konten d1413.pdf

71
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kesinambungan pembangunan maka perencanaan pembangunan di daerah harus terintegrasi seiring, selaras dan tidak meninggalkan asas-asas demokrasi menuju pada arah yang sama, sebagaimana yang dimaksud Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

Upload: hoangkhanh

Post on 27-Jan-2017

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konten D1413.pdf

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN

NOMOR 2 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka kesinambungan pembangunan maka

perencanaan pembangunan di daerah harus terintegrasi seiring, selaras dan tidak meninggalkan asas-asas demokrasi menuju pada arah yang sama, sebagaimana yang dimaksud Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

Page 2: Konten D1413.pdf

2

6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 14 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kabupaten Pasuruan 2003-2008.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASURUAN

dan

BUPATI PASURUAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pasuruan 2005-2025 yang selanjutnya disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan makro Kabupaten Pasuruan untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2025;

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Pasuruan periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJMD I Tahun 2008-2013, RPJMD II Tahun 2013-2018, RPJMD III Tahun 2018-2023 dan RPJMD IV Tahun 2023-2028.

BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN PASURUAN

Pasal 2

(1) Program Pembangunan Kabupaten Pasuruan periode 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Kabupaten Pasuruan 2005-2025.

(2) Rincian dari program dan pembangunan Kabupaten Pasuruan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdapat pada Lampiran Peraturan Daerah.

Page 3: Konten D1413.pdf

3

Pasal 3

(1) Program Pembangunan Kabupaten Pasuruan periode 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional dan RPJP Propinsi Jawa Timur dan komitmen para pemangku kepentingan (stakeholder) yang berorientasi pada karakteristik Kabupaten Pasuruan, sinergis, koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju masyarakat Kabupaten Pasuruan yang diidamkan 17 (tujuh belas) kedepan.

(2) RPJPD memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen (Pemerintah, masyarakat, swasta) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama yang disusun dalam bentuk rumusan, visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Pasuruan.

Pasal 4 (1) RPJPD sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) RPJPD sebagaimana dimaksud ayat (1) menjadi pedoman untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah atau periode 5 (lima) tahun, yang selanjutnya disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(1) Bupati melakukan pengandalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Kabupaten Pasuruan.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 6

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala Daerah yang sedang memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk tahun pertama periode pemerintahan berikutnya.

(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pertama periode pemerintahan Kepala Daerah berikutnya.

(3) Untuk masa Pemerintahan Kepala Daerah periode tahun terakhir dari tapan RPJP Kabupaten Pasuruan ini berkewajiban menyusun RPJP periode berikutnya.

Page 4: Konten D1413.pdf

4

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pasuruan.

Ditetapkan di Pasuruan pada tanggal 10 April 2008

BUPATI PASURUAN,

ttd.

H. JUSBAKIR ALDJUFRI, SH, MM Diundangkan di Pasuruan pada tanggal 10 April 2008

SEKRETARIS DAERAH, ttd.

Drs. H. MACHMUD RIEF Pembina Utama Muda NIP. 510 054 806 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2008 NOMOR 02

Page 5: Konten D1413.pdf

5

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005 – 2025

I. UMUM

Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang mengamanatkan daerah untuk menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang RPJPD ini, Pemerintah Daerah berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional Undang-undang Dasar 1945 serta landasan operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembangunan Kabupaten Pasuruan.

RPJPD Kabupaten Pasuruan sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Kabupaten Pasuruan (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dalam menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. RPJPD Kabupaten Pasuruan memiliki tujuan umum untuk menyusun perencanaan pembangunan yang berdasar pada karakteristik Kabupaten Pasuruan, sinergis, koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju Masyarakat Kabupaten Pasuruan yang diidamkan 20 tahun ke depan.

Di dalam RPJPD Kabupaten Pasuruan memuat analisis kondisi umum daerah, tantangan, potensi, dan modal dasar pembangunan Kabupaten Pasuruan, sehingga berdasarkan analisis-analisis tersebut RPJPD Kabupaten Pasuruan memuat visi: ”Kabupaten Pasuruan yang berdaya saing, sejahtera, dan religius”, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kabupaten Pasuruan dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 dan Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : RPJMD ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pasal 4 : Cukup jelas

Page 6: Konten D1413.pdf

6

Pasal 5 Ayat (1) : Kepala Daerah terpilih periode berikutnya tetap mempunyai

kewenangan untuk menyempurnakan RKPD dan APBD tahun pertama pemerintahannya melalui mekanisme Perubahan APBD.

Ayat(2) : Cukup jelas

Ayat(3) : Penyusunan RPJPD tahun berikutnya, dimaksudkan untuk menghindari kekosongan dokumen perencanaan pembangunan daerah setelah berakhirnya RPJPD Tahun 2005–2025.

Pasal 6 : Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 204

Page 7: Konten D1413.pdf

7

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR : 02 TAHUN 2008 TANGGAL : 10 APRIL1 2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.PENGANTAR

Merujuk keinginan dari Pemerintah setelah Amandemen Undang-Undang Dasar 1945

yaitu dengan tidak dibuatnya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang selama

ini merupakan pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional. Kita sadar

bahwa terdapat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, maka sangat diperlukan suatu

perencanaan yang komprehensif dan mampu menggambarkan secara gamblang visi

dan misi jangka panjang pembangunan. Oleh karena itu, Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) menjadi penting untuk dibuat agar arah dan prioritas

pembangunan secara bertahap dapat diwujudkan sesuai dengan amanat UUD 1945.

Untuk mewujudkan tujuan Nasional tersebut, maka seluruh perencanaan

pembangunan di daerah harus terintegrasi, seiring, selaras dan tanpa meninggalkan

azas-azas demokrasi. RPJP Daerah dibuat untuk menuju pada arah yang sama dengan

RPJP Nasional sebagaimana konsep sistem perencanaan pembangunan nasional.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan

kegiatan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang 20 (dua

puluh) tahun kepada seluruh Pemerintah Daerah baik Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Selanjutnya dokumen RPJP digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 5 (lima) tahunan.

1.2.PENGERTIAN

RPJP adalah dokumen perencanaan pembangunan makro yang berisi visi, misi dan

arah pembangunan jangka waktu 20 tahun. Dokumen RPJP merupakan

kesepakatan/komitmen kebijakan yang pasti namun fleksibel dalam tahapan

pelaksanaannya. Tahapan RPJP seharusnya menjadi dasar bagi siapapun pelaku

pembangunan termasuk para calon pemimpin dalam membuat visi dan misi yang

Page 8: Konten D1413.pdf

8

akan dibawakan dalam kampanye periodeisasi politik. Dengan demikian melalui

dokumen RPJP pelaksanaan pembangunan akan dapat terintegrasi dan secara jelas

akan menunjukkan arah pembangunan yang pasti.

1.3.MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud

RPJP Kabupaten Pasuruan 2005-2025 sebagai dokumen perencanaan

pembangunan untuk jangka waktu 20 Tahun dimaksudkan untuk memberikan

arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen di Kabupaten Pasuruan

ini (Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan dunia industri) di dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama sesuai dengan visi, misi dan arah

pembangunan yang telah disepakati bersama. Proses penyusunan harus

dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku

pembangunan, sehingga upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing

pelaku pembangunan dapat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu

dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak menuju cita-cita

Kabupaten Pasuruan.

1.3.2. Tujuan

UMUM : “Menyusun perencanaan pembangunan yang berdasar pada

karakteristik Kabupaten Pasuruasn, sinergis, koordinatif dan

sustainable dalam pelaksanaan serta terarah menuju Masyarakat

Kabupaten Pasuruan yang diidamkan 20 tahun ke depan”

KHUSUS : 1. Menganalisa, kondisi umum Kabupaten Pasuruan 10 tahun

terakhir;

2. Memprediksi kondisi Kabupaten Pasuruan 20 tahun kedepan;

3. Merumuskan visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten

Pasuruan 20 tahun kedepan;

4. Mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan

pembangunan untuk perencanaan pembangunan 20 tahun

kedepan;

1.4.LANDASAN HUKUM

Page 9: Konten D1413.pdf

9

Landasan hukum Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten

Pasuruan 2005-2025, adalah:

1. Undang-Undang Nomor 32,Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ/2005 tanggal 11 Agustus

2005 tentang Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, “bahwa

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah RPJP Propinsi Jawa Timur ditetapkan,

maka RPJP Daerah juga harus ditetapkan”. Draft RPJP Nasional dan Draft RPJP

Propinsi Jawa Timur pada tahun 2005 telah selesai dan, sekarang pada proses

pembahasan di Legislatif (DPR);

1.5.TATA URUT

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025

disusun dalam tata urut sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Kondisi Umum

Bab III : Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025

Bab IV : Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025

Bab V : Penutup

BAB II KONDISI UMUM

Page 10: Konten D1413.pdf

10

2.1. KONDISI SAAT INI

2.1.1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

A. Berdasarkan kondisi morfologi, Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari

kawasan pantai (Kecamatan Nguling, Kecamatan Kraton, Kecamatan

Lekok, Kecamatan Bangil), dataran rendah, perbukitan dan pegunungan.

Masyarakat Kabupaten Pasuruan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok

masyarakat, yaitu: Kelompok masyarakat dengan budaya Madura,

Kelompok masyarakat dengan budaya Jawa Timur-an, dan Kelompok

masyarakat Tengger. Perbedaan kesukuan tersebut diharapkan semakin

memperkaya budaya dan memperkuat persatuan masyarakat. Sementara

itu, kondisi sosial budaya masyarakat Tengger yang unik, merupakan aset

budaya Kabupaten Pasuruan sekaligus sebagai daya tarik wisata budaya

yang diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian Kabupaten

Pasuruan.

B. Jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan pada tahun 2005 mencapai

1.447.930 jiwa, di mana usia produktif sebesar 65,48% dan rata-rata

pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir (2001-2005) sebesar

3,16%, angka ini masih sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat

nasional yaitu sebesar 1,34% pada tahun yang sama. Pertambahan

penduduk yang tinggi disebabkan banyak hal, disamping banyaknya

pendatang yang datang ke Kabupaten Pasuruan, sosialisasi Keluarga

Berencana dan keluarga Sejahtera semakin rendah, yang disebabkan

kurangnya regenerasi dari tenaga lapang. Tetapi disisi lain, jumlah

penduduk yang besar (khususnya usia produktif) merupakan modal

sumberdaya yang berharga untuk pelaksanaan pembangunan. Rata-rata

kepadatan penduduk di Kabupaten Pasuruan mencapai 982 jiwa penduduk

per km2 dengan tingkat penyebaran yang tidak merata, di mana sebagian

besar terkonsentrasi di ibukota kabupaten. Kondisi ini diakibatkan oleh

ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah perkotaan yang lebih

memadai.

C. Mayoritas penduduk Kabupaten Pasuruan sampai dengan tahun 2005

adalah beragama Islam dengan prosentase mencapai 98%. Dominasi ini

semakin menguatkan citra Kabupaten Pasuruan sebagai kota santri dengan

ulama (pemimpin agama) serta pesantren sebagai pusat budayanya.

Page 11: Konten D1413.pdf

11

Pemahaman struktur penduduk berdasarkan agama ini, dilihat dari sisi

manajemen pemerintahan sangat diperlukan untuk menetapkan strategi

yang paling efektif dalam pelaksanaan program-program pembangunan.

Dengan dilibatkan peran ulama dalam proses pembuatan kebijakan,

diharapkan pelaksanaan program-program pembangunan ke tengah

masyarakat akan lebih mudah diterima tanpa ada muncul gejolak

penolakan. Selain itu, diharapkan pemahaman agama ini akan mendorong

masyarakat mengimplementasikan nilai–nilai agama dalam segala aspek

kehidupan.

D. Berdasarkan tingkat pendidikannya, sampai dengan tahun 2004, penduduk

Kabupaten Pasuruan sebesar 37,6% belum tamat SD dan yang sudah

tamat SD mencapai 36,2% serta yang tamat SLTP mencapai 16%. Hal ini

menunjukkan kualitas pendidikan masih sangat rendah, proses wajib

belajar belum berjalan dengan baik, dan rendahnya kesadaran terhadap

pentingnya pendidikan formal. Dari segi tenaga pendidikan, prosentase

tenaga pendidik yang berkeahlian (bergelar minimal S1 dan S2) masih

rendah, rata-rata hanya mencapai 30% di tiap sekolah SMP dan SMA. Hal

ini disebabkan masih banyak sekolah yang belum merekrut guru yang

berkualifikasi sesuai jenjang pendidikan. Disamping itu perlu perbaikan

dalam manajeman sekolah dan perbaikan kurikulum, untuk daya saing

lulusan. Sarana prasarana pendidikan yang layak masih rendah seperti

ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, di mana sampai dengan tahun

2004 ketersediaan gedung dan perabot yang layak untuk SD/MI mencapai

60%, SMP/MTS sebesar 30% dan SMA/MA baru mencapai 13%. Hal ini

disebabkan keterbatasan anggaran pendidikan dan belum optimalnya

peran pendidikan dan Komite Sekolah. Selain itu pada tahun 2004 IPM di

Kabupaten Pasuruan sebesar 62,66, angka ini masih rendah jika

dibandingkan dengan propinsi Jawa Timur yang IPM-nya mencapai 64,1

dan IPM nasional sebesar 68,7. IPM yang relatif rendah menggambarkan

tingkat kesejahteraan dan pendidikan yang relatif rendah juga.

E. Dari tingkat kesehatan masyarakat, maka dapat diukur melalui beberapa

indikator. Tingkat harapan hidup penduduk di Kabupaten Pasuruan pada

tahun 2005 mencapai 65,83%, angka ini masih rendah dibandingkan

dengan angka harapan hidup tingkat nasional (69,8) dan propinsi Jawa

Timur (70,0). Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan kesehatan

Page 12: Konten D1413.pdf

12

yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan masih kurang baik.

Dari tingkat rawan gizi, sebesar 54% kecamatan sudah bebas rawan gizi.

Rendahnya kecamatan yang bebas rawan gizi ini disebabkan terjadi

peningkatan jumlah keluarga miskin, kerusakan lahan pertanian dan

peningkatan jumlah balita gizi buruk. Selain itu terjadi peningkatan angka

morbiditas (kasus penyakit) seperti DBD, HIV, TB, Kusta, dan HIV.

Khusus untuk kasus HIV kabupaten mendapat perhatian serius dari

pemerintah pusat maupun nasional. Peningkatan angka morbiditas ini

tidak terlepas dari belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat,

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai, dan

tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih rendah terutama di

daerah pedesaan.

F. Jumlah rumah tangga miskin (Pra-Sejahtera) Kabupaten Pasuruan tahun

2005 sebesar 26,20 % dari seluruh rumah tangga. Masih tingginya rumah

tangga miskin menunjukkan masih banyaknya rumah tangga yang belum

bisa menikmati hasil pembangunan. Selain itu hal ini menunjukkan bahwa

proses pembangunan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Konsentrasi keluarga miskin yang ada di Kabupaten Pasuruan sebagian

besar berada di sektor pertanian, padahal 30% penduduk di Kabupaten

Pasuruan bekerja di sektor pertanian.

G. Pemberdayaan perempuan dan anak merupakan faktor penting didalam

proses pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan. Hal ini perlu

dilakukan karena perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling

rentan didalam proses pembangunan yang dilakukan selama ini. Saat ini

kualitas perempuan, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi

dan politik masih cukup rendah. Dengan meningkatnya kualitas

perempuan, maka pemberdayaan anak juga akan semakin mudah

dilakukan.

H. Pembangunan bidang budaya ditujukan untuk melihat kemajuan yang

ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap keragaman budaya,

pentingnya toleransi, dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah

tanpa kekerasan, serta berkembangnya interaksi antar budaya. Pemahaman

terhadap keragaman budaya ini sangat penting mengingat dampak yang

ditimbulkan dari pemahaman yang salah cukup besar. Saat ini, situasi di

Kabupaten Pasuruan cukup baik, walaupun pemahaman akan perbedaan

Page 13: Konten D1413.pdf

13

masih perlu dibangun secara terus menerus. Selain itu, pembangunan

budaya diharapkan menghasilkan penghargaan pada nilai budaya dan

bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan rasa cinta tanah air

(kesatuan dan persatuan bangsa).

2.1.2. Ekonomi

A. Dilihat dari kontribusi sektor PDRB menurut tahun 2005, perekonomian

Kabupaten Pasuruan didukung oleh 3 sektor utama, yaitu Industri

Pengolahan (31,96%), pertanian (26,21%), dan perdagangan dan jasa

(20,63%). Selama lima tahun terakhir terjadi penurunan kontribusi sektor

primer (pertanian), sedangkan sektor industri pengolahan, perdagangan

dan jasa mengalami kenaikan meskipun lambat. Hal ini menunjukkan

terjadinya pergeseran pola pembangunan, dari sektor agraris ke sektor

industri, perdagangan dan jasa. Dibandingkan dengan kondisi ekonomi

propinsi, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan cenderung

lamban. Pertumbuhan PDRB rata-rata mencapai 4% per tahun dan ini

masih di bawah angka pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Timur

maupun Nasional.

B. Tingkat inflasi di Kabupaten Pasuruan menunjukkan kecenderungan

menurun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah produksi barang dan

jasa yang didukung oleh tingkat harga yang relatif stabil (inflasi tahun

2005 sebesar 11,31%, sedangkan nasional mencapai 17,11%). Pendapatan

perkapita menunjukkan trend peningkatan yang lebih besar dari tingkat

inflasi. Tentunya ini akan berpengaruh pada peningkatan daya beli

masyarakat. Pendapatan perkapita di Kabupaten Pasuruan pada tahun

2005 atas dasar harga konstan sebesar 5,3 juta, angka ini masih rendah

dibandingkan pendapatan perkapita nasional yang mencapai 7 juta.

Walaupun demikian trend pendapatan per kapita terus naik, dan kenaikan

ini ternyata tidak diimbangi oleh pemerataan pendapatan. Hal ini

ditunjukkan oleh masih banyaknya masyarakat berpendapatan rendah.

Hal ini juga menunjukkan pembangunan yang belum merata di wilayah

Kabupaten Pasuruan.

C. Dilihat dari APBD Kabupaten Pasuruan, sisi penerimaan pemerintah

Kabupaten Pasuruan masih sangat tergantung pada pemberian pemerintah

pusat, yaitu melalui dana perimbangan. Dana perimbangan ini sudah

Page 14: Konten D1413.pdf

14

mencapai rata-rata masih di atas 80% (dalam kurun waktu tahun 2003-

2005) dari total penerimaan Kabupaten Pasuruan. Sedangkan PAD rata-

rata hanya menyumbang 11% dari total penerimaan meskipun dari tahun

ke tahun terjadi peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten

Pasuruan masih jauh dari kemandirian untuk pembiayaan pembangunan

didaerahnya. Dari sisi belanja, belanja untuk aparatur daerah masih sangat

tinggi, sedangkan untuk belanja publik masih relatif kecil. Hal ini belum

menunjukkan keberpihakan anggaran kepada masyarakat melalui

anggaran pembangunan, APBD sebagaian besar habis hanya untuk

pengeluaran rutin atau belanja aparatur pemerintah. Anggaran

pembangunan yang relatif kecil tentunya akan menyebabkan pertumbuhan

ekonomi yang lambat, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pun

juga akan stagnan.

D. Angkatan kerja di Kabupaten Pasuruan masih tinggi, dengan rata-rata di

atas 50% (dalam kurun waktu tahun 2001-2005) dari total jumlah

penduduk di Kabuten Pasuruan. Jumlah penduduk yang belum/tidak

bekerja pada tahun 2005 mencapai 40,08% dari total penduduk. Tingginya

angkatan kerja dan pengangguran disebabkan oleh terbatasnya lapangan

kerja serta dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara keseluruhan,

baik di tingkat propinsi maupun nasional.

E. Kabupaten Pasuruan memiliki 7 (tujuh) jenis industri formal yang terbagi

dalam skala kecil, menengah dan besar (Renstra Kabupaten Pasuruan

Tahun 2005). Jenis industri formal tersebut tersebar di wilayah kecamatan

sesuai dengan karakteristik peran dan fungsi wilayah yang sesuai dengan

potensi pengembangan industri formal. Kabupaten Pasuruan juga

memiliki sentra industri kecil (industri informal) yang terbagi dalam

berbagai skala. Perkembangan sektor industri dapat dilihat dari

peningkatan jumlah ijin usaha industri, jumlah investasi industri formal,

dan peningkatan jumlah industri informal. Pertumbuhan investasi dan

peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan kerja

menunjukkan kondisi perekonomian sudah mulai membaik dan iklim

dunia usaha secara bertahap sudah mendukung pengembangan dunia

usaha termasuk pengembangan industri informal.

F. Ketimpangan wilayah di Kabupaten Pasuruan masih terjadi, terutama

antara wilayah Barat dan Timur. Wilayah Barat telah berkembang cukup

Page 15: Konten D1413.pdf

15

baik dengan didukung oleh industri dan pertaniannya. Perkembangan di

wilayah Barat juga terkait oleh kondisi infrastruktur yang cukup

mendukung perkembangan wilayah tersebut. Sedangkan wilayah Timur,

merupakan daerah yang kurang berkembang dikarenakan kurangnya

sektor industri yang berkembang di wilayah tersebut. Hal disebabkan

lemahnya kondisi infrastruktur di daerah tersebut. Sebagian besar

masyarakat di wilayah Timur adalah nelayan dan petani, yang sangat

memerlukan dukungan infrastruktur, permodalan serta program

pemberdayaan yang lain.

G. Pengembangan sektor industri melalui pengembangan kawasan industri

yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baru. Pengembangan

kawasan industri ini perlu dilakukan mengingat perkembangan industri

perlu ditata dan dikelola dengan baik, mengingat dampak lingkungan

(fisik dan sosial) yang ditimbulkan. Saat ini, kawasan industri di

Kabupaten Pasuruan masih belum berkembang dengan baik. Untuk

efisiensi penggunaan ruang dan biaya pembangunan infrastruktur maka

pengelolaan pengembangan kawasan yang baik sangat diperlukan. Pada

Tahun 2005 Komposisi industri di Kabupaten Pasuruan di dominasi oleh

industri infomal, di mana prosentasnya mencapai 91%, sedangkan untuk

industri kecil dan industri besar/sedang prosentase 5% dan 3,7%. Sektor

industri besar/sedang memegang peranan penting dalam menyerap tenaga

kerja, hal ini dapat dilihat dari pekerja yang ada di sektor industri, 72,3%

tertampung di industri besar/sedang, meskipun pada kenyataannya industri

besar/sedang hanya 3,7% dari total industri yang ada. Sektor informal

berkaitan langsung dengan aktifitas masyarakat kalangan bawah, seperti

PKL, usaha kecil dan menengah yang tidak terdaftar resmi oleh

pemerintah daerah. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) di

Kabupaten Pasuruan kurang mempunyai jaringan yang kuat untuk

melakukan pemasaran terhadap produk-produk yang dihasilkan,

disamping itu kurang adanya pengembangan dan inovasi terhadap produk

yang dihasilkan sehingga KUKM sulit berkembang dan belum mampu

menyerap tenaga kerja secara signifikan.

H. Meskipun sektor pertanian tingkat pertumbuhannya relatif lebih lambat

dibanding sektor lainnya, tetapi sektor ini berperan penting dan

Page 16: Konten D1413.pdf

16

menentukan dalam mendongkrak volume PDRB setiap tahunnya.

Lambatnya pertumbuhan di sektor pertanian disebabkan karena :

- komitmen pemberdayaan pertanian secara umum (peningkatan

ketahanan pangan, SDM penyuluh dan petani) masih perlu ditingkatkan,

- Belum teraplikasinya hasil penelitian dari lembaga-lembaga litbang baik

swasta maupun pemerintah dalam menunjang pembangunan sektor

pertanian di wilayah

- Sumberdaya alam yang berupa lahan sawah produktif semakin

berkurang sebagai akibat pengembangan kawasan industri

- Sarana dan prasarana penyuluhan pertanian belum memadai

Produk sub sektor pertanian terbagi dalam dua komoditi utama yaitu

pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Produksi pertanian tanaman

pangan yang meliputi komoditas padi dan palawija dari tahun ke tahun

terjadi fluktuasi, karena selalu mendapatkan tantangan dari kondisi

alam/iklim yang berpengaruh besar terhadap kondisi pertanaman. Pada

realitanya, jumlah produksi padi terjadi kenaikan 3,32% dari tahun 2004

di mana jumlah produksi sebesar 451.828 ton menjadi sebesar 466.854 ton

di tahun 2005 serta produktifitasnya mengalami kenaikan dari 61,10

kwintal/ha di tahun 2004 menjadi 61,57 kwintal/ha di tahun 2005 atau

mengalami peningkatan sebesar 0.77%. Sedangkan produksi tanaman

jagung mengalami peningkatan dari 102.140 ton di tahun 2004 menjadi

127.636 ton di tahun 2005. Hal ini disebabkan adanya peningkatan

produktifitas dari 34,40 kwintal/ha di tahun 2004 menjadi 37,74 ha di

tahun 2005. Begitu pula peningkatan produksi tanaman kedelai dari

40.956 ton pada tahun 2004 menjadi sebesar 42.443 ton di tahun 2005.

Serta dari sisi produktifitas terjadi peningkatan dari 15,09 kwintal/ha di

tahun 2004 menjadi 15,13 kwintal/ha di tahun 2005. Adapun komoditi

holtikultura yang termasuk komoditi unggulan daerah untuk tanaman

sayuran meliputi kentang, kubis, wortel, dan paprika. Sedangkan untuk

tanaman buah-buahan antara lain buah mangga, apel, durian, dan salak

kersikan. Untuk tanaman hias meliputi bunga sedap malam, anggrek, dan

krisan.

I. Di sektor tanaman perkebunan mengalami peningkatan produksi sebesar

34.316 ton pada tahun 2004 menjadi sebesar 37.370 ton pada tahun 2005.

Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi dari tanaman tahunan dan

Page 17: Konten D1413.pdf

17

tanaman musiman. Peningkatan produksi tanaman tahunan seperti kelapa,

kopi, cengkeh, kapuk randu, jambu mete dan kenanga dipengaruhi oleh

bertambahnya jumlah tanaman yang produktif dan adanya pembinaan

kelompok tani dengan meningkatkan kegiatan intensifikasi dan

pemeliharaan tanaman, sedang pada tanaman musiman (tebu, temu lawak,

kunyit dan jahe) karena intensifnya pembinaan usaha perkebunan dan

penggunaan varietas unggul baru.

J. Produksi perikanan yang terdiri dari: produksi perikanan kolam, perikanan

tambak, perikanan danau, perikanan laut, dan perikanan karamba jaring,

mengalami penurunan produksi dari 15.589 ton pada tahun 2004 menjadi

15.327,54 ton pada tahun 2005. Sektor yang mengalami penurunan yaitu

perikanan tambak yang mengalami penurunan dari 4.285,3 ton pada tahun

2004 menjadi 4.176,30 ton pada tahun 2005. Lalu perikanan danau yang

mengalami penurunan dari 672,20 ton pada tahun 2004 menjadi 113,99

ton pada tahun 2005 yang disebabkan adanya penurunan luas areal

produksi dari 36.600 ha pada tahun 2004 menjadi 198 ha pada tahun 2005.

Penurunan juga terjadi pada perikanan laut di mana pada tahun 2004

produksi mencapai 10.403,40 ton menjadi 9.993,00 ton pada tahun 2005.

Penurunan dari usaha penangkapan ikan di perairan umum yang

disebabkan adanya kemarau yang lebih panjang sehingga sungai, danau,

dan perairan umum lainnya mengalami kekeringan dan penangkapan ikan

di laut lebih disebabkan overfishing (padat armada tangkap) di perairan

selat Madura. Peningkatan produksi perikanan terjadi pada sektor usaha

perikanan kolam dan karamba. Produksi perikanan kolam mengalami

peningkatan dari 123,70 ton pada tahun 2004 menjadi 154,50 ton pada

tahun 2005. Hal ini disebabkan adanya bertambahnya luas areal produksi

dari perikanan kolam dari 31,40 ha pada tahun 2004 menjadi 32,10 ha

pada tahun 2005. Peningkatan produksi perikanan karamba tergolong

cukup tinggi yaitu sebesar 852,25% (lebih 8 kali lipat) dari tahun 2004

yang hanya sebesar 104,40 ton menjadi 889,75 ton pada tahun 2005.

K. Perkembangan hasil produksi sektor peternakan yang berupa produksi

daging, telur dan susu tahun 2004 dan 2005 nampak ada peningkatan

produksi daging sebesar 2.243,69 ton pada tahun 2005 dibanding pada

tahun sebelumnya. Begitu pula dengan produksi telur dan susu masing-

masing meningkat sebesar 528 ton dan sebesar 4.579,26 ton dibanding

Page 18: Konten D1413.pdf

18

tahun 2004. Peningkatan produksi peternakan sebagaimana tersebut di

atas, dipengaruhi oleh kenaikan jumlah populasi ternak dan didorong oleh

meningkatnya jumlah konsumen produk peternakan, yang mendorong

peternak untuk meningkatkan skala usahanya.

2.1.3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

A. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu kunci perubahan

dalam proses pembangunan. Pengembangan dan penguasaan IPTEK

sangat penting untuk kemajuan suatu daerah bahkan bangsa. Saat ini

pemanfaatan ilmu dan teknologi dalam proses kebijakan pembangunan

masih sangat kurang. Hasil–hasil penelitian masih belum bisa diterapkan

didalam proses kebijakan pembangunan. Publikasi hasil penelitian

dipastikan semakin penting untuk meningkatkan kualitas pembangunan

dan sumberdaya manusia di Kabupaten Pasuruan.

B. Pengembangan IPTEK sangat terkait dengan budaya masyarakat. Oleh

karena itu, bagaimana perlu terus dilakukan sosialisasi hasil–hasil

penelitian kepada masyarakat sehingga pemahaman masyarakat akan

IPTEK makin baik. Selain itu, dengan pemahaman yang baik, maka

IPTEK akan menjadi bahan baku bagi proses produksi, proses politik dan

kinerja kelembagaan yang ada di masyarakat.

2.1.4. Sarana dan Prasarana

A. Secara umum jaringan angkutan umum belum menjangkau seluruh

wilayah Kabupaten Pasuruan. Sistem jaringan angkutan umum terdiri atas

rute trayek, terminal (4 buah) dengan berbagai tipe dan sub-terminal (23

buah). Wilayah Kabupaten Pasuruan dilalui jaringan jalan kereta api

Surabaya-Jember-Banyuwangi, Surabaya-Malang-Blitar, dan Jaringan

angkutan kereta api barang Banyuwangi-Surabaya-Jakarta-Cilegon.

Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur sub bab

rencana pengembangan sistem jaringan kereta api disebutkan perlunya

pembangunan jaringan api komuter jalur Pasuruan-Surabaya untuk

pengembangan SWP Gerbangkertasusila.

Page 19: Konten D1413.pdf

19

B. Dari segi kualitas jalan, sampai dengan tahun 2004 sebesar 69,78% jalan

Kabupaten dalam kondisi baik (beraspal mantap), sedangkan jalan desa

baru 47,35% dalam kondisi baik. Masih besarnya kondisi jalan yang

belum beraspal baik jalan kabupaten maupun jalan desa akan berpengaruh

terhadap perkembangan ekonomi daerah, akses jalan yang tidak baik atau

rusak akan menyebabkan investor enggan berinvestasi. Pada prinsipnya

pembangunan transportasi baik jalan maupun jembatan adalah untuk

meningkatkan akses dan aliran barang dan jasa. Jika jalan sudah dibangun,

tetapi tidak mampu memperbaiki akses masyarakat/pelaku ekonomi serta

aliran barang dan jasa maka pembangunan tersebut bisa dikatakan gagal.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya ruas jalan yang merupakan akses

utama antar wilayah di Kabupaten Pasuruan dalam kondisi belum mantap

(jalan batu/makadam).

C. Sesuai dengan ketersediaan sumberdaya alam yang berupa lahan dan air,

maka untuk kebutuhan irigasi dan persediaan air bersih dibangun

bendungan dan fasilitas pendukungnya. Dalam hal irigasi belum semua

lahan pertanian mendapat pengairan dari saluran irigasi, masih banyak

yang mengandalkan hujan. Sedangkan untuk penyediaan air bersih sampai

tahun 2004, baru menjangkau 40,94% KK. Padahal penyediaan air bersih

ini sangat penting, mengingat kebutuhan industri dan pelayanan dasar bagi

masyarakat. Ini disebabkan oleh belum dimanfaatkannya secara optimal

sumber-sumber air yang ada serta keterbatasan dana untuk pembangunan

infrastruktur yang terkait.

D. Sampah merupakan salah satu faktor yang bisa menghambat keberhasilan

pembangunan. Untuk itu pengelolaan sampah perlu diatur dengan hati–

hati. Sampai dengan tahun 2003, pengelolaan sampah hanya dapat

menjangkau wilayah perkotaan. Dari jumlah keseluruhan industri yang

ada di Kabupaten Pasuruan hanya 0,07% saja yang memanfaatkan TPA

untuk membuang limbah industrinya. Sedangkan untuk jasa hotel hanya

6,45% hotel yang tidak memanfaatkan TPA untuk membuang limbah

industrinya. Selain itu masih adanya industri yang tidak dilengkapi dengan

sistem pengolahan limbah. Mengingat dampak yang akan muncul jika kita

gagal mengelolanya. Pengelolaan sampah selama ini masih sendiri-

sendiri, di masa mendatang pengelolaan sampah harus melibatkan daerah–

Page 20: Konten D1413.pdf

20

daerah sekitar (integrated solidwaste management) sehingga dapat

dikelola dengan prinsip–prinsip ekonomi (menghasilkan pendapatan).

Sedangkan dalam hal sanitasi (sampai dengan tahun 2003), di Kabupaten

Pasuruan baru 33,75% rumah tangga yang memilikinya, serta yang

memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar 33,86% dari jumlah

rumah tangga.

E. Saat ini sumber energi satu–satunya bersumber kepada PLN maupun

Pertamina. Listrik dan BBM (Bahan Bakar Minyak) saat ini jumlahnya

semakin terbatas. Kebutuhan akan listrik dan BBM terus meningkat

sedangkan penyediaannya sangat terbatas. Pada tahun 2003, baru 53%

rumah tangga yag menjadi pelanggan PLN. Sedangkan jangkauan luas

layanan PLN di Kabupaten Pasuruan, tahun 2003 telah mencapai 98% dari

keseluruhan wilayah Kabupaten Pasuruan. Sampai saat ini, belum

ditemukan alternatif energi yang mampu menggantikan dan menambah

penyediaan energi bagi masyarakat dan industri. Sektor industri baik besar

maupun kecil, jasa dan masyarakat sangat membutuhkan pasokan energi

yang murah dan selalu ada.

2.1.5. Politik

A. Perkembangan politik di Kabupaten Pasuruan sudah cukup kondusif,

khususnya dilihat dari harmonisasi hubungan legislatif dan eksekutif serta

masyarakat. Komposisi dewan yang didominasi partai tertentu diharapkan

tidak mengurangi penyerapan aspirasi masyarakat untuk menghasilkan

keputusan yang bisa dinikmati secara bersama tanpa melihat golongan dan

partai.

B. Demokratisasi sebagai gambaran dari dinamika politik diharapkan mampu

menghasilkan peraturan–peraturan daerah yang menguntungkan dan

mendorong kegiatan ekonomi baru. Diharapkan Perda yang dihasilkan

tidak berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi yang sudah ada,

untuk itu proses pembuatan perda diharapkan melibatkan pihak–pihak

yang terkait dengan Perda yang dihasilkan.

C. Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembang kesadaran-

kesadaran terhadap hak-hak sah masyarakat dalam kehidupan politik,

yang dalam jangka panjang diharapkan mampu menstimulasi masyarakat

lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif bagi

Page 21: Konten D1413.pdf

21

pengelolaan urusan-urusan publik. Perkembangan ini tidak terlepas dari

berkembangnya peran partai politik dan masyarakat sipil. Disamping itu,

kebebasan pers dan media telah jauh berkembang yang antara lain ditandai

dengan adanya peran aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasi

masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaran

pemerintahan.

2.1.6. Hukum dan Aparatur

A. Pelaksanaan hukum yang dilandasi oleh pemahaman dan kesadaran akan

hukum masih perlu ditingkatkan dimasa mendatang. Hukum masih belum

mampu melandasi semua aktifitas masyarakat dan pemerintah. Masih

ditemukannya kasus–kasus pelanggaran hukum baik berupa KKN

(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) maupun tindak kekerasan yang lain

menunjukkan penegakkan hukum masih belum mampu membuat

masyarakat sadar hukum. Untuk itu sosialisasi secara terus menerus dan

terpadu dengan berbagai elemen masyarakat perlu dilakukan.

B. Penegakan disiplin pada aparatur menjadi sangat penting didalam upaya

pemberian layanan publik yang lebih baik. Dengan aparat yang disiplin,

profesional, maka layanan publik akan lebih murah, cepat dan mudah.

C. Jika dilihat dari golongan pegawai di lingkungan Pemda, maka dapat

diketahui tingkat pendidikan dari para pegawai. Untuk golongan I

prosentasenya hanya 1,9% dan Golongan II mencapai 20,1% dari total

jumlah pegawai Kabupaten Pasuruan. Hal ini menunjukkan seperlima dari

pegawai di lingkungan Pemda pendidikannya masih rendah. Dengan

kualitas pendidikan yang rendah tentunya akan mempengaruhi kinerja

maupun kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Pada tahun 2005, jumlah

Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap di Kabupaten Pasuruan mencapai

27,5% dari total pegawai (PNS dan PTT) sehingga jumlah PTT yang besar

akan sangat membebani APBD.

2.1.7. Wilayah dan Tata Ruang

A. Kawasan permukiman Kabupaten Pasuruan mengikuti kondisi

morfologinya tersebar secara merata pada daerah pantai, dataran rendah

dan pegunungan. Dilihat dari subyek pembangunnya, permukiman terbagi

Page 22: Konten D1413.pdf

22

dalam dua kelompok besar, yaitu Permukiman yang dibangun oleh

pengembang dan Permukiman yang dibangun oleh masyarakat sendiri.

B. Penataan tata ruang sangat penting untuk pengelolaan dan pengendalian

lingkungan dan ekonomi. Penyediaan lahan dan ruang untuk industri,

pusat pedagangan serta pemukiman perlu diatur secara baik untuk

menghindari ketidakseimbangan lingkungan. Karena hal ini pada akhirnya

akan berakibat pada banjir dan munculnya kemacetan jalan serta biaya

sosial lainnya. Wilayah yang kurang berkembang perlu diberikan

perhatian yang lebih menyangkut penyediaan infrastruktur dan

pendukungnya.

C. Banjir yang terjadi secara rutin setiap tahunnya menggambarkan bahwa

sarana drainase sebagai suatu sistem jaringan saluran drainase belum

memadai. Hal ini disebabkan karena banyaknya fasilitas drainase yang

rusak akibat keterbatasan biaya pemeliharaan yang disediakan. Disamping

itu sungai-sungai sebagai sub-sistem jaringan drainase seharusnya lebih

rendah daripada daerah layanannya agar mampu menampung aliran air

dari daerah layanannya. Dalam kondisi permukaan air sungai terlalu tinggi

karena mengalirkan air dari hulu maka air dari daerah layanannya yang

berada di hilir tidak dapat mengalir ke sungai tersebut sehingga

menggenang. Bahkan air yang berasal dari hulu meluap ke daerah layanan

mengakibatkan banjir.

2.1.8. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

A. Pertambangan dan Bahan Galian yang terdapat di Kabupaten Pasuruan

cukup banyak dan beragam. Diantaranya berupa batu belah, batu padas,

sirtu, tras, dan andesit. Lokasi penambangan saat ini tersebar di 12

kecamatan, diantaranya adalah Kecamatan Gempol, Prigen, Winongan,

Pasrepan, Kejayan, Tutur, Nguling, Beji, Sukorejo, Bangil, Purwosari, dan

Rembang.

B. Kabupaten Pasuruan cukup banyak memiliki potensi obyek pariwisata

baik wisata alam, wisata agro maupun wisata budaya yang apabila

dikelola dengan manajemen yang baik akan turut mendukung peningkatan

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan setiap tahunnya. Tidak semua

obyek wisata yang dimilikinya berperan dalam peningkatan Pendapatan

Asli Daerah. Terhitung hanya 6 (enam) obyek wisata yang dapat

Page 23: Konten D1413.pdf

23

memberikan sumbangan kepada PAD, yaitu: Gunung Bromo, Taman

Safari Indonesia II, Kebun Raya Purwodadi, Wana Wisata Kakek Bodo,

pemandian Banyubiru dan Ranu Grati. Serta masih ada beberapa obyek

wisata lain yang berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan bagi

PAD, seperti Tamandayu, Finna Golf. Untuk mendukung pengembangan

potensi wisata tersebut, perlu peningkatan sarana dan prasarana

transportasi. Sebab mudahnya tingkat aksesibilitas suatu kawasan akan

menambah daya tarik wisata yang bersangkutan.

C. Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Pasuruan terdapat

sejumlah mata air, danau dan sungai. Pola aliran permukaan dapat dilihat

dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari 8

Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yaitu: DPS Kali Kambeng yang berada

di perbatasan barat Kabupaten Pasuruan, DPS Kali Kedung Larangan,

DPS Kali Raci, DPS Kali Welang, DPS Kali Gembong, DPS Kali Petung,

DPS Kali Rejoso, DPS Kali Laweyan yang berada tepat di perbatasan

timur Kabupaten Pasuruan.

D. Ditinjau dari kondisi hidrologi, Kabupaten Pasuruan mempunyai potensi

air cukup besar berupa air permukaan dan air tanah. Selain potensi sungai

di atas, terdapat danau dan sejumlah mata air. Danau Ranugrati dengan

volume efektif sebesar 5.013 m3 dan volume maksimum sebesar 5.217 m3

mampu mengeluarkan debit maksimum 980 liter/detik dan debit minimum

463 liter/detik. Selain itu terdapat 471 sumber mata air yang tersebar di 24

kecamatan dengan debit air antara 1 sampai dengan 5.650 liter/detik. Yang

terbesar adalah Sumber Air Umbulan di Kecamatan Winongan dengan

maksimumnya 5.650 liter/detik; lalu Sumber Air Banyu Biru yang juga

terletak di Kecamatan Winongan dengan debit maksimumnya 225

liter/detik. Sedangkan pada lereng perbukitan banyak ditemui sumur-

sumur bor tertekan (artesis) atau tak tertekan dengan debit sekitar 5-10

liter/detik.

L. Menurut fungsinya, hutan terbagi dua, yaitu: hutan produksi dan proteksi.

Termasuk dalam pengertian produksi adalah hutan produksi dan rekreasi.

Sedangkan hutan proteksi mencakup hutan cagar alam dan hutan lindung.

Sebagai daerah pertanian, fungsi hutan yang dibutuhkan oleh Kabupaten

Pasuruan adalah fungsi proteksi. Hal ini mudah dipahami karena hutan

mampu menyimpan air hujan yang meresap ke dalam tanah,

Page 24: Konten D1413.pdf

24

menyimpannya selama beberapa bulan sebelum mengeluarkannya ke

permukaan dalam bentuk mata air. Selama beberapa tahun terakhir telah

terjadi pengurangan hutan seluas 20.806 ha atau rata-rata berkurang

1.600,46 ha setiap tahunnya. Di mana pada tahun 1990 luas hutan di

Kabupaten Pasuruan sebesar 27.664 ha dan pada akhir tahun 2003

menjadi seluas 6.858 ha. Sebagian besar terjadi di kecamatan Tosari dan

Lumbang seluas 8.651,75 ha. Pada umumnya disebabkan alih fungsi lahan

yang dilakukan masyarakat menjadi lahan pertanian (kubis dan kentang),

permukiman, ataupun semak belukar karena tidak direboisasi kembali.

E. Kawasan Budidaya adalah bagian dari suatu wilayah yang mempunyai

fungsi budidaya (dominasi fungsi permukiman dan kegiatan usaha) dan

sudah dipertimbangkan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan

budidaya yang direncanakan, tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten

Pasuruan, yaitu: Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Pertanian Tanaman

Pangan, Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan, dan Kawasan

Perikanan.

2.1.9. Potensi Daerah

A. Dari segi lokasi, Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah yang sangat

strategis. Di mana Kabupaten Pasuruan terletak di jalur utama pusat

perekonomian Jawa Timur yakni Surabaya-Malang dan Surabaya-

Banyuwangi/Bali. Lokasi yang strategis ini memberikan peluang yang

cukup besar bagi dunia usaha/swasta, masyarakat dan pemerintah untuk

pengembangan investasi di daerah. Hal ini ditunjang dengan rencana

pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan, di mana hal ini akan dapat

mempercepat pembangunan daerah kabupaten Pasuruan. Didalam

kegiatan investasi, salah satu yang menjadi syarat penting adalah

kelancaran arus barang khususnya transportasi. Kabupaten Pasuruan

kedepan merupakan salah satu tempat alternatif bongkar muat barang di

propinsi Jawa Timur, oleh karena itu akan sangat tepat apabila dibarengi

dengan jalur transportasi yang baik. Menjadi pintu masuk dan keluar

barang di Jawa Timur bagian Timur (khususnya Jawa Timur dan Bali),

akan semakin membuka banyak peluang-peluang investasi.

B. Homogenitas Budaya dan Politik di Kabupaten Pasuruan. Budaya

masyarakat Kabupaten Pasuruan relatif homogen dan ini berpengaruh

Page 25: Konten D1413.pdf

25

kepada pilihan politik yang sama. Hal ini terlihat dari komposisi anggota

DPRD yang didominasi partai tertentu. Homogenitas ini memberikan

kestabilan politik yang merupakan modal sosial yang mahal dan penting

untuk keberlangsungan suatu kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.

Homogenitas ini mendorong masyarakat Kabupaten Pasuruan untuk

mudah mencapai kata mufakat pada setiap pembuatan kebijakan

pembangunan. Dalam konteks ini, peran dan fungsi alim ulama, di mana

selain sebagai pembimbing moral masyarakat juga sebagai penghubung

atau sosialisasi-sosialisasi kebijakan pemerintah Kabupaten Pasuruan,

sangat penting. Dengan kestabilan serta homogenitas politik yang ada,

akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Kabupaten Pasuruan serta

sangat membantu kelancaran proses investasi dan pembangunan.

C. Penduduk yang jumlahnya cukup besar dengan dasar moral (santri) dan

perilaku yang baik (good will) akan sangat membantu tercapainya

pemerintahan yang bersih dan baik, serta merupakan modal sosial yang

cukup besar untuk membangun Kabupaten Pasuruan. Dari sisi jumlah

penduduk yang cukup besar ini, seharusnya dimanfaatkan untuk

kepentingan kebijakan pembangunan yang langsung mengena pada

masyarakat. Untuk itu, jumlah penduduk yang besar dan homogen,

tentunya bagaimana pemerintah mampu meningkatkan kualitas penduduk

tersebut agar dapat langsung terlibat aktif dalam pelaksanaan roda

pembangunan.

D. Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di darat, laut,

dan udara dapat didayagunakan secara bertanggung jawab untuk

kemakmuran masyarakat Kabupaten Pasuruan. Kekayaan alam dan

keanekaragaman hayati di Kabupaten Pasuruan bisa lebih didayagunakan

lagi, mengingat masih banyak potensinya yang belum tergali. Untuk

menggali potensi sumberdaya alam ini dibutuhkan sumberdaya manusia

yang baik. Dengan pengelolaan sumberdaya manusia yang bagus melalui

peningkatan kualitas dan standar pendidikan yang tentunya pendidikan

tersebut sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Karena dengan penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sumberdaya alam tersebut bisa

lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.

2.2. TANTANGAN

Page 26: Konten D1413.pdf

26

2.2.1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

A. Dalam beberapa tahun mendatang, tantangan berupa pengendalian

kuantitas dan laju pertumbuhan penduduk adalah menciptakan penduduk

yang berkualitas dan seimbang. Diharapkan penduduk yang berusia

produktif lebih banyak dari penduduk yang tidak produktif. Hal ini harus

menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan kualitas SDM Kabupaten

Pasuruan dalam meningkatkan daya saing.

B. Jumlah anggota dalam satu keluarga menentukan beban (tanggungan)

secara ekonomi dan sosial bagi kepala keluarga. Kemampuan kepala

keluarga untuk memberi nafkah atas tanggungan anggota keluarga

mempengaruhi tingkat kualitas hidup anggota rumah tangga. Oleh

karena itu, semakin banyak jumlah anggota keluarga yang tidak produktif,

maka jumlah tanggungan kepala keluarga juga semakin berat. Jumlah

rumah tangga di Kabupaten Pasuruan tahun 2005 sebanyak 388.614 KK

dengan angka rata-rata jumlah anggota keluarga sebesar 4 jiwa.

C. Pendidikan merupakan kunci pengembangan kualitas dan daya saing

sumberdaya manusia yang paling penting. Untuk itu perlu diciptakan

pendidikan yang mampu mendorong keahlian dan memudahkan lulusan

untuk “mudah” memasuki pasar kerja. Dengan kata lain, akses kepada

pendidikan serta kurikulum yang sangat ramah kepada pasar kerja sangat

diperlukan di masa mendatang.

D. Kesehatan dan pendidikan merupakan salah satu tantangan di masa

mendatang yang cukup mendesak, mengingat lemahnya kesehatan dan

pendidikan merupakan salah satu sumber kemiskinan. Pada aspek

kesehatan, sangat diperlukan usaha–usaha untuk memperbaiki akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang cepat, murah dan mudah

dicapai oleh semua tingkatan/lapisan masyarakat. Oleh karena itu,

puskesmas yang ada diharapkan bisa meningkat pelayanannya dengan

memberikan layanan rawat inap yang memadai dan dokter yang setiap

saat siap melayani.

E. Perlibatan perempuan didalam proses pembangunan di masa mendatang

sangatlah penting. Hal ini mengingat pengaruh perempuan didalam

peningkatan ekonomi rumah tangga. Di bidang politik, peran perempuan

tentunya perlu diperbesar termasuk di ekonomi. Jumlah buruh perempuan

Page 27: Konten D1413.pdf

27

semakin meningkat, tetapi perlindungan buruh perempuan masih jauh dari

kondisi ideal.

F. Aliran budaya luar sebagai dampak globalisasi semakin kencang dan

deras. Untuk itu, bagaimana budaya luar/asing ini dapat disaring dan

dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa. Jangan sampai masuknya budaya

asing ini akan menghilangkan budaya asli masyarakat Kabupaten

Pasuruan.

G. Pembangunan manusia sebenarnya mengarah kepada pembangunan

manusia seutuhnya. Dalam pengertian, tidak hanya fisik/materi yang

dibangun tetapi juga non-materi/jiwa. Oleh karena itu, agama memegang

peran yang sangat penting terkait dengan pembangunan manusia

seutuhnya.

2.2.2. Ekonomi

A. Pendapatan per kapita penduduk masih rendah, hanya sekitar Rp 5,3

juta/tahun (data tahun 2005). Pendapatan ini tergolong rendah untuk

Propinsi Jawa Timur. Rendahnya pendapatan per kapita ini juga dapat

dilihat dari besarnya tingkat keluarga miskin yang ada di Kabupaten

Pasuruan (terdapat 26,20% rumah tangga miskin). Kedepan pendapatan

masyarakat perlu terus ditingkatkan, mengingat pembangunan ekonomi

juga membutuhkan daya beli masyarakat yang cukup besar. Rendahnya

daya beli juga mempersempit industri untuk memperluas peluang

usahanya, hal ini berarti akan mendorong angka pengangguran.

B. Kesenjangan pendapatan masyarakat yang masih lebar, di mana

pendapatan tinggi hanya ada pada segolongan kecil masyarakat.

Kesenjangan ini juga bisa dilihat dari sisi geografi, di mana wilayah

bagian barat cukup maju perekonomiannya dibandingkan dengan wilayah

timur Kabupaten Pasuruan.

C. Ketergantungan yang masih tinggi terhadap penerimaan dari pemerintah

pusat melalui dana perimbangan, baik Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

hanya menyumbang 11,6% terhadap penerimaan daerah. Di luar itu,

komposisi belanja aparatur daerah masih sangat tinggi sehingga secara

relatif mengurangi belanja pembangunan.

Page 28: Konten D1413.pdf

28

D. Pertumbuhan investasi yang masih lamban sehingga menyebabkan

pertumbuhan ekonomi juga rendah. Persoalan investasi ini terkait dengan

regulasi dan infrastruktur ekonomi yang tersedia. Regulasi harus dibuat

ramah terhadap keinginan investor, tanpa harus mengorbankan

kepentingan masyarakat secara luas.

E. Masih tingginya angkatan kerja sebagai konsekuensi dari pertumbuhan

penduduk, sehingga menyebabkan peningkatan pengangguran jika tidak

diimbangi dengan lapangan kerja baru. Penanganan pertumbuhan

penduduk dan angkatan kerja merupakan hulu dari sebagian besar

pemecahan permasalahan ekonomi.

F. Pertumbuhan sektoral yang tidak proporsional, di mana sektor pertanian

hanya tumbuh 1,9% pada tahun 2005 padahal sektor tersebut menyerap

tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Kecenderungan ini akan

membahayakan jika dalam jangka menengah/panjang tidak segera

dicarikan pemecahan yang menyeluruh.

G. Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) sesuai dengan tingkat

ketrampilan masyarakat dan sumberdaya ekonomi yang ada di wilayah

Kabupaten Pasuruan. Pengembangan ini harus terintegrasi dari mulai

aspek pembiayaan, penyediaan input, proses produksi, jalur distribusi,

metode pemasaran, dan sistem persaingan usaha. Tanpa ada integrasi

tersebut pengembangan UKM akan selalu mengalami kegagalan.

H. Kesenjangan pendapatan masyarakat yang masih tinggi, di mana

pendapatan tinggi hanya ada pada segolongan kecil masyarakat. Hal ini

dapat dilihat dari masih besarnya tingkat keluarga miskin yang ada di

Kabupaten Pasuruan.

I. Ketergantungan yang masih tinggi terhadap penerimaan dari pemerintah

pusat melalui dana perimbangan. Belanja aparatur daerah yang masih

sangat tinggi sehingga untuk belanja pembangunan relatif kecil. Perlu

dicari sumber pembiayaan lain, diluar yang selama ini sudah diterima

misalkan dengan pengelolaan Public-Private-Partnership (PPP),

pinjaman, privatisasi maupun investasi.

J. Tingginya angkatan kerja akan menyebabkan peningkatan pengangguran

jika tidak diimbangi dengan lapangan kerja baru.

K. Pada sektor pertanian tantangan yang dihadapi adalah peningkatan

produksi dan harga yang lebih stabil. Selain itu, adanya alih fungsi lahan

Page 29: Konten D1413.pdf

29

dari fungsi pertanian menjadi fungsi lain di luar pertanian. Selain juga hal

ini dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan yang tinggi atas pola tanam

terhadap perubahan iklim. Sehingga perlu dipikirkan untuk memberikan

mekanisme insentif dan dis-insentif didalam pengelolaan pertanian ini.

L. Pada sektor tanaman perkebunan, masih adanya tingkat ketergantungan

yang tinggi terhadap perubahan iklim, pola tanam masyarakat dan alih

fungsi lahan. Oleh karena itu, diperlukan upaya bagaimana memperluas

lahan pengembangan dan bagaimana mengurangi lahan kritis akibat pola

tanam yang berubah. Sehingga diperlukan penanganan ekstra dari dinas

terkait untuk menanggulanginya dengan sistem bercocok tanam yang baik

dengan fokus pada kelestarian lingkungan.

M. Dalam sektor perikanan, masih banyak masyarakat nelayan yang

menggunakan armada dan peralatan tradisional. Bahkan penggunaan

bahan dan alat tangkap terlarang juga masih digunakan oleh mereka. Hal

ini dapat mengganggu potensi kelestarian sumberdaya kelautan di masa

mendatang. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan pemahaman dan

pengertian terhadap batas wilayah perairan laut, sehingga tidak

menyebabkan konflik/perselisihan antar nelayan baik antar nelayan

wilayah Kabupaten Pasuruan sendiri maupun dengan wilayah kabupaten

lain.

N. Di sektor peternakan tingkat ketergantungan terhadap komponen impor

yang masih tinggi terutama pakan ternak, mengakibatkan lemahnya daya

saing produk dan sulitnya mempertahankan harga produk yang terjangkau.

Juga belum berdayanya koperasi ternak untuk memasarkan produksi susu

perah mengharuskan pemerintah kabupaten untuk segera membantu

pemasaran melalui media kerjasama antar daerah.

2.2.3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Persaingan yang makin tinggi di masa mendatang menuntut peningkatan

kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka

menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan.

Dalam rangka peningkatan kemampuan iptek, tantangan yang dihadapi adalah

meningkatkan kontribusi iptek pada sektor produksi, peningkatan efektivitas,

Page 30: Konten D1413.pdf

30

serta mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat. Diharapkan

peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan, mengantisipasi dan

menanggulangi bencana alam, semakin dipahami dan disadari oleh

pemerintah dan masyarakat. Kesadaran tersebut tentunya akan diikuti oleh

ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, SDM, pembiayaan serta sarana

dan prasarana.

2.2.4. Sarana dan Prasarana

A. Sistem transportasi yang terpadu sangat diperlukan dimasa mendatang.

Pada dasarnya jalan dan jembatan yang dibangun harus mampu

mendorong kelancaran aliran barang dan jasa serta membuka akses bagi

semua pelaku ekonomi (baik usaha besar maupun kecil) untuk

memanfaatkannya. Hal ini juga berkaitan masalah antar SWP di

Kabupaten Pasuruan, di mana terjadi kurangnya akses langsung antar

SWP maupun di dalam SWP yang bersangkutan. Sehingga hal ini

mengakibatkan terhambatnya pergerakan penduduk antar SWP, kalaupun

bisa melakukan pergerakan antar SWP, pergerakan tersebut tidak efisien

karena harus melalui rute yang lebih jauh. Selain itu juga, disebabkan

tidak tersedianya sarana angkutan umum yang memadai yang menjangkau

seluruh wilayah SWP.

B. Pengelolaan sampah yang terintegrasi (integrated solidwaste

management). Terintegrasi disini diartikan sebagai perlibatan banyak

pelaku baik pemerintah daerah lain maupun swasta. Dengan adanya

pengelolaan yang melibatkan lebih dari satu daerah, diharapkan

pengelolaan sampah akan semakin efisien dan akan menghasilkan nilai

ekonomi tertentu.

C. Irigasi yang mampu memenuhi kebutuhan sektor pertanian serta

pembangunan bendungan yang mampu menahan luapan air dan banjir.

Dengan bertambahnya tingginya intensitas hujan maka pola

pengoperasian bendungan yang didasarkan pada pola pengoperasian

irigasi sudah tidak sesuai lagi, berkurangnya kebutuhan air irigasi di

musim hujan dan bertambahnya debit aliran air irigasi di musim hujan

menyebabkan bertambahnya aliran yang harus dilimpahkan ke sungai hilir

bendungan. Pengoperasian yang keliru akan menyebabkan banjir di

daerah hilirnya dan dapat menyebabkan erosi di sungai, dalam hal ini

Page 31: Konten D1413.pdf

31

sumberdaya manusia yang terlibat harus selalu ditingkatkan

kemampuannya.

D. Semakin besarnya perubahan tata guna lahan di mana lahan sawah telah

berubah fungsi menjadi lahan peruntukan lain. Dari survey penggunaan

lahan Kabupaten Pasuruan tahun 2005, dapat dilihat bahwa sebagian

daerah yang tersebar tidak menurut pengaturan pengairan irigasi. Kondisi

ini menyebabkan, pembagian air yang semula proporsional terhadap luas

baku sawah dan pola tanam yang telah ditetapkan menjadi tidak sesuai

lagi dengan penggunaannya. Masalah ini merupakan masalah serius dalam

operasi dan pemeliharaan terutama dalam mengadapi meningkatnya aliran

permukaan di musim hujan dan kekurangan air di musim kering.

E. Pesatnya perkembangan daerah industri, wisata dan permukiman dapat

memicu bertambahnya penggunaan air tanah dalam dengan menggunakan

pompa-pompa. Penggunaan air tanah dalam yang berlebihan dapat

menyebabkan intrusi air laut.

F. Pasokan energi baik listrik maupun BBM yang terbatas. Selama ini

pasokan listrik dan BBM sangat terbatas, dilain pihak sebagai daerah

industri Kabupaten Pasuruan sangat memerlukan jaminan pasokan listrik

dan BBM. Hal ini juga sangat terkait dengan aliran investasi ke daerah

Kabupaten Pasuruan.

2.2.5. Politik

A. Tantangan terberat didalam membangun aspek politik adalah menjaga

keberlangsungan proses demokrasi yang ada dan terus meningkatkan

kualitas demokrasi tersebut. Untuk menjaga proses demokratisasi tersebut

sangat diperlukan pendidikan politik secara terus menerus kepada

masyarakat serta peningkatan kualitas partisipasi masyarakat pada proses

pembuatan kebijakan.

B. Produk–produk peraturan daerah yang ternyata menghasilkan gangguan

pembangunan ekonomi. Semangat yang berlebihan didalam menyikapi

otonomi daerah ternyata telah berdampak negatif dengan dihasilkan

peraturan–peraturan daerah yang distortif. Oleh karena itu, proses

pembuatan regulasi yang melibatkan pihak–pihat terkait akan

menghasilkan peraturan daerah yang baik dan kondusif.

Page 32: Konten D1413.pdf

32

C. Lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya terlibat didalam proses

pembuatan kebijakan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa

masyarakat sering kali di‘inferior’kan didalam proses pembuatan

kebijakan. Hal ini berdampak kepada rasa ‘apatis’ masyarakat terhadap

setiap proses pembuatan kebijakan. Untuk itu, usaha–usaha mengajak dan

melibatkan masyarakat perlu terus dilakukan dan direncanakan secara

sistematis.

2.2.6. Hukum dan Aparatur

A. Tantangan untuk menghilangkan KKN didalam penyelenggaraan

pemerintahan merupakan tantangan yang cukup besar dimasa mendatang.

Selain itu, isu HAM juga menjadi tantangan tersendiri didalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu,

penegakan hukum dan upaya–upaya peningkatan kesadaran hukum sangat

penting untuk terus dilakukan.

B. Organisasi publik yang cenderung besar dan tidak efisien. Hal ini dapat

dilihat pelayanan publik yang belum optimal. Untuk itu, dimasa

mendatang organisasi publik perlu disesuaikan dengan prinsip–prinsip

efisiensi dan efektivitas (ramping dan kaya fungsi). Perwujudan e-

government dan e-procurement memang telah membuktikan adanya

efisiensi, tetapi hal yang paling penting adalah kualitas SDM di

lingkungan birokrasi.

2.2.7. Wilayah dan Tata Ruang

A. Kualitas permukiman di Kabupaten Pasuruan masih cukup rendah karena

adanya permukiman non permanen sebanyak 20,48%. Sedangkan

pembangunan permukiman yang dilakukan oleh pengembang maupun

pembangunan permukiman oleh masyarakat banyak merambah daerah-

daerah dengan kelerangan >25% yang diperuntukkan bagi daerah

pertanian tanaman keras, daerah penyangga maupun daerah lindung yang

akan berpengaruh terhadap fungsi hidrologis kawasan seperti di

Kecamatan Prigen.

B. Adanya permukiman di kawasan pesisir yang cukup padat ditunjang oleh

kebiasaan masyarakat yang kurang menjaga kebersihan, sehingga terkesan

Page 33: Konten D1413.pdf

33

kumuh. Demikian pula dengan berkembangnya permukiman disepanjang

bantaran sungai, seperti Sungai Lawean, Rejoso maupun Sungai Welang.

C. Tantangan dalam pengendalian fungsi drainase adalah bagaimana

pengendalian perubahan tata guna lahan di daerah hulu, di mana hal ini

akan mengurangi kemampuan penahahan atau peresapan air hujan yang

berakibat bertambahnya limpasan (runoff) ke daerah hilir yang akan

mengumpul di daerah yang paling rendah di dekat pantai menunggu

surutnya air laut (hal ini menimbulkan genangan air). Selain itu, dalam

menghadapi besarnya aliran permukaan sistem drainase yang ada belum

memadai. Sistem drainase yang seharusnya terdiri dari jaringan saluran

terbuka yang dimulai dari saluran kuarter yaitu saluran tepi jalan, saluran

tersier sebagai pengumpul aliran dari saluran kuarter, saluran sekunder

yang merupakan saluran pengumpul dari saluran tersier dan saluran

primer yang merupakan saluran pengumpul dari saluran sekunder, serta

fasilitas lain yang mendukungnya seperti pintu-pintu air dan pompa belum

ada. Pada saat ini sungai-sungai yang bermuara di laut merupakan saluran

pembuangan primer. Seharusnya permukaan ar di saluran primer drainase

lebih rendah daripada elevasi permukaan air di saluran-saluran lain yang

berada di daerah layanannya tetapi kondisinya selalu terbalik. Karena

besarnya aliran dari hulu ditambah dengan pengaruh pasang air laut, maka

permukaan air di saluran utama selalu sama atau lebih tinggi dari

permukaan air di daerah layanannya sehingga air dari daerah layanannya

tidak dapat mengalir ke saluran primer dan menyebabkan genangan.

2.2.8. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

A. Potensi volume air yang cukup melimpah berupa sungai, danau dan mata

air, merupakan keunggulan dalam rangka peningkatan volume dan

kualitas produk pertanian serta kualitas hidup masyarakat dalam bentuk

penyediaan air bersih. Potensi tersebut juga merupakan peluang bagi

terciptanya peningkatan pendapatan daerah sendiri melalui kerjasama

investasi/pengelolaan sumber air dengan daerah lain.

B. Keberadaan sungai-sungai perennial (sungai dengan aliran sepanjang

tahun yang memiliki simpangan debit maksimal di musim hujan dengan

debit minimal di musim kemarau sangat besar) selain bisa dimanfaatkan

sepanjang tahun untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih juga

Page 34: Konten D1413.pdf

34

merupakan ancaman karena simpangan debitnya yang sangat besar. Di

musim hujan debit aliran sungai-sungai tersebut sangat besar

mengakibatkan elevasi permukaan air sungai sangat tinggi bahkan

melampaui elevasi tanggulnya sehingga meluap dan menimbulkan banjir

terutama di daerah hilir.

C. Terdapat daerah resapan yang cukup luas terbentang pada kawasan

Kecamatan Prigen dan Kecamatan Tosari di sekitar Gunung Bromo.

Kawasan ini berperan penting bagi kelestarian ratusan sumber mata air di

Kabupaten Pasuruan terutama Umbulan karena fungsi pokoknya yang

menahan/menyimpan air hujan sebanyak-banyaknya untuk dimanfaatkan

pada musim kemarau. Tingginya curah hujan tidak dapat dihindarkan

tetapi luas lahan dan kemampuan meresapkan air sangat dipengaruhi

aktifitas manusia. Perubahan peruntukan lahan seperti hutan untuk

pertanian atau permukiman akan menyebabkan laju aliran permukaan

menjadi besar dan volume air terserap semakin kecil. Hal ini terlihat dari

kejadian banjir di musim hujan dan turunnya persediaan air di musim

kemarau.

D. Berkurangnya potensi sumber air selain disebabkan berkurangnya potensi

sumber air. Hal ini disebabkan berkurangnya volume air terserap, dan

penggunaan air yang berlebihan dan kurangnya pemeliharaan sumber air.

E. Masalah utama yang timbul akibat pengurangan luas hutan adalah

bencana banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau yang

berpengaruh secara langsung pada produktifitas hasil pertanian yang

merupakan pendukung utama struktur PDRB Kabupaten Pasuruan.

F. Masalah yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penambangan bahan

galian C di wilayah Kabupaten Pasuruan adalah:

1. Lokasi penambangan belum diikuti pengembangan area penghijauan,

sehingga di masa mendatang akan sangat mempengaruhi kondisi

lingkungan maupun perubahan iklim di wilayah Kabupaten Pasuruan.

2. Perijinan dan pengawasan dari dinas terkait terhadap penambangan

bahan galian C belum optimal, sehingga kecenderungan pelanggaran

dalam pelaksanaan cukup besar terutama berkaitan dengan aspek

pelestarian lingkungan dan pertambangan liar.

Page 35: Konten D1413.pdf

35

3. Semakin luasnya wilayah penambangan baik yang resmi maupun

ilegal perlu dukungan regulasi untuk meminimalkan risiko rusaknya

struktur tanah dan ekosistem di wilayah Kabupaten Pasuruan.

2.2.9. Potensi Daerah

A. Dari segi lokasi, Kabupaten Pasuruan berpeluang menggantikan posisi

Surabaya sebagai pintu masuk dan keluar barang di Jawa Timur-Bali. Hal

ini terkait dengan kondisi bencana lumpur yang terjadi di Porong-

Sidoarjo, yang mengakibatkan terganggunya proses penyaluran barang

dari dan ke Jawa Timur-Bali. Akan tetapi hal ini juga menjadi tantangan

tersendiri bagi pemerintahan Kabupaten Pasuruan dan masyarakatnya,

karena dalam pengembangannya tidak hanya dibutuhkan modal

(keuangan) saja, melainkan dari segi infrastruktur pendukungnya seperti

jalan dan sumberdaya manusianya. Dari segi jalan, sudah terdapat langkah

konkrit yaitu dengan pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan yang telah

berjalan. Namun dari segi penyediaan sumberdaya manusia, yang

sekiranya masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dimaksudkan agar

masyarakat juga bisa langsung memperoleh manfaat dari adanya

pengembangan didaerahnya.

B. Tantangan dengan sifat homogenitas budaya dan politik di Kabupaten

Pasuruan ini, adalah bagaimana menggunakan sifat tersebut ke hal yang

lebih baik. Bagaimanapun dengan sifat yang seragam, maka didapatkan

juga keinginan yang sama dari masyarakat. Di mana diharapkan adanya

keseimbangan pemerataan pembangunan. Hal ini masih kurang jika dilihat

dari perkembangan politiknya di Pemerintahan Kabupaten yang bersifat

homogen yang artinya memiliki visi dan misi pembangunan yang sama,

tetapi dalam pelaksanaan di masyarakat ternyata masih belum terlaksana

dengan baik.

C. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, tantangan yang dihadapi oleh

pemerintah Kabupaten Pasuruan adalah bagaimana meningkatkan kualitas

penduduknya. Kualitas penduduk yang tinggi diperoleh dengan

pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak,

perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang

serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang

terus ditingkatkan. Salah satu cara pengendalian kelahiran adalah dengan

Page 36: Konten D1413.pdf

36

pelaksanaan program KB yang baik. Hal ini terkait bagaimana peranan

pemerintah dalam hal ini dinas/kantor pemerintahan terkait dalam

menjalankan program (penyuluhan) KB ke masyarakat. Selain itu, dengan

pelaksanaan program KB yang benar diharapkan dapat menurunkan

tingkat kematian bayi dan anak. Selain itu juga diperlukan pengadaan

fasilitas kesehatan yang memadai dan menyentuh seluruh lapisan

masyarakat. Dengan peningkatan fasilitas kesehatan tersebut juga

diharapkan memperpanjang usia harapan hidup penduduk Kabupaten

Pasuruan.

D. Dengan banyaknya kekayaan alam dan keanekaragaman hayati,

Kabupaten Pasuruan hendaknya dapat mengelolanya dengan baik. Apa

dan bagaimana pengelolaan tersebut tergantung dari pemerintah

Kabupaten Pasuruan. Karena dengan sumberdaya alam tersebut,

dibutuhkan sumberdaya manusia yang mampu mengelolanya dengan baik

dan benar.

2.3. MODAL DASAR

Modal dasar pembangunan Kabupaten Pasuruan adalah keseluruhan sumber kekuatan

baik yang potensial maupun efektif serta yang bisa dihitung (tangible) maunpun tidak

(intangible), yang dimiliki dan didayagunakan masyarakat dan pemerintah Kabupaten

Pasuruan dalam perwujudan cita–cita pembangunan.

1. Dari segi lokasi, Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah yang sangat strategis.

Di mana Kabupaten Pasuruan terletak di jalur utama pusat perekonomian Jawa

Timur yakni Surabaya-Malang dan Surabaya- Banyuwangi/Bali. Lokasi yang

strategis ini memberikan peluang yang cukup besar bagi dunia usaha/swasta,

masyarakat dan pemerintah untuk pengembangan investasi di daerah.

2. Homogenitas Budaya dan Politik. Budaya masyarakat Kabupaten Pasuruan relatif

homogen dan ini berpengaruh kepada pilihan politik yang sama. Hal ini terlihat

dari komposisi anggota DPRD yang mayoritas sama. Homogenitas ini

memberikan kestabilan politik yang merupakan modal sosial yang penting untuk

keberlangsungan suatu kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan

partisipatif.

3. Penduduk yang jumlahnya cukup besar dengan dasar moral yang baik (santri) dan

niat baik (good will) pemerintah untuk terus merealisasikan pemerintahan yang

Page 37: Konten D1413.pdf

37

bersih dan baik, merupakan modal sosial yang cukup besar unutk membangun

Kabupaten Pasuruan.

4. Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di darat, laut, dan udara

dapat didayagunakan secara bertanggung jawab untuk kemakmuran masyarakat

Kabupaten Pasuruan.

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN

KABUPATEN PASURUAN 2005-2025 2.4. VISI

Visi adalah sebuah kehendak luhur atau suatu angan-angan luhur tentang arah dan

tujuan dari suatu entitas. Apabila dikaitkan dengan suatu pemerintahan, maka visi

Page 38: Konten D1413.pdf

38

adalah angan-angan luhur dari entitas pemerintahan tentang arah dan tujuan dari

kepemerintahan. Berpijak pada kondisi Kabupaten Pasuruan saat ini,

memperhitungkan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang,

mempertimbangkan potensi Kabupaten Pasuruan, serta memperhatikan Visi

Pembangunan Nasional 2005-2025, maka Visi Pembangunan Kabupaten Pasuruan

2005-2025 adalah:

“Kabupaten Pasuruan yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera”

Visi Pemerintah Kabupaten Pasuruan 2005-2025 dilaksanakan untuk mencapai tujuan

yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

yang sejahtera, adil, dan makmur. Untuk mencapai tujuan pembangunan ini, Visi

Pembangunan Kabupaten Pasuruan dijadikan pijakan sekaligus tolak ukur dalam

pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pasuruan.

Kabupaten Pasuruan yang Agamis memiliki arti bahwa terwujudnya karakter warga

Kabupaten Pasuruan yang tangguh, kompetitif, dan bermoral tinggi yang bercirikan

dengan watak dan perilaku masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, dinamis, dan terbuka

terhadap segala perubahan. Serta bertujuan memperkokoh budaya masyarakat yang

tercermin pada peningkatan martabat, kepribadian, dan jati diri masyarakat

Kabupaten Pasuruan.

Kabupaten Pasuruan yang berdaya saing memiliki arti bahwa setiap kegiatan ekonomi

dan pemerintahan dapat dilakukan secara efisien. Dengan demikian, setiap produk

yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Pasuruan dapat bersaing, baik pada level lokal

regional, nasional, bahkan internasional. Semua kegiatan yang dilakukan, baik pada

tingkat pemerintahan atau swasta, dilakukan atas dasar efisiensi dan efektivitas

sehingga menciptakan kegiatan dengan produktivitas yang tinggi. Sedangkan setiap

produk yang dihasilkan, baik berupa barang maupun jasa, mempunyai daya saing

yang tinggi sehingga produk dari Kabupaten Pasuruan bisa bersaing di tingkat lokal,

regional, nasional, dan internasional.

Kabupaten Pasuruan yang mandiri memiliki arti bahwa kemampuan mewujudkan

kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang mengandalkan

kemampuan dan kekuatan sendiri. Dalam membangun kemandirian ini mutlak harus

dibangun kemampuan daya saing daerah. Kemandirian ini tercermin antara lain pada

ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan maupun memenuhi tuntutan

Page 39: Konten D1413.pdf

39

kebutuhan dan kemajun pembangunan, kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur

penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, ketergantungan pembiayaan

pembangunan yang bersumber dari sumber daya lokal yang semakin kuat sehingga

mengurangi ketergantungan sumber daya dari daerah lain, serta kemampuan

membangun jaringan kerjasama untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah.

Kabupaten Pasuruan yang sejahtera memiliki arti bahwa prinsip kesejahteraan harus

menjadi landasan sekaligus tujuan utama dari pelaksanaan pembangunan di wilayah

Kabupaten Pasuruan. Hal ini bemakna, setiap kegiatan dan produk yang dihasilkan

dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pasuruan harus bisa menciptakan

masyarakat Kabupaten Pasuruan yang sejahtera, yaitu suatu masyarakat yang secara

materiil terpenuhi melalui pertumbuhan (ekonomi) yang terus meningkat yang diikuti

oleh pemerataan (pendapatan) yang lebih baik. Masyarakat yang sejahtera juga harus

didukung oleh pemerintahan yang baik (good) dan bersih (clean). Dengan kata lain,

nilai–nilai agama sudah menjiwai dengan seluruh aktivitas pemerintah dan

masyarakat.

2.5. MISI

Berikut misi yang diemban oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa

Timur, yaitu:

1. Penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara adalah memantapkan jati diri masyarakat, mengutamakan kejujuran,

membangun solidaritas dan kesetiakawanan sosial, mempromosikan ketatan

terhadap peraturan (hukum), memelihara nilai luhur bangsa, dan memperkuat

semangat kegotongroyongan dalam rangka memantapkan landasan spiritual,

moral, dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih yang mengutamakan

pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan profesionalisme aparatur,

serta melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan

partisipatif adalah mengupayakan terbentuknya pemerintahan yang demokratis,

terwujudnya desentralisasi ekonomi, menjamin kebebasan media, memperkuat

peran masyarakat sipil, dan mengarahkan setiap program pembangunan untuk

kepentingan seluruh rakyat.

3. Mewujudkan daya saing dan kemandirian daerah adalah pembangunan

berkelanjutan di segala bidang dengan mengoptimalkan pemanfaatan dan potensi

daerah, pembangunan sumber daya manusia, kelestarian dan keseimbangan

Page 40: Konten D1413.pdf

40

lingkungan, pemerataan pembangunan dan kerjasama dengan pihak lain,

memperkuat infrastruktur ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan perekonomian daerah yang berbasis kerakyatan adalah

mengembangkan potensi pertanian, memperkuat industri berbasis sektor

perdagangan, mempromosikan perdagangan dan investasi, mengembangkan

pariwisata, kemitraan antar-pelaku ekonomi, pemanfaatan sumber daya ekonomi

lokal, melibatkan seluruh masyarakat (partisipasi) dalam rangka peningkatan

penyerapan tenaga kerja dan pengurangan penduduk miskin.

5. Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat adalah

mengembangkan layanan kesehatan, akses pendidikan, pembangunan perumahan,

memperkuat sistem jaminan sosial, peningkatan upah tenaga kerja, dan menjamin

keamanan masyarakat.

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

TAHUN 2005-2025

Tujuan Jangka Panjang tahun 2005-2025 Kabupaten Pasuruan adalah mewujudkan

masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, selaras dengan tujuan jangka panjang

nasional. Sejahtera, adil dan makmur ini di dalamnya menggambarkan pemerataan

pembangunan di seluruh Kabupaten Pasuruan, karena kondisi saat ini di Kabupaten

Page 41: Konten D1413.pdf

41

Pasuruan terdapat ketimpangan pembangunan antara Wilayah Barat dan Timur. Dari

pernyataan tujuan dan dengan rumusan Visi dan Misi pada Bab III, maka arah

pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025 dapat diarahkan

pada sasaran–sasaran sebagai berikut :

2.6. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERMORAL, BERETIKA DAN BERBUDAYA

1. Terwujudnya karakter warga Kabupaten Pasuruan yang tangguh, kompetitif dan bermoral tinggi yang dicirikan dengan watak dan perilaku masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, dinamis dan terbuka kepada perubahan

a. Banyaknya pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan menjadikan masyarakat

Kabupaten Pasuruan sebagai masyarakat santri. Didukung dengan para alim

ulama dapat disampaikan ajaran-ajaran yang dapat meningkatkan perilaku

masyarakat. Dengan demikian pembangunan diarahkan untuk memantapkan

peran dan fungsi agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan.

Selain itu, agama diharapkan tidak hanya membina akhlak mulia, tetapi juga

mampu memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan

pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan. Kerukunan umat

beragama diharapkan juga meningkatkan rasa saling percaya dan menghargai

sehingga tercipta suasana kehidupan yang penuh toleransi, harmonis, dan

tenggang rasa.

b. Budaya inovatif yang berorientasi iptek perlu terus dikembangkan agar

masyarakat kabupaten Pasuruan mampu bersaing di era persaingan global saat

ini dan nanti. Pengembangan budaya iptek tersebut dilakukan dengan

meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap iptek melalui pengembangan

budaya membaca dan menulis, masyarakat pembelajar, masyarakat yang

cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka pengembangan tradisi iptek, bersamaan

dengan mengarahkan budaya konsumtif menuju budaya produktif. Bentuk-

bentuk pengungkapan kreativitas, antara lain melalui kesenian, tetap didorong

untuk mewujudkan keseimbangan aspek material, spiritual dan emosional.

Pengembangan iptek serta kesenian diletakkan dalam kerangka peningkatan

harkat, martabat, dan peradaban manusia.

2. Makin kokohnya budaya masyarakat yang tercermin pada peningkatan martabat, kepribadian, dan jati diri

Page 42: Konten D1413.pdf

42

Jati diri merupakan kombinasi antara nilai luhur seperti religiusitas, kebersamaan

dan persatuan -dan nilai modern yang universal- seperti etos kerja serta prinsip

tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan jati diri bangsa tersebut dilakukan

melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya bangsa yang

mempunyai potensi unggul dan menerapkan nilai modern yang membangun.

Untuk memperkuat jati diri dan kebanggaan bangsa, pembangunan olahraga

diarahkan pada peningkatan budaya dan prestasi olahraga.

2.7. TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN KABUPATEN PASURUAN YANG BAIK DAN BERSIH SERTA DEMOKRATIS BERLANDASKAN HUKUM

Kabupaten Pasuruan yang demokratis merupakan landasan yang sangat penting di

dalam perwujudan pembangunan yang lebih maju, berdaya saing, sejahtera, dan

mandiri. Demokrasi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai

kegiatan pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat, termasuk di

dalamnya adalah transparansi kebijakan. Hukum sendiri pada dasarnya akan

memastikan munculnya aspek–aspek keadilan dan kebersamaan. Hukum yang ditaati

dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi setiap anggota

masyarakat secara menyeluruh. Hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan hal

tersebut adalah memantapkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh;

memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi

daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam

mengomunikasikan kepentingan masyarakat; melakukan pembenahan struktur hukum

dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen,

tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.

a. Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses pelembagaan

demokrasi yang dilakukan dengan mempromosikan dan mensosialisasikan

pentingnya keberadaan sebuah konstitusi yang lebih kuat dan memiliki kredibilitas

tinggi sebagai pedoman dasar bagi sebuah proses demokratisasi berkelanjutan.

Selain itu, di dalam proses demokratisasi tersebut perlu dioptimalkan kinerja

lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan, meningkatkan kemampuan

mengelola daerah secara baik dan bersih sebagai perwujudan kebijakan otonomi

daerah serta terus menerus melakukan konsolidasi dengan lembaga–lembaga di

masyarakat.

b. Penataan peran pemerintah dan masyarakat yang dititikberatkan pada

pembentukan kemandirian dan kedewasaan masyarakat. Selain itu, demokratisasi

Page 43: Konten D1413.pdf

43

ekonomi juga perlu dilakukan dengan penguatan pelaku ekonomi (kecil dan

menengah).

c. Peningkatan kualitas proses politik yang berjalan dengan dititikberatkan pada

proses pengalokasian/representasi kekuasaan yang diwujudkan dengan: (a)

meningkatkan secara terus menerus kualitas proses dan mekanisme seleksi publik

yang lebih terbuka bagi para pejabat politik dan publik; (b) mewujudkan

komitmen politik yang tegas terhadap pentingnya kebebasan media massa,

keleluasaan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat setiap warga negara

berdasarkan aspirasi politiknya masing-masing.

d. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada proses

pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik yang dilakukan dengan: (a)

mewujudkan kebebasan pers yang bertanggungjawab dan terlembaga serta

menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol jalannya

penyelenggaraan negara secara cerdas dan demokratis; (b) mewujudkan

pemerataan informasi yang lebih besar dengan mendorong munculnya media-

media massa lokal yang independen; (c) menciptakan jaringan informasi yang

lebih bersifat interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan

politik untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat luas;

(d) menciptakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu

menghubungkan seluruh link informasi yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan

untuk memudahkan proses sosialisasi dan trasparansi kebijakan;

e. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini

pemerintahan dan pada semua kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya

kepada pelaku penyalahgunaan kewenangan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku; peningkatan instensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negara

melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan

masyarakat; peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan

pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip prinsip

ketatapemerintahan yang baik. Dengan memiliki tata pemerintahan yang baik dan

bersih, maka pelayanan publik akan semakin efisien dan pembiayaan

pembangunan tidak lagi hanya dipikul oleh kemampuan keuangan pemerintah

sendiri, tetapi juga oleh swasta dan masyarakat.

2.8. TERWUJUDNYA DAYA SAING MASYARAKAT UNTUK MENCAPAI KEMANDIRIAN DAN KESEJAHTERAAN

Page 44: Konten D1413.pdf

44

1. Kualitas SDM yang terus meningkat dengan ditandai oleh meningkatnya nilai IPM dan pertumbuhan penduduk yang seimbang.

IPM atau Indeks Pembangunan Manusia adalah suatu indeks yang menjelaskan

tentang keberhasilan pembangunan suatu daerah yang berkenaan dengan kualitas

SDM. Semakin tinggi angka IPM suatu daerah menunjukkan kualitas kehidupan

sosial ekonomi daerah yang bersangkutan tinggi. Lebih lanjut, bahwa IPM terdiri

dari beberapa komponen antara lain: indeks pendidikan, indek kesehatan, dan

indeks daya beli masyarakat yang diukur dalam bentuk Purchasing Power Parity

(PPP). Untuk itu, dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang arah

pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan yang berkenaan dengan

kualitas sumber daya manusia dan pertumbuhan penduduk yang seimbang adalah:

� Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan

Dunia pendidikan menghadapi tiga tantangan besar: pertama, sebagai akibat

dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan

hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, menghadapi

era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya

manusia yang kompeten agar output-nya mampu bersaing dalam pasar kerja

global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu

dilakukan penyesuaian untuk mewujudkan proses pendidikan yang lebih

demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan

peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Pembangunan pendidikan merupakan prioritas pembangunan nasional dengan

demikian secara otomatis juga merupakan prioritas pembangunan di daerah.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi

pemantapan kesiapan menyongsong tantangan kedepan yang semakin berat

dan kompleks. Dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa,

setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan. Sebagai

konsekuensi dari komitmen tersebut, setiap warga negara tanpa mengenal latar

belakang, baik yang normal maupun yang berkelainan, yang berkemampuan

cerdas maupun yang rendah, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan

pendidikan yang bermutu setidaknya selama 9 tahun.

Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Pasuruan masih dihadapkan

pada berbagai permasalahan: (a) kurangnya pemerataan kesempatan

Page 45: Konten D1413.pdf

45

memperoleh pendidikan yang bermutu; (b) rendahnya kualitas pembelajaran;

(c) kurangnya relevansi pendidikan (pengembangan kurikulum);

Dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat

tersebut, arah pembangunan akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan

Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan secara terarah, terpadu dan

menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif oleh seluruh komponen

melalui:

a. Peningkatan kualitas pendidikan dengan cara peningkatan

profesionalisme yang bermuara pada peningkatan kualitas kelembagaan,

SDM, sarana dan prasarana kualitas pembelajaran;

b. Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan dan pendidikan non

formal untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka memasuki

dunia kerja (market friendly);

c. Meningkatkan layanan pendidikan keterampilan bagi Anak Luar Biasa

agar dapat hidup mandiri.

d. Mengintrodusir model sekolah unggulan di setiap kecamatan yang ada di

wilayah Kabupaten Pasuruan.

2. Kebijakan Pemerataan Pendidikan

Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu dengan :

a. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

b. Peningkatan sarana prasarana

c. Peningkatan pelayanan Pendidikan Luar Sekolah

d. Peningkatan akses pendidikan formal, yang terjangkau

� Peningkatan kualitas nutrisi masyarakat sehingga usia harapan hidup

(life expectancy) masyarakat meningkat

Upaya mencapai keberhasilan pembangunan manusia seutuhnya adalah

terciptanya masyarakat yang sehat baik fisik maupun mental. Selama ini

apresiasi masyarakat terhadap kesehatan masih relatif rendah, utamanya bagi

keluarga-keluarga miskin. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh

penyakit menular ataupun faktor ketidaktahuan masyarakat dalam mensikapi

Page 46: Konten D1413.pdf

46

kesehatan, haruslah menjadi perhatian utama semua pihak khususnya

pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Dalam bidang kesehatan, kondisi umum pembangunan kesehatan antara lain

dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit.

Status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai

indikator kesehatan seperti usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka

kematian balita, angka kematian ibu melahirkan dan keadaan gizi masyarakat.

Salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan peluang hidup ini adalah

perhatian masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan ditunjang dengan

kemudahan mengakses sarana dan prasarana kesehatan.

Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas antara lain dipengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

Selanjutnya, pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan

kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di seluruh

kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan

dasar seperti Puskesmas terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh

Puskesmas Pembantu, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat

dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak

transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah rumah sakit.

Persoalan pembangunan kesehatan yang masih dihadapi saat ini adalah: (a)

belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan khususnya bagi keluarga

miskin di pedesaan; (b) belum optimalnya upaya peningkatan kesehatan

individu dan keluarga; (c) masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan

meliputi pelayanan kesehatan dasar; (d) kecenderungan meningkatnya

beberapa penyakit menular dan tidak menular; (e) adanya beberapa penyakit

menular dan bencana yang berpotensi menjadi masalah luas pada kesehatan

masyarakat.

Dalam upaya terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat, arah

pembangunan kesehatan antara lain fokus pada:

1. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan;

Page 47: Konten D1413.pdf

47

2. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga miskin;

3. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan;

4. Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat;

5. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan.

� Mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk sehingga terjadi

keseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan daya dukung ekonomi daerah

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan agenda

penting dalam mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk sehingga

terjadai keseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan daya dukung

ekonomi daerah. Hal ini diselenggarakan melalui pengendalian kuantitas

penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia.

Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan pengembangan kualitas

penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas

penduduk.

Pembangunan di bidang kependudukan, pemberdayaan keluarga, kesehatan

reproduksi remaja dan keluarga berencana diarahkan untuk meningkatkan

kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka

kematian, dan peningkatan kualitas program KB. Sehingga dengan

pengendalian ini ke depan akan terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan

penduduk dengan daya dukung ekonomi.

Permasalahan pembangunan bidang kependudukan dan keluarga kecil

berkualitas di Kabupaten Pasuruan masih menghadapi berbagai permasalahan,

yaitu: (1) belum optimalnya koordinasi pelaksanaan kebijakan administrasi

Kependudukan; (2) belum optimalnya database kependudukan dan belum

tertibnya pencatatan serta pelaporan data kependudukan; (3) rendahnya

kualitas dan cakupan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi; (4) rendahnya

pemahaman dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja; (5) rendahnya

pelayanan kontrasepsi bagi keluarga miskin; (6) rendahnya keikutsertaan kaum

pria dalam ber-KB.

Page 48: Konten D1413.pdf

48

Agar pengendalian pertumbuhan penduduk bisa terwujud serta peningkatan

keluarga kecil yang berkualitas, maka arah pembangunan jangka panjang

meliputi:

a. Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan

akses dan kualitas pelayanan KB, terutama bagi keluarga miskin dan rentan

serta daerah terpencil; peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi bagi

pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi; melindungi peserta

keluarga berencana dari dampak negatif penggunaan alat dan obat

kontrasepsi; peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alat dan obat

kontrasepsi dan peningkatan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif serta

efisien untuk jangka panjang.

b. Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja dalam rangka

menyiapkan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, serta pendewasaan usia

perkawinan melalui upaya peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi

remaja; penguatan institusi masyarakat dan pemerintah yang memberikan

layanan kesehatan reproduksi bagi remaja; serta pemberian konseling

tentang permasalahan remaja;

c. Memperkuat kelembagaan dan jejaring pelayanan KB bekerjasama dengan

masyarakat luas, dalam upaya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan

penduduk dan pembudayaan keluarga kecil berkualitas.

2. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, sehingga PDRB per kapita mencapai di atas US$ 7,500.

Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi daerah untuk bisa memberikan

pelayanan optimal dan upaya mensejahterakan bagi masyarakat dan untuk

mencapai hal ini persoalan utama yang harus diselesaikan tidak lain adalah

kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,

pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, dan kondisi

lingkungan. Dengan demikian kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas

ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan

perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani

kehidupan secara bermartabat.

Page 49: Konten D1413.pdf

49

Kompleksitas masalah kemiskinan tentu tidak bisa dijawab melalui program

pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah

rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun

tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan

hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar, yaitu penanggulangan

kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Program yang khusus ditujukan untuk

mengatasi masalah kemiskinan diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan

dan pengurangan beban masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan

usaha, pemberdayaan manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi

pendekatan program disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang

dihadapi oleh masyarakat miskin setempat, dengan menghindari penyeragaman

program.

Variabel makro ekonomi mempunyai andil yang sangat besar. Tingginya laju

inflasi, rendahnya investasi, disparitas pertumbuhan ekonomi antar daerah dan

antara desa dan perkotaan serta aksesibilitas sumber-sumber ekonomi, secara

langsung akan memengaruhi kerawanan tingkat kemiskinan.

Sejalan dengan penjelasan di atas, arah pembangunan jangka panjang Kabupaten

Pasuruan yang berkenaan dengan tercapainya pendapatan per kapita masyarakat

minimal US$ 7,500 = Rp 71.250.000,00 (asumsi US$ 1 = Rp 9.500,00) adalah

sebagai berikut:

a. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha (Koperasi Usaha Kecil

Mikro dan Menengah) melalui kebijakan yang mampu mengentaskan

kemiskinan;

b. Peningkatan akses dan layanan permodalan dan pengembangan usaha bagi

masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus (bunga rendah) tetapi

tetap memperhatikan mekanisme pasar yang ada;

c. Pemeliharaan dan pengembangan kesempatan kerja yang didukung oleh

tenaga kerja yang terampil dalam suasana hubungan kerja yang harmonis

antar pelaku produksi, adanya perlindungan kesehatan dan keamanan kerja

serta peningkatan upah buruh berdasarkan standar kebutuhan hidup minimal;

d. Pengembangan potensi wilayah baik pada daerah pesisir, sekitar hutan,

persawahan, pertambakan, dan daerah-daerah sekitar kawasan industri

dengan mengembangkan produk unggulan yang spesifik dan kompetitif serta

Page 50: Konten D1413.pdf

50

mempunyai dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi

dan penciptaan lapangan kerja;

e. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar dan sarana ekonomi sesuai dengan

karakteristik kebutuhan, sehingga mampu membuka akses dan meningkatkan

peluang bagi kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan

produktivitas sesuai dengan basis mata pencahariannya;

3. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dengan basis keunggulan kompetitif pada sektor–sektor ekonominya.

Struktur perekonomian daerah lazim dibedakan menjadi 9 sektor ekonomi yang

tertuang dalam PDRB masing-masing daerah, yakni mulai sektor pertanian sampai

sektor jasa. Lebih lanjut, berkenaan dengan pembangunan ekonomi jangka

panjang di Kabupaten Pasuruan sehingga terwujudnya struktur perekonomian

yang kokoh, maka sektor pertanian diharapkan menjadi basis aktivitias kegiatan

ekonomi yang dikelola secara efisien dan menghasilkan output yang sesuai

dengan kebutuhan industri.

Sementara itu, pengembangan industri pengolahan dan manufaktur diarahkan

sedemikian rupa hingga memiliki daya saing global. Untuk sektor jasa diharapkan

dapat memberikan layanan publik yang bermutu dan berkualitas. Sejalan dengan

pemikiran di atas, maka arah pembangunan jangka panjang bisa dirinci

sebagaimana di uraian di bawah ini.

• Revitalisasi Pertanian

Pembangunan pertanian mencakup sub-sektor tanaman bahan makanan,

peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Dalam era otonomi

daerah, pemerintah Kabupaten Pasuruan selalu berupaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui berbagai bidang pembangunan salah

satunya melalui peningkatan ketahanan pangan daerah untuk menunjang

ketahanan pangan nasional. Bidang Pertanian selama ini mempunyai peran

yang cukup strategis dalam perekonomian dan mempunyai multiplier effect

yang besar, karena di sektor ini sekitar 25,65% masyarakat Kabupaten

Pasuruan menggantungkan hidupnya. Selain itu mata rantai yang timbul dari

sektor pertanian sangat besar sehingga dampak yang ditimbulkan dari sektor

pertanian sangat luas. Sebagai bagian dari pembangunan masyarakat,

pembangunan pertanian diupayakan agar sinergis dengan pembangunan

sektor lainnya, bahkan merupakan titik pusat, sebagai sumber penggerak

Page 51: Konten D1413.pdf

51

sektor lain dengan pengembangan sistem agribisnis termasuk agroindustri

yang tahan terhadap guncangan ekonomi. Pada masa krisis, pertanian

merupakan sektor yang paling tahan terhadap badai krisis, begitu pula sektor

ini masih dapat menjadi penopang untuk tidak menjadikan krisis ekonomi

berkelanjutan.

Pembangunan di Bidang Pertanian ke depan menghadapi masalah antara lain

semakin terbatas dan menurunnya daya dukung lahan dan kelangkaan sumber

daya alam pertanian ditengah kondisi adanya kecenderungan peningkatan

kuantitas dan kualitas kebutuhan pangan. Pada sisi lain kesempatan usaha

pertanian sebagai upaya penanggulangan krisis ekonomi belum menunjukkan

efektivitasnya dan belum mendorong terwujudnya sistem dan usaha agribisnis

yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan. Pengembangan

agribisnis terutama holtikultura mempunyai peluang/potensi pengembangan

yang sangat besar serta berkemampuan dalam menciptakan lapangan kerja,

tapi pelatihan dan penanganan proses produksi serta informasi pasar dan

penerapan teknologi tepat guna belum optimal. Pola-pola kemitraan yang

dilaksanakan diharapkan akan memberdayakan penciptaan lapangan kerja

melalui program pembangunan fisik dan ekonomi produktif, yang pada

akhirnya akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Revitalisasi pertanian menjadi penting, mengingat permasalahan Ketahanan

Pangan yang meliputi: (a) Nilai Tukar Petani (NTP) masih rendah berarti

pendapatan dan kesejahteraan petani masih rendah sehingga menyebabkan

rendahnya kemampuan ketahanan pangan keluarga; (b) masih rendahnya

kualitas dan kuantitas konsumsi pangan yang bergizi, (c) belum optimalnya

pengembangan sistem pengamanan pangan, (d) keterampilan petani masih

rendah, (e) distribusi dan ketersediaan pangan yang tidak merata, serta

distribusi (waktu dan lokasi) harga pangan yang tidak merata, serta

keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat sebagai bagian dari

penyangga pangan dan sudah dikenal di kalangan petani belum berjalan

secara optimal, (f) prasarana dan sarana distribusi pangan untuk menjangkau

seluruh wilayah konsumen belum memadai, sehingga arus lalu lintas pangan

antar-wilayah dan antar-waktu kurang lancar, (g) kelembagaan petani yang

belum sepenuhnya berfungsi secara optimal. Sehingga dalam kurun waktu 20

yang akan datang Kabupaten Pasuruan harus menuntaskan persoalan di atas

melalui program-program dari SATKER terkait.

Page 52: Konten D1413.pdf

52

• Peningkatan Investasi dan Perdagangan

Kinerja investasi selama lima tahun terakhir belum menunjukkan

perkembangan yang signifikan, hal ini menjadi salah satu faktor masih

tingginya angka pengangguran. Beberapa sektor dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005, adalah pertanian 25,65%,

perdagangan 20,05%, industri 31,95% dan jasa-jasa 9,87% sedang sektor

lainnya seperti; pertambangan, bangunan, keuangan, listrik dan air masih

dalam tahap perkembangan. Sementara itu, permasalahan yang masih

dihadapi adalah: (1) Pemanfatan jaringan promosi belum optimal; (2)

Pendayagunaan informasi potensi dan peluang investasi yang belum efektif;

(3) Pelayanan penanaman modal di daerah masih belum dapat dilaksanakan

secara efisien, cepat dan murah; (4) sarana prasarana penunjang penanaman

modal yang belum sepenuhnya dapat disediakan secara maksimal; (5) Relatif

rendahnya realisasi penanaman modal.

Sejalan dengan pemahaman di atas, dalam rangka mewujudkan peningkatan

investasi dan perdagangan, maka pembangunan jangka panjang diarahkan

pada upaya:

1. Menjamin kepastian usaha, menjaga hak kepemilikan terutama berkenaan

dengan kepemilikan lahan dan pengaturan yang adil pada mekanisme

penyelesaian konflik di bidang investasi;

2. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di Pusat, Propinsi dan

Kabupaten/Kota lainnya guna pengembangan investasi, promosi investasi,

pelayanan investasi dan pengawasan pelaksanaan investasi yang berdaya

saing ;

3. Penyederhanaan sistem dan prosedur;

4. Mendorong secara bertahap perluasan basis produk ekspor dengan tetap

memperhatikan kriteria produk ekspor yang ramah lingkungan.

• Peningkatan Daya Saing Pariwisata

Pembangunan pariwisata mempunyai peranan penting karena di samping

sebagai penggerak perekonomian, juga diharapkan meningkatkan kesempatan

kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Dalam rangka memanfaatkan

peluang pariwisata yang secara prospektif dapat menguntungkan maka

Page 53: Konten D1413.pdf

53

diperlukan juga iklim usaha yang kondusif agar dapat menjamin

berlangsungnya kegiatan pariwisata, serta membuka peluang investasi guna

meningkatkan aktivitas pariwisata.

Selanjutnya melalui pengelolaan berbagai potensi secara optimal diharapkan

akan dapat menarik dunia usaha untuk melakukan kegiatan penanaman modal

di Kabupaten Pasuruan, sehinga aktivitas ekonomi meningkat yang pada

akhirnya mengangkat kesejahteraan masyarakat dan terdapat pula pada

peningkatan pendapatan asli daerah.

Kabupaten Pasuruan cukup banyak memiliki potensi obyek pariwisata baik

wisata alam, wisata agro maupun wisata budaya yang apabila dikelola dengan

manajemen yang baik akan turut mendukung peningkatan pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Pasuruan setiap tahunnya. Tidak semua obyek wisata

yang dimilikinya berperan dalam peningkatan pendapatan asli daerah.

Terhitung hanya 6 (enam) obyek wisata yang dapat memberikan sumbangan

kepada PAD, yaitu: Gunung Bromo, Taman Safari Indonesia II, Kebun Raya

Purwodadi, Wana Wisata Kakek Bodo, Pemandian Banyubiru dan Ranu

Grati. Di samping itu ada beberapa daerah wisata yang berpotensi

menyumbangkan PAD, seperti Tamandayu dan Finna Golf.

Untuk mendukung pengembangan potensi wisata tersebut, perlu peningkatan

sarana dan prasarana transportasi. Sebab mudahnya tingkat aksesibilitas suatu

kawasan akan menambah daya tarik wisata yang bersangkutan. Sementara itu,

untuk “mengikatkan” antara pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan

obyek wisata dirasa perlu untuk menumbuh kembangkan produk-produk

wisata yang terkait dengan UMKM yang ada di daerah-daerah wisata.

Dengan kata lain, bahwa perkembangan obyek wisata ‘diikuti’ oleh

pertumbuhan usaha kecil dan pertumbuhan ekonomi setempat yang pada

gilirannya secara makro akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Pasuruan.

Eksploitasi secara maksimal dari berbagai potensi pariwisata yang ada di

Kabupaten Pasuruan masih belum maksimal terutama wisata alam

pegunungan, wisata budaya sejarah maupun kerajinan rakyat. Sehingga untuk

meningkatkan peran pariwisata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Pasuruan, maka arah pembangunan untuk mencapai kehendak

tersebut dalam 20 tahun yang akan datang adalah:

Page 54: Konten D1413.pdf

54

1. Meningkatkan dan menumbuhkan kembali potensi pariwisata yang telah

berkembang, bersumber pada potensi yang belum berkembang dan

bersumber pada potensi alam dan budaya yang berwawasan lingkungan

serta pelestarian budaya, sebagai aplikasi dari Konsep Ecotourism;

2. Meningkatkan kuantitas dan varietas potensi unggulan pariwisata dan

diversifikasi produk pelayanan pariwisata yang standar, berdaya saing

serta memenuhi rasa aman dan nyaman;

3. Memberdayakan pengembangan pemasaran pariwisata terpadu agar tepat

sasaran dan efisien serta menggalang peran serta masyarakat dengan cara

memposisikan masyarakat sebagai subyek pengembangan pariwisata,

sehingga dapat mewujudkan iklim usaha pariwisata yang kooperatif dan

dinamis;

4. Meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka

mewujudkan kinerja pelayanan.

5. Meningkatkan sosialisasi dan promosi keberadaaan Pariwisata di

Kabupaten Pasuruan.

• Peningkatan Daya Saing Industri

Kontribusi sektoral PDRB Kabupaten Pasuruan pada tahun 2005 didukung

oleh tiga sektor besar, yakni sektor industri (31,95%), sektor pertanian

(25,65%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (20,95%). Sebagai

penyumbang terbesar, sektor industri diarahkan untuk menjadi sektor yang

kompetitif dalam rangka penciptaan struktur ekonomi yang seimbang melalui

pendayagunaan potensi produksi dalam negeri dan terwujudnya kerjasama

maupun kemitraan antar sub-sektor industri.

Kabupaten Pasuruan memiliki 7 (tujuh) jenis industri formal yang terbagi

dalam skala kecil, menengah dan besar, yaitu: agro industri sejumlah 329

unit, industri hasil hutan sejumlah 153 unit, aneka industri sejumlah 82 unit,

industri elektronika sejumlah 17 unit, industri logam dan perekayaan

sejumlah 84 unit, industri tekstil sejumlah 151 unit, dan industri kimia

sejumlah 203 unit. Jenis industri formal tersebut tersebar di wilayah

Kecamatan sesuai dengan karakteristik peran dan fungsi wilayah yang sesuai

dengan potensi pengembangan industri formal.

Page 55: Konten D1413.pdf

55

Kabupaten Pasuruan juga memiliki potensi sentra industri kecil (industri

informal) yang terbagi dalam 16 (enam belas) jenis sentra industri kecil,

yaitu: pengrajin tempe, bordir, batu bata, genting, anyaman bambu, kerupuk,

tape, konveksi, tenun ATBM, tenun ikat, mainan anak, kerajinan kayu, mebel

kayu, perhiasan, pande besi, dan kursi bambu.

Perkembangan sektor industri untuk tahun 2000-2003 dapat digambarkan

sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan jumlah ijin usaha industri (IUI) formal dari 455 unit

tahun 2000 menjadi 1.364 unit tahun 2003.

2. Nilai investasi industri formal meningkat dari Rp.6.474.434.806.600,00

tahun 2000 menjadi Rp.6.928.508.089.250,00 tahun 2003.

3. Jumlah industri informal naik dari 14.617 unit pada tahun 2000 menjadi

sebanyak 15.540 unit pada tahun 2003. kenaikan ini diikuti dengan

kenaikan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 34.200 orang tahun 2000

menjadi 36.133 orang tahun 2003.

Perkembangan sektor industri tersebut menggambarkan upaya keras

Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk menarik investor baru melalui

penyederhanaan proses perijinan, peningkatan pelayanan perijinan, adanya

perencanaan tata ruang yang mendukung kegiatan industri dan penyediaan

infrastruktur yang memadai.

Pertumbuhan investasi dan jumlah tenaga kerja yang terserap selama kurun

waktu 4 tahun terakhir menunjukkan kondisi perekonomian mulai membaik

dan iklim dunia usaha secara bertahap sudah mendukung pengembangan

dunia usaha termasuk pengembangan industri informal.

Sementara itu, upaya peningkatan daya saing industri, masih menghadapi

berbagai permasalahan meliputi: (a) panjangnya mata rantai distribusi dan

terbatasnya jaringan informasi pasar dalam negeri maupun global; (b) belum

optimalnya perlindungan HAKI, Standarisasi produk Industri Mikro Kecil

dan Menengah (IMKM); (c) keterkaitan antar IMKM dengan besar/BUMN;

(d) Belum optimalnya kualitas sumber daya dan lembaga pendukung pasar;

(e) kelum optimalnya IMKM menggunakan bahan baku potensi unggulan

daerah serta masih tingginya ketergantungan sebagian produk pada komponen

bahan baku import; (f) belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna

Page 56: Konten D1413.pdf

56

dalam pengembangan industri; (g) masih terbatasnya sarana promosi industri

kecil dan menengah.

Dalam rangka perwujudan meningkatnya daya saing industri, maka arah

pembangunan jangka panjang yang terkait dengan sektor Industri adalah

sebagai berikut:

1. Peningkatan nilai tambah dan produktivitas melalui pengembangan

industri dalam rangka pengembangan rantai nilai untuk membentuk

industri-industri yang kuat, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk

yang dibuat baik pada industri ataupun pada rantai nilainya,

memperpanjang rantai nilai baik dengan meningkatkan inovasi maupun

penguasaan pasar, meningkatkan efisiensi rantai nilai untuk meningkatkan

keseluruhan produktivitas.

2. Mengembangkan IMKM agar perannya setara dengan industri besar

sehingga merupakan fondasi perekonomian yang kokoh dan mewujudkan

IMKM yang mandiri dan atau mendukung industri besar dalam satu

kerangka kerjasama yang sederajat dan saling menguntungkan.

3. Mendorong investasi baru yang diarahkan pada industri yang berorientasi

ekspor.

4. Terwujudnya jaringan infrastruktur transportasi dan ekonomi yang handal

dan terintegrasi

Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Potensi pendukung sarana

dan prasarana transportasi di Kabupaten Pasuruan tersedia panjang jalan

terbentang hingga 1.906,444 km terdiri dari jalan Negara 90,92 km; jalan

Provinsi 94,704 km dan jalan Kabupaten 1.720,82 km. Sedangkan jalan desa juga

cukup tersedia, yang sebagian besar merupakan swadaya masyarakat.

Untuk mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat, fungsi pelayanan

umum transportasi dilakukan pula melalui penyediaan jasa transportasi guna

mendorong pemerataan pembangunan dan melayani kebutuhan masyarakat luas,

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil,

melancarkan mobilitas distribusi barang dan jasa serta mendorong pertumbuhan

sektor-sektor ekonomi regional. Kabupaten Pasuruan juga akan mendukung

transportasi antar wilayah yang akan membuka peluang terjadinya perdagangan

Page 57: Konten D1413.pdf

57

antar wilayah dan mengurangi perbedaan harga antar wilayah, serta

meningkatkan mobilitas tenaga kerja sehingga mengurangi konsentrasi keahlian

dan keterampilan pada beberapa wilayah melalui pembangunan jalur bebas

hambatan. Dengan adanya pemerataan keterampilan dan keahlian, maupun biaya

antar-wilayah, maka akan mendorong terciptanya kesamaan kesempatan

pembangunan wilayah.

Lebih lanjut, perkembangan pembangunan transportasi ditujukan untuk

mengantisipasi dampak Lumpur Sidoarjo Akibat Lapindo (Lusi-Alan) yang

berfungsi menyambungkan kembali daerah-daerah yang selama ini tersambung

dengan kabupaten Pasuruan. Transportasi darat merupakan modal transportasi

utama yang berperan penting dalam mendukung pembangunan. Meningkatkan

pelayanan transportasi darat akan merangsung pertumbuhan di bidang lainnya.

Permasalahan yang dihadapi sampai saat ini adalah: (a) kemampuan pendanaan

keuangan daerah yang sangat terbatas sehingga belum mampu membiayai seluruh

kebutuhan penanganan jalan dan jembatan yang sedemikian besarnya; (b) masih

relatif tingginya kerusakan jalan dan tingkat kecelakaan lalu lintas serta kualitas

pelayanan lalulintas dan angkutan jalan masih belum memadai; (c) masih belum

optimalnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap tertib pemanfatan jalan dan

pengendalian kelebihan muatan, serta kurangnya fasilitas sarana prasarana

pendukungnya; (d) kurang terarah dan terpadunya pembangunan dan

pengembangan transportasi darat;

Sejalan dengan gambaran di atas, maka arah pembanguan jangka panjang yang

terkait dengan transportasi adalah :

a. Penanganan ruas jalan dengan mengutamakan pemeliharaan rutin dan

berkala.

b. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas jalan dan jembatan untuk

mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas.

c. Mendukung sistem jaringan jalan lintas yang mendukung kebutuhan industri.

d. Membangun sistem jaringan jalan yang mendukung Kawasan Strategis

Potensial.

e. Menumbuhkan sikap profesionalisme dan kemandirian institusi dan SDM

bidang penyelenggaraan prasarana jalan.

f. Mendorong peran serta aktif masyarakat dan swasta untuk pembiayaan

pembangunan prasarana jalan.

Page 58: Konten D1413.pdf

58

5. Terwujudnya pasokan energi listrik dan air bersih baik untuk kebutuhan

rumah tangga maupun industri. Untuk menunjang pengembangan industri dan pertumbuhan investasi serta

pemenuhan kebutuhan rumah tangga, maka diperlukan ketersediaan energi listrik

yang cukup. Dengan terbatasnya sumber daya yang tersedia, diperlukan

alternatif pilihan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi listrik.

Pembangunan di bidang sumber daya air pada dasarnya adalah upaya untuk

memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan air

agar mampu berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Selain itu,

pembangunan di bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan

daya rusak air.

Kabupaten Pasuruan mempunyai potensi air cukup besar berupa air permukaan

dan air tanah. Selain potensi sungai, terdapat danau dan sejumlah mata air. Danau

Ranugrati dengan volume efektif sebesar 5.013m3 dan volume maksimum sebesar

5.217m3 mampu mengeluarkan debit maksimum 980 liter/detik dan debit

minimum 463 liter/detik. Selain itu terdapat 471 sumber mata air yang tersebar di

24 kecamatan dengan debit air antara 1 sampai dengan 5.650 liter/detik.

Sejalan dengan kondisi di atas, sumber air yang terbesar adalah Sumber Air

Umbulan di Kecamatan Winongan dengan maksimumnya 5.650 liter/detik;

Sumber Air Banyu Biru yang juga terletak di Kecamatan Winongan dengan debit

maksimumnya 225 liter/detik. Sedangkan pada lereng perbukitan banyak ditemui

sumur-sumur bor tertekan (artesis) atau tak tertekan dengan debit sekitar 5-10

liter/detik.

Potensi volume air yang cukup melimpah berupa sungai, danau dan mata air,

merupakan keunggulan dalam rangka peningkatan volume dan kualitas produk

pertanian serta kualitas hidup masyarakat dalam bentuk penyediaan air bersih.

Potensi tersebut juga merupakan peluang bagi terciptanya peningkatan

pendapatan daerah sendiri melalui kerjasama investasi/pengelolaan sumber air

dengan daerah lain.

Sementara itu, berkenaan dengan terwujudnya pasokan air yang cukup dan layak,

Kabupaten Pasuruan masih menyimpan beberapa persoalan antara lain: (a)

ancaman bencana banjir, di mana keberadaan sungai-sungai perennial (sungai

dengan aliran sepanjang tahun yang memiliki simpangan debit maksimal di

Page 59: Konten D1413.pdf

59

musim hujan dengan debit minimal di musim kemarau sangat besar) selain bisa

dimanfaatkan sepanjang tahun untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih

juga merupakan ancaman karena simpangan debitnya yang sangat besar. Di

musim hujan debit aliran sungai-sungai tersebut sangat besar mengakibatkan

elevasi permukaan air sungai sangat tinggi bahkan melampaui elevasi tanggulnya

sehingga meluap dan menimbulkan banjir terutama di daerah hilir.

Selain curah hujan yang merupakan faktor uncontrollable terjadinya banjir,

kegiatan masyarakat yang mengganggu aliran sungai dalam bentuk penyempitan

sungai, perusakan tanggul, pendangkalan, polusi yang memacu pemanasan global

dan timbulnya lahan oloran yang menambah panjang aliran sungai adalah faktor

manusiawi yang memengaruhi intensitas banjir; (b) kekurangan pasokan air di

musim kemarau, terdapat daerah resapan yang cukup luas terbentang pada

kawasan Kecamatan Prigen dan Kecamatan Tosari di sekitar Gunung Bromo.

Kawasan ini berperan penting bagi kelestarian ratusan sumber mata air di

Kabupaten Pasuruan terutama Umbulan karena fungsi pokoknya yang

menahan/menyimpan air hujan sebanyak-banyaknya untuk dimanfaatkan pada

musim kemarau. Tingginya curah hujan tidak dapat dihindarkan tetapi luas lahan

dan kemampuan meresapkan air sangat dipengaruhi aktivitas manusia. Perubahan

peruntukan lahan seperti hutan untuk pertanian atau permukiman akan

menyebabkan laju aliran permukaan menjadi besar dan volume air terserap

semakin kecil. Hal ini terlihat dari kejadian banjir di musim hujan dan turunnya

persediaan air di musim kemarau; (c) berkurangnya potensi sumber air, di mana

hal ini selain disebabkan oleh berkurangnya volume air terserap, juga oleh

penggunaan yang berlebihan dan kurangnya pemeliharaan sumber air.

Untuk terwujudnya pasokan air yang cukup dan layak, maka arah pembangunan

jangka panjang yang terkait dengan persoalan di atas adalah:

a. Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian

antara konservasi dan pendayagunaan,

b. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi

difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi yang telah

dibangun, rehabilitasi pada areal irigasi yang mengalami kerusakan, dan

peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan.

Page 60: Konten D1413.pdf

60

c. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku

diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama di

wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis.

d. Pemanfaatan air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air baku akan

dikendalikan dan sejalan dengan itu akan dilakukan upaya peningkatan

penyediaan air baku dari air permukaan.

e. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir

melalui konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai

dengan memperhatikan keterpaduan dengan tata ruang wilayah.

6. Terwujudnya sistem informasi berbasis elektronik yang mampu mendorong produktivitas.

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai,

memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

menciptakan keunggulan kompetitif daerah;

b. Meningkatkan peran media komunikasi dan informasi untuk memeratakan dan

mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi, dan menjalin

hubungan timbal balik antara masyarakat dengan pemerintah dalam berbagai

aspek;

c. Meningkatkan peran media massa dan cyber-media yang bebas dan

bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang obyektif, akurat,

edukatif, dan terkini sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif;

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam mengembangkan

media telekomunikasi dan informasi sehingga dalam aspek pelayanan publik

sudah tidak perlu lagi temu muka antara pelayan dan yang terlayani.

e. Meningkatkan upaya-upaya pencegahan dampak negatif atas pemanfaatan

teknologi informasi.

7. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah dalam kerangka good and clean governance yang mendukung akselerasi pembangunan daerah

a. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat;

b. Meningkatkan kepatuhan aparatur pemerintah pada kebijakan dan peraturan

yang ditetapkan agar penyelenggaraan pemerintahan lebih efisien dan efektif;

Page 61: Konten D1413.pdf

61

c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kerja dalam rangka

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat;

d. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah melalui pengawasan

internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat;

e. Meningkatkan kesejahteraan PNS melalui pola renumerasi berbasis sistem

kinerja baik individual maupun instansi;

f. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penentuan kebijakan publik,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan daerah melalui

mekanisme yang sah;

g. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin kuat,

demokratis, dinamis dan bertanggung jawab;

h. Mempertahankan netralitas birokrasi dalam kehidupan politik;

i. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi termasuk pengembangan e-

government dalam penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, pelayanan

masyarakat, dan pengembangan potensi daerah; dan

j. Penataan sistem administrasi kependudukan yang mengarah pada peningkatan

pelayanan, kualitas data dan informasi kependudukan.

2.9. TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN

Pembangunan yang merata di Kabupaten Pasuruan, perlu diwujudkan, mengingat

terdapat ketimpangan pembangunan daerah antara Wilayah Barat dan Wilayah Timur.

Kabupaten Pasuruan Wilayah Timur merupakan wilayah yang cenderung lebih

banyak dihuni oleh kaum nelayan dengan jumlah penduduk tinggi, tetapi

kesejahteraan rendah, sedangkan Kabupaten Pasuruan Wilayah Barat merupakan

wilayah Industri, Pertanian dan Pariwisata, dengan kesejahteraan lebih baik dari

Wilayah Timur, sehingga dapat dikatakan Pembangunan di Wilayah Barat Kabupaten

Pasuruan lebih berkembang dibandingkan dengan Wilayah Timurnya.

Terjadinya ketimpangan pembangunan tersebut juga didukung adanya data

penyebaran penduduk yang tidak merata di Kabupaten Pasuruan. Kepadatan

penduduk yang tinggi terdapat di Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan, di mana

kepadatan penduduknya mencapai 1.163 jiwa/km2 pada tahun 2005. Sedangkan

Page 62: Konten D1413.pdf

62

Wilayah Timur, pada tahun 2005, kepadatan penduduknya lebih rendah, yaitu sebesar

760 jiwa/km2.

Untuk meningkatkan pertumbuhan secara lebih merata, maka sangatlah perlu melihat

potensi wilayah, sehingga dengan mengetahui potensi wilayah, maka wilayah tersebut

akan dikembangkan sesuai dengan potensinya. Untuk itu perlu dilakukan tindakan

untuk terwujudnya pembangunan yang lebih merata di Kabupaten Pasuruan.

1. Tingkat pembangunan semakin merata diseluruh kecamatan dan desa dengan diikuti oleh peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan, termasuk di dalamnya berkurangnya kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Pasuruan.

a. Mengoptimalkan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), dengan

memberdayakan potensi dari setiap kecamatan yang terkait, yang tetap

memfokuskan pada aktivitas yang difokuskan pada daerah SWP tersebut.

b. Tidak meratanya sarana dan prasarana, menyebabkan penyebaran penduduk

di Kabupaten Pasuruan tidak merata, di mana penduduk lebih terkonsentrasi

pada pusat Kabupaten. Sehingga perlu dilakukan pembangunan sarana dan

prasarana pada wilayah-wilayah di mana kepadatan penduduk rendah,

sehingga wilayah tersebut nantinya dapat menyerap tenaga kerja, hal ini

didukung dengan tingginya usia produktif penduduk di Kabupaten Pasuruan.

c. Terdapat keluarga pra-sejahtera pada daerah pertanian, sehingga diperlukan

pemberdayaan pada daerah pertanian agar petani dapat meningkatkan taraf

hidupnya, karena beberapa tahun terakhir terjadi penurunan kontribusi dari

bidang pertanian, mengingat 30% penduduk Kabupaten Pasuruan adalah

petani.

d. Peningkatan pembangunan suatu wilayah/daerah dimungkinkan, jika ada

akses pada wilayah/daerah tersebut. Artinya, perlu adanya pemberdayaan

pada Wilayah Timur Kabupaten Pasuruan. Bentuk pemberdayaan diharapkan

dapat mudah diakses oleh masyarakat sehingga dapat menghasilkan sesuatu

lebih konkrit.

e. Pembangunan ekonomi wilayah akan lebih efisien dengan kerjasama antar-

wilayah/daerah, terutama wilayah/daerah yang saling berdekatan. Kerjasama

tersebut mempertimbangkan keterkaitan mata rantai proses industri dan

distribusi.

Page 63: Konten D1413.pdf

63

f. Pemerintah daerah lebih menekankan dan mempercepat pemberdayaan pada

wilayah-wilayah yang belum berkembang.

g. Mengoptimalkan wilayah-wilayah yang sudah berpotensi untuk lebih

berdaya, yang nantinya dapat membantu wilayah lain yang kurang berpotensi.

2. Kemandirian pangan dapat diwujudkan, kualitas gizi terus meningkat serta tersedianya instrumen jaminan pangan bagi setiap rumah tangga.

a. Mengoptimalkan dan mengembangkan lahan pertanian sebagai penghasil

tanaman pangan. Dan melengkapinya dengan infrastruktur, misalnya saluran

irigasi dan bendungan untuk meningkatkan hasil tanaman pangan.

b. Mengoptimalkan dan mengembangkan sumber daya alam dan lingkungan

hidup. Kabupaten Pasuruan mempunyai banyak sumber daya alam dan

lingkungan hidup yang sebagian sudah menghasilkan dan berperan penting

dalam meningkatkan PDRB, seperti misalnya sektor pertanian. Di samping

itu, sektor tanaman perkebunan dan perikanan merupakan sumber daya alam

yang potensial untuk dioptimalkan. Ketersediaan sumber air, seperti di

Umbulan dan Ranu Grati merupakan sumber daya alam yang berpotensi

untuk mengembangkan wilayah.

c. Mengembangkan pengolahan hasil sumber daya alam dan lingkungan hidup

yang mempunyai kualitas gizi yang baik dan ramah lingkungan. Hasil dari

sumber daya alam dan lingkungan hidup, seperti sektor tanaman perkebunan,

sektor peternakan dan keersediaan sumber-sumber air yang meningkat dapat

diberdayakan dengan melakukan pengolahan, sehingga menghasilkan produk

yang lebih baik.

d. Kegiatan-kegiatan sosialisasi informasi pada makanan bergizi, kesehatan

masyarakat, dan penyuluhan pertanian dilakukan dengan melibatkan

instansi/dinas terkait, misalkan, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan, untuk

mendapatkan tanaman pangan yang memadai.

3. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya yang didukung oleh sistem pembiayaan yang berkelanjutan, efisien dan akuntabel.

a. Dengan jumlah angkatan kerja yang tinggi, dapat dimanfaatkan untuk

membuka lapangan kerja pada pembangunan perumahan pada daerah-daerah

yang kepadatan penduduk rendah, menuju wilayah mandiri.

Page 64: Konten D1413.pdf

64

b. Bekerjasama dengan sektor swasta (misalnya: investor/para pengembang)

agar dapat membiayai terlaksananya pembangunan perumahan yang

memadai.

c. Melakukan perbaikan pada sarana transportasi untuk menarik

investor/pengembang datang ke Kabupaten Pasuruan.

d. Melakukan relokasi pada rumah-rumah yang berada di tepi sungai, pantai,

pegunungan atau permukiman kumuh yang ada ditengah-tengah kota, dengan

memberikan penyediaan sarana dan prasarana.

2.10. TERWUJUDNYA KABUPATEN PASURUAN YANG ASRI DAN LESTAR I (BERKELANJUTAN)

Di dalam kesepakatan PBB tentang pembangunan yang lestari (berkelanjutan) aspek

lingkungan menempati posisi yang sangat strategis, khususnya di dalam menopang

sistem kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber

daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Lingkungan hidup yang asri akan

meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan

Kabupaten Pasuruan yang berdaya saing, sejahtera dan mandiri, SDA dan lingkungan

hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan

wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

a. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi

lingkungan hidup melalui terjaganya fungsi dan daya dukung dan kemampuan

pemulihannya dalam mendukung kulitas kehidupan sosial dan ekonomi secara

serasi, seimbang dan lestari. Pendayagunaan SDA yang terbarukan seperti hutan,

pertanian, perikanan, dan perairan, harus dikelola dan dimanfaatkan secara

rasional, optimal, efisien, dan bertanggung jawab dengan mendayagunakan

seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang. Pengelolaan SDA terbarukan yang

sudah berada dalam kondisi kritis diarahkan pada upaya untuk merehabilitasi dan

memulihkan daya dukungnya, dan selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan jasa

lingkungan sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkan kemampuannya

sebagai modal bagi pembangunan yang berkelanjutan. Hasil atau pendapatan yang

berasal dari pemanfaatan SDA terbarukan diinvestasikan kembali guna

menumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan untuk

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Page 65: Konten D1413.pdf

65

b. Dalam usaha meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik, sangat perlu

penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di

segala bidang. Pembangunan ekonomi diharapkan tidak hanya berorientasi

ekonomi semata tetapi juga mengarah pada pemanfaatan jasa lingkungan sehingga

tidak mempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran lingkungan. Pemulihan

dan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup diprioritaskan pada upaya untuk

meningkatkan daya dukung lingkungan dalam menunjang pembangunan

berkelanjutan.

c. Di dalam memelihara kekayaan dan keragaman SDA untuk mewujudkan nilai

tambah dan daya saing masyarakat sangat memerlukan kebijakan pengelolaan

SDA yang didukung oleh peningkatan kelembagaan SDA dan lingkungan hidup;

penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas; sistem politik yang kredibel

dalam mengendalikan konflik; SDM yang berkualitas; perluasan penerapan etika

lingkungan; serta asimilasi sosial budaya yang semakin mantap, sehinggga

lingkungan dapat memberikan kenyamanan dan keindahan dalam kehidupan.

Selanjutnya cara pandang terhadap lingkungan hidup yang berwawasan etika

lingkungan perlu didorong melalui internalisasi ke dalam kegiatan produksi dan

konsumsi, dan menanamkan nilai dan etika lingkungan dalam kehidupan sehari-

hari termasuk proses pembelajaran sosial, serta pendidikan formal pada semua

tingkatan.

d. Menjaga dan melestarikan sumber daya air sangat penting untuk menunjang

kehidupan dan keberlanjutan pembangunan. Pengelolaan sumber daya air

diarahkan untuk menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga

kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah; mewujudkan

keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui mekanisme pasar

(permintaan dan penawaran). Dengan demikian pengelolaan sumber daya air ini

bertujuan untuk meningkatan kapasitas dan keandalan pasokan air; memperkokoh

kelembagaan sumber daya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas

pelayanan terhadap masyarakat.

e. Meningkatnya kesadaran, seikap mental dan perilaku masyarakat akan

pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup untuk meningkatkan dan

menjaga kualitas kehidupan. Fokus kebijakan ini dapat diarahkan kepada generasi

muda, sehingga tercipta SDM yang berkualitas yang peduli terhadap isu SDA dan

lingkungan hidup. Dengan demikian ke depan mereka mampu berperan sebagai

Page 66: Konten D1413.pdf

66

penggerak bagi penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan

sehari-hari.

Selanjutnya untuk lebih fokusnya arah pembangunan jangka panjang ini maka dalam

kurun waktu 20 tahun yang akan datang pembangunan di Kabupaten Pasuruan

dilaksanakan secara periodik, dan periodesasi ini dimaksudkan untuk menetapkan

penekanan-penekanan atau skala prioritas dalam pelaksanaannya.

2.11. PERIODESASI RPJP

Penjelasan yang berkaitan dengan arah pembangunan jangka panjang sebagaimana

uraian terdahulu memuat paling tidak beberapa pokok arah pembangunan antara lain:

(1) Terwujudnya masyarakat yang bermoral, beretika, dan berbudaya; (2)

Terwujudnya Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang baik dan bersih serta demokratis

berlandaskan hukum; (3) Terwujudnya daya saing masyarakat untuk mencapai

kemandirian dan kesejahteraan; (4) Terwujudnya pembangunan yang lebih merata

dan berkeadilan; (5)Terwujudnya Kabupaten Pasuruan yang asri dan lestari.

Lebih lanjut, untuk mewujudkan kehendak-kehendak luhur di atas dalam 20 tahun

yang akan datang, mustahil bisa dicapai dalam waktu yang bersamaan dan secara

simultan. Untuk itu, pada bagian ini akan dipaparkan uraian-uraian yang berkenaan

dengan pentahapan-pentahapan implementasi dari arah pembangunan jangka panjang

Kabupaten Pasuruan. Pentahapan ini, dimaksudkan agar supaya pelaksanaan

pembangunan jangka panjang ini ada semacam skala prioritas sehingga antara

tahapan yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Dengan kata lain, setiap

tahap merupakan landasan bagi pelaksanaan pembangunan tahap berikutnya dan oleh

karena pembangunan jangka panjang ini meliputi kurun waktu 20 tahun maka setiap

tahapan pelaksanaan dibuat 5 tahun sehingga terdapat 4 tahapan pembangunan guna

merealisir visi dan misi dari Kabupaten Pasuruan. Sementara itu, pentahapan

sebagaimana penjelasan di atas antara lain:

1. Lima tahun pertama (2005-2010): Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pasuruan

yang bermoral, beretika dan berbudaya serta pemerintahan yang baik dan bersih

serta demokratis;

2. Lima tahun kedua (2010-2015): Terwujudnya pembangunan yang merata dan

berkeadilan;

3. Lima tahun ketiga (2015-2020): Terwujudnya daya saing untuk mencapai

kemandiran dan kesejahteraan;

Page 67: Konten D1413.pdf

67

4. Lima tahun keempat (2020-2025): Terwujudnya Kabupaten Pasuruan yang asri

dan lestari.

1. Lima Tahun Pertama (2005-2010)

Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan pada lima tahun pertama

ini mengarah kepada sasaran-sasaran demi terwujudnya Kabupaten Pasuruan yang

bermoral, beretika dan berbudaya. Di tahap pertama ini diharapkan terpenuhinya

hak-hak dasar dalam menjalankan ajaran agama sehingga tidak ada konflik antar

maupun inter umat beragama, sehingga terwujud karakter penduduk Kabupaten

Pasuruan yang tangguh, kompetitif, dan bermoral tinggi. Itu semua akan

menyumbang terhadap makin kokohnya budaya masyarakat yang tercermin pada

peningkatan martabat, kepribadian, dan jati diri.

Dengan kehidupan yang beragama ini, diharapkan mampu menjadi katalisator

pembangunan yang merupakan cita-cita untuk meningkatkan kepedulian sosial

dalam masyarakat. Peningkatan pembangunan tersebut juga harus diimbangi

dengan kehidupan berpolitik yang demokratis yang terimplementasi dalam

kebebasan penyampaian aspirasi, tingkat partisipasi dalam pesta demokrasi, dan

pemeliharaan situasi keamanan yang kondusif.

Untuk menciptakan berbagai kondisi di atas, tetap dibutuhkan sumber daya

manusia yang mumpuni, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang kuat

dalam peningkatan pembangunan daerah dengan diiringi oleh pembangunan

manusia yang beradab.

2. Lima Tahun Kedua (2010-2015)

Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan pada lima tahun kedua

ini mengarah kepada sasaran-sasaran demi terwujudnya pembangunan yang lebih

merata dan berkeadilan. Tingkat pembangunan semakin merata di seluruh

kecamatan dan desa sehingga kesenjangan antar wilayah di kabupaten Pasuruan

menjadi berkurang, terutama yang berkenaan dengan isu wilayah Timur dan

Barat.

Dari sisi pemerataan pembangunan, yang menjadi topik utama adalah bagaimana

pemenuhan kebutuhan perumahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

pendukungnya. Hal ini terkait dengan pengadaan dengan jaringan infrastruktur

transportasi serta ekonomi yang handal dan terintegrasi antara daerah satu dengan

Page 68: Konten D1413.pdf

68

yang lainnya. Dengan tersedianya infrastruktur yang merata, sejatinya akan

tercipta lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari kesiapan sumber daya manusia, sehingga

dibutuhkan peningkatan kualitas infrastruktur pendidikan yang memadai.

Sehingga penyerapan tenaga kerja di daerah Kabupaten Pasuruan lebih optimal,

tidak mengandalkan impor tenaga kerja dari luar atau daerah lain.

3. Lima Tahun Ketiga (2015-2020)

Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan pada lima tahun ketiga

ini adalah terwujudnya daya saing untuk mencapai kemandiran dan kesejahteraan.

Dari sisi kemandirian dan kesejahteraan, tidak hanya bisa dilihat dari kemampuan

menghidupi diri sendiri dan kemampuan batiniah dan lahiriah (ekonomi). Ini

semua dikarenakan masuknya masa globalisasi yang bermakna persaingan sudah

tidak lagi melibatkan sumber daya internal (lokal), tetapi sudah melibatkan

sumber daya eksternal. Sehingga, untuk dapat bersaing dalam suasana

sebagaimana digambarkan terakhir seyogyanya peningkatan daya saing di segala

penjuru mutlak diperlukan. Artinya, kehidupan dalam era globalisasi, diperlukan

kualitas sumber daya manusia yang handal dan memiliki intelektualitas yang

tinggi. Sementara itu, penilaian yang berkenaan dengan kualitas sumber daya

manusia suatu daerah lazim digunakan indikator yaitu indeks pembangunan

manusia (IPM) dan komponen yang terkait dengan indeks ini, antara lain: indeks

pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli masyarakat.

Sejalan dengan uraian di atas dan skor IPM kabupaten Pasuruan yang masih

tergolong rendah, yakni 63,65 pada tahun 2005. Rendahnya indeks ini karena

dipicu oleh rendahnya indek pendidikan (72,24), angka harapan hidup (65 tahun),

dan indeks daya beli (52,87). Maka dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang

arah pembangunan daerah adalah: (i) meningkatkan kualitas pendidikan, (ii)

meningkatkan kualitas kesehatan, dan (iii) meningkatkan daya beli masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat tersebut,

maka arah pembangunan akan dilaksanakan sebagai berikut: Pertama,

meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan secara terarah, terpadu dan

menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif oleh seluruh komponen melalui: (a)

peningkatan kualitas pendidikan dengan cara peningkatan profesionalisme yang

bermuara pada peningkatan kualitas kelembagaan, SDM, sarana dan prasarana

Page 69: Konten D1413.pdf

69

kualitas pembelajaran; (b) meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan dan

pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka

memasuki dunia kerja (market friendly); (c) meningkatkan layanan pendidikan

keterampilan bagi Anak Luar Biasa agar dapat hidup mandiri; (d) mengintrodusir

model sekolah unggulan di setiap kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten

Pasuruan. Kedua, kebijakan pendidikan yang mengarah kepada: (a) penuntasan

wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun; (b) peningkatan sarana prasarana; (c)

peningkatan pelayanan Pendidikan Luar Sekolah.

Lebih lanjut, dalam upaya terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat, arah

pembangunan kesehatan antara lain fokus pada: (a) peningkatan kualitas

pelayanan pada setiap strata pelayanan; (b) pengembangan jaminan kesehatan bagi

penduduk terutama keluarga miskin; (c) peningkatan kualitas, kuantitas dan

pendayagunaan tenaga kesehatan; (d) peningkatan kualitas lingkungan sehat dan

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan

masyarakat; (e) pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas atau sarana dan

prasarana kesehatan.

Sementara itu, untuk mewujudkan upaya peningkatan daya beli masyarakat arah

pembangunan fokus kepada revitalisasi pertanian. Sektor pertanian diharapkan

menjadi basis aktivitas kegiatan ekonomi yang dikelola secara efisien dan

menghasilkan output sesuai dengan kebutuhan industri. Terwujudnya industri

berbasis pertanian dan manufaktur yang memiliki daya saing global.

Mengingat penduduk Kabupaten Pasuruan sebagian besar ada di sektor pertanian,

sementara share sektor ini dalam pembentukan produk domestik bruto masih

kalah oleh sektor manufaktur maka revitalisasi pertanian menjadi penting. Di

samping itu, permasalahan ketahanan pangan yang meliputi: (a) Nilai Tukar

Petani (NTP) masih rendah berarti pendapatan dan kesejahteraan petani masih

rendah, menyebabkan rendahnya kemampuan ketahanan pangan keluarga; (b)

masih rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan yang bergizi, (c) belum

optimalnya pengembangan sistem pengamanan pangan, (d) Keterampilan petan

masih rendah, (e) distribusi dan ketersediaan pangan yang tidak merata, (f)

keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat sebagai bagian dari

penyangga pangan dan sudah dikenal di kalangan petani belum berjalan secara

optimal, (g) prasarana dan sarana distribusi pangan untuk menjangkau seluruh

wilayah konsumen belum memadai, sehingga arus lalu lintas pangan antar wilayah

Page 70: Konten D1413.pdf

70

dan antar waktu kurang lancar, (h) kelembagaan petani yang belum sepenuhnya

berfungsi secara optimal. Sehingga dalam kurun waktu 20 yang akan datang

Kabupaten Pasuruan harus menuntaskan persoalan di atas melalui program-

program dari satker terkait.

4. Lima Tahun Keempat (2020-2025)

Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasuruan pada lima tahun keempat

ini mengarah kepada sasaran-sasaran demi terwujudnya Kabupaten Pasuruan yang

asri dan lestari. Hal ini dapat diwujudkan dengan membaiknya pengelolaan dan

pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup melalui terjaganya

fungsi dan daya dukung serta kemampuan pemulihannya dalam mendukung

kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Serta meningkatnya

kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat akan pengelolaan SDA dan

pelestarian lingkungan hidup untuk meningkatkan dan menjaga kualitas

kehidupan. Sehingga pemeliharaan kekayaan dan keragaman SDA sangat penting

demi terciptanya nilai tambah pada sektor ekonomi dan daya saing industri.

BAB V PENUTUP

Pengertian secara umum Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah suatu

kerangka kebijakan dalam rangka mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan selama 20

tahun (2005-2025). Menurut skalanya, RPJP merupakan perencanaan tingkat makro

daerah selama 20 tahun yang perlu dipahami sebagai dokumen bersama seluruh

stakeholder dalam rangka melaksanakan pembangunan dalam jangka waktu 20 tahun.

Mengingat begitu pentingnya RPJP sebagai dokumen vang memberikan arah harus

Page 71: Konten D1413.pdf

71

kemana pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilakukan, maka RPJP seharusnya

merupakan hasil pemikiran yang menampung partisipasi dari semua pihak (stakeholders)

di Kabupaten Pasuruan ini. Selanjutnya, dokumen RPJP secara teknis menjadi pedoman

dalam rangka menyusun pentahapan pelaksanaan pembangunan dalam skala waktu lima

tahunan yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

RPJP Kabupaten Pasuruan tahun 2005-2025 merupakan pedoman bagi seluruh komponen

masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM). Untuk itu, diperlukan kaidah-kaidah pelaksanaan, sebagai

berikut:

� Seluruh komponen masyarakat dunia usaha dan pemerintah daerah berkewajiban

untuk menjabarkan RPJP ke dalam kerangka program yang lebih rinci pada dokumen

RPJM Kabupaten Pasuruan tahun 2008-2013, 2013-2018, 2018-2023, dan 2023-2028

dengan sebaik-baiknya;

� Apabila terjadi perubahan situasi dari keadaan normal pada saat RPJP ini ditetapkan,

baik yang memperlambat ataupun mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran 20

tahun ke depan, maka perubahan situasi tersebut tidak untuk mengubah tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan, kecuali hanya dapat memperlambat atau mempercepat

pencapaian tujuan dan sasaran. Implikasinya salah memungkinkan adanya pergeseran

target, tetapi masih dalam kerangka pencapaian tujuan.

BUPATI PASURUAN,

ttd.

H. JUSBAKIR ALDJUFRI, SH, MM