peningkatan prestasi belajar fiqh materi...
Post on 10-Feb-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI
PERNIKAHAN MENURUT ISLAM DENGAN METODE FIRING
LINE PADA SISWA KELAS XI IPS MA MIFTAHUSSALAM
BANYUMAS
TAHUN AJARAN 2018
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
ROKHANAH
111-14-004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
٣إِنَّ َشانِئََك ُهَو األْبتَرُ ٢ فََصِلِّ ِلَربَِِّك َواْنَحرْ ۱ إِنَّا أَْعَطْينَاَك اْلَكْوثَر
Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
sebuah sungai di surga.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus.
-
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
1. Ibu ku yang tidak pernah lelah mendoakan saya untuk sampai sekarang ini.
2. Ibu Chomsatun yang tak henti-hentinya untuk mendidikku dan menasehati seperti
ibu kandung sendiri.
3. Mb Ariyani dan Pak Muksonudin yang sudah memberi kasih sayangnya untuk
menyekolahkan saya pada waktu MA.
4. Ibu Mulyaningsih dan Pak Kastolani yang telah memberikan materi maupun non
materi untuk bisa belajar di IAIN Salatiga seperti anaknya sendiri
5. Kakak-kakakku yang telah menggantikan posisi bapak dalam mencari nafkah
setelah meninggalnya bapak.
6. Bapak Drs. Abdul Syukur M.Si. sebagai pembimbing skripsi, yang telah sabar
dan memberikan banyak masukan serta ilmu
7. Teman seperjuanganku Fahruni Deningtyas, Desi Norwidayati, Tri Oktaviani,
Zahrotul Ulfah Oktaviani, Saidatun ‘iin Maghfiroh,
8. Bapak Drs.Nur Abdullah M.Pd.I kepala sekolah MA PPPI Miftahussalam
Banyumas yang telah memberi izin untuk penelitian.
9. Keluarga besar FORMAPAK (Forum Mahasiswa Ngapak) IAIN Salatiga
10. Seluruh Teman - Teman PAI IAIN SALATIGA seangkatan 2014
11. Almamaterku Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Trabiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
-
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirobil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah
memberikan segala nikmat kepada mahluknya yang ada di alam semesta
ini. Berkat qudrat, iradrat serta iziNyalah penulis bisa menyelesaikan
laporan penelitian yag berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi
Pernikahan Menurut Islam dengan Metode Firing line pada Siswa kelas
XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran 2018.
Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada
khotamul anbiya, Nabi Muhamad SAW, yang telah menyelamatkan
ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang
terang benderang.
Banyak pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada
mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku Ketua Kajur Pendidikan Agama Islam
yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.
4. Bapak Drs. Abdul Syukur M.Si. selaku pembimbing yang selalu
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
5. Para staf administrasi yang begitu sabar mengurusi segala macam
kepentingan dalam skripsi ini.
6. Bapak Drs.Nur Abdullah M.Pd.I kepala sekolah MA PPPI
Miftahussalam Banyumas yang telah memberi izin untuk penelitian.
-
viii
-
ix
-
x
ABSTRAK
Rokhanah (2018): Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi Pernikahan Menurut
Islam dengan Metode Firing line pada Siswa kelas XI IPS MA
PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran 2018. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,
Pembimbing : Drs. Abdul Syukur M.Si.
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Pernikahan, Metode Firing Line
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pretasi belajar melalui metode
Firing line pada Siswa kelas XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran
2018.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS berjumlah 21 siswa. Indikator
keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa
dari pra siklus sampai siklus ke II dan apabila 85% dari jumlah seluruh siswa dapat
mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 76.
Hasil penelitian bahwa dengan menggunakan metode firing line dapat diuraikan
bahwa peningkatan prestasi belajar siswa dari pelaksanaan pra siklus, siklus I ke siklus
II telah tercapai. Ketercapaian indikator keberhasilan penelitian ini ditunjukkan dengan
jumlah siswa yang mencapai KKM telah mencapai 90%.
Keberhasilan dibuktikan pada prasiklus ada 6 peserta didik atau 28% yang
tuntas sedangkan ada15 peserta didik atau 72% yang tidak tuntas, kemudian pada
pelaksanaan siklus I ada 10 peserta didik atau 47 % yang tuntas, sedangkan ada 11
peserta didik atau 53% yang tidak tuntas, sedangkan dalam pelaksanaan siklus II ada
19 peserta didik atau 90% yang tuntas dan ada 2 peserta didik atau 10% yang tidak
tuntas.
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
LEMBAR BERLOGO................................................................................ ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
DEKLARASI.............................................................................................. v
MOTTO...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................... viii
ABSTRAKSI….......................................................................................... xi
DAFTAR ISI.............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
F. Definisi Operasional .................................................................... 7
G. Metode Penelitian…......................................................................9
H. Sistematika Penulisan................................................................. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar...................................................................... 16
-
xii
B. Pernikahan dalam Islam…..................................................... 37
C. Metode firing line…………………………………………...42
D. KKM………………………………………………………..46
E. Kajian Pustaka….................................................................... 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah.
1. Identitas Sekolah……………………………… ..................... 53
2. Sejarah Sekolah ....................................................................... 54
3. Visi dan Misi Sekolah ............................................................. 57
4. Fasilitas Sarana dan Prasarana ................................................ 57
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana
1. Data Ruang Kelas……………………................................... 57
2. Data Fasilitas…………………………………...................... 68
C. Guru dan Staf
1. Data Guru dan Karyawan…………………………………..58
D. Struktur Organisasi……………………………………………...60
E. Objek Penelitian………………………………………………....61
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………………..62
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………………….65
-
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Pra Siklus………………………………………….67
2. Analisis Siklus I…………………………………………….68
3. Analisi Siklus II…………………………………………….74
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 80
B. Saran.................................................................................................81
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan segala sesuatu dalam kehidupan yang
mempengaruhi berpikir dan bertindak individu. (Nurani, 2010: 29) Karena
dalam kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan
perubahan-perubahan cara berpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk
seorang individu.
Pendidikan merupakan segala jenis pengalaman kehidupan yang
mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa
mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu (Suparlan, 2008: 43). Pada
mulanya, manusia menjalankan kegiatan pendidikan secara instingtif atau
naluriah, dalam target minimal semata-mata hanya demi kelangsungan
kehidupannya.
Selanjutnya, dengan daya cipta, manusia mulai mengubah dan
mengembangkan pendidikan dengan beraneka ragam konsep, teori, metode,
dan sistem. Upaya untuk mengembangkan penididikan pendidikan secara
rasional seperti itu ditentukan oleh kemampuan daya pikiran, menurut keadaan
alam dan kebutuhan riil yang ada.
Dengan daya akal pikirannya, manusia mulai menentukan tujuan dan
sasaran, untuk selanjutnya mengatur dan menyusun perencanaan, langkah-
-
2
langkah kebijakan, dan sebagainya, sesuai dengan tujuan dan sasaran
pendidikan itu. Dari sini, mulai dilakukan perubahan metode dan teknik
mendidik.
Dari keteranagn tersebut, dapat ditarik suatu penilaian bahwa
pendidikan adalah upaya sadar manusia untuk membuat perubahan dan
perkembanagan agar perkembangan agar kehidupannya menjadi lebih baik,
dalam artian menjadi lebih maju. Kemajuan dan perkembangan kehidupan yang
dimaksudkan adalah usaha pendidikan untuk menciptakan perkembangan
kehidupan dari bersifat instingtif atau naluriah meningkat menjadi kehidupan
beadab dan berbudaya.
MA Miftahussalam Banyumas merupakan suatu madrasah yang
diselenggarakan dibawah naungan pondok pesantren yaitu pondok pesantren
Miftahusalam Banyumas. Dalam pembelajaran di MA pelajaran agama yang
lebih dominan daripada pelajaran umumnya. Salah satu pelajaran agamanya
yaitu Fiqh. Dalam materi Fiqh kebanyakan materinya tentang praktik-parktik
ibadah. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan harus semenarik
mungkin agar tidak membosankan peserta didik.
Pada saat ini prestasi peserta didik di MA Miftahusalam Banyumas
kelas XI khususnya pada mata pelajaran Fiqh rata-rata kelasnya kebanyakan
belum diatas minimal KKM, yaitu 75. Sehingga peneliti mendapatkan inspirasi,
bagaimana cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar prestasi belajar
siswa lebih meningkat di atas rata-rata KKM. Pada observasi yang dilakukan
-
3
oleh peneliti dari pra siklus atau sebelum melakukan penelitian dikelas ada 15
anak yang tidak tuntas dan 6 anak sudah tuntas atau telah mencapai nilai KKM.
Dari kegiatan observasi tersebut dapat diketahui bahwa proses
pelaksanaan pembelajaran kelas masih dilakukan dengan menggunakan
ceramah dan pemberian tugas. Penggunaan metode mengajar tersebut masih
monoton sehingga belum banyak mengikutsertakan siswa secara aktif sehingga
belum mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. Hal tersebut menyebabkan
siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Mengahadapi permasalahan
tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran didalam kelas
maupun di luar kelas. Faktor internal dan faktor pendekatan belajar merupakan
faktor yang tidak dapat diperbaiki kecuali oleh siswa itu sendiri. Sedangkan dari
faktor eksternal siswa terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki dalam proses
pembelajaran yaitu metode yang diterapkan oleh guru saat mengajar,
penggunaan media pembelajaraan, interaksi siswa, interaksi antara siswa
dengan guru, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya. Dari berbagai faktor-
faktor tersebut, penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan aktif
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai solusi dari
permasalahan tersebut. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan aktif
akan memberikan pengaruh kepada interaksi yang terjadi di dalam kelas, selain
itu dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Untuk mencapai
pembelajaran yang efektif, susana kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu
-
4
sama lain. Interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran akan membantu
siswa untuk saling mendukung serta menikmati proses pembelajaran. Guru
hendaknya menyadari bahwa peserta didik mempunyai berbagai macam cara
belajar. Beberapa peserta didik paling baik belajar dengan cara melihat orang
lain melakukannya. Biasanya mereka secara hati-hati mengurutkan presentasi
informasi. Mereka lebih tenang dan jarang terganggu oleh suara. Kondisi
seperti ini juga sering terjadi pada proses pembelajran di MA Miftahussalam
Banyumas, sehingga siswa terbiasa duduk diam mendengarkan penjelasan guru
dan tidak ada timbal balik dari siswa atau siswa lebih malas untuk berpendapat
dan berekspresi dalam proses pembelajaran. Guru perlu menciptakan suasana
belajar yang kondusif dimana hubungan dan kerjasama antar siswa terjalin
dengan baik sehingga aktivitas belajar menjadi menarik dan menyenangkan.
Dengan demikian guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang efektif
agar dapat terlaksana pembelajaran yang aktif.
Strategi pembealajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Media dan startegi pembelajaran akan mempermudah sisiwa
dalam memahami isi materi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode firing line. Pengertian Firing line (Garis tembak) yaitu strategi yang
diformat menggunakan pergerakan cepat, yang dapat digunakan untuk berbagai
tujuan seperti testing dan bermain peran (Hamruni, 2012: 173). Kelebihan
metode ini yaitu peserta didik dapat memahami materi dengan cara
berkelompok dan dalam situasi permainan sehingga kondisi anak dapat lebih
-
5
santai akan tetapi dapat mengerti yang diajarkan. Dengan demikian, dengan
menggunakan metode Firing Line dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran Fiqh materi Pernikahan menurut Islam, sehingga siswa
melontarkan pertanyaan dengan cepat kepada temannya dan temannya tersebut
harus menjawab dengan cepat juga dan dapat mempraktekan tata cara
pernikhan yang benar menurut Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan metode firing line dapat meningkatkan
prestasi belajar Fiqh materi Pernikahan Menurut Islam siswa kelas XI IPS
di MA Miftahusalam Banyumas.
2. Apakah dengan menggunakan metode firing line dapat mencapai KKM
kelas XI IPS di MA Miftahussalam Banyumas.?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah dengan menggunakan metode firing line dapat
meningkatkan prestasi belajar Fiqh materi Pernikahan Menurut Islam siswa
kelas XI IPS di MA Miftahussalam Banyumas.
2. Mengetahusi apakah dengan menggunkan metode firing line dapat
mencapai KKM kelas XI IPS di MA PPPI Miftahussalam Banyumas.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
-
6
Penggunaan metode firng line dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqh
materi Pernikahan Menurut Islam siswa kelas XI IPS di MA Miftahussalam
Banyumas tahun ajaran 2017/2018.
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatakan nilai KKM siswa dari pra siklus sampai siklus II dan apabila
85% dari jumlah seluruh siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan oleh
sekolah yaitu 75.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
dalam pendidikan tentang penerapan metode firing line dalam
meningkatkan prestasi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Fiqh
kelas XI dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori
belajar serta sebagai masukan dan dasar masukan guru dan calon guru untuk
memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar yang akan
disampaikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Bagi guru dan pendidik, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
tambahan penguasaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
tambahan penguasaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
-
7
pembelajaran serta meningkatkan keterampilan dan kualitas dalam
mengajarkan materi pembelajaran.
b. Bagi sekolah
Bagi sekolah penelitian ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas sekolah, karena, dengan prestasi belajar siswa
yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
c. Bagi siswa
Bagi siswa penelitian ini dapat memberikan manfaat agar
memiliki kemandirian belajar serta kepercayaan diri yang tinggi
sehingga memperoleh nilai yang baik.
F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Perubahan yang dialami oleh peserta didik dalam bentuk penambahan
pengetahuan dan keterampilan merupakan hasil usaha dari proses belajar
siswa. Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan yang ditunjukkan
siswa setelah melakukan proses belajar mengajar (Fathurrohman dan
Sulistyorini, 2012: 117). Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan
angka dan nilai sebagai laporan hasil belajar peserta didik kepada orang
tuanya. Jika prestasi belajar rendah maka dapat diambil kesimpulan bahwa
anak tersebut bodoh. Akan tetapi, hal tersebut merupakan kesimpulan yang
salah.
-
8
2. Metode Firing Line
Mel Silbermen dalam bukunya Aktif Learning menyatakan pengertian
Firing Line (Garis Tembak ) yaitu format gerakan cepat yang dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran (2009:
212). Firing Line menonjolkan secara terus menerus pasangan yang
berputar. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespons secara
cepat pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang
lain. Strategi ini merupakan strategi yang merujuk pada pembelajaran
kelompok. Dengan pembelajaran kelompok siswa akan berinteraksi aktif
dengan teman lainnya sehingga pendapat dan pengetahuan meraka juga
bertambah. Selain itu metode ini merupakan pembelajaran kelompok yang
menekankan siswa untuk bergerak dan merespon cepat terhadap soal yang
diberikan. Strategi ini merupakan pengajaran yang terpimpin karena guru
yang memimpin pelaksanaan dan yang mengatur batas waktu dalam
pengerjaan soal. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih mandiri dan senang
dalam belajar.
3. Pernikahan menurut Islam
Kata Nikah (نًِكاح) atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam
bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (َزَواج) . Nikah artinya
suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan
kewajiabn diantara keduanya.
-
9
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK. Penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) merupakan salah satu upaya
guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Basrowi dan
Suwandi, 2008: 25). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
(Arikunto,2014: 130).
2. Subjek Penelitian
Penulisan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI MA
PPPI Miftahussalam Banyumas. Dengan jumlah siswa IPS 21 yang terdiri
4 putra dan 17 putri.
3. Langkah-langkah
Dalam melaksanakan penelitian maka dibutuhkan langkah-langkah
terperinci untuk memperlancar penelitian. Dalam buku Penelitian Kelas
langkah-langkah penelitian tindakan kelas sebagai berikut (Suyadi,
2013:50).
a. Perencanaan
Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan
teliti, maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
-
10
a) menyiapkan materi pembelajaran
b) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahuai hasil belajar siswa
d) membuat instrumen penelitian
e) menyiapkan alat dan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini dilakukan lima tahap yaitu meliputi
mengamati, menaya, mengumpulkan informasi, menalar dan
mengkomunikasikan.
c. Pengamatan
Pada tahap ini yaitu pengamatan (observasi), yaitu pengumpulan
data apakah tindakan itu telah mencapai sasaran atau belum. Pada tahap
ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar peserta didik.
d. Refleksi
Pada tahap terakhir ini adalah refleksi yaitu kegiatan
mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi
terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan
dipergunakanuntuk memperbaiki kinerja guru selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1.1
-
11
4. Instrumen Penelitian
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) bagi guru dan siswa
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran.
b. Soal digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam
menguasi materi setelah metode firing line.
-
12
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), digunakan sebagai acuan
untuk melaksanakan pembelajaran melalui metode firing line.
d. Dokumen yang digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai
tempat penelitian yang berisi tentang profil, data monografi, foto
keadaan sekolah.
5. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Pengertian observasi atau pengamatan dapat didefinisikan
sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadiian, gejala, atau sesuatu
(Emzir, 2011: 37). Adapun kelebihan dari observasi yaitu:
a) Observasi merupakan cara langsung paling baik untuk meneliti
bagaimana cara langsung paling baik untuk meneliti berbagai macam
fenomena atau gejala, karena terdapat berbagai perilaku manusia
yang tidak mungkin dipelajari kecuali dengan cara ini.
b) Observasi tidak memerlukan usaha yang besar dari pihak pelaku
observasi bila dibandingkan dengan teknik lain.
c) Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan data di bawah
kondisi perilaku yang dikenal.
d) Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan hakikat perilaku
pada saat yang sama dengan waktu yang diperolehnya.
e) Observasi tidak banyak bergantung pada pengambilan kesimpulan.
-
13
f) Observasi membolehkan pemerolehan data informasi dari yang
tersedia agar individu tidak perlu memikirkan topik penelitian ketika
dilakukan wawancara pribadi atau surat- menyurat.
Dengan demikian peneliti memperhatikan perilaku siswa dan
guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 1997: 127).
Dengan mengadakan tes atau evaluasi terhadap siswa untuk
mengetahui prestasi belajar Fiqh materi pernikahan menurut Islam
dalam proses pembelajaran menggunakan metode firing line.
c. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti
dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumentasi yang adaa pada responden atau tempat,
dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegitan sehari-
harinya (Sukardi, 2009: 81). Teknik pengumpulan data ini untuk
mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan
prasarana dan keadaan siswa.
-
14
6. Analilis Data
Untuk membuktikan hipotesis, maka proses penelitian yang dilakukan
selanjutnya adalah menganalisis tindakan keberhasilan atau keberhasilan
siswa. Dengan cara memberikan evaluasi setelah pembelajaran berakhir.
Analisis data untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar siswa, dapat
diketahui dengan menentukan ketuntasan belajar. Untuk menentukan
ketuntasan individual dan klasikal siswa terhadap indikator yang telah
ditentukan, maka dapat diperoleh melalui tes hasil belajar. Untuk
mengetahui persentase ketuntasan individual atau ketuntasan per siswa
ditentukan dengan rumus dibawah ini:
Nilai = Jumlah jawaban soal yang benar × 100%
Jumlah seluruh soal
Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan klasikal digunakan
rumus sebagai berikut:
% ketuntasan = Jumlah siswa yang tuntas × 100%
Jumlah seluruh siswa
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini, maka peneliti sajikan
sistematika penulisan skripsi secara garis besarnya:
BAB I : PENDAHULUAN
-
15
Pada bab ini peneliti akan mengemukakan pokok-pokok yang
mendasari penelitian ini yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi
Operasional Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi Kajian Teori (kajian materi penelitian, kajiaan teori, PTK),
Kajian Pustaka dan Pelaksanaan Penelitian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi Deskripsi Pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan Siklus 1
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi), Deskripsi Pelaksanaan
Siklus II, dan seterusnya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan
Pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran.
-
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar. Yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri.
Definisi prestasi menurut Kamus Besar Bahas Indonesia yaitu hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (Depdiknas, 2007
: 895). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok (Djamrah,
1994: 19).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah
suatu hasil yang dicapai atau diperoleh dari aktivitas atau kegiatan yang
telah dilakukan atau dikerjakan baik secara individu atau secara kelompok.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sescara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slamet, 2003: 2). Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya (Susanto,
2013: 4). Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan dalam
kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
-
17
Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh
pengalaman atau latihan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan yang mengalami proses perubahan perilaku dalam berinteraksi
sosial, dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari
suatu kegiatan belajar baik formal maupun non formal yang berupa
perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar dalam berinteraksi
sosial.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian prsetasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah,
karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam
pendidikan formal, guru sebagai pendidik harus dapat mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, karena
sangat penting untuk dapat membantu siswa dalam rangka pencapaian
prestasi belajar yang diharapkan.
Untuk mencapai prestasi bealajr siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
a. Faktor internal terdiri dari :
a) faktor jasmaniah
b) faktor psikologis
-
18
b. Faktor eksternal terdiri dari:
a) faktor keluarga
b) faktor sekolah
c) faktor masyarakat (Slameto, 2003: 54)
Menurut Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal
a) Kesehatan
b) Intelegensi dan bakat
c) Minat dan motivasi
d) Cara belajar
b. Fatkor eksternal
a) Keluarga
b) Sekolah
c) Masyarakat
d) Lingkungan sekitar (Dalyono, 1997: 55).
Menurut Syah faktor-fator yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu:
a. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu
a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis
b. Faktor eksternal meliputi
-
19
a) Faktor lingkungan sosial
b) Faktor lingkungan non sosial (Syah, 2001: 132).
Menurut Tulus faktor-fktor yang mempengaruhi keberhasilan
siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik terdiri dari:
a. Faktor internal meliputi
a) Faktor kecerdasan
b) Faktor bakat
c) Faktor minat dan perhatian
d) Faktor kesehatan
e) Faktor cara belajar
b. Faktor eksternal meliputi
a) Faktor lingkungan keluarga
b) Faktor pergaulan
c) Faktor sekolah
d) Faktor sarana pendukung belajar (Tulus, 2004: 78).
a. Faktor yang berasal dari dalam diri (intern) siswa
Faktor yang berasal dari dalam disi siswa terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada
organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan
manusia. Siswa yang memiliki kelainan, seperti cacat tubuh,
kelaian fungsi kelenjar tubuh yang membawa kelainan tigkah laku
-
20
dan kelainan pada indra, terutama indra penglihatan dan
pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru
didalam kelas.
Kondisi organ-organ khusus siwa, seperti tingkat kesehatan
indra pendengar dan indra penglihat juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan penngetahuan,
khususnya yang disajikan dikelas (Syah, 2006: 146)
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa kesehatan dan kebugaran
tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di dalam
keals. Maka dari itu, hendaklah siswa atau peserta didik menjaga
kebugaran tubuhna masing-masing dengan membiasakan hidup
bersih dan mengkonsumsi sesuatu yang menyehatkan.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari
apa yang telah diperoleh dari belajar ini. Adapun faktor yang
tercangkup dalam faktor psikologis, yaitu:
1. Intelegensi atau kecerdasan
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis,
yaitu kecakapan untuk mengahadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
atau menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif,
-
21
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto,
2003: 56).
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting
dan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam
belajar, manakala anak memiliki intelegensi yang normal, tetapi
prestasi belajarnya sangat rendah sekali. Hal inni tentu
disebabkan oleh halhal yang lain, misalnya sering sakit, tidak
pernah belajar dirumah, dan sebagainya. kalau anak memiligi
intelegensi dibawah normal, maka sulit baginya unntuk
bersaing dalam pencapaian prestasi tinggi dengan anak yang
mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Pada anak
yang demikian, hendaknya diberi pertolongan khusus tau
pendidikan khusus, seperti bimbingan dan sebgainya.
Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan
yang sesuai dengan tingkat perkembanggan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda, dari berbagai anak antara anak satu
dengan anak yang lainnya, sehingga seorang anak pada usia
tertentu memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa
faktor intelegensi merupakan faktor yang sangat berperan
dalam menentukan prestasi belajar.
-
22
2. Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan
ini baru akan terealisai menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih (Slameto, 2003: 57). Dari pengertian di
atas, jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.
Sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam
proses belajar, bakat memegang peranan penting dalam
mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Bakat dapat
berkembang atau sebaliknya. Hal ini tergantung pada latihan
tau pendidiakan yang diterimanya. Apabila mendapatkan
latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka bakat
tersebut maka akan dapat berkembang menjadi kecakapan yang
nyata. Sebaliknya apabila bakat tersebut tidak mendapat latihan
atau pendidikan yang baik, maka bisa jadi bakat akan
berkembang tidak semestinya, bahkan tidak berkembang sama
sekali, sehingga bakat tersebut lenya begitu saja.
3. Minat dan perhatian
-
23
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto,
2003: 57). Minat adalah perasaan senang atau tidak senang
terhadap suatu objek (Tohirin, 2006: 131).
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan.
Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah
dipelajar dan disimpan karena minat menambah kegitan belajar.
Untuk menambah minat seseorang dalam menerima pelajran
disekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minatnya
sendiri. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila
seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal,
maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang
diinginkannya dapat tercapai sesuai ddengan keinginannya.
Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada
perhatian materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila
pelajaran yang disajikan tidak menarik, maka timbullah rasa
bosan dan malas untuk belajar, sehingga prestasi dalam
belajarnya menurun.
Perhatian juga berpengaruh terhadap belajar. untuk
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika
-
24
bahan pelajaran tidak lagi menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar
ssiswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran
selalu menarik perhatian dengan cara menyesuaikan pelajaran
itu dengan bakatnya.
4. Motivasi siswa
Motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu (Purwanto, 2004: 60). Motif dapt dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakuakn aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Apa
saja yang diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang
penting, yang berbahaya maupun yang tidakn mengandung
risiko, selalu ada motivasinya.
Motivasi adalah suatu proses untuk mnggiatkan motif-
motif menjadi perbuatan atau tingksh laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu (Usman, 2005: 28).
Dalam pembelajaran, motivasi adalah sesuatu yang
menggerakkan atau mendorong siswa unntuk belajar atau
menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya (Zahroh,
-
25
2008: 77). Sedangkan motivasi berprestasi adalah kondisi
fisiologis atau psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang
terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi
setinggi mungkin) (Djaali, 2008: 103). Motivasi merupakan
faktor penting dalam belajar, karena motivasi mampu memberi
semangat pada seseorang anak dalam kegiatan belajarnya.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana
cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula
dalam kegiatan belajar mengajar, seorang anak akan berhasil
jika mempunyai motivasi untuk belajar.
5. Sikap siswa
Mengingat sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu
mempengaruhi hasil belajarnya, perlu diupayakan agar tidak
timbul sikap negatif siswa, guru dituntut untuk selalu
menunjukkan sikap positif terhadap didrinya sendiri, dan
terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya.
Sikap siswa di sini sangat berhubungan dengan kesiapan
dan kematangan siswa, karena kesiapan merupakan kesediaan
untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul darri
dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
-
26
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan
dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
sudah ada kesiapam, maka hasil belajar akan lebih baik.
b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yang meliputi:
1. Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan
penidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan
berembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun tidak
langsyng keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan
anak.
Keluarga adalah institusi sentral penerus nilai-nilai budaya dan
agama (value transmider). Artinya keluarga adalah tempat pertama
dan utama bagi seorang anak muali belajar mengenal nilai-nilai
yang sangat sepele, seperti menerima sesuatu dengan tangan kanan
sampai hal-hal yang rumit, seperti interpretasi yang kompleks
mengenai ajaran agama/tentang berbagai interaksi manusia.
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang
menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi
rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya kedua orang tua,
-
27
akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya,
tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Disamping itu, faktor
keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.
Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada tidaknya peralatan atau
media belajar seperti papan tulis, gambar atau yang lainnya
semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belaja seseorang.
Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap keberhasilan
anak-anaknya. Apabila hubunngan antara anggota keluarga,
khususnya orang tua dengan anak-anaknya bersifat merangsang
dan membimbing anak, akan memungkinkan anak tersebut
mencapai prestasi yang baik. Sebaliknya apabila orang tua acuh tak
acuh terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak cenderung
malas belajar, akibatnya kecil kemungkinan anak mencapai prestasi
yang kurang baik.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.
Peralihan pendidikan informal kelembaga-lembaga formal
memerlukan kerjasam yang baik antara orang tua dengan guru
sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatiahan serius tentang cara belajar anak dirumah.
-
28
Perhatihan orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2. Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan
sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang ditugaskan
pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Dalam linngkungan sekolah banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap belajar siswa, yang otomatis juga berimbas
pada prestasi siswa yang mencangkup:
Pertama, metode mengajar; metode pembelajaran adalah cara-cara
atau teknik penyajian bahan pelajaran ynag akan digunakan oleh
guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individual
maupun secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai
metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai
metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Maka dari itu, guru
diharapkan dapat memilih metode yang baik agar siswa
-
29
bersemangat dalam belajar dan otomatis juga akan mempengaruhi
prestasi belajarnya.
Kedua, kurikulum; kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang
semula dalam bidang olahraga, yaitu curere yang berarti jarak
terjauh lari yaitu jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari
mulai dari start sampai finish (Sulistiyorini, 2006: 27). Dalam
konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui
oleh penndidik/guru juga peserta didik untuk menggabungkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai (Shaibany, 1979:
478). Sedangkan menurut istilah, kurikulum adalah serangkaian
komponen metode belajar mengajar, cara mengevaluasi kemajuan
siswa dan seluruh perubahan pada tenaga pengajar, bimbingan dan
penyulu9han, supervisi, administrasi, waktu, jumlah ruang, dana
serta pilihan pelajaran (Patoni, 2004: 66). Kurikulum yang tepat
akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik dan mampu
mengaplikasikannya dlam kehidupan sehari-hari. Ketika suatau
materi pelajaran diaplikasikan, tentunya siswa bertambah lebih
semangat dalam belajar, karena belajar yang selama ini ia lakukan
tidak sia-sia.
Ketiga, relasi guru dengan siswa; untuk mendapatkan hasil belajar
yang optimal, banayk komponen-komponen belajar mengajar.
Diantaranya yaitu, hubungan antara guru dengan siswa. Hubungan
-
30
guru dengan siswa didalam proses belajar mengajar merupakan
faktor yang sangat menentukan, karena bagaimanapun bahan
pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnananya metode
yang digunakan, namun jika hubungan guru sengan siswa
merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat
menciptakan keluaran yang tidak diinginkan. dengan demikan
proses belajar mengajar akan dapat efektif jika terbina hubungan
dan komunikasi yang baik dan harmonis antar guru dan murid. Bila
proses belajar mengajark efektif maka hasil belajar siswa juga akan
menunjukkan hasil yang memuaskan.
Keempat, relasi siswa dengan siswa; sebagian siswa mempengaruhi
sikap dan tingkah laku siswa lain di sekolah. Maka, prestasi siswa
akan meningkat bila terjadi relasi yang baik antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya karena adanya relasi yang baik tersebut
maka proses belajar mengajar akan menjadi lancar. Dan guru juga
akan mengandalkan hubungan siswa yang sulit didiagnosa. Dengan
kelancaran proses belajar mengajar, maka prestai siswa sebagai
hasil belajar juga akan eningkat dengan sendirinya.
Kelima, disiplin sekolah; kedisiplinan erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dlam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan
sekolah mencangkup kedisiplinan guru mengajar dengan
melaksanakan tata tertib kedisiplinan pegawai/karyawan dalam
-
31
pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung
sekolah (Slameto, 2003: 67). Dengan menciptakan kedisiplinan di
sekolah, maka akan tercipta kondisi belajar mengajar yang
kondusif, sehingga proses belajar akan lancar dan prestasi belajar
juga akan ikut terpengaruh.
Keenam, media pendidikan; kenyataan mengatakan, bahwa agar
pendidikan dapat diselenggarakan secara lancar, maka diperlukan
media pendidikan dalam jumlah yang besar. Maka dari itu,
keberadaan media pendidikan secara tidak langsung merupakan hal
yang penting untuk memperlancar proses pembelajaran.
Ketujuh, waktu sekolah; adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau mlam hari.
Waktu sekolah juga dpat mempengaruhi hasil belajar siswa. jika
terjadi terpaksa masuk sekolah di siang hari atau sore hari,
sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa
harus beristirahat tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
Kesulitan ini disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan
berpikir pada kondisi badan yang lemah. Jadi memilih waktu
sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar
(Zahroh, 2008: 81).
-
32
Kedelapan, standar pelajaran diatas ukuran; guru dalam menuntut
penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-
masing. Yang terpenting tujuan yang telah dirumuskan dapat
tercapai (Zahroh, 2008: 81)
Kesepuluh, metode belajar; cara belajar yang dilakukan siswa
sedikit banyak akan mempengaruhi hasil belajarnya, karena cara
belajar yang benar, seperti siswa yang belajar teratur setiap hari
akan berdampak positif pada hasil belajar, begitu juga sebaliknya
siswa yang akan menghadapi ujian, akan berdampak negatif
terhadap hasil belajarnya.
Kesebelas, tugas rumah; ketika usai sekolah, waktu utama belajar
adalah di sekolah. Sedangkan waktu di rumah di gunakan untuk
kegiatan lain yang positif. Maka dari itu diharapkan seorang guru
tidak memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang terlalu banyak
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan lainnya di rumah.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang
tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena
lingkungan alam sekitar sangat besar pengauhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari
anak lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu
-
33
berada. Dengan demikian, dapat dikatakan lingkungan masyarakat
membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari
seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinnya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila
seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan yang rajin, maka
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada
dirinya, sehingga dia akan turut belajar sebagaimana teman-teman
dalam lingkungannya. Sebaliknya apabila seorang siswa berada di
suatu lingkungan yang malas belajar, maka kemungkinan besar
akan menhambat prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
Jika faktor tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, kegiatan siswa dalam masyarakat; disamping belajar,
seorang siwa biasanya mempunyai berbagai kegiatan lain, misalnya
bimbingan belajar, olahraga, ikut organisasi seperti IPNU dan lain
sebagainya. Apabila kegitan tersebut dilakukan secar berlebih-
lebihan maka dapat berdampak negatif terhadap kegiatan belajar
siswa dan akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Namn,
apabila dilakukan secara sewajarnya saja, maka justru akan
menambah pengalaman siswa. Maka dari, orang tua harus mampu
memberikan perhatihan dan pengarahan kepada anaknya agar
anaknya tidak hanyut dalam kegiatan tersebut secara berlebihan.
-
34
Kedua, media massa; yang termasuk mass media adalah internet,
bioskop, radio, tv, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik
dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat.
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa
dan juga belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga
berpengaruh jelek terhadap siswa (Zahroh, 2008: 82). Maka orang
tua perlu memberikan kontrol dan bimbingan kepada anak yang
baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Ketiga, teman bergaul; teman bergaul sangat berpengaruh terhadap
jiwa seorang anak. Maka dari itu, orang tua harus dapat memantau
anaknya dalam pergaulan dengan teman-temannya. Karena teman
bergaul yang baik akan memberikan pengaruh baik terhadap diri
anak tersebut dan sebaliknya teman bergaul yang jelek juga akan
berpengaruh jelek terada diri anak tersebut.
Keempat, bentuk kehidupan masyarakat; kehidupan masyarakt
yang berada di sekitar rumah dimana anak itu tinggal mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Jika seandainya siswa berada di linngkungan yang rajin
belajar, secara otomatis anak berpengaruh dan anakpun akan belajar
dengan rajin (Shalahuddin, 1990: 65). Sebaliknya jika anak berada
di lingkungan yang setiap malam hanya berfoya-foya dan malas-
malasan, maka anak juga akan cepat terpengaruh olehnya. Anak
-
35
yang rajin dala belajar, tentu prestasinya akan meningkat.
Sebaliknya anak yang malas, maka prestasinya juga akan jelek.
Rata-rata titk tekan pengendalian anak didik atau siswa dalam
keluarga dan masyarakat diperankan oleh orang tua. Hal itu
dikarenkan anak didik atau siswa lebih banyak bersama orang tua.
Jadi orang tua hendakla mampu berbuat yang paling tepat dan
paling bijak untuk keberlangsungan masa depan anaknya. Tanpa
adanya peran aktif dari orang tua, maka anak didik akan menjadi
tidak terkendali dan terjebak dalam pergolakan sosial yang akan
menyesatkan masa depannya.
3. Upaya meningkatkan Prestasi Belajar
Agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya, seorang siswa harus mampu
me-manage faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Baik itu faktor
intern maupun ekstern. Selain itu, seorang siswa juga perlu
memperhatiakan aspek psikologisnya yang salah satunya adalah konsep
diri. Hal ini dikarenakan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Uswah
Wardiana, “konsep diri merupakan pandangan dan perasaan siswa terhadap
dirinya sendiri yang terbentuk sejak kanak-kanak dan akan terus
berkembang seiring dengan perkembangan individu sebagai inti
kepribadian seseorang” (Wardiana, 2005: 137). Jika siswa mampu untuk
mengendalikan konsep dirinya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang
-
36
positif, maka siswa akan mudah dalam belajar dan mendapatkan prestasi
yang baik.
Disamping upaya dari pihak siswa, pihak pendidik juga harus
mempunyai upaya untuk meningkatkan pestasi belajar siswa dengan cara
melakukan pembelajaran yang seefektif mungkin. Dengan pembelajaran
yang efektif maka siswa akan lebih mudah menerima pelajaran dan hasilnya
akan tampak secara konkrit dalam prestasi belajar. Selain itu, pendidik
diharapkan mampu melakukan diagnosis yang fungsinya untuk mengetahui
kesulitan belajar yang dialami siswa. Apabila kesulitan siswa mampu
diidentifikasi, maka pendidik hendaklah memberikan solusi terhadap
maslah atau kesulitan tersebut, sehingga siswa mampu belajar dengan
mudah dan lancar, yang pada akhirnya prestasi belajarnya meningkat.
B. Pernikahan dalam Islam
1. Pengertian Nikah
Kata Nikah (نًِكاح) atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (َزَواج) .Nikah artinya suatu
akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang
-
37
perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan
kewajiabn diantara keduanya.
2. Hukum Pernikahan
a. Mubah
Hukum asal pernikahan adalah mubah. Hukum ini berlaku bagi
seseorang yang tidak tersdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan
nikah atau mengharamkannya.
b. Sunnah
Hukum ini berlaku bagi sesorang yang memiliki bekal untuk
hidup berkeluarga, mampu secara jasmani dan rohani untuk
menyongsong kehidupan berumah tangga dan dirinya tidak khawatir
terjerumus dalam praktik perzinaan atau muqaddimahnya (hubungan
lawan jenis dalam bentuk apapun yang tidak sampai pada praktik
perzinaan).
c. Wajib
Hukum ini berlaku bagi siapapun yang telah mencapai
kedewasaan jasmani dan rohani, memiliki bekal untuk menafkahi istri,
dan khawatir dirinya akan terjerumus dalam perbuatan keji zina jika
hasrat kuatnya untuk menikah tak diwujudkan.
d. Makruh
Hukum ini berlaku bagii seseorang yang belum mempunyai bekal untuk
menafkahi keluarganya, walaupun dirinya telah siap secra fisik untuk
-
38
menyongsong kehidupan berumah tangga, dan ia tidak khawatir
terjerumus dalam praktik perzinaan hingga datang waktu yang paling
tepat untuknya. Untuk seseorang yang mana nikah menjadi makruh
untuknya, disarankan memperbanyak puasa guna merendam gejolak
syahwatnya. Kala dirinya telah memiliki bekal untuk menafkahii
keluarga, ia diperintahkan untuk bersegera menikah.
e. Haram
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang menikah dengan tujuan
menyakiti istrinya, mempermainkannya serta memeras hartanya
(Rasjid, 2014: 381)
3. Rukun dan Syarat Pernikahan
a. Calon Suami
b. Calon istri
c. Ijab qabul (ucapan penyerahan dan penerimaan)
4. Mahram (Wanita yang Haram Dinikahi)
a. Sebab-sebab haram dinikahi untuk selamanya
1) Sebab keturunan darah/keturunan/nasab
Mereka adalah:
a) Ibu
b) Nenek secara mutlak dan semua jalur atasnya
c) Anak perempuan dan anak permpuanya beserta seuma jalur ke
bawah
-
39
d) Anak perempuan dari anak laki-laki dan perempuannya beserta
semua jalur ke bawah
e) Saudara perempuan secra mutlak, anak-anak perempuan dan
anak perempuannya anak laki-laki dan saudara perempuan
tersebut brserta jalur ke bawah
f) Bibi dari jalur ayah secara mutlak berserta jalur ke atasnya
g) Anak perempuan saudara laki-laki secra mutlak
h) Anak perempuan anak laki-laki, anak perempuannya anak
perempuan beserta jalur ke bawahnya.
Allah berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 23
مْ ُكُ ت اََل َخ مْ َو ُكُ ات مَّ عَ مْ َو ُكُ ات َو ََخ أ مْ َو ُكُ ت ا َ ن َ ب مْ َو ُكُ ت ا هَ ُمَّ أ مْ كُ يْ َ ل ْت عَ َم ِ رِّ ُح
تِ ُْخ اُت اأْل َ ن َ ب َو ِ َخ اُت اأْل َ ن َ ب َو
artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-
anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang
perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan;
2) Sebab hubungan pernikahan/semenda/musharahah, mereka adalah
a) Mertua permpuan termasuk mertua tiri
b) Anak tiri, jika istri (ibunya) telah dicampuri
c) Bekas menantu perempuan
d) Bekas ibu tiri
-
40
3) Sebab hubungan persesusuan/radla’ , mereka adalah
a) Perempuan yang menyusui (ibu susuan)
b) Saudara perempuan sesusuan baik saudara sesusuan sekandung,
maupun saudara sesusuan seayah ataupun seibu.
b. Sebab-sebab Wanita menjadi Haram untuk dinikahi Sementara
Ada bebrapa sebab yang menjadikan seseorang wanita tidak boleh
dinikahi sementara waktu. Sebab-sebab itu adalah
1) Pertalian nikah
Perempuan yang masih dalam ikatan perkawinan, haram dinikahi
laki-laki lain. Termasuk perempuan yang masih ada dalam massa
iddah, baik iddah talak maupun iddah wafat.
2) Thalaq bain kubra (cerai tiga)
3) Memadu dua orang perempuan yang bersaudara
4) Berpoligami lebih dari empat
5) Perbedaan agama
5. Hikmah Pernikahan
a. Pengaturan hubungan biologis yang terjaga kemuliannya
b. Mengusahakan kecerdasan, melanjutkan keturunan, dan memelihara
nasab yang baik
c. Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh dengan sempurna dalam
melindungi putra-purtinya dengan penuh kasih sayang
-
41
d. Timbul rasa tanggung tawab dalam keluarga sehingga mendorong
kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan.
C. Metode Firing Line
1. Pengertian Firing Line
Strategi dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia yaitu taktik,
ilmu menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan
tertentu dalam berperang. Strategi juga diartikan sebagai langkah-
langkah yang dilakukan secara sistimatis dalam perang. Menurut
Makmun (2009: 220) strategi secara umum dapat didefinisikan suatu
garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Dalam memilih metode atau strategi pembelajaran Fiqih di
Madrasah Aliyah berdasarkan Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), guru diharapkan memerhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
( Ahmad, 2013: 157)
1. Berpusat pada siswa agar mencapai kompetensi yang diharapkan.
2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam
kompetensi dasar dan standar kompetensi tercapai secara utuh.
3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan
individual setiap siswa.
-
42
4. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus- menerus
menerapkan prisip pembelajaran tuntas.
5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga
siswa menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah yang dikaji.
6. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia
sehingga memberikan pengalaman belajar yang beragam.
7. Peran guru sebagai fasilisator, motivator dan narasumber.
Mel Silbermen dalam bukunya Aktif Learning menyatakan
pengertian Firing Line (Garis Tembak ) yaitu format gerakan cepat yang
dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran
(2009: 212). Firing Line menonjolkan secara terus menerus pasangan
yang berputar. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespons
secara cepat pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan
yang lain. Strategi ini merupakan strategi yang merujuk pada
pembelajaran kelompok. Dengan pembelajaran kelompok siswa akan
berinteraksi aktif dengan teman lainnya sehingga pendapat dan
pengetahuan meraka juga bertambah. Selain itu metode ini merupakan
pembelajaran kelompok yang menekankan siswa untuk bergerak dan
merespon cepat terhadap soal yang diberikan. Strategi ini merupakan
pengajaran yang terpimpin karena guru yang memimpin pelaksanaan
-
43
dan yang mengatur batas waktu dalam pengerjaan soal. Hal ini dapat
menjadikan siswa lebih mandiri dan senang dalam belajar.
2. Tujuan Firing Line
Tujuan strategi Firing Line yaitu dengan pembelajaran strategi
firing line siswa diharapkan dapat mengaktifkan siswa melalui gerkan
cepat dan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan. Dengan
pembelajaran yang menyenangkan maka dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Ruang Lingkup Firing Line
a. Siswa dan guru. Siswa dan guru merupakan subyek atau pelaku
dalam pelaksanaan strategi firing line. Siswa melaksanakan perintah
guru dan perintah dalam kartu.
b. Kelompok. Strategi firing line merupkan strategi yang dikerjakan
secara bersama-sama atau berkelompok.
c. Pergerakan cepat. Pelaksanaan strategi firing line berciri khas
gerakan perpindahan yang cepat. Siswa secara cepat menjawab
pertanyaan lalu berpindah ke deret berikutnya.
d. Berfikir. Selain pergerakan cepat juga dalam menjawab kartu
diperlukan berfikir yang cepat pula.
4. Langkah- Langkah FiringLine
-
44
Prosedur pelaksanaan metode Firing Line menurut Hamruni (2012:
173) yaitu:
a. Tentukan tujuan yang akan dicapai.
1) Peserta didik dapat saling mengetes atau melatih satu sama lain.
2) Peserta didik dapat memainkan peran situasi yang ditugaskan
kepadanya.
3) Peserta didik dapat mengajarkan satu sama lain.
b. Aturlah kursi- kursi dalamdua baris yang berhadapan, usahakan
kursi- kursi itu cukup untuk semua siswa di kelas.
c. Pisahkanlah kursi- kursi itu ke dalam kelompok- kelompok tiga
sampai lima pada setiap baris. Distribusikan pada setiap siswa
kelompok X sebuah kartu yang berisi tugas untuk dijawab
(direspons) oleh peserta kelompok Y yang ada dihadapanya.
Selanjutnya, berikanlah kartu yang berbeda kepada setiap anggota
kelompok Y.
d. Mulailah tugas pertama setelah periode waktu singkat umumkan
bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk memindahkan satu kursi
ke kiri atau ke kanan dalam kelompok. Jangan pindahkan kursi X.
Perintahkan teman X menyampaikan tugasnya kepada teman Y di
hadapanya. Teruskan untuk sebanyak mungkin tugas yang berbeda
yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya giliran kelompok Y.
-
45
5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Firing Line
Kelebihan strategi belajar Firing Line yaitu:
a. Dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran karena siswa
bergerak aktif untuk menyelesaikan suatu soal.
b. Lebih meningkatkan pemahaman siswa karena siswa dituntut untuk
menyelesaikan soal- soal yang berbeda.
c. Meningkatkan kerjasama dan rasa menghargai ketika mereka
berdiskusi atas jawaban dari teman kelompoknya (Chasan: 2013).
Kekurangan strategi belajar Firing Line yaitu:
a. Siswa yang kurang besemangat dalam belajar maka ia tidak akan
dapat mengikuti prosedur metode ini dengan baik karena strategi ini
menuntut siswa untuk bergerak dan merespon pertanyaan.
b. Strategi ini menuntut guru bisa membagi waktu dengan baik karena
dalam menyajikan materi dan pelaksanaan diburuhkan pengaturan
waktu yang baik (Chasan: 2013).
D. KKM
1. Pengertian KKM
-
46
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar
(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata
pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas
ambang kompetensi.
KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran dengan
memperhatikan :
a. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
b. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya
kompetensi dasar)
c. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar)
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mapel di satuan pendidikan.
2. Rambu-Rambu penetapan KKM
a. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.
b. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0
– 100
c. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar
maksimal, dan berupaya secara bertahap meningkatkan untuk
mencapai ketuntasan maksimal
-
47
d. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta
didik
3. Fungsi KKM
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai KD mata pelajaran yang diikuti.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran.
c. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Merupakan
kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan satuan
pendidikan dengan masyarakat.
d. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
tiap mata pelajaran.
4. Prinsip-prinsip Penetapan KKM
a. Dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap
indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik
b. KKM Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari KKM
indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut
c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam SK tersebut
-
48
d. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik
e. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan
5. Langkah-langkah Penetapan KKM
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik.
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian
c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik
6. Penetapan KKM
a. Kopleksitas
a) Tingkat Kompleksitas: (kesulitan dan kerumitan) setiap KD atau
indikator yang harus dicapai oleh peserta didik
-
49
b) Kompleksitas tinggi, apabila dalam mencapai kompetensi
diperlukan :
1) Guru (memahami kompetensi yang harus dicapai peserta
didik, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran
)
2) Waktu (cukup lama karena perlu pengulangan)
c) peserta didik (Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi)
b. Daya dukung
a) Ketersediaan Tenaga
b) Sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan
c) Biaya operasional pendidikan
d) Manajemen Sekolah
e) Kepedulian stakeholders sekolah
c. Intake (Tingkat Kemampuan Rata-rata Peserta Didik)
a) Kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB), Nilai Ujian Nasional (NUN), Rapor kelas 3
SMP, tes seleksi masuk, atau psikotes
b) Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM
peserta didik pada semester atau kelas sebelumnya (Diklat/Bimtek,
2009:20)
E. Kajian Pustaka
-
50
Peneliti menemukan penelitian yang membahas tentang metode
pembelajaran firing line yaitu EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE
THE FIRING LINE DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING
PADA MATERI PENAMAAN SENYAWA KIMIA ( Suatu eksperimen di
MA An-Nidham Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012) yang disusun oleh
Nuraini, Semarang.. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil perhitungan pada
kemampuan akhir kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran firing line diperoleh rata-rata 72,00 dan
(SD) adalah 11,81, sedangkan untuk kelas kontrol dengan setelah mendapat
perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata
64,25 dan (SD) adalah 11,91 dan t hitung= 2,923 dikonsultasikan dengan t tabel
pada α = 5 % ( 2) dk = n1 + n2 − 2 = 78 diperoleh t tabel = 1,991. Hal ini
menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho di tolak dan Ha diterima.
Artinya rata-rata hasil belajar yang diajar dengan metode pembelajaran Firing
Line lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia yang diajar dengan
pembelajaran langsung dengan metode ceramah.
Yang kedua peneliti menemukan judul IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X SMK
MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN AJARAN 2015/2016. yang di susun
oleh Dwi utari, Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut membahas tentang
pelaksanaan atau penerapan metode firing line untuk meningkatkan prestasi
-
51
belajar akuntasi keuangan siswa. Nilai rata-rata siklus I sebelum tindakan (pre
test) yaitu 51,70 meningkat menjadi 72,79 setelah adanya tindakan (post test)
dan nilai rata-rata siklus II sebelum tindakan (pre test) yaitu 52,38 meningkat
menjadi 83,23 setelah tindakan (post test). Peningkatan juga terjadi pada
ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I, hasil tes
sebelum tindakan (pre test) menunjukkan belum ada siswa yang mencapai
KKM, sedangkan pada tes setelah tindakan (post test) sebanyak 10 siswa atau
47,62% siswa telah mencapai KKM. Pada Siklus II, hasil tes sebelum tindakan
(pre test) menunjuukan 2 siswa atau 9,50% siswa dapat mencapai KKM
sedangkan pada tes setelah tindakan (post test), sebanyak 18 siswa atau 85,71%
siswa telah mencapai KKM. Ketuntasan KKM ini meningkat sebanyak 38,09%
dari tes setelah tindakan (post test) siklus I ke tes setelah tindakan (post test)
siklus kedua.
Dengan ini peneliti menemukan judul baru yaitu PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI PERNIKAHAN MENURUT ISLAM
KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMEBELAJARAN
FIRING LINE DI MA MIFTAHUSSALAM BANYUMAS 2017. Dalam
pembahasan judul ini peneliti dapat meneliti metode firing line untuk
meningkatkan prestasi belajar fiqih khusus kelas XI IPS. Sehingga peneliti
dapat mengetahui sejauh mana metode firing line dapat meningkatkan
pembelajran yang aktif pada mata pelajaran fiqih khususnya kelas XI.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dimana pada prasiklus
-
52
ada 6 peserta didik atau 28% yang tuntas sedangkan ada15 peserta didik atau
72% yang tidak tuntas, kemudian pada pelaksanaan siklus I ada 10 peserta
didik atau 47 % yang tuntas, sedangkan ada 11 peserta didik atau 53% yang
tidak tuntas, sedangkan dalam pelaksanaan siklus II ada 19 peserta didik atau
90% yang tuntas dan ada 2 peserta didik atau 10% yang tidak tuntas.
BAB III
-
53
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Madrasah
Nama Madrasah :MA PPPI Miftahussalam Banyumas
Nomor Statistik Madrasah : 131233020008
NPSN : 20364914
Kepala Madrash : Drs. Nur Abdullah, M.Pd.I
Jalan dan Nomer : Jl. raya Kejawar No. 72 Banyumas
Desa : Kejawar
Kecamatan : Banyumas
Kabupaten : Banyumas
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 53192
Telpon : (0281) 796121
Email : mamifba@gmail.com
Website : ma-banyumas.blogspot.com
Status Lembaga : Madrasah Aliyah Swasta
Akreditasi : Terakreditasi “B”
Tahun Berdiri : 1979
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
Lokasi Madrasah : Strategis
-
54
Jarak Kepusat kecamatan : 2 KM
Organisasi Penyelenggara :YayasanMiftahussalam
Banyumas
2. Sejarah MA PPPI Miftahussalam Banyumas
Sejarah berdirinya MA PPPI Miftahussalam tidak terlepas dari
sejarah berdirinya Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam
Banyumas atau pada saat berdiri bernama Pondok Pesantern Pendidikan
Islam. Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas
adalah sebuah pesantren yang didirikan atas gagasan Bapak
H.O.S.Notosuwiryo (Pensiunan Pegawai Jawatan Agama Kabupaten
Banymas)
Inisiatif ini timbul sebagai upaya mendidik para santri dalam
memahami ilmu-ilmu agama. Inisiatif ini terus bergulir dan mendapat
sambutan dari berbagai kalangan dan tokoh masyarakat di Kabupaten
Banyumas sehingga melalui GUPPI Cabang Banyumas yang pada saat itu
(1976) diketuai oleh K.H Syamsuri Ridwan berdirilah Pondok Pesantren
Pendidikan Islam Banyumas pada hari sabtu manis tanggal 17 Januari
1976/ 15 Muharram 1396 yang diresmikan oleh Bupati Banyumas
(Poedjadi Djaring Bandajuda) yang disaksikan oleh :
1. R.M. Soeharjo Soerjopranoto, Pembantu Gubernur Jawa Tengah
Daerah Karesidenan Banyumas.
-
55
2. Kolonel Zaeni Dahlan, Dan Rem 0701 Banyumas
3. Letnan Kolonel Roedjito DanDim 0701 Banyumas
4. Mayor Niat Djojosusilo, WaDanRes 911 Banyumas
5. Kisworo, Ketua DPD Golkar Dati II Kab. Banyumas
6. Drs. Djarwoto Aminoto, Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Banyumas
Areal yang digunakan pondok menempati gedung eks Karesidenan
Banyumas yang sudah lama tidak ditempati. Penyerahan tanah seluas 1,5
Ha dilakukan oleh Komando Distrik Militer 0701 Banyumas selaku
Pembantu Kuasa Perang tanggal 29 November 1976 kepada Yayasan
Pondok Pesantren Pendidikan Islam Banyumas. Adapun luas tanah yang
digunakan untuk bangunan Pondok Pesantren adalah seluas 1.496m2.
Pada awal pendirian Pondok Banyumas, pengurus yayasan
mempercayakan pondok pesantren kepada :
1. K. Mukhtar Mu’thi sebagai Pimpinan Pondok.
2. K.A.K. Hadisiswojo sebagai Wakil Pimpinan Pondok.
3. Nirkam Ahmari, BA sebagai pembantu pimpinan bidang pendidikan
merangkap keuangan bidang pendidikan.
4. K.H. Rosjichun sebagai pimpinan bidang kepondokan, pendidikan
pondok merangkap keuangan pondok.
Dibantu beberapa staff pengajar :
-
56
1. Sdr. Madjid untuk bidang Ketrampilan dan Bahasa.
2. Sdr. Ngaliman, BA. bidang studi Bahasa Inggris.
3. dr. Watori, BA. bidang studi Kesenian.
4. Sdr. Sutargo, HD. Bidang studi Fisika.
5. Sdr. Ahmad Sajidi (Penilik Somagede).
6. Sdr. Mutoyib (Kepala KUA Kec. Banyumas).
7. Ustadzah Muslihah.
Sedang yang berdomisili di Pondok adalah :
1. Keluarga K. Mukhtar Mu’thi.
2. Keluarga Nirkam Ahmari, BA.
3. Keluarga Rosjichun.
4. Keluarga Watori, BA.
Tingkat pendidikan formal pada pendirian Pondok Pesantren
Pendidikan Islam Banyumas adalah Madrasah Tsanawiyah dengan
ditambah ketrampilan – ketrampilan pada sore harinya. Adapun jenis
ketrampilan yang diberikan pada saat itu adalah
1. Ketrampilan Las : Memperbaiki perabotan kelas dan ranjang.
2. Ketrampilan Drum Band.
3. Ketrampilan membuat perkakas dapur dari triplek dan bambu.
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren, para santri datang dari
semua kecamatan dikabupaten Banyumas yaitu melalui KUA kecamatan
yang emngirim dua orang santri sehingga pada tahun pertama jumlah santri
-
57
yang mengikuti pendidikan di pondok ini berjumlah 42 orang. Mulai Tahun
Ajaran 1979/1980 Pondok Pesantren membuka pendidikan lanjutan dari
Madrasah Tsawawiyah yaitu Madrasah ‘Aliyah PPPI Miftahussalam
Banyumas.
3. Visi Misi MA PPPI Miftahussalam Banyumas
Visi : Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK. Mandiri. Adaptif. Kreatif
dan Kompetitif
Misi 1. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
2. Pembenahan Sarana Prasarana Pendidikan
3. Pembelajaran yang Efektif
4. Internalisasi Nilai-nilai Islam
B. Fasilitas Sarana Prasarana
1. Data Ruang Kelas
Data ruang kelas yang terdapat pada MA PPPI Miftahussalam
Banyumas yaitu 6 ruangan kelas. Dan setiap kelasnya terdapat meja dan
kursi sesuai jumlah siswa siswanya. Jumlah seluruh meja dan kursi didalam
kelas termasuk meja dan kursi guru yaitu 142 meja dan kusi.
2. Data Fasilitas MA PPPI Miftahussalam Banyumas
a. Ruang Lab Komputer
b. Ruang Lab Elektronika
c. Ruang Lab Fisika
-
58
d. Ruang Lab Biologi
e. Ruang Lab Kimia
f. Ruang Lab Bahasa
g. Ruang Multimedia
h. Ruang Kantor Guru dan Tata Usaha
C. Guru dan Staf
1. Data Guru dan Karyawan
No Nama TTL Jabatan
1. Drs. Nur Abdullah,
M.Pd.I
Purbalingga, 1967-
02-06
Kepala sekolah
Guru Fisika
Ka. Lab Fisika
2. Khoirul Bashor,
S.Pd.
Ponorogo,
1972-03-11
Guru TIK dan
Durussullighoh
Ka. Lab Komputer
3. Agam Egy Iriandono Banyumas, 1962-
06-20
Guru Sejarah, Geografi
dan sosiologi
Kepala keperpustakaan
4. Dwi Priatmoko,
S.Pd. Ek
Banyumas, 1974-
01-17
Guru Ekonomi dan
sosiologi
Waka Kesiswaan
-
59
5. K Kidam, S.Pd.I Banymas 1974-03-
15
Guru Penjasorkes, Akidah
Akhlak, dan SKI
Bendahara
6. Puryanto, S.Ag Banyumas, 1970-
02-08
Guru Qur’an Hadist dan
SKI
Wali kela X-1
7. n Nurchasanah, S.Pd Banyumas 1977-
03-03
Guru Biologi dan Pkn
Wali kelas XII IPS
Ka Lab Biologi
8. Dra. Ariyani
Indiastuti
Purbalingga, 1970-
01-16
Guru Fiqh dan Akidah
Akhlak
Wali Kelas XI IPA
9. Aji Susilianti, S.Pd Banyumas, 1979-
01-27
Guru Bahasa indonesia
Wali Kelas XI IPS
10. F Fajar Isnaeni, S.Pd. Banyumas, 1981-
02-09
Guru Kimia
Wali Kelas XII IPA
Ka. Lab. Kimia
11. Arif Susanto, S.Pd Banyumas, 1980-
05-11
Guru Ketrampilan dan
Seni Budaya
-
60
Waka Sarpras dan
HumasKa. Lab
Elektronika
12. A Amin Wahyudi,
S.Si., S.Pd.
Tegal, 1981-04-16
Guru Matematika
13. Prawanti, S.Pd.I Ponorogo, 1986-
10-20
Guru Durusullughoh dan
Bahasa Jawa
14. Fajar Prabawani,
S.Pd
Banjarnegara,
1988-06-29
Guru Bahasa Inggris
Wali Kelas X-2
15. Agus Priyanto Purbalingga, 1995-
03-05 Guru Bahasa Arab
16. Ahmad Mukti
Amrulloh
Banjarnegara,
1993-10-01 Guru TIK
17. Parjono Banyumas, 1966-
06-24 Kep TU
18. Arif Rahman Brebes, 1990-03-20 Staf TU
D. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah : Drs. Nur Abdullah, M.Pd.I
Kepala Tata Usaha : Parjono
Waka Kurikulum : Nurchasanah, S.Pd
Waka Kesiswaan : Dwi Priatmoko, S.Pd. Ek
-
61
Waka Sarpras dan Humas : Arif Susanto, S.Pd
Koordinator BK : Agus Suprianto
E. Obyek Penelitian
Siswa kelas XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banyumas
No Nama Jenis Kelamin
1. Almaida Putri Nahdila Syarif P
2. Ananda Surya Annisa P
3. Anti Zhubaedah P
4. Cahya Tiara Fajrianing P
5. Dinda Aptiliana P
6. Elfan Aldianto L
7. Fahrie In’Amuddin L
8. Fitrah Nadyah P
9. Infusvania Putri Prakasiwi P
10. Kisti Aulia L
11. Kurnia Rahma Dinah P
12. Lailina Lutfiyah Ninngrum P
13. Luthfi Abdullah L
14. Marina Nur Royyan Pangestika P P
-
62
15. Meliatun Umu Mawadah P
16. Nina Amalia P
17. Okta Lutfiatul Khotiah P
18. Saifudin Jailani L
19. Salsabila Ariqoh Nisa Wibowo P
20. Umniyatun Sholihah P
21. Vanya Maharani P
F. Pelaksanaan Penelitian
Dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada masing-
masing siklus, maka peneliti menyajikan definisi dari masing-masing siklus
tersebut.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2018 dengan
materi pokok Fiqh pernikahan menurut Islam.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagi
berikut:
a. Siklus 1
1) Perencanaan
a) Membuat RPP
-
63
b) Guru membuat soal-soal yang akan diberikan pada proses
pembelajaran baik untuk siswa penaya maupun penjawab.
c) Guru menjelaskan pengertian metode firing line
d) Menyusun lembar evaluasi
2) Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan Salam
b) Guru ketua kelas untuk memimpin berdoa
c) Guru mengabsen siswa
d) Appersepsi dan motivasi, yang dilakukan dengan cara tanya
jawab mengenai pengetahuan awal tentang materi Pernikahan
dalam Islam
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
berlangsung
Kegiatan Inti
a) Guru mengatur tempat duduk siswa
b) Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai metode firing line
c) Guru menyampaikan terlebih dahulu materi tentang pernikahan
menurut Islam
d) Guru membagi dalam dua kelompok yang satu sebagai
kelompok penaya dan kelompok yang satunya sebagi kelompok
penjawab
-
64
e) Guru membagikan soal-soal dalam kartu kepada kelompok
penaya maupun kelompok penjawab
f) Kelompok penaya salah satu menunjuk kepada kelompok
penjawab untuk menjawab pertanyaan yang ada dikartu
kemudian kelompok penaya membacakan soal dalam kartu
sehingga salah satu kelompok penjawab dengan cepat
menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh kelompok penaya,
sampai tiga kali pertanyaan.
g) Guru mengganti kelompok penaya menjawab pertanayaan dan
kelompok penjawab membacakan pertanyaan dalam kartu.
h) Guru mengatur kembali tempat duduk seperti awal pelajaran
i) Guru menanggapi jawaban yang dibacakan oleh kelompok
penaya maupun kelompok penjawab.
j) Guru memberikan kuis berupa soal essay
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan format observasi selanjutnya
menganalisa hasil dari tes siklus 1.
4) Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan
sementara pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1.
b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan penelitian siklus II
-
65
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Siklus II
1) Perencanaan
a) Membuat RPP
b) Guru menjelaskan kembali pengertian metode firing line
c) Guru merancang menjadi dua ke
top related