makalah modul 2 geriodontologi
Post on 05-Apr-2018
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
1/9
CARA MENDIAGNOSIS
Keberhasilan penatalaksanaan penyakit bergantung pada perubahan sistematik
dari data-data hasil pemeriksaan menjadi rencana perawatan tertulis yang
komprehensif. Untuk menjadi penegak diagnosa yang baik, seseorang harus
mengumpulkan semua keterangan, memilihnya dan kemudian
mengasimilasikannya menjadi rencana kerja bertahap atau rencana perawatan.
Sikap klinisi yang cerman pada saat kunjungan pemeriksaan awal akan
menentukan berhasil atau tidaknya pengelolaan kasus.
Dalam menegakkan diagnosis, ada beberapa yang perlu dilakukan yaitu :
1. Rekam MedikAncangan praktisi dalam menghadapi penyakit akan lebih
produktif dan sederhana jika informasi dicatat dalam suatu daftar isian
sebagai panduan pengumpulan data dengan angka-angka atau simbol-
simbol tertentu yang singkat dan padat serta ruang untuk meeumuskan
rencana perawatan.
Pada dasarnya, pengumpulan data sebelum dilakukan terapi
dianggap sebagai serangkaian survai. Setelah surbai ini selesai, data-data
yang dikumpulkan akan bermanfaat dalam memperkirakan pengaruh
setiap bidang yang diamati pada saat survai terhadap kondisi pasien.
Bidang yang disurvai adalah :
1) Pemeriksaan kesehatan2) Pemeriksaan gigi geligi keseluruhan3) Pemeriksaan jaringan peridontal4) Pemeriksaan oklusal5) Pemeriksaan radiografik6) Pemeriksaann deposit
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
2/9
2. Pemeriksaan kesehatanPemeriksaan kesehatan meliputi riwayat medis dan riwayat
kesehatan gigi.
1) Riwayat MedisRiwayat medis sebaiknya didapatkan pertama kali
melalui kuisioner tertulis. Setelah kuisioner ini dilengkapi
sebaiknya dibahas kembali dengan pasien sehingga dapat
diberikan penjelasan yang menyeluruh untuk bidang-bidang
yang penting. Inilah waktu yang paling tepat untuk merujuk
pasien guna menjalani konsultasi medis jika ada kondisi
yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit atau
penatalaksanaan pasien. Laporan konsultasi dari dokter
umum lebih baik berupa laporan tertulis daripada melalui
telepon.
Adapun beberapa alasan pentingnya riwayat medis,
yakni :
i. Untuk menemukan manifestasi oral dari kondisisistemik tertentu seperti leukimia, diabetes
melitus, gangguan hormonal, dan lain-lain.
Seorang pemeriksa yang teliti selain dapat
mengelola pasien dengan baik, juga harus
menemukan kondisi yang penting dampaknya
bagi kesehatan pasien.
ii. Untuk memastikan adanya kondisi sistemikseprti kehamilan, kelainan darah, defisiensi
nutrisi, yang dapat mengubah respon hospes
terhadap bakteri
iii. Untuk menentukan ada atau tidaknya kondisisistemik tertentu yang membutuhkan
modifikasi.
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
3/9
2) Riwayat Kesehatan GigiSebelum pemeriksaan intraoral dilakuakn, ada
baiknya praktis sebaiknya mencari riwayat kesehatan gigi
secara lengkap. Karena dengan terpenuhinya hal tersebut
praktisi mendapatkan kesempatan untuk menilai prilaku
pasien, membangun hubungan dan mempelajari penyakit
gigi yang telah berlalu serta respon pasienp terhadap
keberlangsungan perawatan.
3. Pemeriksaan gigi menyeluruhKesan keseleuruhan yang diperoleh dari survai ini menunjukkan
besarnya lingkup permasalahan. Aspek-aspek dibawah ini harus diamati
dan dicatat, yaitu :
1) Pemeriksaan jaringan lunak. Pemeriksaan ini adalahpenelusuran adanya kanker rongga mulut, lesi-lesi yang
harus diperhatikan, tetapi hanya sedikit yang berlanjut
menjadi parah, terutama apabila tidak terdeteksi pada tahap
awal atau terabaikan.
2) Posisi gigi. Meliputi kesesuaian lengkung rahang,maloklusi morfologi, dan migrasi gigi geligi.
3) Karies. Meliputi pemeriksaan lokasi, jenis dan luas karies.4) Perawatan restoratif. Sebaiknya diperiksa apakah protesa
dan restorasi yang telah dibuat cukup baik atau tidak.
Kemudian, keadaan ini dihubungkan dengan retensi plak,
kesulitan membersihkan plak, olusi traumatik, serta
ungkitan yang berlebihan karena daya torsi protesa.
5) Kebiasaan. Misalnya merokok, menjulurkan lidah,bruksism, serta kebiasaan lain yang disengaja serta tidak
wajar.
6) Kegoyangan gigi. Ini adalah aspek pertimbangan diagnostikyangsangat penting dalam memperngaruhi prognosis. Ada
kegoyangan gigi yang masih dalam batas normal dan
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
4/9
bervariasi dari hari kehari, bergantung pada diet dan
tekanan.
4. Pemeriksaan jaringan periodontalBeberapa aspek yang perlu di amati dalam pemeriksaan ini adalah :
1) Warna, bentuk, dan konsistensi gingiva/2) Perdarahan dan eksudasi purulen3) Kedalaman poket4) Jarak antara tepi gingiva dengan cemento enamel (resesi)5) Hubungan antara pertautan sementoenamel dengan dasar poket6) Lebar keseluruhan gingiva berkeratin,
5. Pemeriksaan oklusalFormasi yang harus diperoleh sebelum evaluasi akhir mengenai
peran oklusi dapat ditentukan.
1. Evaluasi klinisOrang klinis harus dapat :
1) Menemukan kebiasaan parafungsi yang dilakukanpasien (contohnya bruksisme, cleanching, ngeces, dan
kebiasaan buruk lainnya seperti menggigit-gigit kuku.
2) Mengindentifikasi adanya kontak prematur pada oklusisentrik. Ini adalah titik acuan untukpedoman
penyesuaian oklusi. Salah satu cara untuk menemukan
kontak prematur pada oklusi sentrik adalah dengan
memberikan tekanan perlahan dipertengahan mandibula
dan memandunya ke arah posterior.
3) Menentukan adanya pergeseran mandibula ke anterior.Instruksikan pasien untuk menutup gigi-giginya secara
perlahan mulai dari kontak pertama pada selasi sentrik,
amati apakah ada pergerakan mandibula ke anterior
atau lateral.
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
5/9
4) Menemukan adanya kontak prematur pada oklusifungisional. Ini adalah posisi dimana sebagian besar
kontak gigi terjadi.
5) Menentukan kontak sisi kerja6) Menentukan kontak sisi penyeimbang7) Menentukan ekskursi protrusif. Selipkan kertas
artikulasi diantara gigi anterior atas dan bawah, lalu
instruksikan pasien untuk mengatupkan giginya [ada
posisi fungisional dan memajukan mandibula hingga
gigi mencapai posisi protrusif
2. Evaluasi model studyInformasi keadaan oklusal yang dapat diperoleh dari model
study :
1) Tonjol gigi pendorong (plunger cups)2) Keausan permukaan3) Malposisi gigi4) Hubungan lingir tepi (marginal ridge yang tidak
baik)
5) Kondisi restorasi (kontur, ukuran dan bukolingual)6) Overbite (jarak vertikal antara gigi insisif atas
terhadap gigi insisif bawah pada saat oklusi sentrik)
7) Ovejet (jarak horizontal antara tepi insisial gigiinsisif atas terhadap gigi insisif bawah pada saat
oklusi sentrik)
DIAGNOSIS
Periodontitis merupakan inflamasi pada penyangga gigi karena bakteri
spesifik sehingga terjadi destruksi progresif dari ligamentum periodontal dan
tulang alveolar, akibatnya terbentuk poket atau resesi. Umumnya kerusakan tejadi
hanya pada tenpat tertentu, bedanya dengan gingivitis adalah adanya AL.
Klafisikasi terakhir pada tahun 1999 dari periodontitis adalah periodontitis kronis
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
6/9
(Chronis Periodontitis/ CP), perio-dont-tist agressivei (Aggresive peri-don-titis/
AP). Dan periodontitis sebagai manifestasiu dari penyakit-penyakit sistemik.
Periodontitis merupakan bentuk paling umum dengan prevalensi terbanyak pada
orang dewasa, namun kadang-kadang ditemukan pada anak-anak. Penyebabnya
adalah akumulasi plak dan kalkulus serta umumnya berkembang lambat hingga
sedang. Kadang-kadang dapat terjadi destruksi dengan cepat . progresi penyakit
dapat meningkat akibat adanya faktor lokal, sistemik atau lingkungan yang
mempengaruhi interaksi normal antara inang bakteri. Besar destruksi yang terjadi
sesuai dengan banyaknya faktor lokal serta terkait dengan beragam spesies
bakteri. Kalkulus supgingiva sering ditemukan pada kasus ini. Penyakit ini dapat
di modifikasi dengan penyakit sistemik, seperti DM, dan infeksi HIV. Faktor
lingkungan seperti merokok dan stress emosi dapat memperberat penyakit.
Periodontitis kronis neniliki gejala inflasi berupa perubahan warna, kontur,
konsistensi, serta perdarahan saat probing, bukan sebagai indikator kerusakan
jaringan yang sedang terjadi.
ETIOLOGI RESESI GINGIVA
Kondisi gigi memanjang merupakan kondisi dari resesi gingiva. Secara
klinis, resesi gingiva tampak sebagai posisi gingiva yang semakin ke apikal.
Resesi gingiva dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Secara fisiologis,
biasanya terjadi akibat bertambahnya usia. Sedangkan secara patologis, antara lain
karena kesalahan cara menyikat gigi, malposisi gigi, peradangan gingiva,
perlekatan frenulum yang terlalu tinggi, restorasi yang tidak adekuat dan trauma
oklusi.
Resesi gingiva yang disebabkan oleh kesalahan penyikatan gigi yang
dimaksud adalah tekanan penyikatan yang terlalu keras dan berlebihan.
Penyikatan gigi dikaitkan dengan tekanan ini selain dapat menyebabkan resesi
gingiva, juga menyebabkan abrasi gingiva.
Resesi gingiva sering dikaitkan dengan fakor iatrogenik seperti preparasi
mahkota gigi yang melampaui biological width, penempatan rubber dam saat
penambalan area proksimal, dan tindakan bedah flap dalam bidang periodonsia.
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
7/9
Resesi gingiva juga sangat erat kaitannya dengan akumulasi plak bakteri.
Kebersihan mulut yang buruk menyebabkan terjadinya periodontal karena proses
inflamasi kronis. Pada periodontitis kronis, faktor etiologi utamanya adalah
bakteri gram negatif. Pembentukan plak di area servikal menyebabkan terjadinya
kalkulus yang dengan durasi lama mengakibatkan pergerakan gingiva ke arah
apikal. Akibat akhirnya sering berupa pembentukan resesi gingiva.
Selain itu, penuaan juga berhubungan dengan resesi fisiologis dan bertahap
dari jaringan gingiva , yang terjadi bersamaan dengan migrasi apikal dari
epitelium jungsional. Resesi gingiva terjadi sebagai akibat migrasi oklusal dari
gigi dengan adanya tinggi tepi gingiva yang stabil dimana migrasi ini
mengompensasi keausan oklusal.
KEADAAN JARINGAN DALAM RONGGA MULUT
1. KEADAAN JARINGAN PERIODONTALProses menua / aging process akan mempengaruhi jaruinngan periodontal,
bahan intraseluleler dan cairan tubuh. Perubahan jaringan periodontal ya g terjadi
meliputi :
Perubahan pada jaringan periodontal yang berhubungan dengan usia lanjut
meliputi gingiva, ligamentum periodontal, tulang alveolar dan sementum.
Berkurangnya keratinisasi, jumlah sel jaringan ikat dan konsumsi oksigen gingiva
merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi daya tahan gingiva.
Daya tahan ligamentum periodontal menurun akibat berkurangnya
vaskularisasi dan jumlah serat kolagen serta mukopolisakarida, ruang ligamentum
berkurang
Tulang alveolar mengalami atropi senilis, ostheoporosis, berkurangnya
vaskularisasi, metabolisme, serta kapasistas penyembuhan.
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
8/9
Pada permukaan sementum dan tulang alveolar yang menghadap ke
ligamentum periodontal terjadi peningkatan iregular. Deposisi sementum terjadi
terus menerus sesuai pertambahan umur.
Hilanggnya gigi merupakan tanda klinis yang berhubungan dengan
jaringan periodontal pada usia lanjut, hal ini disebabkan oleh karena perubahan-
perubahan degenartif pada periodonsium.t
2. KEADAAN MUKOSA MULUTMukosa mulut manusia dilapisi oleh sel epitel yang berfungsi terutama
sebagai suatu barier terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan dalam dan luar
mulut. Shaklar melaporkan terdapat perbedaan mukosa mulut antara orang yang
berusia muda dan berusia lanjut.
Dengan bertambahnya usia, lapisan epitel yang melapisi mukosa mulut
cenderung mengalami penipisan, berkurangnya keratinisasi, berkurangnya
pembuluh darah kapiler dan suplai darah, serabut kolagen yangterdapat pada
lamina propria mengalami penebalan.
Akibat dari adanya perubahan tersebut, secara klinis terlihat mukosa lebih
pucat, kering dan tipis, proses penyembuhan menjadi lebih lambat, mukosa mulut
lebih mudah menalami iritasi terhadap terkanan ataupun gesekan. Keadaan ini
dapat diperberat akibat berkurangnya aliran saliva.
Pada gingiva terlihat keratinisasi berkurang, stipling hilang, vaskularisasi
menurun, berkurangnya sel-sel jaringan ikat.
3. KEADAAN GIGIPerubahan yang nyata pada gigi sehubungan dengan meningkatnya usia
adalah hilangnya substansi gigi akibat atrisi. Atrisi ini disebabkan karena
pemakaian yang terus-menerus dimulai sejak gigi mulai erupsi. Derajat atrisi ini
tergantung pada kebiasaan seperti bruksisme dan kekerasan gigi.
-
8/2/2019 Makalah Modul 2 Geriodontologi
9/9
Warna gigi terlihat lebih gelap disebabkan oleh adanya proses korosi,
pigmentasi, dan kebersihan mulut yang jelek. Kamar pulpa dan saluran akar pada
orang usia lanjut akan mengalami penyempitan. Hal ini disebabkan deposisi terus-
menerus, jaringan dentin selama kehidupan pulpa dan deposisi dentin repatarif
terhadap stimulus. Berkurangnya ukuran kamar pulpa dan saluran akar akan
menyebabkan kesukaran pada waktu melakukan perawatan saluran akar. Jumlah
pembuluh darah dan saraf berkurang yang memberi kecenderungan pulpa
mengalami klasifikasi distrofik.
Menurut Masler dkk, karies yang sering terjadi pada usia lanjut pada lansia
adalah karies servikal, terbukanya akar secara fisiologis atau periodontal yang
mengalami atropi, maka karies dengan mudah menyerang sementum. Karies
servikal ini dapat melingkari akar gigi dan masuk sedemikian dalam dan
menyebabkan fraktur mahkota.
top related