pendekatan konseling keluarga pada pengguna napza

Post on 27-Jun-2015

3.503 Views

Category:

Health & Medicine

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

how to make the best counseling in Family with narkotika addict

TRANSCRIPT

Pendekatan Konseling Keluarga Pada Pengguna NAPZA

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta mampu memahami pendekatan konseling keluarga untuk proses identifikasi masalah.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta Mampu :

1. Menjelaskan Karakteristik Keluaarga berdasarkan teori sistem

2. Menjelaskan struktur dan pola inteaksi dalam keluarga

3. Mengidentifikasi struktur keluarga yang mengganggu proses pemulihan

Konsep Organisasi Keluarga dan Kesatuan

Teori sistem mendifinisikan keluarga :

1. Suatu kesatuan yang hidup, berkesinambungan dan terorganisir.

2. Terdiri dari anggota-anggota yang saling berhubungan secara terus menerus.

3. Interaktif.

4. Memiliki pola tertentu

Hubungan sebab akibat dalam keluarga bersifat sirkular dan multidirectional

Dengan memahami organisasi dalam keluarga maka dapat diketahui pola-pola interaksi yang konsisten dan repetitif.

Karena itulah lebih penting untuk memperhatikan

keterkaitan / hubungan diantara anggota keluarga

Konsep sirkular dan multidirectional

I

X2

X1

A

Ciri-ciri keluarga

1. Family Rules

- Interaksi dalam keluarga mengikuti pola-pola yang menetap berdasarkan struktur keluarga.

- Pola-pola tersebut memungkinkan keluarga tahu apa yang diperbolehkan, dilarang, diharapkan dalam hubungan keluarga

- Berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga.

Contoh : bila mau minta barang yang disukai pada saat si ayah baru gajian

2. Homeostasis Keluarga

- Homeostasis keluarga adalah upaya-upaya regulasi dalam keluarga untuk mempertahankan stabilitas dan menghindari perubahan.

- Setiap keluarga memiliki rentang perubahan yang bisa diterima, dan mekanisme ini tidak selamanya tepat dan efektif untuk memperoleh keseimbangan.

- Kekurangannya adalah bahwa usaha untuk kembali ke kondisi semula justru dapat menghambat potensi dan kemampuan keluarga untuk membentuk ikatan yang lebih kuat (resiliency)

3. Batasan Dalam Keluarga / Boundaries

- Dalam keluarga ada garis-garis batas (boundaries) yang tidak nyata yang memberi batas antar anggota keluarga dan antara keluarga dengan lingkungan luar.

- Boundaries ini meberi batasan siapa yang termasuk “orang dalam”, dan “orang luar”, mengatur keluar masuknya informasi.

- Muncul dalam bentuk aturan

Contoh :

Masalah Keluarga harus diselesaikan sendiri tanpa melibatkan orang tua.

Mengurus anak adalah orangtuanya sendiri bukan pengasuh.

Struktur dan Pola Komunikasi Keluarga

Pada Keluarga yang tidak Harmonis terjadi komunikasi disfungsional :

1. Komunikasi yang tidak jelas

2. Komunikasi tidak langsung

3. Terdistorsi

4. Tidak Lengkap

Gaya Komunikasi yang dilakukan anggota Keluarga (Virginia Satir)

1. Placeter

Lemah, cenderung menurut pada orang lain, banyak meminta maaf, mencoba menyenangkan semua pihak.

2. Blamer

Mendominasi, mencari kesalahan orang lain, merasa paling benar.

3. Super-reasonable

Kaku dalam berfikir, tampak tenang, rasional, berusaha tidak terlibat secara emosional.

Lanjutan....

4. Irrelevant

Sering mengalihkan pembicaraan, tidak bisa fokus pada pembicaraan, tidak berani mengambil posisi/ memberikan pendapat pada maslah tertentu.

5. Congruent Communicator

Ekspresif, bertanggung jawab atas pendapatnya, menyampaikan pendapat secara jelas.

Karakteristik Keluarga dengan Masalah Adiksi NAPZA (Reilly)

1. Negativism

Komunikasi keluarga cenderung negatif, diwarnai oleh keluhan, kritik dan ekspresi ketidakpuasan.

Mood dalam keluarga biasanya negatif sehingga tingkah laku positif tidak mendapat perhatian. Jadi satu-satunya cara untuk memperoleh perhatian dari orangtua adalah beritngkah laku negatif.

Lanjutan....

2. Parental Inconsistency

Biasanya penerapan peraturan dalam keluarga tidak adekwat. Tidak ada batas yang jelas antara anak dengan orangtua, atau sebaliknya orangtua amat dominan dan otoriter.

Akibatnya tingkah laku negatif pada anak semakin memburuk karena tidak ada konsekuensi yang jelas.

Lanjutan.....

3. Parental Denial

Orangtua tidak mau mengakui seriusnya masalah anak yang menggunakan NAPZA. Walaupun akhirnya memasukkan anak ke tempat rehabilitasi, tetapi dengan mudah pula membiarkan anak keluar sebelum program selesai.

Lanjutan

4. Miscarried expresion of anger

Penggunaan Napza dapat merupakan cara untuk mengatasi kemarahan akibat kondisi keluarga yang penuh konflik atau perasaan diabaikan pada anak.

5. Self medication

Anak menggunakan Napza kerena melihat orang tua terbiasa menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk memperoleh ketenangan dan mengatsi perasaan cemas berlebihan.

Lanjutan

6 Unrealistic Parental expectations.

Bila orang tua menuntut anak terlalu tinggi dan menimbulkan kecemasan atau perasaan marah, maka anak dapat menggunakan Napza untuk menghindari tuntutan tersebut. Perasaan frustasi dapat mengarah pada penggunaan Napza.

Tehnik Praktik dalam Terapi Keluarga

1. Genogram

Merupakan suatu format untuk menggambarkan silsilah /pohon kel.yang mencakup informasi anggota dan hubungannya minimal 3 generasi.

Tahapan pembuatan genogram :

a. Pembuatan struktur keluarga.

b. Merekam informasi tentang keluarga.

c. Hubungan-hubungan dalam keluarga.

Lanjutan2. Mendeteksi dan mengubah Circular causalitiy

Circular causality adalah konsep yang menggantikan penjelasan sebab akibat.

Remaja

menggunakan Napza

Ayah marah,hukuman fisik

Ibu kasihan,me

mbela Remaja

Orang tua bertengka

r

Anak stres

3. Wawancara berfokus solusi

wawancara tersebut dengan mengajukan pertanyaan yang berfokus pada solusi :

a. Presupposittional Questioning.

Pertanyaan ini ditujukan untuk mengarahkan persepsi klien pada pemecahan masalah.

Pertanyaan yang diajukan dengan pertanyaan terbuka.

b. Exceptions to the Problem.

Betapapun buruknya masalah yang dihadapi klien, selalu ada hari-hari atau waktu tertentu saat mana masalah tidak muncul atau tidak seburuk biasanya.

Latihan peran konseling keluarga.

Peserta dibagi kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari 4 orang ( 1 observer, 1 suami, 1 orang isteri dan 1 orang anak.

Setiap peserta bergantian peran.

Sesi peran dimainkan selama 30 menit.

Terima kasih

top related