pemanfatan limbah pasar sebagai pakan ternak
Post on 16-Jan-2016
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH
Oleh:
Dwi Lestari Ningrum, SPt
Sampah merupakan limbah yang mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan
antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Salah satu sampah atau limbah yang
banyak terdapat di sekitar kota adalah limbah pasar. Limbah pasar merupakan bahan-bahan hasil
sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan banyak mengandung bahan organik.
Selama ini pengolahan sampah organik hanya menitikberatkan pada pengolahan sampah organik
menjadi pupuk kompos, padahal sampah dapat dikelola menjadi bahan bakar/sumber energi dan
pakan ternak yang baik. Hal ini akan lebih bernilai ekonomis dan lebih menguntungkan. Bila
sampah organik langsung dikomposkan maka produk yang diperoleh hanya pupuk organik.
Namun bila diolah menjadi pakan, sampah tersebut dapat menghasilkan daging pada ternak dan
pupuk organik dari kotoran ternak. Dengan demikian nilai tambah yang diperoleh akan lebih
tinggi sekaligus dapat memecahkan pencemaran lingkungan dan mengatasi kekurangan pakan
ternak. Membuat pakan dari sampah antara lain dapat dimulai dari pemisahan sampah organik
dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan, fermentasi, pengeringan, penepungan,
pencampuran dan pembuatan pellet (Bestari, dkk, 2011).
Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah pasar yang banyak mengandung bahan organik adalah sampah-
sampah hasil pertanian seperti sayuran, buah-buahan dan daun-daunan serta dari hasil perikanan dan
peternakan. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat
digunakan atau dibuang. Limbah buah-buahan terdiri dari limbah buah semangka, melon, pepaya,
jeruk, nenas dan lain-lain sedangkan limbah sayuran terdiri dari limbah daun bawang, seledri, sawi
hijau, sawi putih, kol, limbah kecambah kacang hijau, klobot jagung, daun kembang kol dan masih
banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Namun yang lebih berpeluang digunakan sebagai bahan
pengganti hijauan untuk pakan ternak adalah limbah sayuran karena selain ketersediaannya yang
melimpah, limbah sayuran juga memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan limbah buah-buahan sehingga jika limbah sayuran dipergunakan sebagai bahan baku untuk
pakan ternak maka bahan pakan tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.
Tabel 1. Komposisi Kimia Limbah Sayuran Pasar (100%BK)
Analisa Kimia Kelobot Jagung Limbah Kecambah
Kacang Hijau Daun Kembang Kol
Bahan Kering (BK) 22,87 34,63 54,92
Abu 2,80 2,40 11,31
Protein Kasar (PK) 5,33 21,95 27,57
Serat Kasar (SK) 48,19 57,06 18,94
Lemak Kasar (LK) 0,61 0,52 3,50
Beta - N 43,07 18,08 38,69
Sumber : Syananta, 2009
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi pakan sapi untuk tujuan produksi (pembibitan dan penggemukan)
Uraian Bahan (%) Tujuan Produksi
Pembibitan Penggemukan
Kadar air 12 12
Bahan kering 88 88
Protein kasar 10,4 12,7
Lemak kasar 2,6 3
Serat kasar 19,61 18,4
Kadar abu 6.8 8,7
TDN 64,1 64,4
Sumber : Wahyono dan Hardianto (2004)
Tabel 3. Kebutuhan Nutrisi pakan untuk penggemukan sapi
Bobot
Badan
(Kg)
PBB/Hari
(Kg)
Bahan Kering TDN
PK (gr) Ca (gr) P (gr) Kg %* Kg %**
250
Nol 4.4 1.8 2.0 45 337 9 9
0.75 6.4 2.6 3.8 59 693 21 17
1.00 6.6 2.6 4.3 58 753 23 18
1.10 6.6 2.6 4.6 70 782 30 20
300
Nol 5.0 1.7 2.4 48 385 10 10
0.75 7.4 2.5 4.3 58 753 23 18
1.00 7.5 2.5 5.0 66 819 28 21
1.10 7.6 2.5 5.3 70 847 30 22
350
Nol 5.7 1.6 2.6 46 432 12 12
0.75 8.3 2.4 4.8 58 806 25 18
1.00 8.5 2.4 5.6 66 874 30 21
1.10 8.5 2.4 5.9 69 899 31 23
1.20 8.5 2.4 6.2 73 743 32 24
400
Nol 6.2 1.6 2.9 47 478 13 13
0.75 9.1 2.3 5.4 59 875 26 21
1.00 9.3 2.3 6.2 67 913 31 24
1.10 9.4 2.4 6.6 70 942 32 25
1.20 9.4 2.4 7.0 74 967 33 25
1.30 9.4 2.4 7.2 77 988 33 26
450
Nol 6.8 1.5 3.2 47 528 14 14
0.75 10.0 2.2 5.9 59 911 26 23
1.00 10.2 2.2 6.8 67 952 29 26
1.10 10.2 2.3 7.2 71 975 30 27
1.20 10.2 2.3 7.6 75 998 31 28
1.30 10.2 2.3 7.9 77 1018 32 29
Sumber : Soetanto, 2002
Dalam pembuatan pakan asal limbah sayur, dapat dibuat atau di olah dalam bentuk, seperti :
Pakan Wafer Wafer adalah salah satu bentuk pakan ternak yang merupakan modifikasi bentuk cube, dalam proses
pembuatannya mengalami proses pencampuran (homogenisasi), pemadatan dengan tekanan dan
pemanasan dalam suhu tertentu. Bahan baku yang digunakan terdiri dari sumber serat yaitu hijauan
dan konsentrat dengan komposisi yang disusun berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak dan dalam
proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan 12 kg/cm2 dan pemanasan pada suhu
120°C selama 10 menit (Noviagama, 2002). Adapun keuntungan wafer menurut Trisyulianti (1998)
adalah :
1. Kualitas nutrisi lengkap,
2. Bahan baku bukan hanya dari hijauan makanan ternak seperti rumput dan legum, tetapi juga dapat
memanfaatkan limbah pertanian, perkebunan, atau limbah pabrik pangan,
3. Tidak mudah rusak oleh faktor biologis karena mempuyai kadar air kurang dari 14%,
4. Ketersediaannya berkesinambungan karena sifatnya yang awet dapat bertahan cukup lama
sehingga dapat mengantisipasi ketersediaan pakan pada musim kemarau serta dapat dibuat pada
saat musim hujan ketika hasil hijauan makanan ternak dan produk pertanian melimpah.
5. Kemudahan dalam penanganan karena bentuknya padat kompak sehingga memudahkan dalam
penyimpanan dan transportasi.
Prosedur Pembuatan Wafer Limbah Sayuran Pasar
a. Pengumpulan limbah sayuran pasar yang akan digunakan sebagai bahan baku wafer.
b. Limbah sayuran dipotong-potong menggunakan mesin forage chopper dengan ukuran 2-3 cm.
c. Limbah sayuran dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 15-17%.
d. Limbah sayuran yang telah kering digiling kasar dengan mesin hammer mill,
e. Kemudian hasil gilingan limbah sayuran ditimbang sebanyak 400 g dan dicampur dengan tetes
sebanyak 5% (20 g) dari bahan baku yang dipergunakan hingga bahan-bahan tersebut tercampur
dengan rata (homogen).
f. Pencetakan wafer dengan menggunakan mesin wafer yang memiliki ukuran wafer sebesar 20 x 20
x 1,5 cm dan dilakukan pengempaan panas selama 10 menit dengan suhu 120ºC.
g. Pengondisian wafer dilakukan dengan cara membiarkan pada udara terbuka (suhu kamar) sampai
kadar air dan beratnya konstan.
Tabel 4. Hasil Analisa Kimiawi Wafer Limbah Sayuran Pasar (100%BK)
Analisa
Kimiawi R1 R2 R3 R4 R5
Kadar air 20,46 10,28 12,20 9,42 13,09
Abu 3,86 3,31 7,94 7,74 10,59
Protein Kasar 9,89 9,80 14,45 17,20 21,83
Serat Kasar 44,90 40,40 32,85 34,83 28,63
Lemak Kasar 0,79 0,74 1,28 1,06 1,16
Beta - N 40,56 45,75 43,49 39,17 37,80
Keterangan :
R1 = 100% Klobot jagung
R2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau
R3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol
R4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol
R5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol
Sumber : Syananta, 2009
Tabel 5. Hasil Uji Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar (g/ekor/jam)
Ulangan Perlakuan
R1 R2 R3 R4 R5
1 14,90 56,60 6,50 58,10 3,50
2 46,10 49,20 44,80 80,50 8,00
3 79,20 34,50 37,90 69,0 5,20
Rata-rata 46,73 46,77 29.73 69,27 5,57
Berdasarkan hasil uji sifat fisik wafer limbah sayuran pasar dan palatabilitasnya pada ternak domba
dapat disimpulkan bahwa wafer yang mengandung 25% klobot jagung + 50% limbah kecambah
kacang hijau + 25% daun kembang kol merupakan wafer yang terbaik, karena wafer tersebut
memiliki nilai palatabilitas tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Dengan pemanfaat limbah pasar sebagai pakan ternak, peternak dapat berpartisipasi dalam
pengolahan limbah sehingga mengurangi pencemaran lingkungan, menambah nilai ekonomis
karena selain menghasilkan pupuk kompos juga menghasilkan produksi daging. Sentuhan
teknologi dalam pengolahan limbah pasar juga menjadi alternative peluang dalam menyedikan
pakan hijauan pada musim kemarau (pakan wafer), sehingga peternak dapat bertahan dalam
kondisi apapun. Pemanfaatan limbah sayuran pasar dapat menjadi alternatif pakan non
konfensional pengganti rumput sebagai sumber utama pakan ruminansia, sehingga diharapkan
dapat diterimaoleh peternak untuk mengatasi masalah kelangkaaan hijauan pakan ternak.
Ketersedian pakan secara kontinyu mendukung kelancaran usaha peternak secara mikro dan
swasembada daging secara makro.
Daftar Pustaka:
Marpaung,C.A. 2011. Uji Sifat Fisik dan Evaluasi Kecernaan Biskuit Berbasis Rumput Lapang dan Limbah Tanaman Jagung Pada Domba. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Soetanto, H. 2012. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia menurut Stadia Fisiologisnya. Nutrisi
dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB. Bogor. Syananta, F.P. 2009. Uji Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar dan Palatabilitasnya Pada Ternak
Domba. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor. Umiyasih, U dan Anggraeni, Y.N. 2007. Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong,
BPPP, Departemen Pertanian. Vidianto, D dan Fatmala, E. 2011. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan: Silase Dari
Limbah Organik Pasar Sebagai Alternatif Pakan Ruminansia, Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
top related