makalah pbl 1
Post on 20-Dec-2015
234 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang
moralitas, menilai baik buruknya sesuatu perbuatan ditinjau dari sisi
moral. Etika terbagi dalam etika normatif dan etika deskriptif. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan. Sedangkan etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil. Di dalam dunia pekerjaan/profesi,
tentunya sangat dibutuhkan etika. Di dalam dunia kedokteran kita
mengenal istilah etika kedokteran. Etika kedokteran merupakan
seperangkat perilaku dokter dalam hubungannya dengan pasien, sesama
dokter, keluarga,masyarakat, dan lainnya. Di dalam etika kedokteran,
terdapat pula istilah bioetika. Bioetika adalah salah satu cabang etik
normatif. Bioetika atau Biomedical Ethics adalah etik yang berhubungan
dengan praktek kedokteran dan atau penelitian di bidang biomedis.
Beauchamp dan Childress menguraikan untuk mencapai suatu
keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle/priciple
based ethics) dan beberapa rules dibawahnya. Keempat kaidah dasar
moral tersebut adalah beneficence, non-maleficence, justice, dan
autonomy. Tujuan Bioetik sendiri ialah untuk membantu dokter dalam
menghadapi kasus-kasus dengan menggunakan moral.
1.2 Rumusan Masalah
Tindakan dr. Bagus dalam praktek sehari-hari ditinjau dari aspek
bioetik.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui definisi dari bioetik dan penjabarannya.
2) Mahasiswa dapat menentukan kasus menurut kategorinya;
beneficence, non-maleficence, justice, dan autonomy.
1.4 Hipotesa
Tindakan dr.Bagus sebagian besar memenuhi Kaidah Dasar
Bioetika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip BeneficencePrinsip Beneficence adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam benficence tidak hanya dikenal perbuatan utuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya. Berikut beberapa contoh prinsip beneficence yang dilakukan dokter Bagus dalam skenario PBL;
Paragraf 1 Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.
Pembahasan: Sesuai dengan check list mengutamakan alturisme.
Paragraf 2 Setelah memeriksa pasien tersebut dr.Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup.
Pembahasan: Sesuai dengan check list memberikan obat berkhasiat namun murah.
Paragraf 3 kalimat ke-5Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahkan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu,” kata dr.Bagus. “pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dr.Bagus kepada pak mantri
Pembahasan: Tindakan dr.Bagus sesuai dengan check list memberikan obat berkhasiat namun murah dan mengutamakan alturisme juga paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
Paragraf 4“Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita”, kata dr.Bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua pasien.
Pembahasan: Dokter Bagus memberikan obat-obatan untuk meminimalissesuai dengan check list menjamin kehidupan baik minimal manusia dan meminimalisasi akibat buruk.
Paragraf 6Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota.
Pembahasan: Tindakan dokter Bagus yang merujuk ke rumah sakit di kota menunjukkan sesuai dengan check list no.9 meminimalisasi akibat buruk.
Paragraf 8“Pak mantri tolong umumkan ke pasien, saya akan istirahat makan sejenak,” kata dr.Bagus.
Pembahasan: Tindakan dr.Bagus meminta mantri memberitahu pasiennya yang masih antri menunggu menunjukkan bahwa tindakan dokter sesuai dengan check list beneficence menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
B. Prinsip Non-maleficence
Dalam konteks prinsip prima facienya adalah ketika pasien
(berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat dimana
diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan
nyawanya. Berikut beberapa contoh prinsip non-maleficence
yang dilakukan dokter Bagus dalam skenario PBL;
Paragraf 5 kalimat ke-2
Dr.Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu
diluar karena ia akan telebih dahulu memberi pertolongan pada
pemuda tersebut.
Pembahasan: Tindakan dokter Bagus sesuai dengan
prinsip
non-malficense pada checklist yaitu menolong pasien
emergency karena ia meminta pasien keempat untuk
menunggu
dulu dan mengutamakan pemuda yang digotong
tersebut karena dalam keadaan gawat.
Paragraf 5 kalimat ke- 9
Dr. Bagus melakukan amputasi telapak tangan kanan pemuda
tersebut.
Pembahasan: Tindakan Dokter Bagus sesuai dengan
prinsip non-malficense pada check list mengobati pasien
yang luka, kemudian check list pasien dalam keadaan
berbahaya.
C. Prinsip Justice
Prinsip justice adalah prinsip moral yang
mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap terutama
dalam mengambil keputusan. Membahas hak orang lain selain
diri pasien itu sendiri. Hak orang lain ini khususnya mereka yang
sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan di luar
diri pasien, serta membahas hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien. Dokter harus menghargai hak sehat
pasien dan juga tetap menjaga hak orang lain. Dokter harus
tidak membeda-bedakan pasien atas dasar SARA, status
sosial,dll. Namun, dalam keadaan tertentu, seperti musibah
bencana alam, dokter harus memberikan pelayanan kepada
pasien kritis terlebih dahulu. Dokter juga harus memberikan
kontribusi yang sesuai dengankebutuhan pasien. Dalam
memberikan pelayanan, dokter harus memberikan sesuai
dengankeadaan ekonomi pasien. Berikut beberapa contoh
prinsip justice yang dilakukan dokter Bagus dalam skenario PBL;
Paragraf 2
Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran,
hal ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan
tertib teratur.
Pembahasan: Dokter Bagus memperlakukan pasiennya
sama dan tidak memilih-milih yang mana akan
didahulukan dulu tetapi dengan adanya nomor
pendaftaran itu membuktikan dokter berlaku adil pada
semua pasiennya. Hal ini sesuai checklist justice
memberlakukan segala sesuatu secara universal.
Paragraf 5
Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang
periksa, dr.Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa
masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan
diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk
menunggu di luar karena ia akan terlebih dahulu memberi
pertolongan pada pemuda tersebut.
Pembahasan: dokter Bagus memberikan pelayanan
kepada pasien gawat terlebih dahulu itu menunjukkan
tindakan dr.Bagus sesuai dengan checklist justice yaitu
menghargai hak orang lain.
D. Prinsip Autonomy
Prinsip ini adalah bukti bahwa dokter tetap menghargai otoritas
pasien terhadap dirinya sendiri (tubuhnya) dan tindakan apa
yang akan dilakukan terhadap tubuhnya. Hal yang paling
ditekankan dalam prinsip autonomy ini adalah mengenai adanya
informed concent yang merupakan sebuah persetujuan. Konteks di
sini muncul pada sosok pasien yang dewasa dan berkepribadian matang
(yang kompeten dalam mengambil keputusan sendiri). Berikut
beberapa contoh prinsip autonomy yang dilakukan dokter Bagus
dalam skenario PBL;
Paragraf 5
Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dr.Bagus.
Pembahasan: Dokter Bagus menanyakan tentang keputusan untuk amputasi suami, dalam hal ini dr.Bagus menjalankan check list autonomy no. 7 (melaksanakan informed consent).
Paragraf 3
Dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah
sakit yang berada di kota, namun ibu tersebut menolak karena
tidak mempunyai uang untuk berobat.
Pembahasan: Dokter Bagus memberikan kesempatan
ibu dari pasien tersebut mengambil keputusan untuk
menolak saran dokter Bagus agar anak dirawat di rumah
sakit di kota. Ini menunjukkan dokter Bagus melakukan
prinsip autonomy sesuai dengan checklist no 8
(membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri).
E. Pelanggaran Kaidah Dasar Bioetik
Berikut adalah tindakan dr. Bagus yang melanggar KDB,
bertentangan, yang seharusnya tidak lakukan;
Paragraf 7 kalimat ke-2
Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan
segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK
“Cepat tepat” langganannya yang berada di kota, jauh dari
puskesmas.
Pembahasan: Tindakan dr.Bagus melanggar KDB dalam
kasus ini karena ia tidak menanggapi keluhan si ibu
muda tersebut dan langsung asal membuat surat
rujukan. Tindakan dr.Bagus melanggar checklist
beneficence no.11 yaitu menghargai hak-hak pasien
secara keseluruhan. Tindakan dr. Bagus ini juga
melanggar checklist autonomy no.7 yaitu inform
consent, apakah ibu tersebut mau dirujuk atau tidak.
Paragraf 7 kalimat ke-3
Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata
sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah
dua bulan lalu dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh
Rp. 300.000,-
Pembahasan: Tindakan dokter Bagus yang
“menyalahgunakan” pasiennya dengan dalih merujuk ke
Lab Klinik agar ia juga memperoleh keuntungan pribadi
baginya. Tindakan dokter Bagus tersebut melanggar
checklist beneficence no.12 yaitu tidak menarik
honorarium di luar kepantasan juga melanggar checklist
no.3 yaitu memandang pasien tidak hanya sejauh
menguntungkan dokter. Tetapi pada kenyataannya
dr.Bagus memandang pasien adalah sebagai hal yang
dapat menguntungkan dokter.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagian besar tindakan yang dilakukan dr. Bagus dalam
prakteknya di Puskesmas sesuai dengan Kaidah Dasar Bioetik
mencakup prinsip beneficence, prinsip non-maleficence, prinsip
justice, dan prinsip autonomy. Tetapi dokter Bagus juga
melakukan kesalahan yaitu pelanggaran KDB dan itu tidak
seharusnya dilakukan dr.Bagus dalam melayani pasiennya,
karena tuntutan profesi seorang dokter adalah melayani pasien
sesuai dengan KDB yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, M.Jusuf, Amri Amir. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC. Hal 3-4.
Hartono, Budiman Darmino S. Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme
dalam profesi dokter. Jakarta. 2011
http://priory.com/ethics.htm#Ethical
MAKALAH PBL BLOK 1 SEMESTER 1
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP BIOETIK DALAM TINDAKAN DOKTER
oleh
Ira Vini Gloria Franky
102013103
Kelompok D-3
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
DKI Jakarta 2013
top related