geo scan tiwei
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 2D
DI KP. PT. BORNEO OMEGA GRUPE KABUPATEN PASIR, PROPINSI KALIMANTAN
TIMUR
DIBUAT UNTUK
PT. BORNEO OMEGA GRUPE
OLEHGEOCONSULT
MEI 2008
1 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN1
BAB II . METODOlOGI PENELITIAN2
2.1. Alat Yang Digunakan2
2.2. Metode Akuisisi Data Lapangan3
2.3. Pengolahan Data Tahanan Jenis3
2.4. Interpretasi Data
BAB III. HASIL SURVEI3.1. Blok Tiwe 43.3.1 Hasil Inversi 2 D (Profile)
43.3.2 Perhitungan Volumetrik 7 BAB. KESIMPULAN 8
2 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar. 2.1. Konfigurasi elektroda survey geolistrik tahanan jenis 2D2. Gambar. 2.2. Susunan elektroda untuk konfigurasi 3. Gambar. 3.1. Distribusi Lintasan Blok Tiwe4. Gambar. 3.2. PROFILE Tiwe 15. Gambar. 3.2. PROFILE Tiwe 26. Gambar. 3.3. PROFILE Tiwe 37. Gambar. 3.4. PROFILE Tiwe 4
3 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
BAB I. PENDAHULUAN
Pendugaan keadaan bawah permukaaan bumi dengan metode resistivitas
merupakan salah satu metode geofisika yang sering diterapkan. Metode
ini merupakan metode geofisika yang sering digunakan dalam penelitian
untuk mengetahui keberadaan batubara. Penelitian dengan menggunakan
metode resistivitas ini biasanya menggunakan survei resistivitas 2-D (dua
dimensi) karena mudah dalam teknik pengerjaan di lapangan dan akurat.
Dari hasil pengolahan data, penyebaran harga resistivitas yang didapat
berupa penampang secara vertikal dan penyebaran secara horizontal.
Metode geolistrik adalah metode yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Metode
ini melibatkan pengukuran potensial dan arus yang terjadi secara alamiah
maupun akibat injeksi. Beda potensial diantara kedua elektroda tersebut
selain tergantung pada besarnya arus yang diinjeksikan, juga tergantung
pada letak kedua elektroda potensial tersebut terhadap letak kedua
elektroda arus yang dipakai. Dalam hal ini juga pengaruh sifat-sifat batuan
yang melewati arus listrik tersebut. Hal ini menjadi penting karena tujuan
dari pengukuran geolistrik ini adalah mempelajari sifat listrik batuan
tersebut. Dengan demikian keberadaan batubara dapat diidentifikasi
dengan metode geolistrik. Pada metode geolistrik ini akan didapat suatu
nilai resistivitas batuan ( ) yang akan menunjukkan jenis batuan yang
diamati. Pada metode ini akan diketahui harga tahanan jenis pada
masing-masing lapisan batuan dan hasil ini kemudian dipakai sebagai
dasar untuk menafsirkan jenis batuan masing-masing lapisan dan jumlah
batuan tersebut.Keberadaan batubara biasanya pada kedalaman tertentu,
sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk melakukan identifikasi
batuan. Pada eksplorasi kali ini akan digunakan metode geolistrik dengan
4 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
pendekatan model dua dimensi (2D), dengan Konfigurasi Wenner-
Schlumberger.
BAB II. METODOlOGI PENELITIAN
2.1. Alat Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data lapangan adalah :
1. Resistivitimeter tipe Nainura NRD 22S
2. GPS
3. Elektroda Potensial dan Arus
4. Kabel Penghubung
5. Meteran
2.2. Metode Akuisisi Data Lapangan
Metode Akuisisi data lapangan yang dipergunakan dalam penelitian adalah
konfigurasi Wenner-Schlumberger, cara ini dipakai untuk mengetahui
Variasi harga tahanan jenis secara lateral dan vertikal, seperti pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 berikut,
5 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
Gambar 2.1. Konfigurasi elektroda survey geolistrik tahanan jenis 2-D
(Loke, 1995)
Gambar 2.2. Susunan Elektroda Untuk Konfigurasi
Wenner-Schlumberger (Loke, 2004)
Untuk nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity) diperoleh dengan
persamaan:
= K ,
dengan K = n (n+1) a
K: faktor geometri,
a: spasi elektroda,
V: beda potensial,
I: kuat arus
2.3. Pengolahan Data Tahanan Jenis
Hasil pengukuran di lapangan diteruskan ke perhitungan untuk
menentukan harga tahanan jenis semu. Setelah diketahui tahanan jenis
semu, kemudian dibentuk pemodelan dua dimensi menggunakan program
res2dinv dan untuk mendapatkan bentuk tiga dimensi beserta volumetrik,
didapat melalui rekontruksi menggunakan program rockwork2004.
2.4. Interpretasi Data
Untuk Memperoleh hasil interpretasi yang lebih baik, maka diperlukannya
data penunjang yaitu data geologi daerah penelitian serta literature
mengenai harga tahanan jenis batuan. Dari hasil pengolahan data telah
diketahui nilai-nilai tahanan jenis serta kedalaman/ketebalan lapisan
6 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
bawah permukaan setiap tttik pengukuran. Untuk mengetahui jenis
batuan serta litologi daerah penelitian, maka dilakukan korelasi antar titik
pengukuran berdasarkan nilai-nilai tahanan jenis yang diperoleh dengan
data geologi serta literatur yang ada.
BAB III. HASIL SURVEI
3.1. BLOK TIWE
Pada Blok Tiwe dilakukan pengukuran tahanan jenis sebanyak 4 lintasan
(line). Daerah yang disurvei pada Blok Tiwe ini adalah melingkupi 72
hektare. Sedangkan distribusi lintasan dan topografi daerahnya adalah
seperti terlihat pada Gambar 3.1 berikut
Gambar 3.1. Distribusi Lintasan Blok Tiwe
3.3.1. HASIL INVERSI 2D (PROFILE)
7 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
Profile yang dihasilkan setelah dilakukan pengolahan adalah sebagai
berikut: batubara terdeteksi diberi tanda kotak ( ) pada skala
resistivitasnya, diberi tanda anak panah ( ) pada gambar profilenya.
Gambar 3.2. PROFILE TIWE 1 (Line-1)
8 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
Gambar 3.3. PROFILE TIWE 2 (Line-2a)
Gambar 3.23. PROFILE TIWE 3 (Line 2b)
Gambar 3.4. PROFILE TIWE 4 (Line 3)
Pada Blok Tiwe dapat ditafsirkan bahwa keberadaan seam batubara adalah
sangat potensial hal ini dapat dilihat pada profile yang dihasilkan (Gambar
9 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
3.21, 3.22, 3.23, 3.24). Dimana dari profile-profile yang dihasilkan
mengindikasikan keberadaan seam batubara yang menerus, terutama
pada Profile 1, 2, dan 3, dengan ketebalan sekitar 2.5 s/d 3,0 meter.
Dengan kemiringan lapisan bervariasi antara 300 s.d 350 di lintasan 1, 2
dan 3 sedangkan di linatasan 4 mempunyai kemiringan lapisan yang tinggi
700. Keterdapatan batubara terekam dikedalaman antara 2 meter s/d 15
meter.
3.3.2. PERHITUNGAN VOLUMETRIK
Untuk mengestimasi cadangan batubara, maka langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan cara mengitung volume cadangan. Langkah
selanjutnya adalah dengan mengalikan volume cadangan dengan harga
masa jenisnya (berat jenis) maka akan didapatkan cadangan batubara
(berat).Perhitungan volumetrik dilakukan dengan menggabungkan seluruh
PROFILE yang dihasilkan ke dalam Program Rockwork2004 dengan hasil
sebagai berikut:
Batubara yang teridentifikasi berwarna coklat muda ( dengan harga
tahanan jenis 800 – 2000 ohm meter) dan coklat tua (harga tahanan jenis
3000 – 5500 ohm meter)
Dari Gambar lintasan 1,2 3, dan 4 tersebut diperkirakan/estimasi batubara
pada Blok Towe terdiri atas 2 seam. Seam pertama mempunyai cadangan
batubara 1.610.550 ton, dan seam yang kedua 370.395 ton. Jadi total dari
dua seam tersebut adalah 1.980.945 ton, dengan luas daerah yang
disurvei adalah 72 hektare.
10 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
BAB IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran lapangan, prosessing data dan pemodelan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Untuk Blok Tiwe daerah yang terukur meliputi luas 72 hektare, pada blok
ini mempunyai potensi cadangan batubara yang menjanjikan sekitar
1.980.945 ton, yang terdiri atas dua seam yang mempunyai nilai tahan
jenis yang berbeda, dengan ketebalan antara 2,5 s/d 3 meter. Kedalaman
berkisar antara 2 meter s/d 15 meter.
11 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D
12 LAPORAN AKHIR EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODA GEOLISTRIK RES 2D