pengaruh sistem informasi akuntansi...
Post on 30-Mar-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
MANAJEMEN, HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
BAITUL MAAL WAT TAMWIL DI WILAYAH DKI JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Achmad Bashirudin
NIM: 1110082000125
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Achmad Bashirudin
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Mei 1992
3. Alamat : Jl. R. M. Kahfi 1 Rt 011/Rw 02 No. 23
4. Telepon : 0857 1867 8855
5. Email : achmadbashirudin@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN 06 Pagi Cipedak
2. SMPN 131 Jakarta
3. SMAN 97 Jakarta
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS SMAN 97 Jakarta
2. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
3. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
5. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Ashari
2. Ibu : Halwati
3. Alamat : Jl. R. M. Kahfi 1 Rt 011/Rw 02 No. 23
4. Anak ke 2 dari 2 bersaudara
vii
INFLUENCE OF MANAGEMENT ACCOUNTING INFORMATION
SYSTEM, HUMAN CAPITAL AND ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY TO
MANAGERIAL PERFORMANCE AT BAITUL MAAL WAT TAMWIL IN
DKI JAKARTA AREAS
ABSTRACT
This research purposed to examine the effect of management accounting
information system, human capital and environmental uncertainty to managerial
performance. Respondents in this research were manager who work in Baitul
Maal Wat Tamwil In DKI Jakarta areas. Based on purposive sampling method,
total sample in this research was 34 respondents of 34 Baitul Maal Wat Tamwil in
DKI Jakarta areas. Hypothesis in this research used multiple regression analysis.
The results of this research indicated that management accounting
information system and human capital positive and significant effect on
managerial performance, and environmental uncertainty is not significant effect
on managerial performance.
Keyword: management accounting information system, human capital,
environmental uncertainty, managerial performance
viii
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN,
HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BAITUL MAAL WAT
TAMWIL DI WILAYAH DKI JAKARTA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem informasi akuntansi
manajemen, human capital dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
manajerial. Responden dalam penelitian ini adalah manager yang bekerja di Baitul
Maal Wat Tamwil di Wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan metode purposive
sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden dari 34 Baitul
Maal Wat Tamwil di Wilayah DKI Jakarta. Hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi
manajemen dan human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
manajerial, dan ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajerial.
Kata kunci: sistem informasi akuntansi manajemen, human capital, ketidakpastian
lingkungan, kinerja manajerial
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda Ashari dan ibunda Halwati yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Segenap keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7. Ibu Atiqah,SE.,MS.Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
x
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabati PMII KOMFEIS
10. Seluruh teman-teman Akuntansi D 2010 yang selalu kompak di dalam kelas
maupun luar kelas.
11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi
manajemen.
Jakarta, November 2015
Penulis
(Achmad Bashirudin)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 10
C. Tujuan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13
A. Tinjauan Literatur .......................................................................... 13
1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ................................. 13
a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ............... 13
b. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ...... 14
2. Human Capital ......................................................................... 18
a. Definisi Human Capital ...................................................... 18
b. Komponen Human Capital ................................................. 19
c. Pengembangan Human Capital ........................................... 22
3. Ketidakpastian Lingkungan ..................................................... 27
4. Kinerja Manajerial ................................................................... 29
a. Pengertian Kinerja Manajerial ............................................. 29
xii
b. Pentingnya Kinerja Manajerial ............................................ 32
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................... 32
C. Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis ............................ 41
1. Pengaruh sistem informasi manajemen terhadap kinerja
manajerial ................................................................................. 41
2. Pengaruh human capital terhadap kinerja manajerial .............. 42
3. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
manajerial ................................................................................. 42
4. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen, human capital
dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial .... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 48
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 48
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 49
D. Metode Analisis Data .................................................................... 50
1. Statistik Deskriptif .................................................................... 50
2. Pengujian Kualitas Data ........................................................... 50
a. Uji Validitas ......................................................................... 50
b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 51
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 51
a. Uji Multikolonieritas ........................................................... 51
b. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 52
c. Uji Normalitas ..................................................................... 52
4. Uji Hipotesis ............................................................................ 52
a. Uji Koefisien Determinasi ................................................... 53
b. Uji Statistik F ....................................................................... 53
c. Uji Statistik t ........................................................................ 53
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.............................................. 54
1. Variabel Independen (X) .......................................................... 54
a. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (X1) ..................... 54
xiii
b. Human Capital (X2) ............................................................. 54
c. Ketidakpastian Lingkungan (X3) ......................................... 55
2. Variabel Dependen (Y) ............................................................ 56
a. Kinerja Manajerial ............................................................... 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 60
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 60
2. Karakteristik Profil Responden ................................................ 62
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ....................................................... 65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................... 65
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................ 66
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 70
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 82
A. Kesimpulan ................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya .................................................................... 33
3.1 Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 57
4.1 Data Sampel Penelitian ................................................................... 61
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ................................................... 61
4.3 Jenis Kelamin Responden ............................................................... 63
4.4 Usia Responden ............................................................................... 63
4.5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ........................................ 64
4.6 Pengalaman Kerja Responden ......................................................... 64
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 65
4.8 Hasil Uji Validitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ......... 67
4.9 Hasil Uji Validitas Human Capital ................................................. 68
4.10 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan .............................. 68
4.11 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ............................................ 69
4.12 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 70
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 71
4.14 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 72
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 74
4.16 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 75
4.17 Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 76
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................. 47
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini lembaga keuangan syariah menjadi lembaga keuangan paling
diminati di Indonesia terutama masyarakat muslim, kemajuan tersebut
menunjukan bahwa perkembangan perekonomian dengan sistem Islam
mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat (Wiroso, 2005).
Lembaga keuangan syariah sendiri dapat dipetakan menjadi Bank
Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). Dan
juga telah lahir lembaga keuangan baru yaitu BMT (Baitul Maal Wat
Tamwil) yang pada dasarnya merupakan lembaga keuangan non bank atau
lembaga keuangan mikro syariah (Lasmiatun, 2010).
BMT merupakan lembaga keuangan mikro non-bank yang bersifat
informal, disebut informal karena keberadaan BMT tidak memerlukan
legitimasi formal dari pemerintah/instansi terkait (PINBUK, 1999). Kinerja
BMT hampir sama dengan koperasi dimana di dalamnya terdapat pula
berbagai produk baik untuk pengumpulan dana maupun penyaluran dana.
Untuk operasionalnya sendiri hampir sama dengan operasional bank syariah
yaitu dengan penerapan sistem bagi hasil (Widodo dkk., 1999).
Dengan semakin bertambahnya zaman, sudah banyak lembaga
keuangan baru non-bank berbentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Data
dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), jumlah BMT dari tahun
2
ke tahun mengalami peningkatan yaitu hingga saat ini diperkirakan
mencapai 3.307 diseluruh Indonesia.
Namun keberadaan BMT dengan jumlah yang signifikan pada
beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-faktor pendukung
yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang dan berjalan dengan
baik. Banyak BMT yang tenggelam dan bubar disebabkan oleh adanya
manajemen yang kurang profesional, pengelola yang tidak amanah, sumber
daya manusia yang kurang bekerja secara profesional, tidak menarik
kepercayaan masyarakat, kesulitan modal dan sebagainya. Hal ini berakibat
citra BMT di masyarakat menjadi jelek (Wulan, 2014).
Oleh karena itu meskipun BMT merupakan lembaga keuangan mikro,
dalam melakukan kegiatannya juga harus didukung oleh kinerja manajerial
yang baik demi keberlangsungan dan perkembangan BMT tersebut.
Peningkatan kinerja suatu badan usaha khususnya manajerial
membutuhkan sistem akuntansi manajemen. Salah satu peran penting sistem
akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi bagi orang yang tepat
dengan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat. Informasi yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen dapat membantu para manajer
dalam pengendalian aktifitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga
diharapkan dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Informasi
akuntansi manajemen yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat berupa
berbagai macam format yang disesuaikan dengan kebutuhan manajemen
dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Contoh dari
3
informasi akuntansi manajamen adalah laporan penjualan per produk,
laporan rugi laba per segmen, laporan biaya mutu, laporan prestasi, laporan
analisis khusus, dan lain-lain (Gordon dan Narayana, 1984:34).
Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh berbagai tingkat
manajemen, baik manajemen atas, manajemen menengah, maupun
manajemen bawah. Pada dasarnya informasi yang dibutuhkan oleh setiap
tingkat manajemen berbeda satu sama lainnya. Keputusan yang dibuat oleh
manajemen bawah biasanya adalah keputusan yang terstruktur artinya
bahwa keputusan tersebut bersifat rutin atau berulang dan terdapat prosedur
atau metode yang jelas untuk menanganinya. Jenis informasi akuntansi
manajemen yang diperlukan pada tingkat ini umumnya sudah diketahui dan
akan sama untuk masing-masing jenis keputusan. Manajemen tingkat bawah
misalnya supervisor, memerlukan informasi akuntansi manajemen untuk
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan harian mereka. Tugasnya
melatih dan mengawasi kinerja dari bawahan dan bertanggung jawab atas
kegiatan operasional. Manajemen tingkat atas seperti direktur dan para
wakil direktur, memerlukan informasi akuntansi manajemen yang dapat
digunakan untuk melakukan perencanaan strategis (strategic). Manajemen
tingkat ini biasanya dihadapkan pada keputusan yang sifatnya tidak
terstruktur yang memerlukan penilaian manajerial. Keputusan yang tidak
terstruktur, biasanya tidak rutin, dan tidak ada metode universal yang dapat
digunakan. Contoh keputusan jenis ini adalah keputusan melakukan merger
atau akuisisi. Manajemen tingkat atas bertanggung jawab atas keseluruhan
4
organisasi meliputi penentuan tujuan organisasi, menetapkan strategi,
mengawasi lingkungan eksternal, serta mengambil keputusan yang
mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Manajemen menengah seperti
kepala cabang, memerlukan informasi yang dapat digunakan untuk
mengendalikan dan menilai kinerja unit operasi. Tujuannya sejalan dengan
sasaran dan rencana manajemen tingkat atas serta menerapkan strategi sub
unit untuk mencapai tujuan organisasi (Draft, 2007:19).
Karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para
manajerial sebagai pengambil keputusan dikategorikan kedalam empat sifat
yaitu broadscope, timeliness, aggregation, dan integration (Chenhall dan
Morris, 1986:10). Menurut Chin (1995:811) salah satu penelitiannya
mengungkapkan bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen yang
berupa aggregation, broadscope, integration, dan timeliness mampu
meningkatkan kinerja manajerial.
Pada umumnya, desain sistem akuntansi manajemen hanya terbatas
pada informasi keuangan historis. Kondisi keuangan yang memburuk dan
kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh
informasi yang diperlukan, sehingga menyebabkan kegagalan pada
perusahaan. Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi manajemen,
maka rancangan sistem akuntansi manajemen tidak hanya berorientasi pada
data financial saja tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan
non financial (pemasaran, inovasi, produk, perencanaan strategis dan
informasi lainnya) yang berguna untuk pengambilan keputusan. Namun
5
demikian, bukti mengenai penggunaan sistem akuntansi manajemen yang
lebih kontemporer dan canggih dinegara-negara berkembang masih campur
aduk. Bukti anekdot menunjukkan bahwa praktek akuntansi manajemen
pada sebagian besar perusahaan dan manajer non keuangan masih jauh dari
harapan. Sebagian besar perusahaan masih mengganggap bahwa akuntansi
manajemen merupakan bagian dari fungsi akuntansi keuangan (Soobaroyen
dan Poorundersing, 2008:188).
Begitu pula dengan human capital merupakan kunci perusahaan agar
dapat memenangkan persaingan. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut
mengacu pada perkembangan yang ada yaitu manajemen yang berbasis pada
pengetahuan, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dapat bersaing
dengan menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui
inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal intelektual yang dimiliki
oleh perusahaan.
Menurut Schermerhon (2005:180) human capital dapat diartikan
sebagai nilai ekonomi dari sumber daya manusia yang terkait dengan
kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi, dan komitmennya.
Menurut Bontis et al., (2000:88) pembentukan nilai tambah yang
dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa akan datang
bagi suatu organisasi. Munculnya pandangan bahwa pengetahuan dapat
digunakan untuk mengembangkan daya saing perusahaan karena bernilai
6
langka, sukar ditiru oleh para pesaing, dan tidak dapat digantikan oleh jenis
sumber daya yang lain (Mayo, 2000:11).
Menurut Totanan (2004:27) sebuah perusahaan akan menghasilkan
kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang yang berbeda, artinya sumber
daya manusia yang berbeda dalam mengelola aset perusahaan yang sama
akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Penilaian kinerja berbasis
human capital merupakan hal menarik yang perlu dikembangkan
perusahaan kedepan. Human capital merupakan salah satu komponen utama
dari intellectual capital (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Mayo (2000:11) mengukur kinerja perusahaan dari
perspektif keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang akan menjadi
dasar penggerak nilai dari keuangan tersebut adalah human capital yaitu
sumber daya manusia dengan segala pengetahuan, ide, dan inovasi yang
dimilikinya. Selain itu, human capital merupakan inti dari suatu perusahaan.
Perusahaan terdiri dari individu-individu yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Organisasi tidak akan berjalan jika tidak ada individu di
dalamnya. Tentunya hal ini berdampak positif bagi perusahaan karena
dengan meningkatnya kinerja sumber daya manusia meningkat pula kinerja
manajerial karena pada intinya manusialah yang akan
mengimplementasikan dalam kinerja manajerial.
Menurut Mayo (2000:10) human capital memiliki lima komponen
yaitu individual capability, individual motivation, leadership, the
organizational climate, dan workgroup effeectiveness. Masing-masing
7
komponen memiliki peranan yang berbeda dalam menciptakan human
capital perusahaan yang pada akhirnya menentukan nilai sebuah perusahaan
dalam persaingan global saat ini.
Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang dipertimbangkan
dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan
sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang
terjadi di lingkungan secara akurat (Miliken, 1987). Ketidakpastian
lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan
organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan
lingkungan. Seseorang mengalami ketidakpastian karena merasa tidak
memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi keadaan pada masa
yang akan datang. Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian
berasal dari lingkungan yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok,
regulator, dan tekhnologi yang dibutuhkan (Kren dan Kerr, 1993; Wartono,
1998 dalam Asriningati, 2006). Gul dan Chia (1994) dalam Dwirandra
(2007) menyatakan bahwa ketika persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi,
organisasi membutuhkan tambahan informasi untuk mengantisipasi
kompleksitas lingkungan. Semakin canggih laporan yang dihasilkan dari
informasi sistem akuntansi manajemen akan dapat lebih membantu
mengurangi ketidakpastian dan memperbaiki kinerja manajerial (Dwirandra,
2007).
Ketidakpastian lingkungan rendah mendorong terjadinya
penyalahgunaan anggaran dan menyebabkan kinerja manajerial menjadi
8
kurang baik dikarenakan keterbatasan atasan dalam menganalisis seluruh
informasi. Walaupun pada kondisi ketidakpastian rendah informasi mudah
diperoleh, kemampuan analisis atasan tetap terbatas. Atasan tidak
sepenuhnya dapat mengakses dan memproses informasi terutama informasi
teknis yang lebih dikuasai bawahan yang membidanginya. Atasan perlu
bantuan bawahan untuk memproses informasi agar menghasilkan analisis
yang akurat. Kondisi ini dapat dimanfaatkan bawahan untuk melakukan
tindakan.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutapa (2003)
menganalisis pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen,
ketidakpastian lingkungan dan desentalisasi terhadap kinerja manajerial
pada perusahaan manufaktur di wilayah Jawa Tengah. Hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen, ketidakpastian
lingkungan dan desentalisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.
Tetapi peneliti mengganti variabel independen yaitu desentalisasi
menjadi human capital. Itu dikarenakan menurut pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ongkorahardjo dkk. (2008:12) yang
menganalisis pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan pada
kantor akuntan publik di Indonesia. Penelitian tersebut menyatakan bahwa
kinerja merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dan
merupakan suatu proses berkesinambungan yang melibatkan sumber daya
manusia yang berkualitas sebagai human capital untuk mencapai hasil yang
9
diinginkan. Perusahaan terdiri dari individu-individu yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi tidak akan berjalan jika tidak ada
individu di dalamnya Tentunya hal ini berdampak positif bagi perusahaan
karena dengan meningkatnya kinerja sumber daya manusia meningkat pula
kinerja manajerial karena pada intinya manusialah yang akan
mengimplementasikan dalam kinerja manajerial.
Namun dalam penelitian-penelitan sebelumnya, populasi penelitian
adalah usaha yang bergerak disektor makro. Maka dari itu peneliti ingin
mengetahui apakah usaha yang bergerak disektor mikro juga memiliki hasil
penelitian yang sama atau bahkan berbeda sama sekali dengan penelitian-
penelitan sebelumnya.
Peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui apakah sistem
akuntansi manajemen, human capital, dan ketidakpastian lingkungan
mempengaruhi kinerja manajerial pada usaha yang bergerak disektor mikro,
dan manakah variabel yang paling mempengaruhi diantara ketiganya.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen, Human
Capital Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial
Pada Baitul Maal Wat Tamwil Di Wilayah DKI Jakarta”
10
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Herawati dan Laela Sari (2015) adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah sistem informasi
akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel
independen dan Kinerja Manajerial sebagai variabel dependen.
Sedangkan, dalam penelitian ini peneliti menambah satu variabel
independen yaitu human capital.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah Baitul Maal Wat Tamwil yang
berada di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan, populasi penelitian
sebelumnya adalah perusahaan Cabang BUMN di Kota BAndung.
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem informasi akuntansi manajemen dapat mempengaruhi
kinerja manajerial ?
2. Apakah human capital dapat mempengaruhi kinerja manajerial ?
3. Apakah ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi kinerja
manajerial ?
4. Apakah sistem informasi akuntansi manajemen, human capital dan
ketidakpastian lingkungan secara bersama-sama (simultan) dapat
mempengaruhi kinerja manajerial ?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas adapun tujuan dan manfaat
penelitian, yaitu:
1. Tujuan
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh sistem informasi akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
b. Untuk menganalisis pengaruh human capital terhadap kinerja
manajerial.
c. Untuk menganalisis pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap
kinerja manajerial.
d. Untuk menganalisis pengaruh sistem informasi akuntansi
manajemen, human capital dan ketidakpastian lingkungan secara
bersama-sama (simultan) terhadap kinerja manajerial.
2. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara
terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Bagi Baitul Maal Wat Tamwil. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak intern dalam
membuat kebijakan-kebijakan untuk mencapai perbaikan kinerja
manajerial sehingga akan membantu dalam pencapaian tujuan secara
umum.
12
b. Bagi akademisi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris
mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajemen,
sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih
mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kinerja
manajemen.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dengan hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi
penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kinerja manajerial dan
memberikan kesempatan bagi para peneliti selanjutnya untuk
menyempurnakan dan memperluas penelitian ini.
d. Bagi penulis penelitian ini dapat memperluas wawasan serta
menambah referensi, serta memberikan informasi dan pengetahuan
kepada penulis mengenai alasan dan faktor yang mempengaruhi
kinerja manajemen.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem
informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input
dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
manjemen (Hansen dan Mowen, 2007:4). Sistem informasi
akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang
menjelaskan sifat dari masukan, proses dan keluarannya. Kriteria
tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai
manajemen.
Tujuan umum sistem akuntansi manajemen menurut Hansen
dan Mowen (2007 : 4) adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan
harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diingikan
manajemen.
2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan.
14
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja.
Jadi informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan
dipergunakan dalam semua tahap manjemen, termasuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
b. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi yang diterima oleh pihak-pihak manajemen sangat
beraneka ragam dalam bentuk maupun fungsinya. Dengan beragam
informasi yang diterima oleh manajemen maka perlu dipilih dan
dikelompokkan karakteristik informasi yang dapat memberikan
kontribusi dalam pencapaian kinerja manajerial (Mahmood dan
Mann 2000:56).
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) no.2
Weygandt (2007:43) karakteristik kualitatif dari informasi
akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
1) Relevan (relevance) adalah kepastian informasi yang dapat
mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh
pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil dimasa depan
yang berdasarkan kejadian masa lalu dan sekarang.
2) Reliabilitas (reliability) yaitu informasi akuntansi dapat
dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat,
15
serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat
diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
3) Daya banding (comparability), yaitu informasi akuntansi yang
dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan dasar
dalam perusahaan dan tidak semata-mata dari perbedaan
akuntansinya.
4) Konsistensi (consistency) yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijakan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari
periode ke periode.
Dari hasil penelitian Chenhall dan Morris (1986:10) seperti
yang dikutip ditemukan bukti empiris mengenai karakteristik
informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan
persepsi para manajerial sebagai pengambil keputusan
dikategorikan kedalam empat sifat yaitu:
1) Broadscope
Broadscope adalah informasi yang memperlihatkan dimensi
fokus, time horizon, dan kuantifikasi. Dalam melaksanakan
tugasnya manajer membutuhkan informasi dari berbagai
sumber yang sifatnya luas (Robbins, 2001:8). Karena itu
pihak-pihak manajemen membutuhkan informasi yang
memiliki karakteristik broadscope yaitu informasi yang
memiliki cakupan yang luas dan lengkap (completeness) yang
16
biasanya meliputi aspek ekonomi misalnya pangsa pasar,
product domestic bruto (PDB), total penjualan, dan aspek non
ekonomi misalnya kemajuan teknologi, perubahan sosiologis
(tindakan competitor, cita rasa konsumen), dan demografis
(Chin, 1995:814).
2) Agregastion
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi
tetap mencangkup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi
nilai informasi itu sendiri (Bornard dan Alwi, 2001:12).
Agregasi merupakan informasi yang memperhatikan
penerapan bentuk kebijakan formal atau model analitikal
informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional
(seperti pemasaran, produksi, penjualan) atau didasarkan pada
waktu (seperti bulanan, kuartal, tahunan). Informasi yang
teragresi dengan tepat akan memberikan masukan yang
berguna dalam proses pengambilan keputusan, karena lebih
sedikit waktu yang diperlukan untuk mengevaluasinya,
sehingga meningkatkan efisiensi manajemen (Chin, 1995:815).
3) Integration
Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling
keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin,
1998:147). Informasi yang terintegrasi berperan sebagai
koordinator dalam mengendalikan pengambilan keputusan
17
yang beraneka ragam. Manfaat informasi yang terintegrasi
dirasakan penting saat manajer diharapkan pada situasi dimana
harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada bagian
atau unit yang lain. Informasi terintegrasi mencangkup aspek-
aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari
proses interaksi sub-unit satu dengan sub-unit lainnya akan
tercermin dalam informasi integrasi. Semakin banyak segmen
dalam sub-unit organisasi maka informasi yang bersifat
integrasi semakin dibutuhkan (Chin, 1995:815).
4) Timeliness
Menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
mengenai suatu kejadian (Echols dan Sadily 1996:593).
Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut
mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan
pihak-pihak manajemen (Bordnar, 1995:339). Informasi yang
tepat waktu akan membantu pihak-pihak manajemen dalam
pengambilan. Apabila informasi tidak disampaikan dengan
tepat waktu akan menyebabkan informasi kehilangan nilai
didalam mempengaruhi kualitas keputusan (Chusing dan
Romney, 1994:16)
18
2. Human Capital
a. Definisi Human Capital
Bontis et al., (2000:4) menyatakan bahwa intellectual capital
adalah faktor yang yang terdiri dari human capital, social capital,
and organisational capital. Human capital merupakan kombinasi
dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan, kemampuan
seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat
menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai
tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable
revenue di masa akan datang bagi suatu perusahaan.
Menurut Stewart (1997:12) human capital diartikan sebagai
manusia yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan
dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan
pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari
individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan
pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan.
Fitzenz (2000:181) mendeskripsikan human capital sebagai
kombinasi dari tiga faktor, yaitu:
1) Karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya
intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen.
2) Kemampuan seseorang untuk belajar yaitu kecerdasan,
imajinasi, kreatifitas dan bakat.
19
3) Motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan yaitu
semangat tim dan orientasi tujuan.
b. Komponen Human Capital
Mayo (2000:10) human capital memiliki lima komponen.
Masing-masing komponen memiliki peranan yang berbeda dalam
menciptakan human capital perusahaan yang pada akhirnya
menentukan nilai sebuah perusahaan, kelima komponen tersebut
meliputi:
1) Kemampuan Individu (Individual Capability)
Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu
kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial
(potential ability). Kecakapan nyata (actual ability) yaitu
kecakapan yang diperoleh melalui belajar (achievement atau
prestasi) yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji
sekarang. Kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan
yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari
faktor keturunan (herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi
ke dalam dua bagian yaitu kecakapan dasar umum (inteligensi
atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat atau
atitudes).
Bagian dari nilai aset manusia adalah akumulasi dari
pengetahuan yang mereka miliki dan sifatnya yang tidak
terlihat oleh orang lain, pengalaman yang terdahulu, kemauan
20
seseorang, dan waktu untuk belajar dapat dihasilkan
sekumpulan pengetahuan yang sangat bermanfaat didunia
kerja.
2) Motivasi individu (Individual motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam menghadapi
situasi kerja diperusahaan (situation) (Mangkunegara,
2005:61).
Motivasi individu adalah salah satu hal yang penting dalam
pembentukan karakter individu dalam mengembangkan
kemauan dan keinginan yang besar dalam dunia kerja. Dengan
kemampuan seseorang yang berbeda-beda namun tidak
menjamin kinerja seseorang tersebut baik jika tidak memiliki
motivasi dalam bekerja.
3) Gaya kepemimpinan (The Leadership style)
Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18.
Ada beberapa pengertian kepemimpinan.
“Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi
tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu” (Tannebaum et
al., 1991:24).
“Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin
pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan”
(Shared Goal et al., 1957:7).
21
“Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama” (Rauch dan Behling, 1984:46).
4) Budaya organisasi (The Organization Climate)
Menurut Schein (1992:12) budaya organisasi adalah pola dasar
yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk anggota yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota
termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar
dalam mengkaji, berpikir, dan merasakan masalah yang
dihadapi.
5) Kerjasama Tim yang Efektif (Workgroup effectiveness)
Kerjasama Tim yang Efektif (Workgroup effectiveness)
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil-hasil produktif
dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan
kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi pribadi
anggotanya serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan
dengan kualitas dan kuantitas hasil kinerja seperti yang
didefinisikan oleh tujuan-tujuan tim. Faktor-faktor yang
mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks organisasional,
struktur, strategi, lingkungan budaya, dan sistem penghargaan.
Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur dan komposisi
22
tim. Karakteristik-karakteristik tim ini mempengaruhi proses
internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan
kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur
tingkat-tingkat perkembangan, kekompakan, norma-norma,
dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif.
c. Pengembangan Human Capital
Upaya pengembangan sumber daya manusia mengandung
konsekuensi waktu dan biaya yang harus disediakan. Namun hal
tersebut diharapkan akan memberikan manfaat berupa peningkatan
kinerja sumber daya manusia yang berdampak pada kinerja
manajerial pula. Menurut Wibowo (2012:438) terdapat empat
taktik yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan pekerja,
yaitu mendesain ulang pekerjaan (job redesign), delegasi
(delegation), pelatihan keterampilan (skill training), dan
pengembangan karier (career development).
1) Job Redesign
Apabila pimpinan percaya bahwa bawahan dapat memberi
kontribusi pada tingkat yang lebih tinggi, maka jangan sekedar
diberi tambahan tanggung jawab baru. Apabila demikian hanya
akan membuat pekerja kelelahan atau burn out. Sebaliknya,
dilakukan perancangan ulang pekerjaan dengan menyerahkan
pekerjaan kepada pekerja yang lebih tepat. Bawahan potensial
hanya mendapat tugas mudah, perlu diberikan beban tugas
23
dengan tingkat yang lebih tinggi yang menyangkut tantangan
dan pembelajaran. Sedangkan tugas yang ditinggalkan
diserahkan kepada orang lain yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Dengan demikian, sumber daya manusia dapat
memberikan konstribusi lebih besar bagi organisasi.
Titik awal untuk rancang ulang pekerjaan adalah mengadakan
inventarisasi secara berhati-hati dari semua tugas yang ada
hubungannya dengan pekerjaan. Tugas mungkin terdapat pada
job description formal atau dalam catatan penilaian kinerja.
Apabila telah mempunyai daftar tersebut, perlu dilihat peluang
membongkar tugas.
Namun, perlu diingat bahwa seseorang yang selalu melakukan
pekerjaan yang sama tidak berarti melakukan pekerjaan
terburuk. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi dan
memberikan tambahan aktivitas yang lebih menantang.
2) Task Delegation
Job redesign bersifat menggeser pekerjaan secara permanen.
Tetapi dalam beberapa hal, perubahan permanen tidak sesuai.
Mungkin kita hanya memberi penugasan kepada bawahan
secara periodik yang memberi tantangan dan pengalaman.
Pendelegasian tugas merupakan mekanisme manajerial yang
lebih sesuai untuk melakukan ini.
24
Delegasi adalah pemberian tugas spesifik atau proyek dari satu
orang kepada lainnya. Apabila kita mendelegasikan, kita tidak
hanya mentransfer pekerjaan kepada orang lain, tetapi juga
akuntabilitas untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standar
yang ditentukan. Delegasi adalah salah satu keterampilan yang
paling penting ditunjukkan oleh manajer yang sukses.
Delegasi yang efektif memberi manfaat nyata kepada
pimpinan, bawahan, dan organisasi. Apabila kita
mendelegasikan tugas, kita mengurangi beban tugas dan
tingkat stress dengan menggeser sebagian pekerjaan yang
harus dilakukan. Hal ini memberikan lebih banyak waktu
untuk memfokus pada aktivitas yang memerlukan
keterampilan dan kewenangan unik seperti perencanaan,
analisis bisnis, mengontrol operasi, mendapatkan sumber daya,
dan berhubungan dengan masalah manusia. Delegasi juga
memperbaiki tingkat kepercayaan antara atasan dan bawahan.
Demikian pula, pekerja yang baik mendapat manfaat dari
delegasi tugas dan proyek. Setiap saat kita mendelegasikan
penugasan, berarti memberi kesempatan peluang seseorang
untuk belajar bagaimana menerima tanggung jawab,
merencanakan pekerjaan, dan mendapatkan kolaborasi dengan
orang lain. Kenyataannya, pendelegasian memberi pekerja
pengalaman dengan pekerjaan material.
25
3) Skill Training
Pelatihan keterampilan adalah metode lain dari pengembangan
pekerja, dengan tujuan untuk menjaga keterampilan pekerja
searah dengan kemajuan teknologi dan praktik bisnis dan
membantu pekerja menguasai keterampilan yang mereka
perlukan untuk membuat kontribusi dan kemajuan lebih besar
dalam perusahaan.
Pelatihan keterampilan merupakan pengaturan yang bersifat
saling menguntungkan. Unit kerja, perusahaan, atau organisasi
yang mengusahakan pelatihan keterampilan yang sangat efektif
memperoleh manfaat dari pekerja yang bekerja baik dalam
standar sekarang. Pekerja memperoleh manfaat dengan
memelihara employ ability atau kemampuan untuk
dipekerjakan, dan dalam beberapa hal, beruntung naik ke
tingkat yang lebih tinggi.
Skill training dapat bersifat informal biasanya dilakukan
sebagai on the job training. Ini merupakan bentuk pelatihan
yang lebih murah, karena tidak membawa pekerja keluar dari
produksi dan merupakan pendekatan yang paling umum pada
keterampilan dibawah bimbingan senior atau yang telah
berpengalaman.
Formal training lebih mahal daripada on the job training
karena membawa pekerja keluar dari pekerjaannya,
26
menggunakan pelatih, dan tergantung materi kurikulum yang
harus dikembangkan dan dijaga agar selalu up to date.
4) Career Development
Pengembangan karier merupakan terminology yang
menjelaskan banyak pengalaman pelatihan, penugasan kerja,
dan hubungan mentoring. Setiap organisasi atau perusahaan
bermaksud mendapatkan orang yang berharga dan mengisi
lowongan yang disebabkan adanya pekerja yang memasuki
masa pensiun atau keluar dari pekerjaan. Untuk menjaga
kontinuitas dan pertumbuhan organisasi harus menjalankan
pengembangan karier. Akhirnya, praktik ini akan membentuk
orang kuat yang pada suatu hari memimpin perusahaan sebagai
professional teknis, manajer, dan eksekutif senior.
Orang dari bagian sumber daya manusia sering menyebut sebagai
career ladder atau tangga karier, ketika berbicara tentang career
development. A career ladder adalah serangkaian tahapan yang
memindahkan pekerja berbakat dan dapat dipromosikan melalui
posisi yang secara progresif lebih menantang dan bertanggung
jawab.
Pengembangan sumber daya manusia menyangkut pembelajaran
atau learning yang akan membantu organisasi dan kemudian
sumber daya manusia dalam kariernya. Banyak organisasi
menggunakan terminology learning daripada training untuk
menekankan bahwa aktivitas yang terikat didalamnya adalah
27
sebagai bagian dari proses pengembangan yang bersifat luas dan
menyangkut labih banyak hal daripada sekadar mendapatkan
keterampilan manual atau teknis secara langsung.
Learning menyatakan secara tidak langsung bahwa
pengembangan yang sedang berjalan dan pengembangan
berkelanjutan menambah keterampilan dan pengetahuan sumber
daya manusia untuk menghadapi tantangan dari lingkungan
eksternal yang dihadapi organisasi. Fokus pada learning
menekankan pada hasil daripada proses, membuat pendekatan ini
lebih cocok bagi eksekutif senior. Namun semua pembelajaran
sumber daya manusia yang tidak diperkuat oleh sistem reward
organisasi, mempunyai peluang kecil berdampak pada perilaku
dan kinerja sumber daya manusia.
3. Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan yang dimaksud adalah persepsi
responden atas ketidakmampuan individu untuk menilai probabilitas
dirinya sebesar keputusan yang telah dibuat, akan gagal atau berhasil
yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.
Teori kontinjensi atas ketidakpastian lingkungan yang
dipersepsikan yang dipelopori oleh Burn & Stalker (1961) dalam
Oktavianus (2002:15), menyebutkan mencoba mengidentifikasi tipe
struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang
lingkungannya berbeda. Kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa
28
organisasi yang mekanis (dengan ciri pembagian tugas yang spesifik
dan tegas) tepat untuk lingkungan yang stabil sedangkan organisasi
yang organis (dengan ciri dan kontrol lebih sulit dalam situasi operasi
yang tidak pasti disebabkan oleh kejadian-kejadian dimasa akan datang
tidak dapat diprediksi.
Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan
yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna sekali
dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi.
Informasi akuntansi manajemen yang andal (ditunjukkan dengan
tingkat ketersediaan informasi akuntansi manajemen) akan
memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan relevan,
dimana manajemen (manajer) memiliki tingkat kebutuhan informasi
yang berbeda. Heterogenitas dan dinamika lingkungan yang disebut
Simon (1987) dan Oktovianus (2002:16) sebagai sumber utama
ketidakpastian lingkungan, membutuhkan rentang sasaran yang
memungkinkan untuk dicapai. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas,
keanekaragaman aktivitas yang tidak terduga, ketidakstabilan dan
turbulensi lingkungan sulit diprediksi. Bagaimanapun, dalam situasi
tidak pasti respon yang cepat terhadap perubahan yang sulit diprediksi.
Semua itu disebabkan oleh pencapaian sasaran dalam kondisi yang
tidak menentu lebih besar tantangannya daripada kondisi stabil. Umpan
balik tepat waktu akan sangat diharapkan.
29
4. Kinerja Manajerial
a. Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial diartikan sebagai salah satu faktor penting
dalam perusahaan, karena dengan meningkatnya kinerja manajerial
diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja
manajerial yang diperoleh manajer juga merupakan salah satu
faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan
perusahaan. Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan
manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan
aktivitas bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan
keputusan (Widarsono, 2007:45).
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Amstrong
dan Baron, 1985 dalam Prof. Dr. Wibowo, SE,M.Phil 2007:2).
Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan
memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung
pada manajer. Apabila manajer mampu melakukan tugas-tugasnya
dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan
tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer
30
melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang
merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian
akhir-akhir ini.
Narsa (2007:80) menyatakan kinerja manajerial adalah
adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja
personel meliputi delapan dimensi yaitu:
1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan,
kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.
2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan
menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening,
mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis
pekerjaan.
3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar
menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi
yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program,
memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.
4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur
proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian
pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan,
pemeriksaan produk.
5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk
mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan,
31
membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada
bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani
bawahan.
6) Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk
mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut,
mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan dan mutasi pegawai.
7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian,
penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual,
tawar-menawar secara kelompok.
8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam
menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain,
pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara
kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan,
mempromosikan tujuan umum perusahaan.
Kinerja (performance) adalah hasil yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Seseorang yang memegang
posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja
manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang umumnya
32
bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan
kompleks (Mulyadi dan Johny, 2001:80).
b. Pentingnya Kinerja Manajerial
Menurut Mulyadi dan Johny (2001:80) menjelaskan
pentingnya kinerja manajerial sebagai berikut:
1) Memungkinkan tim manajemen yang bertanggung jawab
mewujudkan kinerja manajerial dapat bekerja in concert.
2) Memungkinkan setiap anggota tim melakukan alignment atas
kinerja yang dihasilkan dengan kinerja anggota tim yang lain.
3) Memungkinkan dilakukannya evaluasi terhadap konsistensi
kinerja manajerial.
4) Memungkinkannya dilakukannya evaluasi kekuatan dan
kelemahan setiap jika lingkungan bisnis menuntut perubahan
tertentu.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang telah membahas mengenai kinrja manajerial dan
beberapa faktor yang telah mempengaruhinya telah banyak dibahas oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak
memberikan referensi dan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini peneliti
tampilkan tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan kinerja manajerial serta beberapa faktor yang
mempengaruhinya.
33
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
1 Solechan dan Setiawati
(2009)
“Pengaruh Karakteristik
Sistem Akuntansi
Manajemen dan
Desentralisasi sebagai
variabel
moderating terhadap
Kinerja Manajerial (Studi
empiris perusahaan
manufaktur
di Kabupaten
Semarang)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Perusahaan manufaktur
di Kabupaten Semarang
Sampel:
68 Responden (Manajer
Perusahaan)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen
Desentralisasi
Kinerja Manajerial
1. Secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara karakteristik sistem
akuntansi manajemen (X1) terhadap kinerja
manajerial (Y).
2. Secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara Desentralisasi
(X2) terhadap Kinerja Manajerial (Y)
3. Secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara Karakteristik
SAM dan Desentralisasi sebagai Variabel
Moderating (X1,X2) terhadap Kinerja Manajerial
(Y).
Bersambung pada halaman berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
2 Ongkorahardjo dkk.
(2008)
“Pengaruh Human Capital
Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan
Publik di Indonesia)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Kantor Akuntan Publik
di Indonesia
Sampel:
44 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Human Capital
Kinerja Perusahaan
1. individual capability memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja Kantor Akuntan
Publik, semakin tinggi individual capabilityyang
dimiliki oleh para karyawan pada Kantor Akuntan
Publik tersebut maka semakin tinggi pula
kemampuan Kantor Akuntan Publik untuk
meningkatkan kinerjanya.
2. The organizational climate juga berpengaruh
signifikan terhadap kinerja Kantor Akuntan
Publik, walaupun pengaruhnya tidak sebesar pada
variabel individual capability yang sangat
dominan, meskipun demikian budaya organisasi
perlu dan sangat penting untuk ada dalam sebuah
perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif untuk mendorong serta memotivasi para
karyawan untuk memberikan kontribusi performa
yang maksimum bagi perusahaan.
3. Pengujian secara bersama-sama atas variabel
individual capability dan the organiztional
climate menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja KAP, apabila dikelola secara
bersama-sama
dengan baik.
Bersambung pada halaman berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
3 Sutapa (2003)
“Pengaruh Sistem
Akuntansi Manajemen,
Ketidakpastian
Lingkungan (Perceived
Environmental
Uncertainty) dan
Desentralisasi Terhadap
Kinerja Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Perusahaan manufaktur
di Jawa Tengah
Sampel:
73 Responden (Manajer
Pemasaran dan Manajer
Produksi)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Sistem Akuntansi
Manajemen
Ketidakpastian
Lingkungan
Desentralisasi
Kinerja Manajerial
1. Meskipun sistem akuntansi manajemen tidak
dapat menjamin keberhasilan aktivitas dalam
perusahaan, namun efektifitas sistem akuntansi
manajemen dapat menciptakan informasi
akuntansi yang diperlukan dalam menghadapi
bisnis dewasa ini.
Bersambung pada halaman berikutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
4 Muafi (2010)
“Pengaruh Strategic
Human Capital terhadap
Kinerja Entrepreneurial
pada Organisasi Sektor
Publik”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Organisasi sektor publik
di Yogyakarta
Sampel:
102 Responden
(Aparatur Pemerintah)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Strategic Human Capital
Kinerja Entrepreneurial
1. Strategic Human Capital yang terdiri dari
pendidikan, pengalaman kerja dan kompetensi
akan berpengaruh pada peningkatan Kinerja
Entrepreneurial dalam tingkatan individual.
5 Bontis, et.al. (2000)
“Intellectual Capital and
Business Performance in
Malaysian Industries”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Malaysian Industries
Sampel:
63 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
1. Intellectual Capital
2. Business Performance
Intellectual Capital mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap Business Performance
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
6 Herawati dan Laela Sari
(2015)
“Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan Dan
Karakteristik
Informasi Sistem
Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja
Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
BUMN di Kota Bandung
Sampel:
42 Responden (Kepala
Cabang)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Ketidakpastian
Lingkungan
Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Pada model struktur persamaan yaitu pengaruh
ketidakpastian lingkungan dan karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
manajerial perusahaan pada cabang bank umum di
Kota Bandung. Dan pengaruh yang diberikan oleh
kedua variabel tersebut tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial perusahaan.
2. Pada model struktur persamaan pengaruh
ketidakpastian lingkungan secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja
manajerial perusahaan pada cabang bank umum di
Kota Bandung
3. Pada model struktur persamaan karakteristik
informasi akuntansi manajemen secara parsial
tidak signifikan terhadap kinerja manajerial
perusahaan pada cabang bank umum di Kota
Bandung.
Bersambung pada halaman berikutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
7 Indriani dan Nadirsyah
(2014)
“ Interaksi antara
Budgetary Participation
dan Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja
Manajerial (Survei pada
organisasi pemerintah
daerah)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Organisasi Pemerintah
Daerah di Kota Aceh
Sampel:
104 Responden
(Aparatur SKPD)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Partisipasi Anggaran
Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Hasil interaksi antara Budgetary Participation dan
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
(Broadscope) mempengaruhi Kinerja Manajerial
secara negatif
2. Hasil interaksi antara Budgetary Participation dan
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
(Integration) mempengaruhi kinerja manajerial
secara positif
Bersambung pada halaman berikutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
8 Lempas dkk. (2014)
“Desentralisasi Dan
Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial Pada
PT. Sinar Galesong Prima
Manado”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
PT. Sinar Galesong
Prima Manado
Sampel:
50 Responden
(Karyawan Perusahaan)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Desentralisasi
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Secara parsial atau secara bersama-sama
desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT.
Sinar Galesong Prima Manado.
2. Variabel desentralisasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT.
Sinar Galesong Prima Manado.
3. Variabel sistem akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajer pada PT.
Sinar Galesong Prima Manado.
Bersambung pada halaman berikutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
9 Desmiyawati (2010)
“Pengaruh Desentralisasi,
Ketidakpastian
Lingkungan
Dan Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Perusahaan Perbankan di
Kota Pekanbaru
Sampel:
50 Responden (Manajer
Personalia dan Manager
Perusahaan)
Metode Analisis:
Path
Variabel Penelitian:
Desentralisasi
Ketidakpastian
Lingkungan
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Desentralisasi tidak mempunyai pengaruh
langsung terhadap kinerja manajerial.
2. Tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara
ketidakpastian lingkungan (X2) terhadap kinerja
manajerial (Y) melalui penggunaan karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen (X3)
dalam pengambilan keputusan.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
41
C. Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial
Informasi diperlukan dalam pengambilan keputusan. Manajemen
memerlukan informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan.
Informasi yang memadai adalah informasi yang memiliki karakteristik
broadscope, timeliness, aggregation, integration diperlukan manajemen
dalam mendukung pengambilan keputusan terbaik. Pengambilan
keputusan yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
(Maharani, 2011).
Chin (1995:811) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa
karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
manajemen yang berupa aggregation, broadscope, integration, dan
timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang
memiliki karakteristik informasi akuntansi manajemen tersebut
umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan
mencapai target yang telah ditetapkan.
Bukti-bukti bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi
manajemen berhubungan dengan kinerja manajemen juga diungkapkan
oleh AICPA. Hasil survey yang pernah dilakukan oleh AICPA dan
Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan,
sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik informasi
42
akuntansi manajemen yang berkualitas penting dalam meningkatkan
kinerja manajerial (AICPA dan Meisel, 2001:28).
H1: sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja
manajerial
2. Pengaruh human capital terhadap kinerja manajerial
Menurut Stewart (1997:12) mengatakan bahwa human capital
diartikan sebagai manusia yang secara personal dipinjamkan kepada
perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan,
dan pengalaman pribadi dan human capital merupakan lifeblood dalam
modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi
merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Hal ini berarti bahwa
betapa pentingnya human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood)
perusahaan salah satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial
karena pada intinya manusialah yang akan mengimplementasikan
dalam kinerja manajerial.
Mayo (2000:10) sumber daya manusia atau human capital
memiliki lima komponen yaitu individual capability, individual
motivation, leadership, the organizational climate, dan workgroup
effeectiveness.
H2: human capital berpengaruh terhadap kinerja manajerial
3. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial
Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009), ketidakpastian
Lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu
43
dalam memprediksi lingkungannya secara tepat. Ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi kemampuan
dalam memprediksi, maka semakin rendah tingkat ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi.
Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai
faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan
dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi
operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa
mendatang. Ini berarti bahwa semakin tinggi ketidakpastian lingkungan
akan semakin menurunkan kinerja manajerial.
Organisasi yang sukses akan selalu beradaptasi dengan
perubahanperubahan lingkungannya dan secara proaktif merubah
lingkungannya. Organisasi harus mengelola ketidakpastian lingkungan
untuk menjadi efektif. Menurut Daft (2009), ada dua strategi dasar
untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan yang tinggi yaitu
mengadaptasi organisasi dengan perubahan-perubahan lingkungan
untuk membuatnya lebih harmonis dengan kebutuhan-kebutuhan
organisasi.
44
Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari
lingkungan pesaing. Dalam suasana ketidakpastian lingkungan, seorang
manajer akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dan
melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Perencanaan akan menjadi
masalah dalam ketidakpastian karena peristiwa-peristiwa yang akan datang
tidak dapat diprediksi. Pengendalian terhadap aktivitas perusahaan juga
sulit dilakukan dalam suasana yang tidak pasti.
Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor
yang penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang
tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Dalam
ketidakpastian lingkungan individu akan mengalami keterbatasan sehingga
tidak dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap keputusan
yang telah dibuat. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka
berarti semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.
H3: ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
4. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen, human capital
dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial
Informasi diperlukan dalam pengambilan keputusan. Manajemen
memerlukan informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan.
Informasi yang memadai adalah informasi yang memiliki karakteristik
broadscope, timeliness, aggregation, integration diperlukan manajemen
dalam mendukung pengambilan keputusan terbaik. Pengambilan
45
keputusan yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
(Maharani, 2011).
Menurut Stewart (1997:12) mengatakan bahwa human capital
diartikan sebagai manusia yang secara personal dipinjamkan kepada
perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan,
dan pengalaman pribadi dan human capital merupakan lifeblood dalam
modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi
merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Hal ini berarti bahwa
betapa pentingnya human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood)
perusahaan salah satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial
karena pada intinya manusialah yang akan mengimplementasikan
dalam kinerja manajerial. Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009),
ketidakpastian Lingkungan dapat diartikan sebagai rasa
ketidakmampuan individu dalam memprediksi lingkungannya secara
tepat. Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi
kemampuan dalam memprediksi, maka semakin rendah tingkat
ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.
Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
46
Menurut Mahoney et al., (1965:23) yang dimaksud dengan kinerja
manajerial adalah kinerja indvidu anggota organisasi dalam kegiatan-
kegiatan manajerial atau fungsi-fungsi manajemen, meliputi : perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi,
dan perwakilan. Kinerja manajerial yang baik menghasilkan
keefektivitasan yang meningkatkan perolehan keuntungan perusahaan dan
akan menambah kepercayaan investor ke perusahaan.
H4: sistem informasi akuntansi manajemen, human capital dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
47
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen
(X1) (Chenhall dan
Morris, 1986:10)
Kinerja Manajerial (Y)
Stoner (1992:16)
Model Penelitian:
Analisis Regresi Berganda
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
Keberadaan sistem informasi akuntansi manajemen, human capital dan
faktor ketidakpastian lingkungan dan pengaruhnya terhadap kinerja
manajerial pada usaha yang bergerak disektor mikro
Tuntutan atas kinerja Baitul Maal Wat Tamwil
basis teori: sistem informasi akuntansi manajemen, human capital,
ketidakpastian lingkungan dan kinerja manajerial
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Human Capital (X2)
(Mayo, 2000:10)
Ketidakpastian
Lingkungan (X3)
(Duncan, 1972)
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan causalitas study yaitu tipe penelitian
berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap
variable dependen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti
empiris mengenai pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen, human
capital dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian
adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Sampel pada penelitian ini adalah manajer pada Baitul Mal Wat Tamwil
di wilayah DKI Jakarta. Hal ini dilakukan karena manajer berperan penting
dalam pengambilan keputusan.
49
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti menggunakan data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, artikel, internet, dan perangkat
lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah BMT yang berada di
BMT wilayah DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan
kuesioner kepada BMT-BMT tersebut secara langsung ataupun melalui
perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari
manajer BMT sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh
dari pengisian kuesioner. Data primer diperoleh dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari para responden dalam penelitian.
50
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali,
2011:52). Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor
masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas
0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
(Ghozali, 2011:52).
51
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner
dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik yang
digunakan adalah teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha
> 0,70 (Ghozali, 2011:46).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikoloniearitas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2011:105). Uji multikolinearitas dilakukan dengan
melihat besarnya variance invelations factor (VIF) dan tolerance.
Jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,1, hal ini berarti terjadi
korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika nilai VIF <
10 dan nilai tolerance > 0,1 hal ini berarti tidak terjadi korelasi
antar variabel (Ghozali, 2011:96).
52
b. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Ghozali, 2011:139).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160).
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin
mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda
bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya.
Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial
a = Konstanta
X1 = Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
X2 = Human Capital
X3 = Ketidakpastian Lingkungan
b1b2b3 = Koefisien Regresi
e = Error
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
53
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen yang diuji secara signifikan dengan nilai 0,05 (Ghozali,
2011:88).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat
signifikan 0.05 (Ghozali, 2011:88).
54
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan.
1. Variabel Independen (X)
a. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (X1)
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu
mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang
efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk
memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai
alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998:130).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen
adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan
financial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya
kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
manajemen adalah informasi akuntansi manajemen. Karakteristik
informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajerial
sebagai pengambilan keputusan dikategorikan kedalam empat sifat
yaitu aggregation, broadscope, integration, dan timeliness
(Chenhall dan Morris, 1986:10).
b. Human Capital (X2)
Menurut Mayo (2000:10) human capital memiliki lima
komponen yaitu individual capability, individual motivation,
leadership, the organizational climate, dan workgroup
55
effectiveness. Masing masing komponen memiliki peranan yang
berbeda dalam menciptakan human capital perusahaan yang pada
akhirnya menentukan nilai sebuah perusahaan. Tentunya hal ini
berdampak positif bagi perusahaan karena dengan meningkatnya
kinerja sumber daya manusia meningkat pula kinerja manajerial.
c. Ketidakpastian Lingkungan (X3)
Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002) mendefinisikan
ketidakpastian lingkungan sebagai keterbatasan individu dalam
menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat
akan gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk
memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Ketidakpastian lingkungan merupakan situasi dimana seseorang
mengalami hambatan untuk memprediksi situasi di sekitarnya
sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi
ketidakpastian tersebut (Luthans, 1998 dalam Darlis, 2002). Di
dalam ketidakpastian lingkungan, individu akan menghadapi
keterbatasan dan memperoleh informasi dari lingkungan, sehingga
tidak dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap
keputusan yang telah dibuatnya (Fisher, 1996 dalam Darlis, 2002).
Untuk mengukur persepsi responden atas ketidakpastian
lingkungan yang dirasakan, digunakan 8 komponen yang
dikembangkan oleh Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002). Skala
56
yang digunakan adalah ordinal satu untuk menunjukkan jawaban
sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.
2. Variabel Dependen (Y)
a. Kinerja Manajerial (Y)
Menurut Mahoney et al., (1965) yang dimaksud kineja
manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam
kegiatan manajerial atau fungsi-fungsi manajemen meliputi
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi,
pengaturan staff, negosiasi, dan representasi. Menurut Stoner
(1992:16) kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan
efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian tersebut, kinerja manajerial dapat didefinisikan
sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
manajerial yaitu perencanaan, investasi, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, pengaturan staff, negosiasi, dan perwakilan.
57
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
No. Butir
Pertanyaan
Sistem Informasi
Akuntansi
Manajemen (X1)
(Sumber: Chenhall
dan Morris,
1986:10)
1. Informasi yang memiliki
cakupan yang luas
2. Informasi yang lengkap
3. Meliputi aspek ekonomi
dan non-ekonomi
4. Informasi lebih ringkas
namun mencakup hal-hal
penting
5. Informasi sebagai
masukan dalam
pengambilan keputusan
6. Meningkatkan efisiensi
kerja manajer
7. Informasi mencerminkan
kompleksitas dan
sistematis
8. Saling keterkaitan
informasi berbagai divisi
9. Berdampak pada divisi
lain
10. Ketepatan waktu dalam
memperoleh informasi
11. Informasi mencerminkan
kondisi terkini (update
12. Informasi sesuai dengan
kebutuhan manajer
Skala
Interval
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Human Capital
(X2)
(Sumber: Mayo,
2000:10 dalam
Ongkorahardjo
dkk, 2008)
1. Kemampuan pribadi
(Personal capabilities)
2. Pengalaman (Experience)
3. Jaringan atau koneksi
(The network and range
of personal contact)
4. Tanggung jawab
5. Memiliki program kerja
berdasarkan rencana dan
tujuan
6. Berani mengambil resiko
7. Mampu membagi dan
mendelasikan tugas pada
pegawai
8. Berorientasi pada
pelayanan
Skala
Interval
1
2
3
4
5
6
7
8
58
9. Dapat berkomunikasi
dengan baik
10. Inovasi dan pengambilan
resiko
11. Orientasi hasil
12. Orientasi tim
9
10
11
12
Ketidakpastian
Lingkungan (X3)
(Sumber: Duncan,
1972 dalam Darlis,
2012)
1. Keyakinan dengan metode
yang digunakan
2. Perolehan informasi
penting untuk mendukung
keputusan
3. Mengukur benar/tidaknya
suatu keputusan yang telah
diambil
4. Unsur diluar pengendalian
yang dapat mempengaruhi
suatu keputusan
5. Keyakinan dalam
mengambil suatu tindakan
6. Keyakinan dengan
penyesuaian untuk
menangani perubahan
7. Keyakinan dalam tindakan
yang sesuai dengan sasaran
organisasi
8. Bekerja sesuai dengan
informasi yang diperoleh
9. Mengetahui harapan dari
pihak luar demi kemajuan
organisasi
10. Kesulitan dalam
menentukan metode untuk
mencapai sasaran
organisasi
11. Keyakinan dalam
melakukan pekerjaan
12. Frekuensi menghadapi
masalah baru
Skala
Interval
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kinerja Manajerial
(Y)
(Sumber:
Mahoney, 1963
dalam Indriani
dkk, 2014)
1. Menentukan tujuan
departemen
2. Mengukur hasil serta
menganalisis pekerjaan
3. Tukar menukar informasi
dengan bagian lain
4. Mengarahkan serta
menjelaskan aturan yang
Skala
Interval
1
2
3
4
59
berlaku
5. Menilai dan mengukur
keputusan yang diambil
6. Merekrut,menempatkan,
mempromosikan, dan
memutasi pegawai
7. Melakukan suatu kontrak
perjanjian untuk barang
maupun jasa
8. Melakukan pertemuan
dengan wakil dari
perusahaan-perusahaan
lain
5
6
7
8
Sumber diolah dari berbagai referensi
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
D. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Baitul Maal Wat Tamwil yang
berada di daerah DKI Jakarta. Pada penelitian ini penulis mencoba
untuk menganalisis pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen,
human capital dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
manajerial. Dimana objek penelitian ini adalah para manajer Baitul
Maal Wat Tamwil di daerah DKI Jakarta.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer
yang diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak 40
kuesioner kepada para manajer Baitul Maal Wat Tamwil. Untuk
mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner
didistribusikan secara langsung kepada responden, selain itu
pendistribusian kuesioner juga dilakukan melalui email. Periode
penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 22 Juni 2015 sampai
dengan tanggal 24 Juli 2015. Rincian distribusi kuesioner dalam
penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
61
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 40 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4 10%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 2 5%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 34 85%
Sumber: Data primer
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Baitul Maal Wat Tamwil
Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1 BMT Bina Salam 1 1
2 BMT El Syifa 1 1
3 BMT Usaha Mulya 1 1
4 BMT Dana Al Bina 1 1
5 BMT Al Bina 1 1
6 BMT Al Fath 1 1
7 BMT Al Hikmah 1 1
8 BMT Al Karim 1 1
9 BMT Ta’awun 1 1
10 BMT Al Azhar 1 1
11 BMT At Toyyibah 1 1
12 BMT Mandiri Sejahtera 1 0
13 BMT Hisbah 1 1
14 BMT Habbah 1 1
15 BMT Citra Hasanah 1 1
16 BMT Darul Qur’an 1 1
17 BMT Al Amin 1 1
18 BMT Al Karim 1 1
19 BMT Husnayain 1 1
20 BMT Bina Ummat Sejahtera 1 1
21 BMT Al Hidayah 1 1
22 BMT Al Kautsar 1 1
23 BMT Al Mizan 1 1
24 BMT Al Mufidah 1 1
25 BMT At Taqwa Mandiri 1 0
Bersambung pada halaman berikutnya.
62
Tabel 4.2 (Lanjutan)
26 BMT Fisabilillah 1 1
27 BMT Laroiba 1 1
28 BMT Mitra Utama Umat 1 1
29 BMT Pelita Insani 1 1
30 BMT Prima Syariah 1 0
31 BMT Sunan Giri 1 1
32 BMT Tsiqoh 1 1
33 BMT Az Zikra 1 1
34 BMT Bina Fitrah 1 1
35 BMT As Salam 1 1
36 BMT At Taqwa 1 1
37 BMT Baitussalam 1 1
38 BMT Al Hidayah 1 1
39 BMT Pelita Insani 1 1
40 BMT Tanjung Sejahtera 1 0
Jumlah 40 36
Sumber: Data primer
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para manajer Baitul Maal
Wat Tamwil yang berada di daerah DKI Jakarta. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja
responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
63
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 12 35,3%
Perempuan 22 64,7%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang atau
35,3% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 22
orang atau 64,7% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menjelaskan bahwa mayoritas sebagian besar responden adalah
perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
< 30 tahun 3 8,8%
31-40 tahun 22 64,7%
> 40 tahun 9 26,5%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada
perusahaan ekpedisi sebesar 8,8% diantaranya dalam rentang usia
dibawah 30 tahun sedangkan yang berusia lebih dari 40 tahun
sebanyak 26,5%, dan mayoritas responden yang bekerja pada
perusahaan pengiriman ekpedisi berusia antara 31-40 tahun atau
64,7%.
64
c. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
disajikan pada tabel berkut ini:
Tabel 4.5
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
D3 8 23,6%
S1 20 58,8%
S2 6 17,6%
S3 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 20 orang atau sebesar 58,8%
mempunyai pendidikan terakhir S1, sedangkan sisanya yaitu
mempunyai pendidikan terakhir D3 dan S2 masing-masing sebesar
8 dan 6 orang atau sekitar 23,6% dan 17,6%.
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.6
Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase
< 3 tahun 4 11,8%
3-5 tahun 6 17,6%
> 5 tahun 24 70,6%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
65
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
mayoritas responden sebanyak 70,6% atau sekitar 24 orang
manajer memiliki pengalaman bekerja lebih dari 5 tahun.
Responden yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun
sebanyak 4 orang atau 11,8% dan sisanya 17,6% atau sekitar 6
orang manajer memiliki pengalaman bekerja antara 3-5 tahun.
E. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
sistem informasi akuntansi manajemen, human capital, ketidakpastian
lingkungan dan kinerja manajerial akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
S
u
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel sistem informasi
akuntansi manajemen memiliki jawaban minimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 43 dan jawaban
maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIAM 34 43 54 46,71 2,736
HC 34 47 59 51,62 3,035
KL 34 21 45 36,41 7,136
KM 34 31 39 33,56 1,941
Valid N (listwise) 34
66
sebesar 54, dengan rata-rata total jawaban 46,71 (rata-rata jawaban
responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar
deviasi sebesar 2,736. Variabel human capital memiliki jawaban
minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 47 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 59, dengan rata-rata total jawaban
51,62 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran
kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,035. Variabel ketidakpastian
lingkungan memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 21 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 45,
dengan rata-rata total jawaban 36,41 (rata-rata jawaban responden yang
didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar
7,136. Sedangkan variabel kinerja manajerial memiliki jawaban
minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 31 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 39, dengan rata-rata total jawaban
sebesar 33,56 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui
penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 1,941.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
67
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji
validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM), Human Capital
(HC), Ketidakpastian Lingkungan (KL) dan Kinerja Manajerial
(KM) dengan 34 sampel responden.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
SIAM 1 0,621** 0,000 Valid
SIAM 2 0,623** 0,000 Valid
SIAM 3 0,361* 0,036 Valid
SIAM 4 0,729** 0,000 Valid
SIAM 5 0,412* 0,016 Valid
SIAM 6 0,621** 0,000 Valid
SIAM 7 0,623** 0,000 Valid
SIAM 8 0,501** 0,003 Valid
SIAM 9 0,379* 0,027 Valid
SIAM 10 0,659** 0,000 Valid
SIAM 11 0,423* 0,013 Valid
SIAM 12 0,400* 0,019 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan variabel sistem informasi
akuntansi manajemen mempunyai kriteria valid untuk semua
item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
68
2) Uji Validitas Human Capital (HC)
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Human Capital
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
HC 1 0,607** 0,000 Valid
HC 2 0,433* 0,010 Valid
HC 3 0,482** 0,004 Valid
HC 4 0,547** 0,001 Valid
HC 5 0,424* 0,013 Valid
HC 6 0,691** 0,000 Valid
HC 7 0,552** 0,001 Valid
HC 8 0,567** 0,000 Valid
HC 9 0,558** 0,001 Valid
HC 10 0,667** 0,000 Valid
HC 11 0,465** 0,006 Valid
HC 12 0,534** 0,001 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel human capital
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3) Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan (KL)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
KL 1 0,781** 0,000 Valid
KL 2 0,832** 0,000 Valid
KL 3 0,883** 0,000 Valid
KL 4 0,677** 0,000 Valid
KL 5 0,768** 0,000 Valid
KL 6 0,833** 0,000 Valid
KL 7 0,899** 0,000 Valid
KL 8 0,851** 0,000 Valid
KL 9 0,836** 0,000 Valid
KL 10 0,809** 0,000 Valid
KL 11 0,882** 0,000 Valid
69
Tabel 4.10 (Lanjutan)
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
KL 12 0,784** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel ketidakpastian
lingkungan mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
4) Uji Validitas Kinerja Manajerial (KM)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
KM 1 0,755** 0,000 Valid
KM 2 0,618** 0,000 Valid
KM 3 0,495** 0,003 Valid
KM 4 0,599** 0,000 Valid
KM 5 0,626** 0,000 Valid
KM 6 0,510** 0,002 Valid
KM 7 0,701** 0,000 Valid
KM 8 0,460** 0,006 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel kinerja manajerial
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.12
70
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen 0,762 Reliabel
Human Capital 0,784 Reliabel
Ketidakpastian Lingkungan 0,952 Reliabel
Kinerja Manajerial 0,737 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 0,762, human
capital sebesar 0,784, ketidakpastian lingkungan sebesar 0,952 dan
kinerja manajerial sebesar 0,737. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang
relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
71
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian
ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,735 6,488 ,267 ,791
SIAM ,378 ,098 ,533 3,875 ,001 ,949 1,054
HC ,250 ,086 ,392 2,903 ,007 ,987 1,013
KL ,034 ,037 ,124 ,903 ,374 ,947 1,056
a. Dependent Variable: KM
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF)
disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan
nilai tolerance untuk sistem informasi akuntansi manajemen
sebesar 0,949, human capital sebesar 0,987 dan ketidakpastian
lingkungan sebesar 0,947. Selain itu nilai VIF untuk sistem
informasi akuntansi manajemen sebesar 1,054, human capital
sebesar 1,013 dan ketidakpastian lingkungan sebesar 1,056. Suatu
model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila
memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat
problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
72
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.14 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,895 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka
signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara
normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,42494297
Most Extreme Differences
Absolute ,099
Positive ,099
Negative -,085
Kolmogorov-Smirnov Z ,575
Asymp. Sig. (2-tailed) ,895
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
73
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
74
Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi kinerja manajerial berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen,
human capital dan ketidakpastian lingkungan.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data primer yang diolah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,679a ,461 ,407 1,494
a. Predictors: (Constant), KL, HC, SIAM
b. Dependent Variable: KM
75
Tabel 4.15 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar
0,407 atau 40,7%, ini menunjukkan bahwa variabel kinerja
manjerial yang dapat dijelaskan oleh variabel sistem informasi
akuntansi manajemen, human capital dan ketidakpastian
lingkungan adalah sebesar 40,7%. Sedangkan sisanya sebesar 0,593
atau 59,3% (1-0,407) dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti
Desentralisasi (Desmiyawati, 2010) dan Partisipasi Anggaran
(Indriani dan Nadirsyah, 2014) yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik F
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan
uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen yang diuji secara simultan. Tabel berikut
menggambarkan hasil uji statistik F.
Tabel. 4.16
Hasil Uji Statistik F
Sumber : Data primer yang diolah
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 57,377 3 19,126 8,563 ,000b
Residual 67,005 30 2,234
Total 124,382 33
a. Dependent Variable: KM
b. Predictors: (Constant), KL, HC, SIAM
76
Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.16 didapat nilai F
hitung sebesar 8,563 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat
dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen, human
capital dan ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh
terhadap kinerja manajerial.
c. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,735 6,488 ,267 ,791
SIAM ,378 ,098 ,533 3,875 ,001
HC ,250 ,086 ,392 2,903 ,007
KL ,034 ,037 ,124 ,903 ,374
a. Dependent Variable: KM
Y = 1,735 + 0,378X1 + 0,250X2 + 0,034X3 + e
77
Hipotesis 1: Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,001. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem
informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif dan secara
signifikan terhadap kinerja manajerial karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel sistem informasi akuntansi manajemen lebih
kecil dari 0,05.
Pengaruh positif ini mengindikasikan bahwa karakteristik
informasi akuntansi manajemen yang berupa aggregation,
broadscope, integration, dan timeliness mampu meningkatkan
kinerja manajerial seperti yang dikatakan Chin (1995) dalam
Lempas dkk (2014).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lempas, Ilat dan Sabijono (2014) bahwa adanya
pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen secara parsial
terhadap kinerja manajerial.
78
Hipotesis 2: Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja
Manajerial
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
human capital mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal
ini mengindikasikan bahwa human capital berpengaruh positif dan
secara signifikan terhadap kinerja manajerial karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel sistem informasi akuntansi
manajemen lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin
berkualitas sumber daya manusia yang memiliki human capital
maka semakin baik pula tingkat kinerja manajerial. Human capital
merupakan modal intelektual dan sumber dari innovation dan
improvement. Hal ini berarti bahwa betapa pentingnya human
capital sebagai darah kehidupan (lifeblood) perusahaan salah
satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial.
Kemampuan mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang
penting bagi keberhasilan perusahaan seperti keahlian,
pengetahuan, kemampuan, dan perilaku tertentu dari manusia
sangat diperlukan karena pada intinya manusialah yang akan
mengimplementasikan kinerja manajerial. Sebuah perusahaan akan
menghasilkan kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang yang
berbeda, artinya sumber daya manusia yang berbeda dalam
79
mengelola aset perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai
tambah yang berbeda (Idayati, 2009).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Idayati (2009) bahwa adanya pengaruh human
capital secara parsial terhadap kinerja manajerial.
80
Hipotesis 3: Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap
Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
ketidakpastian lingkungan memiliki tingkat signifikansi 0,374.
Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh signifikan
dikarenakan BMT yang diteliti berskala kecil dan core bisnisnya
tidak terlalu luas sehingga perubahan-perubahan lingkungan usaha
jarang terjadi. Hal ini mengakibatkan kemampuan manajer dalam
memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan
mengidentifikasi tipe struktur dan praktik manajemen yang tepat
untuk berbagai kondisi yang lingkungannya berbeda tidak
mempengaruhi kinerja manajerial BMT tersebut.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Herawati dan Laela Sari (2015) bahwa
ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja manajerial. Namun hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmiyanti (2010) yang
menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis yang diajukan
81
Hipotesis 4: Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen, Human Capital dan Ketidakpastian Lingkungan
terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.16 nilai F
diperoleh sebesar 8,563 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti
model regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa
sistem informasi akuntansi manajemen, human capital dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sistem informasi
akuntansi manajemen dengan karakteristik broadscope, timeliness
memiliki agregasi dan terintegrasi yang didukung dengan
kemampuan mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang
penting bagi keberhasilan perusahaan seperti keahlian,
pengetahuan, kemampuan, dan perilaku tertentu dari manusia dan
kemampuan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi serta mampu mengidentifikasi tipe struktur dan praktik
manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang lingkungannya
berbeda maka kinerja manajerial pada perusahaan juga akan
meningkat.
82
BAB V
PENUTUP
D. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem informasi
akuntansi manajemen, human capital dan ketidakpastian lingkungan
terhadap kinerja manajerial. Responden penelitian ini berjumlah 34 manajer
yang bekerja di 34 Baitul Maal Wat Tamwil yang berada di DKI Jakarta.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lempas, Ilat dan Sabijono (2014).
2. Human capital berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Idayati (2009).
3. Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Herawati dan Laela Sari (2015), namun hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Desmiyanti (2010).
83
4. Sistem informasi akuntansi manajemen, human capital dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajeial.
E. Saran
Penelitian mengenai kinerja manajerial dimasa yang akan datang
diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas,
dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan wawancara dan
terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga kesimpulan yang
dikemukakan lebih akurat.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel bebas yang
lain.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survey,
sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
84
DAFTAR PUSTAKA
Bordnar, George dan Hasan, Alwi. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Balai
Pustaka, Jakarta, 2001.
Chenhall, Robert H. dan Deigan, Morris. “The Impact of Structure, Environment,
and Interdependence on the Perceived Usefulness of Management
Accounting Systems”, The Accounting Review, No.1, pp.16 – 35, 1986.
Chin. “Decentralization, Management Accounting System (MAS) Informantion
Characteristic, and Their Interaction Effects on Managerial Performance, A
Singapore Study”. Journal of Bussiness Financial Accounting, 1995.
Chusing, Barry E dan Romney, Marshall B. “Accounting Information System”.
Addison Wesley Publishing Company Inc, 1994.
Draft, Richard. L. “Manajemen”. Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Desmiyawati. “Pengaruh Desentralisasi, Ketidakpastian Lingkungan Dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Pekbis Jurnal, Vol.2,
No.3, November, 2010.
Duncan, R. B. “Characteristics of Organizational Environments and Perceived
Environmental Uncertainty”. Administractive Science Quartely: 313-291,
1972.
Echols, John. M. dan Sadily, Hasan. “Kamus Inggris-Indonesia”. PT Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta, 1996.
Fitzenz. “The ROI of Human Capital : Measuring The Economic Value Added of
Employee Performance”. American Management Association, New York,
2000.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan
Penerbit UNDIP, Semarang, 2011.
Gordon, L. A. dan Narayana, V. K. “Management Accounting System Perceived
Environmental Uncertainty and Organization Structure: an Empirical
Investigation”. Accounting Organization and Society, Vol.9, pp.33-47,
1984.
85
Gul, Ferdinand A., and Yew Ming Chia. “The Effects of Management Accounting
Systems, Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization on
Management Performance: A Test of Three-Way Interaction”. Accounting,
Organization and Society, Vol.19, No.4/5, pp. 413 – 426, 1994.
Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. “Akuntansi Manajemen”. Erlangga,
Jakarta, 2010.
Hongren, Charles T. “Pengantar Akuntansi Manajemen”. Erlangga, Jakarta, 1994.
Herawati, Tuti dan Fatma Laela Sari, Yatmi. “Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan Dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial”. Study & Accounting Research, Vol XII,
No. 1, 2015.
Idayati, “Pengaruh Kepribadian, Keluarga, Human Capital Terhadap Karier
Dan Kinerja Manajer”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.7 No.1. 2009.
Indriani, Mirna dan Nadirsyah. “Interaksi antara Budgetary Participation dan
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial
(Survei pada organisasi pemerintah daerah)”. SNA 17 Mataram, Lombok,
Universitas Mataram, 2014.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Jatmiko, Bambang. “Metodologi Penelitian”. Penerbit UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2007.
Kusmaningtia, Wulan. “Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro”
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014.
Lasmiatun. “Perbankan Syari’ah”. LPSDM. RA Kartini, Semarang, 2010.
Lempas, Yuwinda, Ventje Ilat dan Harijanto Sabijono “Desentralisasi Dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajer Pada Pt. Sinar Galesong
Prima Manado”. Jurnal EMBA, Vol.2 No.1, 2014.
Mahmood, MO Adam dan Mann, Garry J. ” Measuring the Organizational Impact
of Information Technology Investment: An Exploratory Study, Journal of
Management Information System”. p. 97-122, 1993.
86
Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll. “Development of Managerial
Performance: A Research Approach”. Cincinnati: South Western Publ. Co.,
1963.
Maisel, Lawrence S. and American Institute of Certified Public Accountans
.“AICPA Core Competency Framework for Entry into the
AccountingProfession “.New York, NY: AICPA, 2001.
Mangkunegara, Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
Mayo. “The Role of Employee Development in The Growth Of Intellectual
Capital”. Personal Review, Vol. 29 No.4, 2000.
Muafi. “Pengaruh Strategic Human Capital Terhadap Kinerja Entrepreneurial
Pada Organisasi Sektor Publik”. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan
Sektor Publik, Vol. 6 No. 2, 2010.
Nazzarudin. “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 1998.
Prof. Dr. Wibowo. “Manajemen Kinerja”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Robbins, Stephen. “Teori Organisasi : Konsep, Desain dan Aplikasi”. PT
Prenhallindo, Jakarta, 2001.
Santoso, Singgih. “Statistik Parametrik”. PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
2004.
Schein. “Organization Culture and Leadership”. Jossey-Bass Publishers, San
Fransisco, 1992.
Schermerhon. “Management”. John Willey and Sons Inc, USA, 2005.
Solechan, Achmad dan Setiawati, Ira. “Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen dan Desentralisasi sebagai Variabel Moderating Terhadap
Kinerja Manajerial (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Kabupaten
Semarang)”. Jurnal Akuntansi, Vol. 4 no.1, 2009.
Soobaroyen, T dan Poorundersing. “The Effectiveness of Management Accounting
Systems”. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 2, 2008.
87
Stalker and Burn. ”Budgetary Participation, Motivation, an Managerial
Performance”. The Accounting Review, 61 October: 586-600, 1961.
Stewart. “Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations”. Doubleday
Currency, New York, 1997.
Stoner, J.A.F. “Human Resource Management”. John Willey and Sons Inc,
Sydney, 1992.
Sutapa. “Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Ketidakpastian Lingkungan
(Perceived Environmental Uncertainty) dan Desentralisasi Terhadap
Kinerja Manajerial”. Tesis Akuntansi, Universitas Diponegoro, 2003.
Tannenbaum, et.all. “Meeting Trainees Expectation Influence of Training
Fullfillment of The Development of Commitment, Self Efficacy, and
Motivation”. Journal of Applied Psychology, 1991.
Tim PINBUK. “Pedoman Cara Mendirikan BMT”. PINBUK Jawa Timur,
Surabaya, 1999.
Totanan. “Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk
Keunggulan Bersaing”. Usahawan, Jakarta, 2004.
Weygandt, Kieso Kimmel. “Accounting Priciples”. John Willey and Sons Inc,
New York, 2002.
Wibowo. “Manajemen Kinerja”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
Widodo Hertanto dkk. “PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan Praktis
Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)”. Mizan, Bandung, 1999.
Wiroso ”Jual Beli Murabahah”. UII Press, Yogyakarta, 2005.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KUESIONER
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN,
HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BAITUL MAAL WAT
TAMWIL DI WILAYAH DKI JAKARTA
Oleh:
Achmad Bashirudin
NIM: 1110082000125
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama Perusahaan : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Jabatan : ................................
Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
BAGIAN I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen. Berilah
tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1
Perusahaan menyediakan informasi yang
akurat bagi kegiatan seluruh karyawan
departemen anda.
2
Perusahaan menyediakan informasi
faktor-faktor eksternal perusahaan,
seperti kondisi ekonomi dan
pertumbuhan penduduk.
3
Perusahaan menyediakan informasi
ekonomi dan non-ekonomi seperti selera
nasabah, relasi serta ancaman pesaing.
4
Perusahaan menyediakan informasi yang
lebih ringkas namun mencakup hal-hal
penting.
5
Perusahaan menyediakan informasi yang
berkaitan dengan dampak yang
ditimbulkan oleh keputusan anda pada
departemen anda.
6
Informasi dapat tersedia secara otomatis
atau segera sesaat setelah informasi
diproses.
7
Laporan disediakan secara sistematis dan
teratur, misalnya laporan harian dan
laporan mingguan.
8
Informasi mengenai dampak kegiatan
departemen lain terhadap ringkasan
laporan seperti laba, biaya dan pajak
tidak tersedia untuk anda dan perusahaan
secara keseluruhan.
9
Perusahaan tidak menyediakan informasi
mengenai dampak keputusan anda pada
seluruh departemen dan pengaruh
keputusan pihak lain pada wilayah
tanggung jawab anda.
10
Tidak terdapat penundaan waktu antara
peristiwa yang terjadi dengan
penyampaian informasi yang relevan
kepada anda.
11 Informasi yang dibutuhkan segera
tersedia ketika diminta.
12
Informasi disajikan dalam bentuk yang
sesuai dengan model keputusan anda
seperti analisis aliran kas dan kenaikan
laba.
BAGIAN II HUMAN CAPITAL
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai human capital. Berilah tanda ceklis (√) pada
jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Dalam bekerja, kemampuan saya dan
keahlian dibidang saya bekerja sangat
menunjang pekerjaan saya.
2
Dengan memiliki pengalaman yang cukup
dalam bidang saya bekerja, sangat
membantu dan mempermudah saya dalam
mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah di perusahaan.
3
Dengan memiliki jaringan dan koneksi
yang luas dengan seluruh mitra kerja
memudahkan saya untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
4 Dalam melaksanakan setiap tugas, saya
berusaha untuk bertanggung jawab penuh
pada pekerjaan tersebut.
5 Sebelum melaksanakan pekerjaan, saya
selalu membuat program kerja yang
disesuaikan dengan rencana dan tujuan.
6 Dalam menangani beberapa kasus, saya
selalu berani mengambil resiko.
7 Di perusahaan, pimpinan mampu membagi
dan mendelegasikan tugas pekerjaan
dengan baik kepada anggota.
8 Di perusahaan, pimpinan siap membantu
anggotanya jika mengalami kesulitan
dalam pekerjaan.
9 Di perusahaan pimpinan mampu
berkomunikasi dengan baik kepada
anggota.
10
Perusahaan tempat saya bekerja selalu
memberikan kesempatan kepada setiap
karyawan, manajer, atau pimpinan untuk
melakukan inovasi secara bertanggung
jawab.
11 Perusahaan tempat saya bekerja tidak
hanya fokus pada proses setiap pekerjaan
tetapi juga berorientasi pada hasil.
12 Perusahaan tempat saya bekerja selalu
mengutamakan kepentingkan pekerjaan
dibandingkan pribadi.
BAGIAN III KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai ketidakpastian lingkungan. Berilah tanda ceklis
(√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya yakin metode mana yang terbaik
untuk perusahaan ini.
2 Saya mempunyai seluruh informasi
penting untuk membuat keputusan-
keputusan di perusahaan ini.
3 Ketika mengerjakan pekerjaan, sulit
untuk mengukur apakah saya membuat
keputusan yang benar.
4 Usur-unsur diluar pengendalian saya,
mempengaruhi keputusan-keputusan
yang saya buat di perusahaan ini.
5 Saya yakin bagaimana bertindak dalam
perusahaan ini.
6 Saya yakin penyesuaian-penyesuaian
yang saya buat untuk menangani
perubahan-perubahan yang terjadi.
7 Saya yakin tindakan yang saya lakukan
sesuai dengan sasaran perusahaan ini.
8 Saya mengetahui bagaimana bekerja
sesuai dengan informasi.
9 Saya dapat mengetahui apa yang
diharapkan orang lain di perusahaan ini.
10 Saya sulit menentukan apakah metode
yang saya gunakan mampu mencapai
sasaran perusahaan ini.
11 Saya yakin bagaimana pekerjaan saya
harus dilakukan.
12 Saya sering menghadapi masalah baru
atau tidak biasa dalam perusahaan ini.
BAGIAN IV KINERJA MANAJERIAL
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai kinerja manajerial. Berilah tanda ceklis (√) pada
jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1
Peran manajer sangat penting dalam
menentukan tujuan dan kebijakan
departemen.
2
Anda perlu mengumpulkan dan
menyiapkan informasi serta menganalisis
pekerjaan.
3
Anda perlu tukar menukar informasi
dengan departemen lain untuk menyusun
suatu program.
4 Anda perlu menilai dan mengukur
kinerja serta menilai laporan keuangan.
5 Anda diharuskan mengarahkan,
memimpin dan membimbing bawahan.
6
Sebagai manajer Anda perlu
mempertahankan angkatan kerja di
departemen anda serta merekrut dan
mempromosikan pegawai.
7 Peran manajer sangat penting ketika
melakukan suatu kontrak perjanjian.
8
Sebagai manajer sudah sewajarnya anda
melakukan pertemuan dengan wakil dari
perusahaan-perusahaan lain dan
mempromosikan tujuan umum
perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Responden SIAM
1
SIAM
2
SIAM
3
SIAM
4
SIAM
5
SIAM
6
SIAM
7
SIAM
8
SIAM
9
SIAM
10
SIAM
11
SIAM
12
SIAM
TOT
1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 43
2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 45
3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 45
4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 44
5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 44
6 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 45
7 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 45
8 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 3 44
9 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 43
10 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 44
11 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 44
12 5 4 5 4 4 5 4 2 2 4 4 4 47
13 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 45
14 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 4 47
15 4 4 5 5 5 4 4 2 3 5 5 4 50
16 4 5 5 4 4 4 5 3 2 4 4 4 48
17 5 5 5 4 4 5 5 2 2 4 4 4 49
18 4 4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 3 45
19 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 5 4 54
20 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 45
21 5 5 4 5 5 5 5 3 3 5 4 4 53
22 5 4 5 4 4 5 4 2 3 4 4 4 48
23 5 4 5 5 5 5 4 2 2 5 4 4 50
24 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 49
25 5 5 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4 49
26 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 5 4 46
27 4 4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 4 46
28 4 4 4 5 5 4 4 3 2 5 5 4 49
29 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 44
30 5 4 4 4 4 5 4 2 2 4 5 4 47
31 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 5 4 49
32 5 5 5 4 5 5 5 1 2 4 4 4 49
33 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 45
34 4 4 5 5 4 4 4 3 2 5 4 4 48
Human Capital
Responden HC 1 HC 2 HC 3 HC 4 HC 5 HC 6 HC 7 HC 8 HC 9 HC 10 HC 11 HC 12 HC
TOT
1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 53
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50
3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 55
4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 53
5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 52
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
7 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 54
8 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 51
9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 51
10 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 54
11 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 54
12 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 55
13 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 53
14 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 58
15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 50
16 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 59
17 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 52
18 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 54
19 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 53
20 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 54
21 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 52
22 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 50
23 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 52
24 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
25 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
27 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
30 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 49
31 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
34 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 55
Ketidakpastian Lingkungan
Responden KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 KL 6 KL 7 KL 8 KL 9 KL 10 KL 11 KL 12 KL
TOT
1 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 42
2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 43
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
5 3 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 2 22
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
8 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
9 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 44
10 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 22
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 33
12 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
13 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 42
14 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 44
15 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
16 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
17 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 43
18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 40
19 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 45
20 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 43
21 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 41
22 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 43
23 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 45
24 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
25 2 2 1 3 3 2 1 2 1 1 1 2 21
26 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
27 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 27
28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35
29 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 27
30 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 44
31 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 32
32 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 44
33 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 45
34 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35
Kinerja Manajerial
Responden KM 1 KM 2 KM 3 KM 4 KM 5 KM 6 KM 7 KM 8 KM
TOT
1 4 5 4 4 4 4 4 4 33
2 4 4 4 4 4 4 4 4 32
3 4 5 4 4 4 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 4 4 4 4 4 4 3 4 31
6 4 4 4 4 4 4 4 3 31
7 4 4 4 4 4 4 4 4 32
8 4 4 4 4 4 4 4 3 31
9 4 4 4 4 4 4 4 3 31
10 4 4 4 4 4 4 3 4 31
11 5 5 4 4 4 4 4 4 34
12 5 5 4 4 5 4 5 4 36
13 4 5 4 4 5 4 4 4 34
14 5 5 4 5 5 5 5 4 38
15 5 5 5 5 5 5 5 4 39
16 5 5 4 5 5 4 4 4 36
17 4 4 4 4 5 4 4 4 33
18 5 4 4 5 4 5 4 5 36
19 5 5 4 5 4 4 4 4 35
20 5 5 4 4 4 4 4 4 34
21 5 5 4 5 4 4 4 4 35
22 5 5 4 4 4 4 4 4 34
23 5 4 4 4 5 5 4 4 35
24 5 5 4 4 4 4 4 4 34
25 4 5 4 4 4 4 4 4 33
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32
27 4 4 4 4 4 5 4 4 33
28 4 4 4 5 4 4 4 4 33
29 4 4 4 4 4 4 4 4 32
30 4 5 4 4 5 4 4 4 34
31 5 5 4 4 5 4 4 4 35
32 5 4 4 4 4 4 4 4 33
33 4 4 4 4 4 5 4 4 33
34 4 4 4 5 4 4 4 4 33
Correlations
SIAM1 SIAM2 SIAM3 SIAM4 SIAM5 SIAM6 SIAM7 SIAM8 SIAM9 SIAM10 SIAM11 SIAM12 SIAMTO
T
SIAM1
Pearson Correlation 1 ,548** ,206 ,098 ,198 1,000** ,548** -,109 ,106 ,052 ,040 ,236 ,621**
Sig. (2-tailed) ,001 ,241 ,580 ,262 ,000 ,001 ,539 ,553 ,772 ,823 ,180 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM2
Pearson Correlation ,548** 1 ,210 ,107 ,247 ,548** 1,000** ,161 ,010 ,072 -,012 ,169 ,623**
Sig. (2-tailed) ,001 ,233 ,547 ,159 ,001 ,000 ,364 ,957 ,686 ,947 ,339 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM3
Pearson Correlation ,206 ,210 1 ,205 ,138 ,206 ,210 ,046 -,108 ,138 -,101 -,043 ,361*
Sig. (2-tailed) ,241 ,233 ,244 ,436 ,241 ,233 ,795 ,543 ,436 ,572 ,808 ,036
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM4
Pearson Correlation ,098 ,107 ,205 1 ,296 ,098 ,107 ,704** ,357* ,925** ,471** ,203 ,729**
Sig. (2-tailed) ,580 ,547 ,244 ,089 ,580 ,547 ,000 ,038 ,000 ,005 ,251 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM5
Pearson Correlation ,198 ,247 ,138 ,296 1 ,198 ,247 -,087 -,130 ,244 ,247 ,012 ,412*
Sig. (2-tailed) ,262 ,159 ,436 ,089 ,262 ,159 ,625 ,464 ,164 ,159 ,946 ,016
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM6
Pearson Correlation 1,000** ,548** ,206 ,098 ,198 1 ,548** -,109 ,106 ,052 ,040 ,236 ,621**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,241 ,580 ,262 ,001 ,539 ,553 ,772 ,823 ,180 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM7
Pearson Correlation ,548** 1,000** ,210 ,107 ,247 ,548** 1 ,161 ,010 ,072 -,012 ,169 ,623**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,233 ,547 ,159 ,001 ,364 ,957 ,686 ,947 ,339 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM8 Pearson Correlation -,109 ,161 ,046 ,704** -,087 -,109 ,161 1 ,286 ,651** ,331 ,143 ,501**
Sig. (2-tailed) ,539 ,364 ,795 ,000 ,625 ,539 ,364 ,100 ,000 ,055 ,421 ,003
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM9
Pearson Correlation ,106 ,010 -,108 ,357* -,130 ,106 ,010 ,286 1 ,298 ,175 ,253 ,379*
Sig. (2-tailed) ,553 ,957 ,543 ,038 ,464 ,553 ,957 ,100 ,087 ,323 ,150 ,027
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM10
Pearson Correlation ,052 ,072 ,138 ,925** ,244 ,052 ,072 ,651** ,298 1 ,422* ,219 ,659**
Sig. (2-tailed) ,772 ,686 ,436 ,000 ,164 ,772 ,686 ,000 ,087 ,013 ,213 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM11
Pearson Correlation ,040 -,012 -,101 ,471** ,247 ,040 -,012 ,331 ,175 ,422* 1 ,169 ,423*
Sig. (2-tailed) ,823 ,947 ,572 ,005 ,159 ,823 ,947 ,055 ,323 ,013 ,339 ,013
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAM12
Pearson Correlation ,236 ,169 -,043 ,203 ,012 ,236 ,169 ,143 ,253 ,219 ,169 1 ,400*
Sig. (2-tailed) ,180 ,339 ,808 ,251 ,946 ,180 ,339 ,421 ,150 ,213 ,339 ,019
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
SIAMTO
T
Pearson Correlation ,621** ,623** ,361* ,729** ,412* ,621** ,623** ,501** ,379* ,659** ,423* ,400* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,036 ,000 ,016 ,000 ,000 ,003 ,027 ,000 ,013 ,019
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
HC1 HC2 HC3 HC4 HC5 HC6 HC7 HC8 HC9 HC10 HC11 HC12 HCTOT
HC1
Pearson Correlation 1 .351* .182 .179 .179 .812** .348* .077 .277 .253 .134 .116 .607**
Sig. (2-tailed) .042 .304 .312 .312 .000 .044 .667 .113 .149 .449 .514 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC2
Pearson Correlation .351* 1 -.067 -.164 -.025 .394* .684** .244 .453** .077 -.176 .181 .433*
Sig. (2-tailed) .042 .708 .354 .890 .021 .000 .164 .007 .667 .320 .307 .010
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC3
Pearson Correlation .182 -.067 1 .246 .123 .123 .218 .200 .139 .424* .139 .330 .482**
Sig. (2-tailed) .304 .708 .160 .488 .488 .215 .257 .434 .013 .434 .056 .004
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC4
Pearson Correlation .179 -.164 .246 1 .098 .227 -.072 .394* .171 .559** .606** .268 .547**
Sig. (2-tailed) .312 .354 .160 .579 .196 .687 .021 .334 .001 .000 .125 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC5
Pearson Correlation .179 -.025 .123 .098 1 .356* .233 .115 .026 .179 .316 .130 .424*
Sig. (2-tailed) .312 .890 .488 .579 .039 .185 .518 .886 .312 .069 .463 .013
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC6
Pearson Correlation .812** .394* .123 .227 .356* 1 .385* .115 .316 .305 .316 .130 .691**
Sig. (2-tailed) .000 .021 .488 .196 .039 .025 .518 .069 .079 .069 .463 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC7
Pearson Correlation .348* .684** .218 -.072 .233 .385* 1 .354* .403* .048 -.111 .226 .552**
Sig. (2-tailed) .044 .000 .215 .687 .185 .025 .040 .018 .786 .532 .199 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC8
Pearson Correlation .077 .244 .200 .394* .115 .115 .354* 1 .296 .351* .296 .330 .567**
Sig. (2-tailed) .667 .164 .257 .021 .518 .518 .040 .089 .042 .089 .056 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC9
Pearson Correlation .277 .453** .139 .171 .026 .316 .403* .296 1 .277 .019 .357* .558**
Sig. (2-tailed) .113 .007 .434 .334 .886 .069 .018 .089 .113 .914 .038 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC10
Pearson Correlation .253 .077 .424* .559** .179 .305 .048 .351* .277 1 .420* .388* .667**
Sig. (2-tailed) .149 .667 .013 .001 .312 .079 .786 .042 .113 .013 .023 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC11
Pearson Correlation .134 -.176 .139 .606** .316 .316 -.111 .296 .019 .420* 1 .046 .465**
Sig. (2-tailed) .449 .320 .434 .000 .069 .069 .532 .089 .914 .013 .797 .006
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HC12
Pearson Correlation .116 .181 .330 .268 .130 .130 .226 .330 .357* .388* .046 1 .534**
Sig. (2-tailed) .514 .307 .056 .125 .463 .463 .199 .056 .038 .023 .797 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
HCTOT
Pearson Correlation .607** .433* .482** .547** .424* .691** .552** .567** .558** .667** .465** .534** 1
Sig. (2-tailed) .000 .010 .004 .001 .013 .000 .001 .000 .001 .000 .006 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 KL6 KL7 KL8 KL9 KL10 KL11 KL12 KLTOT
KL1
Pearson Correlation 1 ,706** ,648** ,448** ,543** ,645** ,641** ,776** ,690** ,575** ,634** ,448** ,781**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,008 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,008 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL2
Pearson Correlation ,706** 1 ,640** ,486** ,709** ,526** ,724** ,781** ,739** ,691** ,727** ,486** ,832**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL3
Pearson Correlation ,648** ,640** 1 ,593** ,589** ,782** ,749** ,673** ,677** ,683** ,801** ,746** ,883**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL4
Pearson Correlation ,448** ,486** ,593** 1 ,435* ,548** ,552** ,691** ,453** ,525** ,596** ,415* ,677**
Sig. (2-tailed) ,008 ,004 ,000 ,010 ,001 ,001 ,000 ,007 ,001 ,000 ,015 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL5
Pearson Correlation ,543** ,709** ,589** ,435* 1 ,621** ,727** ,587** ,684** ,512** ,607** ,600** ,768**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL6
Pearson Correlation ,645** ,526** ,782** ,548** ,621** 1 ,682** ,698** ,611** ,634** ,697** ,824** ,833**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL7
Pearson Correlation ,641** ,724** ,749** ,552** ,727** ,682** 1 ,734** ,780** ,726** ,785** ,674** ,899**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL8
Pearson Correlation ,776** ,781** ,673** ,691** ,587** ,698** ,734** 1 ,621** ,649** ,705** ,540** ,851**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL9
Pearson Correlation ,690** ,739** ,677** ,453** ,684** ,611** ,780** ,621** 1 ,668** ,682** ,594** ,836**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL10
Pearson Correlation ,575** ,691** ,683** ,525** ,512** ,634** ,726** ,649** ,668** 1 ,641** ,682** ,809**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL11
Pearson Correlation ,634** ,727** ,801** ,596** ,607** ,697** ,785** ,705** ,682** ,641** 1 ,715** ,882**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KL12
Pearson Correlation ,448** ,486** ,746** ,415* ,600** ,824** ,674** ,540** ,594** ,682** ,715** 1 ,784**
Sig. (2-tailed) ,008 ,004 ,000 ,015 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KLTOT
Pearson Correlation ,781** ,832** ,883** ,677** ,768** ,833** ,899** ,851** ,836** ,809** ,882** ,784** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KMTOT
KM1
Pearson Correlation 1 ,528** ,208 ,381* ,311 ,240 ,405* ,322 ,755**
Sig. (2-tailed) ,001 ,238 ,026 ,074 ,172 ,018 ,063 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM2
Pearson Correlation ,528** 1 ,185 ,172 ,369* -,127 ,390* ,164 ,618**
Sig. (2-tailed) ,001 ,296 ,332 ,032 ,473 ,023 ,354 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM3
Pearson Correlation ,208 ,185 1 ,314 ,290 ,376* ,442** ,030 ,495**
Sig. (2-tailed) ,238 ,296 ,071 ,096 ,028 ,009 ,865 ,003
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM4
Pearson Correlation ,381* ,172 ,314 1 ,139 ,289 ,320 ,302 ,599**
Sig. (2-tailed) ,026 ,332 ,071 ,434 ,098 ,065 ,083 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM5
Pearson Correlation ,311 ,369* ,290 ,139 1 ,247 ,477** ,104 ,626**
Sig. (2-tailed) ,074 ,032 ,096 ,434 ,159 ,004 ,557 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM6
Pearson Correlation ,240 -,127 ,376* ,289 ,247 1 ,368* ,309 ,510**
Sig. (2-tailed) ,172 ,473 ,028 ,098 ,159 ,032 ,075 ,002
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM7
Pearson Correlation ,405* ,390* ,442** ,320 ,477** ,368* 1 ,013 ,701**
Sig. (2-tailed) ,018 ,023 ,009 ,065 ,004 ,032 ,940 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KM8
Pearson Correlation ,322 ,164 ,030 ,302 ,104 ,309 ,013 1 ,460**
Sig. (2-tailed) ,063 ,354 ,865 ,083 ,557 ,075 ,940 ,006
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
KMTOT
Pearson Correlation ,755** ,618** ,495** ,599** ,626** ,510** ,701** ,460** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,002 ,000 ,006
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,762 12
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.784 12
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,952 12
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,737 8
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,735 6,488 ,267 ,791
SIAM ,378 ,098 ,533 3,875 ,001 ,949 1,054
HC ,250 ,086 ,392 2,903 ,007 ,987 1,013
KL ,034 ,037 ,124 ,903 ,374 ,947 1,056
a. Dependent Variable: KM
Coefficient Correlationsa
Model KL HC SIAM
1
Correlations
KL 1,000 -,093 -,217
HC -,093 1,000 ,084
SIAM -,217 ,084 1,000
Covariances
KL ,001 ,000 -,001
HC ,000 ,007 ,001
SIAM -,001 ,001 ,010
a. Dependent Variable: KM
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) SIAM HC KL
1
1 3,969 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,026 12,331 ,01 ,01 ,01 ,98
3 ,004 33,612 ,00 ,46 ,46 ,01
4 ,001 61,967 ,99 ,54 ,53 ,01
a. Dependent Variable: KM
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31,06 36,95 33,56 1,319 34
Std. Predicted Value -1,895 2,575 ,000 1,000 34
Standard Error of Predicted Value ,360 ,773 ,500 ,114 34
Adjusted Predicted Value 30,87 37,67 33,57 1,366 34
Residual -1,954 4,716 ,000 1,425 34
Std. Residual -1,308 3,155 ,000 ,953 34
Stud. Residual -1,528 3,317 -,005 1,016 34
Deleted Residual -2,669 5,210 -,016 1,623 34
Stud. Deleted Residual -1,565 4,098 ,020 1,107 34
Mahal. Distance ,945 7,862 2,912 1,862 34
Cook's Distance ,000 ,288 ,035 ,066 34
Centered Leverage Value ,029 ,238 ,088 ,056 34
a. Dependent Variable: KM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,42494297
Most Extreme Differences
Absolute ,099
Positive ,099
Negative -,085
Kolmogorov-Smirnov Z ,575
Asymp. Sig. (2-tailed) ,895
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KL, HC, SIAMb . Enter
a. Dependent Variable: KM
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,679a ,461 ,407 1,494
a. Predictors: (Constant), KL, HC, SIAM
b. Dependent Variable: KM
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 57,377 3 19,126 8,563 ,000b
Residual 67,005 30 2,234
Total 124,382 33
a. Dependent Variable: KM
b. Predictors: (Constant), KL, HC, SIAM
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,735 6,488 ,267 ,791
SIAM ,378 ,098 ,533 3,875 ,001
HC ,250 ,086 ,392 2,903 ,007
KL ,034 ,037 ,124 ,903 ,374
a. Dependent Variable: KM
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIAM 34 43 54 46,71 2,736
HC 34 47 59 51,62 3,035
KL 34 21 45 36,41 7,136
KM 34 31 39 33,56 1,941
Valid N (listwise) 34
top related