laporan praktikum biologi perikanan
Post on 28-Jan-2016
376 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN,
REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun oleh :
Hasbi Ilmawan A 230110130059Dehan Ahmadi 230110130130Nabila Dwi Yasti 230110130143
Perikanan B / Kelompok 20
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini berjudul “Analisis Aspek Biologi
(Pertumbuhan, Reproduksi, dan Kebiasaan Makan) Ikan Mas (Cyprinus
Carpio)”. Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
laporan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan.
Penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah bekerjasama mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya. Untuk
itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini. Sebagai sebuah karya, laporan ini akan
terus berproses, tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak.
Demikian laporan praktikum ini disusun yang disesuaikan dengan format laporan
yang diberikan oleh asisten laboratorium.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
khususnya bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan dan umumnya
bagi semua pihak.
Jatinangor, Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISIBab Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................. v
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Tujuan Praktikum...................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) ..................................................... 3
2.1.1. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio).......................... 32.1.2. Habitat dan Distribusi Ikan Mas (Cyprinus carpio)........ 4
2.2. Hubungan Panjang Berat ......................................................... 42.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ........................................ 62.4. Indeks Kematangan Gonad (IKG)............................................ 82.5. Fekunditas ................................................................................ 92.6. Posisi Inti Telur ........................................................................ 112.7. Kebiasaan Makan ..................................................................... 12
III. METODELOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat ................................................................... 143.2. Alat dan Bahan.......................................................................... 14
3.2.1. Alat ................................................................................. 143.2.2. Bahan .............................................................................. 14
3.3. Prosedur Kerja........................................................................... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ......................................................................................... 174.2. Analisa Data dan Perhitungan .................................................. 304.3 Pembahasan................................................................................ 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 385.2. Saran ......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... viLAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
1. Parameter Tingkat Kematangan Gonad........................................... 7
2. Alat yang digunakan dalam praktikum ........................................... 14
3. Bahan yang digunakan dalam praktikum ........................................ 14
4. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok ......................... 17
5. Data Reproduksi Kelompok ............................................................ 17
6. Data Food and Feeding Habits Kelompok ...................................... 17
7. Data Angkatan Menentukan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin....... 18
8. Data Regresi Pertumbuhan Angkatan.............................................. 23
9. Data Reproduksi Angkatan.............................................................. 25
10. Food and Feeding Habits Angkatan................................................. 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................. 4
2. Grafik Regresi Hubungan Panjang Berat......................................... 30
3. Grafik Perbandingan Jumlah Ikan Jantan dan Ikan Betina.............. 31
4. Diagram Perbandingan Persentase Ikan Jantan dan Ikan Betina..... 31
5. Diagram Tingakat Kematangan Gonad Angkatan........................... 32
6. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Jantan dan Betina Angkatan... 32
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Halaman
1. Alat dan Bahan ................................................................................ 1
2. Dokumentasi Praktikum................................................................... 2
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang
dapat dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah Biologi ikan ditujukan
kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan,
tingkah laku, dan sebagainya. Usaha mengembangkan dan memajukan perikanan,
pengetahuan mengenai habitat, penyebaran dan aspek biologi dari ikan menjadi
dasar utama dalam usaha ini, dimana kematangan gonad sangat berhubungan
dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan fekunditas yang juga memegang
peranan penting dalam penentuan kelangsungan populasi dan dinamika
kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam menentukan nilai
faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Effendie 1997).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat.
Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara).
Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling
menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan
(Fujaya 1999). Pertumbuhan pada ikan juga dapat menduga sebaran tingkat
kematangan gonad ikan berdasarkan ukuran.
Tingkat kematangan gonad pada suatu jenis ikan selalu menjadi hal yang
sangat menarik untuk diamati. Perkembangan gonad ikan pada umumnya
berbanding lurus dengan pertambahan umur pada ikan. Perkembangan dalam
reproduksi, dihasilakan dari metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad.
Nikolsky (1969) menggunakan tanda utama untuk membedakan kematangan
gonad berdasarkan berat gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai
maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah
pemijahan. Percobaan kondisi gonad ini dapat dinyatakan dengan suatu indeks
kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad juga mempengaruhi fekunditas
ikan.
1
2
Menurut Effendie (2002) bahwa besarnya populasi ikan dalam suatu
perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini,
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah
dan kualitas makanan yang tersedia (food habits), mudahnya tersedia makanan,
lama masa pengambilan dan cara memakan ikan dalam populasi tersebut (feeding
habits). Kebiasan makan dan cara memakan ikan itu secara alami bergantung
kepada lingkungan tempat ikan itu hidup.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum biologi perikanan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pertumbuhan ikan baik panjang dan berat
2. Mengetahui hubungan panjang berat
3. Mengetahui tingkat kematangan gonad ikan
4. Mengetahui ciri-ciri ikan yang akan memijah dan setelah memijah
5. Mengetahui indeks kematangan gonad dari suatu spesies ikan
6. Mengetahui fekunditas ikan betina
7. Mengetahui food and feeding habits ikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang
bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ahli perikanan
Dr. A.L Buschkiel menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni
pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang
memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal
dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan karper yang
bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil (Ardiwinata 1981).
Secara morfologi, ikan mas memiliki ciri-ciri bentuk tubuh ikan mas agak
memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah
ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Dibagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Diujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan
di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung
berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal)
mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya
bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada
di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya
sebagian kecil tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid dengan warna yang sangat beragam
(Rochdianto 2005).
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas
Ikan mas dapat diklasifikasikan secara taksonomi (Susanto 2007) sebagai berikut:
Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : Actinopterygii
3
4
Ordo : CypriniformesFamili : CyprinidaeGenus : CyprinusSpesies : Cyprinus Carpio
Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)(Sumber : ediaswanto.wordpress.com)
2.1.2 Habitat dan Distribusi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28°C
dan akan mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah.
Pertumbuhan akan menurun dengan cepat di bawah suhu 13°C dan akan berhenti
makan apabila suhu berada di bawah 5 °C. Ikan mas merupakan ikan air tawar
yang memiliki sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu bergolak
dan senang bersembunyi di kedalaman. Ikan mas termasuk omnivora, biasanya
memakan plankton. Larva ikan mas memakan invertebrata air seperti rotifer,
copepoda dan kutu air. Kebiasaan makan ikan mas berubah-ubah dari hewan
pemakan plankton menjadi pemakan dasar. Ikan mas yang sedang tumbuh
memakan organisme bentik dan sedimen organik. Ikan mas jantan akan matang
gonad pada umur dua tahun dan ikan mas betina pada umur tiga tahun. Ikan mas
akan memijah pada suhu lingkungan berkisar antara 18-20°C (Ariaty 1991).
2.2 Hubungan Panjang Berat
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu
waktu, akibat terjadinya pembelahan sel secara mitosis yang disebabkan oleh
kelebihan jumlah input energi dan asam amino yang berasal dari makanan. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal umumnya faktor yang sukar untuk dikontrol, diantaranya adalah
5
keturunan, parasit, penyakit, sex,dan umur. Sedangkan faktor luar yang
utama mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan, namun
dari kedua faktor tersebut belum diketahui faktor mana yang memegang peranan
yang lebih besar. Faktor kimia perairan dalam keadaan ekstrim mempunyai
pengaruh hebat terhadap pertumbuhan, bahkan dapat menyebabkan fatal.
Diantaranya adalah oksigen, karbondioksida, hidrogen sulfida, keasaman dan
alkalinitas (Carlander 1969).
Berat dapat diangggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang
dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai
pangkat tiga dari panjangnya, tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya
tidak demikian karena bentuk dari panjang ikan berbeda-beda. Maka hubungan
tersebut tidak selamanya mengikuti hukum kubik tetapi dalam suatu bentuk rumus
yang umum (Lagler 1970) yaitu:
W = c x Ln
Keterangan : W = BeratL = Panjangc dan n = konstanta
Apabila rumus umum diatas trasnformasikan ke dalam logaritma maka akan
di dapatkan persamaan : Log W = Log c + n Log L, yaitu persamaan linear atau
persamaan garis lurus seperti di bawah harga n adalah harga pangkat yang harus
cocok dari panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Harga ekponen ini telah
diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2 - 4, namun dari kebanyakan harga n
tadi berkisar dari 2,4 - 3,5. Bilamana harga n = 3 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya. Pertambahan panjang ikan seimbang
dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian ialah pertumbuhan
isometrik. Sedangkan apabila n > atau n < dinamakan pertumbuhan allometrik.
Apabila harga n , dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus. Keadaan ikan
yang kurus dimana pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat.
Apabila angkanya lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok. Pertambahan
berat lebih cepat daripada perubahan panjangnya (Lagler 1970).
6
2.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tahap kematangan adalah perkembangan sel telur menjadi semakin besar,
berisi kuning telur dan akan diovulasikan pada ikan yang telah dewasa. Proses
pematangan gonad pada ikan yang telah dewasa dan induk sebenarnya terjadi
mulai dalam masa oosit muda dan bukan dari calon telur. Kematangan gonad dan
keberhasilan pemijahan berhubungan dengan ukuran dan umur ikan. Semakin
besar ukuran ikan, jumlah telurnya akan semakin banyak, ukuran telurnya juga
relatif lebih besar demikian pula kualitasnya semakin baik (Billard 1992).
Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu
terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam gonad. Umumnya pertambahan berat
gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan
sebesar 5-10%. Dari TKG ini dapat diketahui bilamana ikan itu akan memijah,
baru memijah, atau sudah selesai memijah. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu
pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya (Bagenal dan Braum
1968).
Secara alamiah ukuran dan berat tubuh ikan dapat digunakan sebagai tanda
utama untuk mengetahui kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad adalah
tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tiap-
tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama
ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Dalam bidang pembenihan
ikan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk
mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang
tidak (Effendi 2002).
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara yaitu cara
histologi yang dilakukan di laboratorium, yang kedua dengan cara pengamatan
morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Dari penelitian
secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan
mendetail. Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara
histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan oleh peneliti (Effendie
2002).
7
Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG dengan cara morfologi ialah
bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat
dilihat. Perkembangan ikan betina lebih banyak dilihat dari pada ikan jantan
karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah
dilihat dari pada sperma yang terdapat didalam testis (Effendie 2002).
Morfologi gonad dan corak warna digunakan untuk membedakan tingkat
kematangan. Hal tersebut bermanfaat untuk menentukan masa memijah secara
umum dan menentukan langkah lanjut untuk pengelolaannya. Akan tetapi
kelemahannya adalah gonad yang telah ditentukan dengan cara tersebut termasuk
tingkat kematangan tinggi (Lam 1983).
Faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan,
antara lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan
di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan
harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam
mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan (Effendie
2002).
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa
parameter, yang terlampir pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter Tingkat Kematangan GonadBETINA JANTAN
Bentuk ovarium Bentuk testesBesar Kecilnya Ovarium Besar Kecilnya testesPengisian ovarium dalam rongga tubuh Pengisian testes dalam rongga tubuhWarna ovarium Warna testesHalus tidaknya ovarium Keluar tidaknya cairan dari testesUkuran telur dalam ovarium.Kejelasan bentuk dan warna telur.Ukuran garis tengah telur
Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum 1968)
yaitu:
1. Dara : Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung.
Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-
abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
8
2. Dara Berkembang : Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya
setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu
dapat terlihat dengan kaca pembesar.
3. Perkembangan I : Testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna
kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira
setengah ruang ke bagian bawah, telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II : Testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada
sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna orange kemerah-
merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium
mengisi kira-kira dua per tiga ruang bawah.
5. Bunting : Organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih,
keluar testesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat,
beberapa dari padanya jernih dan masak.
6. Mijah : Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut.
Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat
telur di dalam ovarium.
7. Mijah/salin : Gonad belum kosong sama sekali tidak ada telur yang bulat
telur.
8. Salin : Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur
sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
9. Pulih salin : Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil
metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Fujaya 2002).
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif,
dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan
Gonad (IKG), yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat
gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100% (Herawati 2014).
9
Keterangan : IKG = Indeks kematangan gonadBg = Bobot gonadBt = Bobot tubuh
Perbandingan tersebut ialah “Index of maturity”, namun diantara banyak
peneliti menamakan indeks tadi ialah “Gonado Somatic Index”. Indeks ini
diterima oleh para peneliti reproduksi ikan sebagai salah satu pengukur aktifitas
gonad dan beberapa peneliti lainnya menamakan indeks yang sama dengan nama
“Raport Gonosomatique”.“Gonado Somatic Index” (GSI) = Wg/W X 100% akan
semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat akan
terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai GSI lebih besar dibandingkan dengan
ikan jantan. Nilai GSI ikan thread fin berkisar antara 1-25%. Ikan dengan GSI
19%, ada yang sanggup mengeluarkan telurnya. Indeks tersebut semakin
bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada
saat akan terjadi pemijahan. Adakalanya nilai GSI ini dihubungkan dengan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri
morfologi kematangan gonad. Dengan memperbandingkan hal demikian, akan
tampak hubungan antara perkembangan didalam dan diluar gonad ikan, nilai-nilai
morfologi yang dikuantitatifkan. Bergantung pada macam dan pola pemijahannya,
maka akan didapatkan nilai indeks yang sangat bervariasi pada setiap saat
(Johnson 1971).
Penghitungan indeks kematangan gonad selain menggunakan perbandingan
antara berat gonad dengan berat tubuh ikan, dapat juga dengan mengamati
perkembangan garis tengah telur yang dikandungnya hasil dari pengendapan
kuning telur selama proses vitellogenesis. Perkembangan gonad akan diikuti juga
dengan semakin membesarnya pula garis tengah telur yang dikandung
didalamnya. Sebaran garis tengah telur pada tiap tingkat kematangan gonad akan
mencerminkan pola pemijahan ikan tersebut (Johnson 1971).
2.5 Fekunditas
Fekunditas adalah semua telur yang akan dikeluarkan pada waktu
pemijahan. Fekunditas secara tidak langsung, dapat menaksir jumlah anak ikan
yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur
10
yang bersangkutan. Jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan
fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Fekunditas individu
akan sukar diterapkan untuk ikan-ikan yang mengadakan pemijahanm beberapa
kali dalam setahun, karena mengandung telur dari berbagai tingkat dan akan lebih
sulit lagi menentukan telur yang benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yang
akan datang. Fekunditas total ialah jumlah telur yang dihasilkan dalam ikan
selama hidup. Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang.
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil.
Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas
individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang
masih muda (Nikolsky 1963).
Bagi ikan-ikan tropik dan sub-tropik, definisi fekunditas yang paling cocok
mengingat kondisinya ialah jumlah telur yang dikeluarkan oleh ikan dalam rata-
rata masa hidupnya. Parameter ini sesuai dengan studi populasi dan dapat
ditentukan karena kematangan tiap-tiap ikan pada waktu pertama kalinya dapat
diketahui dan juga statistik kecepatan mortalitasnya dapat ditentukan dalam
pengelolaan perikanan yang baik. Dalam menghitung fekuinditas dikenal lima
metode (Bagenal dan Braum 1968), yaitu :
a. Metode Numerik, metode sensus dengan menghitung semua jumlah telur
yang ada pada gonad secara manual (satu per saru).
b. Metode Volumetrik, perhitungan sampel, caranya sebagai berikut :
Menghitung volume gonad secara keseluruhan (dapat dilakukan dengan
memasukannya pada gelas ukur berisi air, dan menghitung selisis volume awal air
saja dan volume akhir, yaitu air dan gonad). (V)
Membagi kedua gonad menjadi 3 bagian (anterior A, tengah T, dan
posterior, P). Menghitung volume ke-3 bagian gonad tersebut di setiap gonad
(terdapat 6 bagian). (seperti pada cara yang pertama). (v)
Menghitung telur pada 6 bagian telur tersebut secara manual. (x)
Menghitung fekuinditas dengan memasukannya pada rumus. (X)
v
xVX
.
11
Penghitungan kedua metode diharapkan memberi hasil yang mendekati.
c. Metode gravimetrik, prinsip metode ini sama dengan volumetrik,
yang membedakan hanya pada ukuran volume diganti dengan ukuran
berat gonad.
Rumus :
X : x = G : g
Keterangan : X : Jumlah telur yang akan dicarix : Jumlah telur contohG : Berat seluruh gonadg : Berat gonad contoh
d. Metode gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).
Rumus :
Keterangan :F : FekunditasG : Berat gonad totalV : Volume pengenceranX : Jumlah telur Q : Berat telur contoh
e. Metode Van Bayers, merupakan metode penghitungan fekunditas dengan
menggunakan tabel yang sudah ada dilihat dari diameter telur Ikan Mas.
2.6 Posisi Inti Telur
Mengetahui diameter dan posisi inti telur sangatlah penting untuk
dilakukan. Besar diameter telur dan pengamatan posisi inti dapat digunakan
sebagai pertimbangan penentuan tingkat kematangan gonad. Telur yang sudah
matang cenderung memilik diameter yang besar. Pada telur yang sudah matang,
posisi inti telur cenderung berada pada salah satu kutub dari telur dan tidak berada
di tengah. Selain itu biasanya diameter telur dapat dihubungkan dengan perkiraan
nilai fekunditas, pada ikan-ikan yang memiliki telur yang besar fekunditasnya
biasanya cenderung kecil (Herawati 2014).
12
2.7 Kebiasaan Makan
Makanan alami biasanya berupa plankton, baik fitoplankton atau
zooplankton, kelompok cacing, tumbuhan air, organisme bentos dan ikan maupun
organisme lain yang berukuran lebih kecil daripada organisme yang dipelihara.
Secara ekologis pengelompokan makanan alami sebagai plankton, nekton,
benthos, perifiton, epifiton dan neuston, di dalam perairan akan membentuk suatu
rantai makanan dan jaringan makanan (Mudjiman 1989).
Kebiasaan makanan ikan (food habits) adalah kuantitas dan kualitas
makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara memakan (feeding
habits) adalah waktu, tempat dan caranya makanan itu didapatkan oleh ikan.
Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami bergantung pada
lingkungan tempat ikan itu hidup. Tujuan mempelajari kebiasaan makanan (food
habits) ikan dimaksudkan untuk mengetahui pakan yang dimakan oleh setiap jenis
ikan. Pengelompokan ikan berdasarkan kepada bermacam-macam makanan yang
dimakan, ikan dapat dibagi menjadi euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-
macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya
sedikit dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari atas satu macam
makanan saja. Berdasarkan tempat atau lokasi makan ikan dapat dibagi menjadi
empat yaitu pemakan didasar perairan, pemakan dilapisan tengah, pemakan
dipermukaan, pemakan penempel. Berdasarkan waktu makan dibedakan menjadi
dua yaitu siang hari (diurnal), malam hari (noktural) (Effendie 1997).
Pada ikan, khususnya Ikan Mas, selain mengenal spesis, perkembangbiakan
dan habitat maka kebiasaan makan (feeding habit) juga penting untuk diketahui,
karena hal ini akan menjadi petunjuk bagi pemancing dalam menentukan umpan,
mengetahui waktu makan, selera makan dan sebagainya. Ikan Mas termasuk
kedalam golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-aduk dasar
perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut,
cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisme lainnya yang ada di
perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan
air (Zonneveld dkk. 1991).
13
Sedangkan pakan buatan diperkenalkan oleh manusia pada Ikan Mas di
kolam budidaya, kolam pancing dan pada tempat-tempat dimana manusia
membuang sisa makanan. Pakan buatan (umpan) dibuat manusia dengan cara
meniru aroma atau bentuk dari pakan alami. Cara makan ikan ini cukup unik
yakni dengan membuka mulutnya lebar-lebar, kemudian menyedot makanannya
seperti alat penghisap. Jadi umpan berstruktur lembut dengan bentuk partikel kecil
sangat cocok untuk Ikan Mas. Dalam kondisi nafsu makan yang tinggi, apapun
yang dianggapnya makanan akan dihisap kemudian dicicipi dan yang bukan
makanan akan dibuang dengan cara disemburkan (Zonneveld dkk. 1991).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan praktikum biologi perikanan, dilakukan pada :
Waktu : Selasa, 03 Maret 2015
Tempat : Laboratorium MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran Jatinangor.
3.2 Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai
berikut:
2.2.1 Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan terlampir pada
tabel 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam praktikumNo Nama Alat Fungsi
1. Penggaris Untuk mengukur panjang ikan, panjang usus
2. Gunting bedah Untuk menggunting ikan dalam proses pembedahan
3. Sonde Untuk mematikan ikan
4. Pinset Untuk mengambil hati, gonad dan usus ikan
5. Pisau bedah Untuk membedah ikan
6. Cawan petri Wadah untuk meletakkan hati, dan gonad
7. Wadah plastik Wadah untuk menaruh alat dan bahan yang digunakan
8. Mikroskop Alat untuk mengamati gonad
9. Timbangan Mengukur bobot ikan, bobot hati, dan bobot gonad
10. Gelas ukur Untuk mengukur fekunditas
11. Cover glass Wadah untuk menaruh isi usus saat diamati
3.2.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan terlampir pada
tabel 3.
Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam praktikumNo Nama Bahan Fungsi
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) Objek yang diamati
14
15
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :
3.3.1 Hubungan Panjang Berat
Prosedur kerja pada praktikum hubungan panjang berat adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan Ikan Mas (Cyprinus carpio) sebagai sampel.
2. Melakukan pengukuran panjang (TL dan SL) dan berat dengan
menggunakan mistar dan timbangan kemudian mencatatnya.
3. Catat dalam tabel pengamatan.
4. Lakukan perhitungan pola pertumbuhan berdasarkan teknik Lagler (1961)
5. Terjemahkan nilai b kedalam pola pertumbuhan.
3.3.2 Tingkat Kematangan Gonad
Prosedur kerja pada praktikum Tingkat Kematangan Gonad adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil ikan, mematikan ikan dengan menggunakan penusuk pada
bagian depan kepala ikan
2. Membedah ikan dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian
urogenital melingkar menuju bagian rongga perut depan hingga isi perut
dapat terlihat.
3. Mengambil gonad yang ada yang di dalam perut, hingga terpisah dari organ
lain.
4. Mengamati gonad tersebutMencatat pada tabel pengamatan.
3.3.3 Indeks Kematangan Gonad
Prosedur kerja pada praktikum Indeks Kematangan Gonad adalah sebagai
berikut
1. Menimbang berat gonad dan hati dengan menggunakan timbangan setelah
gonad dianalisa tingkat kematangannya.
2. Menentukan indeks kematangan gonad ikan tersebut dengan menggunakan
rumus yang telah ditentukan.
3. Mencatat dalam tabel pengamatan.
16
3.3.4 Fekunditas
Prosedur kerja pada praktikum mengenai fekunditas adalah sebagai berikut:
1. Mengambil gonad dari ovarium ikan betina
2. Mengambil air sebanyak 100 ml dengan menggunakan gelas ukur
3. Memasukkan seluruh gonad dan mengukur volumenya
4. Mengambil sampel telur pada 3 bagian, yaitu bagian anterior, tengah, dan
ujung dekat urogenital
5. Memasukkan masing-masing sampel ke dalam air sebanyak 100 ml dan
ukur perubahan volumenya
6. Menghitung jumlah dari ketiga sampel telur tadi, setelah itu masukkan
kedalam rumus diatas
7. Mencatat pada tabel pengamatan
3.3.5 Studi Kebiasaan Makanan
Prosedur kerja pada praktikum studi kebiasaan makanan adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil usus, urut usus hingga keluar isi dari usus
2. Mengamati di bawah mikroskop
3. Mencatat pada tabel pengamatan
4. Melakukan perhitungan data yang telah didapatkan sesuai dengan rumus
yang telah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini baik data kelompok maupun data
angkatan adalah sebagai berikut :
4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Kelompok
Hasil pengamatan pertumbuhan dan ratio kelamin kelompok 20 terlampir pada tabel 4.
Tabel 4. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok
Nama Praktikan
Pertumbuhan Kelamin
Panjang(mm)Berat
(gram)Jantan Betina
TL (mm)
SL (mm)
FL (mm)
Kelompok 20 200 165 178 115.46 -
4.1.2 Hasil Pengamatan Reproduksi Kelompok
Hasil pengamatan reproduksi kelompok 20 terlampir pada tabel 5.
Tabel 5. Data Reproduksi Kelompok
TKGBG (gr)
PG(mm)
IKG (%)
BH (gr)
PH(mm)
HSI (%)
FekunditasDiameter
Telur
Letak Inti
DormanTengah (butir)
Menuju Kutub (butir)
Melebur (butir)
1 4.03 55 3.61 0.82 15 0.71 - - - - - -
4.1.3 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Kelompok
Hasil pengamatan food and feeding habits kelompok 20 terlampir pada tabel
6.
Tabel 6. Data Food and Feeding Habits Kelompok
Jenis PakanKelompok Pemakan
Fitoplankton Zooplankton BenthosBagian Hewan
Bagian Tumbuhan
Detritus Ikan
- - - - - - - -
17
18
4.1.4 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan
Hasil pengamatan pertumbuhan dan ratio kelamin angkatan terlampir pada
tabel 7.
Tabel 7. Data Angkatan untuk Menentukan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin
Nama Praktikan
Pertumbuhan kelamin RatioKel panjang (mm) Berat
(gr)Jantan
Betina
Kelamin
FL SL TL
1
Ichfar JS 145
120 185
109
-Silfi Nur A
Jason Tri
2
Annisa Nur -Desi Triyani 154 130 195 131
M Rizky Nurma W
145 120 180 98
-3 M Yogi A Rian R
4
Sheila A -Riani A 180 140 200 165
Rambo 5
Safira A Ira S 160 135 190 137 -
Susetyo I
6
Rizka Dwi Raka Gilang 150 125 180 127 -
Gilang N
7
Jihan Refli Debora H 158 125 197 116 -Andi M
Yulida F 8 Endah Tri L 175 160 195 135 - Ilham P Syafarudin 9 Elisah F 160 125 180 106 - Jamaludin
10
Rionaldhie
172 155 193 119
-Desinta A
Rian Nur A Suci F
11
Cyntia K146 135 170 120
-Guntur H
Indri
19
Roury A
12Ai Siti
185 175 205 143 -AidaAsep S.
13Alan A
165 155 195
Setyo W 160 -Adinda nur
Bella M 14 Rifki Syarif 180 155 190 129 - Jamil A Dony A
15 Dwiki P 185 160 200 157 - Tanti K Mia Berlia
16 Siti Sopiah 180 164 203 158 - Rahmat D Fikri K
17 T Alwie PS 178 162 197 125 - Elsa Nuraini Eifa Z
18 Eka H 140 120 170 94 - Hana Junita Ade Reza
19 Tia Rostiana 168 155 187 127 - Yuyun Y Rahmat Aji
20 Annisa L.M 193 175 210 145 - Firhan D. P Leni M
21 Jian Saputra 187 170 200 142 - Angga E Iqbal
-22 Nielam 183 165 210 134 Abduyana Ganisa
-23 Dea F 169 146 184 124 Refky Fauziah
-24 Erik 156 138 177 111 Luthfan Taufiq
-25 Puty 165 138 200 143 Fevi
20
Zais -26 Zelikha 188 170 200 162
Rifki GP Teguh
-27 Dyah 164 150 170 118 Wahyu Rika
-28 Esti Mutia 190 175 210 153 Muammar Rahman
-29 R. Nadya 180 170 210 165 Angga Ridwan
-30 Sofie 167 128 187 125 Fadhil Ina
-31 Raka 176 160 196 151 Indah Anggi
-32 Nawang 169 155 185 145 Rocela Sarimanah
-33 Reka 165 150 190 128 Novitasari Bastian
-34 Sheillawati 180 175 200 150 Satria Adhar
-35 nuraya 184 170 210 128 Demas Detrik -
36 Cleovanya 173 160 185 128 Gulam Aliyah
175 104
-37 Aldwin 159 140 Arisca Yuliana
-38 Candra 193 180 200 134 Nurul Ayu T
-39 Elisa 165 145 180 114 Agung Rio Widi -
40 Eki 164 155 185 121
21
Mediana Nabila
-41 Hasbi 178 165 200 115 Dehan Santi
-42 Riza 195 190 200 155 Fauzi Dea Hari
-43 Satrio 168 150 185 96,45 Gun Gun Sintia
175 160 198 147,9
-44 Thesar
M. Aditya ayu nfs Dzaki
-45 Zulfikar 184 175 190 139,1 Melinda
46
Dini
131
120 185 141
-rayana Adli Rury
Fahri . F 47 Risa 190 165 215 193 - Musa Dita tania
48 Windy 219 198 165 145 - Rizal Aisyah . D
49 Syarifuddin 205 165 215 188 - Fathin Dhita . H
50 Syifa .z 185 140 150 133 - Dicky Riana . F
51 Hilman 165 150 185 126 - Ardhiansya Zahra
52 Dyah 177 155 195 168 - Bagus Rahma
53 Aulia . R 175 158 195 159 - Galdio Ali aji
54 Rahman 176 163 190 122 -
22
Ruth maria Hanna
55 Bayu . R 175 170 200 130 - Ryan Ayu . M
56 Wildan 165 150 180 98 - Choky Aisyah . A
57 Sabil 170 160 190 130 - Fachri . A Resna
58 Rahmadi 145 135 165 80 - Christoper Kalysta
59 Jumaidi 153 139 164 98 - Yuki Dwi . M
60 Fadhillah 183 175 195 139.96 - Agung . F Kartika
61 Rossa 177 155 193 135.26 - Taufik . I M . Fahmi
62 Logica 175 143 185 144.28 - Ruth mawar Gilang . T
63 Geugeuh 170 160 190 156.32 - Dina . A Kelana
64 Takbir 190 182 205 170 - Silmi Sona . Y
65 Reyhan . A 178 155 190 140.16 - Eva . A
66Deny
160
200 160 -
Shafwan 185 Fahira
Chervin . O
23
4.1.5 Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan
Hasil regresi pertumbuhan angkatan, terlampir pada tabel 8 untuk masing masing kelas.
Tabel 8. Data Regresi Pertumbuhan AngkatanNo SL bobot log L (X) log W (Y) (log L)2 log L.Log w1 120 109 2.079181246 2.037426498 4.322994654 4.2361789652 130 131 2.113943352 2.117271296 4.468756497 4.475791583 120 98 2.079181246 1.991226076 4.322994654 4.1401199134 140 165 2.146128036 2.217483944 4.605865546 4.759004461
5 135 137 2.130333768 2.136720567 4.538321965 4.551927978
6 125 127 2.096910013 2.103803721 4.397031603 4.4114870887 125 116 2.096910013 2.064457989 4.397031603 4.3289826298 160 135 2.204119983 2.130333768 4.858144898 4.6955112299 125 106 2.096910013 2.025305865 4.397031603 4.24688414810 155 119 2.190331698 2.075546961 4.797552948 4.54613630111 135 120 2.130333768 2.079181246 4.538321965 4.42935001912 175 143 2.243038049 2.155336037 5.031219688 4.8345007413 155 160 2.190331698 2.204119983 4.797552948 4.82775386514 155 129 2.190331698 2.11058971 4.797552948 4.62289154415 160 157 2.204119983 2.195899652 4.858144898 4.84002630416 164 158 2.214843848 2.198657087 4.905533271 4.86968212317 162 125 2.209515015 2.096910013 4.881956599 4.63315415818 120 94 2.079181246 1.973127854 4.322994654 4.10249042919 155 127 2.190331698 2.103803721 4.797552948 4.60802797720 175 145 2.243038049 2.161368002 5.031219688 4.84803066621 170 142 2.230448921 2.152288344 4.974902391 4.80056921622 165 134 2.217483944 2.127104798 4.917235043 4.71682073823 146 124 2.164352856 2.093421685 4.684423284 4.53090320324 138 111 2.139879086 2.045322979 4.579082504 4.37674386725 138 143 2.139879086 2.155336037 4.579082504 4.61215851126 170 162 2.230448921 2.209515015 4.974902391 4.92821038127 150 118 2.176091259 2.071882007 4.735373168 4.50860432628 175 153 2.243038049 2.184691431 5.031219688 4.90034600429 170 165 2.230448921 2.217483944 4.974902391 4.94598467230 128 125 2.10720997 2.096910013 4.440333856 4.41862968531 160 151 2.204119983 2.178976947 4.858144898 4.80272663132 155 145 2.190331698 2.161368002 4.797552948 4.73411284733 150 128 2.176091259 2.10720997 4.735373168 4.58548119634 175 150 2.243038049 2.176091259 5.031219688 4.88105549135 170 128 2.230448921 2.10720997 4.974902391 4.70002420436 160 128 2.204119983 2.10720997 4.858144898 4.64454360237 140 104 2.146128036 2.017033339 4.605865546 4.328811798
24
38 180 134 2.255272505 2.127104798 5.086254072 4.79720096739 145 114 2.161368002 2.056904851 4.671511641 4.44572832940 155 121 2.190331698 2.08278537 4.797552948 4.56199081741 165 115 2.217483944 2.06069784 4.917235043 4.56956437542 190 155 2.278753601 2.190331698 5.192717974 4.99122624443 150 96.45 2.176091259 1.984302232 4.735373168 4.31802274244 160 147.93 2.204119983 2.170056257 4.858144898 4.7830643645 175 139.14 2.243038049 2.143451999 5.031219688 4.80784438946 120 141 2.079181246 2.149219113 4.322994654 4.46861607347 165 153 2,217483944 2,184691431 4,917235043 4,844518171
48 198 145 2.29666519 2.161368002 5.274670996 4.96393865449 165 188 2.217483944 2.274157849 4.917235043 5.04290851750 140 133 2.146128036 2.123851641 4.605865546 4.5580575551 150 126 2.176091259 2.100370545 4.735373168 4.57059798452 155 168 2.190331698 2.225309282 4.797552948 4.87416545853 158 159 2.198657087 2.201397124 4.834092986 4.84011738954 163 122 2.212187604 2.086359831 4.893773997 4.61541935655 170 110 2.230448921 2.041392685 4.974902391 4.55322211356 150 98 2.176091259 1.991226076 4.735373168 4.33308965857 160 130 2.204119983 2.113943352 4.858144898 4.65938478558 135 80 2.130333768 1.903089987 4.538321965 4.05421686459 139 98 2.1430148 1.991226076 4.592512434 4.26722695160 175 140 2.243038049 2.146128036 5.031219688 4.81384684161 155 135 2.190331698 2.130333768 4.797552948 4.66613758162 143 144 2.155336037 2.158362492 4.645473434 4.65199646163 160 156 2.204119983 2.193124598 4.858144898 4.83390975264 182 170 2.260071388 2.230448921 5.107922679 5.0409737965 155 140 2.190331698 2.146128036 4.797552948 4.70073226566 160 161 2.204119983 2.206825876 4.858144898 4.864109012
jumlah 144.1946 140.0630813 315.2045065 306.1391544
Keterangan :
a b R^2 R0,4696 0,7557 0,0154 0,1241
4.1.6 Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan
Hasil pengamatan reproduksi angkatan, terlampir pada tabel 9.
Tabel 9. Data Reproduksi Angkatan
Kel TKGBW
(gr)
BG
(gr)
PG
(mm)IKG (%)
BH
(mm)
PH
(mm)HSI (%) Fekunditas Diameter
Letak Inti
Tengah
(butir)
Menuju
Kutub
(butir)
Melebur
(butir)
1 4 109 14,33 140 15,14% 0,26 20 0,24% 3200 44 0 0 0
2 5 131 18 120 15,93% 1 30 0,77%
3 4 98 3,47 140 3,67% 0,67 40 0,69%
4 5 165 17 135 11,49% 0,35 35 0,21%
5 5 137 1,71 170 1,26% 0,25 65 0,18%
6 6 127 1,4 130 1,11% 0,74 25 0,59%
7 6 116 8 150 7,41% 1 45 0,87%
8 6 135 18 135 15,38% 0,51 30 0,38%
9 6 106 8,43 140 8,64% 0,58 25 0,55%
10 5 119 9,29 120 8,47% 0,54 20 0,46%
11 6 120 9,2 170 8,30% 0,54 30 0,45%
12 1 143 3,62 60 2,60% 0,79 40 0,56% 0 0 0 0 0
13 5 160 10,76 65 7,21% 0,42 24 0,26%
14 6 129 12,43 140 10,66% 0,43 19 0,33%
15 1 157 1,26 135 0,81% 0,75 40 0,48%
16 1 158 1,5 290 0,96% 0,47 60 0,30% 0 0 0 0 0
25
17 5 125 13,28 130 11,89% 0,16 25 0,13%
18 6 94 10,63 120 12,75% 0,34 25 0,36%
19 6 127 11,55 130 10,00% 0,35 35 0,28%
20 6 145 8,23 70 6,02% 0,35 20 0,24%
21 4 142 9,45 110 7,13% 0,46 30 0,32%
22 5 134 16 60 13,56% 0,17 0,13%
23 2 124 2 6 1,64% 0,35 5 0,28%
24 5 111 11 140 11,00% 0,25 7 0,23%
25 2 143 4 60 2,88% 2,7 1,5 1,92%
26 2 162 25 18,25% 1 0,62%
27 2 118 12 6 11,32% 0,8 5 0,68%
28 2 153 4 62 2,68% 0,32 15 0,21% 0 0 0 0 0
29 2 165 8,2 6 5,23% 0,4 5 0,24%
30 2 125 8 12,5 6,84% 0,66 7 0,53%
31 4 151 4,4 40 3,00% 0,93 25 0,62% 2832 40 0 0 0
32 5 145 19 70 15,08% 0,65 29 0,45%
33 1 128 2 40 1,59% 0,5 20 0,39%
34 5 150 10 7,14% 1 0,67%
35 2 128 4 90 3,23% 0,41 20 0,32% 0 0 0 0 0
36 6 128 11 65 9,40% 0,38 15 0,30%
37 6 104 11 110 11,83% 0,15 10 0,14%
38 5 134 12,04 70 9,87% 1,01 25 0,76%
39 6 114 16,18 60 16,54% 0,53 30 0,47%
40 6 121 15,29 14 14,46% 0,53 2,7 0,44% 1400 66 5 15 0
41 1 115 4,03 55 3,61% 0,82 15 0,71% 0 0 0 0 0
26
42 6 155 14,55 85 10,36% 0,88 20 0,57%
43 5 96 15,35 70 18,93% 0,3 15 0,31%
44 5 148 21,4 15,5 16,91% 0,72 2 0,49%
45 5 139 10,87 6,5 8,47% 0,61 1,5 0,44%
46 6 141 68 165 93,15% 0,63 25 0,45%
47 5 193 13 150 7,22% 0,65 23 0,34%
48 5 145 23 95 18,85% 1 32 0,69%
49 5 188 16 120 9,30% 0,6 20 0,32%
50 4 133 6 90 4,72% 0,5 35 0,38%
51 1 126 2,43 50 1,97% 0,34 20 0,27% 0 0 0 0 0
52 5 168 15 10,5 9,80% 1,24 5 0,74%
53 6 159 13,28 70 9,11% 0,8 35 0,51%
54 2 122 4,17 39 3,54% 0,14 15 0,11%
55 6 110 130 150 11,11% 0,32 25 0,29%
56 6 98 10,3 135 11,74% 0,5 25 0,51%
57 2 130 2,56 40 2,01% 0,2 8 0,15%
58 6 80 5,66 110 7,61% 0,41 20 0,52%
59 5 98 7,87 116 8,73% 0,28 14 0,29%
60 5 140 8,38 57 6,37% 0,34 22 0,24% 1356 67 3 17 10
61 6 135 10,28 82 8,24% 0,67 18 0,50%
62 5 144 9,76 117 7,27% 0,26 12 0,18%
63 5 156 25,22 100 19,28% 0,46 15 0,30%
64 5 170 23,36 92 15,93% 0,18 19 0,11% 1111 60 6 15 9
65 5 140 9,24 63 7,07% 0,32 25 0,23% 1912 52 9 17 4
66 6 161 10,63 84 7,07% 0,45 35 0,28%
27
28
4.1.7 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan
Hasil pengamatan food and feeding habits angkatan, terlampir pada tabel
10.
Tabel 10. Food and Feeding Habits Angkatan
Kelompok
Jenis Pakankelompokpemakanfito
zoo
benthos
bagianhewan
bagiantumbuhan
detritus ikan
1 √ √ - - - - - Omnivora
2 √ √ - - - - - Omnivora
3 √ √ - - - - - Omnivora
4 √ √ - - - - - Omnivora
5 √ √ - - - - - -
6 - - - - - - - -
7 - √ - - - - - Karnivora
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 - - - - - - - -
12 √ √ - - - - - Omnivora
13 √ √ - - - - - Omnivora
14 - - - - - - - -
15 - - - - - - - -
16 - - - - - - - -
17 √ √ - - - - - Omnivora
18 - - - - - - - -
19 - - - - - - - -
20 - - - - - - - -
21 - √ - - - - - Karnivora
22 √ - - - - - - Herbivora
23 √ - - - - - - Herbivora
24 √ - - - - - - Herbivora
25 √ - - - - - - Herbivora
29
26 √ √ - - - - - Omnivora
27 √ √ - - - - v Omnivora
28 √ √ - - - - - Omnivora
29 √ √ - - - - - Omnivora
30 √ - - - - - - Herbivora
31 √ - - - - - - Herbivora
32 √ - - - - - - Herbivora
33 √ √ - - - - - Omnivora
34 √ √ - - - - - Omnivora
35 √ - - - - - - Herbivora
36 √ - - - - - - Herbivora
37 √ - - - - - - Herbivora
38 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
39 √ √ - v - - - Omnivora
40 - - - v - - - Karnivora
41 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
42 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
43 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
44 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
45 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
46 √ - - - - - - Herbivora
47 √ - - - - - Herbivora
48 √ √ - - - - - Omnivora
49 √ - - - - - - Herbivora
50 √ - - - - - - Herbivora
51 √ √ - - - - - Omnivora
52 √ √ - - - - - Omnivora
53 √ - - - - - - Herbivora
54 √ - - - - - - Herbivora
55 √ - - - - - - Herbivora
56 √ - - - - - - Herbivora
30
57 √ √ - - - - - Omnivora
58 √ - - - - - - Herbivora
59 √ - - - - - - Herbivora
60 √ - - - - - - Herbivora
61 √ - - - - - - Herbivora
62 √ - - - - - - Herbivora
63 √ √ - - - - - Omnivora
64 √ - - - - - - Herbivora
65 √ - - - - - - Herbivora
66 √ - - - - - - Herbivora
4.2 Analisa Data dan Perhitungan
Hasil analisa data dan perhitungan adalah sebagai berikut :
4.2.1 Regresi Pertumbuhan
Regresi pertumbuhan hubungan panjang berat adalah sebagai berikut :
31
Gambar 2. Grafik Regresi Hubungan Panjang Berat
4.2.2 Jenis Kelamin
Betina = x 100 % Jantan = x 100 %
= =
= 18.2 % = 81.8 %
Gambar 3. Grafik Perbandingan Jumlah Ikan Jantan dan Ikan Betina
32
Gambar 4. Diagram Perbandingan Persentase Ikan Jantan dan Ikan Betina
4.2.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Gambar 5. Diagram Tingakat Kematangan Gonad Angkatan
33
Gambar 6. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Jantan dan Betina Angkatan
4.2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
= 3.61%
4.2.5 Hepatosomatik Indeks (HSI)
= 0.71%
4.3 Pembahasan
Pembahasan pada praktikum ini baik pertumbuhan, reproduksi dan food and
feeding habits adalah sebagai berikut :
4.3.1 Pertumbuhan dan Ratio Kelamin
34
Pertumbuhan pada ikan dapat diketahui melalui pengukuran panjang dan
berat. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar atau penggaris,
sedangkan pengukuran berat dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.
Pengukuran panjang yang dilakukan dalam praktikum ini ada tiga yaitu total
length (TL), forth length (FL) dan standard length (SL). Objek yang digunakan
adalah ikan mas yang diperoleh dari waduk cirata.
Ikan mas yang diperoleh oleh kelompok kami yaitu kelompok 20 kelas b
berjenis kelamin betina dengan bobot ikan sebesar 115.46 gram dan nilai TL yang
didapatkan kelompok kami sebesar 200 mm yang diukur dari bagian anterior
mulut ikan mas sampai ujung terakhir bagian posterior sirip caudal ikan mas,
sedangkan nilai SL yang didapatkan oleh kelompok kami sebesar 165 mm yang
diukur dari bagian anterior mulur ikan sampai ujung terakhir tulang ekor, dan FL
sebesar 178 mm yang diukur dari anterior mulut ikan sampai ujung bagian luar
lekukan cabang sirip ekor ikan mas tersebut.
Pengukuran panjang dan berat ikan yang dilakukan oleh masing-masing
kelas berbeda-beda pada setiap kelompoknya. Pengukuran total length, pada
kelompok 2 kelas c dan kelompok 4 kelas c mendapatkan pengukuran terpanjang
sebesar 215 mm, sedangkan pengukuran terpendek didapatkan oleh kelompok 5
kelas c sebesar 150 mm. Pengukuran bobot ikan, pada kelompok 4 kelas c
mendapatkan pengukuran bobot terberat yaitu sebesar 188 gram, sedangkan ikan
dengan bobot terkecil didapatkan oleh kelompok 13 kelas c yakni 80 gram. Dalam
hal ini, hasil pengukuran panjang dan berat setiap kelompok berbeda-beda,
dikarenakan oleh faktor internal dan faktor internal. Faktor internal termasuk
kedalam faktor yang suit untuk dikendalikan yang meliputi keturunan, parasit,
sex, umur, dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal yang utama meliputi kondisi
perairan dan makanan. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik akan
mendukung pertumbuhan dari ikan tersebut, sedangkan suhu akan mempengaruhi
proses kimiawi tubuh (Effendie 2002). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi
dua yaitu isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan
alometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie
2002).
35
Berdasarkan data angkatan yang diperoleh pada gambar 3, ikan mas yang
digunakan sebagai objek pengamatan sebagian besar berkelamin jantan dengan
ratio ikan mas jantan sebesar 81.8%, sedangkan ratio ikan mas betina sebesara
18.2%. Dari 66 ekor ikan mas, sebanyak 54 ekor ikan mas teridentifikasi berjenis
kelamin jantan dan 12 ekor ikan mas lainnya teridentifikasi berjenis kelamin
betina. Sehingga rasio jenis kelamin jantan dan betina adalah 5 : 1.
Perhitungan data hasil regresi pertumbuhan angkatan pada tabel 8, diperoleh
pola pertumbuhan yang merata pada seluruh hasil pengamatan yaitu nilai b ˂ 3.
Nilai tersebut menunujukkan bahwa pola pertumbuhan ikan mas adalah alometrik
negatif dimana pertumbuhan berat lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan
panjang. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang sulit dikendalikan, seperti keturunan, sex, umur,
parasit dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal, seperti makanan dan kondisi
perairan. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik akan mendukung
pertumbuhan dari ikan tersebut, sedangkan suhu akan mempengaruhi proses
kimiawi tubuh (Effendie 2002). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu
isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan alometric
dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie 2002).
4.3.2 Reproduksi
Ikan sebagai mahluk hidup, didalam kehidupannya membutuhkan bahan
makanan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk melakukan aktifitasnya
yang salah satunya adalah reproduksi reproduksi. Kematangan gonad ikan pada
umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum memijah.
Kematangan gonad ikan digunakan untuk menentukan perbandingan antara ikan
yang telah masak gonadnya dengan yang belum dalam suatu perairan.
Berdasarkan pengamatan pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang dilakukan
oleh kelompok kami, terlihat bahwa jenis kelamin yang didapat adalah ikan
betina. Hal ini didasarkan pada ciri-ciri yang terlihat pada tepian gonad berbentuk
36
lurus, transparan dan tidak mengeluarkan cairan putih saat dilakukan penekanan
pada bagian perut ikan tersebut. Setelah diamati lebih lanjut, ikan mas betina yang
kami dapat termasuk ke dalam kategori dara. Kategori dara ditunjukkan dengan
organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, testes dan
ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu, telur tidak
terlihat dengan mata biasa. Hasil pengamatan terhadap gonad didapatkan bahwa
ikan mas (Cyprinus carpio) betina memiliki panjang gonad 55 mm dan berat
gonad 4,03 gram.
Berdasarkan hasil pengamatan dari data angkatan klasifikasi kematangan
gonad yang diperoleh pada ikan mas (Cyprinus carpio) jantan dan betina
bervariasi. Mulai dari kategori dara, dara berkembang, perkembangan II, bunting,
dan mijah. Dari 66 kelompok yang diamati, terdapat 6 kelompok yang termasuk
ke dalam kategori dara, kategori dara berkembang ada 10 kelompok, kategori
perkembangan II ada 5 kelompok, kategori bunting ada 24 kelompok, kategori
mijah ada 21 kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat terlihat
bahwa ikan mas (Cyprinus carpio) yang diamati rata-rata sudah masuk ke dalam
tahap pemijahan.
Indeks kematangan gonad ikan mas (Cyprinus carpio) yang kelompok kami
dapatkan adalah 3,61 %. Hal ini menandakan bahwa ikan mas yang kami amati
masih dalam kategori dara dan ini sejalan dengan perkembangan gonad. Indeks
kematangan gonad akan semakin bertambah besar dan nilai indeks kematangan
gonad akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan.
Berdasarkan data angkatan yang diamati, hasil pengukuran pada jenis
kelamin jantan yang memiliki nilai IKG terbesar adalah kelompok 1 kelas c yaitu
sebesar 93.15% dengan tingkat kematangan gonad pada tahap mijah dan yang
memiliki nilai IKG terendah atau terkecil adalah kelompok 15 kelas a yaitu
sebesar 0.81% dengan tingkat kematangan gonad pada tahap dara berkembang.
Sedangkan hasil pengukuran pada jenis kelamin betina yang memiliki nilai IKG
terbesar adalah kelompok 19 kelas c sebesar 15.93% dengan tingkat kematangan
gonad pada tahap bunting dan yang memiliki nilai IKG terendah atau terkecil
adalah kelompok 16 kelas a sebesar 0.96% dengan tingkat kematangan gonad
37
pada tahap dara. Berdasarkan data tersebut, ikan mas baik jantan maupun betina
yang memiliki nilai indeks kematangan gonad yang kecil merupakan ikan mas
yang belum siap memijah, hal ini dilihat pada tingkat kematangan gonadnya.
Sedangkan, pada ikan mas yang memiliki nilai indeks kematangan gonad yang
tinggi merupakan ikan mas yang sudah siap memijah.
Ikan dikatakan matang gonad dan siap memijah bilamana IKG > 19 %. Dan
indeks tersebut semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas
kisar maksimum pada saat akan terjadi pemijahan (Johnson 1971). Terdapat
faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan, antara
lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di
daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat (Effendie 2002).
Perhitungan HSI dilakukan karena pada hati ikan mas terjadi proses
vitelogenesis (pembentukan kuning telur). Pada kelompok 20 kelas b didapatkan
hasil pengukuran panjang hati sebesar 15 mm dan pengukuran berat hati sebesar
0.82 gram, sehingga menghasilkan nilai HSI sebesar 0.71%.
4.3.3 Food and Feeding Habits
Pada praktikum ini pengamatan yang dilakukan bukan hanya pertumbuhan
dan reproduksi saja, namun dilakukan pula pengamatan mengenai food and
feeding habits yang dilakukan dengan cara mengeluarkan sisa-sisa pencernaan
pada usus ikan mas tersebut. Setelah kelompok kami melakukan pengamatan
dibawah mikroskop, ikan mas yang menjadi objek pada kelompok kami tidak
teridentifikasi sisa makanan pada pencernaannya. Hal ini dapat disebabkan karena
ikan mas tersebut didatangkan langsung dari waduk cirata dan didiamkan selama
2 hari di daerah cileunyi yang bukan habitatnya, sehingga sisa pakan yang sudah
dikonsumsinya turun ke anus atau pembuangan.
Berdasarkan data angkatan yang diperoleh, sebagian kelompok dapat
mengidentifikasi sisa makanan pada pencernaan ikan mas, namun ada beberapa
kelompok yang tidak teridentifikasi sisa makanan pada pencernaannya. Ikan mas
yang digunakan pada praktikum ini merupakan ikan mas tipe pemakan tumbuhan
yakni herbivor karena pada saat didiamkan selama dua hari ikan mas tersebut
38
diberikan pakan buatan. Namun, ditemukan juga oleh beberapa kelompok ikan
mas dengan tipe omnivor atau pemakan segala, hal ini dapat dilihat dari
pengamatan sisa makanan pada pencernaan ikan mas tersebut yang terlihat
fitoplankton dan zooplankton.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ikan mas yang digunakan sebagai objek pengamatan sebagian besar
berkelamin jantan dengan ratio ikan mas jantan sebesar 81.8%, sedangkan
ratio ikan mas betina sebesara 18.2%.
2. Kematangan gonad ikan mas dalam sebagian besar kelompok berada pada
tahap bunting.
3. Data hasil pengamatan angkatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dari IKG jantan dan betina.
4. Ikan mas merupakan tipe omnivor. Namun, ikan mas yang digunakan pada
praktikum ini merupakan ikan mas tipe herbivore, hal ini dikarenakan
pada saat didiamkan selama dua hari ikan mas tersebut diberikan pakan
buatan.
5.2 Saran
Objek yang digunakan dalam praktikum sebaiknya berasal dari habitat
aslinya. Hal ini dikarenakan agar lebih mudah untuk proses identifikasi food and
feeding habits.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata, R.O. 1981. Pemeliharaan Ikan Mas. Sumur Bandung. Bandung.
Ariaty L. 1991. Morfologi Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila Merah (Orechromis sp) dan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dari Sukabumi. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.
Bagenal, T.B. and E. Braum, 1968. Eggs and Early Life History, dalam W.E.Ricker ed. Methods foe Assesments of Fish production in Fresh Water. Blackwell Scientific Publication, p 159 – 181.
Billard, R. 1992. The Reproductive Cycle of Male and Female. Brown-Troot(SAlmo Eruta Tarto) : A Quantitative Study. INRA Stationale.Physicologic Animale. 12. pp.
Carlander K.D. 1969. Handbook of Freshwater Fishery Biology, Volume One. Iowa University Press, Ames, USA.
Effendie, M.I. 1997. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Fujaya. 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional, Makassar.
Fujaya, Y. 1999. Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta
Herawati, T. 2014. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Johnson,J.E. 1971. Maturity and Fecundity of Threadfinshad, Dorosona Petenense (Eunther), In CentralArizona Recervoirs. Trans, Amer.Fish. soc. 100 (1) :74- 85.
Lagler, KF. 1970. Freshwater fishery biology. WM. C. Brown Comp. Publishers,Dubuque, Iowa
Lam, T. J. 1983. Environmental Influence on Gonadal Activity in Fish. In. Fish Physicology. Academic Press-New York – Toronto. P. 65-68.
Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Nikolsky, G. V. 1969. Theory of Fish Population Dynamic, as The Biological Background of Rational Exploitation and The Management of Fishery Recources, translated by Bradley, Oliver and Boyd, 323 pp.
Rochdianto, 2005. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta.
Zonneveld, N. E. A. Huisman dan J.H. Boon. 1991. Pronsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hlm
vi
LAMPIRAN
1
Lampiran 1. Alat dan Bahan
PinsetSumber : Dokumentasi Pribadi
Cawan PetriSumber : Dokumentasi Pribadi
MikroskopSumber : Dokumentasi Pribadi
Gunting BedahSumber : Dokumentasi Pribadi
Penggaris Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pisau BedahSumber : Dokumentasi Pribadi
2
Ikan MasSumber : Dokumentasi Pribadi
Sonde Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum
Pengukuran Panjang UsusSumber : Dokumentasi Pribadi
Penimbangan Bobot IkanSumber : Dokumentasi Pribadi
Penimbangan Bobot GonadSumber : Dokumentasi Pribadi
Penimbangan Bobot HatiSumber : Dokumentasi Pribadi
Proses Pembedahan IkanSumber : Dokumentasi Pribadi
top related