lighting room
Post on 07-Feb-2016
31 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, semua makhluk hidup di dunia ini pasti
membutuhkan sinar ultraviolet untuk berbagai kepentingan. Banyak
manfaat yang dapat di ambil dari sinar ultraviolet, diantaranya : sinar
ultraviolet di pagi hari sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia, karena
banyak mengandung vitamin B, tumbuhan menggunakan manfaat sinar
ultraviolet untuk melakukan proses fotosintesis, hewan menggunakan
cahaya sinar ultraviolet yang terang pada siang hari untuk menangkap
mangsanya, dan masih banyak manfaat lain dari sinar ultraviolet.
Dampak positif, ada pula dampak negatif dari sinar ultraviolet
tersebut. Bagi para pekerja, terutama yang lebih sering bekerja di lapangan
atau outdoor, radiasi dari sinar ultraviolet yang ada di siang hari akan
berbahaya bagi tubuh dan akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Misalnya timbulnya iritasi kulit yang masih ringan hingga kanker kulit
yang sudah tergolong berat.
Apabila pekerja telah terkena penyakit akibat radiasi sinar ultraviolet
tersebut, maka produktivitas pekerja tersebut akan menurun dan akan
membawa efek yang merugikan bagi perusahaan tempat ia bekerja, maka
dari itu hendaknya setiap perusahaan lebih memperketat peraturan untuk
mengenakan APD, khususnya bagi para pekerja yang bekerja di luar
ruangan, agar dapat terlindung dari sengatan sinar ultraviolet.
Sehingga mereka selalu nyaman dalam bekerja, tetap sehat, dan
terhindar dari efek negatif sinar ultraviolet. Agar produktivitas bekerja
mereka semakin meningkat dan semakin memajukan perusahaan tempat
mereka bekerja. Sinar ultraviolet adalah perpindahan panas melalui media
yang berupa gelombang elegtromagnetik. Sedangkan ultraviolet adalah
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180 - 400 nm. Sinar
1
2
ultraviolet ini dapat dipantulkan tetapi tidak dapat menembus kaca.
Sumber dari sinar ultraviolet ialah sinar matahari, pengelasan, lampu pijar,
dll.
Peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja disektor kesehatan
dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit
yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan
efesiensi (Pusat Kesehatan Kerja, 2008). Tenaga kerja harus dapat dibina
dan diarahkan menjadi sumber daya yang penting. Pengembangan sumber
daya manusia terutama dari aspek kualitas memerlukan peningkatan
perlindungan terhadap kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi
sehingga keselamatan, kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas kerja
akan lebih meningkat pula.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui efek sinar UV terhadap manusia.
2. Untuk mengetahui cara pengendalian dan pencegahan radiasi sinar UV
3. Untuk mengukur intensitas sinar UV (ultraviolet) dengan menggunakan
UV lightmeter.
4. Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
pengkuran.
C. Manfaat
1. Bagi praktikan
a. Dapat mengetahui cara-cara perlindungan diri dari efek negatif
sinar ultraviolet yang berlebihan.
b. Dapat mengetahui cara mengukur intensitas sinar ultraviolet.
c. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber radiasi.
d. Dapat mengetahui efek-efek negatif yang muncul dari pengaruh
sinar ultraviolet yang berlebihan.
e. Dapat menambah pengetahuan tentang cara mengoperasikan alat
pengukur sinar ultraviolet.
2
3
2. Bagi Diploma IV Kesehatan Kerja ialah :
a. Dapat menambahkan kepustakaan yang diharapkan dapat
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
peningkatan program belajar mengajar.
a. Dapat memberi pengetahuan tentang pengukuran intensitas sinar
ultraviolet.Dapat menerapkan penerangan ruang kerja sesuai
dengan intensitas yang diperlukan di ruang tersebut.
b. Dapat sebagai masukan untuk memperbaiki ruang kerja serta ruang
kuliah yang kurang atau lebih tingkat intensitas penerangannya.
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Radiasi adalah memancar atau menjalarnya suatu energi atau panas
melalui ruang atau media yang berbentuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi dibagi menjadi dua :
1. Radiasi Ionisasi
Adalah berupa gelombang elektromagnetik atau partikulat yang
mempunyai cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat
berinteraksi dengan atom-atom molekul. Contohnya adalah netron,
elektron, sinar X, α, β, dan lain-lain. Biasanya radiasi ini terdapat pada
pekerja di pertambangan, rumah sakit, nuklir, dan lain-lain.
2. Non Ionisasi
Adalah berupa gelombang elektromagnetik yang tidak
mempunyai cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat
berinteraksi dengan atom-atom molekul. Contohnya adalah gelombang
mikro, sinar ultraviolet, sinar infra merah, dan sinar laser.
Radiasi ultraungu atau sering disebut dengan UV berasal dari
bahasa Inggris yaitu ultraviolet mempunyai pengertian radiasi
elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari
daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang
kecil. Istilah ultraviolet berarti melebihi ungu (dari bahasa latin ultra
berarti melebihi), sedangkan kata ungu merupakan warna panjang
gelombang paling pendek dari cahaya dari sinar tampak. Sinar ultraviolet
diperoleh melalui flouresensi, yaitu suatu efek yang terlihat bila sinar UV
(Ultraviolet) menimpa bahan kimia tertentu yang menyebabkan sinar
yang kentara kelihatan.
4
5
Ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang 180-400 nm (Kepmenaker No. 51/MEN/1999). Sinar ini
terletak di luar panjang gelombang terpendek dari spektrum kasat mata.
Sinar dapat difokuskan dan dipantulkan tetapi tidak dapat menembus kaca
atau gelas. Sumber sinar ultraviolet antara lain :
1. Sinar matahari.
2. Lampu pijar.
3. Pengelasan suhu tinggi.
4. Benda-benda pijar pada suhu tinggi.
Sinar UV (Ultraviolet) diketahui merupakan salah satu sinar
dengan daya radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme.
Sehingga sering digunakan di tempat-tempat yang menuntut kondisi
aseptik seperti laboratorium, ruang operasi rumah sakit dan ruang
produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi.
Pembagian untuk radiasi UV dapat dibagi menjadi :
1. Hampir UV dengan panjang gelombang antara 380 – 200 nm.
2. UV vakum dengan panjang gelombang antara 200 – 10 nm.
Sinar UV perlu dipelajari karena :
1. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia.
2. Kita dapat mengetahui cara-cara pengendaliannya.
3. Adanya sumber hukum yang mewajibkan pengukuran dan
penanganan tentang sinar UV (Ultraviolet) di tempat kerja.
Ketika mempertimbangkan pengaruh radiasi UV terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering
dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
1. UV (Ultraviolet) A
Disebut gelombang panjang atau blacklight dengan panjang
gelombang 400 - 320 nm.
2. UV (Ultraviolet) B
5
6
Disebut gelombang medium atau medium wave dengan panjang
gelombang 320 - 280 nm.
3. UV (Ultraviolet) C
Disebut gelombang pendek atau short wave dengan panjang
gelombang 280 - 180 nm.
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang
sangat rendah. Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian
besar sinar UV (Ultraviolet). Oleh karena itu, sinar UV (Ultraviolet)
hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada
permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV (Ultraviolet), atau
mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi
maksimal sinar UV (Ultraviolet) di dalam sel terjadi pada asam nukleat,
maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar UV
(Ultraviolet) pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi
atau kematian sel (Atlas, 1997).
Sinar Infra merah (infra red ray-IR) juga merupakan sinar tidak
tampak yang berada pada spektrum warna merah, mendekati spectrum
sinar tampak. Dapat dikatakan bahwa 80% cahaya matahari adalah sinar
inframerah karena lebarnya jangkauan gelombang sinar ini antara 4 -
1000 mikron. Sinar infra merah dikelompokkan dalam 3 zone : near
infrared ray, middle infrared ray, dan Far Infrared Ray (FIR). Definisi
FIR (Far Infrared Ray) Menurut Prof. Li Dong Qi yaitu spektrum sinar
matahari terdiri dari sinar tampak dan tidak tampak. Sinar tampak
meliputi : merah, orange, kuning, hijau, dan ungu (diketahui sebagai
warna pelangi).
Sinar UV biasa digunakan pada :
a. Tempat-tempat yang menuntut kondisi aseptik
b. Ruang operasi rumah sakit
c. Ruang produksi makanan dan minuman
6
7
d. farmasi
Beberapa pertimbangan sebelum memutuskan menggunakan filter UV
(Ultraviolet) adalah :
1. Sangat efektif apabila digunakan secara terus menerus selama 24 jam
perhari.
2. Sangat efektif apabila air selalu dijaga tetap jernih.
3. Sangat efektif apabila lampu ultravioletnya masih baru atau diganti
secara teratur (setiap 6 - 8 bulan).
4. Sangat efektif apabila sinar UV (Ultraviolet) hanya menembus air
kurang dari 2,5 cm.
5. Efektifitas akan berkurang apabila air yang melewatinya mengalir
dengan cepat (disarankan air minimal tersinari selama 2 detik).
6. Dapat menghindari terjadinya serangan ulang patogen, apabila
sebelumnya patogen tersebut berhasil dimusnahkan.
7. UV (Ultraviolet) tidak hanya membunuh jasad renik yang tidak
dikehendaki, tetapi juga membunuh jasad-jasad renik yang berguna.
8. UV (Ultraviolet) juga akan membunuh jasad renik yang merupakan
sumber pakan bagi invertebrata laut.
9. UV (Ultraviolet) hanya membunuh jasad renik yang terdapat dalam air
yang melewatinya, dengan demikian jasad-jasad renik patogen yang
terdapat pada tubuh ikan atau berada dalam akuarium tidak akan
terpengaruh.
10.Jangan digunakan bersamaan dengan perlakuan pengobatan.
11.UV (Ultraviolet) dapat mengubah struktur bahan kimia tertentu.
12.UV (Ultraviolet) dapat merusak mata manusia apabila sinar tersebut
terekspos langsung pada mata atau kita melihat sinar UV (Ultraviolet)
tersebut.
7
8
Nilai Ambang Batas Sinar UV :
Masa Pemajanan per Hari Radiasi Efektif (Eeff) μ W/cm2
8 jam 0,1
4 jam 0,2
2 jam 0,4
1 jam 0,8
30 menit 1,7
15 menit 3,3
10 menit 5
5 menit 10
bersambung
sambungan
1 menit 50
30 detik 100
10 detik 300
1 detik 3000
0,5 detik 6000
0,1 detik 30000
Sinar matahari yang berbahaya bagi kulit manusia sebetulnya
sudah disaring terlebih dahulu oleh lapisan ozon. Tetapi, dengan semakin
menipisnya lapisan ozon, persentase radiasi sinar ultraviolet (UV) yang
sampai ke bumi semakin besar. Sinar matahari sampai di bumi dalam tiga
bentuk: infra merah, cahaya yang bisa terlihat, dan ultraviolet. Ultraviolet
diklasifikasikan terbagi menjadi tiga kategori:
1. UV A (315-400 nm), juga dikenal sebagai cahaya ‘hitam’, yang
menyebabkan kulit menggelap (tanning) dan penuaan dini.
2. UV B (280-315 nm), yang menyebabkan kerusakan kulit berupa
sunburn dan kanker kulit.
8
9
3. UV C (100-280 nm), disaring oleh lapisan atmosfer dan tidak sampai
ke bumi.
Sebanyak 99 % radiasi sinar UV matahari pada ketinggian
permukaan laut adalah UV A. Namun, UV B-lah yang ‘bertanggung
jawab’ akan bermacam masalah kulit yang diakibatkan sinar matahari:
penuaan, keriput, kanker, dan sebagainya. Radiasi sinar UV bisa
dipantulkan oleh beragam permukaan (misalnya air, kaca, salju, dan
pasir) yang bisa menguatkan efek UV tersebut. Contohnya, salju
memantulkan 90% dan pasir memantulkan 20% sinar UV.
Atmosfir bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau
menyelubungi bumi yang bersama-sama dengan bumi melakukan rotasi
dan berevolusi mengelilingi matahari. Udara yang terkandung dalam
atmosfir merupakan campuran dan kombinasi dari gas, debu dan uap air.
Atmosfir berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di
muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan
malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.
Kandungan dalam lapisan atmosfir bumi :
1. Nitrogen 78,17%
2. Oksigen 20,97%
3. Argon 0,98%
4. Karbon dioksida 0,04%
5. Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom
dan ozon.
Sinar ultraviolet, meskipun tidak dapat dilihat oleh mata
manusia, merupakan bagian dari sinar matahari yang sangat berpengaruh
pada kulit. Sinar UV dikelompokkan ke dalam 3 jenis, ultraviolet A
(UVA), Ultraviolet B (UVB), dan ultraviolet C (UVC), tergantung pada
panjang gelombang. Sinar UV dalam jumlah kecil bermanfaat karena
9
10
membantu tubuh menghasilkan Vitamin D. Meskipun begitu, sinar UV
dalam jumlah besar merusak asam deoxyribonucleid (DNA-bahan
genetika tubuh) dan merubah jumlah dan jenis kimia yang membuat sel
kulit. Perubahan ini bertanggungjawab untuk mempengaruhi kerusakan
pada sinar UV, termasuk pembakaran, penuaan kulit premature, berkerut,
dan kanker kulit. Meskipun UVA menembus ke dalam kulit, UVB
bertanggungjawab lebih untuk mempengaruhi kerusakan sinar UV.
Jumlah sinar UV yang mencapai permukaan bumi menjadi
meningkat, khusunya pada geografis bagian utara. Peningkatan tersebut
disebabkan penipisan pada lapisan teratas pelindung ozon pada atmosfer.
Ozon, secara alami terjadi secara kimia, menghalangi sinar UV dalam
jumlah besar mencapai permukaan bumi. Reaksi kimia antara ozon dan
chlorofluprocarbon (bahan kimia pada pendingin dan spray dapat
terbakar) menghabiskan jumlah ozon pada lapisan pelindung ozon.
Jumlah sinar UV yang mencapai permukaan bumi juga bermacam-macan
tergantung pada faktor yang lain. Sinar UV lebih keras antara jam 10 pagi
dan 3 siang, pada musim panas, dan pada geografis yang tinggi. Asap dan
kabut menyaring keluar sinar UV dalam jumlah banyak, namun sinar UV
bisa melalui cahaya awan, kabut, dan sekitar 1 kaki dari air bersih.
Perlindungan alami : kulit mengalami perubahan tertentu ketika
terkena sinar matahari langsung untuk menghindari kerusakan. Epidermis
menebal (lapisan kulit paling atas), menghalangi sinar matahari.
Melanocytes (pigmen-menghasilkan sel kulit) meningkatkan jumlah
melanin, yang menghitamkan kulit, menghasilkan warna coklat. Melanin
menyerap energi sinar UV dan membantu mencegah sinar merusak sel
kulit dan menembus ke dalam jaringan. Kepekaan terhadap berbagai sinar
matahri tergantung pada jumlah melanin pada kulit.
Kunci untuk meminimalisasi kerusakan yang dipengaruhi
matahari adalah menghindari terkena sinar matahari langsung yang lama.
10
11
Kerusakan yang telah terjadi sulit untuk dikembalikan. Krim pelembab
dan makeup membantu menyembunyikan kerutan. Chemical peels, asam
alpha-hydroxy, krim tretinoin, dan pelapisan kembali dengan laser kulit
Bisa mempengaruhi terlihatnya kerutan halus dan irregular pigmentation.
Kerut dalam dan kerusakan substantial kulit, meskipun begitu,
membutuhkan pengobatan yang signifikan untuk perbaikan.
Radiasi adalah memancar atau menjalarnya suatu energi atau
panas melalui ruang atau media yang berbentuk gelombang
elektromagnetik. Radiasi dibagi menjadi dua :
1. Radiasi Ionisasi.
adalah berupa gelombang elektromagnetik atau partikulat yang
mempunyai cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat
berinteraksi dengan atom-atom molekul. Contohnya adalah netron,
elektron, sinar X, α, β dan lain-lain. Biasanya radiasi ini terdapat
pada pekerja di pertambangan, rumah sakit, nuklir dan lain-lain.
2. Non Ionisasi.
adalah berupa gelombang elektromagnetik yang tidak mempunyai
cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat berinteraksi
dengan atom-atom molekul. Contohnya adalah gelombang mikro,
sinar UV (Ultraviolet), sinar infra merah dan sinar laser.
Penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan
merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan penting dalam
pelayanan kesehatan adalah rumah sakit (RS). Rumah sakit termasuk
sarana pelayanan umum yang wajib menyelenggarakan lingkungan yang
sehat, dikelola secara komersial, mempunyai risiko bahaya kesehatan
yang tinggi, mudah terjangkit penyakit, memungkinkan terjadi
pencemaran lingkungan dan dapat menjadi tempat penyebab penularan
penyakit. Infeksi nosokomial atau sering disebut Hospital Acquired
Infection atau Hospital Associated Infection adalah infeksi yang terjadi
11
12
di rumah sakit. Suatu infeksi dikatakan didapat di rumah sakit apabila
pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala atau tidak
dalam masa inkubasi infeksi.
Kamar operasi merupakan ruangan dimana tindakan atau
serangkaian tindakan yang dilakukan atas tubuh organik (dengan tangan
atau instrumen), dengan menolong objek atas lukanya, menyembuhkan,
atau mencegah meluasnya penyakit. Salah satu upaya untuk menjaga
mutu agar terhindar dari infeksi nosokomial adalah menjaga sanitasi
rumah sakit sehingga menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang
nyaman. Upaya pelayanan sanitasi lingkungan rumah sakit tersebut
antara lain sterilisasi. Kamar operasi adalah salah satu ruangan yang
berisiko untuk terjadi infeksi nosokomial.
Sinar UV (Ultraviolet) diketahui merupakan salah satu sinar
dengan daya radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme dan
daya penetrasi yang sangat rendah. Sinar UV (Ultraviolet) mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efisiensi
tertinggi untuk pengendalian mikroorganisme adalah pada 365 nm. Hal
ini dikarenakan mempunyai efek letal terhadap sel-sel mikroorganisme,
maka radiasi UV (Ultraviolet) sering digunakan di tempat-tempat yang
menuntut kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi rumah
sakit dan ruang produksi industri makanan dan minuman serta farmasi.
Salah satu sifat sinar Ultraviolet adalah daya penetrasi yang
sangat rendah. Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian
besar sinar UV (Ultraviolet). Oleh karena itu, sinar UV (Ultraviolet)
hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada
permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV (Ultraviolet), atau
mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi
maksimal sinar UV (Ultraviolet) di dalam sel terjadi pada asam nukleat,
maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar UV
12
13
(Ultraviolet) pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi
atau kematian sel (Atlas, 1997). Mutasi adalah suatu perubahan pada
rangkaian nukleotida dari suatu asam nukleat. Mutasi dapat berakibat
pada kesalahan menyandi protein dan keadaan ini jika tidak bersifat
letal, biasanya menimbulkan penampakan fenotipe yang berbeda dari
keadaan normalnya. Karena merupakan perubahan pada materi genetik,
maka mutasi diwariskan pada keturunannya.
Trichoderma harzianum adalah jenis kapang yang tersebar
luas di tanah dan mempunyai sifat mikoparasitik. Mikroparasitik adalah
kemampuan untuk menjadi parasit bagi kapang lain. Sifat inilah yang
dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap jenis-jenis kapang
fitopatogen. Beberapa kapang fitopatogen penting yang dapat
dikendalikan oleh Trichoderma antara lain : Rhizoctonia solani,
Fusarium sp., Lentinus lepidus, Phytium sp., Botrytis cinerea,
Gloeosporium gloeosporoides, Rigidoporus lignosus dan Sclerotium
rolfsi yang menyerang tanaman jagung, kedelai, kentang, tomat dan
kacang buncis, kubis, cucumber, kapas, kacang tanah, pohon buah-
buahan, semak dan tanaman hias (Wahyudi, 2002). Kemampuan
mikoparasitik tersebut dimungkinkan karena T. harzianum mampu
menghasilkan enzim-enzim yang mampu melisiskan dinding sel kapang
lain, seperti enzim kitinase dan b-glukanase. Kitin dan glukan
merupakan penyusun utama dinding sel kapang. Adanya enzim kitinase
dan glukanase yang dihasilkan oleh T. harzianum akan menghidrolisis
kitin dan glukan yang menyusun dinding sel kapang, sehingga hifa
kapang mengalami lisis (Panji, 1998).
Radiasi sinar matahari khususnya dari sinar ultraviolet A
maupun sinar ultraviolet B merupakan sumber utama terjadinya kanker
kulit atau melanoma. Walaupun bumi telah diciptakan Yang Maha
Kuasa dengan dilengkapi jaket pelindung lapisan atmosfer (yang
13
14
berlapis-lapis), namun pancaran kedua jenis UV (Ultraviolet) tersebut
masih dapat menembus bumi. Khususnya di Australia, pancaran
ultraviolet A maupun ultraviolet B sangat intensif dan ini meningkat
selama musim panas atau summer. Di musim ini walaupun ada
mendung, harus tetap diwaspadai, karena mendung/awan tidak mampu
menghalangi radiasi UV (Ultraviolet). Oleh karena itu selalu kampanye
smart sunscreen dan smart hat digaungkan kembali menjelang summer
di Australia. Angka kejadian kanker kulit di dunia didominasi oleh
negara-negara dengan radiasi UV (Ultraviolet) sangat kuat sementara
jenis kulit penghuni negara tersebut tergolong warna terang. Kulit
berwarna terang (putih atau kuning) mengandung melanin (pigmen
warna kulit) yang jumlahnya sangat sedikit dibandingkan individu
berwarna gelap (sawo matang, coklat gelap, hitam) sehingga pelindung
kulit yang berasal dari melanin ini tidak cukup kuat menghadapi radiasi
sinar UV (Ultraviolet). Begitu pula bangsa Indonesia yang berwarna
kulit sawo matang seharusnya mensyukuri warna kulit tersebut karena
mampu terlindungi dari paparan UV (Ultraviolet). Namun seiring
berubahnya keadaan di bumi, lubang ozon terbentuk, makin banyak UV
(Ultraviolet) yang menembus ke bumi, maka tidaklah cukup hanya
mengandalkan melanin pada kulit berwarna bila kita berada di luar
ruangan dalam waktu lebih dari 3 - 4 jam.
Salah satu cara mengurangi paparan sinar UV (Ultraviolet) ke
kulit adalah dengan melindungi kulit , caranya :
1. Memakai pakaian yang mampu menutupi kulit (menggunakan
warna yang memantulkan sinar UV (Ultraviolet), yakni warna
terang).
14
15
2. Memakai topi yang mampu menutupi wajah dan tengkuk, karena
kulit di tempat ini cenderung rentan terhadap sinar UV
(Ultraviolet).
3. Menggunakan sunscreen yang memadai.
Pemakaian sunscreen harus dibiasakan setiap hari menjelang
keluar rumah. Entah hari panas terik atau mendung, tetaplah
mengoleskan sunscreen ini secara tipis namun merata terutama di
daerah tubuh yang terpapar sinar UV (Ultraviolet) antara lain wajah,
tengkuk, telinga, leher dan juga lengan dan kaki jika kita memakai
pakaian yang tidak menutupi badan sampai tangan dan kaki.
Kandungan sunscreen bahan aktif yang mampu melindungi kulit
terhadap paparan UV (Ultraviolet) pertama dikenal dengan golongan
sinamat (oktil metoksi sinamat) dan kuinon (benzokinon) mampu
melapisi kulit sehingga paparan sinar UV (Ultraviolet) tidak diserap
kulit dan yang kedua dikenal dengan golongan oksida (Titanium dan
Seng Oksida/TiO dan ZnO) mampu memantulkan sinar UV
(Ultraviolet) yang mencapai kulit khususnya ultraviolet B. SPF adalah
suatu rasio yang menunjukkan berapa kekuatan bahan atau produk
terhadap sinar ultraviolet A dan ultraviolet B.
Semakin besar nilai SPF berarti kemampuan perlindungan
terhadap sinar UV (Ultraviolet) juga semakin tinggi. Di Negara seperti
Indonesia yang pancaran sinar mataharinya tinggi namun jenis kulit
individunya tergolong sedang (jumlah melaninnya) maka produk dengan
nilai SPF 15 mampu melindungi kulit, asalkan setiap 3 - 4 jam
mengoleskan kembali sunscreen bila berada di tempat tanpa ruangan.
Untuk menghindari kulit terbakar sebaiknya menggunakan sunblock.
Meski hari sedang mendung, haruslah mengenakan sunblock. Apabila
banyak melakukan aktivitas di luar sehingga berkeringat maka akan
15
16
lebih baik mengoleskan sunblock kembali atau jika ingin melakukan
olahraga seperti berenang, sebaiknya sebelum dan sesudahnya juga
harus mengenakan kembali sunblock. Sebenarnya penggunaan sunblock
tidak hanya mencegah kulit terbakar tetapi masalah bintik dan spot
akibat sinar matahari beberapa tahun ke depan pun bisa dicegah dengan
penggunaan sunblock. Menggunakan sunblock tidak hanya pada kulit
dan wajah saja tetapi juga pada rambut. Kelembutan rambut harus tetap
dijaga dan dipertahankan dengan menggunakan kondisioner yang
mengandung pelindung sinar matahari. Pada kenyataannya sinar UV
(Ultraviolet) sering diabaikan, padahal bahaya sinar tersebut sangat
fatal.
Sinar matahari mempunyai peran yang besar terhadap
kelangsungan hidup semua makhluk. Tanpa sinar matahari, tak akan ada
kehidupan di bumi. Proses fotosintesis pada tumbuhan hijau merupakan
satu bukti betapa sinar matahari tak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Begitu pun proses sintesis vitamin D pada tubuh manusia, makin
memperkokoh peran itu. Namun sinar matahari memiliki dampak
buruk, terutama bagi kesehatan manusia. Sinar ultraviolet yang
dipancarkan matahari, tidak semuanya dapat ditahan oleh lapisan ozon
yang mengelilingi bumi. Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan
amat berbahaya pada kesehatan manusia.
Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya
ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon
pada ketinggian 50 kilometer. Ozon tertumpu di bawah stratosfer
diantara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai
lapisan ozon. Ozon dihasilkan dengan berbagai persenyawaan kimia,
tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer
adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet dari matahari. Ozon (O3)
dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang
16
17
242 nm dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak
gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama
sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini
efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam lapisan dan
penyerapan 90% sinar UV (Ultraviolet).
Perbuatan manusia yang tidak ramah lingkungan berakibat lapisan
ozon yang mengelilingi bumi kian hari kian menipis. Ozon amat
mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar
biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga
terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat,
dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. UV (Ultraviolet)
dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.
Peningkatan tingkat UV (Ultraviolet) juga mempunyai dampak kurang
baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai
makanan, tumbuhan, dan tanaman.
Penyerapan sinar ultraviolet berbahaya oleh ozon stratosfer amat
penting untuk semua kehidupan di bumi. Jumlah ozon dalam atmosfer
berubah menurut lokasi geografi dan musim. Sebagian besar ozon
stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang
tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga
musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien
dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti
di Jerman. Diantaranya untuk perawatan kulit terbakar. Sedangkan
dalam perindustrian, ozon digunakan untuk :
1. Mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik).
2. Menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen
sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai
warna).
17
18
3. Membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk
membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik).
4. Mencuci dan memutihkan kain (dipaten).
5. Membantu mewarnakan plastik,menentukan ketahanan getah.
Menurut Kep-51/MEN/1999, Sinar UV (Ultraviolet) adalah
radiasi elektromagnet dengan panjang gelombang 180 – 400 nm. Sinar
ini terletak di luar panjang gelombang terpendek dari spektrum kasat
mata. Sinar ini dapat difokuskan dan dipantulkan tetapi tidak dapat
menembus kaca atau gelas. Sinar ultraviolet diperoleh melalui
fluoresensi yaitu suatu efek yang terlihat bila sinar ultraviolet menimpa
bahan kimia tertentu yang menyebabkan sinar yang kentara kelihatan.
Sumber-sumber sinar UV (Ultraviolet) dapat berasal dari sinar matahari,
lampu pijar, pengelasan suhu tinggi dan benda-benda pijar pada suhu
tinggi.
Semua radiasi sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dari 250
nm adalah berbahaya :
1. Merusak mata dan kulit.
2. Radiasi berulang-ulang dapat menyebabkan penuaan dini, kulit
keriput dan kanker kulit.
3. Kerusakan mata dapat berupa cacat kornea dan pembentukan katarak.
4. Terbakar akibat kontak langsung dengan lampu UV (Ultraviolet)
yang panas.
5. Memicu kebakaran akibat panas lampu UV (Ultraviolet).
6. Berinteraksi dengan bahan kimia lain dengan radiasi UV
(Ultraviolet).
7. Kerusakan pada benda atau alat lain yang diletakkan dekat dengan
lampu UV (Ultraviolet) 0 - 180 nm.
18
19
Efek dari sinar UV (Ultraviolet), antara lain :
1. Mata terjadi konjungtivitas fotoelektroda.
Umumnya, anak-anak dan remaja lebih sering mengalami
kerusakan mata akibat radiasi UV (Ultraviolet) ini, karena mereka
lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, sementara lensa
mata mereka sesungguhnya lebih transparan dari pada yang dimiliki
orang dewasa dan ini menyebabkan sinar atau cahaya panas lebih
mudah untuk masuk menembus ke retina mereka. Meski demikian,
tidak banyak orang yang menyadari bahaya sinar UV (Ultraviolet)
ini bagi mata.
2. Kulit iritasi dan flek-flek hitam pada wajah.
Teh dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh yang
dapat menghambat kerusakan kulit akibat radiasi sinar UV
(Ultraviolet). Antioksidan yang terdapat di dalam teh dikenal
dengan nama EGCG. EGCG ini telah terbukti dapat mengurangi
sinar UV (Ultraviolet) yang masuk ke dalam kulit. Menurut para
peneliti, antioksidan yang terdapat di dalam teh sangat cukup untuk
menghambat kerusakan kulit akibat sering terpapar sinar matahari.
3. Alat reproduksi dapat terjadi kemandulan.
4. Pekerja yang beresiko yaitu pekerja yang selalu terpapar sinar UV
(Ultraviolet) dan pekerja yang di ruang dimana lampu UV
(Ultraviolet) digunakan untuk membunuh kuman.
Pekerja yang beresiko terkena paparan sinar UV (Ultraviolet), yaitu :
1. Pekerja yang selalu terpapar sinar matahari.
Misalnya : penggali pasir dan tukang batu.
19
20
2. Pekerja di ruang dimana lampu UV (Ultraviolet) digunakan untuk
membunuh kuman.
Misalnya : dokter bedah, perawatdan pemotong daging.
Filter ultraviolet merupakan suatu perangkat yang berfungsi
untuk menghilangkan atau menyaring jasad-jasad renik yang tidak
dikehendaki dari akuarium, seperti bakteri, parasit, jamur, virus, alga
dan patogen lainnya dengan cara mengekspose mereka pada sinar UV
(Ultraviolet) berintensitas tinggi. Sinar ultraviolet memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi fungsi sel mahluk hidup dengan
mengubah material inti sel atau DNA, sehingga mahluk tersebut mati.
Diketahui ada filter dengan 3 tipe ultraviolet; yaitu :
1. Tray type.
Dalam hal ini lampu UV (Ultraviolet) dipasang pada suatu
reflektor di atas suatu wadah tipis (menyerupai baki/tray),
kemudian air dialirkan secara perlahan melalui wadah tersebut.
Keuntungannya antara lain mudah dibersihkan, murah dan dapat
dibuat dengan ukuran besar. Masalah yang timbul yaitu resiko
keamanan terhadap mata, ukuran sering terlalu besar untuk
ukuran rumahan.
2. Tube type, wet bulb.
Dalam hal ini air dialirkan langsung di sekitar lampu tanpa
reflektor yang dipasang pada tabung anti air. Keuntungan:
murah, efektif dan kompak. Masalah: sulit dibersihkan, resiko
sengatan listrik (bocor).
3. Tube type, dry bulb.
Filter ini dilengkapi dengan tabung gelas (gelas akan memblok
sinar ultraviolet C yang mengisolasinya dari air. Tipe ini relatif
lebih mahal tetapi lebih aman. Penggantian lampu dapat
20
21
dilakukan dengan mudah. Selain itu, biasanya dilengkapi dengan
alat untuk menbersihkan lendir dari tabung gelas.
Ultraviolet C yang mempunyai panjang gelombang kurang dari 290
nm masih dapat tersaring lapisan ozon sehingga masuk kategori no
worry terhadap kerusakan kulit.
Beberapa pertimbangan sebelum memutuskan menggunakan
filter UV (Ultraviolet) adalah :
1. Sangat efektif apabila digunakan secara terus menerus selama 24
jam perhari.
2. Sangat efektif apabila air selalu dijaga tetap jernih.
3. Sangat efektif apabila lampu ultravioletnya masih baru atau
diganti secara teratur (setiap 6 - 8 bulan).
4. Sangat efektif apabila sinar UV (Ultraviolet) hanya menembus
air kurang dari 2,5 cm.
5. Efektifitas akan berkurang apabila air yang melewatinya
mengalir dengan cepat (disarankan air minimal tersinari selama 2
detik).
6. Dapat menghindari terjadinya serangan ulang patogen, apabila
sebelumnya patogen tersebut berhasil dimusnahkan.
7. UV (Ultraviolet) tidak hanya membunuh jasad renik yang tidak
dikehendaki, tetapi juga membunuh jasad-jasad renik yang
berguna
8. UV (Ultraviolet) juga akan membunuh jasad renik yang
merupakan sumber pakan bagi invertebrata laut.
9. UV (Ultraviolet) hanya membunuh jasad renik yang terdapat
dalam air yang melewatinya, dengan demikian jasad-jasad renik
patogen yang terdapat pada tubuh ikan atau berada dalam
akuarium tidak akan terpengaruh.
10. Jangan digunakan bersamaan dengan perlakuan pengobatan.
21
22
11. UV (Ultraviolet) dapat mengubah struktur bahan kimia
tertentu.
12. UV (Ultraviolet) dapat merusak mata manusia apabila sinar
tersebut terekspos langsung pada mata atau kita melihat sinar UV
(Ultraviolet) tersebut.
Alat yang digunakan untuk mengukur Sinar UV (Ultraviolet) adalah
UV Lightmeter UVC-254.
Pengendalian terhadap paparan sinar UV (Ultraviolet) antara lain :
1. Isolasi peralatan dan daerah radiasi dengan penyekatan.
2. Maksimum jarak dari tenaga kerja terhadap sumber radiasi.
3. Membatasi atau mengatur waktu pemajanan.
4. Pemasangan pagar, label tanda peringatan bahaya radiasi.
5. Pelatihan.
6. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).
B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3 ayat 1
(g) “Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar/radiasi,
suara dan getaran”.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 tentang NAB (Nilai
Ambang Batas) Faktor Fisik Di Tempat Kerja. Pasal 9 “NAB (Nilai Ambang
batas) adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja
tanpa mengakibatkan penyakit dan gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu”.
3. Kepmenaker No. 51/MEN/1999 tentang Pengertian Sinar Ultraviolet. Pasal 6
ayat 1 “Radiasi sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 140 – 400 nm”.
22
23
4. Peraturan Pemerintah RI No. 11 Tahun 1975 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Radiasi, pasal 1 - 25.
5. Peraturan Pemerintah RI No. 12 Tahun 1975 tentang Ijin Pemakaian Radiasi
Aktif dan atau Sumber Radiasi lainnya.
6. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Hak-Hak Buruh Kerja di Tempat
Kerja atau Perlindungan. Pasal 86 ayat 1, “setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perilaku yang sesuai harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
23
24
BAB III
HASIL
A. Gambar Alat, Cara Kerja, Prosedur Pengukuran dan Gambar Denah
1. Gambar Alat
Nama : UV Light Meter
Model : UVC – 254
Keterangan :
1. Layar.
2. Tombol Power Off/On.
3. Tombol Data Hold.
4. Memory Record Button.
5. Memory Recall Button.
6. Zero Button.
24
25
7. Range Switch.
8. UV Sensor.
9. Sensor Plug.
10. Sensor Input Socket.
11. RS-232 Out Put.
12. Battery Compartment.
Fungsi :
1. Untuk membaca hasil.
2. Menyalakan atau mematikan alat.
3. Untuk memulai mengukur.
4. Menunjukkan nilai maksimum atau minimum.
5. Untuk memilih nilai maksimum atau minimum.
6. Agar display menunjukkan angka nol.
7. Untuk memilih nilai maksimum.
8. Untuk menangkap sensor sinar UV (Ultraviolet).
9. Sumbat sensor.
10. Dgs.
11. Wr5t.
12. Tempat baterai.
2. Cara Kerja
a. Tekan tombol “Power Off atau On”.
b. Pilih maksimum range menggunakan “Range Switch”.
Jika layar menunjukkan “- - -“, ini menandakan nilai pengukuran
melebihi range yang telah dipilih, maka pilihlah range yang lebih tinggi.
c. Prosedur Zero Adjust
Tempatkan “Range Switch” pada 19,99 μW/cm².
25
26
Tekan tombol Nol (Zero Button), maka layar akan menunjukkan nilai
Nol. Letakkan UV (Ultraviolet) Sensor langsung di bawah sumber
cahaya, maka layar akan menunjukkan nilai pengukuran.
d. Data Hold
Waktu mengukur tekan tombol data hold, maka layar akan menunjukkan
nilai pengukuran, dan layar akan menampilkan “D.H” simbol. Untuk
menghentikan fungsi data hold, tekan tombol data hold sekali lagi.
e. Data Record (Pembacaan nilai maksimum dan minimum)
Fungsi data hold akan menunjukkan nilai maksimum dan minimum
sinar UV (Ultraviolet) yang pernah terukur. Untuk memulainya tekan
tombol “record” sekali. Simbol “REC” akan muncul pada display LCD.
Dengan adanya simbol “REC” pada layar :
1) Tekan “Recall Button” sekali, maka simbol “Max” dengan nilai
maksimum yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.
2) Tekan “Recall Button” sekali lagi, maka simbol “Min” dengan nilai
minimum yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.
3) Untuk menghentikan fungsi data record, tekan “Data Record Button”
sekali lagi.
f. Penggantian Baterai
1) Ketika sudut kiri dari layar LCD menunjukkan “LBT” ini
menandakan battery output kurang dari 6,5 - 7,5 V maka perlu untuk
mengganti battery. Namun alat masih bisa digunakan untuk beberapa
jam lagi setelah indikator muncul, sebelum alat menjadi tidak akurat
lagi.
2) Buka atau copot tutup battery dari alat dan ambil battery yang habis
tadi.
3) Pasang battery 9V (006 P, PP3 type) dan tutup kembali tutupnya.
3. Prosedur Pengukuran dan Gambar Denah
26
27
a. Prosedur Pengukuran
1) Menentukan tempat yang akan dipakai untuk pengukaran intensitas
sinar ultraviolet.
2) Membagi tempat menjadi beberapa bagian.
3) Membagi beberapa bagian tadi menjadi beberapa titik yang jaraknya
sama tiap-tiap bagiannya.
4) Mengukur besarnya sinar radiasi ultraviolet dengan menggunakan
alat UV Lightmeter panel kontrol.
5) Pengukuran dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan
pencahayaan alami dengan menggunakan sinar matahari dan dengan
bantuan sinar buatan yaitu dengan menggunakan sinar lampu.
B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
1. Hasil Pengukuran
Data hasil praktikum, menggunakan alat UV Light hasilnya sebagai berikut :
Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Waktu : 08.54 WIB
Tempat : Depan Ruang Kuliah 3, D4 K3
Sumber : cahaya matahari
Praktikan : Arga Essa Pramudya
Hasil Pengukuran di Bawah Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 08.54 0.02 0.02
27
28
Hasil Pengukuran di tanpa Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 09.15 0.03 0.03
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari data yang diperoleh pada praktikum yang telah dilakukan dalam
mengukur sinar ultraviolet di jalan penghubung anrata Kebidanan dan D.IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak memenuhi persyaratan Permenaker No :
13/X/Men/2011 tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisik di Tempat Kerja.
Eradiasi Efektif
(mikroWatt/cm2)
Waktu paparan perhari
28
29
0,0001
0,0002
0,0004
0,0008
0,0017
0,0033
0,005
0,001
0,005
0,1
0,3
3
6
30
8 jam
4 jam
2 jam
1 jam
30 menit
15 menit
10 menit
5 menit
1 menit
30 detik
10 detik
1 detik
0,5 detik
0,1 detik
Dari hasil praktikum didapatkan nilai data hold ialah
Data hasil praktikum, menggunakan alat UV Light hasilnya sebagai
berikut :
Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Waktu : 08.54 WIB
Tempat : Depan Ruang Kuliah 3, D4 K3
Sumber : cahaya matahari
Praktikan : Arga Essa Pramudya
Hasil Pengukuran di Bawah Atap
29
30
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 08.54 0.02 0.02
Hasil Pengukuran di tanpa Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 09.15 0.03 0.03
Menurut Permenaker No : 13/X/Men/2011 tentang NAB (Nilai Ambang
Batas) hasil tersebut tidak ada, dengan waktu pemajanan 0,1 detik kurang dari NAB
(Nilai Ambang Batas) yang diperbolehkan yaitu 0,03 W/cm2. Jadi aman jika seorang
tenaga kerja bekerja tidak ditempat yang jauh dari sumber (cahaya matahari)
Untuk nilai maksimum rata-rata yang diperoleh dari pengukuran adalah
0,03W/cm2. Menurut Permenaker No : 13/X/Men/2011 hasil ini lebih dari NAB
(Nilai Ambang Batas). Jadi nilai maksimum dari sinar UV (Ultraviolet) tidak
membahayakan. Nilai maximum dan nilai minimum yang diperoleh kurang dari
NAB (Nilai Ambang Batas) yang diperbolehkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain :
1. Keadaan lingkungan, dimana di sekitar tempat dilakukannya pengukuran tidak
ada penghalang. Jadi sensor langsung terkena paparan sinar matahari.
2. Kerusakan alat ukur. Alat yang digunakan kurang dapat bekerja secara sempurna.
Karena UV lightmeter yang digunakan untuk pengukuran tidak bisa dikalibrasi,
sehingga diperlukan nilai pengurangan. Nilai pengurangan berfungsi untuk
meminimalkan kesalahan, sehingga diharapkan data yang dihasilkan akurat.
3. Kesalahan pada saat pengukuran. Angka yang sering muncul dicatat sebagai
hasil. Karena antara satu praktikan dengan praktikan lainnya mempunyai tingkat
30
31
ketelitian yang berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan kesalahan saat
menekan tombol hold.
4. Kondisi cuaca dan waktu saat pengukuran, yang mana pada saat praktikum
dilakukan di siang hari dimana cuaca cerah. Cahaya yang ditangkap berlebihan.
5. Semua jenis pekerjaan tidak boleh dilakukan ditempat seperti ini.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Dari perhitungan yang dilakukan menggunakan alat UV Lightmeter didapatkan
hasil sebagai berikut :
a. Hasil Pengukuran di Bawah Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 08.54 0.02 0.02
31
32
b. Hasil Pengukuran di tanpa Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
1 Arga Essa P 09.15 0.03 0.03
Hasil ini menurut saya belum sesuai karena, kurangnya alat sehingga dalam
pengukuran lebih cepat dan kurang waktu dan terbilang tergesa karena sudah di
tunggu oleh kelompok lainnya.
2. Hal yang dapat mempengaruhi pengukuran adalah :
a. Keadaan lingkungan, yaitu ada atau tidaknya faktor yang menghalangi
masuknya cahaya yang akan ditangkap oleh sensor.
b. Kelebihan pencahayaan.
c. Ketelitian praktikan dalam membaca hasil.
d. Alat yang digunakan.
3. Salah satu cara mengurangi paparan sinar UV (Ultraviolet) ke kulit adalah
dengan melindungi kulit , caranya :
a. Memakai pakaian yang mampu menutupi kulit (menggunakan warna yang
memantulkan sinar UV (Ultraviolet), yakni warna terang).
b. Memakai topi yang mampu menutupi wajah dan tengkuk, karena kulit di
tempat ini cenderung rentan terhadap sinar UV (Ultraviolet).
c. Menggunakan sunscreen yang memadai.
B. Saran
1. Sebaiknya penyediaan alat UV Lightmeter diperbanyak, agar mahasiswa
mampu benar-benar menguasai alat tersebut.
2. Penyediaan ruang praktikum bagi mahasiswa, agar pelaksanaan paktikum
dapat berjalan lebih kondusif.
32
33
3. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, praktikan dipastikan benar-benar
memahami prinsip kerja alat, sehingga dalam proses pengukuran didapatkan
hasil yang tepat.
4. Sebaiknya praktikan lebih teliti dan serius dalam melakukan pembacaan hasil
pengukuran pada layar sehingga kemungkinan kesalahan dapat diminimalkan.
5. Sebaiknya alat dilakukan kalibrasi alat secara periodik, agar alat dalam
kondisi bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Soemirat, Juli Slamet, 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.pp:25-28
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.pp:42-48
Tim Penyusun, 2013. Buku Pedoman Praktikum Higiene Industri II Semester III.Surakarta: Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
33
34
HASIL SEMENTARA PRAKTIKUM
SINAR UV DENGAN UV LIGHT METER
Hari, Tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Kelompok : I
Ketua : Fahmi Atho’illah AF
34
35
Hasil Pengukuran di Bawah Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2)Max Min
123456789
Fahmi ANur AzizahHusnum AMichelliana DYusuf Milan PNovita CArga Essa PDewi NKAlvin Imam R
08.4608.4708.4908.5008.5108.5308.5408.5608.57
0,020.020.020.020.030.020.020.020.02
0,020.020.020.020.030.020.020.020.02
Hasil Pengukuran Tanpa Atap
No Nama Waktu (WIB) Hasil (mw/cm2) KeteranganMax Min123456789
Dewi NKAlvin Imam RNur AzizahHusnum ANovita CMichelliana DYusuf Milan PFahmi AArga Essa P
09.0309.0509.0609.0709.0909.1009.1109.1209.15
0,0210,0210,0220,0180,0170,0430,0500,0420,003
0,0200,0200,0190,0180,0170,0430,0500,0300,003
Redup/MendungRedup/MendungRedup/MendungRedup/MendungRedup/MendungLangsung Sinar MatahariLangsung Sinar MatahariKena Sinar MatahariRedup/Mendung
35
top related