peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat...
Post on 30-Jul-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI
MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V
MIM AL-QOMARIYAH WATES KECAMATAN KLEGO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Ginanjar Adi Wibowo
11513022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrrohim. Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.
Kupersembahkan karya ini kepada :
1. Kedua orang tua ku tercinta (Bapak Suwajar dan Ibu Gunarsih) yang selalu
membimbingku, menasehatiku, memberikan do’a, kasih sayang, motivasi dan
material dalam kehidupanku.
2. Adikku tersayang (Singgih) yang telah memberikan semangat dalam
mengerjakan skripsi ini.
3. Teruntuk Khasanah Lestari yang selalu menemani, membantuku dan
menyemangatiku dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh teman seperjuangan PGMI angkatan 2013 yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
5. Teman-teman seperjuangan PPL MIN Salatiga.
6. Teman-teman KKN Kedungjati.
7. Kepala Sekolah MIM Al-Qomariyah Wates dan Bu Siti Munjayana wali kelas
V yang telah mengizinkan melakukan penelitian disekolah tersebut
8. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatNya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si,. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nur Hasanah selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
viii
6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan
ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran.
7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT. Serta tercatat sebagai amal baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, serta pembaca pada umumnya.
Salatiga, 13 September 2018
Ginanjar Adi Wibowo
115-13-022
ix
ABSTRAK
Wibowo, Ginanjar Adi. 2018. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Sifat-
sifat Bangun Datar Melalui Model Example Non Example Pada Siswa Kelas
V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.Pembimbing : Budiyono Saputro,S.Pd,M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi belajar, Matematika sifat-sifat bangun datar dan Model
Example Non Example.
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datarmelalui model
Example non Example pada siswa kelasV MIM AL-Qhomariyah Wates Kecamatan
Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Pertanyaan utama yang akan
dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model Example
Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun
datar pada siswa kelas V MIM Al-Qhomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka
penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes,
dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian
nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan
Klasikal.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar siswa untuk mata pelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar pada
siswa kelas V MIM Al-Qhomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/2018. Melalui model Example Non Example ada peningkatan
hasil belajar, hal ini dapat dilihat kondisi awal yaitu 32,14% siswa yang tuntas
belajar,pada siklus I meningkat menjadi 42,85% dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 89,28% siswa tuntas.Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan
bahwa melalui metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun datar pada
siswa kelas V MIM Al-Qhomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/2018.
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iv
MOTTO............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
F. Definisi Operasional ..................................................................... 8
G. Metode Penelitian ........................................................................ 9
xi
H. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 17
A.Kajian Materi Penelitian ................................................................ 17
B. Kajian Teori................................................................................... 21
1. Prestasi Belajar .......................................................................... 21
2. Pembelajaran Matematika ......................................................... 32
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika MI/SD ................... 33
4. Model Example Non Example ................................................... 34
C. Kajian Pustaka ............................................................................... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. 40
A. Gambaran Umum MIM Al-Qomariyah Wates ............................... 40
B. Visi dan Misi Madrasah ................................................................. 43
C. Tujuan Madrasah ............................................................................. 43
D. Data Personalia ................................................................................ 43
E. Data Siswa MIM Al-Qomariyah Wates ........................................... 45
F. Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates ............................. 46
G. Sarana Prasarana dan Fasilitas......................................................... 47
H. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 48
I. Deskripsi Prasiklus ............................................................................ 48
J. Deskripsi Siklus I .............................................................................. 49
K. Deskripsi Siklus II ........................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 58
A. Deskripsi Persiklus ......................................................................... 58
xii
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 72
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 75
A. Kesimpulan ...................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................ 76
Daftar Pustaka ................................................................................................. 77
LAMPIRAN LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar guru dan karyawan MIM Al-Qomariyah ........................................ 44
Tabel 3.2 Data Siswa di MIM Al-Qomariyah ............................................................ 45
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah .................................................. 46
Tabel 3.4 Sarana dan Fasilitas MIM Al-Qomariyah .................................................. 47
Tabel 3.5 Hasil Belajar Prasiklus. .............................................................................. 49
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus .................................................................... 58
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................................... 60
Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Siklus ................................................................. 62
Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................................ 63
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................................... 66
Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................................................. 68
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................................ 69
Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa Yang Mencapai KKM .............................................. 72
Tabel 4.9. Diagram Hasil Belajar Siswa .................................................................... 73
Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Persentase Ketuntasan Siswa ....................... 73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 11
Gambar 2.1. Persegi ................................................................................................... 18
Gambar 2.2 Persegi Panjang ...................................................................................... 18
Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki ................................................................................ 19
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi .................................................................................. 20
Gambar 2.5 Belah Ketupat ......................................................................................... 20
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MIM Al-Qomariyah Wates .................................... 42
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 10 Dokumentasi
Lampiran 11 Daftar Nilai SKK
Lampiran 12 Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan
disegala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang
pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat didalamnya baik itu
pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga
pendidik). Mutu pendidikan perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam
metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan
perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan di Indonesia
menjadi lebih baik.
Belajar adalah hal yang wajib di lakukan pada setiap orang. Karena
dengan belajar dari yang sebelumnya belum paham menjadi paham dan dari
yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti. Begitu pentingnya arti
belajar terutama menuntut ilmu di dalam Al-Qur’an dan Hadist banyak
dijelaskan mengenai hal tersebut. Salah satu surat yang berkaitan dengan
belajar adalah dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :
الوربكاقزا(2)علق هننالنساخلق(1)خلقذيال ربكبسناقزا
(5)يعلنلنهاننساالعل ن(4)بالقلنعل نال ذى(3)كزم
2
Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. 2. Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah).
3. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. 4. Yang mengajar
manusia dengan pena. 3. Dia mengeluarkan kepada manusia apa yang belum
diketahuinya (Q,S. Alaq 1-5). (Qur’an Suara Agung, 2009 : 1227)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak
akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan untuk kelangsungan
hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika
diperoleh melalui proses belajar.
Dalam peraturan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdapat Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang digunakan sebagai penilaian penentuan
kelulusan siswa yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta
mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Salah satu mata pelajaran yang sering membebani siswa dalam
menentukan kelulusan adalah pembelajaran matematika. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan.
Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika
merupakan ide-ide abstak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep
matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-
simbol tersebut. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman
penalaran yang dapat membantu dan memperjelas serta menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
3
Pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan SDM,
tenga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan
penting.Sistem pendidikan guru sebagai suatu subsistem pendidikan nasional
merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada
hakikatnya, penyelengaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua
jenjang dan satuan pendidikan ditentukan oleh factor guru, disamping
perlunya unsur-unsur penunjang lainnya (Oemar, 2002 : 5).
Adapun menurut Dimyanti, pembelajaran adalah guru secara terprogram
dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar termasuk penggunaan metode
dalam pengajaran. Lemahnya tingkat berfikir siswa saat proses belajar
mengajar untuk pelajaran matematika mengakibatkan siswa kurang
berkonsentrasi, cenderung pasif dan guru menjadi lebih aktif. Indikator
tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang kurang antusias ketika
pelajaran sedang berlangsung. Rendahnya pemusatan perhatian siswa serta
rendahnya respon umpan balik siswa terhadap pertanyaan guru.
Berdasarkan informasi di MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego
Kabupaten Boyolali. Prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
matematika belum seperti yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan masih
rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi matematika yang diajarkan.
Adapun faktor- faktor yang menyebabkan prestsi belajar siswa rendah
dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut: Model pembelajaran yang
digunakan guru kurang menarik dan tidak sesuai dengan kondisi siswa,
4
matematika dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan, pembelajaran
yang berlangsung kurang melibatkan siswa atau guru lebih aktif dari pada
siswa, guru tidak mempersiapkan alat peraga yang mendukung untuk
menjelaskan materi yang diajarkan, media yang digunakan guru kurang
bervariatif, dan pembelajaran tidak dikaitkan dengan situasi yang di alami
siswa. Akibatnya penguasaan dan pemahaman siswa pada matapelajaran
matematika pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah sampai saat ini belum
mencapai nilai yang memuaskan. Berdasarkan wawancara dengan guru mata
pelajaran matematika MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego
Kabupaten Boyolali, dapat dilihat data hasil ulangan umum menunjukkan
banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
pelajaran Matematika yaitu 65. Dari identifikasi guru matematika, hal ini
terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah
KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam pemahaman materi, dan
kurangnya kreatifitas guru dalam penyampaian materi.
Melihat faktor ataupun permasaahan diatas, maka diperlukan suatu
strategi pembelajran yang tepat agar tujuan pembelajran matematika
khususnya pada materi sifat- sifat bangun datar dapat tercapi sesuai yang
diharapkan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang menempatkan
siswa sebagai pusat pembelajran sehingga siswa dapat berperan aktif selama
pembelajran. Untuk menaggulangi permasalahan tersebut peneliti dan guru
5
memutuskan untuk menggunakan model Example Non Example sebagai
solusi yang tepat dalam permasalahan yang ada dikelas V MIM Al-
Qomariyah Wates kecamatan Klego Kab. Semarang.
Model Example Non Example ini dipilih karena merupakan suatu model
yang efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Dengan demikian dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih kongret sehingga tujuan pembelajaran dapat
berjalan secara bermakna dan dapat tercapai secara optimal.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi
Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Model Example Non Example Pada
Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model
Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar
6
melalui model Example Non Example pada siswa kelas V MIM Al-
Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Edi Prayitno (2010: 35) mengartikan hipotesis tindakan sebagai
tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan
adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti berdasar kajian
pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi
masalah itu. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model Example
Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi sifat-
sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Kecamatan Klego
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran matematika melalui model Example Non Example
dikatakan berhasil jika indikator yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Adapun indikator keberahsilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
7
a. Secara Individu
Siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu > 65 pada mata pelajaran matematika
materi sifat-sifat bangun datar.
b. Secara Klasikal
Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelenjutan
dari siklus I ke siklus II dan berhenti apabila 85% dari total siswa
dalam satu kelas mendapat nilai > 65 (Trianto, 2009: 21)
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dharapkan dapat memeberikan manfaat kepada banyak
pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Pembelajaran melalui model Example Non Example
diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan pendidikan, serta sebagai bahan masukan untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan
pembelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam mengajar dengan pembelajaran yang
8
inovatif. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat menanamkan
kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran aktif inovatif
dan menyenangkan.
b. Bagi Siswa
Manfaat penerapan model pembelajaran Example Non
Example bagi siswa adalah prestasi belajar siswa pada
pembelajaran matematika dapat meningkat. Sehingga nilai siswa
pada mata pelajaran matematika dapat mencapai Standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 85% dari total seluruh
siswa.
F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu
(Faturrohaman, 2012: 139). Sedangkan menurut tohirin dalam sumber
yang sama mengatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dalam
penelitian ini adalah sebuah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan
proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
2. Matematika
Matematika adalah ilmu atau tentang perhitungan angka untuk
menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah, 2011 : 17).
9
Pada penelitian ini pembelajaran matematika materi bangun datar. Bangun
datar merupakan bangun yang seluruh bagiannya terletak pada bidang
(permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi
(Sunarjo, 2007: 100). Setiap bangun datar memiliki berbagai macam dan
sifat-sifat yang membedakan antara bangun datar satu dengan bangun
datar lain.
3. Model Example Non Example
Model Example Non Example adalah taktik yang dapat digunakan
untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama 2014 : 97). Model
Example Non Example penting karena suatu definisi konsep adalah suatu
konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada
sifat fisiknya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2014 :58) PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau menignkatkan
kualitas pembelajaran. PTK sebagai penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas) merumuskan PTK
sebagai penelitain tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan
dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas pembelajaran (Basrowi, 2008 : 28).
10
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Arikunto, 2014: 16).
Adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada skema berikut:
Penelitian tindakan kelas memilki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua
siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya. Setiap siklus
dirancang dengan melalui tahapan: perencanaan, pelaksanaan,observasi,
dan refleksi.
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Bertempat di kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan
Klego Kabupaten Boyolali.
b. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan siswa kelas V MIM Al-Qomariyah
Wates dengan jumlah siswa 28 siswa yang terdiri dari 21 siswa
laki-laki dan 7 siswa perempuan.
c. Waktu Penelitian
1) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018
2) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018
11
3. Langkah-langkah Penelitian
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008 :16)
Model atau desain yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas yaitu dengan model Kemmis & McTaggart. Dimana salah satu
siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflection). Secara rinci prosedur pelaksanaan
PTK ini sebagai berikut :
a) Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan adalah sebuah rancangan sebelum
dilaksanakannya tindakan. Perencanaan pembelajaran
dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan hasil diskusi
dengan guru kelas V MIM Al-Qomariyah. Tahapan
perencanaan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
12
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ) yang memuat seluruh konsep kegiatan
pembelajaran
2) Menyiapkan bahan ajar
3) Menyiapkan alat-alat pembelajaran
4) Membuat lembar observasi guru
5) Membuat lembar observasi siswa
6) Menyusun tes formatif untuk siswa
b) Tahap Tindakan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap
perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
c) Tahap Pengamatan
Dalam kegiatan ini observer melakukan pengamatan,
pencatatan dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya
pembelajaran terutama pada siswa sambil mengerjakan
lembar observasi yang telah disiapkan.
d) Tahap Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan
refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui
13
ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan
sesudah tindakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Tes
Tes merupakan sebuah alat pengukur data yang penting dalam
suatu penelitian. Karena tes dalam penelitian ini akan dijadikan
sebagai acuan pedoman penilaian setelah pembelajaran berlangsung.
Peneliti mempersiapkan soal-soal tes yang diberikan setelah siswa
melakukan pembelajaran. Tes dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada setiap siklus.
b. Metode Observasi
Observasi merupakan proses pengambilan data dalam
penelitian ketika peneliti melihat situasi dalam sebuah penelitian.
Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi maupun interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi
kelompok (Uno, 2012: 90). Peneliti melakukan observasi dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan
pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut
dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa pada tiap siklus. Lembar observasi digunakan untuk mencatat
hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
14
c. Metode Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik
memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada
saat proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan
guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode diskusi
kelompok dan media pembelajaran boneka tangan akan terekam
dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan
pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan
sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Lembar Soal
Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan
guru. Dari hasil soal tes tersebut maka dapat kita ketahui
sejauh mana pembelajaran tersebut telah berhasil. Untuk
mengukur hasil belajar siswa peneliti menggunakan soal tes
fomatif yang dibuat sesuai dengan metode pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui
perkembangan penelitian serta berbagai pedoman untuk
15
melakukan pengamatan dikelas. Lembar observasi berupa
checklist tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru
bersama siswa.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa
kuantitatif menggunakan deskriptif sederhana dalam perhitungan prestasi
belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam
materi sifat-sifat bangun datar. Untuk menilai rata-rata tes formatif
digunakan perhitungan dengan rumus :
X=
Keterangan :
X = Nilai rata-rata siswa
x = Jumlah nilai siswa
N = Jumlah Siswa
Untuk mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan
menggunakan rumus persentase (Sugiono, 2010: 43).
P =
Keterangan :
P= Jumlah nilai siswa dalam persen
16
F= Jumlah nilai siswa
N= Jumlah seluruh siswa
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembeaca dalam mengikuti
uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis akan memaparkan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Kajian pustaka, pada bab ini akan menjelaskan tentang belajar
dan prestasi belajar, model Example Non Example, Ruang lingkup
pembelajaran matematika SD/MI dan Sifat-sifat bangun datar.
BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini memuat tentang
gambaran umum MIM Al-Qomariyah Wates dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasill penelitian, bab ini memuat tentang deskripsi hasil
penelitian persiklus beserta pembhasanya.
BAB V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Materi Penelitian
1. Sifat-sifat Bangun Datar
Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat
penting ketika kita akan mempelajari geometri. Penggunaan dalam
kehidupan sehari-hari sangat diperlukan. Bangun datar suatu bangun
geometri yang berbentuk rata atau berbentuk dua dimensi yang memiliki
ukuran panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Bangun
datar memiliki berbagai macam jenis. Supaya dapat membedakan antara
bangun datar satu dengan bangun datar yang lain kita dapat mempelajari
bagaimana sifat-sifat dari masing-masing bangun datar.
a. Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat sisi sama
panjang. Sifat-sifat persegi yaitu : memiliki 4 sudut siku-siku 90,
semua sisinya sama panjang, kedua diagonal tegak lurus dan sama
panjang.
18
Gambar 2.1. Persegi
( Sumber : Dokumen Pribadi )
b. Persegi Panjang
Persegi panjang merupakan bangun datar yang mempunyai sisi
berhadapan sama panjang dan empat titik sudut siku-siku. Adapun
sifat-sifat dari persegi panjang adalah : sisi yang berhadapan sama
panjang, dan keempat sudutnya 90.
Gambar 2.2 Persegi Panjang
( Sumber : Dokumen Pribadi )
19
c. Segitiga Sama Kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya
sama panjang. Sifat dari segitiga sama kaki yaitu: memiliki dua sudut
yang sama besar, mempunyai satu sumbu simetri, dan mempunyai dua
sisi yang sama panjang.
Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki
(Sumber : Dokumen Pribadi)
d. Segitiga Sama Sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang. Sifat-sifat dari segitiga sama sisi yaitu memiliki tiga sisi sama
dan memiliki sudut sama besar yaitu 60.
20
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
(Sumber : Dokumen Pribadi)
e. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama
panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. Sifat-
sifat dari bangun datar belah ketupat yaitu semua sisinya sama
panjang, sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak
sama panjang dan berpotongan tegak lurus.
Gambar 2.5 Belah Ketupat (Sumber : Dokumen Pribadi)
21
B. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata belajar memang tidak bisa dipisahkan dalam dunia
pendidikan. Karena baik guru maupun siswa harus tetap terus belajar.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya
(Pupuh, 2015 : 5).
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar
supaya mengetahui dan dapat melakukan sesuatu (Jumanta, 2016 : 28).
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai adanya
perubahan pada diri seseorang baik berubah pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan,
serta perubahan aspek-aspek yang lainnya pada individu yang belajar
(Trianto,2010 : 9).
Dari berbagai pendapat diatas maka kita dapat menyimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
tadinya belum tahu menjadi tahu, yang tadinya belum bisa menjadi
bisa dan yang tadinya belum paham menjadi paham. Hasil perubahan
perilaku seseorang dapat dilihat ketika seorang tersebut mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.
22
Sedangkan prestasi belajar dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
hasil usaha (Zainal, 1992 : 2). Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang sangat potensial dalam sejarah manusia karena
sepanjang tentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Menurut Sumadi Suryabrata (2006 : 297) prestasi merupakan
nilai perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan
belajar siswa dalam masa tertentu. Jadi prestasi belajar adalah hasil
usaha siswa selama masa tertentu melakukan kegiatan.
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di
dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi
lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan
kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun
dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan
baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang
mengelola program pendidikan ( Atmoko, 2013:5-6).
Berdasarkan beberapa pendapat dari pengertian prestasi belajar
maka dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan sebuah
hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran
dalam kurun waktu tertentu.
23
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar adalah salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut :
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu
yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi beberapa yaitu :
a) Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah merupakan faktor yang sangat
berpengaruh pada hasil belajar seseorang. Karena ketika
keadaan jasmani seseorang dalam keadaan yang segar akan
menimbulkan semangat belajar siswa. Namun sebaliknya
ketika keadaan jasmani seorang lelah maka akan menghambat
proses pembelajaran.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan keadaan belajar
seorang anak (Slameto, 1987: 56). Faktor psikologis yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu :
(1) Intelegensi
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
24
pada lingkungan dengan tepat. Jadi, intelegensi bukan
hanya permasalahan otak saja namun kualitas organ-organ
tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa
peranan otak dalam suatu intelegensi menjadi salah satu hal
yang menonjol.
(2) Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan-kegiatan yang diminati siswa akan diperhatikan
secara terus menerus dan disertai rasa senang.
Minat mempunyai peranan besar terhadap belajar.
Karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak
sesuai dengan minat siswa maka siswa akan belajar dengan
tidak sungguh-sungguh dan akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa.
(3) Perhatian
Perhatian juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Perhatian sifatnya sementara
dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang.Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya
walaupun sebenarnya mereka tidak tertarik terhadap suatu
pembelajaran.
25
(4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Bakat
baru bisa ditemui ketika seorang siswa sudah belajar. Bakat
sangat mempengaruhi hasil belajar karena jika
pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa tidak sesuai
dengan bakat mereka maka hasil yang didapatkan akan
tidak maksimal. Namun sebaliknya ketika pembelajaran
sesuai dengan bakat siswa tersebut maka hasil belajar akan
lebih baik dan siswa akan lebih giat lagi dalam belajar.
(5) Kesiapan
Kesiapan merupakan kesediaan memberikan respon
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran karena jika siswa belajar dan sudah pada
tingkat kesiapannya maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani
terlihat dengan lunglainya tubuh dan seorang siswa tersebut
cenderung membaringkan tubuh atau mudah tertidur.
Kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan
dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan belajar yang baik dapat hilang.
26
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar
individu yang sedang belajar. Faktor ekstern meliputi :
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
Cara orang tua mendidik mempengaruhi hasil belajar
anak di sekolah. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama. Ketika orang tua kurang
memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak
kurang berhasil dalam belajarnya.
Selanjutnya, relasi antaranggota keluarga yang
terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu,
relasi anak dengan saudaranya juga mempengaruhi hasil
belajar anak. Untuk itu demi kelancaran belajar serta
keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam
keluarga anak tersebut.
Suasana rumah turut menjadi salah satu faktor
keberhasilan belajar siswa. Ketika suasana rumah ramai tidak
akan memberi ketenangan anak belajar dan hal ini nantinya
akan berdampak pada keberhasilan belajar anak.
27
Kemudian keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya belajar anak. Anak yang sedang belajar selain
harus terpenuhi kebutuhan pokok juga memerlukan fasilitas
belajar yang cukup.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah juga memiliki peranan penting dalam
keberhasilan belajar siswa. Faktor sekolah meliputi :
(1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang
kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar yang
kurang baik.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kegiatan itu berupa menyajikan
bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Ketika kurikulum
terlalu padat kegiatannya maka akan berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
diatas, peneliti menggunakan faktor ekstern berupa penggunaan model
pembelajaran Example Non Example. Pelaksanaan pembelajaran ini
28
menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
matematika.
c. Penilaian prestasi belajar
1) Pengertian penilaian
Setiap jenjang pendidikan selain merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran juga harus melakukan penilaian
hasil belajar sebagai upaya untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Sebelum kita mengetahui apa yang dimaksud
dengan penilaian hasil belajar, terlebih dahulu kita mengetahui apa
makna dari penilaian.
Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang
karakteristik seseorang atau objek untuk menentukan seberapa jauh
mereka mencapai tujuan pembelajaran (Kusaeri, 2012: 16).
Penilaian merupakan sebuah proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi dari hasil belajar baik tes
maupun nontes (Jumanta, 2016: 190).
29
Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan
penilaian adalah suatu cara atau usaha untuk mendapatkan informasi
sejauh mana siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
Sedangkan penilaian hasil belajar adalah suatu usaha seorang
guru untuk melihat sejauh mana kemampuan atau perubahan perilaku
seseorang yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar.
Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk mengumpulkan
informasi melalui proses pengukuran dan non pengukuran yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa,
perbaikan program dan perbaikan proses pembelajaran.
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap mata
pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut namun
penekanannya selalu berbeda (Sutaryat, 2015: 59). Berikut penjelasan
dari masing-masing ranah yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan
berfikir siswa. Dalam ranah kognitif terdiri dari
kemampuan mengghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, menyintesis dan kemampuan mengevaluasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap,
minat, konsep diri, nilai dan moral. Dalam ranah afektif
30
sangat erat hubungannya dengan minat dan sikap yang
dapat terbentuk dari tanggung jawab.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui ketrampilan yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik.
d. Tujuan Penilaian Hasi Belajar
Tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut (Jumanta, 2016 :190) :
1) Mengetahui peringkat pencapaian kompetensi siswa sebagai hasil
dari proses pembelajaran.
2) Mengetahui efektivitas proses-proses pembelajaran.
3) Mengetahui ketetapan dan efektivitas program pembelajaran.
4) Mengetahui ketepatan teknik, bentuk dan kualitas instrument yang
digunakan.
Selain itu, tujuan dari penilaian hasil belajar bertujuan untuk dapat
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada waktu
selanjutnya.
e. Jenis-jenis penilaian
Penilaian pembelajran pada umumnya mencakup Pre Test,
penilaian proses dan Post Test. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut
ini :
31
1) Pretest (Tes Awal)
Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa
sebelum guru memberikan materi pembelajaran yang akan
dibahas. Pre Test memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre Test
memegang peranan yang cukup penting dalam proses
pembelajaran.
2) Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan untuk dapat mengetahui
kualitas pembelajaran atau dapat mengetahui sejauh mana
siswa mengerti apa yang telah disampaikan oleh guru.
Penilaian proses dapat dikatakan berhasil apabila siswa
mampu mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal sampai
akhir dengan baik.
3) Post Test
Penilaian post test dilakukan pada akhir pembelajaran
tepatnya setelah guru menyampaikan materi. Post test
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil perkembangan
siswa dalam belajar.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan ketiga jenis penilaian
tersebut. Peneliti menggunakan soal pretest untuk mengetahui tingkat
32
belajar siswa sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan. Kemudian penilaian proses peneliti menilai siswa ketika
proses pembelajaran sedang berlangsung sesuai dengan RPP yang
telah dibuat. Setelah dilakukan penilaian proses diadakan post test
untuk mengetahui hasil akhir setelah siswa melakukan proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
SD/MI. Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani yaitu mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata
lain yang hampir sama yaitu mathein yang artinya belajar (berfikir). Jadi
berdasarkan asal katanya, matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir atau bernalar (Andi, 1980: 3).
Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman
belajar kepada siswa melakukan serangkaian kegiatan yang terencana
sehingga siswa memperoleh pengetahuan tentang matematika yang
dipelajari, cerdas, keterampilan, mampu memahami dengan baik bahan
yang diajarkan (Muhsetyo, 2002: 30).
Pembelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila suatu
pengajaran dipengaruhi oleh faktor yang terangkum dalam sistem
pembelajaran. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu
33
pengajaran salah satunya adalah penggunaan metode atau model
pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat maka akan berdampak
pada hasil belajar siswa. Karena siswa belajar menggunakan aktivitas fisik
dan mental. Maka penggunaan model pembelajaran matematika pada
jenjang sekolah dasar sangat diperlukan karena sesuai dengan tahap
berpikir anak. Penggunaan model pembelajaran yang tepat siswa akan
lebih menghayati dalam belajar matematika secara nyata berdasarkan
fakta yang jelas dan dapat dilihatnya.
3. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika di MI/SD
Adapun ruang lingkup pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri,
pengukuran dan pengolahan data. Mata pelajaran matematika mencakup
tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri (Bandi, 2009: 3).
Kompetensi dalam bilangan ditentukan pada kemampuan memahami
konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta
menggunakannya dalam pecahan sehari-hari.
Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan
mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan
sifat-sifat, keliling, luas, volume dalam pemecahan masalah. Pengelolaan
data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan
membaca data.
34
Materi mata pelajaran kelas V semester 2 tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Kurikulum Matematika MI/SD Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
5. Menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah
5.1. Mengubah pecahan ke bentuk
persen dan desimal serta sebaliknya.
5.2.Menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk
pecahan.
5.3. Mengalikan dan membagi
berbagai bentuk pecahan.
5.4. Menggunakan pecahan dalam
masalah perbandingan dan skala.
Geometri dan Pengukuran
6. Memahami sifat-sifat bangun
dan hubungan antar bangun
6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar.
6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang.
6.3. Menentukan jaring-jaring
berbagai bangun ruang sederhana.
6.4. Menyelidiki sifat-sifat
kesebangunan dan simetri
6.5. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan
bangun ruang sederhana.
4. Model Example Non Example
a. Pengertian Model Example Non Example
Model Example Non Example merupakan salah satu pendekatan
Group Investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan
35
perolehan hasil akademik. “Tipe pembelajaran ini dimaksudkan
sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan
menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih
dicirikan oleh penghargaan kooperatif (Muslimin, 2000: 3).
Model Example Non Example merupakan model yang
mengajarkan konsep pada siswa untuk belajar mengerti dan
menganalisis sebuah konsep. Example Non Example adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Jumanta,
2014: 97).
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk
mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang
terdiri atas Example dan Non Example dari suatu definisi konsep yang
ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada.
Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
suatu materi yang sedang dibahas. Sedangkan Non Example
memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Penggunaan model Example Non Example merupakan suatu
alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa.
Maka diperlukan suatu usaha guru untuk meningkatkan dan
menumbuhkan siswa dalam berkomunikasi yaitu guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa (Syarifah,2016: 54).
36
Model Example Non Example merupakan model pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Example
Non Example menggunakan pendekatan yang menggunakan media
gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan
mendorong siswa untuk berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan.
Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih
melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya (Jumanta, 2014:
98). Penerapan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat
bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran siswa diharapkan akan aktif dan termotivasi
untuk belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
model Example Non Example adalah model pembelajaran alternatif
yang diambil dari contoh, kasus, atau gambar yang relevan dengan
kompetensi dasar. Siswa diberikan kesempatan dalam kelompok kecil
untuk mendiskusikan contoh gambar yang diberikan oleh guru dan
mempresentasikannya didepan teman-temannya.
Penggunaan gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat
menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat
mengenai apa yang ada didalamnya. Model Example Non Example
37
salah satu teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Komponen utama model Example Non Example adalah
digunakannya media dalam mendukung proses pembelajaran. Media
yang digunakan dalam model Example Non Example salah satunya
adalah media gambar yang berhubungan dengan kompetensi dasar
yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan MI/SD.
Media gambar yang digunakan berupa contoh gambar pembelajaran
yaitu tentang sifat-sifat bangun datar.
b. Langkah-langkah model Example Non Example
Menurut Agus Suprijono (2009 : 125), langkah-langkah model
pembelajaran Example Non Example, diantaranya berikut ini :
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan merupakan gambar
relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi
dasar.
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
LCD atau OHP. Pada tahap ini, guru juga dapat meminta bantuan
siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat sekaligus
pembentukan kelompok siswa.
38
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswaa
untuk menganalisis gambar yang telah disajikan secara seksama.
Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar
yang sedang diamati siswa.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil
diskusi melalui perwakilan kelompok masing-masing.
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7) Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai tujuan pembelajaran.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Example Non Example
1. Kelebihan Model Example Non Example
a) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.
b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c) Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya.
2. Kekurangan Model Example Non Example
a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b) Memakan waktu yang cukup lama.
C. Kajian Pustaka
39
Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang
relevan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Nike Oktavia
Penelitian yang dilakukan oleh Nike Oktavia (2014) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa materi pembelajaran bangun ruang
dengan menggunakan model Example Non Example pada siswa kelas V
SD Negeri 42 Kota Jambi Pembelajaran matematika materi bangun datar
mengalami peningkatan. Rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I
mengalami peningkatan sebesar 20% dengan nilai rata-rata 5,4 dan siklus II
sebesar 80% dengan nilai rata-rata 7,1. Kemudian pada siklus III
meningkat menjadi 100% dengan nilai rata-rata 84,3. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil
belajar materi pembelajaran bangun datar.
2. Penelitian oleh Sobari
Penelitian yang dilakukan oleh Sobari (2014) untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa menggunakan media gambar pada siswa kelas
VA MI “Al-Husna Kecamatann Karawaci Kota Tangerang. Pembelajaran
matematika materi sifat-sifat bangun datar mengalami peningkatan. Rata-rata
kelas hasil belajar siswa 59,42 pada siklus I siswa tuntas belajar 57,69%
kemudian pada siklus II meningkat sebesar 100%.
40
3. Penelitian oleh Ginanjar adi wibowo
Penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar adi wibowo untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun datar melalui
model Example Non Example pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Pada siklus 1 belum memenuhi kriteia
yang di tetapkan maka dilanjutkan pada siklus ke 2. Hasil belajar siklus 2
diperoleh data siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 25 (89,28%) siswa dan
yang belum tuntas 3 (10,71%) siswa. Dengan nilai rata-rata 82,67 dari daata
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus ini telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas
dihentikan pada siklus 2 karena kriteri ketuntasan sudah tercapai.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIM Al-Qomariyah
1. Sejarah dan Letak Geografis MIM Al-Qomariyah
41
MI Qomariyah Wates terletak di Dukuh Wates. Kelurahan Bade,
Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Gedung tersebut tepatnya di sebelah
timur jalur masuk desa kurang lebih 100 meter dari jalan raya.
MI Qomariyah Wates berasal dari pindahan Madrasah Diniyah yang
didirikan di lingkungan Masjid Jami’ Wates. Pada awalnya Madrasah Diniyah
tersebut diprakarsai oleh Bp. Marto Umar, Bp. Prewito, Bp. Djumadi, Bp. Mat
Yusuf dan beberapa tokoh lain sebelum tahun 1949. Pada tahun 1949
pengelola Madrasah Diniyah mendapatkan tanah perwakafan dari Bp. Mat
Yusuf yang luasnya lebih kurang 1007 meter persegi. Dengan modal swadaya
masyarakat Wates akhirnya mendirikan bangunan di atas tanah seluas 264
meter persegi yang terdiri dari 252 meter persegi dengan bangunan kelas, 12
meter persegi untuk kantor. Dengan adanya gedung baru itu maka Madrasah
Diniyah yang semula dilingkungan Majid Jami’ Wates itu pindah ke lokasi
baru sampai sekarang ini.
Adapun perubahan status Madrasah Ibtidaiyah adalah atas usul para
sesepuh dan umat islam Muhammadiyah Wates. Jadilah nama Madrasah
Ibtidaiyah tersebut menjadi MIM Al-Qomariyah Wates. Atas usul dan
permohonan masyarakat Wates kepada pemerintah dan akhirnya pemerintah
disetujui dengan adanya keputusan tentang :
1. Nomor Madrasah : 112330915143
2. Status Madrasah : Disamakan (TMT 30 November 2010)
42
Terakreditasi B (TMT 16 Juni 2005)
3. Berdiri Tanggal : 15 April 1949
4. Badan Pendiri : Umat Islam
5. Alamat Madrasah : Wates, Bade, Klego, Boyolali
Dalam perkembangannya MI Qomariyah Wates dari tahun ke tahun
telah mengalami perubahan pengelola atau orang yang menjabat sebagai
Kepala Madrasah. Adapun struktur organisasi di MIM Al-Qomariyah Wates
secara lengkap sebagai berikut.
43
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi MIM Al-Qomariyah Wates
(Sumber : Sejarah MIM Al-Qomariyah Wates)
2. Kondisi Fisik
Gedung Madrasah Ibtidaiyah Qomariyah Wates terdiri dari tiga bagian
utama. Bangunan utama terdiri dari 6 lokal yang dipakai sebagai tempat
proses pembelajaran, yaitu ruang kelas I (satu) sampai dengan kelas VI
(enam). Dua bangunan terpisah digunakan sebagai kantor guru, perpustakaan,
kantor administrasi dan ruang kepala madrasah. Selain itu didukung pula oleh
bangunan penunjang yang lainnya yaitu 3 kamar kecil dan juga tempat parkir.
Bangunan ini bersifat permanen.
KEMENTERIAN AGAMA
KET. KOMITE KEPALA DESA KEPALA MADRASAH
WALI MURID MASYARAKAT WAKASEK
MURID
MASYARAKAT
GURU
44
B. Visi dan Misi Madrasah
1. Visi Madrasah
“Terwujudnya generasi islam yang cerdas, terampil, beriman dan
bertaqwa”
2. Misi Madrasah
Mewujudkan pendidikan yang berkualitas islami, rajin belajar dan sholat
serta faham terhadap perintah dan larangan Allah.
C. Tujuan MIM Al-Qomariyah
1. Terealisasinya sistem pendidikan yang bermutu, relevan, dan efisien
sesuai SNP.
2. Terealisasinya sistem transparan, partisipatif, efektif dan efisien.
D. Data Personalia
MIM Al-Qomariyah Wates memiliki tenaga pendidik 14 orang yang
terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran dan kepala madrasah serta
memiliki 1 karyawan sekolah.
45
Tabel 3.1
Daftar guru dan karyawan MIM Al-Qomariyah
NO Nama Jabatan Pendidikan
Terakhir
Status
1. Alif Syarifudin, S.Pd.I Kepsek S1 PNS
2. Siti Munjayana, S.Pd.I Guru S1 PNS
3. Hartatik Susilowati,
S.Pd.I
Guru S1 PNS
4. Lamiyah, S.Pd.I Guru S1 GTY
5. Hartatik Susilowati,
S.Pd.I
Guru S1 GTY
6. Marsudi, S.Pd.I Guru S1 GTY
7. Untung Samodro,S.Pd.I Guru S1 GTY
8. Sajidin, A.Ma Guru S1 GTY
9. Wahniyatun, S.Pd.SD Guru S1 GTY
10. Novita Ningtias, S.Pd Guru S1 GTY
11. Arifah, S.Pd Guru S1 GTY
12. Nadifah
Utamaningdyah, SE
Guru S1 GTY
13. Triani, SE Guru S1 GTY
14. Lilik Suntarni, S.Pd.I Guru S1 GTY
15. Ismadi Karyawan SMA Karyawan
46
E. Data Siswa MIM Al-Qomariyah
Tabel 3.2
Data Siswa di MIM Al-Qomariyah
No Kelas Jumlah Siswa 2017/2018 Wali Kelas
L P J
1. 1A 10 10 20 Wahniyatun, S.Pd.SD
2. 1B 10 7 17 Novita Ningtias, S.Pd
3. 2 9 16 25 Hartatik S., S.Pd
4. 3A 11 9 20 Lamiyah, S.Pd.I
5. 3B 13 5 18 Arifah, S.Pd
6. 4A 20 20 Nadifah
Utamaningdyah, SE
7. 4B 18 18 Sajidin, A.Ma
8. 5 21 7 28 Siti Munjayana,
S.Pd.I
9. 6A 13 6 19 Marsudi, S.Pd.I
10. 6B 13 5 18 Lilik Suntarni, S.Pd.I
47
F. Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates
Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V MIM Al-
Qomariyah Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa kelas V adalah 28
siswa dengan keterangan 21 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Berikut
nama siswa kelas V MIM Al-Qomariyah :
Tabel 3.3
Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Febri Widianto Laki-laki
2. Amalia Nurina Perempuan
3. Aska Maulana Laki-laki
4. Bagas Saputra Laki-laki
5. Bayu Al-Friansyah Laki-laki
6. Dafa Eka Ardianto Laki-laki
7. Damar Prasetyo Laki-laki
8. Fahri Awalukman Laki-laki
9. Farid Setiawan Laki-laki
10. Intan Anugrawati Perempuan
11. Ladhiva Intan Lestari Perempuan
12. Nova Ramadanni Perempuan
13. Octaviana Syarifa R Perempuan
14. Reza Dwiandika Laki-laki
15. Sugeng Prasetyo Laki-laki
16. Iqbal Putra Andika P Laki-laki
48
17. Fikri Kurniawan Laki-laki
18. Rafiq Aditya Permana Laki-laki
19. Rasya Aditya Permana Laki-laki
20. Rizqika Khoyrunisa Perempuan
21. Daniel Mahesto Laki-laki
22. Adhittya Adha Fadhilla Laki-laki
23. Arrijal Afifa Rahmatul Laily Laki-laki
24. Qayla Sabina U Perempuan
25. Sakha Adnan Firmansyah Laki-laki
26. Abdul Hakim Laki-laki
27. Ridho Jati Laki-laki
28. Fajar Ari Setiawan Laki-laki
F. Sarana Prasarana dan Fasilitas
Tabel 3.4
Sarana dan Fasilitas MIM Al-Qomariyah
No Nama Barang Kondisi Jumlah
Baik Rusak
1. Ruang Kelas 10 - 10
2. Ruang Kepala
Madrasah
1 - 1
3. Ruang Guru 1 - 1
4. Ruang UKS 1 - 1
5. Toilet Guru 1 - 1
6. Toilet Siswa 2 - 1
49
7. Mushola 1 - 1
8. Gudang 1 - 1
G. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika kelas V tahun
pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan
menggunakan jam mata pelajaran sesuai pelajaran di MIM Al-Qomariyah
Wates. Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
1. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018
2. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018
H. Deskripsi Prasiklus
Penelitian prasiklus ini dilakukan pada hari rabu 11 April 2018 dikelas
V MIM Al-Qomariyah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen nilai dari wali kelas tentang
mata pelajaran matematika dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa masih banyak siswa
yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Hasil tersebut diketahui nilai
siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 17 siswa nilainya masih
dibawah standar KKM. Sedangkan sisanya 11 siswa sudah memenuhi
standar KKM atau diatas KKM.
50
Tabel 3.5
Hasil Belajar Siswa Prasiklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 FW 65 50 Belum Tuntas
2 ANI 65 65 Tuntas
3 AM 65 65 Tuntas
4 BS 65 40 Belum Tuntas
5 BAF 65 80 Tuntas
6 DEA 65 58 Belum Tuntas
7 DP 65 76 Tuntas
8 FA 65 60 Belum Tuntas
9 FS 65 61 Belum Tuntas
10 IA 65 50 Belum Tuntas
11 LEL 65 60 Belum Tuntas
12 NR 65 40 Belum Tuntas
13 OSR 65 80 Tuntas
14 RD 65 50 Belum Tuntas
15 SP 65 70 Tuntas
16 IPAP 65 50 BelumTuntas
17 FK 65 40 Belum Tuntas
18 RAP 65 50 Belum Tuntas
19 RAP 65 40 BelumTuntas
20 RK 65 60 Belum Tuntas
21 DM 65 30 Belum Tuntas
22 AAF 65 30 Belum Tuntas
23 AARL 65 66 Tuntas
24 QSU 65 56 Belum Tuntas
25 SAF 65 70 Tuntas
26 AH 65 65 Tuntas
27 RJ 65 50 Belum Tuntas
I. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester II tanggal 24
April 2018. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam
(2 x 35 menit) yang diikuti oleh 28 siswa. Pelaksanaan setiap siklus dalam
penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan. yaitu dengan tahapan perencanaan
28 FAF 65 60 Belum Tuntas
Rata-rata Kelas 56, 14
Persentase Ketuntasan 32,14 %
Persentase Ketidaktuntasan 67,85 %
51
(planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
pada siklus I sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
b. Menyiapkan bahan ajar
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran
d. Membuat lembar observasi guru
e. Membuat lembar observasi siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilakukan pada hari Selasa 24 April 2018 dengan
materi pembelajaran sifat-sifat bangun datar. Pada siklus ini peneliti
menggunakan model pembelajaran Example Non Example. Tahap-
tahap yang dilakukan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam kemudian dilanjutkan guru
mengajak siswa berdo’a.
52
2) Guru mengkondisikan siswa kemudian mengabsen
kehadiran siswa.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru bertanya benda-benda yang berbentuk bangun
datar baik dirumah maupun disekolah.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Guru menyampaikan secara singkat garis besar materi
sifat-sifat bangun datar.
2) Guru menjelaskan metode Example non Example.
Elaborasi :
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
setiap kelompok terdiri 4 siswa.
2) Guru menyajikan gambar-gambar dipapan tulis.
3) Guru memberi petunjuk atau memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendiskusikan gambar-gambar
yang telah ditampilkan.
4) Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok
untuk membacakan hasil diskusi materi sifat-sifat
bangun datar.
5) Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
53
Konfirmasi :
1) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja
masing-masing kelompok.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan agar siswa bertambah semangat dalam
belajar.
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
aktif dalam kelompok
4) Siswa masing-masing mengerjakan soal yang telah
diinstruksikan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana
hasil pembelajaran masing-masing.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan
memberikan tugas.
3) Mengajak semua siswa berdo’a untuk menutup
pembelajaran.
4) Guru mengucapkan salam.
54
3. Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap
observasi dan pengamatan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar menggunakan model Example non
Example dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini
bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan model
Example non Example. Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Di akhir kegiatan
pembelajaran dari hasil penilaian diketahui nilainya mencapai KKM
sebanyak 11 siswa. Sedangkan nilai yang masih dibawah standar KKM
sebanyak 19 siswa. Berdasarkan hasil refleksi ini, dapat diketahui
kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I
sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-
masalah yaitu :
a) Masih banyak siswa yang belum aktif dalam berdiskusi.
b) Sebagian siswa masih ada yang asik bercerita dengan teman
sebelahnya.
55
J. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 28 April
2018. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran matematika kelas V semester II tahun pelajaran 2017/2018. Siklus II
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35
menit) yang diikuti oleh 28 siswa. Rincian tiap tahap kegiatan yang dilakukan
selama proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
b. Menyiapkan bahan ajar.
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi guru.
e. Membuat lembar observasi siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilakukan pada hari Sabtu 28 April 2018 dengan
materi sifat-sifat bangun datar. Siklus ini peneliti menggunakan
model Example Non Example. Tahap-tahap yang dilakukan
sebagai berikut :
56
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru mengajak siswa untuk berdo’a.
3) Guru mengkondisikan siswa kemudian mengabsen
kehadiran siswa.
4) Guru bertanya benda-benda yang berbentuk bangun datar
baik dirumah maupun disekolah.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Guru menyampaikan secara singkat garis besar materi
sifat-sifat bangun datar.
2) Guru menjelaskan metode Example Non Example.
Elaborasi :
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok setiap
kelompok terdiri dari 4 siswa.
4) Guru menyajikan gambar-gambar pada papan tulis.
5) Guru memberi petunjuk atau memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendiskusikan gambar-gambar yang
telah disampaikan.
6) Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk
membacakan hasil diskusi materi sifat-sifat bangun datar.
57
7) Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran supaya dapat memperkuat pemahaman siswa
tentang sifat-sifat bangun datar.
Konfirmasi :
1) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-
masing kelompok.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan agar siswa bertambah semangat dalam belajar.
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
aktif dalam kelompok.
4) Siswa masing-masing mengerjakan soal yang telah
diinstruksikan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana
hasil pembelajaran masing-masing.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
tugas.
3) Mengajak semua siswa berdo’a untuk mengakhiri
pembelajaran.
4) Guru mengucapkan salam.
58
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model
Example Non Example. Aspek pengamatan dalam siklus II ini
sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru
dan siswa.
4. Refleksi
Terlaksananya siklus II diketahui adanya peningkatan dari
siklus I dan berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada
pembelajaran dengan model Example Non Example. Siswa mulai
fokus dalam belajar, siswa mulai serius dalam memperhatikan
pembelajaran dan siswa mulai teratur dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran matematika menggunakan model Example Non
Example.
Berdasarkan hasil pembelajaran siswa dapat diketahui bahwa
nilai yang didapat lebih baik dari siklus I. Pembelajaran pada siklus II
telah mencapai standar KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan
yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai
yang diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85,5
dari jumlah siswa. Untuk itu tidak perlu mengadakan tindak
lanjut dengan memberikan perbaikan pada siswa
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus. Penelitian ini menggunakan model Example Non Example
dan tes tertulis untuk mengukur hasil belajar matematika. Hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Siswa
a. Prasiklus
1) Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Prasiklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 FW 65 50 Belum Tuntas
2 ANI 65 65 Tuntas
3 AM 65 65 Tuntas
4 BS 65 40 Belum Tuntas
5 BAF 65 80 Tuntas
6 DEA 65 58 Belum Tuntas
7 DP 65 76 Tuntas
8 FA 65 60 Belum Tuntas
9 FS 65 61 Belum Tuntas
10 IA 65 50 Belum Tuntas
11 LEL 65 60 Belum Tuntas
12 NR 65 40 Belum Tuntas
13 OSR 65 80 Tuntas
14 RD 65 50 Belum Tuntas
15 SP 65 70 Tuntas
16 IPAP 65 50 BelumTuntas
17 FK 65 40 Belum Tuntas
18 RAP 65 50 Belum Tuntas
19 RAP 65 40 BelumTuntas
60
20 RK 65 60 Belum Tuntas
21 DM 65 30 Belum Tuntas
22 AAF 65 30 Belum Tuntas
23 AARL 65 66 Tuntas
24 QSU 65 56 Belum Tuntas
25 SAF 65 70 Tuntas
26 AH 65 65 Tuntas
27 RJ 65 50 Belum Tuntas
Berdasarkan data diatas nilai pra siklus dapat diperoleh data dengan
jumlah siswa tuntas yaitu sebanyak 9 siswa dan 19 siswa yang belum tuntas.
Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65.
Jadi pada kegiatan pembelajaran tersebut menghitung persentase
ketuntasan sebagai berikut :
Persentase Ketuntasan =
x 100%
= 32,14%
2) Refleksi
Pada hasil pra siklus terdapat 9 (32,14%) siswa tuntas belajar dan
19 (67,85%) siswa yang belum tuntas. Berdasarkan data yang
diperoleh, pada kegiatan prasiklus siswa belum mampu berkonsentrasi
penuh mengikuti pembelajaran. Karena guru kurang bervariatif dalam
menyajikan materi.
28 FAF 65 60 Belum Tuntas
Rata-rata Kelas 56, 14
Persentase Ketuntasan 32,14 %
Persentase Ketidaktuntasan 67,85 %
61
b. Siklus I
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 FW 65 50 Belum Tuntas
2 ANI 65 65 Tuntas
3 AM 65 80 Tuntas
4 BS 65 50 Belum Tuntas
5 BAF 65 80 Tuntas
6 DEA 65 50 Belum Tuntas
7 DP 65 70 Tuntas
8 FA 65 70 Tuntas
9 FS 65 60 Belum Tuntas
10 IA 65 50 Belum Tuntas
11 LEL 65 60 Belum Tuntas
12 NR 65 50 Belum Tuntas
13 OSR 65 80 Tuntas
14 RD 65 60 Belum Tuntas
15 SP 65 80 Tuntas
16 IPAP 65 65 Tuntas
17 FK 65 80 Tuntas
18 RAP 65 50 Belum Tuntas
19 RAP 65 40 BelumTuntas
20 RK 65 60 Belum Tuntas
21 DM 65 65 Tuntas
22 AAF 65 30 Belum Tuntas
23 AARL 65 60 Belum Tuntas
24 QSU 65 60 Belum Tuntas
25 SAF 65 50 Belum Tuntas
26 AH 65 65 Tuntas
27 RJ 65 60 Belum Tuntas
Berdasarkan data diatas nilai siklus I dapat diperoleh data
dengan jumlah siswa tuntas yaitu sebanyak 12 siswa dan 16 siswa
yang belum tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa
28 FAF 65 65 Tuntas
Rata-rata Kelas 61,15
Persentase Ketuntasan 42,85%
Persentase Ketidaktuntasan 57,14%
62
yang mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh diatas yaitu 61,15.
Jadi pada kegiatan pembelajaran tersebut menghitung
persentase ketuntasan sebagai berikut :
Persentase Ketuntasan =
x 100%
= 42,85%
2) Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa
dari 28 siswa terdapat 12 (42,85%) siswa tuntas dan 16 (57,14%)
siswa yang belum tuntas dengan rata-rata 61,15. Berdasarkan data
siklus I dari hasil pembelajaran menggunakan model Example
Non Example terjadi peningkatan hasil belajar 5,01%.
Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa setelah
melaksanakan pembelajaran model Example Non Example hasil
belajar siswa meningkat namun belum maksimal dan belum
memenuhi ketuntasan secara klasikal yaitu 85%. Tindakan yang
harus dilakukan guru untuk siklus berikutnya adalah guru harus
memberi motivasi lebih kepada siswa karena dalam pembelajaran
siswa masih ada yang belum aktif dalam berdiskusi serta guru
harus lebih tegas kepada siswa yang asik bercerita dengan teman
sebelahnya.
63
3) Lembar Observasi Siswa Siklus I
Tabel 4.3
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Kriteria Penilaian Terhadap
Siswa
SKOR
A B C
1. Merespon Apersepsi yang
telah diberikan
2. Memperhatikan penjelasan
guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Berani mengungkapkan
pendapat
5. Bertanggung jawab kepada
tugas yang diberikan guru
6. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
7. Keaktifan partisipasi dalam
pemecahan masalah
8. Kerjasama siswa dalam
kegiatan kelompok
9. Menyimpulkan pelajaran
yang telah dipelajari
Bersama
10. Mengerjakan evaluasi
64
Keterangan Skor : Rentang Nilai :
A= 4 : Baik 10 – 35 = Kurang
B = 3 : Cukup 36- 60 = Cukup
C = 2 : Kurang 61- 90 = Baik
Pada lembar observasi siswa siklus I, siswa rata-rata melakukan kegiatan
mendapatkan nilai cukup berdasarkan dari masing-masing kriteria penilaian.
4) Lembar Observasi Guru siklus I
Tabel 4.4
Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang di amati SKOR
A B C Kemampuan Guru
Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi
awal
3. Memberikan apersepsi
(kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan
pelajaran yang akan
dipelajari
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan
tidak mengganggu
perhatian siswa
8. Antusiasme dalam
penampilan
9. Menarik perhatian siswa
dalam proses pembelajaran
menggunakan model
65
Example Non Example
10. Memberikan perhatian
yang sama antar kelompok
Penguasaan Materi
Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan
sesuai dengan langkah-
langkah yang
direncanakan dalam RPP
12. Kejelasan dalam
menjelaskan materi ajar
13. Kejelasan dalam
memberikan contoh dari
materi
14. Mampu memberikan
variasi dalam
menyampaikan materi ajar
dengan model Example
Non Example
Kegiatan belajar
mengajar
15. Penyajian materi ajar
sesuai dengan tujuan dan
indikator yang telah
ditetapkan
16. Mendemonstrasikan
langkah-langkah kegiatan
belajar Example Non
Example
17. Memfasilitasi siswa
selama kegiatan belajar
melalui Example Non
Example
18. Ketepatan dalam
penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
Evaluasi pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan
tujuan yang telah
ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan
sesuai RPP
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
66
21. Meninjau kembali materi
yang telah diberikan
22. Memberi kesempatan
untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
23. Memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut
24. Memberikan tugas kepada
siswa baik individu
maupun kelompok
25. Menginformasikan materi
yang akan dipelajari
berikutnya
Keterangan Skor : Rentang Nilai :
A= 4 : Baik 10 – 35 = Kurang
B = 3 : Cukup 36- 60 = Cukup
C = 2 : Kurang 61- 90 = Baik
Pada penilaian lembar observasi guru siklus I, mendapatkan hasil penilaian
dengan kategori cukup. Hal ini bisa dilihat pada banyaknya nilai pada kategori cukup.
c. Siklus II
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 FW 65 80 Tuntas
2 ANI 65 90 Tuntas
3 AM 65 80 Tuntas
4 BS 65 90 Tuntas
5 BAF 65 80 Tuntas
6 DEA 65 90 Tuntas
7 DP 65 80 Tuntas
67
8 FA 65 90 Tuntas
9 FS 65 80 Tuntas
10 IA 65 90 Tuntas
11 LEL 65 80 Tuntas
12 NR 65 60 Belum Tuntas
13 OSR 65 90 Tuntas
14 RD 65 90 Tuntas
15 SP 65 90 Tuntas
16 IPAP 65 80 Tuntas
17 FK 65 90 Tuntas
18 RAP 65 85 Tuntas
19 RAP 65 50 Belum Tuntas
20 RK 65 90 Tuntas
21 DM 65 90 Tuntas
22 AAF 65 80 Tuntas
23 AARL 65 90 Tuntas
24 QSU 65 90 Tuntas
25 SAF 65 80 Tuntas
26 AH 65 85 Tuntas
27 RJ 65 60 Belum Tuntas
Berdasarkan data diatas nilai siklus II dapat diperoleh data
dengan jumlah siswa tuntas yaitu sebanyak 25 siswa dan 3 siswa yang
belum tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang
mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh diatas yaitu 82,67.
Jadi pada kegiatan pembelajaran tersebut menghitung
persentase ketuntasan sebagai berikut :
Persentase Ketuntasan =
x 100%
= 89,28%
2) Refleksi
28 FAF 65 90 Tuntas
Rata-rata Kelas 82,67
Persentase Ketuntasan 89,28%
Persentase Ketidaktuntasan 10,71%
68
Hasil siklus II, berdasarkan indikator keberhasilan klasikal
yaitu 85% maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada
siklus II ini sudah berhasil karena 89,28% <85%.
3) Lembar Observasi Siswa Siklus II
Tabel 4.6
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Kriteria Penilaian
Terhadap Siswa
SKOR
A B C
1. Merespon Apersepsi yang
telah diberikan
2. Memperhatikan penjelasan
guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Berani mengungkapkan
pendapat
5. Bertanggung jawab kepada
tugas yang diberikan guru
6. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
7. Keaktifan partisipasi dalam
pemecahan masalah
8. Kerjasama siswa dalam
kegiatan kelompok
9. Menyimpulkan pelajaran
yang telah dipelajari bersama
10. Mengerjakan evaluasi
Keterangan Skor : Rentang Nilai :
A= 4 : Baik 10 – 35 = Kurang
B = 3 : Cukup 36- 60 = Cukup
69
C = 2 : Kurang 61- 90 = Baik
Pada lembar observasi siswa siklus I, rata-rata penilaian yang
diberikan adalah kriteria pada cukup. Hal ini dapat kita lihat pada tabel
diatas.
4) Lembar Observasi Guru Siklus II
Tabel 4.7
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang di amati SKOR
A B C Kemampuan Guru
Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi
(kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan
pelajaran yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran
menggunakan model Example
Non Example
10. Memberikan perhatian yang
sama antar kelompok
Penguasaan Materi
Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan
70
materi ajar
13. Kejelasan dalam memberikan
contoh dari materi
14. Mampu memberikan variasi
dalam menyampaikan materi
ajar dengan model Example
Non Example
Kegiatan belajar mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai
dengan tujuan dan indikator
yang telah ditetapkan
16. Mendemonstrasikan langkah-
langkah kegiatan belajar
Example Non Example
17. Memfasilitasi siswa selama
kegiatan belajar melalui
Example Non Example
18. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu yang disediakan
Evaluasi pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan sesuai
RPP
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang
telah diberikan
22. Memberi kesempatan untuk
bertanya dan menjawab
pertanyaan
23. Memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut
24. Memberikan tugas kepada
siswa baik individu maupun
kelompok
25. Menginformasikan materi yang
akan dipelajari berikutnya
71
Keterangan Skor : Rentang Nilai :
A= 4 : Baik 10 – 35 = Kurang
B = 3 : Cukup 36- 60 = Cukup
C = 2 : Kurang 61- 90 = Baik
Pada lembar observasi guru siklus II, mengalami peningkatan karena rata-
rata guru sudah melakukan dengan baik tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan RPP.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Data dibawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui 2 siklus. Berikut rangkaian data siswa mengalami peningkatan dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.8.
Hasil Belajar Siswa Yang Mencapai KKM
Uraian Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Rata-rata
Frekuensi % Frekuensi %
Prasiklus 9 32,14% 19 67,85% 56,14
Siklus I 12 42,85% 16 57,14% 61,15
Siklus II 25 89,28% 3 10,71% 82,67
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan presentase
hasil belajar siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik dibawah ini :
72
Tabel 4.9
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika materi sifat-sifat
bangun datar mengalami peningkatan dengan menggunakan model Example Non
Example. Prasiklus jumlah siswa yang tuntas adalah 9 siswa, kemudian siklus I
setelah menggunakan model Example Non Example yang tuntas adalah 12 siswa dan
pada siklus II siswa yang tuntas meningkat kembali menjadi 25 siswa.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Peningkatan Persentase Ketuntasan Siswa
No. Siklus Persentase
Ketuntasan
Peningkatan
Persentase Ketuntasan
1. Prasiklus 32,14%
2. Siklus I 42,85% 10,71%
3. Siklus II 89,28% 46,43%
73
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas V
MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar mengalami peningkatan
sebesar 10,71% dari Persentase ketuntasan sebelumnya pada tahap prasiklus sebesar
32,14% menjadi 42,85% pada siklus I. Dan pada siklus II mengalami peningktan lagi
sebesar 46,43% dari persentase ketuntasan sebelumnya pada siklus I sebesar 42,85%
menjadi 89,28% pada siklus II.
Seperti halnya, penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh
Nike Oktavia (2014) untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pembelajaran
bangun ruang dengan menggunakan model Example Non Example pada siswa kelas
V. Pembelajaran matematika materi bangun datar mengalami peningkatan. Rata-rata
kelas hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 20% dengan
nilai rata-rata 5,4 dan siklus II sebesar 80% dengan nilai rata-rata 7,1. Kemudian pada
siklus III meningkat menjadi 100% dengan nilai rata-rata 84,3. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar
materi pembelajaran bangun datar.
Dengan adanya penelitian terdahulu dapat membuktikan bahwa model
Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata
pelajaran matematika yang materinya sesuai ketika menggunakan model Example
Non Example.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas V materi sifat-sifat bangun datar MIM Al-Qomariyah Wates
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018. Hasil
penelitian ini menunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi belajar
matematika materi sifat-sifat bangun datar. Terbukti dengan adanya
peningkatan hasil prasiklus sebelum dilakukan tindakan, siswa hanya
mencapai 32,14% dengan rata-rata prasiklus 56,14. Sedangkan pada siklus I
mencapai 42,85% dengan rata-rata 61,15. Siklus II yaitu 89,28% dengan rata-
rata 82,67. Pencapaian pada prestasi belajar matematika yang terakhir yaitu
89,28% dari total keseluruhan siswa yang tuntas belajar dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan 85% dari total keseluruhan siswa. Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan di MIM Al-Qomariyah Wates dinyatakan
berhasil.
75
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Madrasah
Sebaiknya pihak madrasah terutama pada bagian sarana dan
prasarana memberikan sarana dan prasarana penunjang agar proses
dalam belajar mengajar terlaksana dan efektif dalam melaksanakan
belajar hasilnya maksimal
2. Guru
a. Guru selalu memberikan motivasi belajar sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan.
b. Guru melakukan sebuah inovasi sehingga pada saat proses
pembelajaran siswa tidak mudah bosan.
c. Guru dapat menggunakan model Example Non Example pada
pembelajaran matematika kelas V materi sifat-sifat bangun
datar.
3. Siswa
a. Siswa harus lebih aktif lagi dalam mengikuti pembelajaran
supaya tidak terhalang rasa takut dan ketidaktahuan. Karena
dengan keaktifan dan berani bertanya maka akan meningkatkan
hasil belajar.
b. Bagi siswa yang masih kesulitan belajar diharuskan meminta
jam pelajaran tambahan kepada guru.
76
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim. Nasoetion. 1980. Landasan Matematika. Jakarta : Bhatara Karya
Aksara.
Arifin, Zainal. 1992. Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Bumi Aksara
Basrowi, Suwandi. 2008, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Faturohman, Pupuh. 2012. Strategi Belajar Mengajar:Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami.
Bandung: Pt Refika Aditama.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Grafika.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Kusaeri, 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prayitno, Edi. 2010. Penyusunan Proposal Tindakan Kelas dalam Pembelajaran
Matematika di SD. Pusat Pengembangan Pemberdayaan dan Tenaga
Kependidikan.
Qur’an Suara Agung. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Qur’an Suara
Agung.
Slameto, 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Syarifah, Habibah. 2016. Pengunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Siswa.Banda Aceh : Jurnal Pesona
Dasar
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
77
Sunarto, 2007. Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus, 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi, 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Sutaryat. 2015.
Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progesif. Jakarta : Prenada
Media Group
Uno, Hamzah. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM; Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik. Jakarta : Bumi Aksara.
top related