lap. prk. rangkain listrik
Post on 08-Feb-2016
96 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
The Learning university
RANGKAIAN LISTRIK SERI
DAN PARALEL
Disusun Oleh :
SILFIA DWI ANANDA/120351402784
Kelompok 2/Off A
Prodi Pendidikan IPA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEMESTER GANJIL 2013/2014
A. Tanggal Percobaan
09 Oktober 2013
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja rangkaian seri dan paralel?
2. Bagaimana prinsip tentang kuat arus, tegangan, dan hambatan pada suatu
rangkaian seri dan paralel?
3. Bagaimana hubungan antar tegangan dan kuat arus listrik dalam
menentukan besar hambatan pada suatu rangkaian seri dan parallel
C. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja rangkaian seri dan paralel.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip tentang kuat arus, tegangan, dan
hambatan pada suatu rangkaian seri dan paralel
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antar tegangan dan kuat arus listrik
dalam menentukan besar hambatan pada suatu rangkaian seri dan paralel
4. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kuantitatif melalui pengukuran kuat
arus, tegangan, dan hambatan dari percobaan rangkaian seri dan rangkaian
paralel.
5. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kualitatif dari percobaan rangkaian
seri dan rangkaian paralel.
6. Mahasiswa dapat membuat tabel dan grafik untuk data yang dikumpulkan
dari percobaan rangkaian seri dan rangkaian paralel.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut
2 buah batu baterai 1,5 volt
2 buah lampu kecil 3 volt dan tempatnya
Kabel listrik secukupnnya
Dua buah sakelar tombol sederhana
2 buah multimeter
E. Langkah Kerja
a) percobaan rangakaian listrik seri
a. Buatlah rangkaian seri seperti tampak pada gambar di bawah ini!
b. Tutup saklar S1 dan amati apa yang terjadi , catat hasil yang teramati!
c. Tutup saklar S1 dan amati apa yang terjadi , catat hasil yang teramati!
d. Tentukan adanya arus yang menglir pada rangkaian, apabila ada arus . berilah
tanda kemana arus mengalir
e. Buka L1 dan amati yang terjadi. Serta Berikan alasannya!
f. Pasang kembali L1 dan amati apa yang terjadi.berikan alasan menggunakan
rangkaian tertutup dan terbuka
g. Buka L2 dan amati yang terjadi. Serta Berikan alasannya!
h.Pasang kembali L2 dan amati apa yang terjadi.berikan alasan menggunakan
rangkaian tertutup dan terbuka.
h. Tutup s2 dan amati apa yang terjadi berikan alasan!bila ada arus yang
menglir pada rangkaian berilah tanda kemana arus mengalir.
b) percobaan rangkaian listrik paralel
a. Buatlah rangkaian paralel seperti tampak pada gambar di bawah ini!
S1
S2 L1
L1
S1
S2
L1
L2
b. Menutup S1 dan membuka S 2, mengamati apa yang terjadi.
c. Menutup S1 dan S2, mengamati apa yang terjadi.
d. Membuka S1 dan menutup S2, mengamati apa yang terjadi.
e. Menutup S1 dan Menutup S2, kemudia melepaskan lampu L1, mengamati
apa yang terjadi.
f. Menutup S1 dan Menutup S2, kemudia melepaskan lampu L2, mengamati apa
yang terjadi.
g. Jika diberikan sati saklar lain . dimanakah penempatan saklar tersebut agar
dapat menyalakan L1 dan L2, pada saat S1 tertutup.
c) Penyelidikan kuantitaf pada rangkaian seri
a. membuat rangkaian seperti di bawah ini
b. ulangi semua langkah pada percobaan rangakaian listrik seri untuk melihat apa
pengaruhnya terhadap tegangan terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan
tegangan. Isikan hasilnya pada tabel!
d) Penyelidikan kuantitaf pada rangkaian Paralel
a. membuat rangkaian seperti di bawah ini
c. ulangi semua langkah pada percobaan rangakaian listrik Paralel untuk melihat apa
pengaruhnya terhadap tegangan terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan
tegangan. Isikan hasilnya pada tabel!
F.Data Pengamatan
a) Rangkaian Seri
Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 terbuka, lampu L1 dan
lampu L2 menyala redup. Arah arus yang mengalir adalah sebagi
berikut:
Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 tertutup, lampu L1 menyala
terang dan lampu L2 mati. Arah arus yang mengalir adalah sebagi
berikut.
Ketika lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tetutup dan saklar S2
tertutup, lampu L2 mati.
Ketika lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tetutup dan saklar S2
tertutup, lampu L2 mati.
b) Rangkaian Paralel
Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 terbuka, lampu L1 menyala
terang. Arah arus yang mengalir adalah sebagai berikut
Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, L1 dan L2
menyala. Namun L2 menyala lebih terang dibandingkan L1. Arah
arus yang mengalir adalah sebagai berikut:
Ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup, lampu L1
dan lampu L2 mati.
Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, kemudian
lampu L1 dilepaskan, L2 menyala lebih terang.
Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, kemudian
lampu L2 dilepaskan, L1 menyala lebih terang
Jika dibeikan satu saklar lain, maka saklar tersebut harus
diletakkan seperti gambar dibawah ini
c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri
S1 S2 L1 L2 I (A) V1 (V) V2 (V) V (V)
Terbuka Terbuka - - 0 0 0 0
Tertutup Terbuka + + 0.34 1.17 1.11 2.35
Terbuka Tertutup - - 0 0 0 0
Tertutup Tertutup + - 0.44 2.28
Tegangan baterai rangkaian terbuka 1.399 V
Keterangan:
+ : lampu menyala
- : lampu mati
d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel
S1 S2 L1 L2 V
(volt)
I1 (A) I2 (A) I (A)
Terbuka Terbuka - - 1.32 0 0 0
Tertutup Terbuka + - 1.217 0.32 0 0.33
Terbuka Tertutup - - 1.402 0 0 0
Tertutup Tertutup + + 1.096 0.32 0.31 0.64
Tegangan baterai rangkaian terbuka 1.399 V
Keterangan:
+ : lampu menyala
- : lampu mati
G. Analisis Data
a) Rangkaian Seri
Percobaan pada rangkaian seri dilakukan sebanyak 4 kali percobaan
dengan memvariasikan perlakuan terhadap saklar dan lampu pada rangkaian.
Percobaan pertama yakni dengan menutup saklar S1 dan membuka saklar S2.
Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 dan lampu L2 menyala
redup, karena pada rangkaian tersebut terdapat 2 hambatan sehingga arus yang
mengalirpun terbagi menjadi 2.
Pada percobaan kedua saklar S1 tertutup dan saklar S2 terbuka. Pada
perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2
menyala mati, karena arus yang mengalir tidak melewati lampu L2 akan tetapi
melewati saklar S2.
Pada percobaan ketiga lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tertutup dan saklar
S2 tertutup. Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L2 mati, hal
tersebut terjadi disebabkan karena arus yang mengalir pada rangkaian terputus di
lampu L1 karena lampu L1 di lepaskan.
Pada percobaan keempat lampu L2 dilepaskan, saklar S1 tertutup dan
saklar S2 tertutup. Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala
terang, hal tersebut terjadi disebabkan karena Arus mengalir dari lampu L1
menuju saklar L2, tanpa L2 sehingga hambatan pada rangakaianpun semakin
kecil dan nyala lampu pada L1 terang.
b) Rangkaian Paralel
Pada percobaan rangkaian listrik parallel dilakukan 6 kali percobaan. Pada
percobaan pertama saklar S1 tertutup dan saklar S2 terbuka. Dari perlakuan ini
didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2 mati. Hal tersebut
dikarenakan arus melewati L1 tanpa tanpa melewati lampu l2 karena arus terputus
di saklar S2.
Pada percobaan Kedua saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup. Dari
perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2
juga menyala terang. Hal tersebut dikarenakan arus melewati lampu L1 dan L2.
Pada percobaan Ketiga saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup. Dari
perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 dan lampu L2 juga mati. Hal
tersebut dikarenakan arus terputus di saklar S1 dan tidak melewati lampu L1 dan
lampu L2 meskipun saklar S2 tertutup. Jadi S1 adalah saklar utama yang
menentukan mengalirnya arus pada rangkaian .
Pada percobaan Keempat saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup,
kemudian L1 dilepaskan. Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, lampu
L1 dan lampu L2 menyala terang, namun ketika lampu L1 dilepaskan nyala lampu
pada lampu L2 lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan
arus hanya melewati lampu L2 tanpa melewati L1, dan hambatannyapun semakin
kecil sehingga lampu L2 menyala lebih terang jika lampu L1 dilepaskan.
Pada percobaan Kelima, perlakuannya hampir sama dengan perlakuan
pada percobaan keempat, yakni saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup,
kemudian L2 dilepaskan. Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, lampu
L1 dan lampu L2 menyala terang, namun ketika lampu L2 dilepaskan nyala lampu
pada lampu L1 lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan
arus hanya melewati lampu L1 tanpa melewati L2 , dan hambatannyapun semakin
kecil sehingga lampu L1 menyala lebih terang jika lampu L2 dilepaskan.
Percobaan selanjutnya adalah menentukan letak penempatan saklar agar
dapat menyalakan L1 dan L2, pada saat S1 tertutup. Cara meletakkan satu saklar
lagi dalam rangkaian agar L1 dan L2 dapat menyala ketika S1 tertutup adalah
dengan meletakkan saklar tambahan sebelum saklar S1, sehingga arus yang
mengalir akan melalui saklar tambahan selajutnya akan mengalir pada saklar S1
dan S2 dan selanjutnya mengalir ke lampu L1 dan lampu L2 sehingga kedua
lampu tersebut dapat menyala.
c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri
Pada percobaan pertama pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik seri adalah dengan perlakuan S1 terbuka dan S2 terbuka. Pada percobaan
ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang mengalir pada
rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu L1 dan L2.
Pada percobaan kedua pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik seri adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 terbuka. Pada percobaan
ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada rangkaian, hal tersebut
dibuktikan dengan menyalanya lampu L1 dan L2. Arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut sebesar 0.34 A. Karena rangkaian disusun secara seri, maka
arus yang mengalir pada rangkaian adalah sama (1=I1=I2). Besar tegangan
sumber pada rangkaian tersebut adalah 2.35 V. Besar tegangan sumber pada
rangkain seri adalah hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan. Hasil
percobaan menunjukkan besar tegangan pada V1 adalah 1.17 V, dan pada V2
adalah 1.11 V.
Pada percobaan ketiga pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik seri adalah dengan perlakuan saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang
mengalir pada rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu
L1 dan L2. Arus tidak mengalir ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup
karena arus terputus pada saklar S1, yang mana S1 adalah saklar pertama dalam
rangakaian dengan kata lain saklar S1 adalah saklar utama dalam rangakaian
tersebut. Besar tegangan pada rangkaian juga samadengan 0
Pada percobaan keempat pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik seri adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 tertutup. Pada percobaan
ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada lampu L1 tetapi tidak
mengalir melewati L2, hal tersebut disebabkan karena arus yang mengalir
melewati L1 kemudian melewati saklar S2. Arus tidak melewati lampu L2 karena
besar hambatan pada saklar S2 lebih kecil dibandingkan besar hambatan apada
lampu L2. Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 0.44 A. Karena
rangkaian disusun secara seri, maka arus yang mengalir pada rangkaian adalah
sama (1=I1=I2). Besar tegangan sumber pada rangkaian tersebut adalah 2.28 V.
Besar tegangan sumber pada rangkain seri adalah hasil penjumlahan dari masing-
masing tegangan.
d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel
Pada percobaan pertama pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik parallel adalah dengan perlakuan S1 terbuka dan S2 terbuka. Pada
percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian,
hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu L1 dan L2. Namun pada
rangkaian tersebut terdapat tegangan, besar tegangan pada rangkaian tersebut
adalah 1.32 V.
Pada percobaan kedua pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik paralel adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 terbuka Pada
percobaan ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada lampu L1 tetapi
tidak mengalir melewati L2, hal tersebut disebabkan karena arus yang mengalir
melewati L1 kemudian melewati saklar S2. Arus tidak melewati lampu L2 karena
besar hambatan pada saklar S2 lebih kecil dibandingkan besar hambatan apada
lampu L2. Arus yang mengalir pada lampu rangkaian sebesar 0.33 A. sedangkan
pada lampu L2 adalah 0. Besar tegangan sumber pada rangkaian tersebut adalah
1.217 V. Karena rangkaian disusun secara paralel, maka besar tegangan pada
rangkaian adalah sama.
Pada percobaan ketiga pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik paralel adalah dengan perlakuan saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang
mengalir pada rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu
L1 dan L2. Arus tidak mengalir ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup
karena arus terputus pada saklar S1, yang mana S1 adalah saklar pertama dalam
rangakaian dengan kata lain saklar S1 adalah saklar utama dalam rangakaian
tersebut. Besar tegangan pada rangkaian tersebut adalah 1.402 V. Karena
rangkaian disusun secara paralel, maka besar tegangan pada rangkaian adalah
sama.
Pada percobaan keempat pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian
listrik parallel adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 tertutup. Pada
percobaan ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada rangkaian, hal
tersebut dibuktikan dengan menyalanya lampu L1 dan L2. Arus yang mengalir
pada rangkaiantersebut sebesar 0.64 A. Besar arus pada lampu L1 adalah 0.32 A
dan pada lampu L2 adalah 0.31A. Besar arus sumber pada rangkain seri adalah
hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan
H. Pembahasan
Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang saling
berhubungan yang di dalamnya terdapat hambatan (R) dan sumber arus listrik
(elemen, E atau ɛ) sehingga pada rangkaian tersebut mengalir arus listrik.
hubungan antara kuat arus (I), hambatan (R) dan tegangan (V) adalah
V = I R
Dimana:
I = Arus (ampere)
R= Hambatan (ohm)
V = tegangan (volt)
Pada dasarnya ada dua jenis rangkaian listrik, yaitu : rangkaian seri dan paralel.
a. Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah salah saturangkaian listrik yang disusun secara
sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan waktu adalah sama di
sepanjang rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah
besaran kuat arus, sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri,
yaitu : “kuat arus di sepanjang rangkaian adalah sama.” Bila kuat arus pada
hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3, sedangkan arus rotal pada
rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I
Tegangan pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan
persamaan hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor
adalah V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3
dapat ditulis persamaan tegangan sebagai berikut:
Vac = Vab + Vbc
Vac = IR1 + IR2
Vac = I(R1 + R2)
Vac /I = R1 + R2
Rseri= R1 + R2
Rseri= ∑ R
b. Rangkaian paralel
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua
input komponen berasal dari sumber yang sama. Sifat khas dari rangkaian paralel
adalah “beda potensial pada masing-masing cabang adalah sama.” Bila V1 adalah
tegangan pada resistor R1 , V2 adalah pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan
pada resistor R3 maka berlaku : V1 =V2 = V3
Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian
paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff,
bahwa arus sumber pada rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang
melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3
I = I1+ I2
I =
V ab
R1 +
V cd
R2
Oleh karena Vab = Vcd maka
I = Vcd(
1R1
+ 1R2 )
IV cd =
1R1
+ 1R2
1R paralel =
1R1
+ 1R2
atau Rparalel=
R1 R2
R1+R2
Secara umum untuk hambatan pengganti sebuah rangkaian hambatan paralel
adalah
1R paralel
= ∑ 1
R
a) Rangkaian seri
Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan L2 redup, hal
tersebut disebabkan karena terdapat 2 hambatan hambatan dalam rangkaian.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan sumber
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban
dalam rangkaian. Sesuai dengan rumus
V = IR atau I = V/R
dari rumus dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan
dan berbanding terbalik dengan hambatan. Sehingga semakin besar hambatan
pada rangkaian maka semakin besar arusnya. Arah arus yang mengalir pada
rangkaian ini adalah
Dari gambar tersebut diketahui bahwa arus tidak melewati saklar S2,
karena saklar S2 dalam keadaan terbuka
Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 menyala terang dan
lampu L2 mati. Hal tersebut disebabkan karena saklar pada S2 tetutup, sehingga
arusnya mengalir menuju saklar S2. Arus mengalir menuju hambatan yang lebih
rendah. Hambatan pada saklar S2 lebih rendah dibandingkan lampu L2, sehingga
arusnya melewati S2. Arah arus pada rangkaian ini adalah
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir dari lampu L1
menuju saklar S2, bukan lampu L1 sehingga lampu L1 mati
Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L2 mati ketika lampu L1
dilepaskan. Hal ini disebabkan karena arus terputus di L1. Sesuai dengan sifat
rangkaian seri yakni jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak
terhubung atau putus, aliran arus terhenti.
pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala terang
ketika lampu L2 dilepaskan. Hal itu disebabkan karena hambatan yang terdapat
dalam rangkaian berkurang dengan dilepaskannya lampu L2. Dengan hambatan
semakin berkurang maka arus akan semakin besar, hal inilah yang menyebabkan
lampu L1 menyala terang. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar
tahanan beban dalam rangkaian. Sesuai dengan rumus
V = IR atau I = V/R
dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar hambatan, maka arus
yang mengalir semakin besar
b) Rangkaian Paralel
pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 menyala terang dan
lampu L2 mati. Hal ini disebabkan karena arus yang mengalir tidak melewati
lampu L2 sebab saklar S2 terbuka. Terbukanya saklar S2 menyebabkan arus
terputus di S2 sehingga arus tidak melalui lampu L2. Arah arus yang mengalir
pada rangkaian ini adalah seperti pada gambar dibawah ini
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir melewati lampu L2
tanpa melewati L2 karena arusnya terputus di saklar S2
Pada percobaan kedua diketahui bahwa L1 dan L2 menyala terang. Hal itu
terjadi karena arus mengalir melewati kedua lampu itu. Arah arus pada rangkaian
ini dapat digambarkan sebagai berikut
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir menuju lampu L1 dan
lampu L2 sehingga kedua lampu tersebut menyala terang
Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal ini
disebabkan karena arus terputus pada saklar pertama, S1. Terputusnya arus pada
saklar S1 menyebabkan arus tidak bisa mengalir dalam rangkaian karena saklar S1
adalah saklar yang terhubung langsung dengan sumber tegangan, sehingga apabila
saklar S1 diputus maka tidak arus yang mengalir dalam rangkaian.
Pada percobaan keempat diketahui bahwa L2 akan lebih terang jika L1
dilepaska dari rangkaian. Hal ini terjadi karena hambatan dalam rangkaian
semakin kecil dengan dilepaakannya lampu L1. Berdasarkan rumus I =V/R dapat
diketahui semakin kecil hambatan dalam suatu rangkaian listrik maka arus yang
mengalir akan semakin besar. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel
adalah rangkaian individu.Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar
hambatan cabang.
Pada percobaan kelima diketahui bahwa bahwa L1 akan lebih terang jika
L2 dilepaskan dari rangkaian. Peristiwa ini sama halnya pada pecobaan keempat.
Karena hambatan yang terdapat dalam rangkaian semakin kecil sehingga arus
yang diterima lampu L1 semakin besar dan lampu L1 menyala lebih terang jika
dibandingkan apabila lampu L2 diletakkan dalam rangkaian.
Pada percobaan keenam diketahui bahwa saklar tambahan yang
diletakkan sebelum saklar S1 akan mampu menyalakan L1 dan L2, pada saat S1
tertutup. Karena jika saklar tambahan diletakkan sebelum S1 maka fungsi S1
sebagai saklar pusat yang tehubung langsung dengan tegangan akan digantikan
oleh saklar tambahan tersebut. Dibawah inilah gambar rangkaian dan arah arus
yang mengalir pada rangkaian
c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri
Pada percobaan pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian listrik dapat
menggunakan AVO (Ampere, Volt, Ohm) meter. Pada perhitungan pengukuran
tegangan pada rangkaian listrik dapat dilakukan dengan meletakkan voltmeter
secara paralel. Pada rangkaian seri besar tegangan sumber adalah hasil
penjumlahan dari masing-masing tegangan dalam rangkaian.Sedangkan besar arus
pada rangkaian seri adalah sama. Perhitungan pengukuran arus pada rangkaian
listrik seri dapat dilakukan dengan meletakkan amperemeter secara seri.
Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 tidak
menyala karena kedua saklar terbuka sehingga tidak ada arus yang mengalir. Jika
salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti sehingga tegangan dan arus dalam rangkaian tersebut adalah 0. Hambatan
dalam rangkaianpun adalah 0.
Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 menyala.
Hal ini disebabkan terdapat arus yang mengalir ada rangkaian. Besar arus pada
rangkaian ini adalah 0.34 A. Besar tegangan pada lampu L2 adalah 1.17 dan pada
lampu L2 adalah 1.11. Sedangkan Tegangan pada sumber adalah 2.35 V Dari
besar arus dan tegangan ini dapat dihitung besar hambatan yang terjadi pada
rangkaian
Karena rangkaian tersusun secara seri maka I s = I1 =I2maka
R1 =VI
= 1.170.34
= 3.44
R 2=VI
= 1.110.34
= 3.26
RT = R1 + R2 = 3.44 + 3.26 = 6.70
R s =VI
= 2.350.34
= 6.911
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan
nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini
dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti
membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang
digunkan, dan beberapa faktor yang lain .
Grafik ubungan antara tegangan dan Arus pada percobaan kedua dapat
digambarkan sebagai berikut
Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal itu
disebabkan karena saklar S1 yang terbuka sehingga arusnya terputus di S1. Jika
salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti. Maka besar arus dan tegangan pada rangkaian adalah 0.
Pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala namun
lampu L2 mati, hal ini disebabkan karena arus tidak mengalir melewati lampu L2,
akantetapi arus melewati saklar S2 karena hambatan pada saklar S2 lebih kecil
dibandingkan lampu L2. Besar arus yang mengalir pada rangkaian adalah 0.44 A
dan tegangan pada sumber adalah 2.28 .
d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel
Cara mengukur arus dan tegangan rangkaian parallel samaa dengan cara
mengukur arus pada rangkaian seri. Pada perhitungan pengukuran tegangan pada
rangkaian listrik dapat dilakukan dengan meletakkan voltmeter secara paralel.
Sedangkan pada perhitungan pengukuran arus pada rangkaian listrik seri dapat
dilakukan dengan meletakkan amperemeter secara seri. Yang membedakan adalah
besar tegangan sumber dan arus sumber pada rangkaian. Pada rangkaian parallel
besar tegangan dalam suatu rangkaian adalah sama, sedangkan besar arus sumber
adalah hasil penjumlahan dari masing-masing arus dalam rangkaian.
Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 tidak
menyala karena kedua saklar terbuka sehingga tidak ada arus yang mengalir. Jika
salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti sehingga besar arus dalam rangkaian tersebut adalah 0. Besar tegangan
dalam rangkaian ini adalah 1.32 V. Karena arus yang mengalir adalah 0 maka
hambatan dalam rangkaian juga 0.
Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 menyala namun lampu
L2 mati, hal ini dikarenakan arus yang menuju lampu L2 terputus di saklar S2.
Sehingga tidak ada arus yang mengalir melewati L2. Masing-masing cabang
dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus masing-masing cabang
adalah tergantung besar tahanan cabang. Besar tegangan sumber adalah 1.217 V
dan besar arus yang lelewati lampu L1 adalah 0.32, dan pada L2 adalah 0
sedangkan besar arus pada sumber adalah 0.33. Dari data tersebut dapat dihitung
hambatan pada rangkaian.
Karena rangkaian tersusun secara paralel makaV s = V1 =V2, dan Is = I1
+ I2, dan maka RT = 1
R1 +
1R2
R1 =VI
= 1.2170.32
= 3.8
R s =VI
= 1.2170.33
= 3.7
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan
nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini
dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti
membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang
digunkan, dan beberapa faktor yang lain . Grafik ubungan antara tegangan dan
Arus pada percobaan kedua dapat digambarkan sebagai berikut
Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal itu
disebabkan karena saklar S1 yang terbuka sehingga arusnya terputus di S1. Jika
salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti. Maka besar arus dan tegangan pada rangkaian adalah 0.
Pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala dn lampu
pada L 2 mati, hal ini disebabkan karena arus mengalir pada kedua lampu.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. Besar arus yang
mengalir pasa lampu L1 adalah 0.32 A, pada L 2 adalah 0.32 A, dan besar
tegangannya adalah 0.64. Dari data tersebut dapat dihitung hambatan pada
rangkaian.
Karena rangkaian tersusun secara paralel makaV s = V1 =V2, dan Is = I1
+ I2, dan maka RT = 1
R1 +
1R2
R1 =VI
= 1.0960.32
= 3.43
R1 =VI
= 1.0960.31
= 3.54
1R1
= 1
R1 +
1R1
1R1
= 13.43
+ 13.54
=1.74
R s =VI=1.096
0.64=1.71
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan
nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini
dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti
membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang
digunkan, dan beberapa faktor yang lain . Grafik ubungan antara tegangan dan
Arus pada percobaan kedua dapat digambarkan sebagai berikut
top related