lampiran - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. lampiran.pdf · b. divisi sosialisasi,...
Post on 23-Feb-2018
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
147
LAMPIRAN
165
Kisi-kisi Wawancara
No Rumusan Masalah Aspek-aspek yang Diteliti
A
Latar belakang KPU
Kabupaten Sleman
melaksanakan
pendidikan politik
bagi pemilih pemula
1. Substansi pendidikan politik
2. Sarana atau agen dalam pendidikan politik
3. Tujuan pendidikan politik
4. Alasan KPU Kabupaten Sleman melaksanakan
pendidikan politik bagi pemilih pemula
5. Alasan pemilih pemula menjadi sasaran dalam
pendidikan politik
6. Domain KPU dalam pendidikan politik
7. Kesadaran politik warga Sleman
B Peranan KPU
Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan
pendidikan politik
bagi pemilih pemula
pada tahun 2011-
2012
8. Bentuk program pendidikan politik bagi pemilih
pemula
9. Target program pendidikan politik
10. Tujuan diadakannya program pendidikan politik
bagi pemilih pemula
11. Kendala implementasi pendidikan politik bagi
pemilih pemula dan upaya untuk menghadapai
kendala tadi
12. Antusiasme peserta program secara kuantitas dan
keaktifan peserta
13. Harapan KPU bagi peserta program pendidikan
politik bagi pemilih pemula
166
Pedoman Wawancara
A. Ketua KPU
Nama :
Riwayat Pendidikan :
No Rumusan Masalah Pertanyaan
A Latar belakang KPU
Kabupaten Sleman
melaksanakan pendidikan
politik bagi pemilih pemula
1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?
2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan
pendidikan politik bagi pemilih pemula?
3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam
pendidikan politik?
4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai
politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa
domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan
salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?
5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik
yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn?
6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi
dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa
penyebab naiknya angka golput di Sleman?
7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan
diadakannya pendidikan politik bagi pemilih pemula?
8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman
akhir-akhir ini?
B Peranan KPU Kabupaten
Sleman dalam
melaksanakan pendidikan
politik bagi pemilih pemula
pada tahun 2011-2012
9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman
dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula?
10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?
11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU?
167
B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten
Sleman
Nama :
Riwayat Pendidikan :
No Rumusan Masalah Pertanyaan
A
Latar belakang KPU
Kabupaten Sleman
melaksanakan
pendidikan politik
Bagi pemilih pemula
1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?
2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik?
3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut
bapak?
4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan
pendidikan politik bagi pemilih pemula?
5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam
pendidikan politik?
6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn,
partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian,
apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan
dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?
7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan
politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik
dan PKn?
8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi
dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa
penyebab naiknya angka golput di Sleman?
9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga
Sleman akhir-akhir ini?
B Peranan KPU
Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan
pendidikan politik
bagi pemilih pemula
pada tahun 2011-
2012
10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten
Sleman dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula?
11. Siapa saja target sasaran program tersebut?
12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?
13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi?
14. Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam
implementasi program tadi?
Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk
168
mengatasinya?
15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat
dari jumlah peserta (kuantitas) maupun dari keaktifan
peserta?
16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti
program ini?
C. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-Kabupaten Sleman
Tahun 2011
Nama :
Jabatan :
Riwayat Pendidikan :
Waktu, Tanggal :
Rumusan Masalah Pertanyaan
Peranan KPU Kabupaten
Sleman dalam
melaksanakan pendidikan
politik bagi pemilih pemula
tahun 2011-2012
1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan
politik yang dilakukan melalui mata pelajaran PKn
khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman?
2. Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam
workshop pemilih pemula tahun 2011?
3. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop itu?
4. Metode apa yang bapak terapkan dalam
menyampaiakan materi tersebut?
5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop?
6. Apa harapan bapak bagi peserta (guru PKn maupun
siswa) pasca mengikuti workshop pendidikan pemilih
pemula?
169
D. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012
Nama :
Jabatan :
Riwayat Pendidikan :
Waktu, Tanggal :
Rumusan Masalah Pertanyaan
Peranan KPU
Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan
pendidikan politik bagi
pemilih pemula tahun
2011-2012
1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang
dilakukan melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah-
sekolah di Kabupaten Sleman?
2. Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT Pemilu pada tahun
2012 lalu?
3. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi
tersebut?
4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT?
5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu?
E. Guru PKn Pendamping Workshop tahun 2011
Nama :
Jabatan :
Riwayat Pendidikan :
Waktu, Tanggal :
No Rumusan Masalah Pertanyaan
A Peranan KPU
Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan
pendidikan politik
bagi pemilih pemula
tahun 2012
1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut
workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin?
2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop
tersebut?
3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi
peserta worshop?
4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program
tersebut?
170
F. Guru PKn Peserta TOT tahun 2012
Nama :
Jabatan :
Riwayat Pendidikan :
Waktu, Tanggal :
No Rumusan Masalah Pertanyaan
A Peranan KPU
Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan
pendidikan politik
bagi pemilih pemula
tahun 2012
1. Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan
oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin?
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang
memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem
distrik dan sistem proporsional terbuka?
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi
dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah?
6. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan
materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut
Anda?
G. Peserta Workshop tahun 2011
Nama :
Asal sekolah :
Waktu, tanggal :
Rumusan Masalah Pertanyaan
Peranan KPU Kabupaten Sleman
dalam melaksanakan pendidikan
politik bagi pemilih pemula di
Kabupaten Sleman pada tahun
2011-2012
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta
workshop pemilih pemula yang diadakan KPU Kabupaten
Sleman pada tahun 2011 silam?
2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop
tersebut?
3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi
tersebut?
171
4. Apakah anda antusias mengikuti program tersebut?
5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop
tersebut?
6. Apa manfaat workshop tersebut bagi anda?
7. Apakah workshop tersebut mendorong anda untuk
berpartisipasi aktif dalam pemilu misalnya dalam pemilu
2004 mendatang?
G. Peserta Olimpiade Pemilu tahun 2012
Nama :
Asal sekolah :
Alamat :
Waktu, tanggal :
Rumusan Masalah Pertanyaan
Peranan KPU Kabupaten
Sleman dalam melaksanakan
pendidikan politik bagi
pemilih pemula di Kabupaten
Sleman pada tahun 2011-2012
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade
pemilu tahun 2012 yang diselenggarakan oleh KPU
Kabupaten Sleman?
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim
berapa orang?
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade
tersebut?
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut?
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat
wawasan luas terkait dengan pemilu di Indonesia misalnya?
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda
terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu, misalnya
dalam pemilu 2014 mendatang?
172
TRANSKIP WAWANCARA
H. Divisi sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas, dan SDM
Nama : Hazwan Iskandar
Waktu, Tanggal : Pukul 10.00 – 11.00, 30 Mei 2013
1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?
Substansi pendidikan politik itu bagaimana kita mencoba mencerdaskan
masyarakat terhadap pilihan politiknya, dalam kaitan terhadap pemilu baik pemilu
legislatif, pemilu presiden, maupun pemilukada atau pemilu kepala daerah. Jadi
seperti itu menurut saya, bagaimana masyarakat menjadi cerdas untuk memilih
pemimpin yang tepat.
Tadi kan bapak mengatakan bahwa pemilih yang cerdas itu pemilih yang
dapat memilih pemimpin yang tepat. Kriteria pemimpin yang baik itu seperti apa
pak?
Pemimpin yang baik itu memiliki kapabilitas yang cukup, memiliki tingkat
legitimasi pemilihan besar yaitu tingkat kepercayaan publik terhadap dia, dari segi
personal dia mampu mengajak masyarakat dalam kaitan proses pembangunan. Jadi
seorang leader itu dia mampu mengarahkan dan memotivasi. Mengarahkan itu dia
tahu apa yang harus dikerjakann oleh seorang pemimpin, pemerintah, maupun
masyarakat. Disana ada yang dinamakan profesional dan kapasitas menjadi
pemimpin harus cukup. Yaitu kapasitas untuk menrelkan proses pembangunan
sesuai kebutuhan masyarakat.
2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik?
Kalau kita bicara pendidikan politik hal utama dan pertama tentu adalah
partai politik yang semestinya melakukan pendidikan politik. Karena di UU Parpol
diatur mengenai parpol untuk melakukan apa yang namanya pendidikan politik.
Artinya bagaimana mereka bisa melakukan kerja-kerja politiknya dalam hal
memberikan saluran komunikasi dan agregasi kepentingan masyarakat kepada
pemerintah dan legislatif. Kedua, lembaga penyelenggara negara yang berhubungan
langsung dengan dunia politik, seperti komisi pemilihan umum. Kemudian
skateholder lain seperti LSM-LSM yang bergerak dibidang kemasyarakatan, sosial-
politik itu penting dalam proses pendidikan politik. Termasuk di dunia pendidikan
dari pendidikan dasar semestinya, bagaimana suatu perbedaan itu suatu keniscayaan
173
yang dikelola. Sampai perguruan tinggi saya kira. Agen-agen tersebut dapat
mencerahkan untuk terbentuknya iklim politik yang bermartabat.
3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut bapak?
Masyarakat dapat memahami bahwa perbedaan pandangan politik adalah
keniscayaan. Jadi hal yang tidak perlu dipertentangkan, sehingga ketika terjadi
perbedaan pandangan atau pilihan politik patut dihargai. Tidak hanya dalam konteks
pemilihan umum, tapi pada hal-hal lain. Sehingga kita menyadari perbedaan itu
sebagai rahmat.
4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih
pemula?
Ada suatu bagian tersendiri dari program KPU, atau KPU sebagai
penyelenggara pemilu tidak hanya masyarakat tercerahkan dalam aspek-aspek teknis
pemilu tapi juga KPU diberi wewenang untuk melakukan pendidikan pemilih.
Sehingga masyarakat juga tahu substansi pemilu, yaitu tahu pemilu adalah proses
untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang akan memimpin bangsa dan negara ini
kedepan tentu dilatarbelakangi dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh UU.
Pendidikan pemilih berkaitan dengan substansi pemilu dia tidak hanya mengawal
pemilu dari aspek teknis tapi juga aspek lain bahwa keterpilihan dan keterwakilan
harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti yang saya katakan diawal, yaitu
pemimpin yang berkualitas.
5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik?
Jadi begini, pemilih pemula kami kategorikan sebagai the first voter/pemilih
yang pertama ikut dalam proses pemilu, sehingga mereka tidak atau belum
terkontaminasi dengan hal-hal apa yang disebut residu pemilu. Residu pemilu seperti
money politic dan kampanye hitam. Mereka masih murni belum terkontaminasi
sehingga dapat dibentuk pola pikir atau paradigma politiknya.
6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media
massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan
dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?
Saya kira untuk KPU sama dengan lembaga-lembaga lain atau agen-agen
pendidikan lain. Tapi kami lebih pada bagaimana proses pemilu itu dipahami secara
benar dan utuh dan bagaimana output, atau pasca pemilu dapat di kawal oleh
masyarakat. Ketika KPU melakukan pemilu tentu disana ada peserta pemilu, peserta
pemilu itu yang disodorkan oleh parpol selaku lembaga pengusung calon itu yang
174
akan kita cerahkan pada masyarakat bahwa peserta dipilih sesuai dengan pilihan
masyarakat agar pemilih mampu melihat secermat mungkin, bahwa yang mereka
pilih adalah pilihan mereka. Jadi mereka tidak memilih kucing dalam karung.
Lembaga lain tentu mereka punya domain lain untuk memerankan pendidikan
politik. Kalau parpol tentu bagaimana masyarakat mampu memilih parpol tersebut,
gitu ya.
7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh
agen seperti partai politik dan PKn?
Parpol politik punya karakteritik yang berbeda dengan lembaga lain. Mereka
tentu mengajak masyarakat untuk memilih parpolnya. Selama ini parpol belum
optimal melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, bahkan barangkali residu-
residu politik itu disumbang oleh parpol, seperti money politic dan black campaign.
Karena kompetisi yang begitu ketat dan seterusnya.
Kalau PKn saya tidak punya pengetahuan yang cukup, bagaimana mata
kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan, sampai sejauh mana arti penting
demokrasi atau pemilu diberikan kepada siswanya atau mahasiswa. Tapi selama ini
kita bekerja sama dengan guru-guru PKn di tingkat SMA tentang kepemiluan itu
sangat kecil prosentasinya. Atau tentang demokrasi sangat kecil, yang diberikan
kepada siswa. Ini sebenarnya perlu desain bagus lagi agar materi kepemiluan punya
porsi yang lebih besar dalam mata palajaran.
Komisioner yang sekarang sudah menangani pemilu kada tahun 2010. Apa
ada pengalaman parpol menyumbangkan residu politik?
Ya secara rahasinya umum ada. Tapi saya tidak ada data detail, atau hasil
penelitiannya. Tapi secara umum itu menjadi rahasia bersama bahwa setiap
pemilihan pasti ada money poilitic dalam berbagai bentuk. Artinya untuk
mempengaruhi tingkat kepemilihan itu dilakukan dengan berbagai cara, sehingga
masyarakat seolah-olah dimanjakan dengan money politic dengan berbagai bentuk.
Ini jadi kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kandidat, atau mereka yang
berkompetensi. Karena masing-masing kompetitor berlomba-lomba dalam money
politic dalam berbagai bentuk seperti sumbangan-sumbangan. Artinya memberi
sesuatu atau benda barang untuk mempengaruhi keterpilihan itu kategori money
politic.
Dimana domain seperti penindakan money politic pak?
175
Kalau secara regulatif itu di pengawasan, di Panwaslu atau Bawaslu.
Sehingga money politic itu bisa masuk dalam ranah pidana pemilu. Kalau di ranah
pidana pemilu, maka diberikan kewenangan ke kepolisian untuk menindak lanjuti.
8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik
kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di
Sleman?
Jadi begini, golput itu ada beberapa macam kategorinya. Pertama, pilihan
orang untuk tidak memilih karena barangkali kandidat tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi dia betul-betul golput murni. Ada lagi golput kesalahan
administrasi. Yaitu ada seseorang disuatu wilayah masuk dalam daftar pemilih tetap
(DPT), kemudian dia sudah bertahun-tahun kerja didaerah lain. Secara administratif
datanya masih di wilayah tadi, sehingga panitia pemutakhiran data pemilih itu tidak
berani untuk mencoret, karena secara de jure orang sana. Dia tidak mencabut KTP
asalnya. Itu tidak hanya terjadi pada orang-orang yang kerja di kota lain seperti
Jakarta, Bekasi, dan lainnya, bahkan orang yang kerja di Kota Jogja saja itu pindah
juga di kota, tapi tetap menjadi penduduk Sleman. Sehingga menjadi pembengkakan
jumlah pemilih di TPS. Yang sungguh-sungguh perlu kita benahi disetiap TPS itu
benar-benar secara de facto ada secara faktual dia disitu dan secara de jure dia disitu
administrasinya. Sehingga angka golput dapat ditekan. Tapi sebenarnya orang yang
bertugas atau kerja ditempat lain itu masih bisa memilih dengan surat keterangan
memilih ditempat lain. Ini penyumbang-penyumbang golput sebenarnya.
9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini?
Kalau melihat angka partisipasi masih cukup tinggi karena di Sleman itu
masih disekitaran angka 70%. Kalau aspek kependudukan kita benahi, ya kan?
Barangkali tingkat partisipasinya dapat meningkat. Tapi kesadaran memilih itu tidak
hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat, tapi dia berpartisipasi dia secara
kualitas. Dia milih banyak gitu tapi gak bener ya sama saja. Tapi bagaimana orang
memilih banyak atau secara kuantitas dan juga memilih orang yang berkualitas.
10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan politik
bagi pemilih pemula?
Jadi KPU Sleman menyelenggarakan berbagai program, atau strategi.
Pertama melalui media, dan kedua tatap muka. Media ini media elektronik dan luar
ruang. Kita lakukan seperti balio spanduk tentang ajakan untuk berpartisipasi dalam
pemilu dan tahapan pemilu. Termasuk di media kita lakukan kerjasama dengan
176
media baik cetak maupun elektronik. Talkshow di radio dan TV berkaitan dengan
tahapan pemilu, atau menjadi pemilih yang berkualitas. Tatap muka kita lakukan
dalam bentuk workshop atau TOT atau bentuk lain dialogis lainnya. Kita juga ada
roadshow. Roadshow itu kita mendatangi pusat-pusat keramaian, yang mungkin
disana banyak orang tapi tidak bisa kita lakukan secara tatap muka. Disana kita
jelakan mengenai memilih pemimimpin yang berkualitas dalam bentuk penyebaran
leaflet, stiker, dll. Jadi kita cover masyarakat secara keseluruhan. Kemudian kita
sasaran juga pada pemilih pemula kerjasama dengan dinas pendidikan pemuda dan
olahraga (Disdikpora Sleman), juga dengan kerjasama seluruh sekolah SMA
sederajat yang ada di Kabupaten Sleman. Dan sekaligus ini menjawab pertanyaan ke
11.
11. Siapa saja target sasaran program tersebut?
Terjawab di pertanyaan nomor 10, yaitu kalau untuk pemilih pemula ya
seluruh SMA sederajat di Kabupaten Sleman.
12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pemilu dan mengajak
mencerahkan bahwa pemilu harus punya makna di masyarkat agar harapan mereka
sesuai dengan kenyataan yang akan ditrima pasca pemilu.
13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi?
Materi yang disampaikan apa itu arti penting berdemokrasi, arti penting
pemilu, aspek-aspek teknis pemilu, juga tahapan-tahapan pemilu, dan bagaimana
mengawal pemerintahan pasca pemilu. Itu yang kita sampaikan dalam setiap
program yang kita jalankan.
14. Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam implementasi program tadi?
Ada kendala yang kita hadapi dalam implementasikan program. Pertama,
kita kekurangan SDM untuk mencapai sekian ratus ribu penduduk atau jumlah
pemilih di Kabupaten Sleman. Kedua, diantara sela-sela waktu kita
menyelenggarakan tahapan, kita terkendala dengan kendala waktu, frekuensinya
menjadi sedikit. Keitga, keterbatasan anggaran. Biaya yang kita anggarkan untuk
mengcover program yang kita kerjakan.
Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk mengatasinya?
Upaya yang kita lakukan tentu dalam UU itu pemerintah serta pemerintah
daerah diwajibkan ikut mendukung suksesnya pemilu. Tahun 2009 itu pemda
Sleman membantu sosialisasi pada media dan masyarakat. Sasaran mereka berbeda
177
dengan KPU, sasaran mereka tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh
pemerintahan di kecamatan dan desa. Pemda Sleman selama ini kita anggap bagus
dalam hal dukungan mereka baik program kegiatan maupun anggaran, untuk
mensukseskan sosialisasi tahapan pemilu. Mereka juga mencetak buku-buku UU dan
peraturan dst. Kekurangan SDM itu artinya kita minta instansi terkait mendorong,
seperti instansi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk ikut
mensosialisasikan program pemilu. Kemudian media kita minta berpartisipasi dalam
menyampaikan informasi terhadap tahapan pemilu.
15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat dari jumlah peserta
(kuantitas) maupun dari keaktifan peserta?
Kami memprogramkan ada workshop pada pemilih pemula di SMA. Setiap
sekolah ada lima perwakilan untuk kita jadikan trainer atau agen pemilu di sekolah
masing-amsing dan kita meminta 1 guru pendamping. Kita bagi wilayah barat,
tengah, dan timur. Total sekitar 100 siswa. Itu tidak ada yang kosong artinya seluruh
sekolah yang kita undang pasti mengirimkan siswa dan guru pendampingnya. Ini
menjadi catatan bahwa sebenarnya mereka dengan metode pelatihan bagi orang
dewasa, ternyata siswa antusias untuk mengikuti.
16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti program ini?
Kami akan sangat senang bila ada masukan dari masyarakat atau sekolah,
karena kemarin ada permintaan kita mengadakan olimpiade pemilu pada tahun 2012.
Kita kerjasama dengan DPRD, Bupati dan Disdikpora. Harapan kedepan kita bisa
luas lagi walau penuh keterbatasan. Dan mengajak skateholder lain untuk
mensosialisasikan pemilu terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat tidak apatis.
Sehingga pemilu penuh makna, karena kita akan memilih pemimpin untuk memilih
pemimpin yang akan menahkodai negara ini 5 tahun kedepan.
Untuk peserta TOT jadi trainer, mereka bisa menyampaikan berbagai hal
pada lingkungannya agar bisa memberi makna pemilu menjadi penting bagi
kehidupan bangsa dan negara.
Pertanyaan seputar Bapak Hazwa selaku nara sumber workshop (2011) dan
ToT (2012)
Di sekolah mana bapak menjadi narasumber?
Ada datanya kan? Ada pak. Hampir semua itu saya menjadi nara sumbernya,
karena saya sebagai tulang punggungnya program-progra itu.
178
Kemarin sudah wawancara dengan Pak Hamdam? Sudah Pak. Jadi yasudah
mas semua hampir samalah jawabannya dengan Pak Hamdan.
Metode kita memakai metode bridge, ada role playing, games dan ice
breaking, dan juga meta plan (kertas tugas).
Hanya tambahan untuk harapan ya bagaimana peserta lebih memahami arti
penting pemilu. Untuk lainnya anda dapat melihat dilaporan saja semua ada disitu.
I. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-Kabupaten Sleman
Tahun 2011
Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP
Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi
Waktu, Tanggal : Pukul 14.10 – 14.30, 27 Mei 2013
1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan
melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten
Sleman?
Saya tidak akan mengungkapkan pandangan terkait hal tersebut. Hanya saja saya
ingin mengatakan kemarin kita (KPU) mengadakan workshop pendidikan pemilih
bagi pemilih pemula merupakan upaya untuk diseminasi mengenai pentingnya
pemilu dan sistem pemilu bagi pemilih pemula. Perlu adanya penyampaian yang
sistematis terkait dengan pemilu. Kita dianggap lembaga yang mempunyai
kompetensi untuk menyampaikan hal itu, maka kami mengadakan program ini.
2. Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam workshop pendidikan pemilih
pemula tahun 2011?
Saya menjadi nara sumber di SMAN 1 Kalasan dan SMKN 1 Depok. Perlu dicatat
pula dalam program ini tempat diadakannya workshop merupakan gabungan dari
beberapa sekolah. Anda bisa lihat daftarnya di bagian sekretariat.
3. Apa saja materi yang disampaikan dala workshop itu?
Materi dalam program ini mencakup tahapan pemilu, pencalonan dan tugas KPPS.
Dalam tahapan pemilu dijelaskan mengenai tahap penyusunan daftar pemilih.
Bagaimana kriteria pemilih, apakah kurang dari 17 tahun sudah boleh memilih,
apakah PNS boleh memilih, apakah TNI boleh memilih, dan lain sebagainya.
Kemudian bagaimana dengan pemilih normal dan pemilih difabel juga dijelaskan.
Dalam materi pencalonan dijelaskan mengenai memilih calon yang baik, yaitu
179
yang memiliki kriteria-kriteria sebagai pemimpin yang baik. Tugas KPPS sendiri
dilakukan melalui simulasi pemilihan umum. Diperankan seorang ketua KPPS dan
anggota-anggota KPPS. Kemudian bagaimana tugas ketua KPPS dan anggota-
anggotanya.
4. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut?
Metode yang digunakan bermacam-macam diantaranya role playing (bermain
peran), dan meta plan. Bermain peran contoh bermain peran sebagai KPPS. Meta
plan sendiri kita gunakan untuk menganalisis kriteria-kriteria calon pemimpin
yang baik. Kita sediakan daftar kriteria-kriteria calon pemimpin. Kemudian siswa
menganalisis mana kriteria yang tepat untuk pemimpin yang baik. Intinya kita
ingin melibatkan siswa/peserta secara aktif.
5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop?
Peserta workshop sangat antusias. Hampir semua aktif dalam program, bertanya,
ikut menyumbangkan pikiran dalam diskusi. Rata-rata paham dengan materi yang
disampaikan. Bahkan ada beberapa peserta yang terlambat datang langsung bisa in
atau mengikuti.
6. Saya baca laporan kegiatan workshop peserta tidak hanya siswa tapi juga guru
PKn. Lalu bagaimana posisi guru dalam workshop tersebut?
Guru lebih sebagai pendamping saja. Disamping itu kita juga ingin guru tambah
pengetahuannya tentang proses pemilu secara komprehensif.
7. Apa harapan bapak bagi peserta (guru maupun siswa) pasca mengikuti workshop
pendidikan pemilih pemula?
Harapannya peserta paham mengenai proses pemilu. Karena selama ini pemilu
hanya dipahami sebagai gembor-gembor motor saat kampanye. Itu terlihat dari
fakta dilapangan, dan juga banyak peserta yang menyampaikan pesan dan kesan
bahwa mereka sekarang bisa lebih tahu tentang pemilu secara lebih komprehensif.
Dalam pemilu ada penyelenggara (KPU), pemilih, dan peserta pemilu. Mereka
merasa senang dan berharap kegiatan ini bisa dilakukan lagi. Kemudian
diharapkan mereka bisa menjadi pemilih kritis dan mengabil peran.
J. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012
Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP
Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi
Waktu, Tanggal : Pukul 14.30-14.50, 27 Mei 2013
180
1. Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT pemilu pada tahun 2012 lalu?
Saya bertugas menyampaikan sistem pemilu. Saya pernah mengikuti program
workshop kerjasama dengan lembaga pemilu Australia. Jadi saya berusaha
menyampaikan apa yang saya dapat dalam workshop tersebut di TOT kemarin.
Materi yang saya sampaikan terkait dengan sistem pemilu di dunia kemudian
sistem pemilu nasional, baik pemilu DPR, DPD, DPRD maupun Presiden.
2. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut?
Metode yang kami gunakan metode untuk pendidikan orang dewasa. Kami bagi
peserta menjadi beberapa kelompok kemudian mengerjakan stugas-tugas dari
kami. Kami juga memakai meta plan untuk menerangkan mengenai sistem distrik
dan sitem proposional.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai materi-materi yang disampaikan dilihat
dari jalannya program?
Saya melihat ada guru yang paham dan kurang paham. Ini terlihat saat
penggunaan meta plan yaitu tentang sistem pemilu distrik dan proporsional. Ada
meta plan yang salah ditempatkan.
4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT?
Guru-guru sangat antusias, jarang ada yang hanya diam. Rata-rata aktif mengikuti
jalannya program. Bahkan ada masukan mengundang KPU ke sekolah untuk
mengadakan mengisi mengenai pemilu di sekolah. Kalau ada permohonan resmi
kami siap. Namun sampai sekarang belum ada permohonan, mungkin mereka sulit
mengatur jadwal.
5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu?
Harapan kami guru dapat mentranfer pengetahuan yang didapat kepada para siswa
di sekolah masing-masing.
K. Ketua KPU Kabupaten Sleman
Nama : Bapak Djajadi
Waktu : Tanggal 14 Juni 2013
1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?
Pendidikan politik itu penting sekali. Bagi pemilih pemula, pendidikan politik
penting supaya pemilih pemula memahami demokrasi, dan pemilu umum, dan
lain-lain. Dalam hal ini dalam kaitan dengan pemilih yang masih berstatus pelajar
181
sekolah menengah atas, tentu saja tidak terlepas dari pelajaran PKn. Dalam PKn
itu baru sebagian kecil pendidikan politik disampaikan mengenai tataran praktek
di lapangan. Butuh pendidikan politik bagi pemilih pemula untuk mengawali
dalam memasuki dunia politik praktis. Butuh kesabaran, bertahap supaya pemilih
pemula bisa memahami pemilu. Demokrasi diwujudkan melalui pemilu oleh
rakyat. Dulu pemilu tidak secara langsung, tapi melalui perwakilan. Sejak
amandemen UUD 1945 terjadi perubahan besar pelaksanaan pemilu, mulai dari
aturan umum sampai teknisnya.
Tadi bapak menyebutkan tujuan pendidikan politik adalah untuk mempersiapkan
pemilih pemula sebelum memasuki dunia politik praktis. Apa yang dimaksud
bapak dengan dunia politik praktis?
Pemilih pemula adalah salah satu segmen pemilih di masyarakat. Dunia praktis
politik adalah pemilu itu sendiri, mulai dari pemilukada, pemilu legislatif maupun
pemilu presiden, sampai pemilihan tingkat bawah seperti pemilihan kepala desa,
pemilihan kepala dusun, dan di sekolah ada pemilihan ketua osis.
2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih
pemula?
Alasannya adalah dalam rentang waktu 5 tahun jmlah pemilih pemula sekitar 17-
18% jumlah dari keseluruhan pemilih. Jumlah tersebut cukup besar. Kalau
dikonversi ke kursi sekitar 8 kursi. Kalau tidak ada pendidikan politik bisa jadi
mereka apatis, tidak ikut nyoblos. Kursi yang sebesar tadi tidak dipilih oleh
mereka.
Disamping itu pemilih pemula belum paham pengenai seluk beluk pemilu.
Mereka perlu menjadi pemilih yang cerdas. Yaitu memilih berdasarkan track
record-nya yang bagus, dan tidak terlibat korupsi. Juga mereka harus dijauhkan
dari politik uang. Di tingkat pemilihan kades misalnya, sampai hari ini masih
banyak money politic. Mereka harus menggunakan rasionalisasi dalam
melakukan pemilihan, seperti yang saya katakan tadi.
Disamping diarahkan untuk menggunakan rasionalisasi dalam memilih, dalam
program ini juga pemilih pemula diberi keterampilan bagaimana jika mereka jadi
penyelenggara KPPS dalam suatu even pemilu. Sekaligus disimulasikan.
3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik?
182
Seperti yang saya katakan tadi mas, karena pemilih pemula belum pernah
memilih atau baru memilih, jadi harus diarahkan untuk memilih berdasarkan visi
dan misi.
4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga,
media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama
dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?
KPU sesuai dengan visinya yaitu sebagai penyelenggara melaksanakan pemilu
sesuai UU yang ada. Disamping itu juga melaksanakan sosialisasi terhadap
penyelenggaraan terhadap pemilih pemula dan masyarakat umum tentunya.
Disamping itu juga banyak hal yang harus dilakukan KPU untuk
menyelenggarakan pemilu. Dari sosialisasi tadi, melengkapi logistik, dan
rekrutmen panitia ad hock. Panitia ad hock ini terdiri dari PPK, PPS, dan KPPS.
Perlu diketahui juga untuk pemilukada itu anggaran 70% terserap di TPS,
termasuk perlengkapannya.
5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh
agen seperti partai politik dan PKn?
Jadi kalau partai politik itu cenderung goalnya mengarahkan supaya orang yang
diberi pendidikan politik menjadi simpatisan, konstituen atau jadi anggota.
Dengan pendidikan politik yang intensif bisa jadi pengurus. Jadi sifatnya
ideologis, kalau terkait hal penyelenggaraan pemilu hampir tidak disampaikan.
Kalau PKn kita seirng mengundang siswa maupun guru untuk ikut program kita.
Baik guru maupun siswa kita harapkan jadi agen dalam pendidikan politik. Dapat
getok tular di sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya.
6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik
kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di
Sleman?
Ada dua alasan. Pertama, kita masih memakai sistem de jure. Sistem pendaftaran
de jure artinya pemilih yang masih berKTP Sleman tetap menjadi pemilih. Jadi
ketika di hari-H dia golput. Seperti di kota pada pemilukada tahun 2006 silam,
jumlah golput pemilih yang tinggal di luar daerah sebesar 24%. Kedua, ada
masyarakat merasa tidak ada calon yang cocok dipilih. Terus tidak memilih. Kita
tidak bisa menyalahkannya. Memilih itu hak bukan kewajiban. Jadi boleh
digunakan atau tidak digunakan.
183
Untuk itu kita sosialisasikan pada masyarakat lewat berbagai media. Agar
masyarakat banyak tahu. Ketika masyarakat banyak tahu mengenai pemilihan, dia
bersedia untuk memilih.
7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan diadakannya pendidikan politik
bagi pemilih pemula?
Iya. Tapi lebih banyak pada tadi, supaya pemilih pemula menggunakan hak
pilihnya dengan cerdas. Yaitu berdasarkan visi dan misi, tidak sekedar karena
diberi sesuatu.
8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini?
Masih cukup tinggi. Karena walau kita belum ada data faktual mengenai alasan
golput, tapi kemungkinan golput disebabkan tadi, kita masih menggunakan sistem
de jure. Sehingga kedepan kita akan menggunakan sistem de jure dan de facto.
Secara de facto pemilih itu memang masih tinggal di Sleman. Jika tidak tinggal di
Sleman kita terapkan sistem de jure dengan catatan kita lakukan crosceck. Kita
tanya keluarganya apa dia besok bisa pulang saat pemilihan. Hal ini untuk
menekan angka golput.
9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan
politik bagi pemilih pemula?
Sejak 2011 lalu KPU memulai pendidikan politik bagi pemilih pemula.
Dilakukan untuk siswa-siswa SMA se-Kabupaten Sleman dan guru
pendampingnya. Kami terapkan metode sosialisasi dialog, simulasi praktek
(metode bridge), dan lain sebagainya. Untuk metode bridge sendiri merupakan
metode yang dikembangkan oleh KPU Indonesia dengan KPU Australia. Metode
ini diterapkan untuk menggerakan perekrutan PPK, PPS, dan KPPS. Disamping
itu kita juga gunakan metode meta plan. Meta plan digunakan untuk mempelajari
tahap-tahao seleksi PPK, pendaftaran calon, menyusun DPT, dan tentang KPU
sendiri. Tahun kemarin (2012) kita juga mengadakan program untuk pemilih
pemula hanya saja bentuknya lain. Jika ditahun 2011 hanya workshop, ditahun
2012 kita adakan Olimpiade Pemilu dan TOT untuk guru PKn SMA/SMK
sederajat di Kabupaten Sleman. Kami berharap tiap tahun kami bisa
menyelenggarakan program-program tadi.
10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?
184
Tujuan utamanya bisa membentuk agen-agen di kalangan pemilih pemula.
Sebagai contoh, kita di workshop ada simulasi pemilu. Diharapkan nanti simulasi
pemilu dapat diterapkan disaat pemilihan osis.
11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU?
Program-program tadi merupakan kerjasama dengan Disdikpora. Anggaran kami
kecil, paling tidak hanya bisa digunakan untuk anggaran nara sumber atau petugas
pendidikan pemilih. Kami hanya menyiapkan fasilitas IT, membuat model tulisan,
dan perlengkapan lain seperti kertas samson. Kadang-kadang malah ada sekolah
yang sekaligus menyediakan konsumsi, jadi kami enak juga, anggaran bisa
ditekan.
L. Guru PKn MAN Yogyakarta 3
Tanggal 17 Juni 2013 di MAN Yogyakarta 3
TOT 2012
1. Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten
Sleman pada tahun 2012 kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
Yang jelas tentang UU Pemilu. Kemudian sebab-sebab turunnya partisipasi
masyarakat, kemudian tata cara cara berpartisipasi, sosialisasi politik bagi pemilih
pemula. Juga terkait dengan metode yang digunakan untuk pendidikan politik
bagi pemilih pemula.
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan
sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?
Ada. Tapi tidak banyak, kurang dari 5%. Karena rata-rata guru PKn dari jurusan
PKn, sehingga sudah menerima teori-teori tersebut. Permasalahan lebih pada
pemahaman teknis, karena sistem kita sistem gabungan. Dan terkait dengan tata
cara penentuan distrik, apa dasarnya menentukan suatu dapil. Terkait pengaruh
kultur dan lain sebagainya. Kalau tidak tepat partai dapat kehilangan suara. Misal,
basis PAN di Sleman, Gamping, dan Tempel. Pemilihan dapil digeser, hal ini
dapat merubah suara yang didapat.
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
Guru-guru sangat antusias. Itu dapat menjadi pengayaan metode pembelajaran di
kelas.
185
5. Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan
nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelas-
kelas PKn pasca mengikuti TOT?
Di sekolah ini, sebelum ada program KPU sudah ada kelas pemilu. Dalam tataran
teknis, kita sudah melaksanakan dalam pemilihan osis. Ada pendaftaran calon,
kampanye atau orasi, pembekalan calon, dan pelaksanaan pemilihan.
6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu
dalam KBM di sekolah?
Materinya sudah ada di sistem politik Indonesia itu. Sudah banyak ada 8 kali
pertemuan. Berbicara mengenai sistem politik, partisipasi politik, sistem
kepartaian, dan lain sebagainya. Bahkan saya sering mengundang anggonta
dewan untuk datang ke MAN 3. Untuk memberikan diskusi politik atau
sarasehan. Hanya ditahun ini saja tidak dilaksanakan. Sudah 3 kali kita laksakan.
7. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi
dan pemilu cukup menurut Anda?
Jadi alokasi waktu untuk materi-materi tadi sudah cukup.
M. Guru PKn SMA N 1 Sleman
Nama : Drs. Rahadi
Waktu : Tanggal 19 Juni 2013 di SMA N 1 Sleman
Workshop 2011
1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun
2011 kemarin?
Iya. Dan di SMA 1 Sleman ini dua orang, dengan Pak Kardi.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?
Pada waktu workshop itu yang disampaikan oleh Ketua KPU Sleman itu terkait
dengan hak dan kewajiban selaku warga negara yang ada hubungannya dengan
pemilu. Sebab, dimungkinkan untuk pemilih pemula ini minatnya kurang.
Kekurangan itu tentu ada beberapa sebab. Bisa yang anak itu (pemilih pemula itu)
grogi, gimana caranya dan lain-lain. Kedua, dia belum mempunyai pilihan
mantap terkait partai atau caleg. Dan ketiga, sering ada kemungkinan ujung-
ujungnya finansial. Tahu kan ya mas? Kalau ada kaos dipilih, ada uang dipilih,
ada proposal dipilih. Anak yang idealis di pemilih pemula masih rendah.
Keempat, kemampuan dan anak itu heterogen atau macam-macam.
186
3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?
Bagus mas. Bahkan kemarin saat olimpiade pemilu kita menang. Untuk minat
anak-anak dalam workshop itu bagus, dari sekolah negeri maupun swasta yang
didukung oleh skateholder sekolah.
Menurut bapak metode apa yang lebih efektif dalam pendidikan politik?
Yang efektif itu metode simulasi. Karena kalau secara teoritis anak itu mudah
lupa. Enggan, mudah lupa, dan kurang minat. Ketika simula anak bisa dengan
gegap gembita. Simulasi untuk mengetahui hak sebagai warga negara, dan
menyumbangkan hak pilihnya agar tidak gugur.
4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?
Guru itu memberikan pengarahan, rambu-rambu, dan motivasi. Serta memberikan
materi-materi apa mengenai pemilu terkait dengan pemilih pemula.
TOT 2012
1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU
Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
Mengenai simulasi dan tata cara pemilih serta penentuan wakil-wakilnya. Partai
yang lolos threshold (ambang batas).
Kemarin itu pembicaranya ngundang dari KPU provinsi juga ya pak?
Iya.
Kalau yang dari provinsi tadi mengani apa saja ya pak?
Formal saja. Mengenai jadwal-jadwak tahapan pemilu.
Kalau tentang pemilu pak, pentingnya mengikuti pemilu?
Iya ada. Bagaimana kita mengikuti pemilu, agar kita ikut menentukan wakil dan
masa depan bangsa kita. Menentukan maju tidaknya bangsa dan negara. Jangan
sampai tidak milih ikut mengkritik.
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan
sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?
Kalau distrik itu sudah banyak tahu. Sedang sistem proporsional terbuka itu
masih banyak yang tidak tahu. Sistem proporsional terbuka itu banyak
kekurangannya dan memiliki kelebihan pula. Kelebihannya, bisa memilih
memang caleg yang akuntabel, yang dedikasi tinggi, kita positive thinking saja ya
mas. Bisa menentukan nasib konstituen, menentukan perubahan ke arah yang
187
lebih baik. Kelemahannya antar intern partai itu ada persaingan yang tidak sehat.
Sama-sama dapil saling menjatuhkan demi mencari suara yang banyak. Sehingga
dampaknya pada kerenggangna kerukunan dalam satu partai, apalagi beda partai
politik. Hanya soal mencari urusan finansial caleg tersebut. Sehingga ada
benturan antar kader satu partai, kalau antar kader partai agaknya normal. Ini
antar satu partai, jadi tida baik. Jadi harus menjadi pembelajaran.
Perlu dicatat tidak semua guru PKn itu diluar jurusan civic hukum. Ada yang dari
Jurusan Sejarah dan lain sebagainya. Apalagi swasta mas. Ada sang guru itu
mengajarkan guru secara teoritis, tidak didemontrasikan. Sehingga pemahaman
guru tadi kurang pula.
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
Tinggi, ada rasa ingin tahu yang besar, dan sportif.
5. Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan
nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelas-
kelas PKn pasca mengikuti TOT?
Iya. Kita menggelar, tapi tidak menggunakan gambar kontestan pemilu. Saya
menggunakan gambar buah seperti nanas, pisang, dan semacamnya. Sebab
melalui tanda gambar partai itu anak kelihatan ada yang egois, ada yang
sombong, terus ejek mengejek. Namun dengan gambar buah tadi anak dengan
bebasnya berpartisipasi.
Bagaimana pemilihan osis sendiri pak?
Memang salah satu pendidikan demokrasi di sekolah itu adalah pemilihan ketua
kelas, pemilihan ketua osis. Sehingga calon ketua osis itu mengajukan proposal,
kemudian disampaikan dimimbar bebas. Saling adu program, saling adu
argumentasi, kemudian pemilihannya di dalam kelas. Ada pula lembaga
sementara yang menangani pemilihan ini.
6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu
dalam KBM di sekolah?
Ini proses pembelajaran berbeda dengan dulu. Sehingga saya lebih condong pada
diskusi kelompok, dan anak itu mempresentasikan kedepan, beserta tanya jawab
dengan kelompok lain. Guru memberi penilaian saat diskusi kelompok dan hasil
diskusi, atau paper setelah dijidid.
7. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang
demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda?
188
Tergantung penyampaiannya. Tidak harus diterangkan secara kalsikal. Kita kasih
tugas, berdialog, dan mendemontrasikan. Disamping itu kita ada pembuatan
kliping-kliping pemilu untuk menjadi buku.
Dari berita-berita surat kabar ya pak?
Iya mas. Kita bagi-bagi pula. Ada yang Kompas, KR, Jawa Pos, dan lain
sebagainya.
N. Guru PKn SMA N 1 Ngaglik
Drs. Pratiknyo
Jam 10.00, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Ngaglik
Workshop 2011
1. Apa anda menjadi pendamping siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011
kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?
Pada saat itu materinya berkisar pada tata cara seorang warga negara untuk
mempunyai hak dipilih maupun memilih. Lalu tentang ketentuan-ketentuan pemilihan
umum, pentingnya demokrasi dan berdemokrasi.
3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?
Antusiasnya lumayan. Banyak yang aktif bertanya karena memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi.
4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?
Perannya sebagai motivator pada anak-anak yang ikut. Total anak yang ikut dari sini 5
siswa.
TOT 2012
1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten
Sleman pada tahun 2012 kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
Tentang pemilu, lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan
sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?
Ada, tapi hanya sedikit. Dan mungkin itu karena tidak semua guru PKn sarjana PKn.
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
189
Sangat tinggi.
5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam
KBM di sekolah?
Banyak. Sekitar 1 Bab atau 1 KD.
6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi
dan pemilu cukup menurut Anda?
Sudah mencukupi untuk para siswa.
O. Guru PKn SMA N 2 Sleman
Sukamti, S.Pd.
Jam 11:00, Tanggal 19Agustus 2013 di SMA N 2 Sleman
Workshop 2011
1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011
kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?
Tentang syarat-syarat menjadi pemilih khususnya syarat-syarat bagi pemilih
pemula, dan mekanisme pemilihan umum.
3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?
Tinggi. Banyak yang mengajukan pertanyaan dan pada saat diskusi siswa-
siswa banyak yang aktif. Saat itu, perwakilan untuk acara workshop tahun 2011 5
siswa. Kemudian pada tahun 2012 lalu saat Olimpiade Pemilu SMA 2 mendapat
ranking 4.
4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?
Ya mendampingi mas, mengarahkan dan menjadi motivator.
TOT 2012
1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten
Sleman pada tahun 2012 kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
Terkait dengan sosialisasi politik, partai politik yan lolos dalam pemilu,
kemudian materi-materi tentang pemilu yang secara garis besar sama dengan materi
workshop tahun 2011, dan juga materi tentang urgensi demokrasi. Saat itu dihadiri
oleh KPU pusat, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten.
190
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan
sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?
Cukup memahami.
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
Tinggi.
5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam
KBM di sekolah?
Tinggi, khususnya kelas 11 pada semester 1 tentang budaya politik.
6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi
dan pemilu cukup menurut Anda?
Cukup. Jumlah materi dan alokasi waktu sudah cukup bagi siswa.
P. Guru PKn SMA N 1 Turi
Endang Dwi Haryani, S.Pd.
Pukul 12.15, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Turi
Workshop 2011
1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011
kemarin?
Iya.
2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?
Simulasi pemilu, cara memilih atau nyoblos, tentang demokrasi, pemil,
wawasan kebangsaan dan syarat-syarat menjadi pemilih.
3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?
Sangat tinggi. Khususnya pada metode meta plan dan role playing, siswa sangat
aktif.
4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?
Membimbing anak-anak, yang pada intinya supaya mereka jadi warga negara
yang baik. Dapat berpartisipasi dalam pemilihan dan memilih calon yang memang
dapat bekerja membangun negeri ini.
TOT 2012
1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten
Sleman pada tahun 2012 kemarin?
Iya.
191
2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?
Tentang demokrasi yang dikemas dengan metode role playing dan diskusi klasikal.
3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan
sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?
Ada sedikit.
4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?
Tinggi.
5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam
KBM di sekolah?
Tinggi,di kelas 10 ada tentang dasar-dasar pemilu yang termaktub dalam
UUD, kemudian di kelas 11 semester 1 ada tentang budaya politik. Budaya politik
disampaikan selama 8 kali pertemuan.
6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi
dan pemilu cukup menurut Anda?
Secara keseluruhan mencukupi. Hanya saja kita ketahui bahwa untuk kelas
tiga kurang efektif, karena sebagian besar waktu difokuskan untuk mata pelajaran
yang diikutkan UAN.
Q. Peserta Workshop Perwakilan SMA N 1 Turi
Nama : Adhi Pramono
Waktu : Pukul 10.30, Tanggal 14 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta workshop pemilih pemula yang
diadakan KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2011 silam?
Iya mas.
2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop tersebut?
Seingat saya, materinya seputar pemilu. Ada tentang apa itu mas, pentingnya
pemilu, kemudian kriteria pemimpin yang baik, dan tentang daftar pemiluh tetap.
Kalau tentang simulasi pemungutan suara ada kan?
Bentar mas. Karena sudah lama saya kurang ingat.
Itu disampaikan di sesi terakhir, ingat?
Ow ya mas. Ada dulu tetang itu, yang kita berperan sebagai panitia pelaksana di
TPS, ada juga yang berperan jadi yang nyoblos atau nyontreng, dan yang melakukan
pengamanan.
192
Ya, itu namanya KPPS.
Apakah materi tentang pentingnya pemilu membuka pandangan anda bahwa
berpartisipasi dalam pemilu itu penting?
Iya mas. Saya beranggapan juga bahwa partisipasi dalam pemilu itu penting
dilakukan warga negara. Jangan sampai kita golput, itu tidak benar. Lagian yang biasa
golput itu kalau ngritik sukanya hanya mencari-cari kesalahan, tidak memberikan solusi.
Anehnya lagi, dia itu tidak milih kok pas jadi suka ngitik. Orang-orang seperti itu yang
tidak bener mas.
Kemudian, apakah materi tentang kriteria pemimpin yang baik, lantas menjadi acuan
bagi anda agar tidak asal dalam memilih calon pemimpin dalam pemilu?
Ow ya, tentu. Kita itu tidak bisa asal milih pemimpin.
Kriteria pemimpin seperti apa yang menurut anda baik?
Ya yang mengerti kebutuhan masyarakat, bisa membawa perubahan di
masyarakat. Kalau sekrang ya, kalau saya seperti pak Jokowi dan yang dari Gerindra itu
mas. Pak Jokowi itu sederhana, dan ketika ada masalah dia tenang mencari solusi.
Dari Gerindra itu Pak Prabowo. Ow ya seperti saat ngurus penertiban PKL ya?
Ow iya mas, Pak Prabowo. Kalau Pak Jokowi tadi ya itu mas, tenang memang saat
kayak mengurus penertiban, tidak asal gusur. Dia bisa memberi pengertian pada rakyatnya
dulu. Disamping itu dia tidak hanya janji, tapi juga dibuktikan mas. Kalau Pak Prabowo
itu kan dari militer, jadi orangnya tegas. Sekarang ini kritikan begitu bertubi-tubi ke
pemerintah, jadi perlu pemimpin yang tegas agar tidak terlalu terdesak atau tersalahkan
terus pemeirntah.
3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut?
Ada diskusi mas, bermain peran lewat simulasi tadi.
Kalau meta plan dipakai tidak?
Yang seperti apa ya mas.
Meta plan itu arti dari kertas tugas Adi. Ada kertas-kertas yang disitu harus disusun
sesuai apa yang telah dirancang oleh nara sumber atau pembicara.
Ow ya ada itu mas. Tentang susunan para penyelenggara pemilihan umum, mulai dari
tingkat pusat sampai TPS.
4. Apakah anda antusias mengikuti program tersebut?
Ow tentu mas, saya aktif.
5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop tersebut?
Ya yang lain juga aktif. Karena kita dituntut aktif dalam program tersebut.
193
6. Apa manfaat workshop tersebut bagi anda?
Ya dapat menambah wawasan saya tentang materi-materi tadi. Kemudian saya jadi
ingin aktif dalam pemilu. Memilih juga tidak asal milih.
7. Apakah workshop tersebut mendorong anda untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu
misalnya dalam pemilu 2004 mendatang?
Tadi sudah terjawab ya mas. Iya saya ingin aktiflah besok. Satu suara pun kan
berarti mas. Satu suara saya pasti berarti, maka saya akan ikut milih. Sehingga, semoga
besok pemimpin yang saya harapkan bisa terpilih mas.
R. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi
Nama : Meisy Nursita Sari
Waktu : Pukul 11.30, Tanggal 12 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang
diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?
Iya.
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?
Satu mas. Terdiri dari 10 orang.
Kenapa 10 orang, setahu saya hanya 3 orang?
Kalau tiga orang itu saat masuk empat besar mas. Di tahap awal itu 1 tim 10 orang,
kemudian dikerucutkan menjadi 3 orang sebagai perwakilan yang masuk final.
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?
Materinya itu tentang UUD 1945 mas, kemudian Pancasila, dan Tap MPR.
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Ya ada yang sulit ada yang tidak mas.
Apa materi yang menurut anda sulit?
Itu mas materi tentang Tap MPR, dan tentang pemilu. Tapi karena dibimbing oleh
Bu Endang jadi kita dapat mengatasi soal-soal yang sulit. Disamping itu juga ditambah
ada anggota tim dari kelas 11 yang lebih paham tentang materi tersebut.
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
Manfaatnya kita yang tidak tahu menjadi tahu mas. Seperti tentang
kewarganegaraan, kita menjadi lebih paham terkait tentang asas-asas penentuan
kewarganegaraan seseorang, ada ius soli dan ius sanguinis, dan juga tentang orang yang
berwarganegara ganda atau tidak mempunyai warga negara.
194
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait
dengan pemilu di Indonesia misalnya?
Pasti mas. Saya mendapat wawasan luas, disamping tentang pemilu di Indonesia
juga tentang hal-hal lainnya terkait muatan soal olimpiade.
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?
Iya dong mas.
Apa alasannya?
Asyik mas.
Apakah hanya itu?
Endak mas, saya juga ingin menentukan pemimpin sendiri dengan ikut pemilu.
Apa kriteria pemimpin yang baik menurut anda?
Yang mau mengerti apa yang diinginkan rakyatnya, bertanggung jawab, disiplin,
dapat dipercaya, ya pokoknya kayak dasadharma Pramuka itu mas.
S. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi
Nama : Prisca Arzita Perdana
Waktu : Pukul 11.00, Tanggal 12 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang
diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?
Iya.
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?
1 tim mas yang terdiri dari 10 orang.
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?
UUD 1945, Pancasila, partai politik, pemilu, tentang kewarganegaraan dan pemerintahan.
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Cukup sulit. Karena saya baru kelas 10. Ada materi kelas 11 dan 12, sehingga kita
belum banyak tahu. Bu Endang bimbing, jadi dapat kita atasi.
Materi apa yang cukup sulit menurut anda?
Tentang partai politik mas, karena itu ada di kelas 11.
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
Ya lebih banyak tahu mas tentang hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran PKn.
Lebih tahu tentang Pancasila dan UUD 1945.
195
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait
dengan pemilu di Indonesia misalnya?
Iya mas. Saya lebih tahu gambaran pemilu seperti apa.
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?
Iya mas aktif.
Kenapa aktif?
Sebagai warga negara yang baiklah mas, harus aktif dalam pemilu.
T. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi
Nama : Hasta Sih Danar
Waktu : Pukul 11.30, Tanggal 12 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang
diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?
Iya mas, dengan Meisy dan Prisca.
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?
1 tim mas, terdiri dari 10 orang.
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?
UUD 1945, tentang KPU, tentang mapel PKn, Pancasila, dan pemilu.
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Cukup sulit mas.
Apa pertanyaan yang cukup sulit menurut anda?
Tentang pemilu mas, kan ada lembaga-lembaganya seperti KPU dan
pengawasnya. Saya kurang begitu tahu.
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
Memberikan pengetahuan lebih luas mas. Dan seperti akselerasi karena materi
kelas 2 dan 3 ada dalam lomba tersebut. Jadi ketika saya naik kelas 2 enak, tinggal
mendalami.
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas, terkait
dengan pemilu di Indonesia misalnya?
Iya. Lebih tahu gambaran pemilu mas.
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?
196
Aktif mas.
Apa alasannya?
Sebagai warga negara yang baik mas. Disamping itu saya juga ingin pemimpin
yang terpilih nantinya yang baik mas.
Apa kriteria pemimpin yang baik menurut anda?
Yang jujur mas, sederhana, tidak neka-neko, dan tidak korup. Pokoknya seperti
dasadharma Pramuka mas.
U. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Sleman
Nama : Amalia Fitri Kurnia Dewi
Waktu : Pukul 12.30, Tanggal 17 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang
diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?
Iya mas, dan saya satu tim dengan Sarah Rahmawati, dan Mas Wisnu Adtya. Kami
juga menjadi juara 1 pada olimpiade tersebut.
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?
3 tim mas, 1 tim terdiri dari 3 orang.
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?
Tentang pemilu mas, ada asas-asas pemilu, dan alokasi kursi. Disamping itu juga ada
materi tentang masyarakat madani, Pancasila, PKn, dan tentang UUD 1945.
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Cukup sulit mas. Khususnya seputar pemilu karena belum dipelajari di sekolah.
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
Ya manfaatnya saya jadi mengetahui lebih banyak mengenai pemilu. Kemudian juga,
kenapa saya harus milih, atau kenapa saya tidak golput.
Lalu, menurut anda kenapa anda harus milih atau tidak golput?
Karena menurut saya setiap suara dalam pemilu itu berarti mas dan sangat berpengaruh.
Jadi kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik, hak kita tadi.
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait
dengan pemilu di Indonesia misalnya?
Iya mas. Kalau tentang pemilu, saya tadi tahu tentang penyelenggara pemilu,
beserta tugas dan wewenang mereka. Sedangkan yang lain saya jadi bisa memperdalam
materi-materi PKn di sekolah.
197
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?
Iya mas aktif, karena saya pemilih pemula. Pada saat olimpiade tersebut
dipaparkan juga pemilih pemula itu banyak mas, sekitar puluhan persen lebih. Jadi suara
kami sangat berpengaruh. Saya ingin aktif untuk menentukan pemimpin sesuai dengan
keinginan saya.
Lantas pemimpin seperti apa yang anda inginkan, atau kriterianya seperti apa?
Ya yang pasti tidak tersangkut kasus korupsi mas, saat kampanye tidak melakukan
money politic, strata pendidikannya paling tidak S1. Kalau presiden ya saya dukung Pak
Anis Baswedan, karena dia orangnya terlihat santun saat berbicara. Disamping itu
wawasannya juga luas, masih terbukti bersih. Kan beliau juga penggagas Indonesia
mengajar. Jadi saya rasa beliau pantas menjadi presiden. Kalau wakilnya pokoknya yang
tegas, dari militer lah mas. Kayak Pak Prabowo.
V. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Sleman
Nama : Evi Yulia Setiawati
Waktu : Pukul 13.00, Tanggal 17 Oktober 2013
1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang
diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?
Iya mas. Namun saya hanya sampai babak penyisihan.
2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?
3 tim mas, 1 tim terdiri dari 3 orang.
3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?
Tentang pemilu, Pancasila, UUD 1945, alokasi kursi untuk DPR, DPRD, dan DPD. Itu
mas seingat saya.
4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Cukup sulit mas. Khususnya tentang alokasi kursi untuk dewan perwakilan.
5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?
Saya jadi mengetahui hal-hal tentang pemilu. Bahwa setiap orang punya hak untuk
memilih, lantas bagaimana cara menggunakan hak pilihnya. Kemudian mengetahui cara-
cara memilih.
6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait
dengan pemilu di Indonesia misalnya?
198
Iya mas. Saya jadi mengetahui tentang aturan pemilu. Kemudian saya juga
mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu. Ada KPU pusat, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, kemudian di tingkat kecamatan ada PPK, desa ada PPS, dan di tingkat
TPS ada KPPS. Sebelumnya saya kurang mengerti hal tersebut mas.
7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?
Iya mas aktif. Karena ternyata masih banyak rakyat yang tidak menggunakan hak
pilihnya dalam pemilu. Disamping itu banyak pemilih yang memilih hanya karena melihat
penampilan, atau bungkus. Juga ada pemilih yang golput tidak menggunakan hak
pilihnya, hanya karena pergi ke suatu tempat pada saat hari pemilihan umum.
Itu tadi faktor eksternal atau dari luar. Kalau faktor dari diri anda sendiri bagaimana?
Ya saya ingin menggunakan hak pilih saya karena saya ingin memilih pemimpin
yang memang sesuai dengan apa yang saya inginkan. Pemimpin itu harus tegas, tidak
obral janji saja, tapi juga dibuktikan dengan action. Disamping itu pemimpin itu juga
harus bisa menyeimbangkan antara kepentingan rakyat dan kepentingan pemerintah.
Kalau presiden saya rasa, saya dukung Pak Jokowi mas. Karena dia orangnya tegas, dan
tebar bukti bukan janji. Terbukti dia bisa membangun Solo, dan sekarang sedang
membangun Jakarta lewat monorel atau MRT untuk mengurangi macet, dan beberapa
kebijakan untuk penanggulangan banjir. Dan wakilnya HT mas. Karena dia tahu tentang
ekonomi. Jadi bisa memajukan sektor ekonomi.
Kalau HT kan sudah berpasangan dengan Wiranto ya. Jadi kalau bisa realistis wakilnya
menurut anda siapa yang tepat?
Emang sih mas. Ya paling Pak Mahfud mas. Karena orangnya masih terbilang
bersih. Walau saya melihat mereka jarang tampil berdua di publik.
top related