kopling mitsubishi kuda
Post on 01-Dec-2015
287 Views
Preview:
TRANSCRIPT
II. PERENCANAAN
Perencanaan kopling dari mobil MITSUBISHI KUDA sebagai berikut :1. 1. Daya maksimum = 86 Ps. Dimana 1 Ps = 0,985 dk
= 86 X 0,985= 84 ,71 dk
2. 2. Putaran = 4200 rpm3. Torsi maksimun = 16,2 / 2500 rpm4. Bahan untuk poros = st 60 (direncanakan)5. Jenis kopling adalah kopling dengan satu plat gesek.6. Bahan plat gesek adalah asbestos yang dipres ( direncanakan ) dan
beroperasi kering.
II. 1. Perhitungan Momen1. Momen Puntir pada poros
Mp = 71.620 x N/n (kg.cm) ...........................(1)Dimana N = Daya = 86 Ps = 84,71 dkn = Putaran = 4200 rpm
Mp = 71.620 x
= 1444,507 kg.cm2. Perhitungan Momen Gesek
Momen gesek dapat diperoleh dengan rumus :Mg = Mo1.β ...............................................(2)Dimana : Mo1 = Momen yang direncanakan Mo1 = Mp.V V = 1 ÷ 6 (faktor keamanan)Dipilih 3 agar kopling yang dirancang dapat dipergunakan untuk beban yang besar.Β = 1,2 ÷ 1,5 (faktor engagement)
= 1,4 direncanakan, maka : Mo1 = 1444,507 x 3,0
= 4333,521 kg.cmsehingga momen gesek diperoleh :Mg = 4333,521 x 1,4
= 6066,9294 kg.cm3. Pemilihan material poros
Oleh karena poros mengalami gaya gesek (menerima gesekan0, maka sebaiknya material poros yang
digunakan adalah baja St.60 berarti t = 60 kg /mm2 = 6000 kg/cm2.bolII=t/s ...............................................................(3)dimana s = Faktor keamanan terhadap batas patah adalah 5 ÷ 8 direncanakan s = 8, bol II = 6000/8 = 750 kg/cm2.Sedangakan tegangan geser yang diizinkan yaitu : bo lI = bol II / 1,73 .........................................(4)
= 750 / 1,73= 433,526 kg/cm2
4. Perhitungan diameter poros
Diameter poros dapat dicari dengan :Dp = [ Mg.s / bol II ]1/3
= [ (60666,9294).5 / 433,526]1/3
= 4,1 cm dp = 41 mmKarena adanya pemakaian spie, maka diameter poros harus dengan normalisasi N 161 (1930) bahwa diameter poros yang digunakan :dp = 32 mm (normalisasi)
5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros.Material poros dikatakan aman, apabila :bo lI > r dan bol II > a
dapat dilihat dalam perhitungan sebagai :a = P/A, dimana : P = Mp / r dan r = 0,5 d = 1444,507/1,77
= 0,5 . 3,55= 813,806= 1,775 cm
A = /4 . d2 = 3,14/4 . (3,55)2
= 9,8929
a = = 82,262
Karena bol II > a terbukti aman terhadap tegangan geser.
II. 2. Perhitungan Seplain
Seplain dari poros berfungsi untuk memindahkan atau mentransmisikan daya plat keporos utama, sehingga momen puntir dari cakra dapat dipindahkan melalui alur-alur seplain, yang mengakibatkan poros tersebut berputar bersama-sama dengan cakra.Jari-jari rata-rata splain (Rw) D = dimeter luar
Rw = ¼ (D + d ) .............(7) dp= dimeter poros= ¼ (4,3827 + 3,55 ) D=dp/0,81..........(6) =
4,3827 cm = 3,55/0,81 = 1,983
Karena jumlah splain yang direncanakan adalah sepuluh buah,
maka dapat ditentukan sebagai berikut : Tinggi splain yang direncanakan
h = 0,095 . D .......................................(8)= 0,095 . 4,3827= 0,4163
Lebar splain yang direncanakan b = 0,156 . D .......................................(9)
= 0,156 .4,3827= 0,6837
Diameter rata-rata seplain
Dw = 2 . Rw= 2 . 1,983= 3,96 cm
Pemeriksaan kekuatan seplainGaya tangensial yang diterima spline
Pr = Mp / Rw ....................................(10)= 144,507/1,983= 728,445
Karena jumlah splain yang direncanakan 10 buah, maka gaya tiap splain : Pr = Pt/10 = 728,445/10
= 72,8445sedangkan luas bidang bergesekan dapat ditentukan dengan rumus :
A = Rw.F.Z.Q .....................................(11)Dimana : Rw = jari-jari rata-rata splain
F = 0,8 (Dw/Z).LL (pig splain) = 6 cmZ = jumlah splain = 10 buahQ = 0,075
F = 0,8 (3,966/10).6 = 1,903 cm2
A = 1,983 . 1,903 . 10 . 0,075= 2,8314907 m2
tegangan geser pada setiap splain B = Pr/A
= 728,445/2,8314907= 257,265
Pemilihan bahan seplainBahan yang direncanakan st.60 dengan faktor keamanan
s=8, bol II =lebih besar dari tegangan geser yang diterima maka aman untuk desain.Tegangan tarik tiap soline
t = .................... (14)
= = 29,161 Kg/cm2
Oleh karena tegangan geser yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diizinkan begitu pula dengan tegangan tarik yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diberikan, maka desain tersebut aman.
II.3. Perhitungan plat gesek (KOPLING)1. Perhitungan plat gesek
Jumlah plat gesek yang direncanakan adalah 2 buah, sedang material plat gesek yang digunakan adalah dari asbes.F = 0,3 (koef . gesek)P = 2 ÷ 3 Kg/cm2 Toperasi = 1500-2500CMg = f. p. r ....................... (15)P = p . Ffr ...................... (16)
Ffr = (Luas permukaan yang bergesekan)= 2.Cm.d.z ................... (17)
b = 0,5 . rm .................... (18)z = 2 buah (jumlah plat gesek)maka :p = p . (rw)2 . zmg= f . p. . (rw)3 . zrw = ( mg/f . p. . z)1/3
dimana f = 0,3 ; p dipilih 2kg/ cm2
rw= 1/3 = 11,720676
sedangkan lebar disk yang diperoleh
b = 0,5 rw= 0,5 . 11,720676= 5,860338 cm
dimana b = r out – rin ................................ (19) rw = 0,5 (r out =+ r in) zrw = r out + r in
untuk 2rw = = 0,6 ÷ 0,8 ................ (20)
Direncanakan : = 0,8 r in = 0,8 r out
r out = 2 rw-r in 1,8 r out = 2 rw r out = 2 rw/1,8
= = 13,02297 cm
r in = 0,8 . r out= 0,8 . 13, 02297= 10,41837 cm
maka : D out = 2 . r out ........................ (21)
= 2 . 13,02297= 26,04594 cm
D in = 2 . r in ........................ (22)= 2 . 10,41837= 20, 83674 cm
2. Perhitungan berat plat gesek/Kopling a. Berat asbes
61 = /4 (D out2 – D in2) . t . y .... (23) t = Tebal plat gesek 0,3 direncanakan y = Berat jenis asbes
= 2,1 ÷ 2,8 gr/cm2
= 2,8 gr/cm2 (direncanakan) G1 = /4 . . 0,2 . 7,8
= 161,039 gr= 0,161034 kg
b. Berat plat tengah (G3)
G2 = /4 [D out2 – D in2] .t . p ....... (24) t= tebal plat tengah 0,2 direncanakan p = 7,8 gr/cm3
G2 = /4 . 0,2 . 7,8= 299,0733 gr= 0,2990733
c. Berat poros dan spline (G3) G3 = /4 . d2 . l . p ......................... (25) D = Diameter poros L = Panjang poros 25 cm direncanakan P = 7,8 gr/cm3
G3 = /4 . (3,55)2 . 25 .7,8= 1929,1276 gr = 1,9291276 Kg
sehingga berat kopling (Gf) adalah :Gf = G1 + G2 + G3
= 0,161034 + 0,2990733 + 1,92911276= 2,3892349 kg
3. Perhitungan lendutan yang terjadia. Lendutan yang terjadi akibat bobot poros itu
sendiri (G3).
L/2 G3 L/2
RA Wp RB
F1 =
Dimana W = berat poros (1,9291276 kg) L = 25 cm E = Modulus Elastis 2.15.106 kg/cm2
I = momen Inersia =
=
= 7,796 cm4
maka :
f1 =
= 5,85395.10-4
b. Lendutan yang terjadi akibat berat plat gesek dan asbes (G1+G2).
G1+G2
MA
Bila kopling dalam tidak beroperasi, maka keadaannya adalah terjepit dan beban G1+G2.
f1 = P (L)3 ...........................(27) 3 EI
P = Berat plat gesek dan asbes= 0,4601073 kg
f2 =
= 1,4297.10-4 cmsedangkan momen yang terjadi (Mo) adalah :
L P
-MA
MA =
=
= 35,9458Reaksi yang terjadi pada tumpuan A dan B.ΣMA = 0 RB.L-P(L/2)-W(L/2) = 0
RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0
RB = 0,875379RA sama dengan RB = 0,875379
Lendutan total yang terjadi :ff = f1+f2
= 5,85395.10-4 + 1,4297.10-4
= 7,28365.10-4 4. Perhitungan putaran kritis
ncr = 300.[ ]2/3......................(28)
= 300.[ ]2/3
= 9269,261925 rpmPutaran poros aman apabilsncr > nd critical
9269,261925 rpm>4200 rpm........putaran poros aman
Perhitungan Suhu, Umur & Efisiensi Kopling
1. Perhitungan suhu kopling
Suhu kopling yang terjadi pada saat beroperasi sangat menentukan baik dan buruknya kopling tersebut. Timbulnya temperatur dari kopling dikarenakan adanya gesekan yang juga menimbulkan power losses. Daya yang hilang ini timbul menjadi panas dan mengakibatkan temperatur kopling naik.Q Fw.k (t1-t2) .....................................(29)
Dimana : t = kenaikan temperatur Q = luas bidang bergesekan K = faktor pemindahan panas. Diambil antara
15-75.
Q = .3600.Nfr
Q = 632.Nfr Nfr = daya yang hilang
Nfr = t = 2 dtk
Efr = w =
= =
=439,6 rad/s= 678965,2772 kg cm rad/s= 6789,652772 kg m rad/s
Z = kerja kopling /jam= 20 ÷ 60 rad/jam (40 dipilih)
Nfr = = 1,00587 dk
fr = Fw= 2 .rw.b.z= 2 . 3,14 . 11,720676 . 5,860338 . 2= 862,7102 cm2 = 0,08627102 m2
sehingga toc =
=
= 159,2504oCmaka tboC = 159,2504 + 27
= 186,2504oCkarena temperatur kopling berada dalam interval
temperatur yang diizinkan yaitu tboC = 150 ÷ 250oc..............berarti memenuhi.
2. Perhitungan Umur Kopling.
Umur dari kopling tergantung dari pemakaian kopling itu sendiri, apakah kontinu atau terputus-putus.
Ld = ..........................................(32)
Ek = kerja yang dihasilkan plat gesek (5÷8) diambil 5
Ld =
= 1246,256 jamBanyaknya penyambungan tiap jam (20÷60) direncanakan 60 kali waktu
untuk penyambungan 60x4 = 240 dtk. Jika diperkirakan dipakai 14 jam, maka pemakaian tiap harinya 14x240 = 3360 dttk/hari.Jadi umur kopling :
Lk = .........................................(33)
=
= 1528,1214 hari= 4,1866 tahun
3. Perhitungan efesiensi kopling
kopling = x100% ........................(34)
Nm = daya rata-rata kopling perjam
Nm =
Nmax = = = 84,71 dk
Maka Nm =
= 83,533 dksehingga efisiensi kopling adalah :
kopling = x100%
= x100%
= 98,796 %
Kata Pengantar
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas terucap saat ini
karena Tugas Elemen Mesin II akhirnya selesai sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan. Tak lupa pula kita panjatkan puji
dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya
jualah sehingga tugas ini selesai dengan baik.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tugas Tugas Elemen Mesin II ini meski didalamnya masih terdapat
kesalahan maupun kekeliruan yang kesemuanya itu tidak lepas dari
khilafan-khilafan kami.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan kami di
Jurusan Mesin Fakultas Tenik Universitas Hasanuddin.
. Akhir kata kami dari penulis menganggap laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun. Selain itu
semoga apa yang kami tulis ini dapat dimanfaatkan sebagi mana
mestinya.
Wassal
am,
Pe
nulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….1
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………….3
Bab I Pendahuluan
……………………………………………………………………4
Latar
Belakang…………………………………………………………………. ....4
Pemilihan jenis
kopling………………………………………………………….
Batasan
masalah………………………………………………………………….5
Bab II Teori Kerja Kopling
…………………………………………………………6
Beberapa pengertian pokok gerakan
kopling………………………………..
Bab III Perencanaan Poros
………………………………………………………..7
Perhitungan Diameter
Poros……………………………………………………7
Bab IV Perencanaan Roda Gigi
…………………………………………………..10
Dasar perencanaan gigi…………………………...
Kegagalan pada roada gigi………….
Data perencaan…………………………………………………
Bab IV Perencanaan Splain
………………………………………………………10
Perhitungan Splain ………………………………………………………..
10
Pemeriksaan kekuatan splain
……………………………………………11
Bab V Perencanaan Kopling
……………………………………………………. 14
Perhitungan diameter dalam dan luar
kopling……………………….. 14
Perhitungan berat
kopling…………………………………………………..16
Perhitungan efisiensi kopling
……………………………………………18
Perhitungan Umur Kopling
……………………………………………..20
Bab VI Pemeriksaan Poros Dan Kopling
…………………………………… 25
Pemeriksaan Kopling
……………………………………………………… 31
Bab VII Perencanaan Paku Keling
……………………………………………. 33
Penyambungan asbes dengan plat tepi
…………………………….. 33
Bab VIII
Penutup…………………………………………………………………….. 36
BAB IPENDAHULUAN
Sebuah kopling yang tidak tetap adalah suatu elemen Mesin
yang menghubungkan poros penggerak, dengan putaran yang
sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan
ke dua poros tersebut baik dalam diam maupun berputar.
Kopling beroda dibelakang motor dan alat ini terpasang pada
roda penerus. Kopling ada beberapa macam, tetapi yang umum
digunakan adalah kopling gesek (plat) dan kopling fluida (otomatis).
Plat kopling duduk pada As kopling dapat berkisar kemuka
dan kebelakang mendekati atau menjauhi roda penerus. Putaran
dari As kopling sebenarnya tergantung dari plat kopling. Plat
kopling dibuat dari plat baja tipis yang dimana di lingkaran
tengahnya terdapat tempat duduk pada As kopling yang disebut
naf. Di pinggir lingkaran dari plat baja tipis diberi lapisan yang
dibuat dari bahan asbes yang dijalin dengan memakai kawat-kawat
halus.
Untuk memungkinkan mesin dapat hidup dengan lembut dan
tidak mati diperlukan kopling untuk memindahkan tenaga dengan
perlahan-lahan. Sesudah tenaga sebagian besar pindah, maka
pemindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi slip, maka
kopling harus bekerja dengan perlahan tetapi pasti.
Pemilihan Jenis Kopling
Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau
sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan
terus menerus atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan
poros tersebut. Elemen mesin seperti itu adalah puli sabuk, puli tali,
dan puli rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan
tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :
1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan
kopling lekat.
2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu
terhadap poros yang lain dalm arah memanjang sebagai
akibat perubahan yang diakibatkan oleh perubahan
temperature dalam arah radial sebagai akibat ketidaktelitian
ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling
yang dapat bergerak atau yang fleksibel.
3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat
akumulasi kerja dan melalui kerja dan menjadi kalor dan
banyak atau sedikit meredam getaran, dinamakan kopling
elastic, kopling ini sekaligus memiliki keuntungan kopling
fleksibel.
4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang
berhenti, tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak,
maka jenis kopling yang digunakan adalah kopling yang
dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya disebut kopling cakar.
5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang
bergerak harus dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka
diperguakan yaitu kopling yang dapat dihubungkan : kopling
gesek, kopling hidrolik, atau kopling induksi elektromagnetik.
6. Untuk pengerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka
tehadap dipergunakan kopling agar aman untuk menhindari
tumbukan dalam bagian yang peka dalam perkakas yang
digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga
diterpakan kopling stater.
Latar Belakang
Agar supaya dan kendaraan dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan adanya perancangan untuk beberapa atau keseluruhan
komponen kendaraan tersebut. Dari salah satu komponen yang
penting tersebut adalah perencanaan kopling. Perencanaan dipilih
sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang merupakan
syarat mutlak bagi kelulusan pada mata kuliah ini.
Dalam merencanakan kopling faktor keamanan harus
diperhitungkan dan menjadi bahan yang diutamakan karena apabila
faktor diabaikan maka kerugian material dan korban jiwa sangat
banyak. Oleh karena itu maka sangat penting bagi seorang
mahasiswa Teknik
Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana
merencanakan kopling yang aman dan ekonomis. Melalui tugas ini
diharapkan kami dapat merencanakan kopling yang aman dan
ekonomis.
Batasan Masalah
Merujuk dari data teknis yang diperoleh dari lapangan yaitu
spesifikasi dari mobil Mercedes tahun 2001 jenis sedan, maka
dalam penulisan kami sebagai penulis akan meredisain ulang
sistem penyaluran tenaga (kopling) pada mobil N dengan sfesifikasi
sebagai berikut :
- Daya (KW dalam rpm) -
Momen Puntir Maksimum(Nm dalam rpm)
BAB IIPEMBAHASAN
Apabila pedal kopling di tekan, maka ujung bawah dari pedal
kopling bergerak menarik tuas kebelakang, ujung garpu bagian atas
ditarik oleh tuas sedangkan ujung bawah garpu menekan bantalan
tekan. Bantalan tekan menekan jari-jari penekan dan jari-jari
penekan menarik cincin penekan ke belakang dan pegas kopling
turut mendapat tekanan.
Dengan bergeraknya cincin penekan ke belakang akan
terdapat ruang yang bebas di antara roda penerus dan plat kopling
dan diantara plat kopling dan cincin penekan yang berarti pada saat
plat kopling tidak terjepit diantara roda penerus dan cincin penekan
oleh karena plat kopling tidak terjepit, maka plat kopling beserta
Asnya diam dan tidak turut berputar. Bagian yang berputar terus
adalah roda penerus, cincin penekan, pegas kopling dan tutup
kopling.
Agar supaya As kopling dapat berputar kembali, pegas
kopling harus dilepaskan dari injakan dan melepaskannya harus
dilakukan perlahan-lahan. Oleh karena pedal kopling tidak
mendapat tekanan, maka pegas kopling bekerja kembali menekan
cincin penekan, sehingga As kopling terbawa dalam putaran
kembali. Ketika plat kopling terjepit diantara permukaan roda
penerus dan cincin penekan, keadaan asbes tidak dapat melekat
dengan baik pada permukaan sehingga tidak dapat menghasilkan
putaran, terbawahnya plat kopling didalam putaran menjadi tidak
sempurna. Untuk itu plat baja yang terdapat asbes dibelah-belah
dan berlahanya di arahkan ke dalam arah yang berlawanan
Akhirnya ketika plat kopling terjepit, seluruh permukaan
asbes dapat mengenai pada seluruh permukaan roda penerus dan
cincin penekan. Untuk memahami pembagian jenis jenis kopling
dapat dilihat sebagai berikut :
Kopling terdiri atas :
I). Kopling tetap, terdiri atas :
1. Kopling tetap kaku :
A. Kopling Box :
a. Dengan pasak tirus melintang.
b. Dengan sambungan pasak tanam membujur diberi baut
pengaman.
c. Dengan ergigi yang sebelah bersatu dengan porosnya.
B. Kopling Jepit
C. Kopling Flens :
a. Flens biasa
b. Dengan cincin Sentris
c. Yang flensnya ditempa dengan poros.
2. Kopling Fleksibel terdiri atas :
A. Kopling Oldham
B. Gear Kopling
C. Universal Kopling
D. Elastis kopling
II). Kopling tidak tetap, teriri atas :
1. Kopling Cakra
2. Kopling Friwil
3. Kopling Kerucut
4. Kopling Gesek (clutch)
Berdasarkan fungsi dari masing masing kopling ini, maka
kopling yang digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek
(clutch). Fungsi dari suatu kopling secara umum ialah untuk
menhubungkan poros serta meneruskan daya dari poros penggerek
keporos yang digerakkan. Tetapi pada clutch ini kopling dapat
dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan diam atau beoperasi.
Karakteristik dari kopling ini ialah poros-porosnya harus
segaris benar, jika tidak maka efisiensi kopling akan turun dan
kopling cepat rusak. Adapun klasifikasi dari clutch adalah sebagai
berikut :
1. Menurut Penyambungan
a. Jaw dan toothead
b. Friction
c. Electromagnetic dan fluid and power.
2. Menurut permukaan yang bergerak :
a. Disc
b. Cons
c. Blok
d. Band and Spring
3. Menurut Operasinya :
a. Lever
b. Elektromagnetic
c. Hidroulic.
Beberapa pengertian pokok gerakan kopling
Berdasarkan uraian yang dikemukakan atas tenatang
pembagian jenis kopling maka kita dapat mengetahui bahwa
kopling yang digunakan pada mobil adalah kopling tidak tetap :
Ada empat pokok tahapan gerakan kopling gesek yaitu :
Tahap I, Engagement : dimana bidang permkaan kerja dari
kopling ditarik bersama-sama dan ditekan poros yang digerakkan
dipercepat sehingga mencapai kecepatan poros penggerak.
Tahap II, Clutch is engaged : Poros bergerak yang digerakkan
berotasi dengan kecepatan yang sama.
Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja
clutch akan tertarik sebagian sehingga putaran dari yang
digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.
Tahap IV, The clutch is engaged : pada keadaan ini dimana
permukaan gesek akan terpisah oleh suatu clearance dimana poros
yang digerakkan tidak berputar lagi, sedang poros penggerak tetap
berputar kontinyu.
Ditinjau dari pokok pokok gerakan kopling gesek, maka yang
harus diperhatikan sewaktu mendesain adalah bentuk dan luas
bidang gesek, bahan untuk bagian bidang gesek dan cara
menghubungkan kedua bidang gesek gharus dapat memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai Koefisien gesek yang besar, akan tetapi
cukup keras tidak mudah cacat dan tahan terhadap keausan.
b. Kuat dan tahan panas.
c. Mempunyai koefisien kalor yang tinggi, agar panas
yang ditimbulkan oleh gesekan dapat segera
tersalurkan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa fungsi kopling secara umum adalah untuk
menghubungkan poros serta meneruskan daya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan. Pembagian kopling yaitu
kopling tetap dan kopling tidak tetap. Tetapi berdasarkan fungsi
dari masing-masing kopling ini maka kopling yang digunakan untuk
sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Klasifikasi dari clutch
adalah menurut penyambungan, menerut permukaan yang
bergerak, dan menurut operasinya. Sedangkan tahapan gerakan
kopling gesek adalah tahap I engagement, Tahap II clutch is
engaged, tahap III Disengagement dan tahap IV The clutch is
engaged
TUGAS MAKALAH
PERENC. PERANCANGAN PRODUK(kopling Gesek)
Oleh :
FAISALD 211 00 074
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2003
BAB VIII
P E N U T U P
Demikiaanlah Tugas Elemen Mesin II ini semoga apa yang kami
paparkan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas ini.
Akhir kata kami dari penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya bila selama penyusunan laporan ini ada kehilafan-
kehilafan pada pihak semua yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Makassar, 18 Nopember 2003
Penulis
top related