partus tidak maju
Post on 30-Jul-2015
1.435 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Partus tidak maju adalah suatu kasus yang sering ditemukan dan masih
merupakan masalah yang mau tidak mau memaksa kita untuk memperbaiki dan
menghindari kejadian yang semestinya dapat tidak terjadi dan juga untuk
menurunkan angka kematian ibu maupun anak.
Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan sebagai
persalinan lama. Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi
secara memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai.
Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam
tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala I. Apapun
yang menjadi penyebabnya, cervix gagal membuka penuh dalam jangka waktu
yang layak.
II. Tinjauan Pustaka
Partus tak maju adalah persalinan dalam fase aktif yang lebih dari 12 jam
pada primi dengan rata-rata pembukaan 1 cm per jam atau lebih dari 16 jam
pada multi dengan rata-rata pembukaan 2 cm per jam.
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda
inpartu dan selanjutnya setelah ditunggu 1 jam belum juga ada tanda-tanda
inpartu. Ketuban pecah awal (early rupture of membrane) ketuban pecah pada
saat fase laten atau 1 jam setelah persalinan dimulai.
Sebab-sebab dari KPD adalah :
- Multiparitas
- Hidramnion
1
- Kelainan letak : sungsang atau lintang
- DKP
- Kehamilan ganda
- Pendular abdomen (perut gantung)
Inertia uteri adalah salah satu distosia oleh karena kelainan tenaga. Dapat
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Inertia uteri primer adalah his lemah dari permulaan persalinan
2. Inertia uteri sekunder adalah mula-mula his baik tapi kemudian menjadi
lemas karena otot-otot rahim lelah sehingga kontraksi rahim menjadi lemah,
jarang serta tidak teratur dan dapat berhenti sama sekali.
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung dari 24 jam pada primi
dan lebih dari 18 jam pada multi.
Sebab-sebab dari partus lama tergantung dari pengawasan selagi hamil,
pertolongan persalinan yang tidak baik dan penatalaksanaannya. Adapun sebab-
sebab utama pada partus lama dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
- Dispoporsi kepala panggul (DKP)
- Malpresentasi dan malposisi
- Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk servix yang kaku
Dan ada 4 faktor tambahan, yaitu :
- Primigravida
- Ketuban pecah dini (KDP) ketika serviks masih menutup keras dan belum
mendatar
- Analgesi dan anesthesi yang berlebihan dalam fase laten
- Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan.
Klasifikasi Partus Lama
Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau
waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab
fase laten yang panjang mencakup :
2
1. Serviks belum matang pada awal persalinan
2. Posisi janin abnormal
3. DKP
4. Persalinan disfungsional
5. Pemberian sedatif yang berlebihan
Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam
merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada panjangnya fase
ini adalah kecepatan dilatasi cerviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
1. Malposisi janin
2. DKP
3. Penggunaan sedatif dan analgesik
4. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi 2 kelompok
klinis yang utama yaitu :
1. Kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun
dilatasi serviks berlangsung lambat (primary dysfunctional labor)
2. Kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi
servik/penghentian serenda dilatasi (secondary arrest of dilatasi).
Fase aktif yang memajang pada multipara
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam dan laju
dilatasi yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal.
Penurunan bagian terendah
Penurunan yang aktif dimulai pada akhir kala I persalinan, proses ini
terus berlangsung sepanjang perjalanan kala II. Gangguan pada penurunan
kepala menunjukkan adanya permasalah.
3
Bahaya Partus Lama
Bahaya Bagi Ibu
Partus lama menimbulkan efek yang berbahaya bagi ibu dan anak.
Beratnya cedera terus meningkat dengan semakin lamanya proses
persalinan. Risiko tersebut naik dengan cepat setelah 24 jam. Terdapat
kenaikan pada insidensi atnia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan
ibu dan shock.
Bahaya Bagi Janin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas
janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :
1. Asfiksia
2. Trauma cerebri
3. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
4. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran keadaan ini mengakibatkan
terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi
paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.
4
BAB II
K A S U S
I. Identitas Pasien
Nama : Ny M
Umur : 21 th
Agama : Islam
Alamat : Benda 01/04 Sirampog, Brebes
Tanggal Masuk, Jam : 6 Oktober 2001 pk 15.45 WIB di IGD RSMS.
II. Anamnesa
A. Keluhan Utama : Keluar air sejak hari Kamis tgl 4/10/01 pk 23.00
B. Keluhan Tambahan : Kenceng-kenceng sejak jumat malam tgl 5/10/01
Pk. 24.00
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien G1P0A0 hamil aterm datang dengan surat pengantar dari Bidan
dengan KPD, keluhan keluar air sejak hari kamis tgl 4/10/01 pk
23.00, dan keluhan kenceng-kenceng sejak hari Jumat, tanggal 5 Oktober
2001 pk 24.00.
HPHT : 10 Januari 2001, HPL : 17 Oktober 2001.
ANC Teratur : Trimester I : 3 kali di Bidan
Trimester II : 3 kali di Bidan
Trimester III : 2 kali di Bidan
D. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit Jantung : disangkal
Riwayat penyakit Paru : disangkal
Riwayat penyakit Ginjal : disangkal
Riwayat penyakit Kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit Darah tinggi : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga : (-)
5
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang, CM
Vital Sign : T : 120/90 mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : afebris
Mata : CA ( -/- )
Thorax : C/P : dbn
Abdomen : St. Obstetri
Extermitas : Oedem (-)
Tinggi badan : 151 cm
Status Obstetri :
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : Perut membuncit, memanjang
Palpasi : TFU : 32 cm TBJ : 3255 gr
L1 : Teraba lunak
L2 : Pu – Ki
L3 : Teraba keras
L4 : Konvergen
His ( + ), Jarang, 2 x 10‘ selama 30’’
Auskultasi : DJJ ( + ) 12- 11- 11
Pemeriksaan Dalam :
Vulva / Vagina : Tak ada kelainan.
Pembukaan : 2 – 3 cm
Portio : Lunak
Ketuban : (- )/negatif.
Kepala : Hodge I : caput
UPD : Promontorium tidak teraba , Linea inominata 1/3
bagian dari simfisis, Spina Ischiadica tidak menonjol,
Arcus pubis > 90o.
Pemeriksaan Penunjang : Hb Sahli 10 gr %
6
IV. Diagnosis
Primigravida, Hamil Aterm, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
belakang kepala, punggung kiri, inpartu, kala I fase laten dengan ketuban pecah
dini (24 jam).
V. Therapi
- IVFD Ringer Laktat (RL) 20 tts/mnt
- Ampicillin 3 x 1 gr IV (skin test -/negatif)
- Observasi : Vital sign, His, DJJ dan pembukaan.
- Lapor dokter konsulen jaga
Jam 16.00 : Lapor dr. Hendro, SpOG, instruksi :
- Lavement
- Ampicillin 3 x 1 gr IV
- Drip Syntosinon 5 UI mulai 8 tetes/menit
- Observasi His, Djj, suhu dan pembukaan
Jam 16.15 : Mulai drip Syntosinon 5 UI 8 tts/mnt
Djj 12-11-11, His 2 x 10’
30 “
Jam 16.30 : Djj 11-12-11, His 2 x 10‘ , Drip 12 tts/mnt
30”
Jam 16.45 : Djj 11-12-12, His 3 x 10’ , Drip 16 tts/mnt
40”
Jam 17.00 : Djj 11-12-12, His 3 x 10’ , Drip 20 tts/mnt
40”
Jam 17.15 : Djj 12-11-12, His 4 x 10’ , Drip 24 tts/mnt
60”
Jam 17.45 : Djj 12-12-11, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt,
60”
Epidosin 1 amp IM.
7
Jam 18.00 : Djj 12-12-11, His 4 x 10’ ,
>60”
VT pembukaan : 6 – 7 cm,
Drip 28 tts/mnt.
Jam 18.15 : Djj 11-12-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt
>60”
Jam 18.30 : Djj 12-11-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt
>60”
Jam 18.45 : Djj 11-12-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt,
>60”
Ibu mulai mengedan, Anus mulai melebar, lendir darah mulai keluar, VT
pembukaan lengkap, Persalinan dipimpin.
Jam 19.55 : Bayi lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, menangis,
perempuan, BB : 3100 gr, A/S 7-8-9, plasenta lahir spontan.
VI. Diagnosa Klinis :
P1 A0 post partus spontan dengan riwayat ketuban pecah dini, partus tak maju
dan inersia uteri primer.
Jam 22.00 : Pindah ke bangsal Flamboyan.
8
Follow Up di Bangsal
TANGGAL S O A P
7/10/01
8/10/01
9/10/01
Kel (-)
Kel (-)
Kel (-)
Ku : Baik,CM
Mata : CA (-/-)
Thorax : C/P : dbn
Ext : oedem (-)
TFU : setinggi pusat,
kontraksi uterus baik
Ku : Baik, CM
St .generalis :
Dalam batas normal
St. Obstetri :
TFU : 1 jari dibawah
pusat
Ku : Baik,CM
St.generalis :
Dalam batas normal
St.Obstetri :
TFU : 2 jari dibawah
pusat
P1A0 post partus
spontan dengan
riwayat KPD dan
inersia uteri
P1A0 post partus
spontan dengan
riwayat KPD dan
inersia uteri
P1A0 post partus
spontan dengan
riwayat KPD dan
inersia uteri
Ampicillin 4x500mg
Roborantia 2 x 1
Terapi dilanjutkan
Besok boleh pulang
9
BAB III
PEMBAHASAN
Inpartu (partus dimulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam
2. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode ekselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
- Periode dilatasi maximal (steady) selama 2 jam
- Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap
Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida. Sedangkan
pada multi serviks membuka dan mendatar bisa dalam waktu bersamaan, dan
berlangsung hanya 6-7 jam.
Pada kasus ini terjadi pemanjangan fase aktif yang dapat disebabkan oleh
malposisi dan malpresentasi dari janin. Tetapi hal tersebut dapat disingkirkan oleh
karena bayi lahir dengan presentasi belakang kepala. Sebab lain dari pemanjangan
fase aktif adalah tidak terjadinya putaran paksi yang dapat disebabkan oleh gangguan
pada kekuatan dari kontraksi uterus.
Pada kasus ini disebut juga primary dysfunctional labor atau persalinan yang
masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi cerviks berlangsung
10
lambat yang dapat diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan.
Adapun fungsi dari air ketuban adalah untuk proteksi janin, mencegah pelekatan
janin dengan amnion. Agar janin dapat bergerak bebas, regulasi terhadap panas dan
perubahan suhu, mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan
atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin, meratakan tekanan
intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
Selain faktor ketuban, partus tidak maju dapat juga disebabkan oleh kekuatan
yang mendorong janin keluar terganggu. Pada kasus ini terdapat gangguan pada
kontraksi uterus diman frekuensi hanya 2-3 x dan durasinya hanya 20-30 detik.
His yang sempurna mempunyai kejang otot yang paling tinggi di fundus uteri
dan puncak kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his,
otot-otot uters mengadakan retraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot
maka servik tertarik dan dibuka, lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian besar janin
yang keras. Umpamanya kepala yang merangsang pleksus saraf setempat. Pada kasus
ini his yang tidak adekuat menyebabkan servik tidak dapat membuka dengan baik,
hal ini dapat saja berhubungan dengan pecahnya ketuban sebelum dimulainya
persalinan. Oleh karena fungsi air ketuban sebagai perata tekanan intra uterin tidak
terpenuhi sehingga pada saat kontraksi tidak terjadi penyebaran kontraksi ke seluruh
otot uterus, sehingga his tidak adekuat untuk membuka serviks.
Edema pada portio dan vagina dapat disebabkan kesalahan dalam memimpin
persalinan yaitu pembukaan belum lengkap tapi ibu sudah dipimpin mengedan.
Kekurangan dari kasus ini adalah tidak diketahuinya secara pasti waktu
persalinan dimulai sehingga tidak diketahui berapa lama fase laten berlangsung dan
waktu dimulainya fase aktif. Diagnosis partus tidak maju ditegakkan dengan melihat
kemajuan dari pembukaan yaitu 1 cm dalam 1 jam.
11
BAB IV
KESIMPULAN
Pada kasus ini yang menyebabkan partus tidak maju adalah pecahnya ketuban
sebelum persalinan dimulai yang mengakibatkan tidak adekuatnya his sehingga
servik tidak dapat membuka dengan baik.
12
top related