penanaman nilai-nilai akhlak melalui pola asuheprints.ums.ac.id/69516/1/naskah publikasi.pdfpertama,...
Post on 22-Aug-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK MELALUI POLA ASUH
DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI „AISYIYAH KARANGANYAR
TAHUN 2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starata I pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam
Oleh:
AFAF ALIYAH MADIHAH
NIM : G000140100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK MELALUI POLA ASUH
DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI „AISYIYAH KARANGANYAR
TAHUN 2018
Abstrak
Penelitian tentang Penanaman Nilai-nilai Akhlak melalui Pola Asuh di Panti Asuhan
Yatim Putri ‘Aisyiyah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh yang
diterapkan dalam upaya penanaman nilai-nilai akhlak dan apa saja nilai-nilai akhlak
yang ditanamkan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil tempat di Panti Asuhan Yatim
Putri ‘Aisyiyah Karanganyar. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan studi
lapangan dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode deduktif yaitu berangkat dari
landasan teori kemudian disesuaikan dengan data yang diperoleh di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Pola asuh
yang diterapkan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar secara umum
adalah pola asuh demokratis yang diterapkan melalui berbagai metode yaitu metode
keteladanan, pembiasaan, nasihat dan hukuman. Metode tersebut direalisasikan dalam
kegiatan sehari-hari yang dilakukan di panti asuhan. Melalui pola asuh tersebut dapat
diidentifikasikan bahwa nilai – nilai yang ditanamkan di Panti Asuhan Yatim Putri
‘Aisyiyah Karanganyar yaitu Habluminallah Wa Habluminannas yang terdiri dari :
Pertama, akhlak terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedua, akhlak terhadap
sesama manusia. Ketiga, akhlak terhadap lingkungan, yang dimaksud di sini adalah
akhlak terhadap hewan, tumbuh – tumbuhan dan lingkungan tempat tinggal.
Keempat, akhlak terhadap diri sendiri.
Kata Kunci : Penanaman Nilai-nilai Akhlak dan Pola Asuh
Abstract
Research on instill Moral Values of akhlak by attachment at orphanage of 'Aisyiyah
Karanganyar the purpose to find out how attachment is applied in an effort to
cultivate moral values and what moral values are instilled in the' Orphanyah
Karanganyar orphanage. This research is a qualitative research, the research at the
Orphanage ‘Aisyiyah Karanganyar. To get data, the author conducted a field study
with data collection methods in the form of interviews, observation and
documentation. To get Data analysis use deductive method which is from the
theoretical foundation then adjusted to the data obtained in the orphanage. Based on
the results of the study, the conclusion that attachment is applied in the Orphanage
‘Aisyiyah Karanganyar in general is democratic parenting applied through various
methods namely exemplary methods, habituation, advice and punishment. This
method is realized in daily activities carried out in orphanages. Through parenting it
can be identified that the values instilled in the Orphanage of the Orphanage Daughter
‘Aisyiyah Karanganyar namely Habluminallah Wa Habluminannas which consists
2
of: First, morality towards Allah Subhanahu wa Ta'ala. Second, morals towards
fellow human beings. Third, morality towards the environment, what is meant here is
morals towards animals, plants and the environment where they live. Fourth, morality
towards oneself.
Keywords: Planting Moral Values and Parenting Patterns
1. PENDAHULUAN
Pada dasarnya akhlak adalah perpaduan antara lahir dan batin, seseorang dikatakan
berakhlak apabila ada keseimbangan antara perilaku lahir dan batinnya. Untuk
mengetahui kadar iman seseorang bisa dilihat dari sikap jiwa dan aktivitas manusia
dalam berbuat. Akhlak atau perbuatan tanpa dilandasi iman maka perbuatan itu tidak
akan bermakna, begitu juga sebaliknya.
Keluarga merupakan kelompok sosial yang paling berpengaruh dan memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak dan berhubungan
langsung dengan psikologis anak. Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda-
beda dalam mengasuh anak-anaknya, salah satu yang paling berpengaruh adalah latar
belakang keluarga tersebut.
Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam proses tumbuh
kembang anaknya adalah menanamkan nilai-nilai akhlak. Akhlak memiliki
kedudukan yang paling penting di dalam Islam. Karena misi pertama kali yang
dilakukan oleh Rasulullah dalam menyebarkan Islam adalah dengan
menyempurnakan akhlak.
Di dalam keadaan yang normal, penanaman nilai-nilai akhlak ini menjadi
tanggung jawab keluarga terutama orang tua terhadap anaknya. Anak akan mulai
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimulai dari pola pergaulan sehari-hari.
Akhlak yang dimiliki anak akan tergantung dengan bagaimana orang tua
menanamkannya, untuk itu penanaman nilai akhlak harus dilakukan sedini mungkin.
Seorang anak akan tumbuh sesuai dengan tarbiyah dan pendidikan yang diberikan
oleh kedua orang tuanya. Sifat-sifat orang tua menurun kepada anak.
3
Keadaan di atas, akan berbeda bagi anak yang memiliki latar belakang
keluarga yang tidak utuh ataupun latar belakang yang lain. Permasalahan yang terjadi
di dalam keluarga seperti perceraian orang tua, krisis ekonomi keluarga dan
meninggalnya salah satu atau kedua orang tua menjadikan salah satu sebab
terhambatnya interaksi antara orang tua dan anak. Anak menjadi kurang mendapatkan
perhatian dan pendidikan menjadi terabaikan. Tidak terpenuhinya semua kebutuhan
anak akan memicu timbulnya suatu tindakan menyimpang yang dilakukan oleh anak.
Begitu juga dengan keluarga yang mengalami krisis ekonomi, dengan kesibukan
orang tua untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, menyebabkan anak yatim atau
dhuafa’ kurang mendapatkan perhatian dalam kebutuhan pendidikan, pengembangan
potensi yang ada pada dirinya dan pengembangan kepribadian.
Untuk mengatasi permasalahan dalam pengasuhan anak-anak yang berlatar
belakang keluarga seperti di atas, maka perlu adanya suatu wadah untuk
menampungnya yaitu panti asuhan. Panti asuhan merupakan suatu Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang memiliki fungsi membantu meningkatkan
kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat, membimbing mengarahkan dan
memberikan keterampilan-keterampilan seperti yang dilakukan oleh orang tua dalam
suatu keluarga.
Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar merupakan suatu Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang berada di bawah naungan Muhammadiyah,
panti asuhan ini didirikan oleh salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah yaitu
‘Aisyiyah. Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar ini selain memberikan
layanan kepada anak yatim, juga memberikan kesempatan kepada anak piatu, yatim,
yatim piatu, dhuafa’ dan anak-anak terlantar.
Selain itu, panti asuhan tersebut juga memberikan pelayanan yang berfokus
dalam bidang agama, terutama dalam hal akhlak seperti sopan santun maupun saling
menghormati antar sesama manusia agar kedepannya dapat mencetak generasi yang
cerdas dan berakhlak mulia sesuai dengan Visi dan Misi Panti Asuhan tersebut.
4
Pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan ini pun dilaksanakan dengan
begitu baik, tidak mengekang dan tidak pula memberikan kebebasan kepada anak-
anak asuh, tetapi dijalankan antara keduanya, hal ini ditandai dengan adanya tata
tertib yang harus dilaksanakan dan adanya sanksi yang juga harus dilaksanakan jika
melanggar tata tertib yang sudah disepakati bersama, sehingga mereka menjalankan
kegiatan di sana dengan tidak tertekan.
Berangkat dari berbagai masalah yang sudah penulis paparkan di atas, mulai
dari latar belakang dari anak asuh dan pentingnya penanaman nilai-nilai akhlak yang
sebaiknya dimulai sejak dini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Pola Asuh di Panti
Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Karanganyar Tahun 2018”.
2. METODE
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan atau disebut dengan (Field
Research). Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan di lokasi
penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif
yang terjadi di lokasi tersebut. Penelitian ini mengambil lokasi di Panti Asuhan Yatim
Putri ‘Aisyiyah Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan secara mendalam dan terperinci
mengenai pola asuh yang diterapkan di panti asuhan dan nilai – nilai akhlak apa saja
yang ditamankan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar.
Adapun sumber data dari penelitian ini meliputi sumber data primer yaitu
Kepala panti asuhan, koordinator panti asuhan, ketua asrama, koordinator asrama dan
anak – anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar yaitu melalui
wawancara maupun observasi kemudian dicatat, direkam ataupun divideo. Sedangkan
sumber data sekunder yaitu diambil dari buku – buku, catatan, video maupun
dokumentasi panti asuhan lainnya yang berkaitan dengan penanaman nilai – nilai
akhlak melalui pola asuh sesuai dengan isi dari penelitian ini.
5
Metode Pengumpulan Data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini yaitu 1) Wawancara, 2) Observasi, dan 3) Dokumentasi. Alat
analisis data penelitian ini adalah dengan bersifat deduktif, penerapan dari metode
deduktif ini, pertama teori yang dibangun dijadikan suatu pijakan dalam penelitian,
kemudian diikuti dengan uraian hasil data yang telah didapatkan dan diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Pola Asuh untuk menanamkan nilai-nilai akhlak di Panti
Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Karanganyar
Pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar
direalisasikan oleh pengasuh melalui perannya sebagai pengasuh, yaitu bagaimana
caranya membimbing, mendidik, merawat, menerapkan peraturan yang ada dan
menginternalisasikan norma-norma yang berlaku di masyarakat kepada anak – anak.
Pola asuh ini dilakukan dengan berbagai strategi agar terjadi kedekatan antara
anak-anak dan pengasuh, seperti memberikan teladan yang baik untuk anak-anak
dalam berbagai hal mulai dari tutur kata, perilaku dan yang lainnya, kemudian
menyusun jadwal kegiatan yang bisa dijadikan suatu jalan untuk membentuk suatu
kebiasaan dan juga memberikan bekal pengetahuan maupun keterampilan,
memberikan nasihat dengan cara dan tutur kata yang baik namun menyentuh apabila
anak-anak melakukan suatu kesalahan, memberlakukan aturan yang sudah ditetapkan
bersama-sama dan memberikan hukuman bagi anak-anak yang melanggar peraturan
serta memberikan pendampingan dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan di panti
asuhan.
Pola asuh merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penanaman
nilai-nilai akhlak. Proses penanaman nilai-nilai akhlak di Panti Asuhan Yatim Putri
‘Aisyiyah Karanganyar direalisasikan melalui kegiatan-kegiatan sehari-hari mulai
dari bangun tidur hingga tidur lagi yang telah tersusun rapi dalam jadwal. Kegiatan-
kegaiatan tersebut menjadi sebuah upaya nyata dalam menanamkan nilai-nilai akhlak
kepada anak-anak asuh.
6
Perilaku yang dimiliki oleh anak-anak sebelum masuk panti asuhan dan juga
dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, menjadi alasan mengapa penanaman
nilai-nilai akhlak perlu untuk dilakukan semaksimal mungkin. Upaya pengasuh dalam
menanamkan nilai-nilai akhlak melalui pola asuh tersebut bertujuan agar anak-anak
bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan mana yang harus
ditinggalkan dan yang harus dilaksanakan sesuai dengan Al – Qur’an dan Sunnah
sehingga mereka memiliki akhlakul karimah serta sifat dan kepribadian yang baik
dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat jika mereka sudah terjun ke
masyarakat. Sebagaimana tertera pada BAB II mengenai tujuan pendidikan akhlak.
Proses penanaman nilai-nilai akhlak melalui pola asuh di Panti Asuhan Yatim
Putri ‘Aisyiyah Karanganyar diupayakan melalui kegiatan-kegiatan yang sudah
tersusun dalam jadwal, melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu
menumbuhkan akhlak yang baik di dalam diri masing-masing anak dan bisa dijadikan
suatu jalan untuk mewujudkan visi dan misi panti asuhan.
Pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah
Karanganyar secara umum adalah pola asuh demokratis, karena ada waktunya anak
diberi pilihan dan ada waktunya harus melaksanakan suatu kewajiban tanpa adanya
toleransi lagi. Tidak semua keperluan panti asuhan diserahkan kepada anak akan
tetapi ada campur tangan dari pengasuh yang merupakan pengganti orang tua yang
ada di rumah. Seperti pemberian amanah kepada anak –anak yang sudah senior untuk
membimbing adik-adiknya, sehingga tidak semuanya dikendalikan oleh pengasuh.
Bimbingan ini dilakukan dengan sistem berjenjang dan dibagi menjadi lima tim, yang
masing-masing tim diketuai oleh kakak senior. Tim tersebut berlaku selama 1 tahun
pelajaran dan dalam mmasing-masing tim tersebut dapat diibaratkan sebagai satu
kesatuan keluarga kecil yang saling melengkapi satu sama lain. Untuk itu secara
struktur organisasi mereka belum bisa disebut sebagai pengasuh karena belum
memenuhi kriteria yang ada, akan tetapi secara internal mereka menjalankan peran
sebagai pengasuh untuk adik-adiknya.
7
Untuk selanjutnya metode yang diterapkan adalah Pertama Keteladanan,
metode ini direalisasikan dalam kegiatan : sholat wajib berjama’ah, kajian
KeMuhammadiyahan, puasa sunnah senin kamis, sholat tahajjud, tadarrus, kajian
pemuda, tahsin, tafsir, Qiro’ah, kajian hadits, kajian fiqih, kultum subuh (KulSub),
dan Kajian Ahad Pagi, menjaga dan merawat lingkungan tempat tinggal maupun
hewan dan tumbuh-tumbuhan serta ikut andilnya dalam kegiatan kemasyarakatan.
Pengasuh melakukan suatu upaya untuk memberikan contoh yang baik kepada anak-
anak dengan ikut serta dalam kegiatan sehari-hari, akan tetapi tidak setiap hari bisa
mendampingi karena pengasuh juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga
terkadang ikut terjun dalam kegiatan masyarakat. Selain itu juga memerikan contoh
dalam bentuk perilaku dan perkataan yang baik.
Kedua, Pembiasaan diterapkan melalui kegiatan rutin meliputi: belajar
kelompok, belajar malam, piket harian, ikut terjun dalam kegaiatan bersama
masyarakat serta pemberian amanah untuk keperluan internal panti asuhan terutama
bagi anak-anak yang sudah senior. Piket harian dibagi menjadi 5 tim, setiap tim
terdiri dari beberapa anak dengan anggota yang berbeda-beda jenjang usia tetapi
mereka saling bekerja sama, adapun piket harian tersebut adalah memasak,
membersihkan ruang kegiatan, membersihkan kamar mandi, membersihkan halaman
dan taman serta membersihkan tempat tidur.
Ketiga, Nasihat direalisasikan setiap saat jika memang anak – anak perlu
diberikan nasihat, mungkin karena berbuat kesalahan ataupun memang nasihat yang
memberikan motivasi untuk anak-anak agar senantiasa berbuat kebaikan. Nasihat ini
juga dilakukan memalui berbagai kegiatan seperti kajian – kajian, di dalamnya pasti
mengandung nasihat yang bisa diambil pelajarannya karena setiap pengisi kajian pasti
menyisipkan nasihat-nasihat dan tidak terlewat juga melalui kegiatan olah raga dan
seni, terdiri dari Tapak Suci dan Karawitan. Selain belajar mengenai bagaimana
melindungin diri, mempunyai keberanian melawan musuh dan juga memiliki bakat
memainkan alat musik gamelan, melalui 2 kegiatan ini anak – anak juga bisa belajar
8
agama terutama akhlak, karena pelatih dari masing-masing kegiatan juga merusaha
menyisipkan ilmu tersebut.
Keempat, Hukuman diterapkan oleh pengasuh jika terjadi suatu pelanggaran
tata tertib yang sudah disepakati bersama. Salah satu kegiatan yang menerapkan
hukuman adalah sholat subuh berjamaah. Sholat subuh wajib dilaksanakan secara
berjamaah di pendopo jika ada anak yang tidak sholat subuh berjamaah maka ada
sanksi yang harus dilaksanakan. Melalui metode ini dapat melatih anak – anak agar
lebih disiplin dan bertanggung jawab.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah
Karanganyar secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik, akan tetapi tidak
semua anak-anak bisa mengikuti kegiatan secara istiqomah atau terus menerus,
mengingat ada beberapa anak pada saat kegiatan berlangsung harus masuk kuliah,
mengikuti organisasi sekolah maupun kamus serta ikut kegiatan di luar panti asuhan.
Namun jika dilihat secara teknis kegiatan berjalan dengan baik dan lancar atas
ijin Allah. Sehingga dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu terutama bagi
anak-anak yang istiqomah mengikuti kegiatan akan menjadikan kegiatan tersebut
sebagai suatu kebutuhan.
3.2 Nilai-nilai akhlak yang ditanamkan di Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah
Karanganyar
Dari berbagai upaya yang dilakukan terutama melalui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, maka akan terlihat nilai-nilai akhlak apa saja yang ditanamkan di Panti
Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Karanganyar. Adapun nilai-nilai akhlak yang
ditanamkan di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar meliputi
Habluminallah Wa Habluminannas.
Pertama adalah akhlak terhadap Allah, meliputi: 1) Takwa, agar ketakwaan
kepada Allah bisa tertanam pada diri anak-anak maka dilakukan melalui berbagai
upaya yaitu sholat secara berjama’ah, puasa sunnah senin kamis, kajian-kajian dan
juga kultum subuh; 2) Ikhlas, ditanamkan dengan upaya ikut terjun dalam kegiatan
masyarakat, seperti hajatan, arisan, kerja bakti, membantu tetangga yang sedang
9
membutuhkan bantuan dan yang lainnya. Sehingga mereka akan terbiasa membantu
sesama tanpa mengharapkan imbalan apa-apa kecuali dari Allah; 3) Tawakkal, teruji
ketika anak-anak menghadapi ujian di sekolah, setelah sudah melakukan berbagai
usaha seperti belajar maka yang selanjutnya tinggal berserah diri kepada Allah,
selanjutnya pemilihan jurusan atau Peguruan Tinggi bagi yang melanjutkan kuliah,
dan beberapa pilihan tertentu yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, seperti
mengikhlaskan urusan pribadi dan lebih mementingkan urusan panti ;4) Syukur,
indikator dari syukur ini bisa ditanamkan melalui pemberian berbagai fasilitas yang
ada kepada anak-anak, mulai dari makan setiap hari yang serba seadanya dan uang
saku yang diberikan secara adil dan yang lainnya dan 5) Muroqobbah, pembentukan
nilai muroqobbah diterapkan melalui suatu amanah yang diberikan kepada anak,
terutama anak-anak yang sudah senior, sebagai contoh memegang kendali atau
mengelola keuangan panti untuk kebutuhan panti.
Kedua adalah akhlak terhadap sesama manusia meliputi: 1) Silaturtahim dan
Ukhuwwah/ Persaudaraan; diajarkan kepada anak-anak melalui kegiatan piket yang
sudah dibentuk kelompok maupun tim, selain itu akhlak ini tidak hanya ditanamkan
antara anak-anak saja, akan tetapi dengan masyarakat sekitar melalui kegiatan ahad
pagi dan juga dengan ibu – ibu ‘Aisyiyah melalui kegiatan tahsin, selain itu ada juga
hubungan silaturrahim yang baik antara orang tua atau wali dan pihak sekolah.; 2)
Musyawarah, ditanamkan apabila ada sesuatu yang harus diselesaikan secara
bersama-sama seperti akan adanya kegiatan atau event di luar panti asuhan kemudian
apabila ada anak-anak yang saling bermarahan tapi tidak kunjung baikan, maka harus
diadakan musyawarah; 4) Menegakkan keadilan; karena anak-anak tinggal secara
bersama-sama maka apapun yang ada harus dibagi sama rata, tidak boleh ada yang iri
satu sama lain, seperti pemberian uang saku yang disesuaikan dengan kebutuhan
anak-anak 5) Amar Ma’ruf Nahi Mungkar diinternalisasikan melalui berbagai nasihat
ajakan-ajakan yang memiliki tujuan untuk berbuat kebaikan.
Ketiga adalah akhlak terhadap lingkungan, lingkungan yang dimaksud di sini
adalah hewan, tumbuh – tumbuhan dan tempat tinggal. Kepedulian terhadap
10
lingkungan sangat ditekankan untuk menciptakan ligkungan yang bersih, rapi, indah
dan nyaman untuk ditempati. Akhlak terhadap lingkungan ini ditanamkan melalui
berbagai kegiatan seperti piket kebersihan seluruh lingkup panti asuhan mulai dari
tempat tidur, asrama, halaman, taman, ruang kegiatan, dan saluran air yang ada,
kemudian pemberian pengetahuan dari pengasuh tentang bagaimana cara merawat
tanaman yang baik hingga pada pemberian contoh dari pengasuh.
Keempat adalah akhlak terhadap diri sendiri, meliputi: 1) Sidiq, diajarkan
ketika anak-anak diberikan amanah dari sekolah mengenai uang biaya sekolah yang
harus dibayarkan, biasanya anak-anak meminta kepada pengasuh baru ke koordinator
keuangan panti asuhan; 2) Amanah, semua anak-anak di panti asuhan ini dilatih untuk
memegang amanah secara keseluruhan tidak memandang kecil dan tidak pula yang
besar, yaituu melalui kegiatan piket yang sudah disusun dalam jadwal, selain itu
untuk yang senior-senior diberi amanah yang lebih besar yaitu mengkoordinasi semua
kegiatan secara bersama-sama, memegang dan mengelola keuangan panti asuhan
serta membimbing adik-adiknya dan 3) Pemaaf, upaya yang dilakukan agar pemaaf
melekat pada diri anak adalah, apabila ada yang salin marahan maka harus segera
diselesaikan, apabila tidak akan ditindak lanjuti melalui forum musyawarah bersama.
Dari berbagai kegiatan di atas menunjukkan bahwa adanya peran pengasuh
untuk membimbing, merawat, memberikan kasih sayang, memberikan pendidikan,
menerapkan berbagai peraturan dan mengupayakan pembentukan norma-norma yang
berlaku di masyarakat yang dituangkan dalam bentuk pola asuh terutama untuk
menanamkan nilai – nilai akhlak pada anak di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah
Karanganyar serta menunjukkan adanya upaya dalam mewujudkan visi, misi dan
tujuan panti asuhan.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat ditarik
kesimpulan, antara lain: Pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan Yatim Putri
‘Aisyiyah Karanganyar untuk menanamkan nilai-nilai akhlak secara umum adalah
pola asuh demokratis yang diterapkan melalui berbagai metode, yaitu: Pertama,
11
Keteladanan sholat wajib berjama’ah, kajian KeMuhammadiyahan, puasa sunnah
senin kamis, sholat tahajjud, tadarrus, kajian pemuda, tahsin, tafsir, Qiro’ah, kajian
hadits, kajian fiqih, kultum subuh (KulSub), dan Kajian Ahad Pagi, menjaga dan
merawat lingkungan tempat tinggal maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan serta ikut
andilnya dalam kegiatan kemasyarakatan.
Kedua, Pembiasaan diterapkan melalui kegiatan rutin meliputi: belajar
kelompok, belajar malam, piket harian, ikut terjun dalam kegaiatan bersama
masyarakat serta pemberian amanah untuk keperluan internal panti asuhan terutama
bagi anak-anak yang sudah senior.
Ketiga, Nasihat direalisasikan setiap saat jika memang anak – anak perlu
diberikan nasihat, Selain itu nasihat ini juga dilakukan memalui berbagai kegiatan
seperti kajian – kajian yang di dalamnya pasti bisa diambil suatu pelajaran untuk
diamalkan.
Keempat, Hukuman diterapkan oleh pengasuh jika terjadi suatu pelanggaran
tata tertib yang sudah disepakati bersama dari awal pembentukan.
Melalui pola asuh yang diterapkan dan dengan berbagai metode yang sudah
diupayakan melalui berbagai kegiatan keseharian maka dapat diidentifikasikan bahwa
nilai – nilai yang ditanamkan melalui pola asuh di Panti Asuhan Yatim Putri
‘Aisyiyah Karanganyar lebih ditekankan pada penanaman nilai – nilai akhlak
terhadap sesama manusia dan juga akhlak terhadap lingkungan. Akhlak terhadap
sesama manusia diupayakan melalui kegiatan – kegiatan kajian yang diadakan
bersama masyarakat sekitar dan juga ikut andil dalam berbagai kegiatan masyarakat,
selain itu sopan santun dan kasih sayang terhadap sesama juga sangat ditekankan.
Kemudian akhlak terhadap lingkungan diupayakan melalui kegiatan – kegiatan rutin
seperti piket harian dan juga perawatan tanaman dan pemeliharaan hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Alba, Cecep. 2012. Tasawuf dan Tarekat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Aminuddin, dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.
Bogor: Ghalia, Indonesia.
12
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah (Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Islam dalam Keluarga). Solo: Belukar.
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Prasekolah. Yogyakarta:
CV Venus Corporation.
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul. 2017. Hadits Shahih Bukhari Muslim. Depok: Fathan
Prima Media.
Dauly, Haidar Putra. 2014. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Daulya, Haidar Putra. 2014. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Departement Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Departement Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Fatmawati, Aan Almidah. 2017. Penanaman Nilai-Nilai Akhlak oleh Orang Tua
kepada Anak di Keluarga Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Juwangi Boyolali.
Skripsi. Surakarta.
Fatoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunarsa NY. Singgih D. dan Singgih D. Gunarsa. 1991. Psikologi Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia.
Hawwa, Sa’id. 2005. Tzkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin. Jakarta: Pena Pundi
Aksara.
Hayati, Nur. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam pada Anak Asuh
di SOS Children’s Villages Semarang. Skripsi. Semarang.
Helmawati. 2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
________. 2016. Pendidik Sebagai Model. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
top related