nurul qomariyah 105100300111035

Post on 17-Feb-2016

84 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

PT. Five Food. Nurul Qomariyah 105100300111035. Lufi Tri W N 105100300111037. Qurrata A’yunin 105100300111033. Bella Rahmawati K 105100301111031. Mahmud Nasapi 105100300111019. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Nurul Qomariyah105100300111035

Qurrata A’yunin105100300111033

Lufi Tri W N105100300111037

Bella Rahmawati K105100301111031

Mahmud Nasapi105100300111019

PT. Five Food

Hubungan antara penanganan material dan tata letak pabrik adalah secara khusus tata letak pabrik membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan, sehingga perlu diketahui panjang, waktu, sumber serta tujuan perpindahan material. Tata letak pabrik dan material handling mempunyai tujuan umum yaitu meminimumkan biaya. Karena pengaruh yang nyata dalam material handling, penting sekali untuk mendesain layout dan sistem material handling karena biaya material handling proporsional dengan jarak perpindahan material, maka pemilihan tipe layout itu sendiri sudah akan memberi pengaruh terhadap jumlah biaya material handling.

LATAR BELAKANG

Tujuan

Mengetahui pentingnya material handling, manfaat, tujuan, dan hubungannya dengan fungsi perancangan layout pada PT. Five Food

PEMBAHASAN

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Five Food merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ringan. Perusahaan ini digagas oleh lima sekawan tepatnya pada tanggal 7 November 2008. Perusahaan ini berlokasi di kawasan Industri Waru Sidoarjo, tepatnya di Jalan Tambak Sawah No. 4-7. Five Food’s biscuit merupakan salah satu produk unggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Head Office dan Pusat Produksi PT. Five Food berada dalam satu wilayah, yakni di Kawasan Industri Waru Sidoarjo.

PROFIL PRODUK

Konsep ProdukProduk Brownies Cookies yang merupakan salah satu produk andalan dari PT. Five Food ini berbentuk kotak dengan ukuran (4x4x2) cm. Brownies cookies ini bertaburkan kacang almond di bagian atasnya.

PROSES PENGOLAHAN

Proses pembuatan cookies terdiri dari tiga tahap, yaitu pembuatan adonan, pencetakan, dan pemanggangan adonan. Pembuatan adonan diawali dengan proses pencampuran dan pengadukan bahan-bahan, dimana bahan baku dicampur secara bertahap. Tahap pertama adalah pencampuran lemak dan gula, kemudian tahap selanjutnya adalah penambahan susu dan zat aditif yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air. Penambahan tepung terigu dilakukan pada bagian paling akhir untuk membatasi pengembangan gluten yang berlebihan.

Bahan Baku- Terigu - Susu- Telur - Gula - Lemak - Baking

Powder- Air

Bahan Pembantu

- Garam- Flavor- Emulsifier- Cokelat

bubuk

Bahan Pengemas

Bahan pengemas terdiri dari 3 jenis, yakni kemasan primer, kemasan sekunder dan kardus.

Primer

sekunder

Diagram Alir Proses Produksi

Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi

Letak pasar Letak sumber bahan baku Ketersediaan tenaga kerja Ketersediaan tenaga listrik Ketersediaan air Fasilitas pengangkutan Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan, dan

telekomunikasi Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan

kebakaran Peraturan pemerintah setempat Sikap masyarakat Biaya dari tanah dan bangunan Luas tempat parker Saluran pembuangan Kemungkinan perluasan Lebar jalan

Urutan Material Dari Supplier Hingga Konsumen dan Peta Dari-Ke

Urutan Material:1. Receiving ialah proses awal menerima barang dari supplier atau

pemasok bahan baku. Direceiving bahan baku akan diperiksa mengenai perhitungan, penimbangan dan pengambilan sampel. Apabila telah sesuai, maka diberikan cap received sebagai tanda terima barang. Bahan baku di angkut dengan menggunakan truck dari supplier dan di alokasikan ke storage.

2. Storage ialah tempat menyimpan bahan baku dari pembuatan Brownies Cookies. Setelah bahan baku melewati receiving, lalu disimpan di storage terlebih dahulu sebelum memasuki proses produksi. Bahan baku di angkut dari receiving ke storage dengan menggunakan forklift.

3. Penimbangan bahan.Penimbangan bahan baku Brownies Cookies dengan menggunakan alat timbangan. Masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan kapasitas produksi dalam sekali proses produksi.

4. Pencampuran bahan dilakukan secara bertahap. Tahap 1 merupakan pencampuran lemak dan gula. Tahap 2 penambahan susu dan zat aditif yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air. Tahap 3 penambahan tepung dilakukan pada bagian paling akhir. Pencampuran bahan dilakukan dengan menggunakan mixer.

5. Pengadonan6. Pemanggangan

Adonan yang telah dicampur, dipanggang dengan menggunakan alat pemanggang (oven). Adonan dipanggang dengan suhu ±176.7ºC (350ºF) selama ±10 menit.

7. PencetakanAdonan yang sudah jadi lalu dicetak dengan menggunakan mesin cetakan.

8. Pendinginan Pendinginan Brownies Cookies dilakukan dengan menggunakan alat pendingin

9. Pengemasan Pengemasan Brownies Cookies dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin pengemas. Pada saat pengemasan kualitas roti tetap dijaga agar tidak terkontaminasi dari mikroba sebelum di pasarkan pada konsumen. Pada proses pengemasan pula dihitung jumlah brownies yang bisa diproduksi dalam satu kali proses produksi.

10. Warehousing ialah tempat untuk menyimpan produk jadi. Brownies Cookies yang sudah diproduksi akan disimpan di warehouse.

11. Shipping ialah proses pemeriksaan bahan akhir. Brownies Cookies sebelum di distribusi akan diperiksa di proses shipping mengenai kelayakan produk sebelum memasuki pasar/konsumen yang dituju.

12. Distribusi Setelah proses shipping maka Brownies Cookies di distribusikan ke konsumen.

Peta Dari Ke Jarak (m)

Peta Dari Ke Muatan (kg)

Tipe Layout Dan Layout Proses Produksi

Pada proses pembuatan Brownies Cookies menggunakan tipe Layout – Product Layout dikarenakan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Di dalam pembuatan Brownies Cookies ini proses yang dilakukan dari awal hingga akhir secara urut tanpa adanya proses backtraking.

Product Layout

1. Receiving2. Storage3. Penimbangan Bahan4. Pencampuran (Secara Bertahap)5. Pengadonan6. Pemanggangan7. Pencetakan8. Pendinginan9. Pengemasan10. Warehousing11. Shipping

Dari Receiving ke storage

Semua material dari suplier pada saat perpindahannya dari receiving ke storage menggunakan Forklift.

PENANGANAN BAHAN

Dari Storage ke Proses Produksi

fungsi dari trolley ini adalah untuk memudahkan dalam pemindahakan barang dari suatu tempat ketempat lain. Trolley stainless sangat baik kegunaannya mulai dari lebih ringan dari besi, tahan lama sampai mudah perawatannya. Alasannya:

Mempermudah dalam perpindahan susu untuk memasuki proses produksi

Mengurangi kerusakan material akibat perpindahan

Proses Penimbangan

Timbangan kapasitas 150kg-300kg. timbangan ini cocok untuk industri. terbuat dari rangka yang kokoh sehingga dapat mengurangi kelembaman dari rangka dan akan menghasilkan hasil penimbangan yang lebih presisi.

Proses Pencampuran

Mixer ini dapat digunakan dalam pencampuran bahan dengan jumlah volume lebih banyak.

Pengadonan

Mempermudah dalam pengadonan bahan

Pemanggangan

Mempermudah proses pemanggangan snack dalam jumlah banyak

Proses Pencetakan

Mempermudah dalam proses pencetakan karena diatur oleh mesin

Proses Packaging

Mempercepat dalam poses pengemasan

Belt Conveyor

Mesin yang digunakan dalam memasuki proses Pengemasan

Perantara penghubung ke roses pengemasan

Ongkos Material Handling

Data untuk perhitungan material handling pada alat angkut forklift:Pembelian alat angkut dengan harga Rp 60.000.000,-, dengan umur ekonomis 8 tahun. Biaya bahan adalah sebesar Rp 30.000,-/ 8 jam. Biaya perawatan untuk alat adalah Rp 6.000,-. Setiap harinya forklift berjalan rata-rata 20.000 m. alat angkut ini beroperasi selama 300 hari per tahun, dan upah operatornya adalah Rp 15.000,-/ jam. Dari data tersebut dapat diketahui besarnya ongkos material handling sebagai berikut:

Penyelesaian

TERIMA KASIH

top related