oleh : leona pantamareta (091434016) · kualitatif dan semi kuantitatif sebagai parameter kualitas...
Post on 13-Mar-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI
Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF
SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR
WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI,
KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S-1
Pogram Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Leona Pantamareta (091434016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI
Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF
SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR
WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI,
KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S-1
Pogram Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Leona Pantamareta (091434016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
Skripsi dengan Judul :
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI
Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF
SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR
WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI,
KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
Oleh :
Leona Pantamareta
NIM : 091434016
Telah disetujui oleh
Pembimbing I
(Lucia Wiwid Wijayanti S.Si. M.Si ) Tanggal, 23 November 2013
Pembimbing II
(Drs. Sutardhi Sumartodwiatmodjo M.Pd) Tanggal, 23 November 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI
Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF
SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR
WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI,
KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Leona Pantamareta
NIM : 091434016
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Pada tanggal 19 Desember 2013
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Drs. Aufridus. Atmadi, M.Si. ………………
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ………………
Anggota : Drs. Sutardhi Sumartoatmodjo, M.Pd. ………………
Anggota : Lucia Wiwid Wijayanti, S.Si. M.Si. ………………
Anggota : Dr. Ir. P. Wiryono Proyotamtama, SJ ………………
Yogyakarta, 19 Desember 2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Suatu saat nanti ketika aku menjadi orang besar, bukan sekedar janji yang akan
aku utarakan. Namun lihatlah sahabat-sahabatku, ketika kalian datang kepadaku,
pintuku selalu ada dan terbuka untukmu. (Leon, 2010)
Kupersembahkan Karyaku Ini Untuk :
1. Ayah Bunda tercinta, yang tulus ikhlas, tiada henti-hentinya mencurahkan
kasih sayang, doa, dukungan, serta semangat agar aku mampu melangkah lebih
baik dalam menjalani kehidupan ini.
2. Untuk semua sahabat-sahabatku
3. Keluarga Besar Pendidikan Biologi Sanata Dharma Angkatan 2009
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisa Pencemaran Fisik, Kimia Dan Biologis (Bakteri Escherichia Coli) Secara
Kualitatif Dan Semi Kuantitatif Sebagai Parameter Kualitas Air Minum Pada Air
Sumur Warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada beberapa pihak atas bantuan dan dukungannya, sehingga penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khususnya kepada:
1. Rektor Universitas Sanata Dharma, Rm. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J.
yang juga dosen Pendidikan Biologi.
2. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah
membimbing dengan kritik dan sarannya dengan penuh kesabaran, seperti seorang
ibu yang selalu memberi semangat untuk tak pernah menyerah.
3. Bapak Drs. Sutardhi Sumartodwiatmodjo, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang
telah membimbing dengan kesabaran, yang berjuang dari Semarang untuk tetap
meluangkan waktu dalam memberikan kritik dan saran.
4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku dosen penguji yang mampu
memberikan kritik dan saran untu membangun untuk menyempurnakan skripsi ini,
dengan kebijakannya.
5. Bapak Mujiman selaku ketua RT warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
6. Seluruh warga Dasa Wisma Rt 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian dan menerima kehadiran peneliti dengan tangan terbuka.
7. Ibu Catharina Retno, M.Biotech, Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc dan
seluruh dosen Pendidikan Biologi yang memberi dukungan moril dan sumber
pustaka untuk skripsi ini.
8. Penjaga perpustakaan Unversitas Gajah Mada Yogyakarta yang membantu
melancarkan penyelesaian skripsi ini, dengan menunjukan letak buku-buku sumber
pustaka.
9. Ibu Darwani selaku Kepala Laboratorium Balai Kesehatan, Mas Andi dan Bapak
Sumadi yang turut membimbing dan menuntun dalam kinerja di Laboratorium.
10. Bapak Petrus Silam dan Ibu Yustina Rini selaku orang tua yang memberikan
dukungan dalam bentuk apapun, terlebih doa yang tak pernah ada henti.
11. Leoni Afikawati, Leonanda Nilam Putranti, Leonita Senwa Mayla selaku saudara
tercinta yang selalu memberikan semangat dengan tawa canda.
12. Fransiska Apriyani, sebagai orang spesial dalam hidup. Tempat berkeluh kesah,
atas doa, dukungan dan kesabarannya. “You are everything”
13. Widi Candra Bahtera, Haris Witantyo, Arvi Mahendra dan Mike selaku sahabat
sekaligus keluarga baru yang memberikan dukugan dengan motivasi serta
keyakinan yang mampu mewarnai semangat dalam hidup.
14. Wisnu, Shodiq, Yuni, Yani, Ina, Wiwik, Rio, Adit, Fajar, Edo, Ius, Nerman,
Mario, Lia, serta teman-teman Biologi 2009 yang telah menaruh kerinduan yang
mewarnai semangat hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
15. Bang Andro, Budin, Frater Jimmy, Ricca, Thomas, Fani, Wayan, Ancis, Ian, Yudi,
Bayu, Jhon, Widi Angkringan, Neva Angkringan, Priyo, Komeng Burjo yang telah
memberikan canda tawa penuh semangat.
16. Seluruh rekan-rekan di luar kampus atas kerjasama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran sangat diharapkan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.
Penulis
Leona Pantamareta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis
tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, sebagaimana yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Desember 2013
Penulis,
Leona Pantamareta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Leona Pantamareta
Nomor Mahasiswa : 091434016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI
Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF
SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR
WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI,
KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univeristas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Desember 2013
Yang Menyatakan,
Leona Pantamareta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Sumber air minum yang memenuhi syarat baku mutu air minum yang didapat
dari sumur jumlahnya makin lama makin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pencemaran fisik, pencemaran kimia dan pencemaran
biologis bakteri Escherichia coli pada kasus air sumur warga Dasa Wisma RT 2,
Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
Pengambilan 8 sampel dilakukan secara aseptis dengan metode stratified random
sampling, yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2013. Setelah dilakukan
pengamatan dan pengukuran berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologis,
diperoleh hasil bahwa terjadi pencemaran pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2,
Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Hasil
pengamatan dan pengukuran parameter fisik pada semua sampel menunjukan bahwa
air sumur masih berbau, berasa dan berwarna serta mempunyai tingkat kekeruhan
yang melebihi batas baku mutu air minum. Hasil pengukuran parameter kimia pada
semua sampel menunjukan bahwa air sumur mempunyai kandungan besi (Fe) yang
sangat tinggi dengan nilai 1-3 mg/l. Nilai ini melebihi batas baku mutu air minum.
Hasil pengamatan dan pengukuran parameter biologis dengan metode MPN (Most
Probable Number) menunjukan bahwa terdapat dua sampel air sumur mengandung
cemaran bakteri Escherichia coli. Berdasarkan analisa dari hasil yang diteliti, dapat
disimpulkan bahwa air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul belum layak untuk dikonsumsi
sebagai air minum menurut persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum.
Kata Kunci : pencemaran, air sumur, parameter, air minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Water source which fulfills the requirements as the quality standard of
drinking water is found from the wells which are decreasing day by day. The purpose
of the research is to find out whether there are physical, chemical and biological
pollutions which are caused by Escherichia coli at the well-water of the members of
Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul or not. The taking over eight samples aseptically used stratified
random sampling method, which was conducted on 20 August 2013. After doing
observation and measurement based on physical, chemical and biological parameter,
it is found that there is water pollution of the members’ wells. Based on the
observation and the measurement of physical parameter to all samples, it shows that
the water is still stinky, tasty, has color and turbidity level which surpasses the limit of
the drinking water quality standard. The result of chemical parameter to all samples
shows that the well-water has high-level of Ferum (Fe) with score 1-3 mg/l which
surpasses the limit of the drinking water genuine quality. The result of the research
and measurement of biological parameter using MPN (Most Probable Number)
method shows two samples water contains pollutant of Escherichia coli. Based on
analysis of the observed result, it can be concluded that the well-water of Dasa
Wisma’s members is not well-consumed as drinking water, according to the
requirements of Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 about the
drinking water quality standard.
Key words: pollution, well-water, parameter, drinking water.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6
A. Pencemaran Air ......................................................................... ............... 6
1. Faktor Alami......................................................................... ................ 6
2. Faktor Buatan......................................................................... ............... 7
B. Kualitas Air Minum .................................................................................. 7
1. Parameter Fisika.................................................................................... 8
2. Parameter Kimia......................................................................... .......... 8
3. Parameter Biologis......................................................................... ....... 8
C. Perubahan Kualitas Air ............................................................................. 9
1. Suhu......................................................................... ............................. 9
2. Kekeruhan/ Turbiditas......................................................................... . 10
3. Warna, Bau dan Rasa ......................................................................... .. 10
4. Alkalinitas......................................................................... .................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
5. pH......................................................................... ................................. 11
6. Dissolved Oksigen/ Oksigen Terlarut.................................................. . 12
7. Unsur N......................................................................... ........................ 12
8. Kesadahan......................................................................... .................... 13
9. Besi (Fe) ......................................................................... ...................... 14
10. Mikrobiologis ......................................................................... ............ 15
D. Bakteri Escherichia coli......................................................................... ... 17
E. Uji Bakteriologis Air Minum..................................................................... 18
1. Uji Pendugaan......................................................................... .............. 19
2. Uji Penegasan........................................................................................ 19
3. Uji Pelengkap......................................................................... ............... 19
F. Persyaratan Kualitas Air Minum............................................................... 20
G. Kerangka Berpikir......................................................................... ............ 21
H. Hipotesis......................................................................... .......................... 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 23
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 23
B. Sampel Penelitian ..................................................................................... 23
C. Waktu dan Tempat Penelitian. .................................................................. 24
D. Alat dan Bahan Penelitian.... ..................................................................... 24
E. Prosedur Kerja. ......................................................................................... 25
1. Penelitian Pendahuluan ......................................................................... 25
2. Sampling......................................................................... ...................... 25
3. Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia................................................. 25
4. Pembuatan Media ................................................................................. 29
5. Uji Parameter Biologis ......................................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 32
G. Analisis Data. ............................................................................................ 32
H. Instrumen Penelitian . ............................................................................... 33
I. Agenda Penelitian ..................................................................................... 35
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 36
B. Pembahasan............................................................................................... 39
1. Bau......................................................................... ............................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Rasa......................................................................... .............................. 39
3. Warna......................................................................... ........................... 40
4. Kekeruhan......................................................................... .................... 41
5. Suhu......................................................................... ............................. 42
6. Besi (Fe) ......................................................................... ...................... 43
7. Kesadahan......................................................................... .................... 47
8. DO (Dissolved Oxygen) ....................................................................... 48
9. Alkalinitas ............................................................................................. 49
10. pH ........................................................................................................ 50
11. Amonia ................................................................................................ 52
12. Nitrit (NO2) ........................................................................................ 53
13. Nitrat (NO3) ....................................................................................... 55
14. Bakteri Escherichia coli ...................................................................... 56
C. Aplikasi Penelitian Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi...................... 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................... 61
B. Saran ......................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN.. ........................................................................................................ 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Derajat Kesadahan Air Berdasarkan Kandungan CaCO3. .................. 14
Tabel 2.2. Parameter Persyaratan Wajib ............................................................... 20
Tabel 3.1. Data Pengukuran Parameter Uji Air Sumur ........................................ 34
Tabel 3.2. Agenda Penelitian ................................................................................ 35
Tabel 4.1. Hasil Uji Parameter Fisik ..................................................................... 36
Tabel 4.2. Hasil Uji Parameter Kimia ................................................................... 37
Tabel 4.3. Hasil Uji Parameter Biologis ............................................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bakteri Escherichia coli ................................................................ 17
Gambar 4.1.4. Diagram Tingkat Kekeruhan ........................................................ 41
Gambar 4.1.5. Diagram Suhu ............................................................................... 43
Gambar 4.2.1. Diagram Besi (Fe) ......................................................................... 44
Gambar 4.2.2. Diagram Kesadahan ...................................................................... 47
Gambar 4.2.5. Diagram pH .................................................................................. 51
Gambar 4.2.7. Diagram Nitrit(NO2) ..................................................................... 53
Gambar 4.1.8. Diagram Nitrat (NO3) ................................................................... 55
Gambar 4.3.2. Uji Pendugaan ............................................................................... 56
Gambar 4.3.3. Uji Penegasan ............................................................................... 57
Gambar 4.3.4. Sampel D dan Sampel F ................................................................ 57
Gambar 4.3.5. Uji Pelengkap ............................................................................... 58
Gambar 4.3.6. Gambar E.coli (sampel D dan Sampel F) ..................................... 58
Gambar 4.3.1. Diagram Escherichia coli ............................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Parameter Fisika ......................................................... 67
Lampiran 2 Hasil Uji Parameter Kimia ......................................................... 68
Lampiran 3 Hasil Uji Parameter Biologis ..................................................... 69
Lampiran 4 Warna Air Sumur ....................................................................... 70
Lampiran 5 Pengukuran Kekeruhan pada Sampel Air .................................. 71
Lampiran 6 Pengukuran Kadar Besi (Fe) pada Sampel Air .......................... 72
Lampiran 7 Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air .................................. 73
Lampiran 8 Pengukuran Oksigen Terlarut pada Sampel Air ........................ 74
Lampiran 9 Pengukuran Alkalinitas pada Sampel Air .................................. 75
Lampiran 10 Pengukuran pH pada Sampel Air ............................................. 76
Lampiran 11 Pengukuran Amonia pada Sampel Air ..................................... 77
Lampiran 12 SILABUS ................................................................................. 78
Lampiran 13 RPP .......................................................................................... 80
Lampiran 14 LKS .......................................................................................... 94
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Laporan ............. 96
Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi .............................. 98
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan sangat tampak dari
kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin
meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk di dunia setiap
hari bertambah, sehingga mengakibatkan semakin meningkat jumlah kebutuhan
air. Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan air minum mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat. Selain
itu, ketersediaan air bersih juga berperan dalam meningkatkan standar atau
kualitas hidup masyarakat.
Masalah air bersih dan sanitasi tampaknya merupakan masalah klasik bagi
Negara Indonesia. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air
minum. Menurut ilmu kesehatan, setiap orang dapat hidup 2-3 minggu tanpa
makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Data
dari Kementerian Kesehatan yang dimuat dalam Harian KOMPAS tanggal 23
November 2011 menyatakan bahwa 60% sungai di Indonesia tercemar, mulai dari
bahan organik sampai bakteri–bakteri penyebab penyakit. Air sungai yang
seharusnya bisa menjadi sumber kehidupan warga sekitar, justru malah tercemar
dan berubah warnanya menjadi hitam pekat, sehingga tidak layak menjadi air
minum, mandi, serta mencuci. Kondisi ini tentunya menyebabkan pencemaran
lingkungan dan berimbas pada buruknya kesehatan pada warga.
Hasil dari penelitian sebuah lembaga MDGs (Millenium Development
Goals) Asia Pasifik atau yang sering dengan sebutan Tujuan Pembangunan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Millenium, menyatakan bahwa capaian Indonesia dalam penyediaan air bersih dan
untuk sektor sanitasi rata-rata mencapai 80%. Hal ini berarti telah melampaui
target dari ketentuan MDGs yang hanya 74%. Namun, prosentase capaian
Indonesia tersebut baru sebatas kuantitas bukan kualitas. Hal itu dibuktikan
melalui hasil penelitian dari Jim Woodcock, seorang konsultan masalah air dan
sanitasi dari bank dunia, yang hasilnya adalah 100.000 bayi di Indonesia
meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare, penyakit yang mematikan
nomor dua setelah infeksi saluran pernapasan akut (dalam Harian KOMPAS 14
Januari 2013).
Beberapa penyebab utama penyakit diare di Indonesia adalah sanitasi yang
buruk, pembuangan limbah rumah tangga yang tidak tepat, serta seringnya warga
membuang sampah sembarangan yang menyebabkan semakin berkurangnya debit
air bersih. Data terbaru yang dilansir MDGs menunjukkan bahwa hanya sekitar
51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai.
Padahal sesuai hasil kesepakatan Kepala Negara dan perwakilan 189 Negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Deklarasi Millenium ditargetkan untuk tahun
2015, akses sanitasi dapat naik hingga mencapai angka 60% hingga 70%.
Sanitasi yang buruk merupakan hal utama penyebab tingkat pencemaran
air yang tinggi. Pencemaran inilah yang dapat menambah banyaknya populasi
bakteri dalam air dan tanah, sehingga kualitas air di daerah tersebut semakin
rendah dan mampu memunculkan bau yang tidak sedap. Upaya yang dilakukan
oleh warga dalam pemenuhan kebutuhan air, yang sering dilakukan adalah
mengambil air dari dalam tanah. Air tanah diyakini mempunyai kualitas yang
lebih baik karena pencemaran yang relatif kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Banyak air tanah yang digunakan tidak selalu sesuai dengan syarat
kesehatan. Hal ini disebabkan seringkali ditemui air yang mengandung bibit
penyakit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan sakit pada orang yang
mengkonsumsinya. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai baku mutu
air minum yang didapat dari sumur jumlahnya makin lama makin berkurang
(Razif, 2001).
Salah satu keprihatinan yang layak untuk diperhatikan adalah kasus air
sumur yang diduga tercemar yang terdapat di beberapa rumah warga Dasa Wisma
RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga setempat, air yang digunakan masih
berbau dan berwarna, dan pengelolaan air untuk ketersediaan air bersih untuk
minum tidak berhasil. Apabila dikaitkan dengan baku mutu air minum menurut
persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, air sumur
warga belum layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh air sumur yang
belum memenuhi persyaratan wajib dari parameter fisik yang ditentukan.
Persyaratan tersebut yaitu air tidak berbau dan tidak berwarna. Selain persyaratan
fisika, air sumur juga harus memenuhi persyaratan kimia dan biologis.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan warga Dasa Wisma
RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul,
maka perlu dilakukan pengukuran dan pengamatan untuk mengetahui kualitas air
yang bisa digunakan untuk kebutuhan air minum tanpa menyebabkan akibat yang
buruk berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologis. Kebutuhan air bagi setiap
warga harus terpenuhi, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Penelitian terhadap air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak,
Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul merupakan bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sebuah proyek penelitian yang akan diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini difokuskan pada parameter biologis
dalam menganalisa ada tidaknya bakteri Escherichia coli dan menghitung jumlah
bakteri dalam skala yang ditentukan. Bakteri Escherichia coli ini, digunakan
sebagai parameter pencemaran biologis. Untuk meperoleh hasil maksimal dalam
menganalisa parameter biologis, maka disertakan analisa parameter fisik dan
kimia dalam uji kualitas air minum sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul memenuhi persyaratan kualitas air
minum ditinjau dari parameter fisik, kimia dan biologis?
2. Apakah air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengandung cemaran biologis
Escherichia coli?
C. TUJUAN PENELITIAN
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan-
tujuan tersebut sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kualitas air minum pada air sumur warga Dasa Wisma RT
2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul
ditinjau dari parameter fisika, kimia dan biologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran biologis bakteri Escherichia coli
pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul sebagai salah satu parameter
kualitas air minum.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat. Manfaat tersebut
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk memperoleh informasi
tentang pencemaran yang terdapat pada air sumur.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk mengaplikasikan dan
mengembangkan ilmu Biologi, terutama dalam menganalisa pencemaran yang
terjadi pada air sumur.
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat digunakan pemerintah untuk memperoleh informasi
wilayah yang layak untuk diperhatikan dalam penyediaan air minum.
4. Bagi Guru Biologi
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang
berkaitan dengan pencemaran lingkungan.
5. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencemaran Air
Pencemaran air diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alami sehingga kualitas air turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya (Mahida, 1984). Pencemaran air sangat
tergantung pada :
1. faktor alami
2. faktor buatan
1. Faktor Alami
Faktor alami yang dimaksudkan, seperti banyaknya populasi bakteri pada
air, yang secara alami dihasilkan oleh kondisi lingkungan yang kemudian
mempengaruhi kualitas air. Contohnya, seperti kondisi vegetasi, batuan dan tanah
yang buruk.
Faktor alami dari pencemaran air dapat berlaku sebagai pembawa
mikrobia patogen. Mikrobia patogen yang paling sering ditemukan pada air
adalah mikrobia yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Salah satu
organisme ini adalah Escherichia coli. Beberapa penyakit pada saluran
pencernaan adalah demam typhoid, paratyphoid, disentri dan kolera. Organisme
penyebab penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita
infeksi (Pelezar & Chan, 1988).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Faktor Buatan
Faktor buatan yang dimaksudkan, seperti banyaknya sampah yang dibuang
sembarangan, banyaknya limbah-limbah yang tidak diolah dari sentra industri,
maupun sistem irigasi yang buruk. Aliran dari pembuangan limbah rumah tangga,
industri dan pertanian dapat menyebabkan perubahan secara fisik, kimia dan
biologi terhadap kualitas air. Air yang terkontaminasi dan tidak higienis dapat
menyebabkan berkembangbiaknya vektor dan bakteri yang potensial untuk
menyebarkan wabah penyakit (Jeannin et al., 2005).
B. Kualitas Air Minum
Standar mutu air minum untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Standar baku
air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan
oleh WHO.
Adanya standar mutu kualitas air minum dapat dinilai kelayakan
pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga yang bertujuan untuk
memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat,
terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan
mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum (Kusnaedi, 2010).
Persyaratan air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010, dapat ditinjau dari :
1. parameter fisika
2. parameter kimia
3. parameter biologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Parameter Fisika
Parameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu,
warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Parameter ini dapat diidentifikasi dari
kondisi fisik air. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang
baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/tawar dan suhu
untuk air minum idealnya ± 30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan
terlarut diameter < 10 -6 dan koloid (diameter 10 -6 - 10 -3 mm) yang berupa
senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2003).
2. Parameter Kimia
Parameter kimia menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dikelompokkan menjadi kimia anorganik
dan kimia organik. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer,
Turbidimeter dan Test-KIT. Air yang baik idealnya tidak mengandung zat kimia
anorganik yang berupa logam, zat-zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun.
Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses
pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai
penyebab kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005). Air yang baik idealnya juga
tidak mengandung zat kimia organik yang berupa insektisida dan herbisida.
3. Parameter Biologis
Parameter biologis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya menggunakan mikrobiologi
seperti bakteri Coliform dan E. coli sebagai organisme petunjuk. Air yang baik
idealnya tidak mengandung bakteri Coliform dan E. coli. Dalam laboratorium,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
istilah total Coliform dan E. coli menunjukkan jumlah bakteri Coliform dan E. coli
yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas (Mulia, 2005).
C. Perubahan Kualitas Air
Dix (1981) menyatakan bahwa air alami tidak dapat didefinisikan, tetapi
dapat ditentukan keadaannya dari segi fisik, kimia dan keberadaan kondisi
biologisnya. Parameter yang perlu diperhatikan untuk menentukan kualitas
perairan antara lain :
1. suhu
2. kekeruhan/turbiditas
3. warna, bau dan rasa
4. alkalinitas
5. pH
6. dissolved oxygen (Oksigen Terlarut)
7. unsur nitrogen (N)
8. kesadahan
9. besi (Fe)
10. mikrobiologis
1. Suhu
Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat.
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Pada termometer, zat yang paling
banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Pengukuran suhu diperlukan karena
suhu mempengaruhi reaksi kimia perairan dan juga kelarutan beberapa zat di
dalam air serta perkembangan mikroorganisme. Adanya suhu menunjukkan
kecenderungan aktivitas-aktivitas kimiawi dan biologis, pengentalan, tekanan uap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tegangan permukaan dan nilai-nilai penjenuhan dari benda-benda padat dan gas.
Menurut Odum (1971) dalam Sundra (1997), fluktuasi suhu perairan diakibatkan
oleh komposisi substrat, kekeruhan, curah hujan, angin dan reaksi-reaksi kimia
dari penguraian sampah di dalam air.
2. Kekeruhan/Turbiditas
Kekeruhan air atau sering disebut turbiditas adalah salah satu parameter
uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui
dengan besaran NTU (nephelometer turbidity unit) setelah dilakukan uji aplikasi
menggunakan alat turbidimeter. Besaran kekeruhan air minum yang memenuhi
syarat kesehatan berdasarkan acuan yang berlaku adalah tidak lebih dari 5 NTU,
secara visual kekeruhan air ini tidak akan terlihat oleh mata. Atas dasar
pengalaman bahwa setelah melebihi dari 10 NTU kekeruhan air akan nampak
secara visual. Kekeruhan terjadi disebabkan oleh kehadiran zat organik yang
terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid atau benda
terapung yang tidak mengendap dengan segera. (Yusup, 2012). Semakin jernih air
maka akan menghambat perkembangbiakan bakteri yang mungkin ada dalam air.
Selain itu dalam air yang keruh akan sulit dilakukan desinfeksi karena mikroba
akan terlindungi zat tersuspensi tersebut (Slamet, 1996).
3. Warna, Bau dan Rasa
Warna, bau dan rasa adalah beberapa parameter uji fisik dalam analisis air
yang dapat diketahui menggunakan panca indra manusia. Air minum sebaiknya
tidak berwarna untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Air yang layak untuk diminum biasanya tidak
memberikan rasa. Air yang berasa dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dapat membahayakan kesehatan (Slamet, 1996). Adanya bau dan rasa pada
air minum akan mengurangi daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi air
tersebut. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan disebabkan oleh adanya
bahan-bahan organik yang membusuk.
4. Alkalinitas
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi
kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas
air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts
& Ir. S. Sumetri. S, 1987).
Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air. Alkalinitas optimal
pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5
ppm. Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan
kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga
menurunkan keasaman dan menaikkan pH.
5. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Air minum sebaiknya
netral, tidak asam atau basa. Hal ini untuk mencegah terjadinya pelarutan logam
berat. Air adalah bahan pelarut yang baik. Jika dibantu dengan pH yang tidak
netral maka dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang ada di dalam air
(Slamet, 1996). Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam
dan basa dalam air, serta mencirikan suatu pengukuran konsentrasi ion hidrogen
dalam larutan. Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat akan menaikkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat akan
menaikkan asam (Purnama, 1997).
6. Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut atau DO merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi yang
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam air. Semakin besar nilai DO
pada air, mengindikasikan bahwa air memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya
jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air telah tercemar. Oksigen terlarut
akan menentukan apakah perubahan biologi berlangsung secara aerob atau
anaerob (Purnama, 1997).
DO juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan pencemaran
limbah baik domestik maupun industri. Jika ditinjau dari segi air minum, kadar
DO rendah tidak menimbulkan masalah, namun berdampak pada aktivitas bakteri
pengurai bahan organik. Aktivitas bakteri dengan tingginya oksigen terlarut dapat
berperan dalam menguraikan bahan-bahan organik menjadi komponen yang lebih
sederhana sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya lagi. Namun apabila
oksigen terlarut rendah, maka bakteri tidak dapat bekerja dalam menguraikan
bahan-bahan organik (Purnama, 1997).
7. Unsur (N)
Nitrogen adalah nutrien penting dalam kehidupan mahluk hidup. Proporsi
unsur nitrogen di dalam air yang tercemar dapat berupa nitrogen organik dan
nitrogen ammonia. Senyawa nitrogen organik dapat ditransformasi menjadi
nitrogen ammonia dan dioksidasi menjadi nitrogen nitrit dan nitrat dalam sistem
biologis (Saeni, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Amonia (NH3), nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-) merupakan senyawa-
senyawa yang mengandung unsur nitrogen (N). Unsur N sebagai salah satu unsur
makro yang penting dibutuhkan untuk petumbuhan suatu organisme. Di dalam
perairan, kebanyakan senyawa-senyawa nitrogen dijumpai dalam bentuk organik
dan anorganik (Mahida, 1997).
8. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Air yang mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi sangat merugikan
karena dapat menimbulkan karatan (korosi) pada peralatan yang terbuat dari besi,
sabun kurang membusa dan menimbulkan endapan atau kerak dalam wadah
pengolah.
Berdasarkan jenisnya, tingkat kesadahan air dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
a. kesadahan sementara (temporer)
b. kesadahan tetap (permanen)
a. Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat ( CO3+
) dan
bikarbonat (HCO3-
) dari Ca dan Mg. Garam karbonat merupakan garam yang
tidak larut, sedangkan garam bikarbonat merupakan garam yang dapat larut.
Garam karbonat dengan adanya air dan karbondioksida di udara membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
garam bikarbonat yang dapat dapat larut dalam air. Semakin tinggi kadar CO2 di
udara maka semakin tinggi pula kelarutannya sehingga air semakin sadah.
b. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl-) dan
sulfat (SO42-
) dari Ca dan Mg. Kesadahan yang disebabkan oleh garam-garam
tersebut bersifat tetap dan sangat sulit dihilangkan. Berdasarkan sifat
kesadahannya, air dapat dibedakan menjadi 4 golongan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Derajat kesadahan air berdasarkan kandungan CaCO3 (Masudah, 2003)
No Derajat Kesadahan Kandungan CaCO3 (mg/L)
1 Lunak 0-75
2 Agak Sadah 76-150
3 Sadah 151-300
4 Sangat Sadah > 300
9. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah elemen yang banyak di batuan dan merupakan salah satu
elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua
lapisan geologi dan semua badan air (Toth, 1984 dalam Kodoatie, 1996).
Penampilan fisik yang buruk pada air mampu menggambarkan kualitas kimia
maupun biologi yang tidak memenuhi standar. Contohnya pada air dengan
kandungan besi (Fe) yang tinggi.
Kandungan besi yang tinggi ini dapat diketahui dari bau “amis” yang
sangat khas dan warna air yang kekuningan (World Poultry, Vol 25 No. 3, 2009).
Perubahan kondisi air yang semula jernih menjadi keruh dan beberapa saat
dibiarkan akan menjadi kekuning-kuningan merupakan tanda bahwa air tersebut
mengandung besi (Fe) dengan konsentrasi yang tinggi (Said, 2002). Reaksi antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
udara yang mengandung oksigen dengan air yang mengandung konsentrasi besi
(Fe) tinggi akan menghasilkan endapan berwarna kekuning-kuningan
(Degreemont, 1991).
Kadar besi (Fe) dalam air yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum sebesar 0,3
mg/l. Air yang mengandung kadar besi yang cukup tinggi dapat menyebabkan air
tersebut tercemar sehingga dapat menimbulkan keracunan pada tubuh. Air yang
mengandung zat besi melebihi batas toleransi akan menunjukkan warna merah
kecoklatan, berbau dan rasa yang tidak normal.
10. Mikrobiologis
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan
secara langsung melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat
kecil ini disebut sebagai mikroorganisme. Mikroorganisme sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, contohnya adalah mikroorganisme yang hidup
dalam air.
Air mengandung bermacam-macam mikroorganisme yang berasal dari
berbagai sumber. Sumber-sumber yang dimaksud antara lain dari udara, tanah,
sampah, lumpur, tanaman atau hewan yang mati, kotoran manusia atau hewan
maupun dari bahan organik lainnya (Imamuddin, 1999). Menurut Pelezer dan
Chan (1988), mikroorganisme indikator dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar
oleh bahan tinja atau kotoran hewan berdarah panas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme atau bakteri sebagai indikator
yang baik adalah terdapat dalam air yang tercemar dan tidak ditemukan dalam air
yang tidak tercemar, terdapat di dalam air yang ada bakteri patogennya, jumlah
mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar pencemar, mempunyai
kemampuan bertahan hidup lebih lama daripada bakteri yang patogen,
mempunyai sifat yang seragam, tidak berbahaya bagi manusia dan hewan,
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada bakteri yang patogen, mudah
didieteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Ada beberapa jenis
mikroorganisme indikator dalam air yang dikategorikan dalam mikrorganisme
indikator primer.
Mikroorganisme yang sering digunakan sebagai indikator primer adalah
bakteri golongan Coliform, Streptococci, Enterococci dan Staphylococci. Bakteri
Coliform bersifat aerobik dan fakultatif anaerobik, gram negatif, tidak membentuk
spora, berbentuk batang dan mampu memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan gas dan asam pada 350 C dalam waktu 24 – 48 jam. Bakteri
Coliform termasuk Familia Enterobacteriaceae yang terdiri dari Genus
Enterobacter, Klebsiella dan Citrobacter (Toranzos, 2002).
Thermatolerant Coliform (koliform fekal) adalah semua bakteri yang
termasuk dalam total koliform tetapi mampu tumbuh dan memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan gas dan asam pada 44,5 ± 0,2oC. Kelompok fekal
koliform mempunyai karakteristik biokimiawi yaitu, tidak menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon, mempunyai enzim triptofan, kurang mampu
menghidrolisis urea, negatif untuk uji Voges-Proskauer dan positif untuk uji
metil-red. Bakteri yang termasuk dalam koliform termotoleran adalah anggota
Genus Klebsiella dan Coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
D. Bakteri Escherichi coli
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang
yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Beberapa
jenis Escherichia coli dapat bersifat patogen. yaitu serotipe-serotipe yang masuk
dalam golongan Escherichia coli Enteropatogenik, Escherichia coli Enteroinvasif,
Escherichia coli Enterotoksigenik dan Escherichia coli Enterohemoragik. Jadi
adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut
pernah terkontaminasi kotoran manusia. Klasifikasi Escherichia coli menurut
Songer dan Post (2005) :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
O rdo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia Gambar 2.1. Escherichia coli
Spesies: Escherichia coli www.bacteriairphotos.com
Bakteri Escherichia coli digunakan secara efektif sebagai indikator
kualitas air selama beberapa tahun di Eropa dan terakhir dalam peraturan air
minum di Amerika sebagai indikator spesifik dalam kontaminasi fekal (Toranzos,
2002). Pelezar (1958) menyatakan bakteri Escherichia coli dan kelompok bakteri
coli lainnya hampir memenuhi persyaratan sebagai indikator pencemaran tinja
yang dapat diandalkan. Menurut Imamuddin (1999), apabila densitas Escherichia
coli dalam suatu perairan relatif banyak, maka peluang keberadaan organisme
patogen dan pencemar di perairan tersebut juga tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kelompok bakteri coli adalah bakteri pencemar yang hidup pada air
kotordan dan digunakan sebagai jasad indikator di dalam substrat air yang banyak
mempunyai persamaan sifat. Escherichia coli dapat dijadikan indikator adanya
jasad patogen di dalam air (Suriawiria 1993). Bakteri E.coli juga paling banyak
digunakan sebagai indikator sanitasi. Bakteri ini bersifat patogen karena dapat
menyebabkan infeksi pada usus manusia dan hewan. Tingginya kandungan
bakteri E.coli pada sumur terjadi karena jarak sumur dan septic tank berdekatan
dengan jarak kurang dari 10 meter (Trisnawulan, 2007).
E. Uji Bakteriologis Air Minum
Uji bakteriologis Escherichia coli dalam sampel air digunakan metode
tabung fermentasi MPN (Most Probable Number) yang meliputi tes pendugaan
(presumptive test), tes penegasan (comfirmed test) dan tes pelengkap (completed
test). MPN merupakan modifikasi dari metode presence absece.
Jika pada presence absence hanya digunakan satu sampel, maka pada
MPN digunakan pada berbagai tabung dengan jumlah sampel yang diencerkan.
Hasil positif dan negatif dari tiap tabung dapat digunakan untuk menghitung
jumlah koloni mikroorganisme. Perhitungannya dapat digunakan tabel yang bisa
didapatkan pada metode standard (Pelczar dan Chan, 2006). Selain itu dilakukan
serangkaian uji identifikasi bakteri Escherichia coli menurut karakteristiknya. Uji
identifikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa reagen dan media khusus.
Uji bakteri dalam perairan dilakukan dengan tahap-tahap uji bakteriologis, yakni :
1. uji pendugaan
2. uji penegasan
3. uji pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1. Uji Pendugaan
Pada tahap uji pendugaan, dilakukan untuk menduga ada tidaknya bakteri
dengan menggunakan tabung yang dapat menghasilkan gas dalam masa inkubasi.
Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang
memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji penegasan. Uji pendugaan ini
merupakan uji biokimia untuk menemukan bakteri dengan medium spesifik.
Medium ini dapat membuktikan reaksi positif dalam bentuk gas apabila ada spora
Escherichia coli berdasarkan kontrol positif ATCC E.coli 25922 (Hansen, 1984).
2. Uji Penegasan
Pada uji penegasan dilakukan untuk menegaskan bahwa hasil dari uji
pendugaan terbentuk disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan bukan
disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas. Uji
penegasan menggunakan media spesifik yang diinokulasikan dengan teknik pour
plate dari setiap tabung pengenceran. Media ini dapat membuktikan reaksi positif
apabila ditemukan koloni Escherichia coli dalam bentuk koloni yang berwarna
hijau berdasarkan kontrol positif ATCC E.coli 25922 (Taylor, 1961).
3. Uji Pelengkap
Uji pelengkap dilakukan untuk membuktikan koloni yang menunjukkan
ciri-ciri morfologi sebagai kelompok bakteri Escherichia coli. Hasil dari uji
penegasan setelah diinkubasikan pada suhu 350 C selama 48 jam, kemudian
diinokulasikan pada gelas benda dan dilakukan pengecatan gram, lalu diamati
dibawah mikroskop. Untuk menentukan koloni bakteri Escherichia coli dengan
menyatakan kebenaran hasil harus disesuaikan dengan kontrol positif ATCC
E.coli 25922 (Taylor, 1961).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
F. Persyaratan Kualitas Air Minum
Persyaratan kualitas air minum yang layak menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010.
Tabel 2.2. Parameter Persyaratan Wajib
No. Jenis Parameter Satuan Kadar
maksimum
1
Jenis parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a) Parameter Mikrobiologi
1) Escherichia coli /100 ml sampel 0
2) Bakteri Coliform /100 ml sampel 0
b) Kimia An-Organik
1) Arsen mg/l 0,01
2) Fluorida mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
5) Nitrit (sebagai NO2-) mg/l 3
6) Nitrat (sebagai NO3-) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
2 Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan
a) Parameter Fisik
1) Bau tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) TDS mg/l 500
4) Kekeruhan NTU 5
5) Rasa tidak berasa
6) Suhu oC suhu udara ± 30
b) Parameter Kimiawi
1) Alumunium mg/l 0,2
2) Besi mg/l 0,3
3) Kesadahan mg/l 500
4) Khlorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0,4
6) pH 6,5 – 8,5
7) Seng mg/l 3
8) Sulfat mg/l 250
9) Tembaga mg/l 2
10) Amonia mg/l 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
G. Kerangka Berpikir
Pencemaran dalam suatu lingkungan dapat terjadi akibat kondisi
lingkungan yang buruk, misalnya dari aktivitas manusia di lingkungan tersebut.
Bentuk aktivitas yang sering dijumpai yaitu seperti MCK (mandi, cuci dan kakus),
mencuci baju, mencuci piring. Kegiatan semacam ini akan menghasilkan limbah
yang sebagian besar bercampur dengan air tanah. Sehingga air tanah akan dapat
dipengaruhi oleh sifat-sifat biologi, kimia dan fisika yang akan menyebabkan
tingginya zat-zat pencemar.
Tingginya zat-zat pencemar dapat mengindikasi hadirnya bakteri
pencemar yang hidup pada air yang kotor, misalnya bakteri golongan coli.
Golongan bakteri coli dapat digunakan sebagai jasad indikator di dalam substrat
air. Menurut Suriawiria (1993), menyatakan bahwa Escherichia coli dapat
dijadikan indikator adanya jasad patogen di dalam air. Sifat-sifat bakteri golongan
coli antara lain bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan
mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperature 37◦C dengan
membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam.
Banyak sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul berwarna kuning dan menimbulkan bau
khas yang “amis”. Hal ini diduga mengandung cemaran kimia berupa besi (Fe).
Beberapa sumur warga juga berdekatan dengan septick tank dengan jarak rata-rata
7 meter sampai 10 meter. Dengan jarak yang dekat seperti itu, diduga air sumur
mengandung pencemaran biologis bakteri Escherichia coli.
Kehadiran bakteri Escherichia coli dalam air sumur dapat disebabkan
adanya cemaran dari tinja kotoran manusia ataupun hewan berdarah panas yang
masuk ke dalam air sumur melalui resapan air tanah. Apabila pada air sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul ditemukan bakteri ini, maka bakteri Escherichia
coli dapat dijadikan sebagai indikator adanya jasad-jasad patogen. Dasar
pernyataan ini sesuai dengan Pelezar (1958) yang menyatakan, bahwa bakteri
Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya hampir memenuhi persyaratan
sebagai indikator pencemaran tinja yang dapat diandalkan.
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang dikaitkan dengan landasan teori
penelitian, air sumur warga Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT 2, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul dapat dihipotesiskan sebagai berikut.
1. Air sumur yang berwarna kekuningan dan bau khas yang “amis” menunjukan
adanya bahaya pencemaran kimia yang berupa besi (Fe).
2. Letak beberapa sumur yang berdekatan dengan septic tank, dapat diduga
menyebabkan pencemaran biologis bakteri Escherichia coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian terdiri dari kata “methodolgy” yang berarti ilmu tentang
jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya (Hatimah, 2007: 83). Beberapa aspek yang terdapat di
dalamnya meliputi jenis penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, sampel
penelitian, teknik pengolahan data serta analisis data. Jenis penelitian ini adalah
jenis penelitian studi kasus.
B. Sampel Penelitian
Sampel yang diambil berupa air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun
Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Sampel air
sumur diambil secara stratified random sampling. Metode pengambilan sampel ini
memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi dan memberikan pada tiap-tiap
sampel punya peluang sama untuk diambil secara acak pada tiap kuadran,
sehingga dapat terpilih sebagai sampel. Setelah mendapatkan jumlah total sampel
sumur, kemudian memberikan penomoran pada masing-masing sumur di setiap
kuadran. Teknisnya membuat lintingan kertas yang berisi nomor-nomor yang
berjumlah sama dengan jumlah total nomor yang ditempel pada masing-masing
kuadran. Setelah itu secara acak diambil lintingan kertasnya. Nomor kertas yang
terambil merupakan nomor sampel dari tiap kuadran.
Pengambilan air sampel dilakukan secara aseptis. Alat-alat seperti botol
gelap, penutup botol, tali dan pemberat yang digunakan untuk mengambil sampel
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
air harus disterilkan terlebih dahulu. Pada saat pengambilan sampel, dengan
membasahi alkohol 96 % terlebih dahulu di sekeliling mulut botol, lalu tutup botol
dibuka, kemudian botol dimasukkan ke dalam sumur. Setelah itu, secepat
mungkin botol kembali ditutup untuk mencegah kontaminasi dari luar.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2013 hingga 20
September 2013. Tempat penelitian in situ akan dilaksanakan di wilayah Dasa
Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten
Bantul. Penelitian pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium
Kesehatan Gading dan di Laboratorium Biologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Sleman.
D. Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa peralatan untuk memperoleh data.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. cawan petri 10. test-KIT
2. bunsen 11. pH meter
3. pipet ukur 12. spektrofotometer
4. tabung reaksi 13. turbidimeter
5. gelas benda 14. termometer
6. autoklaf 15. erlenmeyer
7. jarum ose 16. botol gelap
8. beker glass 17. mikroskop cahaya
9. ember 18. photometer wastewater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Penelitian ini menggunakan beberapa bahan untuk memperoleh data.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. TBX (Trypton Bile-X Glucuronide) 6. cat gram B lugol’s iodine
2. aquades 7. cat garm C aceton-alkohol
3. alkohol 96% 8. cat gram D safranin
4. ECB (Escherichia coli Broth)
5. cat gram A Hucker’s cristal violet
E. Prosedur Kerja
1. Penelitian Pendahuluan
Observasi objek dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sumur-
sumur yang akan diambil sampel airnya dan keadaan lingkungan sekitar sumur.
2. Sampling
Pengambilan sampel air yang akan diteliti diambil dari 8 sumur. Jumlah
sampel yang diambil dari jumlah total populasi sumur warga Dasa Wisma RT 2,
Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
3. Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia
a. Suhu
Pengukuran suhu udara dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur suhu
sebagai berikut.
1. Gantungkan termometer di udara selama 5 menit
2. Ambil 1 ember air sumur
3. Benamkan termometer ke dalam air selama ± 5 menit
4. Amati skala Termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan berdasarkan pada prinsip persebaran sinar. Cara
kerja untuk mengukur kekeruhan sebagai berikut.
1. Standarkan turbidimeter
2. Siapkan satu buah botol sampel air
3. Masukan tabung kuvet yang berisi 25 ml air sampel
4. Amati skala dalam turbidimeternya
c. Bau, Rasa dan Warna
Untuk pengukuran bau, rasa dan warna dilakukan in situ. Dilakukan
dengan pengambilan sampel dan pengukuran dilakukan secara fisiologis.
d. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur derajat pH
sebagai berikut.
1. Ambil 1 ember air sumur
2. Celupkan alat pH meter elektrik ke dalam sampel air sumur
3. Biarkan selama ± 5 menit dan amati skala pH meternya
e. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
Pengukuran DO dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur Oksigen
Terlarut sebagai berikut.
1. Ambil 1 ember air sumur
2. Celupkan alat DO meter ke dalam sampel air sumur
3. Biarkan selama ± 5 menit
4. Amati skala DO meternya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
f. Ammonia
Pengukuran amonia dilakukan di Laboratorium Biologi. Cara kerja untuk
mengukur amonia sebagai berikut.
1. Ambil 10 ml sampel
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi Photometer Wastewater
3. Biarkan selama ± 5 menit dan amati skalanya
g. Nitrit (NO2)
Pengukuran nitrit dilakukan di Laboratorium Balai Kesehatan Gading.
Cara kerja untuk mengukur nitrit sebagai berikut.
1. Ambil 50 ml sampel
2. Masukan ke dalam Erlenmeyer 100 ml
3. Tambahkan 2 ml reagen warna
4. Tunggu paling lama 10 menit dan tidak lebih dari 2 jam
5. Masukkan ke dalam kuvet pada spektrofotometer
6. Ukur serapannya pada panjang gelombang spektrum
h. Nitrat (NO3)
Pengukuran nitrat dilakukan di Laboratorium Balai Kesehatan Gading.
Cara kerja untuk mengukur nitrat sebagai berikut.
1. Ambil 10 ml sampel dan masukan ke dalam gelas piala 100 ml
2. Tambahkan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4 95%
3. Dikocok hingga homogen
4. Tambahkan 0,5 larutan Brusin-Asam Sulfanilat
5. Rendam dalam air sampai temperatur kamar
6. Masukkan ke dalam kuvet pada Spektrofotometer
7. Ukur serapannya pada panjang gelombang spectrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
i. Alkalinitas
Pengukuran alkalinitas dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur
alkalinitas sebagai berikut.
1. Ambil sampel sebanyak 5ml
2. Tetesi phnolftelein sebanyak 1 tetes
3. Campur perlahan sampai larutan berubah menjadi warna pink/merah
4. Suntikkan HI 3811-0 secara perlahan
5. Kocok sampai warna larutan menjadi pudar
6. Amati skala pada suntikan lalu hasil dikali 300
j. Iron (Fe)
Pengukuran iron dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur Iron (Fe)
sebagai berikut.
1. Ambil 10 ml sampel
2. Beri HI 3834 kemudian dikocok
3. Masukkan dalam komprator selama 4 menit dan amati skalanya
k. Hardness (Kesadahan)
Pengukuran hardness dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur
kesadahan sebagai berikut.
1. Ambil 5 ml sampel dan tetesi buffer sebanyak 5 tetes
2. Campurkan perlahan dan tetesi calmagite indicator sebanyak 1 tetes
hingga berwarna merah keunguan
3. Suntikkan HI 3812 secara perlahan sambil dikocok hingga berwarna
biru
4. Amati skala yang ada pada suntikan kemudian hasil dikali 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. Pembuatan Media
Pembuatan media tanam untuk bakteri dilakukan di laboratorium Balai
Kesehatan Gading. Pembuatan media dilakukan dengan cara aseptis. Media-media
yang dibuat adalah :
a. Escherichia coli Broth (ECB). Cara pembuatannya sebagai berikut.
1. Masukkan sebanyak 40 g ECB dalam 1 liter aquadest
2. Larutkan tanpa pemanas
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml yang dilengkapi
tabung Durham
4. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 100ºC selama 30 menit
5. Dinginkan segera sampai suhu 25 oC
b. TBX (Trypton Bile-X Glucuronide). Cara pembuatannya sebagai berikut.
1. Sebanyak 1 g TBX, masukkan dalam 1 liter aquadest
2. Larutkan dengan pemanas
3. Dinginkan segera sampai suhu 37 oC.
4. Siapkan cawan petri untuk teknik spread plate dan pour plate
5. Uji Parameter Biologis
Dalam pemeriksaan bakteri Escherichia coli ini menggunakan metode
MPN (Most Probable Number). Tahapan-tahapan uji bakteriologis ini sebagai
berikut, yakni :
a. uji pendugaan
b. uji penegasan
c. uji pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Uji Pendugaan
Beberapa teknik dalam uji pendugaan dengan kontrol positif E.coli 25922
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut, yakni :
1. Inokulasikan 1 ml sampel air ke dalam medium fermentasi laktosa
Escherichia coli Broth dengan pengenceran cair 10x secara aseptis
2. Inkubasikan pada temperatur 44o C selama 48 jam
3. Hasil positif adanya E.coli ditandai dengan kekeruhan pada medium
pengenceran dan terbentuknya gas
b. Uji Penegasan
Cara mengetahui morfologi koloni bakteri pada cawan petri menggunakan
teknik Streak Plate dengan kontrol positif ATCC E.coli 25922, dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut.
1. Inokulasikan sampel pada cawan petri berisi medium TBX (Trypton
Bile-X Glucuronide)
2. Inokulasi dengan teknik streak plate menggunakan jarum ose
3. Inkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam
4. Hasil positif ditandai dengan munculnya koloni hijau
Cara mengetahui morfologi koloni bakteri pada cawan petri menggunakan
teknik Pour Plate, dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1. Masukan 1 ml sampel ke dalam cawan petri steril
2. Tuangkan medium TBX (Trypton Bile-XGlucuronide) pada cawan petri
3. Inokulasi dengan teknik poor plate
4. Inkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam
5. Hasil positif ditandai dengan munculnya koloni berwarna hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Uji Pelengkap
Teknik dalam uji pelengkap pada pengecatan gram dengan kontrol positif
E.coli 25922, dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1. Siapkan gelas benda
2. Bersihkan dengan alkohol
3. Lewatkan di atas nyala lampu spritus
4. Ambil secara aseptik satu ose suspensi isolat bakteri
5. Letakkan pada gelas benda lalu dikering-anginkan
6. Isolat difiksasi dengan melewatkannya di atas nyala api lampu spritus
7. Tetesi dengan cat Gram A (Hucker’s crystal violet)
8. Diamkan selama 1 menit
9. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan,
10. Tetesi preparat dengan larutan mordan Gram B (lugol’s iodine)
11. Diamkan selama 1 menit
12. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan
13. Tetesi larutan peluntur Gram C (aceton-alcohol)
14. Diamkan 30 detik
15. Cuci preparat dengan air mengalir dan
16. Preparat dikering-anginkan
17. Beri cat penutup Gram D (safranin) selama 2 menit.
18. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan.
19. Amati dengan mikroskop cahaya
20. Hasil positif bakteri gram negatif akan berwarna merah sedangkan
bakteri gram positif akan tampak berwarna violet-biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Bagan Teknik Isolasi Bakteri Escherichia coli
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
observasi. Observasi ini berupa wawancara secara langsung dengan pemilik objek
penelitian dan melihat secara langsung kondisi lingkungan. Kemudian dalam
mendapatkan validitas data dilanjutkan pada uji kualitas air secara fisik, kimia
dan biologi. Uji kualitas air ini berupa pengukuran dan pengamatan berdasarkan
tabel parameter kualitas air minum.
G. Analisis Data
Dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunakan 2 metode yang
berbeda. Metode-metode yang digunakan sebagai berikut.
1. Analisis data untuk parameter biologis dengan metode MPN (Most Probable
Number. Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri yang
terdapat dalam sampel uji.
2. Analisis data pada uji parameter fisika dan parameter kimia dengan
menggunakan metode pendekatan induktif dari hasil pengukuran dan
pengamatan. Tujuan dari metode ini adalah mengambil kesimpulan dari data-
SAMPEL A
SAMPEL B
PENGENCERAN 10x
UJI PENDUGAAN
UJI PENEGASAN
UJI PELENGKAP
SAMPEL C
SAMPEL D
SAMPEL E
SAMPEL F
SAMPEL G
SAMPEL H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
data yang bersifat khusus, yang diperoleh dari fakta atau peristiwa yang
konkrit (Sutrisno, 1986).
Data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran dibuat dalam bentuk
diagram batang kemudian dibandingkan dengan baku mutu air minum sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 serta dikaitkan dengan
teori-teori, jurnal dan penemuan yang nyata yang disajikan secara dekriptif.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini yaitu
Test-KIT, Photometer Wastewater, Turbidimeter, Spektrofotometer, Termometer
air, Mikroskop Cahaya, pH meter, DO meter dan table data.
Instrument penelitian yang digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut.
1. Test-KIT dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI3817
2. Photometer Wastewater dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI83214
3. Turbidimeter dengan merk HACH type 2100N
4. Spektrofotometer dengan merk ZIMADZU type 1700
5. Termometer air type 1 per 1 oC
6. pH meter dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI98107
7. DO meter dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI9142
Tabel data yang digunakan sebagai acuan untuk mendata hasil uji dari
setiap parameter yang diukur. Tabel data disesuaikan dengan pedoman Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.1. Data Pengukuran Parameter Uji Air Sumur
Jenis Parameter Satuan Kadar
a) Parameter Fisik
1) Bau
2) Warna
3) Kekeruhan NTU
4) Rasa
5) Suhu oC
b) Parameter Kimiawi
1) Besi mg/l
2) Kesadahan mg/l
3) pH
4) Amonia mg/l
5) Nitrat (sebagai NO3-) mg/l
6) Nitrit (sebagai NO2-) mg/l
c) Parameter Biologis
1) E.coli / 100 ml sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
I. Tabel 3.2 Agenda Pelaksanaan Penelitian
BULAN
1 2 3
MINGGU MINGGU MINGGU
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penelitian pendahuluan
Uji Parameter Fisik Dan Parameter
Kimia
Pembuatan Media Agar
Uji Parameter Biologis
Pembuatan Tabel Parameter dan
Pengambilan Data
Analisis Data
Penyusunan Naskah Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengukuran parameter fisik, kimia dan biologis dari sampel
air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul, diperoleh hasil pada tabel-tabel berikut.
Tabel 4.1. Hasil uji parameter fisik (lampiran 1)
NO Parameter
Fisika
Sampel
A B C D E F G H
1 Bau + + + + + + + +
2 Rasa + + + + + + + +
3 Warna
ku-
ning
be-
ning
ku-
ning
ke-
ruh
ku-
ning
be-
ning
ku-
ning
ke-
ruh
ku-
ning
ke-
ruh
ku-
ning
be-
ning
ku-
ning
be-
ning
ku-
ning
be-
ning
4 Kekeruhan
(NTU) 32,0 20,0 12,7 18,6 14,2 15,6 10,0 6,4
5 Suhu 29oC
28,5o
C 29
oC 28
oC 28
oC 29
oC
28,5o
C 29
oC
Keterangan : Tanda (+) pada bau menunjukan bahwa air tersebut memiliki bau,
seperti bau amis. Tanda (+) pada rasa menunjukan bahwa air tersebut memiliki
rasa. Tanda (-) menunjukan bahwa sampel tidak memiliki bau dan rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.2. Hasil uji parameter kimia (lampiran 2)
No Parameter
Kimia
Sampel
A B C D E F G H
1 Besi (mg/L) 2 1 3 3 2 1 1 1
2 Kesadahan
(mg/L) 180 270 960 120 150 360 180 60
3 DO (mg/L) 7 6 9 8 7 8 8 12
4 Alkalinitas
(mg/L) 300 900 600 450 300 600 600 150
5 pH 8,0 7,9 7,8 8,0 7,8 7,9 8,0 7,9
6 Amonia
(mg/L) - - - - - - - -
7 Nitrit(NO2)
(mg/L) 0,003 0,302 0,003 0,106 0,084 0,020 0,018 0,003
8 Nitrat(NO3 )
(mg/L) 1,418 3,380 0,022 3,444 1,285 0,084 0,138 1,368
Keterangan : Tanda (-) pada amonia menunjukan bahwa air tersebut tidak
mengandung amonia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.3. Hasil pengukuran uji parameter biologis (lampiran 3)
No Parameter
Biologi
Jumlah bakteri Escherichia coli per 100ml sampel
A B C D E F G H
1 Replikasi 1 0 0 0 2 0 2 0 0
2 Replikasi 2 0 0 0 2 0 2 0 0
3 Replikasi 3 0 0 0 2 0 2 0 0
Rata-rata 0 ± 0 0 ± 0 0 ± 0 2 ± 0 0 ± 0 2 ± 0 0 ± 0 0 ± 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Pembahasan
Pengukuran parameter fisik, kimia dan biologis dari sampel A, sampel B,
sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G dan sampel H menunjukkan
hasil dengan angka yang bervariasi. Hasil penelitian dapat dianalisa lebih lanjut
secara deskriptif dengan mengacu pada baku mutu air minum Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
1. Bau
Bau merupakan parameter penting dalam kualitas air minum. Secara fisik,
bau pada air dapat dirasakan dengan indera pembau. Dari hasil pengujian sampel
air pada sumur A, sumur B, sumur C, sumur D, sumur E, sumur F, sumur G dan
sumur H dapat dinyatakan bahwa air dari setiap sumur mempunyai bau yang khas
seperti terlihat pada tabel 4.1 yang menunjukan tanda positif. Bau yang timbul
dapat terjadi karena kadar besi (Fe) yang tinggi di dalam air sumur sehingga
menimbulkan bau.
Hasil analisis secara langsung (in situ ) terhadap semua lokasi secara
kualitatif berbau amis. Hasil analisis tersebut memperlihatkan bahwa pada setiap
sumur, mempunyai bau yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu air minum
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
2. Rasa
Pada rasa dan bau mempunyai keterkaitan yang erat. Rasa dan bau pada air
biasanya terjadi bersama-sama. Hal ini terjadi karena adanya rasa dan bau dapat
disebabkan oleh beberapa bahan organik yang membusuk, tipe-tipe mikrobia
tertentu, organisme mikroskopik, persenyawaan kimia berupa zat aktif. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
intensitas bau dan rasa tergantung pada lingkungan, sehingga hasil yang diperoleh
tidak mutlak (Sutrisno, 1991)
Secara fisik, air dapat dirasakan oleh lidah. Rasa pada air menandakan
terjadinya percemaran tertentu dalam air, meski tidak ada satuan pengukurnya.
Dari hasil pengujian sampel air pada sumur A, sumur B, sumur C, sumur D,
sumur E, sumur F, sumur G dan sumur H diperoleh hasil positif, karena air sumur
mempunyai rasa seperti yang ditunjukan dalam tabel 4.1.
Menurut ketentuan tentang baku mutu air minum dari Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, air sumur yang diteliti mempunyai rasa.
Jadi, hal ini tidak memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan.
.
3. Warna
Air sumur yang berwarna kuning bening maupun berwarna kuning keruh
dapat sebagai petunjuk, bahwa air sumur tersebut mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi kesehatan yang sekaligus mempengaruhi nilai estetika pada air.
Warna pada air biasanya dipengaruhi oleh masuknya zat terlarut yang datang dari
asal sumber air baku seperti unsur kimia organik dan anorganik. Unsur kimia
tersebut dapat diakibatkan oleh kadar besi (Fe) yang tinggi dalam air sumur,
sehingga air dapat berwarna kuning (World Poultry, Vol 25 No. 3, 2009)
Dari hasil pengamatan secara in situ, seperti (pada tabel 4.1), semua
sampel uji berwarna kuning (lampiran 4). Dapat terlihat bahwa pada air sumur A
berwarna kuning bening, pada air sumur B berwarna kuning keruh, pada air sumur
C berwarna kuning bening, pada air sumur D berwarna kuning keruh, pada air
sumur E berwarna kuning keruh, pada air sumur F berwarna kuning bening, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
air sumur G berwarna kuning bening, dan pada air sumur H berwarna kuning
keruh.
Hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa warna pada air sumur
diakibatkan oleh kadar besi yang tinggi dari lahan di sekitar sumur maupun dalam
sumur. Sehingga ketika ada resapan air yang masuk ke dalam sumur, unsur besi
(Fe) dapat ikut masuk dan bercampur dengan air yang ada di sumur. Dari data
yang diperoleh, air pada sumur-sumur yang diteliti tidak memenuhi persyaratan
baku mutu air minum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 karena mempunyai warna.
4. Kekeruhan
Kekeruhan pada air sumur menunjukkan bahwa air mempunyai kandungan
partikel dan bahan tersuspensi yang tinggi, sehingga memberikan warna atau rupa
air yang kotor (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi 2003).
Hasil pengukuran menggunakan alat turbidimeter di laboratorium
(lampiran 5), menunjukan tingkat kekeruhan sampel A sebanyak 32,0 NTU,
sampel B sebanyak 20,0 NTU, sampel C sebanyak 12,7 NTU, sampel D sebanyak
18,6 NTU, sampel E sebanyak 14,2 NTU, sampel F sebanyak 15,6 NTU sampel G
sebanyak 10,0 NTU, dan sampel H sebanyak 6,4 NTU (lihat diagram 4.1.4).
Menurut Yusup (2012), kekeruhan dapat terjadi akibat kehadiran zat
organik yang terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat
koloid. Menurut Slamet (1996), banyaknya zat padat tersuspensi akan mendukung
perkembangbiakan bakteri. Semakin jernih air maka akan menghambat
perkembangbiakan bakteri yang mungkin ada dalam air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan hasil yang ditunjukan diagram 4.1.4 semua sampel yang diuji
mempunyai tingkat kekeruhan tidak memenuhi baku mutu air minum dari
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 karena melebihi batas
persyaratan yang hanya 5 NTU. Hal ini disebabkan oleh sumbangan dari berbagai
senyawa organik seperti bakteri dalam air sumur tersebut serta senyawa anorganik
yang berasal dari pelapukan dan logam di dalam air sumur yang bercampur
dengan air dan menyebabkan kepadatan partikel-partikel di dalam sumur semakin
rapat.
5. Suhu
Menurut Odum (1971) dalam Sundra (1997), fluktuasi suhu perairan
diakibatkan oleh komposisi substrat, kekeruhan, curah hujan, angin dan reaksi-
reaksi kimia dari penguraian sampah di dalam air.
Hasil pengukuran suhu secara langsung di lapangan (in situ) menggunakan
termometer, untuk semua sampel air tidak didapatkan hasil dengan perbedaan
fluktasi suhu yang sangat mencolok dengan rentan perbedaan 0,5 oC – 1
oC seperti
yang ditunjukan pada diagram 4.1.5. Suhu pada sampel A sebesar 29oC, sampel B
32
20
12.7
18.6
14.2 15.6
10
6.4 5
0
5
10
15
20
25
30
35 N
TU
Jenis Sampel
Diagram 4.1.4. Tingkat Kekeruhan
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sebesar 28,5oC, sampel C sebesar 29
oC, sampel D sebesar 28
oC, sampel E sebesar
28oC, sampel F sebesar 29
oC, sampel G sebesar 28,5
oC, sampel H sebesar 29
oC.
Dari delapan sampel air sumur, didapatkan rata-rata suhu sebesar 28,6 oC.
Menurut persyaratan baku mutu air minum sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, derajat maksimun untuk suhu berkisar
antara 26 o
C - 30 oC. Jadi suhu dari setiap masing-masing sampel air sumur serta
rata-rata suhunya dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan baku mutu air
minum karena suhu tidak di bawah maupun di atas standar. Hal ini dapat
disebabkan oleh musim, curah hujan dan iklim yang masih normal, sehingga tidak
terjadi peningkatan maupun penurunan suhu yang signifikan.
6. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan elemen yang banyak terdapat di batuan dan
merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat
di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air (Toth, 1984 dalam
Kodoatie, 1996).
29
28.5
29
28 28
29
28.5
29
30
27
27.5
28
28.5
29
29.5
30
30.5
Der
aja
t C
elci
us
Jenis Sampel
Diagram 4.1.5. Suhu
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
sampel E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hasil pemeriksaan in situ terhadap kandungan kadar besi (Fe)
menggunakan test-KIT (iron test), pada air sumur di Dasa Wisma RT 2, Dusun
Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 6)
menunjukkan kandungan besi (Fe) yang masih tinggi. Kadar besi (Fe) air sumur
pada sampel A sebanyak 2 mg/l, kadar besi sampel B sebanyak 1 mg/l, kadar besi
sampel C sebanyak 3 mg/l, kadar besi sampel D sebanyak 3 mg/l, kadar besi
sampel E sebanyak 2 mg/l, kadar besi sampel F sebanyak 1 mg/l, kadar besi
sampel G sebanyak 1 mg/l, kadar besi sampel H sebanyak 1 mg/l. (lihat diagram
4.2.1)
Tingginya kadar besi (Fe) yang larut dalam air sumur ini menimbulkan
permasalahan seperti timbulnya noda pada pakaian putih. Pakaian yang berwarna
putih akan mudah menjadi kekuning-kuningan apabila sering dicuci menggunakan
air sumur tersebut. Kondisi ini terjadi karena pakaian yang telah dicuci yang
kemudian di jemur masih memiliki kandungan air sumur yang masih menetes,
sehingga konsentrasi besi (Fe) dari air tersebut akan mengalami kontak dengan
udara sekitar. Menurut Degreemont (1991), menyatakan bahwa reaksi udara yang
mengandung oksigen dengan air yang mengandung konsentrasi Fe tinggi akan
2
1
3 3
2
1 1 1
0.3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
mg/l
Jenis Sampel
Diagram 4.2.1. Besi (Fe)
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menghasilkan endapan berwarna kekuning-kuningan. Rumus kimia dari reaksi
tersebut, yaitu 4 Fe2+
+ O2 + 8 OH- + 2 H2O → 4 Fe (OH)3. Reaksi ini
menunjukkan permasalahan hingga menimbulkan noda kuning pada pakaian. Hal
ini dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan cara memeras pakaian hingga
benar-benar tidak ada sisa-sisa air yang menetes sebelum dijemur. Sehingga tidak
ada kesempatan terjadinya kontak antara udara dengan air saat dijemur.
Perubahan pada air sumur yang mengandung kadar besi (Fe) yang tinggi
dan menjadi berwarna kuning bening maupun kuning keruh disebabkan oleh
adanya kontak antara (Fe2+
) dalam air dengan udara sekitar lingkungan. Hal ini
sependapat dengan Said (2002), yang menyatakan bahwa perubahan kondisi air
yang semula jernih menjadi keruh dan beberapa saat dibiarkan akan menjadi
kekuning-kuningan merupakan pertanda bahwa air tanah mengandung besi (Fe)
dengan konsentrasi yang tinggi. Pendapat ini diperkuat dari hasil pelatihan yang
dikeluarkan oleh Akademi Teknik Thirta Wiyata (2003), yang menyatakan bahwa
air tanah umumnya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang tinggi yang
dapat menyebabkan kondisi anaerobik sehingga menyebabkan konsentrasi besi
dalam bentuk tidak larut akan tereduksi menjadi besi (Fe2+
) yang larut dalam air.
Hal ini menyebabkan kandungan besi (Fe) dalam air sumur menjadi tinggi.
Apabila air diambil keluar dan terkena udara, lama-kelamaan akan bereaksi lalu
menghasilkan endapan berwarna kuning.
Hal lain yang dapat menyebabkan air berwarna kuning adalah kehadiran
bakteri besi yang menyukai air dengan kandungan kadar Fe2+
yang tinggi. Bakteri
besi ini dapat memanfaatkan Fe2+
sebagai energi untuk pertumbuhannya sehingga
menyebabkan endapan berwarna kekuning-kuningan pada air. Timbulnya endapan
pada air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, baik di sekeliling sumur dekat pipa
serta pada saringan-saringan air dapat disebabkan oleh kumpulan bakteri besi
jenis Crenotrix dan Galionella. Sehingga penurunan kualitas air yang meliputi
bau, rasa dan warna pada air sumur juga dapat disebabkan oleh bakteri besi ini.
Kondisi ini sesuai dengan hasil pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan
Tirta Dharma (2002), yang menyatakan bahwa timbulnya endapan kuning di
dalam pipa disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa,
sehingga mengurangi kualitas air pada bau dan rasa.
Permasalahan lain yang juga dijumpai adalah dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih untuk minum. Berdasarkan diagram 4.2.1, diketahui bahwa kadar besi
yang terkandung dalam sampel air sumur melebihi batas persyaratan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum
yang hanya 0,3 mg/l. Masyarakat setempat yang menggunakan sumber air sumur
untuk memenuhi kebutuhannya sering mengeluh dengan kondisi airnya, yakni air
sumur yang ada apabila baru saja dipompa sangat jernih, tetapi setelah dibiarkan
beberapa waktu akan berubah menjadi kuning keruh.
Adapun yang dilihat secara fisik kondisi airnya berwarna kuning dari
sumurnya. Air sumur ini dimanfaatkan oleh beberapa warga yang kurang mampu
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan memasak.
Namun, air sumur yang dikonsumsi dengan kandungan besi yang tinggi dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum,
belum dirasa memberikan dampak buruk bagi kesehatan warga Dasa Wisma RT
2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
Hal ini diduga karena pengaruh tingginya kadar besi (Fe) yang masuk ke dalam
tubuh tidak dapat dirasakan secara langsung melainkan pengaruhnya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dirasakan ketika terjadi akumulasi kandungan besi dalam tubuh. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Slamet (1996) dalam bukunya yang berjudul Kesehatan
Lingkungan yang menyebutkan bahwa meskipun kadar besi (Fe) diperlukan bagi
tubuh dengan dosis yang tinggi lalu terakumulasi di dalam tubuh dapat merusak
dinding usus dan dinding kapiler darah yang dapat menyebabkan kematian.
7. Kesadahan
Kesadahan air disebabkan oleh adanya Kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg) dari dalam air tersebut. Air yang mempunyai tingkat kesadahan tinggi
sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi pada alat yang terbuat dari
besi. Pada pengukuran kesadahan menggunakan test-KIT (hardness test).
Pengukuran pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 7) mempunyai
tingkat kesadahan yang bervareasi. Pada sampel A sebesar 180 mg/l, pada sampel
B sebesar 270 mg/l, pada sampel C sebesar 960 mg/l, pada sampel D sebesar 120
mg/l, pada sampel E sebesar 150 mg/l, pada sampel F sebesar 360 mg/l, pada
sampel G sebesar 180 mg/l, pada sampel H sebesar 60 mg/l(lihat diagram 4.2.2).
180 270
960
120 150
360
180
60
500
0
200
400
600
800
1000
1200
mg/l
Jenis Sampel
Diagram 4.2.2. Kesadahan
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
sampel E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada diagram 4.2.2 menunjukkan tingkat kesadahan pada sampel C
mempunyai nilai yang tertinggi dari semua sampel air sumur yaitu dengan angka
960 mg/l. Nilai kesadahan ini melampaui syarat baku mutu air minum yang
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yang
kadar maksimumnya hanya 500 mg/l. Nilai kesadahan yang bervareasi ini diduga
diakibatkan oleh kontak air dengan tanah dan pembentukan batuan kapur
akibatnya sabun yang digunakan sulit berbusa. Hal ini disesuaikan dengan
pernyataan Brown (1987) dalam Effendi (2003), yakni bahwa kesadahan air
berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa. Semakin besar kesadahan
air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi.
Busa tak dapat terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan dapat
mengendap. Endapan yang terbentuk dapat menyebabkan pewarnaan pada bahan
yang dicuci. Pada kondisi ini, air dapat mengalami pelunakan atau penurunan
kesadahan yang disebabkan oleh sabun. Apabila dipanaskan dapat menimbulkan
endapan atau kerak pada alat pemanas.
8. DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut atau DO merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi yang
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam air. Berdasarkan hasil
pengukuran dan pengamatan secara in situ menggunakan alat DO meter pada
sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 8) menunjukkan kadar oksigen terlarut
yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 6 – 12 mg/l (lihat tabel 4.2.3). Pada
sampel A sebesar 7 mg/l, pada sampel B sebesar 6 mg/l, pada sampel C sebesar 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mg/l, pada sampel D sebesar 8 mg/l, pada sampel E sebesar 7 mg/l, pada sampel F
sebesar 8 mg/l, pada sampel G sebesar 8 mg/l, pada sampel H sebesar 12 mg/l.
Tingginya oksigen terlarut pada air sumur warga ini dipengaruhi oleh
tekanan, iklim, ketinggian tempat dan suhu, karena wilayah dari sumur warga ini
tidak jauh dari pantai. Kedekatan dengan pantai menyebabkan daerah tersebut
kaya akan oksigen di udara bebas, sehingga ketika suhu turun dan tekanan naik
maka semakin banyak oksigen yang larut di dalam air sumur tersebut. Kejadian
ini dapat disesuaikan dengan pustaka Fardiaz (1992), yang menyatakan bahwa
semua gas di atmosfir larut dalam air, tetapi oksigen dikelompokkan sebagai gas
yang mempunyai tingkat kelarutan rendah, karena secara kimia tidak bereaksi
dengan air dan kelarutannya sebanding dengan tekanan parsial.
Rata-rata kandungan oksigen terlarut untuk semua sampel sumur yang
diteliti adalah 7,5 mg/l. Sebagai air sumur, nilai ini sudah dikategorikan lebih baik
dibandingkan air permukaan meskipun tidak ada dalam persyaratan baku mutu air
minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010. Hal ini disesuaikan dengan pustaka Purnama (1997)
yang menyatakan bahwa semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan
bahwa air memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air telah tercemar. Pernyataan ini didukung, berdasarkan kriteria
mutu air PP RI Nomor 82 Tahun 2001, persyaratan untuk air permukaan
dianjurkan ≥ 4 mg/l.
9. Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan
jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pada perairan tawar. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts & Ir. S. Sumetri. S).
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan secara in situ di Dasa
Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten
Bantul (lampiran 9) menunjukkan tingkat alkalinitas yang cukup mencolok dari
tiap-tiap sampel (lihat tabel 4.2.3). Pada sampel A sebesar 300 mg/l, pada sampel
B sebesar 900 mg/l, pada sampel C sebesar 600 mg/l, pada sampel D sebesar 450
mg/l, pada sampel E sebesar 300 mg/l, pada sampel F sebesar 600 mg/l, pada
sampel G sebesar 600 mg/l, pada sampel H sebesar 150 mg/l. (lihat tabel 4.2.4).
Kadar dari sampel B, sampel C, sampel F dan sampel G menunjukkan nilai
yang tinggi dan melebihi nilai alkalinitas alami yang baik untuk air minum yaitu
melebihi 500 mg/l CaCO3 dan melebihi nilai alkalinitas optimal pada nilai 90-150
ppm. Kadar untuk alkalinitas dengan nilai alami dan nilai optimal ini tidak
tercantum dalam persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Tingginya alkalinitas
ini diduga disebabkan oleh kandungan logam dalam air.
10. pH
pH merupakan parameter yang menyatakan intensitas kemasaman atau
alkalinitas dari suatu cairan yang encer, dan mewakili konsentrasi hidrogen
ionnya. pH juga merupakan parameter penting dalam analisis kualitas air karena
pengaruhnya terhadap proses-proses biologis dan kimia di dalamnya (Chapman,
2000). Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam
maupun basa. Air murni memiliki pH normal 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Hasil pengukuran menggunakan pH meter (lampiran 10), dapat dilihat
pada tabel 4.2.5 untuk nilai pH pada masing-masing sampel uji. Pada sampel A
dengan nilai 8, pada sampel B dengan nilai 7,9, pada sampel C dengan nilai 7,8,
pada sampel D dengan nilai 8, pada sampel E dengan nilai 7,8, pada sampel F
dengan nilai 7,9, pada sampel G dengan nilai 8, pada sampel H dengan nilai 7,9.
Air yang memiliki pH lebih rendah dari pH normal akan bersifat asam
sedangkan air yang memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa.
Air dengan pH tinggi (basa) mengakibatkan daya bunuh klor terhadap mikroba
berkurang, dan sebaliknya air dengan pH rendah (asam) cenderung meningkatkan
korosi (Yani et al., 1994).
Dari hasil pengukuran dan pengamatan secara in situ, didapatkan rata-rata
pH dengan nilai 7,9. Jadi, apabila pH digolongkan akan lebih cenderung ke pH
yang bersifat basa yang rendah. Sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri.
Namun, apabila dibandingkan dengan persyaratan baku mutu air minum sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, dapat disimpulkan
bahwa dari setiap masing-masing sampel sudah mempunyai kadar pH yang layak
sebagai air minum. Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan ini, pH air minum
8 7.9
7.8
8
7.8 7.9
8 7.9
8.5
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
mg/l
Jenis Sampel
Diagram 4.2.5. pH
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pada masing-masing air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul masih tergolong netral
karena berkisar 6,5-8,5. Hal ini diduga dapat disebabkan oleh kandungan mineral
yang cukup tinggi dalam air.
11. Amonia
Unsur N sebagai salah satu unsur makro yang penting dibutuhkan untuk
petumbuhan suatu organisme. Di dalam perairan, kebanyakan senyawa-senyawa
nitrogen dijumpai dalam bentuk senyawa organik dan anorganik (Mahida, 1997).
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan kandungan amonia dari air
sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul yang dilakukan di laboratorium menggunakan
Photometer Wastewater (lampiran 11), semua sampel nilainya 0 mg/l.
Namun,hasil tersebut bukan berarti di dalam air sumur sama sekali tidak terdapat
kandungan ammonia.
Kandungan amonia diukur dengan hasil 0 mg/l ini diduga dapat terjadi
karena proporsi senyawa-senyawa organik di dalam air sumur sangat sedikit,
sehingga pada proses penguraian oleh bakteri pada senyawa-senyawa tersebut
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk teroksidasi menjadi nitrit dan nitrat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Saeni (1989) yang menyatakan bahwa nitrogen
dalam air akan berupa nitrogen organik dan nitrogen amonia di mana proporsinya
tergantung degradasi bahan organik yang berlangsung. Senyawa nitrogen organik
dapat ditransformasi menjadi nitrogen amonia dan dioksidasi menjadi nitrogen
nitrit dan nitrat dalam sistem biologis mahluk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Setiap masing-masing sampel sudah mempunyai kadar amonia yang layak
sebagai air minum. Hal ini karena ammonia pada semua sampel dapat
dikategorikan mempunyai nilai dibawah kadar yang ditentukan. Sehingga sesuai
dengan persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yang mana kadar maksimum
yang diperbolehkaan untuk amonia sebesar 1,5 mg/l.
12. Nitrit (NO2)
Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi
nitrat. Menurut, Eilbeck, WJ dan Mattock (1992), nitrit merupakan turunan dari
amonia. Dari amonia ini, oleh bantuan bakteri Nitrosomonas sp, diubah menjadi
nitrit. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan biasanya merupakan keadaan
sementara dari proses oksidasi antara amonia dan nitrat. Keadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis dari perombakan bahan organik
dengan kadar oksigen terlarut yang sangat rendah.
Hasil pengukuran kandungan nitrit menggunakan alat spektrofotometer di
laboratorium, dapat dilihat pada diagaram 4.2.7. Pada sampel A sebanyak 0,003
mg/l, pada sampel B sebanyak 0,302 mg/l, pada sampel C sebanyak 0,003 mg/l,
pada sampel D sebanyak 0,106 mg/l, pada sampel E sebanyak 0,084 mg/l, pada
sampel F sebanyak 0,02 mg/l, pada sampel G sebanyak 0,018 mg/l, pada sampel
H sebanyak 0,003 mg/l. Nilai-nilai ini sesuai dengan kandungan amonianya,
karena hampir mendekati 0 mg/l.
Berdasarkan pernyataan Melanby (1972) di dalam Sundra (1997), bahwa
senyawa nitrit dalam jumlah tertentu ( < 1 mg/l ), sangat berguna untuk
pertumbuhan tubuh, terutama untuk mahluk nabati perairan. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kandungan nitrit dalam jumlah berlebihan, maka di dalam tubuh dapat sebagai
racun yang dapat membentuk methemoglobin (hemoglobin yang tidak mampu
mengikat oksigen), sehingga hemoglobin di dalam darah tak dapat mengedarkan
oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Pembentukan methemoglobin dapat
mengakibatkan methemoglobinemia. Apabila methemoglobin ini terjadi pada
bayi, maka akan tampak tubuhnya yang berwarna biru, yang dikenal dengan
penyakit sebagai blue baby disease.
Kadar nitrit (NO2) dari semua sampel air sumur warga di Dasa Wisma RT
2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ini
tidak melampaui kadar batas maksimum yang diperbolehkan menurut persyaratan
baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Kadar yang diperoleh dari tiap-tiap sumur tidak
lebih dari 3 mg/l. Jadi kadar nitrit dalam setiap sampel air sumur yang diteliti
dianggap tidak membuat pencemaran. Sehingga tidak dikawatirkan akan
memberikan dampak buruk bagi kesehatan, terutama penyakit blue baby disease.
0.003 0.302
0.003 0.106 0.084 0.02 0.018 0.003
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
mg/l
Jenis Sampel
Diagram 4.2.7. Nitrit (NO2)
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
13. Nitrat
Senyawa nitrat (NO3) merupakan produk akhir hasil oksidasi zat
bernitrogen. Nitrat dibutuhkan dalam jumlah lebih besar dari nitrit untuk
keperluan biologis dan nutrien tubuh (Dahuri et al., 1993). Berdasarkan hasil
pengukuran nitrat (NO3) menggunakan spektrofotometer di laboratorium tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dari setiap sampel (lihat tabel
4.2.8).
Berdasarkan tabel 4.2.8, menunjukkan nilai untuk kandungan nitrat (NO3)
pada setiap sampel. Pada sampel A sebanyak 1,418 mg/l, pada sampel B sebanyak
3,380 mg/l, pada sampel C sebanyak 0,022 mg/l, pada sampel D sebanyak 3.444
mg/l, pada sampel E sebanyak 1,285 mg/l, pada sampel F sebanyak 0,084 mg/l,
pada sampel G sebanyak 0,138 mg/l, pada sampel H sebanyak 1,368 mg/l.
Kandungan nitrat (NO3) pada setiap sampel menunjukkan nilai yang tergolong
masih rendah, dan tidak melebihi standar baku mutu air minum sesuai yang
ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010
dengan kadar maksimum 50 mg/l. Jadi, pada setiap sampel tidak melebihi kadar
1.418 3.38 0.022
3.444 1.285 0.084 0.138 1.368
50
0
10
20
30
40
50
60
mg/l
Jenis Sampel
Diagram 4.2.8. Nitrat (NO3)
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tersebut dan kandungan ini tidak dikawatirkan akan menimbulkan dampak buruk
bagi kesehatan
14. Bakteri Escherichia coli
Apabila densitas E.coli dalam suatu perairan relatif banyak, maka peluang
keberadaan organisme patogen dan pencemar di perairan tersebut juga tinggi
(Imamuddin, 1999). Escherichia coli dapat dijadikan indikator adanya jasad
patogen di dalam air (Suriawiria 1993). Bakteri ini bersifat patogen karena dapat
menyebabkan infeksi pada usus manusia dan hewan. Escherichia coli yang hidup
di dalam air dapat dianalisis keberadaannya.
Pada uji pendugaan (gambar 4.3.2) digunakan ECB. ECB merupakan uji
biokimia yang mampu menumbuhkan bakteri E.coli. Bakteri ini memanfaatkan
laktosa yang ada dalam media sebagai sumber nutrisi. Hasil positif yang
ditunjukan dalam media ECB ini adalah terbentuknya gelembung gas pada tabung
Durham terbalik.
Gambar 4.3.2. Uji pendugaan
Hasil pengamtan dari inokulasi pada medium ECB ini ada 2 tabung
(tabung D dan F) yang menunjukan terbentuknya gelembung gas pada tabung
Durham terbalik. Hal ini diduga ada bakteri E.coli pada tabung D dan tabung F.
Kontrol positif yang digunakan adalah ATCC E.coli 25922.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Untuk membuktikan bahwa hasil uji pendugaan bukan dari hubungan
antara dua organisme yang dapat menghasilkan gas pada tabung Durham, maka
dilakukan isolasi kembali pada medium isolasi yang lebih spesifik yaitu TBX, dari
setiap tabung pengenceran. Pada medium ini mengandung senyawa kromogenik
X-glucuronide (5-bromo-4-chloro-3-indolyl-beta-D-glucuronide). Glucuronidase,
yang merupakan enzim spesifik intraseluler Escherichia coli, sehingga dapat
memisahkan ikatan antara kromofor dan glucuronide. Kromofor yang terlepas
akan memberikan warna hijau atau biru yang menunjukan cirri morfologi
Escherichia coli. Kromofor ini bersifat tidak larut sehingga tidak dapat keluar dari
dalam sel. Uji ini sebagai uji penegasan.
Gambar 4.3.3. Uji penegasan Gambar 4.3.4 sampel D dan sampel F
Pada uji penegasan (gambar 4.3.3) digunakan medium TBX. Hasil analisis
dari isolasi pada sampel A,B,C,E,G,H tidak menunjukan hasil positif karena tidak
ditandai tumbuhnya koloni berwarna hijau. Sedangkan isolat dari sampel D dan F
yang ditunjukan pada (gambar 4.3.4) ditandai tumbuhnya koloni bakteri berwarna
hijau. Hasil uji penegasan ini memperkuat hasil uji pendugaaan. Kontrol positif
yang digunakan adalah ATCC E.coli 25922. Setelah dilakukan uji penegasan,
maka dilanjutkan dengan uji pelengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada uji pelengkap dilakukan pengecatan gram seperti pada (gambar
4.3.5.) Hasil pengecatan gram pada isolat sampel D dan F menunjukan bahwa
keduanya memiliki sifat gram negatif dan selnya berbentuk batang. Hasil ini
ditunjukan (gambar 4.3.6). Jika dibandingkan dengan kontrol positif ATCC E.coli
25922 diperoleh sifat gram dan bentuk yang sama.
Gambar 4.3.5. Uji pelengkap Gambar 4.3.6 Gambar E.coli (D dan F)
Pengamatan bakteri dengan uji MPN Escherichia coli di atas dapat dilihat
pada diagram 4.3.1 Pada sampel air sumur A,B,C,E,G,H tidak mengandung
bakteri Escherichia coli, sedangkan pada sampel D dan F memiliki kandungan
bakteri Escherichia coli sebanyak 2 koloni /100 ml sampel. Adanya bakteri ini
mengindikasi bahwa sumur D dan F tercemar bakteri pathogen.
Analisa mikrobiologi dilakukan berdasarkan organisme petunjuk
(indicator organism) terhadap pencemaran air. Dalam hal ini yang sering
digunakan adalah bakteri. Jika dalam air minum ditemukan adanya bakteri, hal ini
mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bakteri Escherichia coli atau
kemungkinan mengandung bakteri patogen (Alaerts dan Santika, 1987).
Berdasarkan diagram 4.3.1. ditunjukan bahwa ada 2 air sumur yang
terkontaminasi bakteri Escherchia coli. Sehingga pada 2 sumur D dan F tidak
memenuhi persyaratan standar baku mutu air minum yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Syaratnya standar
baku mutu air minum yang ditetapkan per 100 ml sampel untuk air yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
diminum adalah tidak mengandung bakteri Escherichia coli. Sedangkan sumur
lain sudah memenuhi syarat untuk uji parameter biologis.
Pencemaran bakteri Escherichia coli pada sumur D dan F dapat
diakibatkan jarak sumur dengan septick tank berdekatan dan mempunyai struktur
tanah yang buruk, sehingga memudahkan bakteri Escherichia coli masuk ke
dalam air sumur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ririn Prajawati (2008) yang
menyatakan bahwa adanya hubungan antara letak sumur dan sumber pembuangan
yang menyebabkan kualitas air menurun. Apabila warga tidak menderita penyakit
diare, berarti air yang dikonsumsi bukan dari sumur yang mengandung
Escherichia coli.
C. Aplikasi Penelitian Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi
Berbagai aspek mengenai pencemaran lingkungan merupakan salah satu
bentuk materi yang layak untuk diperhatikan dalam bidang pendidikan. Hasil dari
penelitian ini dapat digunakan secara maksimal sebagai bentuk upaya untuk
meningkatkan pengetahuan. Salah satu cara untuk menyajikan hasil penelitian ini
yaitu sebagai bahan dalam pembelajaran biologi SMA terutama dalam materi
pencemaran lingkungan. Penyajian materi dalam meningkatkan pengetahuan
0 0 0
2
0
2
0 0 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
/100 m
l
Jenis Sampel
Diagram 4.3.1. Escherichia coli
sampel A
sampel B
sampel C
sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengenai pencemaran lingkungan dilakukan dengan menyusun suatu sub materi
khusus pada Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen
ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem di SMA kelas X semester II (Silabus Pembelajaran
terlampir dilampiran 12).
Tujuan kegiatan pembelajaran dengan pemberian materi khusus yaitu
siswa diharapkan memperoleh materi pembelajaran yang bersifat kontekstual.
Pendalaman materi tersebut dapat diaplikasikan dengan metode praktikum pada
Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia
dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan (RPP terlampir dilampiran 13). Banyak SMA di Yogyakarta yang
mempunyai alat dan bahan yang memadai dalam menguji kualitas air. Pengujian
kualitas air, khususnya pada air sumur dapat dikerjakan dengan mengacu pada
lembar kerja siswa (LKS terlapir dilampiran 14).
Pengaplikasian metode praktikum untuk SMA kelas X khususnya di
wilayah Yogyakarta dapat diterapkan dengan model pendekatan Discovery.
Pendekatan dengan metode Discovery ini akan lebih memudahkan guru dalam
mengajak siswa untuk memahami setiap acara praktikum. Pada metode Discovery
ini, guru cukup menuntun siswa untuk menemukan permasalahan-permasalahan
pencemaran lingkungan, lalu dituntun untuk menganalisa penyebab masalah
tersebut dapat terjadi sehingga siswa dapat menarik hipotesis, dengan demikian
siswa dapat menemukan solusi untuk menjawab hipotesis (Lembar Pengamatan
Diskusi dan Penilaian Laporan terlampir dilampiran 15). Proses belajar seperti ini
lebih memudahkan siswa memahami materi pencemaran lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Seluruh kualitas air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak,
Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul masih
buruk sebagai air minum. Hal ini disebabkan oleh pencemaran fisika
pada bau, warna, rasa dan kekeruhan serta pencemaran kimia pada
kandungan besi (Fe) yang tinggi.
2. Berdasarkan nilai MPN (Most Probable Number) dari 8 sampel air
sumur terdapat 2 sampel yaitu pada air sumur D dan air sumur F
warga Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT 2, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengandung pencemaran
biologis bakteri Escherichia coli dalam 100 ml sampel.
3. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum, dapat
dikatakan bahwa air sumur warga di Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT
2, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul tidak
layak untuk di konsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
66
B. Saran
Adapun saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Saran-
saran tersebut sebagai berikut.
1. Dianjurkan kepada warga untuk mengupayakan tindak lanjut dalam
memperbaiki kondisi lingkungan yang masih buruk. Sebagai contoh
pengadaaan sistem resapan air yang baik, untuk mencegah resapan
berbagai macam zat pencemar yang masuk dalam air sumur dan
membuat jarak yang jauh antara sumur dengan septick tank.
2. Perlunya dilakukan pengolahan air pada sumur dengan pembuatan
saringan air menggunakan pasir dan jenis batuan yang berguna untuk
mengurangi tingginya kadar besi (Fe).
3. Pengetahuan mengenai pencemaran lingkungan, diharapkan dapat
disusun sebagai materi khusus dalam pembelajaran di sekolah,
khususnya di SMA mengenai jenis-jenis pencemaran di sekitar
lingkungan hidup sehingga dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai
materi pembelajaran yang bersifat kontekstual karena pencemaran
lingkungan tidak jarang ditemui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Teknik Tirta Wiyata, 2003. Pelatihan Kualitas Air. Magelang.
Alaerts, G. dan Sumetri, S., (1987). Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
America Public Health Association (APHA). 1995. Standard Methods for the Examination of
Water and Wastewater. Washington, D.C.
Arikunto dan Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Ke 3.
Jakarta : Rineke Cipta.
Budiana, I N. 1997. Analisis Kualitas Air Sumur Dalam di Wilayah Kelurahan Kuta, Kabupaten
Badung. Jurusan Biologi, Fak. MIPA-UNUD, Denpasar.
Dahuri et al., 1993. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu,
Cetakan kedua. Jakarta : Penerbit Pradnya Paramita.
Degreemont. 1991. Water Treatment Handbook. Sixth Edition, Volume 1. Paris : Lavoisier
Publishing.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius.
Eilbeck, W. J. & Mattock, G. 1992. Chemical Processess in Wastewater Treatment. Chicester :
Ellis Howard Ltd.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hansen, 1984. Microbiology: A Laboratory Manual. Proc Natl Acad Sci USA 93:14978–14983.
Hatimah, 2007. Strategi dan Metode Pembelajaran. Hal 83. Bandung : Andira.
Imamuddin, A. 1999. Sikkim Manipal University of Health, Medical and Technological Sciences.
Qatar : Department in Gas Operating Company Ltd.
Jeannin, A., et al. (2005). Advances In Experimental Medicine And Biology. Philadelphia :
University of Penssylvania.
Kodoatie, J. 1996. Pengantar Hidrologi. Edisi 1, Cet. 1. ANDI Yogyakarta : Yogyakarta
Kompas 23 November 2011. Menanggulangi Masalah Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi di
Indonesia. Kementrian Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kusnaidi. 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya
Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Orafindo Persada.
Mahida, U. N. 1997. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Mahida, U.N., 1984, Pencemaran air dan Pemanfaatan Limbah Industri, Kata Pengantar Otto
Soemarwoto. Jakarta : Penerbit CV. Radjawali.
Mahida. 1981. Water Pollution and Disspossal of Waste Water on Land. Publishing Company
Limited.
Masudah, H. 2003. Electrification of An Elastic Sphere by Repeated Impacts on A Metal Plate.
Journal of Physics D., Applied Physics.
Mulia, R.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu
Odum, E. P. 1971. Fundamental Of Ecology Third Edition. Philadelphia : Toronto W.B. Sounder
Company.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Tj. Samigan. [Penerjemah]; Srigandono [Editor].
Terjemahan dari: Fundamental of Ecology. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Pelezar, M. dan Chan. (1988). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor No. 492/Menkes/Per/IV/2010, Tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
PP RI Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Presiden Republik Indonesia
Prajawati, R. 2008. Hubungan Konstruksi Bangunan di Lingkungan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purnama, H. 1997. Reduction Technologies for Ex-situ. University of Engineering and
Technology Lahore
Razif. 2001. Pengolahan Air Minum. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Saeni, M.S 1991. Dampak Pada Kualitas Air. Bogor : PPLH Lembaga Penelitian IPB.
Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor : Ditjen
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Said, N. I. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air. Jakarta :
Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Said, N. I. 2002. Kualitas Air Minum dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. cet. pertama. Jakarta
: Pusat Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Lingkungan.
Slamet, J. S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Surabaya.
Sundra, I K. 1977. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Sekitar
TPA Sampah Suwung. Denpasar Bali : Sunu, P. 2000.
Sundra, I.K, 2006. Kualitas Air Tanah di Wilayah PESISIR Kabupaten Badung. Jurnal Ilmu
Lingkungan, Ecotrophic., ISSN 1907-5626.
Suriawiria, U. 1993. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis.
Bandung : Penerbit Alummni
Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Sutrisno, H. 1986. “Metodologi Research 1. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Sutrisno, H. 1986. Metode Reserch. Jilid 3. Yogyakarta : Andi Offset.
Taylor, 1961. Issouri Department of Natural Resources. E. coli Monitoring at The Lake of The
Ozarks. Jefferson city : Missouri Department of Natural Resources.
Trisnawulan, 2007. Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Kawasan Pariwisata Sanur. Jur.
Ecotrophic, Vol. 2: 1-9. Bali : Universitas Udayana.
Toranzo, A. 2005. A review of the main bacterial fish diseases in marineculture systems. J Aqua
246: 37-61.
Toth, J. 1984. The Role of Regional Gravity Flow in the Chemical and Thermal Evolution of
Ground Water. America: American Conference on Hydrogeology.
Woodcock, J.2013. Air Untuk Kehidupan. Dalam harian KOMPAS 14 Januari 2013
Yayasan Pendidikan Tirta Dharma, 2002. Pelatihan Operator IPA Penghilangan Besi dan
Mangan. Modul IPA 009. Yogyakarta.
Yuniar, M. 1997. Penurunan Kandungan Besi (Fe) Air Sumur dengan Multiple Tray Aerator.
Skripsi. STTL Yogyakarta.
Yusup, B. 2012. Petroleum Engineering Technology at College of the North Atlantic. Canada :
Company Website
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa 66
66
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Hasil Uji Parameter Fisika 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Uji Parameter Kimia 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Hasil Uji Parameter Biologi 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Warna Air Sumur 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Pengukuran Kekeruhan pada Sampel Air 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Pengukuran Kadar Besi (Fe) pada Sampel Air 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Pengukuran Oksigen Terlarut dalam Sampel Air 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Pengukuran Alkalinitas pada Sampel Air 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 Pengukuran pH pada Sampel Air 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11 Pengukuran Amonia pada Sampel Air 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12 Silabus Kegiatan Pembelajaran
78
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELAS/SEMESTER : X (SEPULUH)/II
STANDAR KOMPETENSI : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta
peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
ALOKASI WAKTU : 6 45 menit
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Sebagai Hasil
Belajar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
4.2 Menjelaskan
keterkaitan
antara kegiatan
manusia dengan
masalah
kerusakan/
pencemaran
lingkungan dan
pelestarian
lingkungan
Mengidentifikasi
tujuan berbagai
aktivitas manusia
Mengidentifikasi
dampak berbagai
aktivitas manusia
Keseimbangan
lingkungan
Aktivitas
manusia dan
dampaknya
terhadap
lingkungan
Dikusi
pengaruh
aktivitas
manusia
terhadap
lingkungan
Diskusi
tentang
pencemaran
lingkungan,
sebab,
dampaknya
Menjelaskan
penyebab
pencemaran
lingkungan
Menyebutkan
berbagai macam
pencemaran di
lingkungan
Laporan
hasil
eksperimen
Uji
kompetensi
tertulis
4 45
menit
Buku kerja
Biologi IB,
Igm,
Kristiyono.
P.S, Esis
Buku teks
biologi X,
Dyah
Aryulina
dkk, Esis,
BAB XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12 Silabus Kegiatan Pembelajaran
79
Meneliti pengaruh
zat pencemar
terhadap
organisme
Mengidentifikasi
dampak berbagai
zat pencemar
terhadap
lingkungan
Beberapa bahan
pencemar dan
dampaknya
Upaya
pencegahan
pencemaran
lingkungan
Melakukan
eksperimen
tentang
pencemaran
Mengidentifikasi
berbagai tujuan
aktivitas yang
dilakukan
manusia
Mengidentifikasi
berbagai dampak
akibat aktivitas
manusia
Meneliti
pengaruh bahan
pencemar
terhadap
lingkungan
Menjelaskan
dampak berbagai
bahan pencemar
terhadap
lingkungan
Mendeskripsikan
upaya
pencegahan
pencemaran
lingkungan
Instrumen
Penilaian:
1. Lembar
penilaian
laporan
praktikum
2. Soal uji
kompeten-
si tertulis
Beberapa
aktivitas
manusia
Buku serta
jurnal yang
terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 80
RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
SIKLUS 1
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2
Pertemuan : -
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta
peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar
4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/
pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kognitif
a. Kognitif Produk
Menyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia
Menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan
Menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan
Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan
Menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur
Menggambarkan pengaruh air sumur yang tercemar terhadap kehidupan
Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran air sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 81
b. Kognitif Proses
Mengamati aktivitas yang dilakukan manusia
Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia
Mengidentifikasi berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia
Mengamati pencemaran yang terjadi di lingkungan
Mendiskusikan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Mendiskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran
pada air sumur
2. Psikomotor
Mencocokan gambar pencemaran lingkungan dengan faktor pencemarnya
Mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air
3. Afektif
a. Afektif Karakter
Melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS
Disiplin dalam pengumpulan LKS
Mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air
Afektif Sosial
Bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok
Percaya diri dalam mengemukakan pendapat
Memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman
Sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
Dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami
Memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 82
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Kognitif Produk
Secara mandiri siswa mampu meyebutkan berbagai macam aktivitas yang
dilakukan manusia
Dengan membaca buku siswa dapat menjelaskan berbagai macam pencemaran di
lingkungan
Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menjelaskan hubungan antara
berbagai macam aspek pencemaran lingkungan
Melalui praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai macam
pencemaran yang terjadi di lingkungan
Melalui pengamatan dan pengukuran, siswa dapat menjelaskan penyebab
pencemaran pada air sumur
Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Dengan membaca buku dan diskusi, siswa dapat menjelaskan upaya pencegahan
pencemaran pada air sumur
b. Kognitif Proses
Dengan observasi dan LKS, siswa dapat menyebutkan berbagai aktivitas yang
dilakukan manusia
Dengan wawancara dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai macam tujuan
aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Dengan gambar, video dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai dampak dari
aktivitas yang dilakukan oleh manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 83
Dengan pengamatan, siswa dapat menyebutkan pencemaran yang terjadi di
lingkungan
Dengan adanya praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai
penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Dengan LKS, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor
Siswa dapat mencocokan gambar pencemaran lingkungan sesuai dengan faktor
pencemarnya
Siswa dapat mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran
air dengan memberikan alasanya.
3. Afektif
a. Afektif Karakter
Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan
LKS
Siswa disiplin dalam mengumpulkan LKS
Siswa serius dalam mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada
air
b. Afektif Sosial
Siswa mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok
Siswa dapat percaya diri dalam mengemukakan pendapat
Siswa mampu memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman
Siswa dapat bersikap sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 84
Siswa dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami
Siswa mampu memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
E. Materi Ajar
1. Pencemaran lingkungan dan jenis – jenis pencemaran lingkungan
2. Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan
3. Pencemaran pada air sumur
4. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh air sumur yang tercemar
5. Upaya pencegahan pencemaran pada air sumur
F. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : pembelajaran kontekstual
b. Metode Pembelajaran : diskusi, presentasi, pengamatan, praktikum, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan ( waktu ) Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
( 10 menit )
Melakukan apersepsi,
menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
1. Guru mengajukan pertanyaan dan
meminta siswa menuliskan jawaban di
papan tulis : “apa yang terlintas
dipikiran kalian apabila mendengar
kata pencemaran?”
2. Guru mengilustrasikan aktivitas
manusia dengan berbagai kondisi
lingkungannya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 85
Inti
( 65 menit )
Menyampaikan masalah 4. Guru menunjukan fenomena aktivitas
manusia yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan lewat video.
5. Guru bertanya : “Mengapa apabila kita
minum, biasanya memperhatikan
warna airnya terlebih dahulu?”
6. Siswa memberikan tanggapan atas
fenomena dan pertanyan yang telah
dimunculkan guru.
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok
7. Guru meminta siswa membentuk
kelompok dan dari masing – masing
kelompok mengambil jenis-jenis air
yang sudah disediakan guru serta
lembar LKS yang ada.
Penyampaian Materi 8. Siswa mengamati secara fisik air yang
ada
9. Siswa mendemonstrasikan hasil
kelompok dalam kelompok.
10. Siswa mempresentasikan hasil di kelas
dan kelompok lain menanggapi.
Evaluasi 11. Guru meminta beberapa siswa tunjuk
jari untuk mengutarakan kesimpulan
dari hasil presentasi.
12. Guru melengkapi jawaban yang
diutarakan oleh siswa
Penutup
( 15 menit )
Penghargaan 13. Guru memberikan penghargaan kepada
setiap siswa yang aktif.
14. Guru mengajak siswa merangkum butir
– butir pembelajaran dan mengajak
siswa berefleksi atas hasil belajarnya.
15. Guru memberi tugas membaca buku,
dan jurnal yang berhubungan dengan
pencemaran pada air sumur
16. Guru membagi siswa dalam kelompok
untuk melakukan praktikum di
pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 86
H. Alat / Bahan/ Sumber
1. Buku Kerja Biologi, Esis
2. Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VIII
3. Jurnal Pencemaran Lingkungan Pada Air
I. Penilaian
1. Uji kompetensi tertulis
2. Tugas membuat artikel tentang pencemaran lingkungan
Mengetahui,
Kepala SMA ……………………
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
………………,…………………20…
Guru Mata Pelajaran Biologi
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 87
RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
SIKLUS II
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2
Pertemuan : -
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta
peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar
4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/
pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kognitif
a. Kognitif Produk
Menyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia
Menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan
Menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan
Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan
Menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur
Menggambarkan pengaruh air sumur yang tercemar terhadap kehidupan
Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran air sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 88
b. Kognitif Proses
Mengamati aktivitas yang dilakukan manusia
Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia
Mengidentifikasi berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia
Mengamati pencemaran yang terjadi di lingkungan
Mendiskusikan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Mendiskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran
pada air sumur
2. Psikomotor
Mencocokan gambar pencemaran lingkungan dengan faktor pencemarnya
Mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air
3. Afektif
a. Afektif Karakter
Melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS
Disiplin dalam pengumpulan LKS
Mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air
b. Afektif Sosial
Bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok
Percaya diri dalam mengemukakan pendapat
Memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman
Sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
Dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami
Memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 89
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Kognitif Produk
Secara mandiri siswa mampu meyebutkan berbagai macam aktivitas yang
dilakukan manusia
Dengan membaca buku siswa dapat menjelaskan berbagai macam pencemaran di
lingkungan
Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menjelaskan hubungan antara
berbagai macam aspek pencemaran lingkungan
Melalui praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai macam
pencemaran yang terjadi di lingkungan
Melalui pengamatan dan pengukuran, siswa dapat menjelaskan penyebab
pencemaran pada air sumur
Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Dengan membaca buku dan diskusi, siswa dapat menjelaskan upaya pencegahan
pencemaran pada air sumur
b. Kognitif Proses
Dengan observasi dan LKS, siswa dapat menyebutkan berbagai aktivitas yang
dilakukan manusia
Dengan wawancara dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai macam tujuan
aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Dengan gambar, video dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai dampak dari
aktivitas yang dilakukan oleh manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 90
Dengan pengamatan, siswa dapat menyebutkan pencemaran yang terjadi di
lingkungan
Dengan adanya praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai
penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur
Dengan LKS, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor
Siswa dapat mencocokan gambar pencemaran lingkungan sesuai dengan faktor
pencemarnya
Siswa dapat mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran
air dengan memberikan alasanya.
3. Afektif
a. Afektif Karakter
Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan
LKS
Siswa disiplin dalam mengumpulkan LKS
Siswa serius dalam mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada
air
b. Afektif Sosial
Siswa mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok
Siswa dapat percaya diri dalam mengemukakan pendapat
Siswa mampu memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman
Siswa dapat bersikap sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 91
Siswa dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami
Siswa mampu memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
E. Materi Ajar
1. Pencemaran lingkungan dan jenis – jenis pencemaran lingkungan
2. Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan
3. Pencemaran pada air sumur
4. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh air sumur yang tercemar
5. Upaya pencegahan pencemaran pada air sumur
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : pembelajaran kontekstual
Metode Pembelajaran : diskusi, presentasi, pengamatan, praktikum, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II (4 x 45 menit)
Kegiatan ( waktu ) Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
( 10 menit )
Melakukan apersepsi,
menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
1. Guru mengajukan pertanyaan dan
meminta siswa menuliskan jawaban di
papan tulis : “apa yang terlintas
dipikiran kalian apabila mendengar
kata diare?”
2. Guru menunjukan video orang-orang
yang terkena penyakit diare
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 92
Inti
( 150 menit )
Menyampaikan masalah 4. Guru memunculkan fenomena atau
fakta orang yang terkena penyakit
akibat pencemaran yang terjadi di air.
5. Guru bertanya : “Apakah benar air
yang berwarna kuning itu dapat
dikategorikan air yang tercemar?”
6. Siswa memberikan tanggapan atas
fenomena dan pertanyan yang telah
dimunculkan guru.
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok
7. Guru membagikan Lembar kerja
Praktikum kepada siswa untuk
memulai acara praktikum dalam
menguji kualitas air sumur di
dusun/kompleks rumah sekitar sekolah.
Penyampaian Materi 8. Siswa melakukan pengamatan dan
pengukuran terhadap kualitas air
dengan alat-alat yang dibutuhkan
sesuai ide-ide yang muncul.
9. Siswa mendemonstrasikan hasil
praktikum dalam kelompok.
10. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil praktikum di
kelas dan kelompok lain menanggapi.
Evaluasi 11. Guru meminta beberapa siswa tunjuk
jari untuk mengutarakan kesimpulan
dari hasil presentasi.
12. Guru melengkapi jawaban yang
diutarakan oleh siswa
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 13. Guru memberikan penghargaan kepada
setiap siswa yang aktif.
14. Guru mengajak siswa merangkum butir
– butir pembelajaran dan mengajak
siswa berefleksi atas hasil belajarnya.
15. Guru memberi tugas siswa untuk
membuat jurnal dari praktikum yang
sudah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 93
H. Alat / Bahan/ Sumber
1. Buku Kerja Biologi, Esis
2. Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VIII
3. Jurnal Pencemaran Lingkungan Pada Air
I. Penilaian
1. Uji kompetensi tertulis
Mengetahui,
Kepala SMA ……………………
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
………………,…………………20…
Guru Mata Pelajaran Biologi
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa 94
66
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
A. Judul :
Pencemaran Lingkungan
B. Tujuan :
Mengetahui berbagai macam pencemaran lingkungan, aktivitas manusia dan
kondisi lingkungan sekitar
C. Bahan :
Beberapa jenis air dengan sifat fisik yang berbeda
D. Cara Kerja :
1. Perhatikan video yang ditayangkan.
2. Sebutkan pengaruh apa saja yang terjadi akibat aktivitas manusia.
3. Diskusikan dengan kelompok, mana sajakah aktivitas yang dapat
membawa dampak buruk bagi kesehatan dan merusak lingkungan.
4. Presentasikan hasilnya.
E. Hasil Pengamatan :
1. Berbagai macam pencemaran, antara lain.....
2. Pengaruh aktivitas manusia yaitu……..dapat menyebabkan…….
3. Pencemaran lingkungan adalah……….....
F. Kesimpulan
............................................................................................................................
.............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa 95
66
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
A. Judul :
Pencemaran pada Air Sumur
B. Tujuan :
Mengetahui pencemaran pada air sumur dan berbagai macam penyakit yang
mungkin terjadi serta upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran
C. Alat dan Bahan :
Alat-alatnyanya meliputi cawan petri, test-KIT, bunsen, pH meter, pipet ukur,
spektrofotometer, tabung reaksi, turbidimeter, gelas benda, thermometer,
autoklaf, erlenmeyer, jarum ose, botol gelap, beker glass, mikroskop cahaya,
ember, photometer wastewater. Bahan-bahannya meliputi air sumur, TBX
(Trypton Bile-X Glucuronide), cat gram A Hucker’s cristal violet, cat gram B
lugol’s iodine, aquades, cat garm C aceton-alkohol, alkohol 96%, cat gram D
safranin, ECB (Escherichia coli Broth).
D. Cara Kerja :
1. Perhatikan lembar kerja praktikum yang akan dilakukan.
2. Analisis minimal 3 parameter dari setiap jenis pencemaran yang meliputi
pencemaran fisik, kimia dan biologis.
3. Diskusikan dengan kelompok.
4. Presentasikan hasilnya.
E. Hasil Pengamatan :
1. Berbagai macam pencemaran pada air sumur, antara lain.....
F. Pembahasan
.............................................................................................................................
..............
G. Kesimpulan
.......................................................................................................................
.................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Hasil Laporan 96
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN DISKUSI
NO NAMA
SISWA
ASPEK YANG DINILAI RATA-RATA
Inisiatif Kebenaran Kerjasama Menghargai
teman
*) Diisi dengan angka dengan rentang 1-5
1. sangat kurang
2. kurang
3. cukup
4. baik
5. baik sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Hasil Laporan 97
LEMBAR PENILAIAN HASIL LAPORAN
KELOMPOK PRESENTASE SKOR
1
2
3
4
5
*) Presentase skor dihitung dengan menggunakan rumus
Presentse skor =
x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 98
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Indikator
Aspek
(C1)
Pengetahuan
(C2)
Pemahaman
(C3)
Penerapan
(C4)
Analisis
(C5)
Sintesis
(C6)
Penilaian
Menjelaskan penyebab pencemaran
lingkungan
B1 A1,B4
Menyebutkan berbagai macam
pencemaran di lingkungan
A2 B3
Mengidentifikasi berbagai tujuan
aktivitas yang dilakukan manusia
B8
Mengidentifikasi berbagai dampak akibat
aktivitas manusia
B9
Meneliti pengaruh bahan pencemar
terhadap lingkungan
A4 B5 A5
Menjelaskan dampak berbagai bahan
pencemar terhadap lingkungan
A3 B1,B10
Mendeskripsikan upaya pencegahan
pencemaran lingkungan
B6,B7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 99
SOAL EVALUASI
A. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
2. Sebutkan 3 parameter kualitas air dan contoh indikator pencemarannya!
3. Jelaskan pengaruh pencemaran air sumur terhadap kualitas hidup manusia!
4. Berikan contoh penyakit yang timbul karena bakteri patogen akibat polusi air!
5. Apa akibatnya jika kandungan besi (Fe) lebih dari kadar yang diperbolehkan?
B. Pilihalah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatika pernyataan di bawah ini :
i. Perubahan pH
ii. Perubahan warna, bau dan rasa
iii. Adanya endapan bahan-bahan kimia
iv. Adanya bakteri Escherichia coli dalam air
Pernyataan yang benar tentang ciri-ciri air tercemar adalah…
A. i dan iv
B. ii dan iv
C. iii dan iv
D. i dan iii
E. semua benar
2. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran biologis...
A. Pencemaran air raksa di teluk minamata jepang
B. Pencemaran mikroba yang menimbulkan penyakit.
C. Pencemaran udara oleh gas buangan dari kendaraan bermotor.
D. Pencemaran gas logam berat panas dari limbah pabrik
E. Pencemaran kandungan Fe yang tinggi
3. Pencemaran air dapat dilihat dari ciri-cirinya baik secara fisika, biologi dan
kimia. Ciri-ciri tersebut bila dilihat secara fisika antara lain.....
A. Adanya perubahan pH
B. Adanya perubahan suhu
C. Adanya mikroorganisme di dalam air
D. Adanya bahan kimia yang terlarut dalam air
E. Adanya kandungan nitrat yang tinggi dalam air
4. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 100
A. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari kegiatan manusia
ke perairan
B. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari industri
sehingga tidak dapat digunakan
C. Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang menyebabkan
berubahnya tatanan perairan akibat kegiatan manusia atau proses alam
D. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya ke
perairan sehingga tidak dapat digunakan
E. Masuknya polutan cair ke dalam tanah
5. Besaran pH untuk air yang layak konsumsi adalah....
A. 0
B. < 7
C. >7
D. 7
E. 14
6. Pengelolaan air harus memenuhi syarat dari parameter kimia yaitu...
A. Air bening dan tidak berasa dan suhunya berada di bawah suhu di luarnya
B. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen
C. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu.
D. pH air harus dalam kondisi normal
E. Kandungan Fe harus tinggi
7. Pengelolaan air harus memenuhi syarat fisik yaitu…
A. Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya
B. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen
C. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu.
D. pH air harus dalam kondisi normal
E. Kandungan Fe harus tinggi
8. Manakah dari kegiatan berikut, yang merupakan kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan pencemaran air sumur…
A. membuang sampah ataupun limbah di sungai
B. mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
C. membakar sampah yang sudah menumpuk
D. memakai bahan-bahan kimia untuk menjaga kebersihan air
E. membuat septic tank dengan jarak yang jauh dari sumur
9. Penyebab munculnya penyakit diare pada penduduk adalah…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 101
A. Terbatasnya udara bersih
B. Terbatasnya air bersih
C. Terbatasnya persediaan makanan
D. Terbatasnya tempat tinggal
E. Terbatasnya air minum
10. Perhatikan pernyataan dibawah ini.
i. Ganguan kesehatan
ii. Menimbulkan keindahan lingkungan
iii. Penurunan kualitas lingkungan
iv. Meningkatnya daya tahan tubuh
Dari pernyataan diatas, manakah yang merupakan dampak buruk dari air yang
tercemar…
A. i dan ii
B. ii dan iv
C. i dan iii
D. iii dan iv
E. semua benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 102
JAWABAN SOAL EVALUASI
A. Kunci Jawaban
1. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alami sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan kegunaannya.
2. Pengaruh pencemaran air sumur terhadap kualitas hidup manusia adalah
masalah kesehatan. Air sumur yang tercemar dapat membawa dampak buruk bagi
kesehatan manusia. Apabila air sumur dikonsumsi secara terus menerus dan tidak
memenuhi persyaratan, dapat dimungkunkan akan menimbulkan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian.
3. Parameter fisika : bau, rasa, warna, suhu, kekeruhan. Parameter kimia : pH,
nitrat, nitrit, ammonia, besi, alkalinitas. Parameter biologis : Escherichia coli,
Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
4. Beberapa penyakit yang timbul karena bakteri patogen dalam air yaitu Bakteri
Vibrio cholerae dapat menyebabkan penyakit kolera. Bakteri Escherichia coli dapat
menyebabkan penyakit diare/ disentri. Bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan
penyakit thypus abdominale. Bakteri Salmonella paratyphi dapat menyebabkan
penyakit parathypus. Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit
disentri.
5. Pengaruh tingginya kadar besi (Fe) yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat
dirasakan secara langsung melainkan pengaruhnya dapat dirasakan ketika terjadi
akumulasi kandungan besi dalam tubuh. Akibatnya di dalam tubuh dapat merusak
dinding usus dan dinding kapiler darah yang dapat menyebabkan kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi 103
B. Kunci Jawaban
1. E
2. B
3. B
4. C
5. D
6. D
7. A
8. E
9. B
10. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related