metode kuantum teching
Post on 03-Jul-2015
582 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE
QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN
PADA SISWA KELAS IV SDN TALANG III
SKRIPSI
Oleh:
Nelly Maghfiroh
0 7 1 4 0 0 4 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2010
2
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE
QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN
PADA SISWA KELAS IV SDN TALANG III
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nelly Maghfiroh
0 7 1 4 0 0 4 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2010
3
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE
QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN PADA SISWA
KELAS IV SDN TALANG III SUMENEP
SKRIPSI
Oleh:
Nelly Maghfiroh
07140048
Telah disetujui Pada Tanggal 07 April 2010
Oleh Dosen Pembimbing
Mohammad. Samsul Ulum M.A
NIP. 19720806 200003 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dra. Hj. Sulalah, M.Ag
NIP. 19651112 199403 2 002
4
HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS
IV SDN TALANG III SARONGGI SUMENEP
SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh
Nelly Maghfiroh(07140048) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
17 April 2010 dengan nilai Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada tanggal: 17 April 2010
Ketua Sidang,
Samsul Susilawati M.Pd
NIP. 19760619200501 2 005
Sekretaris Sidang,
Moh. Samsul Ulum, M.A
NIP. 19720806 200003 1 001
Penguji Utama,
Dr. Hj. Sulalah, M. Ag
NIP. 19651112199403 2 002
Pembimbing,
Moh. Samsul Ulum, M.A
NIP. 19720806 200003 1 001
Mengsahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, M.A
NIP. 19620507 199503 1 001
5
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain .1
1 Al-Qur an dan terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005), hlm.597
6
NOTA DINAS PEMBIMBING
Moh. Samsul Ulum M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Nelly Maghfiroh Malang, 07April 2010 Lamp : 4 (empat) Eksemplar
Kepada
Yth:
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
di-
Malang
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa di bawah ini:
Nama : Nelly Maghfiroh
NIM : 07140048
Jurusan : PGMI
Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode
Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa Kelas
IV SDN Talang III Sumenep
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah
layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Mohammad. Samsul Ulum M.A
NIP. 19720806 200003 1 001
7
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.
Malang, 07 April 2010
Nelly Maghfiroh
8
PERSEMBAHAN
Dibawah sejadah cinta dan kasih sayang-Nya
Oretan ini khusus q persembahkan kepada:
Bapak dan ibu (H. faishol Marzuki dan Hj. Siti Azizah)
Yang dengan setiap hentakan nafasnya telah membawaku kedunia ini
Dengan nada cinta dan irama do'a.
Guru alifku dan semua guru khususnya para asatidz PP. Annuqayah
Guluk-guluk yang dengan keuletannya telah mengantarku menuju
Terang benderangnya dunia keilmuan.
Kekasihku Herly Suhriyanto S.Ag yang dengan kesabarannya
Dan kesetiaannya mampu menaklukkan batu cadas hatiku
Mas Her ..akhirny a ku jadi mil ikmu
Kakakku dan adik-adikku ..
Dewasalah, kita masih punya Tuhan!
Keluarga besarku
Tarima kasih atas segenap motivasinya untuk senantiasa
berada dalam jalanNya.
Big thanks to sahabat-sahabatku yang telah menorehkan
Banyak nuansa dalam kafan putih kehidupanku,
SEMOGA MAAFMU MASIH TERSISA UNTUKKU !
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah Nya, sehingga pada
kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul Upaya Peningkatan Presptasi
Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN di SDN
Talang III Sumenep dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah
menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Ayah, dan Ibu, serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan
kepecayaan, motivasi, do a, dan restu kepada kami.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Malang.
4. Ibu Dr. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku Ketua Program Studi PGMI yang selalu
memberikan kritik dan saran demi kemajuan dan kebaikan kami.
5. Bapak Moh. Samsul Ulum M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Drs. Sudiryo selaku Kepala Sekolah SDN Talang III Sumenep yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan penelitian di
SDN tersebut.
7. Bapak Moh. Syahwan, S.Pd selaku Guru bidang studi PKN yang juga
membimbing dan membantu dalam Pelaksanaan PTK.
10
8. Segenap guru SD yang telah membantu kami dalam memperoleh data-data
yang dibutuhkan.
9. Segenap teman teman seperjuangan PGMI yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami
harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan
setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan
skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Amiin-amiin ya Robbal Alamin.
Malang, 07 April 2010
Penulis
Nelly Maghfiroh
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv
MOTTO.................................................................................................................. v
NOTA DINAS BIMBINGAN .............................................................................. vi
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
ABSTRAK............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8
E. Hipotesa penelitian ................................................................................... 8
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 10
G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 11
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 13
A. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran................................................ 13
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran PKN Di SD ..15
1. Pengertian Pembelajaran PKN ......15
2. Tujuan Pembelajaran .16
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN . ...17
C. Tinjauan Tentang Metode Quantum Teaching.......................................18
1. Pengertian Quantum Teaching...........................................................18
2. Asas Utama Quantum Teaching.........................................................20
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching.....................................................22
4. Model Quantum Teaching..................................................................24
5. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching........................................29
D. Tinjauan Tentang Prestasi.......................................................................32
1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................................... 32
2. Macam-Macam Prestasi Belajar .......29
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 42
A. Lokasi Penelitian .................................................................................... 42
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................. 42
C. Prosedur Penelitian................................................................................. 45
D. Kehadiran Peneliti .................................................................................. 51
E. Sumber dan Jenis Data ........................................................................... 52
F. Instrumen Penelitian............................................................................... 53
13
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 53
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 55
I. Pengecekan Keabsahan Data.................................................................. 57
J. Model dan Tahapan Peneliian ................................................................ 58
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN............................................. 64
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................... 64
1. Sejarah Berdirinya MI Sumber Payung............................................ 64
2. Identitas Sekolah .. .64
3. Visi dan Misi ................................................................................... 65
4. Struktur Organisasi........................................................................... 67
5. Keadaan Guru................................................................................... 68
6. Jumlah Siswa .69
7. Sarana dan Prasarana........................................................................ 69
8. Kurikulum SDN................................................................................71
9. Kenaikan Kelas Dan Pelulusan.........................................................72
B. Paparan Data 72
1. Observasi 72
2. Pre Test 73
3. Hasil Test .. 73
C. Siklus Penelitian ..................................................................................... 74
1. Siklus I.............................................................................................. 74
a. Rencana Tindakan Siklus I......................................................... 74
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................... 76
14
c. Observasi Siklus I....................................................................... 81
d. Refleksi Siklus I ......................................................................... 84
e. Siklus II ...................................................................................... 86
f. Rencana Tindakan Siklus II ....................................................... 86
g. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................. 89
h. Observasi Siklus II ..................................................................... 96
i. Refleksi Siklus II ...................................................................... 100
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 102
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 107
A. Kesimpulan........................................................................................... 107
B. Saran..................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Alur PTK............................................................................................ 51
Gambar II : Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Lewin
Menurut Elliot ................................................................................. 59
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 111
Lampiran 2 : Contoh Media Pembelajaran......................................................... 125
Lampiran 3 : Data Evaluasi ................................................................................ 128
Lampiran 4 : Instrumen ...................................................................................... 131
Lampiran 5 : Dokumentasi ................................................................................. 132
Lampiran 6 : Data Observasi.............................................................................. 133
Lampiran 7 : Silabus........................................................................................... 135
Lampiran 8 : Foto ............................................................................................... 140
Lampiran 9 : Surat Pengantar Penelitian ............................................................ 141
Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 142
Lampiran 11: Bukti Konsultasi ........................................................................... 143
17
ABSTRAK
Nelly Maghfirah, 2010, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa Kelas IV SDN Talang III Sumenep . Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang,
Dosen Pembimbing: Moh. Samsul Ulum M.A
Kata Kunci : Metode, Quantum Teaching, Prestasi Belajar
Suatu lembaga pendidikan akan dapat bersaing secara kompetitif apabila dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik terlepas seperti apapun latar belakang siswa didiknya. Karena itu guru dituntut menguasai metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang dihadapi. Fenomena yang terjadi di SDN Talang III Sumenep, ada beberapa hambatan, hambatan yang paling signifikan yaitu antusias siswa untuk belajar masih sangat rendah sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan. Menyikapi permasalahan tersebut, maka perlu diterapkan metode yang lebih tepat. Untuk menanggulangi hal itu telah benyak konsep metode pembelajaran aktif yang ditawarkan. Metode pembelajaran aktif tampaknya merupakan salah satu jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu atau kualitas pembelajaran di SDN Talang III Sumenep. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode Quantum Teaching pada pelajaran ini, diharapkan prestasi belajar siswa terus meningkat dan hasil belajarnya akan memuaskan, sebab pada metode ini keaktifan siswa lebih di utamakan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep, (2) Bagaimana peningkatan prestasi belajar melalui metode Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kalas IV SDN Talang III Sumenep, (3) Apa sajakah hambatan yang dihadapi dalam penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Urutan kegiatan penelitian ini mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisanya, penulis menggunakan aanalisis deskriptif kualitatif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara maka penerapan Quantum teaching, mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pre test sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4%. Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre test sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Hal ini
18
menunjukkann bahwa 90% siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar PKN dengan hasil belajar yang baik, walaupun selama penerapan masih mengalami beberapa hambatan, akan tetapi hal ini bukan berarti menafikan keberhasilan penerapan quantum teaching dalam pelajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN Talang III Sumenep karena dalam penerapan quantum teaching telah menunjukkan hasilnya yaitu kegairahan dan kesenangan siswa dalam belajar, suasana yang terlihat dinamis dan siswa menjadi aktif.
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu
menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu
kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar
dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,
sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. 2
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,
yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa
harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui
berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari
aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat yang optimal.
Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab
yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung : Bumi Aksara, 2001), hlm. 48
20
mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan
pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat
pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
SDN Talang III sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat
menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan
mampu berperan dalam persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah
banyak dilakukan oleh pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu
menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan
menjadikan sekolah yang berkualitas.
Namun pada kenyataannya, usaha yang di lakukan pihak sekolah
belum cukup membuahkan hasil. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya prestasi
belajar yang dimiliki siswa. Dalam proses belajar mengajar, rata-rata siswa
kurang berminat terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Mereka
lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar, bicara
sendiri dan mengganggu teman-teman yang di dekatnya. Hal itu tentu sangat
mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang maksimal.
Dalam kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi,
maka sangat mungkin kualitas sekolah akan menjadi menurun, karena salah
satu indikator keberhasilan sekolah adalah mampu mencetak lulusan yang
baik.
21
Berbagai permasalahan pembelajaran yang mengakibatkan
menurunnya prestasi belajar siswa tersebut, salah satunya terjadi pada
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai
dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di SDN Talang III tempat penelitian ini dilaksanakan, Pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan masih cenderung berorientasi pada transfer
pengetahuan semata dengan metode yang monoton. Hal inilah yang
mengakibatkan kegagalan prestasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran yang
digunakan masih menganut perspektif pembelajaran tradisional, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek
pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal kenyataannya, siswa yang
mempunyai karakter beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari
guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu mengambil makna dari setiap
informasi yang diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan mereka
semua terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran.
Melihat dari semua permasalahan yang dipaparkan di atas, maka
dibutuhkan tindakan yang mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu solusi
adalah penggunaan metode yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat
seluruh siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode mengajar
22
merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu,
peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar. 3
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna lebih
mengaktifkan dan memunculkan prestasi belajar siswa di kelas yaitu dengan
menggunakan metode Quantum Teaching. Strategi ini dapat diterapkan pada
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan
diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap
Salah satu pakar pendidikan berhasil menciptakan cara baru dan
praktis untuk mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan oleh
guru. Semua itu terangkum dalam Quantum Teaching yang berarti
pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi
sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang
lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,
yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar. Karena itulah guru harus tahu apa yang ada pada siswanya.
Begitu juga harus ada kerjasama yang solid antara guru dan siswa, bila guru
berusaha membimbing dan mengarahkan siswanya, maka diharapkan siswa
juga berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan
Quantum Teaching lebih menekankan pada emosioanal anak, sebagaimana
3 Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta1997) , hal: 43
23
prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam Quantum Teaching yaitu "Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka". 4
Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp
(sebuah program pemercepatan Quantum Learning yaitu perusahaan
pendidikan nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan
beberapa hasil daripada proses pembelajaran sebagai berikut;
1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa
2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa
3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa
4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan5
Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu
terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya6, dan
berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam
adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah dan diperintahkan kepada
manusia untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang
ada padanya tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui
pendidikan, tanpa bantuan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing
dirinya sendiri.7 Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan
mendidik generasi muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial seperti
4 Bobbi DePorter dkk,Quantum Teaching memperaktekkan Quantum Learning didalam kelas,(Kaifa 2000), hal:7
5 Bobbi DePorter, OP.Cit, hal.4 6 Azhar Arsyad, Media pengajaran: (Raja Grafindo Persada, Jakarta 1997), hal.1 7 Hery Noer Aly, Ilmu pendidikan Islam,(Logos, Jakarta 1999), hal. 1
24
kejahatan, pengrusakan lingkungan, narkotika, pergaulan bebas dan
sebagainya.
Sebagai metode yang masih baru, Quantum Teaching merupakan
sesuatu yang baru dan asing bagi kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia,
sehingga masih jarang sekolah-sekolah yang menerapkan metode ini dalam
melaksanakan pembelajaran. Melihat latar belakang diatas maka penulis
mengadakan penelitian yang dilaksanakan di SDN Talang III Saronggi
Sumenep, pemilihan metode quantum teaching oleh peneliti sangat sesuai
dengan kondisi dan situasi siswa. Karena peneliti memiliki asumsi bahwa
tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai
dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul upaya peningkatan prestasi belajar melalui metode quantum
teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sanggi
Sumenep.
B. Rumusan Masalah
Fokus rumusan masalah penelitian ini adalah penggunaan Quantum
Teaching pada pelajaran PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep.
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan dalam beberapa subfokus
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan Qantum Teaching sebagai upaya peningkatan
prestasi belajar pada pembelajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN
Talang III Saronggi-Sumenep?
25
2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode
Quantum Teaching pada pembalajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN
Talang III Saronggi-Sumenep?
3. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan metode Quantum
Teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada pembelajaran
PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki
beberapa tujuan yaitu:
1. Mendeskripsikan bagaimanakah penerapan Quantum Teaching sebagai
upaya peningkatan prestasi belajar pada pembalajaran PKN pada siswa
kelas IV di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?
2. Mendeskripsikan bagaimanakah peningkatan prestasi belajar melalui
metode Quantum Teaching pada pembelajaran PKN pada siswa kelas IV
di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?
3. Mendeskripsikan hambatan apa sajakah yang di hadapi dalam penerapan
metode Quantum Teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar
siswa pada pelajaran PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, besar harapan peneliti agar penelitian ini bisa
bermafaat dan memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan.
Adapun manfaat penelitian ini dapat disimpulkan antara lain:
26
1. Menjadi bahan referensi untuk mengkaji tentang penerapan Quantum
Teaching
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam masalah metode
pembelajaran
3. Dengan mengetahui gambaran mengenai metode pembelajaran Quantum
Teaching maka diharapkan dapat berguna untuk dijadikan pedoman dalam
peningkatan pendidikan.
4. Sebagai wawasan atau gambaran bagaimana guru mengelola kelas.
5. Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan
bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya, sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan dengan wawasan yang lebih luas secara
teoritis maupun praktis.
6. Sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan peneliti dalam
mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesional.
E. Hipotesa Penelitian
Siswa kelas IV SDN Talang III terdiri dari anak-anak yang berumur
sepuluh tahun, jadi karakteristik anak-anak tersebut adalah anak-anak yang
masih senang bermain. Sedangkan metode Quantum Teaching adalah
pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi
sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang
lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,
yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar.
27
Dalam pelaksanaan Quantum Teaching lebih menekankan pada
emosional anak, sebagaimana prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam
Quantum Teaching yaitu "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan
Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka"8. Metode pengajaran dalam bentuk
Quantum Teaching tampak lebih komprehensip dibandingkan dengan
berbagai metode pengajaran yang telah ada sebelumnya. Dengan kata lain
bahwa dalam quantum teaching terkandung berbagai macam-macam metode
pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi, simulasi,
eksperimen, penemuan, dan proyek atau unit. Berbagai ini satu dan lainnya
saling bersinergi membentuk Quantum Teaching. Maka dari itu pengajar dan
peneliti merasa bahwa metoe Quantm Teaching sesuai untk digunakan alam
pembelajaran PKN di kelas IV SDN Talang III Saronggi-Sumenep.
Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp (sebuah
program pemercepatan Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan
nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan beberapa
hasil daripada proses pembelajaran sebagai berikut;
1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa
2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa
3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa
8 Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer, Nourie, Quantum Teaching mempraktekkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas, (Kaifa, Bandung 2000), hal.07
28
4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan9
Oleh karena itu, dengan diterapkannya metode Quantum Teaching
pada siswa kelas IV SDN Talang III saronggi-Sumenep diharapkan akan
memberi kontribusi dan motivasi kepada siswa sehingga yang dulunya sulit
memahami dan menerapkan pelajaran PKN menjadi mudah, bahkan menjadi
materi yang disukai.
Dari uraian diatas peneliti dapat menarik suatu hipotesis: jika metode
Quantum Learning di terapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) pada siswa kelas IV di SDN Talang III Saronggi-
Sumenep, maka upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan
tercapai.
F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul skripsi yaitu Upaya Peningkatan Motivasi
Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa
Kelas IV Di SDN Talang III Sumenep . maka peneliti membatasi pembahasan
yang akan dikaji yaitu menyangkut bagaimana proses perencanaan, dan
bagaimana penerapannya serta apa saja hambatan dalam penggunaan metode
Quantum Teaching pada pelajaran PKN sebagai upaya peningkatan motivasi
belajar siswa.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
9 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal,4
29
BAB I :Pada bab ini menerangkan tentang pendahuluan yang meliputi:
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, hipotesa penelitian, ruang lingkup dan
keterbatasan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II :Tinjauan pustaka dibahas pada bab ini. Yaitu membahas tentang
metode penbelajaran disekolah, pembelajaran PKN di Sekolah
Dasar yang meliputi pengertian, tujuan dan ruang lingkup mata
pelajaran PKN,tinjauan umum tentang Quantum Teaching yang
meliputi pengertian, asas-asas Quantum Teaching, prinsip-prinsip
Quantum Teaching, kerangka rancangan Quantum Teaching.
BAB III :Metode penelitian, membahas desain dan jenis penelitian,
prosedur penelitian, kehadiaran peneliti di lapangan, sumber dan
jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, analisis data, pengecekan keabsahan data,
tahapan penelitian.
BAB IV :Paparan hasil penelitian, memaparkan deskripsi lokasi penelitian
yang meliputi sejarah SDN Talang III di Saronggi Sumenep,
identitas sekolah, sarana dan prasarana, visi, misi dan tujuan
sekolah, struktur organisasi sekolah, siklus penelitian yang
siklus I, dan siklus II.
BAB V :Analisa pembahasan
BAB VI :Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil penelitain
beserta saran-saran sebagai bahan pertimba
30
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Di Sekolah Dasar
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Realisasi interaksi belajar mengajar tidak lain merupakan
pengoprasionalan satu atau lebih metode-metode mengajar. Metode adalah
cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode
adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Metode dan juga teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi
pengajaran. Metode pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan
pertimbangan jenis srtategi pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Begitu pula, oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan
sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan
komponen sistem pengajaran yang lain.
Adapun pembelajaran berasal dari kata dasar ajar , yang artinya
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata ajar
ini
lahirlah kata kerja belajar , yang berati berlatih atau berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu dan kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang
31
mendapat awalan pem- dan akhiran an yang merupakan konflik nominal
(bertalian dengan prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti proses.10
Pembelajaran ialah proses pemerolehan maklumat dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan.
Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran untuk mencapai
suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa kepada
perubahan pada seseorang.
Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh
para ahli:
a. Menurut Degeng, pembelajaran (atau ungkapan yang lebih dikenal
sebelumnya pengajaran ) adalah upaya untuk membelajarkan siswa.11
b. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan
ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih
efektif dan efisien.12
c. Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.13
d. Kamus Dewan mentraktifkan pembelajaran sebagai proses belajar untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan menjalani latihan.
10 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal: 664
11 Muhaimin, Op.cit, hal: 183 12 Muhaimin M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hal: 99 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal: 48
32
e. Menurut pandangan ahli kognitif, pembelajaran boleh ditraktifkan sebagai
satu proses dalam yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang agak
kekal.
f. Aliran behavioris berpendapat bahwa pembelajaran adalah perubahan
dalam tingkah laku yaitu cara seseorang bertindak dalam suatu situasi.
Terdapat beberapa sebab teori-teori pembelajaran ini perlu dikuasai oleh
guru, diantaranya ialah:
a. Teori pembelajaran membantu guru memahami proses pembelajaran yang
berlaku di dalam diri pelajar itu sendiri.
b. Guru dapat memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi,
mempercepat atau melambatkan proses pembelajaran seseorang.
c. Guru dapat membuat ramalan yang tepat tentang hasil yang diharapkan
dari proses pengajaran dan pembelajaran.14
B. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
1. Pengertian Pembelajaran PKN
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa
pembelajaran tanpa diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. 15
Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah
pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya
membelajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat kewarganegaraan itu
14 (http://ishakhothman.tripod.com/tugasan2apk.htm) 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal; 114
33
sendiri. Selain itu juga dapat menerapkan pemahaman tentang
kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah, sekolah, dan masyarakat
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Muhaimin bahwa pembelajaran adalah:
Suatu upaya membelajarkan peserta didik agar dapat belajar, butuh
belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus
mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana
cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.16
2. Tujuan Pembelajaran PKN
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi.
16 Muhaimin, Op.cit, 2002, hal: 183
34
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
internasional.
Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak, dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai kep-itusan bersama, prestasi diri,
persamaan keduclukan warga negara.
Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
hubungan dasar negara dengan konstitusi.
35
Kekuasaan dalam polotik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madam,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
Pancasila meliputi: Pancasila sebagai dasar negara dar ideologi negara,
proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Globalisasi meliputi: globalisasi . di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
C. Metode Quantum Teaching
1. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu "Quantum" yang berarti
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan "Teaching" yang berarti
mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat
mempengaruhi kesuksesan siswa.17 Abuddin Nata, dengan mengutip
pendapatnya DePorter mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah badan
ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan,
penyajian dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori
pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegence
17 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal, 5
36
Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Ginder & Bandler), Eksperiental
Learning (Hahn), Socratic Incuiry, Cooperative Learning (Jhonson &
Jhonson), dan Element of Effective Intruction (Hunter). Quantum Teaching
merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi paket multisensori,
multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan
melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan kemampuan murid untuk
berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis
dan mudah diterapkan.18
Quantum Teaching yaitu sebuah metode pembelajaran yang terbukti
mampu meningkatkan motivasi belajar anak didik, meningkatkan prestasi,
meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan melanjutkan
penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode yang
dilukiskan mirip sebuah orkestra, dimana kita sedang memimpin konser saat
berada diruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman terhadap
karakter murid yang berbeda-beda sebagaimana alat-alat musik yang berbeda
pula. Karenanya Quantum Teaching mengajarkan agar setiap karakter dapat
memiliki peran dan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga
pembelajaran membawa kesuksesan.
Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan
proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang
terarah, apapun mata pelajarannya. Dengan menggunakan metodelogi
18 Abudin Nata, Manajemen Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,(Kencana, Jakarta 2003), hal.35
37
Quantum Teaching, dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan
belajar menuju bentuk perencanaan yang akan melejitkan prestasi siswa.
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,
interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi
yang mendirikan landasan dan keterangan untuk belajar.
QuantumTeaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang dicari,
atau cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang
dilakukan guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan
penyampaian kurikulum.
2. Asas Utama Quantum Teaching
Asas utama Quantum Teaching adalah Bawalah dunia mereka kedunia
kita, dan antarkan dunia kita kedalam dunia mereka. Asas ini terletak pada
kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua dunia yaitu guru
dengan siswa. Artinya bahwa tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara
seorang guru dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik.
Seorang guru juga diharapkan mampu memahami karakter, minat, bakat dan
fikiran setiap siswa, dengan demikian berarti guru dapat memasuki dunia
siswa.19
Inilah hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru, untuk
mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan
19 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal,84
38
autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih,
dan diberikan oleh siswa, bukan oleh departemen Pendidikan. Belajar dari
segala definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain, belajar
melibatkan semua aspek kehidupan manusia yang meliputi pikiran, perasaan,
dan bahasa tubuh, disamping pengetahuan sikap dan keyakinan sebelumnya
serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan
dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut
harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.
Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan
dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan
rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah
kaitan terbentuk, guru bisa membawa siswa kedunia guru, dan memberi siswa
pemahaman guru mengenai isi dunia itu.
Ketika seorang guru sudah dapat memasuki dunia siswa dan diterima
dengan baik oleh siswa maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk
memasuki dunia lain yang lebih luas sehingga apa yang dipelajari oleh siswa
tersebut dapat diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan lingkungannya.
Dalam interaksi edukatif yang berlangsung terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang
bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan
lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar.
Guru ingin memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan
menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru
39
berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan
bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan
murid.20
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Selain asas utama Quantum Teaching juga memiliki prinsip atau yang
disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan
berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu sendiri, prinsip-prinsip itu
adalah:
1) Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal yang berada dikelas
mengirim pesan tentang belajar. Menurut Islam prinsip ini berarti bahwa
segala sesuatu memiliki jiwa atau personalitas. Air, tanah, tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia dan sebagainya memiliki jiwa dan
personalitas. Oleh karenanya semua itu harus diperlakukan secara baik dan
diberikan hak hidupnya, dirawat dan disayang, sehingga semuanya
bersahabat dan bermanfaat bagi manusia.21
2) Segalanya bertujuan, semua yang kita lakukan memiliki tujuan. Semua
yang terjadi dalam penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan. Prinsip
ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali-Imron ayat 191, yaitu:
20 Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Rineke, Jakarta 2000), hal.5
21 Abudin Nata, Op.Cit,hal.41
40
Ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang
sikap orang-orang yang berakal yang mampu meneliti segala ciptaan
Tuhan yang ada dilangit dan dibumi serta pergantian waktu siang dan
malam. Dengan berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang berakal
akan selalu meneliti rahasia, manfaat, hikmah yang terkandung dalam
semua ciptaan Tuhan.
Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya uraian,
penjelasan dan informasi tentang "sesuatu" sebelum siswa memperoleh
nama "sesuatu" itu untuk dipelajari. Atau dengan bahasa yang lebih mudah
yaitu mencari "sesuatu" sebelum diberi tahu tentang "sesuatu itu".
Dalam ajaran Islam seseorang terlebih dahulu disuruh percaya kepada
Allah, mengucapkan dua kalimah syahadah, melaksanakan sholat,
membaca Al-Qur'an dan mempraktekkan ajaran Islam lainnya. Hal ini
memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai anak akan
lebih mantap dalam pengajaran, daripada lebih dahulu mengemukakan
teori yang sulit baru kemudian mempraktekkannya.
3) Akui setiap usaha, yaitu pengakuan setiap usaha yang berupa kecakapan
dan kepercayaan diri terhadap apa yang dilakukan oleh siswa, sebab
belajar itu mengandung resiko. Menghargai setiap usaha siswa sebagai
bentuk pengakuan atas kecakapan untuk menumbuhkan kepercayaan diri,
sekalipun usaha siswa kurang berarti.
4) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan, artinya terdapat umpan
balik mengenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dengan belajar.
41
4. Model Quantum Teaching
Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, dalam
simfoni terdapat banyak unsur dan didalam Quantum Teaching unsur tersebut
digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
1) Unsur Konteks, yaitu unsur pengalaman yang meliputi:
a. Suasana yang memberdayakan, suasana kelas mencakup bahasa yang
dipilih oleh guru, cara menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru
terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh dengan
kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. Mengutip
pendapatnya Walberg dan Greenberg (1997) DePorter mengatakan
bahwa dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial
atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang
mempengaruhi belajar akademis. Suasana atau keadaan ruangan
menunjukkan arena belajar yang dipengaruhi oleh emosi. Bahan-bahan
kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan,
kegembiraan, dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling
memiliki dan keteladanan.
Jika seorang guru secara sadar menciptakan kesempatan untuk
membawa kegembiraan ke dalam pekerjaannya, kegiatan belajar
mengajar akan lebih menyenangkan. Kegembiraan ini membuat siswa
siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap
positif.
42
b. Landasan yang kukuh, adalah kerangka kerja: tujuan, keyakinan,
kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi
guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas
belajar.Dalam mengorkestrasi landasan yang kukuh, ada unsur-unsur
dasar yang perlu diperhatikan yaitu tujuan, prinsip-prinsip dan nilai-
nilai, keyakinan yang kuat mengenai belajar dan mengajar,
kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan yang jelas.
c. Lingkungan yang mendukung, adalah cara guru menata ruang kelas:
pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan
semua hal yang mendukung proses belajar. Sebuah gambar lebih
berarti daripada seribu kata. Jika guru menggunakan alat peraga dalam
situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan. Bukan hanya
mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual,
alat peraga juga secara harfiah menyalakan jalur syaraf seperti
kembang api dimalam lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-tiba
diluncurkan kedalam kesadaran. Kaitan ini menyedikan konteks yang
kaya untuk pembelajaran yang baru. Untuk menciptakan dan
memperkuat jalur syaraf ini perlu dipertimbangkan dua unsur yaitu
pandangan sekeliling dan kaitan mata dan otak. Prinsip-prinsip yang
perlu dikembangkan dalam penataan lingkungan antara lain:22
Lingkungan kelas harus memudahkan siswa untuk bergerak.
22 Cece Wijaya, Kemampuan Dasar guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosda Karya, Bandung1994), hal.133
43
Kegiatan dan tugas-tugas harus menyenangkan siswa sehingga
siswa dengan penuh kepercayaan mengerjakannya dengan sebaik-
baiknya.
Lingkungan belajar harus memudahkan kelompok untuk berperan
serta dalam setiap kegiatan.
Lingkungan belajar harus memudahkan siswa dalam mencari dan
menemukan masalah dengan cermat. Lingkungan lain yang perlu
ditata adalah pusat-pusat belajar, yaitu perpustakaan, laboratorium
dan sebagainya.
d. Rancangan belajar yang dinamis, adalah penciptaan terarah unsur-
unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami
makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi.23
Seorang guru harus mengenali dan memahami modalitas dari
setiap siswa yang diajar karena dengan mengenalinya akan dapat
menyesuaikan pengajaran dengan modalitas visual, auditorial, dan
kinestetik. Menurut DePorter (2002:85) dengan mengutip
pendapatnya Bandler dan Grinder (1981) bahwa meskipun kebanyakan
orang memilki ketiga akses ketiga modalitas tersebut, hampir semua
orang cenderung pada salah satu modalitas belajar.
2) Unsur isi, yaitu penyajian informasi (ketrampilan penyampaian berbagai
macam kurikulum dan strategi dalam mengajar) pada murid yang meliputi:
23DePorter, Op.Cit, hal 14-15
44
a. Penyajian yang prima, ada beberapa pedoman untuk mencapai
presentasi yang prima yaitu: pahamilah apa yang ada inginkan,
membina jalinan yang baik dengan siswa, bacalah mereka, targetkan
keadaan mereka, capailah modalitas mereka, manfaatkanlah ruangan
dan bersikaplah tulus.24
Seorang guru harus memberikan teladan tentang makna menjadi
seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan, kongruensi dan kesiapsiagaan
guru akan memberdayakan dan mengilhami siswa untuk membebaskan
potensi milik mereka sebagai pelajar. Kemampuan guru
berkominukasi, digabungkan dengan rancangan pengajaran yang
efektif, akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi
siswa.
b. Fasilitas yang luwes, fasilitasi adalah seni dan ilmu untuk
memaksimalkan saat belajar dan bekerja dengan siswa, melompat
masuk kedalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan
menjelajahi cara mereka untuk menyajikan dan memahami apa yang
mereka pelajari.
c. Ketrampilan belajar untuk belajar, apapun mata pelajarannya, siswa
belajar lebih cepat dan efektif jika mereka menguasai lima ketrampilan
penting ini, yaitu:
1. Konsentrasi terfokus
2. Cara mencatat
24 DePorter, Op.Cit, hal.114
45
3. Organisasi dan persiapan tes
4. Membaca cepat
5. Teknik mengingat
Setiap siswa diharapkan mampu belajar dan memiliki
ketrampilan untuk belajar dengan efektif. Dengan mengetahui gaya
belajar masing-masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan cara
yang terbaik bagi mereka. Bila seseorang mampu mengenali tipe
belajarnya dan melalukan pembelajaran yang sesuai maka belajar akan
sangat menyenangkan dan memberikan hasil optimal.
Setiap orang memilki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik.
Sebagian orang lebih mudah belajar visual, sebagian yang lain secara
auditorial, sebagian lain secara haptic/kinestetik. Dan teknik mengajar
yang diterapkan disekolah lanjutan mestinya hanya digunakan untuk
mengajar para pelajar dengan gaya belajar akademis, bukanlah metode
terbaik untuk meningkatkan standart mereka. Akan tetapi, merancang
kurikulum sekolah yang memungkinkan setiap pelajar diuji untuk
mengetahui gaya belajar mereka, bukanlah hal mustahil jika hal itu
bisa dilakukan, setiap gaya belajar anak mestinya dapat dilayani
disekolah.25
d. Ketrampilan hidup, dalam Quantum Teaching ini mengajarkan hidup
diatas garis. Diatas ada daya tanggap, yang didefinisikan sebagai
"kemampuan untuk menanggapi". Dengan kemampuan ini muncullah
25Dryden, Gordon; Vos, Jeanette, Revolusi Cara belajar (The Learning Revolution) Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan "Fun",( Bandung: Kaifa, 2002), hal.99
46
pilihan dan kebebasan. Hidup diatas garis berarti bertanggung jawab
atas tindakan sendiri dan mau memperbaiki jika perlu. Hal ini juga
berarti melihat pilihan yang ada, menentukan solusi, dan menemukan
cara untuk menjadi lebih efektif.
5. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching
Kerangka perancangan Quantum Teaching lebih dikenal dengan
singkatan TANDUR, yaitu:26
a. Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan diri siswa, pikat mereka,
puaskan dengan AMBaK (Apakah Manfaatnya BagiKu).
b. Alami, yaitu ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh
semua pelajar, berikan siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui. Hal ini sejalan dengan pendidikan akhlaq dan sopan
santun yang harus dilakukan dengan membiasakan, seperti membiasakan
berkata yang baik, menghormati kedua orang tua, mengerjakan sholat,
menolong orang lain, dan seterusnya.
c. Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model, rumus, agar dapat
memuaskan, mengajarkan konsep, ketrampilan berpikir dan strategi
belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang diajarkan Allah SWT kepada nabi
Adam as, mengenai nama-nama yang ada di alam ini, setelah Nabi Adam
mengalaminya.
d. Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi siwa untuk menunjukkan
bahwa mereka tahu. Hal ini pernah dilakukan Nabi Adam AS dihadapan
26 DePorter, Op.Cit, hal. 10
47
malaikat ketika diminta oleh Allah untuk mendemonstrasikan hasil
didikan-Nya, kejadian ini diabadikan dalan Al-Qur'an surat Al-Baqoroh
ayat 32 yang berbunyi
Artinya: "Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkankepada kami,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
(QS. Al_Baqoroh:32).
e. Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa " Aku tahu
bahwa aku tahu ini". Dalam hal ini menunjukkan apa yang telah dijarkan
oleh guru agar betul-betul terlihat hasilnya dan lebih mantap. Dalam hal
ini Ari Ginanjar Agustian berargumen bahwa untuk membentuk sebuah
karakter manusia unggul dibutuhkan mekanisme RMP (Repetitif Magic
Power) atau pengulangan yang terus menerus. Dalam RMP ini, energi
potensial yang maha dahsyat yang berada dalam diri setiap manusia
diubah menjadi energi kinetik secara berulang-ulang, sehingga
menghasilkan sebuah karakter manusia yang handal27. Contoh
pengulangan ini dapat kita lihat dalam ibadah sholat, kalimat apa saja yang
anda baca ketika sholat? Sifat mulia apa saja yang anda baca ketika itu?
Dan berapa kalikah pengulangan itu anda lakukan?. Sholat merupakan
27 Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ power, Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan,( Arga, Jakarta 2003), hal.270
48
pengulangan terhebat. Didalam QS Al-Anfal (rampasan Perang) 8:45
diisyaratkan agar kita melakukan pengulangan.
"maka perkokohlah (berteguh hati) dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu memperoleh kemenangan".
f. Rayakan, jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Memberi
pengakuan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis belajar siswa.
Prinsip ini sejalan dengan adanya upacara tradisi yang ada dalam Islam,
seperti tradisi pemberian nama yang baik pada anak, menyembelih hewan
aqiqah untuknya dan menikahkannya jika dewasa, adalah merupakan
upaya perayaan yang didalamnya mengandung unsur-unsur pengakuan
terhadap keberadaan seseorang ditengah-tengah masyarakat.28
D. Tinjauan Umum Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu Prestasi dan
belajar . Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara
satu dengan yang lain.
Beberapa ahli sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Dimana hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai.
Dibawah ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata prestasi
yaitu:
a. WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya).
28 Abudin Nata Op. Cit. hal,43
49
b. Mas ud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja.
c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi pengertian prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
kurikulum.29
Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui. Dimana didalam
pendidikan, prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta
penguasaan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat
diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.
Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli antara lain adalah :
a. Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman
yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut.
b. Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
29 Saiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20-21
50
c. Barlow, mengemukakan bahwa perubahan itu terjadi pada bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang terjadi pada
bidang-bidang tersebut tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang
dialami.30
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari
pengalaman seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.
Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan
perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman
masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka
yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada
dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri
individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT TRemaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70
51
2. Macam-Macam Prestasi Belajar
Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan
keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian
prestasi.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar
mengemukakan :
pada prinsipnya, pengembangan hasil belajar ideal meliputi segenap
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa .31
Dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam tiga macam prestasi
diantaranya:
a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)
Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,
aplikasi atau penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian secara teliti),
sisntesis (membuat paduan baru dan utuh).
b. Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)
Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi: penerimaan,
sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman),
karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan
sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan dari
31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70.
52
permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan sikap berpartisipasi
dalam hal yang dianggap baik dan lain-lain.
c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (Ranah Karsa)
Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu: ketrampilan
bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Misalnya siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada
orang tua, maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya
dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan komponen-komponen
yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar
adalah:32
a. Masukan mentah menunjukkan pada karakteristik individu yang mungkin
dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran.
32 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung:PT Remaja Rosda karya, 2005) hlm: 90
53
b. Masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan
sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan
program.
c. Masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan
suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain
adalah:
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, factor ini
terdiri dari:
1) Faktor fisiologis
a. Kondisi fisik, yang mana pada umumnya kondisi fisik
mempengaruhi kehidupan seseorang.
b. Panca indra
2) Faktor psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu akan sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini adalah:
a. Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai
dengan tujuan.
b. Minat, merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran
tertentu.
54
c. Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat adalah semacam perasaan
dan keduniaan dilengkapi dengan adanya bakat salah satu metode
berfikir.
d. Motivasi, menurut Mc Donald motivasi sebagai sebagai sesuatu
perubahan tenagadalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai
oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai
tujuan.
e. Sikap, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif.33
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:
1) Faktor lingkungan social
Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi dalam
berbagai situasi social. Lingkungan social sekolah seperti para guru,
para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa.
2) Faktor lingkungan non social
Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan non sosial
seperti gedung, sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 152-154
55
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
operasional yang direkayasa sedemikina rupa untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
prestasi belajar antara lain:
a. Keadaan Jasmani
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat,
karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit,
kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif.
b. Keadaan Sosial Emosional.
Peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau
mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai temannya
tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat
mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
c. Keadaan lingkungan
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-
perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran.
Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala
sesuatu yang diperlukan.
56
d. Memulai pelajaran
Memulai pelajaran hendaknya harus tepat pada waktunya, bila merasakan
keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk
memulai pelajaran tepat pada waktunya.
e. Membagi pekerjaan
Sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu tugas
yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk
diselesaikan, sebaiknya untuk memulai pelajaran lebih dulu menentukan
apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu.
f. Adakan control
Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.
Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa diri
dan memerlukan latihan khusus.
g. Pupuk sikap optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat dan
karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan
sesempurna, karena pekerjaan yang baik memupuk suasana kerja yang
menggembirakan.
h. Menggunakan waktu
Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan
efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis
tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan
perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas.
57
i. Cara mempelajari buku
Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh
gambaran tentang buku dalam garis besarnya.
j. Mempertinggi kecepatan membaca
Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-banyaknya
dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu harus
diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi membaca sampai perguruan
tinggi.
Selain faktor-faktor di atas, yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah, waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh
setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan
kemampuan peserta didik. Dengan demikian peserta didik yang memiliki
banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang
tinggi dari pada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk
belaj
58
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Talang III Saronggi Sumenep, kelas
IV. SDN Saronggi terletak ± 1 km dari pusat kecamatan dan pasar Saronggi
kearah barat melalui jalur jalan raya ke saronggi. Tepatnya di jalan Sumber
Agung Desa Talang Sarongi Sumenep Madura.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan
kualitatif. Pemilihan pendekatan ini karena jenis penelitiannya adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Ratna dalam Arikunto, Pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini digunakan dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut: (1) kejelasan unsur yaitu subyek sampel, subyek
penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep. Dan untuk
sumber data bersifat fleksibel. Karena hasil pengamatan, dan untuk
pengamatan berikutnya tidak selalu sama dengan pengamatan kedua kalinya,
(2) langkah penelitian, baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah
penelitian selesai, (3) desain penelitian adalah fleksibel dengan langkah dan
hasil yang tidak dapat di pastikan sebelumnya, (5) pengumpulan data
dilakukan sendiri oleh peneliti, karena peneliti sebagai Human Instrumen
yang mengumpulkan data dari metode wawancara, angket, observasi kegiatan
59
pembelajaran di kelas, dan (6) analisis data dilakukan bersama dengan
pengumpulan data.34
Jenis penelitian ini adalah PTK, dalam istilah Bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunnjukkan isi
yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,
maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:
a. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
c. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.35
34 Ratna Restapaty, op. cit, hlm. 77 35 Suharsimi Arikuntoro dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bumi Aksara, Jakarta 2007), hal:
2-3
60
Menurut Rofiudin dalam Wahidmurni PTK merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan
profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan
tentang prilaku guru mengajar dan siswa belajar.36 Sedangkan menurut
Hopkins (1993) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memehami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.37
PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan
penelitian yang lain, diantaranya, yaitu: masalah yang diangkat adalah
masalah yang dihadapi oleh guru di kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.38
Dalam melaksanakan PTK harus mengacu pada desain penelitian
yang telah dirancang sesuai dengan prosedur penelitian yang berlaku.
Fungsinya sebagai patokan untuk mengtahui bentuk penerapan quantum
teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada siswa kelas IV
SDN Talang III Sumenep.
36 Wahidmurni, Nur Ali.. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian). (Malang: UM Press. 2008), hlm. 51
37 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm: 11
38 Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit, hlm. 109.
61
Dalam PTK urutan metode adalah sama dengan urutan langkah-langkah
dalam siklus penelitian, yakni: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3)
observasi, dan (4) refleksi.39
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas proses pelaksanaannya dilakukan secara
bersiklus. Mengacu pada model Elliot maka prosedur penelitian tindakan
kelas dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, memeriksa lapangan,
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan revisi
perencanaan.40
1. Identifikasi masalah
Langkah awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian
untuk meninjau lokasi, sekaligus menemui Kepala Sekolah SDN Talang
III untuk minta izin melakukan penelitian di Sekolah yang dipimpinnya.
Setelah mendapat izin peneliti langsung diajak menemui guru Bidang
Studi PKN untuk melakukan koordinasi awal sambil menanyakan tentang
situasi, karakteristik kelas, serta strategi pembelajaran PKN yang selama
ini diterapkan.
2. Memeriksa lapangan
Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran yang diterapakan
selama ini, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan dengan
melaksanakan pembelajaran dengan metode tradisional yang biasa
dilakukan, dengan maksud ingin mengetahui situasi pembelajaran. Untuk
39Wahidmurni, Nur Ali.. Op. Cit, hlm. 97 40 Rochiati Wiriaatmadja Op cit, hal: 64
62
mengetahui hasil dari pemeriksaan lapangan, maka peneliti mengadakan
pre test yang akan dijelaskan pada bab IV.
3. Perencanaan
Setelah memperoleh data dari observasi lapangan, maka peneliti
mengadakan perencanaan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Perencanaan adalah kegiatan perancangan untuk pemecahan masalah.41
Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.42 Perencanaan dalam penelitian ini dibuat
berdasarkan atas dasar: (1) hasil nilai pre-tes PKN kelas IV banyak yang
ada dibawah KKM, hal ini terkait dengan motivasi belajar PKN rendah,
karena belajar PKN itu membosankan, sebab selama guru mengajar hanya
begitu-begitu saja tidak ada perubahan yakni dengan ceramah dan latihan
yang dirasa kurang mengena; (2) dengan menerapkan metode Quantum
Teaching disertai dengan metode-metode pembelajaran yang lain dapat
memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi
daya serap dan daya ingat siswa serta mampu memberikan pengalaman
baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar PKN.
Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP dibuat untuk dua kali siklus penelitian selama enam
kali pertemuan; dengan rincian siklus pertama dua kali pertemuan dan
41 Ibid,.. 42 Suharsimi, Arikunto, dkk.. op. cit., hlm. 75
63
siklus ke dua tiga kali pertemuan. Dua kali pertemuan 70 menit dan tiga
kali pertemuan 105 menit.
Adapun beberapa tahap perencanaan perbaikan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan dan merancang media pembelajaran
b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti:
1) Membuat silabus pembelajaran
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Membuat modul pembelajaran
4) Membuat rancangan penilaian, dan lain-lain.
c. Mempersiapkan lembar observasi
Kriteria untuk menentukan bahwa pembelajaran dengan penggunaan
metode Quantum Teaching telah berhasil memecahkan masalah yang
sedang diupayakan pemecahannya dilakukan secara kualitas maupun
kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses
pembelajaran seperti tingkat motivasi, keceriaan, keantusiasan dalam
mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat dari pengamatan ataupun dengan
melakukan wawancara dengan para siswa yang dipilih sampelnya
berdasarkan pertimbangan tertentu.
Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan tes.
Keberhasilan individual ditetapkan jika siswa mengalami ketuntasan
belajar di atas KKM.
64
4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat,
terlampir. Dalam hal ini guru bertindak sebagai peneliti, sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran sekaligus pengamat.43 Menurut Latif dalam
Wahidmurni, Nur Ali, dalam tahap implementasi kemungkinan modifikasi
tindakan (mengubah rancangan) masih beoleh dilakukan asalkan masih
sesuai dengan strategi yang digunakan.44 Kegiatan tindakan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Kegiatan pembelajaran PKN dengan menggunakan metode
Quantum Teaching dilakukan pada suatu siklus tindakan, agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan lancar. Kegiatan pembelajara ini terdiri dari
dua siklus dengan rincian sebagaimana yang terdapat dalam perencanan.
5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi
bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Pada tahap ini,
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan
dan terjadi selama pelaksanaan tindakan belangsung. Pengumpulan data
ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario
tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil
43 Wahidmurni, Nur Ali.. loc. Cit, hal.99 44 Ibid,..
65
belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil
tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dll.) atau data kualitatif yang
menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi, dan lain-
lain.45
Instrument yang umum diapakai adalah a. Soal tes, kuis, b. Lembar
observasi, dan c. Catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data
secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti
aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka,
atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam
analisis dan untuk keperluan refleksi.46
Pengamatan yang dilakukan meliputi: pemberian tugas, presentasi,
keberanian siswa untuk tampil di depan kelas, dan tingkat keantusiasan
serta tanggapan siswa terhadap penerapan metode Quantum Teaching.
6. Refleksi
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan.47Pada tahap
ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis,
memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.48 Oleh karena kegiatan
penelitian dilakukan secara mandiri maka kegiatan analisis dan refleksi
menjadi tanggung jawab peneliti. Namun demikian, dalam pelaksanaan
kegiatan analisis dan refleksi ini peneliti akan mendiskusikannya dengan
45 Suharsimi Arikunto, dkk. Op. cit., hlm. 78 46 Ibid., 47 Ibid,. hal. 80 48 Wahidmurni, Nur Ali, op. cit., hlm. 102
66
siswa yang diambil secara acak atas pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka.
Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menganalisis hasil pekerjaan siswa
2) Menganalisis hasil wawancara siswa
3) Menganalisis lembar observasi siswa
Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti melakukan refleksi
yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang
ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus boleh
berhenti, tetapi jika belum maka peneliti harus mengulang siklus lagi dan
seterusnya sampai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Empat Alur PTK tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini
Siklus I
Refleksi Analisis data 1 Observasi
Pelaksanaan Tindakan 1
Permasalahan Alternative Pemecahan Rencana tindakan 1
Terselesaikan
67
Siklus II
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas.49
7. Revisi perencanaan
Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya, untuk merevisi
atau meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus
selanjutnya. Revisi perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan
mengecek rencana yang telah dibuat.
D. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus
pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti: angket, pedoman
wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan. Tetapi
fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh
karena itu, kehadiran peneliti adalah mutlak, lebih-lebih dalam penelitian
yang mandiri. Selain sebagai pelaku tindakan (berarti juga sumber data)
peneliti juga bertugas sebagai pengamat aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
49 Ibid., hlm. 40.
Siklus selanjutnya
Refleksi Analisis data II Observasi
Pelaksanaan Tindakan II
Belum Alternative Pemecahan Rencana tindakan II
Terselesaikan
Belum
68
E. Sumber Data dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data
adalah siswa-siswi kelas IV SDN Talang III, dimana siswa-siswi tersebut
tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif
dalam kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik
penelitian tindakan kelas yaitu a collaborative effort and or participatives
(FX. Suedarsono, 2001: 2).
Data penelitian ini mencakup:
1. Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan (pre test), hasil
diskusi pada saat pelajaran berlangsung dan hasil tes yang dilakukan pada
setiap akhir tindakan (post test).
2. Hasil lembar observasi perilaku aktivitas siswa.
3. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas
siswa pada pembelajaran PKN berlangsung.
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatan
lapangan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaan
Metode Quantum Teaching pada bidang studi PKN dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas IV di SDN Talang III.. Data yang diperoleh dari
penelitian tindakan ini ada yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang
bersifat kualitatif diperoleh dari: (1) dokumentasi, (2) observasi, (3) interview,
sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi, pre test dan post
test.
69
F. Instrument Penelitian
Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrument
pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti
cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan
data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian.50
Secara terperinci instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas pada saat
pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, dan kerja sama kelompok.
2. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan (khusus
kelompok tertentu), untuk memperoleh informasi secara mendalam.
3. Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor
tugas kelompok, dan skor tes kelompok.51
G. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam kegiatan pengumpulan data peneliti menggunakan tehnik non-test
yang berupa:
1. Observasi,
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data
penelitian. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada obek penelitian.52
50 Lexy. J. Moleong. Op. cit., hlm. 121 51 Wahidmurni, Nur Ali, Op. cit., hlm. 100
70
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan
lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses
penggunaan metode quantum teaching pada pelajaran PKN. Instrument
observasi, catatan lapangan, dan foto digunakan untuk membandingkan
dan mencocokan dengan data wawancara.
2. Pengukuran test hasil belajar.
Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Tes tersebut
juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan Metode
Quantum Teaching.
Tes yang dimaksud meliputi tes awal / tes pengetahuan pra syarat,
yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi
pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra
syarat tersebut juga akan dijadikan acuan tambahan dalam
mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, di samping
menggunakan nilai rapor selanjutnya skor tes awal ini juga akan dijadikan
sebagai skor awal bagi penentuan poin perkembangan individu siswa.
Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil
tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa terhadap
materi pelajaran PKN melalui Metode Quantum Teaching.
52 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Ciptaka. 2000). hlm. 158
71
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.53 Berupa dokumen resmi SDN
Talang III untuk mengetahui:
a) Profil Sekolah.
b) Foto atau gambar proses pembelajaran.
c) Struktur Organisasi
d) Kondisi media pembelajaran
e) Keadaan siswa,
f) Keadaan guru
g) Sarana dan prasarana.
h) Data siswa, dll.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat
kualitatif maka dalam menganalisis data harus menggunakan anlisis data
kualitatif. Menurut Nurul Zuriah analisis data dalam penelitian kualitatif
berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan
setelah selesai pengumpulan data.54
Prosedur analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari sumber, yaitu wawancara, pengalaman yang telah dituliskan
53 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000), hlm. 181
54 Ibid,. hlm. 217
72
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan
sebagainya.55 Menurut Milles dan Hubberman bahwa data dalam penelitian
ini akan dianalisis secara kualitatif, meliputi tiga unsur yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari
dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari penelitian
tindakan kelas.56
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan
menyederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan
laporan. Mereduksi data terkumpul dari hasil pekerjaan atau jawaban-
jawaban siswa hasil wawancara dan catatan lapangan. Kegiatan ini
bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan.
Adapun informasi yang diperoleh diarahkan pada data tentang observasi
siswa dari penerapan metode Quantum Teaching dalam pembelajaran
PKN. Hal tersebut meliputi:
a. Kesenangan dan keantusiasan siswa terhadap penggunaan metode
Quantum Teaching dalam pembelajaran PKN
b. Ketepatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
c. Keberanian siswa dalam memberi komentar terhadap persoalan factual
disertai alasan yang logis dan santun bahasa.
55 Lexy. J. Moleong, op. cit .hlm. 190 56 FX Sudarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2001), hlm. 26
73
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan cara menganalisis data hasil
reduksi dalam bentuk naratif (uraian) yang memungkinkan untuk menarik
kesimpulan dan mengambil tindakan. Sajian data berikutnya ditafsirkan
dan dievaluasi berupa penjelasan tentang:
a. Perbedaan antara rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan
b. Persepsi peneliti dan catatan lapangan terhadap tindakan yang
dilaksanakan
c. Kesimpulan dan verifikasi data
I. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini
peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah cara pengecekan
keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai
pembanding, misalnya konsultasi dengan guru wali kelas IV, guru mata
pelajaran, dan pengurus kurikulum.
Teknik trianngulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
sumber lainnya. Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini,
penulis menggunakan triangulasi sumber, yaitu yang berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi.57
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membandingkan hasil
pengamatan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
57 Lexy. J. Meleong, op.cit, hlm.178
74
J. Model dan Tahapan Penelitian
Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu
merujuk pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang digambarkan
oleh Lewin menurut Elliot gambar 3.2).58 Adapun penerapan model Elliott
dalam peneliti ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Siklus I
dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali
pertemuan.
58 Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 64
75
(Gambar 3.2) Model Lewin Menurut Elliot
Identifikasi Masalah
S I K L U S
I
S I K L U S
II
Memeriksa Lapangan
Perencanaan
Observasi/Pengaruh
Pelaksanaan Langkah/Tindakan 1
Langkah/Tindakan 1
Langkah/Tindakan 2
Langkah/Tindakan 3
Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/
Refkeksi
Revisi Perenacanaan
Rencana Baru
Langkah/Tindakan 1
Langkah/Tindakan 2
Langkah/Tindakan 3
Observasi/Pengaruh Pelaksanaan Langkah/Tindakan
Selanjutnya
Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/
Refkeksi
Dan seterusnya
76
Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Siklus I
a. Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi terkait
dengan permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas IV, diantaranya tentang strategi/metode apa yang
digunakan dalam pebelajaran di kelas, bagaimana motivasi dan prestasi
belajar siswa selama ini pada pembelajaran PKN. Yang akan dijadikan
sebagai acuan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.
b. Memeriksa Lapangan
Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat
kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan
terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa
lapangan peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab.
c. Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti
merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi PKN,
dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan yang
dipersiapkan antara lain:
77
1) Membuat silabus pembelajaran
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Membuat modul pembelajaran
4) Mempersiapkan lembar observasi
d. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan di kelas IV sesuai dengan perencanaan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti
juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di dalam kelas
pada saat pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan tindakan peneliti
bertindak sebagai guru sekaligus observer yang mencatat pada lembar
pengamatan observasi.
e. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang
sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat kesenangan dan
keantusiasan siswa terhadap penggunaan metode Quantum Teaching
dalam pembelajaran PKN. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk
mengemukakan data terkait hal-hal penting pada saat pembelajaran
berlangsung.
f. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara pembelajaran PKN
dengan menggunakan metode Quantum Teaching.
g. Revisi Perencanaan
78
Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan peneliti
untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi dilakukan oleh
peneliti bersama dengan guru Bidang Studi untuk meninjau kembali
rencana yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan
jika ada permasalah baru yang muncul tanpa diprediksi sebelumnya.
Siklus II
a. Rencana Baru
Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah
membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat rencana
baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul sebagai usaha
perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan tindakan dan
berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan permasalahan dapat
terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu terkait dengan tindakan
yang telah dilakukan, sehingga ada rencana baru yang simultan, seperti
mata rantai yang terus bersambung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran dengan
pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan
rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat catatan terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas. Rencana yang sudah
matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas sebagai bentuk tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan guna memperoleh
hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
79
c. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan
pembelajaran terkait dengan perkembangan proses belajar dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi
Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar untuk
mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti merefleksi hasil
dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II sehingga dapat diketahui
apakah ada peningkatan dalam proses dan hasil belajar siswa.
80
BAB IV
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya SDN Talang III
Sekolah SDN Talang III didirikan pada tanggal 1 Januari 1983 yang
bertempat di desa Talang Kecamatan Saronggi atas partisipasi masyarakat
sekitar. Adapun berdirinya Sekolah ini diprakarsai oleh para tokoh
masyarakat. Tujuan didirikannya Sekolah ini disamping untuk memenuhi
tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah juga untuk memberikan
pendidikan dasar secara formal dan memberikan kesempatan kepada
masyarakat rendah untuk mengenyam pendidikan walau hanya tingkat dasar.
Harapan para pendiri setidaknya dengan adanya Sekolah Dasar ini masyarakat
mulai menyadari akan pentingnya pendidikan.
2. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SDN TALANG III
2. NSS : 101052805019
3. NIS : 08
4. Propinsi : JAWA TIMUR
5. Otonomi : KAB. SUMENEP
6. Kecamatan : SARONGGI
7. Desa/ Kelurahan : TALANG
8. Jalan dan Nomor : SUMBER AGUNG
81
9. Kode Pos : 69467
10. Daerah : PEDESAAN
11. Setatus Sekolah : NEGERI
12. Th Berdiri : 1983
13. KBM.(Kegiatan belajar Mengajar) : Pagi
14. Bagunan Sekolah : Milik Sendiri
15. Luas Bagunan : 350 m²
16. Luas Tanah :1.477 m²
17. Jarak Kepusat Kecamatan : 4 Km
18. Jarak Kepusat Otoda : 10 Km
19. Terletak pada lintasan : Pedesaan
3. Visi, Misi dan Tujuan SDN Talang III
A. Visi SDN Talang III
Sekolah yang memiliki lingkungan bersih, indah, aman, dan suasana
belajar yang menyenangkan yang dapat mengembangkan bakat, minat dan
potensi siswa secara maksimal dan berakhlak mulia
Indikator unggul prestasi:
1) Unggul prestasi akademik
2) Unggul prestasi non akademik
Indikator kompetitif dalam bersaing:
1) Kompetitif dalam penerimaan lulusan ke sekolah lanjutan negeri atau
sekolah favorit.
2) Kompetitif dalam prestasi olahraga dan seni.
82
3) Kompetitif dalam prestasi kegiatan ekstrakurikuler.
Indikator islami dalam bertindak:
1) Tertib dalam menjalankan ibadah
2) Berakhlak mulia.
B. Misi SDN Talang III
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan aman.
b. Menciptakan suasana sekolah yang ceria dan kondusif.
c. Menciptakan komunikasi yang efektif dan menyenangkan.
d. Menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan berkualitas.
e. Mengembangkan bakat, minat dan potensi siswa secara maksimal melalui
kegiatan ekstra kurikuler.
f. Mengembangkan dan membiasakan perilaku disiplin warga sekolah.
g. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
h. Mengembangkan dan membiasakan berperilaku santun terhadap guru,
orang tua dan teman sejawat.
C. Tujuan Sekolah
Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar dalam Peraturan
pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang
ingin dicapai oleh SDN Talang III sebagai berikut:
83
2. Halaman sekolah memiliki taman.
3. Dinding kelas sekolah diciptakan dengan warna yang indah dan
mengandung unsur pembelajaran.
4. Semua masyarakat sekolah menciptakan suasana yang ramah dan
kondusif.
5. Seluruh kelas menerapkan pembelajaran PAKEM.
6. Disetiap kelas tersedia pohon ilmu dan sarapan ilmu.
7. Tingkat kekerasan di sekolah menurun.
8. Disetiap kelas tersedia fasilitas pembelajaran yang memadai.
9. Melaksanakan pengembangan diri siswa secara maksimal melalui kegiatan
ekstra kurikuler sesuai karakteristik daerah industri dan wisata.
4. Struktur Organisasi
Struktur oraginasasi ini dibuat untuk lebih menspesifikasi tugas-tugas
yang akan dikerjakan agar kegiatan di SDN Talang III dapat berjalan dengan
baik dan lancar, susunan organisasi SDN Talang III terdiri dari badan
penyelenggara/pengurus. Instansi pengambilan keputusan ditetapkan dalam
rapat-rapat yang diadakan, yang juga melibatkan komite sekolah. Dewan
pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya seorang ketua, sekretaris, dan
bendahara. Masing-masing mempunyai program kerja dan rencana tersendiri
guna mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi SDN Talang III terlampir.
5. Keadaan Tenaga Guru
Tenaga pengajar di SDN Talang III secara umum mempunyai kualitas
baik. Pendidikan terakhir yang mereka tempuh adalah rata-rata S1 (strata 1)
84
dan diploma. Guru-guru tersebut memegang bidang studi sesuai dengan
keahliannya. Untuk lebih jelasnya lihat (Tabel 4.1) berikut:
(Tabel 4.1) Nama-nama Guru dan Jumlah Jam Mengajar
N
O
NAMA KELAS MATA PELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Drs. Sudiryo
Kafrawi A.Ma
Sahwan S.Pd
St. Raini S.Pd
Shofiatus Sa diyah S.Pd
Satrawi A.Ma
Sri Kunsumsiati S.Pd
Tarti atun Hasanah A.Ma
Syaifuin Latif S.Pd
Rusdiyanto A.Ma
Hoibaidari A.Ma
Setyorini S.Pd
Sri Astutik S.Pd
A. Fardi A.Ma
Sri Hartatik
Moh. Ridwan
Baihaki A.Ma
Rahamdan S.Pd
Herlyanto S.Pd
St. Fatonah
-
I - VI
I V
I - III
IV - VI
I - VI
I - VI
I I
I V- VI
I - III
I - III
IV - VI
III
I - VI
III - VI
I - VI
I
I - VI
V
VI
-
Agama
Pelajaran Kelas IV
PKN
PKN
Penjaskes
Keterampilan dan kesenian
Pelajaran kelas II
Bhs. Indonesia
Bhs. Indonesia
Matematika
Matematika
Pelajaran Kelas III
IPS
Bhs. Inggris
Bhs. Daerah
Pelajaran Kelas I
IPA
Pelajaran Kelas V
Palajaran kelas VI
Sumber Data : Dokumen Sekolah SDN Talang III 2009
85
6. Data Jumlah Siswa Tahun 2008/2009 di SDN Talang III Sumenep
(Tabel 4.2) Data Jumlah Siswa Tahun 2008-2009 Di SDN Talang III
Kelas Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1 13
15
28
2 14
16
30
3 12
17
29
4 14
16
30
5 14
16
30
6 15
15
30
Jumlah 82
95
177
Sumber Data : Dokumen SDN Talng III 2008/2009
7. Keadaan Sarana dan Prasarana di SDN Talang III
Untuk menunjang pelaksanaan PBM dibutuhkan adanya sarana dan
prasarana yang memadai, agar nantinya bisa menunjang proses belajar
mengajar. Sarana dan prasarana tersebut meliputi adanya ruang belajar
(kelas), ruang untuk guru, ruang kepala sekolah, tata usaha, musollah
lengkap dengan tempat wudlu , laboratorium komputer, perpustakaan,
koperasi (kantin) dan unit kesehatan sekolah(Tabel 4.3).
Penyediaan media pembelajaran juga sangat diperlukan untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Media pembelajaran tersebut dapat
digunakan secara optimal. Pada saat mengajar guru bisa menggunakan
media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga
proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Untuk lebih jelasnya
media yang telah tersedia di SDN Talang III dapat dilihat pada (Tabel 4.4)
86
(Tabel 4.3) Data Bangunan Sarana dan Prasarana SDN Talang III
No Jenis Ruangan
Jumlah
1. Ruangan Kelas
6
2. Ruangan Kepala Sekolah
1
3. Ruangan Guru
1
4. Ruangan Perpustakaan
1
5. Ruangan UKS
1
8. Ruangan Olahraga
1
9. Musholla
1
10.
Kantin
1
11.
WC 2
12.
Ruangan Dapur
1
13.
Gudang
1
Jumlah
17
Sumber Data : Dokumen SDN Talang III 2008/2009
(Tabel 4.4) Data Media Pembelajaran No Jenis Media Pembelajaran 1. Media Papan
a. Papan tulis b. Papan tempel c. Papan flanel d. Dan lain-lain
2. Alat Peraga a. Kerangka manusia b. Tabung air c. Bangun ruang d. Dan lainnya
3. Media Grafis a. Gambar b. Peta c. Poster d. Globe e. Dan lain-lain
4. Media Pandang a. Foto b. Dan lain-lain
5. Media Audio Visual a. Televisi b. VCD c. LCD
Sumber Data : Dokumen SDN Talan2009
87
8. Kurikulum SDN Talang III
SDN Talang III kecamatan saronggi kabupaten sumenep menerapkan
kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), yang telah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga ini. Dalam penyajian data ini
peneliti hanya akan mencantumkan data tabel yang berkaitan dengan alokasi
waktu jam pelajaran dan standar ketuntasan belajar minimal (SKM) saja,
sedangkan untuk kurikulum SDN Talang III secara lengkap akan peneliti
sertakan di lampiran.
Tabel 4.5
Alokasi Jam Pelajaran SDN Talang III Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas Satu jam tatap muka / menit
Jumlah JP perminggu
Minggu efektif pertahun
ajaran
Waktu JP pertahun
1 35
31
37
1147
2 35
32
37
1184
3 35
33
37
1221
4 35
38
37
1406
5 35
38
37
1406
6 35
38
33
1254
88
* disesuaikan dengan kebijakan pemerintah
Tabel 4.6
Standar ketuntasan minimal setiap mata pelajaran SDN Talang III
Tahun ajaran 2009/2010
Atandar ketuntasan belajar minimal (SKM)
No
Mata pelajaran
Angka
Huruf
1 Pendidikan agama islam
6,00
Enam Koma Nol Nol
2 Pendidikan kewarganegaraan
6,00
Enam Koma Nol Nol
3 Bahasa indonesia
5,40
Lima Koma Empat Puluh
4 Ilmu pengetahuan alam
5,00
Lima Koma Nol Nol
5 Ilmu pengetahuan sosial
6,00
Enam Koma Nol Nol
6 Seni budaya dan keterampilan
5,25
Lima Koma Dua Lima
7 Pendidikan jasmani dan keterampilan
6,50
Enam Koma Lima Puluh
8 Mulok
a. Bahasa daerah
6,00
Enam Koma Nol Nol
b. Bahasa inggris
5,56
lima koma lima enam
c. TIK
-
9. Kenaikan Kelas Dan Kelulusan
a. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran
Kriteria kenaikan kelas
1. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran pada dua semester kelas yang diikuti.
2. Tidak mendata nilai dibawah SKBM.
3. Memiliki nilai minimal BAIK ukruk aspek kepribadian pada semester
yang diikuti.
89
b. Kriteria kelulusan
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memiliki nilai minimal BAIK untuk seluruh kelompok mata pelajaran:
agama, akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
jasmani olahraga, dan kesehatan.
B. Paparan Data
1. Observasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan pada
hari senin tanggal 19 Oktober 2009 dengan kepala sekolah dan guru PKN
SDN Talang III Sumenep. Dalam pertemuan itu peneliti menyampaikan tujuan
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah dan waka
kurikulum serta guru PKN memberikan izin pelaksanaan penelitian.
Kemudian peneliti dan guru PKN berdiskusi mengenai rencana penelitian
yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas IV yang dijadikan
sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas IV termasuk kelas
yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang
baik dalam disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap
apa yang diamanatkan oleh setiap guru.
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi
dengan wali kelas IV, peneliti meminta data tentang kelas IV, yaitu data
tentang kemampuan belajar siswa, sebagai tolak ukur dalam pengelompokan
belajar dengan Metode Quantum Teaching yang akan dilaksanakan di kelas
IV.
90
2. Pre Test
Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan
pre tes. Pre tes dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Nopember 2009
dengan menggunakan pembelajaran tradisional, yaitu dengan metode ceramah.
3. Hasil Pre Test
Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap
pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap
materi yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka kelihatannya jenuh
terhadap pelajaran. Karena motivasi siswa terhadap pelajaran kurang, maka
prestasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada saat
pre test, didapatkan rata-rata kelas sebesar 6,55.
C. Siklus I
1. Rencana Tindakan Siklus I
Pada rencana tindakan siklus pertama peneliti menerapkan Metode
Quantum Teaching, dengan model pembelajaran ini peneliti berusaha untuk
membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkannya dengan konteks mereka sehari-hari, yaitu
dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya. Siklus I
dilaksanakan sebanyak dua (2) kali pertemuan. Sebelum siklus pertama
dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain:
a. Membuat perencanaan pembelajaran
91
b. Membagi siswa yang berjumlah 30 orang menjadi enam kelompok, yang
masing-masing kelompok beranggotakan lima orang dengan
memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas.
c. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
d. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi:
1) Pendahuluan (10 menit)
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.
d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.
2) Kegiatan Inti (70 menit)
a) Guru menjelaskan pejabat yang duduk dalam organisasi
pemerintahan desa yang ada di tempat tinggalnya.
b) Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan desa dan
kecamatan berdasarkan stuktur organisasi.
c) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya).
92
d) Guru menyuruh tiap kelompok menggambar struktur organisasi
desa.
e) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
(1) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
(2) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
(3) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas.
(4) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak
maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
(5) Melakukan sharing antar kelompok.
(6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
3) Penutup pembelajaran (refleksi pengalaman belajar 10 menit)
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari.
b) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman
spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan
dengan materi saat itu.
93
c) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan
yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 26 Oktober 2009. Pada pertemuan
pertama peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test. Kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan tentang silabus. Pada siklus pertama diadakan tiga kali
pertemuan yaitu pada tanggal 26, 28 Oktober dan 02 Nopember 2009.
Pembelajarannya berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertemuan.
Adapun langkah-langkah pembelajaraan sebagaimana yang telah direncanakan
dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2009
dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kelurahan.
94
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan hakikat pemerintahan kelurahan.
2) Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan kelurahan.
3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
4) Guru menyuruh siswa untuk menggambar stuktur organisasi
kelurahan.
5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
b) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
e) Melakukan sharing antar kelompok.
6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
95
c. Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka
dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan pemerintahan
keluahan seperti sistem pemilihan kepala lurah.
3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mentaati peraturan di desa, suka
bergotong royong dst.
Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,
digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
c. Antusias siswa dalam KBM.
d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
96
a. Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengkaji bersama topik pembahasan tentang mengenal lembaga
peerintahan desa.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerintahan desa.
2) Guru menjelaskan perangkat-perangkat desa dan tugas-tugasnya.
3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
4) Guru menyuruh tiap kelompok untuk mendiskusikan perbedaan antara
pemerintahan desa dan kelurahan.
5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
97
b) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya
masing-masing.
c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
e) Melakukan sharing antar kelompok.
6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
c. Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti ikut memelihara prasarana dan fasilitas
dalam masyarakat, menjaga keamanan agar masyarakat tentram dan
seterusnya.
Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,
digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
c. Antusias siswa dalam KBM.
d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
98
e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3. Observasi Siklus I
Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan Metode Quantum Teaching, terlihat bahwasanya para siswa
mulai antusias dan merespon positif. Mulai adanya peningkatan motivasi
belajar dibandingkan pada saat pre test. Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya
siswa yang pada saat pre test mereka masih malu-malu dan takut salah, pada
siklus I ini mereka sudah mulai berani bertanya meskipun bobot
pertanyaannya mereka masih belum mencapai seperti yang diharapkan. Pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, para siswa tampak gembira dan
senang, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang tampak
memancarkan semangat dan antusias untuk belajar meskipun masih ada
beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang
diterapkan oleh peneliti.
Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman
observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan, terdapat peningkatan
motivasi, hal ini dikarenakan siswa merasa mendapatkan penyegaran dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka berusaha memusatkan perhatian
selama pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, memasuki kegiatan penjelasan
materi secara global, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan masih
kurang. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mengajukan
pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.
99
Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi murid menjadi enam
kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota
kelompok (tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis
kelamin maupun kemampuannya). Kemudian peneliti memberi tugas kepada
masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai bahan
ajar, yaitu membuat gambar strktur organisasi desa. Dalam pembelajaran ini,
peneliti melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa prestasi belajar siswa
masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan masih rendah. Ini
dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan bahwa aktivitas
kerjasama siswa belum mencapai apa yang diharapkan. Kegiatan kelompok ini
masih didominasi oleh para siswa yang aktif, sedangkan mereka yang pasif
cenderung mengikuti hasil yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka
yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang
pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka cenderung
kurang percaya diri pada kemampuannya.
Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa terhadap
materi PKN, peneliti memberi tugas membuat gambar struktur organisasi desa
serta menjelaskan tugas-tugasnya dengan dibatasi waktu sekitar 30 menit,
sehingga siswa termotivasi untuk berlomba menyelesaikan tugas yang cepat
dan tepat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan tugas seperti ini
siswa cukup termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
100
Seluruh siswa cukup antusias dan tertarik untuk berlomba menyelesaikan
tugas. Bahkan prestasi mereka juga mulai bertambah, hal ini terlihat dari hasil
belajar mereka yang menunjukkan peningkatan.
Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan evaluasi berupa kuis.
Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti persiapkan dalam
lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dari materi
yang telah dipelajari. Tidak terlihat dari wajah mereka rasa jenuh atau putus
asa, bahkan mereka terlihat menikmati setiap pertanyaan-pertanyaan yang
peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa prestasi belajar
yang dimiliki siswa antar anggota kelompok.
Indikator peningkatan prestasi belajar siswa tercermin dalam
semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM. Sedangkan
indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat sedikit
peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas dari pre
test sebesar 6,55 meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4 %.
4. Refleksi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKN Pada waktu
pertama kali pertemuan dengan diadakan pembelajaran dengan Metode
Quantum Teching para siswa masih bingung dan merasa canggung, apalagi
pada waktu mengerjakan soal awal yaitu membuat gambar struktur organisasi
desa. para siswa masih ada yang tidak senang dengan teman kelompoknya,
101
dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok masih satu atau dua
orang saja yang mengerjakan karena mereka tidak senang dengan teman
kelompoknya. Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan
ilustrasi gambar dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan
berusaha tidak menerimanya, dan akhirnya dengan pengarahan guru mereka
dapat menerimanya. Learning Community merupakan belajar yang berpusat
pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, peran guru dalam Learning
Community sangatlah sederhana.
Kembali pada tujuan peneliti menerapkan pendidikan dengan
pendekatan Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa terhadap materi PKN melalui pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini
penerapan Metode Quantum Teaching, mampu menunjukkan peningkatan
prestasi belajar, namun hasil yang dapat diperoleh sangat minim sekali. Hal
ini dapat dilihat dari:
a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa siswa untuk aktif
berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan,
b. Sebagian siswa mengandalkan kemampuan menjawab pertanyaan guru
bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan, sehingga
motivasi belajar siswa adalah untuk mempelajari materi secara
keseluruhan (sebatas materi/bahan ajar) bukan untuk mensinkronkan
materi dengan kehidupan nyata,
102
c. Motivasi belajar siswa terhadap materi PKN hanya dimiliki mereka yang
sebagian besar memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang
berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam proses belajar
yang dialami sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis dan rediksi dari siklus I, maka peneliti akan
melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Guru lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi
pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif dan
kurang bersemangat dalam proses pembelajaran.
b. Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.
c. Memberi pengertian akan pentingnya kerjasama dalam kelompok.
d. Pada pembelajaran tindakan sebaiknya dominasi guru agak dikurangi
sehingga proses belajar mengajar lebih tampak proses belajar yang
berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada bidang studi PKN.
e. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku, baik di
perpustakaan atau buku pendukung lainnya.
D. Siklus II
1. Rencana Tindakan Siklus II
Berbeda dengan siklus I, pada siklus II pertemuan dilakukan tiga (3) kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 4, 9 dan 11 Nopember 2009 Pada rencana
103
tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan Metode Quatum Teaching pada
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sama halnya dengan siklus sebelumnya, sebelum siklus II dilaksanakan,
peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain:
a. Membuat perencanaan pembelajaran
b. Membagi siswa menjadi enam kelompok
c. Membagi materi menjadi dua bagian
1) Pemerintahan kabupaten
2) Pemerintahan provinsi
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan prestasi belajar siswa.
e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus III meliputi:
1) Membuka pelajaran (pendahuluan 10 menit)
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan
disampaikan.
d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.
2) Pengembangan pembelajaran (70 menit)
104
a) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya).
b) Guru membagikan gambar yang berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan saat itu kepada setiap kelompok.
c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
(1) Mengilustrasikan gambar yang telah dibagikan kepada setiap
kelompok, dan membuat ilustrasi contoh riil yang terjadi di
kehidupan sehari-hari.
(2) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
(3) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya masing-masing.
(4) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas.
(5) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak
maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
(6) Melakukan sharing antar kelompok.
d) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
e) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang
diraih.
105
3) Penutup pembelajaran (refleksi pengalaman belajar 10 menit)
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari.
b) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman
spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan
dengan materi saat itu.
c) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan
yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada siklus II diadakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 04, 09
dan 11 Nopember 2009. Pembelajarannya berlangsung selama 3 X 45 menit
untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaraan sebagaimana
yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 04 Nopember
2009 dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
106
3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembaga pemerintahan
kecamatan.
d. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerint6ahan kecamatan.
2) Guru menjelaskan perangkat dan tugas-tugas di lembaga
pemerintahan kecamatan.
3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya).
4) Guru memberikan tugas untuk mendiskusikan tentang fungsi dari
akta kelahiran dan apakah masing-masing siswa memilikinya?
5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
b) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya
masing-masing.
c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
107
d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju
ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
e) Melakukan sharing antar kelompok.
4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
c. Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari.
2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan atruktur
pemerintahan kecamatan.
3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti membuat KTP, KK, dan akta kelahiran
dan seterusnya.
Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,
digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .
b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
c. Antusias siswa dalam KBM.
d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
108
f. Identifikasi siswa saat merefleksi tindakan yang akan dilakukan terkait
dengan materi yang di pelajarinya di kehidupan sehari-hari.
Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 4
Desember 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran
3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembega pemerintahan
kabupaten.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan tentang lembaga pemerintahn kabupaten.
2) Guru menjelaskan tugas-tugas dalam lembaga pemerintahan
kabupaten.
3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
4) Guru memdiskusikan tugas dan wewenang DPRD.
109
5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
b) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
e) Melakukan sharing antar kelompok.
4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
5) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang
diraih.
c. Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka
dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan lembaga
pemerintahan kabupaten.
3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
110
kehidupan sehari-hari, seperti menjadi seorang pemimpin atau ketua
kelas yang melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,
digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .
b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
c. Antusias siswa dalam KBM.
d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
f. Identifikasi siswa saat mempresentasikan hasil diskusi.
Kemudian pada pertemuan ketiga, dilaksanakan pada tanggal 11
Nopember 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran
3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengkaji bersama topik pembahasan tentang paham demokrasi.
111
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan cara pemilihan kepala daerah sebagai bentuk
pelaksanaan demokrasi.
2) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
3) Guru memberi tugas pada tiap kelompok untuk mendiskusikan tentang
bagaimana proses pemilihan gubernur.
4) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
a. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
b. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya
masing-masing.
c. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
e. Melakukan sharing antar kelompok.
4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
5) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang
diraih.
112
c. Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka
dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan paham demokrasi.
3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti ikut serta dalam pemilihan bupati dan
wakil bupati.
Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini
tetap seperti tindakan sebelumnya, yaitu digunakan kriteria penilaian sebagai
berikut:
a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .
b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
c. Antusias siswa dalam KBM.
d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
f. Identifikasi siswa saat mempresentasikan hasil diskusi.
3. Observasi Siklus II
Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa
mengalami peningkatan motivasi belajar yang cukup menggembirakan dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa sudah terbiasa bertanya dan
113
mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan permasalahan. Dan
tidak hanya motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, akan tetapi
prestasi atau hasil belajar mereka juga mengalami peningkatan yang begitu
menggembirakan.
Pada tahap pendahuluan, kegiatan siswa cukup bagus. Hal ini dapat
dilihat dari:
a. Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Pada saat penjelasan materi secara global siswa juga berani mengajukan
pertanyaan dan pendapat.
Memasuki kegiatan inti, ketika guru membentuk kelompok, masing-
masing kelompok diberi materi untuk dipelajari dan dikuasai. Ketika peneliti
memberi tugas/pembagian materi pada masing-masing kelompok, siswa
menerima tugas dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha
untuk saling membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-
masing kelompok. Kemudian siswa mengilustrasikan materi dengan
kehidupan sehari-hari. Mereka tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas,
mereka saling membantu memahami materi yang diberikan. Mereka saling
melontarkan pertanyaan demi tercapainya hasil belajar yang memuasakan
serta terus berdiskusi dalam waktu yang ditentukan, serta menampakkan rasa
gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Tidak tampak rasa letih
dari roman muka mereka, bahkan ketika peneliti memberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya kepada
guru.
114
Peneliti menangkap komunikasi dan kerjasama yang sudah sangat baik
bahkan dapat dikatakan begitu dinamis dan sempurna pada diskusi antar
sesama anggota kelompok, karena masing-masing siswa merasa tidak ada
beban rasa malu dan takut salah dalam mengajukan pendapat. Selain itu
hampir 95% dari mereka sudah sangat terbiasa dan menyatu dengan model
pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas IV ini, bahkan mereka
mengharapkan agar metode ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam
bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM.
Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari
meningkatnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat
peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata kelas yang
semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 6,55 meningkat menjadi 8,66
atau sekitar 35 %.
Sedangkan peningkatan prestasi belajar antara siklus II dengan siklus I
adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 6,55meningkat menjadi 8,66
atau sekitar 30%.
Untuk lebih mendapatkan gambaran kualitatif secara mendalam
terhadap penerapan metode Quantum Teaching , peneliti melakukan
wawancara yang di tetapkan sebagai informan.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut, terhadap pertanyaan
Bagaimanakah tanggapan kamu terhadap penerapan metode pembelajaran
115
tadi? . seorang siswa yang termasuk memiliki kemampuan diatas rata-rata
mengatakan,
Saya berpendapat, bahwa pembelajaran yang diberikan Bu Nelly sangat menyenangkan, trus....belajarnya sambil bermain jadi nggak bosen. Saya seneng bu kalau diajar kayak gitu trus,,.
Sedangkan (Aang) mengatakan,
Saya suka dengan cara mengajar ibu karena bikin saya gak malu. Sebelumnya gak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi, jadi aku masih agak malu, tapi karena suasananya ramai dan menyenangkan jadi saya gak takut lagi kalo maju.
Sedangkan siswa yang termasuk siswa yang memiliki kemampuan
dibawah rata-rata mengatakan,
Enak banget Bu belajar PKN, saya seneng banget kalo di ajar bu nelly, apalagi saya dikasik permen sama Bu Nelly. Aku jadi tambah seneng, hehehe......pokoknya aku seneng banget Bu....
Dengan demikian tanggapan para imforman adalah positif terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode quantum teaching
karena ketiga siswa menyatakan senang terhadap metode pembelajaran yang
mereka alami.
Tanggapan siswa terhadap pertanyaan apakahmemperoleh manfaat
dari metode pembelajaran seperti ini? Terhadap pertanyaan ini siswa
mengungkapkan:
Iya, Bu! Saya jadi tau tentang cara pemilihan umum itu. Dan saya juga jadi paham tentang arti demokrasi itu. Jadi saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cieee... hehehehe....
Sementara siswa yang lain menyatakan:
Saya seneng sekali diajar Bu Nelly. Saya jadi gak ngantuk lagi karena saya suka kalo belajar ada maen-maennya. Jadi gak bosen. Hehehehehehe....
116
Dengan demikian, metode pembelajaran yang diterapkan sangat
memberikan manfaat kepada para peserta didik, mereka merasakan suasana
yang akrab dengan teman-temannya, lebih rileks, mendapat pengalaman baru
dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar sesuai dengan kelompok
masing-masing.
4. Refleksi Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan siklus-
siklus sebelumnya yaitu bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran PKN. Pada siklus II ini, 95 % dari siswa sudah sangat
mengerti dan cocok dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti.
Bahkan mayoritas dari mereka sudah sangat terbiasa dengan model
pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas IV ini. Pada waktu mengerjakan
soal para siswa sudah merasa nyaman berdiskusi dengan teman kelompoknya,
dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok sudah mereka
kerjakan bersama-sama, dan sudah tidak ada lagi dominasi dari siswa yang
lebih unggul. Mereka mengerjakan tugas dengan roman muka yang gembira,
dan tidak terlihat letih ataupun bermalas-malasan.
Seperti disebutkan di atas, bahwa tujuan peneliti menerapkan
Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap pelajaran PKN melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus II ini penerapan Metode
Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang sangat
menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari:
117
a. Kegiatan diskusi kelompok yang dapat membawa semua siswa untuk aktif
berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan,
b. Siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan menyikapi atau
memecahkan persoalan, dan mensinkronkan materi dengan kehidupan
nyata.
c. Motivasi belajar siswa terhadap materi PKN yang pada siklus I hanya
dimiliki sebagian siswa, sekarang sudah hampir 95% dimiliki siswa kelas
IV.
Akan tetapi selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti
melekukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatatan pada saat
penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN yaitu :
1. Terbatasnya pengetahuan dan penguasaan yang dimiliki oleh guru tentang
quantum teaching sebagai metode yang masih baru.
2. Terbatasnya alokasi waktu yang diberikan. Sebagaimana yang di
ungkapkan oleh bapak Triyo sebagai kepala sekolah :
Karena quantum teaching msih baru bagi kami, sehingga kami belum sepenuhnya menguasai teori-teori atau petunjuk yang ada dalam quantum teaching, selain itu semester ini merupakan semester pertama diterapkannya metode ini, sehingga terus terang saja kami masih kami masih merasa kaku karena belum terbiasa. Disamping itu karena karakteristik belajar anak yang berbeda maka kewajiban guru adalah memperhatikan setiap tipe belajarnya, bagaimana kita belajar dengan siswa yang bertipe auditorial, yang bertipe visual, dan siswa yang bertipe kinetetik tentu saja ini membutuhkan waktu yang penjang . sedangkan alokasi waktu meta pelajaran PKn hanya 2 jam pelajaran setiap minggu, jadi kendalanya adalah waktu
3. Terbatasnya fasilitas yang dimiliki sekolah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak sahwan selaku wali kelas IV :
118
Masalah yang kami hadapi selain yang dipaparkan oleh bapak Triyo
adalah sarana dan fasilitas yang terbatas. Dalam Quantum teaching si anjurkan untuk memperhatikan lingkungan sekeliling, yang mana hal-hal tersebut sangat membantu proses belajar mengajar, sedangkan disekolah ini ada sebagian sarana yang belum ada .
119
BAB V
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Quantum
Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Pelajaran PKN di
SDN Talang III Sumenep.
Proses perencanaan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan
metode Quantum Teaching untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
dilakukan sebanyak 2 siklus selama 3 kali pertemuan, dilalui dalam 4 tahap
yaitu: tahap perencanaan, pelaksaan, observasi atau pengamatan dan tahap
refleksi.
Pada siklus pertama, peneliti membuat perencanaan secara
sistematika yang di sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan proses
pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap ini, tidak ada masalah
dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua, peneliti
membuat rancangan desain pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklus pertama.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Quantum
Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Pelajaran PKN di
SDN Talang III Sumenep.
Pada tahap pelaksanaan siklus I, siswa terlihat antusias dan
bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang
120
direncanakan. Disamping itu, peneliti juga memberi riward atau penghargaan
kepada siswa yang berprestasi sebagai bentuk cara menumbuhkan hasil
kepada siswa. Sesuai dengan teori yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam
psikologi belajar mmengajar, bahwa untuk menumbuhkan hasil dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah, salah satunya dengan cara memberikan
penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima
penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan
terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri diluar kelas.
Dengan Metode Quantum Teaching ini, langkah pertama yang
dilakukan adalah membentuk kelompok belajar menjadi enam kelompok, yang
masing-masing terdiri dari empat orang anggota kelompok. Langkah kedua
tiap kelompok melaksanakan tugas yang yang diberikan oleh guru yaitu saling
membantu menguasai bahan ajar atau materi melalui tanya jawab atau diskusi
antar sesama anggota kelompok. Kemudian secara bergiliran masing-masing
kelompok memberikan pengalaman belajar (hasil diskusi) di depan kelas, dan
memberi kesempatan pada kelompok lain yang tidak maju ke depan untuk
bertanya. Forum tanya jawab ini dilakukan untuk membiasakan siswa agar
cepat merespon segala permasalahan yang ada disekelilingnya.
Kelebihan pada siklus pertama ini adalah siswa lebih antusias dan
semangat untuk berprestasi dalam mengikuti proses pembelajaran, tercipta
kerja sama antar siswa pada setiap kelompoknya, suasana kelas lebih hidup,
dan peserta didik tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung.
121
Sedangkan kelemahan siklus pertama ini, dalam penerapan quantum
teaching ada beberapa siswa yang masih sangat kesulitan dalam menangkap
palajaran. Hal ini dapat diketahui dari kekurangan rasa ingin tahu mereka
terhadap meteri yang akan diberikan serta minimnya pertanyaan yang
diajukan. Mereka terlihat kebingungan dengan apa yang akan mereka
pertanyakan. Akan tetapi antusias mereka terhadap tugas yang diberikan
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari semangat dan kegembiraan mereka
selama mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan data tes, observasi dan refleksi akhir maka untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa serta mengatasi masalah-masalah yang
muncul pada siklus I peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.
2) Memberi pengertian akan pentingnya komunikasi dan kerjasama dalam
kelompok melalui pengarahan umum di awal pelajaran berikutnya.
3) Memotivasi siswa untuk membiasakan siswa aktif dalam segala
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu peneliti menambah pertemuan lagi untuk penerapan
siklus II. Pada siklus II, peneliti hanya menjelaskan bagian-bagian yang belum
dimengerti oleh peserta didik, yaitu tentang perbedaan lembaga desa dan
kelurahan. Kelebihan siklus II yaitu siswa terlihat sangat antusias
Dalam menerapkan metode quantum teaching dan tidak ada siswa
yang berbuat curang, disamping itu siswa lebih percaya diri untuk
122
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada terakhir season, dan
pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru, siswa lebih
menguasai pembelajaran yang disajikan, yang ditujukan pada hasil ketuntasan
siswa mencapai 90%.
C. Hambatan Yang Di Hadapi Selama Penerapan Metode Quantum
Teaching Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Pelajaran PKN di
SDN Talang III Sumenep.
Sebagainama yang telah peneliti paparkan selama pemberian
tindakan pada siklus pertama, dan kedua bahwasannya didapatkan kendala-
kendala dalam pelaksanaan metode Quantum Teaching. Diantaranya yaitu,
siswa belum terbiasa terhadap pembelajaran yang menerapkan metode
quantum teaching sehingga mereka masih banyak yang mengalami
kebingungan, kemudian pelaksanaan Metode Quantum teaching
membutuhkan waktu yang banyak sedangkan guru harus menyesuaikan waktu
sesuai dengan waktu yang dialokasikan.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti
melakukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatan pada saat penerapan
quantum teching pada pelajaran PKN yaitu:
1. Terbatasnya pengetahuan dan penguasaan yang dimiliki oleh para guru
tentang quantum teaching sebagai metode yang masih baru.
2. Terbatasnya sarana dan fasilitas pendidikan
3. Terbatasnya waktu yang dialokasikan.
123
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan Quantum Teaching pada pembelajaran PKN untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas IV SDN Talang III
Sumenep sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I peneliti
berhasil menjelaskan pada peserta didik tentang melakukan pemilihan
umum, dan struktur organisasi Desa, Lurah dan Kecamatan. Peneliti juga
menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai, melakukan KBM
sesuai RPP, kemudian peneliti melakukan post tes untuk mengevaluasi
pemahaman siswa. Pada siklus ke II peneliti melakukan wawancara
terhadap guru-guru dan mengadakan post tes.
2. Peningkatan prestasi belajar melalui metode Quantum Teaching pada
pembalajaran PKN adalah:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Talang III
terhadap materi PKN. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula
nilai rata-rata dari pre test sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi
7,93 atau sekitar 4%.
124
Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang
semula nilai rata-rata pre test sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat
menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Ini menunjukkan 90% siswa berhasil
dalam belajar PKN dengan menggunakan metode Quantum Teaching.
3. Hambatan yang terjadi dalam penerapan Quantum Teaching.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti
melakukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatan pada saat
penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN yaitu:
Sebagaimana yang telah peneliti paparkan selama pemberian tindakan
pada siklus pertama dan kedua bahwasannya didapatkan kendala-kendala
dalam pelaksanaan Quantum Teaching antara lain siswa belum terbiasa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching
sehingga mereka masih banyak yang mengalami kebingungan, kemudian
pelaksanaan Quatum Teching membutuhkan waktu yang banyak
sedangkan guru harus menyesuaikan dengan waktu yang dialokasikan.
Selain itu juga terbatasnya sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan adanya hubungan
yang positif antara metode Quantum Teaching dengan peningkatan motivasi
belajar siswa, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak,
antara lain:
a. Kepala Lembaga Pendidikan/Kepala Sekolah
125
Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman oleh
lembaga pendidikan untuk selalu meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa, sebab untuk mencapai prestasi belajar siswa secara
maksimal perlu adanya motivasi yang tinggi dari siswa itu sendiri.
b. Bagi Guru
Hendaknya para guru lebih banyak berpikir tentang strategi dan
metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar
yang ditargetkan. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut
mereka untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
Dengan demikian pemahaman tentang berbagai strategi pembelajaran
hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi
pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri.
c. Bagi Siswa
1) Agar siswa selalu antusias dalam KBM, lebih berani
mengungkapkan gagasannya, berkomunikasi dan berkerjasama
dengan teman kelompoknya, membiasakan aktif dalam segala
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari, karena itu merupakan jalan untuk mendapatkan motivasi dan
prestasi belajar yang lebih baik.
2) Agar siswa lebih meningkatkan motivasi belajar, sebab terbukti
bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adalah siswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi.
126
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh
pembelajaran dengan menggunaka metode Quantum Teaching terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa dengan desain eksperimen yang
menggunakan kelompok kontrol, sehingga dapat menghasilkan penelitian
yang lebih akurat, valid dan reliable.
127
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka
Arikunto Suharsimi . 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: PT. rineka cipta.
Agus Nggermanto. 2004. Quantum Question: Kecerdasan Quantum,
Bandung: Nuansa.
Azhar Arsyad. 1997. Media pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ari Ginanjar Agustian. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ power,
Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan, Jakarta: Arga.
Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer, Nourie.2000. Quantum
Teaching mempraktekkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas,
Bandung: Kaifa.
Chabib Thaha, DePorter, Bobby, Mike Hernacky. 2002. Quantum Learning
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.
Cece Wijaya. 1994. Kemampuan Dasar guru dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Dryden, Gordon; Vos, Jeanette. 2002. Revolusi Cara belajar (The Learning
Revolution) Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan "Fun",
Bandung: Kaifa.
128
Departemen Agama RI. 1983. Al-Qur an dan Terjemahanya., Jakarta: Proyek
Pengadaan Kitab Suci Al-Qur an.
FX Sudarsono.2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Departemen
Pendidikan NasionaL.
Kartini Kartono.1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar
Maju.
Lexy. J.. Moleong.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan .Surabaya: Bina
Ilmu.
Margono.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Ciptaka.
Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama
Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru
Rochiati Wiriaatmadja.2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Sardiman A.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.
Rajawali Pers.
129
Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta:Rineke
Suharsimi Arikuntoro dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
UU SisDikNas 2003. 2005. (UURI No.20.th 2003) Jakarta: Sinar Grafika,
Winarno Surakhmat. 1987. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar dan Metoda
Teknik. Bandung: CV.
Wahidmurni, Nur Ali. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama
Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil
Penelitian). Malang: UM Press.
Y. Singgih D. Gunarsa. 1987. Psikologi Untuk Membimbin. Jakarta: PT.BPK
Gunung Mulia.
130
LAMPIRAN 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Talang III Sumenep
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : 4 (Empat) / 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 Pertemuan)
1. Standar Kompetensi :
I. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
2. Kompetensi Dasar :
II. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan.
3. Indikator :
- Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
- Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan.
- Memberi contoh bentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di
lingkungan tompat tinggal.
A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai proses pembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
2. Menjelaskan lembaga-lembaga penyelengara pemerintahan desa dan
kecamatan.
3. Memberikan contoh bentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di
lingkungan tempat tinggal.
4. Menjelaskan cara pelaksanaan pemilihan kepala desa.
5. Menampilkan sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan.
131
B. Materi Pembelajaran
- Pemerintahan desa dan kecamatan.
C. Metode Pembelajaran
- Pengamatan, diskusi, dan tugas.
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan
pemerintah kelurahan.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan kelurahan
b. Guru menjelaskan lembaga
lembaga penyelenggara pemerintahan
desa dan kelurahan
c. Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan desa dan
kelurahan.
d. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya).
132
e. Guru menyuruh tiap kelompok untuk mendiskusikan perbedaan antara
pemerintahan desa dan kelurahan.
f. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
f) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
g) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
h) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
i) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
j) Melakukan sharing antar kelompok.
g. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
3. Kegiatan Penutup
a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan
pemerintahan desa sepeti system pemilihan kepala desa.
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
133
kehidupan sehari-hari, seperti mentaati peraturan di desa, suka
bergotong royong dst.
Perternuan II
1. Pendahuluan
a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu surat
pendek.
b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengenal pemerintahan kecamatan.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerintahan kecamatan.
b. Guru menjelaskan cara pelaksanaan pemilihan umum.
c. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap kelompok
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
d. Guru menyuruh siswa untuk menggambar stuktur organisasi desa.
e. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
1. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
134
2. Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
3. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
4. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
f) Melakukan sharing antar kelompok.
5. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
3. Kegiatan Penutup
a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti ikut memelihara prasarana dan fasilitas
dalam masyarakat, menerapkan bentuk kehidupan demokrasi dll.
135
Pertemuan III
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu surat
pendek.
b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan
siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu mengenal
tugas tugas lembaga pemerintahan kecamatan.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tugas lembaga pemerintahan kecamatan
b. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok
terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuannya).
c. Guru memberikan tugas untuk mendiskusikan tentang fungsi dari akta
kelahiran dan apakah kamu memilikinya?
d. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
1. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
2. Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
3. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
136
4. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
5. Melakukan sharing antar kelompok.
e. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
3. Kegiatan Penutup
a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan
pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman spiritual
mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan atruktur
pemerintahan kecamatan.
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang akan
mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari, seperti membuat KTP, KK, dan akta kelahiran dan
seterusnya..
E. Sumber Belajar
1. Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV
2. Struktur organisasi desa.
3. Struktur organisasi kelurahan.
4. Struktur organisasi kecamatan.
F. Penilaian
Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .
Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
Antusias siswa dalam KBM.
Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
137
CONTOH SOAL EVALUASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apakah hakikat dari pemerintahan desa?
2. Jelaskan siapakah lembaga-lembaga penyelengara pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan?
3. Sebutkan 5 contoh berikut pelaksanaan kehidupan demokrasi di tempat
tinggalmu!
4. Bagaimanakah cara pemilihan kepala desa di tempat tinggalmu, asas
apa yang digurlakall dan melalui tahap-tahap apa sajakah pemilihan
kepala desa tersebut?
5. Sebutkan 5 sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan!
Kunci Jawaban:
1. Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan merigurus
kepentingan masyarakat seternpat.
2. a. Lembaga-lcmbaga penyelenggara pemerintahan desa yaitu:
1). Pemerintahan desa yang terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.
2). Badang Pcrmusyawaratan Desa (BPD).
3). Lembaga kemasyarakatan.
b. Lembaga-lembaga pemerintah kecamatan yaitu:
1). Camat.
2). Sekretaris.
3). Para seksi.
4). Kelompok jabatan fungsional.
3 Bentuk pelaksanazai kehidupan demokrasi di desa:
a. Pemilihan ketua RT.
b. Pemilihan ketua RW.
c. Pemilihan perangkat desa.
138
d. Pemilihan anggota BPD.
e. Pemilihan kepala desa.
4. a. Cara pernilihan kepala desa.
- Dipilih oleh rakyat yang telah memenuhi persyaratan secara langsung.
b. Asas yang digunakan.
- Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil.
c. Tahap-tahap seleksi:
1). Seleksi adrninistrasi.
2). Seleksi tertulis.
3). Pilihar, langsung oleh rakyat.
5. Sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan:
a. Mematuhi jam belajar.
b. Hemat air dan listrik.
c. Menjaga kebersihan lingkungan.
d. Menciptakan ketertiban dan keamanan lingkungan.
e. Memberikan aspirasi positif.
139
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP
Nama Sekolah : SDN Talang III
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : 4 (empat) / 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
1. Standar Kompetensi :
2. Memahami system pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi
2. kompetensi Dasar :
2.1 Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.
3. Indikator :
- Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi
- Menjelaskan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintah kabupaten, kota,
dan provinsi.
- Menjelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi
kabupaten, kota, dan provinsi.
A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai proses pembelajaran, Siswa dapat:
1. Menggambar bagan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.
2. Menjelaskan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.
3. Menjelaskan susunan perangkat daerah kabupaten, kota, oan provinsi.
4. Menjelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi
kabupaten, kota, dan provinsi.
B. Materi Pembelajaran
- Pomerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.
C. Metode Pembelajaran
Pengamatan, diskusi, dan tugas.
140
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Pendahuluan
a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu
surat pendek.
b. Sikap siswa siap memulai pelajaran
c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu
mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembaga pemerintahan
kabupaten.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang hakikat lembaga pemerintahn kabupaten.
b. Guru menjelaskan tugas-tugas dalam lembaga pemerintahan
kabupaten.
c. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya).
d. Guru memdiskusikan tugas dan wewenang DPRD.
e. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing
(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
mengajari yang lemah).
141
Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya
masing-masing.
Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke
depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).
Melakukan sharing antar kelompok.
f. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
g. Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang
diraih.
3. Penutup
a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana
kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan lembaga
pemerintahan kabupaten.
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang
akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, seperti menjadi seorang pemimpin atau ketua
kelas yang melaksanakan tugasnya dengan baik.
E. Alat/Sumber
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV
- LKS
142
F. Penilaian
Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .
Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan
Antusias siswa dalam KBM.
Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
143
CONTOH SOAL EVALUASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat!
1. Terdiri atas apa sajakah lembaga teknis daerah itu?
2. Jelaskan susunan perangkat daerah provinsi!
3. Jelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi
kabupaten, kotal
4. Jelaskan tugas dan wewenang bupati!
144
L A M P I R A N 2
Contoh Media Pembelajaran
SUSUNAN PEMERINTAHAN DESA
Kepala Desa Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)
Sekretaris Desa Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPMD)
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Perekonomian
Kepala Urusan Kesejahteraan
Kepala Urusan Keamanan
& Ketertiban
Kepala-Kepala Dusun
Rukun Warga/ RW & RT
Masyarakat
145
Contoh Media Pembelajaran
SUSUNAN PEMERINTAHAHAN KELURAHAN
Lurah
Sekretaris Kelurahan
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Perekonomian
Kepala Urusan Kesejahteraan
Kepala Urusan Keamanan
& Ketertiban
RW & RT
Masyarakat
LPM
146
Contoh Media Pembelajaran
SUSUNAN PEMERINTAHAN KECAMATAN
Camat
Sekretaris Kecamatan
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Perekonomian
Kepala Urusan Kesejahteraan
Kepala Urusan Keamanan
& Ketertiban
Kelurahan/Desa
Kelompok Fungsional
147
DATA EVALUASI PRE TEST
No Nama
Nilai
1. St. Norkholizah
6
2. Iza Afkarina
7
3. Rika Indriana
6
4. Eva Kurniawati
6.5
5. Moh. Norkholis Majid
6
6. Gizfran Ferdian Arleo
6.5
7. Sri Ayu kumala S.
6.5
8. Ni'mah Firsta Cahya .S.
7
9. Fathor Rozi
7
10 Nur Ayu Alfiana
7,5
11. Indri Eka Wulandari
6.5
12. Wulan Nor Rahmah
6
13. Khofifatus Shofiyah
6.5
14. Alfian Wahyu
6
15. Aminatus Zahroh
7
16. Safira Putri Dianti
7.5
17. Aynul Yakin
7.5
18. A. Daniel Abrori
6
19. A. Shaibuddin
6
20. Erik Susiantp
7
21. M. Zainur Roziqin
6.5
22. Mustaen Romli
6
23. Novil Mustofa
6
24. Ach. Fawaid
7
25. Arina Haqon
6,5
26. Subhan hadi
7
27. Subairi
6,5
28. Nancy Shofwatur Rohmah
7
29. A. Shodiqi Firdaus
6,5
30. Moh. Irsyad
6,5
Rata Rata Kelas 6,55
LAMPIRAN 3
148
DATA EVALUASI SIKLUS I
No Nama
Nilai
1. St. Norkholizah
7
2. Iza Afkarina
6.5
3. Rika Indriana
6
4. Eva Kurniawati
7
5. Moh. Norkholis Majid
6,5
6. Gizfran Ferdian Arleo
7
7. Sri Ayu kumala S.
7
8. Ni'mah Firsta Cahya .S.
7,5
9. Fathor Rozi
7
10. Nur Ayu Alfiana
8
11. Indri Eka Wulandari
7
12. Wulan Nor Rahmah
6,5
13. Khofifatus Shofiyah
7
14. Alfian Wahyu
6.5
15. Aminatus Zahroh
7
16. Safira Putri Dianti
7,5
17. Aynul Yakin
7
18. A. Daniel Abrori
6.5
19. A. Shaibuddin
6,5
20. Erik Susiantp
7
21. M. Zainur Roziqin
7
22. Mustaen Romli
6
23. Novil Mustofa
6.5
24. Ach. Fawaid
7
25. Arina Haqon
6,5
26. Subhan hadi
7
27. Subairi
6,5
28. Nancy Shofwatur Rohmah
7
29. A. Shodiqi Firdaus
6,5
30. Moh. Irsyad
6,5
Rata-Rata Kelas
7,93
149
DATA EVALUASI SIKLUS II
No Nama
Nilai
1. St. Norkholizah
7,5
2. Iza Afkarina
7,5
3. Rika Indriana
6,5
4. Eva Kurniawati
8
5. Moh. Norkholis Majid
7,5
6. Gizfran Ferdian Arleo
7,5
7. Sri Ayu kumala S.
8
8. Ni'mah Firsta Cahya .S.
8
9. Fathor Rozi
8
10. Nur Ayu Alfiana
8
11. Indri Eka Wulandari
8
12. Wulan Nor Rahmah
7
13. Khofifatus Shofiyah
7
14. Alfian Wahyu
7,5
15. Aminatus Zahroh
8
16. Safira Putri Dianti
8,5
17. Aynul Yakin
8
18. A. Daniel Abrori
7,5
19. A. Shaibuddin
7,5
20. Erik Susiantp
7,5
21. M. Zainur Roziqin
7,5
22. Mustaen Romli
7,5
23. Novil Mustofa
7
24. Ach. Fawaid
8
25. Arina Haqon
6,5
26.
Subhan hadi
7
27.
Subairi
6,5
28.
Nancy Shofwatur Rohmah
7
29.
A. Shodiqi Firdaus
6,5
30.
Moh. Irsyad
6,5
Rata-Rata Kelas
8.66
150
INSTRUMEN DOKUMENTASI
Untuk melengkapi data-data yang penulis perlukan dalam
penelitian ini, maka penulis juga menggunakan dokumentasi yang memuat
hal-hal seperti berikut:
1. Sejarah Berdirinya SDN Talang III Sumenep
2. Sarana yang terdapat di SDN Talang III Sumenep
3. Data Guru dan Staf Organisasi SDN Talang III Sumenep
4. Data Siswa di SDN Talang III Sumenep
5. Struktur Organisasi di SDN Talang III Sumenep
LAMPIRAN 4
151
INSTRUMEN OBSERVASI
Untuk memperoleh data yang akurat, maka penulis mengadakan observasi
langsung kepada obyek penelitian guna memperoleh data-data tentang:
6. Sejarah Berdirinya SDN Talang III Sumenep
7. Struktur Organisasi di SDN Talang III Sumenep
8. Data Jumlah Guru dan Staf Organisasi Tahun 2008/2009 di SDN Talang III
Sumenep
9. Data Jumlah Siswa Tahun 2008/2009 di SDN Talang III Sumenep
10. Sarana yang ada di SDN Talang III Sumenep
No Jenis Ruangan
Jumlah
1. Ruangan Kelas
2. Ruangan Kepala Sekolah
3. Ruangan Guru
4. Ruangan Penjaga Sekolah
5. Ruangan Perpustakaan
6. Moshola
7. Kakus/WC
8. Parkir
9. Kantin
10. Lapangan Olah Raga
LAMPIRAN 5
152
Riwayat hidup peneliti
Nama : Nelly Maghfirah, S.Pd
NIM : 07140048
Tempat tanggal lahir : Sumenep, 19 Maret 1987
Fak. / Jurusan : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah.
Tahun masuk : 2005/2006
Alamat rumah : Jl. Sumber Agung. Ds. Talang -Saronggi -Sumenep
Pengalaman organisasi : Anggota Pramuka UIN Maliki Malang
Anggota Pecinta Alam
Anggota FKMS
Malang, 26 April 2010
Mahasiswa
(Nelly Maghfiroh)
top related