lo 1 bm pemeriksaan objektif
Post on 28-Dec-2015
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Fisik Regional
Pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan ekstra oral pada daerah
kepala dan leher, diantaranya adalah keadaan dari kelenjar tiroid (missal: normal,
hipotiroidism, atau hipertiroidism), arteri karotis (hanya dilakukan pemeriksaan
bila pasien dalam keadaan tidak sadar), vena jugularis, wajah, dan juga kelenjar
lymphe (submandibularis dan submentalis).
Dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan intra oral meliputi keadaan bibir,
mukosa bukal, lidah, dasar mulut, palatum durum, palatum mole, tonsil, orofaring,
dan gingiva pada pasien. Semua pemeriksaan tersebut harus dilakukan untuk
melihat adanya ketidaknormalan yang terjadi.
Pemeriksaan gigi
Pemeriksaan dilakukan secara visual pada semua gigi geligi pada setiap
regio, dimulai dari gigi posterior rahang atas menuju ke gigi anterior dan menuju
ke sisi sebelahnya, begitu pula dengan rahang bawah. Bila ditemukan adanya gigi-
gigi yang mengalami karies, maka kita perlu mengidentifikasi lokasi, kedalaman
kariesnya (apakah karies superficial, karies media, atau karies profunda), dan juga
kondisi dari jaringan pulpoperiapikalnya yang dapat diketahui melalui beberapa
cara, diantaranya:
1. Test sonde: Dengan menggunakan sonde, maka dapat diketahui ada
atau tidaknya lesi karies dan juga sudah melibatkan
perforasi atap pulpa atau belum. Kemudian diperhatikan
pula respon dari pasien. Bila ada rasa sakit beri tanda (+)
dan bila tidak sakit beri tanda (–)
2. Test thermal: Test dingin dilakukan dengan menggunakan clor ethyl
yang disemprotkan pada cotton pellet dan kemudian
ditempelkan pada kavitas.
Test panas dengan menggunakan gutta percha yang
dipanaskan diatas api bunsen dan kemudian ditempelkan
pada permukaan gigi.
Bila timbul respon nyeri berarti gigi masih vital, dan
apabila tidak ada respon berarti kemungkinan besar gigi
telah non vital.
3. Perkusi: Bertujuan untuk memeriksa keradangan jaringan
periodontal dengan mengetuk pelan pada 5 daerah (oklusal,
bukal, lingual, mesial, dan distal) menggunakan ujung atau
tangkai hand instrument. Yang harus diperhatikan adalah
nyeri saat dilakukan perkusi dan bunyi tumpul saat
dilakukan perkusi
4. Durk: Sama dengan tes perkusi, yakni bertujuan memeriksa
keradangan pada jaringan periodontal, tetapi tekanan yang
diberikan lebih besar. Dapat dilakukan dengan cara
menaruh gagang instrument sejajar pada bagian oklusal gigi
yang diperiksa dan kemudian pasien diinstruksikan untuk
menggigitnya. Apabila pasien merasa nyeri maka diberi
tanda (+), bila tidak nyeri beri tanda (–).
Pemeriksaan Kondisi Periodontium
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menilai kondisi periodonsium
pada pasien diantaranya:
1. Pemeriksaan permukaan gigi apakah terdapat kalkulus atau tidak
2. Pemeriksaan gingiva, meliputi:
kemerahan atau tidak,
adanya edema atau pembengkakan,
mudah berdarah atau tidak, dan
apakah ada resesi gingiva.
3. Pemeriksaan periodontal membran:
Mobilitas gigi
Dilakukan dengan menggerakkan gigi ke arah bukolingual dan
mesiodistal dengan menggunakan 2 handle alat atau salah satu
handle alat bisa diganti dengan tangan.
Derajat kegoyangan gigi :
Derajat 1 : terdapat kegoyangan yang besarnya kurang dari 1 mm
(ringan)
Derajat 2 : terdapat kegoyangan yang besarnya lebih dari 1 mm
(sedang)
Derajat 3 : terdapat kegoyangan yang besarnya lebih dari 1 mm
dan disertai dengan perpindahan ke arah vertikal.
Poket
Perlu diperhatikan pula apakah terbentuk poket atau tidak. Bila
dijumpai adanya infrabony poket maka perlu dilihat lokasinya
(lingual, bukal, palatinal, dst) dan dilihat pula kedalamannya
(apakah 1/3 servikal, 1/3 medial, atau 1/3 apikal).
Sumber :
Warren, Birnbaum. Dunne, Stephen M. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut:
Petunjuk Bagi Klinisi. Jakarta: EGC.
top related