oleh - bpsdm.pu.go.id fileworld conference on disaster reduction (wcdr) • tidak ada negara yang...
Post on 05-Aug-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Longsor Ponorogo ( April,
2017) dan Longsor
Karangkobar (2014)
MITIGASI BENCANA (DEBRIS) DALAM PERSPEKTIF
DINAMIKA SOSIAL DAN BUDAYA
(Catatan Kebencanaan di Indonesia – Harapan dan Tantangan)
Oleh:
Yogyakarta, Juli 2018
Manusia – Alam - BencanaTUHAN dalam penciptaan ALAM , & MANUSIA
TUHAN menciptakan
Alam beserta isinya
termasuk Manusia, dan
melengkapinya dengan
hukum-hukum Alam
Manusia merupakan
actor penerima atau
pengelola ciptaan
Tuhan, sedangkan alam
sebagai sarana manusia
berbuat untuk menuju
kembali pada Tuhan.
Manusia harus
mampu
menterjemahkan
wahyu TUHAN, dan
memahami
bahasa Alam
Before disaster After disaster
Bagaimana angin dihem
buskan, air dialirkan, gu
nung ditegakkan, dll. ??
• Indonesia terletak pada zona sabuk busur volkanik ring of fire,
• Terdapat sekitar 129 Gunungapi aktif di Indonesia,
• Indonesia berada pada pertemuan antara tiga lempeng, yaitu Lempeng Euro-Asian,
Lempeng Indo-Australian, and Lempeng Pasifik,
• Potensi terjadinya gempa bumi, erupsi gunung api, dinamika hidrometeorologi cukup
tinggi,
• Maka Indonesia sangat rawan terkena bencana sedimen seperti banjir debris, lahar,
longsoran dan Sedimentasi Waduk,
• Belakangan Trend Bencana terkait debris dan sedimen meningkat seiring dinamika
pembangunan yang ada !!.
Indonesia dan Potensi Bencana
Telah dilakukan penetapan peta
gempa 2017 sebagai revisi peta
gempa 2010, seiring ditemukannya
sumber-sumber gempa baru
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, dan/atau faktor non alam, maupun faktor manusia; sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
BENCANA DAN MITIGASI BENCANA
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangiresiko (kemungkinan kejadian yang merugikan) akibat bencana yang terjadi.
Lingkup kegiatannya meliputi identifikasi fenomena yang menyertai, estimasi/prediksi keboleh jadian, membuat peta KRB, pembangunan infrastruktur, penataan kawasan, penyiapan alat peringatan dini, memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa, dll.
(UU No. 24/2007) http://www.artikelsiana.com/
2014/12/pengertian-mitigasi-tahap-penanganan.html
5
LONGSOR
BANJIR TSUNAMI
GEMPA BUMI
GUNUNG BERAPI
PUTING BELIUNG
KEBAKARAN
KEKERINGAN KEBOBOLAN
Ragam Bencana
di Indonesia
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS
Tanah Longsor Erupsi Gunungapi Banjir Lahar
Desa Banaran, Kec. Pulung,
Ponorogo Tahun 2017
Erupsi Gn. Merapi Tahun 2010
Erupsi Gn. Gamalama Tahun 2014
Erupsi Gn. Sinabung Tahun
2014
Sungai Paleban, Gn. Merapi
Sungai Lau Borus, Gn. Sinabung
Sungai Togurara, Gn. Gamalama
Banjarnegara, Tahun 2014
CONSEP OF DISASTER
HAZARDS/Bahaya
(-)
VULNERABILITY/
KERENTANAN (-)
COUNTERMEASURE
STRUCTURAL AND NON-STRUCTURAL
DISASTER
Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability;
Bahaya ( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;
Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana;
Risiko adalah kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan/atau vulnerability.
Bencana = Bahaya x Kerentanan
1.087 kejadian bencana di
tahun 2017 (per Oktober)
dengan 654 kejadian
merupakan bencana
longsor.
Dalam International Strategy for Disaster Reduction (ISDR)
2006-2009, Indonesia tercatatsebagai negara dengan urutan
ke 7 di seluruh dunia yang rawan terhadap ancaman
bencana alam
Trend Bencana IndonesiaTahun 2002-2016
WORLD CONFERENCE ON DISASTER REDUCTION (WCDR)
• Tidak ada negara yang kebal terhadap bencanan baik bencana alammaupun non alam
• Sepertiga penduduk dunia tinggal di Asia,- perubahan teknologi dansosial ekonomi yang sangat cepat menciptakan kerentanan bencana meningkat.
• Resiko bencana telah menjadi perhatian global, dan upayamengurangi resiko bencana harus secara sistimatis dipadukan dalamkebijakan program pembangunan berkelanjutan, pengentasankemiskinan, di dukung melalui kerjasama bilateral/multilateral dalambertukar teknik dan pengalaman .
• Konferensi sedunia tetang Pengurangan Resiko Bencana (WCDR) menghasilkan deklarasi Hyogo dan menghasilkan kesepakatankerangka Aksi Hyogo 2005-2015
KERANGKA AKSI HYOGO 2005 -2015
1. Meletakan pengurangan resiko bencana sebagai prioritas nasionalmaupun daerah dengan dukungan kelembagaan yg kuat
2. Mengidentifikasi, mengkaji, dan memantau resiko bencana dan peringatandini
3. Memanfaatkan pengetahuan , inovasi, dan pendidikan untuk membangunakesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semuatingkat masyarakat.
4. Mengurangi faktor-faktor penyebab resiko bencana
5. Memperkuat kesiap-siagaan menghadapi bencana pd semua tingkatmasyarakat
KEBIJAKAN MITIGASI KEBENCANAN
Pergeseran Paradigma penanggulangan bencana di Indonesia telah telah terjadi dari penanganan tanggapdarurat – reactive, menuju ke mitigasi bencana –antisipatif– Manajemen Resiko (UU24/2007).
Perlindungan ancaman bencana menjadi hak asasi rakyatdan bukan hanya kewajiban Pemerintah
Program/ kegiatan yang terkait dengan pencegahanmitigasi dan kesiap-siagaan merupakan Rencanapenanggulangan bencana yang masuk dalam RPJP; RPJM maupun RKP. (BNPB-04/2008)
Bencana sebagai suatu kejadian alam ataupun buatan yang tak terelakan
PENGURANGAN RESIKO BENCANA Pengurangan resiko bencana merupakan upaya terintegrasi daripendekatan faktor-faktor
teknis dan ilmiah sosial, ekonomi, dan politik.
Tujuan untuk meningkatkan kemampuan semua pemangku kepentingandan masyarakat terdampak untuk bersama-sama menghadapi danmengantisipasi akan terjadinya bencana
1. Bencana adalah titik awal upaya mitigasi bagi bencana serupa berikutnya2. Upaya mitigasi bencana melibatkan banyak pihak, saling ketergantungan
dan sangat kompleks3. Upaya mitigasi aktif langgar efektif4. Prioritas terhadap kelompok yang rentan5. Pemantauan yang terus menerus
PRINSIP MITIGASI BENCANA
Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030
The Sendai Framework sets four specific priorities for action
1. Understanding disaster risk;
2. Strengthening disaster risk governance to manage disaster
risk;
3. Investing in disaster risk reduction for resilience;
4. Enhancing disaster preparedness for effective response,
and to "Build Back Better" in recovery, rehabilitation and
reconstruction.
To support the assessment of global progress in achieving the outcome and goal of
the Sendai Framework, seven global targets have been agreed:
The Third UN United Nations World Conference on Disaster Risk Reduction
was held in Sendai, Japan from 14 to 18 March 2015, drawing 6,500
delegates
Seven global targets
1. Substantially reduce global disaster mortality by 2030, aiming to lower average per
100,000 global mortality between 2020–2030 compared to 2005–2015;
2. Substantially reduce the number of affected people globally by 2030, aiming to lower
the average global figure per 100,000 between 2020–2030 compared to 2005–
2015;
3. Reduce direct disaster economic loss in relation to global gross domestic product by
2030;
4. Substantially reduce disaster damage to critical infrastructure and disruption of basic
services, among them health and educational facilities, including through developing
their resilience by 2030;
5. Substantially increase the number of countries with national and local disaster risk
reduction strategies by 2020;
6. Substantially enhance international cooperation to developing countries through
adequate and sustainable support to complement their national actions for
implementation of the framework by 2030;
7. Substantially increase the availability of and access to multi-hazard early warning
systems and disaster risk information and assessments to the people by 2030.
Dinamika dalam bencana
Luapan emosional, spiritual, : Duka/sedih, Persaan berdosa, perasaan teraniaya,
dll bercampur
Bencana sebagai kejadian luar biasa untuk bergaya ??
Mitigasi Bencana VS MITOS
Batu dari Gn.Merapi
PLTD Apung – Banda Aceh
(monumen)
Kejadian Luar Biasa Berita/cerita bernuansa mistis
MITOS Muncul akibat Penampakan dan dampak
kegiatan vulkanik itu kompleks dan
berbeda-beda
Kepercayaan:
Mbah Petruk -> Penghuni Merapi
Masyarakat Dn. Stabelan, Ds.
Tlogolele, Magelang
Kepercayaan:
Merapi -> tempat tinggal leluhur kraton
Mataram
Pencitraan:
Adoh ratu cedak watu (jauh dari raja, dekat
batu)
Pelaksanaan Ritual sebagai
perjuangan atau resistensi
bersama, mempertahankan
keutuhan masyarakat dari
terpaan bencana
Kurangnya pengetahuan dan
kemampuan daya pikir/nalar
Potensi ekonomi dari
bencana erupsi gunungapi
Terjadi konfilik kepentingan
dalam penambangan galian
C
Faktor kepentingan dari luar
masyarakat setempat
Potensi “wisata bencana”Kampung halaman sebagai
identitas sosio-kultural
Faktor Pembentuk Kearifan
Kearifan lokal di Lereng Merapi
• Hidup dengan menjaga keselarasan dan
keharmonisan dalam lingkungan alam serta
memegang prinsip bahwa Gunungapi Merapi
tidak akan “marah” atau erupsi jika kita
tidak merusak alam.
• Kecintaan masyarakat lereng Merapi akan
desa atau tempat tinggalnya.
• Pemahaman masyarakat akan tanda-tanda
alam sebelum terjadi bencana seperti
perilaku binatang yang tidak biasa.
Diantaranya monyet dan kijang berlarian
turun gunung, burung kedasih berkicau pada
malam hari, dll.
Kearifan lokal terbentuk oleh kreatifitas
para warga menyikapi faktor-faktor
ekologi, sosial, politik dan ekonomi, juga
oleh gravitasi faktor-faktor itu untuk
menarik para warga dalam lingkaran
daya pengaruhnya.
Kearifan lokal warga Merapi -> produk
sejarah yang panjang untuk
memperjuangkan nilai-nilai yang mereka
percayai dalam hidup sehari-harinya di
kawasan rawan bencana letusan gunung
Merapi.
Kondisi Sosial Budaya
• Gunung sebagai pusar bumi atau pancang untuk
menstabilkan kondisi Bali.
• Gunung sebagai tempat tinggal dewa-dewa yang
keramat dan simbol kesucian.
• Tidak boleh mendirikan bangunan yang melebihi
tinggi pohon kelapa kecuali untuk bangunan
khusus.
Masyarakat membangun Pura dekat
Gunungapi aktif sebagai tempat
sembahyang dan upacara/ritual adat
KEPERCAYAAN MASYARAKAT TENTANG
PERLINDUNGAN SANG
PENCIPTA/DEWA MEMBUAT
MASYARAKAT TIDAK TAKUT TINGGAL DI
DAERAH BENCANA
Menjadi salah satu penyebab
banyaknya korban jiwa maupun
harta benda pada bencana erupsi
Gunungapi Agung pada Tahun 1963.
Mitigasi Bencana berbasis Kearifan Lokal (saat
ini)
• Melihat tanda alam seperti hewan turun dari
Gunung, cacing keluar dari tanah, dll.
• Sarana Kentongan sebagai sarana
komunikasi antar warga jika terjadi bencana
(Bali)
• Penanaman pohon bamboo sebagai sarana
peringatan erupsi Gn. Semeru.
Mitigasi Bencana berbasis Kearifan Lokal
(rencana kedepan)
Dengan memanfaatkan kearifan lokal tentang
alam maupun otoritas institusi adat.
• Sosialisasi penanggulangan bencana dan
proses penyelamatan jika terjadi bencana.
• Pembangunan sistem peringatan dini
berbasis masyarakat.
• Adat-istiadat dianggap
menghambat mitigasi bencana
• Kurang percayanya masyarakat
akan keakuratan EWS atau
perkiraan cuaca dari BMKG
• Kurangnya rasa memiliki
sehingga sistem peringatan
dini longsor dipakai untuk
jemuran.
• Pencurian baterai-baterai
seismograf yang dipasang di
gunungapi.
SCHEME OF SEDIMENT DISASTER MITIGATION
Hydrology
Characteristics
Sediment
Deposition
Morphology
(Topography)
Debris Flow potency
Hazard Map
Infrastructur and public
facilities affected
Community and
lifelihood affected
Countermeasures
planning
Physical
countermeasures
(Sabo Planning)
Non-physical
countemeasures (training,
early warning system)
Ha
zard
Po
ten
cie
s
An
aly
sis
Vu
lne
rab
ilit
y
An
aly
sis
Ca
pa
cit
y
Bu
ild
ing
Risk Assessment
Local Wisdom
/Cultural
Adaptation
SISTEM PERINGATAN DINI BERBASIS MASYARAKAT
• Mitigasi bencana berbasis masyarakat dilakukan dengan membentuk KOMUNITAS BENCANA di tiap alur sungai
• Sistem Informasi bencana menggunakan HT dan Kentongan atau Sirine manual
Kentongan
Sirine manual
FLOOD WARNING
Bojonegoro
Sign of Evacuation Map
KentonganLoad
Speaker on
Mosque
Radio SM
S
Mojokerto
Simple Concept & Local Wisdom
Mengembangkan sistim prakiraan dan peringatan dini banjir lahar .
TANTANGAN MEMBANGUN SISTEM MITIGASI BENCANA
Peningkatan Aktivitas
waspada
siaga
awas
Sebelum Sept 2017normal
14 Sept 2017
18 Sept 2017
22 Sep – 1 Nov 2017
Prakiraan Daerah Terdampak
KRB III : Bahaya dari guguran awan panas, aliran lava,guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat.
KRB II : Bahaya dari awan panas, aliran lava, lahar, lontaranmaterial dan batu pijar.
KRB I : Bahaya dari aliran lahar dan kemungkinan perluasanawan panas.
PVMBG, 2017
IIIII
I
TUNTUTAN
KEPASTIAN VS
KEBOLEHJADIAN
• KEANDALAN
SISTEM &
SUSTAINABILITAS
• KEPASTIAN
KEJADIAN
• KEPASTIAN
BESAR/SKALA
DAMPAK
• KEPASTIAN DURASI
DAMPAK
KEANDALAN
INFRASTRUKTUR
PENANGGULANGAN
VS
JAMINAN KEAMANAN DAN
KESELAMATAN
• KAPASITAS
INFRASTRUKTUR
PENANGGULANGAN
• KINERJA SAAT
KEJADIAN
• KUANTITAS/SKALA
KEJADIAN
TANTANGAN MEMBANGUN SISTEM MITIGASI BENCANA
• VARIABEL DISAIN
• PARAMETER DISAIN
KUALITAS FISIK, DAN
O&P (MAL FUNGSI/
VANDALISME)
DAMPAK PENETAPAN STATUTA KEBENCANAAN
SIKLUS PENANGANAN BENCANA
DAMPAK :
- SOSIAL
- EKONOMI
- HUKUM
- POLITIK
- PSIKOLOGIS
Evakuasi:
Jiwa
Harta/benda
(termasuk
ternak)
35
Conclution Remarks
Indonesia adalah negara yang rentan terpapar bencana alam, untuk itumasyarakat Indonesia harus menjadi masyarakat yang tangguh bencana
Harus Dibangun Model Mitigasi Bencana NasionalDengan Tetap MengadaptasiBudaya Lokal UntukMewujudkan MasyarakatIndonesia Tangguh Bencana
Perubahan Generasi
Akankah Membawa
Model Baru
Apa itu
Bencana
Menurut
Mereka
Conclution Remarks
MANUSIA mahluk rasional yang sekaligus
emosional dan spiritual plus NAFSU
TERIMA KASIH
UGM
LANUDADISUCIPTO
ST.KA.TUGU
KRATONYOGYAKARTA
BALAI SABO
top related