perlindungan gardu induk dengan lighting arrester

28
PERLINDUNGAN GARDU INDUK DENGAN LIGHTING ARRESTER MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, M. Sie. dan Hasbullah, S. Pd., M.T. Oleh: Ade Uun K. (0901960) EkaJatnika (0907265) FachrulNur H. (0902254) HandiAgus H. (0908810) RamdanGumelar (0900694)

Upload: handi-agus-hidayat

Post on 24-Jul-2015

734 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

PERLINDUNGAN GARDU INDUK DENGAN LIGHTING

ARRESTER

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi

dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, M. Sie.

dan Hasbullah, S. Pd., M.T.

Oleh:

Ade Uun K. (0901960)

EkaJatnika (0907265)

FachrulNur H. (0902254)

HandiAgus H. (0908810)

RamdanGumelar (0900694)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNLOGI DAN KEJURUAN

Page 2: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala bentuk kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah mengenai “Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting

Arrester”, akhirnya sudah sampai pada hasil yang diharapkan. Tujuan dari adanya

makalah ini adalah untuk membantu agar dapat memahami serta mengetahui

dengan jelas isi dari makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan pengetahuan, kemampuan,

dan waktu. Oleh karena itu, kritik dan saran merupakan sesuatu yang sangat

berharga bagi kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya

dan pembaca pada mumnya. Kami mengucapkan mohon maaf apabila dalam

pembuatan makalah ini ada kata yang tidak diharapkan atau tidak berkenan bagi

pembaca.

 Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

Bandung, Mei 2012

Penyusun

1

Page 3: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................... 2

D. Manfaat Penulisan Makalah......................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Lighting Arrester........................................................................... 3

B. Prinsip Kerja Lighting arrester.................................................... 6

C. Jenis-jenis Lighting Arrester........................................................ 6

D. Perlindungan Gardu Induk dengan Lighting Arrester.............. 10

BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 17

A. Kesimpulan..................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 4: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya

dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik ke

dari pusat penbangkit ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu

induk (GI). Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaran

petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk

ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada

lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan

dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang

berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau

circuit breaker (switching). Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang

besarnya di atas 350 kV, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih

besar dari pada surja petir.

Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian

instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya

harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan

setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator.

Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke

transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena

transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang

pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti

transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan

gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning

arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.

3

Page 5: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Arrester merupakan salah satu peralatan dalam sistem proteksi untuk

melindungi dari gangguan tegangan lebih yang berasal dari sambaran petir.

Beberapa jenis arrester dikembangkan untuk meminimalisir dampak gangguan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan lighting arrester?

2. Bagaimana prinsip kerja lighting arrester?

3. Apa saja jenis lighting arrester?

4. Bagaimana perlindungan gardu induk dengan menggunakan lighting

arrester?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Dari perumusan masalah tersebut, maka bisa disimpulkan tujuan penulisan

makalah ini sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan lighting arrester;

2. Dapat mengetahui cara kerja lighting arrester;

3. Dapat mengetahui jenis-jenis lighting arrester; dan

4. Dapat mengetahui perlindungan gardu induk dengan menggunakan

lighting arrester.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup

beberapa yang terkait diantaranya bagi mahasiswa makalah ini dapat digunakan

sebagai bahan referensi atau  masukan tentang lighting arrester pada gardu induk.

Ini bermanfaat ketika untuk di lapangan ataupun yang berniat menjadi seorang

guru. Bagi masyarakat umum makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan

yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang demokrasi pendidian.

Dan serta untuk menambahkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan.

4

Page 6: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lighting Arrester

Lighting arrester yang biasanya disingkat dengan LA sering disebut juga

penangkal petir, adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik dari

gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir (surja petir). Bila

surja datang ke gardu induk, arrester bekerja melepaskan muatan listrik

(discharge), serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan

dalam gardu induk tersebut. Setelah surja (petir atau hubung) dilepaskan melalui

arrester, arus masih mengalir karena adanya tegangan sistem, arus ini disebut arus

dinamik atau arus susulan (follow current).

Gambar 1. Lighting Arrester

Sesuai dengan fungsinya, maka pada umumnya LA dipasang pada setiap

ujung saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) antara kawat dan tanah yang

5

Page 7: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

memasuki gardu induk (GI). Di gardu induk yang besar ada kalanya pada

transformator juga dipasang LA untuk menjamin terlindunginya transformator dan

peralatan listrik yang lain dari gangguan tegangan lebih tersebut. Selain

melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih

external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih

internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam

koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk

arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal

yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :

a. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya

(discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu

pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi

peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap

breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan

sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop)

Jatuh tegangan pada arrester = I x R

Dimana

I = arus arrester maksimum (A)

R = tahanan arrester (Ohm)

b. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak

arrester itu sendiri

c. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus

seperti semula. Batas dari tegangan sistem di mana arus susulan ini masih

mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester

d. Arrester harus memiliki harga tahanan pentanahan di bawah 5 ohm.

6

Page 8: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Gambar 2. Arus melalui arrester

Gambar 3. Tegangan dan arus pelepasan pada arrester

Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu

keperluan tertentu, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah:

a. Kebutuhan perlindungan: ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari

alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.

b. MVA yang short sirkuit yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA

c. Standart BIL 20kV yaitu 125 kV

d. Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan

100 kV

e. Tegangan sistem: ialah tergangan maksimum yang mungkin timbul pada

jepitan arrester

f. Arus hubung singkat sistem: hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi

g. Jenis Lightning Arrester

7

Page 9: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

h. Faktor kondisi Luar: apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau

lebih diatas permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta

pengotoran

i. Faktor Ekonomi: merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan dan

kerusakan bila tidak ada lightning arrester, atau bila dipasang lightning

arrester yang nilainya lebih rendah mutunya.

B. Prinsip Kerja Lighting Arrester

Lighting arrester bersifat sebagai jalan pintas (by pass) di sekitar isolator

yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus listrik (arus kilat) ke sistem

pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak

merusak isolator peralatan listrik. By pass ini harus sedemikian rupa sehingga

tidak menggangu aliran daya sistem frekuensi tertentu.

Dalam keadaan normal lighting arrester berlaku sebagai isolator dan bila

timbul surja yang melampaui kekuatan isolator maka ia akan bekerja atau lighting

arrester berlaku sebagai konduktor yang baik dan menyalurkan arus petir ke tanah.

Apabila surja itu hilang atau arus transient dibebaskan, maka lighting arrester

dengan cepat kembali menjadi isolator.

C. Jenis-Jenis Lighting Arrester

1. Lighting Arester Jenis Ekspusi

Arrester jenis ekspulsi/tabung pelindung pada prinsipnya terdiri dari sela

percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik batang yang berada di luar

di udara atau disebut dengan sela seri. Arrester ini digunakan untuk melindungi

trafo distribusi bertegangan 3-15 kV, tetapi belum memadai untuk melindungi

trafo daya. Selain itu digunakan juga pada saluran transmisi untuk mengurangi

besar tegangan surja petir yang masuk ke gardu induk..Bahan yang digunakan

sebagai tube tersebut ialah fibre atau gelas.

8

Page 10: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Gambar 4. Arrester Eksplusi

2. Arrester Katup

Arrester ini terdiri dari beberapa sela percik yang dihubungkan seri (series

gap) dengan resistor tak linier. Resistor ini memiliki sifat khusus yaitu tahanannya

rendah saat dialiri arus besar dan sebaliknya tahanan yang besar saat dialiri arus

kecil. Resistor yang umum digunakan untuk arrester terbuat dari bahan silicon

karbid. Sela percik dan resistor tak linier keduanya ditempatkan dalam tabung

isolasi tertutup sehingga kerja arrester ini tidak dipengaruhi keadaan udara sekitar.

Arrester jenis ini ummunya dipakai untuk melindungi alat-alat yang mahal pada

rangkaian, biasanya dipakai untuk melindungi trafo daya. Arrester katup ini dibagi

menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Arrester Katup Jenis Gardu

Pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar untuk melindungi

alat-alat yang mahal pada rangkaian mulai dari 2,4-287 kV.

9

Page 11: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Gambar 5. Arrester Katup Jenis Gardu

b. Arrester Katup Jenis Saluran

Arrester jenis saluran lebih murah dari arrester gardu. Arrester jenis

saluran ini dipakai pada sistem tegangan 15-69 kV.

Gambar 6. Arrester Katup Jenis Saluran

c. Arrester Katup Jenis Distribusi

Seperti namanya arrester ini digunakan untuk melindungi transformator

pada saluran distribusi. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan

120-750 volt.

10

Page 12: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Gambar 7. Arrester Katup Jenis Distribusi

d. Arrester Katup Jenis gardu Induk Untuk Mesin-Mesin

Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar.

Pemakaiannya untuk tegangan 2,4-15 kV.

3. Arrester Seng Oksida

Arrester seng oksida yang disebut juga metal oxide arrester (MOA)

merupakan arrester yang tidak memiliki sela seri, terdiri dari satu atau lebih unit

yang kedap udara, yang masing-masing berisikan blok-blok tahanan katup sebagai

elemen aktif dari arrester. Pada dasarnya prinsip kerja arrester ini sama dengan

arrester katup. Karena arrester ini tidak memiliki tahanan sela seri, maka arrester

ini sangat bergantung pada tahanan yang ada dalam arrester itu sendiri. Apabila

terkena petir, tahanan arrester akan langsung turun sehingga menjadi konduktor

dan mengalir petir ke bumi. Namun setelah petir lewat, tahanan kembali naik

sehingga bersifat isolator.

11

Page 13: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Gambar 8. Arrester Jenis Seng Oksida

D. Perlindungan Gardu Induk dengan Lighting Arrester

1. Jangkauan Perlindungan Arrester

Jarak antara arrester dan alat yang dilindungi harus dibuat sependek

mungkin. Pada umumnya jarak sampai 50 m dianggap masih aman, meskipun

gangguan petirnya sangat dekat dengan GI asalkan ada toleransi 20-30% antara

tingkat isolasi (BIL) dari alat yang dilindungi dan tegangan pelepasan dari

Arrester.

Untuk pengamanan terhadap surja hubung (switching surge), arrester

sebaiknya dipasang diantara trafo, yang memang menjadi tujuan utama

perlindungan ini, dan pemtus bebannya. Pertimbangannya ialah bahwa arrester itu

akan dapat juga menyerap surja dari pemutusan arus pembangkit.

2. Tegangan Dasar

Tegangan dasar arrester ditentukan berdasarkan tegangan sistem

maksimum yang mungkin terjadi. Tegangan ini dipilih berdasarkan kenaikan

tegangan dari fasa-fasa yang sehat pada waktu ada ganguan 1-fasa ke tanah

ditambah suatu toleransi:

Er = α β Um

Er = tegangan dasar arrester

α = koefisien pembumian

β = toleransi, guna memperhitungkan fluktuasi tegangan, efek Ferranti

dan sebagainya

Um = tegangan sistim maksimum

Koefisien α yang menunjukkan kenaikan tegangan dari fasa yang sehat

pada waktu ada gangguan 1 fasa ke tanah, tergantung dari impedansi-impedansi

urutan positif, negative dan nol dilihat dari titik gangguan.

3. Karakteristik Tegangan Pelepasan

Perbandingan antara tegangan pelepasan dan tegangan dasar disebut

perbandingan tingkat pelepasan (discharge level ratio: DLR). Makin

12

Page 14: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

rendah.perbandingan ini, makin baik karakteristik arrester. Akhir-akhir ini telah

dibuat arrester dengan DLR kurang dari 3,0.

Gambar 8. Tegangan kawat ke tanah maksimum di tempat gangguan untuk sistem

ditanahkan

4. Kemampuan Arrester Terhadap Surja Hubung

13

Page 15: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Ada dua macam surja, surja petir dan surja hubung. Jika arrester melepas

surja hubungan maka tenaga yang harus ditampung arresteir itu lebih besar dari

pada tenaga yang harus diserap bila surja petir yang menyambar. Ketika arrester

yang dapat memenuhi tugas kerja terhadap surja hubung belum berhasil dibuat,

maka arrester itu dirancang untuk tidak melepas karenas srrja hubung dan

tingkatan isolasi dari peralatan yang dilindungi diperkuat terhadap surja hubung.

Namun, pada sistem dengan tegangan sangat tinggi, karena pertimbangan

ekonomis dikehendaki penurunan tingkat isolasi terhadap surja hubung. Oleh

karena itu, setelah arrester yang mampu menampung surja hubung ini dapat

dibuat, maka penekanan surja hubung oleh arrester mulai dilakukan. Meskipun

dikehendaki tegangan pelepasan terhadap surja hubung kurang dari 70 % BIL dari

peralatan yang dilindungi, suatu batas minimum kadang-kadang diadakan, karena

jika tegangan ini terlalu rendah, arrester akan terlalu sering bekerja, dan ini

mempercepat kerusakannya.

Tingkat pengenal dari sebuah lightning arrester dinyatakan sebagai

berikut:

a. Tegangan nominal atau tegangan pengenal (UA) (Nominal Voltage

Arrester)

Adalah tegangan dimana lightning arrester masih dapat bekerja sesuai

dengan karakterisiknya. Lightning arrester tidak dapat bekerja pada tegangan

maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih tetap mampu memutuskan

arus ikutan dari sistem secara efektif.

Lightning arrester umumnya tidak dapat bekerja jika ada gangguan fasa ke

tanah di satu tempat dalam sistem, karena itu tegangan pengenal dari lightning

arrester harus lebih tinggi dari tegangan fasa sehat ke tanah, jika tidak demikian

maka, lightning arrester akan melalukan arus ikutan sistem yang terlalu besar

yang menyebabkan lightning arrester rusak akibat beban lebih termal (thermal

overloading).

Untuk mengetahui tegangan maksimum yang mungkin terjadi pada fasa

yang sehat ke tanah sebagai akibat gangguan satu fasa ke tanah perlu diketahui.

14

Page 16: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

1) Tegangan sistem tertinggi (the highest sistem voltage), umumnya diambil

harga 110 % dari harga tegangan nominal sistem.

2) Koefisien Pentanahan

Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke

tanah dalam keadaan gangguan pada tempat dimana lightning arrester

dipasang, dengan tegangan rms fasa ke fasa tertinggi dari sistem dalam

keadaan tidak ada gangguan. Jadi, tegangan pengenal dari suatu lightning

arrester (arrester rating)

= Tegangan rms fasa ke fasa tertinggi x koefisien pentanahan

= Tegangan rms fasa ke fasa x 1.10 x koefisien pentanahan

a) Sistem yang ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 0.8. Lightning

arresternya disebut sebagai lightning arrester 80 %.

b) Sistem yang tidak ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 1.0.

Lightning arresternya disebut sebagai penangkap 100 %.

b. Arus Pelepasan Nominal (Nominal Discharge Current)

Adalah arus pelepasan dengan harga puncak dan bentuk gelombang

tertentu yang digunakan untukmenentukan kelas dari lightning arrester sesuai

dengan:

1) kemampuannya melalukan arus

2) karakteristik pelindungnya

Bentuk gelombang arus pelepasan tersebut adalah:

1) Menurut standard Inggris/Eropa (IEC) 8 μs/20 μs

2) Menurut standard Amerika 10 μs/20 μs dengan kelas PP 10 kA; 2.5 kA

dan 1.5 kA.

a) kelas Arus 10 kA, untuk perlindungan gardu induk yang besar

dengan frekuensi sambaran petir yang cukup tinggi dengan

tegangan sistem diatas 70 kv.

b) Kelas Arus 5 kA sama seperti (a), untuk tegangan sistem dibawah

70 kV.

15

Page 17: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

c) Kelas Arus 2.5 kA, untuk gardu-gardu kecil dengan tegangan

sistem dibawah 22 kV, dimana pemakaian kelas 5 kA tidak lagi

ekonomis.

d) Kelas Arus 1.5 kA, untuk melindungi trafo-trafo kecil di daerah-

daerah pedalaman.

c. Tegangan Percikan Frekuensi Jala-jala (Power Frequency Spark Over

Voltage)

Lightning arrester tidak boleh bekerja pada gangguan lebih dalam (interval

over voltage) dengan amplituda yang rendah karena dapat membahayakan sistem.

Untuk alasan ini maka ditentukan tegangan percikan frekuensi jala-jala minimum.

1) Menurut standard Inggris (B.S)

Tegangan percikan frekuensi jala-jala minimum = 1.6 x tegangan pengenal

lightning arrester

2) Menurut standard IEC

Tegangan percikan frekuensi jala-jala minimum = 1.5 x tegangan pengenal

lightning arrester.

d. Tegangan Percikan Impuls Maksimum (Maximum Impulse Spark Over

Voltage)

Adalah tegangan gelombang impuls tertinggi yang terjadi pada terminal

lightning arrester sebelum lightning arrester tersebut bekerja. Bentuk gelombang

impuls tersebut menurut IEC Publ. 60 - 2 adalah 1.2 μs/50 μs. Hal ini

menunjukkan bahwa jika tegangan puncak surja petir yang datang mempunyai

harga yang lebih tinggi atau sama dengan tegangan percikan maksimum dari

lightning arrester, maka lightning arrester tersebut akan bekerja memotong surja

petir tersebut dan mengalirkannya ke tanah.

e. Tegangan Sisa (Residual Discharge Voltage)

Adalah tegangan yang timbul diantara terminal lightning arrester pada saat

arus petir mengalir ke tanah.Tegangan sisa dan tegangan nominal dari suatu

lightning arrester tertentu tergantung pada kecuraman gelombang arus yang

datang (di/dt dalam A/μs) dan amplituda dari arus pelepasan (discharge current).

16

Page 18: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Untuk menentukan tegangan sisa ini digunakan impuls arus sebesar 8 μs/ 20 μs

(IEC Standard) dengan harga puncak 5 kA dan 10 kA.

Untuk harga arus pelepasan yang lebih tinggi maka tegangan sisa ini tidak

akan naik lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena karakteristik tahanan yang

tidak linier dari lightning arrester. Umumnya tegangan sisa tidak akan melebihi

Bil (Basic Insulation Level = Tingkat Isolasi Dasar = TID) daripada peralatan

yang dilindungi walaupun arus pelepasan maksimumnya (Maximum Discharge

Current) mencapai 65 kA atau 100 kA.

f. Arus Pelepasan Maksimum (Maximum Discharge Current)

Adalah arus surja maksimum yang dapat mengalir melalui lightning

arrester setelah tembusnya sela seri tanpa merusak atau merubah karakteristik dari

lightning arrester.

Kelas Lighting Arrester

(Arus pelepasa Nominal)

[Ampere]

Harga Puncak Arus Terpa

[Kilo Ampere]

10.000 (Heavy Duty) 100

10.000 (Light Duty) 100

5 65

2.5 25

1.5 10

Jarak lindung antara lighting arrester dengan peralatan yang dilindungi adalah:

L = U r−ULA

2dudt

V

L = jarak lindung maksimum dari posisi LA ke peralatan yang diproteksi [m]

Ur = tegangan BIL peralatan, missal trafo [kV]

ULA = tegangan kerja impuls arrester [kV]

V = kecepatan rambat gelombang : di udara 300 [m/μs], di kabel 300/√εr

[m/μs]

= impedansi surja : hantaran udara 200 – 500 ohm, kabel 30 – 80 ohm

17

Page 19: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

dU/dt = kecuraman gelombang tegangan datang [kV/μs]

di/dt = kecuraman gelombang arus datang [kA/μs]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lighting arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik

dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir (surjapetir).

Sesuai dengan fungsinya, maka pada umumnya LA dipasang pada setiap ujung

saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) antara kawat dan tanah yang

memasuki gardu induk (GI). Lighting arrester mempunyai beberapa jenis

diantaranya ialah jenis eksplusi, jenis katup, dan jenis seng oksida.

Dalam keadaan normal LA berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja

yang melampaui kekuatan isolator maka ia akan bekerja atau LA berlaku sebagai

konduktor yang baik dan menyalurkan arus petir ke tanah. Apabila surja itu hilang

atau arus transient dibebaskan, maka LA dengan cepat kembali menjadi isolator.

18

Page 20: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

DAFTAR PUSTAKA

Arif B., Rezon. 2010. Lighting Arrester. Semarang. Fajultas Teknik Universitas

Diponegoro.

Arismunandar dan Kuwahara. (1973). Teknik Tenaga Listrik Jilid III Gardu

Induk. Jakarta :Pradnya Paramita.

Hasan, Bachtiar. (2002). Peralatan Teknik Tegangan Tinggi. Bandung: Pustaka

Ramadhan.

Hasan, Bachtiar. (2010). Teknik Tegangan Tinggi, edisi 2. Bandung: Pustaka

Ramadhan.

Ika Susilawati, Dyah dan Susatyo Handoko. -. Pemakaian dan Pemeliharaan

Arrester Pada gardu Induk 150 KV Srondol PT. PLN (Persero) P3B JB

19

Page 21: Perlindungan Gardu Induk Dengan Lighting Arrester

Region Jawa Tenga hdan DIY UPT Semarang. Semarang. Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro.

Lama M. Sc., Ir. Mustari. -. Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta. Universitas

Mercubuana.

Manurung, Walber. dkk. -. Peralatan Listrik. Palembang. Fakultas Teknik

Universitas Sriwijaya.

Prasetyo, Eko. 2009. Medium - High Voltage Switchyards Supporting Equipment.

Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Rifa’I, Muhamad. 2006. “Analisis metode pengujian arrester tegangan rendah

button typed surge protection device terhadap komponen elektronika”

dalamJurnal ELTEK. Vol 04 No 02 2006.

Suswanto, Daman. (-). Sistem Distribusi Tenaga Listrik. -. -.

20