perumusan masalah kebijakan
Post on 30-Jun-2015
3.667 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Present By :Present By :
Taufik NurohmanTaufik Nurohman
Program Studi Ilmu Politik FISIPProgram Studi Ilmu Politik FISIP
Universitas Siliwangi 2007Universitas Siliwangi 2007
TAHAP-TAHAP KEBIJAKAN PUBLIK
MASALAH KEBIJAKANMemahami masalah kebijakan adalah sangat
penting, karena para analis kebijakan lebih sering gagal karena mereka memecahkan masalah yang salah daripada karena memperoleh memper0leh solusi yang salah terhadap masalah yang tepat.
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
Masalah-masalah kebijakan adalah kebutuhan, nilai-nilai atau kesempatan-kesempatan yang tidak terealisir tetapi dapat dicapai dengan tindakan publik (David Dery dalam bukunya “Problem Devinition in Policy Analisys”).
Masalah-masalah kebijakan adalah produk pemikiran yang dibuat pada suatu lingkungan, suatu elemen dari situasi masalah yang diabstraksikan.
Apa yang kita alami merupakan situasi masalah bukan masalah itu sendiri, yang seperti atom dan sel, merupakan suatu konstruksi konseptual.(William N. Dunn)
Menurut Budi Winarno (2007 : 70), masalah adalah suatu kondisi yang dianggap merugikan sebagai suatu kondisi yang menimbulkan kebutuhan atau ketidakpuasan pada sebagian orang yang menginginkan pertolongan atau perbaikan.
Masalah Publik → masalah-masalah yang mempunyai dampak luas dan mencakup konsekuensi-konsekuensi bagi orang-orang yang tidak secara langsung terlibat.
Masalah Privat → dampaknya terbatas pada satu atau dua orang
Masalah privat dapat berkembang menjadi masalah publik ketika terjadi perkembangan dampak yang ditimbulkannya.
MASALAH
MASALAH PUBLIK
MASALAH PRIVAT
Pengenalan Masalah
SITUASI MASALAH
Perumusan Masalah
MASALAH KEBIJAKAN
MASALAH BENAR ?
TIDAK
Pementahan Masalah
YAPemecahan Masalah
SOLUSI KEBIJAKAN
SOLUSI MASALA
H TIDAK
Pemecahan Kembali Masalah
Pementahan Solusi
Masalah
YA
CIRI-CIRI MASALAH KEBIJAKANSaling ketergantunganSubjektifitas Sifat buatanDinamika
*Saling KetergantunganMasalah-masalah kebijakan didalam satu
bidang kadang-kadang mempengaruhi masalah-masalah kebijakan di bidang lain.
Dalam kenyataannya masalah-masalah kebijakan bukan merupakan kesatuan masalah yang berdiri sendiri.
Masalah-masalah kebijakan merupakan bagian dari seluruh sistem masalah yang disebut messes yaitu suatu sistem kondisi eksternal yang menhasilkan ketidakpuasaan diantara masyarakat.
Messes sulit atau bahkan tidak mungkin dipecahkan dengan menggunakan pendekatan analitis karena jarang masalah-masalah dapat didefinisikan atau dipecahkan secara sendiri-sendiri.
Lebih mudah memecahkan sepuluh masalah yang saling terkait daripada memecahkan satu masalah secara tersendiri.
Sistem masalah yang saling tergantung mengharuskan suatu pendekatan holistik, suatu pendekatan yang memandang bagian-bagian sebagai dari keseluruhan sistem yang mengikatnya.
Lanjutan…
*SubjektivitasKondisi eksternal yang menimbulkan suatu
permasalahan didefinisikan, diklasifikasikan, dijelaskan dan dievaluasi secara selektif. Meskipun terdapat suatu anggapab bahwa masalah itu bersifat objektif tetapi dapat diinterpretasikan secara berbeda.
Masalah merupakan elemen dari situasi masalah yang diabraksikan dari situasi tersebut oleh analis kebijakan secara subjektif.
Dalam analisis kebijakan merupakan hal yang sangat penting untuk tidak mengacaukan antara situasi masalah dengan masalah kebijakan, karena masalah adalah barang abstrak yang timbul melalui transformasi pengalaman kedalam penilaian manusia
*Sifat buatanMasalah-masalah kebijakan hanya mungkin ketika
manusia membuat penilaian mengenai keinginan untuk merubah beberapa situasi masalah.
Masalah kebijakan merupakan hasil penilaian subjektif manusia; masalah kebijakan itu juga bisa diterima sebagai definisi-definisi yang sah dari kondisi sosial yang objektif dan karenanya masalah kebijakan difahami, dipertahankan dan diubah secara sosial.
Masalah tidak berada di luar individu/kelompok yang mendefinisikannya, yang berarti bahwa tidak ada keadaan masyarakat yang “alamiah” dimana apa yang ada dalam masyarakat tersebut dengan sendirinya merupakan masalah kebijakan.
*DinamikaTerdapat banyak solusi untuk suatu masalah
sebagaimana terdapat banyak definisi terhadap masalah tersebut.
Masalah dan solusi berada dalam perubahan-perubahan yang konstan karenanya masalah dapat secara konstan terpecahkan
Solusi terhadap masalah dapat menjadi usang meskipun barangkali masalah itu sendiri belum usang.
TIGA KELAS MASALAH KEBIJAKAN
MASALAH KEBIJAKAN
WELL STRUCTURED PROBLEMS
MODERATELY STRUCTURED
PROBLEMS
ILL STRUCTURED PROBLEMS
Struktur dari masing-masing kelas ini ditentukan oleh tingkat kompleksitasnya, yaitu derajat seberapa jauh suatu masalah merupakan sistem permasalahan yang saling tergantung.
WELL STRUCTURED PROBLEMMasalah yang sederhanaMelibatkan satu atau beberapa pembuat
keputusan dan seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan.
Kegunaan (nilai) mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka pendek yang secara jelas diurutkan dalam tatanan pilihan pembuat kebijakan.
Hasil dari masing-masing alternatif diketahui dengan keyakinan tinggi
Masalah-masalah operasional yang secara relatif lebih rendah dalam instansi pemerintah.
MODERATELY SRUCTURED PROBLEMS
Masalah yang agak sederhana.Masalah-masalah yang melibatkan satu atau
beberapa pembuat kebijakan dan sejumlah alternatif yang relatif terbatas.
Kegunaan (nilai) mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka pendek.
Hasil dari alternatif-alternatif belum tentu diketahui dengan keyakinan yang tinggi
Probabilitas kesalahan tidak dapat diperkirakan.
ILL STRUCTURED PROBLEMSMasalah yang rumitMasalah-masalah yang mengikutsertakan
banyak pembuat keputusan.Kegunaan (nilai) tidak diketahui atau tidak
mungkin untuk diurutkan secara konsisten. Jika masalah sederhana dan masalah agak
sederhana mencerminkan konsensus, maka karakteristik utama dari masalah yang rumit adaklah konflik diantara tujuan-tujuan yang yang saling bersaing.
Alternatif-alternatif dan hasil kebijakan tidak diketahui.
ELEMEN
STRUKTUR MASALAH
SEDERHANA
AGAK SEDERHA
NA
RUMIT
PENGAMBIL KEPUTUSAN
SATU ATAU BEBERAPA
SATU ATAU BEBERAPA BANYAK
ALTERNATIF TERBATAS TERBATAS TAK TERBATAS
KEGUNAAN (NILAI) KONSENSUS KONSENSUS KONFLIK
HASIL PASTI TIDAK PASTITIDAK
DIKETAHUI
PROBABILITASDAPAT
DIHITUNGTAK DAPAT DIHITUNG
TAK DAPAT DIHITUNG
FASE-FASE PERUMUSAN MASALAHPROBLEM SEARCH
PENCARIAN MASALAH
PROBLEM DEFINITION
PENDEFINISIAN MASALAH
PROBLEM SPECIFICATION
SPESIFIKASI MASALAH
PROBLEM SENSING
PENGENALAN MASALAH
Pencarian masalah = proses penemuan dan penyatuan beberapa representasi masalah dari berbagai pelaku kebijakan.
Pendefinisian masalah = proses mengkarakteritikan masalah masalah subalternatif kedalam istilah-istilah yang paling mendasar dan umum.
Spesifikasi masalah = proses pemahaman masalah dimana analis mengembangkan representasi masalah subalternatif secara formal (logis atau matematis).
Pengenalan masalah = tahap perumusan masalah dimana analisis mengalami kekhawatiran yang campur aduk dan gejala ketegangan dengan cara mengenali situasi masalah.
METODE-METODE PERUMUSAN MASALAHMETODE TUJUAN PROSEDUR
SUMBER PENGETAHUAN
KRITERIA KINERJA
Analisis Batas
Estimasi batas peta masalah
Pencarian sampel bola salju, pencarian masalah dan penjumlahan
Sistem pengetahuan Ketepatan batas
Analisis KlarifikasiKejelasan konsep Pemilahan secara logis
dan klasifikasi konsepAnalis individual Konsistensi logis
Analisis Hirarki
Identifikasi penyebab yang mungkin, masuk akal dan dapat ditindak lanjuti
Pemilahan secara logis dan klasifikasi penyebab
Analis individual dan kelompok
Konsistensi logis
Sinektika
Pengenalan kesamaan antar masalah
Perumusan analogi personal, langsung dan fantasi
Kelompok Plausibilitas perbandingan
Analisis Prespetif Ganda
Generalisasi wawasan Penggunaan secara serentak perspektif teknis, organisasional,dan personal
Kelompok Perbaikan wawasan
Analisis Asumsi
Sintesis kreatif asumsi-asumsi yang berlawanan
Identifikasi pelaku, penampakan asumsi, pempertentangkannya dan pengelompokan, sintesis
Kelompok Konflik
ANALISIS BATASANALOGI
“Para penunggu pekarangan (lahan), sambil membersihkan tanahnya, ia berhati-hati bahwa
musuh bersembunyi didalam hutan belantara yang terletak persis di sebelah hutan (lahan) yang baru dibuka. Untuk meningkatkan keamanan meraka,
para penunggu pekarangan membersihkan wilayah yang lebih luas tetapi tidak pernah merasa cukup
aman. Kadang-kadang, mereka harus memutuskan untuk membersihkan pekarangan lebih luas lagi
ataukah menunggui kebun dan binatang peliharaan mereka didalam batas yang telah dibersihkan.
Mereka melakukan yang terbaik untuk mengusir binatang liar tetapi tahu betul bahwa musuh
bersembunyi disamping tanah yang telah dibersihkan dapat mengejutkan dan
menghancurkan mereka. Mereka berharap untuk tidak terjebak memilih bertani dan beternak ketika
harus memilih untuk membersihkan tanah yang lebih luas”
Lanjutan…Analogi tentang para penunggu pekarangan
menekankan masalah kunci perumusan masalah dalam analisis kebijakan.
Para analis kebijakan jarang berhadapan dengan masalah tunggal yang terdefinisi dengan baik. Mereka dihadapkan pada masalah ganda yang terdistribusi melalui proses pembuatan kebijakan, didefinisikan dalam cara-cara yang berbeda oleh para pelaku kebijakan yang tindakan dan prespektifnya saling mempengaruhi.
Para pembuat kebijakan terlibat dalam wacana dengan realitas yang tidak pernah berakhir, untuk menemukan sisi yang lebih banyak, dimensi tindakan yang lebih banyak, dan kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan perbaikan.
ANALISIS KLASIFIKASITeknik untuk memperjelas konsep-konsep yang
digunakan untuk mendefinisikan dan mengklarifikasi kondisi permasalahan
Didasarkan pada dua prosedur utama: pembagian logis dan klasifikasi logis.
Pembagian logis = ketika kita memilih suatu kelas dan membaginya kedalam komponen bagiannya.
Klasifikasi logis = pengkombinasian situasi, objek atau orang-orang kedalam kelompok atau kelas yang lebih besar. (kebalikan proses pembagian logis)
Relevansi klasifikasi terhadap situasi masalahRelevansi subtantif. Dasar klasifikasi harus
dikembangkan sesuai dengan tujuan analisis dan sifat situasi masalah. Kelas dan sub kelas harus sesuai dengan “realitas” situasi masalah.
Ketuntasan. Kategotri-kategori dalam sebuah sistem klasifikasi harus tuntas. Hal ini berarti semua subjek atau situasi yang menarik bagi analis harus “dimasukan”
Kepilahan. Kategori subjek haruslah dipilah. Setiap subjek atau kondisi harus masuk hanya pada styu kategori atau sub kategori.
Konsistensi. Setiap kategori dan sub kategori harus didasarkan pada prinsip klasifikasi tunggal.
Perbedaan hirarkis. Arti tingkatan-tingkatan dalam klasifikasi (kategori, subkategori, sub-subkategori) harus dibedakan dengan teliti.
Contoh skema klasifikasi
ANALISIS HIRARKISSebuah teknik untuk mengidentifikasi sebab-
sebab yang mungkin dari suatu situasi masalah. Analisis hirarkis membantu untuk
mengidendifikasi tiga macam sebab: sebab yang mungkin, sebab yang masuk akal, sebab yang dapat ditindaklanjuti.
Sebab yang mungkin adalah kejadian-kejadian atau aksi-aksi yang meskipun jauh, mungkin menimbulkan terjadinya suatu situasi masalah.
Sebab yang masuk akal adalah kejadian-kejadian atau aksi-aksi yang berdasar penelitian ilmiah atau pengalaman langsung yang diyakini memberikan pengaruh penting terhadap terjadinya situasi masalah.
Sebab yang dapat ditindak lanjuti adalah sebab yang dapat dikontrol atau dimanipulasi oleh para pembuat kebijakan .
Contoh skema analisis hirarkis sebab sebab
Perbuatan manusia
Tak langsung
Langsung
Kecelakaan penerangan
Merokok
Lilin
Lampu minyak
Rokok
Korek api
Panas pada bagian yang bergerak
Sistem listrik mobil
As kardan
Motor dinamo
Busi
konsleting
Bukan karena perbuatan manusia
Listrik
Pancaran panas
Rekasi kimia
Heater
konsleting
Radiator
Heater gas
Sinar matahari
Oksidasi
Lainnya
Cat minyak
Lap berminyak
Benda kimia
SINEKTIKA Sebuah metode yang diciptakan untuk mengenali
masalah-masalah yang bersifat analog.Merujuk pada investigasi terhadap kesamaan-kesamaan
yang membantu dalam memahami masalah-masalah kebijakan.
Beberapa studi menunjukan bahwa orang sering gagal mengenali bahwa apa yang tampak sebagai masalah baru sesungguhnya merupakan masalah lama yang tersamar. Dan masalah lama mungkin mengandung solusi-solusi potensial bagi masalah yang kelihatannya baru.
Sinektika didasarkan pada asumsi bahwa pemaham,an terhadap hubungan yang identik atau mirip diantara berbagai masalah akan mengakibatkan masalah mempunyai kecenderungan lebih mudah untuk dipecahkan.
Pada analisis sinektika, dalam menyusun masalah-masalah kebijakan terdapat empat tipe analogi Analogi personal. Para analis berusaha untuk
membayangkan dirinya mengalami suatu kondisi masalah seperti apa yang dialami pelaku kebijakan sebelumnya.
Analogi langsung. Analis meneliti kemiripan hubungan diantara dua atau lebih situasi masalah.
Analogi simbolis. Analis berusaha untuk menemukan kemiripan hubungan antara situasi masalah tertentu.
Analogi fantasi. Para analis sepenuhnya bebas menggali kesamaan antara situasi masalah dan suatu persoalan yang imajiner.
ANALISIS PRESPEKTIF GANDA Metode untuk memperoleh pandangan yang lebih
banyak mengenai masalah-masalah dan peluang pemecahannya dengan secara sistematis menerapkan prespektif personal, organisasional dan teknikal terhadap situasi masalah.
Prespektif teknis. Memandang masalah-masalah dan solusi-solusinya dalam kerangka model optimalisasi dan menerapkan teknik-teknik yang didasarkan pada teori probabilitas, analisi biaya-manfaat dan analisis keputusan, sekonometri dan analisis sistem. Prespektif teknis didasarkan pada wawasan teknologi ilmiah, menekankan pemikiran kausal, analisis objektif, prediksi-optimalisasi dan ketidakpastian yang memenuhi syarat.
Prespektif Organisasional. Memandang masalah dan solusi sebagai bagian dari kemajuan yang teratur (dengan sedikit krisis sementara) dari satu keadaan organisasi ke keadaan lainnya. Prosedur Operasi Standar (SOP), peraturan, rutinitas institusional merupakan karakteristik utama. Prespektif ini kurang menaruh perhatian pada pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja.
Prespektif Personal. Memandang masalah-masalah dan solusi-solusi dalam kerangka persepsi, kebutuhan dan nilai-nilai individu. Karakteristik utamanya adalah penekanan pada instuisi, karisma, kepemimpinan dan kepentingan pribadi sebagai faktor-faktor yang menentukan kebijakan-kebijakan dan dampak-dampaknya
ANALISIS ASUMSI Merupakan sebuah teknik yang bertujuan
mensintesiskan asumsi-asumsi yang saling bertentangan mengenai masalah-masalah kebijakan.
Secara eksplisit analisis asumsi diciptakan untuk mengurusi masalah-masalah yang rumit dimana para pelaku kebijakan tidak dapat sepakat tentang bagaimana merumuskan masalah.
Analsis asumsi diciptakan untuk mengatasi empat kelemahan-kelemahan utama analisis kebijakan yaitu : (1)analisis kebijakan seringkali didasarkan pada asumsi dari satu pembuat kebijakan, (2) analisis kebijakan biasanya gagal mempertimbangkan secara sistematis dan eksplisit pandangan-pandangan yang berlawanan mengenai sifat masalah dan potensi pemecahannya
Lanjutan (3) kebanyakan analisis kebijakan dilakukan dalam
organisasi-organisasi dimana sifat self-sealing-nya membuat sulit atau tidak mungkin untuk menghadapi rumusan-rumusan masalah yang besar, (4) kriteria yang digunakan untuk menilai kecukupan masalah dan solusinya seringkali hanya menyentuh karakteristik permukaannya.
LIMA TAHAP PROSEDUR ANALISIS ASUMSI
Identifikasi pelaku kebijakanMemunculkan asumsiMempertentangkan asumsi Mengelompokkan asumsiSintesis asumsi
top related