lemdes resmi piroklastik
Post on 27-Oct-2015
94 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU PIROKLASTIK
1. Nama : Galang Virgiawan2. Nim : 211001121200113. No Urut : 14. No Peraga Batuan : PR 035. Deskripsi Megaskopis
Warna Batuan : Abu-abu Struktur : Vesikuler Skorian Tekstur : Gelasan Sortasi : Baik
6. Deskripsi Komposisi :Gelasan : 100 %
7. Petrogenesa :
Pada batuan bernomor PR 03 ini memiliki struktur vesikuler skorian. Struktur vesikuler
ini diakibatkan karena pada magma yang sedang membeku terbentuk gelembung-
gelembung gas yang akhirnya membentuk lubang-lubang gas pada saat batuan itu telah
membeku. Tipe endapan batuan ini adalah endapan jatuhan. Komposisinya langsung dari
magma yang segar kemudian membeku.
8. Sketsa batuan :
Foto 3.1. Nomor Peraga PR 03
3.1. Nama Batuan : tuff (W.T.G, 1954)
LABORATORIUM MINERALOGI & PETROLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
gelasan
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU PIROKLASTIK
1. Nama : Galang Virgiawan 2. Nim : 211001121200113. No Urut : 24. No Peraga Batuan : F175. Deskripsi Megaskopis
Warna Batuan : abu-abu Struktur : Masif Tekstur : gelasan Sortasi : Baik
6. Deskripsi Komposisi :Ash : 80 %Bomb : 20 %
7. Petrogenesa :
Pada batuan bernomor F17 ini memiliki struktur yang masif. Tipe endapan batuan ini
adalah endapan aliran. Asal komposisinya langsung dari magma yang essensial yaitu
magma yang segar dan juga dapat dilihat dari fragmennya yang hampir mirip.
8. Sketsa batuan :
Foto 3.4 Nomor Peraga F17
9. Nama Batuan : Tuff
Bomb
ash
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU PIROKLASTIK
1. Nama : Galang Virgiawan 2. Nim : 211001121200113. No Urut : 34. No Peraga Batuan : 99P5. Deskripsi Megaskopis
Warna Batuan : Hitam kehijauan Struktur : Masif Tekstur : Gelasan Sortasi : Baik
6. Deskripsi Komposisi :Gelasan : 100%
7. Petrogenesa :
Pada batuan bernomor 99 P ini memiliki struktur yang masif. Struktur masif ini
diakibatkan karena pembekuan magma yang cepat. Pembekuan batuan ini terjadi diawali
dengan terlontarnya batuan ini dengan kecepatan yang sangat cepat ke dalam air yang
dekat dengan pusat erupsi sehingga batuan ini tidak sempat mengalami reaksi
gelembung-gelembung gas. Tipe endapan batuan ini adalah endapan jatuhan.
Komposisinya langsung dari magma yang keluar dari pusat erupsi (lava). Asal
komposisinya sendiri dari mineral-mineral primer
8. Sketsa batuan :
Foto 3.1. Nomor Peraga 99P
9. Nama Batuan : Obsidian
LABORATORIUM MINERALOGI & PETROLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
gelasan
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU PIROKLASTIK
1. Nama : Galang Virgiawan2. Nim : 211001121200113. No Urut : 44. No Peraga Batuan : PR 905. Deskripsi Megaskopis
Warna Batuan : Putih kecoklatan Struktur : Skoria Tekstur : Sortasi : Baik
6. Deskripsi Komposisi :Ash : 95 %Lapili : 5 %
7. Petrogenesa :
Pada batuan bernomor PR 90 ini memiliki struktur vesikuler skorian. Struktur vesikuler
ini diakibatkan karena pada magma yang sedang membeku terbentuk gelembung-
gelembung gas yang akhirnya membentuk lubang-lubang gas pada saat batuan itu telah
membeku. Tipe endapan batuan ini adalah endapan jatuhan. Komposisinya langsung dari
magma yang segar kemudian membeku.
8. Sketsa batuan :
Foto 3.3. Nomor Peraga PR 909. Nama Batuan : Tuff
BAB V
LABORATORIUM MINERALOGI & PETROLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
Vesikuler skorian
PEMBAHASAN
Pada praktikum petrologi acara batuan piroklastik kali ini, pengamatan yang dilakukan
adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk menganalisis kemudian melakukan
pemerian nama batuan. Pada batuan ini dilakukan pengamatan warna, struktur, tekstur,
komposisi, petrogenesa, dan terakhir penamaan. Penamaan batuan kali ini berdasarkan W.T.G,
struktur batuan, dan Grabau dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
Pertama kita mengamati struktur dan tekstur pada batuan
Kedua kita mengamati kandungan komposisinya
Selanjutnya kita melakukan petrogenesa pada batuan
Selanjutnya kita melakukan penamaan berdasarkan data-data yang dari deskripsi
megaskopisnya
Pada praktikum ini praktikan saya meneliti 4 batuan..
5.1 Peraga No. PR 03
Pengamatan pada peraga batuan nomor PR 03 hanya mengandalkan kenampakan
fisik batuan yang terlihat oleh mata (megaskopis). dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh
3 sifat fisik utama batuan, yaitu warna, tekstur, dan strukturnya.
Batuan ini memiliki warna abu-abu. Walaupun bisa diamati warnanya, tapi
kenampakan warna pada batuan ini tidak dapat menjadi dasar penentuan sifat dari magma
pembentuk batuan ini. Lubang-lubang gas pada tubuh batuan yang tidak teratur dan tidak
saling berhubungan menandakan bahwa batuan ini memiliki struktur vesikuler – skorian.
Batuan ini hanya terdiri massa gelas. Dari kristalinitasnya, dapat diamati bahwa
batuan ini bersifat holohyalin, artinya artinya penyusun batuan ini hanya berupa massa
gelas. Sifat holohyalin ini terjadi karena pada saat batuan ini terbentuk tidak ada suatu
mineral-mineral yang terbawa ketika magma asal batuan ini keluar dari permukaan bumi.
Proses pembentukan batuan ini karena pada magma yang merupakan silikat terdapat
suatu gelembung-gelumbung. Gelumbung-gelembung ini adalah gelembung oksigen yang
berasal dai silikat itu sendiri karena rumus kimia silikat Si..O.. yang berarti O-nya tersebut
adalah oksigen. Lalu gelembung tadi terbentuk karena suatu suhu yang sangat panas yang
tedapat di dalam bumi. Seperti yang kita tahu bahwa suhu di dalam magma yang paling
bawah sangat panas. Suhu inilah yang menciptakan gelembung-gelembung oksigen pada
magma tersebut. Lalu magma yang tedapat gelembung-gelembung oksigen tadi keluar
akibat suatu letusan gunung api dan kemudian terlontar namun jarak terlontarnya tidak
terlalu jauh. Jarak lontaran yang tidak jauh inilah yang membentuk struktur skorian pada
batuan ini.
Dari proses pembentukannya, dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk dari
mekanisme endapan jatuhan (fall). Material piroklastik yang dilontarkan ke udara dari pusat
erupsi sementara akan tersuspensi. Selanjutnya material tersebut jatuh ke bawah dan
terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. .
Jenis magma pada batuan ini termasuk kedalam jenis magma yang bersifat
intermediet karena asal magmanya dari magma yang kental. Batuan ini terbentuk oleh
magma yang sifat intermediet, sehingga pada magma ini bersifat agak kental dan
mempunyai tekanan yang sedang, dan pada saat terjadi proses pembekuan akibat tekanan
yang sedang terdapat udara-udara yang terjebak di dalamnya dan saling menekan dengan
intensitas yang sedang akibat tekanan yang sedang tersebut, sehingga saat terjadi
pembukuan batuan ini berstruktur vesikuler yang bertipe skorian. Dan menjadikan batuan ini
sebagai batuan piroklastik yang bersifat intermediet
Berdasarkan sifat fisiknya, batuan ini memiliki nama skoria. Sedangkan menurut
William, Turner, dan Gilbert (1954), karena penyusun utama batuan ini terdiri dari gelas,
maka batuan ini memiliki nama tuff.
5.2 Peraga No. F17
Pada peraga batuan nomor F17 ini memiliki warna putih keabu-abuan. Walaupun
bisa diamati warnanya, tapi kenampakan warna pada batuan ini tidak dapat menjadi dasar
penentuan sifat dari magma pembentuk batuan ini Tidak tampak adanya lubang-lubang
sehingga dapat diketahui bahwa struktur batuan ini adalah masif. Sortasi pada batuan ini
termasuk buruk.
Batuan ini hanya terdiri massa gelas. Dari kristalinitasnya, dapat diamati bahwa
batuan ini bersifat holohyalin, artinya artinya penyusun batuan ini hanya berupa massa
gelas. Sifat holohyalin ini terjadi karena pada saat batuan ini terbentuk tidak ada suatu
mineral-mineral yang terbawa ketika magma asal batuan ini keluar dari permukaan bumi.
Ukuran fragmen pada batuan ini adalah ± 3 mm. Asal fragmennya berasal dari magma yang
essential.
Dilihat dari kenampakan fisiknya, dapat diindikasikan bahwa proses pembentukan
batuan ini terjadi ketika magma yang keluar lalu mengalur turun dari pusar erupsi.
Kemudian magma yang mengalir tadi masuk kedalam air dan membeku dengan cepat di
dalam air tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan gas dalam material piroklastik terjebak dan
tidak sempat membentuk lubang-lubang gas. Masuknya material piroklastik ke perairan juga
mengakibatkan proses pembekuannya berlangsung sangat cepat, sehingga pembekuan
tersebut tidak menghasilkan mineral dan hanya membentuk massa gelas dan juga terbentuk
fragmen dari magma yang bersifat essensial tadi.
Dari proses pembentukannya, dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk dari
mekanisme endapan aliran.
Berdasarkan sifat fisiknya, batuan ini memiliki nama tuff kasar. Sedangkan menurut
William, Turner, dan Gilbert (1954), karena penyusun utama batuan ini terdiri dari gelas,
maka batuan ini memiliki nama tuff.
5.3 Peraga No. 99 P
Pada peraga batuan nomor 99 P sebenarnya batuan ini tidak berwarna (bening),
meskipun tampak agak kehijauan, batuan ini sebenarnya bening. Warna hijau dari batuan ini
karena komposisi silika pada batua tersebut yang menyebabkan dia berwarna hijau. Tidak
tampak adanya lubang-lubang gas ataupun fragmen batuan lain di dalam tubuh batuan ini.
Sehingga dapat diketahui bahwa struktur batuan ini adalah massive.
Batuan ini hanya terdiri massa gelas. Dari kristalinitasnya, dapat diamati bahwa
batuan ini bersifat holohyalin, artinya penyusun batuan ini hanya berupa massa gelas. Sifat
holohyalin ini terjadi karena pada saat batuan ini terbentuk tidak ada suatu mineral-mineral
yang terbawa ketika magma asal batuan ini keluar dari permukaan bumi.
Dilihat dari kenampakan fisiknya, dapat diindikasikan bahwa proses pembentukan
batuan ini agak berbeda dengan produk piroklastik lain seperti skoria daan pumice.
Persamaannya terletak pada tempat material piroklastik ini berasal. Ketiganya sama-sama
terlontar dari pusat erupsi ke udara dan jatuh ke permukaan bumi. Hanya saja, untuk batuan
ini, material piroklastik terlontar dalam jarak yang pendek dan kemudian langsung jatuh ke
wilayah perairan. Peristiwa ini mengakibatkan gas dalam material piroklastik terjebak dan
tidak sempat membentuk lubang-lubang gas. Masuknya material piroklastik ke perairan juga
mengakibatkan proses pembekuannya berlangsung sangat cepat, sehingga pembekuan
tersebut tidak menghasilkan mineral dan hanya membentuk massa gelas.
Dari proses pembentukannya, dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk dari
mekanisme endapan jatuhan (fall). Material piroklastik yang dilontarkan ke udara dari pusat
erupsi sementara akan tersuspensi. Selanjutnya material tersebut jatuh ke bawah dan
terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan.
Jenis magma pada batuan ini termasuk kedalam jenis magma yang bersifat asam
karena asal magmanya dari magma yang sangat kental. Batuan ini tebentuk oleh magma
yang bersifat asam, sehingga magmanya bersifat pekat dan mempunyai tekanan yang tinggi,
dan pada saat terjadi proses pembekuan akibat tekanan yang tinggi terdapat udara-udara
yang terjebak di dalamnya dan saling menekan akibat tekanan yang tinggi, sehingga saat
terjadi pembekuan batuan ini berstruktur masif. Dan menjadikan batuan ini sebagai batuan
piroklastik yang bersifat asam. Tipe letusan yang mengakibatkan terbentuknya batuan ini
adalah tipe letusan explosive. Tipe letusan explosive ini memang menghasilkan sifat magma
yang asam hingga intermediet.
Berdasarkan Russel B. Travis (1955), batuan ini memiliki nama obsidian.
Sedangkan menurut William, Turner, dan Gilbert (1954), karena penyusun utama batuan ini
terdiri dari gelas, maka batuan ini memiliki nama tuff.
5.4 Peraga No. PR 90
Pengamatan pada peraga batuan nomor PR 90 hanya mengandalkan kenampakan
fisik batuan yang terlihat oleh mata (megaskopis). dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh
3 sifat fisik utama batuan, yaitu warna, tekstur, dan strukturnya.
Batuan ini memiliki warna hitam. Walaupun bisa diamati warnanya, tapi
kenampakan warna pada batuan ini tidak dapat menjadi dasar penentuan sifat dari magma
pembentuk batuan ini. Lubang-lubang gas pada tubuh batuan yang tidak teratur dan tidak
saling berhubungan menandakan bahwa batuan ini memiliki struktur vesikuler – skorian.
Batuan ini hanya terdiri massa gelas. Dari kristalinitasnya, dapat diamati bahwa
batuan ini bersifat holohyalin, artinya artinya penyusun batuan ini hanya berupa massa
gelas. Sifat holohyalin ini terjadi karena pada saat batuan ini terbentuk tidak ada suatu
mineral-mineral yang terbawa ketika magma asal batuan ini keluar dari permukaan bumi.
Proses pembentukan batuan ini karena pada magma yang merupakan silikat terdapat
suatu gelembung-gelumbung. Gelumbung-gelembung ini adalah gelembung oksigen yang
berasal dai silikat itu sendiri karena rumus kimia silikat Si..O.. yang berarti O-nya tersebut
adalah oksigen. Lalu gelembung tadi terbentuk karena suatu suhu yang sangat panas yang
tedapat di dalam bumi. Seperti yang kita tahu bahwa suhu di dalam magma yang paling
bawah sangat panas. Suhu inilah yang menciptakan gelembung-gelembung oksigen pada
magma tersebut. Lalu magma yang tedapat gelembung-gelembung oksigen tadi keluar
akibat suatu letusan gunung api dan kemudian terlontar namun jarak terlontarnya tidak
terlalu jauh. Jarak lontaran yang tidak jauh inilah yang membentuk struktur skorian pada
batuan ini.
Dari proses pembentukannya, dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk dari
mekanisme endapan jatuhan (fall). Material piroklastik yang dilontarkan ke udara dari pusat
erupsi sementara akan tersuspensi. Selanjutnya material tersebut jatuh ke bawah dan
terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. .
Jenis magma pada batuan ini termasuk kedalam jenis magma yang bersifat
intermediet karena asal magmanya dari magma yang kental. Batuan ini terbentuk oleh
magma yang sifat intermediet, sehingga pada magma ini bersifat agak kental dan
mempunyai tekanan yang sedang, dan pada saat terjadi proses pembekuan akibat tekanan
yang sedang terdapat udara-udara yang terjebak di dalamnya dan saling menekan dengan
intensitas yang sedang akibat tekanan yang sedang tersebut, sehingga saat terjadi
pembukuan batuan ini berstruktur vesikuler yang bertipe skorian. Dan menjadikan batuan ini
sebagai batuan piroklastik yang bersifat intermediet
Berdasarkan sifat fisiknya, batuan ini memiliki nama skoria. Sedangkan menurut
William, Turner, dan Gilbert (1954), karena penyusun utama batuan ini terdiri dari gelas,
maka batuan ini memiliki nama tuff.
top related