pemantauan ekonomi pei internasional
Post on 23-Apr-2022
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Edisi Bulan Juni 2012
PEMANTAUAN
EKONOMI
INTERNASIONAL
PEI
Tim Kajian Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Internasional
Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral
Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan RI
© Copyright PKRB, Juni 2012
Pemantauan Ekonomi Internasional
Edisi Bulan Juni 2012
Tim Kajian Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Internasional
Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan RI
© Copyright PKRB, Juni 2012
Overview Perkembangan Ekonomi
Internasional
(M. Yoga Pratama) 1
• Outlook Ekonomi Global 1
• Kondisi Perekonomian AS 3
• Kondisi Perekonomian Euro Area 10
• Kondisi Perekonomian China 16
• Kondisi Perekonomian Jepang 22
• Pengaruhnya terhadap Indonesia 27
1
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
• OUTLOOK EKONOMI GLOBAL
Setelah mengalami perlambatan tipis pada bulan
Mei, pertumbuhan output ekonomi global (Global
Purchasing Manager Index/PMI) kembali turun dan
mencapai titik terendahnya dalam 3 tahun terakhir
di bulan Juni. Manufaktur berkontraksi untuk
pertama kalinya sejak November 2011 dan
pertumbuhan sektor jasa melambat hingga
mendekati stagnan.
Berdasarkan data terakhir Global PMI yang
dihasilkan dari survei di seluruh dunia, output
ekonomi global turun untuk bulan ke-4 berturut-
turut. Situasi ini memberikan sinyal bahwa hanya
terjadi peningkatan sedikit dalam kegiatan bisnis.
Survei yang dilakukan menunjukkan pertumbuhan
ekonomi dunia semakin merosot secara rata-rata
tahunan hingga mendekati 1% per tahun di Quartal
II, atau jauh di bawah kondisi yang terlihat di tahun-
tahun sebelum krisis keuangan 2008. Indeks Output
Semua Industri yang dirilis JPMorgan (The JPMorgan
All-Industry Output Index) menunjukkan indeks
berada di posisi 50,3 pada bulan Mei, atau turun
cukup banyak dari posisi bulan Mei yang sebesar 52,
1.
Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC
Di antara negara-negara ekonomi utama, Euro Area
dan Jepang berkontraksi di bulan Juni, sementara
itu AS, Inggris, dan China mengalami perlambatan
pertumbuhan.
Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA
Dari sisi pertumbuhan PMI, India masih menduduki
posisi tertinggi dalam pertumbuhan PMI
Manufaktur setelah pada bulan Mei lalu juga
memuncakinya, diiikuti oleh Irlandia dan Denmark
yang secara mengejutkan mengalami pertumbuhan
yang kuat. Sementara negara Eropa lainnya masih
terus berada di beberapa posisi terbawah, dengan
Yunani, Spanyol, dan Italia mengalami penurunan
yang lebih tajam. Jerman dan Perancis yang telah
mengalami penurunan posisi dalam beberapa bulan
terakhir keduanya kini semakin terlihat mengalami
penurunan tajam dalam aktifitas ekonominya.
Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA
Secara umum di bulan Juni, penurunan ekonomi
terus berlanjut dengan Euro Area sebagai
episentrum krisis global. Meski demikian, tren
pertumbuhan yang lemah juga meluas ke hampir
seluruh negara maju dan merosotnya arus
perdagangan global juga terus memukul
perekonomian China dan Brasil.
I. OVERVIEW PERKEMBANGAN
EKONOMI INTERNASIONAL
Pertumbuhan PMI Manufaktur
Inggris
Euro Area
AS
Jepang
China
Indeks Output PMI Global
PDB Global
1%
50,3
Pertumbuhan Ekonomi Global PMI Persen Perubahan
PDB Tahunan
Indeks Output PMI (Semua Sektor)
Mei Junii
2
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Di Euro Area, level aktifitas bisnis telah menurun
untuk ke-9 kalinya dalam 10 bulan terakhir, dengan
tingkat kemunduran hanya berkurang sedikit dari
kemunduran tertinggi dalam 3 tahun terakhir yang
terjadi di bulan Mei. Di bulan Juni ini, Jepang
bergabung dengan Euro Area dalam wilayah
kontraksi, dengan outputnya yang turun untuk
pertama kalinya dalam 7 bulan terakhir. Euro Area
dan Jepang keduanya mengalami penurunan di
sektor manufaktur dan jasa, yang menggambarkan
kombinasi antara melemahnya tren ekspor global
dan berkurangnya permintaan domestik.
Sementara itu tingkat pertumbuhan AS dan Inggris
melemah dengan hanya sedikit sekali mengalami
ekspansi. Pertumbuhan di AS merupakan yang
terlemah sejak bulan Juli 2009, yang menunjukkan
adanya pelonggaran tajam dalam pertumbuhan
output sektor manufaktur dan jasa. Pada saat yang
sama, ekspansi Inggris merupakan yang terkecil
selama 7 bulan terakhir bersamaan dengan
menurunnya pertumbuhan sektor jasa yang
mengimbangi kenaikan sedikit di sektor manufaktur.
Sumber: Markit
Terkait dengan memburuknya lingkungan ekonomi
tersebut, para pembuat kebijakan di Eropa, Inggris,
dan AS bereaksi dengan mengeluarkan stimulus
baru ekonomi. European Central Bank (ECB)
misalnya, dengan PMI Euro Area memberi sinyal
penurunan sebesar 0,6% dari PDB kawasan tersebut
di Quartal II 2012, atau lebih besar dari bulan Mei
yang sebesar 0,5%, ditambah dengan melemahnya
indikator-indikator lain, menurunkan suku bunga
acuan utama untuk all-time low sebesar 0.75%,
seperti yang telah diantisipasi sebelumnya. ECB juga
secara mengejutkan memotong suku bunga yang
dibayarkan kepada bank-bank untuk menyetor uang
ke bank sentral menjadi nol dalam upayanya untuk
meningkatkan pinjaman.
Sources: Markit, Eurostat, European Central Bank.
Sementara itu untuk Inggris, Bank of England
memilih untuk menambahkan 50 miliar
Poundsterling ke dalam program pelonggaran
kuantitatif berdasarkan output PMI Inggris yang
menggambarkan kinerja terlemah untuk 8 bulan
terakhir di bulan Juni. Meskipun penurunan
tersebut sebagian merupakan refleksi dari hari libur
ekstra untuk Ulang Tahun Ratu, hasil survei yang
lebih rendah dari yang diperkirakan menunjukkan
ekonomi Inggris akan berkontraksi selama 3 quartal
berturut-turut.
Sumber: Markit, Ecowin
Sedangkan untuk AS, para pembuat kebijakan di
negara adi daya ini memilih untuk memperpanjang
“Operation Twist”, dimana kepemilikan The Fed atas
hutang jangka pendek ditukar dengan hutang jangka
Tingkat Pertumbuhan Negara Maju
Inggris
AS
Euro Area
Jepang
Pertumbuhan Ekonomi Euro Area (PMI Euro Area) (Persen Perubahan PDB)
-0,5%
Lapangan Kerja di AS (Lap. Kerja dalam Juta) (Perubahan Bulanan dalam ribuan)
3
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
panjang dalam rangka menurunkan suku bunga
jangka panjang dan meningkatkan permintaan
kredit. Langkah tersebut dilakukan menyusul 2
bulan melemahnya pertumbuhan pekerjaan sektor
non-pertanian. Dengan melambatnya penciptaan
lapangan kerja dan tanda-tanda lebih lambatnya
pertumbuhan ekonomi di bulan Juni, The Fed
diharapkan akan mengambil tindakan yang lebih
agresif di bulan Juli.
Berbanding terbalik dengan yang terjadi di Euro
Area dan negara-negara maju, pertumbuhan
ekonomi negara-negara emerging markets terlihat
di 4 negara utama BRIC yaitu Brasil, Rusia, India, dan
China di bulan Juni. Namun dari keempat negara
tersebut, hanya di China dan Brasil pertumbuhan
terjadi dengan tingkat ekspansi yang sangat sedikit.
Secara keseluruhan, keempat negara BRIC tersebut
mengalami pertumbuhan di sektor jasa, yang
sebagian mencerminkan tetap kuatnya permintaan
domestik. Meski demikian, sementara India dan
Rusia dilaporkan terus mengalami ekspansi di sektor
manufakturnya yang dibantu dengan terus
tumbuhnya ekspor kedua negara tersebut, China
dan Brasil terlihat mengalami penurunan dalam
output manufakturnya sepanjang bulan Juni, yang
sebagian disebabkan oleh memburuknya pesanan
ekspor.
Sumber: Markit
Inflasi harga input manufaktur mereda pada bulan
Juni, kontras dengan kenaikan yang kuat yang
terjadi beberapa bulan sebelumnya. Penurunan
tersebut mencerminkan harga komoditas yang lebih
rendah dan pemotongan harga yang dilakukan oleh
para pemasok yang sering terjebak dengan
tingginya tingkat stok atas barang-barang mereka
tidak terjual karena lemahnya permintaan. Inflasi
harga konsumen juga menurun di AS, Euro Area,
Inggris dan Cina.
Sumber: Markit, JPMorgan, Ecowin
Terkait dengan tingkat suku bunga, turunnya inflasi
membuka pintu untuk stimulus yang lebih besar di
China. China dalam hal ini berupaya melonggarkan
kebijakan dengan memotong suku bunga untuk
kedua kalinya dalam satu bulan. Inflasi yang lebih
rendah telah memberikan kepada para pembuat
kebijakan ruang yang lebih luas untuk
menghidupkan kembali upaya pemulihan ekonomi
China.
Inflasi di China jatuh ke level terendahnya dalam 2,5
tahun terakhir yaitu sebesar 2,2% di bulan Juni.
Penurunan inflasi ini dibantu oleh lebih rendahnya
produksi dan harga minyak. Meski demikian,
pemotongan tingkat suku bunga yang mengejutkan
memberikan peringatan tentang sejauh mana
pertumbuhan ekonomi China akan melambat di
Quartal II 2012.
• KONDISI PEREKONOMIAN AS
Mengikuti tren perlambatan ekonomi yang kembali
terjadi pada bulan Mei lalu, memasuki bulan Juni,
situasi yang kurang optimis, seperti diungkapkan
sebelumnya oleh para pengamat ekonomi, kembali
menghampiri perekonomian AS. Penyebab
utamanya adalah laporan terbaru yang dirilis oleh
Biro Analisis Ekonomi AS terkait dengan PDB Riil AS
di Quartal II 2012. Berdasarkan laporan tersebut,
output produksi barang dan jasa AS berdasarkan
perkiraan “kedua” (the second estimate) hanya
meningkat rata-rata tahunan sebesar 1,7%, atau
Inflasi Harga Konsumen (dalam persen)
AS
Inggris
Euro Area
Jepang
China
Indeks Output PMI Emerging Markets
4
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
lebih rendah dari peningkatan PDB Quartal I 2012
yang sebesar 1,9%.
Peningkatan dalam PDB Riil AS di Quartal II
utamanya merefleksikan kontribusi positif dari
belanja konsumsi pribadi (personal consumption
expenditure/PCE) (naik 1,7%), ekspor (naik 6,0%),
investasi tetap non-perumahan (nonresidential fixed
investment) (naik 4,2%), dan investasi tetap
perumahan (residential fixed investment) (naik
2,8%), namun sebagian diimbangi oleh kontribusi
negatif dari investasi persediaan swasta (private
inventory investment) (turun 0,23%) dan belanja
pemerintah pusat dan lokal (turun 0,1%). Impor
dalam hal ini juga mengalami peningkatan (2,9%).
Output kendaraan bermotor menambah 0,18% poin
terhadap perubahan PDB Riil di Quartal II setelah
menambah 0,72% poin terhadap perubahan PDB Riil
di Quartal I 2012. Penjualan akhir komputer turun
0,09% poin terhadap perubahan PDB Riil di Quartal
II setelah menambah 0,02% poin terhadap
perubahan PDB di Quartal I 2012.
Sementara itu belanja konsumsi pribadi riil
menambah 1,7% terhadap perubahan PDB Riil di
Quartal II, dibandingkan dengan penambahan 2,4%
poin terhadap perubahan PDB Riil di Quartal I 2012.
Penjualan barang tahan lama (durable goods) tidak
berubah yaitu sebesar 13,7%, dibandingkan dengan
peningkatan sebesar 11,5% yang terjadi di Quartal I
2012. Sedangkan penjualan barang tidak tahan lama
(non-durable goods) meningkat sebesar 0,5%, atau
1,1% lebih rendah dibandingkan dengan
peningkatan sebesar 1,6% yang terjadi di Quartal I
2012. Perdagangan jasa meningkat 2,4%, atau lebih
tinggi 1,1% dibandingkan peningkatan 1,3% yang
terjadi di Quartal I 2012.
Angka PDB, menurut salah seorang pengamat,
adalah sesuatu yang biasa. Meski demikian, posisi
angka tersebut yang berada di bawah 2% selama 2
bulan berturut-turut sejak bulan Mei lalu,
memberikan peringatan kepada perekonomian AS
untuk kembali bersiap dalam menghadapi resesi
ekonomi yang mungkin saja terjadi lagi.
Turunnya peningkatan PDB Riil AS untungnya tidak
terlalu berimbas terhadap sektor perdagangan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Sensus dan
Biro Analisis Ekonomi AS melalui Departemen
Perdagangan, total ekspor AS bulan Juni mencapai
sebesar 185 miliar dolar, sedangkan impor
mencapai sebesar 227,9 miliar dolar sehingga defisit
perdagangan barang dan jasa sebesar 42,9 miliar
dolar atau turun 5,1 miliar dolar dibandingkan
defisit 48,0 miliar dolar yang terjadi di bulan Mei
2012 (revisi). Ekspor bulan Juni lebih besar 1,7 miliar
dolar dibandingkan ekspor bulan Mei yang sebesar
193,3 miliar dolar. Sementara itu impor bulan Juni
3,5 miliar dolar lebih kecil dari impor bulan Mei
yang sebesar 231,4 miliar dolar.
Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;
www.tradingeconomics.com
Dari total tersebut, defisit perdagangan barang
mencapai sebesar 57,5 miliar dolar, atau turun 5,4
miliar dolar dibandingkan bulan Mei yang sebesar
62,9 miliar dolar. Sementara itu surplus
perdagangan jasa di bulan Juni mencapai sebesar
14,6 miliar dolar, atau mengalami penurunan
surplus sebesar 0,3 miliar dolar dari 14,9 miliar dolar
yang terjadi di bulan Mei 2012.
Ekspor barang di bulan Juni meningkat 1,8 miliar
dolar menjadi 132,8 miliar dolar, sedangkan impor
barang turun 3,6 miliar dolar menjadi 190,3 miliar
dolar. Ekspor jasa mengalami penurunan sebesar
0,2 miliar dolar menjadi 52,2 miliar dolar,
Ekspor AS
Impor AS
185,0 M
dolar
227,9 M
dolar
5
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
sementara impor jasa meningkat sebesar 0,1 miliar
dolar menjadi 37,6 miliar dolar.
Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;
www.tradingeconomics.com
Berdasarkan basis tahunan, defisit perdagangan
barang dan jasa turun 7,4 miliar dolar dari bulan
Juni 2011 hingga Juni 2012. Ekspor mengalami
peningkatan sebesar 12,3 miliar dolar (7,1%),
sedangkan impor mengalami peningkatan sebesar
4,9 miliar dolar (2,2%).
Peningkatan ekspor barang di bulan Juni
merefleksikan peningkatan dalam ekspor barang
konsumsi (+0,9 miliar dolar), kendaraan otomotif,
bagian-bagiannya dan mesin (+0,7 miliar dolar),
barang-barang lainnya (+0,2 miliar dolar), serta
barang modal (+0,7 miliar dolar). Sementara
penurunan ekspor terjadi untuk makanan, bahan
pangan dan minuman sebesar -0,9 miliar dolar.
Sementara itu, penurunan impor barang di bulan
Juni menggambarkan penurunan dalam suplai
industri dan material (-2,3 miliar dolar), barang
modal (-1,3 miliar dolar), barang konsumsi (-0,6
miliar dolar), serta makanan, bahan pangan dan
minuman (0,2 miliar dolar). Peningkatan impor
terjadi untuk kendaraan otomotif, bagian-bagiannya
dan mesin (+0,6 miliar dolar), dan barang-barang
lainnya (+0,1 miliar dolar).
Beralih ke sektor tenaga kerja. Di sektor ini, jumlah
orang Amerika yang mencari tunjangan
pengangguran baru di awal bulan Juni mengalami
penurunan dibandingkan bulan Mei 2012. Di minggu
pertama bulan Juni yang berakhir pada tanggal 2
Juni, klaim pengangguran (initial claims)
berdasarkan penyesuaian musiman sebesar
377.000, atau terjadi penurunan 12.000 klaim dari
minggu sebelumnya yang sebesar 389.000 klaim.
Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu di awal
bulan Mei adalah 377.750 klaim, atau mengalami
kenaikan sebesar 1.750 klaim dibandingkan dengan
minggu terakhir bulan Mei yang sebesar 376.000
klaim.
Sementara itu di minggu terakhir bulan Juni yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2012, klaim
pengangguran berdasarkan penyesuaian musiman
sebesar 374.000 klaim, atau terjadi penurunan
sebesar 14.000 klaim dari minggu sebelumnya
(berakhir tanggal 23 Juni) yang sebesar 388.000
klaim. Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu
di akhir bulan Mei adalah 385.750 klaim, atau turun
1.500 klaim dibandingkan dengan minggu ketiga
bulan Juni yang sebesar 387.250 klaim
pengangguran.
Minggu
Berakhir
Juni. 2
(lebih
awal)
Mei. 26 Berubah Mei. 19 Thn
Sblmnya
Klaim
Pengangguran
(SA) 377,000 389,000 -12,000 373,000 425,000
Klaim
Pengangguran
(NSA) 321,884 346,260 -24,376 330,431 366,816
Pergerakan
Rata-rata 4
Minggu (SA) 377,750 376,000 +1,750 370,750 422,750
Minggu
Berakhir
Juni. 30
(lebih
awal)
Juni. 16
Berubah Juni. 9
Thn
Sblmnya
Klaim
Pengangguran
(SA) 374,000 388,000 -14,000 392,000 422,000
Klaim
Pengangguran
(NSA) 367,331 370,460 -3,129 364,548 425,640
Pergerakan
Rata-rata 4
Minggu (SA) 385,750 387,250 -1,500 387,500 422,250
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Pada bulan Juni 2012, tercatat jumlah orang yang
tidak bekerja (unemployed persons) sebesar 12,7
juta orang, atau tidak berubah dibandingkan bulan
Mei. Tingkat pengangguran di AS berdasarkan data
yang dirilis oleh the U.S. Bureau of Labor Statistics
juga masih sama yaitu tetap di posisi 8,2%.
Peningkatan lapangan kerja terjadi di sektor layanan
Neraca Perdagangan AS
Defisit
42,9 M
Data Asuransi Tenaga Kerja
6
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
profesional dan bisnis. Sedangkan jumlah lapangan
kerja di industri utama lainnya hanya berubah
sedikit.
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Di antara kelompok angkatan utama, tingkat
pengangguran di bulan Juni untuk laki-laki dewasa
tercatat sebesar 7,8%, wanita dewasa 7,4%, remaja
23,7%, kulit putih 7,4%, keturunan Hispanic 11,0%,
dan kulit hitam 14,4%. Tingkat pengangguran untuk
orang Asia sebesar 6,3%, tidak disesuaikan secara
musiman.
Jumlah pengangguran jangka panjang (yang tidak
bekerja selama lebih dari 27 minggu) di bulan Juni
secara esensial tidak mengalami perubahan yaitu
tetap sebesar 5,4 juta orang. Jumlah ini tercatat
mencapai sebesar 41,9% dari total pengangguran
yang ada.
Tingkat partisipasi tenaga kerja sipil dan rasio
populasi lapangan kerja di bulan Juni juga tetap di
kisaran 63,8% dan 58,6%. Jumlah orang yang
bekerja paruh waktu untuk alasan ekonomi di bulan
April naik tipis menjadi sebesar 8,2 juta orang
dibandingkan 8,1 juta orang di bulan Mei. Kerja
paruh waktu dilakukan karena mereka mengalami
pemotongan jumlah jam kerja karena mereka tidak
mendapatkan pekerjaan full time.
Sementara itu lapangan kerja di sektor non-
pertanian di AS mengalami peningkatan cukup
tinggi sebesar 80.000 pekerjaan di bulan Juni. Rata-
rata pertumbuhan bulanan di Quartal II 2012 adalah
sebesar 75.000 lapangan kerja, atau jauh lebih kecil
dari rata-rata pertumbuhan bulanan di Quartal I
2012 yang sebesar 226.000 lapangan kerja per
bulan.
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Beralih ke produksi industri (industrial production).
Memasuki bulan Juni 2012, produksi industri AS
mengalami peningkatan sebesar 0,4% setelah
sebelumnya turun 0,2% di bulan Mei. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan
produksi di sektor manufaktur yang mencapai 0,7%.
Meski demikian, di Quartal II 2012, output
manufaktur hanya tumbuh rata-rata tahunan
sebesar 1,4% dan menandai penurunan tajam dari
Quartal I yang mengalami pertumbuhan yang kuat
sebesar 9,8%. Kontribusi terbesar peningkatan
output manufaktur di Quartal II disumbangkan oleh
output kendaraan bermotor dan suku cadang yang
melonjak naik sebesar 18,2%.
Di luar manufaktur, output pertambangan
meningkat 0,7%, sedangkan output
utilitas/pemanfaatan turun sebesar 0,8%. Namun
demikian, secara rata-rata tahunan output
pertambangan turun 1,2%, sementara secara rata-
rata tahunan output utilitas meningkat sebesar
14,9%. Dengan pertumbuhan sebesar 97,4% dari
rata-rata tahun 2007, total produksi industri pada
bulan Juni tercatat sebesar 4,7% lebih tinggi di atas
level tahun sebelumnya.
Sumber: US Federal Reserves
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Total Indeks 96,6 97,0 96,5 97,2 97,0 97,4 0,7 0,4 -0,5 0,8 -0,5 0,4 4,7
Estimasi sebelumnya 96,5 97,0 96,4 97,4 97,3 0,6 0,4 -0,5 1,0 -0,1
Produksi Industri
2007=100 Persen Perubahan
Jun '11 s.d Jun '122011 2012 2011 2012
Pekerja Sektor Non-Pertanian (dalam ribu)
80.000
Mei-10 Agt-10 Nov-10 Feb-11 Mei-11 Agt-11 Nov-11 Feb-12 Mei-12
Jun-10 Sep-10 Des-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12
Tingkat Pengangguran di AS (Dalam Persen)
8,2%
7
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: US Federal Reserves
Kapasitas pemanfaatan untuk total industri juga
mengalami kenaikan menjadi 78,9%, atau 0,2% poin
di atas level tahun sebelumnya, tetapi 1,4% poin di
bawah rata-rata jangka panjang (1972-2011).
Sumber: US Federal Reserves
Pada bulan Juni, produksi barang-barang konsumsi
mengalami peningkatan sebesar 0,1% setelah turun
0,1% di bulan Mei. Indeks barang-barang konsumen
tahan lama juga mengalami peningkatan sebesar
0,9%. Produksi otomotif mengalami peningkatan
sebesar 1,5%; output elektronik rumah tangga turun
1,3%; sedangkan indeks barang konsumen lainnya
mengalami perubahan sedikit.
Output barang konsumsi tidak tahan lama turun
tipis sebesar 0,1%. Hal ini disebabkan oleh
penurunan tipis yang terjadi dalam kategori energi
dan non-energi. Untuk produk-produk konsumsi
output untuk bahan bakar meningkat sedangkan
penjualan utilitas kepada rumah tangga menurun.
Sementara itu produksi barang non-energi tidak
tahan lama mengalami penurunan sebesar 0,1%.
Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
yang besar dalam produk pakaian dan penurunan
tipis produk makanan dan tembakau diimbangi oleh
peningkatan yang besar dalam produk kertas dan
peningkatan yang kecil dalam produk kimia. Selama
lebih dari 12 bulan terakhir, indeks barang konsumsi
telah meningkat sebesar 2,1%, dengan produksi
barang konsumsi tahan lama meningkat 12,8% dan
output barang produksi tidak tahan lama turun
1,0%.
Di sektor manufaktur, output sektor ini mengalami
peningkata sebesar 0,7% pada bulan Juni setelah
mengalami peningkatan sebesar 0,4% di bulan Mei.
Indeks manufaktur di bulan Juni sebesar 5,6% di
atas rata-rata tahun sebelumnya. Tingkat operasi
pabrik meningkat 0,4% poin menjadi 77,7%, atau
1,1% poin di bawah rata-rata jangka panjangnya.
Output barang tahan lama di bulan Juni mengalami
peningkatan sebesar 0,8% setelah mengalami
peningkatan sebesar 0,6% di bulan Mei. Sedangkan
Produksi barang tidak tahan lama juga meningkat
sebesar 0,5% di bulan Juni, setelah turun 0,7% di
bulan Mei 2012.
Untuk sektor pertambangan, output sektor ini
mengalami peningkatan sebesar 0,7% di bulan Juni.
Kapasitas pemanfaatan sektor pertambangan naik
0,4% menjadi 89,4% atau meningkat 2,1% poin di
atas rata-rata jangka panjangnya. Output
pemanfaatan turun 1,9%, setelah 2 bulan
mengalami kenaikan. Tingkat operasi untuk utilitas
di bulan Juni turun 1,6% poin menjadi 74,2%, atau
12,1% di bawah rata-rata jangka panjangnya.
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan
Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Indeks
yang mengalami penurunan di bulan Mei turun
lebih jauh di bulan Juni. Indeks saat ini berada di
posisi 62,0 atau turun dari posisi bulan Mei sebesar
64,4. Indeks Harapan (The Expectations Index) juga
turun cukup jauh menjadi 72,3 dari sebelumnya
77,3 di bulan Mei 2012. Sebaliknya Indeks Situasi
Terkini (The Present Situation Index) mengalami
kenaikan dari 44,9 di bulan Mei menjadi 46,6.
Direktur Pusat Penelitian Konsumen, US Conference
Board, Lynn Franco, menyampaikan bahwa
penurunan keyakinan konsumen di bulan Juni
merupakan penurunan ke-4 kalinya berturut-turut.
Meski demikian, konsumen sedikit lebih positif
Pemanfaatan 78,9%
----- Total
----- Manufaktur
Skala Rasio, 2007 output=100
Kapasitas
Produksi
97,3%
Produksi Industri dan Kapasitas AS
Persen Kapasitas
Kapasitas Pemanfaatan AS
8
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
terhadap kondisi terkini, tapi juga sedikit lebih
pesimis mengenai kondisi perekonomian jangka
pendek. Prospek pendapatan mereka, yang telah
membaik bulan Mei lalu, kembali turun di bulan
Juni. Apabila tren ini terus berlanjut, maka
diperkirakan pertumbuhan belanja akan terhambat
dalam jangka pendek. Secara keseluruhan,
perbaikan yang terjadi dalam Indeks Situasi Terkini
dan pelunakan dalam harapan konsumen
menunjukkan bahwa laju aktifitas ekonomi di
beberapa bulan ke depan hanya akan sedikit
berubah.
Sumber: US Conference Board; Haver Analysis; Econoday
Penilaian konsumen terhadap kondisi
perekonomian terkini di bulan Juni sedikit membaik.
Mereka yang mengklaim bahwa kondisi bisnis saat
ini adalah “baik” meningkat menjadi 14,9% dari
13,6%. Sementara mereka yang mengklaim kondisi
bisnis saat ini “buruk” juga naik menjadi 35,1% dari
34,7%. Penilaian konsumen terhadap pasar tenaga
kerja beragam. Mereka yang mengklaim bahwa
lapangan kerja masih “banyak” meningkat menjadi
7,8% dari 7,5% di bulan Mei. Sementara mereka
yang menilai bahwa lapangan kerja “sulit untuk
didapatkan” meningkat menjadi 41,5% dari
sebelumnya 40,9%.
Konsumen juga sedikit kurang optimis mengenai
prospek perekonomian jangka pendek. Mereka yang
mengharapkan kondisi lapangan usaha membaik
dalam 6 bulan mendatang turun menjadi 15,5% dari
16,6%, sedangkan mereka yang memperkirakan
kondisi lapangan usaha akan memburuk naik dari
12,9% menjadi 16,2%. Outlook konsumen untuk
pasar tenaga kerja juga tidak terlalu positif. Mereka
yang memprediksi lebih banyak lapangan kerja di
bulan depan turun menjadi 14,1% dari 15,4%,
sementara mereka yang memprediksi bahwa
lapangan kerja lebih sedikit juga turun menjadi
20,6% dari sebelumnya 21,5%. Proporsi konsumen
yang mengharapkan adanya perbaikan dalam
pendapatan mereka turun dari 15,7% menjadi
14,8%.
Sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang
mengalami penurunan di bulan Mei, Indeks
Keyakinan Bisnis (the Purchasing Manager
Index/PMI) juga mengalami penurunan. PMI
tercatat mengalami kontraksi sebesar 49,7%, atau
mengalami penurunan sebesar 3,8% poin dari PMI
bulan Mei yang sebesar 53,5%. Kontraksi ini
merupakan kontraksi pertama sejak bulan Juli 2009
(49,2%) dan menyebabkan PMI untuk pertama
kalinya berada di bawah level 50, yang
mengindikasikan sektor manufaktur di AS
terpengaruh oleh gejolak perekonomian global.
Indeks Pesanan Baru (new orders) turun 12,3% poin
menjadi 47,8%, yang juga mengindikasikan
kontraksi pertama sejak April 2009 (46,8%). Indeks
Produksi masih bertahan di level 51%, sementara
Indeks Pekerjaan juga tetap di atas level 50 yaitu
sebesar 56,6%.
Bulan PMI Bulan PMI
Jun 2012 49.7 Des 2011 53.1
Mei 2012 53.5 Nov 2011 52.2
Apr 2012 54.8 Okt 2011 51.8
Mar 2011 53.4 Sep 2011 52.5
Feb 2011 52.4 Agt 2011 52.5
Jan 2011 54.1 Jul 2011 51.4
Rata-rata 12 bulan – 52.6
Tertinggi – 54.8
Terendah – 49.7
Sumber: Institute for Supply Management (ISM)
Dari 18 industri manufaktur, 7 industri dilaporkan
mengalami pertumbuhan di bulan Juni, yaitu:
1. produk furnitur dan produk yang terkait;
2. produk percetakan dan aktifitas pendukung;
3. produk logam fabrikasi;
4. produk manufaktur lain-lain;
5. produk peralatan, perlengkapan, dan komponen
listrik;
Indeks Keyakinan Konsumen (CCI)
62,0
Indeks Keyakinan Bisnis (PMI)
9
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
6. produk mesin;
7. produk logam utama;
Sementara itu 9 industri dilaporkan mengalami
kontraksi pada bulan Mei, yaitu:
1. produk mineral non-logam;
2. produk pakaian, kulit, dan produk yang terkait;
3. produk kertas;
4. produk plastik dan karet;
5. produk kimia.
6. produk komputer dan elektronik;
7. produk minyak dan batubara;
8. produk makanan, minuman, dan tembakau; dan
9. produk peralatan transportasi.
Indeks Harga untuk bahan mentah kembali
mengalami penurunan menjadi 37% di bulan Juni,
atau turun lagi 10,5% dibandingkan posisi di bulan
Mei yang sebesar 47,5%. Kondisi tersebut
mengindikasikan harga yang lebih rendah untuk
pertama kalinya sejak bulan Desember 2011. Di
bulan Juni, 7% responden dilaporkan membayar
harga yang lebih rendah, 33% membayar lebih
tinggi, dan 60% membayar dengan harga yang
sama.
MANUFAKTUR AS
Juni 2012
Indeks
Seri
Indeks
Mei
Seri
Indeks
April
Persen
Poin
Prbhan
Arahan Tingkat
Prbhan
Tren
(Bln)
PMI 49.7 53.5 -3.8
Kontraksi Dari
naik 34
Pesanan
Baru 47.8 60.1 -12.3
Kontraksi Dari
naik 37
Produksi 51.0 55.6 -4.6
Tumbuh Lebih
lambat
36
Tenaga
Kerja 56.6 56.9 -0.3
Tumbuh Lebih
lambat 32
Pemasok Pengiriman
48.9 48.7 +0.2 Lebih
cepat
Lebih
lambat 4
Persediaan 44.0 46.0 -2.0
Kontraksi Lebih
cepat
2
Persediaan
Konsumen 48.5 43.5 +5.0
Terlalu
Rendah
Lebih
lambat 6
Harga 37.0 47.5 -10.5
Menurun Lebih
cepat
1
Backlog
Pesanan 44.5 47.0 -2.5
Kontraksi Lebih
cepat
2
Ekspor 47.5 53.5 -6.0
Kontraksi Dari
naik 7
Impor 53.5 53.5 0.0
Tumbuh sama 6
Ekonomi Keseluruhan Tumbuh Lebih
lambat
36
Sektor Manufaktur Kontraksi Dari
naik 34
Sumber: Institute for Supply Management
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah
mengenai inflasi. Berdasarkan data yang dirilis Biro
Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi di AS pada
bulan Juni menurut penyesuaian musiman tidak
mengalami perubahan. Selama lebih dari 12 bulan
terakhir, indeks semua barang meningkat sebesar
1,7% sebelum penyesuaian musiman.
Indeks energi melanjutkan penurunannya di bulan
Juni. Meski demikian, penurunan tersebut diimbangi
dengan peningkatan dalam indeks makanan dan
indeks semua barang dikurangi makanan dan
energi. Indeks energi turun sebesar 1,4% yang
disebabkan oleh penurunan tajam pada indeks
bahan bakar untuk bulan ke-3 berturut-turut. Indeks
energi lainnya beragam. Indeks makanan meningkat
0,2% seiring dengan peningkatan pada indeks
makanan di dalamrumah.
Indeks semua barang dikurangi makanan dan
energi, naik 0,2% pada bulan Juni, yang merupakan
kenaikan ke-4 kalinya berturut-turut. Indeks yang
berkontribusi terhadap peningkatan, yaitu: indeks
perumahan (peningkatan terkecil sejak September
2011); indeks mobil dan truk bekas (tidak berubah
setelah serangkaian peningkatan); indeks
perawatan kesehatan (kenaikan tertinggi sejak
2010); dan indeks pakaian dan rekreasi (meningkat
secara substansial). Sedangkan indeks yang
mengalami penurunan yaitu indeks tiket pesawat.
Secara tahunan, indeks semua barang sebesar 1,7%
YoY, indeks energi turun 3,9%, sementara indeks
makanan meningkat 2,7%. Indeks semua barang
dikurangi makanan dan energi naik 2,2% YoY, atau
turun tipis dari bulan Mei yang sebesar 2,3%.
10
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
• KONDISI PEREKONOMIAN EURO AREA
Memasuki akhir Quartal II 2012 atau di bulan Juni,
Bank Sentral Eropa menyatakan bahwa aktifitas
perekonomian di Euro Area mulai menunjukkan
tanda-tanda stabilisasi, meskipun masih dalam
tingkat yang rendah. Dibandingkan dengan outlook
bulan Desember 2011 dimana perkembangan
pertumbuhan Euro Area semakin melemah
daripada yang diharapkan, dengan perkiraan
terjadinya kontraksi ringan dalam PDB Riil-nya di
Quartal IV 2011 dan pertumbuhan mendatar yang
terjadi di Quartal I 2012, maka kondisi yang terjadi
di Quartal II 2012 sedikit lebih baik. Meski demikian,
proses stabilisasi tersebut masih harus terus
diwaspadai mengingat berdasarkan informasi survei
terkini mengenai kondisi perekonomian Euro Area
untuk Quartal II 2012 , aktifitas ekonomi di kawasan
ini kembali menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Dalam 3 bulan terakhir, pemulihan ekonomi global
yang memang tidak begitu kuat, menunjukkan
tanda-tanda pelemahan lebih lanjut.Tekanan yang
terjadi dalam pasar keuangan dan surat utang di
wilayah periferi Euro Area semakin bergeser
mendekati level akhir tahun 2011. Pertumbuhan di
sejumlah negara emerging market utama lebih
rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Risiko
penurunan ekonomi terus berlanjut dan semakin
membesar, yang intinya merefleksikan risiko
penundaan atau tidak memadainya aksi-aksi
kebijakan yang dilakukan.
Pada bulan Juni, langkah-langkah pemulihan yang
diumumkan dalam Pertemuan Para Pemimpin Uni
Eropa merupakan langkah ke arah yang benar.
Namun demikian, kemerosotan terkini yang terjadi
dalam pasar surat utang menggarisbawahi bahwa
pelaksanaan tepat waktu dari langkah-langkah
tersebut, bersamaan dengan progres lebih lanjut
penggabungan perbankan dan fiskal, harus menjadi
prioritas utama.
IMF dalam laporannya mengungkapkan bahwa
wilayah periferi Euro Area merupakan titik pusat
meningkatnya ekskalasi tekanan dalam pasar
keuangan. Beberapa kondisi yang menyebabkan hal
tersebut adalah meningkatnya ketidakpastian
politik dan keuangan di Yunani, permasalahan
sektor perbankan di Spanyol, dan keraguan akan
kemampuan pemerintah untuk melakukan
penyesuaian fiskal dan reformasi serta
permasalahan keinginan negara-negara mitra untuk
membantu.
Meningkatnya tekanan terhadap ekonomi negara-
negara periferi Euro Area sebelumnya telah
termanifestasi dalam beberapa kondisi yang sudah
diketahui sebelumnya, yaitu: (i) keluarnya aliran
modal dalam negeri: (ii) melonjaknya imbal hasil
surat utang negara; (iii) putaran umpan balik yang
merugikan antara tekanan dalam surat utang dan
permasalahan yang terjadi dalam pendanaan sektor
perbankan; (iv) peningkatan dalam “Target 2”
kewajiban bank sentral negara periferi; (v) bank
deleveraging yang terus berlanjut; dan (vi)
kontraksi kredit ke sektor swasta. Sebagai
akibatnya, efek stabilisasi - yang diharapkan terjadi
dari diluncurkan Operasi Refinancing Jangka Panjang
Bank Sentral Eropa (European Central Bank’s (ECB’s)
Longer-term Refinancing Operations (LTROs)) ke
dalam pasar keuangan periferi Euro Area - pada
kenyataannya semakin terkikis. Secara nyata,
berbagai indikator ekonomi utama menunjukkan
adanya kontraksi baru dalam aktifitas ekonomi Euro
Area secara keseluruhan.
Terkait hal ini, Bank Sentral Eropa memperkirakan
dispersi ekonomi di tingkat negara akan terus terjadi
terkait dengan outlook keseluruhan kawasan ini,
dimana proyeksi pertumbuhan tahun 2012 yang
diambil dari Konsensus Ekonomi memberikan
gambaran yang beragam, mulai dari pertumbuhan
0,7% untuk Jerman dan Austria hingga
pertumbuhan -5,4% yang akan dialami Yunani. Sejak
awal 2011, jarak proyeksi pertumbuhan setiap
negara semakin melebar, dan yang lebih
mengkhawatirkan, hal itu terjadi bersamaan dengan
penurunan yang cukup tajam dan memburuknya
prospek keseluruhan ekonomi Euro Area.
Tingkat Inflasi di AS
11
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: Bloomberg Financial Markets; Bank Sentral Negara-negara
Euro Area; Kalkulasi Staf IMF.
Bagian dari perbedaan regional di kawasan Euro
Area dapat dijelaskan melalui adanya kebutuhan
dari beberapa negara untuk membalikkan kondisi
penurunan yang terjadi dalam daya saing nasional
mereka. Secara jelas, reformasi struktural
berkelanjutan yang bertujuan memperbaiki dan
memperkuat daya saing perlu tetap menjadi
prioritas utama di negara-negara yang
bersangkutan. Hal ini akan memberikan tidak hanya
lingkungan yang lebih menguntungkan bagi
pertumbuhan, namun juga akan menghasilkan
pertumbuhan yang berkelanjutan.
Bank Sentral Eropa mengharapkan pemulihan
bertahap dalam aktifitas ekonomi Euro Area akan
terjadi di tahun-tahun mendatang, yang utamanya
didorong oleh pulihnya permintaan luar negeri.
Proyeksi makro ekonomi staf Bank Sentral Eropa
memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB Riil
tahunan Euro Area akan bisa meningkat dari kisaran
-0,5% sampai 0,3% di tahun 2012 menjadi 0,0%
sampai 0,2% di 2013, atau mengalami revisi
penurunan sedikit dari outlook bulan Desember
2011.
Secara umum, berdasarkan data statistik resmi
kedua (second estimates) yang dirilis Eurostat, PDB
Euro Area dan EU27 mengalami penurunan dari
masing-masing 0,0% di Quartal I menjadi -0,2%, dan
-0,1% sepanjang Quartal II 2012. Dibandingkan
dengan Quartal II 2011, PDB berdasarkan
penyesuaian musiman turun -0,5% di Euro Area dan
-0,3% di EU27.
Sumber: Eurostat
Belanja konsumsi rumah tangga final mengalami
penurunan -0,2% di Euro Area dan EU27 setelah
sebelumnya di Quartal I juga turun -0,2%.
Pembentukan modal tetap bruto turun -0,8% di
Euro Area dan -0,9 di EU27 (sebelumnya -1,3% dan -
0,7%). Impor mengalami peningkatan sebesar 0,9%
di Euro Area dan 1,0% di EU27, sementara impor
juga meningkat 0,9% di kedua wilayah.
Penurunan dalam PDB bisa diartikan bahwa
kawasan Euro Area tidak mengalami pertumbuhan
dan cenderung mengalami penurunan dalam
ekonominya, dan itu bukan merupakan hal yang
baik di tengah masih buruknya perekonomian
global. Terhadap hal ini, Bank Sentral Eropa berada
di bawah tekanan untuk merangsang kembali
perekonomian kawasan ini.
Sumber: Eurostat, Markit
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
EA17 0,1 -0,3 0,0 -0,2 1,3 0,6 0,0 -0,5
EU27 0,2 -0,3 0,0 -0,1 1,4 0,7 0,1 -0,3
2012
Persen perubahan dibandingkan
quartal sebelumnya
Persen perubahan dibandingkan
quartal yang sama tahun sebelumnya
2011 2012 2011
-0,2%
PDB Euro Area
Perkembangan Pasar Keuangan Euro Area
Obligasi Pemerintah
Dua Tahun Pasar Uang
Klaim Bank Sentral Nasional
terhadap Bank Sentral Eropa (%
Pertumbuhan Kredit
Swasta Riil
Klaim Bank Sentral
Nasional terhadap Bank Klaim Bank Sentral Nasional
terhadap Bank Sentral Eropa (%
12
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Terkait dengan belanja ritel, di bulan Mei volume
perdagangan ritel meningkat 0,8% untuk Euro Area
dan EU27. Di bulan April, volume perdagangan ritel
turun 1,4% di kedua kawasan ini. Memasuki bulan
Juni, volume perdagangan ritel kembali meningkat
sebesar 0,1% di Euro Area, namun turun sebesar
0,3% di EU27.
Sumber: Eurostat
Dibandingkan dengan bulan Mei, sektor makanan,
minuman dan tembakau mengalami peningkatan
sebesar 0,4% di Euro Area, namun turun 0,1% di
EU27. Sedangkan sektor non-makanan mengalami
penurunan sebesar 0,7% di kedua wilayah. Di antara
negara anggota, total penjualan ritel naik di 7
negara, turun di 11 negara, dan stabil di 3 negara.
Berdasarkan basis tahunan, di bulan Juni 2012
dibandingkan dengan Juni 2011, sektor makanan,
minuman dan tembakau mengalami penurunan
sebesar 1,0% di Euro Area dan EU27. Sedangkan
sektor non-makanan mengalami penurunan sebesar
0,7% di Euro Are dan tetap stabil di EU27. Di antara
negara anggota, total penjualan ritel naik di 12
negara, turun di 8 negara, dan stabil di 1 negara.
Data PDB Euro Area yang dirilis Eurostat pada
kenyataannya sedikit berbeda pendapat para
ekonom yang memperkirakan bahwa PDB Euro
Area akan turun hingga mencapai 0,5% di Quartal II
2012, setelah mengalami stagnasi di Quartal I 2012.
Meskipun banyak perusahaan telah melaporkan
bahwa aktifitas bisnis mereka terkena dampak dari
ketidakpastian ekonomi dan politik yang tinggi di
Euro Area, yang juga diperburuk dengan
melemahnya permintaan baik dari dalam kawasan
maupun dari luar kawasan, penurunan PDB
kawasan ini ternyata tidak separah yang
diperkirakan.
Data-data perdagangan kembali memberikan
gambaran berbeda dengan apa yang banyak
dikhawatirkan oleh para ekonom tersebut.
Menginjak bulan Juni, berdasarkan estimasi awal
yang dirilis Eurostat, untuk kawasan Euro Area
(EA17), perdagangan barang Euro Area dengan
negara-negara lain di dunia tercatat mengalami
surplus sebesar 14,9 miliar Euro.
Capain ini jauh lebih baik dibandingkan dengan
surplus sebesar 0,2 miliar Euro yang dicatatkan
pada bulan Juni 2011. Nilai surplus ini juga lebih
baik dibandingkan dengan surplus sebesar 7,1
miliar Euro yang terjadi pada bulan Mei 2012. Di
bulan Juni 2012 dibandingkan dengan Mei 2012,
ekspor berdasarkan penyesuaian musiman
mengalami peningkatan sebesar 2,4%, sedangkan
impor tetap stabil.
Sumber: Eurostat
Untuk EU27, estimasi awal yang dirilis Eurostat
menyatakan bahwa neraca perdagangan barang
kawasan ini mengalami surplus sebesar 0,4 miliar
Euro di bulan Juni 2012, atau jauh lebih baik
dibandingkan dengan defisit -15,3 miliar Euro yang
terjadi di bulan Juni 2011. Angka ini juga lebih baik
dari kondisi bulan Mei 2012 dimana defisit
mencapai -3,8 miliar Euro (-14,2 miliar Euro di bulan
Mei 2011).
Di bulan Juni 2012 dibandingkan dengan Mei 2012,
ekspor berdasarkan penyesuaian musiman
mengalami peningkatan sebesar 2,1%, sedangkan
impor juga naik sebesar 0,9%.
Volume Perdagangan Retail Euro Area
Euro Area
EU27
Neraca Perdagangan Euro Area (Mei 2012)
Neraca perdagangan
Impor
Ekspor
Ekspor 161,5
M Euro
Impor 146,6
M Euro
Surplus 14,9 M
13
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: Eurostat
Sumber: Eurostat
Beralih ke sektor tenaga kerja. Untuk sektor ini, data
berdasarkan penyesuaian musiman yang
dikeluarkan oleh Eurostat mencatat bahwa tingkat
pengangguran di Euro Area pada bulan Juni
mencapai sebesar 11,2%, relatif stabil meski
mengalami kenaikan sebesar 0,1% dibandingkan
bulan Mei 2012 yang sebesar 11,1%. Dibandingkan
bulan Jun 2011, angka tersebut lebih tinggi dimana
pada bulan tersebut, tingkat pengangguran tercatat
sebesar 10,0%.
Untuk EU27, tingkat pengangguran mencapai
10,4%, yang berarti juga relatif stabil meski
mengalami kenaikan sebesar 0,1% dibandingkan
bulan Mei 2012 yang sebesar 10,3%. Namun
dibandingkan dengan bulan Juni 2011, tingkat
pengangguran naik cukup tinggi karena di bulan
tersebut, tingkat pengangguran di EU27 hanya
sebesar 9,5%.
Sumber: Eurostat
Sumber: Eurostat
Eurostat memperkirakan bahwa sebanyak
25.112.000 laki-laki dan perempuan di EU27,
diantaranya 17.801.000 berada di kawasan Euro
Area, dalam kondisi tidak mempunyai pekerjaan
pada bulan Juni 2012. Dibandingkan dengan Mei
2012, jumlah pengangguran mengalami
peningkatan sebesar 127.000 orang di EU27 dan
123.000 orang di Euro Area. Dibandingkan dengan
bulan Juni 2011, jumlah pengangguran naik
2.165.000 orang di EU27 dan 2.024.000 orang di
Euro Area.
Di antara negara-negara anggota, tingkat
pengangguran terendah tercatat di Austria (4,5%),
Belanda (5,1%), serta Jerman dan Luksemburg
(5,4%). Sementara yang tertinggi terjadi di Spanyol
(24,8%), dan Yunani (22,5% pada April 2012).
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat
pengangguran turun di 7 negara anggota,
meningkat di 19 negara anggota, dan stabil di
Swedia. Penurunan terbesar tercatat terjadi di
Estonia (13,6% menjadi 10,9% antara Q1-2011 dan
Q1-2012), Latvia (17,1% menjadi 15,3% antara Q1-
2011 dan Q1-2012), dan Lithuania (15,4% menjadi
13,7%). Sementara itu kenaikan tertinggi tercatat di
Yunani (16,2% menjadi 22,5% antara April 2011-
Jun '11 Des '11 Jan '11 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12 Jun '12
EA17 10,0 10,7 10,8 10,9 11,0 11,1 11,1 11,2
EU27 9,5 10,0 10,1 10,1 10,2 10,3 10,3 10,4
Perdagangan Euro Area dan EU27
Perdagangan EA17 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro
Ekspor Ekstra-EA17
Impor Ekstra-EA17
Neraca Ekstra-EA17
Intra-EA17
Ekspor Ekstra-EA17
Impor Ekstra-EA17
Neraca Ekstra-EA17
Intra-EA17
Tingkat Pengangguran Euro Area dan EU27
11,2%
10,4%
EU27
Euro Area
Neraca Perdagangan EU27
Neraca perdagangan
Impor
Ekspor
Surplus 0,4 M Euro
Perdagangan EU27 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro
Impor 145,6
M Euro
Ekspor 146,0
M Euro
14
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
April 2012), Spanyol (21,2% menjadi 24,8%), dan
Siprus (7,6% menjadi 10,5%).
Sumber: Eurostat
Antara Juni 2011 dan Juni 2012, tingkat
pengangguran untuk laki-laki naik dari 9,7% menjadi
11,2% di Euro Area dan naik dari 9,4% menjadi
10,4% di EU27. Tingkat pengangguran wanita juga
naik dari 10,3% menjadi 11,3% di Euro Area dan dari
9,7% menjadi 10,4% di EU27.
Berikutnya terkait dengan produksi industri
(industrial production). Berdasarkan data resmi yang
dirilis oleh Eurostat, di bulan Juni 2012, produksi
industri menurut penyesuaian musiman turun
sebesar 0,6% untuk Euro Area dan 0,9% untuk EU27,
dibandingkan dengan bulan Mei 2012. Di bulan Mei
2012, produksi meningkat masing-masing 0,9% dan
0,8% di Euro Area dan EU27. Pada bulan Juni 2012,
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2011, produksi industri turun 2,1% di Euro Area dan
2,2% di EU27.
Sumber: Eurostat
Sumber: Eurostat
Penurunan sebesar -0,6% tersebut sesungguhnya
sedikit lebih baik dari konsensus sebelumnya yang
memperkirakan penurunan produksi industri Euro
Area akan mencapai -0,7%.
Di bulan Juni, dibandingkan dengan bulan Mei,
produksi barang modal turun sebesar 1,3% di Euro
Area dan EU27. Barang konsumsi tidak tahan lama
turun 0,7% dan 1,0% masing-masing di Euro Area
dan EU27. Sementara itu barang setengah jadi juga
turun 0,4% di Euro Area dan 1,0% di EU27.
Di antara negara anggota, produksi industri turun di
16 negara dan tumbuh di 5 negara. Penurunan
terbesar tercatat terjadi di Inggris (-2,5%), Polandia
(-2,0%), Estonia (-1,7%) dan Italia (-1,4%).
Sementara yang tertinggi terjadi di Lithuania
(+18,6%), Slovenia (+2,9%) dan Irlandia (+2,7%).
Berdasarkan basis tahunan, pada bulan Juni 2012
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, produksi barang setengah jadi turun
3,7% (Euro Area) dan 3,5% (EU27). Barang konsumsi
tahan lama turun masing-masing 2,0% di EA17 dan
2,5% di EU27. Barang konsumsi tidak tahan lama
turun 2,0% di EA17 dan 1,5% di EU27. Sementara itu
barang modal turun 0,9% di EA17 dan 1,0% di EU27.
Turunnya produksi industri di bulan Juni 2012
sejalan dengan penurunan derajat optimisme
konsumen di Eropa terhadap kondisi perekonomian
kawasan tersebut dan kondisi keuangan mereka
secara keseluruhan, meskipun tidak secara penuh.
Hal tersebut juga diperkuat dengan kenaikan Indeks
Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence
Index/CCI).
Menurut data yang dirilis oleh Komisi Eropa, Indeks
Keyakinan Konsumen di bulan Juni 2012 untuk EU27
turun sedikit menjadi -19,5 dari -19,4 di bulan Mei
2012. Sedangkan untuk Euro Area juga turun
menjadi -19,6 dari -19,3. Angka ini masih di atas
prediksi para ekonom yang sebelumnya
memperkirakan bahwa penurunan Indeks
Jan '11 Feb '11 Mar '12 Apr '12 Mei '12 Jun '12
Total Industri -0,2 0,7 -0,1 -1,1 0,9 -0,6
Total Industri -0,12 0,3 -0,2 -0,7 0,8 -0,9
EA17
EU27
Tingkat Pengangguran di Euro Area (per negara)
Juni 2012
Produksi Industri Euro Area dan EU27
Markit Indeks Output PMI % Perubahan Tahunan Eurostat
Markit Indeks Output PMI EA
Produksi Industri Eurostat
0,6%
15
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Kepercayaan Konsumen hanya akan sampai ke level
-19.
Sumber: Komisi Eropa
Sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks
Keyakinan Bisnis (the Purchasing Manager
Index/PMI) di Euro Area terus mengalami
penurunan hingga bulan ke-11 berturut-turut.
Berdasarkan penyesuaian musiman, Indeks
Manufaktur PMI Euro Area yang dirilis Markit untuk
bulan Juni menyatakan bahwa PMI tetap berada di
posisi 45,1 atau tidak berubah dari bulan Mei, yang
merupakan posisi terendah dalam 3 tahun terakhir
dan terlihat terakhir kali di pertengahan tahun 2009.
Indeks ini hanya sedikit berbeda dari estimasi awal
sebesar 44,8. Headline PMI telah memberi sinyal
bahwa output dan pesanan baru telah turun
semakin tajam dan berpotensi terhadap semakin
banyaknya pekerjaan yang hilang sejak Januari
2010.
Sumber: Markit
Survei PMI di bulan Juni juga mengindikasikan
terjadinya kontraksi di sektor manufaktur di 5
negara terbesar Eropa. Tingkat penurunan di
Jerman merupakan yang tertajam selama 3 tahun
terakhir, dan merupakan penurunan ke-4 kalinya
berturut-turut di negara terbesar Eropa tersebut.
Kontraksi paling tajam juga tercatat terjadi di Italia
dan Spanyol, sedangkan penurunan ringan
dilaporkan dialami oleh Perancis dan Belanda.
Sementara itu Yunani kembali terjun ke posisi paling
bawah PMI negara-negara Eropa. Austria hanya
sedikit naik dari posisi stagnan yang dialaminya,
sedangkan Irlandia tetap menjadi negara dengan
peningkatan PMI yang cerah seiring dengan lebih
cepatnya tingkat ekspansi manufakturnya, hingga
mencapai posisi tertingginya dalam 14 bulan
terakhir.
Indeks Keyakinan Bisnis Euro Area
Irlandia 53,1 tertinggi dalam 14 bulan
Austria 50,1 terendah dalam 6 bulan
Belanda 48,9 terendah dalam 2 bulan
Perancis 45,2 tertinggi dalam 2 bulan
Jerman 45,0 terendah dalam 36 bulan
Italia 44,6 terendah dalam 2 bulan
Spanyol 41,1 terendah dalam 37 bulan
Yunani 40,1 terendah dalam 4 bulan Sumber: Markit
PMI Euro Area tetap berada di wilayah kontraksi
akibat penurunan ke-4 kalinya berturut-turut dalam
produksi manufaktur, dengan output jatuh ke posisi
terendah dalam 3 tahun terakhir. Hal ini
mencerminkan penurunan lebih lanjut dari arus
masuknya pesanan baru. Meski demikian, tingkat
pengurangan untuk output dan pesanan baru masih
di bawah estimasi awal. Irlandia dan Austria
merupakan dua negara yang dilaporkan mengalami
peningkatan dalam output maupun bisnis barunya
(new export business)..
Terkait situasi ini, produsen manufaktur melaporkan
melemahnya permintaan baik itu dari domestik
maupun luar negeri. Pesanan ekspor baru (new
export orders) turun pada tingkat yang terbesar
sejak November 2011, mencerminkan pertumbuhan
ekonomi global yang lebih lambat dan sangat
mempengaruhi volume perdagangan intra-Euro
Area. Jerman, Spanyol, dan Yunani semuanya
melaporkan penurunan spesifik dalam Pesanan
ekspor baru mereka.
Indeks Keyakinan Konsumen
Euro Area dan EU27
-19,5
-19,6
Keseimbangan %
Rata-rata jangka
panjang EU
PMI Manufaktur Euro Area
45,1
16
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: Eurostat; Markit
Terakhir terkait dengan inflasi. Inflasi tahunan Euro
Area di bulan Juni tercatat sebesar 2,4% atau tidak
berubah dari posisi bulan Mei. Pada tahun
sebelumnya, inflasi tercatat sebesar 2,7%. Inflasi
bulanan tercatat sebesar -0,1% di bulan Juni 2012.
Inflasi tahunan EU27 sebesar 2,6% di bulan Juni,
atau naik dari posisi bulan Mei sebesar 2,5%. Pada
tahun sebelumnya, inflasi tercatat sebesar 3,1%.
Di negara-negara anggota UE, inflasi terendah pada
bulan Mei terjadi di Swedia (0,9%), Yunani (1,0%),
serta Bulgaria (1,6%). Sementara inflasi tertinggi
tercatat di Hungaria (5,6%), serta Estonia dan Malta
(masing-masing 4,4%). Dibandingkan dengan bulan
Mei 2012, inflasi tahunan turun di 8 negara anggota,
stabil di 8 negara dan naik di 10 negara anggota.
Sedangkan inflasi rata-rata terendah selama 12
bulan hingga Juni 2012 tercatat di Swedia (1,1%),
Irlandia (1,6%), dan Yunani (1,9%). Sementara inflasi
tertinggi dialami oleh Estonia dan Hungaria (masing-
masing 4,7%), dan Slovakia (4,1%).
Untuk Auro Area, komponen utama inflasi dengan
rata-rata tahunan tertinggi di bulan Juni 2012
adalah alkohol dan tembakau (4,9%), perumahan
(3,7%), dan transportasi (3,1%). Sedangkan rata-rata
tahunan terendah yaitu komunikasi (-2,8%),
pendidikan (0,7%), dan rekreasi dan budaya (0,8%).
Untuk sub indeksnya, bahan bakar untuk
transportasi (+0,13% poin), gas (+0,11%), serta
tembakau (+0,10%) merupakan komponen yang
memiliki dampak terbesar bagi kenaikan inflasi.
Sedangkan komponen yang memiliki dampak
terbesar bagi penurunan inflasi adalah
telekomunikasi (-0,17%), serta mobil dan persewaan
sebesar -0,06%.
Sumber: Eurostat
Komponen utama inflasi dengan rata-rata bulanan
tertinggi di bulan Juni yaitu makanan serta hotel dan
restoran (masing-masing 0,4%), dan komunikasi
(0,2%). Sedangkan yang terendah yaitu pakaian (-
1,2%), dan perumahan (-0,1%). Untuk sub
indeksnya, buah-buahan (+0,08% poin), serta jasa
akomodasi (+0,03%) memberi dampak terbesar
terhadap kenaikan inflasi. Sebaliknya, bahan bakar
transportasi (-0,16%), garmen (-0,07%), dan minyak
pemanas, (-0,04) menjadi komponen yang memberi
dampak terbesar terhadap penurunan inflasi.
• KONDISI PEREKONOMIAN CHINA
Memasuki akhir Quartal II 2012, The People’s Bank
of China (PBOC) sekali lagi melakukan langkah
pelonggaran moneter berupa penurunan tingkat
suku bunga. Langkah ini ditempuh PBOC dengan
tujuan untuk merangsang perekonomian China.
Laju pelonggaran moneter tersebut secara nyata
telah mengejutkan banyak pihak, karena
sesungguhnya yang diharapkan banyak orang untuk
dilakukan oleh PBOC adalah pemotongan reserve
requirement ratio dan bukan pemotongan tingkat
suku bunga.
Setiap kali PBOC melonggarkan kebijakan
moneternya menjelang dirilisnya data makro
perekonomian China, pasar secara alami percaya
bahwa data makro yang akan dirilis tersebut akan
terlihat jelek atau tidak bagus. Dan langkah terbaru
yang dilakukan oleh PBOC kurang lebih dipicu oleh
reaksi yang sama terhadap hal tersebut. Bank of
America Merril Lynch bahkan menyarankan kepada
semua orang untuk menurunkan harapan mereka
Inflasi Tahunan (%) Euro Area Juni 2012
Negara Anggota EU di luar Euro Area
Output Manufaktur Euro Area
17
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
pada data ekonomi China di bulan Juni atau di
Quartal II 2012.
Ketika PBOC memangkas tingkat suku bunganya
bulan lalu, memang data makro yang dikeluarkan
tidaklah seburuk yang paling ditakutkan terjadi.
Setidaknya, data yang dirilis belum menjadi
bencana seperti yang diperkirakan sebelumnya oleh
pasar, terutama setelah Pemerintah China secara
mengejutkan menurunkan tingkat suku bunganya.
Meski demikian, data yang dimiliki berbagai pihak
sejauh ini memberikan gambaran bahwa data
ekonomi China bulan Juni kemungkinan lebih buruk
dibandingkan bulan Mei 2012, meskipun laju
memburuknya mungkin telah dimoderasi sedikit
oleh Pemerintah China.
Data resmi maupun data yang dikeluarkan oleh
HSBC/Markit keduanya menunjukkan bahwa PMI
Manufaktur China mengalami penurunan di bulan
Juni. Namun demikian, angka resmi tetap
menunjukkan bahwa PMI Manufaktur China tetap
berada di atas 50. Selain itu, berdasarkan laporan
yang belum dikonfirmasi secara resmi oleh
Pemerintah China, jumlah pinjaman baru dari 4
bank terbesar di China sepanjang bulan Juni ini
diperkirakan akan mengecewakan pasar. Dalam hal
data, para pengamat tidak memiliki terlalu banyak
indikasi kecuali bahwa kondisi perekonomian China
di bulan Juni terlihat tidak terlalu baik. Perlambatan
terjadi dimana-mana dan masih menjadi berita
buruk yang menghiasi perekonomian dunia,
termasuk China, sepanjang akhir Quartal II 2012.
Tidak baiknya kondisi perekonomian China,
setidaknya dapat dijelaskan melalui 10 hal sebagai
berikut:
1. Pembuat alat berat di China menghadapi
masalah berupa meningkatnya kesulitan dalam
mengumpulkan piutang mereka. Sebelumnya,
perusahaan-perusahaan ini menyediakan
pembiayaan vendor kepada pembeli dengan
syarat yang sangat murah hati. Namun dalam
perkembangannya, melambatnya ekonomi
China telah meningkatkan jumlah pembeli yang
tidak dapat membayar kembali kewajibannya.
Bahkan ada rumor yang menyatakan bahwa
salah satu dari perusahaan-perusahaan ini telah
mengurangi 30% dari tenaga kerjanya untuk
mengatasi berkurangnya modal mereka.
2. Runtuhnya keuntungan perusahaan-perusahaan
pembuat baja. Sejalan dengan melambatnya
pertumbuhan investasi real estat dan investasi
aset tetap, tak dapat dihindari permintaan akan
baja mengalami penurunan tajam. Akibatnya,
harga baja mengalami penurunan dan membuat
baja tidak lagi menguntungkan.
3. Para pedagang baja memutuskan untuk keluar
dari bisnis ini. Dalam hal ini, meskipun pabrik
baja masih memproduksi baja, para pedagang di
sektor hilir banyak yang keluar dari bisnis
perdagangan baja.
4. Persediaan batubara mencapai rekor tertinggi di
berbagai pelabuhan China. Seiring dengan
melambatnya sektor manufaktur, permintaan
terhadap listrik juga menurun. Akibatnya,
persediaan batubara meningkat hingga
mencapai titik dimana gudang-gudang di
berbagai pelabuhan di China sangat penuh oleh
batubara.
5. Para penambang batubara dan pembuat baja
mulai beralih menjual babi. Mengingat bisnis
batubara dianggap tidak lagi menguntungkan,
mereka melakukan diversifikasi usaha baru
dengan terjun ke bisnis penjualan babi.
6. Persediaan kapas melonjak di pelabuhan. Sama
halnya dengan manufaktur, sektor tekstil
mengalami penurunan permintaan karena
melambatnya ekonomi. Sementara harga
eksternal untuk kapas turun drastis, harga
domestik masih relatif tinggi, dan hal ini
membuat para spekulan berusaha untuk
mengambil keuntungan dari perbedaan harga
impor dengan harga domestik, namun dengan
menggunakan uang pinjaman. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penumpukan kapas
besar-besaran di pelabuhan.
7. Pendapatan casino di Macau terhenti, untuk
kemudian turun. Pertumbuhan pendapatan
casino di Makau pada dasarnya berhubungan
erat dengan pertumbuhan PDB China. Dengan
semakin berkurangnya orang-orang kaya yang
pergi ke kasino karena pendapatan mereka
menurun, maka otomatis pendapatan kasino
juga menurun, dan hal tersebut berpengaruh
terhadap PDB China.
8. Bom waktu industri trust di China. Trust industry
mengalami booming yang disebabkan oleh
Pemerintah China memperketat kebijakannya
tahun lalu seiring dengan pinjaman dari bank
yang semakin sulit diperoleh. Meski demikian,
18
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
banyak dari perusahaan trust ini yang dibiayai
oleh perbankan, dan uangnya sebagian besar
digunakan untuk membiayai para pengembang
real estat, penambang batubara dan lain-lain.
Dan sekali lagi, dikarenakan ekonomi melambat,
maka perusahaan-perusahaan ini mengalami
kesultan untuk mengembalikan utangnya.
9. Krisis kredit di Zhejiang yang melbatkan 600
perusahaan. Salah satu perusahaan di Zhejiang
Cina dikatakan menghilang/bangkrut. Awalnya
itu bukan merupakan masalah yang besar,
sampai diperoleh kenyataan bahwa banyak
perusahaan kecil dan menengah yang
mengandalkan "penjamin kredit" untuk
memperoleh kredit dari bank. Meskipun
biasanya penjamin tersebut adalah beberapa
pihak ketiga yang independen dan melakukan
layanan seperti itu, ternyata perusahaan-
perusahaan di Zhejiang hanya menjamin satu
sama lain. Jadi ketika salah satu perusahaan
bangkrut, bank menarik pinjaman dari setiap
perusahaan yang dijamin oleh perusahaan yang
telah pergi. Ketika rantai jaminan terus terkuak,
ternyata lebih dari 600 perusahaan berada di
dalamnya, dan bank berusaha untuk menarik
pinjaman dari semua perusahaan.
10. Yuan/Renminbi China jatuh. Tak diragukan lagi,
ini merupakan tanda bahwa perekonomian
China melambat dengan cepat. Satu-satunya
berita baik (yang sebenarnya juga bukan kabar
baik untuk jangka panjang) adalah bahwa pasar
real estate mulai menghangat karena
pemerintah berusaha untuk mengangkat
perekonomian sekali lagi. Usaha yang mungkin
berhasil atau mungkin juga tidak.
Dari 10 indikator di atas, tidak dapat disangkal lagi
bahwa perekonomian China memang terus
mengalami penurunan. Hard landing ekonomi
seperti yang banyak disampaikan para pengamat
ekonomi tampak memang sedang terjadi, meskipun
selama ini masih disangkal oleh Pemerintah China
yang sering dikatakan oleh banyak pihak me
“massage” data makro ekonominya untuk
menunjukkan bahwa China seolah-olah masih
tumbuh dengan baik. Beberapa pengamat juga
menyatakan bahwa kondisi saat ini masih
merupakan soft landing bagi perekonomian China.
Namun demikian, meskipun baru soft landing,
perekonomian China sudah mengalami
penurunan/perlambatan yang serius.
Indikasi penurunan tersebut salah satunya
ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB China di
Quartal II 2012 yang mengalami penurunan dari
8,1% menjadi 7,6% YoY. Sekali lagi, meskipun lebih
rendah dari konsensus 7,7%, angka ini belum
dianggap sebagai bencana oleh Pemerintah China.
Dan para analis yang telah mengetahui bahwa
Pemerintah China sering mengotak-atik data makro
ekonominya, berupaya mencari data yang lain
selain yang ditunjukkan oleh data pertumbuhan
utama. Mereka menemukan bahwa sesungguhnya
ekonomi China saat ini dalam bentuknya yang
terburuk dibandingkan dengan apa yang
digambarkan dalam data headline.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Statistik
Nasional China, PDB China tumbuh 7,6% YoY di
Quartal II 2012, atau lebih rendah dari konsensus
7,7%. Berdasarkan basis kuartalan, PDB Riil China
tumbuh 1,8% di Quartal II, melebihi perkiraan
sebelumnya yang sebesar 1,6%. PDB Quartal I 2012
sendiri sebelumnya direvisi turun oleh Pemerintah
China menjadi 1,6% dari 1,8%. Sementara itu,
dibandingkan dengan Quartal II 2011, PDB China
mengalami peningkatan dari 6,6% menjadi 7,4%.
Secara nominal, PDB Quartal II 2012 meningkat
10,1% YoY.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Pertumbuhan 7,6% YoY merupakan pertumbuhan
dengan kecepatan yang paling lambat dalam 3
tahun terakhir. Perekonomian China sedang
mengalami lintasan menurun dimana tahun-tahun
penuh pertumbuhan sepertinya sudah berlalu.
Dengan penurunan pertumbuhan ekonomi
quartalan yang terjadi selama 6 kali berturut-turut ,
para analis mulai bertanya-tanya apakah data
tersebut merupakan data terendah atau ada
Pertumbuhan PDB Riil China
7,6%
19
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
kemungkinan untuk mengalami penurunan lagi
sebagai bagian dari siklus penurunan ekonomi,
sebelum nantinya akan kembali mengalami
peningkatan.
Beralih ke investasi aset tetap. Di bulan Juni,
investasi aset tetap di China (kecuali untuk wilayah
pedesaan), sedikit mengalami perbaikan untuk
pertama kalinya dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pertumbuhan investasi aset tetap secara nominal
mengalami peningkatan sebesar 20,4%
dibandingkan periode yang sama tahun 2011, atau
melebihi konsensus 20% pertumbuhan, dan
mengalami lebih besar dibandingkan bulan Mei
2012 yang sebesar 20,1%. Pertumbuhan investasi
tersebut disumbangkan oleh BUMN yang
mengalami peningkatan signifikan dari 10,0%
menjadi 13,8% YoY. Sementara itu, pertumbuhan
investasi real estat kembali mengalami penurunan
dari 18,5% di bulan Mei menjadi 16,6% di bulan
Juni.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan basis bulanan, investasi aset tetap
mengalami pertumbuhan sebesar 1,71% di bulan
Juni, atau sedikit turun dari 1,76% di bulan Mei.
Namun angka tersebut masih menggambarkan
peningkatan yang cukup baik menjelang akhir
Quartal II 2012.
Berikutnya terkait dengan penjualan ritel. Total
penjualan ritel barang konsumsi secara nominal di
bulan Juni mengalami peningkatan sebesar 13,7%
YoY, atau melebihi konsensus sebelumnya yang
sebesar 13,4% YoY. Secara riil, penjualan ritel
meningkat 12,1% YoY, atau meningkat cukup
lumayan dari 11,0% YoY di bulan Mei. Berdasarkan
basis bulanan, penjualan ritel di bulan Juni
meningkat 1,08%, atau turun dari perkiraan revisi
yang sebesar 1,16% pertumbuhan di bulan Mei
2012.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Dari sektor perdagangan, data terbaru yang dirilis
oleh Administrasi Umum Bea Cukai China (China’s
General Administration of Customs) untuk bulan
Juni 2012 menunjukkan bahwa permintaan
domestik China terus melemah. Impor hanya
meningkat sebesar 6,3% YoY dibandingkan dengan
konsensus sebelumnya yang sebesar 11,0%. Meski
demikian, ekspor mengalami peningkatan sebesar
11,3% di bulan Juni, atau melebihi perkiraan
konsensus sebesar 10,6%.
Berdasarkan basis bulanan (tidak disesuaikan),
ekspor mengalami penurunan sebesar 0,5%,
Tingkat Pertumbuhan Total Penjualan Ritel (%)
13,8%
Pertumbuhan Investasi Aset Tetap (YoY)
Investasi Aset tetap
BUMN Real Estat
20,4%
18,5% Pertumbuhan Ekspor Impor China (Juni 2012)
11,3%
6,3%
Penyebaran Ekspor Impor
20
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
sementara itu impor juga turun sebesar 8,9% di
bulan Juni. Hal ini memperkuat fakta bahwa
perekonomian domestik China melambat dengan
cepat. Berdasarkan penyesuaian musiman, ekspor
mengalami peningkatan sebesar 4,3% di bulan Juni,
sementara impor turun sebesar 0,6%, yang juga
menghasilkan kesimpulan yang sama.
Eropa terus menjadi titik terlemah ekspor China.
Secara keseluruhan, ekspor China ke Uni Eropa
turun 1,1% YoY, atau -3,4% apabila Inggris
dikecualikan. Sementara itu, ekspor ke AS
meningkat sebesar 11% dibandingkan dengan tahun
2011, atau konsisten dengan relatif menguatnya
ekonomi AS dalam beberapa bulan terakhir.
Ekonomi China perlu berterimakasih atas
melemahnya impor dan menguatnya ekspor, karena
dengan begitu, neraca perdagangan China di bulan
Juni mengalami surplus sebesar 31,710 miliar dolar,
atau yang tertinggi sejak tahun 2009. Namun
demikian, meski masih mengalami surplus, kondisi
ini menurut para pengamat bukanlah tolok ukur
utama bagi ekonomi China. Pemerintah harus terus
mewaspadai tren perlambatan dan penurunan
ekonomi China agar tidak terus berlanjut di Quartal
III dan IV 2012.
Berikutnya terkait dengan produksi industri.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis Biro Statistik
Nasional China untuk bulan Juni 2012, produksi
industri China masih cukup baik. Di bulan Juni, total
nilai tambah perusahaan industri tercatat sebesar
9,5% YoY, atau sedikit mengalami penurunan 0,1%
dibandingkan bulan Mei yang sebesar 9,6%.
Berdasarkan data bulanan, terjadi kenaikan 0,76%.
Dari bulan Januari hingga Juni, total nilai tambah
perusahaan industri meningkat sebesar 10,5% YoY.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai jenis
perusahaan, di bulan Juni, pertumbuhan YoY nilai
tambah perusahaan milik negara dan perusahaan
yang dikuasai negara naik 6,5%; perusahaan kolektif
naik 7,4%; perusahaan milik bersama naik 11,5%;
dan perusahaan yang didanai oleh investor asing
atau yang berasal dari Hong Kong, Macau atau
Taiwan naik 5,5%. Pada bulan Juni, pertumbuhan
YoY industri berat meningkat 9,6%, sedangkan
untuk industri ringan naik 9,0%.
Berdasarkan pada kelompok sektor, 40 industri dari
41 divisi industri mengalami pertumbuhan YoY di
bulan Juni. Dari total ini, industri tekstil tumbuh
9,8%; manufaktur bahan kimia mentah dan produk
kimia tumbuh 11,3%; manufaktur produk mineral
non-logam tumbuh 10,5%; peleburan dan
penekanan logam besi tumbuh 9,5%; serta mesin
umum tumbuh 6,5%.
Sedangkan industri otomobil tumbuh 12,7%;
industri kereta api, perkapalan, kedirgantaraan dan
peralatan transportasi lainnya tumbuh 10,6%,
industri peralatan komunikasi, komputer dan
eletronik lainnya tumbuh 9,6%; serta terakhir
produksi dan pasokan listrik, gas dan air tumbuh
1,7%.
Beralih ke Indeks Keyakinan Konsumen Bankcard
(BCCI). Di bulan Juni, indeks keyakinan konsumen di
China secara umum mengalami peningkatan yang
cukup kuat. Keyakinan konsumen China terkait
dengan real estat, pasar modal dan keputusan
untuk membeli mobil menguat dikarenakan
konsumen bereaksi positif terhadap pemotongan
tingkat suku bunga dan langkah-langkah stimulus
ekonomi yang dilakukan pemerintah.
Indeks yang disusun oleh Market News
International, unit yang berada di bawah Deutsche
Boerse Group diberitakan mengalami rebound yang
kuat di bulan Juni menjadi 101,6 dari 90,4 di bulan
Mei, atau mengalami peningkatan sebesar 11,2%
poin. Angka tersebut merupakan yang tertinggi
dalam 22 bulan terakhir. Angka di atas 100
menunjukkan sinyal optimis dari keyakinan
konsumen di China.
Jumlah orang yang mengatakan bahwa bulan Juni
adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah
meningkat disebabkan oleh outlook mereka
terhadap harga rumah yang juga meningkat sejak
bulan Mei. Sentimen masyarakat untuk membeli
mobil juga membaik, yang utamanya dibantu oleh
Produksi Industri China (Juni 2012) (Persen perubahan YoY)
21
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
harga bahan bakar yang lebih rendah dan rencana
subsidi pemerintah yang baru. Sementara itu
pandangan mereka terhadap pasar modal untuk 3
bulan ke depan juga meningkat hingga mencapai
level tertingginya sejak November 2011.
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan Bisnis.
Berbanding terbalik dengan Indeks Keyakinan
Konsumen yang mengalami peningkatan, Indeks
Keyakinan Bisnis (Purchasing Manager Index/PMI)
justru mengalami penurunan sebesar 0,2% poin di
bulan Juni 2012 dari sebelumnya 50,4% di bulan Mei
menjadi 50,2%.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan ukuran perusahaan, PMI perusahaan
besar mencapai 50,6%, atau turun 0,5% poin
dibandingkan bulan Mei. Sementara itu PMI
perusahaan menengah sebesar 50,0%. PMI
perusahaan-perusahaan ini tetap berada di atas
threshold dan merupakan faktor yang secara
signifikan mempengaruhi pertumbuhan PMI
manufaktur. Sedangkan perusahaan kecil PMI-nya
sebesar 47,2%, atau telah berada di bawah ambang
batas selama 3 bulan berturut-turut.
Di bulan Juni, dari 5 sub-indeks yang membentuk
PMI, 2 sub indeks mengalami kenaikan, sedangkan 3
lainnya mengalami penurunan. Indeks Produksi
(production index) turun 0,9% poin menjadi 52,0%,
yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan
produksi manufaktur terus mengalami perlambatan.
Sementara itu Indeks Pesanan Baru (the new orders
index) mengalami penurunan sebesar 0,6% poin
MoM menjadi 49,2%, atau tetap di bawah threshold
selama 2 bulan berturut-turut. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa permintaan pasar terus
menurun.
Indeks Persediaan Bahan Baku Utama (main raw
materials inventory index) mencapai sebesar 48,2%,
atau meningkat 3,1% poin MoM dibandingkan bulan
Mei 2012. Indeks ini juga masih berada di bawah
threshold dan mengindikasikan bahwa persediaan
bahan baku utama untuk industri manufaktur terus
mengalami penurunan.
Indeks Pekerjaan mencapai sebesar 49,7%, atau
mengalami penurunan sebesar 0,8% poin MoM
dibandingkan dengan posisi bulan Mei, yang juga
membawa indeks ini berada di bawah threshold.
Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan permintaan
pekerja di sektor manufaktur sedikit mengalami
perlambatan dari bulan ke bulan.
Terakhir untuk Indeks Waktu Pengiriman Supplier
(Supplier delivery time index), indeks tercatat
sebesar 49,1%, atau 0,1% poin lebih tinggi
dibandingkan bulan Mei, namun tetap berada di
bawah threshold untuk 4 bulan berturut-turut.
Situasi ini menunjukkan bahwa waktu pengiriman
supplier manufaktur juga semakin melambat.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Selanjutnya mengenai perkembangan inflasi. Data
terbaru yang dirilis Biro Statistik Nasional China
menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI)
pada bulan Mei sebesar 2,2% YoY, atau turun 0,8%
poin dari posisi bulan April yang sebesar 3,0%.
Berdasarkan basis bulanan, indeks harga konsumen
turun sebesar -0,6% di bulan Mei, atau lebih turun
lagi dari -0,3% di bulan Mei 2012.
Harga-harga di perkotaan tumbuh 2,2% YoY,
sedangkan di wilayah pedesaan tumbuh 2,0%. Harga
pangan naik 3,8%, sementara harga non-pangan
naik 1,4%. Harga barang konsumsi naik 2,3% dan
Indeks
Produksi
Indeks
Pesanan
Baru
Indeks
Persediaan
Bahan
baku
Utama
Indeks
Pekerjaan
Indeks
Waktu
Pengiriman
Supplier
Januari 50,5 53.6 50.4 49.7 47.1 49.7
Februari 51,0 53.8 51.0 48.8 49.5 50.3
Maret 53,1 55.2 55.1 49.5 51.0 48.9
April 53,3 57.2 54.5 48.5 51.0 49.6
Mei 50.4 52.9 49.8 45.1 50.5 49.0
Juni 50.2 52.0 49.2 48.2 49.7 49.1
PMI
Unit: %
2012
Indeks Keyakinan Bisnis China (Persen perubahan YoY)
Indeks Keyakinan Bisnis China
22
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
harga layanan/jasa naik 1,9%. Apabila dirata-rata
dari bulan Januari hingga Juni, maka terjadi
kenaikan harga konsumen sebesar 3,3%
dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
Sumber: Biro Statistik Nasional China: www.alsosprachanalyst.com
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan basis bulanan, harga konsumen turun
0,3%. Harga-harga di perkotaan dan di pedesaan
turun masing-masing 0,6% dan 0,5%. Harga pangan
turun 1,6%, sedangkan harga non-pangan tetap.
Harga barang konsumsi turun 0,9%, sementara
harga layanan/jasa meningkat 0,3%.
• KONDISI PEREKONOMIAN JEPANG
Perekonomian Jepang di akhir Quartal II 2012 atau
di bulan Juni tumbuh 1,4% YoY atau lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan 5,5% yang terjadi di
Quartal I. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan
dengan nilai tengah yang diprediksikan oleh 24
ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, yang
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang di
Quartal II akan sebesar 2,4%. Kondisi ini tak pelak
menambah kekhawatiran terhadap prospek
ekonomi global, setelah sebelumnya belanja
konsumen membaik menyusul terjadinya rebound
ekonomi di awal tahun 2012 setelah bencana
gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang
tahun 2011.
Data yang ada menunjukkan bahwa Jepang
mengalami peningkatan risiko pertumbuhan dimana
ekonominya akan melambat lebih lanjut bersamaan
dengan menurunnya permintaan global dan
berkurangnya belanja pemerintah yang sebelumnya
menjadi dasar ekspansi ekonomi. Selain itu,
meningkatnya nilai tukar Yen terhadap dolar juga
mengikis nilai pendapatan dari luar negeri, dengan
eksportir seperti Sony Corp dan Canon Inc. telah
memotong prediksi laba mereka sejak bulan lalu.
Mikihiro Matsuoka, kepala ekonom pada Deutsche
Securities Inc di Tokyo menyatakan bahwa terdapat
kemungkinan besar dimana perekonomian Jepang
akan masuk ke tren perlambatan yang akan dimulai
pada periode Juli-September. Permintaan
Rekonstruksi kemungkinan akan mencapai
puncaknya di akhir tahun, namun pertumbuhan
ekspor akan melambat sebagai akibat dari
permintaan global yang lemah.
Dampak dari hal tersebut yaitu tekanan terhadap
para pembuat kebijakan akan meningkat untuk
mempertimbangkan adanya tambahan anggaran
dan stimulus moneter dalam rangka menopang
permintaan domestik. Apalagi sebelumnya, Perdana
Menteri Yoshihiko Noda juga telah mendorong
terjadinya kenaikan penjualan pajak melalui
program “Diet” yang telah dilaksanakan beberapa
minggu sebelumnya. Pada kesempatan yang sama,
Menteri Keuangan Jun Azumi mengatakan bahwa
pemerintah akan mempertimbangkan apakah
pengeluaran lebih lanjut diperlukan setelah
sebelumnya memeriksa laporan pertumbuhan
terkini.
Seperti diketahui, perusahaan seperti Sony
dikabarkan akan memotong proyeksi keuntungan
perusahaannya untuk setahun penuh setelah
kenaikan nilai tukar yen mengikis laba dari luar
negeri dan penjualan elektronik konsumen
melemah. Canon, produsen kamera terbesar di
dunia, juga akan memangkas prediksi laba setahun
penuhnya dikarenakan hal yang sama dan lemahnya
Tingkat Inflasi di China (Persen perubahan)
Harga Konsumen Berdasarkan Tipe (Juni 2012)
(Persen perubahan)
23
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
harapan pertumbuhan di AS, Eropa dan China. Sony
dan Canon masing-masing mendapatkan sekitar
70% dan 80% dari pendapatan penjualan di luar
Jepang.
Berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan
oleh Bloomberg dan Matsuoka, meskipun laju
pertumbuhan ekonomi Jepang menurun tajam dari
5,5% di quartal sebelumnya, Menteri Perekonomian
Jepang, Motoshi Furukawa, tetap optimis dengan
kondisi perekonomian Jepang saat ini dan
mengatakan bahwa ekonomi Jepang terus berada
pada tren yang meningkat yang didukung oleh
permintaan domestik.
Pernyataan tersebut didukung oleh Junko Nishioka,
ekonom pada RBS Japan Securities, yang
menyatakan bahwa faktanya ekonomi Jepang terus
berkembang dengan pertumbuhannya yang cepat di
Quartal I 2012, dan hal tersebut merupakan tanda
yang positif bagi perekonomian Jepang. Subsidi
pemerintah untuk pembelian kendaraan hemat
energi masih membantu dalam mendukung
pertumbuhan. Selain itu, ekonomi Jepang ke depan
juga akan ditopang oleh investasi publik yang kuat,
yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada
periode Oktober-Desember 2012.
Meski Demikian, Nishioka mengatakan bahwa risiko
memburuknya deflasi akan menjadi “hasil pesimis”
yang mungkin akan membuat bank sentral Jepang
perlu mempertimbangkan pelonggaran kebijakan
moneter untuk mendukung pertumbuhan. Deflasi,
atau penurunan harga, merupakan masalah kronis
bagi Jepang dan dapat menjadi hambatan dalam
pertumbuhan ekonomi.
Memasuki semester kedua 2012, belanja konsumen
diperkirakan akan menyumbang lebih dari setengah
terhadap kegiatan ekonomi Jepang. Meski
demikian, Pemerintah Jepang perlu
mempertimbangkan dampak dari menurunnya
investasi publik yang kuat, yang ditujukan dalam
proses rekonstruksi perumahan dan bangunan
lainnya di wilayah Timur Laut Jepang, dalam
beberapa bulan mendatang karena hal tersebut
secara lebih lanjut akan mengurangi momentum
pertumbuhan ekonomi Jepang.
Selain itu, hal lain yang juga perlu diwaspadai dalam
menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jepang
ialah menguatnya nilai tukar Yen Jepang yang
memperberat ekspor, dan tingginya biaya yang
dibutuhkan untuk mengimpor bahan bakar dalam
rangka mengimbangi kapasitas generasi yang hilang
dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang telah
ditutup.
Secara umum, PDB Jepang di Quartal II hanya
tumbuh 0,3% QoQ, atau turun dari 1,0%
dibandingkan Quartal I 2012. Angka tersebut juga di
bawah perkiraan para ekonom yang
memprediksikan pertumbuhan sebesar 2,0% di
Quartal II. Namun bagaimanapun, pertumbuhan
tersebut menandai pertumbuhan untuk ke-4 kalinya
berturut-turut, meskipun masih pada tingkat yang
rapuh.
Di sektor perdagangan, berdasarkan data yang dirilis
Kementerian Keuangan Jepang, neraca perdagangan
Jepang di bulan Juni mengalami surplus sebesar
61,7 miliar Yen, yang disebabkan oleh lebih
rendahnya harga minyak sehingga berkontribusi
terhadap penurunan untuk pertama kalinya nilai
impor Jepang sejak Desember 2009. Surplus
dimaksud juga merupakan surplus pertama kalinya
dalam 4 bulan terakhir, dengan ekspor kendaraan
bermotor dan suku cadangnya mengalami
peningkatan.
Meski demikian, para ekonom mengatakan bahwa
hasil tersebut tidak mempengaruhi prediksi mereka
mengenai terjadinya kejatuhan ekonomi tahunan
pada tahun 2012 ini. Hideki Matsumura, ekonom
senior di Japan Research Institute menyatakan
bahwa para ekonom telah melihat tanda-tanda
merah dalam perekonomian Jepang dalam 6 bulan
terakhir, dan menurut mereka sudah terlambat
untuk mengembalikan kerugian yang dialami
ekonomi Jepang. Meskipun terjadi surplus pada
bulan Juni, neraca perdagangan Jepang terus
menunjukkan tren ekspor yang melemah dan
sensitifitas ekstrim dari harga-harga impor.
Ekspor di bulan Juni berkontraksi 2,3% YoY menjadi
5.643 triliun Yen. Ekspor ke seluruh Asia merosot
4,4% YoY menjadi 3.101 triliun Yen, sementara
ekspor ke China juga turun 7,3% YoY menjadi 1.031
triliun Yen. Sebaliknya, ekspor Jepang ke Amerika
melonjak 15,1% YoY menjadi 989,305 miliar Yen,
dan ekspor Jepang ke Uni Eropa anjlok 21,3% YoY
menjadi 519, 361 miliar dolar.
Impor mengalami penurunan sebesar 2,2% YoY
menjadi 5.582 triliun Yen, yang merupakan
penurunan pertama kalinya dalam 30 bulan
terakhir. Impor dari Asia turun sebesar 2,5% YoY
menjadi 2.509 triliun Yen, sementara impor dari
24
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
China juga turun 4,5% YoY menjadi 1.159 triliun Yen.
Impor dari AS juga bernasib sama yaitu mengalami
penurunan sebesar 3,5% YoY menjadi 495,208 miliar
Yen, dan impor dari Uni Eropa juga turun 3,4%
menjadi 523,214 miliar Yen.
Sumber: Kementerian Keuangan Jepang
Impor yang turun 2,2% menjadi 5.582 triliun Yen di
bulan Juni, menurut Matsumura, dapat
menyebabkan masalah bagi perekonomian Jepang
ke depan. Hal tersebut mungkin merupakan tanda
bahwa pertumbuhan produksi dalam negeri
melambat atau melemah. Pernyataan Matsumura
tersebut berbanding terbalik dengan ketetapan
yang dibuat pemerintah Jepang dan Bank of Japan
yang menyatakan bahwa permintaan tetap kuat
mendukung belanja rekonstruksi pasca gempa bumi
dan langkah-langkah stimulus yang diambil
pemerintah.
Permintaan terhadap logam nonferrous, batubara
dan beberapa barang elektronik lainnya turun di
bulan Juni, mengimbangi terus menguatnya impor
gas alam cair dan pertumbuhan yang terjadi pada
impor minyak. Di bulan Juni, pengiriman ke AS-
meningkat 15,1% terkait dengan meningkatnya
permintaan terhadap mobil Jepang. Meski
demikian, laju pertumbuhan yang terjadi
merupakan yang paling lambat dalam 4 bulan
terakhir. Hal tersebut, dikombinasikan dengan
melemahnya permintaan dari Cina dan Eropa telah
membuat ekspor keseluruhan turun 2,3% dalam
empat bulan terakhir.
Menurut Toshihiro Nagahama, kepala ekonom pada
Dai-Ichi Life Research Institute, untuk ekspor agar
kembali rebound, Bank of Japan mungkin perlu
melonggarkan kebijakan moneternya lebih jauh
untuk membendung kenaikan nilai tukar mata uang
Yen yang disebabkan oleh krisis Eropa. Sementara
itu, pemerintah juga harus lebih aktif terhadap
penandatanganan perdagangan bebas yang terkait
dengan mitra perdagangan Jepang,
Dari sisi tenaga kerja, berdasarkan data yang dirilis
Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi
Jepang, situasi pasar tenaga kerja kembali sedikit
mengalami perbaikan. Tingkat pengangguran di
bulan Juni kembali turun 0,1% menjadi 4,3% dari
4,4% di bulan Mei, yang merupakan penurunan
untuk kedua kalinya berturut-turut.
Rasio jumlah orang yang melamar pekerjaan dengan
jumlah pekerjaan yang tersedia meningkat menjadi
0,82, atau terjadi kenaikan 0,01 poin dari posisi
bulan Mei, yang berarti ada 82 pekerjaan dari 100
pelamar. Kenaikan yang terjadi di bulan Juni
menandai kenaikan selama 13 bulan berturut-turut
sejak bencana gempa bumi dan tsunami tahun 2011
yang lalu. Situasi ini memberi tanda bahwa kondisi
di pasar tenaga kerja sedikit membaik.
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang
Tingkat pengangguran untuk pria sebesar 4,5% atau
tidak berubah dibandingkan bulan Mei, sementara
Tingkat pengangguran untuk wanita sebesar 4,0%
dari total pengangguran, atau terjadi penurunan
0,3% poin dari bulan Mei yang sebesar 4,3%. Jumlah
total pengangguran di Jepang pada bulan Juni
mencapai 288 ribu orang, atau turun 26 ribu orang
dibandingkan bulan sebelumnya.
Jun-12 Jun-11Persen
Perubahan
Ekspor 5.643.806 5.774.613 -2,3
Impor 5.582.152 5.710.161 -2,2
Balance 61.654 64.452 -4,3
Surplus Juni 2012:
61,7 miliar Yen
Neraca Perdagangan Jepang
(Juni-dalam miliar Yen)
Tingkat Pengangguran di Jepang (dalam persen)
4,3%
25
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Pertumbuhan pekerjaan dilaporkan terjadi di sektor
konstruksi, pelayanan kesehatan, dan
pemerintahan. Sebaliknya, pekerjaan yang hilang
terjadi di sektor perdagangan grosir dan ritel,
transpirtasi, informasi dan telekomunikasi. Selain
itu, di sektor manufaktur juga sedang terjadi tren
penurunan pekerjaan. Kondisi tersebut terjadi
karena para pengusaha tengah dalam proses
reorganisasi basis produksi mereka sebagai respons
terhadap apresiasi Yen. Hal yang sama juga
dirasakan oleh subkontraktor.
Situasi ketenagakerjaan diperkirakan dapat
memburuk pada semester kedua tahun ini. Secara
khusus, sektor manufaktur diperkirakan akan
kehilangan lebih banyak pekerjaan. Sebaliknya,
tawaran pekerjaan diharapkan akan tetap banyak di
sektor perawatan kesehatan.
Meski demikian, karena angkatan kerja terus
menyusut, tingkat pengangguran diprediksikan bisa
turun di bawah angka 4% selama 2013. Pengetatan
pasar tenaga kerja dapat mendorong pemberian
upah yang lebih tinggi. Sejak Februari, perubahan
tahunan pendapatan masyarakat telah berada di
wilayah yang positif.
Pasar Tenaga Kerja Jepang
April ‘12 Mei ‘12 Juni ‘12
Angkatan
Kerja (%, y/y)
0,1 0,0 0,0
Tenaga Kerja
(%, y/y)
0,3 0,3 0,1
Tingkat
Pengangguran
(%)
4,6 4,4 4,3
Rasio
Pekerjaan-
Pelamar
0,79 0,81 0,82
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang
Beralih ke produksi industri. Di bulan Juni, produksi
industri Jepang mengalami penurunan sebesar 0,1%
dibandingkan bulan Mei, yang menunjukkan
penurunan ketiga kalinya berturut-turut dalam 3
bulan terakhir. Namun dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar
2,0%. Indeks produksi pada bulan Mei sebesar 92,1
berdasarkan penyesuaian musiman atau yang
terendah sejak bulan Mei tahun lalu yang sebesar
89,4.
Industri yang terutama berkontribusi terhadap
penurunan produksi yaitu: 1) peralatan transportasi;
2) mesin listrik; dan 3) besi dan baja. Sedangkan
komoditi yang terutama berkontribusi terhadap
penurunan produksi yaitu: 1) mobil berpenumpang
besar; 2) mesin produk semikonduktor; dan 3) Sasi
dan bagian tubuh mobil.
Data lain di bulan Juni menunjukkan bahwa
pengiriman/pengapalan turun 1,5% MoM,
persediaan turun 1,4% MoM, sedangkan rasio
persediaan naik 4,0%. Secara keseluruhan,
pertumbuhan di sektor industri bulan Juni lebih
buruk dibandingkan bulan Mei 2012.
Indeks Penyesuaian
Musiman Indeks Orisinal
Indeks
% perubahan
dari bulan
sblmnya
Indeks
% perubahan
dari tahun
sblmnya
Produksi 92.1 -0.1 95.6 -2.0
Pengapalan 93.7 -1.5 96.3 -1.6
Persediaan 107.3 -1.4 106.8 6.1
Rasio
Persediaan 123.4 4.0 118.1 7.2
Sumber: Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI)
Kementerian Ekonomi, Industri dan Perdagangan
menyatakan bahwa melambatnya ekspor kendaraan
ke Eropa menjadi penyebab utama penurunan.
Sementara itu para operator pabrik
memproyeksikan bahwa rebound dalam produksi
akan dipimpin oleh produksi chips dan mesin umum
di tengah rentannya pemulihan ekonomi yang di
didukung oleh permintaan domestik. Selain itu,
penurunan juga disebabkan oleh penurunan
produksi di pabrik-pabrik dan sektor pertambangan.
Gambaran produksi bulan Juni pada dasarnya cukup
jauh berbeda dengan perkiraan peningkatan 2,7%
dalam laporan METI sebelumnya. Berdasarkan
survei terakhir METI terhadap perusahaan-
perusahaan di Jepang, produksi secara keseluruhan
diperkirakan akan meningkat 4,5% MoM di bulan
Juli (revisi dari peningkatan 2,4% pada survei
sebelumnya) sebelum turun 0,6% di bulan Agustus.
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan
Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Sedikit
berbeda dengan produksi industri, memasuki bulan
Juni atau di akhir Quartal II 2012, Indeks Keyakinan
26
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Konsumen Jepang sedikit mengalami perbaikan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor Kabinet
Jepang, kondisi ini terjadi utamanya disebabkan
oleh semakin banyaknya orang yang percaya akan
keamanan pekerjaan, pertumbuhan pendapatan
dan kondisi ekonomi mereka secara keseluruhan
dalam 6 bulan ke depan. Peningkatan dalam indeks
terjadi setelah indeks mengalami penurunan
pertama kalinya secara MoM dalam 12 bulan
terakhir di bulan April 2012.
Tercatat Indeks Keyakinan Konsumen meningkat
menjadi 40,8 dari 40,7 di bulan Mei 2012. Indeks di
bulan Juni merupakan yang tertinggi sejak Januari
2011 dimana indeks pada saat itu sebesar 41,1
sebelum bencana gempa bumi menyebabkan indeks
turun.
Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Research Institute/ESRI)
Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Research Institute/ESRI)
Keterangan
IKK : Indeks Keyakinan Konsumen
MPK : Mata Pencaharian Keseluruhan
PP : Pertumbuhan Pendapatan
Pek : Pekerjaan
KMBTL : Keinginan untuk Membeli BarangTahan Lama
Dari 4 (empat) komponen sub-indeks yang di survei,
2 sub-indeks yang mencakup mata pencaharian, dan
keinginan untuk membeli barang tahan lama
keduanya menunjukkan adanya perbaikan dari
bulan sebelumnya. Sedangkan 2 sub-indeks yaitu
kondisi pertumbuhan pendapatan dan lapangan
kerja, keduanya mengalami penurunan. Survei yang
terakhir dilakukan pada tanggal 15 Maret mencakup
6.720 rumah tangga dengan 5.034 diantaranya
sebagai responden.
Terakhir terkait dengan perkembangan inflasi.
Inflasi harga konsumen di Jepang pada bulan Juni
turun menjadi -0,1% dari 0,2% di bulan Mei. Tidak
termasuk makanan segar, inflasi naik menjadi
0,04%. Dengan mengecualikan makanan dan energi,
inflasi tepat diangka 0,0%. Inflasi diperkirakan akan
meningkat secara bertahap karena meningkatnya
biaya tenaga kerja dan yang lebih penting lagi
meningkatnya harga komoditas. inflasi tidak
termasuk makanan segar diperkirakan akan segera
kembali ke wilayah positif dan tetap ada sampai
akhir tahun 2013, meskipun masih di bawah target
Bank of Japan yang sebesar 1%
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang;
Inflasi Bulanan
Periode Inflasi
Juni 2012 -0,100%
Mei 2012 0,200 %
April 2012 0,501 %
Maret 2012 0,501 %
Februari 2012 0,301 %
Januari 2012 0,100 %
Desember 2011 -0,201 %
Sumber: global-rates.com
IKK MPK PP Pek KMBTL
2011.Jan 41,1 42,7 41,0 38,6 41,9
Feb 40,6 41,5 40,6 38,8 41,5
Mar 38,3 38,3 39,5 36,4 38,8
Apr 33,4 34,9 36,9 28,1 33,5
Mei 34,8 36,5 37,5 28,7 36,4
Jun 36,2 37,7 37,7 31,0 38,4
Jul 37,7 39,1 38,3 33,4 39,9
Agt 37,4 39,1 38,9 32,6 39,1
Sep 38,5 40,1 39,8 34,4 39,7
Okt 38,6 39,9 39,3 34,8 40,5
Nov 37,5 39,1 38,5 33,1 39,4
Des 38,1 39,4 38,0 34,5 40,6
2012.Jan 39,6 40,6 39,3 36,6 41,7
Feb 39,1 40,4 38,7 36,2 41,2
Mar 40,1 40,7 39,3 38,0 42,2
Apr 40,1 40,2 39,5 38,5 42,0
Mei 40,7 41,2 40,1 39,0 42,6
Juni 40,8 41,4 39,7 38,9 43,0
Tingkat Inflasi di Jepang (Juni 2012)
Indeks Kepercayaan Konsumen Jepang
40,8
-0,1%
27
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
• PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
Di akhir Quartal II 2012 atau di bulan Juni, Indonesia
dan negara-negara berkembang lainnya (emerging
economies) masih menghadapi risiko terjadinya
krisis yang berasal dari negara lain. Dengan outlook
perekonomian dunia dalam jangka pendek yang
masih rapuh, pertumbuhan ekonomi negara mitra
dagang Indonesia diproyeksikan sebesar 3,3%, dan
oleh karenanya relatif masih lemah. Selain itu,
meningkatnya kembali ketidakpastian di kawasan
Euro Area menjadi faktor lain yang berpengaruh
terhadap menurunnya pertumbuhan global.
Seperti diketahui, pemotongan anggaran dan
melambatnya pertumbuhan kredit di banyak negara
maju, ditambah dengan terbatasnya kapasitas
ekonomi di beberapa negara berkembang telah
turut memberi dampak terhadap melemahnya
pertumbuhan ekonomi dunia. Hal tersebut
diperberat dengan proyeksi masih akan
berlanjutnya gejolak pasar keuangan internasional
dalam jangka pendek. Skenario yang paling mungkin
terjadi adalah tetap bergejolaknya sentimen
ekonomi dan aliran modal yang masuk ke negara-
negara berkembang.
Indonesia sebagai salah satu negara emerging
economy yang dianggap berhasil mempertahankan
pertumbuhan ekonominya dan mampu bertahan
dari krisis global yang terjadi, menurut analisis Bank
Dunia, hendaknya tidak merasa puas dengan
pencapaian tersebut. Sebaliknya, Indonesia
diharapkan terus meningkatkan persiapannya
dalam menghadapi krisis. Kebijakan ketahanan
terhadap krisis hendaknya menjadi prioritas bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia,
sambil terus berupaya untuk mendorong
dilakukannya reformasi ekonomi dan memperbaiki
iklim investasi sehingga dapat mendukung
pertumbuhan jangka menengah di tengah ancaman
melemahnya perekonomian dunia.
Pertumbuhan PDB Indonesia, berdasarkan data
yang dirilis BPS masih tetap kuat di Quartal II 2012,
dengan mengalami pertumbuhan sebesar 6,4%.
Meskipun mengalami sedikit penurunan dari rata-
rata 6,5% di tahun 2011, pertumbuhan PDB
Indonesia mencerminkan bahwa arah perencanaan
ekonomi berada di jalur yang tepat di tengah
gejolak krisis global yang masih terjadi.
Meski demikian, Pemerintah Indonesia harus selalu
waspada terhadap kondisi ketidakpastian yang
masih terjadi. Hal tersebut ditunjukkan dengan
turunnya pertumbuhan berdasarkan penyesuaian
musiman dari tingkat yang cukup tinggi pada akhir
Quartal IV 2011, meskipun konsumsi masih tetap
kuat. Selain itu, penurunan dalam pertumbuhan
investasi dan penurunan dalam nilai ekspor di bulan
Juni yang menggambarkan pelemahan relatif dari
permintaan luar negeri, juga menjadi faktor lain
yang harus selalu diwaspadai oleh Indonesia agar
terhindar dari ancaman krisis.
Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi
Indonesia di Quartal II 2012 atau di bulan Juni
mencapai 2,8% QoQ, atau meningkat 1,4%
dibandingkan dengan Quartal I 2012 yang sebesar
1,4%. Dibandingkan dengan quartal yang sama
tahun 2011, ekonomi Indonesia mengalami
pertumbuhan sebesar 6,4% YoY.
Sumber: BPS, diolah
Semua sektor tercatat mengalami pertumbuhan
positif dengan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,1%.
Sedangkan Sektor Pertambangan dan Penggalian
mencatatkan pertumbuhan terendah yaitu sebesar
3,1% YoY. Berdasarkan basis quartalan,
pertumbuhan sebesar 2,8% ditopang oleh
pertumbuhan yang terjadi di semua sektor kecuali
Sektor Pertambangan dan Penggalian yang
mengalami penurunan sebesar 0,6%.
Quartal II 2012 Quartal II 2012 Sumber
terhadap terhadap Pertumbuhan
Quartal I 2012 Quartal II 2011 Quartal II 2012 (YoY)
PDB 2,8 6,4 6,4
PDB Tanpa Migas 3,1 6,9
PDB Indonesia Quartal II 2012 (Persen)
28
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: BPS, diolah
Melihat sisi pengeluaran, meningkatnya PDB di
Quartal II 2012 utamanya didorong oleh terjadinya
peningkatan pada Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah sebesar 27,2%. Selain itu, Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga juga naik sebesar 1,4%,
Pembentukan Modal Tetap Bruto naik sebesar 6,3%,
Ekspor Barang dan Jasa naik sebesar 1,3%, dan
Impor Barang dan Jasa mengalami kenaikan sebesar
9,2%.
Sumber: BPS, diolah
Terkait dengan ekspor, turunnya nilai ekspor
Indonesia dalam beberapa bulan terakhir juga
disebabkan oleh penurunan yang cukup besar dalam
harga komoditas non-migas internasional yang
merupakan produk andalan utama Indonesia seperti
batu bara, karet, minyak kelapa sawit, dan tembaga.
Sumber: BPS dan Bank Dunia
Dengan pertumbuhan impor yang masih tetap kuat,
neraca perdagangan pada akhirnya bergeser ke
defisit, seperti yang terjadi pada bulan April dan Mei.
Bergesernya neraca perdagangan ke defisit memicu
bergesernya pula neraca berjalan ke arah defisit.
Kondisi ini memperkuat anggapan betapa pentingnya
keberlanjutan aliran modal yang kuat dan stabil,
seperti FDI, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan
eksternal Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, nilai ekspor
Indonesia pada bulan Juni 2012 dibandingkan dengan
bulan Mei 2012 mengalami penurunan sebesar
8,70% atau mencapai 15,36 miliar dolar. Sementara
dibandingkan dengan ekspor bulan Juni 2011,
penurunannya lebih besar lagi yaitu mencapai
16,44%.
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2,4 3,7 0,5
2. Pertambangan dan Penggalian -0,6 3,1 0,2
3. Industri Pengolahan 2,7 5,4 1,4
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,6 5,9 0,0
5. Konstruksi 4,4 7,3 0,5
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5,2 8,9 1,6
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,9 10,1 1,0
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,7 7,0 0,7
9. Jasa-Jasa 2,7 5,7 0,5
PDB 2,8 6,4 6,4
PDB Tanpa Migas 3,1 6,9
Lapangan Usaha
Quartal II
2012 terhadap
Quartal I 2012
Quartal II 2012
terhadap
Quartal II 2011
Sumber
Pertumbuhan
Quartal II 2012
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,4 5,0 2,8
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 27,2 7,0 0,5
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,3 12,3 2,9
4. Ekspor Barang dan Jasa 1,3 1,9 0,9
5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 9,2 10,9 4,1
PDB 2,8 6,4 6,4
Jenis Pengeluaran
Quartal II 2012
terhadap
Quartal I 2012
Quartal II 2012
terhadap
Quartal II 2011
Sumber
Pertumbuhan
Quartal II 2012
Laju Pertumbuhan PDB Indonesia
Menurut Lap Usaha (%)
Pertumbuhan Komponen PDB Pengeluaran (%)
29
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: BPS
Sumber: BPS, diolah
Nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan Juni 2012
mengalami penurunan sebesar 4,04% dibandingkan
ekspor non-migas bulan Mei 2012, mencapai 12,58
miliar dolar. Dibandingkan bulan yang sama tahun
2011, nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan Juni
2012 turun 2,79%. Penurunan ekspor nonmigas
terbesar Juni 2012 terjadi pada bahan bakar mineral
sebesar 334,8 juta dolar, sedangkan peningkatan
terbesar terjadi pada lemak dan minyak
hewani/nabati sebesar 137,9 juta dolar.
Sementara itu ekspor migas Indonesia di bulan Juni
juga mengalami penurunan sebesar 25,12%
dibandingkan bulan Mei 2012, mencapai 2,79 miliar
dolar. Berdasarkan sektor, ekspor hasil industri
periode Januari-Juni 2012 turun sebesar 4,85%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2011. Demikian halnya dengan ekspor hasil
pertanian yang mengalami penurunan sebesar
1,35%, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya
mengalami kenaikan sebesar 4,90%. Secara
kumulatif nilai ekspor Januari-Juni 2012 mencapai
96,88 miliar dolar atau turun 1,76% dibandingkan
ekspor Januari-Juni 2011.
Sumber: BPS, diolah
Kondisi yang sama juga dialami oleh impor yang
mengalami penurunan. Di bulan Juni 2012, impor
Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,05%
dibandingkan impor bulan Mei 2012, mencapai
16,69 miliar dolar dari sebelumnya 17,04 miliar
dolar. Sedangkan bila dibandingkan dengan impor
bulan Juni 2011 (15,07 miliar dolar), terjadi kenaikan
cukup besar sebesar 10,71%.
Dari total impor, impor non-migas di bulan Juni
turun sebesar 1,92% (0,26 miliar dolar) menjadi
13,33 miliar dolar dibandingkan bulan Mei yang
sebesar 13,59 miliar dolar. Untuk periode Januari-
Juni 2012, impor non-migas mencapai 74,97 miliar
dolar atau mengalami kenaikan sebesar 16,52%
dibandingkan periode yang sama tahun 2011 (64,34
miliar dolar). Sementara itu impor migas Indonesia
di bulan Juni 2012 mengalami penurunan sebesar
2,58% (0,09 miliar dolar) menjadi 3,35 miliar dolar
dari sebelumnya 3,44 miliar dolar di bulan Mei
2012. Untuk periode Januari-Juni 2012, impor migas
mencapai 21,44 miliar dolar atau meningkat sebesar
11,42% dibandingkan periode yang sama tahun
2011 (19,24 miliar dolar).
Sumber: BPS
Mei -12 Jun-12 Jan-Jun 2011 Jan-Jun 2012
Tota l Ekspor 16.829,5 15.364,5 98.616,0 96.884,7 -8,70 -1,76
Mi gas 3.724,9 2.789,1 19.581,5 20.059,0 -25,12 2,44
Nonmigas 13.104,6 12.575,8 79.034,5 76.825,7 -4,04 -2,79
% Perubaha n
Jun-12 thd
Mei -12
% Perubahan
Jan-Jun 2012
thd 2011
Perkembangan Nilai Ekspor Indonesia
15,36 M dolar
12,58 M dolar
2,79 M dolar
Ringkasan Perkembangan Ekspor
(Januari-Juni 2012)
Perkembangan Nilai Impor Indonesia
3,35 M dolar
13,33 M dolar
30
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Sumber: BPS, diolah
Di samping penurunan nilai ekspor, Indonesia juga
perlu mewaspadai terjadinya aliran keluar
kepemilikan aset dalam negeri oleh investor asing di
Indonesia. Keluarnya portofolio dalam kondisi
neraca perdagangan yang lemah akan menekan nilai
tukar mata uang Rupiah terhadap dolar AS. Dari
data yang dirilis CEIC, nilai tukar Rupiah hingga
bulan Mei 2012 terus terdepresiasi dan mengalami
penurunan sebesar 9,8% sejak bulan Agustus 2011.
Selain itu, dolar AS likuiditasnya juga terus
diperketat di dalam negeri terutama di akhir bulan
Mei 2012. Tanpa adanya intervensi dari pemerintah
dalam hal ini Bank Indonesia, dikhawatirkan
cadangan devisa Indonesia akan terjun bebas jika
nilai Rupiah terus melemah. Dengan adanya
intervensi dari Bank Indonesia saja, cadangan devisa
Indonesia telah turun sebesar 5 miliar dolar AS
selama periode Mei-Juni 2012. Akibatnya pada
periode tersebut, cadangan devisa tersisa sebesar
106,5 miliar dolar.
Sumber: CEIC
Dengan masih berlanjutnya gejolak pada pasar
keuangan internasional, lemahnya pertumbuhan
dunia dan turunnya harga-harga komoditas, Bank
Dunia memproyeksikan Indonesia akan terus
tumbuh sepanjang investasi masih mengalir dan
konsumsi dalam negeri masih tetap tinggi.
Menariknya, Bank Dunia merilis 3 skenario dampak
penurunan perekonomian global terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013. Tiga
skenario tersebut didasarkan kepada kemungkinan
berlanjutnya gejolak, gejolak terjadi seperti tahun
2009, dan penurunan global yang parah.
Untuk skenario pertama, Bank Dunia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
akan sedikit melemah di tahun 2012, seiring dengan
melemahnya pula berbagai indikator bulanan dan
masih tidak pastinya perekonomian dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali
meningkat di tahun 2013 menyusul stabilnya
perekonomian internasional, dan diproyeksikan
akan tumbuh menjadi 6,4% sepanjang tahun 2013
dari 6,0% di tahun 2012. Untuk skenario kedua,
Bank Dunia memproyeksikan terjadinya kebekuan
parah dalam pasar keuangan internasional yang
berdampak terhadap turunnya pertumbuhan mitra
dagang Indonesia, turunnya harga-harga komoditas
dunia, dan turunnya tingkat kepercayaan investor.
Dari kondisi ini, perekonomian Indonesia
diproyeksikan akan turun menjadi 4,7% di tahun
2013.
Sementara untuk skenario ketiga, dimana krisis yang
masih terjadi saat ini diperberat dengan penurunan
ekonomi global yang lebih parah dan lebih panjang
yang berdampak pada ekonomi negara berkembang
Mei-12 Jun-12 Jan-Jun 2011 Jan-Jun 2012
Total Impor 17.036,7 16.686,8 83.581,0 96.408,5 -2,05 15,35
Migas 3.442,1 3.353,3 19.239,9 21.436,7 -2,58 11,42
Nonmigas 13.594,6 13.333,5 64.341,1 74.971,8 -1,92 16,52
UraianNilai CIF (Juta US$)
% Perubahan
Jun-12 thd
Mei-12
% Perubahan Jan-
Jun 2012 thd Jan-
Jun 2011
Perkembangan Impor Indonesia
(Januari-Juni 2012)
Pelemah Rupiah di Tengah Gejolak Pasar
Ekuitas (Agt 2011-Mei 2012)
31
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
yang utama, maka perekonomian Indonesia
diprediksikan hanya akan tumbuh sebesar 3,8% atau
turun hampir setengahnya dari skenario normal
yang tumbuh 6,4%. Perlambatan ekonomi
dampaknya akan lebih dirasakan pada kegiatan
ekonomi domestik yang disebabkan oleh turunnya
harga komoditas sehingga akan mengurangi tingkat
pendapatan dan investasi di Indonesia. Lebih jauh
lagi, apabila krisis semakin parah, sentimen dunia
usaha dan konsumen diperkirakan akan menurun
drastis. Dengan masih berlanjutnya potensi tekanan
parah di sektor keuangan, hal-hal tersebut akan
semakin menurunkan skenario pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Sumber: CEIC dan Staf Bank Dunia
Terkait dengan sentimen dunia usaha dan
konsumen, hal ini juga menjadi sesuatu yang harus
diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.
Memperhatikan proyeksi Bank Dunia yang
menyatakan bahwa perekonomian Indonesia akan
terus tumbuh sepanjang investasi masih mengalir
dan konsumsi dalam negeri masih tetap tinggi, maka
perhatian pemerintah terhadap keyakinan
konsumen menjadi hal penting yang harus dijaga.
Beruntungnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
hingga bulan Juni masih tergolong baik. Berdasarkan
survei yang dilakukan Bank Indonesia, keyakinan
konsumen di Indonesia semakin membaik. Setelah
mengalami kenaikan sedikit di bulan Mei, IKK di
bulan Juni kembali menunjukkan peningkatan, yaitu
meningkat sebesar 5,4 poin dari 109,0 menjadi
114,4.
Yang mendorong terjadinya kenaikan tersebut
adalah peningkatan pada dua komponen indeks
pembentuk IKK yaitu Indeks Keyakinan Konsumen
terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) serta
peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap
Perekonomian 6 bulan mendatang (IEK). Kedua
indeks tercatat mengalami peningkatan masing-
masing sebesar 3,7 poin (dari 103,8 menjadi 107,5)
dan 7,0 poin (dari 114,3 menjadi 121,3).
Sumber: Bank Indonesia
Bank Indonesia telah melakukan survei IKK di 18
kota. Dari 18 kota tersebut, 11 kota mengalami
peningkatan IKK pada bulan Juni 2012. Mataram
menjadi kota dengan peningkatan IKK terbesar
mencapai 20,9 poin, diikuti oleh Surabaya dan
Bandar Lampung yang masing-masing mengalami
peningkatan IKK sebesar 20,6 poin dan 11,0 poin.
Berdasarkan tingkat pengeluaran, kelompok
responden yang memiliki pengeluaran 1-2 juta per
bulannya mengalami kenaikan IKK tertinggi.
Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan,
responden dengan pendidikan pascasarjana
mengalami peningkatan IKK terbesar.
Terakhir terkait dengan inflasi. Menurut data
bulanan sosial ekonomi Indonesia yang dikeluarkan
BPS, inflasi pada bulan Juni tercatat sebesar 0,62%,
sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
132,23. Enam puluh enam kota tercatat seluruhnya
mengalami inflasi.
Ambon tercatat sebagai kota dengan inflasi tertinggi
sebesar 2,39% dengan IHK 142,05. Sementara itu
Bima menjadi kota dengan inflasi terendah yaitu
sebesar 0,04% dengan IHK 144,17. Inflasi Juni 2012
lebih tinggi dibanding kondisi Juni 2011 yang
mengalami inflasi sebesar 0,55 persen. Inflasi tahun
kalender 2012 sebesar 1,79 persen dan laju inflasi
Juni 2012 terhadap Juni 2011 (year-on-year) sebesar
4,53 persen.
2012 2013 2012 2013 2012 2013
Pertumbuhan PDB Indonesia (%) 6,0 6,4 5,8 4,7 5,7 3,8
Asumsi Skenario:
Rasio Investasi/PDB (%) 25,3 26,1 25,1 25,1 25,0 24,1
Pertumbuhan PDB Mitra Perdagangan Utama (%) 3,3 3,7 2,3 0,1 1,9 -1,8
Perubahan Terms of Trade (%) 2,0 9,0 0,0 -15,0 0,0 -30,0
Skenario 1
Berlanjutnya
Gejolak
Skenario 2
Seperti Tahun
2009
Skenario 3
Penurunan
Global yang
Parah
Skenario
Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia
(Juni 2012)
114,4
32
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Juni 2012
Berdasarkan jenis pengeluaran rumah tangga,
kenaikan harga menjadi penyebab utama inflasi
umum (headline inflation). Data yang dirilis BPS
mencatat bahwa indeks kelompok bahan
makanan (1,57%); makanan jadi, minuman, rokok,
dan tembakau (0,48%); perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar (0,36%); sandang (0,39%);
kesehatan (0,21%); pendidikan, rekreasi dan
olahraga (0,11%); serta transportasi, komunikasi,
dan jasa keuangan (0,03%) semuanya mengalami
kenaikan.
Laju Inflasi Bulan ke Bulan, Tahun Kalender
dan Year on Year, Gabungan 66 Kota,
2010-2012
Sumber: BPS
Secara umum di akhir Quartal II 2012, outlook
ekonomi jangka pendek Indonesia masih
dipengaruhi oleh berbagai gejolak dan
perkembangan yang terjadi di dunia internasional.
Risiko terjadinya krisis yang berasal dari negara lain
masih menjadi ancaman yang harus diantisipasi
oleh pemerintah agar perekonomian Indonesia
tetap bisa bertahan dan tumbuh. Masih rendahnya
pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang
Indonesia dan masih tidak pastinya perekonimian di
kawasan Euro Area menjadi faktor lain yang harus
disikapi secara lebih bijak oleh pemerintah.
Meskipun menurut data yang ada pertumbuhan
PDB Indonesia masih tetap kuat di akhir Quartal II
2012, kenyataannya tetap terjadi penurunan dari
rata-rata 6,5% di tahun 2011. Arah perencanaan
ekonomi yang dianggap sudah berada di jalur yang
tepat di tengah gejolak krisis global yang masih
terjadi hendaknya lebih diperkuat lagi sehingga
perekonomian Indonesia dapat kembali mencapai
tingkat pertumbuhan seperti yang diharapkan.
Indonesia juga harus tetap bersiaga agar dampak
yang panjang dari krisis tersebut tidak melanda
Indonesia di masa yang akan datang.
---oOo---
0,62%
1,79%
4,53%
top related