konten d1252.pdf
Post on 30-Dec-2016
276 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN AWAL
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 – 2019
Jakarta, 2015
ii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
RANCANGAN AWAL
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 – 2019
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
www.kemendesa.go.id
Jl. Abdul Muis no. 7 Jakarta Pusat
Telepon: (021) 350-0334 Ext.1215
Fax: (021) 386-4607/351-8783
Jl. TMP Kalibata no 17 Jakarta Selatan
Telepon:
Fax:
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi iii
MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015–2019 telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor ………. Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019, sebagai dokumen perencanaan dan acuan
penganggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk periode 5
(lima) tahun. Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 pada tanggal 8 Januari 2015. Selain itu, penyusunan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2015–2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005–2025 sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri PPN/Kepla
Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019.
Sejalan dengan agenda prioritas Presiden untuk mewujudkan NAWACITA,
khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
yang terbentuk berdasarkan pergeseran tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka Renstra yang disusun harus menyesuaikan dengan Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk menentukan arah kebijakan,
strategi, sasaran, outcome, kegiatan dan output dalam rangka melaksanakan amanah mengawal implementasi Undang-Undang Desa secara sistematis,
konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis; mempercepat pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah tertinggal; serta membangun dan mengembangkan
kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru.
Dengan tersusunnya Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, seluruh Unit Organisasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi harus mengacu kepada dokumen Renstra dimaksud terutama dalam penyusunan
iv Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Rencana Strategis Unit Organisasi masing-masing serta dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pemrograman di Eselon I. Secara berjenjang
dokumen Renstra ini juga harus dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Strategis atau dokumen Rencana Program masing-masing Unit Kerja Eselon I
serta dokumen Rencana Kegiatan masing masing Unit Kerja Eselon II dan Balai. Dengan adanya sinkronisasi antar-unit di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tersebut, maka
keseluruhan dokumen perencanaan akan dapat dipergunakan dalam penyusunan RENJA-KL dan RKA-KL Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi setiap tahun sampai dengan tahun 2019. Selain
itu, Rencana Strategis ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) K/L yang dimuat dalam sistem aplikasi RKA-KL,
sehingga akan tergambarkan dengan jelas antara arah kebijakan makro dalam Renstra sampai detail kegiatan yang ada dalam RKA-KL.
Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kami berharap agar seluruh target sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ini dapat diimplementasikan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis; mengentaskan kabupaten daerah tertinggal menjadi daerah yang
maju; serta membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru, sebagai upaya konkrit “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara kesatuan”.
Jakarta, April 2015
Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi,
MARWAN JAFAR
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi v
MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015-2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden 2 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019, menyatakan bahwa Pimpinan
Kementerian/Lembaga menyiapkan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Rencana
Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15
vi Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5050);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahun
2005 sampai 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014
tentang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5598);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi vii
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perenanaan Pembangunan
Nasional Nomor :05 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-
2019;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
2015-2019.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 yang selanjutnya disebut Renstra
KDPDTT, adalah dokumen perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun 2015-2019.
2. Rencana Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang selanjutnya disebut Renja KDPDTT adalah dokumen
perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi untuk periode 1 (satu) tahun.
3. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
Pasal 2
Renstra KDPDTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Ruang lingkup dari Renstra KDPDTT, meliputi:
a. Pendahuluan, yang berisi kondisi umum, potensi permasalahan, dan isu-
isu strategis nasional;
b. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis;
c. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan;
dan
d. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan.
viii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pasal 4
Renstra KDPDTT sebagai pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam menyusun
program, kegiatan, indikator, target dan anggaran.
Pasal 5
Sekretaris Jendral, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, dan Kepala Badan
di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Renstra
KDPDTT yang telah dituangkan dalam Renja KDPDTT.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2015
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
MARWAN JAFAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ix
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL 2015
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015-2019
x Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Kondisi Umum .......................................................................................... 1 1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan ............................................................... 3 1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal ................................................... 8 1.1.3 Kondisi Umum Transmigrasi .......................................................... 12
1.2 Potensi dan Permasalahan ........................................................................ 16 1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan ............................................. 19 1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal ................................. 22 1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi ........................................ 23
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI ..................................................................................... 27
2.1 Visi Pembangunan Nasional 2015-2019.................................................... 27 2.2 Misi Pembangunan Nasional 2015-2019 ................................................... 27 2.3 Tujuan Pembangunan Nasional ................................................................ 28 2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Nasional ................................................ 28 2.5 Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi .................................... 30 2.6 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ................... 30
2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan ................... 30 2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 30 2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 31 2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian .............................................................. 31
2.7 Fokus Prioritas ......................................................................................... 32 2.8 Lokus Prioritas ......................................................................................... 32
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN .......................................................................................................................... 33
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ....................................................... 33 3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional 33 3.1.2 Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita . 33
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ... 36 3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan ............................................ 36 3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal ........................................ 38 3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu .......................................... 40 3.2.4 Bidang Transmigrasi ....................................................................... 42
3.2 Program dan Kegiatan............................................................................... 44 3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan ...................................... 44 3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja) .............................................. 47 3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ............................. 48 3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan .............................................. 51
3.3 Kerangka Regulasi .................................................................................... 53 3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa ..................................................... 56 3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal ................................. 57 3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi ......................................... 58
3.5 Kerangka Kelembagaan ............................................................................ 59
xii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa .............................................. 63 3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal .......................... 64 3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi ................................. 64
3.6 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi .................................................................... 65 3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal .............................. 69 3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa .................................................... 69 3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan ........................................................................ 70 3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu ............................................................................. 71 3.6.5 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal ........................................................................... 71 3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi ................ 72 3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi ................................................................... 72 3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal ............................. 73 3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi ............ 74 3.6.10 Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli ................................................ 74
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................................... 75
4.1 Target Kinerja ........................................................................................... 75 4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ...................................... 76 4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur ..... 78 4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ........ 81 4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan .................................. 84 4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 86 4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 89 4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi .................................................................................. 92 4.1.8 Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi .................................................................................. 94 4.1.9 Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan
Serta Informasi ............................................................................... 96 4.2 Kerangka Pendanaan ................................................................................ 101
4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan ..................................................... 101 4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal .................. 103 4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi .................................... 104 4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 .............................. 104
BAB V PENUTUP ...................................................................................................................................... 109
LAMPIRAN
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar ...................... 4
Tabel 2 Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan Wilayah Pulau/
Kawasan Tahun 2015-2019 .................................................................... 10
Tabel 3. Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/ Kawasan
Tahun 2015-2019 ................................................................................... 11
Tabel 4. Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal ................ 11
Tabel 5 Kondisi Umum Daerah Tertinggal ........................................................... 12
Tabel 6 Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi Wilayah
Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014) .......................................... 15
Tabel 7 Sebaran Kawasan Transmigrasi .............................................................. 24
Tabel 8 Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah Pulau ........... 31
Tabel 9 Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ................................ 49
Tabel 10 Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015 .......................... 56
Tabel 11 Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2015-2019 (dalam Miliar Rp) ................................................................ 105
Tabel 12 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Optimis) .............................. 106
Tabel 13 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Moderat) ............................. 107
xiv Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan .................................... 1
Gambar 2 Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional 1983-2013
(Persen) ................................................................................................... 2
Gambar 3. Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal .......................... 9
Gambar 4 Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di Indonesia .............. 15
Gambar 5 Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010 ..................................... 17
Gambar 6 Trend Rasio ketergantungan 2010-2035 ............................................... 18
Gambar 7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi ................... 42
Gambar 8 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/
Kelembagaan ........................................................................................ 49
Gambar 9 Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian ............................... 61
Gambar 10 Framework Penataan Organisasi ........................................................... 61
Gambar 11 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi .................................................................................. 66
Gambar 12 Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan ........................ 102
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun
2015-2019 ...................................................................... L-1
Lampiran 2 Daftar 122 Kabupaten Tertinggal .................................... L-17
Lampiran 3 Struktur Organisasi Eselon I .......................................... L-19
Lampiran 4 Matriks Kerangka Regulasi .............................................. L-29
A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan ........................ L-29
B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah
Tertinggal ................................................................. L-31
C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian ............ L-36
xvi Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Pembangunan Nasional selama hampir 70 tahun sejak Indonesia
merdeka telah menghasilkan berbagai kemajuan. Namun disadari bahwa
proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini ternyata telah
menimbulkan residu masalah pembangunan di perdesaan. Pendekatan
pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi
makro, cenderung menimbulkan terjadinya kesenjangan pembangunan
antar wilayah yang cukup besar. Investasi dan sumberdaya terserap dan
terkonsentrasi di perkotaan dan pusat-pusat petumbuhan, sementara
wilayah-wilayah hinterland mengalami pengurusan sumberdaya yang
berlebihan. Secara makro dapat kita lihat terjadinya ketimpangan
pembangunan yang signifikan, misalnya antara desa-kota, antara wilayah
Indonesia Timur dan Indonesia Barat, antara wilayah Jawa dan luar Jawa
dan sebagainya.
Secara umum, kinerja pembangunan di bidang ekonomi yang
ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi cenderung membaik.
Sedang tingkat kemiskinan dan pengangguran cenderung menurun. Namun,
penurunan ini melambat diikuti dengan kenaikan kesenjangan (Gini Ratio).
Gini Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,411. Hal ini dapat diartikan bahwa 1
persen penduduk menguasai hingga 41 persen total kekayaan di Indonesia.
Disparitas antar-provinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan provinsi
di Indonesia Bagian Timur yang lebih tinggi. Hal ini terjadi antara lain
disebabkan tidak maksimalnya efektivitas pelaksanaan program-program
pengurangan kemiskinan dan sulitnya upaya menjangkau penduduk miskin
karena keadaan geografis dan kondisi lainnya2.
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan
Sumber: Komite Ekonomi Nasional, 2012
1 Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta 2 Tuwo, Lukita Dinarsyah, “Reformasi Birokrasi untuk Menunjang Keberhasilan Pembangunan Nasional”,
Paparan Wakil Menteri Bappenas yang disampaikan dalam Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi, 9 September 2014
2 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kesenjangan yang menjadi salah satu isu utama pembangunan wilayah
nasional saat ini tercermin antara lain dari kontribusi PDRB terhadap PDB,
yang mana selama 30 tahun (1983-2013), kontribusi PDRB KBI sangat
dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB, terlihat
pada Gambar dan Tabel di bawah ini.
Gambar 2 Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional
1983-2013 (Persen)
No Pulau 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013
1 Jawa dan Sumatera 82,5 82,3 81,4 80 82,4 80,8 81,8
2 Kalimantan dan Sulawesi 12,9 13 13,3 14,5 12,9 14,7 13,5
3 Bali dan Nusa Tenggara 2,8 3 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
4 Maluku dan Papua 1,8 1,7 2 2,5 1,8 2 2,2
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100
Berdasarkan Gambar dan Tabel di atas, terlihat bahwa peran wilayah
Jawa dan Sumatera dalam pembentukan PDB Nasional masih dominan,
berkisar antara 80 – 82 %. Pergeseran peran wilayah dalam pembentukan
PDB Nasional masih relatif kecil atau bahkan tidak ada perubahan
(stagnant). Sehubungan dengan hal tersebut, arah kebijakan utama
pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat
pengurangan kesenjangan pembangunan antar-wilayah. Oleh karena itu,
diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah KTI sebagai daerah pinggiran
Indonesia, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua,
dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera.
Kesenjangan ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan yang
dalam konteks makro sangat merugikan proses pembangunan yang ingin
dicapai. Ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah seringkali terjadi
akibat terpusatnya distribusi dan alokasi pemanfaatan sumberdaya yang
berlebihan pada wilayah tertentu yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan,
sehingga menyebabkan makin lemahnya kawasan hinterland. Hal ini akan
dapat menciptakan inefisiensi dan tidak optimalnya sistem ekonomi bahkan
sangat berpotensi menyebabkan konflik sosial. Selanjutnya kemiskinan di
wilayah pinggiran/perdesaan akhirnya mendorong terjadinya migrasi
penduduk ke perkotaan, sehingga kota dan pusat-pusat pertumbuhan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013
Jawa dan Sumatera Kalimantan dan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 3
menjadi melemah, dan inefisien dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat serta timbulnya masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
semakin kompleks dan sulit diatasi.
Ketimpangan pembangunan antar wilayah telah menghasilkan suatu
konsekuensi berupa pemusatan hasil pembangunan pada sebagian wilayah
yang dapat berimplikasi pada terbentuknya daerah yang relatif tertinggal
jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada sisi lain dari wilayah maju
muncul pula apa yang disebut sebagai wilayah tertinggal. RPJMN 2015-2019
menyatakan terdapat 122 kabupaten tertinggal, dimana persebaran daerah
tertinggal terkonsentrasi di kawasan Indonesia bagian timur, dimana 103
kabupaten atau 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal terdapat di
Kawasan Timur Indonesia.
Sejauh ini berbagai upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan
pembangunan antardaerah baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik yang berbentuk kerangka regulasi maupun kerangka anggaran telah
dilakukan. Beberapa kebijakan untuk mengurangi ketimpangan
pembangunan antar wilayah, antara lain melalui pelaksanaan transmigrasi,
pengembangan pusat pertumbuhan (growth poles) secara tersebar, dan
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan
kesenjangan antara kota-desa. Karena tujuan dari lahirnya Undang-undang
ini antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di
pedesaan, mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa,
memperkuat peran penduduk desa dalam pembangunan serta
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa. Untuk
mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk Desa,
disamping sumber pendapatan lainnya.
Untuk mengawal implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, langkah kebijakan Pemerintah sangat tepat dan strategis
dengan membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (KDPDTT) di dalam Kabinet Kerja. Kebijakan ini sejalan
dengan Sembilan Agenda Prioritas atau NAWACITA yang dicanangkan oleh
Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla untuk
pemerintahan lima tahun ke depan, yaitu Cita ke-3: “membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan
Pembangunan desa dan kawasan perdesaan secara komprehensif
merupakan faktor penting bagi pembangunan daerah, pengentasan
kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan antarwilayah. Perkembangan
jumlah desa di Indonesia meningkat pesat, dengan trend pertumbuhan yang
semakin meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa,
kemudian menjadi 67.211 desa di 2008, dan pada tahun 2014 meningkat
menjadi 74.045 desa3, tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
3 Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri per semester I Bulan Juni 2014
4 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 persen atau 1.409 desa per tahun.
Akan tetapi, semakin meningkatnya jumlah desa belum diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Berdasarkan data
BPS, pada bulan Maret tahun 2014 terdapat 28,28 juta jiwa atau 11,25
persen penduduk miskin di Indonesia, dimana 17,77 juta diantaranya
merupakan penduduk miskin yang berada di perdesaan atau 14,17 persen.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di perdesaan umumnya masih
tertinggal dari masyarakat di perkotaan. Masyarakat desa yang bekerja di
sektor pertanian yaitu sekitar 57 persen pada tahun 2012, dengan tingkat
upah bulanan relatif rendah yaitu sebesar Rp.628.364, dibandingkan di
masyarakat di perkotaan sebesar Rp.754.779). Tingginya alih fungsi lahan,
rendahnya tingkat produktivitas pertanian, minimnya penerapan inovasi
dan teknologi pertanian, serta perubahan iklim yang tidak menentu turut
memperparah kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat perdesaan.
Kondisi ini selanjutnya memicu meningkatnya peralihan lapangan
pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan mendorong
terjadinya migrasi penduduk ke perkotaan untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih layak.
Berdasarkan data Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, pada tahun
2014 terdapat 514 kabupaten/kota dengan jumlah desa sebanyak 74.045
desa. Berdasarkan analisis KDPDTT, dari jumlah desa tersebut terdapat
39.091 atau 52,79% desa yang berstatus tertinggal dan 17.268 yang
berstatus sangat tertinggal atau 23,32%. Jumlah desa tertinggal
berdasarkan wilayah disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 1. Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar
No Wilayah Pulau Jumlah
Desa1)
Jumlah
Desa
Tertinggal2)
%
Jumlah
Desa
Sangat
Tertinggal2)
%
1 Sumatera 22.056 12.482 56,59% 8.241 37,36%
2 Jawa 22.458 15.087 67,18% 806 3,59%
3 Kalimantan 6.382 3.063 47,99% 1.702 26,67%
4 Sulawesi 8.233 4.398 53,42% 1.213 14,73%
5 Nusa Tenggara & Bali 3.599 2.277 63,27% 424 11,78%
6 Maluku 1.958 782 39,94% 833 42,54%
7 Papua 5.204 1.002 19,25% 4.049 77,81%
Total Kabupaten/Kota
(514 Kab/Kota) 74.045 39.091 52,79% 17.268 23,32%
Sumber: 1) Dirjen PUM Kemendagri. Desember 2014
2) Data PODES, 2011 (diolah), Kemendes, PDT, Trans, 2014
Metode yang dipakai dalam penetapan desa tertinggal ini adalah dengan
metode analisis kuantitatif yaitu dengan memberikan nilai/scoring pada
setiap indikator yang dipakai sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar yang
seharusnya dimiliki oleh suatu desa dengan membagi menjadi beberapa
kriteria utama dan memberikan nilai/scoring pada setiap kriteria dan sub
kriteria. Teknik penyusunan penetapan desa tertinggal ini dilakukan dengan
pemetaan kewilayahan yang terbagi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Desa
Tertinggal di Kawasan Barat Indonesia dan Desa Tertinggal di Kawasan
Timur Indonesia yang selanjutnya dijabarkan dalam pembagian wilayah
kepulauan. Adapun Kriteria Utama yang digunakan adalah sebagai berikut :
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 5
1) Jumlah Penduduk
2) Sumber Penghasilan Utama Penduduk
3) Prosentase (%) Rumah Tangga Pengguna Listrik
4) Bahan Bakar untuk Memasak
5) Tempat Buang Air Besar
6) Fasilitas Pendidikan
7) Fasilitas Kesehatan
8) Rata-rata jarak mencapai Fasilitas Kesehatan
9) Kemudahan mencapai fasilitas Kesehatan
10) Ketersediaan Tenaga Kesehatan
11) Jenis Air Bersih yang digunakan
12) Jenis Permukaan Jalan Desa
13) Sarana Komunikasi
14) Keberadaan Pasar.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi prioritas
penting bagi Pemerintahan Presiden Jokowi, yang menempatkan desa
sebagai kekuatan untuk bisa diberdayakan menjadi “kekuatan besar” yang
akan memberikan kontribusi besar terhadap misi Indonesia yang berdaulat,
sejahtera dan bermartabat. Dengan disahkannya UU nomor 6 tahun 2014
tentang Desa memberikan harapan dan peluang bagi Desa untuk mendapat
perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Maka
dari itu, pembangunan perdesaan diarahkan untuk (1) Mengurangi
kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaan; (2) Memenuhi standar
pelayanan minimum khususnya di desa-desa tertinggal dan perbatasan; (3)
Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan; (4) Penguatan tata
kelola pemerintahan Desa yang baik; (5) mewujudkan Desa berkelanjutan,
yang berbasis pada potensi sumber daya sosial budaya lokal dan daerah;
serta (6) Membangun keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kegiatan
perekonomian hulu-hilir dan industrialisasi perdesaan khususnya di desa-
desa yang telah berkembang dan mandiri yang terkait dengan industri di
pusat-pusat pertumbuhan terdekat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menekankan asas
pengakuan (rekognisi) atas keberagaman desa pada urutan terdepan,
sebagai konsekuensi dari fakta sejarah bahwa terdapat lebih kurang 250
“Zelfbesturende landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti desa di
Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang,
Negri di Ambon dan sebagainya pada mula pendirian negara Republik
Indonesia. Pengakuan tersebut bermakna dihormatinya kedudukan
istimewa berbagai kesatuan masyarakat hukum dimaksud berikut
pengakuan hak-hak asal usulnya.
Selanjutnya, undang-undang menetapkan kewenangan berskala lokal
serta pengambilan keputusan lokal desa. Melalui asas subsidiaritas, desa
diberikan ruang pengambilan keputusan bersama untuk mendefinisikan
siapa diri mereka, memetakan apa permasalahan yang mereka hadapi, dan
mengidentifikasi potensi yang dimiliki guna mengatasi masalah desa dan
menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran desa.
6 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tujuan pengaturan Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 adalah menciptakan desa yang kuat, maju, mandiri, dan demokratis.
Hal ini sejalan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahap ke-3 Tahun 2015-2019 yaitu “Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.”
Dalam hal pembangunan, desa menerapkan sistem perencanaan
ganda. Pertama, perencanaan partisipatif dalam kerangka pembangunan
dari, oleh, dan untuk desa yang disebut “desa membangun”. Kedua,
perencanaan teknokratik yang melibatkan kekuatan supra desa seperti
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat dalam
kerangka pembangunan kawasan perdesaan yang disebut “membangun
desa”.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menghadirkan
postur baru desa sebagai hibrida antara masyarakat otonom berpemerintah
sendiri (self governing community) dan institusi pemerintahan negara di
tingkat lokal (local state government). Proses hibrida ini melahirkan desa dan
desa adat. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Tetapi baik desa
maupun desa adat memiliki kewenangan yang sama, sumber-sumber
pembiayaan keuangan yang sama serta kewajiban pemenuhan standar
pelayanan masyarakat yang sama.
Aspek materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa
dipandang sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa.
Dari cara pandang peluang, uang dengan jumlah besar yang diberikan
kepada desa dapat mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan
kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara
pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa ke tepi jurang gradasi mental dan perilaku
menerabas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa
menjadi agenda besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk
pemanfaatan dana desa bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Penyaluran uang ke desa yang berasal dari sumber APBN dihitung 10
persen dari dana transfer daerah on top. Uang ke desa diserahkan melalui
mekanisme transfer daerah sebelum diindikasikan sebagai bantuan
pemerintah Kabupaten/Kota kepada desa. Desa menerima uang dan dicatat
dalam buku Kas Desa bersamaan dengan pencatatan sumber-sumber
keuangan lainnya. Penyaluran dana ke desa yang didasarkan pada rumpun
kewenangan desa mengakhiri aktivitas penyaluran dana sosial kepada
masyarakat, kelompok masyarakat, maupun partikulir di desa. Dana
bantuan sosial kepada desa tidak lagi diberikan secara sektorat tetapi
ditertibkan dalam APBDesa.
Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan
dan fasilitasi desa dalam rangka menciptakan desa yang kuat, maju,
mandiri dan demokratis. Pendampingan adalah konkritisasi dari
pemberdayaan. Pemberdayaan di tataran ide dibutuhkan dalam
pendampingan. Pendampingan memungkinkan alih pengetahuan (transfer of
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 7
knowledge), peneladanan (disicpleship), pembekalan keterampilan, serta
peningkatan kapasitas (capacity building) pemerintah dan masyarakat desa.
Pendampingan desa yang dilakukan oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi terdiri atas (1) tenaga
pendamping profesional, (2) kader pemberdayaan masyarakat desa, serta (3)
pihak ketiga yaitu LSM, Perguruan Tinggi, Ormas maupun perusahaan.
Melalui peran ketiga unsur tersebut diharapkan pemerintah dapat
mengarahkan desa mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, penyediaan
layanan dasar, serta penciptaan kesejahteraan masyarakat.
Dalam hal penggerakan ekonomi desa, Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa meneguhkan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDesa
sebagai media pendayagunaan segala potensi ekonomi, kelembagaan
perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. BUMDesa
secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti
perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUMDesa
merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan
kegiatannya disamping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUMDesa juga
dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.
Dalam pengorganisasian desa, pemerintah dan masyarakat saling
bertemu membicarakan persoalan-persoalan desa serta merancang cara
mengatasi masalah. Inti dari pengorganisasi desa adalah perencanaan
partisipatif. Perencanaan partisipatif dilakukan dengan melibatkan semua
unsur masyarakat desa. Dimulai pada unit terkecil di tingkat dusun, hingga
berakhir di tingkat desa. Menggunakan instrumen dan metode perencanaan,
masyarakat desa dan pemerintah desa bersama-sama merencanakan
program pembangunan desa. Tugas Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah menjamin bahwa perencanaan
partisipatif ini tetap berjalan dalam implementasi undang-undang desa.
Pada tataran filosofis, perencanaan partisipatif adalah wujud
permusyawaratan yang dimaksud oleh dalam sila ke-4 Pancasila. Pada
tataran teoritis, perencanaan partisipatif memiliki akar telaah dalam
community based and driven development theory. Sementara pada tataran
praksis, aktivitas perencanaan partisipatif menghasilkan lompatan yang
jauh lebih tinggi daripada nilai material program PNPM itu sendiri.
Sebagai modal sosial yang harus dipertahankan, perencanaan
partisipatif digerakan menempati posisi sentral dari isu pemberdayaan desa
dan masyarakat desa. Pemerintah bertugas menjamin terlaksananya
perencanaan partisipatif pada 74.045 desa secara sistematis dan
berkelanjutan. Penguatan kapasitas pelaku, penguatan kapasitas
kelembagaan, penguatan peran masyarakat, serta sistem informasi
perencanaan dalam skala nasional dibutuhkan untuk menjamin bahwa
uang yang dikucurkan negara ke desa memberikan manfaat kepada seluruh
masyarkat dan bukan terperangkap dalam kepentingan sekelompok elit
desa.
Kehadiran UU Nomor 6 Tahun 2014 disambut dengan antusias oleh
berbagai kalangan masyarakat dan pemimpin desa, meskipun masih
8 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
diperlukan penyesuaian atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
untuk dapat mengimplementasikan UU Desa tidak hanya untuk perubahan
desa tetapi juga yang masih menghadapi banyak kerumitan dan tantangan
dalam pelaksanaannya.
Dengan semangat “memuliakan dan memperkuat desa”, Pemerintah
berkomitmen dan berjuang mewujudkan harapan UU Desa dan NAWACITA.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
mengupayakan penataan kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi,
diantaranya melalui persiapan review atas PP No. 43/2014, penyusunan
sejumlah Rancangan Peraturan Menteri, serta merancang skenario dan road
map pengembangan kapasitas pendampingan desa. Beberapa Peraturan
Menteri baik Peraturan Menteri Dalam Negeri maupun Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah diterbitkan
dalam rangka menghadapi dan mengatasi tantangan pelaksanaan UU Desa.
Beberapa peraturan yang telah diterbutkan antara lain: Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa; Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa; Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa; Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permen DPDTT) Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa; Permen DPDTT Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
Permen DPDTT Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa.
Secara umum, Undang-Undang tentang Desa memberikan harapan
baru bagi kehidupan masyarakat desa. Keberadaan dan peran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan salah
satu komitmen Pemerintah untuk mengawal implementasi Undang-Undang
Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan
desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis.
1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal
Adanya disparitas kualitas sumber daya manusia antar wilayah,
perbedaan kemampuan perekonomian antar daerah, serta belum meratanya
ketersediaan infrastruktur antarwilayah mendukung fakta kesenjangan
antarwilayah. Kondisi rendahnya pencapaian pembangunan tersebut
diidentifikasi sebagai daerah tertinggal yang merupakan dampak dari
rendahnya indeks kemajuan pembangunan ekonomi, sumberdaya manusia,
dan penurunan angka kemiskinan.
Menurut PP Nomor 78 Tahun 2014, Daerah Tertinggal didefinisikan
sebagai daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.
Pembangunan daerah tertinggal adalah suatu proses, upaya, dan
tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan
wilayah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Sebagai bentuk afirmasi kebijakan pembangunan di daerah pinggiran
termasuk didalamnya daerah tertinggal perlu dilakukan langkah-langkah
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9
percepatan. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal mengandung arti
keberpihakan dan penajamaan terhadap pembangunan daerah tertinggal di
bidang perencanaan, pendanaan dan pembiayaan serta penyelenggaraan
pembangunan daerah tertinggal.
Penetapan daerah tertinggal berdasarkan enam kriteria utama yaitu
ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,
aksesibilitas dan karakteristik daerah. Hal inilah yang mendasari
diperlukannya upaya pembangunan daerah tertinggal yang terencana dan
sistematis agar kesenjangan antara daerah tertinggal dan non tertinggal
dapat semakin dikurangi.
Pencapaian pembangunan di daerah tertinggal berdasarkan indikator
utama yang digunakan, yaitu: pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan,
dan indeks pembangunan manusia, walaupun mengalami peningkatan yang
lambat, secara umum telah menunjukkan perbaikan dari tahun 2009. IPM
meningkat dari 65,77 (2009) menjadi 67,48 (2012), tingkat kemiskinan dari
20,19 persen menjadi 18,31 persen pada tahun 2012, dan rata-rata
pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,84 persen menjadi 6,16 persen.
Pada akhir periode RPJMN 2015-2019 ditargetkan dapat terentaskan
sekitar 80 kabupaten tertinggal sebagai upaya membangun Indonesia dari
pinggiran melalui pemerataan pembangunan antarwilayah. Peta Persebaran
dan Perkembangan Daerah Tertinggal disajikan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 3. Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal
Pada RPJMN 2015-2019 ditetapkan terhadap 122 kabupaten tertinggal
yang harus ditangani. Penetapan ini merupakan hasil perhitungan bahwa
pada periode RPJMN 2010-2014 ditangani sebanyak 183 kabupaten
tertinggal, melalui upaya percepatan dapat terentaskan sebanyak 70
kabupaten tertinggal, namun pada tahun 2013 terdapat 9 Daerah Otonom
Baru (DOB) pemekaran yang masuk dalam daftar daerah tertinggal,
sehingga secara keseluruhan menjadi 122 kabupaten tertinggal.
80 kab
122 – 80 kab
42 kab
10 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dari gambar di atas dapat dilihat persebaran daerah tertinggal di
kawasan Indonesia bagian timur lebih banyak. Berdasarkan perbandingan
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI),
persebaran tertinggi yakni 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal
dan 49,76 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia atau
sebanyak 103 kabupaten masuk dalam kategori tertinggal terdapat di KTI.
Provinsi dengan jumlah kabupaten tertinggal terbanyak adalah Papua
dengan 26 dari 29 kabupaten atau 89,66 persen wilayah di Provinsi Papua
adalah daerah tertinggal dan Nusa Tenggara Timur dengan 18 dari 22
kabupaten atau 81,82 persen wilayahnya berstatus daerah tertinggal.
Persebaran lokasi daerah tertinggal menurut provinsi dan wilayah secara
lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan Wilayah Pulau/ Kawasan Tahun 2015-2019
WILAYAH PROVINSI JUMLAH
KABUPATEN/ KOTA
DAERAH TERTINGGAL
Jumlah %
SUMATERA
Aceh 23 1 4.35
Sumut 33 4 12.12
Sumbar 19 3 15.79
Sumsel 17 2 11.76
Bengkulu 10 1 10.00
Lampung 15 2 13.33
JAWA Jatim 38 4 10.53
Banten 8 2 25.00
KBI JUMLAH 163 19 11.66
NUSTRA NTB 10 8 80.00
NTT 22 18 81.82
KALIMANTAN
Kalbar 14 8 57.14
Kalteng 14 1 7.14
Kalsel 13 1 7.69
Kaltim 10 2 20.00
SULAWESI
Sulsel 24 1 4.17
Sulteng 11 9 81.82
Sultra 14 3 21.43
Gorontalo 6 3 50.00
Sulbar 6 2 33.33
MALUKU
Maluku 11 8 72.73
Maluku
Utara 10 6 60.00
PAPUA
Papua
Barat 13 7 53.85
Papua 29 26 89.66
KTI JUMLAH 207 103 49.76
NASIONAL JUMLAH 370 122 32.97
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 11
Apabila dikelompokkan berdasarkan wilayah Pulau Besar dan Kawasan
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3. Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/ Kawasan Tahun 2015-2019
No Wilayah Jumlah
Kab % DOB
A KBI 19 15,57% 2
1. Sumatera 13 10,66% 2
2. Jawa & Bali 6 4,92% -
B KTI 103 84,43% 7
1. Kalimantan 12 9,84% 1
2. Sulawesi 18 14,75% 4
3.
Nusa
Tenggara 26 21,31% 1
4. Maluku 14 11,48% 1
5. Papua 33 27,05% -
Jumlah 122 100% 9
Berdasarkan Tabel di atas, terdapat 9 kabupaten yang merupakan
Daerah Otonom Baru. Daerah Otonom Baru yang induknya Daerah
Tertinggal secara otomatis menjadi Daerah Tertinggal. Daftar nama
kabupaten Daerah Otonom Baru yang masuk menjadi daerah tertinggal
disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal
No Daerah OtonomBaru Daerah Induk
Dasar UU Kabupaten Provinsi Kab
1 Kab. Pesisir Barat Lampung Lampung Barat No. 22 Tahun 2012
2 Kab. Malaka NTT Belu No. 3 Tahun 2013
3 Kab. Mahakam Ulu Kalimantan Timur Kutai Barat No. 2 Tahun 2013
4 Kab. Banggai Laut Sulawesi Tengah Banggai Kep. No. 5 Tahun 2013
5 Kab. Mamuju Tengah Sulawesi Barat Mamuju No. 4 Tahun 2013
6 Kab. Pulau Taliabu Maluku Utara Kepulauan
Sula
No. 6 Tahun 2013
7 Morowali Utara Sulawesi Tengah Marowali No. 12 Tahun 2013
8 Musi Rawas Utara Sumatera Selatan Musi Rawas No.16 Tahun 2013
9 Konawe Kepulauan Sulawesi Tengggara Konawe No. 13 Tahun 2013
Kinerja pembangunan daerah tertinggal erat kaitannya dengan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek pembangunan. Kualitas SDM
diukur melalui pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Akhir
tahun 2012 pencapaian IPM di daerah tertinggal sebesar 68,04, jauh di
bawah rata-rata nasional yakni 73,29. Rendahnya IPM di daerah tertinggal
terkait dengan rendahnya aksesibilitas terhadap sarana pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan produktivitas masyarakatnya. Secara lebih detail
kondisi daerah tertinggal jika dibandingkan dengan angka nasional
disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
SUMATERA
10,66%
JAWA & BALI
4,92%
KALIMANTAN 9,84%
SULAWESI
14,75% NUSA
TENGGARA
21,31%
MALUKU 11,48%
PAPUA 27,05%
12 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 5 Kondisi Umum Daerah Tertinggal
NO KETERANGAN
RATA-RATA
DAERAH
TERTINGGAL
RATA-
RATA
NASIONAL
1. PDRB Harga Konstan (Rp.Juta) 1.769.117 4.652.442
2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,93 6,3
3. Pendapatan Per Kapita (Rp Ribu) 5.550 10.671
4. Pengangguran (%) 5,41 7,24
5. Penduduk Miskin (%) 19,36 11,66
6. Jalan Tidak Mantap (%) 55,41 48,78
7. Desa dengan Jalan Tidak Beraspal (%) 47,12 33,99
8. Keluarga Pengguna Listrik PLN (%) 63,9 72,4
9. Keluarga Pengguna Listrik Non PLN (%) 21 17,7
10. Elektrifikasi (%) 76,9 83,18
11. Desa Pengguna Air Bersih Untuk
Minum/Memasak (%)
55,58 66,55
12. Desa Tidak Terjangkau Sinyal Seluler(%) 47,97 32,11
13. Desa Tidak Terjangkau siaran TVRI (%) 78,18 48,63
14. Rata-Rata Jarak SD (Km) 13,5 8,73
15. Rata-Rata Jarak SMP (Km) 13,43 7,97
16. Rata Rata Jarak Puskesmas (Km) 14,22 8,91
17. Rata Rata Jarak Puskesmas Pembantu (Km) 12,96 7,6
18. Rata Rata Ketersediaan Dokter / Kecamatan 8,77 11,2
19. Rata Rata Ketersediaan Bidan / Desa 1,06 1,12
20. Rata Rata Ketersediaan Paramedis /
Kecamatan
39,58 37,46
21. Rata-Rata Jarak Praktek Dokter (Km) 34,00 18,51
22. Rata-Rata Jarak Praktek Bidan (Km) 34,36 16,69
23. Jumlah Aparatur Daerah Berdasarkan
Pendidikan:
A. SMA 92,28 89,85
B. D1/D2/D3 2,48 3,03
C. D4/S1 5,02 6,70
D. S2/S3 0,22 0,42
24. Rata-Rata Jarak ke Kantor Kecamatan (Km) 12,61 10,32
25. Rata-Rata Jarak ke Kantor Kabupaten (Km) 53,97 48,25
26. Rata-Rata Jarak Menuju Pasar (Km) 25,02 14,83
27. Rata-Rata Jarak Lembaga Keuangan (Bank
Umum) (Km)
45,02 24,92
28. Angka Melek Huruf (%) 88,21 93,25
29. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,31 7,9
30. Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,05 69,87
31. IPM 68,04 73,29 Sumber: BPS 2012, Data PU 2010, Podes 2011, Diolah
1.1.3 Kondisi Umum Transmigrasi
Pembangunan ketransmigrasian memiliki peran strategis terutama
dalam hal pemerataan kesejahteraan, percepatan pembangunan wilayah
hingga menyatukan Bangsa Indonesia. Urgensi transmigrasi ini menjadikan
pembangunan transmigrasi menjadi salah satu fokus prioritas nasional yang
tertuang dalam RPJMN 2015 – 2019.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 13
Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi merupakan
salah satu instrumen untuk mendorong pembangunan desa melalui
pemenuhan standar pelayanan minimum, khususnya desa-desa dan
kawasan perdesaan di daerah tertinggal dan perbatasan, daerah strategis
cepat tumbuh, pulau-pulau terluar, kepulauan, dan pesisir serta
pengembangan keterkaitan desa dan kota di kawasan yang dipersiapkan
sebagai Kawasan Perkotaan Baru (KPB).
Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU
Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, kebijakan
penyelenggaraan pembangunan kawasan transmigrasi diarahkan untuk
pembangunan dan pengembangan kawasan, serta memiiki keterkaitan
dengan kawasan sekitarnya, mencakup penataan dan pemugaran
pemukiman (Garkim), pembangunan pemukiman baru, dan pemberian
perlakuan terhadap desa-desa tempatan (SP-Tempatan) dalam satu
kesatuan kawasan pengembangan. Dengan demikian, pembangunan
kawasan transmigrasi mencakup penataan kembali kawasan perdesaan,
melalui kegiatan penempatan transmigran, baik transmigran lokal
penduduk setempat, maupun penduduk transmigran dari daerah lain.
Selain itu, pembangunan kawasan transmigrasi bersifat lintas sektor, baik
di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah, guna pemenuhan pelayanan
dasar dan pemerataan kesejahteraan.
Pembangunan kawasan transmigrasi diawali dengan proses penyediaan
tanah dan tahapan perencanaan. Pada akhir tahun 2014 telah tersedia
rencana pembangunan kawasan Transmigrasi berupa WPT/LPT sekurang-
kurangnya terdapat 25 dokumen perencanaan yang meliputi: Rencana
pembangunan KPB, Rencana pembangunan SP sebagai pusat SKP, Rencana
pembangunan SP, Rencana pembangunan prasarana dan sarana dengan
melibatkan masyarakat sehingga lebih berkualitas dalam menjaga
konsistensi pemanfaatan ruang yang terintegrasikan dalam dokumen
perencanaan pembangunan sektoral dan daerah.
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi, periode tahun 2010
sampai dengan 2014, sebanyak ……. keluarga telah ditempatkan di kawasan
transmigrasi, …….. keluarga tertata terintegrasi dalam kawasan
transmigrasi, dan telah tersedia 249.718 Ha lahan untuk penempatan
transmigrasi. Guna menunjuang kualitas kehidupan yang semakin baik di
kawasan dan permukiman transmigrasi, maka dibangun sarana sebanyak
25.173 unit dan prasarana sepanjang 1.012,96 km. Selain itu, telah
dilakukan kerjasama dengan 238 lembaga (baik swasta maupun
pemerintah) untuk mendukung program transmigrasi.
Pada Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi,
periode tahun 2010 sampai dengan 2014, diawali dengan kegiatan
penyusunan perencanaan pengembangan masyarakat di Satuan
Permukiman Transmigrasi sebanyak 115 dokumen, perencanaan
pengembangan kawasan sebanyak 18 dokumen, perencanaan pusat
pertumbuhan sebanyak 16 dokumen, dan penyusunan data dan informasi
satuan permukiman transmigrasi dan kawasan transmigrasi sebanyak 559
dokumen Permukiman Transmigrasi/86 dokumen Kawasan Transmigrasi.
Program pengembangan selanjutnya untuk mendukung peningkatan
kapasitas Sumber Daya Manusia dan masyarakat di kawasan transmigrasi
14 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
telah diberikan bantuan pangan 79.310 keluarga dan fasilitasi kesehatan
untuk 205.170 keluarga, layanan sosial budaya/pendidikan serta mental
spiritual untuk 391 permukiman transmigrasi dan 25 Kawasan
Transmigrasi, pengembangan kelembagaan 391 di satuan permukiman
transmigrasi, dan 18 Kawasan Perkotaan Baru, pemberdayaan masyarakat
transmigrasi melalui pendampingan sejumlah 205.170 keluarga.
Dalam hal pengembangan usaha di Kawasan Transmigrasi, telah
tersedia 92.890 Ha lahan produktif dan dihasilkan 198.582 ton hasil
pangan/komoditas unggulan. Untuk memperkuat dan meningkatkan 8.763
wirausaha mandiri di kawasan transmigrasi, telah terdapat 313
kelembagaan ekonomi yang fungsional, penerapan teknologi tepat guna di
205 permukiman transmigrasi dan 32 kawasan transmigrasi dan 9 kawasan
yang dipersiapkan sebagai Agroindustri.
Untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat transmigasi
telah dikembangkan sarana dan prasarana di 391 Permukiman
Transmigrasi dan 22 Kawasan Perkotaan Baru. Guna mewujudkan
pengembangan kawasan transmigrasi yang berwawasan lingkungan, telah
dilakukan mitigasi lingkungan di 102 permukiman transmigrasi dan 15
Kawasan Perkotaan Baru. Sampai dengan 2014 terdapat 215 permukiman
transmigrasi yang dialihkan status tanggung jawab pembinaan
pengembangan selanjutnya kepada pemerintah kabupaten/kota setempat.
Pada bidang ketransmigrasian, telah dilaksanakan berbagai program
penyesuaian dan sosialiasasi sistem tata kelola dan regulasi
penyelenggaraan transmigrasi berbasis kawasan. Mulai dari tahun 2007
telah dilakukan pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi
melalui model Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejumlah 48 KTM yang tersebar
di 23 provinsi 45 kabupaten. Upaya memfungsikan 18 KTM dari 48 KTM
yang dirintis sejak periode 2005-2009 sehingga pada akhir periode 2014,
terdapat 16 KTM tersebut sudah menjadi klaster pengembangan ekonomi
yang didukung adanya kawasan perkotaan baru. Sedangkan sisanya 28
KTM lainnya dilanjutkan pada periode 2015-2019.
Pemerintah melalui program transmigrasi, sejak Pra Pelita sampai
dengan tahun 2014 telah membangun 3.608 satuan permukiman
transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi, di antaranya telah
berkembang menjadi 1.183 desa definitif, 385 eks satuan permukiman
transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kecamatan, 104 eks
permukiman transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kabupaten, serta 2
ibu kota provinsi. Sebaran kontribusi Satuan Permukiman Transmigrasi
sejak Pra Pelita sampai tahun 2014 menjadi wilayah administrasi
pemerintahan dapat dilihat Tabel 6 berikut.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 15
Tabel 6 Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi Wilayah Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014)
NO PROVINSI JUMLAH
KIMTRANS
TELAH BERKEMBANG MENJADI
DESA DEFINITIF
IBU KOTA KECAMATAN
IBU KOTA KABUPATEN
IBU KOTA PROVINSI
1 Aceh 119 52 19 4
2 Sumatera Utara 68 7 4 2
3 Sumatera Barat 94 5 5 4
4 Riau 319 217 27 5
5 Kepulauan Riau 9 14 6 3
6 Jambi 200 107 32 8
7 Sumatera Selatan 523 9 9 7
8 Bangka Belitung 6 0 0 0
9 Bengkulu 124 5 5 4
10 Lampung 311 90 90 9
13 Kalimantan Barat 283 92 19 6
14 Kalimantan Tengah 275 81 17 9
15 Kalimantan Selatan 146 196 9 1
16 Kalimantan Timur 224 12 12 2 1*)
17 Sulawesi Utara 33 15 8 6
18 Gorontalo 11 0 0 0
19 Sulawesi Tengah 177 5 10 6
20 Sulawesi Selatan 125 10 10 2
21 Sulawesi Barat 19 73 17 3 1
22 Sulawesi Tenggara 175 32 37 8
23 Nusa Tenggara Barat 49 32 18 0
24 Nusa Tenggara Timur 28 4 4 0
25 Maluku 67 0 0 2
26 Maluku Utara 23 8 8 4
27 Papua 36 117 19 5
28 Papua Barat 164 0 0 4
JUMLAH 3608 1183 385 104 2
Sumber data: Pusdatintrans - Balitfo (2014) Keterangan:
*) Pemekaran menjadi Prov. Kalimantan Utara
Gambar 4 Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di Indonesia
16 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1.2 Potensi dan Permasalahan
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Bahkan, Bappenas memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini
meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Hal
tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia.
Salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia adalah dengan mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dengan pengendalian kuantitas penduduk melalui Keluarga
Berencana; peningkatan kualitas penduduk melalui pembangunan bidang-
bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi; serta pengarahan
mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh pembangunan bidang ekonomi
seperti ketenagakerjaan dan transmigrasi, pembangunan wilayah yang
meliputi pembangunan perdesaan-perkotaan, pembangunan bidang
infrastruktur seperti transportasi, serta pembangunan bidang lingkungan
hidup. Dengan penduduk tumbuh seimbang, maka daya tampung dan
dukung lingkungan tetap terjaga.
Kota dan kawasan perkotaan mengalami perkembangan yang cepat dan
dinamis. Perkembangan tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk di
perdesaan untuk berpindah dan berkegiatan di kota dan kawasan
perkotaan, sehingga terjadi urbanisasi. Pada periode 2015-2035, diprediksi
terjadi pergeseran penduduk dari Desa ke Kota (Urbanisasi) yang semakin
meningkat. Berdasarkan data dari BPS (2012), pertambahan jumlah
penduduk tersebut terlihat dari komposisi penduduk perkotaan di Indonesia
yang telah mencapai lebih dari 50 persen, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 2,75 persen per tahun, melebihi rata-rata pertumbuhan
penduduk nasional yang hanya sebesar 1,17 persen per tahun. Sedangkan
pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tersebut, diperkirakan tingkat
urbanisasi dan jumlah penduduk perkotaan akan meningkat tajam pada
tahun-tahun mendatang yaitu mencapai 70 persen pada tahun 2025 dan 85
persen pada tahun 2050.
Oleh karena itu, urbanisasi perlu ditangani dan dipersiapkan langkah-
langkahnya sedini mungkin, sehingga dampaknya tidak menjadi ancaman
pada masa mendatang. Salah satu upaya mencegah/mengeliminir
urbanisasi tersebut adalah dengan cara mengurangi tingkat kesenjangan
yang tinggi antarkota dan pusat pertumbuhan antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta antara kota-
kota di Pulau Jawa-Bali dengan di luar Pulau Jawa-Bali serta membangun
perdesaan sesuai dengan amanat UU tentang Desa untuk mewujudkan Desa
Mandiri. Disamping itu perlu mengubah pola pembangunan yang telah
dilakukan selama ini yaitu dari paradigma “Infrastructure follow
People”menjadi “People follow Infrastructure”.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17
Permasalahan pokok pembangunan desa dan kawaan perdesaan
adalah: rendahnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana
pelayanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, infrastruktur koneksitas
dan transportasi, telekomunikasi dan informasi, energi serta kurangnya
kesiapan kemampuan sumber daya manusia di desa dalam implementasi
UU No 6 Tahun 2014
Perjalanan sejarah persebaran penduduk Indonesia sejak tahun 1930
hingga tahun 2010 tidak menunjukkan perubahan berarti. Padahal dengan
merunut niat dan ikhtiar setiap penguasa pemerintahan pada masing-
masing periode dalam rentang waktu tersebut, program kolonisasi/
transmigrasi diharapkan sebagai lokomotif penarik bagi pergerakan
penduduk secara keruangan. Artinya ada sesuatu yang salah dalam upaya
mengelola pembangunan. Upaya menata persebaran penduduk di satu sisi
tidak sejalan dengan berbagai upaya memberi ruang kehidupan yang lebih
baik di tempat tujuan, bahkan sebaliknya di mana konsentrasi penduduk
berada (Jakarta dan Jawa), di situ alokasi anggaran dicurahkan. Paradigma
jobs follow people inilah yang kemudian melahirkan kontra migrasi, seperti
Gambar berikut ini.
Gambar 5 Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010
Sumber: Balitlatfo, 2014
Meskipun demikian, pembangunan transmigrasi yang tersebar di
hampir 4-ribuan permukiman transmigrasi di 103 kabupaten/kota di luar
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok (Jambal) secara faktual telah turut
mengakomodasikan penempatan sekitar 2,2 juta kepala keluarga
transmigran yang hingga kini diperkirakan menjadi 20-jutaan jiwa termasuk
anak keturunannya. Artinya, angka 20-jutaan jiwa ini sesungguhnya
merupakan beban tambahan tekanan penduduk terhadap lingkungan di
Jambal bila tidak ada pembangunan transmigrasi, yang secara langsung
akan memperburuk atau lebih mempertimpang proporsi persebaran
penduduk.
Tingkat kepadatan penduduk yang terus membesar, walau proporsinya
menurun, selain untuk mengurangi kepadatan penduduk yang terdapat di
pulau Jawa yang telah memicu peningkatan pengganguran dan kemiskinan
juga dalam rangka mendorong proses pembangunan di daerah terbelakang
yang menjadi tujuan transmigrasi sehingga lahan yang luas tetapi belum
dapat dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga kerja. Dengan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1930 1961 1971 1980 1990 2000 2010
14 17 18 19 20 20 21
68 65 64 61 61 61 58
4 4 4 5 5 5 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 7 8
Pe
rsen
tase
(%
)
Tahun
Lainnya
Sulawesi
Kalimantan
Jawa & Madura
Sumatera
18 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
diberlakukannya UU Nomor 29/2009, pembangunan transmigrasi yang
berbasis kawasan diarahkan sebagai sistem produksi pertanian di kawasan
perdesaan. Kawasan transmigrasi tersebut diharapkan dapat membentuk
pusat pertumbuhan baru atau mendorong pusat pertumbuhan yang ada
dan pada gilirannya menjadi satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi
wilayah, yang mampu menarik pergerakan penduduk sebagai upaya dari
penataan persebaran penduduk.
Penerapan konsep pusat pertumbuhan ini untuk mendorong proses
pembangunan daerah dan sekaligus untuk dapat mengurangi ketimpangan
pembangunan antar-wilayah dapat dilakukan melalui pembangunan pusat-
pusat pertumbuhan pada kota-kota skala kecil dan menengah dan harus
didasarkan atas prinsip strategi sinergi keterkaitan (linkaged) antar-
kawasan.
Saat yang bersamaan, pada tiga dekade mendatang Indonesia
dihadapkan pada periode bonus demografi yang sejatinya hanya akan
dialami sekali oleh sebuah bangsa. Apabila momentum bonus demografi
dapat dijaga maka akan tercipta jendela kesempatan (window of opportunity)
untuk mengakselerasi pembangunan, yaitu ketika beban ekonomi kelompok
usia produktif (usia kerja) semakin kecil untuk menanggung kelompok usia
yang tidak produktif. Bonus demografi ini terjadi akibat perubahan
susunan umur penduduk yang berimplikasi pada beban ketergantungan
(dependency ratio) turun dari 50,5 pada tahun 2010 menjadi 47,3 pada
tahun 2035, dengan puncaknya pada periode 2030 (46,9) – 2035 (47,3)
Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen
pada tahun 2035, sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.
Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2035
Gambar 6 Trend Rasio ketergantungan 2010-2035
Kontribusi penduduk berusia produktif ini telah terlihat dari
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang stabil. Fenomena
ini terlihat juga di beberapa negara yang jumlah penduduknya turut
meningkat dan kondisi ekonominya sama seperti Brazil, Rusia dan India.
Bahkan di sejumlah negara lain, bonus demografi telah berkontribusi
50,5
48,6
47,7
47,2 46,9 47,3
45
46
47
48
49
50
51
Ras
io K
eter
gan
tung
an (%
)
2028-2031: Dependency Ratio terendah (46,9%)
2011: Proporsi penduduk usia produktif >50%
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 19
menumbuhkan ekonomi. Thailand, Tiongkok, Taiwan dan Korea bonus
demografi di sana berkontribusi dengan pertumbuhan ekonomi antara 10-
15 persen.
Bonus demografi merupakan peluang, karena dengan meningkatnya
jumlah dan proporsi penduduk usia produktif memberikan peluang untuk
pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini tidak otomatis akan terjadi, perlu
adanya kebijakan yang tepat untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas,
sehat dan terdidik, tenaga kerja yang terampil dan produktif, mampu
menjaga penurunan Angka Kelahiran Total (TFR/Total Fertility Rate),
stabilitas ekonomi yang mampu menyediakan lapangan kerja, fleksibilitas
pasar tenaga kerja, keterbukaan perdagangan dan saving, serta menjaga .
Jika tidak, maka akan terjadi dampak yang buruk, seperti tingginya
penganguran, konflik sosial, dan tekanan pada pangan dan lingkungan dan
dan peningkatan jumlah penduduk miskin terutama di daerah pinggiran
Indonesia.
Oleh karena itu, bonus demografi Indonesia yang secara nasional telah
terjadi dan akan mencapai puncaknya pada satu hingga tiga dekade
mendatang harus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah. KDPDTT akan
berperan serta untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui pendidikan, pelatihan serta penyediaan lapangan kerja/peluang
berusaha di berbagai wilayah desa, daerah-daerah tertinggal dan kawasan
transmigrasi terkait dengan investasi yang berbasis pengelolaan sumber
daya alam.
1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan
Pembangunan perdesaan sebagaimana disebutkan dalam RPJPN 2005–
2025, diarahkan untuk mewujudkan Misi Pembangunan Yang Lebih Merata
Dan Berkeadilan melalui pengembangan agroindustri berbasis pertanian
dan kelautan, di dukung kapasitas sumber daya manusia dan modal sosial
perdesaan, pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi di kawasan perdesaan, akses kepada informasi, pemasaran,
lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi, serta intervensi
kebijakan yang berpihak kepada produk pertanian perdesaan nasional.
Pembangunan perdesaan dalam pembangunan jangka panjang juga
diarahkan untuk mewujudkan Misi Bangsa Yang Berdaya Saing, melalui
modernisasi dan peningkatan nilai tambah produk pertanian, kelautan dan
pertambangan, yang didukung dengan pelayanan transportasi perintis di
daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan; pengembangan jasa
infrastruktur dan keuangan perdesaan; perdagangan luar negeri yang
berpihak pada perlindungan perdesaan; serta akses pendanaan bagi
keluarga miskin di perdesaan.
Lebih rinci, arah pembangunan Desa sebagaimana ditetapkan melalui
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang menyebutkan
bahwa pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan
20 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang merupakan perpaduan
pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, diarahkan untuk
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat desa, melalui penetapan dan pemanfaatan
wilayah pembangunan desa sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
peningkatan pelayanan masyarakat perdesaan; pembangunan infrastruktur,
ekonomi perdesaan, dan teknologi tepat guna; serta peningkatan akses
terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.
Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan
adalah:
1) Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang
masih rendah.
Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian
wilayah dimana terdapat keterbatasan akses mobilitas transportasi,
terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan; rendahnya nilai tukar
petani maupun upah penduduk desa yang bekerja sebagai
petani/nelayan gurem maupun buruh di sektor pertanian,
perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan; bencana alam dan
perubahan iklim yang menghambat penduduk desa untuk mencari
nafkah; ketidakmampuan sebagian masyarakat perdesaan untuk
menabung; konflik kewilayahan dan politik yang menyebabkan tingginya
friksi di masyarakat.
Selain itu, penduduk desa yang bekerja di sektor pertanian yaitu sekitar
57 persen pada tahun 2012 dihadapkan pada upah bulanan yang masih
sangat rendah. Hal ini memicu semakin meningkatnya peralihan
lapangan pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan
semakin mendorong migrasi penduduk ke perkotaan untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan
kawasan perdesaan yang belum memadai.
Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga
pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas
sumber daya manusia perdesaan rendah. Selain itu, ketersediaan
lingkungan permukiman perdesaan seperti air bersih, perumahan,
sanitasi dan drainase juga masih belum memadai sehingga sebagian
besar masyarakat perdesaan terutama di desa-desa perbatasan, terpencil
dan kepulauan hidup dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap
listrik, transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di
desa-desa perbatasan, terpencil dan kepulauan.
3) Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun
non ekonomi.
Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh
faktor ekonomi maupun non ekonomi. Masih rendahnya keberlanjutan
pembangunan di desa, disebabkan antara lain karena tingkat
kemandirian masyarakat masih rendah. Masyarakat adat dan desa adat
juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi budaya dan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 21
adat istiadat masyarakat adat dalam pembangunan. Hal tersebut
utamanya disebabkan kurangnya pendampingan pada masyarakat
dalam pengelolaan desa dan pelaksanaan pembangunan.
4) Pelaksanaan tata kelola pemerintahan Desa yang memerlukan
penyesuaian dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, pemerintah desa semakin dituntut untuk semakin efektif,
efisien dan akuntabel. Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta mampu
menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan perundangan.
Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam dan juga kapasitas
sumber daya manusia pemerintahan desa dan kelembagaan masyarakat
desa dalam tata kelola pemerintahan Desa masih sangat bervariasai dan
pada umumnya dinilai masih rendah. Dengan adanya UU Desa,
kualitas tata kelola Pemerintah Desa menjadi penting, mengingat bahwa
Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan Desa dan
mengelola keuangan Desa secara mandiri dan akuntabel. Kualitas
sumber daya manusia turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat
pendidikan kepala desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang
terpencil dan sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber
daya manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan
mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada tinggal
dan membangun desanya.
5) Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber
pangan yang terancam berkurang.
Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah
tingginya konversi lahan produktif menjadi lahan terbangun. Pengaruh
dari aktifitas perkotaan turut mengubah mata pencaharian masyarakat
desa dari pertanian menjadi jasa dan perdagangan. Penataan ruang
kawasan perdesaan yang masih belum optimal memberikan peluang
bagi kawasan-kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan juga
harus terkonversi, sehingga menimbulkan dampak berkurangnya
sumber daya air. Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam
dan lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan
ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya yang
mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga
menimbulkan konflik sumber daya alam. Contoh dari penurunan
kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak
Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan
eksploitasi hutan secara masif. Alih fungsi lahan laut yang digunakan
untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit listrik juga
menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di sekitarnya. Hal
tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup masyarakat desa
memburuk dan sumber pangan menjadi berkurang.
6) Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat
kurangnya akses dan modal dalamproses produksi, pengolahan, maupun
pemasaran hasil produksi masyarakat desa.
22 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa
terpencil adalah keterbatasan infrastruktur. Jalan-jalan dari dan
menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit dilalui
oleh kendaraan. Kondisi geografis yang berat juga turut mempengaruhi
kelancaran akses masyarakat desa ke kota, padahal kemudahan
aksesibilitas ini sangat diperlukan untuk membangun keterkaitan
antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di perdesaan tidak diikuti
dengan adanya infrastruktur transportasi yang baik sehingga
menyulitkan masyarakat desa untuk memasarkan hasil produksinya.
Kualitas layanan infrastruktur desa yang buruk juga mempengaruhi
rendahnya layanan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat
desa. Akses masyarakat ke pusat layanan kesehatan relatif jauh dengan
infrastruktur yang buruk menyulitkan masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik.
Dari segi ketersediaan infrastruktur listrik dan telekomunikasi,
kondisinya tidak jauh berbeda. Belum semua desa teraliri listrik, pada
tahun 2012 tercatat 76,6 persen rumah tangga di desa yang telah
menggunakan listrik. Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan
telepon kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di
perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat Desa tidak
memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses produksi,
pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal sehingga interaksi
ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat.
1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal
Pada kurun waktu tahun 2010-2014, pemerintah telah berhasil
mengentaskan 70 kabupaten daerah tertinggal dari 183 kabupaten daerah
tertinggal menjadi kabupaten yang memiliki katagori maju. Secara umum,
tingkat kemiskinan, IPM, dan pelayanan dasar di daerah-daerah tertinggal
rata-rata mengalami perbaikan.
Berdasarkan hasil evaluasi KPDT, sebahagian dari kabupaten yang
terentaskan tersebut diproyeksikan akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru. Hal tersebut berdasarkan keberhailan dalam
mengimplementasikan program dan kegiatan seperti Prukab (Produk
Unggulan Kabupaten) dan Bedah Desa yang telah menciptakan lapangan
kerja pada seluruh rantai pasok komoditas dan mampu memanfaatkan
lahan terlantar. Program Prukab dijalankan melalui pola kemitraan antara
masyarakat, swasta, dan pemerintah (Public, Private, People Partnership/P4).
Di sisi lain, pada sebagain besar kabupaten yang masih tertinggal,
hingga saat ini masih menghadapi persoalan adanya kesenjangan
antarwilayah. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan Indonesia
ke depan untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Dalam
usaha percepatan pembangunan daerah tertinggal, pada tahun 2015-2019,
kegiatan akan difokuskan kepada perbaikan infrastruktur dasar, pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu isu-isu strategis pembangunan daerah tertinggal yang
akan difokuskan penanganannya dalam lima tahun ke depan adalah sebagai
berikut:
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 23
1) Adanya regulasi yang tidak memihak/disharmonis terhadap percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
2) Masih lemahnya koordinasi antarpelaku pembangunan untuk
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
3) Belum optimalnya kebijakan yang afirmatif pada percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
4) Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan tingkat
kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal;
5) Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di daerah
tertinggal;
6) Rendahnya produktivitas masyarakat di daerah tertinggal;
7) Belum optimalnya pengelolaan potensi sumberdaya lokal dalam
pengembangan perekonomian di daerah tertinggal;
8) Kurangnya aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat
pertumbuhan wilayah;
9) Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha untuk
berinvestasi di daerah tertinggal.
1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian, kebijakan pembangunan transmigrasi
dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan
sekitarnya membentuk satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi
wilayah. Pembangunan kawasan transmigrasi sekaligus untuk
mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang serasi dan
seimbang sesuai dengan daya tampung alam dan lingkungan. Dengan
demikian, pembangunan transmigrasi merupakan salah satu upaya
percepatan pembangunan kota-kota kecil terutama di luar Pulau Jawa,
untuk meningkatkan motor penggerak pembangunan daerah.
Program transmigrasi sejalan dengan Nawa Cita Ketiga yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, utamanya
kebijakan reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk
merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk
mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan.
Program transmigrasi mempunyai kontribusi terhadap program
Legalisasi aset berupa penyelesaian Hak Pengelolaan (HPL) seluas 260.000
Ha dan 340.940 bidang/Ha sertifikasi kepemilikan lahan bagi transmigran,
serta mendukung Redistribusi aset bagi petani gurem melalui program
transmigrasi baru yang diarahkan pada 619 kawasan transmigrasi yang
masih mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sebaran potensi
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi sebagaimana pada
Tabel berikut.
24 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 7 Sebaran Kawasan Transmigrasi
No
Provinsi
WPT
LPT
KTM Jml
Kawasan
1 Aceh 24 7 2 33
2 Sumatera Utara 8 9 0 17
3 Riau 19 3 1 23
4 Kepulauan Riau 0 5 0 5
5 Sumatera Barat 10 3 1 14
6 Jambi 16 2 3 21
7 Bengkulu 12 4 1 17
8 Bangka Belitung 3 8 1 12
9 Sumatera Selatan 34 11 4 49
10 Lampung 22 5 3 30
11 Kalimantan Barat 39 23 4 66
11 Kalimantan Tengah 33 11 1 45
13 Kalimantan Timur 33 3 5 41
14 Kalimantan Selatan 22 4 1 27
15 Sulawesi Selatan 14 3 2 19
16 Sulawesi Tengah 24 7 5 36
17 Sulawesi Tengggara 22 9 3 34
18 Sulawesi Utara 5 7 0 12
19 Gorontalo 4 1 1 6
20 Sulawesi Barat 7 4 2 13
21 NTT 10 9 1 20
22 NTB 5 8 2 15
23 Maluku 5 3 1 9
24 Maluku Utara 9 7 1 17
25 Papua 11 7 3 21
26 Papua Barat 7 10 0 17
Jumlah 398 173 48 619
Sumber Data: Ditjen P2MKT 2014
Dalam pelaksanaan pembangunan ketransmigrasian, terdapat
beberapa permasalahan di antaranya adalah:
1) Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) skala
nasional dalam pembangunan sarana dan prasarana di kawasan
transmigrasi;
2) Semakin terbatasnya ketersediaan lahan yang memenuhi 2C (clear
and clean) dan 3L (layak huni, layak usaha dan layak berkembang);
3) Masih adanya sisa beban tugas penyelesaian sertifikat kepemilikan
lahan;
4) Belum optimalnya dukungan pemangku kepentingan dan sinergi
program dalam pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
5) Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi, sering
terjadinya mutasi pengelola program transmigrasi di daerah yang
tidak mempunyai kompetensi di bidang ketransmigrasian;
6) Keberpihakan kebijakan nasional dalam pengalokasian anggaran
program transmigrasi;
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 25
7) Belum optimalnya pengelolaan data dan informasi, serta hasil
Penelitian dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
Pada tahun 2015, pembangunan ketransmigrasian menghadapi dua
tantangan besar, yaitu pertama, perlu dipercepatnya pemenuhan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) pada lokasi-lokasi transmigrasi yang belum
memenuhi pelayanan minimum, di daerah tertinggal dan perbatasan,
strategis dan cepat tumbuh dalam upaya penyelesaian pemenuhan SPM
pada akhir tahun 2019 secara nasional. Kedua, perlunya penyiapan
kawasan transmigrasi yang terintegrasi dengan pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memberikan kewenangan
kepada Desa untuk melaksanakan perencanaan dan pembangunan desa
dengan dukungan Dana Desa. Terkait dengan hal tersebut, maka
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi yang perlu
diselesaikan pada tahun 2015-2019 adalah:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) prasarana dan sarana
kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan, serta
strategis dan cepat tumbuh;
2) Penerapan kebijakan pembangunan permukiman baru melalui model
SP Pugar dan pengembangan pola usaha baru;
3) Perlunya terobosan regulasi Peraturan Presiden/Instruksi Presiden
sebagai payung hukum dalam penyelesaian sertifikat kepemilikan
tanah transmigran sejumlah 334.382 bidang sebagai bagian dari
program reforma agraria utamanya legalisasi asset;
4) Segera ditetapkannya Peraturan Presiden tentang koordinasi
penyelenggaraan transmigrasi (saat ini masih dalam proses);
5) Penyediaan data dan informasi potensi desa dan kawasan
transmigrasi yang valid dan akurat, serta hasil penelitian dan
pengembangan kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan
perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan teknis, dan pelatihan berbasis
kompetensi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
mengembangkan potensi di kawasan transmigrasi.
***
26 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 27
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
2.1 Visi Pembangunan Nasional 2015-2019
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah
mempersiapkan program-program aksi untuk mengatasi beberapa masalah
mendesak yang menyangkut hajat hidup rakyat sekaligus untuk
membangun fondasi bagi implementasi kebijakan sampai tahun 2019.
Beberapa program strategis juga telah disiapkan untuk menjalankan tujuh
misi dan sembilan agenda strategis prioritas (Nawa Cita) untuk masa
pemerintahan lima tahun ke depan.
Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti
tahun 1963 menegaskan, Indonesia harus: (1) Berdaulat secara politik; (2)
Berdikari secara ekonomi; dan (3) Berkepribadian secara sosial budaya.
Konsep Tri Sakti Bung Karno inilah yang akan dipakai Presiden dan Wakil
Presiden dalam menjalankan amanahnya dalam 5 tahun ke depan.
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka
visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG.
2.2 Misi Pembangunan Nasional 2015-2019
Sebagai upaya dalam pencapaian visi tersebut, maka dirumuskan misi
pembangunan sebagai berikut :
1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan misi Presiden tersebut sekaligus sebagai visi dan misi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
sebagaimana dinyatakan oleh Presiden pada rapat perdana Kabinet Kerja,
28 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
tanggal 27 Oktober 2014 bahwa “Tugas kita semua dan utama adalah
menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan
misi menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali
lagi yang ada program operasional menteri”. Dengan adanya satu visi dan
misi Presiden, diharapkan akan terjadi sinergi lintas K/L dalam
melaksanakan program-program pembangunan dan sekaligus akan
mengurangi ego sektoral yang selama ini disinyalir sebagai penghambat
pembangunan.
2.3 Tujuan Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan terencana
dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Sesuai
dengan arahan RPJPN 2005-2025, visi pembangunan nasional tahun 2005 –
2025 adalah: Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
aman dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan dalam pembangunan Tahap III, RPJMN 2015-2019
ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber
daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus meningkat.
2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Nasional
Setelah ditetapkannya Visi dan Misi Presiden, selanjutnya ditetapkan
Sasaran Strategis Pembangunan Nasional yang merupakan terjemahan dari
Visi dan Misi Presiden yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas dalam
pemerintahan lima tahun ke depan atau yang disebut dengan NAWACITA.
Nawacita menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia
yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan.
Kesembilan Agenda Strategis Prioritas atau yang disebut Nawacita
adalah sebagai berikut:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa.
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 29
Dalam perkembangannya perencanaan implementasi NAWACITA
difokuskan pada tujuh isu strategis nasional yang memerlukan koordinasi
dan sinergi Kementerian/Lembaga. Ketujuh isu strategis nasional tersebut
adalah:
1) Kedaulatan pangan
2) Kedaulatan energi
3) Kemaritiman
4) Industri/Kawasan Industri
5) Pariwisata
6) Revolusi mental
7) Kawasan Perbatasan dan daerah tertinggal
Salah satu sasaran strategis pembangunan nasional adalah
“Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-
Daerah dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan”, sebagaimana
disebutkan pada Prioritas Nawacita ke-3. Membangun dari pinggiran harus
dipahami dalam perspektif yang utuh, yakni sebagai afirmasi untuk
mendorong kegiatan ekonomi yang selami ini kurang diprioritaskan
pemerintah. Kegiatan ekonomi dalam wujud wilayah
(perdesaan/perbatasan/daerah tertinggal), sektor (pertanian), pelaku (usaha
mikro dan kecil), atau karakter aktivitas ekonomi (tradisional).
Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK mencanangkan
pembangunan Indonesia dengan memperkuat dan memberdayakan desa.
Pembangunan dari pinggiran harus diperlakukan sebagai model
pembangunan yang mencoba membangun keterkaitan (linkage), keselarasan
(harmony) dan kemitraan (partnership). Jika model ini yang dijalankan,
maka kemajuan wilayah perdesaan, pertanian, usaha mikro dan kecil, dan
tradisional sekaligus akan mendorong daerah perkotaan, industri/jasa,
usaha menengah dan besar, serta aktivitas ekonomi modern.
Untuk mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan dengan upaya
sebagai berikut :
1) Peletakan dasar-dasar kebijakan desentralisasi asimetris yaitu dengan
melaksanakan kebijakan keberpihakan (affirmative policy) kepada
daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal, terutama
a. kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar;
b. daerah tertinggal dan terpencil;
c. desa tertinggal;
d. daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya belum cukup
memadai dalam memberikan pelayanan publik.
2) Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Kawasan Timur
Indonesia
a. Pengembangan Kawasan Strategis
b. Pembangunan Perkotaan
c. Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
d. Tata Ruang
3) Pengurangan ketimpangan antar kelompok ekonomi masyarakat
a. Menciptakan pertumbuhan inklusif
b. Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil
30 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
c. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor
pertanian
2.5 Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam periode lima tahun ke depan
adalah sebagai berikut:
1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa;
2) mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun
keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan
kawasan perdesaan;
3) meningkatkan percepatan pembangunan di daerah tertinggal untuk
mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah tertinggal
dengan daerah maju;
4) meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dasar dan aksesibilitas
di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar;
5) meningkatkan derajat ketahanan masyarakat dan pemerintah dalam
menghadapi bencana, rawan pangan, dan konflik sosial;
6) menyiapkan dan meningkatkan pembangunan serta pengembangan
satuan permukiman dan desa di kawasan transmigrasi utamanya
pada kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan;
7) meningkatkan pembangunan dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan baru di kawasan transmigrasi utamanya pada kawasan
perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan yang terkonektifitas
dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah;
8) percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan
baru yang terintegrasi dalam suatu kesatuan pengembangan ekonomi
wilayah untuk mewujudkan keterkaitan desa dan kota.
2.6 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah:
berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan
untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan puluh)
kabupaten dengan target outcome sebagai berikut:
1) meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-
rata sebesar 7,24 persen;
2) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
rata-rata 14,00 persen; dan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 31
3) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
menjadi rata-rata sebesar 69,59.
4) Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau
negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten
2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu
Sasaran pengembangan daerah tertentu, meliputi :
1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan
pangan;
2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang
memiliki perbatasan negara;
3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau
terluar;
4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa
tangguh.
2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian
Sasaran pembangunan bidang ketransmigrasian tahun 2015-2019
adalah:
1) Terbangunnya 279 kawasan untuk mendukung redistribusi lahan terkait
program reforma agraria, dan berkembangnya 72 Satuan Permukiman
(SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang
merupakan pusat pengolahan hasil pertanian/perikanan dan
mendukung sasaran kemandirian pangan nasional.
2) Berkembangnya 48 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota-kota
kecil yang berfungsi sebagai pusat industri pengolahan sekunder dan
perdagangan serta sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi.
Tabel 8 Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah Pulau
No Wilayah
Potensi Kawasan
Transmigrasi Baru
SP sebagai Pusat SKP
Kawasan Perkotaan Baru (KPB)
Pusat Pertumbuhan Baru (Kawasan
Agropolitan, Minapolitan,
Pariwisata,dan Transmigrasi)
1 Papua 20 3 3 4
2 Maluku 24 5 2 3
3 Sulawesi 58 16 13
9
4 Kalimantan 67 13 11 7
5 Nusa Tenggara 26 6 3 4
6 Jawa - Bali - - - 4
7 Sumatera 84 29 16 8
Total 279 72 48 39
Sumber Data: Ditjen PKP2Trans dan Ditjen PKTrans
32 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
2.7 Fokus Prioritas
Fokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:
1) Pengawalan pelaksanaan UU Desa khususnya untuk pembangunan
desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pembangunan kawasan
perdesaan;
2) Percepatan pembangunan desa tertinggal sebanyak 39.086 desa
tertinggal dan 17.268 desa sangat tertinggal;
3) Percepatan pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah
tertinggal;
4) Pengembangan daerah tertentu, yang terdiri dari daerah rawan pangan,
daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik, daerah
pulau kecil dan terluar;
5) Pembangunan dan Pengembangan Satuan Permukiman (SP) sebagai
Pusat Satuan Kawasan Pengembangan;
6) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru sebagai
pusat pertumbuhan.
2.8 Lokus Prioritas
Lokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:
1) 74.045 desa, khususnya di 39.086 desa tertinggal dan 17.268 desa
sangat tertinggal di seluruh Indonesia
2) Desa-desa dan kawasan perdesaan khususnya 1.138 desa di lokasi
prioritas pada wilayah perbatasan dan desa-desa pada daerah yang
memiliki pulau-pulau terpencil dan terluar
3) 122 kabupaten daerah tertinggal dengan target pengentasan 80 daerah
tertinggal di 2019
4) 57 kabupaten rawan pangan, 187 lokasi prioritas di 41 kabupaten
perbatasan, 29 kabupaten yang memiliki pulau terpencil dan terluar, 58
kabupaten rawan bencana, dan pascakonflik, dengan perhatian di
daerah tertinggal dan di kawasan timur Indonesia
5) Terbangunnya 279 Kawasan Transmigrasi dan 72 satuan
permukiman menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan
Transmigrasi
6) 48 Kawasan Transmigrasi menjadi Kawasan Perkotaan Baru sebagai
pusat pertumbuhan.
***
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 33
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional
Dasar-dasar Strategi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:
1) Membangun tanpa meningkatkan ketimpangan wilayah;
2) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4) Ekonomi harus berorientasi dan berbasiskan pada sector dan jenis usaha
yang memasukkan nilai tambah sebesar-besarnya dengan SDM
berkualitas, inovasi, kreatifitas dan penerapan teknologi yang tepat;
5) Pembangunan nasional sebagian besar adalah hasil agregasi dari
pembangunan daerah yang berkualitas.
3.1.2 Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional dan
mewujudkan Sembilan Agenda Prioritas Nasional (NAWACITA), terdapat
delapan Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan NAWACITA
yaitu:
1) Penguatan tata kelola desa yang baik, melalui: 1) penyusunan peraturan
pelaksanaan UU Desa; 2) menyusun peraturan pelaksanaan perundang-
undangan terkait dengan UU Ketransmigrasian, dan PP Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal; 3) peningkatan kapasitas pemerintah
dan masyarakat desa .
2) Mempercepat pemenuhan standar pelayanan minimum untuk pelayanan
dasar di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi
3) Penguatan pendanaan pembangunan yang bersumber dari APBN, APBD,
Dunia Usaha, dan Masyarakat.
4) Mendorong investasi yang meningkatkan produktivitas rakyat
5) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat
6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang keamanan,
adminitrasi kependudukan, pertanahan, akta-akta, dan sebagainya
7) Peningkatan koneksitas melalui penyediaan infrastruktur transportasi
dan perhubungan di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan
transmigrasi
8) Peningkatan dan Penguatan koordinasi lembaga pusat dan daerah dan
antar daerah
34 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Strategi Pembangunan Nasional yang sangat terkait dengan tugas
pokok dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
terdapat pada Strategi ke-1, ke-2 dan ke-7 yang kesemuanya bermuara pada
kesejahteraan masyarakat.
3.1.3 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan
transmigrasi dan kepulauan dan pulau kecil, tahun 2015-2019 adalah:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman
transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa, melalui strategi:
a. meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perumahan dan
fasilitas permukiman;
b. meningkatkan ketersediaan tenaga pengajar serta sarana dan
prasarana pendidikan;
c. meningkatkan ketersediaan tenaga medis serta sarana dan
prasarana kesehatan; meningkatkan ketersediaan sarana prasarana
perhubungan antar permukiman ke pusat pelayanan pendidikan,
pusat pelayanan kesehatan, dan pusat kegiatan ekonomi; dan
d. meningkatkan ketersediaan prasarana pengairan, listrik dan
telekomunikasi.
2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi, melalui
strategi:
a. fasilitasi pengelolaan BUMDesa serta meningkatkan ketersediaan
sarana prasarana produksi khususnya benih, pupuk, pasca panen,
pengolahan produk pertanian dan perikanan skala rumah tangga
desa;
b. fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam pengembangan
usaha, bantuan permodalan/kredit, kesempatan berusaha,
pemasaran dan kewirausahaan; dan
c. meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam pemanfaatan dan
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tepat Guna.
3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di
permukiman transmigrasi melalui strategi:
a. mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan
kewirausahaan;
b. memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan pemajuan
hak-hak masyarakat adat;
c. mengembangkan kapasitas dan pendampingan kelembagaan
kemasyarakatan desa dan kelembagaan adat secara berkelanjutan;
d. meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat termasuk
perempuan, anak, pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan monitoring pembangunan desa;
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 35
e. menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan perairan,
serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan; dan
f. meningkatkan partisipasi dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di
desa.
4) Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan
berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan
pendampingan dengan strategi:
a. konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;
b. memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa
sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk
penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;
c. memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan
secara efektif, berjenjang, dan bertahap;
d. mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk
dapat ditetapkan menjadi desa adat.
5) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:
a. melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
b. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan
Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan
keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan,
dan pendampingan;
c. menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan
bersama perencanaan dan pembangunan desa.
6) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan,
serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan
transmigrasi melalui strategi:
a. menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan
distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;
b. menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan pertanian
dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi;
c. menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan desa
dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;
d. menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk mengelola
sumber daya alam berskala lokal termasuk pengelolaan hutan negara
oleh desa berorientasi keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan;
e. menyiapkan dan menjalankan kebijakan-regulasi baru tentang
shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam pengelolaan
sumber daya alam;
36 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
f. menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai
pemegang saham;
g. merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena dampak
bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran sungai.
7) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan
transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota dengan strategi:
a. mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra industri
pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata;
b. meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;
c. mengembangkan kerjasama antar desa, antar daerah, dan antar
pemerintah-swasta termasuk kerjasama pengelolaan BUMDesa,
(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau kerjasama
antar 2 BUM Desa),; dan
d. membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank
khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;
e. membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;
f. mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi bagi
petani untuk berinteraksi denga pelaku ekonomi lainnya dalam
kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-lain.
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan
Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan perdesaan
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Desa, mencakup:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi
geografis Desa, melalui strategi: menyusun dan memastikan
terlaksananya NSPK SPM Desa (antara lain perumahan, permukiman,
pendidikan, kesehatan, perhubungan antar permukiman ke pusat
pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat
kegiatan ekonomi, pengairan, listrik dan telekomunikasi).
2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa, melalui strategi: (i) penataan dan penguatan
BUMDesa untuk mendukung ketersediaan sarana prasarana produksi
khususnya benih, pupuk, pengolahan produk pertanian dan
perikanan skala rumah tangga desa; (ii) fasilitasi, pembinaan, maupun
pendampingan dalam pengembangan usaha, bantuan
permodalan/kredit, kesempatan berusaha, pemasaran dan
kewirausahaan; dan (iii) meningkatkan kapasitas masyarakat desa
dalam pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna
Perdesaan.
3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa untuk
mendukung peningkatan karakter jati diri bangsa melalui revolusi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 37
mental, dengan strategi: (i) mengembangkan pendidikan berbasis
ketrampilan dan kewirausahaan; (ii) mendorong peran aktif
masyarakat dalam pendidikan dan kesehatan; (iii) mengembangkan
kapasitas dan pendampingan lembaga kemasyarakatan desa dan
lembaga adat secara berkelanjutan; (iv) menguatkan partisipasi
masyarakat dengan pengarusutamaan gender termasuk anak,
pemuda,lansia dan penyandang disabilitas dalam pembangunan desa;
(v) menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat
dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan
perairan, serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan; (vi) meningkatkan kapasitas masyarakat dan
kelembagaan masyarakat desa dalam meningkatkan ketahanan
ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik; (vii) meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa; dan (viii) meningkatkan partisipasi
dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di desa.
b. Pembangunan Kawasan Perdesaan, mencakup:
1) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan untuk
mendukung kedaulatan pangan, melalui strategi:
a) menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan
distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;
b) menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan
pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan
konservasi;
c) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan
desa dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;
d) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi keseimbangan
lingkungan hidup dan berwawasan mitigasi bencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan ketahanan
pangan;
e) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan-regulasi baru tentang
shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam
pengelolaan sumber daya alam;
f) menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai
pemegang saham;
g) merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena
dampak bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran
sungai.
2) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong
keterkaitan desa-kota dengan strategi:
a) mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra
industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi
pariwisata;
b) meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;
38 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
c) mengembangkan kerjasama antardesa, antardaerah, dan
antarpemerintahswasta termasuk kerjasama pengelolaan
BUMDesa(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau
kerjasama antar 2 BUM Desa),; dan
d) membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank
khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;
e) membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;
f) mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi
bagi petani untuk berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainnya
dalam kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-
lain.
c. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan
berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan
pendampingan dengan strategi:
1) Konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;
2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa
sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk
penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;
3) Memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan
secara efektif, berjenjang, dan bertahap;
4) Mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk
dapat ditetapkan menjadi desa adat.
d. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:
1) melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
2) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan
desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan;
3) menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai
acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa.
3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal
Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertinggal,
arah kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertinggal difokuskan
pada:
a. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan,
sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah
tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui
potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan;
b. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar
publik;
c. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang
konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 39
Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal
tersebut diperlukan strategi pembangunan sebagai berikut:
1) Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal dalam
rangka meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik
(bioregion) dan produk unggulan daerah, posisi strategis, dan keterkaitan
antarkawasan yang meliputi aspek infrastruktur, manajemen usaha,
akses permodalan, inovasi, dan pemasaran;
2) Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal
dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,
pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran
perintis;
3) Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal,
meliputi aspek peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah,
kelembagaan, dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat
informasi;
4) Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama di bidang
pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik,
telekomunikasi, perumahan dan permukiman;
5) Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,
dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah tertinggal;
6) Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan
pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim
usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi peraturan
perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;
7) Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti
kawasan perbatasan dalam upaya mendukung pembangunan daerah
tertinggal;
8) Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah
terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan
daerah dan peningkatan kapasitas SDM;
9) Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi
sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Dalam proses
pembangunan ke depan, diharapkan kawasan transmigrasi sebagai
pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan,
disamping perlu dukungan semua sektor terkait;
10) Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya
mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui pengembangan
kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan
lintas sektor;
11) Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang
difokuskan pada:
a) pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,
b) peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan terutama di wilayah
terisolir
40 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
c) pembangunan infrastruktur transportasi untuk membuka
keterisolasian,
d) pemihakan terhadap Orang Asli Papua,
e) penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah,
f) pembangunan sentra logistik untuk mengatasi kemahalan,
g) pengembangan energi baru dan terbarukan terutama di wilayah
terisolir
h) penguatan kelembagaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan
Papua Barat.
Untuk itu, prioritas pembangunan daerah tertinggal adalah sebagai
berikut:
1) menyelenggarakan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam
penyusunan dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (STRANAS), dan Rencana Aksi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN);
2) memberikan asistensi serta supervisi kepada pemerintah daerah dalam
perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi percepatan pembangunan
daerah tertinggal yang sinergi, harmoni, sinkron, dan terpadu;
3) melakukan asistensi bersama Kementerian/Lembaga terkait kepada
Pemerintah Daerah dalam pencapaian pemenuhan SPM untuk
pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama pada pemenuhan
pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, informasi, dan
telekomunikasi;
4) mengembangkan rumusan dan implementasi kebijakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang sesuai dengan potensi dan
karakteristik daerah tertinggal guna meningkatkan efektivitas
pencapaian sasaran pembangunan; dan
5) mendorong Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah
merumuskan dan melaksanakan kebijakan afirmasi daerah tertinggal
termasuk di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu
Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertentu, arah
kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertentu difokuskan pada:
a. Penanganan daerah rawan pangan melalui peningkatan produksi,
kemudahan ditribusi dan diversifikasi terutama pada komoditas pangan
pokok yang dibutuhkan masyarakat,
b. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan
masyarakat dengan pengembangan desa beranda Nusantara di wilayah
perbatasan.
c. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan
masyarakat dengan pengembangan pulau kecil berdaya di Kabupaten
yang memiliki pulau kecil dan terluar;
d. Penanganan daerah rawan bencana dengan pengurangan risiko bencana
dan pengembangan desa tangguh bencana; dan
e. Penanganan daerah pasca konflik dengan rehabilitasi sosial dan
ekonomi.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 41
Strategi pembangunan daerah tertentu, meliputi :
1) Meningkatkan sarana dan prasaran produksi dan distribusi pangan,
2) Meningkatkan kualitas input produksi pangan seperti benih, bibit,
pupuk dan pendukungnya,
3) Menambah penyediaan lumbung/tempat penyimpanan pangan di
perdesaan,
4) Pengembangan budidaya komoditas pangan alternatif dalam
mendukung diversifikasi pangan.
5) Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah pulau kecil
dan terluar dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana
dan prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,
pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran
perintis;
6) Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah
perbatasan dan pulau kecil, terluar dan terpencil, meliputi aspek
peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah, kelembagaan,
dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat informasi;
7) Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pelayanan dasar publik di daerah perbatasan, pulau kecil dan terluar,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih,
energi/listrik, telekomunikasi, perumahan dan permukiman;
8) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di lokasi prioritas
dengan pengembangan desa beranda nusantara di wilayah perbatasan.
9) Memberikan insentif khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,,
dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah perbatasan
dan daerah pulau kecil dan terluar.
10) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di daerah yang
memiliki pulau-pulau kecil, terluar dengan pengembangan pulau kecil
berdaya.
11) Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertentu dan
pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim
usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi
peraturan perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;
12) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dalam pengurangan
risiko bencana;
13) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat mengurangi risiko
bencana dengan pengembangan desa tangguh bencana;
14) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam
pencegahan, rekonsiliasi, dan rehabilitasi konflik;
15) Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya
mendukung pembangunan daerah tertentu melalui pengembangan
kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan
lintas sektor.
42 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3.2.4 Bidang Transmigrasi
Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi diarahkan
untuk mempercepat keterkaitan fungsional intrakawasan dan antarkawasan
serta keterkaitan desa-kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang
untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dengan pendekatan
agroindustri dan agrobisnis untuk mewujudkan satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah, sebagaimana diilustrasikan sebagaimana
gambar berikut ini:
Gambar 7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pemberlakuan UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana diubah dengan UU No. 29 tahun 2009 tentang perubahan atas
UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, mengharuskan adanya
perubahan paradigma (paradigm shift) transmigrasi, yaitu; “Pembangunan
Transmigrasi Berbasis Kawasan”. Pengembangan wilayah [kawasan
transmigrasi], yang muaranya untuk menghasilkan daya saing daerah, pada
dasarnya tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan SDA (resources
endowment), tetapi juga faktor letak lokasi kawasan transmigrasi yang
dipilih. Oleh karena itu, pemilihan lokasi dalam perspektif sistem ketata-
keruangan, kawasan transmigrasi merujuk pada Rencana Tata Ruang
Perdesaan dengan beranjak pada:
1) penyiapan kawasan transmigrasi yang ada sepanjang memenuhi
persyaratan minimal suatu kawasan,
2) pengembangan kawasan transmigrasi sebagai PKSN, PKW dan PKL sesuai
dengan potensi wilayah masing-masing,
3) mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai hinterland dari pusat-
pusat kegiatan yang ada (PKN, PKSN, PKW dan PKLP),
4) Revitalisasi lahan transmigrasi untuk mendukung reformasi agraria 9
juta ha, dengan rincian:
a) redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan
hutan yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah
HGU akan habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan
b) legalisasi aset seluas 4,5 juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 43
yang belum legalisasi aset (sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382
bidang). Untuk tindak lanjut pelaksanaan program transmigrasi tidak
hanya mendukung redistribusi tanah tetapi juga melakukan program
pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di
daerah tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh,
sesuai amanat RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita (5).
Adapun kebijakan dan strategi pembangunan transmigrasi adalah:
a. Penyiapan Kawasan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Penyiapan Kawasan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
mencakup:
1) Perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi, termasuk pembinaan potensi kawasan, kerjasama antar
daerah dan perencanaan sarana dan prasarana, penataan dan
persebaran penduduk, serta perencanaan pengembangan
masyarakatnya
2) Penyediaan lahan transmigrasi, melalui penyediaan lahan tempat
tinggal dan lahan usaha;
3) Pemenuhan prasarana dan sarana dasar di permukiman transmigrasi
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) nasional, meliputi:
Pembangunan prasarana dan sarana dasar, lokasi permukiman
transmigrasi di daerah tertinggal, strtageis dan cepat tumbuh dan
perbatasan: jalan lokal primer, jalan lingkungan, drainase dan
dermaga, pelayanan pendidikan dasar setingkat sekolah dasar,
pelayanan kesehatan setingkat pos kesehatan desa, perumahan, dan
sarana pelayanan umum;
b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Transmigrasi meliputi pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi yang diarahkan pada daerah
tertinggal, dan perbatasan dan serta strategis cepat tumbuh, mencakup :
1) Pengembangan Promosi dan Kemitraan meliputi Publikasi dan
Promosi, Kerjasama Badan Usaha, Masyarakat dan Lembaga
Pemerintah.
2) Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana kawasan
transmigrasi, meliputi: Pengembangan Sarana dan Prasarana di
Satuan Permukiman (SP), Pembangunan dan Pengembangan Sarana
dan Prasarana di KPB, SKP, Kawasan Transmigrasi; dan Penyerasian
Lingkungan.
3) Pengembangan usaha ekonomi transmigrasi, meliputi: peningkatan
produksi pengolahan hasil dan pemasaran, pengembangan
kelembagaan ekonomi dan permodalan, serta pengembangan
kewirausahaan di kawasan Transmigrasi.
4) Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi meliputi: Pangan,
fasilitasi Kesehatan, Pendidikan, Mental Spiritual dan Kelembagaan
di kawasan Transmigrasi.
5) Pelayanan Pertanahan Transmigrasi meliputi Sertifikasi kepemilikan
lahan dan penanganan masalah pertanahan.
44 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
c. Penyediaan dan Pengelolaan Data dan Informasi, Penelitian,
Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Masyarakat Desa.
Strategi yang dilaksanakan di desa, daerah tertinggal, perbatasan,
daerah strategis dan cepat tumbuh maupun kawasan transmigrasi tahun
2015-2019 dalam hal penyediaan dan pengelolaan data dan informasi,
penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pelatihan masyarakat desa
adalah:
1) Penyediaan dan pengelolaan data dan informasi;
2) Evaluasi pembangunan dan pengembangan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
3) Penelitian dan pengembangan untuk mendukung pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi;
4) Pelatihan masyarakat desa, dan masyarakat transmigrasi.
3.2 Program dan Kegiatan
3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan
Program dan Kegiatan Kementerian disusun sebagai penjabaran dari
visi, misi, arah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan untuk mendukung
Program Prioritas Presiden dsebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-
2019. Agenda penting yang menjadi Agenda Strategis Prioritas Presiden
adalah NAWACITA, yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas yang
dicanangkan Presiden untuk lima tahun ke depan.
Dalam rangka penanganan permasalahan di Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
pembangunan daerah tertinggal dalam mengatasi ketertinggalan dan
kesenjangan; dan pembangunan transmigrasi dalam menciptakan
pertumbuhan wilayah, terdapat beberapa kegiatan dan komponen kegiatan
yang relevan dan terkait dengan Nawa Cita yang menjadi Agenda Strategis
Prioritas yaitu Cita yang ke 2, 3, 5, dan 7.
a. Penjabaran Nawa Cita ke-2
Penjabaran Nawa Cita ke-2, “Membuat pemerintah tidak absen
dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya”. diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memastikan penerapan Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dapat berjalan, khususnya dalam hal mereformasi
pelayanan publik melalui: penguatan desa dan kecamatan yang diatur
dengan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di
wilayah peisisir, pulau pulau kecil dan perbatasan.Pengembangan dan
pendampingan desa secara berkelanjutan.
2) Mempersiapkan pemerintah, provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota.
3) Penyiapan berbagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
tentang Desa.
4) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk kemakmuran
rakyat.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 45
5) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan kewenangan
desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
b. Penjabaran Nawa Cita Ke-3
Penjabaran Nawa Cita ke-3, “Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.” diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memastikan penerapan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa dapat berjalan, khususnya dalam hal mempersiapkan
pemerintah, pemerinh provinsi, dan pemerintah kabupaten.
2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3) Mengawal implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan.
4) Mereformasi pelayanan publik melalui: penguatan desa, kelurahan, dan
kecamatan yang diatur dengan undang-undang tentang desa,
kelurahan, dan kecamatan dalam undang-undang pemerintahan
daerah.
5) Melakukan pengembangan dan pendampingan desa secara
berkelanjutan.
6) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah
terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan
pelayanan pendidikan rendah atau buruk
7) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,
kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah
terpencil dan tertinggal.
8) Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah
peisisr, pulau pulau kecil dan perbatasan.
9) Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali
(Transmigrasi)
10) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa
sebagai pemegang saham.
11) Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai
dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.
12) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang share
holding antara pemerintah, investor, dan desa.
13) Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.
14) Infrastruktur pendukung perekonomian.
15) Membangun infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit
pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur
pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi
yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal
16) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentnag akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk
kemakmuran rakyat.
17) Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten
tertinggal hinggal tahun 2019.
46 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
18) Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,
terutama di Indonesia bagian Timur
19) Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi
20) Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau
21) Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta
kelembagaan pasar secara merata
22) Berkomitmen untuk memperjuangkan kebijakan khusus untuk
memenuhi kebutuhan layanan kesehatan, perangkat dan alat
kesehatan dan tenaga - khususnya bagi penduduk di perdesaan dan
daerah terpencil sesuai dengan situasi dan kebutuhan mereka,
mengalokasikan anggaran sekurangkurangnya 5% dari anggaran
negara untuk penurunan AKI, AKB, pengendalian HIC dan AIDS,
penyakit menular dan kronis
23) Pembinaan kemasyarakatan berangkat dari isu melemahnya semangat
gotong royong dan partisipasi masyarakat.
24) Pemberdayaan masyarakat Desa berangkat dari isu masyarakat tidak
memiliki control dan akses dalam mengatur ekonomi, politik dan
pembangunan
25) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan
kewenangan desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014
26) Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan
layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di
kawasan perdesaan.
c. Penjabaran Nawacita Ke-5
Penjabaran Nawa Cita ke-5, “Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia.” diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memperjuangkan kebijakan khusus untuk memenuhi kebutuhan
layanan kesehatan, perangkat dan alat kesehatan dan tenaga -
khususnya bagi penduduk di perdesaan dan daerah terpencil sesuai
dengan situasi dan kebutuhan mereka, mengalokasikan anggaran
sekurangkurangnya 5% dari anggaran negara untuk penurunan AKI,
AKB, pengendalian HIC dan AIDS, penyakit menular dan kronis.
2) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah
terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan
pelayanan pendidikan rendah atau buruk.
3) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,
kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah
terpencil dan tertinggal.
d. Penjabaran Nawa Cita Ke-7
Penjabaran Nawa Cita ke-7, “Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik.”
diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa
sebagai pemegang saham.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 47
2) Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai
dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.
3) Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.
4) Infrastruktur pendukung perekonomian.
5) Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta
kelembagaan pasar secara merata.
6) Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten
tertinggal hinggal tahun 2019.
7) Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,
terutama di Indonesia Timur.
8) Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi.
9) Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau.
10) Membangun infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit
pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur
pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi
yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal.
11) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentang akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk
kemakmuran rakyat.
12) Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali
(Transmigrasi).
13) Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan
layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di
kawasan perdesaan.
3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja)
Berdasarkan NAWACITA yang terkait dengan bidang Desa, PDT dan
Transmigrasi, sebagaimana telah diuraikan di atas, terdapat 9 (sembilan)
kegiatan/komponen kegiatan yang akan menjadi prioritas kegiatan yang
akan dilakukan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yang disebut
dengan NAWAKERJA. Kesembilan kegiatan prioritas tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Peluncuran “Gerakan Desa Mandiri” di 5.000 desa pada tahun 2015
2) Pendampingan dan Penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat
desa dengan menyediakan tenaga pendamping sebanyak 84.000 orang;
3) Pembentukan dan pengembangan 5.000 BUMDES;
4) Revitalisasi Pasar Desa di 5.000 desa/kawasan perdesaan;
5) Pembangunan Infrastruktur jalan pendukung pengembangan produk
unggulan di 5.000 Desa Mandiri;
6) Penyiapan implementasi penyaluran Dana Desa Rp. 1,4 miliar per desa
secara bertahap;
7) Penyaluran Modal bagi Koperasi/UKM di 5.000 Desa;
8) Pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 5.000
desa;
9) “Save villages” di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, terluar
dan terpencil.
48 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
Sebagaimana disebutkan pada Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan
fungsi:
1) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,
penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
2) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
5) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
6) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
7) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut telah ditetapkan
program dan kegiatan yang disesuaikan dengan struktur organisasi. Unit
Kerja Eselon 1 memiliki satu Program dan Unit Kerja Eselon 2 minimal
memiliki satu Kegiatan. Setiap Program menjadi tanggung jawab pejabat
eselon 1, dan setiap kegiatan menjadi tanggung jawab eselon 2 yang
membidanginya. Keterkaitan program dan kegiatan dengan
organisasi/kelembagaan disebut dengan arsitektur program, kegiatan dan
struktur kinerja sebagaimana digambarkan berikut ini pada Gambar 6.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 49
Gambar 8 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
terdapat 9 (Sembilan) unit kerja eselon 1, terdiri dari tiga unit kerja eselon 1
yang memiliki fungsi pendukung (supporting) dan 6 unit kerja eselon 2
memiliki fungsi teknis. Unit kerja eselon 1 pendukung adalah Sekretariat
Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi. Sedangkan unit kerja eselon 1
teknis, yaitu: Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan,
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktorat
Pengembangan Daerah Tertentu, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, dan Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan Transmigrasi. Masing-masing unit kerja eselon 1
memiliki satu program yang sudah terdaftar di Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan,
sebagaimana disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Program Awal Nomenklatur Program Baru
No. Unit Kerja
Eselon I Program No.
Unit Kerja
Eselon I Program
1 Sekretariat Kementerian PDT
Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya
1 Sekretariat Jenderal
Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
2 Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kemendagri
Proram Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa
2 Direktorat Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan
Program Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
50 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Program Awal Nomenklatur Program Baru
No. Unit Kerja Eselon I
Program No. Unit Kerja Eselon I
Program
Masyarakat Desa;
3 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
3 5 (Lima) Kedeputian Kementerian PDT
Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
4 Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
Program Pengembangan Daerah Tertentu
5 Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
4 Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
6 Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Program Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
5 Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi
Program Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi
7 Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
6 Badan Penelitian Dan Informasi Kemenakertrans
Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, dan Informasi
8 Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, Serta Informasi
Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, dan Informasi
9 Inspektorat Jenderal
Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas
Secara umum, program Kementerian/Lembaga dapat dibagi menjadi 2
(dua) jenis yaitu Program Teknis dan Program Generik. Program Teknis
merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/ masyarakat (pelayanan eksternal), sedang Program
Generik merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa
organisasi Eselon IA yang bersifat internal untuk mendukung pelayanan
aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
Berdasarkan uraian di atas, Program pada Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 terdiri
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 51
dari 6 (enam) Program Teknis dan 3 (tiga) Program Generik dengan rincian
sebagai berikut:
a. Program Teknis
a. Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
b. Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
c. Program Pengembangan Daerah Tertentu
d. Program Pembangunan Daerah Tertinggal
e. Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
f. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
b. Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
2) Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
serta Informasi
3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur.
3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan
Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pembangunan dan Pemberdayaan
b. Pemberdayaan Masyarakat Desa
c. Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar
d. Pembangunan Sarana Prasarana Desa
e. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi
Tepat Guna
f. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
2) Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pembangunan Kawasan Perdesaan
b. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
c. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
d. Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan
e. Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan
f. Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas
3) Program Pengembangan Daerah Tertentu
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
b. Penanganan Daerah Rawan Pangan
c. Pengembangan Daerah Perbatasan
52 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
d. Penanganan Daerah Rawan Bencana
e. Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar
f. Penanganan Daerah Pasca Konflik
4) Program Pembangunan Daerah Tertinggal
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
b. Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal
d. Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup di Daerah
Tertinggal
e. Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal
f. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal
5) Program Penyiapan Kawasan & Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman
b. Penataan Persebaran Penduduk
c. Pembangunan Pemukiman Transmigrasi
d. Penyediaan Tanah Transmigrasi
e. Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
f. Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi
6) Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
b. Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kawasan Trasmigrasi
c. Pengembangan Usaha Transmigrasi
d. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi
e. Pelayanan Pertanahan Transmigrasi
f. Promosi dan Kemitraan
7) Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
serta Informasi
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta
Informasi (Balitlatfo)
b. Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 53
c. Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
d. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi
f. Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
g. Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
8) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Meliputi Kegiatan :
a. Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi Tata Laksana
b. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
c. Penyelenggaraan Perencanaan
d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum
e. Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
b. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat I
c. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat II
d. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat III
e. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat IV
f. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat V
3.3 Kerangka Regulasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas mengamanatkan
kerangka regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen
perencanaan pembangunan nasional yaitu dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini tercantum
dalam Pasal 4 ayat (2) yang berbunyi :
54 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
"RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan".
Peran kerangka regulasi sangat penting dalam perencanaan
pembangunan nasional. Regulasi merupakan sarana utama bagi
pemerintah untuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakannya,
terutama yang bersifat strategis.
Kerangka Regulasi dimaksudkan untuk memberi arahan
dan landasan pengaturan (regulasi) dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan negara dan pembangunan, dengan muatan indikasi
atau arah kebijakan mengenai rancangan peraturan perundang
undangan yang diusulkan dalam kurun waktu tertentu. Urgensi integrasi
kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan sangat tinggi karena
kerangka regulasi bertujuan untuk:
a. mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundang-
undangan sesuai kebutuhan pembangunan;
b. meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dalam rangka
mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan
c. meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
Pembentukan peraturan perundang-undangan.
Kerangka regulasi dimaksudkan untuk memberi arahan dan landasan
(regulasi) dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Negara dan
pembangunan, dengan muatan indikasi atau arahan kebijakan mengenai
rancangan peraturan perundang-undangan yang diusulkan dalam waktu
tertentu (RPJMN ataupun RKP).
Mempertimbangkan efisiensi anggaran yang terbatas serta berbagai
dampak lain yang sangat signifikan bagi masyarakat dan penyelenggaraan
pembangunan, maka proses penanganan kerangka regulasi sejak proses
perencanaan juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas peraturan
perundang-undangan nasional yang tertib sehingga memungkinkan setiap
tindakan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal. Inti dari kerangka
regulasi adalah upaya mewujudkan tertib peraturan perundang-undangan
sejak tahapan yang sangat awal, yaitu tahapan perencanaan dan
penganggaran.
Selanjutnya, upaya untuk mendorong kerangka regulasi agar sejalan
dengan arah kebijakan pembangunan nasional, tercantum dalam ketentuan
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang merupakan penyempurnaan dari
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. Pasal 18 ini merupakan terobosan
penting dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, yang memuat upaya
untuk mensinergikan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dengan
perencanaan pembangunan nasional (RPJP, RPJMN, RKP). Program Legislasi
Nasional (Prolegnas) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011adalah instrumen perencanaan program
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 55
pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana, terpadu, dan
sistematis. Prolegnas merupakan program perencanaan khusus mengenai
regulasi (Undang-Undang) yang sah berdasarkan undang-undang. Dengan
demikian, Prolegnas menjadi acuan bagi pembangunan arah kebijakan
regulasi dalam kurun waktu tertentu (lima tahunan).
Istilah Kerangka regulasi juga disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah pada
Pasal 3 ayat (3) yang mengatur bahwa :
“Program sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari
kegiatan yang berupa:
a. kerangka regulasi yang bertujuan untuk memfasilitasi, mendorong,
maupun mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri
oleh masyarakat; dan/atau
b. kerangka pelayanan umum dan investasi Pemerintah yang bertujuan
untuk menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan
masyarakat”.
Pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi melalui Keputusan Presiden Nomor 121/P tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yaitu
dalam rangka untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan
sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019, dan dalam rangka
mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa sebagai tindaklanjut Undang-Undang Desa, pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2015 tentang Desa
dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN.
Dalam Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
menyatakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Saat ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi telah mengeluarkan 5 (lima) produk Peraturan Menteri
mengenai implementasi Undang-Undang Desa, yaitu:
a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa
d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
56 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015
Berkaitan dengan Dana Desa, Kementerian Keuangan sebagai
pemrakarsa telah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 antara
lain:
a. Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi
Dana Desa (sudah selesai pembahasan, pengesahan masih menunggu
revisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014)
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 sudah diundangkan.
Tabel 10 Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015
No.
Arah Kerangka Regulasi
dan/atau Kebutuhan Regulasi
Unit
Penanggungjawab
Target
Penyeleseaian
1
Revisi Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2015
2
Landasan Hukum untuk
Penetapan Daerah Tertinggal secara Nasional
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2015
3
Landasan Hukum untuk
Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT)
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2015
4
Landasan Hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN)
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi
2015
3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa
Kerangka regulasi pembangunan wilayah perdesaan tahun 2015-2019
disusun untuk menyempurnakan berbagai peraturan perundangan terkait
perdesaan yang sudah ada, termasuk peraturan pendukung UU No. 6 tahun
2014 tentang Desa. Selain itu, penyusunan kerangka regulasi ini sekaligus
memantapkan tujuan pembangunan desa, yakni pemerataan kesejahteraan
dan meningkatkan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat, dan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 57
keberlanjutan sumberdaya alam di perdesaan. Adapun kerangka regulasi
yang penting dan paling dibutuhkan untuk pembangunan wilayah
perdesaan tahun 2015-2019, adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan mengenai Pembangunan Desa yang diperlukan untuk
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan UU No. 6/2014
Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dengan mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
b. Pengaturan mengenai Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk
mendorong percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan
Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Berdasarkan
UU No. 6/2014 Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi:
1) penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan
kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
2) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perdesaan;
3) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan teknologi tepat guna; dan
4) pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses
terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi. Regulasi ini diperlukan
untuk melaksanakan amanat UU No. 26/2007 Tentang Penataan
Ruang yang belum secara spesifik mengatur mekanisme penataan
ruang kawasan perdesaan, sedangkan dalam PP No. 15/2010
Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang belum ada pengaturan
mengenai mekanisme tersebut.
3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal
Penyelenggaraan percepatan pembangunan daerah tertinggal
dilaksanakan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014
tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang ditujukan untuk:
(1) mempercepat pengurangan kesenjangan antar daerah dalam menjamin
terwujudnya pemerataan dan keadilan pembangunan nasional; (2)
mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar, serta sarana dan prasarana
dasar daerah tertinggal; (3) meningkatkan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, antara pusat dan daerah dalam perencanaan, pendanaan dan
pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi; dan (4) menjamin
terselenggaranya operasionalisasi kebijakan percepatan pembangunan
daerah tertinggal.
Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal,
perlu adanya harmonisasi antar regulasi sehingga dapat lebih nyata dan
kongkrit, hal ini karena masih adanya beberapa peraturan yang belum
harmonis sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dalam percepatan
pembangunan daerah tertinggal diperlukan panduan bagi semua pemangku
58 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
kepentingan. Untuk mendukung pembangunan di wilayah tertinggal secara
maksimal, diperlukan perencanaan secara berjenjang oleh
Pemerintah/Pemerintah daerah dengan memerhatikan proses yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perencanaan
pembangunan nasional. Adapaun dokumen yang dimaksud yaitu berupa
dokumen Strategi Nasional (STRANAS) dan Strategi Daerah (STRADA)
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang diharapkan bisa menjadi
pedoman baik oleh Kementerian/Lembaga, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten.
Pembangunan daerah tertinggal perlu mendapatkan dukungan legalitas
yang lebih kuat seperti tercantum dalam:
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal.
Dalam Pasal 260 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa rencana pembangunan
Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat
Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Daerah. Dalam Pasal
262 ditegaskan bahwa Rencana pembangunan Daerah tersebut harus
memperhatikan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Regulasi yang perlu direvisi adalah Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang
menyangkut fungsi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi yang tidak
hanya melakukan perencanaan dan koordinasi namun dalam pelaksanaan
kebijakan teknis. Selain itu beberapa produk regulasi yang perlu
dipersiapkan antara lain:
a. Penetapan Indikator dan kriteria daerah tertinggal;
b. Penetapan daerah tertinggal dalam skala nasional;
c. Penetapan Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
d. Penetapan Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
e. Penetapan Strategi Daerah (STRADA) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;
f. Penetapan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;
3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi
Kerangka regulasi dalam pembangunan dan pengembangan transmigrasi
yang dibutuhkan tahun 2015-2019 antara lain :
a. Peraturan Presiden terkait kerangka koordinasi dan integrasi lintas
sektor, mencakup kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi
permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas
wilayah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang
Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 59
No.15/1997 Tentang Ketransmigrasian. Pengaturan Koordinasi
penyelenggaraan transmigrasi melibatkan lintas sector terkait antara
lain; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kemnteian
Kesehatan, Kementerian Dasar, Menengah dan Kebudayan, Kementerian
Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi, Kementerian Agama,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan lintas
sektor lainnya yang terkait.
b. Peraturan Menteri terkait penyusunan Standar Pelayanan Minimum
(SPM) yang berlaku nasional dan penguatan implementasi SPM di
kawasan transmigrasi. Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM
prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak, SPM pola usaha
yang berkelanjutan, SPM penyediaan tanah, dan pembinaan sumber
daya manusia sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014
tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang Ketransmigrasian.
c. Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian dan Penetapan Kawasan;
d. Peraturan Menteri tentang Ketentuan mengenai Pola Usaha Pokok
Masyarakat Transmigrasi;
e. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan TU, TSB dan TSM;
f. Peraturan Menteri tentang Tahapan Penataan Penduduk Setempat di
Kawasan Transmigrasi;
g. Peraturan Menteri tentang Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan
Transmigrasi;
h. Peraturan Menteri tentang Kriteria Satuan Permukiman Transmigrasi
Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang;
i. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pelayanan Komunikasi Informasi
dan Edukasi dalam Pelaksanaan Transmigrasi;
j. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Kepada
Transmigran Pada TU, TSB dan TSM;
k. Peraturan Menteri tentang Perwujudan Kawasan Transmigrasi:
a. Tata Cara Perencanaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi; dan
b. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
l. Peraturan Menteri tentang Pembangunan dan Pengembangan Prasarana,
Sarana, dan Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi;
m. Peraturan Menteri tentang Kerja Sama Pelaksanaan Transmigrasi Antar
Pemerintah Daerah; dan
n. Peraturan Menteri tentang Peraturan Bersama dengan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Satuan
Permukiman Pemugaran Penduduk Setempat di Kawasan Trasnmigrasi.
3.5 Kerangka Kelembagaan
Salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
(good governance) adalah dengan melakukan pembaharuan dan perubahan
60 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan melalui
pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi adalah langkah
strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional.
Di bidang kelembagaan, strategi yang dilakukan dalam mendukung
pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan mewujudkan kelembagaan
pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien sesuai dengan arah
kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
Kebijakan penataan kelembagaan diharapkan merupakan suatu
langkah awal dari proses reformasi birokrasi dalam rangka mendukung
terwujudnya good govemance. Selain itu, langkah kebijakan penataan
tersebut didasarkan pada visi, misi, sasaran, strategi, agenda kebijakan,
program, dan kinerja kegiatan yang terencana, dan diarahkan pada
terbangunnya sosok birokrasi yang rightsizing, efisien, efektif, akuntabel,
serta terjalin dengan jelas satu sama lain sebagai satu kesatuan birokrasi
nasional.
Di samping itu, upaya penataan kelembagaan tersebut dilakukan
agar tercipta good public governance dengan melakukan pembenahan dan
penataan ulang terhadap tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan
berdasarkan kepentingan bangsa dan negara serta melalui pertimbangan
yang matang bukan didasarkan pada politik kepentingan jangka pendek.
Kerangka Kelembagaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai mandat dari Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa yang proses pembentukannya melalui konsultasi,
koordinasi, saran dan masukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) dengan dengan mengacu
kepada:
1. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan dan
Pengangkatan Kementerian Tahun 2014-2019;
2. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja;
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara; dan
4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 61
Gambar 9 Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian Dengan terbentuknya kementerian ini, maka terjadi pergeseran tugas
dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Kerangka kerja penataan organisasi mengacu kepada pemahaman yang
utuh terkait dengan : 1) mandat yang diberikan, visi dan misi, 2)
Environtmental Scanning, 3) Internal Analysis, 4) Keys Issues.
Beberapa penjelasan di bab sebelumnya sedikit banyak telah memberikan gambaran terkait 4 (empat) hal di atas sehingga dapat membantu menyusun strategi penataan kelembagaan di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Gambar 10 Framework Penataan Organisasi
62 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi,
pada Pasal 2, disebutkan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam Pasal 3, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,
penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
e. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Visi dan Misi Kementerian mengacu kepada Visi dan Misi Presiden yang
diterjemahkan kedalam Nawa Cita.
Upaya Environmental Scanning diperlukan agar : 1) Memahami
perubahan lingkungan, 2) Menghindari keterkejutan, identifikasi peluang
dan ancaman, mencapai keunggulan kompetitif dan mengembangkan
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, 3) Untuk
meningkatkan kesadaran personil tentang kemampuan potensial yang
berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi. Konsekuensi dari
aktivitas ini adalah bertambahnya pemahaman akan dampak dari
perubahan terhadap organisasi, membantu meramalkan, dan membawa
harapan perubahan yang baik dalam pembuatan keputusan.
Internal Analysis (Analisis internal) adalah analisis yang berfokus pada
faktor kekuatan dan kelemahan internal yang memberikan keunggulan dan
kekurangan tertentu bagi organisasi dalam memenuhi kebutuhan target.
Kekuatan mengacu pada kompetensi inti dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan publik. Setiap analisis kekuatan organisasi harus berorientasi
pada para pihak (stakeholders) karena kekuatan hanya berarti ketika
membantu institusi dalam memenuhi kebutuhan stakeholders. Kelemahan
mengacu pada keterbatasan institusi dalam mengembangkan atau
menerapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Kelemahan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 63
juga harus diperiksa dari perspektif pihak yang dilayani karena stakeholders
sering melihat kelemahan yang tidak dilihat institusi.
Hasil yang diharapkan dari Penataan Organisasi yaitu :
1. Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing).
2. Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal maupun
eksternal.
3. Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi.
4. Menyempurnakan diferensiasi organisasi agar lebih tepat dan sesuai
ketentuan perundang-undangan; dan
5. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintahan.
3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa
Penyiapan dan peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya
masyarakat desa termasuk kelembagaan di tingkat desa agar mampu
mengelola, membangun dan mampu menjadi penggerak roda pembangunan
di perdesaan, diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah
perdesaan. Hal ini didasarkan pada keragaman kapasitas pemerintah desa
dan lembaga di tingkat desa untuk memfasilitasi, perencanaan dan
memonitor program pembangunan. Oleh karena itu, dalam jangka waktu
pelaksanaan RPJMN 2014-2019, diperlukan beberapa langkah penguatan
kelembagaan pengembangan perdesaan sebagai berikut:
a. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dalam pengelolaan, pelaporan
dan akuntabilitas terkait kewenangan dan keuangan desa. Diperlukan
program pembelajaran yang komprehensif bagi aparat pemerintahan
desa agar dapat mendorong efektifitas dan transparansi di dalam
penggunaan sumber daya desa, termasuk di dalamnya peningkatan
kapasitas dalam hal perencanaan pembangunan; prinsip-prinsip good
governance (partisipasi, akuntabilitas dan transparansi); manajemen
keuangan dan sistem akunting; serta pengawasan berbasis masyarakat
untuk proyek-proyek pemberdayaan masyarakat.
b. Penguatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai badan
permusyawaratan di tingkat Desa yang turut membahas dan
menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Diperlukan pengembangan kapasitas BPD sebagai upaya turut
meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan musyawarah Desa.
c. Penguatan lembaga kemasyarakatan Desa berfungsi sebagai wadah
partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan, pemerintahan,
kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya
demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat serta menciptakan
akses agar masayarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan.
d. Penguatan peran Lembaga Ekonomi Desa seperti Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa) dan lainnya sebagai upaya untuk mendayagunakan
segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi
sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
64 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
masyarakat Desa. BUM Desa sebagai salah satu badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki desa, dan dimanfaatkan
untuk mempercepat pembangunan desa dan memperkuat pemberdayaan
masyarakat desa.
e. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan secara
berjenjang sesuai kebutuhan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah kepada pemerintah desa dan Desa dalam mendorong
pembangunan Desa dan pembangunan Perdesaan serta meningkatkan
kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat dalam politik, ekonomi,
sosial dan budaya dengan menggunakan kearifan lokal, menghormati
adat istiadat dan memperhatikan kondisi sosial budaya yang ada.
f. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan
implementasi penataan ruang kawasan perdesaan yang
memperhitungkan ekologi ruang perdesaan yang memperhitungkan
kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim dengan
mengacu pada UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang.
3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah tertinggal, diperlukan upaya penataan kelembagaan
sebagai berikut:
a. Penataan fungsi dan kewenangan terhadap kementerian yang menangani
urusan daerah tertinggal untuk memperkuat peran koordinasi yang
dimandatkan sehingga koordinasi percepatan pembangunan daerah
tertinggal bisa lebih konkrit dan dapat terwujud;
b. Penyusunan dokumen strategi nasional percepatan pembangunan
daerah tertinggal sebagai pedoman kementerian/lembaga dalam
mendukung upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal dan
sebagai instrumen koordinasi; dan
c. Penyusunan strategi daerah percepatan pembangunan daerah tertinggal
sebagai pedoman pemerintah daerah dan sebagai instrumen koordinasi
antarpemerintah, antara pemerintah dan pemerintah daerah dan antar
pemerintah daerah.
3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi
Postur Kelembagaan bidang ketransmigrasian disusun berdasarkan
Indikator Kinerja, baik di level Kementerian (sasaran strategis) maupun level
eselon I (program). Indikator kinerja tersebut merupakan penegasan peran
dan fungsi Kementerian, dan sebagai sarana bagi stakeholders untuk menilai
apakah tugas pemerintahan yang diemban oleh Kementerian telah dicapai
secara optimal.
Kerangka kelembagaan dalam Penyiapan Kawasan Transmigrasi,
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Tahun 2015-2019
ditujukan untuk :
a. Penguatan fungsi dan koordinasi forum lintas pelaku secara lintas sekor
dan lintas wilayah. Arah kebijakan pembangunan dari kelembagaan ini
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 65
adalah meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
b. Penguatan lembaga pengelola kawasan transmigrasi. Arah kebijakan
pembangunan dari kelembagaan ini adalah optimalisasi pengelolaan
kawasan transmigrasi untuk pembangunan sosial ekonomi yang
mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
Arah penataan kelembagaannya yang mencakup:
1) Penguatan kantor Satuan Permukiman (SP) transmigrasi di daerah
tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh untuk
mendorong pengembangan produksi primer;
2) Penguatan kelembagaan Pusat Satuan Kawasan Pengembangan
(SKP)/Desa Utama di daerah tertinggal dan perbatasan, serta
strategis dan cepat tumbuh;
3) Penguatan badan pengelola Kawasan Perkotaan Baru (KPB) untuk
mendorong peningkatan daya saing KPB sebagai kota kecil.
3.6 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Dalam penyusunan Kerangka Kelembagaan Kementerian
memperhatikan prinsip “rightsizing” dengan fungsi penjabaran NAWAKERJA
Prioritas dan kegiatan lainnya, ke dalam kerangka kelembagaan
Kementerian, dengan pertimbangan prinsip “proporsionalitas” dalam
penjabaran tugas dan fungsi kerja dari struktur kelembagaan yang
mengawal fungsi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
yang berbasis outcome pada level eselon I, agar terhindar dari tumpang
tindih dan memudahkan dalam mengevaluasi kinerja.
Disamping itu, penyusunan Kerangka Kelembagaan Kementerian
dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas dan tanggung jawab
unit eselon I dan untuk menjawab 3 (tiga) isu strategis yang perlu ditangani
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
yaitu: (1) Kesejahteraan; (2) Disparitas; dan (3) Pemerataan dan
Pertumbuhan. Ke-3 isu merupakan fokus yang harus ditangani oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
tidak perlu ada pemisahan antara Desa, PDT dan Transmigrasi.
Untuk melaksanakan program/kegiatan secara efektif dan efisien,
maka telah disusun Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi berdasarkan hasil pembahasan
terakhir dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dengan Bagan sebagai berikut:
66 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Gambar 11 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
SATAF AHLI SATAF AHLI SATAF AHLI SATAF AHLI STAF AHLI
1. SAM. BID. PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN 2. SAM. BID. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 3. SAM. BID. PENGEMBANGAN WILAYAH 4. SAM. BID. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA 5. SAM. BID. HUKUM
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 67
SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
DUKUNGAN MANAJEMEN
I. Sekretariat Jenderal
1. Biro Perencanaan
2. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
3. Biro Sumber Daya Manusia dan Umum
4. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
5. Biro Hukum dan Organisasi dan Tata Laksana
DUKUNGAN TEKNIS
II. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
dan Informasi (BALITLATFO)
1. Sekretariat Badan;
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan;
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara;
4. Pusat Pelatihan Masyarakat; dan
5. Pusat Data dan Informasi.
PENGAWASAN INTERNAL
III. Inspektorat Jenderal
1. Sekretariat Inspektorat Jenderal
2. Inspektorat I
3. Inspektorat II
4. Inspektorat III
5. Inspektorat IV
6. Inspektorat V
URUSAN TEKNIS - BIDANG DESA
IV. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Pelayanan Sosial Dasar;
3. Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa;
4. Direktorat Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi
Tepat Guna;
5. Direktorat Pembangunan Sarana Prasarana Desa;
6. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa.
V. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan;
3. Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan;
4. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan
Perdesaan;
68 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
5. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan
Perdesaan; dan
6. Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan Kapasitas.
URUSAN TEKNIS - BIDANG DAERAH TERTINGGAL
VI. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan;
3. Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan;
4. Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana;
5. Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik; dan
6. Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar.
VII. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
1. Sekretariat Direktorat Jenderal.
2. Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal;
3. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
4. Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup;
5. Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana; dan
6. Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal.
URUSAN TEKNIS - BIDANG TRANSMIGRASI
VIII. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi;
3. Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi;
4. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi;
5. Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan
6. Direktorat Penataan Persebaran Penduduk.
IX. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Promosi dan Kemitraan;
3. Direktorat Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kawasan Transmigrasi;
4. Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi;
5. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi; dan
6. Direktorat Pelayanan Pertanahan Transmigrasi.
STAF AHLI
X. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan;
XI. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal;
XII. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah;
XIII. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan
XIV. Staf Ahli Bidang Hukum
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 69
3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal
a. Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
1) koordinasi kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4) pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan advokasi hukum;
6) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan
pelayanan pengadaan barang/jasa; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan
sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan
sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan
sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan
sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan
usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna, danpembangunan sarana prasarana desa, serta
pemberdayaan masyarakat desa;
70 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,
dan pembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan
masyarakat desa;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,
danpembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan
masyarakat desa;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan
a. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di
bidang pembangunan kawasan perdesaan, menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana
kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kawasan
perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan
pembangunan ekonomi kawasan perdesaan, pengembangan sumber
daya alam kawasan perdesaan, serta kerja sama dan pengembangan
kapasitas;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan
kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana kawasan
perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja
sama dan pengembangan kapasitas;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan
sarana/prasana kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi
kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan, serta Kerjasama dan pengembangan kapasitas;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana
kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja
sama dan pengembangan kapasitas;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana
kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 71
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja
sama dan pengembangan kapasitas;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan, Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan,
serta kerja sama dan pengembangan kapasitas; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu
a. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta
penanganan daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah
rawan pangan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,
daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan yang
mencakup wilayah I (Sumatera), Wilayah II (Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara), Wilayah III (Kalimantan), Wilayah IV (Sulawesi dan
Maluku), dan Wilayah V (Papua);
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,
daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan;
3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan
daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan
pangan;
4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan daerah
perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah
rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan
5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.5 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal
a. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang indikator dan subindikator daerah
tertinggal, identifikasi daerah tertinggal dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, koordinasi
72 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi anggaran percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
5) pelaksanaan administrasi Direktorat JenderalPembangunan Daerah
Tertinggal; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
a. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan kawasan dan pembangunan
permukiman transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan
transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan
permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan
transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan
kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan
permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan
tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan
penataan persebaran penduduk;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran
penduduk;
5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran
penduduk;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
a. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengembangan kawasan transmigrasi.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 73
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang promosi dan kemitraan,
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan
transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan
sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang promosi dan kemitraan,
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan
transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan
sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang promosi
dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang promosi dan
kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi
dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal
a. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menjalankan fungsi
:
1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan
5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
74 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi
a. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta
Informasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penelitian, Pengembangan dan
Informatika menjalankan fungsi :
1) penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi;
2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi;
3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa dan kawasan perdesaan, pembangunan
daerah tertinggal, dan ketransmigrasian; dan
4) pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi.
3.6.10 Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli
a. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.
b. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang pembangunan dan kemasyarakatan.
c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang pengembangan ekonomi lokal.
d. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan
bidang pengembangan wilayah.
e. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang hubungan antar lembaga.
f. Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hukum.
****
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 75
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang
akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu.
Target harus menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan
dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan target juga harus relevan
dengan indicator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas.
Output atau keluaran kegiatan pada hakekatnya merupakan wujud dari
pelaksanaan suatu program, sehingga keluaran keluaran dari kegiatan
tersebut seharusnya berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian
sasaran dan outcome program. Keterkaitan output dan outcome program
diperlukan dalam penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), sistem
perencanaan dan pengganggaran maupun dalam evaluasi kinerja program
berlandaskan sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan metode
penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang
dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran
tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada
setiap unit kerja yang disertai dengan alokasi pendanaannya. Alokasi
anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas. Dalam hal ini, program dan
kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah
ditetapkan dalam rencana.
Program dan kegiatan beserta indikator kinerjanya diharapkan
sepenuhnya dapat digunakan sebagai alat ukur efektifitas pencapaian
sasaran satrategis pembangunan, efisiensi belanja, dan akuntabilitas
kinerja. Dalam konteks ini pendefinisian tingkat kinerja program (outcome)
lebih tinggi dari kinerja kegiatan dan program berada dalam tataran hasil
(outcome) dan tidak pada tataran dampak (impact), sehingga dapat
dijelaskan oleh pencapaian kinerja kegiatan-kegiatannya (output). Dengan
demikian kinerja outcome program dapat terkait secara langsung dengan
efektivitas capaian kinerja output maupun dalam efisiensi anggaran belanja
kegiatan atau output.
Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode
tahun 2015-2019 beserta target capaian yang ditetapkan dapat dilihat pada
Matriks Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, sedangkan nama program, kegiatan, Sasaran Program
(Outcome), Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) adalah sebagai berikut:
76 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Sasaran Program (outcome) Program Dukungan Manajemen Dan
Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:
1) Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah sebagai berikut:
1) Penyediaan landasan hukum/regulasi dalam pembangunan perdesaan,
daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi
2) Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa,
pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
3) Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
4) Peningkatan pelayanan informasi dan publikasi
5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan
umum
6) Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik
negara
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Penyelenggaraan Hukum Organisasi dan Tata Laksana
Sasaran Kegiatan (output):
1) Tersedianya peraturan perundang-undangan, kesepahaman
bersama (MoU) dan pembinaan hukum,
2) Tertatanya organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):
1) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Desa yang
dihasilkan
2) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Daerah Tertinggal
yang dihasilkan
3) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Transmigrasi yang
dihasilkan
4) Jumlah layanan dan Pertimbangan Hukum
5) Jumlah layanan advokasi hukum
6) Jumlah implementasi reformasi birokrasi
7) Jumlah Dokumentasi Hukum yang dihasilkan
8) Jumlah Laporan Penelaahan Produk Hukum
9) Jumlah Evaluasi Produk hukum
10) Jumlah Perjanjian dan kesepakatan Bersama (MoU)
11) Jumlah laporan Penataan dan Peningkatan Kapasitas organisasi
12) Jumlah Laporan Pelaksanaan Ketatalaksanaan
13) Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha Biro
b. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama
Sasaran Kegiatan (output) :
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 77
Terlaksananya hubungan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1) Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Media Massa
2) Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan Publikasi
3) Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Media
4) Jumlah laporan pelaksanaan pengelolaan informasi dan
dokumentasi
5) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Pengaduan Masyarakat
6) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan
7) Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Negara dan
Pemerintah
8) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Bilateral
9) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Multilateral
10) Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan Kemasyarakatan
11) Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Swasta
Organisasi Kemasyarakatan
12) Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan Tata Usaha Biro Humas
dan Kerjasama
c. Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan
Sasaran Kegiatan (Output) :
Tersedianya dokumen perencanaan, program dan anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
berkualitas
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1) Jumlah Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis
2) Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data Perencanaan
3) Jumlah Dokumen Rencana Program dan Kegiatan
4) Jumlah Dokumen Rencana Kerja Anggaran
5) Jumlah hasil Evaluasi dan Laporan Program dan Kegiatan
6) Jumlah Laporan layanan ketatausahan
d. Kegiaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum
Sasaran Kegiatan (output) :
1) Terselenggaranya pelayanan dan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) aparatur
2) Terselenggaranya pelayanan umum dan administrasi serta
ketatausahaan yang efektif dan efisien
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):
1) Jumlah Laporan Perencanaan Sumber Daya Manusia Aparatur
2) Jumlah Laporan Administrasi Sumber Daya Manusia Aparatur
3) Jumlah Laporan Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Aparatur
78 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
4) Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri
5) Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen
6) Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli
7) Jumlah Layanan Tata Usaha Biro
8) Jumlah Layanan Persuratan dan Kearsipan
9) Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM)
10) Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan Prasarana kantor
11) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan dan mesin
Kantor, Obat-obatan Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan
12) Jumlah Layanan Pemeliharaan dan Penyimpanan Barang, Peralatan
dan Mesin serta aset Kantor lainnya
13) Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam bentuk langganan dan Sewa
14) Jumlah peningkatan layanan ULP
15) Peningkatan Layanan Gedung / Bangunan
16) Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan
17) Jumlah Ketersediaan Layanan Acara
18) Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu
e. Kegiatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
Sasaran Kegiatan (Output) :
1) Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan yang akuntabel, dan
2) Terselenggaranya Pengelolaan Barang Milik Negara yang tertib dan
akuntabel,
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
2) Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan
3) Jumlah laporan penatausahaan pertanggungjawaban anggaran
4) Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji
5) Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi dan pembukuan
6) Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan
7) Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan barang milik
negara
8) Jumlah laporan pelaksanaan administrasi penatausahaan barang
milik negara
9) Jumlah laporan pelaksanaan penghapusan barang milik negara dan
tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi
10) Jumlah layanan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran.
4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Sasaran Program (outcome) Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:
1) Meningkatnya transparansi dan tata kelola keuangan yang akuntabel,
2) Meningkatnya kinerja aparatur dalam mendukung reformasi birokrasi,
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 79
1) Menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
2) Meningkatnya kualitas laporan pegelolaan keuangan Kementerian Desa,
PDT dan Trasnmigrasi,
3) Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
pada Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Inspektorat Jenderal
2) Jumlah laporan hasil analisis, penanganan pengaduan dan hasil
pemantauan pengawasan kementerian desa, PDT dan Transmigrasi
3) Jumlah pelayanan perkantoran dan administrasi keuangan
4) Jumlah pelayanan umum dan sumberdaya
b. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat I
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat I
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat I
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat I
c. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat II
Sasaran Kegiatan :
80 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat II
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat II
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat II
d. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat III
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat III
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat
III
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat III
e. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat IV
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat IV
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat IV
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat IV
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 81
f. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat V
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat V
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat V
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat V.
4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Sasaran Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
adalah berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
2) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa 74.093 desa
3) Meningkatnya pelayanan sosial dasar 5.744 desa
4) Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana desa 2.500 desa
5) Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tepat
guna 1.000 desa
6) Berkembanngnya usaha ekonomi desa (Bumdes) 5.000 desa
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatandan
anggaran Ditjen Pembangunan Daerah Tertentu
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
82 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
6) Jumlah laporan ketatausahaan
7) Jumlah pelayanan perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur
9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan laporan perundang-undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan SOP
b. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Sasaran :
1) Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa di 74.093 desa
2) Terlaksananya Program Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota
sebagai Pilot Projects (Quick wins)
3) Terlaksananya Rekruitment dan Pembekalan Calon Pendamping
Desa dan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pemberdayaan Masyarakat
Desa
4) Jumlah laporan evaluasi program/kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
5) Jumlah Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota sebagai Pilot
Projects
6) Jumlah Rekuitment dan Pembekalan Calon Pendamping Desa dan
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)
c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan sosial dasar di perdesaan
2) Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak Masyarakat Adat melalui
Penetapan Desa Adat (Quick wins)
3) Terlaksananya Blusukan Tematik Presiden ke tempat-tempat
pelayan publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah
potensial dan pulau terdepan (Quick wins).
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang peningkatan
pelayanan sosial dasar
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan sosial dasar
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan pelayanan
sosial dasar
4) Jumlah laporan evaluasi peningkatan pelayanan sosial dasar
5) Jumlah Penetapan Desa Adat
6) Jumlah blusukan tematik Presiden ke tempat- tempat pelayan
publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah potensial
dan pulau terdepan.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 83
d. Kegiatam Pembangunan Sarana Prasarana Desa
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya Sarana Prasarana Desa
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pengembangan
Sarana Prasarana Desa
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Sarana Prasarana
Desa
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pengembangan Sarana
Prasarana Desa
4) Jumlah laporan evaluasi Pengembangan Sarana Prasarana Desa
e. Kegiatan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi
tepat guna
2) Tersusunnya Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk
Peningkatan Produktivitas Pangan (Quick wins)
3) Terlaksananya Fasilitasi Peluncuran Program Sertifikasi
Penyerahan Hak Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk
Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan (Quick wins)"
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
4) Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
5) Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk
Peningkatan Produktivitas Pangan
6) Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program Sertifikasi Penyerahan Hak
Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk Pemanfaatan
oleh Kelompok Petani Hutan
f. Kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Desa
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya usaha ekonomi desa
2) Terlaksananya Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata (Quick wins)
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang usaha ekonomi desa
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan usaha ekonomi
desa (Pembentukan dan Pengembangan Bumdes)
84 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan usaha
ekonomi desa
4) Jumlah laporan evaluasi pengembangan usaha ekonomi desa
5) Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan Karakter
Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata.
4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
Sasaran Program Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah
berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
2) Meningkatnya koordinasi, sinergi dan kualitas perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah
3) Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan 1000
kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
4) Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350 kawasan
5) Berkembangnya pengelolaan sumberdaya alam di kawasan perdesaan di
850 kawasan
6) Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34
provinsi.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan
anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
6) Jumlah laporan ketatausahaan
7) Jumlah pelayanan perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur
9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan SOP.
b. Kegiatan Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan
Kawasan Perdesaan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 85
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya koordinasi, sinergi dan kualitas perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan perencanaan, pengendalian
dan penataan pembangunan kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam perencanaan,
pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan,
pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan
4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan
c. Kegiatan Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan
1000 kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan
(P2B )
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan ekonomi
kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
pengembangan ekonomi kawasan perdesaan
5) Jumlah kecamatan yang terfasilitasi dalam pelaksanaan
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
d. Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350
kawasan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi
pengembangan sarana dan prasarana kawasan perdesaan
4) Laporan supervisi pengembangan sarana dan prasarana kawasan
perdesaan
e. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan
86 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya pengelolaan sumberdaya alam di kawasan
perdesaan di 850 kawasan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sumber daya
alam kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan
4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan
5) Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan Petani Bio-Energi
6) Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal sekolah lapang kedaulatan
pangan dalam pengembangan desa mandiri benih dan teknologi
f. Kegiatan Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34
provinsi.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan peningkatan kerjasama dan
pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan peningkatan kerjasama dan
pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis peningkatan
kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan
kawasan perdesaan
4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
peningkatan kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam
pembangunan kawasan perdesaan
4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu
Sasaran Program Pengembangan Daerah Tertentu, meliputi :
1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan
pangan;
2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang
memiliki perbatasan negara;
3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau
terluar;
4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa
tangguh.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 87
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Tertentu
2) Meningkatnya produksi, distribusi dan diversifikasi pangan
utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan
3) Berkembangya daerah perbatasan melalui pembangunan dan
pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana dasar di
41 daerah perbatasan Negara
4) Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29 kabupaten
yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar
5) Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi daerah
rawan bencana
6) Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial pada
daerah rawan konflik.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan
anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
6) Jumlah laporan ketatausahaan
7) Jumlah pelayanan perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur
9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan SOP
b. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya produksi, distribusi dan diversifikasi pangan
utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan penangangan daerah rawan pangan
88 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
2) Jumlah koordinasi di bidang penanganan daerah rawan pangan
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan pangan
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan
pangan
5) Jumlah laporan evaluasi penanganan daerah rawan pangan
c. Kegiatan Pengembangan Daerah Perbatasan
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya daerah perbatasan melalui pembangunan dan
pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana
dasar di 39 daerah perbatasan Negara
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan daerah perbatasan
2) Jumlah koordinasi pengembangan daerah perbatasan
3) Jumlah Pelaksanaan kebijakan peengembangan daerah perbatasan
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah
perbatasan
5) Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan daaerah perbatasan
6) Save village pada desa-desa di lokasi prioritas perbatasan
d. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi
daerah rawan bencana
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan penanganan daerah rawan bencana
2) Jumlah koordinasi penanganan daerah rawan bencana
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan bencana
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan
bencana
5) Jumlah evaluasi penanganan daerah rawan bencana
e. Kegiatan Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29
kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan koordinasi pengembangan daerah
di pulau kecil dan terluar
2) Jumlah koordinasi pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Daerah Pulau Kecil
dan Terluar
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah di
pulau kecil dan terluar
5) Jumlah evaluasi pengembangan daerah di pulau kecil dan terluar
6) Jumlah blusukan tematik ke daerah di pulau kecil dan terluar
(Quick wins)
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 89
f. Penanganan Daerah Pasca Konflik
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial
pada daerah rawan konflik
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik
3) Jumlah koordinasi Penanganan Daerah Pasca Konflik
4) Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi Penanganan Daerah Pasca
Konflik
5) Jumlah evaluasi dan Pelaporan Penanganan Daerah Pasca Konflik
6) Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik (Quick wins-Tambahan
APBN-P)
7) Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi Pembangunan Ekonomi di
Papua dan Papua Barat (Tambahan APBN-P)
8) Jumlah Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Pasar Mama Mama
(Tambahan APBN-P)
9) Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di daerah Papua dan
Papua Barat (Tambahan APBN-P)
4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran Program Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019
ditujukan untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan
puluh) kabupaten dengan target antara sebagai berikut:
1) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-
rata sebesar 7,24 persen;
2) Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
rata-rata 14,00 persen; dan
3) Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
menjadi rata-rata sebesar 69,59.
4) Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau
negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal,
2) Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana strategis
dan skema pendanaan dalam melakukan percepatan pembangunan
daerah tertinggal di 122 kabupaten tertinggal
3) Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah
tertinggal
4) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di
122 daerah tertinggal.
5) Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal
6) Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten tertinggal.
90 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di
lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertinggal
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan
anggaran Pembangunan Daerah Tertinggal
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
6) Jumlah laporan keuangan dan perbendaharaan
7) Jumlah laporan pelaksanaan ketaausahaan dan layanan
perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya manusia
9) Jumlah laporan pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP
a. Kegiatan Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana
strategis dan skema pendanaan percepatan pembangunan daerah
tertinggal
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan perencanaan dan identifikasi
2) Jumlah koordinasi dan sosialisasi perencanaan dan identifikasi
daerah tertinggal
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan perencanaan dan identifikasi
daerah tertinggal
4) Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
5) Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP
b. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah
tertinggal
Indikator Kinerja Kegiatan:
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 91
1) Jumlah rumusan kebijakan pembangunan Semberdaya Manusia di
daerah tertinggal
2) Jumlah Pelaksanaan Koordinasi pembangunan sumber daya
manusia di daerah tertinggal
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan sumberdaya
manusia di daerah tertinggal
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pembangunan manusia di
daerah tertinggal
5) Jumlah laporan evaluasi pembangunan sumber daya manusia di
daerah tertinggal
c. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidupdi
Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
di 122 daerah tertinggal.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan di daerah tertinggal
2) Jumlah pelaksanaan koordinasi pengembangan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan di daerah tertinggal
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan sumber daya alam
dan lingkungan di daerah tertinggal
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan sumber
daya alam dan lingkungan di daerah tertinggal
5) Jumlah laporan evaluasi pengembangan sumber daya alam dan
lingkungan di daerah tertinggal
d. Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana di
daerah tertinggal
2) Jumlah koordinasi peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana
di daerah tertinggal
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan sarana dan
prasarana di daerah tertinggal
5) Jumlah laporan evaluasi peningkatan sarana dan prasarana di
daerah tertinggal
f. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten daerah Tertinggal
92 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di
daerah tertinggal
2) Jumlah koordinasi pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di
daerah tertinggal
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan ekonomi
lokal di daerah tertinggal
5) Jumlah laporan evaluasi pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Sasaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi, meliputi :
1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72
Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan
Pengembangan (SKP) yang merupakan pusat pengolahan hasil
pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan
nasional, dan
2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota
kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan
sekunder dan perdagangan.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi,
2) Tertatanya persebaran penduduk di permukiman transmigrasi pada
kawasan transmigrasi 25.000 KK,
3) Terbangunnya permukiman transmigrasi 250 SP
4) Terdistribusinya lahan kepada masyarakat desa melalui pembangunan
kawasan transmigrasi 37.312 ha
5) Tersedianya rencana pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi 198 kawasan
6) Penyediaan rencana dan pembinaan potensi kawasan transmigrasi
7) Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan
pangan dan reformasi agraria.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Sasaran Kegiatan :
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 93
1) Tersedianya Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap
Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah pelayanan teknis dan administratif
b. Kegiatan Penataan Persebaran Penduduk
Sasaran Kegiatan :
1) Tertatanya Persebaran Penduduk di Permukiman Transmigrasi
pada Kawasan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada
permukiman transmigrasi
c. Kegiatan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Terbangunnya Permukiman Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan prasarananya sesuai NSPK
2) Jumlah berkembangnya sarana dan prasarana di kawasan
transmigrasi (Dana Optimalisasi)
d. Kegiatan Penyediaan Tanah Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Terdistribusinya Lahan kepada Masyarakat Desa melalui
Pembangunan Kawasan Transmigrasi
2) Tersedianya lahan untuk mendukung kedaulatan pangan di
kawasan transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah luas lahan yang memenuhi kriteria clear and clean
e. Kegiatan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
2) Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
2) Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan
94 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
f. Kegiatan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya dan terbinanya Kawasan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rencana kawasan transmigrasi untuk dikembangkan
potensinya.
4.1.8 Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Sasaran Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi, meliputi :
1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72
Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan
Pengembangan (SKP) yang merupakan pusat pengolahan hasil
pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan
nasional, dan
2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota
kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan
sekunder dan perdagangan.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi,
2) Tersedianya permukiman transmigrasi yang sarana dan prasarananya
berkembang dan berfungsi 145 SP/KPB,
3) Tersedianya permukiman transmigrasi yang pendapatan transmigrannya
sesuai tahapan perkembangannya 470 SP/KPB
4) Tersedianya permukiman transmigrasi yang mencapai tingkat
perkembangan sosial budaya sesuai tahapan perkembangannya 56.390
KK
5) Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi 124.445 bidang
6) Tersedianya satuan permukiman/kawasan transmigrasi yang
berkembang melalui kemitraan 60 kelompok
7) Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan
pangan dan reformasi agraria.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Terlaksananya Pelayanan Teknis dan Administratif Ditjen PKT
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Pelayanan Teknis dan Administrasi Ditjen PKT
b. Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kawasan Trasmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 95
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya Permukiman Transmigrasi yang Sarana Prasarananya
Berkembang dan Berfungsi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/Kawasan yang
dikembangkan sarana dan prasarananya
2) Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang
menerapkan rencana aksi pengelolaan lingkungan
3) Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang difasilitasi pengalihan
pengembangannya
4) Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB) sesuai dengan tingkat
perkembangannya
c. Kegiatan Pengembangan Usaha Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya kimtrans yang pendapatan transmigrannya sesuai
dengan tahapan pengembangannya
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah satuan permukiman (SP)/KPB/ kawasan transmigrasi yang
dikembangkan usaha ekonominya
2) Jumlah produksi primer yang mendukung kemandirian dan
kedaulatan pangan
d. Kegiatan Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya kimtrans yang mencapai tingkat perkembangan sosial
budaya sesuai dengan tahapan pengembangannya
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah keluarga yang mendapat bantuan pangan di Satuan
Permukiman (SP)
2) Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/ kawasan yang mendapat
layanan sosial budaya
3) Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga sosial budayanya
terbentuk dan berfungsi
e. Kegiatan Pelayanan Pertanahan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah bidang tanah transmigrasi yang difasilitasi pengurusan
sertifikatnya
2) Jumlah masalah pertanahan transmigrasi yang difasilitasi
penanganannya
f. Promosi dan Kemitraan
Sasaran Kegiatan :
96 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1) Tersedianya satuan permukiman/kawasan transmigrasi yang
berkembang melalui kemitraan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah lembaga dan kelompok masyarakat yang bersedia
berpartisipasi sebagai mitra dalam pengembangan kawasan
transmigrasi
4.1.9 Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan
Pelatihan Serta Informasi
Sasaran Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo), meliputi :
1) Tersedianya dukungan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan, pengelolaan data dan informasi dalam pembangunan desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo),
2) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi,
3) Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang siap
diimplementasikan 70 hasil penelitian
4) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi,
5) Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Informasi (Balitlatfo)
Sasaran Kegiatan :
1) Terselenggaranya manajemen dan pelayanan teknis Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi Kemendes, PDT, dan Transmigrasi
2) Terselenggaranya pengelolaan keuangan dan aset Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
Kemendes, PDT dan Transmigrasi
3) Terselenggaranya ketatalaksanaan dan ketatausahaan Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi"
Indikator Kinerja Kegiatan:
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 97
1) Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan program, evaluasi dan
pelaporan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi
2) Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi
3) Jumlah Laporan pelaksanaan layanan kepegawaian dan umum
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi
4) Jumlah Laporan pelaksanaan layanan perkantoran Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi
b. Kegiatan Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi, di wilayah balai pelatihan:
1) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Jakarta
2) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Yogyakarta
3) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Pekanbaru
4) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Makassar
5) Balai pelatihan masyarakat Desa, Tertinggal dan Transmigrasi di
Banjarmasin
6) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi di Denpasar.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran Satker
2) Jumlah piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelatihan
3) Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan
4) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
5) Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang diberdayakan
6) Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang
peningkatan SDM tenaga kepelatihan
7) Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek
pelatihan masyarakat berbasis kompetensi
8) Jumlah Laporan layanan operasional dan pemeliharaan
perkantoran
9) Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran
10) Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan
98 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
11) Jumlah Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Calon Transmigran,
dan Transmigran yang Mendapatkan Pelatihan
12) Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang Pelatihan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
13) Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat
dan Tenaga Pelatihan yang Meningkat Kompetensinya
14) Jumlah Layanan Perkantoran dan Operasional Perkantoran
15) Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung Pelatihan
16) Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung Perkantoran dan
Pelatihan
17) Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan
18) Jumlah dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
Pelatihan Masyrakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan yang dapat Mendukung
Program Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
20) Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya
21) Jumlah Layanan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran yang
dapat Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Satker
22) Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
23) Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung Pelatihan
24) Jumlah rumusan kebijakan dalam pengembangan latihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
25) Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan latihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
26) Jumlah pelayanan teknis dalam pengembangan latihan masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
27) Jumlah evaluasi dan pelaporan pengembangan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
28) Jumlah pengadaan alat Pendukung Pelatihan
29) Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
30) Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung/Kantor
31) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran
32) Jumlah laporan kegiatan pembinaan
33) Jumlah aparat dan masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis
kompetensi dan berbasis masyarakat
34) Jumlah Peralatan pendukung kegiatan pelatihan
35) Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran
36) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
37) Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran
38) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
39) Jumlah laporan kegiatan pembinaan
40) Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
dan berbasis masyarakat
41) Jumlah peralatan pendukung kegiatan pelatihan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 99
42) Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran
43) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
44) Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran
45) Jumlah Masyarakat yang mendapat Pelatihan Berbasis Kompetensi
dan Berbasis Masyarakat
46) Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang
mendapat pelatihan dan pendampingan melalui sekolah lapang
c. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang siap
diimplementasikan dalam pembangunan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam penelitian dan
pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
2) Jumlah rekomendasi pelaksanaan kebijakan penelitian dan
pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
3) Jumlah laporan pelayanan teknis dalam penelitian dan
pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
4) Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat Penelitian dan
Pengembangan
d. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi,
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Laporan rumusan kebijakan dalam Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemen Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
2) Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara mengikuti pelaksanaan
kebijakan pendidikan dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara
Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi
3) Jumlah penyelenggaraan pelayanan teknis dalam pendidikan dan
pelatihan pegawai apartur sipil negara Kemen Desa, PDT dan
Transmigrasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemen
Desa, Pembangunan Daerah
100 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran
2) Jumlah pedoman dan piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan pelatihan
3) Jumlah laporan kegiatan pembinaan
4) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
5) Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang mendapatkan
pembinaan
6) Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang
peningkatan SDM tenaga kepelatihan
7) Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek
pelatihan masyarakat berbasis kompetensi
8) Jumlah Laporan Pelaksanaan layanan operasional dan
pemeliharaan perkantoran
9) Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam pelatihan masyarakat
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi
f. Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
2) Terselenggaranya e-government sistem informasi dan jaringan serta
pengembangan kapasitas sumberdaya informatika"
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah laporan perumusan kebijakan data dan informasi desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi
2) Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan data dan informasi bidang
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi
3) Jumlah pelaksanaan evaluasi dan pelaporan data dan informasi
desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
4) Jumlah pelaksanaan e-government sistem informasi dan jaringan
serta pengembangan kapasitas sumberdaya informatika
5) Jumlah ketersediaan layanan teknis data dan informasi desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi
6) Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi Terpadu (Tambahan APBN-P)
7) Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan Informasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 101
g. Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya hasil kajian teknik produksi yang mendukung
pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan Layanan Penerapan Teknik
Produksi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
2) Jumlah Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan
Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan
Energi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
3) Jumlah Pelaksanaan Layanan Perkantoran Satker.
4.2 Kerangka Pendanaan
4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan
Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan memiliki kaitan yang
sangat erat dengan diterbitkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam UU tersebut, asas rekognisi (pengakuan terhadap hak asal usul) dan
subsidiaritas (penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan
keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa), menjadikan
desa memiliki kewenangan lebih besar dalam kesatuan kewenangan,
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan di desa.
Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kemandirian Desa meliputi percepatan
pemenuhan SPM perdesaan yang dibangun sesuai dengan kearifan lokal,
pengembangan potensi ekonomi perdesaan yang disesuaikan dengan
kemajuan Iptek dan pemberdayaan masyarakat perdesaan. Pada periode
pembangunan tahun 2015-2019, arahan kerangka pendanaan
pembangunan perdesaan memanfaatkan sumber pendanaan dalam negeri,
meliputi pembiayaan dari pemerintah (APBN), Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan masyarakat maupun sektor
swasta.
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan dialokasikannya
anggaran untuk Desa dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa
secara merata dan berkeadilan. Pendapatan Desa bersumber dari:
a. Hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan desa;
b. Alokasi APBN;
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kab/Kota;
d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kab/Kota;
e. Bantuan keuangan dari ABPD Provinsi dan APBD Kab/Kota;
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat;
g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.
102 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dana Desa diperuntukkan bagi desa dan desa adat yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa
ditentukan 10% (sepuluh per seratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah
(on Top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung
berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan
Desa.
Sumber : UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
Gambar 12 Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan
Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal
Desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada
Desa. Program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.
Berdasarkan hal tersebut, maka arah kebijakan pengelolaan keuangan Desa
adalah:
1) Melaksanakan pengelolaan Dana Desa secara tertib taat pada ketentuan
peraturan perundang-undangan, transparan, akuntabel, efisien, efektif,
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan aspek keadilan dan
kepatutan;
2) Meningkatkan sinkronisasi dengan kegiatan pembangunan di tingkat
nasional. provinsi, kabupaten/kota;
3) Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas
pemanfaatan APB Desa sesuai dengan ketentuan berlaku;
4) Mewujudkan sinergi antara perencanaan dan penganggaran dengan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 103
Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan
melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong
dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Untuk
itu, pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa.
Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.
Pembangunan kawasan perdesaan dilakukan dengan mendayagunakan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. Selain itu,
pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib
diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal
Sesuai dengan arahan UU No. 17/2007 Tentang Rancangan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang mengamanatkan
bahwa keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan
wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut
dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi
ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatan
pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan
masyarakat secara langsung adalah dengan melalui skema pemberian dana
alokasi khusus. Arah pembiayaan juga diprioritaskan untuk mendukung
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan publik dasar
(pendidikan, kesehatan, air minum, transportasi, listrik, dan
telekomunikasi) di daerah tertinggal sebagai salah satu sasaran dalam
percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Pembiayaan pembangunan di daerah tertinggal terdiri dari tiga sumber
pendanaan, yaitu: dana dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
Dana dari pemerintah bersumber dari Dana APBN berupa Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus, Dana
Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, laba Badan Usaha Milik Negara
(BUMN); serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan
pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diatur
dalam Peraturan Menteri BUMN No. 5/2007 Tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan
disempurnakan melalui perubahan terkahir Peraturan Menteri BUMN No.
8/2013 serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan atau
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diatur dalam UU No. 40/2007
Tentang Perseroan Terbatas (PT).
Besarnya anggaran dalam realisasi program percepatan pembangunan
daerah tertinggal dari berbagai sumber pendanaan tersebut harus diimbangi
dengan pelaksanaan konsolidasi dan harmonisasi anggaran pembangunan
dari berbagai sumber (APBN, APBD dan Swasta) ke daerah. Keberadaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan dan Desa harus mampu mengsinergikan dan
mengharmonisasikan seluruh kegiatan, sinergi bisa dilakukan melalui
dokumen-dokumen perencanaan pembangunan agar realisasi program
percepatan daerah tertinggal dapat menjadi fokus bersama dan dikelola
secara terpadu.
104 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi
Kerangka pendanaan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi tahun 2015-2019 berasal dari berbagai pihak secara lintas
sektor, mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan
masyarakat. Pendanaan pembangunan dan pengembangan transmigrasi
tahun 2015 dari pemerintah pusat dilakukan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) secara lintas sektor khususnya untuk
pembangunan kawasan transmigrasi di daaerah tertinggal dan perbatasan.
Dalam pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, maka perlu
dilaksanakan integrasi pengembangan kawasan dengan pembangunan desa
dengan dukungan pemanfaatan Dana Desa untuk kerangka pembangunan
desa administratif.
Dalam rangka mendukung kebijakan program pemerintah tentang
reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk
merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk
mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan dengan rincian: 1)
redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan hutan
yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah HGU akan
habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan 2) legalisasi aset seluas 4,5
juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi yang belum legalisasi aset
(sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382 bidang), maka KDPDTT akan
berupaya mendukung redistribusi tanah sekaligus melakukan program
pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di daerah
tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh, sesuai amanat
RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita ke-5. Implikasi dari rencana
kegiatan tersebut adalah besarnya alokasi anggaran yang harus dikeluarkan
pemerintah.
Apabila sebelumnya, Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi selama 5 (lima) tahun dialokasikan anggaran
sebesar Rp.5,032 Triliun, berubah menjadi Rp. 21,885 Triliun. Sedangkan
Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi yang
semula Rp.6,205 Triliun membengkak menjadi 93,749 Triliun.
4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor : S-18/MK.2/2015, tanggal
9 Februari 2015, perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L Dalam
APBN-P TA. 2015, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mendapatkan pagu anggaran untuk Tahun Anggaran 2015
sebesar Rp. 9.027.995.131.000,-
Dalam rangka pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi membutuhkan anggaran total selama lima tahun untuk
pembangunan sarana dan prasarana desa di 74.045 desa, baik di Daerah
Tertinggal maupun Non Tertinggal dan pendampingan Desa sebesar Rp.
612,3 Trilyun. Sedangkan dalam Matriks anggaran RPJMN 2015-2019 telah
tercantum rencana pendanaan Kementerian untuk 5 (lima) tahun sebesar
Rp. 38,27 Triliun, sehingga terjadi backlog anggaran sebesar Rp. 590,5
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 105
Triliun. Backlog rencana pendanaan dan kebutuhan ini diharapkan dapat
tertutup melalui peran serta program dan kegiatan Kementerian/Lembaga
lain di Daerah Tertinggal dan Desa Tertinggal.
Sesuai direktif Presiden, bahwa pendanaan APBN dalam 5 tahun
mendatang akan lebih diarahkan pada pembangunan infrastruktur dan
program-program sosial (program keluarga produktif). Pembangunan
Infrastruktur diarahkan untuk mengatasi bottleneck infrastruktur dengan
prioritas untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang: 1) Pangan; 2)
Energi; 3) Maritim dan Kelautan; dan 4) Pariwisata. Sedangkan secara
kewilayahan, pembangunan Infrastruktur diprioritaskan untuk kawasan: 1)
Desa dan Perdesaan; 2) Daerah Pinggir; dan 3) Kawasan Timur. Namun yang
perlu digarisbawahi adalah kebijakan fiskal jangka menengah disusun
dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi perkonomian, baik
global maupun domestik.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dilaksanakan
melalui target-target berupa program dan kegiatan, baik yang bersifat
reguler maupun berupa dukungan terhadap prioritas dan fokus prioritas
nasional, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara dan
perkembangan situasi ekonomi gobal, maka disusun skenario kebutuhan
pendanaan yang terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu:
1) Skenario 1 Optimistis, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 156,934 triliun, dengan tingkat
kenaikan rata-rata 62,3% per tahun.
2) Skenario 2 Moderat, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 69,405 triliun, dengan tingkat
kenaikan rata-rata 17,6% per tahun.
Skenario-skenario pendanaan pembangunan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2015-2019
tersebut diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi makro Tahun 2015-
2019 rata-rata sebesar 6,7% (Paparan Menteri Keuangan dalam
Rakorbangpus, November 2014). Diperkirakan kondisi perekonomian
nasional akan membaik seiring dengan membaiknya perekonomian global,
untuk itu perlu dilakukan stimulus melalui pembangunan infrastruktur,
investasi, serta perbaikan iklim usaha dan investasi (one stop perijinan).
Tabel 11 Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 (dalam Miliar Rp)
SKENARIO TAHUN
TOTAL RATA-RATA KENAIKAN/
THN (%) 2015 2016 2017 2018 2019
SKENARIO 1
OPTIMIS 9.028,0 23.467,0 33.292,3 47.128,8 60.870,8 173.786,8 68,1%
SKENARIO 2
MODERAT 9.028,0 13.924,8 14.585,7 15.553,0 16.313,9 69.405,5 17,6%
Catatan: Skenerio 1 berdasarkan perubahan pagu Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi dan Program Pembangunan Dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi dalam Musrebangnas Skenerio 2 berdasarkan hasil Trilateral Meeting Kementerian Keuangan dan Bappenas
106 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 12 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Optimis)
Kode Program/Kegiatan Rencana
2015
Prakiraan Maju Total
Penanggung Jawab 2016 2017 2018 2019
03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 314.943,4 ITJEN
06 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 32.155.921,1 DITJEN PPMD
07 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 7.317.953,8 DITJEN PKP
08 Program Pengembangan Daerah Tertentu
1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 8.763.028,7 DITJEN PDTT
09 Program Pembangunan Daerah Tertinggal
843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 4.788.359,4 DITJEN PDT
10 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
763.550,2 3.276.599,5 5.617.535,6 6.170.700,5 6.056.612,3 21.884.998,1 DITJEN PKP2TRANS
11 Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
1.026.370,7 8.275.785,0 15.343.276,4 27.949.329,7 41.154.940,7 93.749.702,5 DITJEN PKT
04 Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi
238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 1.696.499,6 BALITLATFO
01 Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 3.115.409,2 SETJEN
JUMLAH 9.027.995,15 23.466.987,56 33.292.292,55 47.128.789,78 60.870.750,62 173.786.815,7
(Dalam juta Rp)
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
107
Tabel 13 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
(Skenario Moderat)
Kode Program/Kegiatan Rencana
2015
Prakiraan Maju Total
Penanggung Jawab 2016 2017 2018 2019
03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 314.943,4 ITJEN
06 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masarakat Desa
2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 32.155.921,1 DITJEN PPMD
07 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 7.317.953,8 DITJEN PKP
08 Program Pengembangan Daerah Tertentu
1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 8.763.028,7 DITJEN PDTT
09 Program Pembangunan Daerah Tertinggal
843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 4.788.359,4 DITJEN PDT
10 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
763.550,1 878.081,9 1.009.794,8 1.161.264,4 1.219.327,6 5.032.018,8 DITJEN PKP2TRANS
11 Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
1.026.370,7 1.132.158,4 1.244.413,0 1.367.010,7 1.435.361,2 6.205.314,0 DITJEN PKT
04 Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi
238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 1.696.499,6 BALITLATFO
01 Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 3.115.409,2 SETJEN
JUMLAH 9.027.995,1 13.924.843,5 14.585.688,4 15.553.039,8 16.313.886,5 69.405.453,3
(Dalam juta Rp)
108 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan untuk memenuhi sasaran-
sasaran strategis kementerian, maka diperlukan juga adanya dorongan untuk
meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam
rangka mengembangkan alternatif pembiayaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa dan kawasan perdesaan, pembangunan
daerah tertinggal dan transmigrasi. Dalam hal ini tugas pemerintah adalah
menciptakan regulasi yang sehat, membangun iklim yang semakin kondusif
dan kompetitif, mengurangi risiko investasi, mendorong pengembangan inovasi
dan teknologi, serta mendorong kompetisi antara lain dengan menciptakan
tender yang kompetitif guna memperkuat perkembangan sektor swasta.
Berbagai insentif untuk menarik investasi dapat dilakukan terkait kelayakan
proyek dan pembiayaan melalui penerapan Kerjasama Pemerintah-Swasta
(KPS).
Salah satu sumber pendanaan yang perlu diupayakan adalah alokasi
anggaran melalui DAK. Salah satu kebijakan RPJMN 2015-2019 dalam rangka
membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan antara lain
adalah menyediakan layanan transportasi di perdesaan, perbatasan negara,
pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya melalui penyediaan DAK
bidang Transportasi. Dengan adanya DAK bidang Transportasi akan dapat
mendukung pembangunan desa dan daerah tertinggal. Kementerian Desa,
PDT, dan Transmigrasi akan mengupayakan mengelola DAK Transportasi sub
bidang Transportasi Perdesaan mengingat Kementerian PDT pernah mengelola
DAK Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal sejak tahun 2009-2014.
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
109
BAB V
PENUTUP
Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam kurun waktu lima
tahun (2015-2019) sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Disadari bahwa untuk mencapai target Renstra Kementerian
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun
2015-2019 tidaklah mudah, namun bila dilakukan dengan dedikasi yang
tinggi, kerja keras, dan saling bekerja sama dari segenap aparatur di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan jajarannya baik di Pusat maupun Daerah, serta masyarakat,
kita optimis bahwa target tersebut dapat dicapai apabila para pemangku
kepentingan dapat bekerja sama untuk mengatasi berbagai masalah dan
kendala yang menjadi faktor penghambat utama serta memberikan dorongan
yang diyakini akan menjadi faktor kunci pengungkit keberhasilan. Koordinasi
dan kerja sama antar pelaku pembangunan sangat dibutuhkan, karena
pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
merupakan masalah kompleks, hingga membutuhkan penanganan yang
melibatkan berbagai fungsi dan kebijakan. Oleh karena itu penanganan
pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mau
tidak mau membutuhkan kerja sama dari sektor lain, mulai dari perencanaan
hingga monitoring dan evaluasinya di lapangan.
Secara lebih spesifik penjabaran mengenai rancangan Renstra ini akan
dilakukan oleh masing-masing unit kerja Eselon I dan Eselon II Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pada akhirnya,
program dan kegiatan yang telah dirancang dalam Renstra Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ini dapat
diimplementasikan sesuai target dan memberi kontribusi yang terukur dalam
mendukung program pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
*****
110 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
L AMPIRAN
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
111
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
Lampiran I
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )
Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi
01 Meningkatnya Pengawasan dan
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
01 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, PDT
dan Transmigrasi
55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 INSPEKTORAT
JENDERAL
001 Jumlah dokumen perencanaan dan
anggaran Inspektorat JenderalDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5.169,1 5.530,9 5.918,1 6.332,4 6.649,0 KL
002 Jumlah laporan hasil analisis, penanganan
pengaduan dan hasil pemantauan
pengawasan kementerian desa, PDT dan
Transmigrasi
Laporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 3.082,4 3.298,2 3.529,0 3.776,1 3.964,9 KL
003 Jumlah pelayanan perkantoran dan
administrasi keuanganKegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.676,0 7.143,3 7.643,4 8.178,4 8.587,3 KL
004 Jumlah pelayanan umum dan
sumberdayaKegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 7.726,7 8.267,6 8.846,3 9.465,5 9.938,8 KL
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat I
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.339,0 1.432,7 1.533,0 1.640,3 1.722,3 KL
002 Jumlah laporan pengawasan intern
terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat I
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.405,0 3.643,4 3.898,4 4.171,3 4.379,9 KL
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat ILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 675,0 722,3 772,8 826,9 868,2 KL
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat IDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 416,0 445,1 476,3 509,6 535,1 KL
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat II
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.728,0 1.849,0 1.978,4 2.116,9 2.222,7 KL
002 Jumlah laporan pengawasan intern
terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat II
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.852,0 4.121,6 4.410,2 4.718,9 4.954,8 KL
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat IILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 638,0 682,7 730,4 781,6 820,7 KL
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat IIDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 437,0 467,6 500,3 535,3 562,1 KL
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat III
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.795,0 1.920,7 2.055,1 2.199,0 2.309,0 KL
002 Jumlah laporan pengawasan intern
terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat III
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 4.142,0 4.431,9 4.742,2 5.074,1 5.327,8 KL
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat IIILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 778,0 832,5 890,7 953,1 1.000,8 KL
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat III
Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 437,0 467,6 500,3 535,3 562,1 KL
5470 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat II
01 Meningkatnya pengawasan dan
akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat II
Inspektur II
5471 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat III
01 Meningkatnya pengawasan dan
akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat III
Inspektur III
5468 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pelayanan dan
dukungan manajemen dalam
melaksanakan fungsi pengawasan
pembangunan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi
Sekretariat
Inspektorat Jenderal
5469 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat I
01 Meningkatnya pengawasan dan
akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat I
Inspektur I
MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2015 - 2019
Kode Program/KegiatanSasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
Halaman 1 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat IV
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.528,0 1.635,0 1.749,4 1.871,9 1.965,5 KL
002 Jumlah laporan pengawasan intern
terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat IV
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 4.072,0 4.357,0 4.662,0 4.988,4 5.237,8 KL
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat IVLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 771,0 825,0 882,7 944,5 991,7 KL
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat IVDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 490,0 524,3 561,0 600,3 630,3 KL
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat V
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.628,0 1.742,0 1.863,9 1.994,4 2.094,1 KL
002 Jumlah laporan pengawasan intern
terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat V
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.292,9 3.523,4 3.770,0 4.033,9 4.235,6 KL
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat VLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 505,4 540,8 578,6 619,1 650,1 KL
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat VDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 416,5 445,7 476,9 510,2 535,7 KL
06 Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masarakat Desa
2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DESA
001 Jumlah laporan penyusunan rencana
kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen
Pembangunan Daerah Tertentu
Laporan 5,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 KL
002 Jumlah laporan ketersediaan data dan
informasiLaporan 3,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.500,000 10.500,0 15.500,0 21.500,0 22.575,0 KL
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 KL
004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.790,000 9.790,0 12.790,0 15.790,0 16.579,5 KL
005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik
negaraLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1.000,000 4.000,0 6.000,0 8.500,0 8.925,0 KL
006 Jumlah laporan ketatausahaan Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3.000,000 0,0 0,0 0,0 0,0 KL
007 Jumlah pelayanan perkantoran Bulan 1,0 1,0 12,0 12,0 12,0 7.000,000 7.000,0 7.000,0 7.000,0 7.350,0 KL
008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya
aparaturLaporan 1,0 1,0 12,0 12,0 12,0 2.500,000 2.500,0 2.500,0 2.500,0 2.625,0 KL
009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan
kerumahtanggaanBulan 2,0 2,0 12,0 12,0 12,0 3.000,000 3.000,0 3.000,0 3.000,0 3.150,0 KL
010 Jumlah laporan penyusunan laporan
perundang-undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.460,000 2.460,0 2.460,0 2.460,0 2.583,0 KL
011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1.750,000 1.750,0 1.750,0 1.750,0 1.837,5 KL
012 Jumlah laporan penyusunan SOP Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.376,054 0,0 0,0 0,0 0,0 KL
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
bidang Pemberdayaan Masyarakat DesaLaporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.750,000 30.750,0 30.750,0 30.750,0 32.287,5 N
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat DesaDesa 74.093,0 74.093,0 74.093,0 74.093,0 74.093,0 1.649.696,450 4.974.842,9 4.974.842,9 4.974.842,9 5.223.585,0 N
5481 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan
01 Terselenggaranya Dukungan
Manajemen dan Teknis Lainnya
Sekretariat Ditjen
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
5482 Pemberdayaan Masyarakat Desa 01 Meningkatnya Pemberdayaan
Masyarakat Desa
02 Terlaksananya Program
Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota
sebagai Pilot Projects (Quickwins)
03 Terlaksananya Rekruitment dan
Pembekalan Calon Pendamping Desa
dan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Quickwins)
Direktorat
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
5473 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat V
01 Meningkatnya pengawasan dan
akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat V
Inspektur V
5472 Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat IV
01 Meningkatnya pengawasan dan
akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat IV
Inspektur IV
Halaman 2 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
Pemberdayaan Masyarakat DesaKali 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 29.377,500 139.377,5 139.377,5 139.377,5 146.346,4 N
004 Jumlah laporan evaluasi
program/kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,000 110.000,0 110.000,0 110.000,0 115.500,0 N
005 Jumlah Pendampingan Desa pada 50
Kab/kota sebagai Pilot ProjectsKabupaten 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 4.500,000 9.500,0 9.500,0 9.500,0 9.975,0 N
006 Jumlah Rekuitment dan Pembekalan
Calon Pendamping Desa dan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat Desa(Quickwins)Orang 4.200,0 4.200,0 4.200,0 4.200,0
4.200,0
8.020,000 8.020,0 8.020,0 8.020,0
8.421,0
N
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
bidang peningkatan pelayanan sosial dasar
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N Direktorat Pelayanan
Sosial Dasar
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan
sosial dasarDesa 5.744,0 5.744,0 5.744,0 5.744,0 5.744,0 720.820,000 920.820,0 985.820,0 1.120.820,0 1.176.861,0 N
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
peningkatan pelayanan sosial dasarKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N
004 Jumlah laporan evaluasi peningkatan
pelayanan sosial dasarLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N
005 Jumlah Penetapan Desa Adat Desa 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 12.680,000 22.680,0 32.680,0 42.680,0 44.814,0 N
006 Jumlah blusukan tematik Presiden ke
tempat- tempat pelayan publik, daerah
terpencil daerah rawan konflik, daerah
potensial dan pulau terdepan
Paket 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9.000,000 15.000,0 19.000,0 25.000,0 26.250,0 N
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
bidang Pengembangan Sarana Prasarana DesaLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.000,000 12.000,0 18.000,0 25.000,0 26.250,0 N
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pengembangan Sarana Prasarana DesaDesa 150,0 350,0 450,0 550,0 550,0 75.000,000 115.000,0 125.000,0 135.000,0 141.750,0 N
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
Pengembangan Sarana Prasarana DesaKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 6.500,0 8.500,0 12.500,0 13.125,0 N
004 Jumlah laporan evaluasi Pengembangan
Sarana Prasarana DesaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 7.500,0 9.500,0 12.500,0 13.125,0 N
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna
Lap 12,0 12,0 120,0 12,0 12,0 4.750,000 9.750,0 11.750,0 14.750,0 15.487,5 N
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
Desa 50,0 100,0 150,0 200,0 200,0 48.622,640 173.622,6 183.622,6 192.622,6 202.253,7 N
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,000 0,0 0,0 0,0 0,0
004 Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat GunaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.127,400 8.127,4 11.127,4 13.127,4 13.783,8 N
005 Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara
oleh Desa untuk Peningkatan Produktivitas
Pangan
Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N
006 Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program
Sertifikasi Penyerahan Hak Kelola Lahan
Hutan Perhutani kepada Desa untuk
Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan
Desa 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 12.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 N
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
bidang usaha ekonomi desaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 7.500,0 9.500,0 12.500,0 13.125,0 N
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
pengembangan usaha ekonomi desaDesa 5.000,0 8.000,0 9.000,0 10.000,0 10.000,0 97.000,000 297.000,0 317.000,0 337.000,0 353.850,0 N
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan usaha ekonomi desaKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,000 9.000,0 12.000,0 17.000,0 17.850,0 N
004 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
usaha ekonomi desaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.000,000 9.000,0 12.000,0 15.000,0 15.750,0 N
5485 Peningkatan Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
01 Meningkatnya pendayagunaan
sumberdaya alam dan teknologi tepat
guna
02 Tersusunnya Skema Pengelolaan
Hutan Negara oleh Desa untuk
Peningkatan Produktivitas Pangan
(Quickwins)
03 Terlaksananya Fasilitasi Peluncuran
Program Sertifikasi Penyerahan Hak
Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada
Desa untuk Pemanfaatan oleh
Kelompok Petani Hutan (Quickwins)
Direktorat
Pendayagunaan
Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat
Guna
5486 Pengembangan Usaha Ekonomi Desa 01 Berkembangnya usaha ekonomi
desa
02 Terlaksananya Pilot Project
Intervensi Sosial Pembangunan
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa
Pariwisata (Quick Wins)
Direktorat
Pengembangan
Usaha Ekonomi Desa
5483 Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar 01 Meningkatnya pelayanan sosial
dasar di perdesaan
02 Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak
Masyarakat Adat melalui Penetapan
Desa Adat (Quick Wins)
03 Terlaksananya Blusukan Tematik
Presiden ke tempat-tempat pelayan
publik, daerah terpencil daerah rawan
konflik, daerah potensial dan pulau
terdepan (Quick Wins)
5484 Pembangunan Sarana Prasarana Desa 01 Berkembangnya Sarana Prasarana
Desa
Direktorat
Pembangunan Sarana
Prasarana Desa
5482 Pemberdayaan Masyarakat Desa 01 Meningkatnya Pemberdayaan
Masyarakat Desa
02 Terlaksananya Program
Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota
sebagai Pilot Projects (Quickwins)
03 Terlaksananya Rekruitment dan
Pembekalan Calon Pendamping Desa
dan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Quickwins)
Direktorat
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Halaman 3 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
005 Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial
Pembangunan Karakter Pelaku Usaha dan
Pekerja Jasa Pariwisata
Desa 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 2.300,000 8.300,0 11.300,0 13.300,0 13.965,0 N
07 Program Pembangunan Kawasan
Perdesaan
1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
001 Jumlah laporan penyusunan rencana
kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen
Pembangunan Kawasan Perdesaan
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.800,0 4.066,0 4.351,0 4.655,0 4.887,8 KL
002 Jumlah laporan ketersediaan data dan
informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.150,0 2.300,0 2.461,0 2.634,0 2.765,7 KL
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.800,0 2.996,0 3.206,0 3.430,0 3.601,5 KL
004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3.850,0 4.119,0 4.408,0 4.716,0 4.951,8 KL
005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik
negaraLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.500,0 2.675,0 2.862,0 3.063,0 3.216,2 KL
006 Jumlah laporan ketatausahaan Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 500,0 535,0 572,0 613,0 643,7 KL
007 Jumlah pelayanan perkantoran Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 2.800,0 2.996,0 3.206,0 3.430,0 3.601,5 KL
008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya
aparaturLaporan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.850,0 4.119,0 4.408,0 4.716,0 4.951,8 KL
009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan
kerumahtanggaanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.450,0 5.832,0 6.240,0 6.676,0 7.009,8 KL
010 Jumlah laporan penyusunan perundang-
undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 KL
011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 KL
012 Jumlah laporan penyusunan SOP Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.500,0 2.675,0 2.862,0 3.062,0 3.215,1 KL
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
perencanaan, pengendalian dan penataan
pembangunan kawasan perdesaan
Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.800,0 4.066,0 4.351,0 4.655,0 4.887,8 N
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
dalam perencanaan, pengendalian dan
penataan pembangunan kawasan perdesaan
Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 22.000,0 23.540,0 25.187,0 26.951,0 28.298,6 N
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis perencanaan, pengendalian dan
penataan pembangunan kawasan perdesaan
Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.000,0 5.350,0 5.725,0 6.125,0 6.431,3 N
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan
Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 4.200,0 4.494,0 4.809,0 5.145,0 5.402,3 N
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
pengembangan ekonomi kawasan perdesaan
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 4.440,0 4.751,0 5.083,0 5.439,0 5.711,0 N
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
dalam pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan
Kabupaten 89,0 89,0 89,0 89,0 89,0 54.150,0 57.940,0 61.996,0 66.336,0 69.652,8 N
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan
Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 N
005 Jumlah kecamatan yang terfasilitasi
dalam pelaksanaan Pengembangan
Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Kecamatan 183,0 183,0 183,0 183,0 183,0 475.010,0 508.261,0 543.839,0 581.908,0 611.003,4 N
5489 Pengembangan Ekonomi Kawasan
Perdesaan
01 Terselenggaranya pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
Direktorat
pembangunan
ekonomi kawasan
perdesaan
5487 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan
Kawasan Perdesaan
01 Terselenggaranya Dukungan
Manajemen dan Teknis Lainnya
Sekretariat Ditjen
Pembangunan
Kawasan Perdesaan
5488 Penyelenggaraan Perencanaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan
01 Terselenggaranya perencanaan
pembangunan daerah tertentu
02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan dan pengelolaan barang
milik negara
03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,
pelayanan umum dan ketatausahaan
04 Terselenggaranya penyiapan,
koordinasi pembangunan kawasan
perdesaan
Direktorat
perencanaan
pembangunan
kawasan perdesaan
5486 Pengembangan Usaha Ekonomi Desa 01 Berkembangnya usaha ekonomi
desa
02 Terlaksananya Pilot Project
Intervensi Sosial Pembangunan
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa
Pariwisata (Quick Wins)
Direktorat
Pengembangan
Usaha Ekonomi Desa
Halaman 4 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
pengembangan sarana dan prasarana
kawasan perdesaan
Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.050,0 3.264,0 3.492,0 3.736,0 3.922,8 N
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
pengembangan sarana dan prasarana
kawasan perdesaan
Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 456.875,0 488.856,0 523.076,0 559.691,0 587.675,6 N
003 Jumlah laporan pelaksanaan monitoring,
evaluasi dan supervisi pengembangan sarana
dan prasarana kawasan perdesaan
Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.000,0 53.500,0 5.725,0 6.125,0 6.431,3 N
004 Laporan supervisi pengembangan sarana
dan prasarana kawasan perdesaanLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.200,0 5.564,0 5.953,0 6.370,0 6.688,5 N
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan
Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 4.100,0 4.387,0 4.694,0 5.023,0 5.274,2 N
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
dalam pengembangan sumber daya alam
kawasan perdesaan
Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 82.500,0 88.275,0 94.454,0 10.106,0 10.611,3 N
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis pengembangan sumber daya alam
kawasan perdesaan
Laporan 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 6.500,0 6.955,0 7.442,0 7.963,0 8.361,2 N
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan
Dokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 8.400,0 8.988,0 9.617,0 10.290,0 10.804,5 N
005 Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan
Petani Bio-EnergiKabupaten 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 35.500,0 37.985,0 40.644,0 43.489,0 45.663,5 N
006 Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal
sekolah lapang kedaulatan pangan dalam
pengembangan desa mandiri benih dan
teknologi
Kabupaten 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 50.000,0 53.500,0 57.245,0 61.252,0 64.314,6 N
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
peningkatan kerjasama dan pengembangan
kapasitas dalam pembangunan kawasan
perdesaan
Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.100,0 4.387,0 4.694,0 5.023,0 5.274,2 N
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
peningkatan kerjasama dan pengembangan
kapasitas dalam pembangunan kawasan
perdesaan
Kabupaten 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 29.300,0 31.351,0 33.546,0 35.894,0 37.688,7 N
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis peningkatan kerjasama dan
pengembangan kapasitas dalam
pembangunan kawasan perdesaan
Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.000,0 3.210,0 3.435,0 3.675,0 3.858,8 N
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan peningkatan
kerjasama dan pengembangan kapasitas
dalam pembangunan kawasan perdesaan
Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.600,0 2.782,0 2.977,0 3.185,0 3.344,3 N
08 Program Pengembangan Daerah
Tertentu
1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGA
N DAERAH
TERTENTU
01 Jumlah laporan penyusunan rencana
kerja program, kegiatan dan anggaran
Pembangunan Daerah Tertentu
Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10.825,0 11.500,0 11.900,0 11.900,0 12.495,0 KL
02 Jumlah laporan ketersediaan data dan
informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10.259,0 11.000,0 11.400,0 11.400,0 11.970,0 KL
03 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 19.416,0 20.100,0 27.700,0 27.700,0 29.085,0 KL
001 Jumlah rumusan kebijakan penangangan
daerah rawan panganKajian 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.271,0 4.911,0 5.648,0 6.495,0 6.819,8 N5494 Penanganan Daerah Rawan Pangan 01 Meningkatnya ketersediaan, akses
dan pemanfaatan pangan di daerah
rawan pangan
Direktorat
Penanganan Daerah
Rawan Pangan
5492 Peningkatan Kerjasama dan
Pengembangan Kapasitas
01 Terselenggaranya peningkatan
Kerjasama dan Pengembangan
Kapasitas dalam pembangunan
kawasan perdesaan
Direktorat kerjasama
dan pengembangan
kapasitas
5493 Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya di lingkup Direktorat Jenderal
Pengembangan Daerah Tertentu
01 Terselenggaranya perencanaan
pembangunan daerah tertentu
02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan dan pengelolaan barang
milik negara
03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,
Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Daerah Tertentu
5491 Pengembangan Sumber Daya Alam
Kawasan Perdesaan
01 Terselenggaranya Pengembangan
Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan
Direktorat
pengembangan
sumberdaya alam
kawasan perdesaan
5490 Pengembangan Sarana Prasarana
Kawasan Perdesaan
01 Terselenggaranya pengembangan
sarana dan prasarana kawasan
perdesaan
Direktorat
pembangunan sarana
dan prasarana
kawasan perdesaan
Halaman 5 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
002 Jumlah koordinasi di bidang penanganan
daerah rawan panganKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.933,0 2.223,0 2.557,0 2.940,0 3.087,0 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
penanganan daerah rawan panganKab 12,0 50,0 50,0 50,0 50,0 51.100,0 44.500,0 38.500,0 32.500,0 34.125,0 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
penanganan daerah rawan panganKab 12,0 50,0 50,0 50,0 50,0 3.600,0 15.030,0 16.533,0 20.005,0 21.005,3 N
005 Jumlah laporan evaluasi penanganan
daerah rawan panganLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.936,0 3.377,0 3.883,0 5.135,0 5.391,8 N
001 Jumlah rumusan kebijakan
pengembangan daerah perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.850,0 2.035,0 2.238,0 2.462,0 2.585,1 N
002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah
perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.611,0 2.872,0 3.159,0 3.475,0 3.648,8 N
003 Jumlah Pelaksanaan kebijakan
peengembangan daerah perbatasanKabupaten 29,0 29,0 29,0 29,0 29,0 522.900,0 528.350,0 325.850,0 325.850,0 342.142,5 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah perbatasanKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 24.618,0 27.207,0 29.928,0 32.920,0 34.566,0 N
005 Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan
daaerah perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 11.286,0 11.925,0 13.714,0 15.771,0 16.559,6 N
006 Jumlah Laporan Hasil Identifikasi
Permasalahan di Lokasi Prioritas (Tambahan
APBN-P)
Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
007 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di
daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan
APBN-P)
Unit 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
001 Jumlah rumusan kebijakan penanganan
daerah rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 3.000,0 3.500,0 4.000,0 4.200,0 N
002 Jumlah koordinasi penanganan daerah
rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.640,0 6.000,0 6.500,0 7.000,0 7.350,0 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
penanganan daerah rawan bencanaKabupaten 40,0 60,0 80,0 100,0 100,0 41.500,0 39.400,0 36.300,0 36.200,0 38.010,0 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
penanganan daerah rawan bencanaKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.350,0 2.500,0 2.800,0 3.100,0 3.255,0 N
005 Jumlah evaluasi penanganan daerah
rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,0 5.500,0 6.000,0 6.500,0 6.825,0 N
001 Jumlah rumusan kebijakan dan
koordinasi pengembangan daerah di pulau
kecil dan terluar
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.000,0 3.500,0 4.000,0 4.500,0 4.725,0 N
002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah
di pulau kecil dan terluarKabupaten 62,0 55,0 50,0 45,0 45,0 1.492,0 2.000,0 2.500,0 3.000,0 3.150,0 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan
Terluar
Kabupaten 62,0 55,0 50,0 45,0 45,0 658.975,0 812.500,0 1.034.500,0 1.255.500,0 1.318.275,0 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar
Kabupaten 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 14.338,0 15.000,0 17.000,0 19.000,0 19.950,0 N
005 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di
pulau kecil dan terluarLaporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 16.365,0 17.000,0 18.000,0 19.000,0 19.950,0 N
006 Jumlah blusukan tematik ke daerah di
pulau kecil dan terluar (Quick Wins)Paket 5,0 6,0 7,0 8,0 8,0 1.500,0 1.500,0 1.500,0 1.500,0 1.575,0 N
007 Jumlah pelaksanaan Kebijakan
Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan
Terluar (Tambahan APBN-P)
Kabupaten 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
008 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar (Tambahan APBN-P)
Kabupaten 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
009 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di
pulau kecil dan terluar (Tambahan APBN-P)Laporan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
001 Jumlah rumusan kebijakan Penanganan
Daerah Pasca KonflikKabupaten 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 2.400,0 2.500,0 2.750,0 3.000,0 3.150,0 N5498 Penanganan Daerah Pasca Konflik 01 Tertanganinya daerah-daerah pasca
konflik
Direktorat
Penanganan Daerah
Pasca Konflik
5496 Penanganan Daerah Rawan Bencana 01 Tertanganinya daerah-daerah rawan
bencana
Direktorat
Penanganan Daerah
Rawan Bencana
5497 Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan
Terluar
01 Berkembangnya daerah pulau kecil
dan terluar
Direktorat
Pengembangan
Daerah Pulau Kecil
dan Terluar
5494 Penanganan Daerah Rawan Pangan 01 Meningkatnya ketersediaan, akses
dan pemanfaatan pangan di daerah
rawan pangan
Direktorat
Penanganan Daerah
Rawan Pangan
5495 Pengembangan Daerah Perbatasan 01 Berkembangnya Baerah Perbatasan
Negara Sebagai Beranda Depan NKRI
Direktorat
Pengembangan
Daerah Perbatasan
Halaman 6 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Penanganan Daerah Pasca KonflikLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 36.100,0 48.000,0 48.000,0 48.000,0 50.400,0 N
003 Jumlah koordinasi Penanganan Daerah
Pasca KonflikLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1.800,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 2.625,0 N
004 Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi
Penanganan Daerah Pasca KonflikKabupaten 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1.000,0 1.500,0 1.500,0 2.000,0 2.100,0 N
005 Jumlah evaluasi dan Pelaporan
Penanganan Daerah Pasca KonflikLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.100,0 4.000,0 4.000,0 4.000,0 4.200,0 N
006 Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik
(Quick Wins-Tambahan APBN-P)Laporan 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1.500,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
007 Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi
Pembangunan Ekonomi di Papua dan Papua
Barat (Tambahan APBN-P)
Laporan 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 900,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
008 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi
Pembangunan Pasar Mama Mama (Tambahan
APBN-P)
Laporan 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
009 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di
daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan
APBN-P)
Kabupaten 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 21.600,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N
09 Program Pembangunan Daerah
Tertinggal
843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL
001 Jumlah laporan penyusunan rencana
kerja program, kegiatan dan anggaran
Pembangunan Daerah Tertinggal
Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.699,0 6.097,9 6.524,8 6.981,5 7.330,6 N
002 Jumlah laporan ketersediaan data dan
informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.544,0 2.722,1 2.912,6 3.116,5 3.272,3 N
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 787,0 842,1 901,0 964,1 1.012,3 N
004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 841,0 899,9 962,9 1.030,3 1.081,8 N
005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik
negaraLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.329,0 5.702,0 6.101,2 6.528,3 6.854,7 N
006 Jumlah laporan keuangan dan
perbendaharaanLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.100,0 4.387,0 4.694,1 5.022,7 5.273,8 N
007 Jumlah laporan pelaksanaan
ketaausahaan dan layanan perkantoranLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 850,0 909,5 973,2 1.041,3 1.093,4 N
008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya
manusiaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3.000,0 3.210,0 3.434,7 3.675,1 3.858,9 N
009 Jumlah laporan pengelolaan
perlengkapan dan kerumahtanggaanLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 700,0 749,0 801,4 857,5 900,4 N
010 Jumlah laporan penyusunan perundang-
undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 350,0 374,5 400,7 428,8 450,2 N
011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 350,0 374,5 400,7 428,8 450,2 N
012 Jumlah laporan penyusunan dan
pelaksanaan SOPLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 450,0 481,5 515,2 551,3 578,9 N
001 Jumlah rumusan kebijakan perencanaan
dan identifikasiLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N
002 Jumlah koordinasi dan sosialisasi
perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
Kali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
Kabupaten 122,0 122,0 122,0 122,0 122,0 48.840,0 52.258,8 55.916,9 59.831,1 62.822,7 N
004 Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan
identifikasi daerah tertinggalLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.000,0 2.140,0 2.289,8 2.450,1 2.572,6 N
5500 Perencanaan dan Identifikasi Daerah
Tertinggal
01 Tersusunnya data dan indikator
daerah tertinggal serta rencana
strategis dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah
tertinggal
Direktorat
perencanaan dan
Identifikasi
5498 Penanganan Daerah Pasca Konflik 01 Tertanganinya daerah-daerah pasca
konflik
Direktorat
Penanganan Daerah
Pasca Konflik
5499 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan
Daerah Tertinggal
01 Terselenggaranya dukungan
manajemen dan tugas teknis di
Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal
02 Tersusunnya data dan indikator
daerah tertinggal serta rencana
strategis dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah
tertinggal
03 Meningkatnya indeks pembangunan
manusia di daerah tertinggal
04 Meningkatnya pengelolaan Sumber
Daya Alam & Lingkungan di Daerah
Tertinggal
05 Meningkatnya sarana dan prasarana
di Daerah Tertinggal
06 Berkembangnya ekonomi lokal di
Daerah Tertinggal
Sekretariat Ditjen
Pembangunan
Daerah Tertinggal
Halaman 7 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
001 Jumlah rumusan kebijakan pembangunan
Semberdaya Manusia di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.368,0 4.673,8 5.000,9 5.351,0 5.618,6 N
002 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi
pembangunan sumber daya manusia di
daerah tertinggal
Kali 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
pembangunan sumberdaya manusia di
daerah tertinggal
Kabupaten 87,0 87,0 87,0 87,0 87,0 96.565,0 103.324,6 110.557,3 118.296,3 124.211,1 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pembangunan manusia di daerah tertinggalKabupaten 87,0 87,0 87,0 87,0 87,0 12.386,0 13.253,0 14.180,7 15.173,4 15.932,1 N
005 Jumlah laporan evaluasi pembangunan
sumber daya manusia di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6.381,0 6.827,7 7.305,6 7.817,0 8.207,9 N
001 Jumlah rumusan kebijakan
pengembangan Sumber Daya Alam &
Lingkungan di daerah tertinggal
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.595,0 4.916,7 5.260,8 5.629,1 5.910,6 N
002 Jumlah pelaksanaan koordinasi
pengembangan Sumber Daya Alam &
Lingkungan di daerah tertinggal
Kali 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 500,0 535,0 572,5 612,5 643,1 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pengembangan sumber daya alam &
lingkungan di daerah tertinggal
Kabupaten 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 86.105,0 92.132,4 98.581,6 105.482,3 110.756,4 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan sumber daya alam &
lingkungan di daerah tertinggal
Kabupaten 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 2.000,0 2.140,0 2.289,8 2.450,1 2.572,6 N
005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
sumber daya alam & lingkungan di daerah
tertinggal
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.700,0 1.819,0 1.946,3 2.082,6 2.186,7 N
005 Jumlah laporan evaluasi peningkatan
sarana dan prasarana di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.700,0 5.029,0 5.381,0 5.757,7 6.045,6 N
006 Jumlah pelaksanaan Kebijakan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Energi di
Daerah Tertinggal (tambahan APBN-P)
Kali 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 300,0 321,0 343,5 367,5 385,9 N
001 Jumlah rumusan kebijakan peningkatan
sarana dan prasarana di daerah tertinggalKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 347.203,0 371.507,2 397.512,7 425.338,6 446.605,5 N
002 Jumlah koordinasi peningkatan sarana
dan prasarana di daerah tertinggalKabupaten 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 14.899,0 15.941,9 17.057,9 18.251,9 19.164,5 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
Laporan 71,0 75,0 75,0 75,0 75,0 5.000,0 5.350,0 5.724,5 6.125,2 6.431,5 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
Kabupaten 71,0 75,0 75,0 75,0 75,0 15.800,0 7.276,0 7.785,3 8.330,3 8.746,8 N
001 Jumlah rumusan kebijakan
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 7.200,0 7.704,0 8.243,3 8.820,3 9.261,3 N
002 Jumlah koordinasi pengembangan
ekonomi lokal di daerah tertinggalKali 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 300,0 321,0 343,5 367,5 385,9 N
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
Kabupaten 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 103.270,0 110.498,9 118.233,8 126.510,2 132.835,7 N
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
Kabupaten 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 42.030,0 44.972,1 48.120,1 51.488,6 54.063,0 N
005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
ekonomi lokal di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,0 5.350,0 5.724,5 6.125,2 6.431,5 N
5504 Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah
tertinggal
01 Berkembangnya ekonomi lokal di
Daerah Tertinggal
Direktorat
Pengembangan
Ekonomi Lokal di
Daerah tertinggal
5502 Pengembangan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup di Daerah Tertinggal
01 Meningkatnya pengelolaan Sumber
Daya Alam & Lingkungan di Daerah
Tertinggal
Direktorat
Pengembangan
Sumber Daya Alam
& Lingkungan Hidup
5503 Peningkatan Sarana dan Prasarana di
Daerah Tertinggal
01 Meningkatnya sarana dan
prasarana di Daerah Tertinggal
Direktorat
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana
5501 Pengembangan Sumber Daya Manusia di
Daerah Tertinggal
01 Meningkatnya indeks
pembangunan manusia di daerah
tertinggal
Direktorat
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Halaman 8 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
10 Program Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
763.550,1 878.082,0 1.009.794,8 1.161.264,4 1.219.327,6 DIREKTORAT
JENDERAL
PENYIAPAN
KAWASAN DAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI
5505 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman
01 Tersedianya Dukungan Manajemen
dan Teknis terhadap Pelaksanaan
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
001 Jumlah pelayanan teknis dan
administratif
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 118.225,2 135.959,0 156.352,8 179.805,8 188.796,1 KL Sekretariat Ditjen
Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan
Permukiman
5506 Penataan Persebaran Penduduk 01 Tertatanya Persebaran Penduduk di
Permukiman Transmigrasi pada
Kawasan Transmigrasi
001 Jumlah transmigran yang difasilitasi
penempatan pada permukiman transmigrasiKk 4.100,0 4.100,0 4.141,0 4.150,0 4.150,0 65.584,8 75.422,6 86.735,9 99.746,4 104.733,7 N Direktorat Penataan
Persebaran
Penduduk
001 Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan
prasarananya sesuai NSPKSp 49,0 49,0 49,0 49,0 49,0 385.676,8 443.528,3 510.057,6 586.566,3 615.894,6 N
002 Jumlah berkembangnya sarana dan
prasarana di kawasan transmigrasi (Dana
Optimalisasi)
Km 62,0 0,0 0,0 0,0 0,0 113.569,3 130.604,7 150.195,4 172.724,6 181.360,8 N
5508 Penyediaan Tanah Transmigrasi 01 Terdistribusinya Lahan kepada
Masyarakat Desa melalui
Pembangunan Kawasan Transmigrasi
001 Jumlah luas lahan yang memenuhi
kriteria clear and cleanHa 3.250,0 8.473,0 8.473,0 8.558,0 8.558,0 28.254,3 32.492,4 37.366,4 42.971,3 45.119,9 N Direktorat
Penyediaan Tanah
Transmigrasi
5509 Perencanaan Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
01 Tersedianya Rencana
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
001 Jumlah Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan TransmigrasiKawasan 23,0 40,0 49,0 43,0 43,0 22.789,5 26.207,9 30.139,1 34.659,9 36.392,9 N Direktorat
Perencanaan
Pembangunan dan
Pengembangan
Kawasan
5510 Pembinaan Potensi Kawasan
Transmigrasi
01 Tersedianya Kawasan Transmigrasi 001 Jumlah rencana kawasan transmigrasi Kawasan 7,0 10,0 11,0 12,0 12,0 29.450,2 33.867,1 38.947,6 44.790,1 47.029,6 N Direktorat Bina
Potensi Kawasan
Transmigrasi
11 Program Pembangunan Dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
0,0 1.026.370,7 1.132.158,4 1.244.413,0 1.367.010,7 1.435.361,2 DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
5511 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
01 Terlaksananya Pelayanan Teknis
dan Administratif Ditjen PKT
001 Jumlah Pelayanan Teknis dan
Administrasi Ditjen PKTBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 94.031,8 103.941,5 114.009,0 125.346,4 131.613,7 KL Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi
(PKTrans)
001 Jumlah Satuan Permukiman
(SP)/KPB/Kawasan yang dikembangkan
sarana dan prasarananya
Sp / Kpb 29,0 29,0 29,0 29,0 29,0 525.633,0 580.867,5 638.273,2 700.326,6 735.342,9 N
002 Jumlah Satuan Permukiman
(SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang
menerapkan rencana aksi pengelolaan
lingkungan
Sp/Kpb/Kws 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 8.153,9 8.969,3 9.866,2 10.852,8 11.395,4 N
003 Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang
difasilitasi pengalihan pengembangannyaSp 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
004 Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB)
sesuai dengan tingkat perkembangannyaKpb 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/
kawasan transmigrasi yang dikembangkan
usaha ekonominya
Sp / Kpb 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 171.275,0 188.384,1 207.258,2 227.943,6 239.340,8 N
001 Jumlah produksi primer yang
mendukung kemandirian panganHa 9.198,0 9.198,0 9.198,0 9.198,0 9.198,0 50.919,8 56.011,9 61.613,5 67.825,2 71.216,5 N
5512 Pembangunan dan Pengembangan Sarana
dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi
01 Tersedianya Permukiman
Transmigrasi yang Sarana
Prasarananya Berkembang dan
Berfungsi
Direktorat
Pembangunan dan
Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Kawasan
5513 Pengembangan Usaha Transmigrasi 01 Tersedianya kimtrans yang
pendapatan transmigrannya sesuai
dengan tahapan pengembangannya
Direktorat
Pengembangan
Usaha Transmigrasi
5507 Pembangunan Permukiman Transmigrasi 01 Terbangunnya Permukiman
Transmigrasi
Direktorat
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi
Halaman 9 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
001 Jumlah keluarga yang mendapat bantuan
pangan di Satuan Permukiman (SP)Kk 11.278,0 11.278,0 11.278,0 11.278,0 11.278,0 59.286,3 65.214,3 71.735,7 78.909,3 82.854,8 N
002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/
kawasan yang mendapat layanan sosial
budaya
Sp/ Kpb 96,0 96,0 96,0 96,0 96,0 53.802,3 59.182,6 65.100,8 71.610,9 75.191,4 N
003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga
sosial budayanya terbentuk dan berfungsiLembaga 179,0 179,0 179,0 179,0 179,0 29.857,0 32.843,0 36.127,4 39.740,1 41.727,1 N
001 Jumlah bidang tanah transmigrasi yang
difasilitasi pengurusan sertifikatnyaBidang 24.889,0 24.889,0 24.889,0 24.889,0 24.889,0 9.667,1 10.634,3 11.679,8 12.867,5 13.510,9 N
002 Jumlah masalah pertanahan transmigrasi
yang difasilitasi penanganannyaKasus 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 7.644,5 8.401,8 9.268,6 10.161,1 10.669,2 N
5516 Promosi Dan Kemitraan 01 Tersedianya satuan
permukiman/kawasan transmigrasi
yang berkembang melalui kemitraan
001 Jumlah lembaga dan kelompok
masyarakat yang bersedia berpartisipasi
sebagai mitra dalam pengembangan kawasan
transmigrasi
Lembaga/
Kelompok
Masyarakat
12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 16.100,0 17.708,1 19.480,6 21.427,2 22.498,6 N Direktorat Promosi
Dan Kemitraan
04 Program Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan serta Informasi
238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 BADAN
PENELITIAN
DAN
PENGEMBANG
AN,PENDIDIKA
N DAN
PELATIHAN,
DAN
INFORMASI
001 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan
program, evaluasi dan pelaporan Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT
dan Transmigrasi
Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.585,8 5.143,0 6.172,0 7.406,0 7.776,3 KL
002 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan
keuangan dan aset Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
dan Informasi
Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.669,1 3.048,0 3.658,0 4.389,0 4.608,5 KL
003 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan
kepegawaian dan umum Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.607,5 15.091,0 18.109,0 21.731,0 22.817,6 KL
004 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan
perkantoran Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.919,6 11.904,0 14.284,0 17.141,0 17.998,1 KL
001 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaran SatkerDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 102,3 109,5 117,1 125,3 131,6 KL
002 Jumlah piranti lunak pelatihan yang
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan
pelatihan
Buku 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 260,6 278,8 298,3 319,2 335,2 KL
003 Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan Laporan 41,0 41,0 41,0 41,0 41,0 351,4 376,0 402,3 430,4 451,9 KL
004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang
ditingkatkan kualitasnyaUnit 65,0 65,0 65,0 65,0 65,0 1.342,4 1.436,4 1.536,9 1.644,5 1.726,7 KL
005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang
diberdayakanLembaga 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 42,0 44,9 48,1 51,5 54,1 KL
006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat
bekerjasama di bidang peningkatan SDM tenaga
kepelatihan
Lembaga 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 140,8 169,0 203,0 244,0 256,2 KL
Sekretariat Badan
Penelitian dan
Pengembangan,
Pendidikan dan
Pelatihan, serta
Informasi (Balitlatfo)
5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Teringgal,
dan Transmigrasi di Jakarta
Balai Besar Pelatihan
Masyarakat Desa,
PDT, dan
Transmigrasi
5514 Pengembangan Sosial Budaya
Transmigrasi
01 Tersedianya kimtrans yang
mencapai tingkat perkembangan sosial
budaya sesuai dengan tahapan
pengembangannya
Direktorat
Pengembangan Sosial
Budaya Transmigrasi
5515 Pelayanan Pertanahan Transmigrasi 01 Terfasilitasinya pelayanan
pertanahan transmigrasi
Direktorat Pelayanan
Pertanahan
Transmigrasi
5474 Dukungan Manajemen dan Pelayanan
Teknis Lainnya Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Informasi (Balitlatfo)
01 Terselenggaranya manajemen dan
pelayanan teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes,
PDT, dan Transmigrasi
02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan aset Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi Kemendes,
PDT dan Transmigrasi
03 Terselenggaranya ketatalaksanaan
dan ketatausahaan Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes,
PDT dan Transmigrasi
Halaman 10 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
007 Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat
sertifikasi dan bimtek pelatihan masyarakat
berbasis kompetensi
Orang 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0 205,3 219,7 235,1 251,6 264,2 KL
008 Jumlah Laporan layanan operasional dan
pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.191,2 11.029,0 13.235,0 15.882,0 16.676,1 KL
046 Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi yang mendapat pelatihan dan
pendampingan melalui sekolah lapang
Orang 750,0 850,0 1.000,0 1.150,0 1.150,0 3.519,3 3.765,7 4.029,3 4.311,3 4.526,9
009 Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Dokumen 35,0 35,0 35,0 35,0 35,0 481,1 578,0 694,0 833,0 874,7 KL
010 Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan Laporan 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 491,7 592,0 710,0 852,0 894,6 KL
011 Jumlah Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, Calon Transmigran, dan Transmigran
yang Mendapatkan Pelatihan
Orang 1.290,0 1.290,0 1.290,0 1.290,0 1.290,0 3.542,5 4.458,0 6.500,0 9.000,0 9.450,0 KL
012 Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang
Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Mou 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 99,0 119,0 143,0 171,0 179,6 KL
013 Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak
Swadaya Masyarakat dan Tenaga Pelatihan yang
Meningkat Kompetensinya
Orang 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 544,3 800,0 900,0 1.000,0 1.050,0 KL
014 Jumlah Layanan Perkantoran dan
Operasional PerkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.284,4 9.475,0 9.664,0 9.858,0 10.350,9 KL
015 Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung
PelatihanUnit 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 659,2 775,0 930,0 1.116,0 1.171,8 KL
016 Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung
Perkantoran dan PelatihanUnit 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 495,1 575,0 690,0 828,0 869,4 KL
017 Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan M2 378,0 500,0 500,0 500,0 500,0 346,4 600,0 720,0 864,0 907,2 KL
018 Jumlah dokumen Perencanaan dan
Pengelolaan Anggaran Pelatihan Masyrakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 168,1 202,0 242,0 290,0 304,5 KL
019 Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan
yang dapat Mendukung Program Pelatihan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Laporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 226,4 271,0 325,0 391,0 410,6 KL
020 Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya
Unit 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 172,5 398,0 478,0 574,0 602,7 KL
021 Jumlah Layanan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran yang dapat
Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Satker
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.574,4 6.689,0 8.027,0 9.632,0 10.113,6 KL
022 Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas
PerkantoranUnit 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 162,1 194,0 233,0 280,0 294,0 KL
023 Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung
PelatihanM2 20.000,0 20.000,0 20.000,0 20.000,0 20.000,0 10.000,0 12.000,0 14.400,0 17.280,0 18.144,0 KL
045 Jumlah Masyarakat yang mendapat
Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Berbasis
Masyarakat
Orang 1.230,0 1.500,0 2.000,0 2.500,0 2.500,0 4.484,7 7.500,0 12.000,0 20.000,0 21.000,0 KL
024 Jumlah rumusan kebijakan dalam
pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 137,5 166,0 199,0 238,0 249,9 KL
5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Teringgal,
dan Transmigrasi di Jakarta
Balai Besar Pelatihan
Masyarakat Desa,
PDT, dan
Transmigrasi
02 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di
Yogyakarta
03 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di
Pekanbaru
04 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di
Makassar
Halaman 11 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
025 Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam
pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Orang 870,0 1.000,0 1.250,0 1.500,0 1.500,0 4.173,7 6.000,0 8.000,0 12.000,0 12.600,0 KL
026 Jumlah pelayanan teknis dalam
pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 6.065,9 7.279,0 8.735,0 10.482,0 11.006,1 KL
027 Jumlah evaluasi dan pelaporan
pengembangan pelatihan masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Paket 49,0 49,0 49,0 49,0 49,0 847,3 1.016,0 1.220,0 1.464,0 1.537,2 KL
028 Jumlah pengadaan alat Pendukung
Pelatihan
Unit 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 50,0 60,0 72,0 86,0 90,3 KL
029 Jumlah Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran
Unit 280,0 280,0 280,0 280,0 280,0 505,6 607,0 729,0 874,0 917,7 KL
030 Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana
Gedung/KantorUnit 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 183,3 220,0 264,0 316,0 331,8 KL
031 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaranDokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 123,2 148,0 177,0 213,0 223,7 KL
032 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 805,1 966,0 1.159,0 1.391,0 1.460,6 KL
033 Jumlah aparat dan masyarakat yang
mendapat pelatihan berbasis kompetensi dan
berbasis masyarakat
Orang 588,0 700,0 1.000,0 1.250,0 1.250,0 2.039,4 2.700,0 4.500,0 7.000,0 7.350,0 KL
034 Jumlah Peralatan pendukung kegiatan
pelatihanUnit 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 22,0 26,0 32,0 38,0 39,9 KL
035 Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran Unit 17,0 17,0 17,0 17,0 17,0 56,2 67,0 81,0 97,0 101,9 KL
036 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang
ditingkatkan kualitasnyaM2 156,0 156,0 156,0 156,0 156,0 261,8 314,0 377,0 453,0 475,7 KL
037 Jumlah layanan operasional dan
pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.548,0 5.458,0 6.549,0 7.859,0 8.252,0 KL
038 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaran yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Dokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 116,5 140,0 168,0 202,0 212,1 KL
039 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 463,1 556,0 667,0 800,0 840,0 KL
040 Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan
berbasis kompetensi dan berbasis masyarakatOrang 1.000,0 1.250,0 1.500,0 1.750,0 1.750,0 3.933,5 6.000,0 8.500,0 11.000,0 11.550,0 KL
041 Jumlah peralatan pendukung kegiatan
pelatihanUnit 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 50,4 60,0 72,0 86,0 90,3 KL
042 Jumlah peralatan dan fasilitas
perkantoran
Unit 47,0 47,0 47,0 47,0 47,0 189,5 228,0 274,0 328,0 344,4 KL
043 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang
ditingkatkan kualitasnyaM2 137,0 137,0 137,0 137,0 137,0 271,4 650,0 850,0 1.020,0 1.071,0 KL
044 Jumlah layanan operasional dan
pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.420,5 5.304,0 6.365,0 7.638,0 8.019,9 KL
001 Jumlah laporan perumusan kebijakan
dalam penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
Kegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 3.164,7 3.689,0 4.427,0 5.312,0 5.577,6 KL
002 Jumlah rekomendasi pelaksanaan
kebijakan penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
Kajian 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 9.787,0 12.137,0 14.564,0 17.477,0 18.350,9 KL
003 Jumlah laporan pelayanan teknis dalam
penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.888,8 2.172,1 2.497,9 2.872,6 3.016,2 KL
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
5476 Penelitian dan Pengembangan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya penelitian dan
pengembangan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi untuk mendukung
pembangunan perdesaan, daerah
tertinggal dan kawasan transmigrasi
5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Balai Besar Pelatihan
Masyarakat Desa,
PDT, dan
Transmigrasi
05 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Tertinggal dan
Transmigrasi di Banjarmasin
06 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi di Denpasar
04 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di
Makassar
Halaman 12 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
004 Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat
Penelitian dan PengembanganBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.620,2 1.863,2 2.142,7 2.464,1 2.587,3
001 Jumlah Laporan rumusan kebijakan
dalam Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negara Kemen Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Kegiatan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 426,7 512,0 615,0 738,0 774,9 KL
002 Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara
mengikuti pelaksanaan kebijakan pendidikan
dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara
Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 17.960,0 21.552,0 25.862,0 31.035,0 32.586,8 KL
003 Jumlah penyelenggaraan pelayanan
teknis dalam pendidikan dan pelatihan
pegawai apartur sipil negara Kemen Desa,
PDT dan Transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.730,3 6.876,0 8.251,0 9.901,0 10.396,1 KL
004 Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara
Kemen Desa, Pembangunan Daerah
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 643,1 772,0 926,0 1.111,0 1.166,6 KL
001 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaranDokumen 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 2.741,6 2.933,5 3.138,8 3.358,5 3.526,5 KL
002 Jumlah pedoman dan piranti lunak
pelatihan yang dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelatihan
Buku 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.850,1 1.979,6 2.118,2 2.266,4 2.379,8 KL
003 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 1.858,3 1.988,3 2.127,5 2.276,5 2.390,3 KL
004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan
yang ditingkatkan kualitasnyaUnit 371,0 371,0 371,0 371,0 371,0 4.253,3 4.551,0 4.869,6 5.210,5 5.471,0 KL
005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat
yang mendapatkan pembinaanLembaga 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 333,9 357,3 382,3 409,1 429,5 KL
006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat
bekerjasama di bidang peningkatan SDM
tenaga kepelatihan
Lembaga 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 540,8 578,7 619,2 662,5 695,7 KL
007 Jumlah tenaga kepelatihan yang
mendapat sertifikasi dan bimtek pelatihan
masyarakat berbasis kompetensi
Orang 230,0 230,0 230,0 230,0 230,0 3.228,0 3.453,9 3.695,7 662,5 695,7 KL
008 Jumlah Laporan Pelaksanaan layanan
operasional dan pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.372,4 1.468,5 1.571,3 662,5 695,7 KL
009 Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam
pelatihan masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 423,1 452,7 484,4 662,5 695,7
001 Jumlah laporan perumusan kebijakan
data dan informasi desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi
Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 350,0 420,0 504,0 605,0 635,3 KL
002 Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan
data dan informasi bidang desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi
Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 12.565,3 15.078,0 18.094,0 21.712,0 22.797,6 KL
003 Jumlah pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan data dan informasi desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 647,9 778,0 933,0 1.120,0 1.176,0 KL
007 Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan
InformasiBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.410,0 1.508,74 1.614,35 1.727,36 1.813,7
004 Jumlah pelaksanaan e-government sistem
informasi dan jaringan serta pengembangan
kapasitas sumberdaya informatika
Paket 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 15.000,0 18.000,0 21.600,0 26.200,0 27.510,0 KL
5477 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negara Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
01 Terselenggaranya Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil
Negara Kemen Desa, PDT, dan
Transmigrasi
Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negara
5478 Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi
Pusat Pelatihan
Masyarakat Desa,
PDT dan
Transmigrasi
5476 Penelitian dan Pengembangan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya penelitian dan
pengembangan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi untuk mendukung
pembangunan perdesaan, daerah
tertinggal dan kawasan transmigrasi
5479 Pengelolaan Data dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pengelolaan data
dan informasi Kementerian Desa, PDT,
dan Transmigrasi
02 Terselenggaranya e-government
sistem informasi dan jaringan serta
pengembangan kapasitas sumberdaya
informatika
Pusat Data dan
Informasi Desa, PDT
dan Transmigrasi
Halaman 13 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
005 Jumlah ketersediaan layanan teknis data
dan informasi desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 841,2 900,1 963,1 1.030,5 1.082,0 KL
006 Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi
Terpadu (Tambahan APBN-P)Kegiatan 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0 30.950,0 33.116,50 35.434,66 37.915,08 39.810,8 KL
001 Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Layanan Penerapan Teknik Produksi Bidang
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.343,0 4.012,0 4.814,0 5.777,0 6.065,9 KL
002 Jumlah Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian
dan Pengembangan Strategi Peningkatan
Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan
Energi Bidang Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Paket 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3.698,4 4.438,0 5.325,0 6.390,0 6.709,5 KL
003 Jumlah Pelaksanaan Layanan
Perkantoran SatkerBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.469,0 4.163,0 4.995,0 5.994,0 6.293,7 KL
01 Program Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 SEKRETARIAT
JENDERAL
001 Jumlah Peraturan Perundang-undangan
Bidang Desa yang dihasilkanLaporan 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 3.406,0 3.644,4 3.899,5 4.172,5 4.381,1 KL
002 jumlah Peraturan Perundang-undangan
Bidang Daerah Tertinggal yang dihasilkanLaporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 2.682,0 2.869,7 3.070,6 3.285,6 3.449,9 KL
003 jumlah Peraturan Perundang-undangan
Bidang Transmigrasi yang dihasilkanLaporan 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 2.287,0 2.447,1 2.618,4 2.801,7 2.941,8 KL
004 Jumlah layanan dan Pertimbangan
HukumLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.629,0 1.743,0 1.865,0 1.995,6 2.095,4 KL
005 Jumlah layanan advokasi hukum Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.070,0 2.214,9 2.369,9 2.535,8 2.662,6 KL
006 Jumlah Dokumentasi Hukum yang
dihasilkanLaporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 2.089,0 2.235,2 2.391,7 2.559,1 2.687,1 KL
007 Jumlah Laporan Penelaahan Produk
HukumLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2.210,0 2.364,7 2.530,2 2.707,3 2.842,7 KL
008 Jumlah Evaluasi Produk hukum Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2.143,0 2.293,0 2.453,5 2.625,3 2.756,6 KL
009 Jumlah Perjanjian dan kesepakatan
Bersama (MoU)Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.504,0 1.609,3 1.721,9 1.842,5 1.934,6 KL
010 Jumlah laporan Penataan dan
Peningkatan Kapasitas organisasiLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.561,6 1.670,9 1.787,8 1.913,0 2.008,7 KL
011 Jumlah Laporan Pelaksanaan
KetatalaksanaanLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1.978,0 2.116,5 2.264,6 2.423,1 2.544,3 KL
012 Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha
Biro
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.234,0 1.320,4 1.412,8 1.511,7 1.587,3 KL
001 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama
BilateralLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.769,5 2.769,5 3.170,8 3.392,8 3.562,4 KL
002 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama
MultilateralLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.799,4 2.995,4 3.205,0 3.429,4 3.600,9 KL
003 Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan
KemasyarakatanLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.700,0 2.889,0 3.091,2 3.307,6 3.473,0 KL
004 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan
Media MassaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 4.009,7 4.290,4 4.590,7 4.912,1 5.157,7 KL
005 Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan
PublikasiLaporan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 60.327,9 64.550,9 69.069,4 73.904,3 77.599,5 KL
006 Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan
Evaluasi MediaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 6.738,0 7.209,7 7.714,4 8.254,4 8.667,1 KL
007 Jumlah laporan pelaksanaan pengelolaan
informasi dan dokumentasiLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.484,3 5.868,2 6.279,0 6.718,5 7.054,4 KL
008 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan
Pengaduan MasyarakatLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 381,1 407,8 436,3 466,9 490,2 KL
009 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan
PerpustakaanLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 581,4 622,1 665,7 712,3 747,9 KL
5463 Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi
Tata Laksana
01 Tersedianya peraturan perundang-
undangan
02 Tersedianya layanan dan advokasi
Hukum
03 Tersedianya telaahan, evaluasi
produk hukum dan perjanjian
04 Tersedianya kapasitas organisasi
dan layanan tata laksana
Biro Hukum dan
Organisasi Tata
laksana
5464 Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat
dan Kerjasama
01 Terlaksananya hubungan
masyarakat dan kerjasama
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
Biro Hubungan
Masyarakat dan
Kerjasama
5480 Pengkajian dan Penerapan Teknik
Produksi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
01 Terselenggaranya Pelaksanaan
Kebijakan Pengkajian dan Penerapan
Teknik Produksi Bidang Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
Balai Pengkajian dan
Penerapan Teknik
Produksi Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Bengkulu
5479 Pengelolaan Data dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya pengelolaan data
dan informasi Kementerian Desa, PDT,
dan Transmigrasi
02 Terselenggaranya e-government
sistem informasi dan jaringan serta
pengembangan kapasitas sumberdaya
informatika
Pusat Data dan
Informasi Desa, PDT
dan Transmigrasi
Halaman 14 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
010 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan
Antar Lembaga Negara dan PemerintahLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 5.286,1 5.656,1 6.052,0 6.475,7 6.799,5 KL
011 Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan
Antar Lembaga Swasta dan Organisasi
Kemasyarakatan
Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 14.273,2 15.272,3 16.341,4 17.485,3 18.359,6 KL
012 Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan
Tata Usaha Biro Humas dan KerjasamaLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 649,4 694,9 743,5 795,6 835,4 KL
001 Jumlah Dokumen Rencana Program dan
Kegiatan IDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.632,0 7.096,2 7.593,0 8.124,5 8.530,7 KL
002 Jumlah Dokumen Rencana Program dan
Kegiatan IIDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.630,0 7.094,1 7.590,7 8.122,0 8.528,1 KL
003 Jumlah Dokumen Rencana Program dan
Kegiatan IIIDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.630,0 7.094,1 7.590,7 8.122,0 8.528,1 KL
004 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan ILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.038,0 3.250,7 3.478,2 3.721,7 3.907,8 KL
005 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan IILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.017,0 3.228,2 3.454,2 3.696,0 3.880,8 KL
006 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan IIILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.014,0 3.225,0 3.450,7 3.692,3 3.876,9 KL
007 Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data
PerencanaanLaporan 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 12.212,9 13.067,8 13.982,5 14.961,3 15.709,4 KL
008 Jumlah Laporan Penyusunan Program
dan Anggaran Sekretariat JenderalLaporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 8.073,0 8.638,1 9.242,8 9.889,8 10.384,3 KL
009 Jumlah Layanan Operasional dan
Layanan PerkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.081,3 1.156,9 1.237,9 1.324,6 1.390,8 KL
010 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran I
Dokumen 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.800,0 2.996,0 3.205,7 3.430,1 3.601,6 KL
011 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran II
Dokumen 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3.000,0 3.210,0 3.434,7 3.675,1 3.858,9 KL
012 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran III
Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.100,0 3.317,0 3.549,2 3.797,6 3.987,5 KL
001 Jumlah Laporan Perencanaan Sumber
Daya Manusia AparaturLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 8.486,7 9.080,7 9.716,4 10.396,5 10.916,3 KL
002 Jumlah Laporan Administrasi Sumber
Daya Manusia AparaturLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.397,9 5.775,7 6.180,0 6.612,6 6.943,2 KL
003 Jumlah Laporan Peningkatan
Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Aparatur
Laporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 8.608,8 9.211,5 9.856,3 10.546,2 11.073,5 KL
004 Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.128,0 1.207,0 1.291,4 1.381,8 1.450,9 KL
005 Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.758,0 1.881,1 2.012,8 2.153,7 2.261,4 KL
006 Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.402,0 4.710,1 5.039,8 5.392,6 5.662,2 KL
007 Jumlah Layanan Tata Usaha Biro Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 500,0 535,0 572,5 612,5 643,1 KL
008 Jumlah Layanan Persuratan dan
Kearsipan
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 17.319,8 18.532,2 19.829,4 21.217,5 22.278,4 KL
009 Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM) Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.440,0 1.540,8 1.648,7 1.764,1 1.852,3 KL
010 Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan
Prasarana kantorLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.710,9 2.900,7 3.103,7 3.321,0 3.487,1 KL
011 Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
Peralatan dan mesin Kantor, Obat-obatan
Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan
Paket 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 39.903,9 42.697,2 45.686,0 48.884,0 51.328,2 KL
012 Jumlah Layanan Pemeliharaan dan
Penyimpanan Barang, Peralatan dan Mesin
serta aset Kantor lainnya
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 20.258,0 21.676,0 23.193,4 24.816,9 26.057,7 KL
013 Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam
bentuk langganan dan SewaBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 21.627,0 23.140,9 24.760,8 26.494,0 27.818,7 KL
014 Jumlah peningkatan layanan ULP Paket 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 6.685,0 7.153,0 7.653,7 8.189,4 8.598,9 KL
015 Peningkatan Layanan Gedung /
Bangunan
Paket 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 15.703,6 16.802,9 17.979,1 19.237,6 20.199,5 KL
5465 Penyelenggaraan Perencanaan 01 Terlaksananya Koordinasi dan
Penyusunan Program Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
02 Terlaksananya Pemantauan,
Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Program Kegiatan di Lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
03 Terlaksananya Koordinasi dan
Penyusunan Program dan Anggaran
Sekretariat Jenderal
04 Terlaksananya Koordinasi dan
Penyusunan Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Biro Perencanaan
5466 Penyelenggaraan Sumber Daya Manusia
dan Umum
01 Terselenggaranya Peningkatan
Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Pelayanan Umum
02 Terselenggaranya Layanan
Administrasi dan Ketatausahaan
03 Terselenggaranya pengelolaan
perlengkapan, pengadaan,
pemeliharaan dan rumah tangga
04 Terlaksananya urusan keprotokolan
Biro SDM dan Umum
Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat
dan Kerjasama
01 Terlaksananya hubungan
masyarakat dan kerjasama
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
Halaman 15 dari 16
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome) /
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket
Target Prakiraan Maju Penanggung
Jawab
016 Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan Paket 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 27.166,0 29.067,6 31.102,4 33.279,5 34.943,5 KL
017 Jumlah Ketersediaan Layanan Acara Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.868,3 1.999,0 2.139,0 2.288,7 2.403,1 KL
018 Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1.401,6 1.499,7 1.604,7 1.717,0 1.802,9 KL
001 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran I Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.116,6 3.334,8 3.568,2 3.818,0 4.008,9 KL
002 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran II Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.207,1 3.431,6 3.671,8 3.928,8 4.125,2 KL
003 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran III Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.752,0 4.014,6 4.295,7 4.596,4 4.826,2 KL
004 Jumlah laporan penatausahaan
perbendaharaanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.627,1 1.741,0 1.862,9 1.993,3 2.093,0 KL
005 Jumlah laporan penatausahaan
pertanggungjawaban anggaranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 904,6 968,0 1.035,7 1.108,2 1.163,6 KL
006 Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji Pegawai 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 132.536,9 141.814,4 151.741,5 162.363,4 170.481,6 KL
007 Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi
dan pembukuanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.509,6 1.615,3 1.728,3 1.849,3 1.941,8 KL
008 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi
dan pelaporan keuanganBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 7.165,8 7.667,5 8.204,2 8.778,5 9.217,4 KL
009 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi
dan pelaporan barang milik negaraBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 6.864,6 7.345,2 7.859,3 8.409,5 8.830,0 KL
010 Jumlah laporan pelaksanaan administrasi
penatausahaan barang milik negaraBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 2.222,0 2.377,5 2.544,0 2.722,0 2.858,1 KL
011 Jumlah laporan pelaksanaan
penghapusan barang milik negara dan
tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.675,2 1.792,5 1.917,9 2.052,2 2.154,8 KL
012 Jumlah layanan penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan perkantoran
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.123,5 3.342,2 3.576,1 3.826,5 4.017,8 KL
Jumlah 9.027.995,1 13.924.843,5 14.585.688,4 15.537.034,7 16.313.886,5
5467 Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik
Negara (BMN) Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi
01 Terselenggaranya Pengelolaan
Keuangan dan Barang Milik Negara di
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN
5466 Penyelenggaraan Sumber Daya Manusia
dan Umum
01 Terselenggaranya Peningkatan
Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Pelayanan Umum
02 Terselenggaranya Layanan
Administrasi dan Ketatausahaan
03 Terselenggaranya pengelolaan
perlengkapan, pengadaan,
pemeliharaan dan rumah tangga
04 Terlaksananya urusan keprotokolan
Biro SDM dan Umum
Halaman 16 dari 16
Kode Program/Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
067.07Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi763.550.152.000 3.276.599.500.000 5.617.535.550.000 6.170.700.525.000 6.056.612.347.500 21.884.998.074.500
Terbangunnya permukiman
transmigrasi dalam kawasan
transmigrasi sebagai tempat tinggal
dan tempat berusaha yang layak
5505
Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap
Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi
113.609.931.000 120.000.000.000 132.000.000.000 145.200.000.000 159.720.000.000 670.529.931.000
Tersedianya dukungan Manajemen dan
Teknis terhadap Pelaksanaan
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
01Jumlah pelayanan teknis dan
administratifBulan 12 12 12 12 12 12 113.609.931.000 120.000.000.000 132.000.000.000 145.200.000.000 159.720.000.000 670.529.931.000
5506 Penataan persebaran penduduk 68.344.877.000 194.505.000.000 359.254.500.000 383.146.500.000 383.427.825.000 1.388.678.702.000
Tertatanya Persebaran Penduduk di
Permukiman Transmigrasi pada
Kawasan Transmigrasi
01
Jumlah transmigran yang
difasilitasi penempatan pada
permukiman dan penduduk
setempat yang diperlakukan
sebagai transmigran
KK 4.336 12.967 21.773 21.110 19.205 79.391 68.344.877.000 194.505.000.000 359.254.500.000 383.146.500.000 383.427.825.000 1.388.678.702.000
5507 Pembangunan Permukiman Transmigrasi 505.519.829.000 2.362.067.500.000 4.325.714.250.000 4.758.285.675.000 4.595.633.542.500 16.547.220.796.500
Terbangunnya permukiman
transmigrasi01
Jumlah SP dalam SKP yang
sarana dan prasarananya sesuai
NSPK
SP 52 74 118 115 102 449.519.829.000 2.362.067.500.000 4.325.714.250.000 4.758.285.675.000 4.595.633.542.500 16.491.220.796.500
02
Berkembangnya sarana dan
prasarana di kawasan
transmigrasi
KM 62 0 0 0 0 62 56.000.000.000 0 0 0 0 56.000.000.000
5508 Penyediaan Tanah Transmigrasi 28.462.504.000 218.802.000.000 371.401.800.000 398.283.600.000 396.944.130.000 1.413.894.034.000
Terdistribusinya lahan kepada
masyarakat desa melalui Pembangunan
Kawasan Transmigrasi
01Jumlah luas lahan yang
memenuhi kriteria clear and cleanHektar 25.000 37.000 59.000 57.500 51.000 229.500 28.462.504.000 218.802.000.000 371.401.800.000 398.283.600.000 396.944.130.000 1.413.894.034.000
5509Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi22.789.481.000 186.975.000.000 206.415.000.000 226.239.750.000 244.371.600.000 886.790.831.000
Tersedianya Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
01
Jumlah Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
Kawasan 9 66 66 66 66 273 22.789.481.000 186.975.000.000 206.415.000.000 226.239.750.000 244.371.600.000 886.790.831.000
5510 Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi 24.823.530.000 194.250.000.000 222.750.000.000 259.545.000.000 276.515.250.000 977.883.780.000
Tersedia dan terbinanya kawasan
transmigrasi01
Jumlah kawasan transmigrasi
yang ditetapkan untuk
dikembangkan potensinya
Kawasan 7 72 72 74 70 295 15.657.343.000 105.750.000.000 117.150.000.000 134.310.000.000 139.755.000.000 512.622.343.000
Terfasilitasinya kerjasama antar
pemerintah daerah01
Jumlah naskah kerjasama antar
pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan transmigrasi
Naskah 50 118 128 138 137 571 9.166.187.000 88.500.000.000 105.600.000.000 125.235.000.000 136.760.250.000 465.261.437.000
MATRIKS KEGIATAN, SASARAN, INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN OUTPUT
PROGRAM PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 - 2019 (Alternatif II)LAMPIRAN RENSTRA KEMENTERIAN
1
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )
11 1.026.370,70 8.275.784,96 15.343.276,40 27.949.329,66 41.154.940,67 93.749.702,39 DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )
5511 Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen PKT
01 Terlaksananya Pelayanan
Teknis dan
Administratif Ditjen PKT
001 Jumlah Pelayanan Teknis dan
Administrasi Ditjen PKT
Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 94.032,00 112.838,40 135.406,08 162.487,30 194.984,76 699.748,53 KL Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Kawasan
001 Jumlah Satuan Permukiman
(SP)/KPB/Kawasan yang
dikembangkan sarana dan
prasarananya
Sp/Kpb/Kws 46 162 192 271 323 530.955,00 6.540.950,00 12.390.184,44 23.455.874,90 35.029.959,82 77.947.924,17 N
002 Jumlah Satuan Permukiman
(SP)/KPB/kawasan transmigrasi
yang menerapkan rencana aksi
pengelolaan lingkungan
Sp/Kpb/Kws 11 25 25 20 20 1.888,50 5.150,45 6.180,55 5.933,32 7.119,99 26.272,81 N
003 Jumlah Satuan Permukiman
(SP) yang difasilitasi pengalihan
pengembangannya
Sp 19 29 45 30 46 1.232,20 2.256,87 4.202,45 3.361,96 6.186,01 17.239,49
004 Jumlah Kawasan Perkotaan
Baru (KPB) sesuai dengan tingkat
perkembangannya
Kpb 6 10 10 12 10 371,20 742,40 890,88 1.282,87 1.282,87 4.570,21
002 Jumlah satuan permukiman
(SP)/ KPB/ kawasan transmigrasi
yang dikembangkan usaha
ekonominya
Sp / Kpb/Kws 189/14 244/19/15 333/29/25 402/39/20 474/48/12 158.845,10 647.744,72 1.082.059,88 1.546.758,47 2.150.027,83 5.585.436,00 N
001 Jumlah produksi primer yang
mendukung kemandirian pangan
Ha 10.589 20.475 32.301 45.769 53.241 62.689,80 603.027,89 1.141.591,44 1.941.097,74 2.709.589,06 6.457.995,93 N
001 Jumlah keluarga yang
mendapat bantuan pangan di
Satuan Permukiman (SP)
Kk 11.278 18.007 36.185 47.205 47.572 59.285,10 113.588,95 273.907,89 428.790,55 518.549,07 1.394.121,56 N
002 Jumlah satuan permukiman
(SP)/ KPB/ kawasan yang
mendapat layanan sosial budaya
Sp/ Kpb/Kws 189/14 244/19/15 333/29/25 402/39/20 474/48/12 59.787,80 98.252,27 164.130,76 229.528,60 319.049,74 870.749,17 N
003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang
lembaga sosial budayanya
terbentuk dan berfungsi
Lembaga 581 751 1028 1245 1470 23.872,70 37.029,39 60.824,85 88.397,20 125.247,11 335.371,25 N
001 Jumlah bidang tanah
transmigrasi yang difasilitasi
pengurusan sertifikatnya
Bidang 24.889 150.000 70.000 49.493 40.000 11.023,80 79.725,34 44.646,19 37.880,12 36.737,44 210.012,89 N
002 Jumlah masalah pertanahan
transmigrasi yang difasilitasi
penanganannya
Kasus 20 30 30 35 40 7.349,20 13.228,56 15.874,27 22.223,98 29.208,66 87.884,67 N
5516 Promosi Dan Kemitraan 01 Tersedianya satuan
permukiman/kawasan
transmigrasi yang
berkembang melalui
kemitraan
001 Jumlah lembaga dan
kelompok masyarakat yang
bersedia berpartisipasi sebagai
mitra dalam pengembangan
kawasan transmigrasi
Lembaga/
Kelompok
Masyarakat
12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 15.038,30 21.249,72 23.376,72 25.712,64 26.998,32 112.375,70 N Direktorat Promosi
Dan
Kemitraan
Program Pembangunan Dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
5514 Pengembangan Sosial
Budaya Transmigrasi
01 Tersedianya kimtrans
yang mencapai tingkat
perkembangan sosial budaya
sesuai dengan tahapan
pengembangannya
Direktorat
Pengembangan
Sosial Budaya
Transmigrasi
01 Tersedianya Permukiman
Transmigrasi yang Sarana
Prasarananya Berkembang
dan Berfungsi
Direktorat
Pembangunan dan
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Kawasan
5513 Pengembangan Usaha
Transmigrasi
01 Tersedianya kimtrans
yang pendapatan
transmigrannya sesuai
dengan tahapan
pengembangannya
Direktorat
Pengembangan
Usaha
Transmigrasi
Prakiraan MajuTOTAL
5515 Pelayanan Pertanahan
Transmigrasi
01 Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi Direktorat
Pelayanan
Pertanahan
Transmigrasi
Kode Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome)
/ Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(IKP)/ Indikator
SATUAN Target Ket Penanggung
Jawab
5512 Pembangunan dan
Pengembangan Sarana
dan
Prasarana di Kawasan
Transmigrasi
Target Ket Penanggung
Jawab
Prakiraan MajuKode Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome) / Sasaran KegiatanIndikator Kinerja Program
(IKP)/ Indikator
SATUANTOTAL
L AMPIRAN
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 17
Lampiran 2. Daftar 122 Kabupaten Tertinggal
No Provinsi Nama Kabupaten DOB 1 ACEH 1 ACEH SINGKIL
2 BANTEN 1 PANDEGLANG
2 LEBAK
3 BENGKULU 1 SELUMA
4 GORONTALO
1 BOALEMO
2 POHUWATO
3 GORONTALO UTARA
5 JAWA TIMUR
1 BONDOWOSO
2 SITUBONDO
3 BANGKALAN
4 SAMPANG
6 KALIMANTAN BARAT
1 SAMBAS
2 BENGKAYANG
3 LANDAK
4 KETAPANG
5 SINTANG
6 KAPUAS HULU
7 MELAWI
8 KAYONG UTARA
7 KALIMANTAN SELATAN 1 HULU SUNGAI UTARA
8 KALIMANTAN TENGAH 1 SERUYAN
9 KALIMANTAN TIMUR 1 MAHAKAM ULU
10 KALIMANTAN UTARA 1 NUNUKAN
11 LAMPUNG 1 PESISIR BARAT
2 LAMPUNG BARAT
12 MALUKU
1 MALUKU TENGGARA BARAT
2 MALUKU TENGAH
3 BURU
4 KEPULAUAN ARU
5 SERAM BAGIAN BARAT
6 SERAM BAGIAN TIMUR
7 MALUKU BARAT DAYA
8 BURU SELATAN
13 MALUKU UTARA
1 PULAU TALIABU
2 HALMAHERA BARAT
3 KEPULAUAN SULA
4 HALMAHERA SELATAN
5 HALMAHERA TIMUR
6 PULAU MOROTAI
14 NUSA TENGGARA
BARAT
1 LOMBOK BARAT
2 LOMBOK TENGAH
3 LOMBOK TIMUR
4 SUMBAWA
5 DOMPU
6 BIMA
7 SUMBAWA BARAT
8 LOMBOK UTARA
15 NUSA TENGGARA TIMUR
1 MALAKA
2 SUMBA BARAT
3 SUMBA TIMUR
4 KUPANG
5 TIMOR TENGAH SELATAN
6 TIMOR TENGAH UTARA
7 BELU
8 ALOR
9 LEMBATA
10 ENDE
11 MANGGARAI
12 ROTE NDAO
13 MANGGARAI BARAT
14 SUMBA TENGAH
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 18
No Provinsi Nama Kabupaten DOB 15 SUMBA BARAT DAYA
16 NAGEKEO
17 MANGGARAI TIMUR
18 SABU RAIJUA
16 PAPUA
1 MERAUKE
2 JAYAWIJAYA
3 NABIRE
4 KEPULAUAN YAPEN
5 BIAK NUMFOR
6 PANIAI
7 PUNCAK JAYA
8 BOVEN DIGOEL
9 MAPPI
10 ASMAT
11 YAHUKIMO
12 PEGUNUNGAN BINTANG
13 TOLIKARA
14 SARMI
15 KEEROM
16 WAROPEN
17 SUPIORI
18 MAMBERAMO RAYA
19 NDUGA
20 LANNY JAYA
21 MAMBERAMO TENGAH
22 YALIMO
23 PUNCAK
24 DOGIYAI
25 INTAN JAYA
26 DEIYAI
17 PAPUA BARAT
1 TELUK WONDAMA
2 TELUK BINTUNI
3 SORONG SELATAN
4 SORONG
5 RAJA AMPAT
6 TAMBRAUW
7 MAYBRAT
18 SULAWESI BARAT 1 MAMUJU TENGAH
2 POLEWALI MANDAR
19 SULAWESI SELATAN 1 JENEPONTO
20 SULAWESI TENGAH
1 BANGGAI LAUT
2 MOROWALI UTARA
3 BANGGAI KEPULAUAN
4 DONGGALA
5 TOLI-TOLI
6 BUOL
7 PARIGI MOUTONG
8 TOJO UNA-UNA
9 SIGI
21 SULAWESI TENGGARA
1 KONAWE KEPULAUAN
2 KONAWE
3 BOMBANA
22 SUMATERA BARAT
1 KEPULAUAN MENTAWAI
2 SOLOK SELATAN
3 PASAMAN BARAT
23 SUMATERA SELATAN 1 MUSI RAWAS UTARA
2 MUSI RAWAS
24 SUMATERA UTARA
1 NIAS
2 NIAS SELATAN
3 NIAS UTARA
4 NIAS BARAT
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 19
Lampiran 3. Struktur Organisasi Eselon I
Gambar 1. Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN
INFORMASI
DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
SEKRETARIAT JENDERAL
INSPEKTORAT JENDERAL
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
STAF AHLI MENTERI: 1. BIDANG PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN 2. BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 3. BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH 4. BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA 5. BIDANG HUKUM
DIREKTORAT JENDERAL
PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI
STAF AHLI
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 20
Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal
SEKRETARIAT JENDERAL
B I R O
HUKUM, ORGANISASI, DAN
TATA LAKSANA
B I R O
PERENCANAAN
B I R O
KEUANGAN DAN BARANG MILIK
NEGARA
B I R O
SUMBER DAYA MANUSIA DAN
U M U M
B I R O
HUBUNGAN MASYARAKAT DAN
KERJA SAMA
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 21
Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL
DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA ALAM DAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DIREKTORAT PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI
DESA
DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL
DASAR
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 22
Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL
DIREKTORAT
KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN
KAPASITAS
DIREKTORAT PEMBANGUNAN
SARANA DAN PRASARANA
KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM
KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT
PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN
PERDESAAN
DIREKTORAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 23
Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN DAERAH PULAU
KECIL DAN TERLUAR
DIREKTORAT PENANGANAN
DAERAH RAWAN BENCANA
DIREKTORAT PENANGANAN
DAERAH PASCA KONFLIK
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
DAERAH PERBATASAN
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN DAERAH RAWAN
PANGAN
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 24
Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
HIDUP
DIREKTORAT PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DIREKTORAT PERENCANAAN DAN
IDENTIFIKASI DAERAH
TERTINGGAL
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 25
Gambar 7. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT JENDERAL PENYIAPAN KAWASAN DAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PENATAAN PERSEBARAN
PENDUDUK
DIREKTORAT PENYEDIAAN
TANAH TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAN PENGEMBANGAN
KAWASAN TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
BINA POTENSI KAWASAN
TRANSMIGRASI
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 26
Gambar 8. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PELAYANAN PERTANAHAN
TRANSMIGRASI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
USAHA TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA TRANSMIGRASI
DIREKTORAT
PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN SARANAN DAN
PRASARANA KAWASAN
TRASMIGRASI
DIREKTORAT
PROMOSI DAN KEMITRAAN
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 27
Gambar 9. Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
SEKRETARIAT BADAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, DAN INFORMASI
PUSAT
DATA DAN INFORMASI
PUSAT PELATIHAN
MASYARAKAT
PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 28
Gambar 10. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal
SEKRETARIAT INSPEKTORAT
JENDERAL
INSPEKTORAT V INSPEKTORAT III INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT II INSPEKTORAT I
INSPEKTORAT JENDERAL
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 29
Lampiran 4. Matriks Kerangka Regulasi
A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
1. Kebijakan atau peraturan yang mengatur pemberdayaan masyarakat desa.
Regulasi ini dibutuhkan untuk merumuskan skema pengentasan kemiskinan di desa melalui pemberdayaan masyarakat desa dengan tahapan yang jelas sesuai dengan kondisi pembangunan dan keanekaragaman desa di Indonesia.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Dalam Negeri
2015
2. Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan Perdesaan (SPD).
Regulasi ini dibutuhkan karena belum ada peraturan yang secara khusus mengatur standar pelayanan perdesaan.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2015
3. Penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Perencanaan pembangunan Desa
Regulasi ini disusun untuk merumuskan skema penyaluran dan pengawasan dana hingga ke desa secara akuntabel dan transparan dengan alokasi dana pembangunan desa sesuai dengan beban dan kapasitas desa.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bappenas, Kementerian Keuangan
2015
4. Peraturan Pemerintah tentang mekanisme kebijakan insentif untuk mempertahankan lahan pertanian dan mekanisme land Bank untuk menjaga lahan pertanian.
Regulasi ini dibutuhkan karena belum tersedianya peraturan terkait mekanisme dan skema insentif untuk mempertahankan lahan pertanian produktif
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2015
5. Peraturan Pemerintah tentang Penyediaan infrastruktur perdesaan
Regulasi ini dibutuhkan karena pembangunan perdesaan di Indonesia masih terhambat dengan penyediaan infrastruktur pendukung yang terbatas, namun belum ada pedoman penyediaan infrastruktur di perdesaan secara terintegrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian PU 2015
6. Peraturan Menteri sesuai dengan PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014
Kebutuhan Peraturan Menteri dalam rangka melaksanakan amanat PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014, antara lain adalah: 1) Tata cara pengubahan status desa menjadi desa
adat 2) Tata Cara Kerja Sama Desa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian UKM, Pemerintah Daerah
2015
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 30
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
3) Pedoman Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa
4) Peraturan Menteri:
a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa;
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3
Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;
d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa; dan
e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.
19.Pedoman Penyusunan Data Profil Desa
Sudah
diundangkan
7. Revisi Perubahan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014
Untuk penguatan pelaksanaan UU Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan
2015
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 31
B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
1. Perlunya peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal yang salah satu point penting adalah mengatur penguatan kewenangan KPDT dalam melakukan fungsi koordinasi
*Belum adanya peraturan khusus yang mengatur percepatan pembangunan daerah tertinggal yang memberikan keleluasan bagi KPDT sebagai fungsi kordinasi dan sinkronisasi. *PP No. 38 tahun 2007 hanya mengatur secara umum mengenai pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota *Perpres No. 47/2009 belum mengatur tentang secara spesifik tentang kewenangan KPDT.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bappenas, Kemenkeu, Kementerian PU,
Telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah No 78 Tahun 2014
tentang Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Landasan Hukum untuk Penetapan Daerah Tertinggal secara Nasional
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri
2015
3. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Landasan Hukum untuk Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
2015
4. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Landasan Hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
2015
5. Perlu peraturan yang mengatur pengembangan Konektivitas antara daerah tertinggal dengan daerah maju (SK Bersama)
UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian PU, Kementerian Keuangan Tercapai pada
tahun 2016
6. Perlu Peraturan Presiden pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya lokal melalui
PP no. 1 tahun 2010 PP no. 49 tahun 2011
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementeriang Keuangan dll
Tercapai pada tahun 2017
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 32
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
intervensi investasi. dan Transmigrasi
7. Kerangka regulai (Peraturan Menteri) tentang Peningkatan kapasitas fiskal daerah tertingga, termasuk di dalamnya diatur tentang petunjuk teknis Penggunaan DAK.
UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan PP no.1 2008; Permendagri no 52 th 2012
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
Tercapai tahun 2018
8. Peraturan Menteri tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
2015
9. Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Merestrukturisasi/Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sebagai upaya mewujudkan kinerja organisasi yang efisien dan efektif
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
( sudah diundangkan)
10. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan Menteri
Landasan Hukum sebagai pedoman mempersiapkan Rancangan Peraturan Menteri di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang metode pembentukannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
2015
11. Peraturan Menteri tentang Logo Kementerian
Landasan Hukum penggunaan Logo Kementerian yang harus mencerminkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2015
12. Peraturan Menteri tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2015-2019
Amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-2019
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2015
13. Peraturan Menteri tentang Untuk memberikan landasan hukum dalam rangka menyusun Kementerian Desa, Arsip Nasional Republik 2015
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 33
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Pengelolaan Arsip
Jadwal Retensi Arsip (JRA) di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Indonesia (ANRI)
14. Peraturan Menteri tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Dalam rangka memperjelas dan menyelaraskan indikator-indikator utama Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan RPJMN dan Renstra 2015-2019 serta sebagai pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2015
Revisi Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 41/PER-M/PDT/XI/2006 tentang Pedoman Penatausahaan Barang Milik Negara
Landasan Hukum untuk Penatausahaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal agar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 7 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
2015
Peraturan Menteri tentang Sasaran Kinerja Pegawai
Untuk mencapai objektifitas penilaian prestasi kerja melalui sistem penilaian prestasi kerja dalam rangka Peningkatan Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Kepegawaian Negara
2015
Peraturan Menteri tentang Indikator dan Sub Indikator dalam Penentuan Daerah Tertinggal Secara Nasional
Ketentuan Pasal 5 PP Nomor 78 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
BPS dan BAPPENAS
2015
Peraturan Menteri tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Peningkatan kapasitas SDM di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
LAN
2015
Peer-review Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian
Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi kebijakan Daerah Tertinggal tidak lagi bersifat sektoral dibidang investasi (perekonomian)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Koordinasi Penanaman Modal, KementerianPerdagangan, Kementerian Dalam Negeri
2016
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 34
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Kemudahan Penanaman Modal di Daerah
Penyusunan Pedoman Kerja pada saat terjadi konflik sosial
Landasan Hukum untuk berpartisipasi dalam penanganan konflik sosial di Daerah Tertentu
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2016
Peer-review Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi dalam pengembangan konektifitas Daerah Tertinggal dengan Daerah Maju
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2016
Peraturan Menteri tentang Pedoman Tugas Belajar dan Izin Belajar
Landasan Hukum untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Kepegawaian Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
Peraturan Menteri tentang Pedoman Keprotokolan dan Tata Upacara
Landasan Hukum untuk kepastian pedoman dalam keprotokolan dan ketataupacaraandi lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Sekretariat Negara
2016
Revisi Peraturan Menteri Daerah Tertinggal Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten di Daerah Tertinggal (PRUKAB)
Landasan Hukum untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui Pengembangan Produk unggulan di Daerah Tertinggal serta menyesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pemerintah Daerah
2016
Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pengangkatan, Mutasi dan Pemberhentian Jabatan Struktural dan Fungsional
Untuk memberikan kepastian hukum dan pedoman pengangkatan, mutasi dan pemberhentian jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara
2016
Peer-review Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan
Kementerian Desa, Pembangunan
Kementerian Keuangan
2017
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 35
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
ditemukan solusi dalam kerangka regulasi tentang peningkatan kapasitas fiskal Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Peraturan Menteri tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
Untuk mendukung data dan informasi kepegawaian yang akurat dan akuntabel
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Kepegawaian Negara
2017
Peraturan Menteri tentang Standar Kompetensi Aparatur Pengawas Internal
Untuk meningkatkan kompetensi, kapabilitas dan integritas aparatur pengawas internal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Badan Pemeriksa Keuangan
2017
Peraturan Menteri tentang Pedoman Kerjasama antar Lembaga
Untuk memberikan pedoman bagi Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal dengan pihak luar
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
2018
Peer-riview Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 TentangPerseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial Lingkungan Perseroan Terbatas
Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi di daerah tertinggal melalui Coorporate Social Responsibility (CSR) bidang lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Usaha Milik Negara
2018
Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara yang disebabkan oleh Tindakan Melanggar Hukum, Bendahara dan/atau Bukan Bendahara
Memberikan pedoman dalam penyelesaian kerugian negara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
2018
Peraturan Menteri tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan
Untuk mewujudkan laporan keuangan yang akuntabel dan transparan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
2019
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 36
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Peer-review Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi untuk perencanaan pembangunan daerah secara lebih berkelanjutan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Pekerjaan Umum
2019
Penyusunan Pedoman Penanganan Fakir Miskin Daerah Tertinggal berdasarkan Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
Sinkronisasi dan harmonisasi untuk berpartisipasi dalam mempercepat pengurangan jumlah penduduk miskin di Daerah Tertinggal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2019
C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
1. Peraturan Presiden terkait kerangka koordinasi dan integrasi lintas sektor, mencakup kementerian / lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.15/1997 Tentang Ketransmigrasian.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bappenas, Kemenkeu, Pemerintah Daerah
2015
2. Keputusan Menteri terkait dengan penetapan kawasan transmigrasi selama periode 2015-2019.
Penetapan kawasan ini dibutuhkan agar pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi menjadi lebih fokus dan memberi kepastian yang lebih jelas bagi stakeholder terkait.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
- 2015
3. Peraturan Menteri terkait penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang berlaku nasional dan penguatan implementasi SPM di kawasan transmigrasi .
Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak, SPM pola usaha yang berkelanjutan, SPM penyediaan tanah, dan pembinaan sumber daya manusia sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Bappenas, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
2015
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 37
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Ketransmigrasian.
4. Peraturan Menteri terkait dengan pelaksanan UU No. 6/ 2014 tentang Desa yang mencakup penyiapan Satuan Permukiman (SP) menjadi desa definitif, termasuk mekanisme pendanaan pembangunan SP sesuai dengan mekanisme dana desa.
Peraturan Menteri ini mencakup tentang persiapan pembentukan desa definitif dengan beberapa aspek antara lain jumlah penduduk, Standar Pelayanan Minimum (SPM) sarana dan prasarana, sosial budaya, kelembagaan, potensi sumber daya alam, kapasitas sumber daya manusia, dan batas wilayah.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
2015
5. Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemeritah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 129 ayat (3)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
6. Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian dan Penetapan Kawasan
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 38 ayat (3)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
7. Peraturan Menteri tentang Ketentuan mengenai Pola Usaha Pokok Masyarakat Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 113
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS/ KEMENKOP DAN UKM
2015
8. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan TU, TSB dan TSM
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 109
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
9. Peraturan Menteri tentang Tahapan Penataan Penduduk Setempat di Kawasan Transmigrasi
Amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 Pasal 10 ayat (5) dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 31 dan Pasal 81
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS/
KEMENTERIAN AGRARIA
DAN TATA RUANG/BPN
2015
10. Peraturan Menteri tentang Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 88 ayat (4) dan Pasal 93
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS/ KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN
2015
11. Peraturan Menteri tentang Kriteria Satuan Permukiman Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 66 ayat (2)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
BAPPENAS/ KEMENTERIAN AGRARIA
2015
L A M P I R A N
Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 38
No.
Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab
Unit Terkait/Institusi
Target Penyeleseaian
Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang
Tertinggal, dan Transmigrasi
DAN TATA RUANG/BPN
12. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam Pelaksanaan Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 128 ayat (3)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
13. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Kepada Transmigran Pada TU, TSB dan TSM
Amanat Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 Pasal 13 ayat (2) Pasal 14 ayat (4), dan Pasal 15 ayat (3)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
14. Peraturan Menteri tentang Perwujudan Kawasan Transmigrasi a. Tata Cara Perencanaan
Pembangunan Kawasan Transmigrasi
b. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 41 ayat (4), Pasal 48, dan Pasal 63
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS
2015
15. Peraturan Menteri tentang Pembangunan dan Pengembangan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 14, Pasal 73 ayat (4), Pasal 75, Pasal 94, dan Pasal 102
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
16. Peraturan Menteri tentang Kerja Sama Pelaksanaan Transmigrasi Antar Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 130 ayat (3)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
17. Peraturan Menteri tentang Peraturan Bersama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Satuan Permukiman Pemugaran Penduduk Setempat di Kawasan Trasnmigrasi
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 24 ayat (7)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
BAPPENAS 2015
top related