dan
merupakan zat pereduksi berdasarkan reaksi setengah sel:
2S2O32‾ → S4O6
2‾ + 2e (3)
Dimana ekuivalen dari natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O) adalah 1 mol atau
248,18 bobot molekul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Penggunaan air suling biasa, biasanya mengandung karbon dioksida berlebih; ini
dapat menyebabkan terjadinya penguraian lambat yang disertai pembentukan belerang:
S2O32‾ + H+ → HSO3‾ + S (4)
Terlebih lagi, penguraian dapat juga disebabkan oleh kerja bakteri (misal, Thiobacillus
thioparus), terutama jika larutan telah didiamkan beberapa lama dan terkena sinar
matahari. Karena alasan-alasan ini, dianjurkan sebagai berikut :
a) Siapkan larutan dengan air suling yang baru saja dididihkan (air bebas karbon
dioksida).
b) Tambahkan 3 tetes kloroform atau 10 mg merkurium (II) iodida per liter;
senyawa-senyawa ini memperbaiki daya tahan larutan.
c) Hindarkan singkapan terhadap cahaya, karena ia cenderung mempercepat
penguraian (Vogel, 1994).
Kalium bikromat (K2Cr2O7), merupakan zat pengoksid yang digunakan sebagai
standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Keuntungannya adalah tidak mahal, sangat
stabil baik dalam bentuk padat ataupun larutan, stabil sampai titik leburnya dan dapat
diperoleh dalam bentuk yang cukup murni untuk menyiapkan kelarutan standar dengan
penimbangan (Day dan Underwood, 1996). Kelemahannya ekuivalen-gram yang relatif
kecil dan pembentukan ion Cr3+, yang membuat determinasi titik ekivalensi susah
dilakukan karena warnanya yang hijau dalam reaksi. Pemecahannya yaitu larutan
ditambahkan air sebelum dititrasi agar warnanya melemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam larutan asam, iodida dioksidasi menjadi iodin, reduksi kalium bikromat
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Cr2O72‾ + 6I‾ + 14H+ → 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O (5)
I2 + 2S2O32¯ → 2I¯ + S4O6
2¯ (Day dan Underwood, 1996) (6)
Dimana ekuivalen dari kalium bikromat (K2Cr2O7,) adalah seperenam mol atau 294,18/6
atau 49,030 bobot molekul.
Dalam air panas, butiran kanji pecah dan membentuk dispersi koloid dari β-
amilosa yang dapat larut, dan harus dipisahkan dengan pemanasan dari α-amilosa,
amilopektin yang tidak larut. Interaksi iodium dengan koloid β-amilosa menghasilkan
warna biru intensif yang disebabkan oleh terbentuknya suatu senyawa dalam dari
amilosa-amilum dan atom iod. Fraksi amilosa-amilum mempunyai rantai berbentuk
spiral/helikal (Gambar 2 dan 3) dan dengan itu membentuk celah berbentuk saluran.
Dalam saluran ini terdapat suatu rantai iod linier. Warna biru disebabkan oleh ketujuh
electron luar atom iod yang mudah bergerak. Perubahan warna ini reversibel, warna ini
akan hilang saat iodium direduksi dengan natrium tiosulfat (Roth dan Blaschke, 1994).
Gambar 2. Struktur amilosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 3. Struktur skematik kompleks iodium-kanji
Keunggulan kanji yang utama adalah bahwa harganya murah. Keburukan kanji
antara lain: (1) bersifat tak dapat larut dalam air dingin; (2) ketidakstabilan suspensinya
dalam air; (3) dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air,
sehingga kanji tidak boleh ditambahkan sampai tepat sebelum titik akhir (saat warna
kuning mulai memudar), jika larutan kanji ditambahkan ketika konsentrasi iod tinggi,
sedikit iod akan tetap teradsorpsi bahan bahkan pada titik akhir sekalipun dan
menyebabkan pembacaan yang salah pada titik akhir titrasi (Vogel, 1994).
2. Uji kadar air menggunakan metode karl fischer
Penetapan kadar air dalam kuantitas kecil dilakukan dengan metode titrimetri,
menggunakan reagensia Karl Fischer. Prinsip penetapan adalah reaksi kuantitatif antara
belerang dioksida pada larutan iodin dalam suatu campuran piridina anhidrat dan metanol
anhidrat (dapar) yang bereaksi dengan ion hidrogen dari air dalam dua tahap (Vogel,
1994) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tahap I :
3C5H5N + SO2 + I2 + H2O → 2C5H5N+HI¯ + C5H5N
+SO3¯ (7)
piridin piridinum iodida piridin sulfur trioksida
Tahap II :
C5H5N+SO3¯ + CH3OH → C5H5N + HOSO2OCH3 (8)
metanol metil sulfat
Pereaksi yang digunakan adalah Karl Fischer yang terdiri dari 2 bagian yaitu
solven (Karl Fischer A) yang terdiri dari metanol, piridin, dan belerang dioksida. Titran
(Karl Fischer B) yang terdiri dari iodin dan metanol.
Pada pereaksi Karl Fischer, iodin berfungsi sebagai oksidator dan belerang
dioksida berfungsi sebagai reduktor sehingga reaksi yang berlangsung yaitu reduksi-
oksidasi (redoks). Iodin tereduksi menjadi iodida, dengan adanya air maka iodida akan
membentuk HI. Adanya iodida dalam larutan akan menaikkan arus sehingga beda
potensial larutan menjadi besar dan kadar air terbaca. H+ dari HI akan mendepolarisasi
kutub katoda dari elektroda double platina (pt). Kutub katoda akan menangkap H+
sehingga akan menurunkan potensial sampai mendekati nol (0). Oleh alat, tahap ini
dianggap sebagai titik akhir titrasi dan disebut “dead end point”, volume titran dicatat
oleh alat. Piridin dan metanol yang terdapat dalam Karl Fischer digunakan sebagai
pelarut untuk melarutkan sulfur dioksida dan iodin. Piridin dan belerang dioksida akan
membentuk suatu senyawa adisi yang akan mengurangi tekanan uap belerang. Piridin
juga akan mengikat hidrogen iodida sebagai piridinum iodida.
Dalam percobaan, terlebih dahulu dilakukan pre-tritrasi dan cek kebocoran. Cek
kebocoran pada penelitian ini 14 µg/menit, berarti masuk dalam range 10-50 µg/menit.
Pretitrasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan air yang ada didalam solven dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
udara dalam selang agar tidak mengganggu titrasi, sehingga, yang diukur adalah benar-
benar air dalam sampel. Cek kebocoran tujuannya untuk mengetahui seberapa besar
kebocoran yang terjadi pada alat. Standarisasi bertujuan untuk melihat kejelasan antara
pereaksi Karl Fischer dengan jumlah air (Voight, 1994).
E. Validasi Metode
Validasi metode analisis adalah proses terdokumentasi yang menjamin bahwa
pelaksanaan metode analisis yang bersifat karakteristik adalah telah sesuai dengan tujuan
pelaksanaannya (Mulja dan Hanwar, 2003). Berikut ini adalah parameter-parameter
validasi metode analisis dalam penelitian ini.
a. Akurasi
Akurasi dapat diartikan sebagai kedekatan hasil analisis yang diperoleh
menggunakan metode analisis tertentu dengan nilai sebenarnya. Penentuan akurasi
metode analisis dapat dilakukan dengan cara membandingkan kadar terukur dari
sejumlah tertentu senyawa standar yang sengaja ditambahkan ke dalam sampel pada
jumlah yang tertentu pula terhadap kadar sampel yang diketahui dari hasil perhitungan
atau kadar teoritis. Harga perbandingan tersebut dikenal dengan persen perolehan
kembali (recovery) (Anonim, 1995b).
b. Presisi
Presisi berarti metode yang digunakan dapat mengembalikan nilai yang diperoleh
sangat dekat dengan nilai sebenarnya. Presisi metode analisis biasanya dinyatakan
sebagai simpangan baku atau simpangan relatif dari beberapa kali penentuan kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terhadap sampel. Makin kecil simpangan relatif yang dihasilkan oleh suatu metode
analisis maka validitas metode tersebut semakin terjamin (Anonim, 1995b).
c. Sensitivitas
Sensitivitas metode analisis merupakan kemampuan metode untuk
mengidentifikasi perbedaan yang kecil antar konsentrat analit. Faktor yang
mempengaruhi sensitivitas ini adalah kemiringan dari kurva baku dan presisi. Misalkan
terdapat dua metode dengan tingkat presisi yang sama akan tetapi kemiringan kurva baku
keduanya berbeda, maka metode yang lebih sensitif adalah metode yang kemiringan
kurva baku yang lebih curam begitu pula sebaliknya (Skoog, 1985).
d. Linearitas
Linearitas adalah rentang kadar terendah sampai kadar tertinggi yang ditentukan
dengan metode analisis dan dihubungkan dengan tanggap detektor sehingga memberikan
harga koefisien korelasi yang mendekati nilai 1 (satu) (Mulja dan Suharman, 1995).
e. Limit deteksi (Limit of Dtection = LOD)
LOD merupakan kadar terkecil analit dalam sampel yang masih dapat dideteksi
tetapi tidak secara kuantitatif. Penentuan LOD pada metode instrumental dapat
didasarkan signal-to-noise ratio yaitu dengan cara membandingkan respon dari
pengukuran analit terhadap respon blangko. Konsentrasi analit yang mampu memberikan
respon 2-3 kali respon blangko inilah kemudian yang ditetapkan sebagai LOD.
f. Limit Kuantitasi (Limit of Qauntitation = LOQ)
LOQ merupakan konsentrasi analit terkecil dalam sampel yang masih dapat
dianalisis dengan hasil penentuan kuantitatif yang menunjukkan akurasi dan presisi yang
memadai. Penentuan LOQ pada metode instrumental dapat didasarkan signal-to-noise
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ratio yaitu dengan cara membandingkan respon dari pengukuran analit terhadap respon
blangko. Konsentrasi analit yang mampu memberikan respon 10 kali respon blangko
inilah yang kemudian yang ditetapkan sebagai LOQ.
g. Spesifitas
Spesifitas dapat diartikan sebagai kemampuan dari suatu metode analisis untuk
mengukur keberadaan analit dalam sampel secara tepat dan spesifik. Spesifitas
memberikan gambaran tentang derajat gangguan oleh matriks sampel terhadap hasil
pengukuran analit (Anonim, 1995b)
h. Rentang
Rentang suatu metode analisis adalah interval antara kadar terendah sampai kadar
tertinggi analit yang dapat diukur secara kuantitatif menggunkan metode analisis tertentu
dan menghasilkan akurasi serta presisi yang memadai. Biasanya rentang mempunyai
satuan yang sama dengan satuan yang digunakan pada hasil analisis (misal: persen, ppm)
(Anonim, 1995b).
Analisis validasi metode yang digunakan dalam penetapan kadar kalium iodat
dalam garam konsumsi dapat ditentukan berdasarkan parameter
1. Akurasi
Akurasi dapat dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery). Nilai
perolehan kembali suatu metode analisis dihitung dengan rumus :
recovery (%) = tiskadarteori
urkadarterukx 100 %
2. Presisi
Presisi biasanya dinyatakan dengan Coefficient of Variation (CV) atau Relative
Standard Deviation (RSD). CV dapat dihitung dengan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
CV =
SD
SD = 1
)(1
2
n
n
i
Contoh validasi metode yang dilakukan oleh BPOM dengan sampel garam
konsumsi.
1. Akurasi
Akurasi dinyatakan dengan % recovery, yaitu dengan cara membandingkan kadar
terukur dari sejumlah tertentu senyawa standar yang sengaja ditambahkan ke dalam
sampel pada jumlah yang tertentu pula terhadap kadar sampel yang diketahui dari hasil
perhitungan atau kadar teoritis.
Penetapan recovery kalium iodat dilakukan dengan membuat 3 macam
konsentrasi (20 ppm, 30 ppm, 40 ppm), lakukan replikasi sebanyak 3 untuk masing-
masing konsentrasi. Timbang seksama lebih kurang 50,0 mg kalium iodat (KIO3)
masukkan ke dalam labu ukur 1 L (konsentrasi 50 ppm) dan larutkan dengan aquades
hingga 1 L sebagai larutan stock baku.
Dipipet (20 ml, 30 ml dan 40 ml) dari larutan stock baku, tambahkan aquades
hingga 50 ml (konsentrasi 20 ppm, 30 ppm dan 40 ppm). Sambil digojog, tambahkan 2
ml asam fosfat 85%, 0,1 g kalium iodida, dan 2 ml larutan kanji 1%. Segera titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,005 N hingga dengan penambahan 1 tetes warna biru tepat
menghilang. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan bahwa dengan konsentrasi yang berbeda masih dapat memberikan %
recovery yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel VI. % recovery kalium iodat
ReplikasiKadar terukur
(ppm)kadar teoritis
(ppm)Recovery (%)
Rentang Recovery (%)
1.1 19,97 99,851.2 20,04 99,801.3 19,98
2099,90
99,80-99,90
2.1 30,02 99,942.2 20,10 99,702.3 29,82
3099,40
99,40-99,94
3.1 39,88 99,703.2 39,21 98,033.3 40,20
4099,50
98,03-99,70
(Anonim, 2008)
Nilai % recovery pada sampel dengan konsentrasi kecil (tabel VI) dikatakan baik
bila berada pada rentang 98-102 % (Mulja dan Hanwar, 2003), sehingga dapat dinyatakan
bahwa metode titrasi iodometri memiliki akurasi yang baik untuk menetapkan kadar
kalium iodat dalam garam konsumsi.
2. Presisi
Nilai presisi sebagai salah satu parameter validitas suatu metode dinyatakan
dengan Coefficient of variation (CV). Timbang seksama lebih kurang 50,0 mg kalium
iodat (KIO3) masukkan ke dalam labu ukur 1 L (konsentrasi 50 ppm) dan larutkan dengan
aquades hingga 1 L sebagai larutan stock baku. Dipipet 30 ml dari larutan stock baku,
tambahkan aquades hingga 50 ml (konsentrasi 30 ppm). Sambil digojog, tambahkan 2 ml
asam fosfat 85%, 0,1 g kalium iodida, dan 2 ml larutan kanji 1%. Segera titrasi dengan
natrium tiosulfat 0,005 N hingga dengan penambahan 1 tetes warna biru tepat
menghilang. Lakukan replikasi sebanyak 7 kali. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan bahwa dengan konsentrasi yang sama masih dapat memberikan CV yang
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel VII. Coefficient of variation kalium iodat
No Kadar KIO3 (ppm)1 30,022 30,103 29,824 31,215 31,166 30,237 29,77
x 30,33SD 0,60CV 1,99%
(Anonim, 2008)
Pada tabel VII menunjukkan bahwa nilai CV adalah 1,99 %, masih berada pada
nilai CV yang baik yaitu ≤ 2 % (Mulja dan Hanwar, 2003), sehingga dapat dikatakan
bahwa metode titrasi iodometri memiliki nilai presisi yang baik untuk menetapkan kadar
kalium iodat dalam garam konsumsi.
F. Keterangan Empiris
Diharapkan dapat memperoleh informasi yang benar tentang kadar kalium iodat
dan air dari garam briket yang beredar di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental karena di dalam
penelitian ini tidak dilakukan manipulasi pada subyek uji yaitu garam briket.
B. Definisi Operasional
1. Garam briket beriodium adalah garam bentuk bata yang komponen utamanya
natrium klorida (NaCl) dan mengandung senyawa iodium melaui proses iodisasi
serta memenuhi SNI Nomor 01-3556-2000 dan/atau revisinya.
2. SNI Nomor 01-3556-2000 menyebutkan bahwa kadar iodium dalam garam untuk
konsumsi manusia adalah minimal 30 ppm (mg/kg) sebagai kalium iodat (KIO3)
dan kadar air maksimal 7%.
3. Uji kadar kalium iodat adalah perhitungan kadar kalium iodat (dalam satuan ppm)
pada sampel menggunakan metode titrasi iodometri.
4. Uji kadar air adalah perhitungan kadar air (dalam satuan %) pada sampel
menggunakan metode Karl Fisher.
5. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi jual beli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar (Anonim, 2007).
C. Subjek dan Tempat Pengambilan Sampel Penelitian
Subyek penelitian ini adalah garam briket yang berlabel mengandung KIO3.
Tempat pengambilan sampel pada penelitian ini adalah beberapa pasar tradisional
yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu pasar Demangan, Kranggan, Pingit, Karangwaru,
Legi, Gading, Condro, Sentul, Ngasem, Bringharjo, Giwangan dan Lempuyangan.
D. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium pangan BPOM Yogyakarta. Penelitian
dilakukan dengan didampingi petugas dari BPOM.
E. Teknik Sampling
Tujuan pemilihan sampel ini adalah agar sampel yang dianalisis dapat bersifat
representatif, artinya sampel yang dianalisis benar-benar menggambarkan populasi
yang diwakilinya. Penelitian ini bersifat deskriptif maka untuk populasi yang sangat
kecil diperlukan >23 sampel (Dahlan, 2005).
Pemilihan tempat dan subyek uji pada penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling. Pengumpulan data distribusi garam briket beriodium di
beberapa pasar tradisional dilakukan dengan mensurvey semua merk dagang garam
briket beriodium yang beredar. Dari hasil survey, dipilih 5 merk dagang yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
banyak beredar, kemudian secara random diambil 5 replikasi untuk masing-masing
merk dagang yang akan diteliti, total 25 sampel, karena jumlah tersebut sudah
menggambarkan karakteristik dari peredaran garam briket beriodium yang dijual
dipasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
F. Validasi Metode
Pada penelitian ini penulis tidak melakukan validasi metode. Hal ini
dikarenakan BPOM telah melakukan validasi metode.
G. Bahan Penelitian
Natrium tiosulfat 0,005 N (Na2S2O3.5H2O), asam fosfat 85% (H3PO4), kalium
iodida (KI), natrium klorida p.a.(NaCl p.a), HCl pekat, kanji 1%, sampel garam
briket, Karl Fischer Reagent (E. Merck), Karl Fischer Solvent (E. Merck), metanol
p.a. (E. Merck).
H. Alat Penelitian
Mortir, neraca analitis, buret mikro 10 dan buret 50 ml, labu ukur 1000 ml,
erlenmeyer bersumbat kaca (300 dan 500 ml), shaker, gelas ukur (10 dan 100 ml),
pipet volume (2, 10 dan 50 ml), syringe 5 ml, labu ukur 25 ml, Karl Fischer Titrator,
dan alat-alat gelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
I. Tata Cara Penelitian
1. Penggerusan sampel.
Penggerusan sampel garam briket dilakukan dengan menggunakan mortir dan
stamper sampai halus, diaduk agar homogen.
2. Penetapan kadar air dalam sampel
a. Prosedur pemakaian alat Karl Fischer Titrator (KF Titrino 703/787, Merk
Metrohm)
1). On-kan alat.
2). Pre-titrasi.
Masukkan pereaksi Karl Fischer A dalam beker titrator hingga menyentuh
ujung elektroda. Lakukan pre-titrasi sesuai dengan prosedur pemakaian alat.
3). Cek kebocoran
Lakukan sesuai prosedur pemakaian alat.
4). Standarisasi/pembakuan
Lakukan standarisasi/pembakuan sesuai prosedur pemakaian alat dengan
memasukkan 2 tetes air ke dalam beker titrator/titration vessel
5). Titrasi blangko.
Kerjakan sesuai dengan prosedur pemakaian alat dengan memasukkan
metanol ke dalam beker titrator.
6). Pengujian sampel.
Kerjakan sesuai dengan prosedur pemakaian alat dengan memasukkan sampel
garam ke dalam beker titrator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. penetapan kadar air
1). Penyiapan sampel. Ditimbang seksama lebih kurang 1 g sampel, dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 ml, ditambahkan metanol p.a. 10 ml, dikocok dengan
shaker selama 30 menit, selanjutnya diendapkan dan diambil dengan pipet
volume (sebanyak 2 ml) untuk dibaca kadar airnya dengan menggunakan Karl
Fischer Titrator.
2). Pembakuan Reagent Karl Fischer. Dimasukkan 20 ml Karl Fischer solvent dari
multiburet ke beker titrasi, air yang diabsorbsi ke dalam Karl Fischer solvent
dititrasi dengan Karl Fischer reagent sampai titik akhir. Ditimbang seksama
sejumlah air di dalam syringe, diteteskan air dari syringe sebanyak 2 tetes ke
dalam beker titrasi, segera dititrasi dengan Karl Fischer reagent sampai titik
akhir, baca petunjuk volume titran digital (p ml). Ditimbang kembali sisa air
dalam syringe, selisih penimbangan menunjukkan bobot air yang akan
dititrasi (q mg), kesetaraan 1 ml reagent Karl Fischer terhadap mg air adalah:
f (faktor) = q / p (mg/ml)
dimana: f = faktor air (mg/ml);
q = bobot air (g) → (mg);
p = titran (ml)
3). Titrasi blanko. Diambil metanol dengan syringe sebanyak 2 ml dimasukkan ke
dalam beker titrasi, segera dititrasi sampai titik terakhir, baca penunjuk
volume titran digital (%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4). Titrasi penetapan kadar air. Diambil hasil larutan sampel dengan syringe
sebanyak 2 ml, dimasukkan ke dalam beker titrasi, segera dititrasi sampai titik
akhir, baca petunjuk volume digital. Kadar air dalam sampel dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Ka = g
vfba /10)( x 100 %
Dimana:
a = volume titran pada titrasi sampel (%)
b = volume titran pada titrasi blanko (%)
f = faktor kesetaraan 1 ml reagent Karl Fischer terhadap mg air.
v = volume syringe (2 ml)
g = bobot sampel (mg)
Ka = kadar air dalam sampel (%) (Anonim, 1994b).
3. Preparasi pereaksi
a. Larutan natrium tiosulfat 0,1 N.
Pembuatan: ditimbang seksama lebih kurang 25 g natrium tiosulfat
(Na2S2O3.5H2O), masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml, larutkan dalam air
bebas karbondioksida, kemudian encerkan hingga 1000 ml.
b. Larutan natrium tiosulfat 0,005 N.
Pembuatan: dipipet 50 ml larutan natrium tiosulfat 0,1 N kemudian masukkan ke
dalam labu ukur 1000 ml dan encerkan dengan air bebas karbon dioksida hingga
1000 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Standarisasi larutan natrium tiosulfat 0,005 N dengan kalium bikromat (K2Cr2O7)
berdasarkan FI IV: ditimbang lebih kurang 50 mg kalium bikromat dengan
seksama yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 120 °C selama 4 jam.
Masukkan dalam erlenmeyer bersumbat kaca dan larutkan dalam 50 ml air,
tambahkan 1 g kalium iodida, tambahkan 5 ml HCl, segera ditutup. Digojog
hingga tercampur. Biarkan selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding labu sebelah
dalam dengan air (warna ungu pekat). Ambil 2 ml larutan dan larutkan dalam 50
ml air, kemudian titrasi dengan larutan natrium tiosulfat menggunakan buret 50
ml, jika bagian terbesar iod telah bereaksi seperti yang ditunjukkan oleh larutan
yang berwarna hijau-kekuningan, tambahkan indikator larutan kanji sehingga
warna berubah menjadi biru-kehijauan, lanjutkan titrasi setetes demi setetes
sambil digojog terus menerus, sampai 1 tetes mengubah warna dari biru-
kehijauan menjadi hijau muda (titik akhir titrasi). Titik akhir titrasi tajam, dan
mudah diamati pada cahaya yang baik dengan latar belakang putih. Kesetaraan
natrium tiosulfat tiap ml ~ 4,903 mg kalium bikromat. Perhitungan:
N = 903,4
1,0
V
fNB
Dimana: B = bobot kalium bikromat (mg)
f = faktor pengenceran
V = volume larutan natrium tiosulfat (ml)
N = normalitas natrium tiosulfat (Anonim, 1995a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. Kanji 1%.
Pembuatan: dicampur 1 g kanji dengan 5 ml air, tambahkan ke dalam 100 ml air
mendidih sambil diaduk, didihkan selama 3 menit, dinginkan.
4. Penetapan kadar kalium iodat dalam sampel.
Cara penetapan: ditimbang seksama lebih kurang 25 g sampel masukkan ke
dalam erlenmeyer, larutkan dalam 125 ml air. Sambil digojok tambah 2 ml asam
fosfat 85%, 0,1 gram kalium iodida dan 2 ml kanji 1%. Segera titrasi dengan natrium
tiosulfat 0,005 N hingga warna biru tepat hilang menggunakan buret mikro ukuran 10
ml. Asam fosfat akan membebaskan iodin dari iodat pada sampel garam. Penambahan
kalium iodida berlebih akan membantu melarutkan iodin karena pada kondisi normal
iodium agak sukar larut pada air murni (pelarut). Penambahan kalium iodida akan
menyebabkan larutan menjadi berwarna kuning (indikator internal) jika terdapat
iodin. Iodin yang terbentuk akan bereaksi dengan natrium tiosulfat (larutan standar).
Jumlah natrium tiosulfat yang digunakan proporsional terhadap jumlah iodin yang
dilepaskan dari garam. Perubahan warna larutan dari kuning pucat menjadi bening
susah untuk dilihat dengan mata, maka digunakan larutan kanji sebagai indikator
eksternal yang akan berikatan dengan iodin sehingga membentuk kompleks warna
biru-keunguan. Titrasi dengan natrium tiosulfat terus dilakukan hingga warna biru-
keunguan pertama kali menghilang dan larutan menjadi jernih yang menunjukkan
bahwa iodin bebas telah habis bereaksi dengan natrium tiosulfat.
Penambahan kanji tidak dilakukan di awal titrasi tetapi saat setelah warna
larutan menjadi kuning pucat (memudar) pada sampel. Hal ini dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menghindari ikatan amilum-iodin yang bertambah kuat sehingga perlu dua proses
yaitu pembebasan iodin dari amilum dan pengikatan iodin-natrium tiosulfat, sehingga
natrium tiosulfat yang digunakan lebih banyak yang dapat menyebabkan pembacaan
hasil yang salah, oleh karena itu kanji tidak boleh ditambahkan sampai tepat sebelum
titik akhir tercapai.
Cara perhitungan. Hitung kadar kalium iodat terhadap sampel dengan rumus :
B
ba x 0,1784 x
005,0
N x
Ka100
100 x 1000 (mg/kg)
Keterangan :
a = volume natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi sampel (ml)
b = volume natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi blanko (ml)
B = bobot sampel garam (g)
N = normalitas natrium tiosulfat yang digunakan untuk titrasi
Ka = kadar air dalam sampel garam (%)
0,1784 = kesetaraan kalium iodat tiap ml natrium tiosulfat 0,005 N (Anonim,
1994b).
Blangko: timbang seksama lebih kurang 25 gram natrium klorida murni pereaksi
(NaCl p.a.), larutkan dalam 125 ml air, kocok hingga homogen. Tambahkan 2 ml
asam fosfat 85 %, 0,1 gram kalium iodida dan 2 ml kanji 1 %. Segera titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,005 N menggunakan buret mikro ukuran 10 ml hingga
warna biru tepat hilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
J. Analisis Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil penelitian baik penetapan kadar kalium iodat
maupun kadar air, kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang berlaku yaitu
menurut SNI 01-3556-2000, untuk kadar iodium sebagai kalium iodat minimal 30
ppm dan untuk kadar air maksimal 7%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemilihan Sampel
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, maka untuk populasi berjumlah
kecil, sampel yang digunakan > 23 (Dahlan, 2005). Beberapa pasar tradisional di Kota
Yogyakarta yang menjadi tempat pengumpulan data adalah pasar Demangan, Kranggan,
Pingit, Karangwaru, Legi, Gading, Condro, Sentul, Ngasem, Bringharjo, Giwangan, dan
Lempuyangan. Hasil pendataan peneliti, terdapat 12 merk dagang garam briket dengan
label bertanda SNI garam beriodium (iodium dihitung sebagai KIO3) yang beredar di
pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Dari ke 12 merk garam tersebut dipilih 5
merk yang paling banyak beredar (RM, KN, GDD, NN, KS) dan dilakukan 5 kali
replikasi untuk masing-masing merk secara acak dari pasar-pasar yang menjadi tempat
penelitian untuk ditetapkan kadar kalium iodat dan air serta kelengkapan pelabelannya,
total 25 sampel yang akan diteliti untuk mewakili populasi garam briket. Diharapkan dari
hasil pengujian yang diperoleh bisa menggambarkan kadar kalium iodat dan air dari
garam briket beriodium yang beredar di tingkat pasar di Kota Yogyakarta.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil penetapan kadar kalium iodat
Dari hasil penelitian didapatkan kadar kalium iodat dari sampel garam briket
beriodium ditunjukkan pada tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel VIII. Hasil penetapan kadar kalium iodat
MerkKadar kalium
iodat (ppm) ± SDPersyaratan
(ppm)Kesesuaian dengan
persyaratanRM 15,586 ± 3,467 min. 30 Tidak sesuaiKN 4,960 ± 0,947 min. 30 Tidak sesuai
GDD 7,964 ± 0,952 min. 30 Tidak sesuaiNN 36,059 ± 3,031 min. 30 SesuaiKS 33,406 ± 3,312 min. 30 Sesuai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar kalium iodat dalam
sampel RM sebesar 15,586 ppm, KN sebesar 4,96 ppm, dan GDD sebesar 7,964 ppm,
hal ini tidak sesuai dengan persyaratan SNI 01-3556-2000, sedangkan rata-rata kadar
kalium iodat dalam sampel NN sebesar 36,059 ppm dan KS sebesar 33,406 ppm, hal ini
sesuai dengan persyaratan SNI 01-3556-2000 yaitu minimal 30 ppm iodium sebagai kalium
iodat.
Hasil kadar kalium iodat pada masing-masing sampel berbeda-beda. Hal ini dapat
disebabkan karena masalah teknis yang terkait dengan kadar dalam garam konsumsi
dipasaran: jumlah kalium iodat yang ditambahkan tidak mencukupi (unsur kesengajaan);
proses iodasi yaitu pencampuran antara garam dengan larutan kalium iodat sering kali tidak
homogen (unsur ketidak sengajaan); kehilangan kalium iodat saat garam dibuat briket dengan
cara pemanasan (unsur ketidak sengajaan); penurunan kadar kalium iodat saat masa
pemasaran dan masa penyimpanan di tingkat produsen, distributor dan konsumen (unsur
ketidak sengajaan).
2. Hasil penetapan kadar air
Dalam SNI 01-3556-2000 tentang garam konsumsi menyebutkan bahwa kadar air
maksimal adalah 7%. Hal ini ditetapkan untuk membatasi jumlah air yang terkandung dalam
massa garam (solid), yang dapat meyebabkan massa melarut dan menjadi cair dan garam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
bersifat higroskopis, misalkan pada saat kelembapan udara yang tinggi bisa menyerap air dari
lingkungannya dan menaikkan kadar air dalam garam.
Tabel IX. Hasil penetapan kadar air
MerkKadar air
(%)Persyaratan
(%)Kesesuaian dengan
persyaratanRM 4,556 ± 0,098 maks. 7 SesuaiKN 3,230 ± 0,103 maks. 7 Sesuai
GDD 4,614 ± 0,191 maks. 7 SesuaiNN 3,508 ± 0,404 maks. 7 SesuaiKS 2,824 ± 0,257 maks. 7 Sesuai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar air dalam sampel RM
sebesar 4,556%; KN sebesar 3,230%; GDD sebesar 4,614%; NN sebesar 3,508%; dan
KS sebesar 2,824%, hal ini sesuai dengan persyaratan SNI 01-3556-2000. Semua sampel
memiliki kadar air di bawah 5%, hal ini baik karena kadar air sangat mempengaruhi
kestabilan iodium (dihitung sebagai kalium iodat) dalam garam, dimana semakin tinggi kadar
air semakin banyak iodium (dihitung sebagai kalium iodat) yang terlepas dan menguap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kadar rata-rata kalium iodat dalam sampel dalam sampel merk RM, KN, GDD,
NN dan KS adalah 15,586 ppm; 4,96 ppm; 7,964 ppm; 36,059 ppm dan 33,406
ppm, kadar rata-rata air dalam sampel merk RM, KN, GDD, NN dan KS adalah
4,556 %; 3,230 %; 4,614%; 3,508% dan 2,824%.
2. Tiga merk sampel tidak sesuai dan dua merk sampel sesuai dengan kadar kalium
iodat menurut persyaratan SNI. Kelima merk sampel sesuai dengan kadar air
menurut persyaratan SNI.
B. Saran
1. BPOM dan instansi yang terkait sebagai pihak yang berwenang untuk dapat
meningkatkan pengawasan garam briket yang beredar di masyarakat.
2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan daerah penelitian yang berbeda, seperti
di daerah yang tingkat prevalensi gondoknya masih cukup tinggi di Propinsi DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 261-267, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1994a, Keputusan Presiden Republik Indonesia No.69 Tahun 1994 TentangPengadaan Garam beriodium, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1994b, Standar Nasional Indonesia No.01-3556-1994 Tentang Garam Beriodium, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 1217-1218, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995b, The United States Pharmacopeia 23, Jilid 2, 1982-1984, United States Pharmacopeial Convention, Inc, Rockville.
Anonim, 1996, Trace Element In Human Nutrition and Health, WHO, Geneva.
Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000a, Laporan Monitoring Mutu Garam Beriodium di DIY Tahun 2000, 1-34Proyek Pengawasan Obat dan Makanan DIY, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Yogyakarta.
Anonim, 2000b, Laporan Hasil Survey Konsumsi Garam Beriodium Rumah Tangga 2000, Balai Pusat Statistik, Jakarta.
Anonim, 2000c, Standar Nasional Indonesia No.01-3556-2000 Tentang Garam Beriodium, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2001, Assesment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring Their Elimination, 2nd Edition: WHO, USA.
Anonim, 2002, Paradigma Sehat Indonesia Sehat 2010, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2005a, Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan Kekurangan Iodium, Tim Penanggulangan GAKI Pusat, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Anonim, 2005b, Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.42 Tahun 2005 Tentang Pengolahan, Pengemasan dan Pelabelan Garam Beriodium, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2007, Pasar Tradisional, Wikipedia: Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, http://www.wikipedia.go.id . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2007.
Arisman, 2003, Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, 132-143, EGC, Jakarta.
Dahlan, M.S., 2005, Seri Evidence Based Medicine: Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, Seri 2, Arkans, Jakarta.
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 1996, Analisa Kimia Kuantitatif, Alih Bahasa: Pudjaatmaka, A.H., Edisi 5, 290-303, Penerbit Erlangga, Surabaya.
Djokomoeljanto, R.J., 2002, Evaluasi Masalah GAKI di Indonesia, Jurnal GAKI: Indonesia Pusat GAKI-IDD Center, FK UNDIP, Semarang.
Dunn, J.T., 2002, The Global Challenge of Iodine Deficiency, Jurnal GAKI: Indonesia Pusat GAKI-IDD Center, Vol. 1, 1-8, FK UNDIP, Semarang.
Hetzel, B.S., 1996, S.O.S. For A Billion – The Nature And Magnitude Of The Iodine Deficiency Disorders, In Hetzel and Pandav, S.O.S. For A Billion – The Conquest of Iodine Deficiency Disorders, 2nd ed, Delhi : Oxford University Press, 18.
Marihati, 2006, Pemantauan Mutu Garam Beriodium, Jurnal GAKI: Indonesia Pusat GAKI-IDD Center, FK UNDIP, Semarang.
Mulja, M., dan Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium yang Baik, Volume II, No. 2, Majalah Farmasi Airlangga, III(2), 71-76.
Mulja, H.M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-11, 19-22, 28, 33, Airlangga University Press.
Ningtyas, E., 2008, Validasi Garam Beriodium: Presisi dan Akurasi, Laporan Penelitian, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Yogyakarta.
Roth, H.J., dan Blaschke, G., 1994, Analisis Farmasi, 185-187, UGM Press, Yogyakarta.
Skoog, D.A., Holler, F.J., and Nieman, T.A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, 5th Ed., 11-14, 314, 330-344, Harcourt Brace College, Philadelphia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Vogel, A.I., 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi 4, 259-471, 801-802, EGC, Jakarta.
Voight, 1994, Teknologi Sediaan Farmasi, 378-380, UGM Press, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 1. Distribusi merk dagang garam briket beriodium di pasar-pasar tradisional Kota Yogyakarta
Merk dagang garam briket yang beredarNo
Pasar pengambilan
sampelKapal
samudraKapal layar
Goyang duet
Ndang Ndut
Goyang dan-dut
RM GM NGBang ndut
Ratu goyang
Dandut
Kondang Ndut
Jumlah merk/pasar
1 Demangan - - - - + + - - - - - + 32 Kranggan - + - + - - + - - - - + 43 Pingit - - - - - + - - + - - - 24 Karangwaru + - - + + - - - - - - + 45 Legi + + - + - + + - - - - - 56 Gading - - - - + - + - - - - + 37 Condro - - - - + - + - + - - - 38 Sentul + - - - + + + + - - + + 79 Ngasem + + - + + + - - - - + - 6
10 Bringharjo + + - + + - - + - - - + 611 Giwangan + - + + - + - - - - - + 512 lempuyangan + - - + - - - - - + + - 4
Jumlah Merk 7 4 1 7 7 6 5 2 2 1 3 7
Lima merk dagang yang paling banyak terdistribusi di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta adalah:
Kapal Samudra (KS), Ndang-Ndut (NN), Goyang Dan-Dut (GDD), kondang Ndut (KN), dan RM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 2 : Data penetapan kadar air
o Pembakuan reagen Karl Fischer :
Rep. Spuit + Air (g) Spuit + Sisa (g) Air (g) Air (mg) Titran (ml) Faktor air (mg/ml)1 8,2449 8,2307 0,0142 14,2 2,792 5,08602 8,2275 8,2134 0,0141 14,1 2,746 5,13473 8,2088 8,1925 0,0163 16,3 3,202 5,09064 8,1876 8,1702 0,0174 17,4 3,392 5,12975 8,1668 8,1439 0,0229 22,9 4,489 5,10146 8,1372 8,1145 0,0227 22,7 4,462 5,0874
x = 5,1050
SD = 0,2183
CV = 0,43% Catatan: rep .= replikasi
Kesetaraan 1 ml reagen Karl Fischer terhadap miligram air adalah :
f = )(
)(
mlp
mgq
dimana : f = faktor air (mg/ml);q = bobot air (g) → (mg);
p = titran (ml)
Contoh perhitungan:
Replikasi 1 = ml
mg
792,2
2,14= 5,0860 mg/ml
Replikasi 2 = ml
mg
746,2
1,14= 5,1347 mg/ml
x (6) = 6
0874,51014,51297,50906,51347,50860,5 = 5,1050 mg/ml → f
SD = 1
)(1
2
n
n
i = 0,02183
CV =
SDx 100% = 0,43%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
o Titrasi blangko :
No Bobot Metanol (ml) Titran (%)1 2 0,089 x = 0,0875 → b2 2 0,086 SD = 0,00212
CV = 2,42%
o Penetapan kadar air secara Karl Fischer :
Sampel Rep. Bobot kertas (g) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Awal 0,5129 0,5052 0,4641 0,4912 0,4748
Awal + Sampel 1,5155 1,5071 1,4668 1,4931 1,4772Sisa 0,5134 0,5056 0,4645 0,4916 0,4753
Bobot Sampel 1,0021 1,0015 1,0023 1,0015 1,00191
Vol Titran (%) 1,919 1,819 1,878 1,845 1,905Awal 0,4536 0,5112 0,4630 0,4428 0,4207
Awal + Sampel 1,4554 1,5133 1,4651 1,4450 1,4233Sisa 0,4538 0,5116 0,4632 0,4432 0,4210
Bobot Sampel 1,0016 1,0017 1,0019 1,0018 1,0023
RM
2
Vol Titran (%) 1,902 1,824 1,867 1,865 1,927Awal 0,5108 0,5329 0,4614 0,4620 0,4925
Awal + Sampel 1,5134 1,5347 1,4625 1,4635 1,4942Sisa 0,5115 0,5332 0,4620 0,4623 0,4928
Bobot Sampel 1,0019 1,0015 1,0005 1,0012 1,0014
1
Vol Titran (%) 1,402 1,397 1,278 1,328 1,348Awal 0,4521 0,4277 0,4618 0,4338 0,4646
Awal + Sampel 1,4542 1,4289 1,4632 1,4354 1,4666Sisa 0,4526 0,4271 0,4623 0,4340 0,4649
Bobot Sampel 1,0016 1,0018 1,0009 1,0014 1,0017
KN
2
Vol Titran (%) 1,364 1,412 1,311 1,330 1,354Awal 0,5207 0,4999 0,4483 0,5011 0,4650
Awal + Sampel 1,5245 1,5023 1,4498 1,5038 1,4669Sisa 0,5211 0,5005 0,4485 1,5016 0,4654
Bobot Sampel 1,0034 1,0018 1,0013 1,0022 1,0015
1
Vol Titran (%) 2,010 1,910 1,819 1,899 1,840Awal 0,5418 0,5028 0,4601 0,4314 0,4617
Awal + Sampel 1,5445 1,5053 1,4621 1,4337 1,4640Sisa 0,5421 0,5034 0,4605 0,4317 0,4622
Bobot Sampel 1,0024 1,0019 1,0016 1,0020 1,0018
GDD
2
Vol Titran (%) 2,014 1,937 1,813 1,880 1,865
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
SampelRepli-kasi
Bobot kertas (g) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Awal 0,4113 0,5319 0,4628 0,4409 0,4003Awal + Sampel 1,4126 1,5341 1,4649 1,4439 1,4015
Sisa 0,4118 0,5322 0,4635 0,4412 0,4008Bobot Sampel 1,0008 1,0019 1,0014 1,0027 1,0007
1
Vol Titran (%) 1,240 1,439 1,373 1,609 1,647Awal 0,5708 0,5122 0,4431 0,5033 0,4721
Awal + Sampel 1,5724 1,5145 1,4451 1,5058 1,4736Sisa 0,5712 0,5128 0,4434 0,5037 0,4727
Bobot Sampel 1,0012 1,0017 1,0017 1,0021 1,0009
NN
2
Vol Titran (%) 1,272 1,428 1,397 1,398 1,634Awal 0,4432 0,4417 0,4736 0,4008 0,4701
Awal + Sampel 1,4463 1,4435 1,4747 1,4021 1,4714Sisa 0,4436 0,4425 0,4741 0,4011 0,4706
Bobot Sampel 1,0027 1,0010 1,0006 1,0010 1,00081
Vol Titran (%) 1,286 1,205 1,006 1,206 1,240Awal 0,5204 0,5014 0,4468 0,5152 0,4320
Awal + Sampel 1,5240 1,5029 1,4484 1,5163 1,4338Sisa 0,5219 0,5016 0,4473 1,5155 0,4324
Bobot Sampel 1,0021 1,0013 1,0011 1,0008 1,0014
KS
2
Vol Titran (%) 1,316 1,218 1,035 1,190 1,228Catatan : rep. = replikasi
o Perhitungan penetapan kadar air :
Ka = g
vfba /10)( x 100 %
Keterangan :
a = volume titran pada titrasi penetapan kadar sampel (%)b = volume titran pada titrasi blanko (%)f = faktor kesetaraan 1 ml reagen Karl Fisher terhadap mg air (mg/ml).v = volume syringe atau pipet volume (2 ml→v) → 10/2 ml = 5 mlg = bobot sampel (mg)
Contoh perhitungan:
RM1.1 = mg
mlxmlmgx
1,1002
5/1050,5%)0875,0%919,1( x 100% = 4,66%
RM1.2 = mg
mlxmlmgx
6,1001
5/1050,5%)0875,0%902,1( x 100% = 4,62%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
x (2) = 2
%)62,4%66,4( = 4,64%
o Hasil penetapan kadar air secara Karl Fischer :
Kadar air (%)Merk sampel
sampel 1 sampel 2 sampel 3 sampel 4 sampel 5 x (%) ± SD
RM 4,64 4,42 4,55 4,51 4,66 4,556 ± 0,098KN 3,30 3,36 3,10 3,17 3,22 3,230 ± 0,103
GDD 4,90 4,68 4,40 4,59 4,50 4,614 ± 0,191NN 2,98 3,43 3,31 3,86 3,96 3,508 ± 0,404KS 3,09 2,87 2,40 2,83 2,93 2,824 ± 0,257
Contoh perhitungan :
x (RM) = 5
%)66,4%51,4%55,4%42,4%64,4( = 4,556 %
SD(RM) = 1
)(1
2
n
n
i = 0,098
x (KN) = 5
%)22,3%17,3%10,3%36,3%30,3( = 3,230%
SD(KN) = 1
)(1
2
n
n
i = 0,103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 3 : Data penetapan kadar kalium iodat
o Data penimbangan Natrium tiosulfat (Na2S2O3 . 5H2O) 0,1 N :
Bobot kertas = 0,5204 gBobot kertas + Na2S2O3.5H2O = 25,5246 gBobot kertas + sisa = 0,5224 g _Bobot Na2S2O3.5H2O = 25,0022 g → Masukkan Na2S2O3.5H2O dalam labu
ukur 1000 ml, larutkan dengan air bebas CO2 ad 1000ml.
Untuk membuat Natrium tiosulfat 0,005 N, maka :V1 . N1 = V2 . N2
1000 ml . 0,005 = V2 . 0,1
5 ml = 0,1V2
V2 = 1,0
ml5
V2 = 50 ml → larutkan dengan air bebas CO2 ad 1000 ml.
o Data penimbangan K2Cr2O7 untuk pembakuan Na2S2O3 0,005 N :
Bobot Kertas (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Awal 0,4612 0,4517 0,4538
Awal + K2Cr2O7 0,5126 0,5039 0,5075Sisa 0,4614 0,4520 0,4542
Bobot K2Cr2O7 0,0512 0,0519 0,0533Titran (2/50 ml) 8,10 8,30 8,45
0,005 N 0,005157 0,005101 0,005146
x 0,005135 N
Catatan : menggunakan buret 10,0 ml untuk titrasi pembakuan
Perhitungan:
903,4
1,0
V
fNBN
Keterangan: N = normalitas; B = bobot kalium bikromat (mg); V= vol titran (ml); f =
faktor pengenceran; dimana tiap ml natrium tiosulfat ~ 4,903 mg kalium bikromat
N1 = 903,410,8
1,050/22,51
ml
xmlxmg = 0,005157 N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
N2 = 903,430,8
1,050/29,51
ml
xmlxmg = 0,005101 N
N3 = 903,445,8
1,050/23,53
ml
xmlxmg = 0,005146 N
x (3) = 3
005146,0005101,0005157,0 = 0,005135 N
o Data Penimbangan Kanji 1%:
Bobot kertas = 0,56791 gBobot kertas + kanji = 1,5626 gBobot kertas + sisa = 0,5698 gBobot kanji = 1,0028 g → larutkan dalam 2 ml aquades, tambahkan ke dalam 100 ml air mendidih, didihkan selama 3 menit sambil diaduk, dinginkan.
o Data penimbangan blangko sampel :
Bobot Kertas (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Awal 0,2278 0,4649 0,4174
Awal + NaCl p.a. 25,2293 25,4664 25,4190Sisa 0,2282 0,4656 0,4178
Bobot NaCl p.a. 25,0011 25,0008 25,0012Titran (ml) 0,0 0,0 0,0
x → b 0 ml
o Data penimbangan Sampel untuk uji kadar kalium iodat:
SampelRepli-Kasi
Bobot kertas (g) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Awal 0,4529 0,5258 0,4451 0,4708 0,4122Awal + Sampel 25,4548 25,5272 25,4463 25,4735 25,4135
Sisa 0,4534 0,5263 0,4455 0,4714 0,4125Bobot Sampel 25,0014 25,0009 25,0008 25,0021 25,0010
1
Vol Titran (ml) 1,400 2,250 2,150 2,420 1,605Awal 0,4221 0,4277 0,4512 0,6338 0,4623
Awal + Sampel 25,4243 25,4287 25,4539 25,6355 25,4635Sisa 0,4225 0,4273 0,4517 0,6340 0,4624
Bobot Sampel 25,0018 25,0014 25,0022 25,0015 25,0011
RM
2
Vol Titran (ml) 0,480 0,810 0,700 0,720 0,680
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
SampelRepli-Kasi
Bobot kertas (g) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Awal 0,5207 0,4999 0,4253 0,5431 0,4650Awal + Sampel 25,5245 25,5020 25,4261 25,5448 1,4673
Sisa 0,5211 0,5006 0,4255 0,5436 0,4654Bobot Sampel 25,0009 25,0014 25,0006 25,0012 1,0019
1
Vol Titran (ml) 1,050 0,930 0,760 1,050 1,100Awal 0,5478 0,5428 0,4601 0,4314 0,4617
Awal + Sampel 25,5482 25,5461 25,4621 25,4337 25,4640Sisa 0,5471 0,5434 0,4605 0,4316 0,4622
Bobot Sampel 25,0011 25,0017 25,0016 25,0021 25,0018
KN
2
Vol Titran (ml) 0,980 1,150 0,925 1,200 1,220Awal 0,5207 0,4999 0,4253 0,5431 0,4650
Awal + Sampel 25,5245 25,5020 25,4261 25,5448 1,4673Sisa 0,5211 0,5006 0,4255 0,5436 0,4654
Bobot Sampel 25,0009 25,0014 25,0006 25,0012 1,00191
Vol Titran (ml) 1,050 0,930 0,760 1,050 1,100Awal 0,5478 0,5428 0,4601 0,4314 0,4617
Awal + Sampel 25,5482 25,5461 25,4621 25,4337 25,4640Sisa 0,5471 0,5434 0,4605 0,4316 0,4622
Bobot Sampel 25,0011 25,0017 25,0016 25,0021 25,0018
GDD
2
Vol Titran (ml) 0,980 1,150 0,925 1,200 1,220Awal 0,4813 0,5219 0,4620 0,5009 0,4303
Awal + Sampel 25,4834 25,5241 25,4639 25,5027 25,4313Sisa 0,4818 0,5222 0,4624 0,5012 0,4308
Bobot Sampel 25,0016 25,0019 25,0015 25,0015 25,0005
1
Vol Titran (ml) 5,250 4,850 5,050 4,850 3,980Awal 0,5211 0,5722 0,6411 0,5034 0,4421
Awal + Sampel 25,5231 25,5745 25,6432 25,5053 25,4436Sisa 0,5714 0,5728 0,6414 0,5037 0,4427
Bobot Sampel 25,0017 25,0017 25,0018 25,0016 25,0009
NN
2
Vol Titran (ml) 4,880 4,600 5,120 4,760 4,150Awal 0,6212 0,4502 0,4260 0,7028 0,5412
Awal + Sampel 25,6228 25,4529 25,4278 25,7045 25,5438Sisa 0,6216 0,4505 0,4263 0,7031 0,5416
Bobot Sampel 25,0012 25,0024 25,0015 25,0014 25,00221
Vol Titran (ml) 4,650 4,750 3,670 4,400 4,880Awal 0,6112 0,5434 0,4923 0,6612 0,5234
Awal + Sampel 25,6137 25,5455 25,4945 25,6625 25,5257Sisa 0,6119 0,5436 0,4927 0,6615 0,5238
Bobot Sampel 25,0018 25,0019 25,0018 25,0010 25,0019
KS
2
Vol Titran (ml) 4,770 4,510 3,880 4,230 4,190Catatan : - menggunakan buret 10,0 ml untuk titrasi sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
o Perhitungan penetapan kadar kalium iodat:
B
ba x 0,1784 x
005,0
N x
Ka100
100 x 1000 (mg/kg)
Keterangan :a = volume natrium tiosufat yang diperlukan untuk titrasi sampel (ml)b = volume natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi blangko (ml)B = Bobot sampel garam dalam gramN = normalitas natrium tiosulfat yang digunakan untuk titrasiKa = Kadar air dalam sampel garam dalam persen (%)0,1784 = Kesetaraan kalium iodat tiap ml natrium tiosulfat 0,005 N
Contoh perhitungan :
RM1.1 = g
ml
0014,25
)0400,1( x 0,1784 x
N
N
005,0
005135,0x
64,4100
100
x 1000 mg/kg = 10,759 ppm
RM1.2 = g
ml
0007,25
)0325,1( x 0,1784 x
N
N
005,0
005135,0x
64,4100
100
x 1000 mg/kg = 10,183 ppm
x (2) = 2
)183,10759,10( = 10,471 ppm
o Hasil penetapan kadar kalium iodat (KIO3) secara titrasi iodometri :
Kadar kalium iodat (ppm)Merk sampel
sampel 1 sampel 2 sampel 3 sampel 4 sampel 5 x (ppm) ± SD
RM 10,471 17,546 17,525 18,802 13,586 15,586 ± 3,467KN 3,389 5,915 5,011 5,090 5,396 4,960 ± 0,947
GDD 7,822 7,996 6,459 8,641 8,902 7,964 ± 0,952NN 38,258 35,856 38,540 36,626 31,019 36,059 ± 3,031KS 35,617 33,573 28,344 32,543 36,954 33,406 ± 3,312
Contoh perhitungan :
x (RM) = 5
)586,13802,18525,17546,17471,10( = 15,586 ppm
SD(RM) = 1
)(1
2
n
n
i = 3,467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 4 : Peraturan perundang-undangan
1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
Dalam pasal 1 ayat (1), yang dimaksid dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada pasal 21, ayat (1), dan (3) tentang pengamanan makanan dan minuman menerangkan bahwa:(1) pengamanan makanan dan minuman untuk melindungi masyarakat dari makanan
dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standard an atau persyaratan kesehatan.
(3) makanan dan minuman yang tidak memenuhi standard an atau persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut pasal 21 ayat (20, makanan dan minuman yang dikemas adalah makanan dan minuman hasil produksi perusahaan yang tergolong industri berskala besar dan tidak termasuk hasil industri kecil rumah tangga, baik yang menggunakan merk dagang maupun tidak, belum dikenakan sanksi pidana sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.
Pada pasal 80 ayat (4) huruf a, menerangkan bahwa barang siapa dengan sengaja mengedarkan makanan dan minuman yang tidak memenuhi standard an atau persyaratan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3), dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Di dalam pasal 4 undang-undang ini, disebutkan beberapa hak konsumen yang harus dihormati oleh pelaku usaha yaitu:
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan;
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan / atau penggantian apabila barang
dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagai mana mestinya;
i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Dalam pasal 8 ayat (1a), pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan persyaratan dan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan tersebut, dicantumkan dalam pasal 62 ayat (1) yaitu dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak dua miliar rupiah .
3. Keputusan Presiden RI Nomor 69 Tahun 1994 tentang pengadaan garam beriodium
Dalam pasal 1 disebutkan bahwa garam yang dapat diperdagangkan untuk keperluan konsumsi manusia atau ternak, pengasinan ikan, atau bahan penolong industri pangan adalah garam beriodium yang telah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI) .
Pada pasal 2 disebutkan bahwa garam sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, sebelum diperdagangkan wajib terlebih dahulu diolah melalui proses pencucian dan iodisasi.
Dalam pasal 4 disebutkan bahwa garam beriodium yang diperdagangkan wajib dikemas dan diberi label.
Pada pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa persyaratan teknis pengolahan, pengemasan dan pelabelan garam beriodium ditetapkan oleh Menteri Perindustrian.
4. Peraturan Mentri Perindustrian RI Nomor 42 tahun 2005 tentang pengolahan, pengemasan dan pelabelan garam beriodium (lampiran II ).
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Kadar air (H2O) %(b/b) maks. 7
2Kadar NaCl (natrium klorida) dihitung dari jumlah klorida
%(b/b) min. 94,7
3Iodium dihitung sebagai kalium iodat (KIO3)
mg/kg min. 30
44.14.24.3
Cemaran logam:Timbal (Pb)Tembaga (Cu)Raksa (Hg)
-mg/kgmg/kgmg/kg
-maks. 10maks. 10maks. 0,1
5 Arsen (As) mg/kg maks. 0,1 Keterangan: b/b = babot/bobot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 5 : Surat izin PKL di BPOM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BIOGRAFI PENULIS
Elly Yunia Kartika Dewi, lahir pada tanggal 27 Juni 1983 di Magelang, Jawa
Tengah. Anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Ir. Nursalim Machmud
Muda dan Murastuti. Pernah menempuh pendidikan di SD Impres 3/77 Rimbo Kaluang
Padang pada tahun 1989-1995. Penulis menempuh pendidikan di SMP Negeri 25 Padang
pada tahun 1995-1997, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 14 Yogyakarta pada tahun
1997-1998, penulis melanjutkan pendidikan di SMU Muhamadiyah I Yogyakarta pada
tahu 1998-2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related