perencanaan konstruksi (sid) · 2018. 5. 7. · kesehatan kerja (smk3) konstruksi bidang pekerjaan...

Post on 07-Nov-2020

8 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERENCANAAN KONSTRUKSI (SID)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSRUKSIBANDUNG

2018

MATERI MODUL

SURVEI, INVESTIGASI, DAN DESAIN

PERENCANAAN KONSTRUKSI (SID)

• Studi Kelayakan

• Survei, dan Investigasi

• Desain Teknis

• Kebijakan SMK3

• Lingkungan Hidup

• Rencana Anggaran Biaya Proyek

MATERI POKOK 1

SURVEI, INVESTIGASI, DAN DESAIN

INDIKATOR KEBERHASILAN

Mampu memahami perencanaan konstruksi dalam survei, investigasi, desain (SID) serta ketentuan kebijakan SMK3 dan lingkungan

hidup, termasuk didalamnya studi AMDAL dan rencana pembiayaan dalam kegiatan proyek konstruksi

• Studi Kelayakan

• Survei, dan Investigasi

• Desain Teknis

• Kebijakan SMK3

• Lingkungan Hidup

• Rencana Anggaran Biaya Proyek

STUDI KELAYAKAN

Pengertian Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Cakupan Studi Kelayakan :

• Maksud dan Tujuan Pra Studi Kelayakan

• Perbedaan Pra Studi Kelayakan dan Studi Kelayakan

• Dokumen Pendukung Studi Kelayakan

Hasil Studi Kelayakan

SURVEI DAN INVESTIGASI

Survei Teknis

Survei Harga Satuan Upah/Bahan/Alat

Survei Calon Tenaga Kerja

DESAIN TEKNIS

DESAIN

SPESIFIKASI TEKNIS

GAMBAR-GAMBAR

Berdasarkan hasil Survei kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan

persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif- alternatif

desain/rancangan bangunan yang sesuai. Harus mempertimbangkan kemungkinan dampak

lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti.

Dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan- persyaratan teknis

dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan tersebut.

Berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, lalu dibuat gambar-

gambar teknis bangunan dimana sering gambar-gambar tersebut dicantumkan juga hal-hal

penting yang berkenaan dengan mutu prasarana tersebut.

KEBIJAKAN NASIONAL SMK3Kebijakan Nasional SMK3 telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012

tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berikut lampirannya, yang

dimaksudkan memberikan arah petunjuk penerapannya dan dilakukannya penilaian untuk mengetahui

konsistensi pelaksanaannya melalui sistem audit penerapan yang dilakukan oleh badan independen yang

ditunjuk oleh Kementrian Teknis K3, yaitu Kementrian Tenaga Kerja.

Lima prinsip dasar atau 5 elemen pokok dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3), berikut detail penjelasan dari ke 5 prinsip penerapan SMK3, adalah:

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional.

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional.

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional.

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional.

Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional.

1

2

3

4

5

KEBIJAKAN YANG DIKELUARKAN

OLEH KEMENTERIAN PUPRKementrian Pekerjaan Umum saat itu (sekarang Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), telah mengeluarkan

kebijakan berupa peraturan menteri yakni Peraturan Menteri Pu No.09/PRT/M/2008 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang kemudian berubah menjadi Peraturan Menteri PU

NO.05/PRT/M/2014 Tentang: Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan

Umum, yang secara garis besarnya mengandung isi sebagaimana berikut ini, (sedangkan detailnya dapat dilihat pada Permen PU

NO.05/PRT/M/2014 itu sendiri):

BAB I : KETENTUAN UMUM

BAB II : MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

BAB III : PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB IV : TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN

WEWENANG

BAB VI : SANKSI

BAB V : BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3

KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB VII : KETENTUAN PENUTUP

ASPEK LINGKUNGAN

Identifikasi Data Awal.

a. Rona Lingkungan Hidup Awal

b. Kesesuaian Lokasi Rencana Proyek dengan Tata Ruang

c. Dampak Penting

d. Klasifikasi Proyek Penyedia Infrastruktur

e. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

f. Pembiayaan

g. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Tindak Lanjut

a. Dasar Hukum

b. Klasifikasi Proyek

c. Dokumen AMDAL

d. Dokumen UKL/UPL

1

2

ASPEK LINGKUNGAN

Studi AMDAL

a. Maksud dan Tujuan Studi AMDAL

b. Studi Lingkungan Terkait Pengadaan Lahan

3

RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK

1. Alokasi Pelaksanaan Anggaran Komponen Biaya dalam RAP

2. Perubahan Anggaran

LATIHAN

Sebutkan dan jelaskan maksud tujuan dari penerapan SMK3 berdasarkan PP 50 Tahun 2012!

Apakah tugas tanggung jawab dan wewenang pejabat pembuat komitmen dalam sistem manajemen K3?

Uraikan apa yang dimaksud dengan Environmental Setting beserta cakupannya!

RANGKUMAN

Kebijakan Nasional SMK3 telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berikut lampirannya, yang dimaksudkan memberikan arah petunjuk

penerapannya dan dilakukannya penilaian untuk mengetahui konsistensi pelaksanaannya melalui sistem audit penerapan yang

dilakukan oleh badan independen yang ditunjuk oleh Kementrian Teknis K3, yaitu Kementrian Tenaga Kerja.

Dalam PP 50 Tahun 2012, termuat dalam Pasal 2 Penerapan SMK3 bertujuan untuk:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,

dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta,

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Secara isi keseluruhan PP 50

Tahun 2012 memberikan dasar penerapan.

SMK3 dalam 5 prinsip dasar atau 5 elemen pokok, dengan petunjuk penerapannya dalam 12 sub elemen dan 166 kriteria.

Penerapan SMK3 ini hukumnya wajib untuk dilaksanakan (tertuang dalam pasal 5 ayat (1) dan (2)), apabila:

• Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau

• Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSRUKSIBANDUNG

2018

top related