pembelajaran pemecahan masalah dengan peta konsep …
Post on 26-May-2022
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
124 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN
PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VII D
SMPN 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN 2016/2017
Mari’ah
SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara
mariah_muhasin@yahoo.com
Abstrak
PBL dengan peta konsep pada materi klasififikasi makhluk hidup
dirancang membimbing peserta didik mendefinisikan masalah
klasifikasi makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan aktifitas fisik dan mental, respon dan tes
hasil belajar IPA peserta didik kelas VII D di SMPN 1 Pecangaan
Jepara pada konsep klasifikasi mahkluk hidup. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII D
SMP Negeri 1 Pecangaan tahun pelajran 2016-2017. Penelitian ini
menggunakan dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Pengambilan data aktifitas, hasil belajar dan respon
peserta didik diambil pada siap pertemuan dari masing–masing
siklus. Data dibandingkan antara siklus satu dan siklus dua. Analisa
data pada siklus I terjadi peningkatan dari pertemuan pertama
kepertemuan kedua yaitu hasil belajar pada postes sebesar 62 % ke
69%, analisa aktifitas sebesar 69 % ke 81%, Analisis pada siklus II
terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan kedua
yaitu hasil belajar postes peserta didik dari 68 % ke 75%, aktifitas
sebesar 81% ke 86%. analisa respon peserta didik pada siklus I ke
siklus II naik sebesar 77% ke 81% menunjukkan respon senang..
Analisis hasil ulangan harian terjadi peningkatan dari siklus I ke
siklus II yaitu 74 ke 97%.
Kata Kunci: Aktifitas, Hasil Belajar, PBL.
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 125
Abstract
PBL with concept map on the classification of living creatures
is designed to guide learners to define the classification
problem of living things. This reserch aims to determine the
increase of physical and mental activity, the learners’
response and the students’ outcomes in learning science of
VII D grade in SMPN 1 Pecangaan Jepara on classification of
living things concept. The research is a classroom action
research conducted in VII D grade SMP Negeri 1 Pecangaan
in 2016-2017. This reseach uses two cycles each cycle consists
of two meetings. This data activities, learning outcomes and
responses of learners are taken at the ready meeting of each
cycle. Data are compared between cycle one and cycle two.
Data analysis in cycle I increase from the first meeting to the
second meeting. The rusult is 62% to 69% in posttest, activity
analysis is from 69% to 81%., In cycle II, there is an
increasingly from first meeting to second meeting, that is
from 68% to 75% in posttest, activity analysis is from 81%
to 86%. The analysis of learners response is increase from
first cycle to the second cycle 77% to 81%, it shows happy
response, results oh daily examination increased from cycle I
to cycle II that is 74 to 97%.
Keywords: Activities, Learning Outcomes, PBL.
A. PENDAHULUAN
Pelajaran IPA SMP pada kurikulum 2013 merupakan
pelajaran yang memadukan pelajaran fisika, biologi dan kimia.
Salah satu pokok bahasan dikelas VII semester 1 adalah klasifikasi
mahkluk hidup yang didalamnya mempelajari klasifikasi
tumbuhan dan klasifikasi hewan. Pokok bahasan tersebut
merurupakan pelajaran yang memiliki banyak istilah. Salah satu
istilah biologi yang sering digunakan untuk keperluan pendidikan
adalah klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah pada
tumbuhan (Plantae) dan Hewan (Animalia). Bagi peserta didik
SMP mempelajari klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
126 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
untuk hewan dan tumbuhan yang menggunakan bahasa latin atau
bahasa lain yang dilatinkan merupakan hal yang baru. Dalam
memahami klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah, alat
bantu yang umum digunakan adalah buku pelajaran atau table
klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah. Banyak peserta didik
sulit untuk menghafal karena berbahasa latin dan klasifikasi
(taksonomi) terdiri dari Kingdom, Divisi, Kelas, Ordo, Family, Genus,
dan Spesies. Jenis dan spesies tumbuhan sangat banyak, sehingga
dalam mempelajarinya sering terjadi kesalahan dalam penulisan
klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah pada tumbuhan.
Kenyataan ini dijumpai selama penulis mengajar di SMPN 1
Pecangaan Jepara, hasil belajar peserta didik tahun sebelumnya
yaitu tahun pelajaran 2015/2016 untuk materi klasifikasi mahkluk
hidup sebelum dilakukan remidi menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, ini terlihat dengan hasil ulangan yang tidak tuntas
secara individual dan klasikal contoh pada rata rata kelas VII G
(36 peserta didik) adalah 60.4, nilai tertinggi 90 nilai terendah 35
dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII F (37
peserta didik) adalah 60.1, nilai tertinggi 95 nilai terendah 35
dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII I (37
peserta didik) adalah 60.2, nilai tertinggi 80 nilai terendah 45
yang mana KKM nya adalah 75 dengan 31 anak mendapat nilai di
bawah KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar
20.25%
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru IPA
di SMP Negeri 1 Pecangaan, diperoleh informasi bahwa
pembelajaran IPA belum menggunakan pendekatan yang mengacu
pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan belum adanya soal-soal studi kasus pada
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pencemaran
lingkungan. Soal-soal IPA yang diberikan guru hanya mengacu
pada buku paket dan soal ujian nasional, karena guru harus
menyelesaikan materi yang dibebankan, sementara waktu
terbatas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 37 peserta didik
kelas IX terungkap bahwa 94% menyatakan materi klasifikasi
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 127
hewan merupakan materi yang kurang menarik. Oleh karena itu,
diperlukan sumber belajar dan model pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik untuk memahami konsep tersebut. Salah
satu model pembelajar yang dapat digunakan adalah
pembelajaran pemecahan masalah dengan peta konsep.
Terkait hal tersebut maka guru dituntut bukan sekedar
menguasai materi pelajaran dan model pembelajaran tetapi lebih
dari itu, guru dapat menciptakan keterlibatan peserta didik secara
menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi
peserta didik untuk berekspresi dan mengeksplorasi dirinya
sendiri. Harapannya setelah pembelajaran tersebut ada
pengalaman peserta didik secara langsung yang nantinya bisa
digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan dirinya dan lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesenjangan yang ada berdasarkan hasil pengamatan
selama proses pembelajaran pra siklus, menunjukkan
ketidaksesuaian dengan harapan. Harapannya setiap peserta didik
dapat mencapai KKM ≥ 7,5 tetapi kenyataannya lebih dari 50%
anak tidak mencapai KKM. pembelajaran yang kurang memuaskan
sehingga perlu direncanakan suatu tindakan kelas untuk
memperbaiki kesenjangan yang terjadi.
Kesenjangan tersebut akan diatasi dengan tindakan yaitu
penerapan pembelajaran pemecahan maslah dengan peta konsep.
Model pembelajaran pemecahan masalah (PBL) adalah salah satu
model yang diterapkan pada kurikulum 2013 yaitu suatu model
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat
pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap-tahap PBL meliputi tahap orientasi peserta didik
kepada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing
penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya serta menganalisa dan mengevaluasi
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
128 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
proses pemecahan masalah (Kemendikbud, 2014). PBL adalah
suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata
menjadi kajiannya dan sebagai suatu konteks bagi peserta didik
untuk belajar tentang cara berpikir kritis, berpikir tingkat tinggi,
dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh
pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran (Apriono, 2011).
PBL termasuk salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan hasil
belajar, keterampilan berpikir dan pemecahan masalah, sikap, dan
kreativitas serta mendorong kemandirian peserta didik (Savery,
2006; Suharia, 2013; Sukardi, 2012; Wood, 2004). Jadi
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya PBL dapat
meningkatkan hasil belajar baik afektif kognitif maupun
psikomotorik.
Novak (1984: 609) menyatakan bahwa peta konsep
merupakan suatu alat yang efektif untuk menghadirkan secara
visual hirarki generalisasi- generalisasi dan mengekpresikan
keterkaitan proposisi dalam sistem konsep-konsep yang saling
berhubungan, yang merupakan ungkapan pemahaman konseptual
siswa. Lebih lanjut dikataka bahwa peta konsep dimaksudkan
untuk mengggambarkan hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentun proposisi-proposisi. Sedangkan proposisi
adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan katakata
sehingga membentuk suatu kalimat bermakna. Dalam bentuk yang
paling sederhana, peta konsep terdiri atas dua konsep yang
dihubungkan dengan satu kata untuk membentuk suatu
proposisi..
Lebih lanjut Holil (2008: 1) mengatakan peta konsep salah
satu strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu
pembelajaran meningkatkan kebermaknaan bahan bahan baru
terutama dilakukan dengan menggunakan struktur struktur
pengorganisasian baru pada bahan bahan tersebut. Strategi
organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide ide atau
istilah istilah atau membagi ide ide atau istlah istilah itu menjadi
sub sub yang lebih kecil. Dengan membuat peta konsep peserta
didik dilatih untuk mengidentifikasi ide ide kunci yang
berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide ide itu dalam
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 129
suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram
hirarki.
Berdasarkan paparan tersebut, maka fokus masalah yang
akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
memadukan metode pemecahan masalah dengan peta konsep
sehingga diharapkan proses pembelajaran berlangsung
menyenangkan peserta didik lebih aktif dan dapat meningkatkan
hasil belajar IPA, serta pada akhirnya dapat tercapai tujuan
pembelajaran.
B. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar peserta didik tahun sebelumnya yaitu tahun
pelajaran 2015/2016 untuk materi klasifikasi mahkluk hidup
sebelun dilakukan remidi menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, ini terlihat dengan hasil ulangan yang tidak tuntas
secara individual dan klasikal contoh pada rata rata kelas VII G
(36 peserta didik) adalah 60.4, nilai tertinggi 90 nilai terendah 35
dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII F (37
peserta didik) adalah 60.1, nilai tertinggi 95 nilai terendah 35
dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII I (37
peserta didik) adalah 60.2, nilai tertinggi 80 nilai terendah 45
yang mana KKM nya adalah 75 dengan 31 anak mendapat nilai di
bawah KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar 20.25%( lihat
lampiran 1).
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan 37 peserta
didik kelas IX terungkap bahwa 94% menyatakan materi
klasifikasi hewan merupakan materi yang kurang menarik
(lampiran 1). Pengamatan yang dilakukan penulis selama proses
pembelajaran yang terjadi banyak peserta didik takut untuk
bertanya, menyampaikan pendapat, atau menjawab pertanyaan .
Bahkan peserta didikpun menganggap kalau hanya dari gurulah
mereka mendapat pengetahuan. sehingga peserta didikpun
cenderung pasif dan kurang motivasi dalam kegiatan
pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan sumber belajar dan model
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
130 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
memahami konsep tersebut. Salah satu model pembelajar yang
dapat digunakan adalah pembelajaran pemecahan masalah
dengan peta konsep.
Setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, diperoleh hasil
sebagaimana tersebut di bawah ini.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Siklus I
a. Hasil belajar
Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan
disiklus I, menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada
kategori tinggi yaitu dari ( 14.3% ke 51.4%) serta pada rata-rata
kategori mengalami kenaikan dari sedang ke tinggi (62% ke 69%)
(tabel 1). Hasil ulangan harian ketuntasan secara klasikal sebesar
71.4% dan rata-rata kategori 74%.
Tabel 1. Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus I Dari Nilai
Post Tes dan Ulangan Harian Kelas VII D SMP N 1
Pecangaan Jepara Tahun 2015/2016
Skor
Kategori
Pertemuan
UH I II
Jml peserta
didik/% Jml peserta
didik/% 90 - 100 sangat
tinggi
-
-
70 - 89 Tinggi 5/ 14.3% 18 / 51.4% 34/97.1% 60 - 69 Sedang 19 / 5.3% 16 / 5.7% 2.8% 0 - 59 Rendah 11 / 31.4% 1 / 2.8% -
Rata rata Kategori 62% /sedang 69%/ sedang 74%/tinggi
b. Proses Pembelajaran
Selama proses pembelajaran pada siklus I guru sudah
melaksanakan semua rencana pengajaran, kecuali pada awal
pertemuan pertama peserta didik ada yang bingung untuk
menentukan tempat duduk bagi kelompoknya walaupun sudah
disediakan denah tempat yang ditanyangka pada layar LCD. Rata-
rata setiap aspek aktivitas dari semua peserta didik terjadi
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 131
peningkatan prosentase dari pertemua pertama kepertemuan
kedua 69% ke 81% dan terjadi pningkatan kategori dari baik
menjadi sangat baik, sedangkan aspek mengajukan pertanyaan
yang berkaitan permasalah kepada peserta didik lain atau kepada
guru, merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri masih tetap
dalam kategori kurang walupun prosentasenya naik dari 54% ke
57% dan 54% ke 59% (tabel 2).
Tabel 2. Analisis Aktifitas Peserta didik Kelas VII D Tahun
Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus I
No.
AKTIFITAS PESERTA
DIDIK
AKTIFITAS
PESERTA DIDIK
TIAP PERTEMUAN
RERATA I
%
II
1
Memberikan jawaban
atas pertanyaan awal
dari guru
62 %
71%
67%
2
Mengajukan pertanyaan
yang berkaitan
permasalah kepada
peserta didik lain atau
kepada guru
54%
57%
55.5%
3 Merumuskan masalah
dengan kata-kata sendiri
54%
59%
56.5%
4
Berdiskusi dengan
pesera didik lain dalam
kelompoknya
65%
75%
70%
5
Menggunakan sumber
belajar lain yang ada di
sekitar siswa
74%
83%
79%
6
Mengumpulkan data
yang berhubungan
dengan permasalahan
71%
90%
80.5%
7 Menyusun jawaban
sementara
71%
85%
78%
8
Mempresentasikan hasil
diskusi/temuan
kelompoknya
78%
93%
85.5%
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
132 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
No.
AKTIFITAS PESERTA
DIDIK
AKTIFITAS
PESERTA DIDIK
TIAP PERTEMUAN
RERATA
I
% II
9 Merumuskan simpulan
akhir dan penjelasannya
76%
97%
86.5%
10
Menjawab pertanyaan
dalam LKPD berbasis
masalah
81%
99%
90%
Jumlah siswa 35 35
Presentasi aktifitas 69% 81% 75%
Kategori
baik Sangat
baik
Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan
pemecahan masalah dengan peta konsep pada siklus I
menunjukkan kategori respon senang yaitu 77% (tabel 3).
Tabel 3. Hasil Angket Analisis Respon Peserta Siklus 1
NO
Pertanyaan
SB
B
K
SK Rata-
rata
1.
Apakah
sebelumnya kalian
mempelajari
materi yang akan
diajarkan guru?
1/2.8%
34/97.1
%
-
-
74%
2
Apakah kalian
memahami materi
yang baru saja
diajarkan dengan
model
pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini?
-
9/25.7
%
26/74.3
%
-
56%
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
132132
JoBE (Journal of Biology Education)
NO
Pertanyaan
SB
B
K
SK Rata-
rata
3.
Apakah kalian
tertarik mengikuti
kegiatan
pembelajaran
klasifikasi
mahkluk hidup
dengan model
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini?
6/17.1
%
27/77.1
%
2/2.8%
-
78%
4.
Apakah materi
yang diberikan
dapat membuat
kalian lebih
bersemangat
dalam
pembelajaran?
4/11.4
%
30/85.7
%
1/2.8%
-
77%
5.
Apakah kalian
menyukai suasana
kelas pada saat
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini?
19/54.3
%
11/31.4
%
5/13.2%
-
86%
6.
Apakah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
memberikan
manfaat untuk
kehidupan sehari-
hari kalian?
16/45.7
%
19/54.3
%
-
-
85%
7.
Apakah kalian
menjadi terampil
setelah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
8/22.8
%
22/62.8
%
5/13.2%
-
79%
8 Apakah kalian
mengalami
- 33/94.3
%
2/5.7%
-
74%
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 133
NO
Pertanyaan
SB
B
K
SK Rata-
rata
kesulitan pada saat
pembelajaran
dengan
Pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini?
9
Apakah dengan
pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini dapat
lebih
meningkatkan
motivasi kalian
saat
pembelajaran?
1/2.8%
34/97
%
-
-
76%
10
Apakah dengan
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep
ini?dapat lebih
meningkatkan
aktivitas kalian
saat
pembelajaran?
12/34.3
%
23/65.7
%
-
-
84%
11
Apakah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
sesuai dengan
topik materi dalam
pembelajaran?
35/100
%
-
-
-
100%
Rata rata 77%
c. Refleksi
Analisis data dan refleksi dilakukan penulis dengan teman
sejawat. Hasil refleksi dicatat dan menghasilkan rekomendasi
untuk rancangan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan
hasil observasi selama siklus 1 maka dapat direfleksikan hasil
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
134134
JoBE (Journal of Biology Education)
penelitian tindakan kelas. Hasil refleksi tindakan kelas pada siklus I
sebagai berikut :
a. pada siklus 1 guru telah melaksanakan KBM sesuai dengan
rencana pengajaran, pada awal pembelajaran peserta didik
masih kurang terkoordinasi , hal ini disebabkan denah tempat
duduk ditayangkan setelah peserta didik masuk ruangan
sehingga saling berabut mencari tempat duduk untuk
kelompoknya. Untuk itu pada siklus selanjutnya denah tempat
duduk ditayanagkan sebelum peserta didik masuk ruangan,
b. diakhir pelajaran peserta didik diberi post test, pada post tes
menunjukkan peningkatan dari post tes pertama ke post tes
kedua (sebesar 62%, ke 69%) tetapi masih dalam kategori
sedang sehingga pada siklus berikutnya peserta didik
membawa contoh tanaman dikotil dan monokotil sehingga
peserta didik dapat mengamati dan mengidentifikasi secara
nyata dan diberikan lebih banyak penguatan,
c. rata-rata semua aspek Aktivitas dari semua peserta didik
terjadi peningkatan prosentase dari pertemua pertama
kepertemuan kedua yaitu dari 69% ke 81% terjadi
peningkatan kategori, yaitu kategori baik ke sangat baik,
sedangkan aspek mengajukan pertanyaan yang berkaitan
permasalah kepada peserta didik lain atau kepada guru,
merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri masih tetap
dalam kategori kurang walupun prosentasenya naik dari
54% ke 57% dan 54% ke 59%, kemungkinan disebabkan
waktu bertanya sangat singkat dan peserta didik ada masih
merasa takut untuk bertanya, untuk itu pada siklus berikutnya,
akan diberikan lebih banyak waktu untuk bertanya dan lebih
banyak memberikan motifasi kapada peserta didik sehingga
tidak takut bertanya,
d. dari hasil angket secara umum peserta didik memberikan
respon senang, maka pada siklus berikutnya diusakan diskusi
dengan peta konsep,
e. dari hasil refleksi maka peneliti akan lebih meningkatkan KBM
dan lebih memberikan motivasi pada peserta didik.
Kekurangan pada siklus 1 dapat di revisi pada siklus II.
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 135
Siklus II
a. Hasil belajar
Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan
disiklus II, sesuai tabel 4 menunjukkan nilai post tes mengalami
kenaikan pada rata-rata kategori dari sedang ke tinggi yaitu 68%
ke 75%. Ulangan harian pada siklus II 97.1 % peserta didik tuntas
secara klasikal hanya ada satu peserta didik yang belum tuntas
dengan nilai 73 jika dilihat dari data peserta didik tersebut tidak
tuntas pada postes 1 dan 2 serta ulangan harian pertama.
Tabel 4. Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus II Kelas VII D
SMP N 1 Pecangaan Jepara Th 2015/2016
Skor
Kategori
Pertemuan
UH I II
Jml peserta
didik/%
Jml peserta didik/%
90 - 100 sangat
tinggi
-
-
1/2.8%
70 - 89 Tinggi 20 / 57.1% 34 / 97.1.2% 34 / 97.1% 60 - 69 Sedang 14 / 4% 1 / 2.8% - 0 - 59 Rendah 1/2.8% - -
Rata rata Kategori 68%/sedang 75%/ tinggi 79/tinggi
b. Proses Pembelajaran
Selama proses pembelajaran pada siklus II guru sudah
melaksanakan semua rencana pengajaran yang lebih baik, pada
awal pertemuan peserta didik tidak bingung lagi untuk
menentukan tempat duduk bagi kelompoknya karena sudah
dibuat denah tempat duduk dan denah ditayangkan sebelum
peserta didik masuk ruangan. Semua aktifitas peserta didik pada
siklus kedua masuk dalam kategori sangat baik, kecuali
mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah kepada
peserta didik lain atau kepada guru dan aktifitas merumuskan
masalah dengan kata-kata sendiri. Secara keseluruhan selama
proses pembelajaran pada siklus kedua aktifitas peserta didik
meningkat dari pertemua pertama ke pertemua kedua sebesar
81% ke 86% dan rata rata masuk dalam kategori sangat baik yaitu
83.5% (tabel 5).
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
136 JoBE (Journal of Biology Education)
Tabel 5. Analisis Aktifitas Peserta didik Kelas VII D Tahun
Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus II
No.
AKTIFITAS PESERTA DIDIK
AKTIFITAS PESERTA
DIDIK
TIAP PERTEMUAN
RERATA I
% II
%
1 Memberikan jawaban atas
pertanyaan awal dari guru
71 %
79%
75%
2
Mengajukan pertanyaan yang
berkaitan permasalah kepada
peserta didik lain atau kepada
guru
58%
60%
59%
3 Merumuskan masalah dengan
kata-kata sendiri
59%
62%
60.5%
4 Berdiskusi dengan pesera didik
lain dalam kelompoknya
77%
89%
83%
5 Menggunakan sumber belajar
lain yang ada di sekitar siswa
84%
94%
89%
6
Mengumpulkan data yang
berhubungan dengan
permasalahan
90%
91%
90.5%
7 Menyusun jawaban sementara 85% 86% 85.5%
8 Mempresentasikan hasil
diskusi/temuan kelompoknya
93%
96%
94.5%
9 Merumuskan simpulan akhir
dan penjelasannya
97%
99%
98%
10 Menjawab pertanyaan dalam
LKPD berbasis masalah
99%
100%
99.5%
Jumlah siswa 35 35 Presentasi aktifitas 81% 86% 83.5%
Kategori
Baik Sangat
baik
Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan
metode diskusi menggunakan peta konsep pada siklus II
menunjukkan peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 77% ke
81% kategori senang (tabel 6)
Tabel 6. Hasil Angket Analisis Respon Peserta Siklus II
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 137
No.
Pertanyaan
SB
B
K
SK Rata-
rata
1.
Apakah
sebelumnya
kalian
mempelajari
materi yang akan
diajarkan guru?
4/11.4
31/88
.6%
-
-
78%
2
Apakah kalian
memahami
materi yang baru
saja diajarkan
dengan model
pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini?
-
27/77
.1%
8/22.
85.%
-
70%
3.
Apakah kalian
tertarik
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
klasifikasi
mahkluk hidup
dengan model
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini?
8/22.85
%
27/77
.1%
-
81%
4.
Apakah materi
yang diberikan
dapat membuat
kalian lebih
bersemangat
dalam
pembelajaran?
7/2%
28/8
%
-
-
80%
5.
Apakah kalian
menyukai
suasana kelas
pada saat
pembelajaran
20/57.1
%
15/42
.8%
-
-
89%
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
138 JoBE (Journal of Biology Education)
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini?
6.
Apakah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
memberikan
manfaat untuk
kehidupan
sehari-hari
kalian?
17/48.6
%
18/51
.4%
-
-
87%
7.
Apakah kalian
menjadi terampil
setelah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
9/25.7%
26/81
.25%
-
-
81%
8
Apakah kalian
mengalami
kesulitan pada
saat
pembelajaran
dengan
Pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini?
-
35/10
0%
-
-
75%
9
Apakah dengan
pembelajaran
berbasis masalah
dengan peta
konsep ini dapat
lebih
meningkatkan
motivasi kalian
saat
pembelajaran?
4/11.4%
31/88
.6%
-
-
78%
10 Apakah dengan 18/51.4 17/48 - - 88%
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 139
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep
ini?dapat lebih
meningkatkan
aktivitas kalian
saat
pembelajaran?
% .57%
11
Apakah
pembelajaran
berbasis masalah
dengan dengan
peta konsep ini
sesuai dengan
topik materi
dalam
pembelajaran?
35/100%
-
-
-
100
%
Rata- rata 81%
c. Refleksi
Refleksi dilakukan penulis dengan teman sejawat.
Berdasarkan hasil observasi selama siklus II maka dapat
direfleksikan hasil penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a. pada siklus II guru telah melaksanakan KBM sesuai dengan
rencana pengajaran,
b. pada awal pembelajaran peserta didik sudah terkoordinasi ,hal
ini disebabkan tempat duduk ditayangkan sebelum peserta didik
masuk ruangan yang menentukan tempat duduk untuk masing
masing kelompok,
c. Aktivitas mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah
kepada peserta didik lain atau kepada guru dan aktivitas
merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri mengalami
peningkatan dari 58% ke 60 % dan 69% ke 62% kemungkinan
disebabkan adanya alat peraga contoh- contoh tumbuhan dan
guru memberikan motifasi dan waktu bertanya ditambah,
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
140 JoBE (Journal of Biology Education)
d. diakhir pelajaran peserta didik diberi post test dan
mengerjakan tugas dirumah, nilai post tes menunjukkan
peningkatan,dari hasil angket secara umum peserta didik
memberikanrespon yang senang,
e. dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan
observer menyimpulkan, karena kriteria keberhasilan
penelitian tindakan ini sudah tercapai maka siklus
penelitian tindakan dihentikan.
Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan
disiklus I, menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada
kategori tinggi yaitu dari (14.3% ke 51.4%) serta pada rata-rata
kategori mengalami kenaikan dari sedang ke tinggi (62% ke 69%)
Hasil belajar peserta didik pada pertemuan disiklus II,
menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada kategori
tinggi yaitu dari 57.1% ke 97.1% serta kenaikan pada rata-rata
kategori dari sedang ke tinggi yaitu 68% ke 75%. Hasil belajar
peserta didik dari nilai ulangan harian pada siklus pertama masih
ada yang mendapatkan kategori sedang dengan nilai 70–73
sebelas orang dan satu orang peserta didik mendapat kategori
rendah dengan nilai 65 (lihat lampiran 11). Ulangan harian
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaotun74% ke 97
% peserta didik tuntas secara klasikal hanya ada satu peserta didik
yang belum tuntas dengan nilai 73 jika dilihat dari data peserta
didik tersebut tidak tuntas pada postes 1 dan 2 serta ulangan
harian pertama. Hal ini dikarenakan peserta didik menemukan
konsep konsep penting dari materi yang ada dan diasimilasikan
ke dalam struktur kognitifnya. Dengan demikian di dalam diri
peserta didik telah berlangsung belajar secara bermakna. Menurut
Sudjana (2000) bahwa peserta didik sebaiknya memperoleh
pembelajaran dengan mengalami langsung dan berbuat sendiri
sehingga pembelajaran yang dilakukan memberikan kesan utuh
dan bermakna bagi peserta didik dan nantinya mengingat dalam
jangka waktu yang lama.
Peningkatan hasil belajar ini juga disebabkan semakin
membaiknya kemampuan berpikir peserta didik untuk belajar
mengaitkan antar konsep. Dengan penggunaan peta konsep
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 141
peserta didik tidak lagi banyak menghapal materi untuk belajar,
peserta didik cukup memahami konsep kemudian
menghubungkannya dengan konsep yang ada sebelumnya.
Menurut Suryawati (2002) peta konsep dapat membantu
peserta didik untuk mengorganisasikan konsep ke dalam struktur
yang berarti sehingga bermanfaat untuk mengidentifikasikan
konsep yagn sulit dimengerti, memudahkan peserta didik untuk
menyusun dan memahami isi pelajaran dan meningkatkan memori
atau ingatan.
Siklus I menunjukkan rata-rata semua aspek aktifitas dari
semua peserta didik terjadi peningkatan prosentase dari pertemua
pertama kepertemuan kedua yaitu dari 69% ke 81% tetapi
belum terjadi peningkatan kategori, yaitu masuk kategori baik
kecuali aspek mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah
kepada peserta didik lain atau kepada guru, merumuskan masalah
dengan kata-kata sendiri masih tetap dalam kategori kurang
walupun prosentasenya naik dari 54% ke 57% dan 54% ke
59%.
Semua aktifitas peserta didik pada siklus kedua masuk
dalam kategori sangat baik, kecuali mengajukan pertanyaan yang
berkaitan permasalah kepada peserta didik lain atau kepada guru
dan aktifitas merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri.
Secara keseluruhan selama proses pembelajaran pada siklus kedua
aktifitas peserta didik meningkat dari pertemua pertama ke
pertemua kedua sebesar 81% ke 86% dan rata rata masuk
dalam kategori sangat baik yaitu 83.5% .
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarman (2007), bahwa
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu
kemampuan berpikir pemecahan masalah, ketrampilan
intelektual, dan belajar menjadi pembelajar otonom yang bisa
menginterpretasikan dunia nyata dan membangun pemahaman.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan berpikir
peserta didik malalui integrasi informasi, berpikir kritis, sikap,
evaluasi diri, tanggung jawab, bekerja sama dalam tim dan
meningkatkan keterampilan kerja dan ketrampilan pemecahan
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
142 JoBE (Journal of Biology Education)
masalah (Katarzyna, 2012; Savery, 2006; Suharia, 2013; Wood,
2004).
Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan
metode diskusi menggunakan peta konsep pada siklus II
menunjukkan peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 77% ke
81% masuk kategori senang. Dalam angket respon peserta didik
menunjukkan bahwa peserta didik setelah proses pembelajaran
menjadi sangat trampil, tidak kesulitan, lebih termotivasi, aktif
dan bermanfaat. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik secara
umum menyatakan sangat senang dengan pembelajaran IPA
berbasis masalah salah satunya karena banyak hal baru yang
diperoleh. Dengan mencari sendiri pengetahuannya yang baru,
peserta didik akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide yang
lebih baik, dan peserta didik lebih mudah dalam mentransfer
informasi, peserta didik dapat berpikir atas inisiatif sendiri.
Kecenderungan rasa senang atau tidak senang akan memancing
kekuatan kehendak atau kemauan (Soemanto, 2006).
Pembelajaran berbasis masalah yaitu pendekatan
pembelajaran peserta didik pada masalah autentik/nyata sehingga
peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri,
memandirikan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya (Arends, 2006). Dari penjelasan Arends tersebut maka ciri
dari pembelajaran berbasis masalah, salah satunya adalah adanya
penyelidikan autentik.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dimpulkan bahwa:
siklus I terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan
kedua yaitu hasil belajar pada postes sebesar 62% ke 69%. Analisa
respon peserta didik pada siklus I menunjukkan respon senang
sebesar 77%. Analisis pada siklus II terjadi peningkatan dari
pertemuan pertama kepertemuan kedua yaitu hasil belajar postes
peserta didik dari 68 % ke 75%, aktifitas sebesar 81% ke 86%.
Respon peserta didik masuk kategori senang (81%). Analisis hasil
ulangan harian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu
74% ke 97%.
Mari’ah
Vol.1 No.1 2017 143
DAFTAR PUSTAKA
Apriono, D. 2011. “Problem Based Learning (PBL): Definisi,
Karakteristik, dan Implementasi dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila”. Prospektus. 9 (1): 11-17. Arends.
2006. Learning To Teach. New York: MC Graw, Hill
Companies.
Holil, Anwar.2008. Peta Konsep Untuk Mempermudah Konsep Sulit
dalamPembelajaran, http://bbawr.blogspot.com/2008.
Katarzyna C. 2012. Probleam Based Learning Revisited,
Introduction of Active and Self-Directed Learning to
Reduce Fatigue among Students.Journal of University
teaching and learning Practice. Maastricht University. 9 (6):
1-15.
Novak, J.D. Application of Advances in Learning Theory and
Philosopy of Science to Improvement of Chemistry Teaching.
Journal of Chemical Education. 6(7):607-612.
Savery, J. 2006. “Overview of Problem-based Learning: Definitions
and Distinctions”. Interdisciplinary Journal of Problem-
Based Learning 1(1): 9-20.
Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudarman, 2007. “Problem Based learning: Suatu Model
Pembelajaran untuk Mengembangkan dan
Meningkatkan Kemampuan Memecahan Masalah”. Jurnal
Pendidikan Inovatif. 2 (2): 68-73.
Sudjana, N. S. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar .
Bandung: Sinar Baru.
Suharia, M. 2013. “Pengembanga Perangkat Pembelajaran Zat
Adiktif Dan Psikotropika Dengan Problem Based Learning
Di SMP”. Journal of Innovative Science Education. PPS IPA
Universitas Negeri Semarang. 2 (1): 8-13.
Suryawati, E. 2002. Peningkatan Pembelajaran IPA Biologi Melalui
Pembelajaran Bermakna Menggunakan Peta Konsep Pada
Kelas 1.8 SLTP Negeri 20 Pekanbaru. Makalah Seminar BKS
PTN Wilayah Barat. Pekanbaru.
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......
144 JoBE (Journal of Biology Education)
Wood. E.J. 2004. “Problem-Based Learning: Exploiting Knowledge
of how People Learn to Promote Effective Learning”. BEE-j
Volume3: May 2004 http://bio.ltsn.ac.uk/journal/vol3/beej-
3-5.htm University of Leeds.
top related