makalah manajemen pendidikan
Post on 31-Oct-2015
322 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan
pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya,
yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa definisi yang
kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai
berikut.
1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya
terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil
atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan
dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan
lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain
sebagai berikut :
3. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
4. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
5. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun
Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk
mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif
dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
1
Dari definisi yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa
manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan
kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila
ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat
diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi
yaitu Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha
kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan
oleh Mulyani A. Nurhadi, Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung
dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
(a) usaha kerjasama
(b). oleh dua orang atau lebih
(c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa
manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan
oleh seorang individu.
Jika pengertian ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat hal-
hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya, definisi
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. (http://staff.uny.ac.id)
Manajemen adalah penggunaan efektif sumber tenaga manusia dan bukan manusia
serta bahan-bahan materil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
itu. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. (http://murniramli.wordpress.com)
2
Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah, yaitu manajemen dan pendidikan.
Sebelum mengartikan istilah manajemen pendidikan, terlebih dahulu dikemukakan
pengertian manajemen dan pengertian pendidikan.Setiap ahli memberi pandangan yang
berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah member arti universal yang
dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi
manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses
mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efesien. Dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen
Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan Manajemen berasal dari kata “manage” atau
“managiare” yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya, karena kuda
mempunyai daya mampu yang hebat.
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan
langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata
pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan
Hasan Shadily (1995: 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti
mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas
kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain
(Robbin dan Coulter, 2007:8).
Istilah manajemen mengacu kepada proses pelaksanaan aktivitas yang diselesaikan
secara efesien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978)
menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain.
Sedangkan Hersey dan Blanchard (1988:144) menyebutkan bahwa manajemen adalah
suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses kontinu
yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupan bersama orang lain
3
dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan
organisasi secara produktif, efektif, dan efesien.( http://vhocket.wordpress.com)
B. Tujuan
Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan
dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara
produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
a. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara
kuantitas maupun kualitas.
b. Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu
berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Pfeffer end Coote,
1991).
c. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.
d. Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things
right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau
efektivitas adalah perbandingan antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih
ditekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi
pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi
waktu, biaya, tenaga dan sarana.( http://vhocket.wordpress.com)
C. Fungsi
Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
1) Perencanaan
Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a) Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan
rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-
sumber yang dapat disediakan.
4
b) Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-
sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan
nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki
nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3) Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan
berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan
meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan
merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4) Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur
organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai
tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Ada beberapa pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh
beberapa penulis, yaitu :
1) Louis A. Allen : Leading, planning, organizing, controlling
2) Prajudi Atmosukirjo : planning, organizing, directing atau actuating, controlling.
3) John Robert Beishline : perencanaan, organisasi, komando control
4) Henry Fayol : planning, organizing, coordinating, commanding, controlling.
5) Luther Gullich : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,
budgeting.
(http://murniramli.wordpress.com)
5
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah
akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif
persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan
dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan
oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as
the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of
action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan
tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan
seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan
bahwa perencanaan:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
h. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah
pokok dalam perencanaan, yaitu :
a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) menggunakan kata-kata yang sederhana,
2) mempunyai sifat fleksibel,
6
3) mempunyai sifat stabilitas,
4) ada dalam perimbangan sumber daya, dan
5) meliputi semua tindakan yang diperlukan.
b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat
tahap dalam perencanaan, yaitu :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
b. Merumuskan keadaan saat ini;
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan
bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam
suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1)
rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka
panjang, 2) rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan
tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai
dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional yang merupakan rencana
kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka
panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan
perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti
perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin
kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang
langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi,
falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab
kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan
etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan
diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
7
b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan
kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk
mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan
kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan
menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam
pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara
dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi.
Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus,
seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan
lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi
secara langsung operasi perusahaan.
Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks
bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula
dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang
pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal
maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat
menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R.
Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “…
as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of
arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment
organizational obtective”. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-
rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang
8
penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan
harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan
beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
(a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan;
(b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
(c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
(d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
(e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah;
(f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah
dalam proses pengorganisasian, yaitu :
(a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi;
(b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang; dan
(c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih
banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
9
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-
anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
(1) merasa yakin akan mampu mengerjakan,
(2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,
atau mendesak,
(4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
(5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya
dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai
fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984)
memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which
manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko
(1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial
proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
10
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana
letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses
pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a. Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
b. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan; dan
d. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan
profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing,
staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting,
controlling. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi
manajemen pada tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan
melakukan fungsi manajemen secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro
yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating,
innovating, controlling. Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta
Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak
ada lima unsur pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan yang kita coba
lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:
1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Actuating (penggerakan)
4) Communication (komunikasi)
5) Controlling (pengawasan)
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait
antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses
manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses
interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai
secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang
amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya
melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik
11
dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya
akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan
pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.(
http://vhocket.wordpress.com)
D. Prinsip
Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian,
yaitu :
a. Division of work
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat
berkembang maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan
organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan
pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.
b Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan
meminta kepatuhan.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus
dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang)
harus diberikan kepadanya.
c. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah
disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis,
lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
d. Unity of command
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari
seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi,
disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang
tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.
e. Unity of direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities
having the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan
tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memfokuskan usaha.
12
f. Subordination of individual interest to general interest
Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas
kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu
daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus
didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.
g. Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil.
Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.Di
samping itu agar pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam
pekerjaan maupun luar pekerjaan.
h. Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada
suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar
harus diterapkan disentralisasi.
i. Scalar chain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority
terakhir hingga pada tingkat terendah.
j. Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk
setiap orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.
k. Equity
Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan
kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan
keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.
l. Stability Of Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar
berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
m. Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan
pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan
kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.
n. Ecsprit de Corps
“Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk
merealisir pembahasan itu.
13
Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai
berikut:
a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya.
d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
e. Relativitas nilai-nilai.
Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus
memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Hal ini hampir selaras
dengan apa yang dikemukakan Fattah (1996: 33) yang mengklasifikasikan prinsip
manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:
a. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran: bahwa tujuan adalah sangat esensial bagi
organisasi.
b. Prinsip manajemen berdasarkan orang; adalah suatu aktivitas manajemen yang
diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia.
c. Prinsip manajemen berdasarkan informasi; adalah aktivitas manajemen yang
membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat.(
.http://vhocket.wordpress.com)
E. Ruang Lingkup
Dr. Hadari Nawawi menyatakan bahwa secara umum ruang Iingkup administrasi
berlaku juga di dalam manajemen pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang-
bidang kegiatan sebagai berikut:
a. Manajemen Adminstrasi (administrative management).
Bidang kegiatan ini disebut juga “management of adminisrative function” yang
bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/kelompok kerjasama
mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
b. Manajemen operatif (operative management)
Bidang kegiatan ini disebut juga “management of operative function” yakni kegiatan-
kegjatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan
14
pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakan
dengan tepat dan benar.
(http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com)
Adapun ruang lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan
sebagai berikut:
1. Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang
diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlag guru beserta pembagian jam
pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang
dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan,
perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.
2. Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawwaian), meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan
pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga
kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja
pegawai, dan sebagainya.
3. Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru,
pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-
kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan
sebagainya.
4. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan
barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar
tambah maupun penghapusan barang.
5. Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan
keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan
koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
6. Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan
yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan
kegiatan lembaga.
15
7. Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit
penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS,
pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
8. Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu
makanan/konsumsi, layanan antar jemput , bimbingan khusus di rumah, dan
sebagainya.
9. Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan
sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan
lingkungan sekolah.
10. Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya
pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-
progran humas, dan sebagainya.( http://r-vai.blogspot.com)
F. Manfaat
Keith dan Girling dalam penelitiannya menyebutkan "kontribusi manajemen
pendidikan terhadap keberhasilan dan kegagalan belajar siswa adalah sebesar 32%".
Dengan bertumpuh pada landasan tersebut, pendidikan memulai usahanya dengan
sungguh-sungguh untuk mengembangkan suatu teori dan ilmu administrasi pendidikan.
Seorang kepala sekolah yang memanajemen sekolah tanpa pengetahuan manajemen
pendidikan tidak akan bekerja secara efektif dan efisien, jauh dari mutu, dan
keberhasilannya tidak akan meyakinkan. Pengetahuan dan atau teori tentang manajemen
pendidikan sangat dibutuhkan dan harus dipahami oleh seorang kepala sekolah karena
tanpa teori manajemen seorang kepala sekolah akan melakukan pekerjaannya dengan
terkaan dan pendapatnya saja.
Teori manajemen pendidikan akan sangat membantu para kepala sekolah dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya karena teori adalah pernyataan tentang
prinsip-prinsip umum yang tampak meramalkan atau menjelaskan kejadian-kejadian
dengan teliti dan lebih baik dari terkaan sehingga kita dapat mengatakan bahwa prinsip-
prinsip itu benar. Coladarci mengatakan seorang kepala sekolah yang tidak mempelajari
16
teori manajemen dalam mengelolah sekolahnya tidak akan dapat mencapai tujuan secara
efektif karena apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan harus berpijak pada perilaku
yang sistematis dan berhubungan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi teori
manajemen..
Manajer sekolah perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajer
pendidikan sebagai bekal kerja. Dengan kata lain, ia memiliki filsafat manajemen yang
akan bermamfaat untuk:
1. Pegangan dalam melaksanakan manajemen pendidikan.
2. Melahirkan kepercayaan diri bagi kepala sekolah dalam proses manajemen guna
mencapai tujuan sekolah.
3. Memudahkan kepala sekolah dalam proses berpikir guna memecahkan permasalahan
manajemen sekolah secara sistem.
4. Memotivasi kepala sekolah untuk mendapatkan dukungan dari staf sekolah dan
menarik partisipasinya.
5. Selalu berpikir efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
6. Mengetahui batasan-batasan wewenang dalam manajemen dan memimpin sekolah.(
http://id.shvoong.com)
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com. 2011. Fungsi Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012.
http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com. 2012. Ruang Lingkup Manajemen
Pendidikan. 20 Mei 2012
http://murniramli.wordpress.com. 2008. Manajemen Pendidikan dan Profesionalisme Guru.
20 Mei 2012
http://r-vai.blogspot.com. 2010. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012.
http://staff.uny.ac.id. . Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012
http://vhocket.wordpress.com. 2012. Konsep dan Penerapan Fungsi – Fungsi Manajemen
Pendidikan di Lembaga Pendidikan. 20 Mei 2012
18
top related