manajemen pembinaan tuna netra pada yayasan...
Post on 20-Jan-2020
24 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PEMBINAAN TUNA NETRA
PADA YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN
PONDOK CABE JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Di Susun Oleh:
Adisam
NIM : 108053000046
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H. / 2012 M.
MANAJEMEN PEMBINAAN TUNA NETRAPADA YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN
PONDOK CABE JAKARTA SELATAN
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Di Susun Oleh:
AdisamNIM : 108053000046
Di Bawah Bimbingan :
{ lJo,^, /
Dr. H. A. Wahib Mu'Thi. MANIP:194812121978t001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1433 H. | 2012 M.
PE,NGESAHAN PANITTA {JJIAN
Skripsi berjudul : MANAJEMEN PEMBINAAN TIJNA NETRA PADA
YAYASAN KHAZANAI{ KEBAJIKAN PONDOK CABE JAKART'A
SI:,I,ATAN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Irakultas Ilmu l)akwah dan
Ilmu Komunikasi lJniversitas Islam Negcri (Uql,Syarif llidayatullah .lakarta.
Pada llari Kamis Tanggal 4 Oktober 2012, Skripsi l'clah Ditcrima Sebagai Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.l) Pada
.lurusan Manajemen Dakwah.
.Iakarta. 4 Oktober 2012
Sidang Munaqasyah
Kctua Mcrangl<ap Anggota
Drs. Ccccn Castrawiiava. MA
NIP: 1967081tt 19980331 002
Drs. Muhammad Suneaidi" MA
NIl '} :19600803 199703 I 006
Anggota
NIP: 19550101 198302 1 001
Dosen Pembimbing
I b]^* - /Dr. I-I. A. Wahib Mu"fhi. MA
NIP: 1948L2121978 | 007
SekrctarisMcrangkap An ggota
nasir. BA. S.pd. MM
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan Ini Saya Menyatakan Bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh Gelar Strata satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan sesuai dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 4 Oktober 2012
Adisam
iv
ABSTRAK
ADISAM (108053000046)
“MANAJEMEN PEMBINAAN TUNA NETRA PADA YAYASAN
KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE JAKARTA
SELATAN”
Manajemen adalah mengatur, mengkoordinasikan, menggerakan,
mengawasi sebuah organisasi agar tercapainya suatu tujuan yang telah
diinginkan. Fungsi dari manajemen terdiri dari POAC yaitu: Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling. Fungsi manajemen sangat
diperlukan dalam sebuah organisasi, agar dalam suatu pencapaian tujuan
lebih terarah dan berjalan dengan baik. Begitupun dalam proses kegiatan
pembinaan rohani, hal ini sangat diperlukan, baik materi maupun SDM
harus di manaje dengan baik.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah dalam
Yayasan Khazanah Kebajikan dalam melakukan kegiatan pembinaan para
tuna netra sudah menerapkan sistem manajemen di dalamnya. Jika sudah
bagaimanakah manfaat untuk Yayasan Khazanah Kebajikan dan bagi para
tuna netra.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu metode
sehubungan dengan upaya tertentu penelitian kualitatif adalah sebagai
“Prosedur” penelitian yang menghasilkan Data Deskriptif berupa kata-kata
atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis akan
menjelaskan secara singkat hasil penelitians tersebut. Bahwa Yayasan
Khazanah Kebajikan menerapkan Kaidah Manajemen melalui Fungsi-
fungsinya dalam menjalankan program pembinaan tuna netra. Program
pembinaan terhadap tuna netra di yayasan khazanah kebajikan (YKK)
merupakan upaya membentuk tuna netra agar memiliki akhlakul karimah
yang dilakukan dengan beberapa bidang program diantaranya ceramah
agama, pendidikan agama islam dan keterampilan. Yayasan Khazanah
Kebajikan sudah melakukan proses kegiatan pembinaan. Hal ini terlihat
dan bagaimana Pembina mempersiapkan meteri terlebih dahulu sebelum
Pembina memberikan materi pembinaan rohani bagi para tuna netra, serta
bagaimana strategi yang digunakan untuk menghadapi para tuna netra
yang memiliki karakter yang berbeda dari setiap tuna netra. Yayasan juga
mempersiapkan terlebih dahulu SDM yang baik untuk melakukan
pembinaan rohani bagi para tuna netra serta hal yang berkenaan dengan
proses pembinaan direncanakan dari awal agar apabila terdapat beberapa
hambatan dalam menjalankan kegiatan pembinaan rohani sudah ada solusi
dari masalah yang dihadapi (Antisipasi).
Kata Kunci : Manajemen dan Pembinaan Tuna Netra.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah yang maha
ghofur, walaupun banyak hambanya yang kufur, akan tetapi ampunannya tidak
akan perna luntur, kepadamu Ya Allah, ku ucapkan terima kasih dan rasa syukur
yang tak terhingga. Engkau telah memberikan akal untuk berfikir, perasaan untuk
mencari inspirasi, mata untuk membaca buku-buku sebagai referensi dan
sebagainya, sungguh aku tidak mendustakan segala nikmat-Mu yang kau berikan
kepadaku dan karena izin serta Ridho-Nya.
Shalawat dan salam semoga tiada hentinya tercurahkan kepada Nabi
Muhammad shalallahu Alaihi Wassalam, sosok manusia yang cerdas, seorang
pemimpin yang tangkas lagi tegas, yang mampu memberantas para penindas,
sehingga terjalinlah solidaritas yang berkualitas, kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya yang pemberani yang membelamu sampai mati dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa
adanya ridho dari Allah SWT serta bantuan, dukungan maupun do’a dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Drs. Arief Subhan, M. Ag, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
v
Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik,
Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan Bidang
Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan H. Mulakanasir, B.A.S. pd, MM, Selaku Sekretaris
Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Drs. Yusra Killun, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan motivasi untuk penyusunan skripsi ini.
4. Dr. H. A. Wahib Mu’Thi, MA, Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk memberikan
saran, konsultasi, dan membimbing terhadap skripsi ini hingga akhirnya
bisa sampai ke meja munaqasyah.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Jurusan Manajemen
Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman
berharga kepada penulis. Semoga amal kebaikan bapak ibu dibalas
dengan pahala yang tidak terhingga.
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan Fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi
kepustakaan.
v
7. Seluruh Pembina dan Karyawan Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok
cabe Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian serta para Tuna Netra yang telah
meluangkan waktunya.
8. Kepada Keluarga penulis yang tercinta, Aba syamsudin, dan Emma
Nurbaya, kau besar aku dalam naungan cintamu kau didik aku dalam
kuatnya ajaran agamamu dank au telah banyak berkorban demi anakmu
ini. Sungguh, aku akan berbakti kepadamu. Kelima adikku kupek,
kecik, Bimo, ayang, Rio Ramadhan, yang banyak menghibur, dikala
penulis sedang lelah dan cape.
Akhirnya harapan dan doa yang dapat penulis berikan, semoga bantuan,
bimbingan dan dorongan dari semua pihak menjadi amal sholeh yang dapat
menbawa kebahagian di sisi Allah SWT dan semoga mendapat balasan yang
berlipat ganda.
Walaupun usaha dalam penyelesaian skripsi ini dirasakan sudah maksimal,
namun sudah pasti masih ada kekurangan dalam segi penulisan maupun
pembahasannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak
akhirnya dengan penuh rasa syukur penulis persembahkan sebuah karya yang
sederhana ini, semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua
pihak yang membacanya. Amin.
Jakarta, 4 Oktober 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. . i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. ... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Manajemen ......................................................................................... 13
1. Pengertian Manajemen ................................................................ 13
2. Unsur-unsur Manajemen ............................................................. 15
3. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................... 18
4. Pengertian Pembinaan .................................................................. 26
vii
A. Tuna Netra ......................................................................................... 27
1. Pengertian Tuna Netra................................................................... 27
2. Penyebab Ketuna Netraan ............................................................. 28
3. Karakteristik Tuna Netra ............................................................... 30
4. Masalah-masalah Yang Dihadapi Tuna Netra .............................. 31
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN
PONDOK CABE
A. Profil Yayasan Khazanah Kebajikan ................................................. 33
B. Visi dan Misi ...................................................................................... 35
C. Tujuan didirikannya Yayasan Khazanah kebajikan ........................... 36
D. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 36
E. Pembiayaan ........................................................................................ 38
F. Struktur Organisasi ............................................................................ 38
G. Program Yayasan Khazanah Kebajikan ............................................... 41
H. Sekilas Tentang Kelompok Tuna Netra Pada Yayasan Khazanah
Kebajikan ............................................................................................. 45
vii
BAB IV ANALSIS DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Manajemen Pembinaan
1. Perencanaan (Planing) .................................................................. 46
2. Pengorganisasian (Organizing) .................................................... 55
3. Penggerak (Actuating) ................................................................. 56
4. Pengawasan (Controlling) ............................................................ 58
B. Program-program Pembinaan Tuna Netra pada Yayasan
Khazanah Kebajikan
1. Tahajjud Rutin .............................................................................. 60
2. Pengajian Rutin ............................................................................. 60
3. Pengajian malam sabtu malam minggu.......................................... 61
4. Pengajian Tahunan ...................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran-saran .................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen dalam sebuah lembaga pendidikan harus dilaksanakan agar bisa
bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain. Salain itu, agar tujuan-tujuan
yang direncanakan bisa terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Pesantren
adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang bertujuan untuk mempelajari
dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan moral sebagai
pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai
lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiaran agama dan lembaga sosial
keagamaan. Untuk itu maka pesantren harus bisa di laksanakan dengan sebaik
mungkin. Karena sering kali pesantren identik dengan kepemimpinan Kyai yang
seluruh kebijakan-kebijakan cenderung bersifat eksklusif karena diputuskan
sendiri.
Selain itu agar dapat menjawab tantangan zaman maka pondok pesantren
sangat memerlukan ilmu dan keterampilan manajemen, perencanaan dan strategi
yang digunakan dalam manajemen modern yang merupakan ilmu terapan, yang
dapat digunakan dimana saja baik di perusahaan, sekolah, masjid, pondok
pesantren, di yayasan.
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga Islam yang kaya akan
Khazanah ilmu-ilmu agama tentu saja eksistensinya akan tetap dibutuhkan
masyarakat, karena pondok pesantren merupakan pusat pengkajian dan
2
pengembangan ilmu-ilmu keislaman. Dalam menghadapi tuntutan abad
modern ini pondok pesantren harus bisa berbenah diri dalam kapasitasnya sebagai
sarana pembinaan umat.
Lembaga Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan
dianggap sebagai produk budaya Indonesia. Pendidikan ini semula pendidikan
agama Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada
abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan semakin
teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian
dikembangkan dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para santri, yang
kemudian disebut dengan pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat
sederhana, pada waktu ini pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga
pendidikan yang terstruktur, sehingga pendidikan dianggap sangat bergengsi.
Lembaga pesantren inilah yang kemudian para kaum muslimin mendalami ajaran
agama Islam khususnya menyangkut kehidupan keagamaan1
Lembaga pendidikan juga berfungsi sebagai lembaga dakwah karena dari
pesantren inilah awalnya disiarkan dan penyebaran luasan tentang ajaran-ajaran
Islam. Dengan adanya pesantren ini maka dengan mudah umat muslimin
mendapatkan ilmu-ilmu agama, dilihat dari peran tersebut maka pondok pesantren
sebagai sebuah lembaga dakwah sangatlah dibutuhkan oleh umat muslim.
Pesatnya perkembangan dunia pendidikan sekarang dalam rangka memasuki
era globalisasi banyak tantangan dan pertanyaan yang harus bisa dijawab oleh
pondok pesantren, jika pada masa lalu pondok pesantren identik dengan
keterbelakangan teknologi, selalu minder jika dihadapkan dengan ilmu-ilmu berat,
1 H. M. Sulthon Masyhud dan M khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (jakarta: Diva
Pustaka, 20040, Cet. Ke-2,h. 1.
3
selalu identik dengan sarung, kampungan dan tidak mandiri maka di era
millenium ini pondok pesantren dituntut untuk bisa menghasilkan alumni-alumni
yang berpengetahuan dan mengerti teknologi. Namun bukan berarti lembaga
pendidikan selalu identik dengan keterbatasan teknologi karena pada tahun 1930
pendidikan pesantren pertama kalinya dibanggakan sebagai sistem yang tidak
terpaku dengan pemupukan pengetahuan dan pengasah otak, tetapi juga
mementingkan keperibadian serta karakter manusia.2
Agar bisa mengimbangi tantangan zaman yang kian berkembang pesat,
maka pondok pesantren sangat memerlukan sentuhan-sentuhan managemen, agar
semua rencana yang sudah dibuat bisa terlaksana dan tercapai sesuai dengan yang
dibutuhkan di masyarakat.
Untuk mengahadapi tantangan zaman itulah maka Yayasan Khazanah
Kebajikan hadir ditengah-tengah lapisan masyarakat yang terpinggirkan seperti
para Tuna Netra untuk memberikan mereka bekal baik itu ilmu agama maupun di
bidang keterampilan untuk bisa merubah perilaku menyimpang yang pernah
mereka lakukan sebelumnya.
Pada dasarnya mereka adalah orang yang juga ingin dapat hidup
berdampingan dengan masyarakat sekitar dengan wajar. Namun respon yang
kurang baik dari masyarakat itu sendiri membuat mereka merasa dikucilkan dan
dan seolah-olah mereka tidak peduli.
Selain itu perhatian dari pemerintah juga dirasa sangatlah kurang dan
terkesan para Tuna Netra tidak diperhatikan. Padahal, pemerintah mempunyai
2 Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia, (Jakarta: LP3S,
1987), h. 110
4
kewajiban untuk membimbing mereka agar tidak kembali lagi kepada jalan yang
menyimpang yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Kondisi yang demikian menggugah dan mendorong Najamuddin Shidiq
yang lebih dikenal dengan sebutan “Pak Najam” untuk mendirikan sebuah
lembaga yaitu sebuah Yayasan yang tujuannya menampung para anak-anak yatim
dan fakir miskin, memakmurkan masjid, memamasyarakatkan al-qur’an, shalat
tahajjud, zakat, infaq dan shadaqah termasuk Tuna Netra. Untuk dididik di bidang
agama dan juga di bidang keterampilan. Yayasan Khazanah Kebajikan adalah
lembaga yang membina para Tuna Netra bukan dengan kekerasan akan tetapi
dengan penerapan bimbingan dari hati ke hati, sehingga dengan metode
pembinaan yang diterapkan di Yayasan seperti ini akan bisa merubah perilaku
para Tuna Netra untuk kembali ke jalan yang benar dan tidak melakukan
pekerjaan yang tercela lagi.
Para Tuna Netra di Yayasan Khazanah Kebajikan ini bukan hanya dibina
dan dibekali dengan ilmu agama tetapi juga dibekali dengan keterampilan seperti
bermain musik, catur, urut pijat dan usaha lainnya yang bisa dijadikan sebagai
bekal untuk melanjutkan kehidupan para Tuna Netra ditengah-tengah masyarakat.
Lembaga atau yayasan yang diperlukan saat ini adalah yang benar-benar serius
dan profesional serta menggunakan menejemen yang bagus. Manajemen dalam
pengertian ini adalah yang dapat diindentifikasikan sebagai rangkaian tindakan,
kegiatan atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu.3
3 James L. Ginson, et al., Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1993), h.35
5
Yayasan adalah badan hukum yang melakukan kegiatan di bidang sosial dan
sifatnya tidak mencari laba atau keuntungan4. Undang-undang yayasan tidak
secara tegas menyatakan bahwa yayasan adalah organisasi nirlaba, tetapi dari
rumusan pengertian yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa yayasan termasuk
organisasi nirlaba. Pengertian yayasan menurut undang-undang ini adalah badan
hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntuhkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusian.5
Alasan penulis memilih yayasan Khazanah kebajikan sebagai obyek
penelitian adalah karena yayasan ini merupakan salah satu penyelenggaraan
dakwah di kawasan Pondok Cabe. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana
manajemen yang diterapkan oleh yayasan khazanah kebajikan dalam membinaan
tuna netra
Diharapkan dengan penerapan ilmu menejemen dalam pembinaan ini
Yayasan Khazanah Kebajikan mencapai tujuan dengan efektif dan efesian sesuai
dengan harapan diadakannya pembinaan Tuna Netra ini.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi
atau karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Pembinaan Tuna Netra Pada
Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Jakarta Selatan”.
4 Ensiklopedi Nasional Indonesia, vol.17 (jakarta: PT Delta Pamungkas, 2004), h. 376
5 Guanawan Widjaja, Yayasan di Indonesia (jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), h.xii
6
A. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis
memfokuskan masalah yang akan dibahas pada “Analisis Terhadap
Manajemen Pembinaan Tuna Netra pada Yayasan Khazanah Kebajikan
2010-2011 Pondok Cabe Jakarta Selatan”.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembinaan tuna netra pada Yayasan
Khazanah Kebajikan ?
b. Program pembinaan apa saja yang dilakukan Yayasan Khazanah
Kebajikan?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui manajemen pembinaan tuna netra pada Yayasan
Khazanah Kebajikan.
2. Untuk mengetahui program pembinaan apa saja yang dilakukan Yayasan
Khazanah Kebajikan.
B. Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara akademisi kegiatan penelitian ini untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7
2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya
menyangkut manajemen pembinaan tuna netra pada Yayasan Khazanah
Kebajikan.
3. Secara praktisi
Dapat diharapkan membantu lembaga pemerintah dalam pengembangan
pembinaan tuna netra yang lebih baik dan lebih tepat. Dalam hal ini
khususnya Lembaga pemasyarakatan terhadap tuna netra.
C. Metodologi Penelitian
1. Metode Pendekatan
Metodelogi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud
sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja
yaitu cara kerja untuk memahami objek.6 Pendekatan adalah usaha dalam
rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.7
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam.
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah manajemen yayasan khazanah
kebajikan dalam membina para tuna netra.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
6 Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD
Drama, 1980), h.16
7 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi
ke-3 (jakarta: balai pustaka, 2005), hal.246
8
pertama, seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti
atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya berupa
survey. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, brosur,
majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah
penelitian sebagai penunjang penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.8 Sutrisno
mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dan diantara yang paling penting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.9 Dalam melakukan observasi penulis
mendatangi langsung ke Yayasan Khazanah Kebajikan yang beralamat di
Jl. Talas 1 Pondok Cabe Ilir Blok C 6 No 7 Pisangan Ciputat Jakarta
Selatan. Tujuannya adalah untuk mendapat data konkrit tentang hal-hal
yang menjadi objek penelitina.
b. Wawancara (Interview). Wawancara adalah percakapan langsung untuk
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu
8 Sutrisno Hadi, Metodelogi Riset II, (Yogyakarta: yayasan Penerbitan fakultas Psikologi
UGM, 1984), h. 141
9 Sugiono, Metodelogi Penulisan Administrasi, (Bandung: penerbit al-fabeta 2005), cet ke-
12, h.166
9
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di
wawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.10
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam
wawancara, yaitu: wawancara (interviewer), reponden (interviewee),
pedoman wawancara, dan situasi wawancara.11
Pada interview ini penulis
mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada beberapa pihak yang bersangkutan.
c. Study Dokumentasi. Dokumentasi dipakai guna untuk melengkapi data-
data yang telah terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data
berupa buku, catatan, transkip, bulletin, majalah dan sebagainya.
4. Analisis Data
Setelah data yang diperoleh terkumpul melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data-data tersebut disusun
secara sistematis itu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian itu disajikan dalam bentuk laporan
ilmiyah.
Dalam analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif, yakni penulis
berusaha mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan
kenyataan berdasarkan teori yang ada.
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan Skripsi,
Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
Dr. Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Cet. Ke-11, h. 135
11
Drs. Hermanwan Wasito, Pengantar metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1995), h. 71
10
5. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Yayasan Khazanah Kebajikan yang
beralamat di Jl. Talas 1 Pondok Cabe Ilir Blok C 6 No 7 Pisangan Ciputat
Jakarta Selatan. 15419 Tlp. (021) 749 7932. Fax. (021) 743 1503, Adapun
waktu yang ditentukan dari penelitian ini dilakukan dari bulan April- Juni
2012.
D. Tinjauan Pustaka
Untuk penyusunan karya ilmiah ini, penulis membaca beberapa skripsi
untuk mendalami materi dan menentukan poin perbedaan hasil karya
penulis dengan karya tulis yang lain.
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis tidak
menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang hampir
sama diantaranya:
1. Judul : “Manajemen Program Pembinaan Mental Preman
Terminal Kota Depok Yayasan Bina Insani Mandiri”.
Penulis : Shofiyullah Zainul Wahid
Isi pokok : bagaimana mengelola dan mengatur program-program
yayasan bina insani mandiri dalam membina mental preman terminal
kota depok.
2. Judul : “Manajemen Pembinaan Rohani Pada Panti Sosial
Marsudi Putra Handayani cipayung jakarta timur”.
Penulis : Kartika
11
Isi pokok : bagaimana penerapan fungsi manajemen dilihat dari
perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, pengawasan. dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaan rohani yang dilakukan di panti sosial
marsudi putra handayani cipayung, jakarta timur.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Manajemen pembinaan tuna
netra pada Yayasan Khazanah Kebajikan”. penulis membahas masalah
mengenai bagaimana penerapan fungsi manajemen dalam pelaksanaan
kegiatan pembinaan para tuna netra yayasan khazanah kebajikan
pondok cabe, jakarta selatan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan
sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis menerangkan secara garis
besar mengenai Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, pada bab ini meliputi : Pengertian
Manajemen, Unsur-unsur Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen,
Pengertian Pembinaan, Pengertian Tuna Netra, Penyabab
Ketunanetraan, Karakteristik Tuna Netra, Masalah-masalah yang
dihadapi Tuna Netra.
12
BAB III PROFIL DAN GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH
KEBAJIKAN PONDOK CABE, dalam bab ini penulis menerangkan
Profil Yayasan Khazanah Kebajikan, Visi dan Misi, Tujuan
didirikannya Yayasan Khazanah kebajikan, Pembiayayaan, Sarana
dan Prasarana, Struktur Organisasi, Program Yayasan Khazanah
kebajikan, Sekilas Tentang Kelompok Tuna Netra pada Yayasan
Khazanah Kebajikan.
BAB IV ANALSIS TERHADAP MANAJEMEN PEMBINAAN TUNA
NETRA PADA YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN, dalam bab
ini penulis menerangkan, terhadap Manajemen Yayasan Khazanah
Kebajikan Dalam Membina Para Tuna Netra, juga disertakan dengan
analisis penelitian.
BAB V PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran.
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Ada berbagai ragam definisi manajemen bila dilihat dari literatur-
literatur yang ada seperti yang diungkapkan oleh Boekijat dalam bukunya
“Sistem Informasi Manajemen”, Management is a distinct proses consistine
and accomplish stated objectives by the use of human being and other
resource. Manajemen adalah suatu proses tertentu dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya1
Menurut etimologi, kata manajemen berasal dari kata kerja bahasa
inggris “to manage” yang berarti mengatur,2 Selain itu, kata “to manage”
mempunyai sinonim antara lain: to hand (mengurusi), to control
(memeriksa/mengawasi), to guide (menuntun/mengemudikan). Jadi,
manajemen berarti mengurus, memeriksa, mengawasi, pengendalian,
mengemudikan, atau membimbing3.
Adapun pengertian manajemen menurut istilah; dalam hal ini para
ahli berpendapat diantaranya:
1 Moekijat, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1994)
2 Melayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), cet.II, h. 2
3 Jhon M. Echols, kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 375
14
a. Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan mengatakan bahwa “manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”1.
b. George R. Terry (1977) menyatakan, “manajemen adalah suatu
proses yang berbeda terdiri dari Planning, Organizing, Actuating,
dan Controling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
lainnya”2.
c. Zaini Muchtaram mengatakan, “manajemen adalah aktivitas untuk
mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi
secara efektif”3.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
tersebut diatas maka, dapat saya simpulkan bahwa manajemen adalah:
a. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
lembaga, atau yayasan agar mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Manajemen adalah aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh
seorang manajer untuk mengatur kegiatan yang berorientasi pada
tujuan.
1 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar; Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), cet. Ke-4 edisi revisi, h.2 2 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), cet. Ke-3, h.3
3 Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan Ikfa,
1996). Cet, Ke-1, h.3
15
c. Manajemen adalah system kerja sama yang melibatkan orang lain
agar tercapai tujuan bersama.
d. Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran dan
tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
1. Unsur-unsur Manajemen
Dalam setiap roda organisasi manajemen adalah hal yang penting di
dalam setiap langkah aktivitasnya mulai dari Planning, Oraganizing,
Actuating sampai dengan Controlling, itu semua yang nantinya membawa
dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, tapi ada hal yang lebih penting
lagi, selain POAC tadi, yaitu alat untuk mencapai sebuah tujuan sebuah
organisasi yang mana sering disebut dengan unsur-unsur manajemen.
Dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan
adanya unsur-unsur pendukung manajemen. Adapun unsur-unsur
manajemen tersebut terdiri dari man, money, material, machine, methode,
dan market, yang kemudian dirumuskan menjadi “Enam M” (the six in
management).4
a. Man (Manusia)
Unsur pendukung yang utama dari setiap manager untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia atau sumber
daya manusia (man power). Manusia dalam manajemen merupakan unsur
terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung
4 Muhammad Abdul Mukhyi, Pengantar Manajemen Ilmu, Seri Diktat Kuliah, (Jakarta:
Penerbit Guna Darma,1995),edisi I, cet. Ke-2, h. 14
16
pada kemampuan manajemen manajer untuk mendorong dan menggerakkan
orang-orang kearah tujuan yang akan dicapai. karena manusialah yang
menentukan tujuan dan manusia pulalah yang menjadi pelaku dalam proses
kegiatan tersebut. Posisi sumber daya manusia mutlak, tidak akan ada
manajemen tanpa adanya manusia, sebab manusia yang merencanakan,
melakukan, menggunakan, dan merasakan hasil daripada manajemen itu
sendiri.5
b. Money (uang)
Dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai
serta sebagai sumber biaya dan modal utama, sangat diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan dan bentuk memperlancar sebagai aktivitas seperti
upah atau gaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan
pengawasan, membeli bahan-bahan, dan sebagainya. Kegagalan dan
ketidaklancaran proses manajemen dalam sebuah organisasi karena factor
uang.
c. Material (bahan-bahan/perlengkapan)
Dalam proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajemen di sebuah
organisasi manusia sering menggunakan material (bahan-bahan) baik dalam
tekhnik (bahan baku), maupun non-tekhnik (data informasi yang diperlukan
untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan), material
(bahan-bahan yang diperlukan dari sumber daya Alam baik bahan berupa
bahan baku maupun bahan jadi), yang nantinya dipergunakan sebagai
5 Hamzah Yakub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, (Bandung:
Diponegoro, 1984), cet. Ke-I, h. 31
17
pelengkap dan pendukung sebuah organisasi sehingga tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai.
d. Machine (mesin/peralatan)
Mesin adalah sebagai alat pembantu manusia dalam memperlancar
proses perencanaan kagiatan yang ada, terutama dalam kemajuan tekhnologi
dewasa ini, seperti robot dan peralatan-peralatan canggih serta modern yang
dipergunakan dalam operasional untuk menghasilkan produk-produk yang
bermutu baik berupa jasa.
e. Methode (metode/cara kerja)
Metode adalah cara yang ditempuh untuk rencana yang ditetapkan
sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila kita
menggunakan metode yang benar maka akan menghasilkan produk-produk
yang baik pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
f. Market (pasar)
Pasar merupakan tempat yang penting yang hendak dimasukkan
barang atau jasa perusahaan agar hasil-hasil produksi sampai ke tanggan
konsumen.6
Setiap unsure manajemen ini berkembang menjadi bidang
manajemen yang mempelajari lebih mendalam peranannya dalam mencapai
tujuan yang diinginkan.
6 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet. Ke-1,h.
15
18
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi berasal dari kata Function yang artinya merupakan suatu
kegiatan yang secara jelas, bisa dipisahkan dari kegiatan-kegiatan lain.7
Fungsi manajemen yang umum digunakan adalah menurut George
R. Terry yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Penggerakan), dan Controling (Pengawasan) yang disingkat
denga POAC8
Sebelum penulis menjelaskan fungsi-fungsi manajemen, terlebih
dahulu akan dipaparkan menurut pendapat para ahli tentang fungsi
manajemen, diantaranya sebagai berikut :
a. Prof. Dr. S.P. Siagian M.P.A.
Fungsi manajemen meliputi, Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Motivating (Pemberian Motivasi), Pengawasan.
Evaluating (Evaluasi) dan disingkat dengan POME.9
b. Luther M. Gullick
Manajemen meliputi, Planning, Organizing, Staffing (Penempatan
Tenaga Kerja), Directing (Pengarahan), Coordinating, Reperting
(penyampaian anggaran belanja), Budgeting (penyusunan anggaran belanja),
yang disingkat dengan POSDCRB.10
7 Suad Husna, Manajemen Pokok Pengertian dan Soal Jawab, (Yogyakarta: BPFE, 1989),
h. 4. 8 Sarwoto, Dasar-dasar Manajemen, (jakarta : PT. Ghalia Indonesia) Cet ke 6 hal 65
9 Ibrahim Lubis, Pengendalian dan pengawasan proyek dalam Manajemen, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1985), Cet. Ke.-1,h.38
10
Ibnu Syamsy, Pokok-Pokok Oragnisasi dan Manajemen, (Jakarta: Bina Akasara, 1908),
Cet. Ke.-2, h.68
19
Menurut pendapat Henry Fayol fungsi-fungsi manajemen meliputi
planning, organizing, dan controlling.11
Dibawah ini adalah penjelasan
mengenai fungsi-fungsi manajemen tersebut:
a. Planning (perencanaan)
Fungsi perencanaan merupakan suatu pemilihan yang berhubungan
dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi
yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan
dan merumuskan kegiatan yang diusulkan dengan penuh keyakinan untuk
tercapainya hasil yang dikehendakinya, baik secara garis besar maupun
secara mendatail dari suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
kepastian yang paling baik.
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut
telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Rencana mungkin
memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Kegiatan yang terdapat dalam
perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Perkiraan (forecasting)
Perkiraan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan
dasar persangkaan, dugaan, perasaan hati, taksiran atau
perhitungan yang dilakukan secara belum tepat.
11
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1984), hal 21
20
2. Tujuan (Goals, Objectives, Target).
Tujuan adalah suatu hal yang merupakan arah yang dituju
oleh suatu kegiatan yang hendak dicapai atau diingini oleh suatu
organisasi atau badan usaha. Dengan adanya tujuan kita dapat
mengetahui apakah program kita berhasil atau tidak.
3. Kebijakan (policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk
menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Kerena kebijakan ini
biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk dipahami oleh
bawahan.12
Kebijkan merupakan pedoman umum untuk mengambil keputusan.
Kebijakan dilakukan agar orang mengetahui apa yang dapat atau
tidak dapat ia perbuat dalam rangka pencapai tujuan organisasi.13
4. Program (programming)
Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah
menggambarkan rencana yang konkret.
5. Jadwal (schedule)
Jadawal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan
urutan kerja, daftar atau table kegiatan atau rencana kegiatan
dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci.14
Karena
biasanya schedule merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
12
Basus Swastha, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: Leberty. 1995), hal 92
13
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 1992), hal 26
14
Boediono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta:Bintang Indonesia, 1999), hal 26
21
program. Oleh karena itu manajer harus dapat menentukan waktu
yang tepat, karena schedule merupakan suatu cirri yang penting
dari suatu tindakan-tindakan yang akan berhasil baik.
6. Prosedur (procedure)
Prosedur ialah rencana yang merupakan metode yang biasa dipakai
dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Perbedaannya
dengan program yaitu jika program menyatakan apa yang harus
dikerjakan, maka prosedur berbicara bagaimana melaksanakannya.
7. Anggaran (budget)
Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang mengambarkan
penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap
bidang.
b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian berasal dari kata dasar yaitu organisasi yang
berarti alat atau badan. Ada cirri khusus dari organisasi yaitu adanya
sekelompok manusia kerjasama yang harmonis dan kerjasama berdasar atas
hak, kewajiban serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan.
Ahmad Fadli HS. Memberikan difinisi pengorganisasian yaitu
“keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai rupa sehingga tercipta suatu
22
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
pencapai tujuan yang telah ditentukan.15
Pengorganisasian ini menjadi arti penting bagi proses kegiatan suatu
organisasi sebab dengan pengorganisasian maka rencana menajadi lebih
mudah dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh karena dengan
dibaginya tindakan atau kegiatan dalam tugas akan lebih terperinci serta
diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang untuk mencegah
timbulnya kumulasi pekerja hanya pada diri seorang pelaku saja.
Akhirnya dengan pengorganisasian, dimana masing-masing
pelaksana menjalankan tugasnya pada kesatuan kerja yang ditentukan dan
dengan wewenang yang ditentukan pula, akan memudahkan pimpinan
dalam mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan.
Yang dimaksud dengan pengertian organisasi mencakup dua segi,
yaitu:
1. Organisasi sebagai wadah, lembaga atau kelompok
fungsional ketika proses manajemen berlangsung.
2. Organisasi sebagai wadah pembentukan tingkah laku
hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka
dapat bekerja sama secara efesien dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas serta memberikan
kondisi lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-
hubungan anatar fungsi-fungsi, personalia dan factor fisik, agar supaya
15
Ahmad Fadli HS, Organisasi dam Administrasi, (Jakarta: Manhalun Nasyiin Press,
2002), cet. III, h, 30
23
kegiatan-kegiatan yang harus disatukan dan diarahkan pada pencapaian
tujuan bersama.
Proses pengorganisasian menghasilkan organisasi formal, yaitu
lembaga atau kelompok fungsional yang menjadi wadah kegiatan anggota
organisasi. Di lain pihak mungkin timbul organisasi tidak formal (informal)
yaitu menjadi wadah hubungan antara anggota tertentu organisasi formal.
Menurut Drs. Zaini Muchtarom, M.A. mengatakan bahwa
“pengorganisasian diartikan sebagai pembagian pekerjaan disertai
pendelegasian wewenang agar masing-masing melaksanakan tugasnya
secara bertanggung jawab dan untuk mengatur jalannnya arus pekerjaan
perlu di buat ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit.”16
Adapun langkah-langkah pengorganisasian yaitu :
a. Pembagian Tugas atau kewajiban
b. Penentuan tanggung jawab
c. Penentuan wewenang
d. Peningkatan kemampuan setiap elemen manajerial.
c. Actuating (pelaksanaan)
Menurut Ahmad Fadli HS penggerakan adalah keseluruhan proses
pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dan
ekonomis.17
16
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan IKFA
1996), Cet. Ket-2, h. 47
17
Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, h. 30
24
Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana
untuk segera melaksanakan rencana. Didalam penggerakan mengandung
kegiatan member motivasi, directing, koordinasi, komunikasi dan
memperkembangkan para pelaksana.
Penggerakan atau pelaksanaan adalah tindakan yang dilaksanakan
oleh pimpinan organisasi dengan tujuan menumbuhkan pengertian,
kesamaan pandangan dan kegairahan kerja sehingga yang dipimpin maupun
yang memimpin mengerti, bekerja sama dan mendukung dengan sukarela
demi tujuan organisasi, sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya.
Penggerakan dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha,
cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar
mau ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efesien, efektif dan ekonomis.
Penggerakaan pada hakekatnya adalah menggerakkan orang untuk
mencapai tujuan yang telah diterapkan secara efektif dan efesien.
Penggerakkan adalah tindakan yang menyebabkan suatu organisasi berjalan.
George. R. Terry memberikan definisi pengertian penggerakkan ini sebagai
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha
untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
organisasi.18
18
Sarwoto, Dasar-dasar Manajemen, h.89
25
d. Controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana-rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang ditetapkan.19
Bila terjadi deviasi (penyimpangan), maka manajer segera
memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah yang
telah dilakukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang
direncanakan.20
Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan
segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya, serta
melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan. Jadi
pengawasan dilakukan untuk mencagah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, katidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak
sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 3 unsur yaitu:
1. Penetapan standar pelaksanaan
2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
3. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.
19
Handoko, Manajemen Edisi II, h. 25
20
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press,
1996), cet, I, h, 35
26
A. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Kata pembinaan berasal dari akar kata bahasa arab yaitu: bana-
yabni-binaan yang artinya: membangun, mendirikan dan membina.21
Arti kata “pembinaan” dari segi terminology yaitu:
a. Pembinaan adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk
mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan,
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai
pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga
maupun kehidupan social masyarakat.22
b. Pembinaan adalah segala upaya pengelolaan berupa merintis, meletakkan
dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi,
menyantuni, mengarahkan, serta mengembangkan kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan, mewujudkan manusia sejahtera dengan
mengadakan dan menggunanakan segala daya dan dana yang dimiliki.23
c. Pembinaan menurut istilah adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan
dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada sebelumnya.24
21
Mahmud Yunus, kamus Arab Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur‟an, 1973),
h. 73
22
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada
Dharma Wanita, Penerbit DEPAG, 1984, h. 8.
23
Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan, dan Penceraian BP-4, Membina Kelurga
Bahagia dan Sejahtera, (Jakarta: BP-4, 1994), h. 3.
2424
Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),h.
17
27
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti „pembinaan‟ adalah sebagai
berikut:
a. Proses, cara, perbuatan membina
b. Pembaharuan, penyempurnaan
c. Usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan
efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.25
Berdasarkan referensi yang tertera di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pengertian pembinaan adalah suatu upaya pengelolaan
atau penanganan berupa melatih membiasakan, memelihara, menjaga,
mengarahkan serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk
memperoleh hasil yang lebih baik secara efektif dan efisien.
B. Tuna Netra
1. Pengertian Tuna Netra
Secarah etimologi kata tunanetra berasal dari tuna yang berarti
rusak, dan netra yang berarti mata atau penglihatan. Tunanetra adalah
seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak
berfungsinya indra penglihatan.
Sedangkan menurut istilah, dalam hal ini pemerintah menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan tuna netra adalah: seorang yang menurut
ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kalainan fisik atau mental. Yang
25
Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, (jakarta:
Balai Pustaka, 2002), cet. Ke-2, edisi 3, h. 152
28
oleh karenanya merupakan hambatan atau rintangan untuk melakukan
kegiatan sebagaimana mestinya.26
a. Penyebab Ketuna Netraan
Menurut Sidharta Ilayas, ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab ketunanetraan yaitu:27
1. Keturunan
Keturunan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil
perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang
tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain Retinitis
Pigmentosa, penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan.
Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau memburuknya
retina. Gejala pertama biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti
dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat
yang tertinggal.
2. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang dapat
mengalami kebutaan, antara lain:
a. Xeropthalmia, yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.
b. Trachoma, yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon
trachomanis.
c. Catarac, yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa
mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
26
Sekeretariatan Negara RI peraturan pemerintah 36/1980 tentang usaha kesejahteraan
sosial bagi penderita cacat, Penjelasan pasal demi pasal, h 1
27
Sidharta Ilyas, Prof. Dr, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, (Jakarta: Fakultas Kedokteran
UI, 1998), h.50
29
d. Glaucoma, yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola
mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
e. Diabetik Retinopathy, adalah gangguan pada retina yang disebabkan
karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan
dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak
penglihatan.
f. Macular Degeneration, adalah kondisi umum yang agak baik, dimana
daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk. Anak dengan
retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi
kehilangan kemampuan untuk melihat secarah jelas objek-objek di
bagian tengah bidang penglihatan.
g. Retinopathy of prematurity, biasanya anak yang mengalami ini karena
lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi
penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya
ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi,
sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator terjadi perubahan
kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah
menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada
jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada
selaput jala (retina) dan tunanetra total.
3. Pertumbuhan dalam masa kandungan
Penyabab ketunanetraan yang disebabkan proses pertumbuhan dalam masa
kandungan antara lain:
30
a. Gangguan waktu ibu hamil
b. Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu
selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
c. Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau
cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan
sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
d. Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor.
Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera
penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.
b. Karakteristik Tuna Netra
Karakteristik tunanetra secara garis besar dapat dilihat dari beberapa aspek
antara lain:
1. Akademis
Pada umumnya tunanetra menyimpan pengalaman-pengalaman khusus
seperti halnya orang awam, namun pengalaman-pengalaman tersebut
kurang terintegrasikan. Tunanetra juga mendapatkan angka yang hampir
sama dengan awam, dalam hal berhitung, informasi, dan kosakata, tetapi
kurang baik dalam hal pemahaman (comprehantion) dan persamaan.
Kosa kata tunanetra cenderung merupakan kata-kata yang definitif.
2. Pribadi dan sosial
Ketunanetraan tidak secarah langsung menyebabkan timbulnya masalah
kepribadian. Masalah kepribadian cenderung diakibatkan oleh sikap
negatif yang diterima tunannetra dari lingkungan sosialnya. Tunanetra
mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial, karena
31
keterampilan tersebut biasanya diperoleh individu melalui model atau
contoh perilaku dan umpan balik melalui penglihatan. Beberapa
karakteristik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari
ketunanetraannya, adalah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung,
dan ketergantungan pada orang lain.
3. Mental dan intelektual
Intelektual atau kecerdasan penderita tunanetra umumnya tidak berbada
jauh dengan orang normal atau awas. Kecenderungan IQ penderita
tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah, jadi ada orang yang
sangat pintar, cukup pintar dan ada yang kurang pintar. Intelegensi
mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi
dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti
sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan
sebagainya.28
c. Masalah-masalah Yang Dihadapi Tuna Netra
Berikut beberapa permasalahan-permasalahan yang dihadapi penyandang
cacat tunanetra antara lain:
1. Rasa rendah diri yang disebabkan bahwa mereka tidak memiliki
kesempurnaan penglihatan sebagaimana orang lain pada umumnya.
2. Tahap kehidupan yang menyulitkan mereka untuk aktif dalam kehidupan
kemasyarakatan.
3. Belum memilki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan pendidikan
dan rehabilitas yang tepat.
28
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelayanan Pendidikan Terpadu bagi anak
berkebutuhan Khusus dan Berkesulitan Belajar. (Jakarta: 2002), h. 19
32
4. Tidak memiliki kontrol langsung dengan lingkungannya sehingga tidak
dapat mengetahui apa yang ada disekelilingnya.
5. Tidak memiliki latar belakang penglihatan (visual bacground), inilah
yang menyebabkan penyandang cacat tunanetra berprilaku terlalu hati-
hati penuh kecurigaan dan sebagainya.
6. Sulit untuk pergi atau berjalan sendiri, dalam hal ini tuna netra harus
pandai menggunakan tongkat, juga harus mengerti tanda-tanda yang
berlaku untuk menuju kesuatu tempat.
7. Merasa tidak lagi memiliki kebebasan pribadi, hidup selalu bergantung
pada orang lain.29
29
Sodjadi SO, Pendidikan Bagi Anak-anak Cacat Netra Sebelum Sekolah, (Jakarta: Pustaka
Dian)
33
BAB III
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH
KEBAJIKAN PONDOK CABE
A. Profil Yayasan Khazanah Kebajikan
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) adalah lembaga social keagamaan
yang mengasuh dan mendidik anak-anak yatim piatu, yatim, fakir miskin, janda
dan manula. Secara khusus, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) nampak sebuah
panti asuhan dan pondok pesantren yang bergerak di bidang social, pendidikan
dan ekonomi umat. Ciri khas YKK berupa budaya shalat tahajjud, kajian Al-
Qur’an, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqah, pengasuhan kaum
lemah dalam asrama dan pendidikan untuk siswa dan mahasiswa berekonomi
lemah.1
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) berdiri pada tanggal 5 November
1992 di pisangan Ciputat Tangerang Banten. dengan Dewan Pendirinya adalah
Drs. H. Marzuki Usman, MA., Drs. H. Nadjmuddin Siddiq., Ir. H. Iskandar Ismail
dan Hj. Aswarni Usman.Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) didirikan sebagai
bentuk kepedulian social warga untuk membantu kaum dhuafa dan untuk
membendung gerakan misionaris di sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir.2
Pengurus YKK pertama kali mengambil dan mengasuh 16 anak yatim dan
fakir miskin dari warga sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir untuk dididik dan
disantuni. Sentral kegiatannya berada di Masjid Al-Araf Bukit Cirendeu.Yayasan
1 Drs. H. Nadjamudin Siddik, Ketua Yayasan Khazanah Kebajikan, Wawancara Pribadi
Jakarta 16 Juli 2012
2 Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998, hlm 4
34
Khazanah Kebajikan (YKK) dalam perkembangannya, Yayasan Khazanah
Kebajikan (YKK) sekarang telah mengasuh 480 anak yatim dan fakir miskin dari
berbagai macam daerah di Indonesia. Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) juga
telah membina 400 orang jama’ah lansia dan Dhua’afa serta 150 orang tuna netra.
Disamping itu, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) sampai saat ini
memiliki 8 cabang. Selama ini biaya operasional yang terdiri dari biaya makan
sehari-hari, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan keperluan lainnya, Yayasan
Khazanah Kebajikan (YKK) mendapat bantuan dari masyarakat umum yang harus
dijemput dan diusahakan, disamping ada sebagian kecil yang menjadi donatur
tetap. Untuk menangani masalah kesehatan, pada bulan juni 2005, Yayasan
Khazanah Kebajikan (YKK) telah memmiliki Balai pengobatan Kesehatan (Klinik
Khazanah Kebajikan) yang menangani biaya pengobatan secarah gratis (Tanpa
dipungut biaya) bagi anak-anak asuh, jama’ah lansia dan dhuafa, serta masyarakat
tak mampu lainnya.
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) juga memiliki lembaga pendidikan
formal dan non formal, baik dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
untuk membantu kaum dhuafa yang ingin mendapatkan pendidikan yang layak.
Dengan lembaga pendidikan tersebut, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK)
berusaha untuk mengangkat harkat derajat keluarga besarnya dan menjadikan
mereka hamba Allah SWT yang kuat iman dan taqwanya, berilmu tinggi,
berakhlak mulia, professional dalam bidangnya dan menjadi pemimpin ummat.
Mengingat semakin banyak kaum dhuafa yang memerlukan bantuan,
sementara Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) memiliki keterbatasan untuk
dapat menerima semua permintaan mereka. Oleh karena itu, Yayasan Khazanah
35
Kebajikan (YKK) berusaha mengetuk hati para dermawan untuk ikut serta
mengembangkan Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) dan membantu ummat
mendapatkan kehidupan yang layak. Dengan senantiasa berdoa dan beribadah
kepada Allah SWT dan usaha yang maksimal.
Kini Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) telah berkembang dan dikenal
masyarakat sebagai lembaga sosial keagamaan yang mengasuh anak-anak yatim,
fakir miskin, janda, lanjut usia hingga kaum tuna netra dan lembaga yang aktif
dalam pengkajian, penghayatan dan pengamalan al-Qur’an serta lembaga yang
menyebarluaskan infaq, shadaqah dan cinta kaum dhuafa.1
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) yakin akan dapat selalu membantu
umat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amien.
A. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi yayasan penggerak ibadah dan peningkatan ekonomi umat menuju
masyarakat Islami yang adil, makmur dan sejahtera dalam ridho Allah SWT.
2. Misi
a. Membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat (Budaya
Qur’ani).
b. Membudayakan gemar berderma (ZIS) dan shalat tahajjud.
c. Mengangkat harkat derajat kaum lemah.
d. Mengembangkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa serta
berilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.
1 Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998, hlm 2
36
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun ekonomi ummat.2
B. Tujuan didirikannya Yayasan Khazanah kebajikan
1. Mengajak ummat Islam agar melaksanakan Al-Qur’an sesuai dengan ajaran-
Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah.
2. Melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka memakmurkan masjid dan
musholla.
3. Manyantuni anak yatim, yatim, tuna netra dan fakir miskin.
4. Meningkatkan harkat derajat kaum lemah.
5. Berperan aktif membantu Negara dalam mencerdaskan kahidupan bangsa.
C. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang berlangsungnya kegiatan pembinaan dibutuhkan sarana
dan prasarana, hal ini dimasksud agar setiap kagiatan dapat berjalan dengan lancar
dan baik. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh YKK menurut pengamatan
penulis adalah:
1. Bangunan
a. 1 Rumah komplek di depan masjid Al-a’raaf
b. Aula Utama diatas tanah kurang lebih 850 m2
c. 3 buah rumah di belakang rumah
d. 1 rumah panjang khususu manula
e. Bangunan took dan klinik di belakang Aula Utama
f. Bangunan Mini Market di samping Masjid
g. Bangunan gedung sekolah 4 lantai
h. Asrama Wabnita 5 lantai
2 Pasal 4 tentang Visi dan Misi pada Akta Yayasan Khazanah Kebajikan.
37
i. 1 Rumah di legoso
j. 1 Rumah di Komplek Pelita el- Service pondok Cabe (cabang Yayasan
k. Sarana pribadatan seperti mushollah
l. Sarana social meliputi: kamar tidur, kamar mandi, dapur umum dan lain
sebagainya.
m. Sarana kantor utama dan gudang
n. Sarana gedung yang cukup representif
o. Kondisi lingkungan yang cukup nyaman, asri dan jauh dari kebisingan.
2. Kendaraan
a. 3 Buah Mini Bus
b. 1 Buah Bus Besar
c. 5 Buah Kijang
d. 1 Buah Kijang Bak
3. Cabang Yayasan
a. Cabang Pelita Pondok Cabe (Tangerang)
b. Cabang Suka Bumi (SUKABUMI)
c. Cabang Kelapa Dua (Jakarta)
d. Cabang Lahat (Sumatra Selatan)
e. Cabang Bojong (Bogor)
f. Cabang Pelabuhan Ratu (Jawa Barat)
g. Cabang Garut (Jawa Barat)
4. Pendidikan Formal
a. SDI Islam
b. MTs Yayasan Khazanah Kebajikan
38
c. SMK Yayasan Khazanah Kebajikan
d. MA Yayasan Khazanah Kebajikan
5. Pendidikan Non Formal
a. Intensif Bahasa Arab/Inggris/Matematika
b. Bimbingan Ibadah Qiro’ah (BIQI)
D. Pembiayaan
Biaya untuk berjalannya kegiatan dari Yayasan Khazanah Kebajikan ini
adalah bersumber dari jerih payah H. Najmudin Syidiq.
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) mendapat bantuan dari masyarakat
umum yang harus dijemput dan diusahakan, disamping ada sebagian kecil yang
menjadi donatur tetap.
E. Struktur Organisasi
Mengenai struktur kepengurusan Yayasan Khazanah Kebajikan periode
2009-2014 terdiri dari:
1. Dewan Pendiri : Drs. H. Nadjamudin Siddik
Ir. Iskandar Ismai
Drs. H. Ahmad Djunaidi
Drs. H. Marzuki Usman
Aswarni Marzuki Usman
2. Dewan Penasehat : Hj. Ida Yufina Iskand
H. Khudradi
H. Jauhari
39
H. Karsono
H. Sanusi Siddik
H. Moh Fathoni Asyhari, S.Ag
3. Ketua Umum : Drs. H. Nadjmudin Siddik
Wakil Ketua : Drs. H. Fairus Puadi
4. Sekretaris : Ace Toyyib Bakhtiar, S.E. MM
Administrasi : Muhammad Adam,A.Md
Halimah
HUMAS : Rio Bialfino, SS
Cabang : H. Iwan Pranata, S.Pd.I
5. Bendahara : H. Karsono, SE
Pembukuan : H. Amat Dahiri, S.Ag
Pendanaan : A. Kailani
Kasir : H. Adli Ahyar
6. Dept. I Pendidikan : H.Abdul Basyir S.Ag
SDI : H. Amat Dahiri, S.Ag
MTs : H. Suardien, S.Sos.I
SMK : H. Iwan Pranata S.Pd.I
MA : Bambang Indarto S.Ag
40
ABA YPKK : Drs. H. Amel Darmawel
STAISA : H.Elang Bahruddin MA
7. Dept. II Keasramaan : Subhan, S. Pd. I
Pembina : Yuliana
Santri : Agus Maulana
LPIKK : Ade Sofyan
BIQI : Muslih
TPA : Jamsinah
Keterampilan : M. Hedi
8. Dept III Rumah Tangga : H. Sanusi Shiddiq
Wakadep. Rumah Tangga : Iskandar, S.Ag
Satpam : Hapizon Nazuri
Sopir : Agus Cik Sayuti
Kebersihan : Sa’ari
Ibu Dapur : Unarsih
Pemeliharan : H. Said
Gedung : Mustofa
Kendaraan : Mirsanzili
41
Listrik : H. Said
Air & Tanah : Herdiman/Pak Lugimin
Logistik : Kamal
9. Dept IV Dakwah : H. Elang Bahrudin, M.Ag
FKA & Syiar Islam : M. Hedi
DKM : Deri Utami
Tuna Netra & Lansia : Ali Khoiri
Kaderisasi : Mahmud ridwan
10. Dept V Ekonomi : H. Suardien, S.Sos.I
Mini Market : Zulkarnaen
Koperasi : H. Karsono, SE
11. Dept VI Klinik : A. Kailani
12. Dept VII LKBH : Faizal Roni, MH.
G. Program Yayasan Khazanah kebajikan
Adapun program-program kegiatan Yayasan Khazanah Kebajikan adalah:
1. Program Pendidikan
a. Membumikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan
b. Mendidik anak untuk siap berkarya nyata dalam masyarakat dengan
mensinergikan pendidikan agama dan umum
42
c. Memberdayakan lembaga pendidikan intra YKK semaksimal mungkin
agar berdaya guna dan berdemensi luas
2. Program Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan untuk santri, manula, tukang becak, tukang ojek dan
masyarakat umum
b. Medical chek up
c. Khitanan massal
d. Pemeriksaan dan pengobatan gratis
e. Pelayanan kesehatan kaliling
f. Penyuluhan kesehatan
3. Program Sosial
a. Santunan manula, becak dan ojek tiap hari jum’at, sabtu dan minggu
b. Buka sahur bersama tiap ramadhan
c. Zakat, infaq, dan shadaqah
d. Pulang bersama idul fitri
4. Program Dakwah
a. Kajian al-Qur’an malam sabtu dan minggu
b. Pengajian tukang becak dan ojek
c. Pelatihan pidato tiga bahasa (Arab, Inggris, Indonesia)
d. Pengajian manula dan tuna netra
e. Dakwah keliling di masyarakat
f. Peringatan hari-hari besar Islam
g. Dialog keagamaan
43
5. Program Rumah Tangga
a. Kegiatan Harian
1. Shalat Tahajjud
2. Shalat Subuh
3. Istirahat, Mandi dan Makan Pagi
4. Belajar di sekolah
5. Shalat Dhuha
6. Shalat Dzuhur
7. Makan siang dan istirahat
8. Shalat ashar
9. Intensi BIQI
10. Istirahat, Mandi dan makan malam
11. Shalat magrib
12. Intensif (kursus Bahasa Inggris, Arab dan Matematika)
13. Shalat isya’
14. Belajar
15. Istirahat, Tidur Malam
b. Kegiatan Mingguan
1. Santunan jum’at setelah shalat jum’at
2. Santunan sabtu setelah shalat subuh
3. Santunan mingguan setelah shalat subuh
4. Kajian al-Qur’an malam sabtu dan malam minggu
5. Kajiam para tuna netra setiap hari
6. Senam dan olah raga minggu pagi
44
7. Acara bebas
c. Kegiatan Bulanan
1. Acara hari besar Islam
2. Kajian al-Qur’an dan shalat Tahajjud di rumah hamba Allah
3. Chek up bagi warga YKK
4. Pembagaian alat mandi dan Kesehatan
d. Kegiatan Tahunan
1. Pulang kampung bersama
2. Pembagian pakaian
3. Genaral check up santri baru
4. Perlombaan olah raga
5. Rekreasi
6. Rapat umum tahunan.
e. Kegiatan Umum
Acara keluarga donatur dan simapatisan, warga YKK siap mengisi acara-
acara khusus seperti: do’a bersama, shalat tahajjud, launching dan lain-lain.
Warga Yayasan Khazanah Kebajikan juga menerima acara khusus di
Yayasan Khazanah Kebajikan apabila donatur dan simpatisan menghendakinya,
semua kegiatan ini dapat diikuti oleh masyarakat untuk menciptakan ukhuwah
Islamiyah yang kokoh dan berdemensi luas, warga YKK selalu terbuka untuk
bekerja memajukan masyarakat, bangsa dan negara.3
3 Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan, Bangkit Bersama Dhuafa 2008, cet ke-1,
h.8
45
F. Sekilas Tentang Kelompok Tuna Netra Pada Yayasan Khazanah Kebajikan.
Yayasan Khazanah Kebajikan dalam perkembangannya, mendapatkan
respon positif dari masyarakat sekitar. Sesuai dengan visi dan misinya, Yayaasan
Khazanah Kebajikan ingin mengangkat harkat dan derajat kaum lemah seperti
penyandang cacat tuna netra.
Dalam perkembangannya, YKK sekarang telah mengasuh 480 anak yatim
dan fakir miskin dari berbagai daerah di Indonesia. Yayasan Khazanah Kebajikan
juga telah membina 400 orang jama’ah lansia dan dhuafa serta 180 tuna netra.
Semuanya berasal dari sekitar lingkungan Yayasan Khazanah Kebajikan yaitu
Desa Pisangan Ciputat, dan ada juga Beberapa orang yang berasal dari berbagai
wilayah seperti jawa.
Dalam aktivitasnya, kelompok tuna netra tidak hanya diberikan
pengatahauan keagamaan. Akan tetapi kelompok tuna netra Yayasan Khazanah
Kebajikan juga di berikan keterampilan-keterampilan yang menunjang mereka
untuk dapat lebih berkarya di kemudian hari.4
Yayasan Khazanah Kebajikan berkembang dan dikenal masyarakat sebagai
lembaga sosial kemasyarakatan yang mengasuh anak-anak yatim, fakir miskin,
janda, lanjut usia hingga kelompok tuna netra dan lembaga yang aktif dalam
pengkajian, penghayatan dan pengamalan al-Qur’an serta lembaga yang yang
menyebarluaskan infaq, shadaqah dan cinta kaum dhuafa.
Yayasan Khazanah Kebajikan juga secara rutin memberikan santunan
kepada kelompok tuna netra, sebagai wujud kepedulian Yayasan Khazanah
Kebajikan terhadap kaum lemah khususnya penyandang cacat tuna netra.
4 Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan, Bangkit Bersama Dhuafa 2008, cet ke-1,
h.8
46
BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Manajemen pembinaan Tuna Netra Pada Yayasan Khazanah Kebajikan.
Manajemen pembinaan Tuna Netra pada Yayasan Khazanah Kebajikan,
pondok cabe Jakarta selatan merupakan proses manajemen program-program
pembinaan Tuna Netra yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Selanjutnya untuk merealisasikan program-program pembinaan Tuna Netra
pada Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Jakarta Selatan, maka perlu
diterapkan fungsi-fungsi manajemen antara lain adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning).
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) dalam melakukan aktivitasnya
perencanaan terhadap pembinaan jama’ah tuna netra menggunakan langkah-
langkah kegiatan sperti: forecasting, objective, policies, programmers, schedule,
procedures, budget.1
a. Perkiraan (porecasting)
Forecasting merupakan suatu peramalan usaha yang sistemasatis, yang
mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang akan datang, dengan dasar penaksiran
dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada.
Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan
yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidak pastian kondisi internal dan
1 M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta, Bhalia Indonesia 1996), cet. V, h. 50
47
kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi keadaan organisasi, tenaga pelaksana.
Persedian fasilitas sarana-sarana lainya yang diperlukan. Sedangkan kondisi
eksternal meliputi sosial (lingkungan pergaulan). Pendidikan (sekolah) dan
keluarga, ekonomi, dan sebagainya.
Dari kondisi internal misalnya tentang tenaga pelaksana: ketika akan
mengadakan pembinaan tuna netra. Apabila pada saat kegiatan ternyata Pembina
tersebut sibuk karena suatu hal yang akhirnya ia tidak dapat melaksasnakan tugas,
maka dengan perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting), pembinaan
tuna netra di Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) ini memberikan alternative
lain dengan menugaskan petugas yang lain agar rencana kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan baik.
Sedangkan kondisi eksternal, sebagaimana telah diketahui bahwa para tuna
netra terdiri dari latar belakang seperti kondisi lingkungan dan pendidikan dan
ditambah lagi kesadaran terhadap agama sangat kurang hal ini dapat diketahui
malalui konseling keagamaan. Melalui forecasting ini diharapkan kondisi tersebut
dapat di antisipasi.
a. Penentuan dan penetapan tujuan (objective)
Tujuan pembinaan tuna netra di Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK)
adalah:
1) Mengajak ummat Islam agar melaksanakan Al-Qur’an sesuai dengan
ajaran-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah.
2) Melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka memakmurkan masjid dan
musholla.
3) Manyantuni anak yatim, yatim, tuna netra dan fakir miskin.
48
4) Meningkatkan harkat derajat kaum lemah.
5) Berperan aktif membantu Negara dalam mencerdaskan kahidupan bangsa.1
b. Penetapan kebijakan (policies)
Penetapan kebijakan ini merupakan kebijakan pimpinan dalam rangka
menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi kesempurnaan
ibadah yang dilakukan oleh para tuna netra. Adapun kebijakan tersebsut adalah:
1. Materi pembinaan Tuna Netra
Materi pembinaan Tuna Netra mengacu atau berlandaskan kepada Al-
Qur’an dan Hadist, karena keduanya merupakan pedoman yang harus dipegang
oleh Pembina pembinaan Tuna Netra yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan,
dan selanjutnya materi pembinaan Tuna Netra ini juga mengacu pada Ilmu fiqh
yang mengajarkan tata cara beribadah atau berhubungan dengan sesame
makhluknya. Materi-materi tersebut antara lain:
a) Aspek Tauhid
Tauhid adalah mengetahui atau mengenal Allah SWT, mengetahui dan
menyakinkan bahwa Allah SWT itu tunggal dan tidak ada sekutunya.2
Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat
yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan
tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan-Nya.3
1 Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998, hlm 4
2 M. Taib Thahir Abdul Mu’in, Ilmu Kalam. (Jakarta: PT. Widjaya, 1996), cet. Ke-1, h. 19
3 Drs. H. M. Yusrah Asmuni, Ilmu Kalam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet.
Ke-4, h. 2
49
Tuna netra diberikan materi ini dengan tujuan agar mengerti bahwa dengan
percaya kepada Allah akan mendidik jiwanya untuk mengikhlaskan seluruh hidup
dan kehidupannya kepada Allah semata. Tujuan hidupnya ialah Allah, dan
harapan yang dikerjakan ialah keridhaan Allah, dengan demikian akan membina
karakter yang agung, menjadikannya jujur dan teguh memegang amanah. Selain
itu pula tauhid akan membebaskan tuna netra dari perasaan putus asa, keluh kesah
dan bingung menghadapi persoalan hidup.
b) Aspek Ibadah
Perubahan pemikiran merupakan langkah pertama dan penting untuk
mengubah kepribadian dan tingkah laku seorang tuna netra. Hanya saja, untuk
mempelajari tingkah laku yang baru diperlukan juga praktek dalam waktu yang
cukup lama, yakni diperlukan latihan, sehingga tingkah laku itu menjadi mantap
dan mapan.
Dalam mendidik kepribadian akan mengubah tingkah laku para tuna netra,
menggunakan metode latihan dan praktek jiwa mereka. Untuk itu pembinaan
melalui berbagai ibadah seperti shalat, do’a dan dzikir sangat penting, karena
pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut pada waktu-waktu tertentu, mengajari seorang
tuna netra untuk taat kepada Allah, menjalankan semua perinyah-Nya dan
senantiasa menghadap diri kepada-Nya dalam bentuk penghambaan secara penuh.
Serta mengajari untuk bersabar. Menanggung penderitaan, menahan diri dan
mengendalikan hawa nafsu. Demikian pula mengajari seorang tuna netra untuk
mencintai sesame manusia dan berbuat baik kepada mereka, serta
50
mengembangkan dalam dirinya semangat kerja sama dan solidaritas social. Semua
itu merupakan sikap terpuji yang menjadi cirri kepribadian yang baik.
c) Aspek Akhlak
Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwa.4
Dalam hal ini, pengurus telah mengajarkan kepada para tuna netra bagaimana tata
cara yang baik, tata cara bergaul yang baik dengan sesame teman, tata cara dengan
guru, tata cara dengan orang yang lebih tua, dengan orang yang lebih muda dan
lain sebagainya.
Materi-materi ini diberikan kepada para tuna netra dengan cara
menyesuaikan dengan kebutuhan yang sedang mereka hadapi, maksudnya bila
para tuna netra belum bias beribadah dengan benar, maka materi yang diberikan
tentang figh. Sedangkan materi yang mendapat posisi yang lebih besar adalah
tauhid. Untuk praktek ibadahnya adalah ibadah shalat, kegiatan inilah yang paling
besar posisinya, karena mereka lebih sering diajak untuk menunaikan shalat
jamaah dengan pengurus.
c. Penentuan dan perumusan (programmers)
Penetuan perumusan sasaran merupakan hal yang sangat penting karena
rencana pembinaan tuna netra hanya akan berjalan dengan baik apabila terlebih
dahulu diketahui apa yang menjadi sasaran dari pembinaan.
Adapun sasaran pembinaan yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan di
Yayasan Khazanah Kebajikan adalah program pembinaan keagamaan melalui dua
hal yaitu :
4 Mahtudin, Kuliah Akhlak Tasawuf. (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), cet. Ke-3, h. 5
51
1. Ceramah Keagamaan.
Dalam ceramah keagamaan yang ada di yayasan Khazanah Kebajikan selain
di bantu oleh ustadz adisam juga disampaikan langsung oleh pimpinan Yayasan
Khazanah kebajikan, dalam hal ini disampaikan langsung oleh K. H. Najmuddin
Shiddiq. Adapun tempat berlangsungnya pembinaan agama bertempat di
mushollah Yayasan Khazanah Kebajikan.
2. Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan agama Islam adalah metode pendidikan dan pengajaran yang
bersifat pembinaan terhadap akhlak para tuna netra untuk mengubah diri dari
perbuatan yang buruk menjadi lebih baik lagi. Dalam hal ini, pendidikan agama
yang diberikan kepada para tuna netra di Yayasan Khazanah Kebajikan
bertujuannya untuk membentuk para tuna netra untuk menjadi seseorang yang
berakhlakul karimah dan berbudi pekerti yang baik.
d. Penetapan jadwal (schedule)
Adapun tempat dari pembinaan Tuna Netra ini sudah disediakan dari
Yayasan, Yaitu mushollah dan Aula AL-ASHR. Dan disinilah seluruh aktivitas
pembinaan Tuna Netra dilakasanakan.
Sedangkan waktu atau jadwal kegiatan pembinaan Tuna Netra, yaitu
dilakukan setiap hari, pembinaan ini dilakukan sehabis shalat shubuh, sholat
dilakukan secara berjamaah.
52
e. Menentukan Metode (Prosedures)
Adapun metode yang digunakan, oleh pembinaan pada Yayasan Khazanah
Kebajikan dalam Pembinaan Tuna Netra adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah
Ceramah keagamaan merupakan teknik yang banyak diwarnai oleh cirri
karakteristik bicara soal da’I pada suatu aktivitas dakwah. Dalam hal ini,
ceramah keagamaan yang ada pada Yayasan Khazanah Kebajikan dilakukan
selain oleh Pembina juga oleh Ustadz yang diundang oleh panti setiap hari
pukul 05.00-06.00 WIB.
Adapun meteri ceramah keagamaan yang diberikan oleh Pembina dan
Ustadz diantaranya, yaitu tentang meteri tauhid, akhalak, aqidah maupun
pengetahuan agama Islam lainnya.
2) Metode Mauidzah (Nasehat)
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode ini tercantum dalam Al-
Qur’an, prinsip-prinsip penyampaian ini disebutkan dalam surat An-Nahl
ayat 125.
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
53
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.
Metode ini digunakan terhadap mad’u yang kapasitasnya intelektual
dan pemikiran serta pengamalan spiritualnya tergolong kelompok awam
sehingga dalam konteks ini, pengajar berperan sebagai pembimbing, teman
dekat dan akrab, menyayangi dan memberikan segala yang bermanfaat serta
membahagiakan jama’anhnya. Metode pendekatan muaidzah atau nasehat
perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: tutur kata yang lembut
sehingga akan terkesan dihati sanubari jama’ahnya, menghindari sikap sinis
dan kasar, serta tidak menyebut-nyebut kesalahan atau sikap menghakimi
orang yang diajak bicara.
Metode pengajaran seperti ini, dirasakan cukup efektif dilaksanakan
oleh Yayasan Khazanah kebajikan (YKK). Metode Mauidzah melakukan
pendekatan secara persuasif kepada jama’ahnya dengan memberikan
nasehat-nasehat yang bersentuhan langsung dengan kondisi jama’ahnya.
Adapun metode dalam mauidzah (menasehati) yang diterapkan di
Yayasan Khazanah kebajikan (YKK) adalah sebagai berikut:
a. Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan, dengan tujuan agar
lebih meningkatkan kualitas ibadahnya dengan mengabaikan
membicarakan keburukannya.
b. Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu, sehingga
menbangkitkan semangat untuk mengikuti jejak mereka.
c. Menbangkitkan semangat dan kehormatan penyandang cacat tuna netra.
54
d. Sengaja menyampaikan nasehat di tengah mereka.5
3) Metode Diskusi
Adapun metode ini digunakan oleh pemberi materi yaitu dengan
memberikan materi kemudian menjelaskan terlebih dahulu, kemudian dari
jumlah tuna netra Pembina membentuk beberapa kelompok untuk
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan rohani. Tuna netra
diberikan kesempatan untuk membahas kembali materi yang telah
diberikan dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya, diberikan waktu
untuk mengajukan beberapa pertanyaan kemudian dibahas bersama-sama.
4) Metode Percakapan Antarpribadi
Metode ini lebih bersifat pribadi, karena antara Pembina dan tuna
netra terjalin komunikasi lebih dekat, seperti seorang bapak yang sedang
menasehati anaknya. Lebih terbuka apabila terdapat suatu permasalahan
dalam dirinya kemudian, Pembina memberikan masukan untuk pemecahan
masalah tersebut.
Metode ini menuntut para da’I (Pembina) untuk memilki
kemampuan dalam mengarahkan pembicaraan komunikasi antarpersonal.
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode (pembinaan rohani)
telah tercantum dalam Al-Qur’an prinsip-prinsip penyampaian ini
disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 12.
5 Program-program YKK, Bangkit bersama Dhuafa 2008 cet ke-1, h. 8
55
Pada surat An-Nahl ayat 12, mengandung arti dengan penuh
argumentasi agar tidak terjadi kekeliruan. Bil Hikmah (kasih sayang)
pendekatan pembinaan ini harus bertumbuh pada suatu pandangan human
oriental.
f. Sumber dana (budget)
Sumber dana untuk kegiatan pembinaan tuna netra dan untuk transportasi
pembinaan di Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) mendapat bantuan dari
Masyarakat umum yang harus di jemput dan diusahakan, disamping ada sebagian
kecil menjadi donatur tetap.
Dana tersebut digunakan untuk keperluan Tuna Netra untuk makan,
transportasi, dan sebagainya semua di biayai dari dana tersebut.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Georje R Terry dan Leslie pengorganisasian adalah
mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan
kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.6
Dalam pengorganisasian ini Yayasan Khazanah Kebajikan mempunyai
langkah-langkah yang diterapkan oleh pimpinan pembinaan tuna netra adalah
sebagai berikut:
a. Adanya pembagian kerja, dimana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
para pengurus pembinaan tuna netra ditentukan dan dikelompokkan dalam
pembina yang merupakan kesatuan organisasi.
Sebagai sebuah lembaga yang dikelola secara profesional, masing-masing
pengurus meminta tanggung jawab sesuai pembagian tugas dan kerjanya.
6 Terry dan Rue, Dasar-dasar Manajemen, h. 1-10
56
b. Adanya kebijakan wewenang kepada pimpinan (ketua) untuk mengambil
keputusan.
Setelah Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) menyusun pembagian kerja
masing-masing pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab. Adapun
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan kesepakatan pengurus.
c. Adanya tugas dan tanggung dan jawab yang ditekankan pada kejelasan
tugas dan wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh para
pelaksana berdasarkan kesanggupan dan kemampuan masing-masing
sesuai dengan transaksi pekerjaan.
3. Penggerakan (Actuating)
Setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan
posisi-posisi/jabatan-jabatan dalam struktur organisasi sudah diisi, langkah
berikutnya menggerakkan bagi para pelaksana pembinaan.
Yayasan Khazanah Kebajikan memiliki langkah-langkah yang diterapkan.
Sebagai berikut :
1. Pemberian Motivasi
Motivasi bertujuan agar bias mendorong semangat para tuna netra
dan memberikan motivasi dalam menjalani kehidupan ini. Karena dengan
motivasi ini diharapkan agar para tuna netra mau bekerja keras dan
antusias dalam mengikuti semua kegiatan yang diberikan di Yayasan
Khazanah Kebajikan baik tentang pembinaan rohani Islam maupun
tentang kegiatan yang lain. Karena Ilmu yang didapat akan dipergunakan
dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
57
Adapun motivasi yang disampaikan oleh bapak K.H. Najmuddin
Shiddiq kepada para tuna netra adalah menyadarkan mereka bahwa hidup
ini penuh dengan pejuangan dan banyak lika-liku kehidupan di dalamnya,
maka dengan bimbingan rohani yang diberikan diharapkan para tuna netra
bias mengamalkan tentang nilai-nilai keislaman dalam menjalani
kehidupan ini. Sehingga mereka tidak melakukan tindak kejahatan yang
pernah mereka lakukan sebelumnya. Selain itu para tuna netra juga diberi
nasehat oleh ustadz Mahmud bahwa ketika mengahadapi permasalahan
hidup maka berserah diri dan berzikirlah kepada Allah, karena dengan
begitu perasaan hati menjadi tanang.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses
manajemen. Karena proses manajemen tidak akan bejalan dengan baik jika
komunikasi tidak berjalan. Komunikasi yang dilakukan di Yayasan
Khazanah Kebajikan sangat berjalan dengan baik, itu terlihat dengan
seringnya interaksi antara bapak Dudung (tuna netra) dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Sehingga dengan berjalannya komunikasi yang baik
maka para tuna netra bias menanyakan langsung tengtang hal-hal yang
belum dimengerti dan bapak Dudung bias langsung memberikan masukan
serta arahan kepada para tuna netra tengtang hal-hal yang belum
dimengerti tersebut.
58
3. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil
dari pelaksanaan, baik dari kelebihan maupun kekurangan yang kemudian
diteruskan sambil dikembangkan apa yang menjadi kelebihan dan berusaha
melakukan perbaikan serta mencegah terulangnya kembali kesalahan akibat
kekurangan-kekurangan supaya kegiatan tidak keluar dari apa yang telah
ditetapkan.7
Pengawasan merupakan penilaian dan koreksi atas pelaksanaan kerja yang
dilakukan oleh bawahan dengan maksud mendapatkan keyakinan atau menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana-rencana yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan dan dapat terlaksana dengan baik.8
Sedang fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur dan mengoreksi
prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi di semua
tingkat dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan dievaluasikan dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan harus cepat diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap pelaksanaan kerja
pengurus yang telah digariskan dalam perencanaan. Hali ini dapat berbentuk
positif dan negative. Adapun pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan
(penanggung Jawab) dalam pembinaan Tuna Netra pada Yayasan Khazanah
Kebajikan adalah pengawasan langsung dan tidak langsung.
Pengawasan dapat dilakukan dengan 2 cara:
7 Julitiarsa dan Suprihanto, Manajemen Umum, h. 101
8 Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), cet.
Ke-8, h. 96
59
a. Pengawasan langsung
Yang dimaksud dengan pengawasan langsung adalah apabila pimpinan
lembaga atau organisasi melakukan pemeriksaan langsung pada tempat
pelaksanaan pembinaan.
Pengawasan ini dilakukan setiap satu minggu sekali. Namun, Pembina juga
menyesuaikan dengan kondisi yang ada misalnya, ada Tuna Netra yang tidak
hadir atau tidak ikut shalat berjamaah maka Pembina akan melakukan
pengawasan lansung yaitu dengan cara menemui Tuna Netra tersebut kemudian
melakukan sharring, kenapa alasan sebab Tuna Netra ini tidak hadir atau tidak
ikut shalat berjamaah.
b. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan tidak langsung yaitu pemimpin organisasi melakukan
pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan melalui laporan-laporan yang masuk.
Dalam kegiatan pengawasan Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK)
menggunakan pengawasan langsung dengan meninjauan pribadi yaitu ketua
datang langsung dan melihat sendiri proses kegiatan pembinaan. Dengan cara
demikian pimpinan (ketua) menghendaki keterbukaan dalam memperoleh
informasi dan sekaligus pendapat perbaikan dan penyempurnaan dari pelaksanaan
pembinaan.
60
A. Program-program Pembinaan Tuna Netra Pada Yayasan Khazanah
Kebajikan.
Program-program Pembinaan Tuna Netra Pada Yayasan Khazanah
Kebajikan terdiri dari:
1. Program Shalat Tahajjud Rutin
Shalat Tahajjud rutin yakni tahajjud yang dilakukan setiap hari pada waktu
dimalam hari jam 03.00 WIB bersama santri yang ada diasrama. Sebelum mereka
melaksanakan sholat tahajjud, ada diantara mereka yang terlebih dahulu mereka
datang jam 22:00-00:00 WIB. Kemudian ketika mereka tiba di Yayasan Khazanah
kebajikan mereka sudah dipersiapkan Ruangan untuk mereka Istirahat untuk
persiapan sholat tahajjud. Ketika tepat pukul 02:00 mereka dibangun oleh
pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan untuk sholat tahajjud berjama’ah yang
dipimpin langsung oleh Pimpinan Yayasan. Apabila pimpinan Yayasan Khazanah
Kebajikan berhalangan hadir maka dari pihak pembina tuna netra menunjuk di
antara tuna netra untuk menjadi imam. Kemudian setelah mereka sholat tahajjud
mereka dibagikan kupon oleh pembina tuna netra. Kupon ini bertujuan untuk
mereka yang sholat tahajjud supaya mereka mendapat uang transportasi dan
sarapan pagi. Program tahajjud rutin ini sudah berjalan semenjak berdirinya
Yayasan Khazanah kebajikan sampai saat ini.
2. Program pengajian rutin.
Setelah mereka selesai melaksanakan sholat tahajjud dan dilanjutkan
sholat shubuh berjama’ah. Maka mereka dipersilahkan untuk menuju ke tempat
pembinaan yakni di Aula dibawah Gedung putri. Di tempat inilah mereka di
61
bimbing dan dibina mereka dibekali ilmu-ilmu agama. Pengajian rutin ini yakni
pengajian yang dilakukan setiap hari pada waktu 05:00-06:00 WIB dipagi hari
setelah sholat subuh setiap harinya berbeda tema pembahasannya. Adapun
petugas untuk pebinaan tuna netra sudah terjadwal. Dan apabila dari pembina tuna
netra yang berhalangan hadir maka diantara tuna netra ada yang ditunjuk untuk
mengisi materi dengan menggunakan Al-Qur’an Brail. Setelah selasai pengajian
berlangsung maka oleh pihak manajemen memberikan sarapan pagi dan uang
tranportasi dengan syarat menyetorkan kupon yang sudah diterima ketika
melaksanakan shalat tahajjud.
3. Program pengajian malam sabtu dan malam minggu.
Pengajian malam sabtu dan malam minggun dilakukan setelah sholat
tahajjud pada jam 03:00 WIB sampai menjelang Adzan shubuh dan dilanjutkan
pengajian pagi. Pengajian malam sabtu dan malam minggun ini dipimpin
langsung oleh Ketuan Yayasan Khazanah Kebajikan. Pengajian malam sabtu dan
malam minggu ini sudak dilaksanakan semenjak tahun berdirinya Yayasan
Khazanah Kebajikan sampai sekarang ini.
4. Program pengajian tahunan.
Dan pengajian tahunan dilakukan setiap satu tahun sekali setelah dua
minggu hari raya Idul Fitri. Pengajian ini dilaksanakan sebagai wadah silaturrahim
warga Yayasan Khazanah Kebajikan setelah Idul Fitri. Yayasan Khazanah
Kebajikan mempunyai lembaga dakwah yang biasa disebut LDKK (Lembaga
Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan) dari lembaga inilah sering mengadakan
acara Halal Bi Halan dengan mengundang para Tuna netra dan warga yayasan.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan data-data yang penulis kumpulkan dan
amati, maka penulis selanjutnya menyimpulkan pada bagian akhir bab ini.
Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Manajemen yang dilaksanakan di yayasan khazanah kebajikan sudah
berjalan sesuai dengan rencana. Dengan adanya beberapa fungsi-fungsi
manajemen yang digunakan dalam proses pembinaan para tuna netra.
Adapun fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan maupun pengawasan. Dengan
demikian tujuan dari program yang diharapkan biasa terlaksana sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
2. Yayasan Khazanah Kebajikan dalam membina kelompok tuna netra adalah
melalui :
a. kegiatan-kegiatan keagamaan dan aktivitas dakwah diantaranya adalah
shalat fardhu secara berjamaah, sholat tahajjud berjamaah, bimbingan
intensif ibadah dan Al-Qur’an, kajian khusus Islam. Yang kesemuannya
adalah program yang wajib diikuti oleh seluruh warga Yayasan
Khazanah Kebajikan (YKK). Upaya yang ditempuh Yayasan Khazanah
Kebajikan dalam meningkat ibadah kelompok tuna netra adalah dengan
meningkatkan kualitas SDM guru/pembimbing, sehingga para guru akan
lebih ahli dan lebih disipiln.
63
a. mewajibkan mereka untuk melakukan sholat maqrib dan isya berjama’ah
sehingga para kelompok tuna netra akan terbiasa melakukan sholat
berjama’ah.
b. pengajian rutin, pengajian malam sabtu dan malam minggu, dan program
pengajian tahunan. Pengajian rutin yakni pengajian yang dilakukan setiap
hari sabtu sampai minggu pagi setelah sholat subuh, setiap harinya
berbeda tema pembahasannya.
c. Sedangkan pengajian malam sabtu dan malam minggu dilakukan pada
malam hari setelah sholat Tahajjud. Dan pengajian tahunan dilakukan
setiap satu tahun sekali setelah dua minggu hari raya Idul Fitri.
A. Saran-saran
Melihat realitas Yayasan Khazanah Kebajikan dalam meningkatkan
Pembinaan kelompok tuna netra cukup berhasil, maka penulis merasa perlu
untuk memberikan kontribusi berupa saran-saran kepada pengelola dan
pelaksanaan Yayasan Khazanah Kebajikan sebagai berikut.
1. Untuk pengelolah dan pelaksana Yayasan Khazanah Kebajikan
Hendaknya mempertahankan bahkan meningkatkan suasana
bimbingan yang sudah cukup baik agar lebih baik lagi, dengan cara
selalu memberikan pembinaan terhadap SDM yang ada.
2. Untuk pembimbing agar terus-menurus meningkatkan kemampuan
diri baik dalam kilmuan maupun tentang metodelogi penyampaian.
3. Untuk Kelompok Tuna Netra agar lebih tekun dan lebih
meningkatkan lagi ibadahnya serta bisa mengatur waktu dengan
skala prioritas, karena masa mendatang tangtangan hidup semakin
64
komleks dan harus memerlukan persiapan yang matang untuk
memenangkan tantangan tersebut.
4. Hendaknya masyarakat dan para tokoh agama Islam mau membuka
diri dan bergaul dengan para tuna netra dengan melakukan
pendekatan-pendekatan secara psikologis yaitu berbicara dari hati ke
hati. Selain itu diharapkan para tuna netra tidak lagi dikucilkan
ketika sudah berbaur dengan masyarakat.
5. Hendaknya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan lagi
masyarakat yang terpinggirkan ini, dengan cara membuka lapangan
kerja untuk mereka para tuna netra. Sehingga mereka tidak lagi
melakukan tindak kejahatan yang pernah mereka lakukan
sebelumnya.
6. Pimpinan yayasan khazanah kebajikan untuk bisa lebih
memaksimalkan lagi program pembinaan keagamaan maupun
kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga hasil yang dicapai nantinya bias
lebih baik lagi.
7. Pengurus lembaga pemasyarakatan lebih intensif dalam memberikan
proses pembinaan dan kegiatan keterampilan, agar para tuna netra
yang sudah keluar dari lembaga pemasyarakatan mempunyai akhlak
yang baik dan kemampuan skill yang memadai sehingga mereka
dapat hidup dengan bekal yang sudah diberikan dan tidak lagi
melakukan tindak kejahatan sebagaimana yang pernah mereke
lakukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
H. M. Sulthon Masyhud dan M khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren
(jakarta: Diva Pustaka, 20040, Cet. Ke-2,
Abdullah, Taufik Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia, (Jakarta:
LP3S, 1987),
James L. Ginson, et al., Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1993),
Ensiklopedi Nasional Indonesia, vol.17 (jakarta: PT Delta Pamungkas, 2004),
Guanawan Widjaja, Yayasan di Indonesia (jakarta: Elex Media Komputindo,
2002),
Sudjana, Anas Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta:
Reproduksi UD Drama, 1980),
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa
Indonesia, Edisi ke-3 (jakarta: balai pustaka, 2005),
Hadi, Sutrisno Metodelogi Riset II, (Yogyakarta: yayasan Penerbitan fakultas
Psikologi UGM, 1984),
Sugiono, Metodelogi Penulisan Administrasi, (Bandung: penerbit al-fabeta 2005),
cet ke-12,
Dr. Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Cet. Ke-11,
Drs. Hermanwan Wasito, Pengantar metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1995),
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:Al Amin
Press, 1996),
Melayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), cet.II,
Jhon M. Echols, kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996),
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar; Pengertian dan Masalah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-4 edisi revisi,
Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), cet.
Ke-3,
Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan
Ikfa, 1996). Cet, Ke-1,
Muhammad Abdul Mukhyi, Pengantar Manajemen Ilmu, Seri Diktat Kuliah,
(Jakarta: Penerbit Guna Darma,1995),edisi I, cet. Ke-2,
Hamzah Yakub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan,
(Bandung: Diponegoro, 1984), cet. Ke-I,
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.
Ke-1,
Suad Husna, Manajemen Pokok Pengertian dan Soal Jawab, (Yogyakarta: BPFE,
1989), Lubis, Ibrahim Pengendalian dan pengawasan proyek dalam Manajemen,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), Cet. Ke.-1,
Syamsy, Ibnu Pokok-Pokok Oragnisasi dan Manajemen, (Jakarta: Bina Akasara,
1908), Cet. Ke.-2,
Handoko, T. Hani Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1984),
Basus Swastha, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: Leberty. 1995),
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 1992),
Boediono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta:Bintang Indonesia, 1999),
HS, Ahmad Fadli Organisasi dam Administrasi, (Jakarta: Manhalun Nasyiin
Press, 2002), cet. III,
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan
IKFA 1996), Cet. Ket-2,
HS, Ahmad Fadli Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Manhalun Nasyiin Press,
2002), cet. III,
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1991) cet. Ke-8,
Handoko, T. Hani Manajemen Edisi II, (Yogyakarta: BPFE, 1984),
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin
Press, 1996), cet, I,
Mahmud Yunus, kamus Arab Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an,
1973),
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani
pada Dharma Wanita, Penerbit DEPAG, 1984,
Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan, dan Penceraian BP-4, Membina
Kelurga Bahagia dan Sejahtera, (Jakarta: BP-4, 1994),
Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia,
(jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. Ke-2, edisi 3,
Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,
1983),
Sekeretariatan Negara RI peraturan pemerintah 36/1980 tentang usaha
kesejahteraan sosial bagi penderita cacat, Penjelasan pasal demi pasal,
Sidharta Ilyas, Prof. Dr, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, (Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI, 1998),
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelayanan Pendidikan Terpadu bagi
anak berkebutuhan Khusus dan Berkesulitan Belajar. (Jakarta: 2002),
Sodjadi SO, Pendidikan Bagi Anak-anak Cacat Netra Sebelum Sekolah, (Jakarta:
Pustaka Dian)
Drs. H. Nadjamudin Siddik, Ketua Yayasan Khazanah Kebajikan, Wawancara
Pribadi Jakarta 16 Juli 2012
Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998,
Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998,
Pasal 4 tentang Visi dan Misi pada Akta Yayasan Khazanah Kebajikan.
Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan, Bangkit Bersama Dhuafa 2008,
cet ke-1,
Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan, Bangkit Bersama Dhuafa 2008,
cet ke-1,
M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta, Bhalia Indonesia 1996), cet. V,
M. Taib Thahir Abdul Mu’in, Ilmu Kalam. (Jakarta: PT. Widjaya, 1996), cet. Ke-
1,
Drs. H. M. Yusrah Asmuni, Ilmu Kalam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000), cet. Ke-4,
Mahtudin, Kuliah Akhlak Tasawuf. (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), cet. Ke-3,
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:
Golden Terayun Press, 1998), cet. Ke-6,
Program-program YKK, Bangkit bersama Dhuafa 2008 cet ke-1,
Terry dan Rue, Dasar-dasar Manajemen,
Julitiarsa dan suprihanto,
Julitiarsa dan Suprihanto, Manajemen Umum,
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1991), cet. Ke-8,
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKT^'IAH DAN ILMU KOMUNIKASI
]1. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputai 15412 IndonesiaTelepon/Fax : (0211 74327'28 / 7 4703580Website : www.fdkuiniakarta.ac.id, E-rnail : dakwah@fdk.uinialarta.ac.id
Nomor : Un.01lF5/KM.01.3/ lPoI /2012Lamp :1(satubundel)Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, fu Marct2OI2
Kepada Yth.Dr. H. Wahib Mu'thi, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. W.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswaFakultas lmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaiberikut.
NamaNomor PokokJurusan /SemesterJudul Skripsi
Tembusan:1. Dekan2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Adisam108053000046Manajemen Dakwah (MD) / VIIIManajemen Pembinaan Tuna Netra pada Yayasan KhazanatrKebajikan Pondok Cabe Jakarta Selatan.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Was s al amu' alailum Wr - ll/b.
d;: ahidin Saputra, AF3 199603 |
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
]1. Ir. H, juanda No. 95 Ciputatl'5472IndonesiaTelepon/ Fax : (021) 7 4327 28 / 7 4703580
Website : rw.fdkuinihkarta.ac.id. E-mail : dakt'ah@fdk.uinjakarta.ac id
Nomor : Un.0l /F5/KM.0 tg \7L( 12012Lamp. :1(Satu)bundelHal :Penelit ian/Wawancara
Jakarta, 7,?Naret2012
Kepada Yth.KetuaYayasan Khazanah Kebajikan
Assalamu' alaikum l4rr. Wb.
Dengan hormat bersarna ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,
: Adisam:108053000046: Manajemen Dakwah (MD) / VIII
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang
berjudul Manajenten Pembinaan Tuna Netra pada Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok
Cabe Jal<arta Selatan.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibr.r/Sdr, kiranya berkenan
menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitianiwawancara dimaksud.
Atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Was s alamu' alailatm tlr. I4rb.Dekan.
Subhan, MAf1 004
Tembusan:1. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)Fakuitas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
NamaNomor PokokJurusan/Semester
199303
, ,f)ttf),1t: 'i.
YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKANMENGURUS ANAK-ANAK YATIM & FAKIR MISKIN,
MEMAKMURKAN MASJID, MEMASYARAKATKAN AL-QUR'AN,BUDAYA SHALAT TAHAJJUD, ZAIKAT, INFAQ DAN SHADAQAFI.
Rek. : Bank Mandiri.KCP Cirendeu No. 101-0088514797 dan No. BMI Kantor Pusat tuthaloka No. 301.01840.20
Perumahan Buk i t C i rendeu B lok C 6 No . 7 P i sangan C ipu ta t Tange rang 15419 Te lp . ( 0211 7497932 ,Fax . 1 .021 ]1 7497932 ,743LSO}
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:
Adisam
Mahasiswa Sl Universitas Islam Negeri(urN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Dakwah dan Komunikasii Manaiemen Dakwah
I 08053000046
x"Manajemen Pembinaan Tuna Netra pada yayasan Khazanah Kebajikan',
Yang bersangkutan telah melaksanakan Penelitian untuk Skripsi di Yayasan Khazanah Kebajikandaribulan Maret-Juni
Demikianlah surat keterangan ini kami buat, agar bisa digunakan seperlunya. Atas perhatian kamiucapkan terima kasih.
Jakarta, 25 September 2012
Kebajikan
Nama
Pendidikan
Fak/jur
NIM
Semester
Judul Skripsi
Nadjamudin
top related