penyakit noma
Post on 02-Jan-2016
179 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENYAKIT NOMA (CANCRUM ORIS)
1. Definisi
Cancrum oris atau noma atau gangenous stomatitis merupakan suatu
penyakit gangren yang menyebar dengan cepat dan memengaruhi jaringan
padat dan lunak dari wajah. Gangren merupakan nekrosisnya jaringan karena
kurangnya suplai darah atau karena infeksi. Penyakit infeksi cancrum oris yang
merusak jaringan orofasial (mulut) serta struktur sekitarnya dengan
penyebabnya bakteri pada orang dengan gangguan imunitas (kekebalan tubuh).
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak. Terutama pada usia 2-5 tahun.
Jarang terjadi pada orang dewasa. Penyakit ini sedikit lebih umum terjadi pada
perempuan. Penyakit ini jarang terjadi dan hanya terbatas pada daerah tropis.
Daerah yang sering terkena adalah Afrika. Bakteri utama penyebab penyakit
ini adalah Fusobacterium necrophorum. Bakteri lain yang mampu
menyebabkan penyakit ini antara lain Borrelia vincentii, Staphylococcus
aureus, prevotella intermedia.
2. Faktor predisposisi
oral hygiene yang buruk
malnutrisi
infeksi cacar, cacar air, herpes primer (gingivostomatitis)
sistem imun yang lemah,
past history campak,
scarlet fever (infeksi bakteri Sterptococcus yang dapat menimbulkan ruam
kulit),
penyakit sistemik, contoh : malaria, tuberculosis, kanker, dan HIV.
Acute necrotizing gingivitis
Trauma
3. Gambaran klinis
Cancrum oris memiliki gejala seperti spot kemerahan atau keunguan yang
sakit pada margin alveolar, umumnya terdapat pada regio molar atau premolar.
Biasanya diikuti ulserasi yang sangat cepat dan mengenai jaringan tulang.
Ulserasi biasa terdapat pada lipatan labiogingival dan mukosa bibir dan pipi.
Dalam dua atau tiga hari bisa terdapat diskolorisasi menjadi hitam pada bagian
luar bibir, pipi dan proses gangrenous akan menjalar ke hampir seluruh
jaringan pada wajah, baik itu pada tulang, gigi, mukosa, otot dan kulit. Bau
busuk dan rongga mulut yang bernanah (purulent oral discharge) berhubungan
dengan salivasi yang terlalu banyak, anorexia, dan lymphadenopathy
(pembesaran jaringan limfatik) leher yang jelas.
Pada fase akut, anak-anak yang terserang biasanya mengalami kesakitan,
anaemic, aphatetic (ulkus kecil berwarna keputih-putihan yang berada di dalam
mulut) dan seringkali measle (penyakit infeksi yang ditandai dengan demam
atau ruam), gastroenteritis (peradangan perut atau usus halus) atau
bronchopneumonia (peradangan bronkus dan paru-paru). Secara sistemik,
pasien biasanya mengalami demam, takikardia (denyutan jantung yang cepat),
dan anorexia (hilangnya nafsu makan secara sebagian atau keseluruhan). Jika
tidak segera ditangani, maka penyakit ini akan berakibat fatal.
Pasien datang dengan adanya defek pada bibir, tepi mulut, hidung, pipi, dan
kadang kelopak mata bagian bawah, yang didahului dengan riwayat luka yang
menghitam. Kerusakan otot pengunyah juga dapat menyebabkan trismus
(spasme otot pengunyahan yang menyebabkan mulut tetap tertutup rapat).
Pasien yang datang pada keadaan yang lebih dini dapat ditemukan gingivitis
akut, nekrosis mukosa, dan ulserasi mukosa mulut yang luas. Ulserasi biasanya
akan terasa sakit pada gingiva atau mukosa bukal yang secara cepat akan
berubah menjadi jaringan nekrotik.
Perkembangan secara cepat dari tahap awal menjadi gangrene berlangsung
selama 2 – 72 jam. Dapat terjadi secara unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua
sisi) dan dapat menyerang bagian wajah lain termasuk rahang atas atau bawah.
Tulang alveolar akan mengalami nekrosis sehingga gigi akan terbuka sampai
akar gigi. Jika gigi tersebut tidak kuat menahan posisinya maka gigi tersebut
akan tanggal. Penetrasi dari bakteri ini dapat melalui pipi, palatum atau bibir.
Hal tersebut dapat membentuk kerusakan wajah yang parah sehingga
mengakibatkan hilangnya struktur dan fungsi intraoral.
4. Mekanisme gangren
Bakteri menginfeksi jaringan rongga mulut sistem imun
melawan bakteri sistem imun pasien tidak cukup kuat untuk
melawan bakteri jaringan tersebut menjadi membusuk
gangren dan menyebar ke jaringan keras wajah.
Tidak kuatnya sistem imun melawan bakteri dikarenakan adanya
faktor predisposisi sehingga tidak ada nutrisi dan energi yang dapat
mengaktifkan antibodi.
Gambar. Pasien dengan penyakit noma
5. Perawatan
Cara perawatan yang dilakukan meliputi pemberian penisilin dan
metrodinasol serta menghilangkan faktor predesposisi. Juga diberikan
penambahan protein dengan vitamin, cairan dengan elektrolit,zat besi dan
nutrisi untuk memperbaiki gangguan nutrisinya. Selain itu juga dilakukan
debridement (pembuangan benda asing dan jaringan mati dari luka) pada
jaringan yang mengalami nekrotik.
DAFTAR PUSTAKA
Pindborg, J.J. 1994. Atlas Penyakit Mukosa Mulut Ed.4. Alih Bahasa :
Wangsaharja K . Jakarta : Bina Rupa Aksara
Gayford, J.J, dkk. 1996. Penyakit Mulut. Jakarta : EGC
top related