makalah ct scan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris
bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr Alan Cormack. Hal ini segera
menjadi andalan untuk mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan besar
ini mereka ini, Hounsfield dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah
Nobel pada tahun 1979. CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan
secara luas pada tahun 1974. Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian
dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang
spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan
sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat
disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus
benda padat.Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu
pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir
seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam
dalam film sinar-x. Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang ndustry
dan kedokteran. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk
mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan
jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek
yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga
didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan
yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk
mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka
dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed
Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron,
sinar gamma dan sinar-x.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian CT Scan ?
2. Apa tujuan dari CT Scan ?
3. Sebutkan bagian-bagian dari CT Scan ?
4. Bagaimana prinsip kerja CT Scan?
5. Bagaimana system computer dan system control ?
6. Bagaimana peta distribusi besaran fisis ?
7. Apa saja kegunaan dari CT Scan ?
8. Apa kekurangan dari CT Scan ?
9. Bagaimana penatalaksanaan CT scan ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian CT Scan
2. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan
3. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan
4. Untuk menjelaskan tentang prinsip kerja CT Scan
5. Untuk menjelaskan tentang system computer dan system control
6. Untuk mengetahui tentang peta distribusi besaran fisis
7. Untuk mengetahui kegunaan dari CT Scan
8. Untuk mengetahui kekurangan dari CT Scan
9. Untuk menjelaska tentang penatalaksanaan CT scan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila
dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan
waktu tertentu. CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang
tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan
infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus.
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan.
Berat badan klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien
dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat
kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus
dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan
dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab
pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat
kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada
riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka
pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi
3
zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam
keadaan normal.
B. Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik
scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope.
C. Bagian-bagian CT Scan
Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber
radiasi, sistem deteksi, manipulator mekanis, dan komputer beserta
penampil. Fungsi
Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa
generator sinar X atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan,
salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah
kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat menurutku)
dengan talium (kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris
gerak pemayaran yang bergantung pada keduduan CT-Scan.
Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian
ditayangkan pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang
lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi obyek yang
di mayar atau di scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital
printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.
D. Prinsip Kerja CT Scan
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila
dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan
waktu tertentu. Sinar x tersebut akan melewati jaringan tubuh yang diperiksa
dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh
yang dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda densitasnya.
Inilah yang akan direkonstruksi oleh sistem komputer yang canggih sehingga
menghasilkan suatu potongan gambar organ tubuh. Kira- kira seperti itulah
definisi alat CT-Scan.
4
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang
dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi.
Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat
detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan
yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar
rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut
proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan
memakai waktu 4,5 menit. Dari sumber yang aku baca prinsip kerja atau cara
kerja dari alat CT-Scan ini sekilas tampak sederhana namun jika
memperdalam hingga akar-akarnya sangatlah rumit. Dan kompleks. Berkas
radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas
secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam
bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh
jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT-Scan, untuk
menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan
melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi
oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan
yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra
dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
E. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol
Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT
Scanner, yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan
mengkonstruksi gambar tomografi. Komputer terdiri atas processor, array
processor, harddisk dan sisteminput-output. Processor atau CPU (unit
pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan
instruksi, melakukakaan eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil dalam
memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe
komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer,
namun harus memenuhi unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner.
Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software.
5
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua
buah monitor dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan
viewer station dan keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation
Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol
beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya
arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk
memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol
yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard copy film, magnetic
tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan untuk
mendiagnosa hasil scanning.
F. Peta distribusi besaran fisis
Citra yang dihasilkan oleh CT-Scan secara matematis dapat dipandang
sebagai peta distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi
tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang
besarnya dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada
perangkat display dalam representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan
(grayscale) sehingga peta ini tampak sebagai gambar hitam putih di layar
monitor. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat
keabuan paling tinggi merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil,
sebaliknya bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling
kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang
ditampilkan ini bersesuaian dengan besaran fisis yang disebut koefisien
atenuasi linear (linear attenuation coefficient) dan diberi lambang mu.
Besarnya mu ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom (Z)
dan energi radiasi (E). Jumlah intensitas radiasi terusan, selain ditentukan
oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.
Singkatnya, gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat
dipandang sebagai peta distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan
warna atau derajat keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan
peta distribusi kerapatan internal obyek yang di scan.
6
G. Kegunaan CT Scan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi
gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan
komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli
radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat
bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil
“gambar” dari potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan
detail pada daerah tertentu. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi
otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus.
1. CT-SCAN OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal
potongan :4 – 5 mm infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata
7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai
tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang
kepala. Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM,
aneurysma.
2. CT-SCAN HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras,
dilanjutkan dengan axial scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller
distren (2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar hipofise
normal ; 5mm bila tumor besar/ makroadenoma) F.O.V kecil (160-200)
mulai dari procesus clinoideus anterior sampai dorsum sellae.
3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang
a. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm
sejajar dengan axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang
os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang tinggi)
b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup
seluruh os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi tulang dan soft
tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi
tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses
abnormalnya.
7
4. CT-SCAN ORBITA
Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior
sampai dinding superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus
atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa dan dengan
kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh
cavum orbita. Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa
kontras, dicetak dalam kondisi soft tissue dan tulang pada daerah fraktur.
F.O.V. kecil (160-200).
5. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH
Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi
dengan filter agak tinggi (lebih tinggi dari otak) dan pallatum sampai
sinus frontalis, sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan kontras bolus,
kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus
vertebrae cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari
pembesaran kelenjar. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm,
tergantung besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical vertebrae
sejajar dengan dinding posterior nasoprynx F.O.V. 250mm, potongan
coronal kadang perlu dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi
basis cranii.
Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak
rendah, garis axial dimulai dari mandibula keatas.
Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan
sepotong gabus,agar pada potongan coronal lidah tidak menyatu dengan
pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya axial dan
coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.
Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat
coronal dahulu tanpa dan dengan bolus kontras, baru kemudian dibuat
axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah, sebaiknya dibuat axial
dahulu baru cornal.Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan
akan memberi informasi baik.
8
6. CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA
Potongan pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin
trachea 1-2, sejajar dengan pita suara.
Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai
dari batas atas sampai batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar,
dibuat potngan leher 5mm post bolus kontras (delayed scan) F.O.V. 160-
200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
7. CT-SCAN THYROID
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi
bagian bawah biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa
dan dengan bolus kontras, kemudian di ulang / delayed scan untuk
mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah
seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan
teknik MPR (Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan
coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus
kontras sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.
8. CT-SCAN SINUS PARANASALIS
Teknik High Resolusi
Sinusitis: Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm
1/2 bagian posterior, mulai dari os.nasale sampai dengan nasopharynx,
potongan axial dari dasar sinus maxillaries sampai sinus frontalis 3-5mm,
tanpa bahan kontras, kondisi soft tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200)
F.O.V 200-250mm
Tumor sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus
sampai nasopharynx / tumor habis tanpa dan dengan kontras, kemudian
axial 3-5mm dari dasar sinus sampai sinus frontalis / mencakup seluruh
tumor, kondisi soft tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW
yang rendah.
9. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high
resolusi). Potongan axial prekontras/ polos dari puncak paru sampai
9
diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan
mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila
proses dibawah hilus potongan post kontras diteruskan kebawah sampai
mengenai seluruh proses terpotong.Kondisi dicetak dalam 2
macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum. Permintaan
khusus untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi
parenchymal lung disease / emphysema. Axial scan tanpa kontras filter
high resolusi, tebal potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari
puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral
kontras sampai didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara
esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus
kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah,
dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat
diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm
sewaktu dibolus).
10. CT-SCAN ABDOMEN ATAS
Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal. Prekontras: tebal
potongan 10, index 10-15mm. Bolus kontras diberikan pada daerah yang
menjadi tujuan pemeriksaan. Organ / kelainannya yang diperiksa besar
(hepar, lien): tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya
sedang (ginjal, lambung, usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ /
kelainannya kecil (pancreas, kandung empedu,……..) tebal potongan 2-
5mm. Pada kasus tertentu seperti tumor yang hipervaskuler/hemangioma
khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila dicurigai
ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral / helical CI, untuk hepar
dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk
mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase
cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan untuk
mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk
ginjal) dimana system pelviocalycesnya terisi penuh. Untuk kasus CA
pancreas pakai kontras negatife (minum air saja).
10
11. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC
Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate.
Prekontras : tebal potongan 10mm. Bolus kontras didaerah yang ada
kelainan, tebal potongan tergantung besar kecilnya kelainan. Biasanya
dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan pasien sering tidak sampai
mengisi baik rectum-sigmoid, untuk itu perlu dimasukkan kontras
rectum. Khusus untuk Ca cervix yang masih stadium II-III, dibuat
potongan 3mm pada waktu bolus kontras.Delayed scan kadang diperlukan
bila: batas tumor tidak jelas. Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh
melalui teknik MPR.
12. CT-SCAN SPINE
Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras
intrathecal, disebut CT-Myelografi. Untuk kasus HNP: potongan hanya
didaerah ruang discus, sejajar dengan discus, tebal potongan 2-4mm.
Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu. Untuk penilaian canal stenosis,
dapat dibuat satu potongan tepat ditengah korpus vertebrae, tegal lurus
dengan axis corpus. Untuk kasus tumor/spondylylitis/metastasis tulang:
potongan sejajar dengan corpus vertebrae didaerah yang ada kelainannya.
Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus) diberikan
bolus kontras terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat
infiltrasi tumor kedalam canalis vertebralis.
H. Kekurangan dari CT Scan
Karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar
potongan tubuh ,maka tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT
Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan dengan teknologi saat ini hanya
akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang dipaparkan oleh alat
Rontgen sinar x biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan
pemeriksaan CT Scan , oleh karena itu ibu hamil wajib memeberitahukan
kondisi kehamilannya pada dokter sebelum dokter merekomendasikan
pemeriksaan CT Scan.
Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada
tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama
11
perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang menggunakan tambalan gigi
amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu
yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Demikian penggunakan
CT Scan sejak awal sampai saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi
yang dicapai ,kemajuan ini dapat sangat bermanfaat untuk dunia kedokteran
dan kesehatan.
I. Penatalaksaan
a. Persiapan Pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur
yang akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan
digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal
ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan
demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
Test awal yang dilakukan meliputi :
Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45
menit.
Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila
ada permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan
pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat
kontaras maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas
pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari
reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah
pasien mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien
merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien
merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan
rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh
dikepang dan tidak boleh memakai wig.
12
b. Prosedur
1. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
2. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
3. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar
dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
4. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-
45 menit.
5. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan
pengaturan komputer.
6. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari
luar dengan memakai protektif lead approan.
7. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.
c. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila
terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
2. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama
prosedur berlangsung.
3. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah
pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri
merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang
cepat oleh seorang perawat dan dokter.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi
gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan
komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli
radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat
bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil
“gambar” dari potongan tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui
bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam
radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati
sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola
gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak
diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa
organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi
yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner)
dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-
x.Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu.
B. Saran
Diharapkan dalam bidang kedokteran, CT-Scanner (Computed
Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron,
sinar gamma dan sinar-x untuk dapat mengetahui bagian dalam dari organ
tubuh . CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang
belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Sehingga dokter Radiologi bisa
melihat dengan detail pada daerah tertentu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010
pukul : 15.10 (acces online)
Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010
pukul:15.20 (acces online)
Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10
Juni 2010 pukul : 15.35 (acces online)
Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010
pukul : 15.40 (acces online)
Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010
pukul : 16.00 (acces online)
15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian..............................................................................................................3
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Bagian-bagian CT Scan..........................................................................................4
D. Prinsip Kerja CT Scan............................................................................................4
E. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol....................................................................5
F. Peta distribusi besaran fisis....................................................................................6
G. Kegunaan CT Scan.................................................................................................7
H. Kekurangan dari CT Scan....................................................................................11
I. Penatalaksaan.......................................................................................................12
BAB III PENUTUP14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
16ii
KATA PENGANTAR
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "CT - SCan".
Adapun makalah "CT - SCan" ini telah penulis usahakan dapat disusun
dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu. Untuk itu penulis
tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah "CT - SCan" ini bermanfaat, dan
pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya oleh para pembaca.
Pariaman, Mei 2014
Penulis
17
MAKALAH FISIKA KESEHATANTentang
CT – SCAN
Oleh :Suciana Sari130201043
Dosen Pembimbing :Dedet Chandra, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANSTIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
2014
18