pertanian kedelai

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia. Di Indonesia, kedelai merupakan sumber gizi protein nabati utama. Disamping harganya yang cukup murah, kadar protein nabati yang terkandung di dalam kedelai juga sangat tinggi yaitu sekitar 40% membuat kedelai sangat digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruhnya sebagai bahan baku industri lain. Setelah kedelai dipanen dan diambil bijinya kemudian biji kedelai dapat diolah menjadi bermacam- macam makanan dan minuman seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, dan lain - lain. Biji kedelai juga dapat diproses dan diambil minyaknya sebagai bahan 1

Upload: hdihameng

Post on 23-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pertanian kedelai

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di

Indonesia. Di Indonesia, kedelai merupakan sumber gizi protein nabati utama.

Disamping harganya yang cukup murah, kadar protein nabati yang terkandung di

dalam kedelai juga sangat tinggi yaitu sekitar 40% membuat kedelai sangat

digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dapat

dimanfaatkan seluruhnya sebagai bahan baku industri lain. Setelah kedelai

dipanen dan diambil bijinya kemudian biji kedelai dapat diolah menjadi

bermacam-macam makanan dan minuman seperti tahu, tempe, kecap, susu

kedelai, tauco, dan lain - lain. Biji kedelai juga dapat diproses dan diambil

minyaknya sebagai bahan bakar biofuel. Akar, daun, dan batang kedelai yang

bersisa dapat diolah menjadi pakan ternak.

Jumlah permintaan kedelai sangat tinggi di Indonesia. Peningkatan

produktivitas kedelai di Indonesia berjalan sangat lambat, hasil produksi kedelai

terus menurun dari tahun ke tahun seiring dengan merosotnya areal tanam.

Akibatnya terdapat celah yang besar antara jumlah permintaan kedelai dan jumlah

pasokan kedelai di pasaran dan akhirnya Indonesia harus mengimpor kedelai dari

luar negeri. Kualitas kedelai impor tidak lebih baik daripada kedelai dalam negeri.

1

Permintaan kedelai impor pun kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.

Kedelai impor tidak menjamin terpenuhinya permintaan konsumen.

Karya ilmiah ini membahas tentang teknik produksi tanaman kedelai

dan menyajikan tinjauan kritis terhadap produksi kedelai dalam negeri yang terus

merosot akibat penurunan areal tanam. Di sisi lain rendahnya motivasi petani

dalam menanam komoditas kedelai akan dianalisa. Cara meningkatkan produksi

serta memotivasi petani agar produktivitasnya meningkat adalah upaya menuju

swasembada, sehingga akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Melihat berbagai

macam penyebab lain yang mempengaruhi hasil produksi kedelai yang menurun.

Disebabkan oleh masalah-masalah di atas maka penulis memberi judul ”Upaya

Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada”.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang sudah penulis paparkan maka

didapat rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana teknik produksi kedelai?

Mengapa tingkat partisipasi petani untuk menanam kedelai rendah?

Upaya apa yang harus dilakukan untuk mendorong motivasi petani, serta

menaikkan hasil produksi tanaman kedelai?

2

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Hasil analisis diharapkan dapat memberikan alternatif upaya untuk

mengantisipasi permasalahan yang muncul.

1.3.2 Manfaat

Manfaat bagi penulis untuk mengetahui tehnik produksi kedelai,

penyebab menurunnya produktivitas petani, serta membantu pembaca memahami

peranan kedelai di Indonesia. Manfaat bagi pembaca yaitu dapat menghindari

kerapuhan ketahanan pangan nasional khususnya pada komoditas kedelai dan

membuat negara yang mandiri, serta tidak tergantung pada negara lain.

1.4 Lingkup kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas aspek yang akan dikaji

pada penulisan ilmiah ini antara lain:

Asal usul kedelai

Morfologi kedelai

Lingkungan tumbuh

Varietas kedelai

Teknik budidaya kedelai

Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai

Upaya peningkatan mendorong dan meningkatkan partisipasi petani

3

1.5 Sumber data dan teknik pengumpulan data

1.5.1. Data primer

Angket kuesioner kepada penjual makanan di sekitar Universitas Katolik

Parahyangan yang menjual aneka masakan olahan kedelai

1.5.2. Data Sekunder

Pusat Data dan Informasi Pertanian

Studi literatur

1.6 Sistematika penyajian

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu

pendahuluan, landasan teori, analisi biaya, budidaya tanaman kedelai, dan

simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang

mengenai aspek laporan penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup

kajian, sumber data dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penyajian.

Pada bab dua akan dibahas teori dasar yang digunakan sebagai sumber

untuk meniliti tentang produksi kedelai. Teori yang dipakai teori produksi dan

cara pembudidayaan tanaman kedelai. Bab tiga akan membahas metode

perhitungan yang dipakai memproduksi kedelai berdasasrkan analisis biaya.

Besarnya biaya yang digunakan untuk memproduksi kedelai, termasuk juga

menghitung pendapatan dan keuntungan dari hasil produksi tanaman kedelai. Bab

empat membahas upaya peningkatan produksi tanaman kedelai, serta upaya

mendorong dan meningkatkan partisipasi petani . Bab lima berisi simpulan dan

4

saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan upaya

peningkatan produksi kedelai di Indonesia.

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah

nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Kegiatan menambah daya guna

suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai

kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam

jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses

produksi disebut produsen. Jangka waktu dibedakan menjadi dua. Pertama jangka

pendek (short run), yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan,

input tetap tidak dapat disesuaikan. Kedua jangka panjang (long run) merupakan

seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah

(W.Nicholson, 2010).

6

Kurva fungsi produksi

7

Tahap I Tahap II Tahap III

ATP

L1

Q

Q3

Q2

Q1

L1

Tah

ap I

Tah

ap II

Tah

ap II I

AP

LL

2L

4L

3

Q0

Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah

akan meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi

marginal.

Tahap II produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang

produksi rata-rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik

nol.

Tahap III penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan

produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif.

2.2 Asal Usul Kedelai

Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan

antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai

juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,

Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di

Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai

yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau

pulau lainnya (Wawan, 2006).

2.3 Morfologi Kedelai

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan

merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh

8

komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga

pertumbuhannya dapat optimal (Wawan, 2006).

Akar

Akar berfungsi untuk menyerap unsure hara dan zat-zat makanan yg

berguna untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Perkembangan akar kedelai

sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara

pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam

tanah.

Batang dan cabang

Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari

varietas dan kondisi tanah, tetapi ada varietas kedelai yang tidak

bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan

dari 250.000 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah

batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah biji

yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu

produksi kedelai juga banyak.

Daun

Umumnya bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip

(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.

Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan

potensi produksi biji. Lebat dan tipisnya bulu pada daun kedelai berkait

dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama

tertentu. Beberapa hama cenderung tidak akan menyerang tanaman kedelai

9

yang berbulu lebat. Oleh karena itu, para peneliti tanaman kedelai

cenderung menekankan pada pembentukan varietas yang tahan hama harus

mempunyai bulu di daun, polong, maupun batang tanaman kedelai.

Bunga

Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, kondisi

lingkungan, dan varietas. Bunga adalah fase generative dari tanaman

kedelai, bunga berfungsi sebagai alat reproduksi kedelai yang kemudian

akan tumbuh menjadi bakal biji dari hasil penyerbukan antara putik dan

benangsari.

Polong dan biji

Polong dan biji akan tumbuh setelah fase penyerbukan dari bunga kedelai.

Kecepatan pertumbuhan biji polong akan semakin cepat setelah

pembentukan bunga berhenti. Setiap tanaman memiliki lebih dari 50 biji

bahkan ratusan.

Bintil akar dan fiksasi nitrogen

Tanaman kedelai akan mengikat nitrogen di atmosfir melalui aktivitas

bakteri rhizobium, fiksasi nitrogen ini akan menentukan tinggi rendahnya

kadar protein dalam kedelai. Semakin banyak bakteri yg terdapat pada

bintil akar maka akan semakin tinggi kadar protein yg terkandung dalam

biji polong kedelai.

2.4 Lingkungan Tumbuh

Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang

berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa

10

optimal bila tumbuh pada lingkungan dengan salah satu komponen lingkungan

tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling

mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal (Wawan,

2006).

Tanah

Agar hasil produksi kedelai optimal, kedelai harus ditanam pada jenis

tanah lempung berpasir atau liat berpasir. Ph tanah juga harus netral

(ph=7) dan memiliki kandungan unsure kimia dan unsur hara yg

mendukung pertumbuhan tanaman kedelai.

Iklim

Suhu optimal bagi pertumbuhan kedelai yaitu sebesar 30° C dan ditanam

pada ketinggian 20m-1000m di atas permukaan laut.. Kebutuhan air

berkisar 350mm-450mm selama masa pertumbuhan tanaman kedelai.

2.5 Varietas Tanaman Kedelai

Varietas kedelai sangat menentukan tingkat produktivitas tanaman

kedelai. Pembentukan varietas unggul dapat meningkatkan potensi daya hasil biji,

memperpendek usia panen, memperbaiki sifat ketahanan terhadap hama dan

penyakit tanaman, serta menentukan kualitas biji yg dihasilkan. Berikut ini table

yang menyajikan jenis-jenis varietas unggul dari tanaman kedelai (Wawan, 2006):

11

Berdasarkan table di atas terlihat bahwa varietas meratus memiliki

umur panen terpendek yaitu 75 hari. Varietas sinabung memiliki kadar protein

tertinggi di kelasnya yaitu sebesar 46%. Varietas sibayak memiliki kadar minyak

terendah yaitu sebesar 5,7%, sedangkan varietas baluran memiliki potensi hasil

terbesar yaitu 3,5ton per hektar.

2.6 Teknik Budidaya

Langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam

kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan

(Wawan, 2006).

Pemilihan benih

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas, yaitu: umur

panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan

12

tumbuh yang tinggi. Benih unggul harus mampu beradaptasi dengan

lingkungan tumbuh, tahan hama, dan menghasilkan kualitas biji yg baik.

Persiapan lahan

Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah

persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering

sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan

sawah umumnya dilakukan pada musim kemarau. Dalam persiapan lahan

harus memperhatikan kadar air dalam tanah, pemberian pupuk sebelum

penanaman, ph tanah harus netral, dan keadaan tanah harus gembur agar

akar berkembang dengan baik.

Penanaman

Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu

dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara

1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3- 4 biji dan diupayakan 2

biji yang bisa tumbuh. arah tanam harus sejajar dengan arah saluran air,

populasi optimal 400.000-500.000 tanaman per hektar.

Pemeliharaan

Pemeliharaan dimulai dengan penebaran mulsa pada lahan yg telah

ditanam bibit untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan. Kemudian

dilakukan penyulaman setelah bibit ditanam 1 minggu yang bertujuan

untuk mengganti bibit yang mati. Setelah itu dilakukan pengairan setiap

pagi dan sore hingga tanaman mulai berbunga. Pada saat bunga berubah

menjadi biji keadan tanah harus kering , tidak perlu dilakukan pengairan.

13

Berikutnya dilakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk

pada umur 20-30hari dan terakhir pemeliharaan terhadap hama dengan

penyemprotan pestisida.

2.7 Hama dan Penyakit

Tanaman kedelai sangat rentan terhadap hama dan penyakit. sejumlah

hama yg menyerang tanaman kedelai adalah Aphis Glycine, Melano Agromyza

Phaseoli, kumbang daun tembukur , Cantalan , ulat grayak dan ulat polong.

Penyakit yang menyerang tanaman kedelai diantaranya: penyakit layu bakteri,

penyakit lapu, penyakit anthracnose, penyakit karat, penyakit busuk batang, dan

virus mosaic. Pemeliharaan terhadap hama dan penyakit dilakukan dengan cara

penyemprotan pestisida dithane M 45, copper sandoz, tokuthion, dll (Wawan,

2006).

2.8 Panen dan pascapanen tanaman kedelai

Panen dilakukan setelah tanaman kedelai berumur 75-100 hari dengan

ciri-ciri daun sudah menguning dan polong berwarna kuning kecoklatan. Panen

dilakukan dengan cara mencabut tanaman dengan tangan dan memotong dengan

bantuan arit. Penanganan pascapanen dilakukan dengan beberapa tahap, tahap

pertama dilakukan pengumpulan tanaman kedelai setelah panen dan kemudian

dijemur 3 hari hingga kadar air 10%-11%. Setelah itu dilakukan penyortiran dan

penggolongan dimana pada tahap ini biji polong dipisahkan dari kulitnya yang

dirontokkan dengan alat pemotong padi dan disortir. Setelah disortir dan diambil

14

biji yg berkualitas baik, dilakukan penyimpanan di gudang dan pengemasan pada

saat hendak dijual ke pasar (Wawan, 2006).

15

BAB III

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Analisis biaya

Analisis ekonomi budidaya kedelai dilakukan dengan cara analisis

biaya dan keuntungan, dan juga analisis kelayakan usaha.

Biaya dan keuntungan

Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil

data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2004. Adapun asumsi-asumsi yang

dipergunakan sebagai berikut :

o Lahan budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa.

o Upah 1 hari tenaga kerja pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari.

o Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW) senilai Rp 10.000/hari.

o Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 3.000/kg.

o Volume produksi sebanyak 2.000 kg.

a) Biaya

Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani

dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam

jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang

akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak

16

tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut

akan berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan.

Ini berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka akan

semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

a.1. Biaya tetap

Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai

seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :

•Sewa lahan 1 ha .......................................................Rp 500.000,00

a.2. Biaya tidak tetap (variabel)

Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai sebagai berikut :

• Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg

@ Rp 5.000,00/kg .....................................................Rp 300.000,00

• Biaya pupuk

1) Pupuk urea sebanyak 50 kg

@ Rp 1.450,00 .....................................................Rp 72.500,00

2) Pupuk SP36 sebanyak 50 kg

@ Rp 2.100,00 .........................................................Rp 105.000,00

3) Pupuk KCl sebanyak 50 kg

@ Rp 2.250,00 ..........................................................Rp 112.500,00

Total biaya pupuk ....................................................Rp 290.000,00

17

• Biaya pestisida

1) Padat 1 kg @ Rp 15.000,00 ....................................Rp 15.000,00

2) Cair 1 liter

@ Rp 100.000,00 ......................................................Rp 100.000,00

Total biaya pestisida .................................................Rp 115.000,00

• Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan,

panen, dan proses)

1) 70 HKW

@ Rp 10.000,00 ........................................................Rp 700.000,00

2) 40 HKP

@ Rp 15.000,00 ........................................................Rp 600.000,00

Total biaya tenaga kerja .........................................Rp 1.300.000,00

Total biaya variabel ...............................................Rp 2.005.000,00

Total biaya produksi = Biaya tetap + Total biaya variabel

= Rp 500.000,00 + Rp 2.005.000,00

= Rp 2.505.000,00

b) Pendapatan dan keuntungan

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha

selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha. Bila harga

18

jual pada saat panen dapat mencapai Rp 3.000/kg maka pendapatan

yang diperoleh petani sebagai berikut :

- Pendapatan = Volume produksi x Harga jual

= 2.000 kg x Rp 3.000,00/kg = Rp 6.000.000,00

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha:

- Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi

= Rp 6.000.000,00 – Rp 2.505.000,00

= Rp 3.495.000,00

Analisis Kelayakan Usaha

Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, di

antaranya return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan

pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio).

o Return of investment (ROI)

Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara

keuntungan dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk

mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal atau mengukur

keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan jumlah modal yang

diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

ROI = Pendapatan : Total biaya produksi

= Rp 6.000.000,00 : Rp 2.505.000,00

= 2,39

19

Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 2,39. Berarti, setiap

modal Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,39. Dengan demikian, usaha tani

kedelai tersebut dinilai efisien dalam penggunaan modal.

o Benefit cost ratio (B/C rasio)

Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran

perbandingan antara keuntungan bersih dengan total biaya produksi

sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai B/C rasio

lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan.

Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani

tersebut tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan B/C rasio usaha tani

kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

B/C rasio = Pendapatan : Total biaya produksi

= Rp 3.495.000,00 : Rp 2.505.000,00

= 1,39

Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai

1,39. Artinya, setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil

penjualan sebesar 1,39 kali lipat. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani

kedelai layak untuk dikembangkan (Wawan, 2004).

20

3.2 Survei Literatur

Indonesian sustained an average increase in agricultural output of

3,6% per year between 1961 and 2006, resulting in a more than fivefold increase

in real output. This paper constructs Tornqvist-Thiel indices of agricultural

outputs, inputs and total factor productivity (TFP) to examine the sources of

growth in Indonesian agriculture over this period. The paper extends previous

work on measuring productivity change in Indonesian agriculture by assembling

more complete data on cropland and expanding the commodity coverage to

include cultured fisheries in addition crops and livestock. It also accounts fot he

contribution of the spread of rural education and literacy to agricultural growth.

Result show that Indonesia pursued both agricultural intensification to raise

yield, especially for food crops, and extensification to expand crop area and

absorb more labor. Productivity growth accelerated in the 1970s and 1980s but

stagnated in the 1990s once “Green Revolution” food crop varieties had become

widely adopted. TFP growth resumed in the early 2000s led by diversification into

non-staple commodities such as tropical perennials, horticulture, livestock and

aquaculture. Agricultural extensification continued to be an important source of

growth in many of parts of the archipelago where previously forested areas were

converted to cropland. Human capital deepening, in the form of the spread of

literacy and education in the farm labor force, made a modest but sustained

contribution to agricultural productivity growth.

Maksud dari kutipan jurnal di atas adalah tentang peningkatan rata-rata output

pertanian di Indonesia 3,6% per tahun antara 1961 dan 2006, menghasilkan lebih

21

dari lima kali lipat peningkatan output real. Jurnal ini menggunakan metode

Tornqvist-Thiel yaitu di dalamnya mencakup indeks ouput pertanian, input, dan

total faktor produksi untuk memeriksa sumber-sumber pertumbuhan di indonesia

pertanian selama periode ini.

Jurnal ini memperluas pekerjaan sebelumnya mengukur perubahan

produktivitas dalam bidang pertanian di Indonesia dengan menyajikan data yang

lengkap untuk lahan pertanian dan memperluas cakupan komoditas untuk

menyertakan budidaya perikanan. Mengubah sumber daya manusia melalui

memberi pendidikan ke wilayah pedesaan dan khusus nya tentang pertanian.

Hasilnya didapat yaitu adanya kenaikan terutama di peningkatan hasil tanaman

pangan dan perluasan area lahan, serta peningkatan tenaga kerja.

Pertumbuhan produktivitas terlihat cepat pada tahun 1970 dan 1980

namun mengalami stagnasi pada tahun 1990 setelah "Green Revolution" varietas

tanaman pangan telah menjadi diadopsi secara luas. Penelitian TFP dilanjutkan

pada awal tahun 2000 dipimpin oleh diversifikasi ke komoditas non-bahan pokok

seperti tanaman tropis, hortikultura, peternakan dan perikanan. Ekstensifikasi

pertanian terus menjadi sumber penting pertumbuhan di banyak bagian dari

kepulauan di mana daerah yang sebelumnya hutan dikonversi menjadi lahan

pertanian. Sumber daya manusia lebih diasah, dalam bentuk tulisan dan

pendidikan untuk buruh tani, membuat kontribusi yang sederhana tapi

berkelanjutan untuk pertumbuhan produktivitas pertanian (Keith O. Fuglie, 2006).

22

3.3 Kuesioner

Melalui sumber data primer, kami menyebarkan angket dengan

mengambil sampel sebanyak 15 penjual makanan di sekitar Universitas Katolik

Parahyangan Bandung sebagai responden. Berikut adalah hasil pengolahan data

angket kuesioner.

1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai?

Seluruh responden menjual prdouk olahan kedelai, persentase sebesar

100%.

2.   Produk olahan apa yang Anda jual?

80% responden menjual produk olahan tahu, 73,33% produk olahan

tempe, dan 66,67% mejual produk olahan tahu dan tempe.

3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya?

Sebanyak 80% responden memproduksi > 50 buah olahan produk dari

kedelai.

4.  Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat?

Harga per potong tahu berkisar antara Rp 750,00 – Rp 1.500,00 tergantung

pada kualitas tahu. Harga per potong tempe berkisar antara Rp 1.000,00 –

Rp 1.500,00 per potong tempe.

5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari?

Sebanyak 73,33% responden dapat menjual >65% dari hasil produksinya

dalam satu hari.

6.  Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi?

23

Sebanyak 86,67% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai

dapat dikonsumsi dalam dua hari. Produk olahan harus disimpan dalam

lemari pendingin apabila hari pertama produk tidak terjual.Sebanyak

13,33% responden menjawab bahwa produk olahan kedelai yang mereka

jual dapat bertahan hingga tiga hingga empat hari, karena kualitas

produksi yang lebih baik sehingga dapat bertahan lebih lama.

7.   Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat?

Sebanyak 100% responden menjawab hasil olahan produk yang diproduksi

hanya dijual oleh responden, tidak didistribusikan lagi untuk penjual lain.

8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di

pasar?

Sebesar 73,33% responden mengetahui harga kedelai mentah yang saat ini

berlaku di pasar.

9.  Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar?

Sebesar 73,33% responden menjawab kisaran harga kedelai mulai dari Rp

5.500,00 hinga Rp 6.000,00 per kg.

24

BAB IV

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN KEDELAI

4.1 Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kedelai

Di samping perluasan areal, upaya peningkatan produksi kedelai dapat

dilakukan dengan menaikkan produktivitas dan stabilitasi hasil. Peningkatan

produksi kedelai dapat dilakukan dengan cara memperluas areal tanam,

meningkatkan produktivitas, mengamankan produksi, dan memperkuat

kelembagaan. Peningkatan produktivitas antara lain dilakukan dengan

menggunakan benih varietas unggul bermutu, pengamanan produksi dengan

memberikan bantuan sarana pascapanen, dan perbaikan sistem kelembagaan

dengan memperbaiki sistem lembaga permodalan dan menguatkan peran

gabungan kelompok tani dan kemitraan.

Pemberantasan hama dan penyakit serta perbaikan manajemen usaha

tani dan penanganan panen dan pascapanen memiliki potensi dan peluang yang

besar untuk meningkatkan produksi. Secara teknis pengembangan kedelai sangat

potensial dan mempunyai peluang yang besar.

Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, maka

pemertintah memberikan insentif jaminan harga dasar. Didukung oleh

penyuluhan, penciptaan teknologi, dan pengembangan infrastruktur (fisik dan

kelembagaan). Lahan dan modal yang disediakan pemertintah kurang menarik

25

minat petani untuk menanam kedelai apabila harga jual tidak menguntungkan bagi

petani. Dengan jaminan harga, petani dapat melakukan analisis usaha taninya

(Supardi, 2008).

4.2 Upaya Mendorong dan Meningkatkan Partisipasi Petani

Selama tidak ada insentif harga bagi petani, maka peningkatan produksi

kedelai sulit dilakukan. Petani enggan menanam kedelai apabila tidak

menguntungkan, kecuali pada kondisi tertentu seperti untuk konsumsi keluarga.

Peningkatan produksi kedelai dalam rangka swasembada dapat diwujudkan

apabila pemerintah bersedia membenahi tata niaga kedelai yang akhir-akhir ini

dikuasai importir melalui penetapan harga dasar yang memadai. Kebijakan ini

dimaksudkan untuk melindungi petani dengan memberikan kepastian pendapatan.

Memberikan jaminan harga yang layak, petani akan tertarik untuk menanam

kedelai. Memberikan jaminan harga sudah cukup untuk mengembalikan

kegairahan petani menanam kedelai. Hal ini tidak hanya memantapkan ketahanan

pangan nasional, tetapi juga membuat bangsa ini berdaulat atau tidak didikte

negara lain.

Partisipasi petani dan sikap petani yang dinamis dan bertanggung jawab

menjadi kunci utama keberhasilan peningkatan produksi kedelai. Oleh karena itu

diperlukan upaya sebagai berikut:

Penyuluhan untuk menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi petani,

baik individu maupun kelompok. Didasarkan atas kesamaan usaha, skala

usaha, wilayah hamparan usaha, latar belakang, dan kultur sosial.

26

Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan partisipasi petani dalam

menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB), RDK/RDKK, dan lain-lain

dalam skala usaha yang lebih besar sehingga mampu bersaing dengan

lembaga ekonomi lainnya.

Pembinaan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam

mengidentifikasi informasi (teknologi, permintaan dan harga), serta

menetapkan keputusan dalam usaha taninya.

Meningkatkan partisipasi pihak swasta dalam pembiayaan dan pemasaran

hasil melalui kemitraan.

Beberapa komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam

pelaksanaan pembangunan pertanian adalah pemerintah, organisasi

nonpemerintah, sektor swasta, dan petani. Pemerintah berperan sebagai perencana

dan sekaligus pelaksana. Peran organisasi nonpemerintah (LSM) tidak kalah

pentingnya dalam konteks mikrospesifik lokasi. Peran swasta sangat strategis

terutama dalam penyediaan barang, jasa, modal, dan pemasaran. Peran petani

adalah sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penerima manfaat (Supardi,

2008).

27

BAB V

SIMPULAN

Simpulan

Hingga saat ini produksi kedelai di dalam negeri belum dapat

mencukupi jumlah permintaan kedelai di dalam negeri. Diperlukan koordinasi

dari semua pihak yaitu pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan

petani agar produksi kedelai dalam negeri meningkat dan dapat mencukupi jumlah

permintaan kedelai dalam negeri. Kita dapat memantapkan ketahanan pangan

nasional dan tidak tergantung pada negara lain. Ketergantungan kepada bahan

pangan dari luar negeri dalam jumlah besar akan melumpuhkan ketahanan

nasional dan mengganggu stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Ketahanan

pangan dan kedaulatan pangan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan

rakyat.

28

DAFTAR PUSTAKA

Aep, Wawan., 2006. Budidaya tanaman kedelai. Jurusan budidaya pertanian

Fakultas Pertanian UNPAD, 2006.

Keith O. Fuglie, “Sources of Growth in Indonesian Agriculture”. 2006.

Nicholson and Snyder. 2010. Theory and Application of Intermidiate

Microeconomics, Canada : South-Western Learning.

Supadi., 2008. Menggalang partisipasi petani untuk meningkatkan produksi

kedelai menuju swasembada. Jurnal litbang pertanian, 27 maret 2008.

29

LAMPIRAN

Pertanyaan Kuesioner

1. Apakah Anda menjual produk olahan kedelai?

o Ya

o Tidak

2. Produk olahan apa yang Anda jual?

o Tahu

o Tempe

o Kecap

3. Berapa produksi olahan kedelai yang Anda buat per harinya?

o 10-20

o 20-50

o ≥ 50

4.  Berapa harga jual produk olahan kedelai yang buat?

o Rp 500,00

o Rp 750,00 – Rp 1.500,00

o > Rp 1.500,00

5. Berapa banyak permintaan hasil olahan kedelai dalam satu hari?

o 20% - 40% dari hasil produksi

o 41% - 60% dari hasil produksi

30

o > 60% hasil produksi

6.  Berapa lama hasil produk olahan kedelai dapat di konsumsi?

o Dua hari

o Tiga – empat hari

o > empat hari

7.   Dipasarkan ke mana saja hasi produk olahan yang Anda buat?

o Dipasarkan sendiri

o Didistribusikan ke pedagang lain

8. Apakah Anda mengetahui harga kedelai mentah yang sekarang berlaku di

pasar?

o Ya (lanjutkan ke nomor sembilan)

o Tidak

9.  Berapa harga kedelai per kg yang sekarang berlaku di pasar?

o Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00

o Rp 5.500,00 – Rp 6.000,00

o > Rp 6.000,00

31

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama Lengkap : Silvia Candra

Tempat /tgl. lahir : Bandung, 25 Maret 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pendidikan formal : TKK Guntur BPK Penabur Bandung tahun 1995

SDK 5 BPK Penabur Bandung tahun 1997

SMPK 4 BPK Penabur Bandung tahun 2003

SMAK 2 BPK Penabur Bandung tahun 2006

Unpar Jurusan Ekonomi Pembangunan 2009

Kebisaan : Pengoperasian Microsoft Word

Pengoperasian Miscrosoft Excel

Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews,

Minitab)

Editing program (Pinacle, Adobe Photoshop, Photoscape)

Tari Modern dan Tradisional

Prestasi : Juara tiga Dance Competition Kota Baru Parahyangan

tahun 2003

32

Data Pribadi

Nama : Indry Maya Sari Sinulingga

Tempat / tgl. lahir : Kabanjahe, 09 november 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pendidikan Formal : TK Saintyoseph Kabanjahe 1996 - 1997

SD Rk 3 Kabanjahe 1997– 2004

SMP Donbosco 1 Kabanjahe 2004 – 2006

SMA Negeri 1 Kabanjahe 2006 – 2009

Kebisaan : Pengoperasian Microsoft Word

Pengoperasian Miscrosoft Excel

Pengoperasian Program Statistika ( SPSS, Eviews, Minitab)

33