lapsus neonatus
Post on 04-Jun-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
1/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
2/73
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. $ebagai patokan berikut adalah klasifikasi berat badan lahir dan
usia kehamilan%
Berat Badan Lahir
Klasifikasi Berat Badan
Berat badan amat sangat rendah &'000 gram
Berat badan sangat rendah &'500 gram
Berat badan rendah &2500 gram
Berat badan normal 2500 gram
Usia Kehamian
Klasifikasi sia kehamilan
#rematur &*+ minggu
"term *+,-2 minggu
#ostmatur -2 minggu
Kasifi!asi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut %
#rematuritas murni (kurang bulan)
"dalah masa gestasinya kurang dari *+ minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan jika
dilihat dari masa kehamilan. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan
komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang.
/ismaturitas (pertumbuhan janin terhambat)
2
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
3/73
"dalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan
bayi yang ke!il untuk masa kehamilannya. al ini disebabkan oleh terganggunya
sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan umum ibu atau gi1i ibu atau
hambatan pertumbuhan dari bayinya sendiri. erdapat 2 ma!am pola #ertumbuhan
3anin erhambat (#3) yaitu%
#3 $imetris
Lingkar kepala panjang badan dan berat badan seluruhnya berkurang se!ara
proporsional untuk usia kehamilan. #3 simetris disebabkan oleh infeksi
kongenital atau kelainan geneti! dan terjadi di a4al kehamilan.
#3 "simetris
Berat badan lebih rendah se!ara tidak proporsional terhadap panjang dan
lingkar kepala. #3 asimetris disebabkan oleh insufisiensi uteroplasenta dan
nutrisi ibu yang buruk.
Eti""#i
#enyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. $edanngakan sisanya
karena pertumbuhan janin yang terhambat.
#enyebab kelahiran prematur yaitu%
aktor 3anin
6a4at janin
Kehamilan kembar (gemeli)
7ritroblastosis
aktor #lasenta
#lasenta pre8ia
$olusio plasenta
aktor terus
terus bikornus
9nkompetensia ser8iks
aktor :aternal
#re eklampsia
#enyakit kronis (misal% penyakit jantung sianotik)
3
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
4/73
9nfeksi (misal% 9$K)
#enyalahgunaan obat
Lain,lain
Ketuban pe!ah dini
#olihiramnion
9atrogenik
ntuk pertumbuhan janin yang terhambat dapat dipengaruhi faktor janin maternal dan
plasenta. Berikut adalah faktor,faktor yang berpengaruh%
aktor janin
6enetik
Kelainan kromosom (misal% trisomi '* '; dan 2')
Kelainan ba4aan (misal% anensefali atresia gastrointestinal dan sindrom
#otter)
9nfeksi ba4aan (misal% rubella dan
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
5/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
6/73
Ketidakseimbangan elektrolit misalnya hipo?hipernatremi hiperkalemi
ataupun glikosuria
9maturitas imunologis
Berisiko tinggi terkena infeksi karena%
Bayi kurang bulan tidak mengalami transfer 9g6 maternal melalui plasenta
selama trimester ketiga
agositosis terganggu
#enurunan berbagai faktor komplemen
:asalah neurologis
Refleks isap dan menelan yang imatur
#enurunan motilitas usus
"pnea dan bradikardi berulang
#erdarahan intra8entrikel dan leukomalasia peri8entrikel
#engaturan perfusi serebral yang buruk
7nsefalopati 9skemik ipoksik
Retinopathy of prematurity
Kejang
ipotonia
:asalah kardio8askular
#atent du!tus arteriosus
ipotensi atau hipertensi
:asalah hematologis
"nemia
iperbilirubinemia terutama indirek
/9< (/isseminated 9ntra8as!ular
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
7/73
Kematian fetus
/isebabkan oleh insufisiensi plasenta hipoksia kronis sampai kelainan ba4aan.
ipoksia
/isebabkan oleh asfiksia perinatal persistent pulmonary hypertension of thene4born sampai aspirasi mekonium.
ipotermia
/isebabkan kurangnya lemak subkutan dan meningkatnya luas permukaan tubuh.
$elain itu hipoglikemi dan hipoksia juga dapat mengganggu produksi panas pada
bayi.
ipoglikemi
/isebabkan menurunnya !adangan glikogen penurunan glukoneogenesis. /apatterjadi pada * hari pertama.
#olisitemia
/isebabkan peningkatan kadar eritropoetin yang bersifat sekunder terhadap
hipoksia fetus.
Keterlambatan perkembangan
/isebabkan oleh infeksi intrauterin malformasi berat hipoksia kronis asfiksia
pas!a kelahiran sampai hipoglikemi. #enurunan kekebalan tubuh
/isebabkan oleh malnutrisi dan hal ini dapat mempengaruhi hitung limfosit dan
kadar immunoglobulin.
Dia#n"sis
:enegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat badan lahir bayi serta ditunjang
anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.%. Anamnesis
Ri4ayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk men!ari etiologi dan faktor,
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR %
mur ibu
Ri4ayat hari pertama haid terakir
Ri4ayat persalinan sebelumnya
#aritas jarak kelahiran sebelumnya
7
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
8/73
Kenaikan berat badan selama hamil
"kti8itas
#enyakit yang diderita selama hamil
@bat,obatan yang diminum selama hamil
&. Pemeri!saan 'isi!
Aang dapat diperiksa saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain %
Berat badan
anda,tanda prematuritas (bayi kurang bulan)
ulang ra4an telinga belum terbentuk
:asih terdapat lanugo
Refleks masih lemah
"lat kelamin luar%
perempuan% labium mayora belum menutup labium minora sedangkan untuk
laki,laki% belum terjadi penurunan testis kulit testis rata
anda bayi !ukup bulan atau lebih bulan (bayi ke!il untuk masa kehamilan)
idak dijumpai tanda prematuritas
Kulit keriput
Kuku lebih panjang
8
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
9/73
. Pemeri!saan $enn*an#
#emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan skor ballard darah
rutin glukosa darah kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa
gas darah.
Penataa!sanaan
+edi!ament"sa
#emberian 8itamin K' %
9njeksi ' mg im sekali pemberian atau per oral 2 mg sekali pemberian atau ' mg * kali
pemberian (saat lahir umur *,'0 hari dan umur -,C minggu)
Diateti!
9
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
10/73
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya
masih lemah. ntuk bayi demikian sebaiknya "$9 dikeluarkan dengan pompa atau diperas
dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. /engan memegang kepala dan
menahan ba4ah dagu bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara "$9 yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang ke!il yang menempel pada puting. "$9
merupakan pilihan utama. "pabila bayi mendapat "$9 pastikan bayi menerima jumlah yang
!ukup dengan !ara apapun perhatikan !ara pemberian "$9 dan nilai kemampuan bayi
menghisap paling kurang sehari sekali. "pabila bayi sudah tidak mendapatkan !airan i8 dan
beratnya naik 20 g?hari selama * hari berturut,turut timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemantaan (+"nit"rin#)
Pemantaan saat dira,at
erapi
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
#reparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
umbuh kembang
#antau berat badan bayi se!ara periodik
Bayi akan kehilangan berat badan selama +,'0 hari pertama (sampai '0D untuk
bayi dengan berat lahir '500 gram dan '5D untuk bayi dengan beratlahir
&'500)
Bila bayi sudah mendapatkan "$9 se!ara penuh (pada semua kategori berat lahir)
dan telah berusia lebih dari + hari %
ingkatkan jumlah "$9 20 ml?kg?hari sampai ter!apai jumlah ';0
ml?kg?hari
ingkatkan jumlah "$9 sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar
jumlah pemberian "$9 tetap ';0 ml?kg?hari
"pabila kenaikan berat badan tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian
"$9 hingga 200 ml?kg?hari
kur berat badan setiap hari panjang badan dan lingkar kepala setiap
minggu.
Pemantaan seteah $an#
10
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
11/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
12/73
B. E+ELI (KEHA+ILAN ANDA)
Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda ? gemelli (2
janin) triplet (* janin) kuadruplet (- janin) Euintiplet (5 janin) dan
seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum
ellin.
E$idemi""#i
ukum ellin menyatakan bah4a perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah '%;F untuk triplet '%;F2 untuk kuadruplet '%;F* dan
seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian 4anita itu sendiri dokter
dan masyarakat pada umumnya.
a!tor resiko kehamilan gemeli%
, sia ibu yang semakin tua
, a!tor keturunan
, @bat yang menginduksi o8ulasi% #rofertil
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
13/73
!horionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal
yang menyatu.
, "pabila pembelahan terjadi antara hari ke,- dan ke,; maka dua embrio akan
terjadi masing,masing dalam kantong yang terpisah dengan !horion bersama
dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik mono!horionik
, "pabila terjadi sekitar ; hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentukmaka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong
amnion bersama atau kehamilan kembar monoamnionik mono!horionik.
, "pabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu
(!onjoinde t4ins).
2. Kembar Dizigot
/i1igotik atau fraternal kembar yang ditimbulkan dari dua o8um yang terpisah.
Kembar di1igotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar mono1igotik dan
insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras ri4ayat
keluarga usia maternal paritas nutrisi dan terapi infertilitas.'*
Pat"fisi""#i
#ada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan sehingga mele4ati batas
toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua
rata,rata 2C0 hari triplet 2-C hari dan kuadruplet 2*5 hari. Berat lahir rata,rata
kehamilan kembar G 2500gram triplet ';00gram kuadriplet '-00gram.
#enentuan 1igositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan
dengan korion maka bayi tesebut adalah mono1igotik. Bila selaput amnion
dipisahkan oleh korion maka janin tersebut bisa mono1igotik tetapi lebih sering
di1igotik.
#ada kehamilan kembar di1igotik hampir selalu berjenis kelamin
berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan
setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk. $e!ara umum derajat dari perubahan
fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal.
#ada trimester ' sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan
kehamilan,kehamilan tunggal. #erluasan 8olume darah maternal normal adalah 500 ml lebih13
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
14/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
15/73
5. Ri4ayat "R ("ssisted Reprodu!ti8e e!hnology)
C. Kenaikan :$"# (maternal serum alpha feto protein)
+. #alpasi yang meraba banyak bagian ke!il janin.
;. /etak 3antung 3anin lebih dari ' tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar ; detik per
menit.
Dia#n"sis
ntuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan
dengan dugaan kehamilan ganda yaitu %
a. "namnesis
"namnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah
ri4ayat adanya keturunan kembar dalam keluarga telah mendapat pengobatan
infertilitas adanya uterus yang !epat membesar% fundus uteri - !m dari amenorea
gerakan anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok
yang tidak disebabkan obesitas atau edema.
b. 6ejala klinik
"danya !airan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan
diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 D diagnosis kehamilan
ganda dibuat se!ara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram dan +5 D jika
berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. ntuk menghindari kesalahan diagnosis
kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal,hal berikutI
besarnya uterus melebihi lamanya amenorea uterus tumbuh lebih !epat dari
kehamilan normal banyak bagian ke!il teraba teraba tiga bagian besar dan teraba
dua balotemen serta terdengar 2 /33 dengan perbedaan '0 atau lebih.
!. #emeriksaan $6
Berdasarkan pemeriksaan $6 dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan
' atau 2 kantong amnion. /iagnosis dengan $6 sudah setelah kehamilan C,;
minggu dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah
kantong gestasional yang terlihat.
/iagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan teraba dua kepala dua bokong
terdengar dua denyut jantung janin dan dari pemeriksaan ultrasonografi.
Dia#n"sis diferensia15
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
16/73
, Kehamilan tunggal dengan janin besar
, idramnion
, :olahidatidosa
, Kehamilan dengan tumor
K"m$i!asi
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan
kehamilan tunggal. "ngka kematian perinatal pada kehamilan kembar !ukup
tinggi dengan kembar mono1igotik 25 kali angka kematian kembar di1igotik.
Resiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya tinggi.
Be/era$a !eadaan 0an# men0ertai !ehamian !em/ar mei$ti1
1. Aborsi
"borsi spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada kehamilan kembar.
Kembar dua mono!horial jauh lebih banyak dibanding kembar di!horial yang
mengimplikasikan mono1ygot sebagai faktor resiko untuk abortus spontan.
2. Berat Badan Lahir Rendah
Kehamilan janin kembar lebih besar kemungkinannya dikarakterisasikan dengan
berat badan lahir rendah dibandingkan dengan kehamilan tunggal paling sering
disebabkan oleh karena pertumbuhan janin yang terbatas serta persalinan preterm.
$e!ara umum semakin besar jumlah janin semakin besar derajat dari
keterbatasan pertumbuhan. Beberapa peneliti telah membuat sanggahan bah4a
pertumbuhan janin dalam kehamilan berganda berbeda dari yang tunggal dan
bah4a pertumbuhan abnormal hanya dapat didiagnosa pada saat ukuran janin
kurang dari diharapkan untuk kehamilan berganda.
/alam kehamilan di1ygotik perbedaan ukuran yang menyolok biasanya
ditimbulakan dari plasentasi yang tidak sama dengan satu tempat plasenta
menerima suplai darah yang lebih baik dibandingkan yang lainnya namun dapat
juga merefleksikan potensial,potensial pertumbuhan genetik yang berbeda. /alam
trisemester 999 semakin besar massa janin semakin bertambahnya maturasi
plasenta serta insufisiensi plasenta relatif. #erbedaan ukuran dapat juga
disebabkan oleh karena abnormalitas umbili!us. /erajat pembatasan pertumbuhan
dalam kembar dua mono1ygot kemungkinannya lebih besar dibandingkan pada
pasangan di1ygotik.
3. Durasi Kehamilan.16
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
17/73
#ada saat jumlah dari janin meningkat durasi dari kehamilan menurun. Kira,kira
separuh dari kembar dilahirkan pada *C minggu atau kurang dan persalinan
sebelum genap bulan merupakan alasan utama untuk peningkatan resiko
morbiditas dan mortalitas neonatal pada kembar.
Penataa!sanaan Kehamian Kem/ar
#ada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm sehingga
dilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru berupa betamethsone
'2 mg?hari untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone dapat diberikan deJamethasone
serta pemberian tokolitik. okolitik (nifedipine 20mg dan dosis pera4atan *J'0mg) berguna
untuk mengurangi kontraksi uterus dan menahan pembukaan ser8iks.
Penanganan Persalinan
Bayi
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
18/73
, Bila tak timbul konteraksi dalam '0 menit tetesan oksitosin diper!epat sampai
his adekuat
, Bila *0 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada
(8akum for!eps seksio)
Bila presentasi bokong
, Lakukan persalinan per8aginan bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak
lebih besar dari bayi 9
, Bila tak ada konteraksi sampai '0 menit tetesan oksidosin diper!epat sampai his
adekuat
, #e!ahkan ketuban
, #eriksa /33
, Bila ga4at janin lakukan ekstraksi
, Bila tidak mungkin melakukan persalinan per8aginam lakukan seksio se!area.
Bila letak lintang
, Bila ketuban intak lakukan 8ersi luar
, Bila gagal lakukan seksio se!area
#as!a persalinan berikan oksitosin drip 20 9 dalam ' liter !airan C0 tetes?menit
atau berikan ergometrin 02 mg 9: ' menit sesudah kelahiran anak yang terakhir
dan lakukan manajemen aktif kala 999. ntuk mengurangi perdarahan pas!a
persalinan.
Pr"#n"sis
#ada kehamilan kembar akan meningkatkan komplikasi baik pada ibu maupun janin.
2. AS'IKSIA NE3NAT3RU+
Definisi
18
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
19/73
"sfiksia >eonatorum adalah keadaan bayi saat lahir yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan @2 dan makin meningkatkan
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
20/73
ipoksia hiperkapnia buruknya !urah jantung dan asidosis meta bolik janin atau
neonatus dapat disebabkan oleh satu atau sejumlah keadaan yang mempengaruhi janin
plasenta atau ibu.Baik dalam rahim atau sesudah lahir !edera otak hipoksik iskemik yang
disebabkan oleh asfiksia bertuut,turut adalah akibat penurunan pertukaran gas melalui
plasenta atau paru,paru."sfiksia yang disertai dengan bradikardi berat atau insufisiensi
jantung mengurangi atau mengeleminasi aliran darah jaringan sehingga mengakibatkan
iskemia.$istem sirkulasi janin dan neonatus berespons terhadap penurunan ketersediaan
oksigen dengan memintas darah terutama ke otak jantungdan kelenjar adrenal serta menjauh
dari usus ginjal paru dan kulit.Bila hipoksia berat dan hiperkapnea terjadi dalam
rahimaliran darah plasenta juga berkurang.Respon asfiksia juga ditandai dengan hal berikut
ini %
'. #elepasan katekolamin (terutama norepinefrin) dari kelenjar adrenal
2. ipertensi sementara dan takikardi yang diikuti dengan bradikardia dan syok yang
diperantarai sebagian dari kemoreseptor dan baroreseptor
*. #roduksi !ampuran asidosis respiratorik dan metabolik
-. ipoksemia
"sidosis metabolik disebabkan oleh pengaruh kombinasi antara !urah jantung yang
buruk akibat depresi hipoksik fungsi miokardiu hipoksia sistemik dan metabolism anaerobik
jaringan.#ada asfiksia intrauterine atau neonatus yang berat atau lama banyak organ 8ital
akan terkena.
Banyak keadaan yang menyebabkan asfiksia janin atau neonatus merupakan masalah
medis atau obstetrik yang sama yang dikaitkan dengan kehamilan resiko tinggi.#enyakit ibuyang mengganggu perfusi uteroplasenta seperti hipertensi kronik pree!lampsia dan diabetes
mellitus menempatkan janin pada resiko asfiksia intrauterine.Baik bahan anestesi epidural
maupun perkembangan sindrom kompresi 8ena ka8a dapat menyebabkan hipotensi ibu yang
akan menurunkan perfusi uterus.@bat,obat maternal yang diberikan untuk menghilangkan
rasa nyeri selama persalinan dapat mele4ati plasenta dan menekan pusat pernapasan bayi
menyebabkan apnea pada saat lahir.
20
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
21/73
6ejala akibat asfiksia pada janin biasanya tidak tampak sampai pelahiran ketika bayi
harus memulai dan mempertahankan 8entilasi yang memerlukan dorongan pernapasan intak
dari pusat pernapasan di medulla.$elain itu jalan napas atas dan ba4ah harus terbuka dan
tidak terjadi obstruksi."l8eolus harus bebas dari benda asing seperti mekonium debris !airan
amnion dan eksudat infeksius yang meningkatkan tahanan jalan napas mengurangi
kelenturan paru dan menyebabkan distress pernapasan dan hipoksia.Beberapa bayi yang
sangat imatur dengan berat badan kurng dari '000 g pada saat lahir mungkin tidak mampu
mengembangkan paru,parunya 4alaupun tidak ada pneumonia atau tanda,tanda nyata
disfungsi sistem saraf pusat.Kelenturan dinding dada dan defisiensi surfaktan dapat
menyebabkan pertukaran udara yang buruk pada saat lahir retraksi hipoksia dan
apnea.Biasanya bayi yang baru lahir yang lebih matur tidak menampakkan apnea dalam
ruangan pelahiran sebagai tanda sindrom distress pernapasan.
$istem #engaruh
$araf pusat
Kardio8askular
#ulmonal
6injal
"drenal
6astrointestinal
:etabolik
Kulit
ematologi
7nsefalopati hipoksik,iskemikedema otak kejang,kejang hipotonia hipertoni
9skemia miokardiumkontraktilitas burukinsufisiensi tri!uspidhipotensi
$irkulasi janin persisten sindrom distress pernapasan
>ekrosis tubular atau korteks akut
#erdarahan adrenal
#erforasi ulserasi nekrosis
"/ yang tidak sesuai hiponatremia hipoglikemiahipokalsemia mioglobinuria
>ekrosis lemak subkutan
Koagulasi intra8as!ular diseminata
o4ell ('FFC) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri
dari %
'. aktor ibu
21
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
22/73
ipoksia ibu dapat terjadi karena hipo8entilisasi akibat pemberian
obat analgetika atau anastesia dalam sehingga akan menimbulkan
hipoksia janin dengan segala akibatnya
6angguan aliran darah uterus. :enguranginya aliran darah padauterus akan menyebabkan kekurangan pengaliran @2ke plasenta dan
janin. :isalnya % gangguan kontraksi uterus (hiportemi hipotoni
tetani uterus akibat penyakit ? obat) hipotensi mendadak pada ibu
akibat perdarahan hipertensi akibat penyakit eklamsia.
2. aktor plasenta
#ertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta."sfiksia janin atas terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasentamisalnya solusi plasenta perdarahan plsenta dan plasenta pre8ia.
*. aktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbili!us dan menghambat pertukaran gas antara ibu danjanin. 6angguan aliran darah ii dapat ditemukan pada keadaan tali pusat
menumbug tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antara janin dan jalan
lahir
-. aktor neonatus
/epresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir yang dapat terjadi beberapa hal
yaitu %
22
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
23/73
a. #emakaian alat anastesi (analgetika yang berlebihan pada ibu)
b. rauma yang terjadio pada persalinan (perdarahan intra!ranial)
!. Kelainan !ongenital pada bayi (hernia diafragmatika atesi?stnosis saluran
pernafasan hipoplasia)
Pat"#enesis
#ernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan.#roses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringanyang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien) proses ini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi #rimary gaspingH yang kemudian
akan berlanjut dengan pernafasan teratur (3ames'F5;).$ifat asfiksia ini tidak mempunyai
pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas?pengangkutan @2 selama kehamilan
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel
tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.Kerusakan dan gangguan fungsi ini
dapat re8ersibel?tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. "sfiksia yang terjadi
dimulai dengan suatu periode apnu (#rimany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi
jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian
diikuti oleh pernafasan teratur.#ada penderita asfiksia berat usaha bernafas ini tidak tampak
dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua ($e!ondary apnea).#ada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
23
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
24/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
25/73
kardio8askuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.Kerusakan sel otak
yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
Dia#n"sa
Anamnesis
6angguan atau kesulitan 4aktu lahir (lilitan tali pusat sungsang ekstraksi 8akum
ekstraksi for!sep)
Lahir tidak bernafas?menangis
"ir ketuban ber!ampur mekonium
Pemeri!saan fisi!
Bayi tidak bernapas atau bernapas megap,megap
/enyut jantung &'00J?menit
Kulit sianosis pu!at
onus otot menurun
APAR S23RE
Tanda 4 % &
're!ensi
Jantn#
idak ada Kurang dari
'00J?menit
Lebih dari
'00J?menit
Usaha
Bernafas
idak ada Lambat tidak
teratur
:enangis kuat
T"ns 3t"t Lunglai 7kstrimitas
leJi $edikit
6erakan "ktif
Refe!s saat
*aan nafas
di/ersih!an
idak ada :enyeringai Batuk?bersin
5arna Biru ? pu!at ubuh
kemerahan
ekstrimitas biru
$eluruh tubuh
kemerahan
>ilai 0,* % "sfiksia berat
>ilai -,C % "sfiksia sedang
25
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
26/73
>ilai +,'0 % >ormal
/ilakukan pemantauan nilai "#6"R pada menit ke,' dan menit ke,5 bila nilai
"#6"R 5 menit masih kurang dari + penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
men!apai +.>ilai "#6"R berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan
menentukan prognosis bukan untuk memulai resusitasi dimulai *0 detik setelah lahir bila
bayi tidak menangis.(bukan ' menit seperti penilaian skor "#6"R)
Pemeri!saan Penn*an#
a. oto #olos dada
b. $6 kepala
!. Laboratorium % /arah rutin analisis gas darah serum elektrolit
Kasifi!asi
Berdasarkan pengalaman klinis "sfikia >eonaiorum dapat dibagi dalam %
a. M=igorous babyNN skor apgar +,'0 dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerkikan istime4a.
b. M:ild,moderate asphyJiaM (asfiksia sedang) skor apgar -,C pada pemeriksaan fisis
akan terlihat frekuensi jantung lebih dari l00J?menit tonus otot kurang baik atau baik
sianosis refi!k iritabilitas tidak ada
!. "sfiksia berat% skor apgar 0,*. #ada pemeriksaan fisis ditemukanN frekuensi jantung
kurang dari l00J?menit tonus otot buruk sianosis berat dan kadang,kadang pu!at
reflek iritabilitas tidak ada
Penataa!sanaan
Resusitasi
26
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
27/73
#rinsip dasar resusitasi ialah
a. :emberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran
pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernafasan
b. :emberikan bantuan pernafasan se!ara aktif pada bayi yang
menunjukkan usaha nafas lemah.
!. :elakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
d. :enjaga agar sirkulasi darah tetap baik
27
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
28/73
!indakan umum
a. #enga4asan suhu
idak membiarkan bayi kedinginan agar tidak memperoleh kondisi asifiksia. /apat
dilakukan dengan pemakaian lampu yang !ukup kuat untuk pemanasan luar dan pengeringan
tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi e8aporasi
b. #embersihan jalan nafas
#ada saat pembersihan saluran nafas bagian atas dari lender dan !airan amnion letak
kepala harus lebih rendah untuk memudahkan dan melan!arkan keluarnya lender. Bila
terdapat lender kental yang melekat ditrakea dan sulit dikeluarkan dengan penghisapan biasa
dapat digunakan laringoskop neonatal
!. Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan
, $ebagian besar dapat dilakukan dengan penghisapan lender dan !airan amnion
melalui nasofaring
, #engaliran @2yang !epat kedalam mukosa hidung
, Rangsangan nyeri dapat ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi
menekan tendom a!hilles
Medikamentosa
'. 7pinefrin
9ndikasi %
/enyut jantung bayi& C0J?menit setelah paling tidak *0 detik
dilakukan 8entilasi adekuat dan pemijatan dada
"sistolik
/osis %
28
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
29/73
0',0* ml?kg BB dalam larutan ' %'0.000 (00',00* mg?Kg BB) !ara %
i.8 atau endotrakeal./apat diulang *,5 menit bila perlu.
2. #lasma ekspander %
9ndikasi%
Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipo8olemia dan
tidak ada respon dengan resusitasi.
ipo8olemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok.Klinis
ditandai adanya pu!at perfusi buruk nadi ke!il?lemah dan pada
resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat.
3enis !airan %
Larutan Kristaloid yang isotonis (>a
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
30/73
aloJone ydro!hlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan
depresi pernafasan.$ebelum diberikan >aloJone % 8entilasi harus adekuat dan
stabil.
9ndikasi %
/epresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan
narkotik - jam sebelum persalinan
3angan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru di!urigai
sebagai pengguna obat narkotik sebab akan menyebabkan tanda,tanda
4ithdra4al tiba,tiba pada sebagian bayi.
/osis %
0'mg?Kg BB (0- mg?ml atau ' mg?ml)
K"m$i!asi
1. 7dema otak #erdarahan otak
#ada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut
sehingga terjadi renjatan neonatus sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun
keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya
edema otak hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.
30
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
31/73
2. "nuria atau oliguria
/isfungsi 8entrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia keadaan
ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan
perubahan sirkulasi.#ada keadaan ini !urah jantung akan lebih banyak mengalir ke
organ seperti mesentrium dan ginjal.al inilah yang menyebabkan terjadinya
hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan
pengeluaran urine sedikit.
3. Kejang
#ada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas
dan transport @2 sehingga penderita kekurangan persediaan @2 dan kesulitan
pengeluaran
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
32/73
D. HIP3TER+IA
Definisi
ipotermi adalah keadaan suhu bayi baru lahir di ba4ah *C5@
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
33/73
kehilangan panas dengan !araini karena benda,benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (4alaupun tidak bersentuhan se!ara langsung).
. Ke#a#aan term"re#asi
Kegagalan termoregulasi se!ara umum disebabkan kegagalan hipotalamus dalam
menjalankan fungsinya dikarenakan berbagai penyebab. Keadaan hipoksia intrauterin? saat
persalinan?post partum defek neurologik dan paparan obat prenatal (analgesik? anestesi)
dapat menekan respons neurologik bayi dalam mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi sepsis
akan mengalami masalah dalam pengaturan suhu dapat rnenjadi hipotermi atau hipertermi.
Pat"fisi""#i
#ada keadaan normal suhu tubuh bayi dipertahankan *+ < ( *C5 < P *+ orepinefrin akan menyebabkan lipolisis dan reseterifikasi lemak !oklat meningkatkan R
dan @2 ke tempat metabolisme berlangsung dan 8asokonstriksi pembuluh darah dengan
mengalihkan darah dari kulit ke organ untuk meningkatkan termogenesis.
'a!t"r Predis$"sisi
, Bayi berat lahir rendah
, Bayi asfiksia
, Bayi preterm dan bayi,bayi ke!il lainnya yang dihubungkan dengan tingginya rasio
luas permukaan tubuh dibandingkan dengan berat badannya.
, Bayi dengan kelainan ba4aan khususnya dengan penutupan kulit yang tidak
sempurna seperti pada meningomielokel gastroskisis omfalokel.
, BBL dengan gangguan saraf sentral seperti pada perdarahan intrakranial obat,
obatan33
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
34/73
, Bayi dengan sepsis
, Bayi dengan tindakan resusitasi yan6 L":"
, Bayi 96R (Intra Uterine Growth Retardation) atau 3anin umbuh Lambat
Dia#n"sis
/iagnosis hipotermi ditegakkan dengan pengukuran suhu baik suhu tubuh atau kulit
bayi.#engukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah satu petunjuk penting untuk
deteksi a4al adanya suatu penyakit dan pengukurannya dapat dilakukan melalui aksila
rektal atau kulit.
(Kosim 200;% F-)
Penataa!sanaan
Lepaskan baju yang dingin atau basah jika ada.
6anti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat memakai topi
dan selimuti dengan selimut hangat.
Bila ada ibu? pengganti ibu anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan
kontak kulit dengan kulit atau pera4atan bayi lekat (#:K% #era4atan :etode
Kanguru).
Beri bayi baju hangat dan topi dan tutupi dengan selimut hanga
angatkan kembali bayi dengan rnenggunakan alat peman!ar panas gunakan
inkubator dan ruangan hangat bila perlu
#eriksa suhu alat penghangatdan suhu ruangan beri "$9 peras dengan
mengunakan salah satu alternatif !ara pemberian minum dan sesuaikan pengatur
suhu
"njurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusuberikan "$9 peras menggunakan salah satu alternatif !ara pemberian minum.
:intalah ibu untuk mengamati tanda kega4atan (misalnya gangguan napas
kejang tidak sadar) dan segera men!ari pertolongan bila terjadi hal tersebut.
#eriksa kadar glukosa darah bila & -5 mg?dL (2C mmol?L) tangani
hipoglikemia.
>ilai tanda kega4atan misalnya gangguan napas bila ada tangani gangguan
napasnya.
34
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
35/73
#eriksa suhu tubuh bayi setiap jam bila suhu naik minimal 05Q
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
36/73
E. IKTERUS NE3NAT3RU+
Definisi
9kterus adalah menguningnya sklera kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg?dl dalam 2- jam
yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar sistem biliari atau sistem
hematologi. 9kterus dapat terjadi baik karena peningkatan bilirubin indirek (un!onjugated)
dan direk (!onjugated).
I!ters 'isi""#is
/alam keadaan normal kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat adalah sebesar
',* mg?dl dan akan meningkat dengan ke!epatan kurang dari 5 mg?dl?2- jamI dengan
demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2,* biasanya men!apai pun!aknya antara hari ke
2,- dengan kadar 5,C mg?dl untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2
mg?dl antara lain ke 5,+ kehidupan. 9kterus akibat perubahan ini dinamakan ikterus
fisiologisH dan diduga sebagai akibat han!urnya sel darah merah janin yang disertai
pembatasan sementara pada konjugasi dan ekskresi bilirubin oleh hati.
/iantara bayi,bayi prematur kenaikan bilirubin serum !enderung sama atau sedikit
lebih lambat daripada pada bayi aterm tetapi berlangsung lebih lama pada umumnya
mengakibatkan kadar yang lebih tinggi pun!aknya di!apai antara hari ke -,+ pola yang akan
diperlihatkan bergantung pada 4aktu yang diperlukan oleh bayi preterm men!apai
pematangan mekanisme metabolisme ekskresi bilirubin. Kadar pun!ak sebesar ;,'2 mg?dl
tidak di!apai sebelum hari ke 5,+ dan kadang,kadang ikterus ditemukan setelah hari ke,'0.
/iagnosis ikterus fisiologik pada bayi aterm atau preterm dapat ditegakkan dengan
menyingkirkan penyebab ikterus berdasarkan anamnesis dan penemuan klinik dan
laboratorium.
kterus "isiologis memiliki karakteristik sebagai berikut#
imbul pada hari kedua P ketiga
erjadi selama -,5 hari pada bayi normal dan + hari pada bayi prematur
36
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
37/73
Kadar bilirubin indirek setelah 2 J 2- jam tidak mele4ati '5 mg D pada neonatus
!ukup bulan dan '0 mg D per hari pada kurang bulan
Ke!epatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg D perhari
Kadar bilirubin direk kurang dari ' mg D
9kterus hilang pada '0 hari pertama
idak terdeteksi se!ara klinis setelah '- hari. "tau dengan kata lain tidak ditemukan
dasar patologis
I!ters Pat""#is
9kterus patologis mungkin merupakan petunjuk penting untuk diagnosis a4al dari
banyak penyakit neonatus. 9kterus patologis dalam 2- jam pertama kehidupan biasanya
disebabkan oleh kelebihan produksi bilirubin karena klirens bilirubin yang lambat jarang
menyebabkan peningkatan konsentrasi diatas '0 mg?dl pada umur ini. 3adi ikterus
neonatorum dini biasanya disebabkan oleh penyakit hemolitik.
Ada bebera$a keadaan ikterus yang %enderung men&adi $atologik#
'. 9kterus klinis terjadi pada 2- jam pertama kehidupan
2. #eningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg?dL atau lebih setiap 2- jam
*. 9kterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah defisiensi 6C#/ atausepsis)
-. 9kterus yang disertai oleh%
o Berat lahir &2000 gram
o :asa gestasi *C minggu
o "sfiksia hipoksia sindrom ga4at napas pada neonates ($6>>)
o 9nfeksi
o rauma lahir pada kepala
o ipoglikemia hiperkarbia
o iperosmolaritas darah
5. 9kterus klinis yang menetap setelah bayi berusia ; hari (pada >
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
38/73
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
39/73
fosfat glukoronide transferase (/#6 % ) yang mengkatalisasi pembentukan bilirubin
monoglukoronide.
$intesis dan ekskresi diglokoronode terjadi di membran kanilikulus. 9somer bilirubin
yang dapat membentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin natural 9T dapat diekskresikan
langsung kedalam empedu tanpa konjugasi. :isalnya isomer yang terjadi sesudah terapi sinar
(isomer foto).
-. 7kskresi
$esudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan di
ekskresi dengan !epat ke sistem empedu kemudian ke usus. /alam usus bilirubin direk ini
tidak diabsorpsiI sebagian ke!il bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan
direabsorpsi. $iklus ini disebut siklus enterohepatis. #ada neonatus karena akti8itas en1im B
glukoronidase yang meningkat bilirubin direk banyak yang tidak dirubah menjadi urobilin.
3umlah bilirubin yang terhidrolisa menjadi bilirubin indirek meningkat dan tereabsorpsi
sehingga siklus enterohepatis pun meningkat.
5. :etabolisme bilirubin pada janin dan neonates
#roduksi bilirubin pada fetus dan neonatus diduga sama besarnya tetapi kesanggupan
hepar mengambil bilirubin dari sirkulasi sangat terbatas. /emikian pula kesanggupannya
untuk mengkonjugasi. /engan demikian hampir semua bilirubin pada janin dalam bentuk
bilirubin indirek dan mudah melalui plasenta ke sirkulasi ibu dan diekskresi oleh hepar
ibunya. /alam keadaan fisiologis tanpa gejala pada hampir semua neonatus dapat terjadi
akumulasi bilirubin indirek sampai 2 mgD. al ini menunjukkan bah4a ketidakmampuan
fetus mengolah bilirubin berlanjut pada masa neonatus. #ada masa janin hal ini diselesaikan
oleh hepar ibunya tetapi pada masa neonatus hal ini berakibat penumpukan bilirubin dan
disertai gejala ikterus. #ada bayi baru lahir karena fungsi hepar belum matang atau bilaterdapat gangguan dalam fungsi hepar akibat hipoksia asidosis atau bila terdapat kekurangan
en1im glukoronil transferase atau kekurangan glukosa kadar bilirubin indirek dalam darah
dapat meninggi. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar
albumin dalam serum. #ada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya rendah sehingga
dapat dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang bebas itu dapat meningkat dan sangat
berbahaya karena bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melekat pada sel otak. 9nilah
yang menjadi dasar pen!egahan Ukerni!terusV dengan pemberian albumin atau plasma. Bila
39
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
40/73
kadar bilirubin indirek men!apai 20 mgD pada umumnya kapasitas maksimal pengikatan
bilirubin oleh neonatus yang mempunyai kadar albumin normal telah ter!apai.
Eti""#i
#enyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan
oleh beberapa faktor. $e!ara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi %
'. #roduksi yang berlebihanal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis
yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh "B0 golongan darah lain defisiensi en1im
6,C,#/ piru8at kinase perdarahan tertutup dan sepsis.
2. 6angguan dalam proses uptakeH dan konjugasi hepar
6angguan ini dapat disebabkan oleh bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis
hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya en1im glukoronil transferase (sindrom !riggler,
>ajjar). #enyebab lain yaitu defisiensi protein. #rotein A dalam hepar yang berperan penting
dalam uptakeH bilirubin ke sel hepar.
*. 6angguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. 9katan
bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat sulfafura1ole.
/efisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas
dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
-. 6angguan dalam ekskresi40
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
41/73
6angguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar. Kelainan
diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan ba4aan. @bstruksi dalam hepar biasanya
akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
9kterus yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu. /iperkirakan ' dari setiap
200 bayi aterm yang menyusu memperlihatkan peningkatan bilirubin tak terkonjugasi yang
!ukup berarti antara hari ke -,+ kehidupan men!apai konsentrasi maksimal sebesar '0,2+
mg?dl selama minggu ke *. 3ika mereka terus disusui hiperbilirubinemia se!ara berangsur,
angsur akan menurun dan kemudian akan menetap selama *,'0 minggu dengan kadar yang
lebih rendah. 3ika mereka dihentikan menyusu kadar bilirubin serum akan menurun dengan
!epat biasanya kadar normal di!apai dalam beberapa hari. #enghentian menyusu selama 2,-
hari bilirubin serum akan menurun dengan !epat setelah itu mereka dapat menyusu kembali
tanpa disertai timbulnya kembali hiperbilirubinemia dengan kadar tinggi seperti sebelumnya.
Bayi ini tidak memperlihatkan tanda kesakitan lain dan kernikterus tidak pernah dilaporkan.
$usu yang berasal dari beberapa ibu mengandung 5 ,diol dan asam lemak rantai panjang
2,pregnan,* tak,teresterifikasi yang se!ara kompetitif menghambat akti8itas konjugasi
glukoronil transferase pada kira,kira +0D bayi yang disusuinya. #ada ibu lainnya susu yang
mereka hasilkan mengandung lipase yang mungkin bertanggung ja4ab atas terjadinya
ikterus. $indroma ini harus dibedakan dari hubungan yang sering diakui tetapi kurang
didokumentasikan antara hiperbilirubinemia tak,terkonjugasi yang diperberat yang terdapat
dalam minggu pertama kehidupan dan menyusu pada ibu.
Pat"fisi""#i
#eningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian
yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel heparyang terlalu berlebihan. al ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghan!uran
eritrosit polisitemia memendeknya umur eritrosit janin?bayi meningkatnya bilirubin dari
sumber lain atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik.
6angguan ambilan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar
bilirubin tubuh. al ini dapat terjadi apabila kadar protein A berkurang atau pada keadaan
proten A dan protein terikat oleh anion lain misalnya pada bayi dengan asidosis atau
dengan anoksia?hipoksia. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin
41
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
42/73
adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar (defisiensi en1im glukoranil transferase)
atau bayi yang menderita gangguan ekskresi misalnya penderita hepatitis neonatal atau
sumbatan saluran empedu intra?ekstra hepatik.
#ada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh.
oksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air
tapi mudah larut dalam lemak. $ifat ini memungkinkan terjadinya efek patologik pada sel
otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sa4ar darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak
ini disebut kernikterus atau ensefalopati biliaris. #ada umumnya dianggap bah4a kelainan
pada susunan saraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih
dari 20 mg?dl. :udah tidaknya bilirubin melalui sa4ar darah otak ternyata tidak hanya
tergantung dari tingginya kadar bilirubin tetapi tergantung pula pada keadaan neonatus
sendiri. Bilirubin indirek akan mudah melalui sa4ar daerah otak apabila pada bayi terdapat
keadaan imaturitas berat lahir rendah hipoksia hiperkarbia hipoglikemia dan kelainan
susunan saraf pusat yang terjadi karena trauma atau infeksi.
+anifestasi Kinis
6ejala utamanya adalah kuning di kulit konjungti8a dan mukosa. /isamping itudapat pula disertai dengan gejala,gejala%
'. /ehidrasi
, "supan kalori tidak adekuat (misalnya% kurang minum muntah,muntah)
2. #u!at
, $ering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidak!o!okan golongan darah
"B@ rhesus defisiensi 6C#/) atau kehilangan darah ekstra8askular.
*. rauma lahir
, Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan tertutup lainnya.
-. #letorik (penumpukan darah)
, #olisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat bayi
K:K
5. Letargik dan gejala sepsis lainnya
C. #etekiae (bintik merah di kulit)
, $ering dikaitkan dengan infeksi !ongenital sepsis atau eritroblastosis
42
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
43/73
+. :ikrosefali (ukuran kepala lebih ke!il dari normal)
, $ering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital penyakit hati
;. epatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
F. @mfalitis (peradangan umbilikus)
'0. ipotiroidisme (defisiensi akti8itas tiroid)
''. :assa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)
'2. eses dempul disertai urin 4arna !oklat
Penentan !adar /iir/in se-ara n"na/ /isa dia!!an den#an -ara Kramer
sesai #am/ar dan ta/e /eri!t
6ambar #embagian ikterus menurut Kramer-
Ta/e H/n#an !adar /iir/in (m#7dL) den#an daerah i!ters menrt Kramer
43
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
44/73
/aerah
ikterus
#enjelasan Kadar bilirubin (mg?dL)
#rematur "term
'
2
*
-
5
Kepala dan leher
/ada sampai pusat
#usat bagian ba4ah sampai lutut
Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu sampai
pergelangan tangan
Kaki dan tangan termasuk telapak kaki dan
telapak tangan
- P ;
5 P '2
+ P '5
F P ';
'0
- P ;
5 P '2
; P 'C
'' P ';
'5
Dia#n"sis
Anamnesis
"namnesis ikterus pada ri4ayat obstetri sebelumnya sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi. ermasuk dalam hal ini anamnesismengenai ri4ayat inkompatabilitas darah ri4ayat transfusi tukar atau terapi sinar pada bayi
sebelumnya. /isamping itu faktor risiko kehamilan dan persalinan juga berperan dalam
diagnosis dini ikterus?hiperbilirubinemia pada bayi. aktor risiko tersebut antara lain adalah
kehamilan dengan komplikasi persalinan dengan tindakan?komplikasi obat yang diberikan
pada ibu selama hamil?persalinan kehamilan dengan diabetes melitus ga4at janin malnutrisi
intrauterin infeksi intranatal dan lain,lain.
Pemeriksaan Fisik
#emeriksaan dilakukan dengan pen!ahayaan yang !ukup (di siang hari dengan !ahaya
matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pen!ahayaan buatan dan
bisa tidak terlihat pada pen!ahayaan yang kurang. ekan kulit bayi dengan lembut dengan
jari untuk mengetahui 4arna di ba4ah kulit dan jaringan subkutan.entukan keparahan
ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning.
Ta/e Kasifi!asi I!ters
44
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
45/73
anya dan Lihat anda ? 6ejala Klasifikasi
:ulai kapan ikterusW
/aerah mana yang ikterusW
Bayinya kurang bulanW
Sarna tinjaW
9kterus segera setelah lahir
9kterus pada 2 hari pertama
9kterus pada usia '- hari
9kterus lutut? siku? lebih
Bayi kurang bulan
inja pu!at
9kterus patologis
9kterus usia *,'* hari
anda patologis (,)
9kterus fisiologis
(/ikutip dari /epkes R9. Klasifikasi 9kterus isiologis dan 9kterus #atologis. /alam % Buku
Bagan :B: (:anajemen erpadu Bayi :uda $akit). :etode epat 6una untuk
#aramedis Bidan dan /okter. /epkes R9 200')
Pende!atan +enent!an Kemn#!inan Pen0e/a/
:enetapkan penyebab ikterus tidak selamanya mudah dan membutuhkan
pemeriksaan yang banyak dan mahal sehingga dibutuhkan suatu pendekatan khusus untuk
dapat memperkirakan penyebabnya. #endekatan yang dapat memenuhi kebutuhan itu yaitu
menggunakan saat timbulnya ikterus seperti yang dikemukakan oleh arper dan Aoon 'F+-
yaitu %
a. kterus yang timbul $ada 2' &am $ertama
#enyebab ikterus yang terjadi pada 2- jam pertama menurut besarnya kemungkinan
dapat disusun sebagai berikut %
, 9nkompatibilitas darah Rh "B@ atau golongan lain.
, 9nfeksi intrauterin (oleh 8irus toksoplasma lues dan kadang,kadang bakteri).
45
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
46/73
, Kadang,kadang oleh defisiensi 6,C,#/.
Pemeriksaan yang perlu diperhatikan yaitu :
, Kadar bilirubin serum berkala
, /arah tepi lengkap
, 6olongan darah ibu dan bayi
, ji !oombs
, #emeriksaan penyaring defisiensi en1im 6,C,#/ biakan darah atau biopsi hepar bila
perlu.
,
b. kterus yang timbul 2'( )2 &am sesudah lahir
, Biasanya ikterus fisiologis
, :asih ada kemungkinan inkompatibilitas darah "B@ atau Rh atau golongan lain. al
ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin !epat misalnya melebihi 5 mg
D?2- jam.
, /efisiensi en1im 6,C,#/ juga mungkin
, #olisitemia
, emolisis perdarahan tertutup (perdarahan subaponeurosis perdarahan hepar
subkapsuler dan lain,lain)., ipoksia.
, $ferositosis eliptositosis dan lain,lain.
, /ehidrasi asidosis.
, /efisiensi en1im eritrosit lainnya.
#emeriksaan yang perlu dilakukan adalah bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus
tidak !epat dapat dilakukan pemeriksaan daerah tepi pemeriksaan kadar bilirubin berkala
pemeriksaan penyaring en1im 6,C,#/ dan pemeriksaan lainnya bila perlu.
%. kterus yang timbul sesudah )2 &am $ertama sam$ai akhir minggu $ertama
, Biasanya karena infeksi (sepsis).
, /ehidrasi asidosis.
, /ifisiensi en1im 6,C,#/.
, #engaruh obat.
, $indrom ajjar.
46
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
47/73
, $indrom 6ilbert.
d. kterus yang timbul $ada akhir minggu $ertama dan selan&utnya
, Biasanya karena obstruksi.
, ipotiroidisme.
, breast milk jaundi!eH
, 9nfeksi.
, >eonatal hepatitis.
, 6alaktosemia.
, Lain,lain.
Penataa!sanaan
a. Mengatasi hi$erbilirubinemia *+armakologi,
:emper!epat proses konjugasi misalnya dengan pemberian fenobarbital. @bat
ini bekerja sebagai Uen1yme indu!erV sehingga konjugasi dapat diper!epat. #engobatan
dengan !ara ini tidak begitu efektif dan membutuhkan 4aktu -; jam baru terjadi
penurunan bilirubin yang berarti. :ungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu kira,
kira 2 hari sebelum melahirkan.
:emberikan substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi.
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
48/73
matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar
bilirubin pada bayi P bayi prematur lainnya.
$inar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler,kapiler
superfisial dan ruang,ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat
diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati. :aisels seorang peneliti
bilirubin menyatakan bah4a fototerapi merupakan obat perkutan.* Bila fototerapi
menyinari kulit akan memberikan foton,foton diskrit energi sama halnya seperti
molekul,molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan !ara yang sama dengan
molekul obat yang terikat pada reseptor.
:olekul,molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi
fotokimia yang relatif !epat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah
bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin. Bentuk bilirubin -
'5 akan berubah menjadi bentuk -'57 yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa
diekskresikan. 9somer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli
lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi
atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya. Bentuk isomer ini
mengandung 20D dari jumlah bilirubin serum. 7liminasi melalui urin dan saluran !erna
sama,sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. Reaksi fototerapi menghasilkan
suatu fotooksidasi melalui proses yang !epat. ototerapi juga menghasilkan lumirubin
dimana lumirubin ini mengandung 2D sampai CD dari total bilirubin serum. Lumirubin
diekskresikan melalui empedu dan urin.Lumirubin bersifat larut dalam air.
+e!anisme f"t"tera$i.
48
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
49/73
#enelitian $ari!i mendapatkan '05D neonatus !ukup bulan dan 255D neonatus kurang
bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi.
ototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur
pada neonatus !ukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan
sesuai dengan rekomendasiAmerican Academy of Pediatrics (""#). (5)
Sinar '"t"tera$i
$inar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan
suatu gelombang elektromagnetik. $ifat gelombang elektromagnetik ber8ariasi menurut
frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik.
$pektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan
ungu. :asing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda.
#anjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin
adalah sinar biru dengan panjang gelombang -25,-+5 nm.$inar biru lebih baik dalam
menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru,hijau sinar putih dan sinar
hijau. 9ntensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat
49
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
50/73
permukaan tubuh yang terpapar. 9ntensitas yang diberikan menentukan efektifitas
fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin !epat penurunan kadar bilirubin
serum.9ntensitas sinar yang ditentukan sebagai S?!m2?nm.
9ntensitas sinar yang diberikan menentukan efekti8itas dari fototerapi. 9ntensitas
sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi.2;*C 9ntensitas
sinar *0 XS?!m2?nm !ukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk
intensif fototerapi. 9ntensitas sinar yang diharapkan adalah '0 P -0 XS?!m2?nm.
9ntensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah *0 P 50 XS?!m2?nm. $emakin
tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya.
aktor,faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis
sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas
permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar.
Ta/e Re!"mendasi AAP $enan#anan hi$er/iir/inemia $ada ne"nats sehat
dan -!$ /an
sia ( jam ) #ertimbangan
terapi sinar
erapi sinar ransfusi
tukar
ransfusi tukar
dan terapi sinar
25,-; '2mg?dl '5 mg?dl 20 mg?dl 25 mg?dl
-F,+2 '5mg?dl '; mg?dl 25mg?dl *0 mg?dl
+2 '+ mg?dl 20mg?dl 25mg?dl *0mg?dl
Ta/e 1 Tataa!sana hi$er/iir/inemia $ada Ne"nats Kran# Ban Sehat dan
Sa!it ( 89 min## )
>eontaus kurang bulan
sehat %Kadar otal Bilirubin
>eontaus kurang bulan
sakit %Kadar otal Bilirubin
50
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
51/73
$erum (mg?dl) $erum (mg?dl)
Berat erapi sinar ransfusi
tukar
erapi sinar ransfusi
tukar
ingga '000 g 5,+ '0 -,C ;,'0
'00','500 g +,'0 '0,'5 C,; '0,'2
'50',2000 g '0 '+ ;,'0 '5
2000 g '0,'2 '; '0 '+
Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar
bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive aundice!
K"m$i!asi tera$i sinar
'. #eningkatan insensible 4ater lossH pada bayi
2. rekuensi defekasi yang meningkat
*. imbulnya kelainan kulit yang sering disebut flea bite rashH di daerah muka
badan dan ekstremitas.
-. 6angguan retina
5. 6angguan pertumbuhan
C. Kenaikan suhu
+. Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang,
kadang ditemukan pada penderita. Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan
menghilang dengan sendirinya.
$ampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi.
Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat
penggunaannya. :engingat hal ini adalah 4ajar bila terapi sinar mempunyai tempat
tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
+"nit"rin#
51
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
52/73
'. Bilirubin dapat menghilang dengan !epat dengan terapi sinar. Sarna kulit tidak
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin serum
selama bayi mendapat terapi sinar dan selama 2- jam setelah dihentikan.
2. #ulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan bayi minum dengan
baik atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan pera4atan di
R$.
#ada pasien ini kadar bilirubin serum setelah fototerapi ditentukan dengan pemeriksaan
lab karena pasien belum melebihi 2- jam setelah terapi sinar. #asien juga dipulangkan pada
hari ke,- :R$ karena kadar bilirubin yang telah di ba4ah nilai untuk ditentukan sebagai
keadaan hiperbilirubinemia (&'2 mg?dL untuk neonatus !ukup bulan).
%. !ran+usi tukar
ransfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah ke!il darah yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan
berulang,ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (riel 'F;2).
#ada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan men!egah terjadinya ensefalopati
bilirubin dengan !ara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. #ada bayi denganisoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan
antibodi maternal dari sirkulasi bayi. $ehingga men!egah hemolisis lebih lanjut dan
memperbaiki anemia.
Indi!asi
, #ada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek 20 mgD
, Kenaikan kadar bilirubin indirek yang !epat yaitu 0*,' mgD?jam.
, "nemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.
, Bayi dengan kadar hemoglobin talipusat & '- mgD dan uji
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
53/73
Ta/e1 Indi!asi Transfsi T!ar Berdasar!an Kadar Biir/in Serm
Usia Ba0i 2!$ BanSehat
Den#an 'a!t"r Risi!"
ari mg?dL mg?/l
ari ke,' '5 '*
ari ke,2 25 '5
ari ke,* *0 20
ari ke,- dan
seterusnya
*0 20
Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk
se!ara !epat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah men!apai kadar di atas
sertakan !ontoh darah ibu dan bayi.
Ta/e 1 Indi!asi Transfsi T!ar Pada Ba0i Berat Badan Lahir Rendah
Berat /adan (#ram)KadKadar Biir/in
(m#7dL)
& &'000 '0,'2
'000,'500 '2,'5
'500,2000 '5,';
2000,2500 ';,20
53
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
54/73
Transfsi t!ar hars dihenti!an a$a/ia ter*adi1
7mboli (emboli bekuan darah) trombosis
iperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia
6angguan pembekuan karena pemakaian heparin
#erforasi pembuluh darah
K"m$i!asi tranfsi t!ar
'. ipokalsemia dan hipomagnesia
2. ipoglikemia
*. 6angguan keseimbangan asam basa
-. iperkalemia
5. 6angguan kardio8askular.
#erforasi pembuluh darah
7mboli
9nfark
"ritmia
=olume o8erload
"rrest
C. #endarahan
rombositopenia /efisiensi fa!tor pembekuan.
+. 9nfeksi
;. emolisis
F. 6raft,8ersus host disease
'0. Lain,lain % hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis
nekrotikans.
Pr"#n"sis
54
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
55/73
iperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melalui sa4ar darah otak. #ada keadaan ini penderita mungkin menderita kernikterus atau
ensefalopati biliaris (ensefalopati hiperbilirubinemia). 6ejala ensefalopati biliaris ini dapat
segera terlihat pada masa neonatus atau baru tampak setelah beberapa lama kemudian. #ada
masa neonatus gejala mungkin sangat ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum
latergi dan hipotonia. $elanjutnya bayi mungkin kejang spastik dan ditemukan epistotonus.
#ada stadium lanjut mungkin didapatkan adanya atetosis disertai gangguan pendengaran dan
retardasi mental di hari kemudian. /engan memperhatikan hal di atas maka sebaiknya pada
semua penderita hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala baik dalam hal
pertumbuhan fisis dan motorik ataupun perkembangan mental serta ketajaman
pendengarannya.
BAB III
PE+BAHASAN KASUS
.% Stats Ba0i Bar Lahir
Identitas
>ama % By. >
3enis Kelamin % #erempuan
>ama "yah % n. L (*5 tahun)
>ama 9bu % >y. > (2+ tahun)"lamat % /sn Legundi R '0?* Bantaran
55
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
56/73
anggal :asuk % *0,F,20'* pukul 0C.*0 S9B
anggal keluar % '0,'0,20'*
Data I/
sia Kehamilan % *; minggu
"nte >atal
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
57/73
Data Ba0i
$ubyektif % ,
@byektif
Lahir % gl % *0 $eptember 20'* 3am % 0C.*0 Bayi Kedua
Resusitasi % Aa I 3am mulai % 0C.*' I 3am selesai % 0C.*5
$kor "#6"R % *,C,+
Berat Badan % 2'00 gram (BBLR)
#anjang Badan % -; !m
Lingkar Kepala % *2 !m (>ormal)
sia Kehamilan % *+- minggu (K:K)
Keadaan umum % Lemah
anda 8ital % R '50 J?menit RR C2 J?menit suhu *5-
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
58/73
6/" % -'0 mgD
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
59/73
La/ 16/" 5-mgD
A >eonatus aterm?BBLR?6emeli 99?"sfiksia berat?Resiko infeksi
P 9nf /'0D 2*0!!?2-jam (69R +.C) "$9?#"$9 -J5!!
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
60/73
A >eonatus aterm?BBLR?6emeli 99?Resiko infeksi?9kterus >eonatorum
P 9nf /'0 '?5>$ 2'0!!?2-jam (69R C.F) Benutrion =7 ;5!!?2-jam
$
3 K lemah tangis kuat gerak sedikit aktif BB % 2050 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
61/73
Bil otal '05+ mg?dl
Bil /ire!t *5* mg?dl
A >eonatus aterm?BBLR?6emeli 99?Resiko infeksi?9kterus >eonatorum
P 9nf /'0 '?5>$ 200!!?2-jam (69R C.C) Benutrion =7 ;5!!?2-jam
eonatus aterm?BBLR?6emeli 99?Resiko infeksi?9kterus >eonatorum
P 9nf /'0 '?5>$ '+0!!?2-jam Benutrion stop
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
62/73
'2J'5!! ermoregulasi.
Konsul dr.7ndah$p" tentang hasil Bil ?/ dianjurkan ototerapi.
5 @kt 20'* mur % < hari (sedan# f"t"tera$i)
S $pin '2J'5,20!! retensi , muntah, B"KY B"BY infus /'0 '?5>$
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2050 gram
?R?RR?eonatus aterm?BBLR?6emeli 99?Resiko infeksi?9kterus >eonatorum
P 9nf /'0 '?5>$ ''0!!?2-jam
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
63/73
C @kt 20'* mur % 9 hari (sedan# f"t"tera$i)
S $pin '2J20!! retensi , muntah, B"KY B"BY infus /'0 '?5>$
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2050 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
64/73
+ @kt 20'* mur % = hari
S $pin '2J25!! retensi , muntah, B"KY B"BY infus /'0 '?5>$
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2'50 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
65/73
; @kt 20'* mur % > hari
S $pin '2J*0!! retensi , muntah, B"KY B"BY infus off
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2'50 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
66/73
A >eonatus aterm?BBLR?6emeli 99
P 6 lepas "$9?#"$9 '2J*0!! Ra4at infant.
F @kt 20'* mur % %4 hari
S $pin '2J*0!! muntah, B"KY B"BY
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2'50 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
67/73
'0 @kt 20'* mur % %% hari
S $pin '2J*5!! muntah, B"KY B"BY
3 K lemah tangis kuat gerak aktif BB % 2'50 gram
?R?RR?
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
68/73
.& Anaisis Kass
/iagnosis >eonatus aterm ? BBLR ? 6emeli ? "sfiksia berat ? Resiko 9nfeksi ?
ipotermi ditegakkan berdasark ananamnesis pemeriksaan fisik pada pasien ini. #enegakan
diagnosis pada pasien ini yaitu >eonatus aterm karena pada pemeriksaan skor Ballard
hasilnya adalah *- yang berarti usia kehamilannya adalah *+- minggu. #ada saat baru lahir
BB bayi ini adalah 2'00 gram maka dapat ditegakkan diagnosis Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). /iagnosis 6emeli ditegakkan karena pada saat persalinan terdapat dua neonatus.
/iagnosis "sfiksia berat ditegakkan karena pada saat baru lahir bayi ini tidak dapat bernafas
se!ara spontan dan kemudian dinilai skor "#6"R dengan hasil *,C,+ ini menyatakan bayi
tersebut mengalami asfiksia berat. #ada saat kelahiran air ketuban ibu ber4arna kuning keruh
sehingga bayi ini didiagnosis dengan resiko infeksi. #ada hari ke * bayi ini menggalami
kekuningan pada 4ajahnya sehingga didiagnosis dengan ikterus neonatorum. al ini sesuai
dengan litelatur yang mengatakan bah4a diganosa diatas dapat diegakkan dengan
pemeriksaan fsik yang tepat dan !ermat.
#enanganan pada bayi ini harus dilakukan se!ara adekuat. Bayi lahir !ukup bulan air
ketuban tidak ber4arna jernih tidak menangis tonus otot tidak baik menurut pedoman
segera melakukan 9K"# (hangatkan isap lendir keringkan atur posisi kepala penilaian).
#ada bayi ini sudah dilakukan sesuai pedoman diatas. $aat penilaian *0 detik pernafasan
bayi megap,megap frekuensi jantung &'00 J?menit 4arna kulit sianosis kemudian dilakukan
tindakan pemberian tambahan oksigen dan 8entilasi tekanan positif. $etelah pemberian =#
dan @2 dilakukan penilaian kembali hasilnya skor "#6"R menit ' adalah * kemudian
dilakukan =# dan @2. $etelah 5 menit dinilai kembali hasilnya skor "#6"R adalah C
kemudian dilakukan =# dan @2 kembali. #ada menit ke '0 hasil penilaian skor "#6"R
adalah + maka =# diberhentikan dan hanya diberi @2. Bayi kemudian diba4a ke ruang
intensif pera4atan bayi disini melakukan prosedur pera4atan bayi seperti menimbang
mengukur menghangatkan karena bayi ini mengalami asfiksia sehingga harus puasa dan
diberikan !airan parenteral sesuai kebutuhan. Bayi ini juga mengalami hipotermi (suhu bayi
*5-) segera dilakukan termoregulasi dengan menghangatkan bayi dan mengusulkan
penge!ekan gula darah a!ak untuk mengetahui terjadinya hipoglikemia. Kemudian diberi
injeksi 8it K tetes mata tetrasiklin 8aksinasi hepatitis B segera setelah lahir. #ada bayi ini
mempunyai resiko terhadap infeksi karena pada saat kelahiran bayi ini air ketubannya
ber4arna kuning keruh sehingga perlu diberikan antibiotik dan segera diperiksa /arah
68
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
69/73
Lengkap dan
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
70/73
BAB I@
KESI+PULAN
Bayi > baru lahir datang dengan kembar berat 2'00 gram tidak dapat bernafas
se!ara spontan setelah lahir dan air ketuban ber4arna kuning keruh serta suhu *5-
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
71/73
"1is "bdul L. 200C. #edoman /iagnosis dan erapi Bagian?$: Kesehatan "nak edisi 999.
$urabaya% R$ /okter $utomo.
Bi!kley Lynn $. 200F. Bates Buku "jar #emeriksaan isik Ri4ayat Kesehatan. 3akarta%
76eonatal 7mergensi Komprehensif (#@>7K).
/epartemen Kesehatan.
$uraatmaja $. #edoman /iagnosis dan erapi 9lmu Kesehatan "nak. /enpasar% R$#
$anglah.
DISKUSI
71
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
72/73
%. Ba#aimana -ara men-e#ah hi$er/iir/inemia
a! Pencegahanprimer
:enganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit ;,'2 kali per hariuntuk beberapa hari pertama.
idak memberikan !airan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi
yang mendapat "$9 dan tidak mengalami dehidrasi.
b! Pencegahan sekunder
$emua 4anita hamil harus diperiksa golongan darah "B@ dan rhesus serta
penyaringan serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa.
3ika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaanantibodi direk (tes !oombs) golongan darah dan tipe Rh darah tali pusat bayi.
3ika golongan darah ibu @ Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tes
golongan darah dan tes !oombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu
tidak diperlukan jikan dilakukan penga4asan penilaian terhadap resiko sebelum
keluar R$ dan tindak lanjut yang memadai.
arus memastikan bah4a semua bayi se!ara rutin dimonitor terhadap timbulnya
ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilaisaat memeriksa tanda 8ital bayi tetapi tidak kurang dari setiap ;,'2 jam.
&. Ba#aimana tanda !e-!$an $em/erian ASI $ada BBLR C
a. B"K minimal C kali?2- jam
b. Bayi tidur lelap setelah pemberian "$9
!. BB naik pada + hari pertama sebanyak 20 gram?hari
d.
-
8/13/2019 Lapsus Neonatus
73/73
yang disertai ketegangan otot. /apat ditemukan ketulian pada nada tinggi gangguan
bi!ara dan retardasi mental.
/iagnosa % bilirubin 20mg?dl dan terdapat penyakit hemolitik berat.
:. Pada !ass ini termas! i!ters 0an# manaC
ermasuk ikterus fisiologis karena pada kasus ini terjadinya ikterus pada usia
* hari.
;. +en#a$a $ada !ass ini dia!!an f"t"tera$iC
$esuai dengan pedoman bah4a bayi berat lahir rendah (2'00 gram) yang
mengalami ikterus bila kadar bilirubin '0mg?dl harus dilakukan fototerapi. #ada
kasus ini kadar bilirubin bayi ini adalah '2- mg?dl maka segera dilakukan fototerapi.
top related