pertanian kedelai
Post on 23-Oct-2015
80 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di
Indonesia. Di Indonesia, kedelai merupakan sumber gizi protein nabati utama.
Disamping harganya yang cukup murah, kadar protein nabati yang terkandung di
dalam kedelai juga sangat tinggi yaitu sekitar 40% membuat kedelai sangat
digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dapat
dimanfaatkan seluruhnya sebagai bahan baku industri lain. Setelah kedelai
dipanen dan diambil bijinya kemudian biji kedelai dapat diolah menjadi
bermacam-macam makanan dan minuman seperti tahu, tempe, kecap, susu
kedelai, tauco, dan lain - lain. Biji kedelai juga dapat diproses dan diambil
minyaknya sebagai bahan bakar biofuel. Akar, daun, dan batang kedelai yang
bersisa dapat diolah menjadi pakan ternak.
Jumlah permintaan kedelai sangat tinggi di Indonesia. Peningkatan
produktivitas kedelai di Indonesia berjalan sangat lambat, hasil produksi kedelai
terus menurun dari tahun ke tahun seiring dengan merosotnya areal tanam.
Akibatnya terdapat celah yang besar antara jumlah permintaan kedelai dan jumlah
pasokan kedelai di pasaran dan akhirnya Indonesia harus mengimpor kedelai dari
luar negeri. Kualitas kedelai impor tidak lebih baik daripada kedelai dalam negeri.
1
Permintaan kedelai impor pun kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Kedelai impor tidak menjamin terpenuhinya permintaan konsumen.
Karya ilmiah ini membahas tentang teknik produksi tanaman kedelai
dan menyajikan tinjauan kritis terhadap produksi kedelai dalam negeri yang terus
merosot akibat penurunan areal tanam. Di sisi lain rendahnya motivasi petani
dalam menanam komoditas kedelai akan dianalisa. Cara meningkatkan produksi
serta memotivasi petani agar produktivitasnya meningkat adalah upaya menuju
swasembada, sehingga akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Melihat berbagai
macam penyebab lain yang mempengaruhi hasil produksi kedelai yang menurun.
Disebabkan oleh masalah-masalah di atas maka penulis memberi judul ”Upaya
Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada”.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang sudah penulis paparkan maka
didapat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana teknik produksi kedelai?
Mengapa tingkat partisipasi petani untuk menanam kedelai rendah?
Upaya apa yang harus dilakukan untuk mendorong motivasi petani, serta
menaikkan hasil produksi tanaman kedelai?
2
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Hasil analisis diharapkan dapat memberikan alternatif upaya untuk
mengantisipasi permasalahan yang muncul.
1.3.2 Manfaat
Manfaat bagi penulis untuk mengetahui tehnik produksi kedelai,
penyebab menurunnya produktivitas petani, serta membantu pembaca memahami
peranan kedelai di Indonesia. Manfaat bagi pembaca yaitu dapat menghindari
kerapuhan ketahanan pangan nasional khususnya pada komoditas kedelai dan
membuat negara yang mandiri, serta tidak tergantung pada negara lain.
1.4 Lingkup kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas aspek yang akan dikaji
pada penulisan ilmiah ini antara lain:
Asal usul kedelai
Morfologi kedelai
Lingkungan tumbuh
Varietas kedelai
Teknik budidaya kedelai
Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai
Upaya peningkatan mendorong dan meningkatkan partisipasi petani
3
1.5 Sumber data dan teknik pengumpulan data
1.5.1. Data primer
Angket kuesioner kepada penjual makanan di sekitar Universitas Katolik
Parahyangan yang menjual aneka masakan olahan kedelai
1.5.2. Data Sekunder
Pusat Data dan Informasi Pertanian
Studi literatur
1.6 Sistematika penyajian
Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu
pendahuluan, landasan teori, analisi biaya, budidaya tanaman kedelai, dan
simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang
mengenai aspek laporan penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup
kajian, sumber data dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penyajian.
Pada bab dua akan dibahas teori dasar yang digunakan sebagai sumber
untuk meniliti tentang produksi kedelai. Teori yang dipakai teori produksi dan
cara pembudidayaan tanaman kedelai. Bab tiga akan membahas metode
perhitungan yang dipakai memproduksi kedelai berdasasrkan analisis biaya.
Besarnya biaya yang digunakan untuk memproduksi kedelai, termasuk juga
menghitung pendapatan dan keuntungan dari hasil produksi tanaman kedelai. Bab
empat membahas upaya peningkatan produksi tanaman kedelai, serta upaya
mendorong dan meningkatkan partisipasi petani . Bab lima berisi simpulan dan
4
saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan upaya
peningkatan produksi kedelai di Indonesia.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Kegiatan menambah daya guna
suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam
jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses
produksi disebut produsen. Jangka waktu dibedakan menjadi dua. Pertama jangka
pendek (short run), yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan,
input tetap tidak dapat disesuaikan. Kedua jangka panjang (long run) merupakan
seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah
(W.Nicholson, 2010).
6
Kurva fungsi produksi
7
Tahap I Tahap II Tahap III
ATP
L1
Q
Q3
Q2
Q1
L1
Tah
ap I
Tah
ap II
Tah
ap II I
AP
LL
2L
4L
3
Q0
Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah
akan meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi
marginal.
Tahap II produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang
produksi rata-rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik
nol.
Tahap III penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan
produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif.
2.2 Asal Usul Kedelai
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan
oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai
juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di
Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai
yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau
pulau lainnya (Wawan, 2006).
2.3 Morfologi Kedelai
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan
merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh
8
komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga
pertumbuhannya dapat optimal (Wawan, 2006).
Akar
Akar berfungsi untuk menyerap unsure hara dan zat-zat makanan yg
berguna untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Perkembangan akar kedelai
sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara
pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam
tanah.
Batang dan cabang
Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari
varietas dan kondisi tanah, tetapi ada varietas kedelai yang tidak
bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan
dari 250.000 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah
batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah biji
yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu
produksi kedelai juga banyak.
Daun
Umumnya bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.
Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan
potensi produksi biji. Lebat dan tipisnya bulu pada daun kedelai berkait
dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama
tertentu. Beberapa hama cenderung tidak akan menyerang tanaman kedelai
9
yang berbulu lebat. Oleh karena itu, para peneliti tanaman kedelai
cenderung menekankan pada pembentukan varietas yang tahan hama harus
mempunyai bulu di daun, polong, maupun batang tanaman kedelai.
Bunga
Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, kondisi
lingkungan, dan varietas. Bunga adalah fase generative dari tanaman
kedelai, bunga berfungsi sebagai alat reproduksi kedelai yang kemudian
akan tumbuh menjadi bakal biji dari hasil penyerbukan antara putik dan
benangsari.
Polong dan biji
Polong dan biji akan tumbuh setelah fase penyerbukan dari bunga kedelai.
Kecepatan pertumbuhan biji polong akan semakin cepat setelah
pembentukan bunga berhenti. Setiap tanaman memiliki lebih dari 50 biji
bahkan ratusan.
Bintil akar dan fiksasi nitrogen
Tanaman kedelai akan mengikat nitrogen di atmosfir melalui aktivitas
bakteri rhizobium, fiksasi nitrogen ini akan menentukan tinggi rendahnya
kadar protein dalam kedelai. Semakin banyak bakteri yg terdapat pada
bintil akar maka akan semakin tinggi kadar protein yg terkandung dalam
biji polong kedelai.
2.4 Lingkungan Tumbuh
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa
10
optimal bila tumbuh pada lingkungan dengan salah satu komponen lingkungan
tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling
mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal (Wawan,
2006).
Tanah
Agar hasil produksi kedelai optimal, kedelai harus ditanam pada jenis
tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Ph tanah juga harus netral
(ph=7) dan memiliki kandungan unsure kimia dan unsur hara yg
mendukung pertumbuhan tanaman kedelai.
Iklim
Suhu optimal bagi pertumbuhan kedelai yaitu sebesar 30° C dan ditanam
pada ketinggian 20m-1000m di atas permukaan laut.. Kebutuhan air
berkisar 350mm-450mm selama masa pertumbuhan tanaman kedelai.
2.5 Varietas Tanaman Kedelai
Varietas kedelai sangat menentukan tingkat produktivitas tanaman
kedelai. Pembentukan varietas unggul dapat meningkatkan potensi daya hasil biji,
memperpendek usia panen, memperbaiki sifat ketahanan terhadap hama dan
penyakit tanaman, serta menentukan kualitas biji yg dihasilkan. Berikut ini table
yang menyajikan jenis-jenis varietas unggul dari tanaman kedelai (Wawan, 2006):
11
Berdasarkan table di atas terlihat bahwa varietas meratus memiliki
umur panen terpendek yaitu 75 hari. Varietas sinabung memiliki kadar protein
tertinggi di kelasnya yaitu sebesar 46%. Varietas sibayak memiliki kadar minyak
terendah yaitu sebesar 5,7%, sedangkan varietas baluran memiliki potensi hasil
terbesar yaitu 3,5ton per hektar.
2.6 Teknik Budidaya
Langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam
kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan
(Wawan, 2006).
Pemilihan benih
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas, yaitu: umur
panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan
12
tumbuh yang tinggi. Benih unggul harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan tumbuh, tahan hama, dan menghasilkan kualitas biji yg baik.
Persiapan lahan
Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah
persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering
sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan
sawah umumnya dilakukan pada musim kemarau. Dalam persiapan lahan
harus memperhatikan kadar air dalam tanah, pemberian pupuk sebelum
penanaman, ph tanah harus netral, dan keadaan tanah harus gembur agar
akar berkembang dengan baik.
Penanaman
Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu
dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara
1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3- 4 biji dan diupayakan 2
biji yang bisa tumbuh. arah tanam harus sejajar dengan arah saluran air,
populasi optimal 400.000-500.000 tanaman per hektar.
Pemeliharaan
Pemeliharaan dimulai dengan penebaran mulsa pada lahan yg telah
ditanam bibit untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan. Kemudian
dilakukan penyulaman setelah bibit ditanam 1 minggu yang bertujuan
untuk mengganti bibit yang mati. Setelah itu dilakukan pengairan setiap
pagi dan sore hingga tanaman mulai berbunga. Pada saat bunga berubah
menjadi biji keadan tanah harus kering , tidak perlu dilakukan pengairan.
13
Berikutnya dilakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk
pada umur 20-30hari dan terakhir pemeliharaan terhadap hama dengan
penyemprotan pestisida.
2.7 Hama dan Penyakit
Tanaman kedelai sangat rentan terhadap hama dan penyakit. sejumlah
hama yg menyerang tanaman kedelai adalah Aphis Glycine, Melano Agromyza
Phaseoli, kumbang daun tembukur , Cantalan , ulat grayak dan ulat polong.
Penyakit yang menyerang tanaman kedelai diantaranya: penyakit layu bakteri,
penyakit lapu, penyakit anthracnose, penyakit karat, penyakit busuk batang, dan
virus mosaic. Pemeliharaan terhadap hama dan penyakit dilakukan dengan cara
penyemprotan pestisida dithane M 45, copper sandoz, tokuthion, dll (Wawan,
2006).
2.8 Panen dan pascapanen tanaman kedelai
Panen dilakukan setelah tanaman kedelai berumur 75-100 hari dengan
ciri-ciri daun sudah menguning dan polong berwarna kuning kecoklatan. Panen
dilakukan dengan cara mencabut tanaman dengan tangan dan memotong dengan
bantuan arit. Penanganan pascapanen dilakukan dengan beberapa tahap, tahap
pertama dilakukan pengumpulan tanaman kedelai setelah panen dan kemudian
dijemur 3 hari hingga kadar air 10%-11%. Setelah itu dilakukan penyortiran dan
penggolongan dimana pada tahap ini biji polong dipisahkan dari kulitnya yang
dirontokkan dengan alat pemotong padi dan disortir. Setelah disortir dan diambil
14
biji yg berkualitas baik, dilakukan penyimpanan di gudang dan pengemasan pada
saat hendak dijual ke pasar (Wawan, 2006).
15
BAB III
METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Analisis biaya
Analisis ekonomi budidaya kedelai dilakukan dengan cara analisis
biaya dan keuntungan, dan juga analisis kelayakan usaha.
Biaya dan keuntungan
Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil
data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu
Kabupaten Mojokerto pada tahun 2004. Adapun asumsi-asumsi yang
dipergunakan sebagai berikut :
o Lahan budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa.
o Upah 1 hari tenaga kerja pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari.
o Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW) senilai Rp 10.000/hari.
o Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 3.000/kg.
o Volume produksi sebanyak 2.000 kg.
a) Biaya
Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani
dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam
jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang
akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak
16
tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut
akan berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan.
Ini berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka akan
semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
a.1. Biaya tetap
Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai
seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :
•Sewa lahan 1 ha .......................................................Rp 500.000,00
a.2. Biaya tidak tetap (variabel)
Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai sebagai berikut :
• Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg
@ Rp 5.000,00/kg .....................................................Rp 300.000,00
• Biaya pupuk
1) Pupuk urea sebanyak 50 kg
@ Rp 1.450,00 .....................................................Rp 72.500,00
2) Pupuk SP36 sebanyak 50 kg
@ Rp 2.100,00 .........................................................Rp 105.000,00
3) Pupuk KCl sebanyak 50 kg
@ Rp 2.250,00 ..........................................................Rp 112.500,00
Total biaya pupuk ....................................................Rp 290.000,00
17
• Biaya pestisida
1) Padat 1 kg @ Rp 15.000,00 ....................................Rp 15.000,00
2) Cair 1 liter
@ Rp 100.000,00 ......................................................Rp 100.000,00
Total biaya pestisida .................................................Rp 115.000,00
• Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan,
panen, dan proses)
1) 70 HKW
@ Rp 10.000,00 ........................................................Rp 700.000,00
2) 40 HKP
@ Rp 15.000,00 ........................................................Rp 600.000,00
Total biaya tenaga kerja .........................................Rp 1.300.000,00
Total biaya variabel ...............................................Rp 2.005.000,00
Total biaya produksi = Biaya tetap + Total biaya variabel
= Rp 500.000,00 + Rp 2.005.000,00
= Rp 2.505.000,00
b) Pendapatan dan keuntungan
Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha
selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha. Bila harga
18
jual pada saat panen dapat mencapai Rp 3.000/kg maka pendapatan
yang diperoleh petani sebagai berikut :
- Pendapatan = Volume produksi x Harga jual
= 2.000 kg x Rp 3.000,00/kg = Rp 6.000.000,00
Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha:
- Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp 6.000.000,00 – Rp 2.505.000,00
= Rp 3.495.000,00
Analisis Kelayakan Usaha
Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, di
antaranya return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan
pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio).
o Return of investment (ROI)
Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara
keuntungan dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk
mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal atau mengukur
keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan jumlah modal yang
diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
ROI = Pendapatan : Total biaya produksi
= Rp 6.000.000,00 : Rp 2.505.000,00
= 2,39
19
Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 2,39. Berarti, setiap
modal Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,39. Dengan demikian, usaha tani
kedelai tersebut dinilai efisien dalam penggunaan modal.
o Benefit cost ratio (B/C rasio)
Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran
perbandingan antara keuntungan bersih dengan total biaya produksi
sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai B/C rasio
lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan.
Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani
tersebut tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan B/C rasio usaha tani
kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
B/C rasio = Pendapatan : Total biaya produksi
= Rp 3.495.000,00 : Rp 2.505.000,00
= 1,39
Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai
1,39. Artinya, setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil
penjualan sebesar 1,39 kali lipat. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani
kedelai layak untuk dikembangkan (Wawan, 2004).
20
3.2 Survei Literatur
Indonesian sustained an average increase in agricultural output of
3,6% per year between 1961 and 2006, resulting in a more than fivefold increase
in real output. This paper constructs Tornqvist-Thiel indices of agricultural
outputs, inputs and total factor productivity (TFP) to examine the sources of
growth in Indonesian agriculture over this period. The paper extends previous
work on measuring productivity change in Indonesian agriculture by assembling
more complete data on cropland and expanding the commodity coverage to
include cultured fisheries in addition crops and livestock. It also accounts fot he
contribution of the spread of rural education and literacy to agricultural growth.
Result show that Indonesia pursued both agricultural intensification to raise
yield, especially for food crops, and extensification to expand crop area and
absorb more labor. Productivity growth accelerated in the 1970s and 1980s but
stagnated in the 1990s once “Green Revolution” food crop varieties had become
widely adopted. TFP growth resumed in the early 2000s led by diversification into
non-staple commodities such as tropical perennials, horticulture, livestock and
aquaculture. Agricultural extensification continued to be an important source of
growth in many of parts of the archipelago where previously forested areas were
converted to cropland. Human capital deepening, in the form of the spread of
literacy and education in the farm labor force, made a modest but sustained
contribution to agricultural productivity growth.
Maksud dari kutipan jurnal di atas adalah tentang peningkatan rata-rata output
pertanian di Indonesia 3,6% per tahun antara 1961 dan 2006, menghasilkan lebih
21
dari lima kali lipat peningkatan output real. Jurnal ini menggunakan metode
Tornqvist-Thiel yaitu di dalamnya mencakup indeks ouput pertanian, input, dan
total faktor produksi untuk memeriksa sumber-sumber pertumbuhan di indonesia
pertanian selama periode ini.
Jurnal ini memperluas pekerjaan sebelumnya mengukur perubahan
produktivitas dalam bidang pertanian di Indonesia dengan menyajikan data yang
lengkap untuk lahan pertanian dan memperluas cakupan komoditas untuk
menyertakan budidaya perikanan. Mengubah sumber daya manusia melalui
memberi pendidikan ke wilayah pedesaan dan khusus nya tentang pertanian.
Hasilnya didapat yaitu adanya kenaikan terutama di peningkatan hasil tanaman
pangan dan perluasan area lahan, serta peningkatan tenaga kerja.
Pertumbuhan produktivitas terlihat cepat pada tahun 1970 dan 1980
namun mengalami stagnasi pada tahun 1990 setelah "Green Revolution" varietas
tanaman pangan telah menjadi diadopsi secara luas. Penelitian TFP dilanjutkan
pada awal tahun 2000 dipimpin oleh diversifikasi ke komoditas non-bahan pokok
seperti tanaman tropis, hortikultura, peternakan dan perikanan. Ekstensifikasi
pertanian terus menjadi sumber penting pertumbuhan di banyak bagian dari
kepulauan di mana daerah yang sebelumnya hutan dikonversi menjadi lahan
pertanian. Sumber daya manusia lebih diasah, dalam bentuk tulisan dan
pendidikan untuk buruh tani, membuat kontribusi yang sederhana tapi
berkelanjutan untuk pertumbuhan produktivitas pertanian (Keith O. Fuglie, 2006).
22
3.3 Kuesioner
Melalui sumber data primer, kami menyebarkan angket dengan
mengambil sampel sebanyak 15 penjual makanan di sekitar Universitas Katolik
Parahyangan Bandung sebagai responden. Berikut adalah hasil pengolahan data
angket kuesioner.
1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai?
Seluruh responden menjual prdouk olahan kedelai, persentase sebesar
100%.
2. Produk olahan apa yang Anda jual?
80% responden menjual produk olahan tahu, 73,33% produk olahan
tempe, dan 66,67% mejual produk olahan tahu dan tempe.
3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya?
Sebanyak 80% responden memproduksi > 50 buah olahan produk dari
kedelai.
4. Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat?
Harga per potong tahu berkisar antara Rp 750,00 – Rp 1.500,00 tergantung
pada kualitas tahu. Harga per potong tempe berkisar antara Rp 1.000,00 –
Rp 1.500,00 per potong tempe.
5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari?
Sebanyak 73,33% responden dapat menjual >65% dari hasil produksinya
dalam satu hari.
6. Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi?
23
Sebanyak 86,67% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai
dapat dikonsumsi dalam dua hari. Produk olahan harus disimpan dalam
lemari pendingin apabila hari pertama produk tidak terjual.Sebanyak
13,33% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai yang mereka
jual dapat bertahan hingga tiga hingga empat hari, karena kualitas
produksi yang lebih baik sehingga dapat bertahan lebih lama.
7. Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat?
Sebanyak 100% responden menjawab hasil olahan produk yang diproduksi
hanya dijual oleh responden, tidak didistribusikan lagi untuk penjual lain.
8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di
pasar?
Sebesar 73,33% responden mengetahui harga kedelai mentah yang saat ini
berlaku di pasar.
9. Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar?
Sebesar 73,33% responden menjawab kisaran harga kedelai mulai dari Rp
5.500,00 hinga Rp 6.000,00 per kg.
24
BAB IV
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
TANAMAN KEDELAI
4.1 Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kedelai
Di samping perluasan areal, upaya peningkatan produksi kedelai dapat
dilakukan dengan menaikkan produktivitas dan stabilitasi hasil. Peningkatan
produksi kedelai dapat dilakukan dengan cara memperluas areal tanam,
meningkatkan produktivitas, mengamankan produksi, dan memperkuat
kelembagaan. Peningkatan produktivitas antara lain dilakukan dengan
menggunakan benih varietas unggul bermutu, pengamanan produksi dengan
memberikan bantuan sarana pascapanen, dan perbaikan sistem kelembagaan
dengan memperbaiki sistem lembaga permodalan dan menguatkan peran
gabungan kelompok tani dan kemitraan.
Pemberantasan hama dan penyakit serta perbaikan manajemen usaha
tani dan penanganan panen dan pascapanen memiliki potensi dan peluang yang
besar untuk meningkatkan produksi. Secara teknis pengembangan kedelai sangat
potensial dan mempunyai peluang yang besar.
Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, maka
pemertintah memberikan insentif jaminan harga dasar. Didukung oleh
penyuluhan, penciptaan teknologi, dan pengembangan infrastruktur (fisik dan
kelembagaan). Lahan dan modal yang disediakan pemertintah kurang menarik
25
minat petani untuk menanam kedelai apabila harga jual tidak menguntungkan bagi
petani. Dengan jaminan harga, petani dapat melakukan analisis usaha taninya
(Supardi, 2008).
4.2 Upaya Mendorong dan Meningkatkan Partisipasi Petani
Selama tidak ada insentif harga bagi petani, maka peningkatan produksi
kedelai sulit dilakukan. Petani enggan menanam kedelai apabila tidak
menguntungkan, kecuali pada kondisi tertentu seperti untuk konsumsi keluarga.
Peningkatan produksi kedelai dalam rangka swasembada dapat diwujudkan
apabila pemerintah bersedia membenahi tata niaga kedelai yang akhir-akhir ini
dikuasai importir melalui penetapan harga dasar yang memadai. Kebijakan ini
dimaksudkan untuk melindungi petani dengan memberikan kepastian pendapatan.
Memberikan jaminan harga yang layak, petani akan tertarik untuk menanam
kedelai. Memberikan jaminan harga sudah cukup untuk mengembalikan
kegairahan petani menanam kedelai. Hal ini tidak hanya memantapkan ketahanan
pangan nasional, tetapi juga membuat bangsa ini berdaulat atau tidak didikte
negara lain.
Partisipasi petani dan sikap petani yang dinamis dan bertanggung jawab
menjadi kunci utama keberhasilan peningkatan produksi kedelai. Oleh karena itu
diperlukan upaya sebagai berikut:
Penyuluhan untuk menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi petani,
baik individu maupun kelompok. Didasarkan atas kesamaan usaha, skala
usaha, wilayah hamparan usaha, latar belakang, dan kultur sosial.
26
Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan partisipasi petani dalam
menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB), RDK/RDKK, dan lain-lain
dalam skala usaha yang lebih besar sehingga mampu bersaing dengan
lembaga ekonomi lainnya.
Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam
mengidentifikasi informasi (teknologi, permintaan dan harga), serta
menetapkan keputusan dalam usaha taninya.
Meningkatkan partisipasi pihak swasta dalam pembiayaan dan pemasaran
hasil melalui kemitraan.
Beberapa komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembangunan pertanian adalah pemerintah, organisasi
nonpemerintah, sektor swasta, dan petani. Pemerintah berperan sebagai perencana
dan sekaligus pelaksana. Peran organisasi nonpemerintah (LSM) tidak kalah
pentingnya dalam konteks mikrospesifik lokasi. Peran swasta sangat strategis
terutama dalam penyediaan barang, jasa, modal, dan pemasaran. Peran petani
adalah sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penerima manfaat (Supardi,
2008).
27
BAB V
SIMPULAN
Simpulan
Hingga saat ini produksi kedelai di dalam negeri belum dapat
mencukupi jumlah permintaan kedelai di dalam negeri. Diperlukan koordinasi
dari semua pihak yaitu pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan
petani agar produksi kedelai dalam negeri meningkat dan dapat mencukupi jumlah
permintaan kedelai dalam negeri. Kita dapat memantapkan ketahanan pangan
nasional dan tidak tergantung pada negara lain. Ketergantungan kepada bahan
pangan dari luar negeri dalam jumlah besar akan melumpuhkan ketahanan
nasional dan mengganggu stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Ketahanan
pangan dan kedaulatan pangan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan
rakyat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Aep, Wawan., 2006. Budidaya tanaman kedelai. Jurusan budidaya pertanian
Fakultas Pertanian UNPAD, 2006.
Keith O. Fuglie, “Sources of Growth in Indonesian Agriculture”. 2006.
Nicholson and Snyder. 2010. Theory and Application of Intermidiate
Microeconomics, Canada : South-Western Learning.
Supadi., 2008. Menggalang partisipasi petani untuk meningkatkan produksi
kedelai menuju swasembada. Jurnal litbang pertanian, 27 maret 2008.
29
LAMPIRAN
Pertanyaan Kuesioner
1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai?
o Ya
o Tidak
2. Produk olahan apa yang Anda jual?
o Tahu
o Tempe
o Kecap
3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya?
o 10-20
o 20-50
o ≥ 50
4. Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat?
o Rp 500,00
o Rp 750,00 – Rp 1.500,00
o > Rp 1.500,00
5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari?
o 20% - 40% dari hasil produksi
o 41% - 60% dari hasil produksi
30
o > 60% hasil produksi
6. Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi?
o Dua hari
o Tiga – empat hari
o > empat hari
7. Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat?
o Dipasarkan sendiri
o Didistribusikan ke pedagang lain
8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di
pasar?
o Ya (lanjutkan ke nomor sembilan)
o Tidak
9. Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar?
o Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00
o Rp 5.500,00 – Rp 6.000,00
o > Rp 6.000,00
31
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama Lengkap : Silvia Candra
Tempat /tgl. lahir : Bandung, 25 Maret 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan formal : TKK Guntur BPK Penabur Bandung tahun 1995
SDK 5 BPK Penabur Bandung tahun 1997
SMPK 4 BPK Penabur Bandung tahun 2003
SMAK 2 BPK Penabur Bandung tahun 2006
Unpar Jurusan Ekonomi Pembangunan 2009
Kebisaan : Pengoperasian Microsoft Word
Pengoperasian Miscrosoft Excel
Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews,
Minitab)
Editing program (Pinacle, Adobe Photoshop, Photoscape)
Tari Modern dan Tradisional
Prestasi : Juara tiga Dance Competition Kota Baru Parahyangan
tahun 2003
32
Data Pribadi
Nama : Indry Maya Sari Sinulingga
Tempat / tgl. lahir : Kabanjahe, 09 november 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Formal : TK Saintyoseph Kabanjahe 1996 - 1997
SD Rk 3 Kabanjahe 1997– 2004
SMP Donbosco 1 Kabanjahe 2004 – 2006
SMA Negeri 1 Kabanjahe 2006 – 2009
Kebisaan : Pengoperasian Microsoft Word
Pengoperasian Miscrosoft Excel
Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews, Minitab)
33
top related