konten d1252.pdf

168
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN AWAL RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2015 – 2019 Jakarta, 2015

Upload: lytu

Post on 30-Dec-2016

275 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konten D1252.pdf

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN AWAL

RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

TAHUN 2015 – 2019

Jakarta, 2015

Page 2: Konten D1252.pdf

ii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

RANCANGAN AWAL

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN

TRANSMIGRASI

TAHUN 2015 – 2019

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN

TRANSMIGRASI

www.kemendesa.go.id

Jl. Abdul Muis no. 7 Jakarta Pusat

Telepon: (021) 350-0334 Ext.1215

Fax: (021) 386-4607/351-8783

Jl. TMP Kalibata no 17 Jakarta Selatan

Telepon:

Fax:

Page 3: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi iii

MENTERI

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015–2019 telah ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor ………. Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019, sebagai dokumen perencanaan dan acuan

penganggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk periode 5

(lima) tahun. Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang

disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan

Presiden Nomor 2 Tahun 2015 pada tanggal 8 Januari 2015. Selain itu, penyusunan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2015–2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005–2025 sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri PPN/Kepla

Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019.

Sejalan dengan agenda prioritas Presiden untuk mewujudkan NAWACITA,

khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

yang terbentuk berdasarkan pergeseran tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri,

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka Renstra yang disusun harus menyesuaikan dengan Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk menentukan arah kebijakan,

strategi, sasaran, outcome, kegiatan dan output dalam rangka melaksanakan amanah mengawal implementasi Undang-Undang Desa secara sistematis,

konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis; mempercepat pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah tertinggal; serta membangun dan mengembangkan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru.

Dengan tersusunnya Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, seluruh Unit Organisasi di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi harus mengacu kepada dokumen Renstra dimaksud terutama dalam penyusunan

Page 4: Konten D1252.pdf

iv Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Rencana Strategis Unit Organisasi masing-masing serta dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pemrograman di Eselon I. Secara berjenjang

dokumen Renstra ini juga harus dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Strategis atau dokumen Rencana Program masing-masing Unit Kerja Eselon I

serta dokumen Rencana Kegiatan masing masing Unit Kerja Eselon II dan Balai. Dengan adanya sinkronisasi antar-unit di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tersebut, maka

keseluruhan dokumen perencanaan akan dapat dipergunakan dalam penyusunan RENJA-KL dan RKA-KL Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi setiap tahun sampai dengan tahun 2019. Selain

itu, Rencana Strategis ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) K/L yang dimuat dalam sistem aplikasi RKA-KL,

sehingga akan tergambarkan dengan jelas antara arah kebijakan makro dalam Renstra sampai detail kegiatan yang ada dalam RKA-KL.

Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kami berharap agar seluruh target sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ini dapat diimplementasikan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis; mengentaskan kabupaten daerah tertinggal menjadi daerah yang

maju; serta membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru, sebagai upaya konkrit “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka

Negara kesatuan”.

Jakarta, April 2015

Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi,

MARWAN JAFAR

Page 5: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi v

MENTERI

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DESA,

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden 2 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2015-2019, menyatakan bahwa Pimpinan

Kementerian/Lembaga menyiapkan Rencana

Strategis Kementerian/Lembaga dengan

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Rencana

Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang

Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15

Page 6: Konten D1252.pdf

vi Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5050);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahun

2005 sampai 2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5495);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15

Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang

Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5539);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5558);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014

tentang Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5598);

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2015-2019 Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

Page 7: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi vii

10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);

11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perenanaan Pembangunan

Nasional Nomor :05 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis

Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-

2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

2015-2019.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 yang selanjutnya disebut Renstra

KDPDTT, adalah dokumen perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk periode 5 (lima) tahun

terhitung sejak tahun 2015-2019.

2. Rencana Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi yang selanjutnya disebut Renja KDPDTT adalah dokumen

perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi untuk periode 1 (satu) tahun.

3. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi.

Pasal 2

Renstra KDPDTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Ruang lingkup dari Renstra KDPDTT, meliputi:

a. Pendahuluan, yang berisi kondisi umum, potensi permasalahan, dan isu-

isu strategis nasional;

b. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis;

c. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan;

dan

d. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan.

Page 8: Konten D1252.pdf

viii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pasal 4

Renstra KDPDTT sebagai pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam menyusun

program, kegiatan, indikator, target dan anggaran.

Pasal 5

Sekretaris Jendral, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, dan Kepala Badan

di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Renstra

KDPDTT yang telah dituangkan dalam Renja KDPDTT.

Pasal 6

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2015

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA,

MARWAN JAFAR

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

Page 9: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ix

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI DESA,

PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 2015

TANGGAL 2015

RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

TAHUN 2015-2019

Page 10: Konten D1252.pdf

x Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Page 11: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Kondisi Umum .......................................................................................... 1 1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan ............................................................... 3 1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal ................................................... 8 1.1.3 Kondisi Umum Transmigrasi .......................................................... 12

1.2 Potensi dan Permasalahan ........................................................................ 16 1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan ............................................. 19 1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal ................................. 22 1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi ........................................ 23

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI ..................................................................................... 27

2.1 Visi Pembangunan Nasional 2015-2019.................................................... 27 2.2 Misi Pembangunan Nasional 2015-2019 ................................................... 27 2.3 Tujuan Pembangunan Nasional ................................................................ 28 2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Nasional ................................................ 28 2.5 Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi .................................... 30 2.6 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ................... 30

2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan ................... 30 2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 30 2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 31 2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian .............................................................. 31

2.7 Fokus Prioritas ......................................................................................... 32 2.8 Lokus Prioritas ......................................................................................... 32

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN .......................................................................................................................... 33

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ....................................................... 33 3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional 33 3.1.2 Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita . 33

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ... 36 3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan ............................................ 36 3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal ........................................ 38 3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu .......................................... 40 3.2.4 Bidang Transmigrasi ....................................................................... 42

3.2 Program dan Kegiatan............................................................................... 44 3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan ...................................... 44 3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja) .............................................. 47 3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ............................. 48 3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan .............................................. 51

3.3 Kerangka Regulasi .................................................................................... 53 3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa ..................................................... 56 3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal ................................. 57 3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi ......................................... 58

3.5 Kerangka Kelembagaan ............................................................................ 59

Page 12: Konten D1252.pdf

xii Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa .............................................. 63 3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal .......................... 64 3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi ................................. 64

3.6 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi .................................................................... 65 3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal .............................. 69 3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa .................................................... 69 3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan ........................................................................ 70 3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan

Daerah Tertentu ............................................................................. 71 3.6.5 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan

Daerah Tertinggal ........................................................................... 71 3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan

Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi ................ 72 3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan

Kawasan Transmigrasi ................................................................... 72 3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal ............................. 73 3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi ............ 74 3.6.10 Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli ................................................ 74

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................................... 75

4.1 Target Kinerja ........................................................................................... 75 4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ...................................... 76 4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur ..... 78 4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ........ 81 4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan .................................. 84 4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 86 4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 89 4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi .................................................................................. 92 4.1.8 Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi .................................................................................. 94 4.1.9 Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan

Serta Informasi ............................................................................... 96 4.2 Kerangka Pendanaan ................................................................................ 101

4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan ..................................................... 101 4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal .................. 103 4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi .................................... 104 4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 .............................. 104

BAB V PENUTUP ...................................................................................................................................... 109

LAMPIRAN

Page 13: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar ...................... 4

Tabel 2 Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan Wilayah Pulau/

Kawasan Tahun 2015-2019 .................................................................... 10

Tabel 3. Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/ Kawasan

Tahun 2015-2019 ................................................................................... 11

Tabel 4. Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal ................ 11

Tabel 5 Kondisi Umum Daerah Tertinggal ........................................................... 12

Tabel 6 Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi Wilayah

Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014) .......................................... 15

Tabel 7 Sebaran Kawasan Transmigrasi .............................................................. 24

Tabel 8 Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah Pulau ........... 31

Tabel 9 Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ................................ 49

Tabel 10 Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015 .......................... 56

Tabel 11 Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun

2015-2019 (dalam Miliar Rp) ................................................................ 105

Tabel 12 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Optimis) .............................. 106

Tabel 13 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Moderat) ............................. 107

Page 14: Konten D1252.pdf

xiv Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan .................................... 1

Gambar 2 Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional 1983-2013

(Persen) ................................................................................................... 2

Gambar 3. Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal .......................... 9

Gambar 4 Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di Indonesia .............. 15

Gambar 5 Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010 ..................................... 17

Gambar 6 Trend Rasio ketergantungan 2010-2035 ............................................... 18

Gambar 7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi ................... 42

Gambar 8 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/

Kelembagaan ........................................................................................ 49

Gambar 9 Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian ............................... 61

Gambar 10 Framework Penataan Organisasi ........................................................... 61

Gambar 11 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi .................................................................................. 66

Gambar 12 Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan ........................ 102

Page 15: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun

2015-2019 ...................................................................... L-1

Lampiran 2 Daftar 122 Kabupaten Tertinggal .................................... L-17

Lampiran 3 Struktur Organisasi Eselon I .......................................... L-19

Lampiran 4 Matriks Kerangka Regulasi .............................................. L-29

A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan ........................ L-29

B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah

Tertinggal ................................................................. L-31

C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian ............ L-36

Page 16: Konten D1252.pdf

xvi Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Page 17: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Pembangunan Nasional selama hampir 70 tahun sejak Indonesia

merdeka telah menghasilkan berbagai kemajuan. Namun disadari bahwa

proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini ternyata telah

menimbulkan residu masalah pembangunan di perdesaan. Pendekatan

pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi

makro, cenderung menimbulkan terjadinya kesenjangan pembangunan

antar wilayah yang cukup besar. Investasi dan sumberdaya terserap dan

terkonsentrasi di perkotaan dan pusat-pusat petumbuhan, sementara

wilayah-wilayah hinterland mengalami pengurusan sumberdaya yang

berlebihan. Secara makro dapat kita lihat terjadinya ketimpangan

pembangunan yang signifikan, misalnya antara desa-kota, antara wilayah

Indonesia Timur dan Indonesia Barat, antara wilayah Jawa dan luar Jawa

dan sebagainya.

Secara umum, kinerja pembangunan di bidang ekonomi yang

ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi cenderung membaik.

Sedang tingkat kemiskinan dan pengangguran cenderung menurun. Namun,

penurunan ini melambat diikuti dengan kenaikan kesenjangan (Gini Ratio).

Gini Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,411. Hal ini dapat diartikan bahwa 1

persen penduduk menguasai hingga 41 persen total kekayaan di Indonesia.

Disparitas antar-provinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan provinsi

di Indonesia Bagian Timur yang lebih tinggi. Hal ini terjadi antara lain

disebabkan tidak maksimalnya efektivitas pelaksanaan program-program

pengurangan kemiskinan dan sulitnya upaya menjangkau penduduk miskin

karena keadaan geografis dan kondisi lainnya2.

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan

Sumber: Komite Ekonomi Nasional, 2012

1 Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang

Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta 2 Tuwo, Lukita Dinarsyah, “Reformasi Birokrasi untuk Menunjang Keberhasilan Pembangunan Nasional”,

Paparan Wakil Menteri Bappenas yang disampaikan dalam Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi, 9 September 2014

Page 18: Konten D1252.pdf

2 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kesenjangan yang menjadi salah satu isu utama pembangunan wilayah

nasional saat ini tercermin antara lain dari kontribusi PDRB terhadap PDB,

yang mana selama 30 tahun (1983-2013), kontribusi PDRB KBI sangat

dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB, terlihat

pada Gambar dan Tabel di bawah ini.

Gambar 2 Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional

1983-2013 (Persen)

No Pulau 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013

1 Jawa dan Sumatera 82,5 82,3 81,4 80 82,4 80,8 81,8

2 Kalimantan dan Sulawesi 12,9 13 13,3 14,5 12,9 14,7 13,5

3 Bali dan Nusa Tenggara 2,8 3 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5

4 Maluku dan Papua 1,8 1,7 2 2,5 1,8 2 2,2

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Berdasarkan Gambar dan Tabel di atas, terlihat bahwa peran wilayah

Jawa dan Sumatera dalam pembentukan PDB Nasional masih dominan,

berkisar antara 80 – 82 %. Pergeseran peran wilayah dalam pembentukan

PDB Nasional masih relatif kecil atau bahkan tidak ada perubahan

(stagnant). Sehubungan dengan hal tersebut, arah kebijakan utama

pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat

pengurangan kesenjangan pembangunan antar-wilayah. Oleh karena itu,

diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi

dan akselerasi pembangunan wilayah KTI sebagai daerah pinggiran

Indonesia, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua,

dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan

Sumatera.

Kesenjangan ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan yang

dalam konteks makro sangat merugikan proses pembangunan yang ingin

dicapai. Ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah seringkali terjadi

akibat terpusatnya distribusi dan alokasi pemanfaatan sumberdaya yang

berlebihan pada wilayah tertentu yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan,

sehingga menyebabkan makin lemahnya kawasan hinterland. Hal ini akan

dapat menciptakan inefisiensi dan tidak optimalnya sistem ekonomi bahkan

sangat berpotensi menyebabkan konflik sosial. Selanjutnya kemiskinan di

wilayah pinggiran/perdesaan akhirnya mendorong terjadinya migrasi

penduduk ke perkotaan, sehingga kota dan pusat-pusat pertumbuhan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013

Jawa dan Sumatera Kalimantan dan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua

Page 19: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 3

menjadi melemah, dan inefisien dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat serta timbulnya masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang

semakin kompleks dan sulit diatasi.

Ketimpangan pembangunan antar wilayah telah menghasilkan suatu

konsekuensi berupa pemusatan hasil pembangunan pada sebagian wilayah

yang dapat berimplikasi pada terbentuknya daerah yang relatif tertinggal

jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada sisi lain dari wilayah maju

muncul pula apa yang disebut sebagai wilayah tertinggal. RPJMN 2015-2019

menyatakan terdapat 122 kabupaten tertinggal, dimana persebaran daerah

tertinggal terkonsentrasi di kawasan Indonesia bagian timur, dimana 103

kabupaten atau 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal terdapat di

Kawasan Timur Indonesia.

Sejauh ini berbagai upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan

pembangunan antardaerah baik secara langsung maupun tidak langsung,

baik yang berbentuk kerangka regulasi maupun kerangka anggaran telah

dilakukan. Beberapa kebijakan untuk mengurangi ketimpangan

pembangunan antar wilayah, antara lain melalui pelaksanaan transmigrasi,

pengembangan pusat pertumbuhan (growth poles) secara tersebar, dan

pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan

kesenjangan antara kota-desa. Karena tujuan dari lahirnya Undang-undang

ini antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di

pedesaan, mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa,

memperkuat peran penduduk desa dalam pembangunan serta

meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa. Untuk

mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa

termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk Desa,

disamping sumber pendapatan lainnya.

Untuk mengawal implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, langkah kebijakan Pemerintah sangat tepat dan strategis

dengan membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi (KDPDTT) di dalam Kabinet Kerja. Kebijakan ini sejalan

dengan Sembilan Agenda Prioritas atau NAWACITA yang dicanangkan oleh

Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla untuk

pemerintahan lima tahun ke depan, yaitu Cita ke-3: “membangun Indonesia

dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan

Pembangunan desa dan kawasan perdesaan secara komprehensif

merupakan faktor penting bagi pembangunan daerah, pengentasan

kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan antarwilayah. Perkembangan

jumlah desa di Indonesia meningkat pesat, dengan trend pertumbuhan yang

semakin meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa,

kemudian menjadi 67.211 desa di 2008, dan pada tahun 2014 meningkat

menjadi 74.045 desa3, tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju

3 Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri per semester I Bulan Juni 2014

Page 20: Konten D1252.pdf

4 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 persen atau 1.409 desa per tahun.

Akan tetapi, semakin meningkatnya jumlah desa belum diikuti dengan

peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Berdasarkan data

BPS, pada bulan Maret tahun 2014 terdapat 28,28 juta jiwa atau 11,25

persen penduduk miskin di Indonesia, dimana 17,77 juta diantaranya

merupakan penduduk miskin yang berada di perdesaan atau 14,17 persen.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di perdesaan umumnya masih

tertinggal dari masyarakat di perkotaan. Masyarakat desa yang bekerja di

sektor pertanian yaitu sekitar 57 persen pada tahun 2012, dengan tingkat

upah bulanan relatif rendah yaitu sebesar Rp.628.364, dibandingkan di

masyarakat di perkotaan sebesar Rp.754.779). Tingginya alih fungsi lahan,

rendahnya tingkat produktivitas pertanian, minimnya penerapan inovasi

dan teknologi pertanian, serta perubahan iklim yang tidak menentu turut

memperparah kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat perdesaan.

Kondisi ini selanjutnya memicu meningkatnya peralihan lapangan

pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan mendorong

terjadinya migrasi penduduk ke perkotaan untuk mendapatkan

penghidupan yang lebih layak.

Berdasarkan data Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, pada tahun

2014 terdapat 514 kabupaten/kota dengan jumlah desa sebanyak 74.045

desa. Berdasarkan analisis KDPDTT, dari jumlah desa tersebut terdapat

39.091 atau 52,79% desa yang berstatus tertinggal dan 17.268 yang

berstatus sangat tertinggal atau 23,32%. Jumlah desa tertinggal

berdasarkan wilayah disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar

No Wilayah Pulau Jumlah

Desa1)

Jumlah

Desa

Tertinggal2)

%

Jumlah

Desa

Sangat

Tertinggal2)

%

1 Sumatera 22.056 12.482 56,59% 8.241 37,36%

2 Jawa 22.458 15.087 67,18% 806 3,59%

3 Kalimantan 6.382 3.063 47,99% 1.702 26,67%

4 Sulawesi 8.233 4.398 53,42% 1.213 14,73%

5 Nusa Tenggara & Bali 3.599 2.277 63,27% 424 11,78%

6 Maluku 1.958 782 39,94% 833 42,54%

7 Papua 5.204 1.002 19,25% 4.049 77,81%

Total Kabupaten/Kota

(514 Kab/Kota) 74.045 39.091 52,79% 17.268 23,32%

Sumber: 1) Dirjen PUM Kemendagri. Desember 2014

2) Data PODES, 2011 (diolah), Kemendes, PDT, Trans, 2014

Metode yang dipakai dalam penetapan desa tertinggal ini adalah dengan

metode analisis kuantitatif yaitu dengan memberikan nilai/scoring pada

setiap indikator yang dipakai sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar yang

seharusnya dimiliki oleh suatu desa dengan membagi menjadi beberapa

kriteria utama dan memberikan nilai/scoring pada setiap kriteria dan sub

kriteria. Teknik penyusunan penetapan desa tertinggal ini dilakukan dengan

pemetaan kewilayahan yang terbagi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Desa

Tertinggal di Kawasan Barat Indonesia dan Desa Tertinggal di Kawasan

Timur Indonesia yang selanjutnya dijabarkan dalam pembagian wilayah

kepulauan. Adapun Kriteria Utama yang digunakan adalah sebagai berikut :

Page 21: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 5

1) Jumlah Penduduk

2) Sumber Penghasilan Utama Penduduk

3) Prosentase (%) Rumah Tangga Pengguna Listrik

4) Bahan Bakar untuk Memasak

5) Tempat Buang Air Besar

6) Fasilitas Pendidikan

7) Fasilitas Kesehatan

8) Rata-rata jarak mencapai Fasilitas Kesehatan

9) Kemudahan mencapai fasilitas Kesehatan

10) Ketersediaan Tenaga Kesehatan

11) Jenis Air Bersih yang digunakan

12) Jenis Permukaan Jalan Desa

13) Sarana Komunikasi

14) Keberadaan Pasar.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi prioritas

penting bagi Pemerintahan Presiden Jokowi, yang menempatkan desa

sebagai kekuatan untuk bisa diberdayakan menjadi “kekuatan besar” yang

akan memberikan kontribusi besar terhadap misi Indonesia yang berdaulat,

sejahtera dan bermartabat. Dengan disahkannya UU nomor 6 tahun 2014

tentang Desa memberikan harapan dan peluang bagi Desa untuk mendapat

perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Maka

dari itu, pembangunan perdesaan diarahkan untuk (1) Mengurangi

kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaan; (2) Memenuhi standar

pelayanan minimum khususnya di desa-desa tertinggal dan perbatasan; (3)

Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan; (4) Penguatan tata

kelola pemerintahan Desa yang baik; (5) mewujudkan Desa berkelanjutan,

yang berbasis pada potensi sumber daya sosial budaya lokal dan daerah;

serta (6) Membangun keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kegiatan

perekonomian hulu-hilir dan industrialisasi perdesaan khususnya di desa-

desa yang telah berkembang dan mandiri yang terkait dengan industri di

pusat-pusat pertumbuhan terdekat.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menekankan asas

pengakuan (rekognisi) atas keberagaman desa pada urutan terdepan,

sebagai konsekuensi dari fakta sejarah bahwa terdapat lebih kurang 250

“Zelfbesturende landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti desa di

Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang,

Negri di Ambon dan sebagainya pada mula pendirian negara Republik

Indonesia. Pengakuan tersebut bermakna dihormatinya kedudukan

istimewa berbagai kesatuan masyarakat hukum dimaksud berikut

pengakuan hak-hak asal usulnya.

Selanjutnya, undang-undang menetapkan kewenangan berskala lokal

serta pengambilan keputusan lokal desa. Melalui asas subsidiaritas, desa

diberikan ruang pengambilan keputusan bersama untuk mendefinisikan

siapa diri mereka, memetakan apa permasalahan yang mereka hadapi, dan

mengidentifikasi potensi yang dimiliki guna mengatasi masalah desa dan

menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran desa.

Page 22: Konten D1252.pdf

6 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tujuan pengaturan Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 adalah menciptakan desa yang kuat, maju, mandiri, dan demokratis.

Hal ini sejalan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahap ke-3 Tahun 2015-2019 yaitu “Memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan

keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM

yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.”

Dalam hal pembangunan, desa menerapkan sistem perencanaan

ganda. Pertama, perencanaan partisipatif dalam kerangka pembangunan

dari, oleh, dan untuk desa yang disebut “desa membangun”. Kedua,

perencanaan teknokratik yang melibatkan kekuatan supra desa seperti

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat dalam

kerangka pembangunan kawasan perdesaan yang disebut “membangun

desa”.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menghadirkan

postur baru desa sebagai hibrida antara masyarakat otonom berpemerintah

sendiri (self governing community) dan institusi pemerintahan negara di

tingkat lokal (local state government). Proses hibrida ini melahirkan desa dan

desa adat. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Tetapi baik desa

maupun desa adat memiliki kewenangan yang sama, sumber-sumber

pembiayaan keuangan yang sama serta kewajiban pemenuhan standar

pelayanan masyarakat yang sama.

Aspek materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa

dipandang sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa.

Dari cara pandang peluang, uang dengan jumlah besar yang diberikan

kepada desa dapat mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan

kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara

pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini

berpotensi menggiring desa ke tepi jurang gradasi mental dan perilaku

menerabas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa

menjadi agenda besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk

pemanfaatan dana desa bagi kesejahteraan masyarakat desa.

Penyaluran uang ke desa yang berasal dari sumber APBN dihitung 10

persen dari dana transfer daerah on top. Uang ke desa diserahkan melalui

mekanisme transfer daerah sebelum diindikasikan sebagai bantuan

pemerintah Kabupaten/Kota kepada desa. Desa menerima uang dan dicatat

dalam buku Kas Desa bersamaan dengan pencatatan sumber-sumber

keuangan lainnya. Penyaluran dana ke desa yang didasarkan pada rumpun

kewenangan desa mengakhiri aktivitas penyaluran dana sosial kepada

masyarakat, kelompok masyarakat, maupun partikulir di desa. Dana

bantuan sosial kepada desa tidak lagi diberikan secara sektorat tetapi

ditertibkan dalam APBDesa.

Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan

pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan

dan fasilitasi desa dalam rangka menciptakan desa yang kuat, maju,

mandiri dan demokratis. Pendampingan adalah konkritisasi dari

pemberdayaan. Pemberdayaan di tataran ide dibutuhkan dalam

pendampingan. Pendampingan memungkinkan alih pengetahuan (transfer of

Page 23: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 7

knowledge), peneladanan (disicpleship), pembekalan keterampilan, serta

peningkatan kapasitas (capacity building) pemerintah dan masyarakat desa.

Pendampingan desa yang dilakukan oleh Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi terdiri atas (1) tenaga

pendamping profesional, (2) kader pemberdayaan masyarakat desa, serta (3)

pihak ketiga yaitu LSM, Perguruan Tinggi, Ormas maupun perusahaan.

Melalui peran ketiga unsur tersebut diharapkan pemerintah dapat

mengarahkan desa mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, penyediaan

layanan dasar, serta penciptaan kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal penggerakan ekonomi desa, Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa meneguhkan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDesa

sebagai media pendayagunaan segala potensi ekonomi, kelembagaan

perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. BUMDesa

secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti

perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUMDesa

merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan

kegiatannya disamping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUMDesa juga

dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan

pengembangan ekonomi lainnya.

Dalam pengorganisasian desa, pemerintah dan masyarakat saling

bertemu membicarakan persoalan-persoalan desa serta merancang cara

mengatasi masalah. Inti dari pengorganisasi desa adalah perencanaan

partisipatif. Perencanaan partisipatif dilakukan dengan melibatkan semua

unsur masyarakat desa. Dimulai pada unit terkecil di tingkat dusun, hingga

berakhir di tingkat desa. Menggunakan instrumen dan metode perencanaan,

masyarakat desa dan pemerintah desa bersama-sama merencanakan

program pembangunan desa. Tugas Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah menjamin bahwa perencanaan

partisipatif ini tetap berjalan dalam implementasi undang-undang desa.

Pada tataran filosofis, perencanaan partisipatif adalah wujud

permusyawaratan yang dimaksud oleh dalam sila ke-4 Pancasila. Pada

tataran teoritis, perencanaan partisipatif memiliki akar telaah dalam

community based and driven development theory. Sementara pada tataran

praksis, aktivitas perencanaan partisipatif menghasilkan lompatan yang

jauh lebih tinggi daripada nilai material program PNPM itu sendiri.

Sebagai modal sosial yang harus dipertahankan, perencanaan

partisipatif digerakan menempati posisi sentral dari isu pemberdayaan desa

dan masyarakat desa. Pemerintah bertugas menjamin terlaksananya

perencanaan partisipatif pada 74.045 desa secara sistematis dan

berkelanjutan. Penguatan kapasitas pelaku, penguatan kapasitas

kelembagaan, penguatan peran masyarakat, serta sistem informasi

perencanaan dalam skala nasional dibutuhkan untuk menjamin bahwa

uang yang dikucurkan negara ke desa memberikan manfaat kepada seluruh

masyarkat dan bukan terperangkap dalam kepentingan sekelompok elit

desa.

Kehadiran UU Nomor 6 Tahun 2014 disambut dengan antusias oleh

berbagai kalangan masyarakat dan pemimpin desa, meskipun masih

Page 24: Konten D1252.pdf

8 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

diperlukan penyesuaian atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,

untuk dapat mengimplementasikan UU Desa tidak hanya untuk perubahan

desa tetapi juga yang masih menghadapi banyak kerumitan dan tantangan

dalam pelaksanaannya.

Dengan semangat “memuliakan dan memperkuat desa”, Pemerintah

berkomitmen dan berjuang mewujudkan harapan UU Desa dan NAWACITA.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah

mengupayakan penataan kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi,

diantaranya melalui persiapan review atas PP No. 43/2014, penyusunan

sejumlah Rancangan Peraturan Menteri, serta merancang skenario dan road

map pengembangan kapasitas pendampingan desa. Beberapa Peraturan

Menteri baik Peraturan Menteri Dalam Negeri maupun Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah diterbitkan

dalam rangka menghadapi dan mengatasi tantangan pelaksanaan UU Desa.

Beberapa peraturan yang telah diterbutkan antara lain: Peraturan Menteri

Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman

Teknis Peraturan di Desa; Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang

Pemilihan Kepala Desa; Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa; Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pembangunan Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permen DPDTT) Nomor 1 Tahun 2015

tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan

Lokal Berskala Desa; Permen DPDTT Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman

Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;

Permen DPDTT Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa.

Secara umum, Undang-Undang tentang Desa memberikan harapan

baru bagi kehidupan masyarakat desa. Keberadaan dan peran Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan salah

satu komitmen Pemerintah untuk mengawal implementasi Undang-Undang

Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan

desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis.

1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal

Adanya disparitas kualitas sumber daya manusia antar wilayah,

perbedaan kemampuan perekonomian antar daerah, serta belum meratanya

ketersediaan infrastruktur antarwilayah mendukung fakta kesenjangan

antarwilayah. Kondisi rendahnya pencapaian pembangunan tersebut

diidentifikasi sebagai daerah tertinggal yang merupakan dampak dari

rendahnya indeks kemajuan pembangunan ekonomi, sumberdaya manusia,

dan penurunan angka kemiskinan.

Menurut PP Nomor 78 Tahun 2014, Daerah Tertinggal didefinisikan

sebagai daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang

berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Pembangunan daerah tertinggal adalah suatu proses, upaya, dan

tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan

wilayah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Sebagai bentuk afirmasi kebijakan pembangunan di daerah pinggiran

termasuk didalamnya daerah tertinggal perlu dilakukan langkah-langkah

Page 25: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9

percepatan. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal mengandung arti

keberpihakan dan penajamaan terhadap pembangunan daerah tertinggal di

bidang perencanaan, pendanaan dan pembiayaan serta penyelenggaraan

pembangunan daerah tertinggal.

Penetapan daerah tertinggal berdasarkan enam kriteria utama yaitu

ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,

aksesibilitas dan karakteristik daerah. Hal inilah yang mendasari

diperlukannya upaya pembangunan daerah tertinggal yang terencana dan

sistematis agar kesenjangan antara daerah tertinggal dan non tertinggal

dapat semakin dikurangi.

Pencapaian pembangunan di daerah tertinggal berdasarkan indikator

utama yang digunakan, yaitu: pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan,

dan indeks pembangunan manusia, walaupun mengalami peningkatan yang

lambat, secara umum telah menunjukkan perbaikan dari tahun 2009. IPM

meningkat dari 65,77 (2009) menjadi 67,48 (2012), tingkat kemiskinan dari

20,19 persen menjadi 18,31 persen pada tahun 2012, dan rata-rata

pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,84 persen menjadi 6,16 persen.

Pada akhir periode RPJMN 2015-2019 ditargetkan dapat terentaskan

sekitar 80 kabupaten tertinggal sebagai upaya membangun Indonesia dari

pinggiran melalui pemerataan pembangunan antarwilayah. Peta Persebaran

dan Perkembangan Daerah Tertinggal disajikan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 3. Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal

Pada RPJMN 2015-2019 ditetapkan terhadap 122 kabupaten tertinggal

yang harus ditangani. Penetapan ini merupakan hasil perhitungan bahwa

pada periode RPJMN 2010-2014 ditangani sebanyak 183 kabupaten

tertinggal, melalui upaya percepatan dapat terentaskan sebanyak 70

kabupaten tertinggal, namun pada tahun 2013 terdapat 9 Daerah Otonom

Baru (DOB) pemekaran yang masuk dalam daftar daerah tertinggal,

sehingga secara keseluruhan menjadi 122 kabupaten tertinggal.

80 kab

122 – 80 kab

42 kab

Page 26: Konten D1252.pdf

10 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Dari gambar di atas dapat dilihat persebaran daerah tertinggal di

kawasan Indonesia bagian timur lebih banyak. Berdasarkan perbandingan

antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI),

persebaran tertinggi yakni 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal

dan 49,76 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia atau

sebanyak 103 kabupaten masuk dalam kategori tertinggal terdapat di KTI.

Provinsi dengan jumlah kabupaten tertinggal terbanyak adalah Papua

dengan 26 dari 29 kabupaten atau 89,66 persen wilayah di Provinsi Papua

adalah daerah tertinggal dan Nusa Tenggara Timur dengan 18 dari 22

kabupaten atau 81,82 persen wilayahnya berstatus daerah tertinggal.

Persebaran lokasi daerah tertinggal menurut provinsi dan wilayah secara

lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan Wilayah Pulau/ Kawasan Tahun 2015-2019

WILAYAH PROVINSI JUMLAH

KABUPATEN/ KOTA

DAERAH TERTINGGAL

Jumlah %

SUMATERA

Aceh 23 1 4.35

Sumut 33 4 12.12

Sumbar 19 3 15.79

Sumsel 17 2 11.76

Bengkulu 10 1 10.00

Lampung 15 2 13.33

JAWA Jatim 38 4 10.53

Banten 8 2 25.00

KBI JUMLAH 163 19 11.66

NUSTRA NTB 10 8 80.00

NTT 22 18 81.82

KALIMANTAN

Kalbar 14 8 57.14

Kalteng 14 1 7.14

Kalsel 13 1 7.69

Kaltim 10 2 20.00

SULAWESI

Sulsel 24 1 4.17

Sulteng 11 9 81.82

Sultra 14 3 21.43

Gorontalo 6 3 50.00

Sulbar 6 2 33.33

MALUKU

Maluku 11 8 72.73

Maluku

Utara 10 6 60.00

PAPUA

Papua

Barat 13 7 53.85

Papua 29 26 89.66

KTI JUMLAH 207 103 49.76

NASIONAL JUMLAH 370 122 32.97

Page 27: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 11

Apabila dikelompokkan berdasarkan wilayah Pulau Besar dan Kawasan

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3. Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/ Kawasan Tahun 2015-2019

No Wilayah Jumlah

Kab % DOB

A KBI 19 15,57% 2

1. Sumatera 13 10,66% 2

2. Jawa & Bali 6 4,92% -

B KTI 103 84,43% 7

1. Kalimantan 12 9,84% 1

2. Sulawesi 18 14,75% 4

3.

Nusa

Tenggara 26 21,31% 1

4. Maluku 14 11,48% 1

5. Papua 33 27,05% -

Jumlah 122 100% 9

Berdasarkan Tabel di atas, terdapat 9 kabupaten yang merupakan

Daerah Otonom Baru. Daerah Otonom Baru yang induknya Daerah

Tertinggal secara otomatis menjadi Daerah Tertinggal. Daftar nama

kabupaten Daerah Otonom Baru yang masuk menjadi daerah tertinggal

disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4. Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal

No Daerah OtonomBaru Daerah Induk

Dasar UU Kabupaten Provinsi Kab

1 Kab. Pesisir Barat Lampung Lampung Barat No. 22 Tahun 2012

2 Kab. Malaka NTT Belu No. 3 Tahun 2013

3 Kab. Mahakam Ulu Kalimantan Timur Kutai Barat No. 2 Tahun 2013

4 Kab. Banggai Laut Sulawesi Tengah Banggai Kep. No. 5 Tahun 2013

5 Kab. Mamuju Tengah Sulawesi Barat Mamuju No. 4 Tahun 2013

6 Kab. Pulau Taliabu Maluku Utara Kepulauan

Sula

No. 6 Tahun 2013

7 Morowali Utara Sulawesi Tengah Marowali No. 12 Tahun 2013

8 Musi Rawas Utara Sumatera Selatan Musi Rawas No.16 Tahun 2013

9 Konawe Kepulauan Sulawesi Tengggara Konawe No. 13 Tahun 2013

Kinerja pembangunan daerah tertinggal erat kaitannya dengan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek pembangunan. Kualitas SDM

diukur melalui pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Akhir

tahun 2012 pencapaian IPM di daerah tertinggal sebesar 68,04, jauh di

bawah rata-rata nasional yakni 73,29. Rendahnya IPM di daerah tertinggal

terkait dengan rendahnya aksesibilitas terhadap sarana pendidikan,

kesehatan, ekonomi, dan produktivitas masyarakatnya. Secara lebih detail

kondisi daerah tertinggal jika dibandingkan dengan angka nasional

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

SUMATERA

10,66%

JAWA & BALI

4,92%

KALIMANTAN 9,84%

SULAWESI

14,75% NUSA

TENGGARA

21,31%

MALUKU 11,48%

PAPUA 27,05%

Page 28: Konten D1252.pdf

12 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tabel 5 Kondisi Umum Daerah Tertinggal

NO KETERANGAN

RATA-RATA

DAERAH

TERTINGGAL

RATA-

RATA

NASIONAL

1. PDRB Harga Konstan (Rp.Juta) 1.769.117 4.652.442

2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,93 6,3

3. Pendapatan Per Kapita (Rp Ribu) 5.550 10.671

4. Pengangguran (%) 5,41 7,24

5. Penduduk Miskin (%) 19,36 11,66

6. Jalan Tidak Mantap (%) 55,41 48,78

7. Desa dengan Jalan Tidak Beraspal (%) 47,12 33,99

8. Keluarga Pengguna Listrik PLN (%) 63,9 72,4

9. Keluarga Pengguna Listrik Non PLN (%) 21 17,7

10. Elektrifikasi (%) 76,9 83,18

11. Desa Pengguna Air Bersih Untuk

Minum/Memasak (%)

55,58 66,55

12. Desa Tidak Terjangkau Sinyal Seluler(%) 47,97 32,11

13. Desa Tidak Terjangkau siaran TVRI (%) 78,18 48,63

14. Rata-Rata Jarak SD (Km) 13,5 8,73

15. Rata-Rata Jarak SMP (Km) 13,43 7,97

16. Rata Rata Jarak Puskesmas (Km) 14,22 8,91

17. Rata Rata Jarak Puskesmas Pembantu (Km) 12,96 7,6

18. Rata Rata Ketersediaan Dokter / Kecamatan 8,77 11,2

19. Rata Rata Ketersediaan Bidan / Desa 1,06 1,12

20. Rata Rata Ketersediaan Paramedis /

Kecamatan

39,58 37,46

21. Rata-Rata Jarak Praktek Dokter (Km) 34,00 18,51

22. Rata-Rata Jarak Praktek Bidan (Km) 34,36 16,69

23. Jumlah Aparatur Daerah Berdasarkan

Pendidikan:

A. SMA 92,28 89,85

B. D1/D2/D3 2,48 3,03

C. D4/S1 5,02 6,70

D. S2/S3 0,22 0,42

24. Rata-Rata Jarak ke Kantor Kecamatan (Km) 12,61 10,32

25. Rata-Rata Jarak ke Kantor Kabupaten (Km) 53,97 48,25

26. Rata-Rata Jarak Menuju Pasar (Km) 25,02 14,83

27. Rata-Rata Jarak Lembaga Keuangan (Bank

Umum) (Km)

45,02 24,92

28. Angka Melek Huruf (%) 88,21 93,25

29. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,31 7,9

30. Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,05 69,87

31. IPM 68,04 73,29 Sumber: BPS 2012, Data PU 2010, Podes 2011, Diolah

1.1.3 Kondisi Umum Transmigrasi

Pembangunan ketransmigrasian memiliki peran strategis terutama

dalam hal pemerataan kesejahteraan, percepatan pembangunan wilayah

hingga menyatukan Bangsa Indonesia. Urgensi transmigrasi ini menjadikan

pembangunan transmigrasi menjadi salah satu fokus prioritas nasional yang

tertuang dalam RPJMN 2015 – 2019.

Page 29: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 13

Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi merupakan

salah satu instrumen untuk mendorong pembangunan desa melalui

pemenuhan standar pelayanan minimum, khususnya desa-desa dan

kawasan perdesaan di daerah tertinggal dan perbatasan, daerah strategis

cepat tumbuh, pulau-pulau terluar, kepulauan, dan pesisir serta

pengembangan keterkaitan desa dan kota di kawasan yang dipersiapkan

sebagai Kawasan Perkotaan Baru (KPB).

Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU

Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, kebijakan

penyelenggaraan pembangunan kawasan transmigrasi diarahkan untuk

pembangunan dan pengembangan kawasan, serta memiiki keterkaitan

dengan kawasan sekitarnya, mencakup penataan dan pemugaran

pemukiman (Garkim), pembangunan pemukiman baru, dan pemberian

perlakuan terhadap desa-desa tempatan (SP-Tempatan) dalam satu

kesatuan kawasan pengembangan. Dengan demikian, pembangunan

kawasan transmigrasi mencakup penataan kembali kawasan perdesaan,

melalui kegiatan penempatan transmigran, baik transmigran lokal

penduduk setempat, maupun penduduk transmigran dari daerah lain.

Selain itu, pembangunan kawasan transmigrasi bersifat lintas sektor, baik

di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah, guna pemenuhan pelayanan

dasar dan pemerataan kesejahteraan.

Pembangunan kawasan transmigrasi diawali dengan proses penyediaan

tanah dan tahapan perencanaan. Pada akhir tahun 2014 telah tersedia

rencana pembangunan kawasan Transmigrasi berupa WPT/LPT sekurang-

kurangnya terdapat 25 dokumen perencanaan yang meliputi: Rencana

pembangunan KPB, Rencana pembangunan SP sebagai pusat SKP, Rencana

pembangunan SP, Rencana pembangunan prasarana dan sarana dengan

melibatkan masyarakat sehingga lebih berkualitas dalam menjaga

konsistensi pemanfaatan ruang yang terintegrasikan dalam dokumen

perencanaan pembangunan sektoral dan daerah.

Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi, periode tahun 2010

sampai dengan 2014, sebanyak ……. keluarga telah ditempatkan di kawasan

transmigrasi, …….. keluarga tertata terintegrasi dalam kawasan

transmigrasi, dan telah tersedia 249.718 Ha lahan untuk penempatan

transmigrasi. Guna menunjuang kualitas kehidupan yang semakin baik di

kawasan dan permukiman transmigrasi, maka dibangun sarana sebanyak

25.173 unit dan prasarana sepanjang 1.012,96 km. Selain itu, telah

dilakukan kerjasama dengan 238 lembaga (baik swasta maupun

pemerintah) untuk mendukung program transmigrasi.

Pada Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi,

periode tahun 2010 sampai dengan 2014, diawali dengan kegiatan

penyusunan perencanaan pengembangan masyarakat di Satuan

Permukiman Transmigrasi sebanyak 115 dokumen, perencanaan

pengembangan kawasan sebanyak 18 dokumen, perencanaan pusat

pertumbuhan sebanyak 16 dokumen, dan penyusunan data dan informasi

satuan permukiman transmigrasi dan kawasan transmigrasi sebanyak 559

dokumen Permukiman Transmigrasi/86 dokumen Kawasan Transmigrasi.

Program pengembangan selanjutnya untuk mendukung peningkatan

kapasitas Sumber Daya Manusia dan masyarakat di kawasan transmigrasi

Page 30: Konten D1252.pdf

14 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

telah diberikan bantuan pangan 79.310 keluarga dan fasilitasi kesehatan

untuk 205.170 keluarga, layanan sosial budaya/pendidikan serta mental

spiritual untuk 391 permukiman transmigrasi dan 25 Kawasan

Transmigrasi, pengembangan kelembagaan 391 di satuan permukiman

transmigrasi, dan 18 Kawasan Perkotaan Baru, pemberdayaan masyarakat

transmigrasi melalui pendampingan sejumlah 205.170 keluarga.

Dalam hal pengembangan usaha di Kawasan Transmigrasi, telah

tersedia 92.890 Ha lahan produktif dan dihasilkan 198.582 ton hasil

pangan/komoditas unggulan. Untuk memperkuat dan meningkatkan 8.763

wirausaha mandiri di kawasan transmigrasi, telah terdapat 313

kelembagaan ekonomi yang fungsional, penerapan teknologi tepat guna di

205 permukiman transmigrasi dan 32 kawasan transmigrasi dan 9 kawasan

yang dipersiapkan sebagai Agroindustri.

Untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat transmigasi

telah dikembangkan sarana dan prasarana di 391 Permukiman

Transmigrasi dan 22 Kawasan Perkotaan Baru. Guna mewujudkan

pengembangan kawasan transmigrasi yang berwawasan lingkungan, telah

dilakukan mitigasi lingkungan di 102 permukiman transmigrasi dan 15

Kawasan Perkotaan Baru. Sampai dengan 2014 terdapat 215 permukiman

transmigrasi yang dialihkan status tanggung jawab pembinaan

pengembangan selanjutnya kepada pemerintah kabupaten/kota setempat.

Pada bidang ketransmigrasian, telah dilaksanakan berbagai program

penyesuaian dan sosialiasasi sistem tata kelola dan regulasi

penyelenggaraan transmigrasi berbasis kawasan. Mulai dari tahun 2007

telah dilakukan pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi

melalui model Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejumlah 48 KTM yang tersebar

di 23 provinsi 45 kabupaten. Upaya memfungsikan 18 KTM dari 48 KTM

yang dirintis sejak periode 2005-2009 sehingga pada akhir periode 2014,

terdapat 16 KTM tersebut sudah menjadi klaster pengembangan ekonomi

yang didukung adanya kawasan perkotaan baru. Sedangkan sisanya 28

KTM lainnya dilanjutkan pada periode 2015-2019.

Pemerintah melalui program transmigrasi, sejak Pra Pelita sampai

dengan tahun 2014 telah membangun 3.608 satuan permukiman

transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi, di antaranya telah

berkembang menjadi 1.183 desa definitif, 385 eks satuan permukiman

transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kecamatan, 104 eks

permukiman transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kabupaten, serta 2

ibu kota provinsi. Sebaran kontribusi Satuan Permukiman Transmigrasi

sejak Pra Pelita sampai tahun 2014 menjadi wilayah administrasi

pemerintahan dapat dilihat Tabel 6 berikut.

Page 31: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 15

Tabel 6 Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi Wilayah Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014)

NO PROVINSI JUMLAH

KIMTRANS

TELAH BERKEMBANG MENJADI

DESA DEFINITIF

IBU KOTA KECAMATAN

IBU KOTA KABUPATEN

IBU KOTA PROVINSI

1 Aceh 119 52 19 4

2 Sumatera Utara 68 7 4 2

3 Sumatera Barat 94 5 5 4

4 Riau 319 217 27 5

5 Kepulauan Riau 9 14 6 3

6 Jambi 200 107 32 8

7 Sumatera Selatan 523 9 9 7

8 Bangka Belitung 6 0 0 0

9 Bengkulu 124 5 5 4

10 Lampung 311 90 90 9

13 Kalimantan Barat 283 92 19 6

14 Kalimantan Tengah 275 81 17 9

15 Kalimantan Selatan 146 196 9 1

16 Kalimantan Timur 224 12 12 2 1*)

17 Sulawesi Utara 33 15 8 6

18 Gorontalo 11 0 0 0

19 Sulawesi Tengah 177 5 10 6

20 Sulawesi Selatan 125 10 10 2

21 Sulawesi Barat 19 73 17 3 1

22 Sulawesi Tenggara 175 32 37 8

23 Nusa Tenggara Barat 49 32 18 0

24 Nusa Tenggara Timur 28 4 4 0

25 Maluku 67 0 0 2

26 Maluku Utara 23 8 8 4

27 Papua 36 117 19 5

28 Papua Barat 164 0 0 4

JUMLAH 3608 1183 385 104 2

Sumber data: Pusdatintrans - Balitfo (2014) Keterangan:

*) Pemekaran menjadi Prov. Kalimantan Utara

Gambar 4 Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di Indonesia

Page 32: Konten D1252.pdf

16 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1.2 Potensi dan Permasalahan

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Bahkan, Bappenas memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia

pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini

meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Hal

tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah

penduduk terbanyak di dunia.

Salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan

masyarakat Indonesia adalah dengan mewujudkan penduduk tumbuh

seimbang dengan pengendalian kuantitas penduduk melalui Keluarga

Berencana; peningkatan kualitas penduduk melalui pembangunan bidang-

bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi; serta pengarahan

mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh pembangunan bidang ekonomi

seperti ketenagakerjaan dan transmigrasi, pembangunan wilayah yang

meliputi pembangunan perdesaan-perkotaan, pembangunan bidang

infrastruktur seperti transportasi, serta pembangunan bidang lingkungan

hidup. Dengan penduduk tumbuh seimbang, maka daya tampung dan

dukung lingkungan tetap terjaga.

Kota dan kawasan perkotaan mengalami perkembangan yang cepat dan

dinamis. Perkembangan tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk di

perdesaan untuk berpindah dan berkegiatan di kota dan kawasan

perkotaan, sehingga terjadi urbanisasi. Pada periode 2015-2035, diprediksi

terjadi pergeseran penduduk dari Desa ke Kota (Urbanisasi) yang semakin

meningkat. Berdasarkan data dari BPS (2012), pertambahan jumlah

penduduk tersebut terlihat dari komposisi penduduk perkotaan di Indonesia

yang telah mencapai lebih dari 50 persen, dengan tingkat pertumbuhan

penduduk 2,75 persen per tahun, melebihi rata-rata pertumbuhan

penduduk nasional yang hanya sebesar 1,17 persen per tahun. Sedangkan

pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun

Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tersebut, diperkirakan tingkat

urbanisasi dan jumlah penduduk perkotaan akan meningkat tajam pada

tahun-tahun mendatang yaitu mencapai 70 persen pada tahun 2025 dan 85

persen pada tahun 2050.

Oleh karena itu, urbanisasi perlu ditangani dan dipersiapkan langkah-

langkahnya sedini mungkin, sehingga dampaknya tidak menjadi ancaman

pada masa mendatang. Salah satu upaya mencegah/mengeliminir

urbanisasi tersebut adalah dengan cara mengurangi tingkat kesenjangan

yang tinggi antarkota dan pusat pertumbuhan antara Kawasan Barat

Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta antara kota-

kota di Pulau Jawa-Bali dengan di luar Pulau Jawa-Bali serta membangun

perdesaan sesuai dengan amanat UU tentang Desa untuk mewujudkan Desa

Mandiri. Disamping itu perlu mengubah pola pembangunan yang telah

dilakukan selama ini yaitu dari paradigma “Infrastructure follow

People”menjadi “People follow Infrastructure”.

Page 33: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17

Permasalahan pokok pembangunan desa dan kawaan perdesaan

adalah: rendahnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana

pelayanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, infrastruktur koneksitas

dan transportasi, telekomunikasi dan informasi, energi serta kurangnya

kesiapan kemampuan sumber daya manusia di desa dalam implementasi

UU No 6 Tahun 2014

Perjalanan sejarah persebaran penduduk Indonesia sejak tahun 1930

hingga tahun 2010 tidak menunjukkan perubahan berarti. Padahal dengan

merunut niat dan ikhtiar setiap penguasa pemerintahan pada masing-

masing periode dalam rentang waktu tersebut, program kolonisasi/

transmigrasi diharapkan sebagai lokomotif penarik bagi pergerakan

penduduk secara keruangan. Artinya ada sesuatu yang salah dalam upaya

mengelola pembangunan. Upaya menata persebaran penduduk di satu sisi

tidak sejalan dengan berbagai upaya memberi ruang kehidupan yang lebih

baik di tempat tujuan, bahkan sebaliknya di mana konsentrasi penduduk

berada (Jakarta dan Jawa), di situ alokasi anggaran dicurahkan. Paradigma

jobs follow people inilah yang kemudian melahirkan kontra migrasi, seperti

Gambar berikut ini.

Gambar 5 Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010

Sumber: Balitlatfo, 2014

Meskipun demikian, pembangunan transmigrasi yang tersebar di

hampir 4-ribuan permukiman transmigrasi di 103 kabupaten/kota di luar

Jawa, Madura, Bali, dan Lombok (Jambal) secara faktual telah turut

mengakomodasikan penempatan sekitar 2,2 juta kepala keluarga

transmigran yang hingga kini diperkirakan menjadi 20-jutaan jiwa termasuk

anak keturunannya. Artinya, angka 20-jutaan jiwa ini sesungguhnya

merupakan beban tambahan tekanan penduduk terhadap lingkungan di

Jambal bila tidak ada pembangunan transmigrasi, yang secara langsung

akan memperburuk atau lebih mempertimpang proporsi persebaran

penduduk.

Tingkat kepadatan penduduk yang terus membesar, walau proporsinya

menurun, selain untuk mengurangi kepadatan penduduk yang terdapat di

pulau Jawa yang telah memicu peningkatan pengganguran dan kemiskinan

juga dalam rangka mendorong proses pembangunan di daerah terbelakang

yang menjadi tujuan transmigrasi sehingga lahan yang luas tetapi belum

dapat dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga kerja. Dengan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1930 1961 1971 1980 1990 2000 2010

14 17 18 19 20 20 21

68 65 64 61 61 61 58

4 4 4 5 5 5 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 7 8

Pe

rsen

tase

(%

)

Tahun

Lainnya

Sulawesi

Kalimantan

Jawa & Madura

Sumatera

Page 34: Konten D1252.pdf

18 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

diberlakukannya UU Nomor 29/2009, pembangunan transmigrasi yang

berbasis kawasan diarahkan sebagai sistem produksi pertanian di kawasan

perdesaan. Kawasan transmigrasi tersebut diharapkan dapat membentuk

pusat pertumbuhan baru atau mendorong pusat pertumbuhan yang ada

dan pada gilirannya menjadi satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi

wilayah, yang mampu menarik pergerakan penduduk sebagai upaya dari

penataan persebaran penduduk.

Penerapan konsep pusat pertumbuhan ini untuk mendorong proses

pembangunan daerah dan sekaligus untuk dapat mengurangi ketimpangan

pembangunan antar-wilayah dapat dilakukan melalui pembangunan pusat-

pusat pertumbuhan pada kota-kota skala kecil dan menengah dan harus

didasarkan atas prinsip strategi sinergi keterkaitan (linkaged) antar-

kawasan.

Saat yang bersamaan, pada tiga dekade mendatang Indonesia

dihadapkan pada periode bonus demografi yang sejatinya hanya akan

dialami sekali oleh sebuah bangsa. Apabila momentum bonus demografi

dapat dijaga maka akan tercipta jendela kesempatan (window of opportunity)

untuk mengakselerasi pembangunan, yaitu ketika beban ekonomi kelompok

usia produktif (usia kerja) semakin kecil untuk menanggung kelompok usia

yang tidak produktif. Bonus demografi ini terjadi akibat perubahan

susunan umur penduduk yang berimplikasi pada beban ketergantungan

(dependency ratio) turun dari 50,5 pada tahun 2010 menjadi 47,3 pada

tahun 2035, dengan puncaknya pada periode 2030 (46,9) – 2035 (47,3)

Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen

pada tahun 2035, sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.

Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2035

Gambar 6 Trend Rasio ketergantungan 2010-2035

Kontribusi penduduk berusia produktif ini telah terlihat dari

peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang stabil. Fenomena

ini terlihat juga di beberapa negara yang jumlah penduduknya turut

meningkat dan kondisi ekonominya sama seperti Brazil, Rusia dan India.

Bahkan di sejumlah negara lain, bonus demografi telah berkontribusi

50,5

48,6

47,7

47,2 46,9 47,3

45

46

47

48

49

50

51

Ras

io K

eter

gan

tung

an (%

)

2028-2031: Dependency Ratio terendah (46,9%)

2011: Proporsi penduduk usia produktif >50%

Page 35: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 19

menumbuhkan ekonomi. Thailand, Tiongkok, Taiwan dan Korea bonus

demografi di sana berkontribusi dengan pertumbuhan ekonomi antara 10-

15 persen.

Bonus demografi merupakan peluang, karena dengan meningkatnya

jumlah dan proporsi penduduk usia produktif memberikan peluang untuk

pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini tidak otomatis akan terjadi, perlu

adanya kebijakan yang tepat untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas,

sehat dan terdidik, tenaga kerja yang terampil dan produktif, mampu

menjaga penurunan Angka Kelahiran Total (TFR/Total Fertility Rate),

stabilitas ekonomi yang mampu menyediakan lapangan kerja, fleksibilitas

pasar tenaga kerja, keterbukaan perdagangan dan saving, serta menjaga .

Jika tidak, maka akan terjadi dampak yang buruk, seperti tingginya

penganguran, konflik sosial, dan tekanan pada pangan dan lingkungan dan

dan peningkatan jumlah penduduk miskin terutama di daerah pinggiran

Indonesia.

Oleh karena itu, bonus demografi Indonesia yang secara nasional telah

terjadi dan akan mencapai puncaknya pada satu hingga tiga dekade

mendatang harus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah. KDPDTT akan

berperan serta untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

melalui pendidikan, pelatihan serta penyediaan lapangan kerja/peluang

berusaha di berbagai wilayah desa, daerah-daerah tertinggal dan kawasan

transmigrasi terkait dengan investasi yang berbasis pengelolaan sumber

daya alam.

1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan

Pembangunan perdesaan sebagaimana disebutkan dalam RPJPN 2005–

2025, diarahkan untuk mewujudkan Misi Pembangunan Yang Lebih Merata

Dan Berkeadilan melalui pengembangan agroindustri berbasis pertanian

dan kelautan, di dukung kapasitas sumber daya manusia dan modal sosial

perdesaan, pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan

produksi di kawasan perdesaan, akses kepada informasi, pemasaran,

lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi, serta intervensi

kebijakan yang berpihak kepada produk pertanian perdesaan nasional.

Pembangunan perdesaan dalam pembangunan jangka panjang juga

diarahkan untuk mewujudkan Misi Bangsa Yang Berdaya Saing, melalui

modernisasi dan peningkatan nilai tambah produk pertanian, kelautan dan

pertambangan, yang didukung dengan pelayanan transportasi perintis di

daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan; pengembangan jasa

infrastruktur dan keuangan perdesaan; perdagangan luar negeri yang

berpihak pada perlindungan perdesaan; serta akses pendanaan bagi

keluarga miskin di perdesaan.

Lebih rinci, arah pembangunan Desa sebagaimana ditetapkan melalui

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang menyebutkan

bahwa pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan

kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana

dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan

dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan

Page 36: Konten D1252.pdf

20 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

Pembangunan Kawasan Perdesaan yang merupakan perpaduan

pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, diarahkan untuk

mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan

pemberdayaan masyarakat desa, melalui penetapan dan pemanfaatan

wilayah pembangunan desa sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;

peningkatan pelayanan masyarakat perdesaan; pembangunan infrastruktur,

ekonomi perdesaan, dan teknologi tepat guna; serta peningkatan akses

terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.

Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan

adalah:

1) Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang

masih rendah.

Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian

wilayah dimana terdapat keterbatasan akses mobilitas transportasi,

terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan; rendahnya nilai tukar

petani maupun upah penduduk desa yang bekerja sebagai

petani/nelayan gurem maupun buruh di sektor pertanian,

perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan; bencana alam dan

perubahan iklim yang menghambat penduduk desa untuk mencari

nafkah; ketidakmampuan sebagian masyarakat perdesaan untuk

menabung; konflik kewilayahan dan politik yang menyebabkan tingginya

friksi di masyarakat.

Selain itu, penduduk desa yang bekerja di sektor pertanian yaitu sekitar

57 persen pada tahun 2012 dihadapkan pada upah bulanan yang masih

sangat rendah. Hal ini memicu semakin meningkatnya peralihan

lapangan pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan

semakin mendorong migrasi penduduk ke perkotaan untuk

mendapatkan penghidupan yang lebih layak.

2) Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan

kawasan perdesaan yang belum memadai.

Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga

pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas

sumber daya manusia perdesaan rendah. Selain itu, ketersediaan

lingkungan permukiman perdesaan seperti air bersih, perumahan,

sanitasi dan drainase juga masih belum memadai sehingga sebagian

besar masyarakat perdesaan terutama di desa-desa perbatasan, terpencil

dan kepulauan hidup dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap

listrik, transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di

desa-desa perbatasan, terpencil dan kepulauan.

3) Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun

non ekonomi.

Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh

faktor ekonomi maupun non ekonomi. Masih rendahnya keberlanjutan

pembangunan di desa, disebabkan antara lain karena tingkat

kemandirian masyarakat masih rendah. Masyarakat adat dan desa adat

juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi budaya dan

Page 37: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 21

adat istiadat masyarakat adat dalam pembangunan. Hal tersebut

utamanya disebabkan kurangnya pendampingan pada masyarakat

dalam pengelolaan desa dan pelaksanaan pembangunan.

4) Pelaksanaan tata kelola pemerintahan Desa yang memerlukan

penyesuaian dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa.

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, pemerintah desa semakin dituntut untuk semakin efektif,

efisien dan akuntabel. Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan

pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta mampu

menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan perundangan.

Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam dan juga kapasitas

sumber daya manusia pemerintahan desa dan kelembagaan masyarakat

desa dalam tata kelola pemerintahan Desa masih sangat bervariasai dan

pada umumnya dinilai masih rendah. Dengan adanya UU Desa,

kualitas tata kelola Pemerintah Desa menjadi penting, mengingat bahwa

Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan Desa dan

mengelola keuangan Desa secara mandiri dan akuntabel. Kualitas

sumber daya manusia turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat

pendidikan kepala desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang

terpencil dan sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber

daya manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan

mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada tinggal

dan membangun desanya.

5) Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber

pangan yang terancam berkurang.

Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah

tingginya konversi lahan produktif menjadi lahan terbangun. Pengaruh

dari aktifitas perkotaan turut mengubah mata pencaharian masyarakat

desa dari pertanian menjadi jasa dan perdagangan. Penataan ruang

kawasan perdesaan yang masih belum optimal memberikan peluang

bagi kawasan-kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan juga

harus terkonversi, sehingga menimbulkan dampak berkurangnya

sumber daya air. Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam

dan lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan

ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya yang

mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga

menimbulkan konflik sumber daya alam. Contoh dari penurunan

kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak

Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan

eksploitasi hutan secara masif. Alih fungsi lahan laut yang digunakan

untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit listrik juga

menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di sekitarnya. Hal

tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup masyarakat desa

memburuk dan sumber pangan menjadi berkurang.

6) Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat

kurangnya akses dan modal dalamproses produksi, pengolahan, maupun

pemasaran hasil produksi masyarakat desa.

Page 38: Konten D1252.pdf

22 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa

terpencil adalah keterbatasan infrastruktur. Jalan-jalan dari dan

menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit dilalui

oleh kendaraan. Kondisi geografis yang berat juga turut mempengaruhi

kelancaran akses masyarakat desa ke kota, padahal kemudahan

aksesibilitas ini sangat diperlukan untuk membangun keterkaitan

antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di perdesaan tidak diikuti

dengan adanya infrastruktur transportasi yang baik sehingga

menyulitkan masyarakat desa untuk memasarkan hasil produksinya.

Kualitas layanan infrastruktur desa yang buruk juga mempengaruhi

rendahnya layanan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat

desa. Akses masyarakat ke pusat layanan kesehatan relatif jauh dengan

infrastruktur yang buruk menyulitkan masyarakat mendapatkan

pelayanan kesehatan yang baik.

Dari segi ketersediaan infrastruktur listrik dan telekomunikasi,

kondisinya tidak jauh berbeda. Belum semua desa teraliri listrik, pada

tahun 2012 tercatat 76,6 persen rumah tangga di desa yang telah

menggunakan listrik. Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan

telepon kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di

perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat Desa tidak

memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses produksi,

pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal sehingga interaksi

ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat.

1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal

Pada kurun waktu tahun 2010-2014, pemerintah telah berhasil

mengentaskan 70 kabupaten daerah tertinggal dari 183 kabupaten daerah

tertinggal menjadi kabupaten yang memiliki katagori maju. Secara umum,

tingkat kemiskinan, IPM, dan pelayanan dasar di daerah-daerah tertinggal

rata-rata mengalami perbaikan.

Berdasarkan hasil evaluasi KPDT, sebahagian dari kabupaten yang

terentaskan tersebut diproyeksikan akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi baru. Hal tersebut berdasarkan keberhailan dalam

mengimplementasikan program dan kegiatan seperti Prukab (Produk

Unggulan Kabupaten) dan Bedah Desa yang telah menciptakan lapangan

kerja pada seluruh rantai pasok komoditas dan mampu memanfaatkan

lahan terlantar. Program Prukab dijalankan melalui pola kemitraan antara

masyarakat, swasta, dan pemerintah (Public, Private, People Partnership/P4).

Di sisi lain, pada sebagain besar kabupaten yang masih tertinggal,

hingga saat ini masih menghadapi persoalan adanya kesenjangan

antarwilayah. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan Indonesia

ke depan untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Dalam

usaha percepatan pembangunan daerah tertinggal, pada tahun 2015-2019,

kegiatan akan difokuskan kepada perbaikan infrastruktur dasar, pelayanan

kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu isu-isu strategis pembangunan daerah tertinggal yang

akan difokuskan penanganannya dalam lima tahun ke depan adalah sebagai

berikut:

Page 39: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 23

1) Adanya regulasi yang tidak memihak/disharmonis terhadap percepatan

pembangunan daerah tertinggal;

2) Masih lemahnya koordinasi antarpelaku pembangunan untuk

percepatan pembangunan daerah tertinggal;

3) Belum optimalnya kebijakan yang afirmatif pada percepatan

pembangunan daerah tertinggal;

4) Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan tingkat

kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal;

5) Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di daerah

tertinggal;

6) Rendahnya produktivitas masyarakat di daerah tertinggal;

7) Belum optimalnya pengelolaan potensi sumberdaya lokal dalam

pengembangan perekonomian di daerah tertinggal;

8) Kurangnya aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat

pertumbuhan wilayah;

9) Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha untuk

berinvestasi di daerah tertinggal.

1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang

Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun

1997 tentang Ketransmigrasian, kebijakan pembangunan transmigrasi

dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan

sekitarnya membentuk satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi

wilayah. Pembangunan kawasan transmigrasi sekaligus untuk

mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang serasi dan

seimbang sesuai dengan daya tampung alam dan lingkungan. Dengan

demikian, pembangunan transmigrasi merupakan salah satu upaya

percepatan pembangunan kota-kota kecil terutama di luar Pulau Jawa,

untuk meningkatkan motor penggerak pembangunan daerah.

Program transmigrasi sejalan dengan Nawa Cita Ketiga yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, utamanya

kebijakan reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk

merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk

mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan.

Program transmigrasi mempunyai kontribusi terhadap program

Legalisasi aset berupa penyelesaian Hak Pengelolaan (HPL) seluas 260.000

Ha dan 340.940 bidang/Ha sertifikasi kepemilikan lahan bagi transmigran,

serta mendukung Redistribusi aset bagi petani gurem melalui program

transmigrasi baru yang diarahkan pada 619 kawasan transmigrasi yang

masih mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sebaran potensi

pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi sebagaimana pada

Tabel berikut.

Page 40: Konten D1252.pdf

24 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tabel 7 Sebaran Kawasan Transmigrasi

No

Provinsi

WPT

LPT

KTM Jml

Kawasan

1 Aceh 24 7 2 33

2 Sumatera Utara 8 9 0 17

3 Riau 19 3 1 23

4 Kepulauan Riau 0 5 0 5

5 Sumatera Barat 10 3 1 14

6 Jambi 16 2 3 21

7 Bengkulu 12 4 1 17

8 Bangka Belitung 3 8 1 12

9 Sumatera Selatan 34 11 4 49

10 Lampung 22 5 3 30

11 Kalimantan Barat 39 23 4 66

11 Kalimantan Tengah 33 11 1 45

13 Kalimantan Timur 33 3 5 41

14 Kalimantan Selatan 22 4 1 27

15 Sulawesi Selatan 14 3 2 19

16 Sulawesi Tengah 24 7 5 36

17 Sulawesi Tengggara 22 9 3 34

18 Sulawesi Utara 5 7 0 12

19 Gorontalo 4 1 1 6

20 Sulawesi Barat 7 4 2 13

21 NTT 10 9 1 20

22 NTB 5 8 2 15

23 Maluku 5 3 1 9

24 Maluku Utara 9 7 1 17

25 Papua 11 7 3 21

26 Papua Barat 7 10 0 17

Jumlah 398 173 48 619

Sumber Data: Ditjen P2MKT 2014

Dalam pelaksanaan pembangunan ketransmigrasian, terdapat

beberapa permasalahan di antaranya adalah:

1) Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) skala

nasional dalam pembangunan sarana dan prasarana di kawasan

transmigrasi;

2) Semakin terbatasnya ketersediaan lahan yang memenuhi 2C (clear

and clean) dan 3L (layak huni, layak usaha dan layak berkembang);

3) Masih adanya sisa beban tugas penyelesaian sertifikat kepemilikan

lahan;

4) Belum optimalnya dukungan pemangku kepentingan dan sinergi

program dalam pembangunan dan pengembangan kawasan

transmigrasi;

5) Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi, sering

terjadinya mutasi pengelola program transmigrasi di daerah yang

tidak mempunyai kompetensi di bidang ketransmigrasian;

6) Keberpihakan kebijakan nasional dalam pengalokasian anggaran

program transmigrasi;

Page 41: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 25

7) Belum optimalnya pengelolaan data dan informasi, serta hasil

Penelitian dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan

pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.

Pada tahun 2015, pembangunan ketransmigrasian menghadapi dua

tantangan besar, yaitu pertama, perlu dipercepatnya pemenuhan Standar

Pelayanan Minimum (SPM) pada lokasi-lokasi transmigrasi yang belum

memenuhi pelayanan minimum, di daerah tertinggal dan perbatasan,

strategis dan cepat tumbuh dalam upaya penyelesaian pemenuhan SPM

pada akhir tahun 2019 secara nasional. Kedua, perlunya penyiapan

kawasan transmigrasi yang terintegrasi dengan pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memberikan kewenangan

kepada Desa untuk melaksanakan perencanaan dan pembangunan desa

dengan dukungan Dana Desa. Terkait dengan hal tersebut, maka

pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi yang perlu

diselesaikan pada tahun 2015-2019 adalah:

1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) prasarana dan sarana

kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan, serta

strategis dan cepat tumbuh;

2) Penerapan kebijakan pembangunan permukiman baru melalui model

SP Pugar dan pengembangan pola usaha baru;

3) Perlunya terobosan regulasi Peraturan Presiden/Instruksi Presiden

sebagai payung hukum dalam penyelesaian sertifikat kepemilikan

tanah transmigran sejumlah 334.382 bidang sebagai bagian dari

program reforma agraria utamanya legalisasi asset;

4) Segera ditetapkannya Peraturan Presiden tentang koordinasi

penyelenggaraan transmigrasi (saat ini masih dalam proses);

5) Penyediaan data dan informasi potensi desa dan kawasan

transmigrasi yang valid dan akurat, serta hasil penelitian dan

pengembangan kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan

perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh dapat

diimplementasikan sesuai kebutuhan teknis, dan pelatihan berbasis

kompetensi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

mengembangkan potensi di kawasan transmigrasi.

***

Page 42: Konten D1252.pdf

26 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Page 43: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 27

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA,

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

2.1 Visi Pembangunan Nasional 2015-2019

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah

mempersiapkan program-program aksi untuk mengatasi beberapa masalah

mendesak yang menyangkut hajat hidup rakyat sekaligus untuk

membangun fondasi bagi implementasi kebijakan sampai tahun 2019.

Beberapa program strategis juga telah disiapkan untuk menjalankan tujuh

misi dan sembilan agenda strategis prioritas (Nawa Cita) untuk masa

pemerintahan lima tahun ke depan.

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti

tahun 1963 menegaskan, Indonesia harus: (1) Berdaulat secara politik; (2)

Berdikari secara ekonomi; dan (3) Berkepribadian secara sosial budaya.

Konsep Tri Sakti Bung Karno inilah yang akan dipakai Presiden dan Wakil

Presiden dalam menjalankan amanahnya dalam 5 tahun ke depan.

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan

pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka

visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN

BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG.

2.2 Misi Pembangunan Nasional 2015-2019

Sebagai upaya dalam pencapaian visi tersebut, maka dirumuskan misi

pembangunan sebagai berikut :

1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber

daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Visi dan misi Presiden tersebut sekaligus sebagai visi dan misi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

sebagaimana dinyatakan oleh Presiden pada rapat perdana Kabinet Kerja,

Page 44: Konten D1252.pdf

28 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

tanggal 27 Oktober 2014 bahwa “Tugas kita semua dan utama adalah

menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan

misi menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali

lagi yang ada program operasional menteri”. Dengan adanya satu visi dan

misi Presiden, diharapkan akan terjadi sinergi lintas K/L dalam

melaksanakan program-program pembangunan dan sekaligus akan

mengurangi ego sektoral yang selama ini disinyalir sebagai penghambat

pembangunan.

2.3 Tujuan Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan terencana

dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Sesuai

dengan arahan RPJPN 2005-2025, visi pembangunan nasional tahun 2005 –

2025 adalah: Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

aman dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan dalam pembangunan Tahap III, RPJMN 2015-2019

ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di

berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber

daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang terus meningkat.

2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Nasional

Setelah ditetapkannya Visi dan Misi Presiden, selanjutnya ditetapkan

Sasaran Strategis Pembangunan Nasional yang merupakan terjemahan dari

Visi dan Misi Presiden yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas dalam

pemerintahan lima tahun ke depan atau yang disebut dengan NAWACITA.

Nawacita menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia

yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan

berkepribadian dalam kebudayaan.

Kesembilan Agenda Strategis Prioritas atau yang disebut Nawacita

adalah sebagai berikut:

1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya.

7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8) Melakukan revolusi karakter bangsa.

9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Page 45: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 29

Dalam perkembangannya perencanaan implementasi NAWACITA

difokuskan pada tujuh isu strategis nasional yang memerlukan koordinasi

dan sinergi Kementerian/Lembaga. Ketujuh isu strategis nasional tersebut

adalah:

1) Kedaulatan pangan

2) Kedaulatan energi

3) Kemaritiman

4) Industri/Kawasan Industri

5) Pariwisata

6) Revolusi mental

7) Kawasan Perbatasan dan daerah tertinggal

Salah satu sasaran strategis pembangunan nasional adalah

“Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-

Daerah dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan”, sebagaimana

disebutkan pada Prioritas Nawacita ke-3. Membangun dari pinggiran harus

dipahami dalam perspektif yang utuh, yakni sebagai afirmasi untuk

mendorong kegiatan ekonomi yang selami ini kurang diprioritaskan

pemerintah. Kegiatan ekonomi dalam wujud wilayah

(perdesaan/perbatasan/daerah tertinggal), sektor (pertanian), pelaku (usaha

mikro dan kecil), atau karakter aktivitas ekonomi (tradisional).

Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK mencanangkan

pembangunan Indonesia dengan memperkuat dan memberdayakan desa.

Pembangunan dari pinggiran harus diperlakukan sebagai model

pembangunan yang mencoba membangun keterkaitan (linkage), keselarasan

(harmony) dan kemitraan (partnership). Jika model ini yang dijalankan,

maka kemajuan wilayah perdesaan, pertanian, usaha mikro dan kecil, dan

tradisional sekaligus akan mendorong daerah perkotaan, industri/jasa,

usaha menengah dan besar, serta aktivitas ekonomi modern.

Untuk mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan dengan upaya

sebagai berikut :

1) Peletakan dasar-dasar kebijakan desentralisasi asimetris yaitu dengan

melaksanakan kebijakan keberpihakan (affirmative policy) kepada

daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal, terutama

a. kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar;

b. daerah tertinggal dan terpencil;

c. desa tertinggal;

d. daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya belum cukup

memadai dalam memberikan pelayanan publik.

2) Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Kawasan Timur

Indonesia

a. Pengembangan Kawasan Strategis

b. Pembangunan Perkotaan

c. Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa

d. Tata Ruang

3) Pengurangan ketimpangan antar kelompok ekonomi masyarakat

a. Menciptakan pertumbuhan inklusif

b. Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil

Page 46: Konten D1252.pdf

30 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

c. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor

pertanian

2.5 Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam periode lima tahun ke depan

adalah sebagai berikut:

1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup

manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat desa;

2) mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun

keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan

kawasan perdesaan;

3) meningkatkan percepatan pembangunan di daerah tertinggal untuk

mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah tertinggal

dengan daerah maju;

4) meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dasar dan aksesibilitas

di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar;

5) meningkatkan derajat ketahanan masyarakat dan pemerintah dalam

menghadapi bencana, rawan pangan, dan konflik sosial;

6) menyiapkan dan meningkatkan pembangunan serta pengembangan

satuan permukiman dan desa di kawasan transmigrasi utamanya

pada kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan;

7) meningkatkan pembangunan dan pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan baru di kawasan transmigrasi utamanya pada kawasan

perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan yang terkonektifitas

dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah;

8) percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan

baru yang terintegrasi dalam suatu kesatuan pengembangan ekonomi

wilayah untuk mewujudkan keterkaitan desa dan kota.

2.6 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi

2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah:

berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau

meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.

2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal

Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan

untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan puluh)

kabupaten dengan target outcome sebagai berikut:

1) meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-

rata sebesar 7,24 persen;

2) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi

rata-rata 14,00 persen; dan

Page 47: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 31

3) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal

menjadi rata-rata sebesar 69,59.

4) Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau

negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten

2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu

Sasaran pengembangan daerah tertentu, meliputi :

1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan

pangan;

2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan

masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang

memiliki perbatasan negara;

3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan

masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau

terluar;

4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa

tangguh.

2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian

Sasaran pembangunan bidang ketransmigrasian tahun 2015-2019

adalah:

1) Terbangunnya 279 kawasan untuk mendukung redistribusi lahan terkait

program reforma agraria, dan berkembangnya 72 Satuan Permukiman

(SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang

merupakan pusat pengolahan hasil pertanian/perikanan dan

mendukung sasaran kemandirian pangan nasional.

2) Berkembangnya 48 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota-kota

kecil yang berfungsi sebagai pusat industri pengolahan sekunder dan

perdagangan serta sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi.

Tabel 8 Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah Pulau

No Wilayah

Potensi Kawasan

Transmigrasi Baru

SP sebagai Pusat SKP

Kawasan Perkotaan Baru (KPB)

Pusat Pertumbuhan Baru (Kawasan

Agropolitan, Minapolitan,

Pariwisata,dan Transmigrasi)

1 Papua 20 3 3 4

2 Maluku 24 5 2 3

3 Sulawesi 58 16 13

9

4 Kalimantan 67 13 11 7

5 Nusa Tenggara 26 6 3 4

6 Jawa - Bali - - - 4

7 Sumatera 84 29 16 8

Total 279 72 48 39

Sumber Data: Ditjen PKP2Trans dan Ditjen PKTrans

Page 48: Konten D1252.pdf

32 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2.7 Fokus Prioritas

Fokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:

1) Pengawalan pelaksanaan UU Desa khususnya untuk pembangunan

desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pembangunan kawasan

perdesaan;

2) Percepatan pembangunan desa tertinggal sebanyak 39.086 desa

tertinggal dan 17.268 desa sangat tertinggal;

3) Percepatan pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah

tertinggal;

4) Pengembangan daerah tertentu, yang terdiri dari daerah rawan pangan,

daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik, daerah

pulau kecil dan terluar;

5) Pembangunan dan Pengembangan Satuan Permukiman (SP) sebagai

Pusat Satuan Kawasan Pengembangan;

6) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru sebagai

pusat pertumbuhan.

2.8 Lokus Prioritas

Lokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:

1) 74.045 desa, khususnya di 39.086 desa tertinggal dan 17.268 desa

sangat tertinggal di seluruh Indonesia

2) Desa-desa dan kawasan perdesaan khususnya 1.138 desa di lokasi

prioritas pada wilayah perbatasan dan desa-desa pada daerah yang

memiliki pulau-pulau terpencil dan terluar

3) 122 kabupaten daerah tertinggal dengan target pengentasan 80 daerah

tertinggal di 2019

4) 57 kabupaten rawan pangan, 187 lokasi prioritas di 41 kabupaten

perbatasan, 29 kabupaten yang memiliki pulau terpencil dan terluar, 58

kabupaten rawan bencana, dan pascakonflik, dengan perhatian di

daerah tertinggal dan di kawasan timur Indonesia

5) Terbangunnya 279 Kawasan Transmigrasi dan 72 satuan

permukiman menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan

Transmigrasi

6) 48 Kawasan Transmigrasi menjadi Kawasan Perkotaan Baru sebagai

pusat pertumbuhan.

***

Page 49: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 33

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional

Dasar-dasar Strategi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:

1) Membangun tanpa meningkatkan ketimpangan wilayah;

2) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat;

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4) Ekonomi harus berorientasi dan berbasiskan pada sector dan jenis usaha

yang memasukkan nilai tambah sebesar-besarnya dengan SDM

berkualitas, inovasi, kreatifitas dan penerapan teknologi yang tepat;

5) Pembangunan nasional sebagian besar adalah hasil agregasi dari

pembangunan daerah yang berkualitas.

3.1.2 Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional dan

mewujudkan Sembilan Agenda Prioritas Nasional (NAWACITA), terdapat

delapan Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan NAWACITA

yaitu:

1) Penguatan tata kelola desa yang baik, melalui: 1) penyusunan peraturan

pelaksanaan UU Desa; 2) menyusun peraturan pelaksanaan perundang-

undangan terkait dengan UU Ketransmigrasian, dan PP Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal; 3) peningkatan kapasitas pemerintah

dan masyarakat desa .

2) Mempercepat pemenuhan standar pelayanan minimum untuk pelayanan

dasar di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi

3) Penguatan pendanaan pembangunan yang bersumber dari APBN, APBD,

Dunia Usaha, dan Masyarakat.

4) Mendorong investasi yang meningkatkan produktivitas rakyat

5) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat

6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang keamanan,

adminitrasi kependudukan, pertanahan, akta-akta, dan sebagainya

7) Peningkatan koneksitas melalui penyediaan infrastruktur transportasi

dan perhubungan di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan

transmigrasi

8) Peningkatan dan Penguatan koordinasi lembaga pusat dan daerah dan

antar daerah

Page 50: Konten D1252.pdf

34 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Strategi Pembangunan Nasional yang sangat terkait dengan tugas

pokok dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

terdapat pada Strategi ke-1, ke-2 dan ke-7 yang kesemuanya bermuara pada

kesejahteraan masyarakat.

3.1.3 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Desa,

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan

transmigrasi dan kepulauan dan pulau kecil, tahun 2015-2019 adalah:

1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman

transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa, melalui strategi:

a. meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perumahan dan

fasilitas permukiman;

b. meningkatkan ketersediaan tenaga pengajar serta sarana dan

prasarana pendidikan;

c. meningkatkan ketersediaan tenaga medis serta sarana dan

prasarana kesehatan; meningkatkan ketersediaan sarana prasarana

perhubungan antar permukiman ke pusat pelayanan pendidikan,

pusat pelayanan kesehatan, dan pusat kegiatan ekonomi; dan

d. meningkatkan ketersediaan prasarana pengairan, listrik dan

telekomunikasi.

2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi

masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi, melalui

strategi:

a. fasilitasi pengelolaan BUMDesa serta meningkatkan ketersediaan

sarana prasarana produksi khususnya benih, pupuk, pasca panen,

pengolahan produk pertanian dan perikanan skala rumah tangga

desa;

b. fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam pengembangan

usaha, bantuan permodalan/kredit, kesempatan berusaha,

pemasaran dan kewirausahaan; dan

c. meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam pemanfaatan dan

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tepat Guna.

3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan

pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di

permukiman transmigrasi melalui strategi:

a. mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan

kewirausahaan;

b. memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan pemajuan

hak-hak masyarakat adat;

c. mengembangkan kapasitas dan pendampingan kelembagaan

kemasyarakatan desa dan kelembagaan adat secara berkelanjutan;

d. meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat termasuk

perempuan, anak, pemuda dan penyandang disabilitas melalui

fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan monitoring pembangunan desa;

Page 51: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 35

e. menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam

mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan perairan,

serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara

berkelanjutan; dan

f. meningkatkan partisipasi dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di

desa.

4) Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan

berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan

pendampingan dengan strategi:

a. konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;

b. memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa

sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk

penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;

c. memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan

secara efektif, berjenjang, dan bertahap;

d. mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk

dapat ditetapkan menjadi desa adat.

5) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya

Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa

Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:

a. melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

b. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan

Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan

keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan,

dan pendampingan;

c. menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan

bersama perencanaan dan pembangunan desa.

6) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan,

serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan

transmigrasi melalui strategi:

a. menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan

distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;

b. menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan pertanian

dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi;

c. menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan desa

dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;

d. menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk mengelola

sumber daya alam berskala lokal termasuk pengelolaan hutan negara

oleh desa berorientasi keseimbangan lingkungan hidup dan

berwawasan mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan

dan mewujudkan ketahanan pangan;

e. menyiapkan dan menjalankan kebijakan-regulasi baru tentang

shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam pengelolaan

sumber daya alam;

Page 52: Konten D1252.pdf

36 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

f. menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan

dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai

pemegang saham;

g. merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena dampak

bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran sungai.

7) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan

transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota dengan strategi:

a. mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra industri

pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata;

b. meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;

c. mengembangkan kerjasama antar desa, antar daerah, dan antar

pemerintah-swasta termasuk kerjasama pengelolaan BUMDesa,

(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau kerjasama

antar 2 BUM Desa),; dan

d. membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank

khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;

e. membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;

f. mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi bagi

petani untuk berinteraksi denga pelaku ekonomi lainnya dalam

kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-lain.

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi

3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan

Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan perdesaan

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Desa, mencakup:

1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi

geografis Desa, melalui strategi: menyusun dan memastikan

terlaksananya NSPK SPM Desa (antara lain perumahan, permukiman,

pendidikan, kesehatan, perhubungan antar permukiman ke pusat

pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat

kegiatan ekonomi, pengairan, listrik dan telekomunikasi).

2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi

masyarakat Desa, melalui strategi: (i) penataan dan penguatan

BUMDesa untuk mendukung ketersediaan sarana prasarana produksi

khususnya benih, pupuk, pengolahan produk pertanian dan

perikanan skala rumah tangga desa; (ii) fasilitasi, pembinaan, maupun

pendampingan dalam pengembangan usaha, bantuan

permodalan/kredit, kesempatan berusaha, pemasaran dan

kewirausahaan; dan (iii) meningkatkan kapasitas masyarakat desa

dalam pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna

Perdesaan.

3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan

pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa untuk

mendukung peningkatan karakter jati diri bangsa melalui revolusi

Page 53: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 37

mental, dengan strategi: (i) mengembangkan pendidikan berbasis

ketrampilan dan kewirausahaan; (ii) mendorong peran aktif

masyarakat dalam pendidikan dan kesehatan; (iii) mengembangkan

kapasitas dan pendampingan lembaga kemasyarakatan desa dan

lembaga adat secara berkelanjutan; (iv) menguatkan partisipasi

masyarakat dengan pengarusutamaan gender termasuk anak,

pemuda,lansia dan penyandang disabilitas dalam pembangunan desa;

(v) menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat

dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan

perairan, serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara

berkelanjutan; (vi) meningkatkan kapasitas masyarakat dan

kelembagaan masyarakat desa dalam meningkatkan ketahanan

ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik; (vii) meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

monitoring pembangunan desa; dan (viii) meningkatkan partisipasi

dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di desa.

b. Pembangunan Kawasan Perdesaan, mencakup:

1) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan untuk

mendukung kedaulatan pangan, melalui strategi:

a) menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan

distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;

b) menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan

pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan

konservasi;

c) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan

desa dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;

d) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan tentang akses dan hak

desa untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk

pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi keseimbangan

lingkungan hidup dan berwawasan mitigasi bencana untuk

meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan ketahanan

pangan;

e) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan-regulasi baru tentang

shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam

pengelolaan sumber daya alam;

f) menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan

dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai

pemegang saham;

g) merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena

dampak bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran

sungai.

2) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong

keterkaitan desa-kota dengan strategi:

a) mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra

industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi

pariwisata;

b) meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;

Page 54: Konten D1252.pdf

38 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

c) mengembangkan kerjasama antardesa, antardaerah, dan

antarpemerintahswasta termasuk kerjasama pengelolaan

BUMDesa(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau

kerjasama antar 2 BUM Desa),; dan

d) membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank

khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;

e) membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;

f) mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi

bagi petani untuk berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainnya

dalam kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-

lain.

c. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan

berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan

pendampingan dengan strategi:

1) Konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;

2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa

sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk

penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;

3) Memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan

secara efektif, berjenjang, dan bertahap;

4) Mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk

dapat ditetapkan menjadi desa adat.

d. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya

Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa

Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:

1) melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

2) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan

Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan

desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui

fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan;

3) menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai

acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa.

3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal

Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertinggal,

arah kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertinggal difokuskan

pada:

a. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan,

sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah

tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui

potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan;

b. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar

publik;

c. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber

daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang

konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan.

Page 55: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 39

Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal

tersebut diperlukan strategi pembangunan sebagai berikut:

1) Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal dalam

rangka meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik

(bioregion) dan produk unggulan daerah, posisi strategis, dan keterkaitan

antarkawasan yang meliputi aspek infrastruktur, manajemen usaha,

akses permodalan, inovasi, dan pemasaran;

2) Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal

dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan

prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,

pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran

perintis;

3) Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal,

meliputi aspek peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah,

kelembagaan, dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat

informasi;

4) Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk

pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama di bidang

pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik,

telekomunikasi, perumahan dan permukiman;

5) Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,

dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah tertinggal;

6) Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan

pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim

usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi peraturan

perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;

7) Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti

kawasan perbatasan dalam upaya mendukung pembangunan daerah

tertinggal;

8) Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah

terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan

daerah dan peningkatan kapasitas SDM;

9) Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi

sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Dalam proses

pembangunan ke depan, diharapkan kawasan transmigrasi sebagai

pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan

pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan,

disamping perlu dukungan semua sektor terkait;

10) Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya

mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui pengembangan

kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan

lintas sektor;

11) Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang

difokuskan pada:

a) pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,

b) peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan terutama di wilayah

terisolir

Page 56: Konten D1252.pdf

40 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

c) pembangunan infrastruktur transportasi untuk membuka

keterisolasian,

d) pemihakan terhadap Orang Asli Papua,

e) penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah,

f) pembangunan sentra logistik untuk mengatasi kemahalan,

g) pengembangan energi baru dan terbarukan terutama di wilayah

terisolir

h) penguatan kelembagaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan

Papua Barat.

Untuk itu, prioritas pembangunan daerah tertinggal adalah sebagai

berikut:

1) menyelenggarakan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam

penyusunan dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal (STRANAS), dan Rencana Aksi Nasional Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN);

2) memberikan asistensi serta supervisi kepada pemerintah daerah dalam

perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi percepatan pembangunan

daerah tertinggal yang sinergi, harmoni, sinkron, dan terpadu;

3) melakukan asistensi bersama Kementerian/Lembaga terkait kepada

Pemerintah Daerah dalam pencapaian pemenuhan SPM untuk

pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama pada pemenuhan

pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, informasi, dan

telekomunikasi;

4) mengembangkan rumusan dan implementasi kebijakan percepatan

pembangunan daerah tertinggal yang sesuai dengan potensi dan

karakteristik daerah tertinggal guna meningkatkan efektivitas

pencapaian sasaran pembangunan; dan

5) mendorong Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah

merumuskan dan melaksanakan kebijakan afirmasi daerah tertinggal

termasuk di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu

Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertentu, arah

kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertentu difokuskan pada:

a. Penanganan daerah rawan pangan melalui peningkatan produksi,

kemudahan ditribusi dan diversifikasi terutama pada komoditas pangan

pokok yang dibutuhkan masyarakat,

b. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan

masyarakat dengan pengembangan desa beranda Nusantara di wilayah

perbatasan.

c. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan

masyarakat dengan pengembangan pulau kecil berdaya di Kabupaten

yang memiliki pulau kecil dan terluar;

d. Penanganan daerah rawan bencana dengan pengurangan risiko bencana

dan pengembangan desa tangguh bencana; dan

e. Penanganan daerah pasca konflik dengan rehabilitasi sosial dan

ekonomi.

Page 57: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 41

Strategi pembangunan daerah tertentu, meliputi :

1) Meningkatkan sarana dan prasaran produksi dan distribusi pangan,

2) Meningkatkan kualitas input produksi pangan seperti benih, bibit,

pupuk dan pendukungnya,

3) Menambah penyediaan lumbung/tempat penyimpanan pangan di

perdesaan,

4) Pengembangan budidaya komoditas pangan alternatif dalam

mendukung diversifikasi pangan.

5) Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah pulau kecil

dan terluar dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana

dan prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,

pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran

perintis;

6) Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah

perbatasan dan pulau kecil, terluar dan terpencil, meliputi aspek

peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah, kelembagaan,

dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat informasi;

7) Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk

pelayanan dasar publik di daerah perbatasan, pulau kecil dan terluar,

terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih,

energi/listrik, telekomunikasi, perumahan dan permukiman;

8) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di lokasi prioritas

dengan pengembangan desa beranda nusantara di wilayah perbatasan.

9) Memberikan insentif khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,,

dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah perbatasan

dan daerah pulau kecil dan terluar.

10) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di daerah yang

memiliki pulau-pulau kecil, terluar dengan pengembangan pulau kecil

berdaya.

11) Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertentu dan

pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim

usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi

peraturan perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;

12) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dalam pengurangan

risiko bencana;

13) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat mengurangi risiko

bencana dengan pengembangan desa tangguh bencana;

14) Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam

pencegahan, rekonsiliasi, dan rehabilitasi konflik;

15) Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya

mendukung pembangunan daerah tertentu melalui pengembangan

kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan

lintas sektor.

Page 58: Konten D1252.pdf

42 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3.2.4 Bidang Transmigrasi

Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi diarahkan

untuk mempercepat keterkaitan fungsional intrakawasan dan antarkawasan

serta keterkaitan desa-kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang

untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dengan pendekatan

agroindustri dan agrobisnis untuk mewujudkan satu kesatuan sistem

pengembangan ekonomi wilayah, sebagaimana diilustrasikan sebagaimana

gambar berikut ini:

Gambar 7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Pemberlakuan UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian

sebagaimana diubah dengan UU No. 29 tahun 2009 tentang perubahan atas

UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, mengharuskan adanya

perubahan paradigma (paradigm shift) transmigrasi, yaitu; “Pembangunan

Transmigrasi Berbasis Kawasan”. Pengembangan wilayah [kawasan

transmigrasi], yang muaranya untuk menghasilkan daya saing daerah, pada

dasarnya tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan SDA (resources

endowment), tetapi juga faktor letak lokasi kawasan transmigrasi yang

dipilih. Oleh karena itu, pemilihan lokasi dalam perspektif sistem ketata-

keruangan, kawasan transmigrasi merujuk pada Rencana Tata Ruang

Perdesaan dengan beranjak pada:

1) penyiapan kawasan transmigrasi yang ada sepanjang memenuhi

persyaratan minimal suatu kawasan,

2) pengembangan kawasan transmigrasi sebagai PKSN, PKW dan PKL sesuai

dengan potensi wilayah masing-masing,

3) mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai hinterland dari pusat-

pusat kegiatan yang ada (PKN, PKSN, PKW dan PKLP),

4) Revitalisasi lahan transmigrasi untuk mendukung reformasi agraria 9

juta ha, dengan rincian:

a) redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan

hutan yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah

HGU akan habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan

b) legalisasi aset seluas 4,5 juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi

Page 59: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 43

yang belum legalisasi aset (sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382

bidang). Untuk tindak lanjut pelaksanaan program transmigrasi tidak

hanya mendukung redistribusi tanah tetapi juga melakukan program

pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di

daerah tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh,

sesuai amanat RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita (5).

Adapun kebijakan dan strategi pembangunan transmigrasi adalah:

a. Penyiapan Kawasan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Penyiapan Kawasan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

mencakup:

1) Perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan

transmigrasi, termasuk pembinaan potensi kawasan, kerjasama antar

daerah dan perencanaan sarana dan prasarana, penataan dan

persebaran penduduk, serta perencanaan pengembangan

masyarakatnya

2) Penyediaan lahan transmigrasi, melalui penyediaan lahan tempat

tinggal dan lahan usaha;

3) Pemenuhan prasarana dan sarana dasar di permukiman transmigrasi

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) nasional, meliputi:

Pembangunan prasarana dan sarana dasar, lokasi permukiman

transmigrasi di daerah tertinggal, strtageis dan cepat tumbuh dan

perbatasan: jalan lokal primer, jalan lingkungan, drainase dan

dermaga, pelayanan pendidikan dasar setingkat sekolah dasar,

pelayanan kesehatan setingkat pos kesehatan desa, perumahan, dan

sarana pelayanan umum;

b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Pengembangan Kawasan Transmigrasi meliputi pembangunan dan

pengembangan kawasan transmigrasi yang diarahkan pada daerah

tertinggal, dan perbatasan dan serta strategis cepat tumbuh, mencakup :

1) Pengembangan Promosi dan Kemitraan meliputi Publikasi dan

Promosi, Kerjasama Badan Usaha, Masyarakat dan Lembaga

Pemerintah.

2) Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana kawasan

transmigrasi, meliputi: Pengembangan Sarana dan Prasarana di

Satuan Permukiman (SP), Pembangunan dan Pengembangan Sarana

dan Prasarana di KPB, SKP, Kawasan Transmigrasi; dan Penyerasian

Lingkungan.

3) Pengembangan usaha ekonomi transmigrasi, meliputi: peningkatan

produksi pengolahan hasil dan pemasaran, pengembangan

kelembagaan ekonomi dan permodalan, serta pengembangan

kewirausahaan di kawasan Transmigrasi.

4) Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi meliputi: Pangan,

fasilitasi Kesehatan, Pendidikan, Mental Spiritual dan Kelembagaan

di kawasan Transmigrasi.

5) Pelayanan Pertanahan Transmigrasi meliputi Sertifikasi kepemilikan

lahan dan penanganan masalah pertanahan.

Page 60: Konten D1252.pdf

44 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

c. Penyediaan dan Pengelolaan Data dan Informasi, Penelitian,

Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Masyarakat Desa.

Strategi yang dilaksanakan di desa, daerah tertinggal, perbatasan,

daerah strategis dan cepat tumbuh maupun kawasan transmigrasi tahun

2015-2019 dalam hal penyediaan dan pengelolaan data dan informasi,

penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pelatihan masyarakat desa

adalah:

1) Penyediaan dan pengelolaan data dan informasi;

2) Evaluasi pembangunan dan pengembangan desa, daerah tertinggal,

dan transmigrasi;

3) Penelitian dan pengembangan untuk mendukung pembangunan dan

pengembangan kawasan transmigrasi;

4) Pelatihan masyarakat desa, dan masyarakat transmigrasi.

3.2 Program dan Kegiatan

3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan

Program dan Kegiatan Kementerian disusun sebagai penjabaran dari

visi, misi, arah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan untuk mendukung

Program Prioritas Presiden dsebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-

2019. Agenda penting yang menjadi Agenda Strategis Prioritas Presiden

adalah NAWACITA, yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas yang

dicanangkan Presiden untuk lima tahun ke depan.

Dalam rangka penanganan permasalahan di Desa, Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

pembangunan daerah tertinggal dalam mengatasi ketertinggalan dan

kesenjangan; dan pembangunan transmigrasi dalam menciptakan

pertumbuhan wilayah, terdapat beberapa kegiatan dan komponen kegiatan

yang relevan dan terkait dengan Nawa Cita yang menjadi Agenda Strategis

Prioritas yaitu Cita yang ke 2, 3, 5, dan 7.

a. Penjabaran Nawa Cita ke-2

Penjabaran Nawa Cita ke-2, “Membuat pemerintah tidak absen

dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

demokratis, dan terpercaya”. diantaranya dapat dilakukan melalui :

1) Memastikan penerapan Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa dapat berjalan, khususnya dalam hal mereformasi

pelayanan publik melalui: penguatan desa dan kecamatan yang diatur

dengan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di

wilayah peisisir, pulau pulau kecil dan perbatasan.Pengembangan dan

pendampingan desa secara berkelanjutan.

2) Mempersiapkan pemerintah, provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota.

3) Penyiapan berbagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

tentang Desa.

4) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang akses

dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal

(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk kemakmuran

rakyat.

Page 61: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 45

5) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan kewenangan

desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa.

b. Penjabaran Nawa Cita Ke-3

Penjabaran Nawa Cita ke-3, “Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan.” diantaranya dapat dilakukan melalui :

1) Memastikan penerapan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa dapat berjalan, khususnya dalam hal mempersiapkan

pemerintah, pemerinh provinsi, dan pemerintah kabupaten.

2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

3) Mengawal implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan.

4) Mereformasi pelayanan publik melalui: penguatan desa, kelurahan, dan

kecamatan yang diatur dengan undang-undang tentang desa,

kelurahan, dan kecamatan dalam undang-undang pemerintahan

daerah.

5) Melakukan pengembangan dan pendampingan desa secara

berkelanjutan.

6) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah

terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan

pelayanan pendidikan rendah atau buruk

7) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,

kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah

terpencil dan tertinggal.

8) Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah

peisisr, pulau pulau kecil dan perbatasan.

9) Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali

(Transmigrasi)

10) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan

dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa

sebagai pemegang saham.

11) Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai

dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.

12) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang share

holding antara pemerintah, investor, dan desa.

13) Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.

14) Infrastruktur pendukung perekonomian.

15) Membangun infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit

pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur

pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi

yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal

16) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentnag akses

dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal

(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk

kemakmuran rakyat.

17) Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten

tertinggal hinggal tahun 2019.

Page 62: Konten D1252.pdf

46 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

18) Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,

terutama di Indonesia bagian Timur

19) Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi

20) Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau

21) Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta

kelembagaan pasar secara merata

22) Berkomitmen untuk memperjuangkan kebijakan khusus untuk

memenuhi kebutuhan layanan kesehatan, perangkat dan alat

kesehatan dan tenaga - khususnya bagi penduduk di perdesaan dan

daerah terpencil sesuai dengan situasi dan kebutuhan mereka,

mengalokasikan anggaran sekurangkurangnya 5% dari anggaran

negara untuk penurunan AKI, AKB, pengendalian HIC dan AIDS,

penyakit menular dan kronis

23) Pembinaan kemasyarakatan berangkat dari isu melemahnya semangat

gotong royong dan partisipasi masyarakat.

24) Pemberdayaan masyarakat Desa berangkat dari isu masyarakat tidak

memiliki control dan akses dalam mengatur ekonomi, politik dan

pembangunan

25) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan

kewenangan desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014

26) Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan

layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di

kawasan perdesaan.

c. Penjabaran Nawacita Ke-5

Penjabaran Nawa Cita ke-5, “Meningkatkan Kualitas Hidup

Manusia Indonesia.” diantaranya dapat dilakukan melalui :

1) Memperjuangkan kebijakan khusus untuk memenuhi kebutuhan

layanan kesehatan, perangkat dan alat kesehatan dan tenaga -

khususnya bagi penduduk di perdesaan dan daerah terpencil sesuai

dengan situasi dan kebutuhan mereka, mengalokasikan anggaran

sekurangkurangnya 5% dari anggaran negara untuk penurunan AKI,

AKB, pengendalian HIC dan AIDS, penyakit menular dan kronis.

2) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah

terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan

pelayanan pendidikan rendah atau buruk.

3) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,

kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah

terpencil dan tertinggal.

d. Penjabaran Nawa Cita Ke-7

Penjabaran Nawa Cita ke-7, “Mewujudkan Kemandirian Ekonomi

Dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik.”

diantaranya dapat dilakukan melalui :

1) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan

dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa

sebagai pemegang saham.

Page 63: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 47

2) Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai

dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.

3) Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.

4) Infrastruktur pendukung perekonomian.

5) Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta

kelembagaan pasar secara merata.

6) Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten

tertinggal hinggal tahun 2019.

7) Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,

terutama di Indonesia Timur.

8) Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi.

9) Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau.

10) Membangun infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit

pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur

pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi

yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal.

11) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentang akses

dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal

(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk

kemakmuran rakyat.

12) Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali

(Transmigrasi).

13) Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan

layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di

kawasan perdesaan.

3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja)

Berdasarkan NAWACITA yang terkait dengan bidang Desa, PDT dan

Transmigrasi, sebagaimana telah diuraikan di atas, terdapat 9 (sembilan)

kegiatan/komponen kegiatan yang akan menjadi prioritas kegiatan yang

akan dilakukan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yang disebut

dengan NAWAKERJA. Kesembilan kegiatan prioritas tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Peluncuran “Gerakan Desa Mandiri” di 5.000 desa pada tahun 2015

2) Pendampingan dan Penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat

desa dengan menyediakan tenaga pendamping sebanyak 84.000 orang;

3) Pembentukan dan pengembangan 5.000 BUMDES;

4) Revitalisasi Pasar Desa di 5.000 desa/kawasan perdesaan;

5) Pembangunan Infrastruktur jalan pendukung pengembangan produk

unggulan di 5.000 Desa Mandiri;

6) Penyiapan implementasi penyaluran Dana Desa Rp. 1,4 miliar per desa

secara bertahap;

7) Penyaluran Modal bagi Koperasi/UKM di 5.000 Desa;

8) Pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 5.000

desa;

9) “Save villages” di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, terluar

dan terpencil.

Page 64: Konten D1252.pdf

48 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019

Sebagaimana disebutkan pada Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12

Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi, bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,

pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah

tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan

fungsi:

1) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat

desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,

penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan

transmigrasi;

2) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnya;

4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

5) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

6) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,

serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah

tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan

7) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi.

Dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut telah ditetapkan

program dan kegiatan yang disesuaikan dengan struktur organisasi. Unit

Kerja Eselon 1 memiliki satu Program dan Unit Kerja Eselon 2 minimal

memiliki satu Kegiatan. Setiap Program menjadi tanggung jawab pejabat

eselon 1, dan setiap kegiatan menjadi tanggung jawab eselon 2 yang

membidanginya. Keterkaitan program dan kegiatan dengan

organisasi/kelembagaan disebut dengan arsitektur program, kegiatan dan

struktur kinerja sebagaimana digambarkan berikut ini pada Gambar 6.

Page 65: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 49

Gambar 8 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

terdapat 9 (Sembilan) unit kerja eselon 1, terdiri dari tiga unit kerja eselon 1

yang memiliki fungsi pendukung (supporting) dan 6 unit kerja eselon 2

memiliki fungsi teknis. Unit kerja eselon 1 pendukung adalah Sekretariat

Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan,

Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi. Sedangkan unit kerja eselon 1

teknis, yaitu: Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan,

Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktorat

Pengembangan Daerah Tertentu, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan

Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, dan Direktorat Jenderal

Pengembangan Kawasan Transmigrasi. Masing-masing unit kerja eselon 1

memiliki satu program yang sudah terdaftar di Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan,

sebagaimana disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Program Awal Nomenklatur Program Baru

No. Unit Kerja

Eselon I Program No.

Unit Kerja

Eselon I Program

1 Sekretariat Kementerian PDT

Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya

1 Sekretariat Jenderal

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

2 Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kemendagri

Proram Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

2 Direktorat Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan

Program Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Page 66: Konten D1252.pdf

50 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Program Awal Nomenklatur Program Baru

No. Unit Kerja Eselon I

Program No. Unit Kerja Eselon I

Program

Masyarakat Desa;

3 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

3 5 (Lima) Kedeputian Kementerian PDT

Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

4 Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

Program Pengembangan Daerah Tertentu

5 Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

4 Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi

6 Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Program Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

5 Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi

Program Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi

7 Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

6 Badan Penelitian Dan Informasi Kemenakertrans

Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, dan Informasi

8 Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, Serta Informasi

Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan, dan Informasi

9 Inspektorat Jenderal

Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas

Secara umum, program Kementerian/Lembaga dapat dibagi menjadi 2

(dua) jenis yaitu Program Teknis dan Program Generik. Program Teknis

merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada

kelompok sasaran/ masyarakat (pelayanan eksternal), sedang Program

Generik merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa

organisasi Eselon IA yang bersifat internal untuk mendukung pelayanan

aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Berdasarkan uraian di atas, Program pada Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 terdiri

Page 67: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 51

dari 6 (enam) Program Teknis dan 3 (tiga) Program Generik dengan rincian

sebagai berikut:

a. Program Teknis

a. Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

b. Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

c. Program Pengembangan Daerah Tertentu

d. Program Pembangunan Daerah Tertinggal

e. Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi

f. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

b. Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

2) Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan

serta Informasi

3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur.

3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan

Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Pembangunan dan Pemberdayaan

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa

c. Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar

d. Pembangunan Sarana Prasarana Desa

e. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi

Tepat Guna

f. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.

2) Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Pembangunan Kawasan Perdesaan

b. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

c. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan

d. Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan

e. Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

f. Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

3) Program Pengembangan Daerah Tertentu

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup

Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

b. Penanganan Daerah Rawan Pangan

c. Pengembangan Daerah Perbatasan

Page 68: Konten D1252.pdf

52 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

d. Penanganan Daerah Rawan Bencana

e. Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar

f. Penanganan Daerah Pasca Konflik

4) Program Pembangunan Daerah Tertinggal

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup

Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

b. Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal

c. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal

d. Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup di Daerah

Tertinggal

e. Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal

f. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal

5) Program Penyiapan Kawasan & Pembangunan Permukiman

Transmigrasi

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan

Kawasan dan Pembangunan Permukiman

b. Penataan Persebaran Penduduk

c. Pembangunan Pemukiman Transmigrasi

d. Penyediaan Tanah Transmigrasi

e. Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

f. Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi

6) Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen

Pengembangan Kawasan Transmigrasi

b. Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kawasan Trasmigrasi

c. Pengembangan Usaha Transmigrasi

d. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi

e. Pelayanan Pertanahan Transmigrasi

f. Promosi dan Kemitraan

7) Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan

serta Informasi

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya Badan

Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta

Informasi (Balitlatfo)

b. Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Page 69: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 53

c. Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

d. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi

f. Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

g. Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

8) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Meliputi Kegiatan :

a. Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi Tata Laksana

b. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerjasama

c. Penyelenggaraan Perencanaan

d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum

e. Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara

9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Meliputi Kegiatan :

a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat

Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

b. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat I

c. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat II

d. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat III

e. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat IV

f. Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat V

3.3 Kerangka Regulasi

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas mengamanatkan

kerangka regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen

perencanaan pembangunan nasional yaitu dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini tercantum

dalam Pasal 4 ayat (2) yang berbunyi :

Page 70: Konten D1252.pdf

54 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

"RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan".

Peran kerangka regulasi sangat penting dalam perencanaan

pembangunan nasional. Regulasi merupakan sarana utama bagi

pemerintah untuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakannya,

terutama yang bersifat strategis.

Kerangka Regulasi dimaksudkan untuk memberi arahan

dan landasan pengaturan (regulasi) dalam melaksanakan kegiatan

penyelenggaraan negara dan pembangunan, dengan muatan indikasi

atau arah kebijakan mengenai rancangan peraturan perundang­

undangan yang diusulkan dalam kurun waktu tertentu. Urgensi integrasi

kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan sangat tinggi karena

kerangka regulasi bertujuan untuk:

a. mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundang-

undangan sesuai kebutuhan pembangunan;

b. meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dalam rangka

mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan

c. meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan

Pembentukan peraturan perundang-undangan.

Kerangka regulasi dimaksudkan untuk memberi arahan dan landasan

(regulasi) dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Negara dan

pembangunan, dengan muatan indikasi atau arahan kebijakan mengenai

rancangan peraturan perundang-undangan yang diusulkan dalam waktu

tertentu (RPJMN ataupun RKP).

Mempertimbangkan efisiensi anggaran yang terbatas serta berbagai

dampak lain yang sangat signifikan bagi masyarakat dan penyelenggaraan

pembangunan, maka proses penanganan kerangka regulasi sejak proses

perencanaan juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas peraturan

perundang-undangan nasional yang tertib sehingga memungkinkan setiap

tindakan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal. Inti dari kerangka

regulasi adalah upaya mewujudkan tertib peraturan perundang-undangan

sejak tahapan yang sangat awal, yaitu tahapan perencanaan dan

penganggaran.

Selanjutnya, upaya untuk mendorong kerangka regulasi agar sejalan

dengan arah kebijakan pembangunan nasional, tercantum dalam ketentuan

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, yang merupakan penyempurnaan dari

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. Pasal 18 ini merupakan terobosan

penting dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, yang memuat upaya

untuk mensinergikan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dengan

perencanaan pembangunan nasional (RPJP, RPJMN, RKP). Program Legislasi

Nasional (Prolegnas) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011adalah instrumen perencanaan program

Page 71: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 55

pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana, terpadu, dan

sistematis. Prolegnas merupakan program perencanaan khusus mengenai

regulasi (Undang-Undang) yang sah berdasarkan undang-undang. Dengan

demikian, Prolegnas menjadi acuan bagi pembangunan arah kebijakan

regulasi dalam kurun waktu tertentu (lima tahunan).

Istilah Kerangka regulasi juga disebutkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah pada

Pasal 3 ayat (3) yang mengatur bahwa :

“Program sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari

kegiatan yang berupa:

a. kerangka regulasi yang bertujuan untuk memfasilitasi, mendorong,

maupun mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri

oleh masyarakat; dan/atau

b. kerangka pelayanan umum dan investasi Pemerintah yang bertujuan

untuk menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan

masyarakat”.

Pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi melalui Keputusan Presiden Nomor 121/P tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode

Tahun 2014-2019 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yaitu

dalam rangka untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan

sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019, dan dalam rangka

mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat Desa sebagai tindaklanjut Undang-Undang Desa, pemerintah

telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2015 tentang Desa

dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

bersumber dari APBN.

Dalam Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

menyatakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang

pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat

desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Saat ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi telah mengeluarkan 5 (lima) produk Peraturan Menteri

mengenai implementasi Undang-Undang Desa, yaitu:

a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan

Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan

Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa

c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa

d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Page 72: Konten D1252.pdf

56 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2015

Berkaitan dengan Dana Desa, Kementerian Keuangan sebagai

pemrakarsa telah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 antara

lain:

a. Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi

Dana Desa (sudah selesai pembahasan, pengesahan masih menunggu

revisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014)

b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 sudah diundangkan.

Tabel 10 Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015

No.

Arah Kerangka Regulasi

dan/atau Kebutuhan Regulasi

Unit

Penanggungjawab

Target

Penyeleseaian

1

Revisi Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa

Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

2015

2

Landasan Hukum untuk

Penetapan Daerah Tertinggal secara Nasional

Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

2015

3

Landasan Hukum untuk

Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

2015

4

Landasan Hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN)

Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan

Transmigrasi

2015

3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa

Kerangka regulasi pembangunan wilayah perdesaan tahun 2015-2019

disusun untuk menyempurnakan berbagai peraturan perundangan terkait

perdesaan yang sudah ada, termasuk peraturan pendukung UU No. 6 tahun

2014 tentang Desa. Selain itu, penyusunan kerangka regulasi ini sekaligus

memantapkan tujuan pembangunan desa, yakni pemerataan kesejahteraan

dan meningkatkan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat, dan

Page 73: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 57

keberlanjutan sumberdaya alam di perdesaan. Adapun kerangka regulasi

yang penting dan paling dibutuhkan untuk pembangunan wilayah

perdesaan tahun 2015-2019, adalah sebagai berikut:

a. Pengaturan mengenai Pembangunan Desa yang diperlukan untuk

mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas

hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,

pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya

alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan UU No. 6/2014

Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan dengan mengedepankan kebersamaan,

kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan

pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

b. Pengaturan mengenai Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk

mendorong percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan,

pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan

Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Berdasarkan

UU No. 6/2014 Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi:

1) penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan

kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;

2) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat perdesaan;

3) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan

pengembangan teknologi tepat guna; dan

4) pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses

terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi. Regulasi ini diperlukan

untuk melaksanakan amanat UU No. 26/2007 Tentang Penataan

Ruang yang belum secara spesifik mengatur mekanisme penataan

ruang kawasan perdesaan, sedangkan dalam PP No. 15/2010

Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang belum ada pengaturan

mengenai mekanisme tersebut.

3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal

Penyelenggaraan percepatan pembangunan daerah tertinggal

dilaksanakan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014

tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang ditujukan untuk:

(1) mempercepat pengurangan kesenjangan antar daerah dalam menjamin

terwujudnya pemerataan dan keadilan pembangunan nasional; (2)

mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar, serta sarana dan prasarana

dasar daerah tertinggal; (3) meningkatkan koordinasi, integrasi, dan

sinkronisasi, antara pusat dan daerah dalam perencanaan, pendanaan dan

pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi; dan (4) menjamin

terselenggaranya operasionalisasi kebijakan percepatan pembangunan

daerah tertinggal.

Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal,

perlu adanya harmonisasi antar regulasi sehingga dapat lebih nyata dan

kongkrit, hal ini karena masih adanya beberapa peraturan yang belum

harmonis sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dalam percepatan

pembangunan daerah tertinggal diperlukan panduan bagi semua pemangku

Page 74: Konten D1252.pdf

58 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

kepentingan. Untuk mendukung pembangunan di wilayah tertinggal secara

maksimal, diperlukan perencanaan secara berjenjang oleh

Pemerintah/Pemerintah daerah dengan memerhatikan proses yang

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perencanaan

pembangunan nasional. Adapaun dokumen yang dimaksud yaitu berupa

dokumen Strategi Nasional (STRANAS) dan Strategi Daerah (STRADA)

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang diharapkan bisa menjadi

pedoman baik oleh Kementerian/Lembaga, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten.

Pembangunan daerah tertinggal perlu mendapatkan dukungan legalitas

yang lebih kuat seperti tercantum dalam:

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

dan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal.

Dalam Pasal 260 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa rencana pembangunan

Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat

Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Daerah. Dalam Pasal

262 ditegaskan bahwa Rencana pembangunan Daerah tersebut harus

memperhatikan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Regulasi yang perlu direvisi adalah Peraturan Pemerintah Nomor 78

Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang

menyangkut fungsi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi yang tidak

hanya melakukan perencanaan dan koordinasi namun dalam pelaksanaan

kebijakan teknis. Selain itu beberapa produk regulasi yang perlu

dipersiapkan antara lain:

a. Penetapan Indikator dan kriteria daerah tertinggal;

b. Penetapan daerah tertinggal dalam skala nasional;

c. Penetapan Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal;

d. Penetapan Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan

Daerah Tertinggal;

e. Penetapan Strategi Daerah (STRADA) Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;

f. Penetapan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;

3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi

Kerangka regulasi dalam pembangunan dan pengembangan transmigrasi

yang dibutuhkan tahun 2015-2019 antara lain :

a. Peraturan Presiden terkait kerangka koordinasi dan integrasi lintas

sektor, mencakup kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi

permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas

wilayah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi

sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang

Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Page 75: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 59

No.15/1997 Tentang Ketransmigrasian. Pengaturan Koordinasi

penyelenggaraan transmigrasi melibatkan lintas sector terkait antara

lain; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian

Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kemnteian

Kesehatan, Kementerian Dasar, Menengah dan Kebudayan, Kementerian

Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi, Kementerian Agama,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan lintas

sektor lainnya yang terkait.

b. Peraturan Menteri terkait penyusunan Standar Pelayanan Minimum

(SPM) yang berlaku nasional dan penguatan implementasi SPM di

kawasan transmigrasi. Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM

prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak, SPM pola usaha

yang berkelanjutan, SPM penyediaan tanah, dan pembinaan sumber

daya manusia sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014

tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang Ketransmigrasian.

c. Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian dan Penetapan Kawasan;

d. Peraturan Menteri tentang Ketentuan mengenai Pola Usaha Pokok

Masyarakat Transmigrasi;

e. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan TU, TSB dan TSM;

f. Peraturan Menteri tentang Tahapan Penataan Penduduk Setempat di

Kawasan Transmigrasi;

g. Peraturan Menteri tentang Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan

Transmigrasi;

h. Peraturan Menteri tentang Kriteria Satuan Permukiman Transmigrasi

Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang;

i. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pelayanan Komunikasi Informasi

dan Edukasi dalam Pelaksanaan Transmigrasi;

j. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Kepada

Transmigran Pada TU, TSB dan TSM;

k. Peraturan Menteri tentang Perwujudan Kawasan Transmigrasi:

a. Tata Cara Perencanaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi; dan

b. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi;

l. Peraturan Menteri tentang Pembangunan dan Pengembangan Prasarana,

Sarana, dan Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi;

m. Peraturan Menteri tentang Kerja Sama Pelaksanaan Transmigrasi Antar

Pemerintah Daerah; dan

n. Peraturan Menteri tentang Peraturan Bersama dengan Kementerian

Agraria dan Tata Ruang tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Satuan

Permukiman Pemugaran Penduduk Setempat di Kawasan Trasnmigrasi.

3.5 Kerangka Kelembagaan

Salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik

(good governance) adalah dengan melakukan pembaharuan dan perubahan

Page 76: Konten D1252.pdf

60 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan melalui

pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi adalah langkah

strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan

berhasil guna dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan

nasional.

Di bidang kelembagaan, strategi yang dilakukan dalam mendukung

pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan mewujudkan kelembagaan

pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien sesuai dengan arah

kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur Negara.

Kebijakan penataan kelembagaan diharapkan merupakan suatu

langkah awal dari proses reformasi birokrasi dalam rangka mendukung

terwujudnya good govemance. Selain itu, langkah kebijakan penataan

tersebut didasarkan pada visi, misi, sasaran, strategi, agenda kebijakan,

program, dan kinerja kegiatan yang terencana, dan diarahkan pada

terbangunnya sosok birokrasi yang rightsizing, efisien, efektif, akuntabel,

serta terjalin dengan jelas satu sama lain sebagai satu kesatuan birokrasi

nasional.

Di samping itu, upaya penataan kelembagaan tersebut dilakukan

agar tercipta good public governance dengan melakukan pembenahan dan

penataan ulang terhadap tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan

berdasarkan kepentingan bangsa dan negara serta melalui pertimbangan

yang matang bukan didasarkan pada politik kepentingan jangka pendek.

Kerangka Kelembagaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai mandat dari Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa yang proses pembentukannya melalui konsultasi,

koordinasi, saran dan masukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) dengan dengan mengacu

kepada:

1. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan dan

Pengangkatan Kementerian Tahun 2014-2019;

2. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan

Fungsi Kabinet Kerja;

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian

Negara; dan

4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Page 77: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 61

Gambar 9 Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian Dengan terbentuknya kementerian ini, maka terjadi pergeseran tugas

dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kerangka kerja penataan organisasi mengacu kepada pemahaman yang

utuh terkait dengan : 1) mandat yang diberikan, visi dan misi, 2)

Environtmental Scanning, 3) Internal Analysis, 4) Keys Issues.

Beberapa penjelasan di bab sebelumnya sedikit banyak telah memberikan gambaran terkait 4 (empat) hal di atas sehingga dapat membantu menyusun strategi penataan kelembagaan di Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Gambar 10 Framework Penataan Organisasi

Page 78: Konten D1252.pdf

62 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi,

pada Pasal 2, disebutkan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,

pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah

tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam Pasal 3, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat

desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,

penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan

transmigrasi;

b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnya;pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

e. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,

serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah

tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan

f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi.

Visi dan Misi Kementerian mengacu kepada Visi dan Misi Presiden yang

diterjemahkan kedalam Nawa Cita.

Upaya Environmental Scanning diperlukan agar : 1) Memahami

perubahan lingkungan, 2) Menghindari keterkejutan, identifikasi peluang

dan ancaman, mencapai keunggulan kompetitif dan mengembangkan

perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, 3) Untuk

meningkatkan kesadaran personil tentang kemampuan potensial yang

berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi. Konsekuensi dari

aktivitas ini adalah bertambahnya pemahaman akan dampak dari

perubahan terhadap organisasi, membantu meramalkan, dan membawa

harapan perubahan yang baik dalam pembuatan keputusan.

Internal Analysis (Analisis internal) adalah analisis yang berfokus pada

faktor kekuatan dan kelemahan internal yang memberikan keunggulan dan

kekurangan tertentu bagi organisasi dalam memenuhi kebutuhan target.

Kekuatan mengacu pada kompetensi inti dalam memenuhi kebutuhan

pelayanan publik. Setiap analisis kekuatan organisasi harus berorientasi

pada para pihak (stakeholders) karena kekuatan hanya berarti ketika

membantu institusi dalam memenuhi kebutuhan stakeholders. Kelemahan

mengacu pada keterbatasan institusi dalam mengembangkan atau

menerapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Kelemahan

Page 79: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 63

juga harus diperiksa dari perspektif pihak yang dilayani karena stakeholders

sering melihat kelemahan yang tidak dilihat institusi.

Hasil yang diharapkan dari Penataan Organisasi yaitu :

1. Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing).

2. Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal maupun

eksternal.

3. Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi.

4. Menyempurnakan diferensiasi organisasi agar lebih tepat dan sesuai

ketentuan perundang-undangan; dan

5. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi

Pemerintahan.

3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa

Penyiapan dan peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya

masyarakat desa termasuk kelembagaan di tingkat desa agar mampu

mengelola, membangun dan mampu menjadi penggerak roda pembangunan

di perdesaan, diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah

perdesaan. Hal ini didasarkan pada keragaman kapasitas pemerintah desa

dan lembaga di tingkat desa untuk memfasilitasi, perencanaan dan

memonitor program pembangunan. Oleh karena itu, dalam jangka waktu

pelaksanaan RPJMN 2014-2019, diperlukan beberapa langkah penguatan

kelembagaan pengembangan perdesaan sebagai berikut:

a. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dalam pengelolaan, pelaporan

dan akuntabilitas terkait kewenangan dan keuangan desa. Diperlukan

program pembelajaran yang komprehensif bagi aparat pemerintahan

desa agar dapat mendorong efektifitas dan transparansi di dalam

penggunaan sumber daya desa, termasuk di dalamnya peningkatan

kapasitas dalam hal perencanaan pembangunan; prinsip-prinsip good

governance (partisipasi, akuntabilitas dan transparansi); manajemen

keuangan dan sistem akunting; serta pengawasan berbasis masyarakat

untuk proyek-proyek pemberdayaan masyarakat.

b. Penguatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai badan

permusyawaratan di tingkat Desa yang turut membahas dan

menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Desa. Diperlukan pengembangan kapasitas BPD sebagai upaya turut

meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan musyawarah Desa.

c. Penguatan lembaga kemasyarakatan Desa berfungsi sebagai wadah

partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan, pemerintahan,

kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya

demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat serta menciptakan

akses agar masayarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan

pembangunan.

d. Penguatan peran Lembaga Ekonomi Desa seperti Badan Usaha Milik

Desa (BUM Desa) dan lainnya sebagai upaya untuk mendayagunakan

segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi

sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

Page 80: Konten D1252.pdf

64 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

masyarakat Desa. BUM Desa sebagai salah satu badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki desa, dan dimanfaatkan

untuk mempercepat pembangunan desa dan memperkuat pemberdayaan

masyarakat desa.

e. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan secara

berjenjang sesuai kebutuhan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah kepada pemerintah desa dan Desa dalam mendorong

pembangunan Desa dan pembangunan Perdesaan serta meningkatkan

kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat dalam politik, ekonomi,

sosial dan budaya dengan menggunakan kearifan lokal, menghormati

adat istiadat dan memperhatikan kondisi sosial budaya yang ada.

f. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan oleh

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan

implementasi penataan ruang kawasan perdesaan yang

memperhitungkan ekologi ruang perdesaan yang memperhitungkan

kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim dengan

mengacu pada UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang.

3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal

Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan daerah tertinggal, diperlukan upaya penataan kelembagaan

sebagai berikut:

a. Penataan fungsi dan kewenangan terhadap kementerian yang menangani

urusan daerah tertinggal untuk memperkuat peran koordinasi yang

dimandatkan sehingga koordinasi percepatan pembangunan daerah

tertinggal bisa lebih konkrit dan dapat terwujud;

b. Penyusunan dokumen strategi nasional percepatan pembangunan

daerah tertinggal sebagai pedoman kementerian/lembaga dalam

mendukung upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal dan

sebagai instrumen koordinasi; dan

c. Penyusunan strategi daerah percepatan pembangunan daerah tertinggal

sebagai pedoman pemerintah daerah dan sebagai instrumen koordinasi

antarpemerintah, antara pemerintah dan pemerintah daerah dan antar

pemerintah daerah.

3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi

Postur Kelembagaan bidang ketransmigrasian disusun berdasarkan

Indikator Kinerja, baik di level Kementerian (sasaran strategis) maupun level

eselon I (program). Indikator kinerja tersebut merupakan penegasan peran

dan fungsi Kementerian, dan sebagai sarana bagi stakeholders untuk menilai

apakah tugas pemerintahan yang diemban oleh Kementerian telah dicapai

secara optimal.

Kerangka kelembagaan dalam Penyiapan Kawasan Transmigrasi,

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Tahun 2015-2019

ditujukan untuk :

a. Penguatan fungsi dan koordinasi forum lintas pelaku secara lintas sekor

dan lintas wilayah. Arah kebijakan pembangunan dari kelembagaan ini

Page 81: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 65

adalah meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam

pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.

b. Penguatan lembaga pengelola kawasan transmigrasi. Arah kebijakan

pembangunan dari kelembagaan ini adalah optimalisasi pengelolaan

kawasan transmigrasi untuk pembangunan sosial ekonomi yang

mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.

Arah penataan kelembagaannya yang mencakup:

1) Penguatan kantor Satuan Permukiman (SP) transmigrasi di daerah

tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh untuk

mendorong pengembangan produksi primer;

2) Penguatan kelembagaan Pusat Satuan Kawasan Pengembangan

(SKP)/Desa Utama di daerah tertinggal dan perbatasan, serta

strategis dan cepat tumbuh;

3) Penguatan badan pengelola Kawasan Perkotaan Baru (KPB) untuk

mendorong peningkatan daya saing KPB sebagai kota kecil.

3.6 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dalam penyusunan Kerangka Kelembagaan Kementerian

memperhatikan prinsip “rightsizing” dengan fungsi penjabaran NAWAKERJA

Prioritas dan kegiatan lainnya, ke dalam kerangka kelembagaan

Kementerian, dengan pertimbangan prinsip “proporsionalitas” dalam

penjabaran tugas dan fungsi kerja dari struktur kelembagaan yang

mengawal fungsi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

yang berbasis outcome pada level eselon I, agar terhindar dari tumpang

tindih dan memudahkan dalam mengevaluasi kinerja.

Disamping itu, penyusunan Kerangka Kelembagaan Kementerian

dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas dan tanggung jawab

unit eselon I dan untuk menjawab 3 (tiga) isu strategis yang perlu ditangani

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

yaitu: (1) Kesejahteraan; (2) Disparitas; dan (3) Pemerataan dan

Pertumbuhan. Ke-3 isu merupakan fokus yang harus ditangani oleh

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan

tidak perlu ada pemisahan antara Desa, PDT dan Transmigrasi.

Untuk melaksanakan program/kegiatan secara efektif dan efisien,

maka telah disusun Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi berdasarkan hasil pembahasan

terakhir dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi dengan Bagan sebagai berikut:

Page 82: Konten D1252.pdf

66 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Gambar 11 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

SATAF AHLI SATAF AHLI SATAF AHLI SATAF AHLI STAF AHLI

1. SAM. BID. PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN 2. SAM. BID. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 3. SAM. BID. PENGEMBANGAN WILAYAH 4. SAM. BID. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA 5. SAM. BID. HUKUM

Page 83: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 67

SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI

DUKUNGAN MANAJEMEN

I. Sekretariat Jenderal

1. Biro Perencanaan

2. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara

3. Biro Sumber Daya Manusia dan Umum

4. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama

5. Biro Hukum dan Organisasi dan Tata Laksana

DUKUNGAN TEKNIS

II. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan

dan Informasi (BALITLATFO)

1. Sekretariat Badan;

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan;

3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara;

4. Pusat Pelatihan Masyarakat; dan

5. Pusat Data dan Informasi.

PENGAWASAN INTERNAL

III. Inspektorat Jenderal

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal

2. Inspektorat I

3. Inspektorat II

4. Inspektorat III

5. Inspektorat IV

6. Inspektorat V

URUSAN TEKNIS - BIDANG DESA

IV. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Pelayanan Sosial Dasar;

3. Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa;

4. Direktorat Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi

Tepat Guna;

5. Direktorat Pembangunan Sarana Prasarana Desa;

6. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa.

V. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan;

3. Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan;

4. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan

Perdesaan;

Page 84: Konten D1252.pdf

68 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

5. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan

Perdesaan; dan

6. Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan Kapasitas.

URUSAN TEKNIS - BIDANG DAERAH TERTINGGAL

VI. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan;

3. Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan;

4. Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana;

5. Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik; dan

6. Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar.

VII. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

1. Sekretariat Direktorat Jenderal.

2. Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal;

3. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia;

4. Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup;

5. Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana; dan

6. Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal.

URUSAN TEKNIS - BIDANG TRANSMIGRASI

VIII. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi;

3. Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Transmigrasi;

4. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi;

5. Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan

6. Direktorat Penataan Persebaran Penduduk.

IX. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Promosi dan Kemitraan;

3. Direktorat Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan

Prasarana Kawasan Transmigrasi;

4. Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi;

5. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi; dan

6. Direktorat Pelayanan Pertanahan Transmigrasi.

STAF AHLI

X. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan;

XI. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal;

XII. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah;

XIII. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan

XIV. Staf Ahli Bidang Hukum

Page 85: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 69

3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal

a. Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan

koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan

fungsi:

1) koordinasi kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi;

2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi;

3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja

sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

4) pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

5) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta

pelaksanaan advokasi hukum;

6) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan

pelayanan pengadaan barang/jasa; dan

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

a. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,

pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam

dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan

sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan

sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan

sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan

sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan

sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan

sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;

3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan

usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan

teknologi tepat guna, danpembangunan sarana prasarana desa, serta

pemberdayaan masyarakat desa;

Page 86: Konten D1252.pdf

70 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan

pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi

desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,

dan pembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan

masyarakat desa;

5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan

pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi

desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,

danpembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan

masyarakat desa;

6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan

a. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di

bidang pembangunan kawasan perdesaan, menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana

kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan

perdesaan, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kawasan

perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan

pembangunan ekonomi kawasan perdesaan, pengembangan sumber

daya alam kawasan perdesaan, serta kerja sama dan pengembangan

kapasitas;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan

kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana kawasan

perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,

pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja

sama dan pengembangan kapasitas;

3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan

sarana/prasana kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi

kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan

perdesaan, serta Kerjasama dan pengembangan kapasitas;

4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana

kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,

pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja

sama dan pengembangan kapasitas;

5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana

kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,

Page 87: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 71

pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja

sama dan pengembangan kapasitas;

6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan, Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan,

serta kerja sama dan pengembangan kapasitas; dan

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan

Daerah Tertentu

a. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta

penanganan daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah

rawan pangan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan

Daerah Tertentu menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,

daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan

bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan yang

mencakup wilayah I (Sumatera), Wilayah II (Jawa, Bali dan Nusa

Tenggara), Wilayah III (Kalimantan), Wilayah IV (Sulawesi dan

Maluku), dan Wilayah V (Papua);

2) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,

daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan

bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan;

3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan

daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan

daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan

pangan;

4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan daerah

perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah

rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah

Tertentu; dan

6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.5 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan

Daerah Tertinggal

a. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan

Daerah Tertinggal menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang indikator dan subindikator daerah

tertinggal, identifikasi daerah tertinggal dan skema pendanaan

percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, koordinasi

Page 88: Konten D1252.pdf

72 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi anggaran percepatan

pembangunan daerah tertinggal;

3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang percepatan

pembangunan daerah tertinggal;

4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang percepatan

pembangunan daerah tertinggal;

5) pelaksanaan administrasi Direktorat JenderalPembangunan Daerah

Tertinggal; dan

6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

a. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan kawasan dan pembangunan

permukiman transmigrasi.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan

transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan

permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan

transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan

kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan

permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;

3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan

pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan

tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan

penataan persebaran penduduk;

4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan

potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan

pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,

pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran

penduduk;

5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan

potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan

pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,

pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran

penduduk;

6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan

Kawasan Transmigrasi

a. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi mempunyai

tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang pengembangan kawasan transmigrasi.

Page 89: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 73

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan

Kawasan Transmigrasi menjalankan fungsi :

1) perumusan kebijakan di bidang promosi dan kemitraan,

pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan

transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan

sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang promosi dan kemitraan,

pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan

transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan

sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;

3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang promosi

dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan

prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,

pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan

transmigrasi;

4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang promosi dan

kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana

kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,

pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan

transmigrasi;

5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi

dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan

prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,

pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan

transmigrasi;

6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan

Kawasan Transmigrasi; dan

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal

a. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan di

lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menjalankan fungsi

:

1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi;

2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap kinerja

dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan

kegiatan pengawasan lainnya;

3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

4) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan

5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Page 90: Konten D1252.pdf

74 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi

a. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta

Informasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan

pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan

informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan

transmigrasi.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penelitian, Pengembangan dan

Informatika menjalankan fungsi :

1) penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan

pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan

informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi;

2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan

pelatihan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,

pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi;

3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan

pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan

informasi di bidang desa dan kawasan perdesaan, pembangunan

daerah tertinggal, dan ketransmigrasian; dan

4) pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan,

Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi.

3.6.10 Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli

a. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dan secara

administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.

b. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas

memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri

terkait dengan bidang pembangunan dan kemasyarakatan.

c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai tugas

memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri

terkait dengan bidang pengembangan ekonomi lokal.

d. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan

bidang pengembangan wilayah.

e. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas

memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri

terkait dengan bidang hubungan antar lembaga.

f. Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan rekomendasi

terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hukum.

****

Page 91: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 75

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang

akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu.

Target harus menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan

dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan target juga harus relevan

dengan indicator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas.

Output atau keluaran kegiatan pada hakekatnya merupakan wujud dari

pelaksanaan suatu program, sehingga keluaran keluaran dari kegiatan

tersebut seharusnya berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian

sasaran dan outcome program. Keterkaitan output dan outcome program

diperlukan dalam penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), sistem

perencanaan dan pengganggaran maupun dalam evaluasi kinerja program

berlandaskan sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan metode

penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang

dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang

diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran

tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada

setiap unit kerja yang disertai dengan alokasi pendanaannya. Alokasi

anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran

dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan

menggunakan sumber daya yang terbatas. Dalam hal ini, program dan

kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah

ditetapkan dalam rencana.

Program dan kegiatan beserta indikator kinerjanya diharapkan

sepenuhnya dapat digunakan sebagai alat ukur efektifitas pencapaian

sasaran satrategis pembangunan, efisiensi belanja, dan akuntabilitas

kinerja. Dalam konteks ini pendefinisian tingkat kinerja program (outcome)

lebih tinggi dari kinerja kegiatan dan program berada dalam tataran hasil

(outcome) dan tidak pada tataran dampak (impact), sehingga dapat

dijelaskan oleh pencapaian kinerja kegiatan-kegiatannya (output). Dengan

demikian kinerja outcome program dapat terkait secara langsung dengan

efektivitas capaian kinerja output maupun dalam efisiensi anggaran belanja

kegiatan atau output.

Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode

tahun 2015-2019 beserta target capaian yang ditetapkan dapat dilihat pada

Matriks Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi, sedangkan nama program, kegiatan, Sasaran Program

(Outcome), Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK) adalah sebagai berikut:

Page 92: Konten D1252.pdf

76 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Sasaran Program (outcome) Program Dukungan Manajemen Dan

Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:

1) Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan

pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah sebagai berikut:

1) Penyediaan landasan hukum/regulasi dalam pembangunan perdesaan,

daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi

2) Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa,

pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

3) Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja

4) Peningkatan pelayanan informasi dan publikasi

5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan

umum

6) Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik

negara

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Penyelenggaraan Hukum Organisasi dan Tata Laksana

Sasaran Kegiatan (output):

1) Tersedianya peraturan perundang-undangan, kesepahaman

bersama (MoU) dan pembinaan hukum,

2) Tertatanya organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):

1) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Desa yang

dihasilkan

2) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Daerah Tertinggal

yang dihasilkan

3) Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Transmigrasi yang

dihasilkan

4) Jumlah layanan dan Pertimbangan Hukum

5) Jumlah layanan advokasi hukum

6) Jumlah implementasi reformasi birokrasi

7) Jumlah Dokumentasi Hukum yang dihasilkan

8) Jumlah Laporan Penelaahan Produk Hukum

9) Jumlah Evaluasi Produk hukum

10) Jumlah Perjanjian dan kesepakatan Bersama (MoU)

11) Jumlah laporan Penataan dan Peningkatan Kapasitas organisasi

12) Jumlah Laporan Pelaksanaan Ketatalaksanaan

13) Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha Biro

b. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama

Sasaran Kegiatan (output) :

Page 93: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 77

Terlaksananya hubungan masyarakat dan kerja sama luar negeri

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

1) Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Media Massa

2) Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan Publikasi

3) Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Media

4) Jumlah laporan pelaksanaan pengelolaan informasi dan

dokumentasi

5) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Pengaduan Masyarakat

6) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan

7) Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Negara dan

Pemerintah

8) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Bilateral

9) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Multilateral

10) Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan Kemasyarakatan

11) Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Swasta

Organisasi Kemasyarakatan

12) Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan Tata Usaha Biro Humas

dan Kerjasama

c. Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan

Sasaran Kegiatan (Output) :

Tersedianya dokumen perencanaan, program dan anggaran Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang

berkualitas

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

1) Jumlah Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis

2) Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data Perencanaan

3) Jumlah Dokumen Rencana Program dan Kegiatan

4) Jumlah Dokumen Rencana Kerja Anggaran

5) Jumlah hasil Evaluasi dan Laporan Program dan Kegiatan

6) Jumlah Laporan layanan ketatausahan

d. Kegiaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum

Sasaran Kegiatan (output) :

1) Terselenggaranya pelayanan dan peningkatan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) aparatur

2) Terselenggaranya pelayanan umum dan administrasi serta

ketatausahaan yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):

1) Jumlah Laporan Perencanaan Sumber Daya Manusia Aparatur

2) Jumlah Laporan Administrasi Sumber Daya Manusia Aparatur

3) Jumlah Laporan Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia

Aparatur

Page 94: Konten D1252.pdf

78 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

4) Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri

5) Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen

6) Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli

7) Jumlah Layanan Tata Usaha Biro

8) Jumlah Layanan Persuratan dan Kearsipan

9) Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM)

10) Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan Prasarana kantor

11) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan dan mesin

Kantor, Obat-obatan Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan

12) Jumlah Layanan Pemeliharaan dan Penyimpanan Barang, Peralatan

dan Mesin serta aset Kantor lainnya

13) Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam bentuk langganan dan Sewa

14) Jumlah peningkatan layanan ULP

15) Peningkatan Layanan Gedung / Bangunan

16) Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan

17) Jumlah Ketersediaan Layanan Acara

18) Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu

e. Kegiatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara

Sasaran Kegiatan (Output) :

1) Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan yang akuntabel, dan

2) Terselenggaranya Pengelolaan Barang Milik Negara yang tertib dan

akuntabel,

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

1) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

2) Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan

3) Jumlah laporan penatausahaan pertanggungjawaban anggaran

4) Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji

5) Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi dan pembukuan

6) Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan

7) Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan barang milik

negara

8) Jumlah laporan pelaksanaan administrasi penatausahaan barang

milik negara

9) Jumlah laporan pelaksanaan penghapusan barang milik negara dan

tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi

10) Jumlah layanan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan

perkantoran.

4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Sasaran Program (outcome) Program Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:

1) Meningkatnya transparansi dan tata kelola keuangan yang akuntabel,

2) Meningkatnya kinerja aparatur dalam mendukung reformasi birokrasi,

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

Page 95: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 79

1) Menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,

2) Meningkatnya kualitas laporan pegelolaan keuangan Kementerian Desa,

PDT dan Trasnmigrasi,

3) Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

pada Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Inspektorat Jenderal

2) Jumlah laporan hasil analisis, penanganan pengaduan dan hasil

pemantauan pengawasan kementerian desa, PDT dan Transmigrasi

3) Jumlah pelayanan perkantoran dan administrasi keuangan

4) Jumlah pelayanan umum dan sumberdaya

b. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas

Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat I

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I

2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan

lainnya di lingkup kerja Inspektorat I

3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat I

4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat I

c. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas

Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat II

Sasaran Kegiatan :

Page 96: Konten D1252.pdf

80 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II

2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan

lainnya di lingkup kerja Inspektorat II

3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat II

4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat II

d. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas

Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat III

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di

lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III

2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan

lainnya di lingkup kerja Inspektorat III

3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat

III

4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat III

e. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas

Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat IV

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV

2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan

lainnya di lingkup kerja Inspektorat IV

3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat IV

4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat IV

Page 97: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 81

f. Kegiatan Penyelenggaran Pengawasan dan Akuntabilitas

Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat V

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di

lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V

2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan

lainnya di lingkup kerja Inspektorat V

3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat V

4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat V.

4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Sasaran Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

adalah berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau

meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

2) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa 74.093 desa

3) Meningkatnya pelayanan sosial dasar 5.744 desa

4) Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana desa 2.500 desa

5) Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tepat

guna 1.000 desa

6) Berkembanngnya usaha ekonomi desa (Bumdes) 5.000 desa

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatandan

anggaran Ditjen Pembangunan Daerah Tertentu

2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi

3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi

4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara

Page 98: Konten D1252.pdf

82 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

6) Jumlah laporan ketatausahaan

7) Jumlah pelayanan perkantoran

8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur

9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan

10) Jumlah laporan penyusunan laporan perundang-undangan

11) Jumlah laporan advokasi hukum

12) Jumlah laporan penyusunan SOP

b. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Sasaran :

1) Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa di 74.093 desa

2) Terlaksananya Program Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota

sebagai Pilot Projects (Quick wins)

3) Terlaksananya Rekruitment dan Pembekalan Calon Pendamping

Desa dan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pemberdayaan

Masyarakat Desa

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pemberdayaan Masyarakat

Desa

4) Jumlah laporan evaluasi program/kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat Desa

5) Jumlah Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota sebagai Pilot

Projects

6) Jumlah Rekuitment dan Pembekalan Calon Pendamping Desa dan

Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)

c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pelayanan sosial dasar di perdesaan

2) Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak Masyarakat Adat melalui

Penetapan Desa Adat (Quick wins)

3) Terlaksananya Blusukan Tematik Presiden ke tempat-tempat

pelayan publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah

potensial dan pulau terdepan (Quick wins).

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang peningkatan

pelayanan sosial dasar

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan sosial dasar

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan pelayanan

sosial dasar

4) Jumlah laporan evaluasi peningkatan pelayanan sosial dasar

5) Jumlah Penetapan Desa Adat

6) Jumlah blusukan tematik Presiden ke tempat- tempat pelayan

publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah potensial

dan pulau terdepan.

Page 99: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 83

d. Kegiatam Pembangunan Sarana Prasarana Desa

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya Sarana Prasarana Desa

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pengembangan

Sarana Prasarana Desa

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Sarana Prasarana

Desa

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pengembangan Sarana

Prasarana Desa

4) Jumlah laporan evaluasi Pengembangan Sarana Prasarana Desa

e. Kegiatan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi

tepat guna

2) Tersusunnya Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk

Peningkatan Produktivitas Pangan (Quick wins)

3) Terlaksananya Fasilitasi Peluncuran Program Sertifikasi

Penyerahan Hak Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk

Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan (Quick wins)"

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pendayagunaan

Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Alam

dan Teknologi Tepat Guna

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pendayagunaan Sumber

Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

4) Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

5) Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk

Peningkatan Produktivitas Pangan

6) Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program Sertifikasi Penyerahan Hak

Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk Pemanfaatan

oleh Kelompok Petani Hutan

f. Kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya usaha ekonomi desa

2) Terlaksananya Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan

Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata (Quick wins)

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang usaha ekonomi desa

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan usaha ekonomi

desa (Pembentukan dan Pengembangan Bumdes)

Page 100: Konten D1252.pdf

84 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan usaha

ekonomi desa

4) Jumlah laporan evaluasi pengembangan usaha ekonomi desa

5) Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan Karakter

Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata.

4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

Sasaran Program Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah

berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau

meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

2) Meningkatnya koordinasi, sinergi dan kualitas perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah

3) Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan 1000

kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

4) Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350 kawasan

5) Berkembangnya pengelolaan sumberdaya alam di kawasan perdesaan di

850 kawasan

6) Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34

provinsi.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan

anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi

3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi

4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara

6) Jumlah laporan ketatausahaan

7) Jumlah pelayanan perkantoran

8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur

9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan

10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan

11) Jumlah laporan advokasi hukum

12) Jumlah laporan penyusunan SOP.

b. Kegiatan Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan

Kawasan Perdesaan

Page 101: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 85

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya koordinasi, sinergi dan kualitas perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah.

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan perencanaan, pengendalian

dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam perencanaan,

pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan,

pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan

perencanaan pembangunan kawasan perdesaan

c. Kegiatan Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan

1000 kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan

(P2B )

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan ekonomi

kawasan perdesaan

2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan

ekonomi kawasan perdesaan

3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan

ekonomi kawasan perdesaan

4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan

pengembangan ekonomi kawasan perdesaan

5) Jumlah kecamatan yang terfasilitasi dalam pelaksanaan

Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

d. Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350

kawasan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sarana dan

prasarana kawasan perdesaan

2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan pengembangan sarana dan

prasarana kawasan perdesaan

3) Jumlah laporan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi

pengembangan sarana dan prasarana kawasan perdesaan

4) Laporan supervisi pengembangan sarana dan prasarana kawasan

perdesaan

e. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

Page 102: Konten D1252.pdf

86 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya pengelolaan sumberdaya alam di kawasan

perdesaan di 850 kawasan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sumber daya

alam kawasan perdesaan

2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan

sumber daya alam kawasan perdesaan

3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan

sumber daya alam kawasan perdesaan

4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan

pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan

5) Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan Petani Bio-Energi

6) Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal sekolah lapang kedaulatan

pangan dalam pengembangan desa mandiri benih dan teknologi

f. Kegiatan Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34

provinsi.

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan peningkatan kerjasama dan

pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan peningkatan kerjasama dan

pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis peningkatan

kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan

kawasan perdesaan

4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan

peningkatan kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam

pembangunan kawasan perdesaan

4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu

Sasaran Program Pengembangan Daerah Tertentu, meliputi :

1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan

pangan;

2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan

masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang

memiliki perbatasan negara;

3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan

masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau

terluar;

4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa

tangguh.

Page 103: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 87

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Tertentu

2) Meningkatnya produksi, distribusi dan diversifikasi pangan

utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan

3) Berkembangya daerah perbatasan melalui pembangunan dan

pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana dasar di

41 daerah perbatasan Negara

4) Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29 kabupaten

yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar

5) Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi daerah

rawan bencana

6) Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial pada

daerah rawan konflik.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada

Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan

anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi

3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi

4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara

6) Jumlah laporan ketatausahaan

7) Jumlah pelayanan perkantoran

8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur

9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan

10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan

11) Jumlah laporan advokasi hukum

12) Jumlah laporan penyusunan SOP

b. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya produksi, distribusi dan diversifikasi pangan

utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan penangangan daerah rawan pangan

Page 104: Konten D1252.pdf

88 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2) Jumlah koordinasi di bidang penanganan daerah rawan pangan

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan pangan

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan

pangan

5) Jumlah laporan evaluasi penanganan daerah rawan pangan

c. Kegiatan Pengembangan Daerah Perbatasan

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya daerah perbatasan melalui pembangunan dan

pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana

dasar di 39 daerah perbatasan Negara

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan daerah perbatasan

2) Jumlah koordinasi pengembangan daerah perbatasan

3) Jumlah Pelaksanaan kebijakan peengembangan daerah perbatasan

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah

perbatasan

5) Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan daaerah perbatasan

6) Save village pada desa-desa di lokasi prioritas perbatasan

d. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi

daerah rawan bencana

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan penanganan daerah rawan bencana

2) Jumlah koordinasi penanganan daerah rawan bencana

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan bencana

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan

bencana

5) Jumlah evaluasi penanganan daerah rawan bencana

e. Kegiatan Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29

kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan dan koordinasi pengembangan daerah

di pulau kecil dan terluar

2) Jumlah koordinasi pengembangan daerah di pulau kecil dan

terluar

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Daerah Pulau Kecil

dan Terluar

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah di

pulau kecil dan terluar

5) Jumlah evaluasi pengembangan daerah di pulau kecil dan terluar

6) Jumlah blusukan tematik ke daerah di pulau kecil dan terluar

(Quick wins)

Page 105: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 89

f. Penanganan Daerah Pasca Konflik

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial

pada daerah rawan konflik

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik

2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik

3) Jumlah koordinasi Penanganan Daerah Pasca Konflik

4) Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi Penanganan Daerah Pasca

Konflik

5) Jumlah evaluasi dan Pelaporan Penanganan Daerah Pasca Konflik

6) Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik (Quick wins-Tambahan

APBN-P)

7) Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi Pembangunan Ekonomi di

Papua dan Papua Barat (Tambahan APBN-P)

8) Jumlah Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Pasar Mama Mama

(Tambahan APBN-P)

9) Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di daerah Papua dan

Papua Barat (Tambahan APBN-P)

4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal

Sasaran Program Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019

ditujukan untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan

puluh) kabupaten dengan target antara sebagai berikut:

1) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-

rata sebesar 7,24 persen;

2) Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi

rata-rata 14,00 persen; dan

3) Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal

menjadi rata-rata sebesar 69,59.

4) Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau

negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal,

2) Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana strategis

dan skema pendanaan dalam melakukan percepatan pembangunan

daerah tertinggal di 122 kabupaten tertinggal

3) Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah

tertinggal

4) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di

122 daerah tertinggal.

5) Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal

6) Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten tertinggal.

Page 106: Konten D1252.pdf

90 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di

lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan

anggaran Pembangunan Daerah Tertinggal

2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi

3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi

4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara

6) Jumlah laporan keuangan dan perbendaharaan

7) Jumlah laporan pelaksanaan ketaausahaan dan layanan

perkantoran

8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya manusia

9) Jumlah laporan pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan

10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan

11) Jumlah laporan advokasi hukum

12) Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP

a. Kegiatan Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana

strategis dan skema pendanaan percepatan pembangunan daerah

tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan perencanaan dan identifikasi

2) Jumlah koordinasi dan sosialisasi perencanaan dan identifikasi

daerah tertinggal

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan perencanaan dan identifikasi

daerah tertinggal

4) Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan identifikasi daerah

tertinggal

5) Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP

b. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah

tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:

Page 107: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 91

1) Jumlah rumusan kebijakan pembangunan Semberdaya Manusia di

daerah tertinggal

2) Jumlah Pelaksanaan Koordinasi pembangunan sumber daya

manusia di daerah tertinggal

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan sumberdaya

manusia di daerah tertinggal

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pembangunan manusia di

daerah tertinggal

5) Jumlah laporan evaluasi pembangunan sumber daya manusia di

daerah tertinggal

c. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidupdi

Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

di 122 daerah tertinggal.

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan di daerah tertinggal

2) Jumlah pelaksanaan koordinasi pengembangan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan di daerah tertinggal

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan sumber daya alam

dan lingkungan di daerah tertinggal

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan sumber

daya alam dan lingkungan di daerah tertinggal

5) Jumlah laporan evaluasi pengembangan sumber daya alam dan

lingkungan di daerah tertinggal

d. Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana di

daerah tertinggal

2) Jumlah koordinasi peningkatan sarana dan prasarana di daerah

tertinggal

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana

di daerah tertinggal

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan sarana dan

prasarana di daerah tertinggal

5) Jumlah laporan evaluasi peningkatan sarana dan prasarana di

daerah tertinggal

f. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal

Sasaran Kegiatan :

1) Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten daerah Tertinggal

Page 108: Konten D1252.pdf

92 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rumusan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di

daerah tertinggal

2) Jumlah koordinasi pengembangan ekonomi lokal di daerah

tertinggal

3) Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di

daerah tertinggal

4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan ekonomi

lokal di daerah tertinggal

5) Jumlah laporan evaluasi pengembangan ekonomi lokal di daerah

tertinggal

4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi

Sasaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi, meliputi :

1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72

Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan

Pengembangan (SKP) yang merupakan pusat pengolahan hasil

pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan

nasional, dan

2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota

kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan

sekunder dan perdagangan.

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi,

2) Tertatanya persebaran penduduk di permukiman transmigrasi pada

kawasan transmigrasi 25.000 KK,

3) Terbangunnya permukiman transmigrasi 250 SP

4) Terdistribusinya lahan kepada masyarakat desa melalui pembangunan

kawasan transmigrasi 37.312 ha

5) Tersedianya rencana pembangunan dan pengembangan kawasan

transmigrasi 198 kawasan

6) Penyediaan rencana dan pembinaan potensi kawasan transmigrasi

7) Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan

pangan dan reformasi agraria.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen

Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Sasaran Kegiatan :

Page 109: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 93

1) Tersedianya Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap

Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah pelayanan teknis dan administratif

b. Kegiatan Penataan Persebaran Penduduk

Sasaran Kegiatan :

1) Tertatanya Persebaran Penduduk di Permukiman Transmigrasi

pada Kawasan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada

permukiman transmigrasi

c. Kegiatan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Terbangunnya Permukiman Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan prasarananya sesuai NSPK

2) Jumlah berkembangnya sarana dan prasarana di kawasan

transmigrasi (Dana Optimalisasi)

d. Kegiatan Penyediaan Tanah Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Terdistribusinya Lahan kepada Masyarakat Desa melalui

Pembangunan Kawasan Transmigrasi

2) Tersedianya lahan untuk mendukung kedaulatan pangan di

kawasan transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah luas lahan yang memenuhi kriteria clear and clean

e. Kegiatan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

2) Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

2) Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan

Page 110: Konten D1252.pdf

94 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

f. Kegiatan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya dan terbinanya Kawasan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah rencana kawasan transmigrasi untuk dikembangkan

potensinya.

4.1.8 Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Sasaran Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi, meliputi :

1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72

Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan

Pengembangan (SKP) yang merupakan pusat pengolahan hasil

pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan

nasional, dan

2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota

kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan

sekunder dan perdagangan.

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi,

2) Tersedianya permukiman transmigrasi yang sarana dan prasarananya

berkembang dan berfungsi 145 SP/KPB,

3) Tersedianya permukiman transmigrasi yang pendapatan transmigrannya

sesuai tahapan perkembangannya 470 SP/KPB

4) Tersedianya permukiman transmigrasi yang mencapai tingkat

perkembangan sosial budaya sesuai tahapan perkembangannya 56.390

KK

5) Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi 124.445 bidang

6) Tersedianya satuan permukiman/kawasan transmigrasi yang

berkembang melalui kemitraan 60 kelompok

7) Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan

pangan dan reformasi agraria.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen

Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Terlaksananya Pelayanan Teknis dan Administratif Ditjen PKT

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah Pelayanan Teknis dan Administrasi Ditjen PKT

b. Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kawasan Trasmigrasi

Page 111: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 95

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya Permukiman Transmigrasi yang Sarana Prasarananya

Berkembang dan Berfungsi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/Kawasan yang

dikembangkan sarana dan prasarananya

2) Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang

menerapkan rencana aksi pengelolaan lingkungan

3) Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang difasilitasi pengalihan

pengembangannya

4) Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB) sesuai dengan tingkat

perkembangannya

c. Kegiatan Pengembangan Usaha Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya kimtrans yang pendapatan transmigrannya sesuai

dengan tahapan pengembangannya

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah satuan permukiman (SP)/KPB/ kawasan transmigrasi yang

dikembangkan usaha ekonominya

2) Jumlah produksi primer yang mendukung kemandirian dan

kedaulatan pangan

d. Kegiatan Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya kimtrans yang mencapai tingkat perkembangan sosial

budaya sesuai dengan tahapan pengembangannya

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah keluarga yang mendapat bantuan pangan di Satuan

Permukiman (SP)

2) Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/ kawasan yang mendapat

layanan sosial budaya

3) Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga sosial budayanya

terbentuk dan berfungsi

e. Kegiatan Pelayanan Pertanahan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah bidang tanah transmigrasi yang difasilitasi pengurusan

sertifikatnya

2) Jumlah masalah pertanahan transmigrasi yang difasilitasi

penanganannya

f. Promosi dan Kemitraan

Sasaran Kegiatan :

Page 112: Konten D1252.pdf

96 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1) Tersedianya satuan permukiman/kawasan transmigrasi yang

berkembang melalui kemitraan

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah lembaga dan kelompok masyarakat yang bersedia

berpartisipasi sebagai mitra dalam pengembangan kawasan

transmigrasi

4.1.9 Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan

Pelatihan Serta Informasi

Sasaran Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo), meliputi :

1) Tersedianya dukungan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan

pelatihan, pengelolaan data dan informasi dalam pembangunan desa,

daerah tertinggal dan transmigrasi

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis

lainnya pada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo),

2) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan

transmigrasi,

3) Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang siap

diimplementasikan 70 hasil penelitian

4) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi,

5) Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa

kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai

berikut:

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,

serta Informasi (Balitlatfo)

Sasaran Kegiatan :

1) Terselenggaranya manajemen dan pelayanan teknis Badan

Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan

Informasi Kemendes, PDT, dan Transmigrasi

2) Terselenggaranya pengelolaan keuangan dan aset Badan Penelitian

dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi

Kemendes, PDT dan Transmigrasi

3) Terselenggaranya ketatalaksanaan dan ketatausahaan Badan

Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan

Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi"

Indikator Kinerja Kegiatan:

Page 113: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 97

1) Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan program, evaluasi dan

pelaporan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi

2) Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan

Informasi

3) Jumlah Laporan pelaksanaan layanan kepegawaian dan umum

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan

Informasi

4) Jumlah Laporan pelaksanaan layanan perkantoran Badan

Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan

Informasi

b. Kegiatan Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan

transmigrasi, di wilayah balai pelatihan:

1) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan

Transmigrasi di Jakarta

2) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan

Transmigrasi di Yogyakarta

3) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan

Transmigrasi di Pekanbaru

4) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan

Transmigrasi di Makassar

5) Balai pelatihan masyarakat Desa, Tertinggal dan Transmigrasi di

Banjarmasin

6) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi di Denpasar.

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran Satker

2) Jumlah piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan dalam

penyelenggaraan pelatihan

3) Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan

4) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan

kualitasnya

5) Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang diberdayakan

6) Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang

peningkatan SDM tenaga kepelatihan

7) Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek

pelatihan masyarakat berbasis kompetensi

8) Jumlah Laporan layanan operasional dan pemeliharaan

perkantoran

9) Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran

10) Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan

Page 114: Konten D1252.pdf

98 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

11) Jumlah Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Calon Transmigran,

dan Transmigran yang Mendapatkan Pelatihan

12) Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang Pelatihan Masyarakat

Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

13) Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat

dan Tenaga Pelatihan yang Meningkat Kompetensinya

14) Jumlah Layanan Perkantoran dan Operasional Perkantoran

15) Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung Pelatihan

16) Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung Perkantoran dan

Pelatihan

17) Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan

18) Jumlah dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

Pelatihan Masyrakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

19) Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan yang dapat Mendukung

Program Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

20) Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya

21) Jumlah Layanan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran yang

dapat Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Satker

22) Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

23) Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung Pelatihan

24) Jumlah rumusan kebijakan dalam pengembangan latihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

25) Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan latihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

26) Jumlah pelayanan teknis dalam pengembangan latihan masyarakat

Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

27) Jumlah evaluasi dan pelaporan pengembangan pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

28) Jumlah pengadaan alat Pendukung Pelatihan

29) Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

30) Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung/Kantor

31) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran

32) Jumlah laporan kegiatan pembinaan

33) Jumlah aparat dan masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis

kompetensi dan berbasis masyarakat

34) Jumlah Peralatan pendukung kegiatan pelatihan

35) Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran

36) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan

kualitasnya

37) Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran

38) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran yang

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

39) Jumlah laporan kegiatan pembinaan

40) Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi

dan berbasis masyarakat

41) Jumlah peralatan pendukung kegiatan pelatihan

Page 115: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 99

42) Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran

43) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan

kualitasnya

44) Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran

45) Jumlah Masyarakat yang mendapat Pelatihan Berbasis Kompetensi

dan Berbasis Masyarakat

46) Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang

mendapat pelatihan dan pendampingan melalui sekolah lapang

c. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang siap

diimplementasikan dalam pembangunan desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam penelitian dan

pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

2) Jumlah rekomendasi pelaksanaan kebijakan penelitian dan

pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

3) Jumlah laporan pelayanan teknis dalam penelitian dan

pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

4) Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat Penelitian dan

Pengembangan

d. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi,

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah Laporan rumusan kebijakan dalam Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemen Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2) Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara mengikuti pelaksanaan

kebijakan pendidikan dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara

Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi

3) Jumlah penyelenggaraan pelayanan teknis dalam pendidikan dan

pelatihan pegawai apartur sipil negara Kemen Desa, PDT dan

Transmigrasi

4) Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemen

Desa, Pembangunan Daerah

Page 116: Konten D1252.pdf

100 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan

transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran

2) Jumlah pedoman dan piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan

dalam penyelenggaraan pelatihan

3) Jumlah laporan kegiatan pembinaan

4) Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan

kualitasnya

5) Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang mendapatkan

pembinaan

6) Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang

peningkatan SDM tenaga kepelatihan

7) Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek

pelatihan masyarakat berbasis kompetensi

8) Jumlah Laporan Pelaksanaan layanan operasional dan

pemeliharaan perkantoran

9) Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam pelatihan masyarakat

desa, daerah tertinggal dan transmigrasi

f. Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

2) Terselenggaranya e-government sistem informasi dan jaringan serta

pengembangan kapasitas sumberdaya informatika"

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah laporan perumusan kebijakan data dan informasi desa,

daerah tertinggal dan transmigrasi

2) Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan data dan informasi bidang

desa, daerah tertinggal dan transmigrasi

3) Jumlah pelaksanaan evaluasi dan pelaporan data dan informasi

desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

4) Jumlah pelaksanaan e-government sistem informasi dan jaringan

serta pengembangan kapasitas sumberdaya informatika

5) Jumlah ketersediaan layanan teknis data dan informasi desa,

daerah tertinggal dan transmigrasi

6) Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi Terpadu (Tambahan APBN-P)

7) Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan Informasi

Page 117: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 101

g. Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :

1) Meningkatnya hasil kajian teknik produksi yang mendukung

pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:

1) Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan Layanan Penerapan Teknik

Produksi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2) Jumlah Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan

Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan

Energi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3) Jumlah Pelaksanaan Layanan Perkantoran Satker.

4.2 Kerangka Pendanaan

4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan

Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan memiliki kaitan yang

sangat erat dengan diterbitkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Dalam UU tersebut, asas rekognisi (pengakuan terhadap hak asal usul) dan

subsidiaritas (penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan

keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa), menjadikan

desa memiliki kewenangan lebih besar dalam kesatuan kewenangan,

perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan di desa.

Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kemandirian Desa meliputi percepatan

pemenuhan SPM perdesaan yang dibangun sesuai dengan kearifan lokal,

pengembangan potensi ekonomi perdesaan yang disesuaikan dengan

kemajuan Iptek dan pemberdayaan masyarakat perdesaan. Pada periode

pembangunan tahun 2015-2019, arahan kerangka pendanaan

pembangunan perdesaan memanfaatkan sumber pendanaan dalam negeri,

meliputi pembiayaan dari pemerintah (APBN), Pemerintah Daerah Provinsi,

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan masyarakat maupun sektor

swasta.

UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan dialokasikannya

anggaran untuk Desa dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa

secara merata dan berkeadilan. Pendapatan Desa bersumber dari:

a. Hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi, gotong royong, dan lain-lain

pendapatan desa;

b. Alokasi APBN;

c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kab/Kota;

d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang

diterima Kab/Kota;

e. Bantuan keuangan dari ABPD Provinsi dan APBD Kab/Kota;

f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat;

g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Page 118: Konten D1252.pdf

102 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Dana Desa diperuntukkan bagi desa dan desa adat yang ditransfer

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa

ditentukan 10% (sepuluh per seratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah

(on Top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung

berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan

Desa.

Sumber : UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

Gambar 12 Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan

Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal

Desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada

Desa. Program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada

Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.

Berdasarkan hal tersebut, maka arah kebijakan pengelolaan keuangan Desa

adalah:

1) Melaksanakan pengelolaan Dana Desa secara tertib taat pada ketentuan

peraturan perundang-undangan, transparan, akuntabel, efisien, efektif,

dan bertanggungjawab dengan memperhatikan aspek keadilan dan

kepatutan;

2) Meningkatkan sinkronisasi dengan kegiatan pembangunan di tingkat

nasional. provinsi, kabupaten/kota;

3) Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas

pemanfaatan APB Desa sesuai dengan ketentuan berlaku;

4) Mewujudkan sinergi antara perencanaan dan penganggaran dengan

melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Page 119: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 103

Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan

melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong

dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Untuk

itu, pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa.

Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada

Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.

Pembangunan kawasan perdesaan dilakukan dengan mendayagunakan

potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta

mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. Selain itu,

pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib

diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal

Sesuai dengan arahan UU No. 17/2007 Tentang Rancangan

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang mengamanatkan

bahwa keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan

wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut

dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi

ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatan

pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan

masyarakat secara langsung adalah dengan melalui skema pemberian dana

alokasi khusus. Arah pembiayaan juga diprioritaskan untuk mendukung

pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan publik dasar

(pendidikan, kesehatan, air minum, transportasi, listrik, dan

telekomunikasi) di daerah tertinggal sebagai salah satu sasaran dalam

percepatan pembangunan daerah tertinggal.

Pembiayaan pembangunan di daerah tertinggal terdiri dari tiga sumber

pendanaan, yaitu: dana dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.

Dana dari pemerintah bersumber dari Dana APBN berupa Dana Alokasi

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus, Dana

Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, laba Badan Usaha Milik Negara

(BUMN); serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan

pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diatur

dalam Peraturan Menteri BUMN No. 5/2007 Tentang Program Kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan

disempurnakan melalui perubahan terkahir Peraturan Menteri BUMN No.

8/2013 serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan atau

Corporate Social Responsibility (CSR) yang diatur dalam UU No. 40/2007

Tentang Perseroan Terbatas (PT).

Besarnya anggaran dalam realisasi program percepatan pembangunan

daerah tertinggal dari berbagai sumber pendanaan tersebut harus diimbangi

dengan pelaksanaan konsolidasi dan harmonisasi anggaran pembangunan

dari berbagai sumber (APBN, APBD dan Swasta) ke daerah. Keberadaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi,

Kabupaten, Kecamatan dan Desa harus mampu mengsinergikan dan

mengharmonisasikan seluruh kegiatan, sinergi bisa dilakukan melalui

dokumen-dokumen perencanaan pembangunan agar realisasi program

percepatan daerah tertinggal dapat menjadi fokus bersama dan dikelola

secara terpadu.

Page 120: Konten D1252.pdf

104 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi

Kerangka pendanaan pembangunan dan pengembangan kawasan

transmigrasi tahun 2015-2019 berasal dari berbagai pihak secara lintas

sektor, mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan

masyarakat. Pendanaan pembangunan dan pengembangan transmigrasi

tahun 2015 dari pemerintah pusat dilakukan melalui Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) secara lintas sektor khususnya untuk

pembangunan kawasan transmigrasi di daaerah tertinggal dan perbatasan.

Dalam pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, maka perlu

dilaksanakan integrasi pengembangan kawasan dengan pembangunan desa

dengan dukungan pemanfaatan Dana Desa untuk kerangka pembangunan

desa administratif.

Dalam rangka mendukung kebijakan program pemerintah tentang

reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk

merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk

mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan dengan rincian: 1)

redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan hutan

yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah HGU akan

habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan 2) legalisasi aset seluas 4,5

juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi yang belum legalisasi aset

(sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382 bidang), maka KDPDTT akan

berupaya mendukung redistribusi tanah sekaligus melakukan program

pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di daerah

tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh, sesuai amanat

RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita ke-5. Implikasi dari rencana

kegiatan tersebut adalah besarnya alokasi anggaran yang harus dikeluarkan

pemerintah.

Apabila sebelumnya, Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi selama 5 (lima) tahun dialokasikan anggaran

sebesar Rp.5,032 Triliun, berubah menjadi Rp. 21,885 Triliun. Sedangkan

Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi yang

semula Rp.6,205 Triliun membengkak menjadi 93,749 Triliun.

4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor : S-18/MK.2/2015, tanggal

9 Februari 2015, perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L Dalam

APBN-P TA. 2015, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi mendapatkan pagu anggaran untuk Tahun Anggaran 2015

sebesar Rp. 9.027.995.131.000,-

Dalam rangka pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi membutuhkan anggaran total selama lima tahun untuk

pembangunan sarana dan prasarana desa di 74.045 desa, baik di Daerah

Tertinggal maupun Non Tertinggal dan pendampingan Desa sebesar Rp.

612,3 Trilyun. Sedangkan dalam Matriks anggaran RPJMN 2015-2019 telah

tercantum rencana pendanaan Kementerian untuk 5 (lima) tahun sebesar

Rp. 38,27 Triliun, sehingga terjadi backlog anggaran sebesar Rp. 590,5

Page 121: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 105

Triliun. Backlog rencana pendanaan dan kebutuhan ini diharapkan dapat

tertutup melalui peran serta program dan kegiatan Kementerian/Lembaga

lain di Daerah Tertinggal dan Desa Tertinggal.

Sesuai direktif Presiden, bahwa pendanaan APBN dalam 5 tahun

mendatang akan lebih diarahkan pada pembangunan infrastruktur dan

program-program sosial (program keluarga produktif). Pembangunan

Infrastruktur diarahkan untuk mengatasi bottleneck infrastruktur dengan

prioritas untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang: 1) Pangan; 2)

Energi; 3) Maritim dan Kelautan; dan 4) Pariwisata. Sedangkan secara

kewilayahan, pembangunan Infrastruktur diprioritaskan untuk kawasan: 1)

Desa dan Perdesaan; 2) Daerah Pinggir; dan 3) Kawasan Timur. Namun yang

perlu digarisbawahi adalah kebijakan fiskal jangka menengah disusun

dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi perkonomian, baik

global maupun domestik.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dilaksanakan

melalui target-target berupa program dan kegiatan, baik yang bersifat

reguler maupun berupa dukungan terhadap prioritas dan fokus prioritas

nasional, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara dan

perkembangan situasi ekonomi gobal, maka disusun skenario kebutuhan

pendanaan yang terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu:

1) Skenario 1 Optimistis, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5

(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 156,934 triliun, dengan tingkat

kenaikan rata-rata 62,3% per tahun.

2) Skenario 2 Moderat, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5

(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 69,405 triliun, dengan tingkat

kenaikan rata-rata 17,6% per tahun.

Skenario-skenario pendanaan pembangunan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2015-2019

tersebut diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi makro Tahun 2015-

2019 rata-rata sebesar 6,7% (Paparan Menteri Keuangan dalam

Rakorbangpus, November 2014). Diperkirakan kondisi perekonomian

nasional akan membaik seiring dengan membaiknya perekonomian global,

untuk itu perlu dilakukan stimulus melalui pembangunan infrastruktur,

investasi, serta perbaikan iklim usaha dan investasi (one stop perijinan).

Tabel 11 Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 (dalam Miliar Rp)

SKENARIO TAHUN

TOTAL RATA-RATA KENAIKAN/

THN (%) 2015 2016 2017 2018 2019

SKENARIO 1

OPTIMIS 9.028,0 23.467,0 33.292,3 47.128,8 60.870,8 173.786,8 68,1%

SKENARIO 2

MODERAT 9.028,0 13.924,8 14.585,7 15.553,0 16.313,9 69.405,5 17,6%

Catatan: Skenerio 1 berdasarkan perubahan pagu Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi dan Program Pembangunan Dan Pengembangan

Kawasan Transmigrasi dalam Musrebangnas Skenerio 2 berdasarkan hasil Trilateral Meeting Kementerian Keuangan dan Bappenas

Page 122: Konten D1252.pdf

106 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tabel 12 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Optimis)

Kode Program/Kegiatan Rencana

2015

Prakiraan Maju Total

Penanggung Jawab 2016 2017 2018 2019

03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 314.943,4 ITJEN

06 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 32.155.921,1 DITJEN PPMD

07 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 7.317.953,8 DITJEN PKP

08 Program Pengembangan Daerah Tertentu

1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 8.763.028,7 DITJEN PDTT

09 Program Pembangunan Daerah Tertinggal

843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 4.788.359,4 DITJEN PDT

10 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

763.550,2 3.276.599,5 5.617.535,6 6.170.700,5 6.056.612,3 21.884.998,1 DITJEN PKP2TRANS

11 Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

1.026.370,7 8.275.785,0 15.343.276,4 27.949.329,7 41.154.940,7 93.749.702,5 DITJEN PKT

04 Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi

238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 1.696.499,6 BALITLATFO

01 Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 3.115.409,2 SETJEN

JUMLAH 9.027.995,15 23.466.987,56 33.292.292,55 47.128.789,78 60.870.750,62 173.786.815,7

(Dalam juta Rp)

Page 123: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

107

Tabel 13 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019

(Skenario Moderat)

Kode Program/Kegiatan Rencana

2015

Prakiraan Maju Total

Penanggung Jawab 2016 2017 2018 2019

03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 314.943,4 ITJEN

06 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masarakat Desa

2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 32.155.921,1 DITJEN PPMD

07 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan

1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 7.317.953,8 DITJEN PKP

08 Program Pengembangan Daerah Tertentu

1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 8.763.028,7 DITJEN PDTT

09 Program Pembangunan Daerah Tertinggal

843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 4.788.359,4 DITJEN PDT

10 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

763.550,1 878.081,9 1.009.794,8 1.161.264,4 1.219.327,6 5.032.018,8 DITJEN PKP2TRANS

11 Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

1.026.370,7 1.132.158,4 1.244.413,0 1.367.010,7 1.435.361,2 6.205.314,0 DITJEN PKT

04 Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi

238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 1.696.499,6 BALITLATFO

01 Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 3.115.409,2 SETJEN

JUMLAH 9.027.995,1 13.924.843,5 14.585.688,4 15.553.039,8 16.313.886,5 69.405.453,3

(Dalam juta Rp)

Page 124: Konten D1252.pdf

108 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan untuk memenuhi sasaran-

sasaran strategis kementerian, maka diperlukan juga adanya dorongan untuk

meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam

rangka mengembangkan alternatif pembiayaan pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa dan kawasan perdesaan, pembangunan

daerah tertinggal dan transmigrasi. Dalam hal ini tugas pemerintah adalah

menciptakan regulasi yang sehat, membangun iklim yang semakin kondusif

dan kompetitif, mengurangi risiko investasi, mendorong pengembangan inovasi

dan teknologi, serta mendorong kompetisi antara lain dengan menciptakan

tender yang kompetitif guna memperkuat perkembangan sektor swasta.

Berbagai insentif untuk menarik investasi dapat dilakukan terkait kelayakan

proyek dan pembiayaan melalui penerapan Kerjasama Pemerintah-Swasta

(KPS).

Salah satu sumber pendanaan yang perlu diupayakan adalah alokasi

anggaran melalui DAK. Salah satu kebijakan RPJMN 2015-2019 dalam rangka

membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan antara lain

adalah menyediakan layanan transportasi di perdesaan, perbatasan negara,

pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya melalui penyediaan DAK

bidang Transportasi. Dengan adanya DAK bidang Transportasi akan dapat

mendukung pembangunan desa dan daerah tertinggal. Kementerian Desa,

PDT, dan Transmigrasi akan mengupayakan mengelola DAK Transportasi sub

bidang Transportasi Perdesaan mengingat Kementerian PDT pernah mengelola

DAK Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal sejak tahun 2009-2014.

Page 125: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

109

BAB V

PENUTUP

Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam kurun waktu lima

tahun (2015-2019) sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan

dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Disadari bahwa untuk mencapai target Renstra Kementerian

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun

2015-2019 tidaklah mudah, namun bila dilakukan dengan dedikasi yang

tinggi, kerja keras, dan saling bekerja sama dari segenap aparatur di

lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi dan jajarannya baik di Pusat maupun Daerah, serta masyarakat,

kita optimis bahwa target tersebut dapat dicapai apabila para pemangku

kepentingan dapat bekerja sama untuk mengatasi berbagai masalah dan

kendala yang menjadi faktor penghambat utama serta memberikan dorongan

yang diyakini akan menjadi faktor kunci pengungkit keberhasilan. Koordinasi

dan kerja sama antar pelaku pembangunan sangat dibutuhkan, karena

pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

merupakan masalah kompleks, hingga membutuhkan penanganan yang

melibatkan berbagai fungsi dan kebijakan. Oleh karena itu penanganan

pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mau

tidak mau membutuhkan kerja sama dari sektor lain, mulai dari perencanaan

hingga monitoring dan evaluasinya di lapangan.

Secara lebih spesifik penjabaran mengenai rancangan Renstra ini akan

dilakukan oleh masing-masing unit kerja Eselon I dan Eselon II Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pada akhirnya,

program dan kegiatan yang telah dirancang dalam Renstra Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ini dapat

diimplementasikan sesuai target dan memberi kontribusi yang terukur dalam

mendukung program pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Jusuf Kalla untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

*****

Page 126: Konten D1252.pdf

110 Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L AMPIRAN

Page 127: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

111

Page 128: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

Lampiran I

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )

Program Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi

01 Meningkatnya Pengawasan dan

Akuntabilitas Kinerja Pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi

01 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, PDT

dan Transmigrasi

55.000,0 58.850,3 62.969,4 67.377,4 70.746,3 INSPEKTORAT

JENDERAL

001 Jumlah dokumen perencanaan dan

anggaran Inspektorat JenderalDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5.169,1 5.530,9 5.918,1 6.332,4 6.649,0 KL

002 Jumlah laporan hasil analisis, penanganan

pengaduan dan hasil pemantauan

pengawasan kementerian desa, PDT dan

Transmigrasi

Laporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 3.082,4 3.298,2 3.529,0 3.776,1 3.964,9 KL

003 Jumlah pelayanan perkantoran dan

administrasi keuanganKegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.676,0 7.143,3 7.643,4 8.178,4 8.587,3 KL

004 Jumlah pelayanan umum dan

sumberdayaKegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 7.726,7 8.267,6 8.846,3 9.465,5 9.938,8 KL

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis

pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat I

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.339,0 1.432,7 1.533,0 1.640,3 1.722,3 KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern

terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi dan pemantauan serta

pengawasan lainnya di lingkup kerja

Inspektorat I

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.405,0 3.643,4 3.898,4 4.171,3 4.379,9 KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di

lingkup kerja Inspektorat ILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 675,0 722,3 772,8 826,9 868,2 KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di

lingkup kerja Inspektorat IDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 416,0 445,1 476,3 509,6 535,1 KL

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis

pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat II

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.728,0 1.849,0 1.978,4 2.116,9 2.222,7 KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern

terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi dan pemantauan serta

pengawasan lainnya di lingkup kerja

Inspektorat II

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.852,0 4.121,6 4.410,2 4.718,9 4.954,8 KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di

lingkup kerja Inspektorat IILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 638,0 682,7 730,4 781,6 820,7 KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di

lingkup kerja Inspektorat IIDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 437,0 467,6 500,3 535,3 562,1 KL

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis

pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat III

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.795,0 1.920,7 2.055,1 2.199,0 2.309,0 KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern

terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi dan pemantauan serta

pengawasan lainnya di lingkup kerja

Inspektorat III

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 4.142,0 4.431,9 4.742,2 5.074,1 5.327,8 KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di

lingkup kerja Inspektorat IIILaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 778,0 832,5 890,7 953,1 1.000,8 KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di

lingkup kerja Inspektorat III

Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 437,0 467,6 500,3 535,3 562,1 KL

5470 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat II

01 Meningkatnya pengawasan dan

akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat II

Inspektur II

5471 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat III

01 Meningkatnya pengawasan dan

akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat III

Inspektur III

5468 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pelayanan dan

dukungan manajemen dalam

melaksanakan fungsi pengawasan

pembangunan desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi

Sekretariat

Inspektorat Jenderal

5469 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat I

01 Meningkatnya pengawasan dan

akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat I

Inspektur I

MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2015 - 2019

Kode Program/KegiatanSasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

Halaman 1 dari 16

Page 129: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis

pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat IV

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.528,0 1.635,0 1.749,4 1.871,9 1.965,5 KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern

terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi dan pemantauan serta

pengawasan lainnya di lingkup kerja

Inspektorat IV

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 4.072,0 4.357,0 4.662,0 4.988,4 5.237,8 KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di

lingkup kerja Inspektorat IVLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 771,0 825,0 882,7 944,5 991,7 KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di

lingkup kerja Inspektorat IVDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 490,0 524,3 561,0 600,3 630,3 KL

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis

pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat V

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 1.628,0 1.742,0 1.863,9 1.994,4 2.094,1 KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern

terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi dan pemantauan serta

pengawasan lainnya di lingkup kerja

Inspektorat V

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.292,9 3.523,4 3.770,0 4.033,9 4.235,6 KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di

lingkup kerja Inspektorat VLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 505,4 540,8 578,6 619,1 650,1 KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di

lingkup kerja Inspektorat VDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 416,5 445,7 476,9 510,2 535,7 KL

06 Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Masarakat Desa

2.758.520,0 7.002.290,4 7.174.290,4 7.424.790,4 7.796.029,9 DIREKTORAT

JENDERAL

PEMBANGUNAN

DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

DESA

001 Jumlah laporan penyusunan rencana

kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen

Pembangunan Daerah Tertentu

Laporan 5,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 KL

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan

informasiLaporan 3,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.500,000 10.500,0 15.500,0 21.500,0 22.575,0 KL

003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.790,000 9.790,0 12.790,0 15.790,0 16.579,5 KL

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik

negaraLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1.000,000 4.000,0 6.000,0 8.500,0 8.925,0 KL

006 Jumlah laporan ketatausahaan Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3.000,000 0,0 0,0 0,0 0,0 KL

007 Jumlah pelayanan perkantoran Bulan 1,0 1,0 12,0 12,0 12,0 7.000,000 7.000,0 7.000,0 7.000,0 7.350,0 KL

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya

aparaturLaporan 1,0 1,0 12,0 12,0 12,0 2.500,000 2.500,0 2.500,0 2.500,0 2.625,0 KL

009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan

kerumahtanggaanBulan 2,0 2,0 12,0 12,0 12,0 3.000,000 3.000,0 3.000,0 3.000,0 3.150,0 KL

010 Jumlah laporan penyusunan laporan

perundang-undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.460,000 2.460,0 2.460,0 2.460,0 2.583,0 KL

011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1.750,000 1.750,0 1.750,0 1.750,0 1.837,5 KL

012 Jumlah laporan penyusunan SOP Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.376,054 0,0 0,0 0,0 0,0 KL

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK

bidang Pemberdayaan Masyarakat DesaLaporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.750,000 30.750,0 30.750,0 30.750,0 32.287,5 N

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Pemberdayaan Masyarakat DesaDesa 74.093,0 74.093,0 74.093,0 74.093,0 74.093,0 1.649.696,450 4.974.842,9 4.974.842,9 4.974.842,9 5.223.585,0 N

5481 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan

Pemberdayaan

01 Terselenggaranya Dukungan

Manajemen dan Teknis Lainnya

Sekretariat Ditjen

Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

5482 Pemberdayaan Masyarakat Desa 01 Meningkatnya Pemberdayaan

Masyarakat Desa

02 Terlaksananya Program

Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota

sebagai Pilot Projects (Quickwins)

03 Terlaksananya Rekruitment dan

Pembekalan Calon Pendamping Desa

dan Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat Desa (Quickwins)

Direktorat

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

5473 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat V

01 Meningkatnya pengawasan dan

akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat V

Inspektur V

5472 Penyelenggaraan Pengawasan dan

Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup

Kerja Inspektorat IV

01 Meningkatnya pengawasan dan

akuntabilitas kinerja pembangunan

Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Lingkup Kerja

Inspektorat IV

Inspektur IV

Halaman 2 dari 16

Page 130: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

Pemberdayaan Masyarakat DesaKali 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 29.377,500 139.377,5 139.377,5 139.377,5 146.346,4 N

004 Jumlah laporan evaluasi

program/kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,000 110.000,0 110.000,0 110.000,0 115.500,0 N

005 Jumlah Pendampingan Desa pada 50

Kab/kota sebagai Pilot ProjectsKabupaten 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 4.500,000 9.500,0 9.500,0 9.500,0 9.975,0 N

006 Jumlah Rekuitment dan Pembekalan

Calon Pendamping Desa dan Fasilitator

Pemberdayaan Masyarakat Desa(Quickwins)Orang 4.200,0 4.200,0 4.200,0 4.200,0

4.200,0

8.020,000 8.020,0 8.020,0 8.020,0

8.421,0

N

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK

bidang peningkatan pelayanan sosial dasar

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N Direktorat Pelayanan

Sosial Dasar

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan

sosial dasarDesa 5.744,0 5.744,0 5.744,0 5.744,0 5.744,0 720.820,000 920.820,0 985.820,0 1.120.820,0 1.176.861,0 N

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

peningkatan pelayanan sosial dasarKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N

004 Jumlah laporan evaluasi peningkatan

pelayanan sosial dasarLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N

005 Jumlah Penetapan Desa Adat Desa 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 12.680,000 22.680,0 32.680,0 42.680,0 44.814,0 N

006 Jumlah blusukan tematik Presiden ke

tempat- tempat pelayan publik, daerah

terpencil daerah rawan konflik, daerah

potensial dan pulau terdepan

Paket 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9.000,000 15.000,0 19.000,0 25.000,0 26.250,0 N

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK

bidang Pengembangan Sarana Prasarana DesaLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.000,000 12.000,0 18.000,0 25.000,0 26.250,0 N

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Pengembangan Sarana Prasarana DesaDesa 150,0 350,0 450,0 550,0 550,0 75.000,000 115.000,0 125.000,0 135.000,0 141.750,0 N

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

Pengembangan Sarana Prasarana DesaKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 6.500,0 8.500,0 12.500,0 13.125,0 N

004 Jumlah laporan evaluasi Pengembangan

Sarana Prasarana DesaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 7.500,0 9.500,0 12.500,0 13.125,0 N

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK

bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam

dan Teknologi Tepat Guna

Lap 12,0 12,0 120,0 12,0 12,0 4.750,000 9.750,0 11.750,0 14.750,0 15.487,5 N

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

Desa 50,0 100,0 150,0 200,0 200,0 48.622,640 173.622,6 183.622,6 192.622,6 202.253,7 N

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,000 0,0 0,0 0,0 0,0

004 Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan

Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat GunaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.127,400 8.127,4 11.127,4 13.127,4 13.783,8 N

005 Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara

oleh Desa untuk Peningkatan Produktivitas

Pangan

Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1.500,000 5.500,0 7.500,0 9.500,0 9.975,0 N

006 Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program

Sertifikasi Penyerahan Hak Kelola Lahan

Hutan Perhutani kepada Desa untuk

Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan

Desa 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 12.000,000 15.000,0 18.000,0 21.000,0 22.050,0 N

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK

bidang usaha ekonomi desaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,000 7.500,0 9.500,0 12.500,0 13.125,0 N

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan

pengembangan usaha ekonomi desaDesa 5.000,0 8.000,0 9.000,0 10.000,0 10.000,0 97.000,000 297.000,0 317.000,0 337.000,0 353.850,0 N

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan usaha ekonomi desaKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,000 9.000,0 12.000,0 17.000,0 17.850,0 N

004 Jumlah laporan evaluasi pengembangan

usaha ekonomi desaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.000,000 9.000,0 12.000,0 15.000,0 15.750,0 N

5485 Peningkatan Pendayagunaan Sumber

Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

01 Meningkatnya pendayagunaan

sumberdaya alam dan teknologi tepat

guna

02 Tersusunnya Skema Pengelolaan

Hutan Negara oleh Desa untuk

Peningkatan Produktivitas Pangan

(Quickwins)

03 Terlaksananya Fasilitasi Peluncuran

Program Sertifikasi Penyerahan Hak

Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada

Desa untuk Pemanfaatan oleh

Kelompok Petani Hutan (Quickwins)

Direktorat

Pendayagunaan

Sumber Daya Alam

dan Teknologi Tepat

Guna

5486 Pengembangan Usaha Ekonomi Desa 01 Berkembangnya usaha ekonomi

desa

02 Terlaksananya Pilot Project

Intervensi Sosial Pembangunan

Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa

Pariwisata (Quick Wins)

Direktorat

Pengembangan

Usaha Ekonomi Desa

5483 Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar 01 Meningkatnya pelayanan sosial

dasar di perdesaan

02 Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak

Masyarakat Adat melalui Penetapan

Desa Adat (Quick Wins)

03 Terlaksananya Blusukan Tematik

Presiden ke tempat-tempat pelayan

publik, daerah terpencil daerah rawan

konflik, daerah potensial dan pulau

terdepan (Quick Wins)

5484 Pembangunan Sarana Prasarana Desa 01 Berkembangnya Sarana Prasarana

Desa

Direktorat

Pembangunan Sarana

Prasarana Desa

5482 Pemberdayaan Masyarakat Desa 01 Meningkatnya Pemberdayaan

Masyarakat Desa

02 Terlaksananya Program

Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota

sebagai Pilot Projects (Quickwins)

03 Terlaksananya Rekruitment dan

Pembekalan Calon Pendamping Desa

dan Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat Desa (Quickwins)

Direktorat

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Halaman 3 dari 16

Page 131: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

005 Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial

Pembangunan Karakter Pelaku Usaha dan

Pekerja Jasa Pariwisata

Desa 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 2.300,000 8.300,0 11.300,0 13.300,0 13.965,0 N

07 Program Pembangunan Kawasan

Perdesaan

1.302.125,0 1.441.423,0 1.490.804,0 1.504.196,0 1.579.405,8 DIREKTORAT

JENDERAL

PEMBANGUNAN

KAWASAN

PERDESAAN

001 Jumlah laporan penyusunan rencana

kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen

Pembangunan Kawasan Perdesaan

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 3.800,0 4.066,0 4.351,0 4.655,0 4.887,8 KL

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan

informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.150,0 2.300,0 2.461,0 2.634,0 2.765,7 KL

003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.800,0 2.996,0 3.206,0 3.430,0 3.601,5 KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3.850,0 4.119,0 4.408,0 4.716,0 4.951,8 KL

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik

negaraLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.500,0 2.675,0 2.862,0 3.063,0 3.216,2 KL

006 Jumlah laporan ketatausahaan Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 500,0 535,0 572,0 613,0 643,7 KL

007 Jumlah pelayanan perkantoran Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 2.800,0 2.996,0 3.206,0 3.430,0 3.601,5 KL

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya

aparaturLaporan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.850,0 4.119,0 4.408,0 4.716,0 4.951,8 KL

009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan

kerumahtanggaanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.450,0 5.832,0 6.240,0 6.676,0 7.009,8 KL

010 Jumlah laporan penyusunan perundang-

undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 KL

011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 KL

012 Jumlah laporan penyusunan SOP Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.500,0 2.675,0 2.862,0 3.062,0 3.215,1 KL

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan

perencanaan, pengendalian dan penataan

pembangunan kawasan perdesaan

Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.800,0 4.066,0 4.351,0 4.655,0 4.887,8 N

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan

dalam perencanaan, pengendalian dan

penataan pembangunan kawasan perdesaan

Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 22.000,0 23.540,0 25.187,0 26.951,0 28.298,6 N

003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan

teknis perencanaan, pengendalian dan

penataan pembangunan kawasan perdesaan

Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.000,0 5.350,0 5.725,0 6.125,0 6.431,3 N

004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi

dan supervisi pelaksanaan perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan

Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 4.200,0 4.494,0 4.809,0 5.145,0 5.402,3 N

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan

pengembangan ekonomi kawasan perdesaan

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 4.440,0 4.751,0 5.083,0 5.439,0 5.711,0 N

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan

dalam pengembangan ekonomi kawasan

perdesaan

Kabupaten 89,0 89,0 89,0 89,0 89,0 54.150,0 57.940,0 61.996,0 66.336,0 69.652,8 N

003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan

teknis pengembangan ekonomi kawasan

perdesaan

Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi

dan supervisi pelaksanaan pengembangan

ekonomi kawasan perdesaan

Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.400,0 2.568,0 2.748,0 2.940,0 3.087,0 N

005 Jumlah kecamatan yang terfasilitasi

dalam pelaksanaan Pengembangan

Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

Kecamatan 183,0 183,0 183,0 183,0 183,0 475.010,0 508.261,0 543.839,0 581.908,0 611.003,4 N

5489 Pengembangan Ekonomi Kawasan

Perdesaan

01 Terselenggaranya pengembangan

ekonomi kawasan perdesaan

Direktorat

pembangunan

ekonomi kawasan

perdesaan

5487 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan

Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya Dukungan

Manajemen dan Teknis Lainnya

Sekretariat Ditjen

Pembangunan

Kawasan Perdesaan

5488 Penyelenggaraan Perencanaan

Pembangunan Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya perencanaan

pembangunan daerah tertentu

02 Terselenggaranya pengelolaan

keuangan dan dan pengelolaan barang

milik negara

03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,

pelayanan umum dan ketatausahaan

04 Terselenggaranya penyiapan,

koordinasi pembangunan kawasan

perdesaan

Direktorat

perencanaan

pembangunan

kawasan perdesaan

5486 Pengembangan Usaha Ekonomi Desa 01 Berkembangnya usaha ekonomi

desa

02 Terlaksananya Pilot Project

Intervensi Sosial Pembangunan

Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa

Pariwisata (Quick Wins)

Direktorat

Pengembangan

Usaha Ekonomi Desa

Halaman 4 dari 16

Page 132: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan

pengembangan sarana dan prasarana

kawasan perdesaan

Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.050,0 3.264,0 3.492,0 3.736,0 3.922,8 N

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan

pengembangan sarana dan prasarana

kawasan perdesaan

Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 456.875,0 488.856,0 523.076,0 559.691,0 587.675,6 N

003 Jumlah laporan pelaksanaan monitoring,

evaluasi dan supervisi pengembangan sarana

dan prasarana kawasan perdesaan

Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.000,0 53.500,0 5.725,0 6.125,0 6.431,3 N

004 Laporan supervisi pengembangan sarana

dan prasarana kawasan perdesaanLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.200,0 5.564,0 5.953,0 6.370,0 6.688,5 N

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan

pengembangan sumber daya alam kawasan

perdesaan

Dokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 4.100,0 4.387,0 4.694,0 5.023,0 5.274,2 N

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan

dalam pengembangan sumber daya alam

kawasan perdesaan

Kabupaten 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 82.500,0 88.275,0 94.454,0 10.106,0 10.611,3 N

003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan

teknis pengembangan sumber daya alam

kawasan perdesaan

Laporan 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 6.500,0 6.955,0 7.442,0 7.963,0 8.361,2 N

004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi

dan supervisi pelaksanaan pengembangan

sumber daya alam kawasan perdesaan

Dokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 8.400,0 8.988,0 9.617,0 10.290,0 10.804,5 N

005 Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan

Petani Bio-EnergiKabupaten 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 35.500,0 37.985,0 40.644,0 43.489,0 45.663,5 N

006 Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal

sekolah lapang kedaulatan pangan dalam

pengembangan desa mandiri benih dan

teknologi

Kabupaten 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 50.000,0 53.500,0 57.245,0 61.252,0 64.314,6 N

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan

peningkatan kerjasama dan pengembangan

kapasitas dalam pembangunan kawasan

perdesaan

Dokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.100,0 4.387,0 4.694,0 5.023,0 5.274,2 N

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan

peningkatan kerjasama dan pengembangan

kapasitas dalam pembangunan kawasan

perdesaan

Kabupaten 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 29.300,0 31.351,0 33.546,0 35.894,0 37.688,7 N

003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan

teknis peningkatan kerjasama dan

pengembangan kapasitas dalam

pembangunan kawasan perdesaan

Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.000,0 3.210,0 3.435,0 3.675,0 3.858,8 N

004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi

dan supervisi pelaksanaan peningkatan

kerjasama dan pengembangan kapasitas

dalam pembangunan kawasan perdesaan

Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.600,0 2.782,0 2.977,0 3.185,0 3.344,3 N

08 Program Pengembangan Daerah

Tertentu

1.496.665,0 1.651.430,0 1.684.360,0 1.917.353,0 2.013.220,7 DIREKTORAT

JENDERAL

PENGEMBANGA

N DAERAH

TERTENTU

01 Jumlah laporan penyusunan rencana

kerja program, kegiatan dan anggaran

Pembangunan Daerah Tertentu

Laporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10.825,0 11.500,0 11.900,0 11.900,0 12.495,0 KL

02 Jumlah laporan ketersediaan data dan

informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10.259,0 11.000,0 11.400,0 11.400,0 11.970,0 KL

03 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 19.416,0 20.100,0 27.700,0 27.700,0 29.085,0 KL

001 Jumlah rumusan kebijakan penangangan

daerah rawan panganKajian 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.271,0 4.911,0 5.648,0 6.495,0 6.819,8 N5494 Penanganan Daerah Rawan Pangan 01 Meningkatnya ketersediaan, akses

dan pemanfaatan pangan di daerah

rawan pangan

Direktorat

Penanganan Daerah

Rawan Pangan

5492 Peningkatan Kerjasama dan

Pengembangan Kapasitas

01 Terselenggaranya peningkatan

Kerjasama dan Pengembangan

Kapasitas dalam pembangunan

kawasan perdesaan

Direktorat kerjasama

dan pengembangan

kapasitas

5493 Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis

Lainnya di lingkup Direktorat Jenderal

Pengembangan Daerah Tertentu

01 Terselenggaranya perencanaan

pembangunan daerah tertentu

02 Terselenggaranya pengelolaan

keuangan dan dan pengelolaan barang

milik negara

03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,

Sekretariat Ditjen

Pengembangan

Daerah Tertentu

5491 Pengembangan Sumber Daya Alam

Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya Pengembangan

Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

Direktorat

pengembangan

sumberdaya alam

kawasan perdesaan

5490 Pengembangan Sarana Prasarana

Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya pengembangan

sarana dan prasarana kawasan

perdesaan

Direktorat

pembangunan sarana

dan prasarana

kawasan perdesaan

Halaman 5 dari 16

Page 133: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

002 Jumlah koordinasi di bidang penanganan

daerah rawan panganKali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.933,0 2.223,0 2.557,0 2.940,0 3.087,0 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

penanganan daerah rawan panganKab 12,0 50,0 50,0 50,0 50,0 51.100,0 44.500,0 38.500,0 32.500,0 34.125,0 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

penanganan daerah rawan panganKab 12,0 50,0 50,0 50,0 50,0 3.600,0 15.030,0 16.533,0 20.005,0 21.005,3 N

005 Jumlah laporan evaluasi penanganan

daerah rawan panganLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.936,0 3.377,0 3.883,0 5.135,0 5.391,8 N

001 Jumlah rumusan kebijakan

pengembangan daerah perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.850,0 2.035,0 2.238,0 2.462,0 2.585,1 N

002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah

perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.611,0 2.872,0 3.159,0 3.475,0 3.648,8 N

003 Jumlah Pelaksanaan kebijakan

peengembangan daerah perbatasanKabupaten 29,0 29,0 29,0 29,0 29,0 522.900,0 528.350,0 325.850,0 325.850,0 342.142,5 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan daerah perbatasanKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 24.618,0 27.207,0 29.928,0 32.920,0 34.566,0 N

005 Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan

daaerah perbatasanLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 11.286,0 11.925,0 13.714,0 15.771,0 16.559,6 N

006 Jumlah Laporan Hasil Identifikasi

Permasalahan di Lokasi Prioritas (Tambahan

APBN-P)

Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

007 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di

daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan

APBN-P)

Unit 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 5.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

001 Jumlah rumusan kebijakan penanganan

daerah rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 3.000,0 3.500,0 4.000,0 4.200,0 N

002 Jumlah koordinasi penanganan daerah

rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.640,0 6.000,0 6.500,0 7.000,0 7.350,0 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

penanganan daerah rawan bencanaKabupaten 40,0 60,0 80,0 100,0 100,0 41.500,0 39.400,0 36.300,0 36.200,0 38.010,0 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

penanganan daerah rawan bencanaKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.350,0 2.500,0 2.800,0 3.100,0 3.255,0 N

005 Jumlah evaluasi penanganan daerah

rawan bencanaLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,0 5.500,0 6.000,0 6.500,0 6.825,0 N

001 Jumlah rumusan kebijakan dan

koordinasi pengembangan daerah di pulau

kecil dan terluar

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.000,0 3.500,0 4.000,0 4.500,0 4.725,0 N

002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah

di pulau kecil dan terluarKabupaten 62,0 55,0 50,0 45,0 45,0 1.492,0 2.000,0 2.500,0 3.000,0 3.150,0 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan

Terluar

Kabupaten 62,0 55,0 50,0 45,0 45,0 658.975,0 812.500,0 1.034.500,0 1.255.500,0 1.318.275,0 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan daerah di pulau kecil dan

terluar

Kabupaten 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 14.338,0 15.000,0 17.000,0 19.000,0 19.950,0 N

005 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di

pulau kecil dan terluarLaporan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 16.365,0 17.000,0 18.000,0 19.000,0 19.950,0 N

006 Jumlah blusukan tematik ke daerah di

pulau kecil dan terluar (Quick Wins)Paket 5,0 6,0 7,0 8,0 8,0 1.500,0 1.500,0 1.500,0 1.500,0 1.575,0 N

007 Jumlah pelaksanaan Kebijakan

Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan

Terluar (Tambahan APBN-P)

Kabupaten 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

008 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan daerah di pulau kecil dan

terluar (Tambahan APBN-P)

Kabupaten 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

009 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di

pulau kecil dan terluar (Tambahan APBN-P)Laporan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

001 Jumlah rumusan kebijakan Penanganan

Daerah Pasca KonflikKabupaten 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 2.400,0 2.500,0 2.750,0 3.000,0 3.150,0 N5498 Penanganan Daerah Pasca Konflik 01 Tertanganinya daerah-daerah pasca

konflik

Direktorat

Penanganan Daerah

Pasca Konflik

5496 Penanganan Daerah Rawan Bencana 01 Tertanganinya daerah-daerah rawan

bencana

Direktorat

Penanganan Daerah

Rawan Bencana

5497 Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan

Terluar

01 Berkembangnya daerah pulau kecil

dan terluar

Direktorat

Pengembangan

Daerah Pulau Kecil

dan Terluar

5494 Penanganan Daerah Rawan Pangan 01 Meningkatnya ketersediaan, akses

dan pemanfaatan pangan di daerah

rawan pangan

Direktorat

Penanganan Daerah

Rawan Pangan

5495 Pengembangan Daerah Perbatasan 01 Berkembangnya Baerah Perbatasan

Negara Sebagai Beranda Depan NKRI

Direktorat

Pengembangan

Daerah Perbatasan

Halaman 6 dari 16

Page 134: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Penanganan Daerah Pasca KonflikLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 36.100,0 48.000,0 48.000,0 48.000,0 50.400,0 N

003 Jumlah koordinasi Penanganan Daerah

Pasca KonflikLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1.800,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 2.625,0 N

004 Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi

Penanganan Daerah Pasca KonflikKabupaten 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 1.000,0 1.500,0 1.500,0 2.000,0 2.100,0 N

005 Jumlah evaluasi dan Pelaporan

Penanganan Daerah Pasca KonflikLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 3.100,0 4.000,0 4.000,0 4.000,0 4.200,0 N

006 Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik

(Quick Wins-Tambahan APBN-P)Laporan 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1.500,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

007 Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi

Pembangunan Ekonomi di Papua dan Papua

Barat (Tambahan APBN-P)

Laporan 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 900,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

008 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi

Pembangunan Pasar Mama Mama (Tambahan

APBN-P)

Laporan 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

009 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di

daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan

APBN-P)

Kabupaten 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 21.600,0 0,0 0,0 0,0 0,0 N

09 Program Pembangunan Daerah

Tertinggal

843.642,0 893.067,1 955.581,7 1.022.472,5 1.073.596,1 DIREKTORAT

JENDERAL

PEMBANGUNAN

DAERAH

TERTINGGAL

001 Jumlah laporan penyusunan rencana

kerja program, kegiatan dan anggaran

Pembangunan Daerah Tertinggal

Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 5.699,0 6.097,9 6.524,8 6.981,5 7.330,6 N

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan

informasiLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2.544,0 2.722,1 2.912,6 3.116,5 3.272,3 N

003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 787,0 842,1 901,0 964,1 1.012,3 N

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 841,0 899,9 962,9 1.030,3 1.081,8 N

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik

negaraLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5.329,0 5.702,0 6.101,2 6.528,3 6.854,7 N

006 Jumlah laporan keuangan dan

perbendaharaanLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.100,0 4.387,0 4.694,1 5.022,7 5.273,8 N

007 Jumlah laporan pelaksanaan

ketaausahaan dan layanan perkantoranLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 850,0 909,5 973,2 1.041,3 1.093,4 N

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya

manusiaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3.000,0 3.210,0 3.434,7 3.675,1 3.858,9 N

009 Jumlah laporan pengelolaan

perlengkapan dan kerumahtanggaanLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 700,0 749,0 801,4 857,5 900,4 N

010 Jumlah laporan penyusunan perundang-

undanganLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 350,0 374,5 400,7 428,8 450,2 N

011 Jumlah laporan advokasi hukum Laporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 350,0 374,5 400,7 428,8 450,2 N

012 Jumlah laporan penyusunan dan

pelaksanaan SOPLaporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 450,0 481,5 515,2 551,3 578,9 N

001 Jumlah rumusan kebijakan perencanaan

dan identifikasiLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N

002 Jumlah koordinasi dan sosialisasi

perencanaan dan identifikasi daerah

tertinggal

Kali 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

perencanaan dan identifikasi daerah

tertinggal

Kabupaten 122,0 122,0 122,0 122,0 122,0 48.840,0 52.258,8 55.916,9 59.831,1 62.822,7 N

004 Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan

identifikasi daerah tertinggalLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.000,0 2.140,0 2.289,8 2.450,1 2.572,6 N

5500 Perencanaan dan Identifikasi Daerah

Tertinggal

01 Tersusunnya data dan indikator

daerah tertinggal serta rencana

strategis dan skema pendanaan

percepatan pembangunan daerah

tertinggal

Direktorat

perencanaan dan

Identifikasi

5498 Penanganan Daerah Pasca Konflik 01 Tertanganinya daerah-daerah pasca

konflik

Direktorat

Penanganan Daerah

Pasca Konflik

5499 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan

Daerah Tertinggal

01 Terselenggaranya dukungan

manajemen dan tugas teknis di

Direktorat Jenderal Pembangunan

Daerah Tertinggal

02 Tersusunnya data dan indikator

daerah tertinggal serta rencana

strategis dan skema pendanaan

percepatan pembangunan daerah

tertinggal

03 Meningkatnya indeks pembangunan

manusia di daerah tertinggal

04 Meningkatnya pengelolaan Sumber

Daya Alam & Lingkungan di Daerah

Tertinggal

05 Meningkatnya sarana dan prasarana

di Daerah Tertinggal

06 Berkembangnya ekonomi lokal di

Daerah Tertinggal

Sekretariat Ditjen

Pembangunan

Daerah Tertinggal

Halaman 7 dari 16

Page 135: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

001 Jumlah rumusan kebijakan pembangunan

Semberdaya Manusia di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.368,0 4.673,8 5.000,9 5.351,0 5.618,6 N

002 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi

pembangunan sumber daya manusia di

daerah tertinggal

Kali 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 2.500,0 2.675,0 2.862,3 3.062,6 3.215,7 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

pembangunan sumberdaya manusia di

daerah tertinggal

Kabupaten 87,0 87,0 87,0 87,0 87,0 96.565,0 103.324,6 110.557,3 118.296,3 124.211,1 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pembangunan manusia di daerah tertinggalKabupaten 87,0 87,0 87,0 87,0 87,0 12.386,0 13.253,0 14.180,7 15.173,4 15.932,1 N

005 Jumlah laporan evaluasi pembangunan

sumber daya manusia di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6.381,0 6.827,7 7.305,6 7.817,0 8.207,9 N

001 Jumlah rumusan kebijakan

pengembangan Sumber Daya Alam &

Lingkungan di daerah tertinggal

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.595,0 4.916,7 5.260,8 5.629,1 5.910,6 N

002 Jumlah pelaksanaan koordinasi

pengembangan Sumber Daya Alam &

Lingkungan di daerah tertinggal

Kali 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 500,0 535,0 572,5 612,5 643,1 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

Pengembangan sumber daya alam &

lingkungan di daerah tertinggal

Kabupaten 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 86.105,0 92.132,4 98.581,6 105.482,3 110.756,4 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan sumber daya alam &

lingkungan di daerah tertinggal

Kabupaten 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 2.000,0 2.140,0 2.289,8 2.450,1 2.572,6 N

005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan

sumber daya alam & lingkungan di daerah

tertinggal

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 1.700,0 1.819,0 1.946,3 2.082,6 2.186,7 N

005 Jumlah laporan evaluasi peningkatan

sarana dan prasarana di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4.700,0 5.029,0 5.381,0 5.757,7 6.045,6 N

006 Jumlah pelaksanaan Kebijakan

Peningkatan Sarana dan Prasarana Energi di

Daerah Tertinggal (tambahan APBN-P)

Kali 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 300,0 321,0 343,5 367,5 385,9 N

001 Jumlah rumusan kebijakan peningkatan

sarana dan prasarana di daerah tertinggalKabupaten 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 347.203,0 371.507,2 397.512,7 425.338,6 446.605,5 N

002 Jumlah koordinasi peningkatan sarana

dan prasarana di daerah tertinggalKabupaten 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 14.899,0 15.941,9 17.057,9 18.251,9 19.164,5 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

peningkatan sarana dan prasarana di daerah

tertinggal

Laporan 71,0 75,0 75,0 75,0 75,0 5.000,0 5.350,0 5.724,5 6.125,2 6.431,5 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

peningkatan sarana dan prasarana di daerah

tertinggal

Kabupaten 71,0 75,0 75,0 75,0 75,0 15.800,0 7.276,0 7.785,3 8.330,3 8.746,8 N

001 Jumlah rumusan kebijakan

pengembangan ekonomi lokal di daerah

tertinggal

Laporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 7.200,0 7.704,0 8.243,3 8.820,3 9.261,3 N

002 Jumlah koordinasi pengembangan

ekonomi lokal di daerah tertinggalKali 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 300,0 321,0 343,5 367,5 385,9 N

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan

pengembangan ekonomi lokal di daerah

tertinggal

Kabupaten 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 103.270,0 110.498,9 118.233,8 126.510,2 132.835,7 N

004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi

pengembangan ekonomi lokal di daerah

tertinggal

Kabupaten 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 42.030,0 44.972,1 48.120,1 51.488,6 54.063,0 N

005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan

ekonomi lokal di daerah tertinggalLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5.000,0 5.350,0 5.724,5 6.125,2 6.431,5 N

5504 Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah

tertinggal

01 Berkembangnya ekonomi lokal di

Daerah Tertinggal

Direktorat

Pengembangan

Ekonomi Lokal di

Daerah tertinggal

5502 Pengembangan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup di Daerah Tertinggal

01 Meningkatnya pengelolaan Sumber

Daya Alam & Lingkungan di Daerah

Tertinggal

Direktorat

Pengembangan

Sumber Daya Alam

& Lingkungan Hidup

5503 Peningkatan Sarana dan Prasarana di

Daerah Tertinggal

01 Meningkatnya sarana dan

prasarana di Daerah Tertinggal

Direktorat

Peningkatan Sarana

Dan Prasarana

5501 Pengembangan Sumber Daya Manusia di

Daerah Tertinggal

01 Meningkatnya indeks

pembangunan manusia di daerah

tertinggal

Direktorat

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

Halaman 8 dari 16

Page 136: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

10 Program Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi

763.550,1 878.082,0 1.009.794,8 1.161.264,4 1.219.327,6 DIREKTORAT

JENDERAL

PENYIAPAN

KAWASAN DAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN

TRANSMIGRASI

5505 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan Permukiman

01 Tersedianya Dukungan Manajemen

dan Teknis terhadap Pelaksanaan

Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi

001 Jumlah pelayanan teknis dan

administratif

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 118.225,2 135.959,0 156.352,8 179.805,8 188.796,1 KL Sekretariat Ditjen

Penyiapan Kawasan

dan Pembangunan

Permukiman

5506 Penataan Persebaran Penduduk 01 Tertatanya Persebaran Penduduk di

Permukiman Transmigrasi pada

Kawasan Transmigrasi

001 Jumlah transmigran yang difasilitasi

penempatan pada permukiman transmigrasiKk 4.100,0 4.100,0 4.141,0 4.150,0 4.150,0 65.584,8 75.422,6 86.735,9 99.746,4 104.733,7 N Direktorat Penataan

Persebaran

Penduduk

001 Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan

prasarananya sesuai NSPKSp 49,0 49,0 49,0 49,0 49,0 385.676,8 443.528,3 510.057,6 586.566,3 615.894,6 N

002 Jumlah berkembangnya sarana dan

prasarana di kawasan transmigrasi (Dana

Optimalisasi)

Km 62,0 0,0 0,0 0,0 0,0 113.569,3 130.604,7 150.195,4 172.724,6 181.360,8 N

5508 Penyediaan Tanah Transmigrasi 01 Terdistribusinya Lahan kepada

Masyarakat Desa melalui

Pembangunan Kawasan Transmigrasi

001 Jumlah luas lahan yang memenuhi

kriteria clear and cleanHa 3.250,0 8.473,0 8.473,0 8.558,0 8.558,0 28.254,3 32.492,4 37.366,4 42.971,3 45.119,9 N Direktorat

Penyediaan Tanah

Transmigrasi

5509 Perencanaan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Transmigrasi

01 Tersedianya Rencana

Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Transmigrasi

001 Jumlah Rencana Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan TransmigrasiKawasan 23,0 40,0 49,0 43,0 43,0 22.789,5 26.207,9 30.139,1 34.659,9 36.392,9 N Direktorat

Perencanaan

Pembangunan dan

Pengembangan

Kawasan

5510 Pembinaan Potensi Kawasan

Transmigrasi

01 Tersedianya Kawasan Transmigrasi 001 Jumlah rencana kawasan transmigrasi Kawasan 7,0 10,0 11,0 12,0 12,0 29.450,2 33.867,1 38.947,6 44.790,1 47.029,6 N Direktorat Bina

Potensi Kawasan

Transmigrasi

11 Program Pembangunan Dan

Pengembangan Kawasan Transmigrasi

0,0 1.026.370,7 1.132.158,4 1.244.413,0 1.367.010,7 1.435.361,2 DIREKTORAT

JENDERAL

PENGEMBANGAN

KAWASAN

TRANSMIGRASI

5511 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Ditjen Pengembangan

Kawasan Transmigrasi

01 Terlaksananya Pelayanan Teknis

dan Administratif Ditjen PKT

001 Jumlah Pelayanan Teknis dan

Administrasi Ditjen PKTBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 94.031,8 103.941,5 114.009,0 125.346,4 131.613,7 KL Sekretariat Ditjen

Pengembangan

Kawasan

Transmigrasi

(PKTrans)

001 Jumlah Satuan Permukiman

(SP)/KPB/Kawasan yang dikembangkan

sarana dan prasarananya

Sp / Kpb 29,0 29,0 29,0 29,0 29,0 525.633,0 580.867,5 638.273,2 700.326,6 735.342,9 N

002 Jumlah Satuan Permukiman

(SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang

menerapkan rencana aksi pengelolaan

lingkungan

Sp/Kpb/Kws 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 8.153,9 8.969,3 9.866,2 10.852,8 11.395,4 N

003 Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang

difasilitasi pengalihan pengembangannyaSp 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

004 Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB)

sesuai dengan tingkat perkembangannyaKpb 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/

kawasan transmigrasi yang dikembangkan

usaha ekonominya

Sp / Kpb 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 171.275,0 188.384,1 207.258,2 227.943,6 239.340,8 N

001 Jumlah produksi primer yang

mendukung kemandirian panganHa 9.198,0 9.198,0 9.198,0 9.198,0 9.198,0 50.919,8 56.011,9 61.613,5 67.825,2 71.216,5 N

5512 Pembangunan dan Pengembangan Sarana

dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi

01 Tersedianya Permukiman

Transmigrasi yang Sarana

Prasarananya Berkembang dan

Berfungsi

Direktorat

Pembangunan dan

Pengembangan

Sarana dan Prasarana

Kawasan

5513 Pengembangan Usaha Transmigrasi 01 Tersedianya kimtrans yang

pendapatan transmigrannya sesuai

dengan tahapan pengembangannya

Direktorat

Pengembangan

Usaha Transmigrasi

5507 Pembangunan Permukiman Transmigrasi 01 Terbangunnya Permukiman

Transmigrasi

Direktorat

Pembangunan

Permukiman

Transmigrasi

Halaman 9 dari 16

Page 137: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

001 Jumlah keluarga yang mendapat bantuan

pangan di Satuan Permukiman (SP)Kk 11.278,0 11.278,0 11.278,0 11.278,0 11.278,0 59.286,3 65.214,3 71.735,7 78.909,3 82.854,8 N

002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/

kawasan yang mendapat layanan sosial

budaya

Sp/ Kpb 96,0 96,0 96,0 96,0 96,0 53.802,3 59.182,6 65.100,8 71.610,9 75.191,4 N

003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga

sosial budayanya terbentuk dan berfungsiLembaga 179,0 179,0 179,0 179,0 179,0 29.857,0 32.843,0 36.127,4 39.740,1 41.727,1 N

001 Jumlah bidang tanah transmigrasi yang

difasilitasi pengurusan sertifikatnyaBidang 24.889,0 24.889,0 24.889,0 24.889,0 24.889,0 9.667,1 10.634,3 11.679,8 12.867,5 13.510,9 N

002 Jumlah masalah pertanahan transmigrasi

yang difasilitasi penanganannyaKasus 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 7.644,5 8.401,8 9.268,6 10.161,1 10.669,2 N

5516 Promosi Dan Kemitraan 01 Tersedianya satuan

permukiman/kawasan transmigrasi

yang berkembang melalui kemitraan

001 Jumlah lembaga dan kelompok

masyarakat yang bersedia berpartisipasi

sebagai mitra dalam pengembangan kawasan

transmigrasi

Lembaga/

Kelompok

Masyarakat

12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 16.100,0 17.708,1 19.480,6 21.427,2 22.498,6 N Direktorat Promosi

Dan Kemitraan

04 Program Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan serta Informasi

238.030,0 285.557,1 340.543,8 406.033,5 426.335,2 BADAN

PENELITIAN

DAN

PENGEMBANG

AN,PENDIDIKA

N DAN

PELATIHAN,

DAN

INFORMASI

001 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan

program, evaluasi dan pelaporan Badan

Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan

dan Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT

dan Transmigrasi

Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 4.585,8 5.143,0 6.172,0 7.406,0 7.776,3 KL

002 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan

keuangan dan aset Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan

dan Informasi

Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.669,1 3.048,0 3.658,0 4.389,0 4.608,5 KL

003 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan

kepegawaian dan umum Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan

Informasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.607,5 15.091,0 18.109,0 21.731,0 22.817,6 KL

004 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan

perkantoran Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan

Informasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.919,6 11.904,0 14.284,0 17.141,0 17.998,1 KL

001 Jumlah dokumen perencanaan dan

pengelolaan anggaran SatkerDokumen 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 102,3 109,5 117,1 125,3 131,6 KL

002 Jumlah piranti lunak pelatihan yang

dijadikan acuan dalam penyelenggaraan

pelatihan

Buku 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 260,6 278,8 298,3 319,2 335,2 KL

003 Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan Laporan 41,0 41,0 41,0 41,0 41,0 351,4 376,0 402,3 430,4 451,9 KL

004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang

ditingkatkan kualitasnyaUnit 65,0 65,0 65,0 65,0 65,0 1.342,4 1.436,4 1.536,9 1.644,5 1.726,7 KL

005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang

diberdayakanLembaga 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 42,0 44,9 48,1 51,5 54,1 KL

006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat

bekerjasama di bidang peningkatan SDM tenaga

kepelatihan

Lembaga 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 140,8 169,0 203,0 244,0 256,2 KL

Sekretariat Badan

Penelitian dan

Pengembangan,

Pendidikan dan

Pelatihan, serta

Informasi (Balitlatfo)

5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Teringgal,

dan Transmigrasi di Jakarta

Balai Besar Pelatihan

Masyarakat Desa,

PDT, dan

Transmigrasi

5514 Pengembangan Sosial Budaya

Transmigrasi

01 Tersedianya kimtrans yang

mencapai tingkat perkembangan sosial

budaya sesuai dengan tahapan

pengembangannya

Direktorat

Pengembangan Sosial

Budaya Transmigrasi

5515 Pelayanan Pertanahan Transmigrasi 01 Terfasilitasinya pelayanan

pertanahan transmigrasi

Direktorat Pelayanan

Pertanahan

Transmigrasi

5474 Dukungan Manajemen dan Pelayanan

Teknis Lainnya Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,

serta Informasi (Balitlatfo)

01 Terselenggaranya manajemen dan

pelayanan teknis Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan dan Informasi Kemendes,

PDT, dan Transmigrasi

02 Terselenggaranya pengelolaan

keuangan dan aset Badan Penelitian

dan Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan, dan Informasi Kemendes,

PDT dan Transmigrasi

03 Terselenggaranya ketatalaksanaan

dan ketatausahaan Badan Penelitian

dan Pengembangan, Pendidikan dan

Pelatihan dan Informasi Kemendes,

PDT dan Transmigrasi

Halaman 10 dari 16

Page 138: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

007 Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat

sertifikasi dan bimtek pelatihan masyarakat

berbasis kompetensi

Orang 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0 205,3 219,7 235,1 251,6 264,2 KL

008 Jumlah Laporan layanan operasional dan

pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.191,2 11.029,0 13.235,0 15.882,0 16.676,1 KL

046 Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi yang mendapat pelatihan dan

pendampingan melalui sekolah lapang

Orang 750,0 850,0 1.000,0 1.150,0 1.150,0 3.519,3 3.765,7 4.029,3 4.311,3 4.526,9

009 Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Dokumen 35,0 35,0 35,0 35,0 35,0 481,1 578,0 694,0 833,0 874,7 KL

010 Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan Laporan 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0 491,7 592,0 710,0 852,0 894,6 KL

011 Jumlah Masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal, Calon Transmigran, dan Transmigran

yang Mendapatkan Pelatihan

Orang 1.290,0 1.290,0 1.290,0 1.290,0 1.290,0 3.542,5 4.458,0 6.500,0 9.000,0 9.450,0 KL

012 Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang

Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi

Mou 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 99,0 119,0 143,0 171,0 179,6 KL

013 Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak

Swadaya Masyarakat dan Tenaga Pelatihan yang

Meningkat Kompetensinya

Orang 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 544,3 800,0 900,0 1.000,0 1.050,0 KL

014 Jumlah Layanan Perkantoran dan

Operasional PerkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 9.284,4 9.475,0 9.664,0 9.858,0 10.350,9 KL

015 Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung

PelatihanUnit 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 659,2 775,0 930,0 1.116,0 1.171,8 KL

016 Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung

Perkantoran dan PelatihanUnit 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 495,1 575,0 690,0 828,0 869,4 KL

017 Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan M2 378,0 500,0 500,0 500,0 500,0 346,4 600,0 720,0 864,0 907,2 KL

018 Jumlah dokumen Perencanaan dan

Pengelolaan Anggaran Pelatihan Masyrakat

Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dokumen 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 168,1 202,0 242,0 290,0 304,5 KL

019 Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan

yang dapat Mendukung Program Pelatihan

Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Laporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 226,4 271,0 325,0 391,0 410,6 KL

020 Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan

Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya

Unit 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 172,5 398,0 478,0 574,0 602,7 KL

021 Jumlah Layanan Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran yang dapat

Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan

Fungsi Satker

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.574,4 6.689,0 8.027,0 9.632,0 10.113,6 KL

022 Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

PerkantoranUnit 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 162,1 194,0 233,0 280,0 294,0 KL

023 Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung

PelatihanM2 20.000,0 20.000,0 20.000,0 20.000,0 20.000,0 10.000,0 12.000,0 14.400,0 17.280,0 18.144,0 KL

045 Jumlah Masyarakat yang mendapat

Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Berbasis

Masyarakat

Orang 1.230,0 1.500,0 2.000,0 2.500,0 2.500,0 4.484,7 7.500,0 12.000,0 20.000,0 21.000,0 KL

024 Jumlah rumusan kebijakan dalam

pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 137,5 166,0 199,0 238,0 249,9 KL

5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Teringgal,

dan Transmigrasi di Jakarta

Balai Besar Pelatihan

Masyarakat Desa,

PDT, dan

Transmigrasi

02 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah

Teringgal, dan Transmigrasi di

Yogyakarta

03 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah

Teringgal, dan Transmigrasi di

Pekanbaru

04 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah

Teringgal, dan Transmigrasi di

Makassar

Halaman 11 dari 16

Page 139: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

025 Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam

pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

Orang 870,0 1.000,0 1.250,0 1.500,0 1.500,0 4.173,7 6.000,0 8.000,0 12.000,0 12.600,0 KL

026 Jumlah pelayanan teknis dalam

pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 6.065,9 7.279,0 8.735,0 10.482,0 11.006,1 KL

027 Jumlah evaluasi dan pelaporan

pengembangan pelatihan masyarakat Desa,

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Paket 49,0 49,0 49,0 49,0 49,0 847,3 1.016,0 1.220,0 1.464,0 1.537,2 KL

028 Jumlah pengadaan alat Pendukung

Pelatihan

Unit 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 50,0 60,0 72,0 86,0 90,3 KL

029 Jumlah Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

Unit 280,0 280,0 280,0 280,0 280,0 505,6 607,0 729,0 874,0 917,7 KL

030 Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana

Gedung/KantorUnit 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 183,3 220,0 264,0 316,0 331,8 KL

031 Jumlah dokumen perencanaan dan

pengelolaan anggaranDokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 123,2 148,0 177,0 213,0 223,7 KL

032 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 54,0 54,0 54,0 54,0 54,0 805,1 966,0 1.159,0 1.391,0 1.460,6 KL

033 Jumlah aparat dan masyarakat yang

mendapat pelatihan berbasis kompetensi dan

berbasis masyarakat

Orang 588,0 700,0 1.000,0 1.250,0 1.250,0 2.039,4 2.700,0 4.500,0 7.000,0 7.350,0 KL

034 Jumlah Peralatan pendukung kegiatan

pelatihanUnit 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 22,0 26,0 32,0 38,0 39,9 KL

035 Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran Unit 17,0 17,0 17,0 17,0 17,0 56,2 67,0 81,0 97,0 101,9 KL

036 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang

ditingkatkan kualitasnyaM2 156,0 156,0 156,0 156,0 156,0 261,8 314,0 377,0 453,0 475,7 KL

037 Jumlah layanan operasional dan

pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.548,0 5.458,0 6.549,0 7.859,0 8.252,0 KL

038 Jumlah dokumen perencanaan dan

pengelolaan anggaran yang digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

Dokumen 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 116,5 140,0 168,0 202,0 212,1 KL

039 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 463,1 556,0 667,0 800,0 840,0 KL

040 Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan

berbasis kompetensi dan berbasis masyarakatOrang 1.000,0 1.250,0 1.500,0 1.750,0 1.750,0 3.933,5 6.000,0 8.500,0 11.000,0 11.550,0 KL

041 Jumlah peralatan pendukung kegiatan

pelatihanUnit 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 50,4 60,0 72,0 86,0 90,3 KL

042 Jumlah peralatan dan fasilitas

perkantoran

Unit 47,0 47,0 47,0 47,0 47,0 189,5 228,0 274,0 328,0 344,4 KL

043 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang

ditingkatkan kualitasnyaM2 137,0 137,0 137,0 137,0 137,0 271,4 650,0 850,0 1.020,0 1.071,0 KL

044 Jumlah layanan operasional dan

pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.420,5 5.304,0 6.365,0 7.638,0 8.019,9 KL

001 Jumlah laporan perumusan kebijakan

dalam penelitian dan pengembangan desa,

pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

Kegiatan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 3.164,7 3.689,0 4.427,0 5.312,0 5.577,6 KL

002 Jumlah rekomendasi pelaksanaan

kebijakan penelitian dan pengembangan desa,

pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

Kajian 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 9.787,0 12.137,0 14.564,0 17.477,0 18.350,9 KL

003 Jumlah laporan pelayanan teknis dalam

penelitian dan pengembangan desa,

pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.888,8 2.172,1 2.497,9 2.872,6 3.016,2 KL

Pusat Penelitian dan

Pengembangan

5476 Penelitian dan Pengembangan Desa,

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya penelitian dan

pengembangan desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi untuk mendukung

pembangunan perdesaan, daerah

tertinggal dan kawasan transmigrasi

5475 Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

Balai Besar Pelatihan

Masyarakat Desa,

PDT, dan

Transmigrasi

05 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Tertinggal dan

Transmigrasi di Banjarmasin

06 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi di Denpasar

04 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat Desa, Daerah

Teringgal, dan Transmigrasi di

Makassar

Halaman 12 dari 16

Page 140: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

004 Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat

Penelitian dan PengembanganBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.620,2 1.863,2 2.142,7 2.464,1 2.587,3

001 Jumlah Laporan rumusan kebijakan

dalam Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Aparatur Sipil Negara Kemen Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi

Kegiatan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 426,7 512,0 615,0 738,0 774,9 KL

002 Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara

mengikuti pelaksanaan kebijakan pendidikan

dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara

Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 17.960,0 21.552,0 25.862,0 31.035,0 32.586,8 KL

003 Jumlah penyelenggaraan pelayanan

teknis dalam pendidikan dan pelatihan

pegawai apartur sipil negara Kemen Desa,

PDT dan Transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5.730,3 6.876,0 8.251,0 9.901,0 10.396,1 KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara

Kemen Desa, Pembangunan Daerah

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 643,1 772,0 926,0 1.111,0 1.166,6 KL

001 Jumlah dokumen perencanaan dan

pengelolaan anggaranDokumen 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 2.741,6 2.933,5 3.138,8 3.358,5 3.526,5 KL

002 Jumlah pedoman dan piranti lunak

pelatihan yang dijadikan acuan dalam

penyelenggaraan pelatihan

Buku 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.850,1 1.979,6 2.118,2 2.266,4 2.379,8 KL

003 Jumlah laporan kegiatan pembinaan Laporan 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 1.858,3 1.988,3 2.127,5 2.276,5 2.390,3 KL

004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan

yang ditingkatkan kualitasnyaUnit 371,0 371,0 371,0 371,0 371,0 4.253,3 4.551,0 4.869,6 5.210,5 5.471,0 KL

005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat

yang mendapatkan pembinaanLembaga 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 333,9 357,3 382,3 409,1 429,5 KL

006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat

bekerjasama di bidang peningkatan SDM

tenaga kepelatihan

Lembaga 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 540,8 578,7 619,2 662,5 695,7 KL

007 Jumlah tenaga kepelatihan yang

mendapat sertifikasi dan bimtek pelatihan

masyarakat berbasis kompetensi

Orang 230,0 230,0 230,0 230,0 230,0 3.228,0 3.453,9 3.695,7 662,5 695,7 KL

008 Jumlah Laporan Pelaksanaan layanan

operasional dan pemeliharaan perkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.372,4 1.468,5 1.571,3 662,5 695,7 KL

009 Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam

pelatihan masyarakat desa, daerah tertinggal dan

transmigrasi

Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 423,1 452,7 484,4 662,5 695,7

001 Jumlah laporan perumusan kebijakan

data dan informasi desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi

Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 350,0 420,0 504,0 605,0 635,3 KL

002 Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan

data dan informasi bidang desa, daerah

tertinggal dan transmigrasi

Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 12.565,3 15.078,0 18.094,0 21.712,0 22.797,6 KL

003 Jumlah pelaksanaan evaluasi dan

pelaporan data dan informasi desa,

pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi

Kegiatan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 647,9 778,0 933,0 1.120,0 1.176,0 KL

007 Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan

InformasiBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.410,0 1.508,74 1.614,35 1.727,36 1.813,7

004 Jumlah pelaksanaan e-government sistem

informasi dan jaringan serta pengembangan

kapasitas sumberdaya informatika

Paket 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 15.000,0 18.000,0 21.600,0 26.200,0 27.510,0 KL

5477 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Aparatur Sipil Negara Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

01 Terselenggaranya Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil

Negara Kemen Desa, PDT, dan

Transmigrasi

Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai

Aparatur Sipil Negara

5478 Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pelatihan

masyarakat desa, daerah tertinggal, dan

transmigrasi

Pusat Pelatihan

Masyarakat Desa,

PDT dan

Transmigrasi

5476 Penelitian dan Pengembangan Desa,

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya penelitian dan

pengembangan desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi untuk mendukung

pembangunan perdesaan, daerah

tertinggal dan kawasan transmigrasi

5479 Pengelolaan Data dan Informasi Desa,

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pengelolaan data

dan informasi Kementerian Desa, PDT,

dan Transmigrasi

02 Terselenggaranya e-government

sistem informasi dan jaringan serta

pengembangan kapasitas sumberdaya

informatika

Pusat Data dan

Informasi Desa, PDT

dan Transmigrasi

Halaman 13 dari 16

Page 141: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

005 Jumlah ketersediaan layanan teknis data

dan informasi desa, daerah tertinggal dan

transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 841,2 900,1 963,1 1.030,5 1.082,0 KL

006 Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi

Terpadu (Tambahan APBN-P)Kegiatan 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0 30.950,0 33.116,50 35.434,66 37.915,08 39.810,8 KL

001 Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Layanan Penerapan Teknik Produksi Bidang

Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.343,0 4.012,0 4.814,0 5.777,0 6.065,9 KL

002 Jumlah Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian

dan Pengembangan Strategi Peningkatan

Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan

Energi Bidang Desa, Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi

Paket 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3.698,4 4.438,0 5.325,0 6.390,0 6.709,5 KL

003 Jumlah Pelaksanaan Layanan

Perkantoran SatkerBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.469,0 4.163,0 4.995,0 5.994,0 6.293,7 KL

01 Program Dukungan Manajemen

dan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi

544.092,3 581.985,2 622.931,3 666.536,8 699.863,6 SEKRETARIAT

JENDERAL

001 Jumlah Peraturan Perundang-undangan

Bidang Desa yang dihasilkanLaporan 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 3.406,0 3.644,4 3.899,5 4.172,5 4.381,1 KL

002 jumlah Peraturan Perundang-undangan

Bidang Daerah Tertinggal yang dihasilkanLaporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 2.682,0 2.869,7 3.070,6 3.285,6 3.449,9 KL

003 jumlah Peraturan Perundang-undangan

Bidang Transmigrasi yang dihasilkanLaporan 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 2.287,0 2.447,1 2.618,4 2.801,7 2.941,8 KL

004 Jumlah layanan dan Pertimbangan

HukumLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.629,0 1.743,0 1.865,0 1.995,6 2.095,4 KL

005 Jumlah layanan advokasi hukum Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.070,0 2.214,9 2.369,9 2.535,8 2.662,6 KL

006 Jumlah Dokumentasi Hukum yang

dihasilkanLaporan 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0 2.089,0 2.235,2 2.391,7 2.559,1 2.687,1 KL

007 Jumlah Laporan Penelaahan Produk

HukumLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2.210,0 2.364,7 2.530,2 2.707,3 2.842,7 KL

008 Jumlah Evaluasi Produk hukum Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2.143,0 2.293,0 2.453,5 2.625,3 2.756,6 KL

009 Jumlah Perjanjian dan kesepakatan

Bersama (MoU)Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.504,0 1.609,3 1.721,9 1.842,5 1.934,6 KL

010 Jumlah laporan Penataan dan

Peningkatan Kapasitas organisasiLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.561,6 1.670,9 1.787,8 1.913,0 2.008,7 KL

011 Jumlah Laporan Pelaksanaan

KetatalaksanaanLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1.978,0 2.116,5 2.264,6 2.423,1 2.544,3 KL

012 Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha

Biro

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.234,0 1.320,4 1.412,8 1.511,7 1.587,3 KL

001 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama

BilateralLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.769,5 2.769,5 3.170,8 3.392,8 3.562,4 KL

002 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama

MultilateralLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.799,4 2.995,4 3.205,0 3.429,4 3.600,9 KL

003 Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan

KemasyarakatanLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.700,0 2.889,0 3.091,2 3.307,6 3.473,0 KL

004 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan

Media MassaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 4.009,7 4.290,4 4.590,7 4.912,1 5.157,7 KL

005 Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan

PublikasiLaporan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 60.327,9 64.550,9 69.069,4 73.904,3 77.599,5 KL

006 Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan

Evaluasi MediaLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 6.738,0 7.209,7 7.714,4 8.254,4 8.667,1 KL

007 Jumlah laporan pelaksanaan pengelolaan

informasi dan dokumentasiLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.484,3 5.868,2 6.279,0 6.718,5 7.054,4 KL

008 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan

Pengaduan MasyarakatLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 381,1 407,8 436,3 466,9 490,2 KL

009 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan

PerpustakaanLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 581,4 622,1 665,7 712,3 747,9 KL

5463 Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi

Tata Laksana

01 Tersedianya peraturan perundang-

undangan

02 Tersedianya layanan dan advokasi

Hukum

03 Tersedianya telaahan, evaluasi

produk hukum dan perjanjian

04 Tersedianya kapasitas organisasi

dan layanan tata laksana

Biro Hukum dan

Organisasi Tata

laksana

5464 Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

dan Kerjasama

01 Terlaksananya hubungan

masyarakat dan kerjasama

Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi

Biro Hubungan

Masyarakat dan

Kerjasama

5480 Pengkajian dan Penerapan Teknik

Produksi Desa, Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

01 Terselenggaranya Pelaksanaan

Kebijakan Pengkajian dan Penerapan

Teknik Produksi Bidang Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

Balai Pengkajian dan

Penerapan Teknik

Produksi Desa,

Pembangunan

Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi

Bengkulu

5479 Pengelolaan Data dan Informasi Desa,

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya pengelolaan data

dan informasi Kementerian Desa, PDT,

dan Transmigrasi

02 Terselenggaranya e-government

sistem informasi dan jaringan serta

pengembangan kapasitas sumberdaya

informatika

Pusat Data dan

Informasi Desa, PDT

dan Transmigrasi

Halaman 14 dari 16

Page 142: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

010 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan

Antar Lembaga Negara dan PemerintahLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 5.286,1 5.656,1 6.052,0 6.475,7 6.799,5 KL

011 Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan

Antar Lembaga Swasta dan Organisasi

Kemasyarakatan

Laporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 14.273,2 15.272,3 16.341,4 17.485,3 18.359,6 KL

012 Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan

Tata Usaha Biro Humas dan KerjasamaLaporan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 649,4 694,9 743,5 795,6 835,4 KL

001 Jumlah Dokumen Rencana Program dan

Kegiatan IDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.632,0 7.096,2 7.593,0 8.124,5 8.530,7 KL

002 Jumlah Dokumen Rencana Program dan

Kegiatan IIDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.630,0 7.094,1 7.590,7 8.122,0 8.528,1 KL

003 Jumlah Dokumen Rencana Program dan

Kegiatan IIIDokumen 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6.630,0 7.094,1 7.590,7 8.122,0 8.528,1 KL

004 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan

Laporan Program dan Kegiatan ILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.038,0 3.250,7 3.478,2 3.721,7 3.907,8 KL

005 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan

Laporan Program dan Kegiatan IILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.017,0 3.228,2 3.454,2 3.696,0 3.880,8 KL

006 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan

Laporan Program dan Kegiatan IIILaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.014,0 3.225,0 3.450,7 3.692,3 3.876,9 KL

007 Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data

PerencanaanLaporan 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 12.212,9 13.067,8 13.982,5 14.961,3 15.709,4 KL

008 Jumlah Laporan Penyusunan Program

dan Anggaran Sekretariat JenderalLaporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 8.073,0 8.638,1 9.242,8 9.889,8 10.384,3 KL

009 Jumlah Layanan Operasional dan

Layanan PerkantoranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.081,3 1.156,9 1.237,9 1.324,6 1.390,8 KL

010 Jumlah Dokumen Rencana Kerja

Anggaran I

Dokumen 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2.800,0 2.996,0 3.205,7 3.430,1 3.601,6 KL

011 Jumlah Dokumen Rencana Kerja

Anggaran II

Dokumen 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3.000,0 3.210,0 3.434,7 3.675,1 3.858,9 KL

012 Jumlah Dokumen Rencana Kerja

Anggaran III

Dokumen 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3.100,0 3.317,0 3.549,2 3.797,6 3.987,5 KL

001 Jumlah Laporan Perencanaan Sumber

Daya Manusia AparaturLaporan 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 8.486,7 9.080,7 9.716,4 10.396,5 10.916,3 KL

002 Jumlah Laporan Administrasi Sumber

Daya Manusia AparaturLaporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5.397,9 5.775,7 6.180,0 6.612,6 6.943,2 KL

003 Jumlah Laporan Peningkatan

Kesejahteraan Sumber Daya Manusia

Aparatur

Laporan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 8.608,8 9.211,5 9.856,3 10.546,2 11.073,5 KL

004 Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.128,0 1.207,0 1.291,4 1.381,8 1.450,9 KL

005 Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.758,0 1.881,1 2.012,8 2.153,7 2.261,4 KL

006 Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 4.402,0 4.710,1 5.039,8 5.392,6 5.662,2 KL

007 Jumlah Layanan Tata Usaha Biro Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 500,0 535,0 572,5 612,5 643,1 KL

008 Jumlah Layanan Persuratan dan

Kearsipan

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 17.319,8 18.532,2 19.829,4 21.217,5 22.278,4 KL

009 Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM) Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.440,0 1.540,8 1.648,7 1.764,1 1.852,3 KL

010 Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan

Prasarana kantorLaporan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2.710,9 2.900,7 3.103,7 3.321,0 3.487,1 KL

011 Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana

Peralatan dan mesin Kantor, Obat-obatan

Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan

Paket 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 39.903,9 42.697,2 45.686,0 48.884,0 51.328,2 KL

012 Jumlah Layanan Pemeliharaan dan

Penyimpanan Barang, Peralatan dan Mesin

serta aset Kantor lainnya

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 20.258,0 21.676,0 23.193,4 24.816,9 26.057,7 KL

013 Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam

bentuk langganan dan SewaBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 21.627,0 23.140,9 24.760,8 26.494,0 27.818,7 KL

014 Jumlah peningkatan layanan ULP Paket 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 6.685,0 7.153,0 7.653,7 8.189,4 8.598,9 KL

015 Peningkatan Layanan Gedung /

Bangunan

Paket 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 15.703,6 16.802,9 17.979,1 19.237,6 20.199,5 KL

5465 Penyelenggaraan Perencanaan 01 Terlaksananya Koordinasi dan

Penyusunan Program Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi

02 Terlaksananya Pemantauan,

Evaluasi dan Penyusunan Laporan

Program Kegiatan di Lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

03 Terlaksananya Koordinasi dan

Penyusunan Program dan Anggaran

Sekretariat Jenderal

04 Terlaksananya Koordinasi dan

Penyusunan Anggaran Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi

Biro Perencanaan

5466 Penyelenggaraan Sumber Daya Manusia

dan Umum

01 Terselenggaranya Peningkatan

Sumber Daya Manusia Aparatur dan

Pelayanan Umum

02 Terselenggaranya Layanan

Administrasi dan Ketatausahaan

03 Terselenggaranya pengelolaan

perlengkapan, pengadaan,

pemeliharaan dan rumah tangga

04 Terlaksananya urusan keprotokolan

Biro SDM dan Umum

Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

dan Kerjasama

01 Terlaksananya hubungan

masyarakat dan kerjasama

Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi

Halaman 15 dari 16

Page 143: Konten D1252.pdf

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019Kode Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)SATUAN Rencana 2015 Ket

Target Prakiraan Maju Penanggung

Jawab

016 Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan Paket 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 27.166,0 29.067,6 31.102,4 33.279,5 34.943,5 KL

017 Jumlah Ketersediaan Layanan Acara Laporan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1.868,3 1.999,0 2.139,0 2.288,7 2.403,1 KL

018 Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu Laporan 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1.401,6 1.499,7 1.604,7 1.717,0 1.802,9 KL

001 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran I Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.116,6 3.334,8 3.568,2 3.818,0 4.008,9 KL

002 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran II Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.207,1 3.431,6 3.671,8 3.928,8 4.125,2 KL

003 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran III Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.752,0 4.014,6 4.295,7 4.596,4 4.826,2 KL

004 Jumlah laporan penatausahaan

perbendaharaanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.627,1 1.741,0 1.862,9 1.993,3 2.093,0 KL

005 Jumlah laporan penatausahaan

pertanggungjawaban anggaranBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 904,6 968,0 1.035,7 1.108,2 1.163,6 KL

006 Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji Pegawai 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 132.536,9 141.814,4 151.741,5 162.363,4 170.481,6 KL

007 Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi

dan pembukuanBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.509,6 1.615,3 1.728,3 1.849,3 1.941,8 KL

008 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi

dan pelaporan keuanganBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 7.165,8 7.667,5 8.204,2 8.778,5 9.217,4 KL

009 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi

dan pelaporan barang milik negaraBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 6.864,6 7.345,2 7.859,3 8.409,5 8.830,0 KL

010 Jumlah laporan pelaksanaan administrasi

penatausahaan barang milik negaraBulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 2.222,0 2.377,5 2.544,0 2.722,0 2.858,1 KL

011 Jumlah laporan pelaksanaan

penghapusan barang milik negara dan

tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 1.675,2 1.792,5 1.917,9 2.052,2 2.154,8 KL

012 Jumlah layanan penyelenggaraan

operasional dan pemeliharaan perkantoran

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 3.123,5 3.342,2 3.576,1 3.826,5 4.017,8 KL

Jumlah 9.027.995,1 13.924.843,5 14.585.688,4 15.537.034,7 16.313.886,5

5467 Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik

Negara (BMN) Kementerian Desa, PDT

dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya Pengelolaan

Keuangan dan Barang Milik Negara di

Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Biro Keuangan dan

Pengelolaan BMN

5466 Penyelenggaraan Sumber Daya Manusia

dan Umum

01 Terselenggaranya Peningkatan

Sumber Daya Manusia Aparatur dan

Pelayanan Umum

02 Terselenggaranya Layanan

Administrasi dan Ketatausahaan

03 Terselenggaranya pengelolaan

perlengkapan, pengadaan,

pemeliharaan dan rumah tangga

04 Terlaksananya urusan keprotokolan

Biro SDM dan Umum

Halaman 16 dari 16

Page 144: Konten D1252.pdf

Kode Program/Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

067.07Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi763.550.152.000 3.276.599.500.000 5.617.535.550.000 6.170.700.525.000 6.056.612.347.500 21.884.998.074.500

Terbangunnya permukiman

transmigrasi dalam kawasan

transmigrasi sebagai tempat tinggal

dan tempat berusaha yang layak

5505

Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap

Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan

Pembangunan Permukiman Transmigrasi

113.609.931.000 120.000.000.000 132.000.000.000 145.200.000.000 159.720.000.000 670.529.931.000

Tersedianya dukungan Manajemen dan

Teknis terhadap Pelaksanaan

Penyiapan Kawasan dan Pembangunan

Permukiman Transmigrasi

01Jumlah pelayanan teknis dan

administratifBulan 12 12 12 12 12 12 113.609.931.000 120.000.000.000 132.000.000.000 145.200.000.000 159.720.000.000 670.529.931.000

5506 Penataan persebaran penduduk 68.344.877.000 194.505.000.000 359.254.500.000 383.146.500.000 383.427.825.000 1.388.678.702.000

Tertatanya Persebaran Penduduk di

Permukiman Transmigrasi pada

Kawasan Transmigrasi

01

Jumlah transmigran yang

difasilitasi penempatan pada

permukiman dan penduduk

setempat yang diperlakukan

sebagai transmigran

KK 4.336 12.967 21.773 21.110 19.205 79.391 68.344.877.000 194.505.000.000 359.254.500.000 383.146.500.000 383.427.825.000 1.388.678.702.000

5507 Pembangunan Permukiman Transmigrasi 505.519.829.000 2.362.067.500.000 4.325.714.250.000 4.758.285.675.000 4.595.633.542.500 16.547.220.796.500

Terbangunnya permukiman

transmigrasi01

Jumlah SP dalam SKP yang

sarana dan prasarananya sesuai

NSPK

SP 52 74 118 115 102 449.519.829.000 2.362.067.500.000 4.325.714.250.000 4.758.285.675.000 4.595.633.542.500 16.491.220.796.500

02

Berkembangnya sarana dan

prasarana di kawasan

transmigrasi

KM 62 0 0 0 0 62 56.000.000.000 0 0 0 0 56.000.000.000

5508 Penyediaan Tanah Transmigrasi 28.462.504.000 218.802.000.000 371.401.800.000 398.283.600.000 396.944.130.000 1.413.894.034.000

Terdistribusinya lahan kepada

masyarakat desa melalui Pembangunan

Kawasan Transmigrasi

01Jumlah luas lahan yang

memenuhi kriteria clear and cleanHektar 25.000 37.000 59.000 57.500 51.000 229.500 28.462.504.000 218.802.000.000 371.401.800.000 398.283.600.000 396.944.130.000 1.413.894.034.000

5509Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Transmigrasi22.789.481.000 186.975.000.000 206.415.000.000 226.239.750.000 244.371.600.000 886.790.831.000

Tersedianya Rencana Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

01

Jumlah Rencana Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan

Transmigrasi

Kawasan 9 66 66 66 66 273 22.789.481.000 186.975.000.000 206.415.000.000 226.239.750.000 244.371.600.000 886.790.831.000

5510 Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi 24.823.530.000 194.250.000.000 222.750.000.000 259.545.000.000 276.515.250.000 977.883.780.000

Tersedia dan terbinanya kawasan

transmigrasi01

Jumlah kawasan transmigrasi

yang ditetapkan untuk

dikembangkan potensinya

Kawasan 7 72 72 74 70 295 15.657.343.000 105.750.000.000 117.150.000.000 134.310.000.000 139.755.000.000 512.622.343.000

Terfasilitasinya kerjasama antar

pemerintah daerah01

Jumlah naskah kerjasama antar

pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan transmigrasi

Naskah 50 118 128 138 137 571 9.166.187.000 88.500.000.000 105.600.000.000 125.235.000.000 136.760.250.000 465.261.437.000

MATRIKS KEGIATAN, SASARAN, INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN OUTPUT

PROGRAM PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

TAHUN 2015 - 2019 (Alternatif II)LAMPIRAN RENSTRA KEMENTERIAN

1

Page 145: Konten D1252.pdf

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )

11 1.026.370,70 8.275.784,96 15.343.276,40 27.949.329,66 41.154.940,67 93.749.702,39 DIREKTORAT

JENDERAL

PENGEMBANGAN

KAWASAN

TRANSMIGRASI

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) (13) ( 14 ) ( 15 ) ( 16 )

5511 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen PKT

01 Terlaksananya Pelayanan

Teknis dan

Administratif Ditjen PKT

001 Jumlah Pelayanan Teknis dan

Administrasi Ditjen PKT

Bulan 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 94.032,00 112.838,40 135.406,08 162.487,30 194.984,76 699.748,53 KL Sekretariat Ditjen

Pengembangan

Kawasan

001 Jumlah Satuan Permukiman

(SP)/KPB/Kawasan yang

dikembangkan sarana dan

prasarananya

Sp/Kpb/Kws 46 162 192 271 323 530.955,00 6.540.950,00 12.390.184,44 23.455.874,90 35.029.959,82 77.947.924,17 N

002 Jumlah Satuan Permukiman

(SP)/KPB/kawasan transmigrasi

yang menerapkan rencana aksi

pengelolaan lingkungan

Sp/Kpb/Kws 11 25 25 20 20 1.888,50 5.150,45 6.180,55 5.933,32 7.119,99 26.272,81 N

003 Jumlah Satuan Permukiman

(SP) yang difasilitasi pengalihan

pengembangannya

Sp 19 29 45 30 46 1.232,20 2.256,87 4.202,45 3.361,96 6.186,01 17.239,49

004 Jumlah Kawasan Perkotaan

Baru (KPB) sesuai dengan tingkat

perkembangannya

Kpb 6 10 10 12 10 371,20 742,40 890,88 1.282,87 1.282,87 4.570,21

002 Jumlah satuan permukiman

(SP)/ KPB/ kawasan transmigrasi

yang dikembangkan usaha

ekonominya

Sp / Kpb/Kws 189/14 244/19/15 333/29/25 402/39/20 474/48/12 158.845,10 647.744,72 1.082.059,88 1.546.758,47 2.150.027,83 5.585.436,00 N

001 Jumlah produksi primer yang

mendukung kemandirian pangan

Ha 10.589 20.475 32.301 45.769 53.241 62.689,80 603.027,89 1.141.591,44 1.941.097,74 2.709.589,06 6.457.995,93 N

001 Jumlah keluarga yang

mendapat bantuan pangan di

Satuan Permukiman (SP)

Kk 11.278 18.007 36.185 47.205 47.572 59.285,10 113.588,95 273.907,89 428.790,55 518.549,07 1.394.121,56 N

002 Jumlah satuan permukiman

(SP)/ KPB/ kawasan yang

mendapat layanan sosial budaya

Sp/ Kpb/Kws 189/14 244/19/15 333/29/25 402/39/20 474/48/12 59.787,80 98.252,27 164.130,76 229.528,60 319.049,74 870.749,17 N

003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang

lembaga sosial budayanya

terbentuk dan berfungsi

Lembaga 581 751 1028 1245 1470 23.872,70 37.029,39 60.824,85 88.397,20 125.247,11 335.371,25 N

001 Jumlah bidang tanah

transmigrasi yang difasilitasi

pengurusan sertifikatnya

Bidang 24.889 150.000 70.000 49.493 40.000 11.023,80 79.725,34 44.646,19 37.880,12 36.737,44 210.012,89 N

002 Jumlah masalah pertanahan

transmigrasi yang difasilitasi

penanganannya

Kasus 20 30 30 35 40 7.349,20 13.228,56 15.874,27 22.223,98 29.208,66 87.884,67 N

5516 Promosi Dan Kemitraan 01 Tersedianya satuan

permukiman/kawasan

transmigrasi yang

berkembang melalui

kemitraan

001 Jumlah lembaga dan

kelompok masyarakat yang

bersedia berpartisipasi sebagai

mitra dalam pengembangan

kawasan transmigrasi

Lembaga/

Kelompok

Masyarakat

12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 15.038,30 21.249,72 23.376,72 25.712,64 26.998,32 112.375,70 N Direktorat Promosi

Dan

Kemitraan

Program Pembangunan Dan

Pengembangan Kawasan Transmigrasi

5514 Pengembangan Sosial

Budaya Transmigrasi

01 Tersedianya kimtrans

yang mencapai tingkat

perkembangan sosial budaya

sesuai dengan tahapan

pengembangannya

Direktorat

Pengembangan

Sosial Budaya

Transmigrasi

01 Tersedianya Permukiman

Transmigrasi yang Sarana

Prasarananya Berkembang

dan Berfungsi

Direktorat

Pembangunan dan

Pengembangan

Sarana dan

Prasarana

Kawasan

5513 Pengembangan Usaha

Transmigrasi

01 Tersedianya kimtrans

yang pendapatan

transmigrannya sesuai

dengan tahapan

pengembangannya

Direktorat

Pengembangan

Usaha

Transmigrasi

Prakiraan MajuTOTAL

5515 Pelayanan Pertanahan

Transmigrasi

01 Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi Direktorat

Pelayanan

Pertanahan

Transmigrasi

Kode Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome)

/ Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(IKP)/ Indikator

SATUAN Target Ket Penanggung

Jawab

5512 Pembangunan dan

Pengembangan Sarana

dan

Prasarana di Kawasan

Transmigrasi

Target Ket Penanggung

Jawab

Prakiraan MajuKode Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome) / Sasaran KegiatanIndikator Kinerja Program

(IKP)/ Indikator

SATUANTOTAL

Page 146: Konten D1252.pdf

L AMPIRAN

Page 147: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 17

Lampiran 2. Daftar 122 Kabupaten Tertinggal

No Provinsi Nama Kabupaten DOB 1 ACEH 1 ACEH SINGKIL

2 BANTEN 1 PANDEGLANG

2 LEBAK

3 BENGKULU 1 SELUMA

4 GORONTALO

1 BOALEMO

2 POHUWATO

3 GORONTALO UTARA

5 JAWA TIMUR

1 BONDOWOSO

2 SITUBONDO

3 BANGKALAN

4 SAMPANG

6 KALIMANTAN BARAT

1 SAMBAS

2 BENGKAYANG

3 LANDAK

4 KETAPANG

5 SINTANG

6 KAPUAS HULU

7 MELAWI

8 KAYONG UTARA

7 KALIMANTAN SELATAN 1 HULU SUNGAI UTARA

8 KALIMANTAN TENGAH 1 SERUYAN

9 KALIMANTAN TIMUR 1 MAHAKAM ULU

10 KALIMANTAN UTARA 1 NUNUKAN

11 LAMPUNG 1 PESISIR BARAT

2 LAMPUNG BARAT

12 MALUKU

1 MALUKU TENGGARA BARAT

2 MALUKU TENGAH

3 BURU

4 KEPULAUAN ARU

5 SERAM BAGIAN BARAT

6 SERAM BAGIAN TIMUR

7 MALUKU BARAT DAYA

8 BURU SELATAN

13 MALUKU UTARA

1 PULAU TALIABU

2 HALMAHERA BARAT

3 KEPULAUAN SULA

4 HALMAHERA SELATAN

5 HALMAHERA TIMUR

6 PULAU MOROTAI

14 NUSA TENGGARA

BARAT

1 LOMBOK BARAT

2 LOMBOK TENGAH

3 LOMBOK TIMUR

4 SUMBAWA

5 DOMPU

6 BIMA

7 SUMBAWA BARAT

8 LOMBOK UTARA

15 NUSA TENGGARA TIMUR

1 MALAKA

2 SUMBA BARAT

3 SUMBA TIMUR

4 KUPANG

5 TIMOR TENGAH SELATAN

6 TIMOR TENGAH UTARA

7 BELU

8 ALOR

9 LEMBATA

10 ENDE

11 MANGGARAI

12 ROTE NDAO

13 MANGGARAI BARAT

14 SUMBA TENGAH

Page 148: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 18

No Provinsi Nama Kabupaten DOB 15 SUMBA BARAT DAYA

16 NAGEKEO

17 MANGGARAI TIMUR

18 SABU RAIJUA

16 PAPUA

1 MERAUKE

2 JAYAWIJAYA

3 NABIRE

4 KEPULAUAN YAPEN

5 BIAK NUMFOR

6 PANIAI

7 PUNCAK JAYA

8 BOVEN DIGOEL

9 MAPPI

10 ASMAT

11 YAHUKIMO

12 PEGUNUNGAN BINTANG

13 TOLIKARA

14 SARMI

15 KEEROM

16 WAROPEN

17 SUPIORI

18 MAMBERAMO RAYA

19 NDUGA

20 LANNY JAYA

21 MAMBERAMO TENGAH

22 YALIMO

23 PUNCAK

24 DOGIYAI

25 INTAN JAYA

26 DEIYAI

17 PAPUA BARAT

1 TELUK WONDAMA

2 TELUK BINTUNI

3 SORONG SELATAN

4 SORONG

5 RAJA AMPAT

6 TAMBRAUW

7 MAYBRAT

18 SULAWESI BARAT 1 MAMUJU TENGAH

2 POLEWALI MANDAR

19 SULAWESI SELATAN 1 JENEPONTO

20 SULAWESI TENGAH

1 BANGGAI LAUT

2 MOROWALI UTARA

3 BANGGAI KEPULAUAN

4 DONGGALA

5 TOLI-TOLI

6 BUOL

7 PARIGI MOUTONG

8 TOJO UNA-UNA

9 SIGI

21 SULAWESI TENGGARA

1 KONAWE KEPULAUAN

2 KONAWE

3 BOMBANA

22 SUMATERA BARAT

1 KEPULAUAN MENTAWAI

2 SOLOK SELATAN

3 PASAMAN BARAT

23 SUMATERA SELATAN 1 MUSI RAWAS UTARA

2 MUSI RAWAS

24 SUMATERA UTARA

1 NIAS

2 NIAS SELATAN

3 NIAS UTARA

4 NIAS BARAT

Page 149: Konten D1252.pdf

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 19

Lampiran 3. Struktur Organisasi Eselon I

Gambar 1. Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN

INFORMASI

DIREKTORAT JENDERAL

PENGEMBANGAN KAWASAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU

SEKRETARIAT JENDERAL

INSPEKTORAT JENDERAL

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

STAF AHLI MENTERI: 1. BIDANG PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN 2. BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 3. BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH 4. BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA 5. BIDANG HUKUM

DIREKTORAT JENDERAL

PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

TRANSMIGRASI

STAF AHLI

Page 150: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 20

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

SEKRETARIAT JENDERAL

B I R O

HUKUM, ORGANISASI, DAN

TATA LAKSANA

B I R O

PERENCANAAN

B I R O

KEUANGAN DAN BARANG MILIK

NEGARA

B I R O

SUMBER DAYA MANUSIA DAN

U M U M

B I R O

HUBUNGAN MASYARAKAT DAN

KERJA SAMA

Page 151: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 21

Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DESA

SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL

DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN

SUMBER DAYA ALAM DAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DIREKTORAT PEMBANGUNAN

SARANA PRASARANA DESA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI

DESA

DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL

DASAR

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DESA

Page 152: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 22

Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN

SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL

DIREKTORAT

KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN

KAPASITAS

DIREKTORAT PEMBANGUNAN

SARANA DAN PRASARANA

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN

PERDESAAN

DIREKTORAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KAWASAN PERDESAAN

Page 153: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 23

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH

TERTENTU

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN DAERAH PULAU

KECIL DAN TERLUAR

DIREKTORAT PENANGANAN

DAERAH RAWAN BENCANA

DIREKTORAT PENANGANAN

DAERAH PASCA KONFLIK

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

DAERAH PERBATASAN

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN DAERAH RAWAN

PANGAN

Page 154: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 24

Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

HIDUP

DIREKTORAT PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

DIREKTORAT PERENCANAAN DAN

IDENTIFIKASI DAERAH

TERTINGGAL

Page 155: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 25

Gambar 7. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT JENDERAL PENYIAPAN KAWASAN DAN

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PENATAAN PERSEBARAN

PENDUDUK

DIREKTORAT PENYEDIAAN

TANAH TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAN PENGEMBANGAN

KAWASAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

BINA POTENSI KAWASAN

TRANSMIGRASI

Page 156: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 26

Gambar 8. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi

SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PELAYANAN PERTANAHAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

USAHA TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA TRANSMIGRASI

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN SARANAN DAN

PRASARANA KAWASAN

TRASMIGRASI

DIREKTORAT

PROMOSI DAN KEMITRAAN

Page 157: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 27

Gambar 9. Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi

SEKRETARIAT BADAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN, DAN INFORMASI

PUSAT

DATA DAN INFORMASI

PUSAT PELATIHAN

MASYARAKAT

PUSAT

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

APARATUR SIPIL NEGARA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 158: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 28

Gambar 10. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

SEKRETARIAT INSPEKTORAT

JENDERAL

INSPEKTORAT V INSPEKTORAT III INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT II INSPEKTORAT I

INSPEKTORAT JENDERAL

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Page 159: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 29

Lampiran 4. Matriks Kerangka Regulasi

A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

1. Kebijakan atau peraturan yang mengatur pemberdayaan masyarakat desa.

Regulasi ini dibutuhkan untuk merumuskan skema pengentasan kemiskinan di desa melalui pemberdayaan masyarakat desa dengan tahapan yang jelas sesuai dengan kondisi pembangunan dan keanekaragaman desa di Indonesia.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Dalam Negeri

2015

2. Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan Perdesaan (SPD).

Regulasi ini dibutuhkan karena belum ada peraturan yang secara khusus mengatur standar pelayanan perdesaan.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

2015

3. Penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Perencanaan pembangunan Desa

Regulasi ini disusun untuk merumuskan skema penyaluran dan pengawasan dana hingga ke desa secara akuntabel dan transparan dengan alokasi dana pembangunan desa sesuai dengan beban dan kapasitas desa.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian Keuangan

2015

4. Peraturan Pemerintah tentang mekanisme kebijakan insentif untuk mempertahankan lahan pertanian dan mekanisme land Bank untuk menjaga lahan pertanian.

Regulasi ini dibutuhkan karena belum tersedianya peraturan terkait mekanisme dan skema insentif untuk mempertahankan lahan pertanian produktif

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang

2015

5. Peraturan Pemerintah tentang Penyediaan infrastruktur perdesaan

Regulasi ini dibutuhkan karena pembangunan perdesaan di Indonesia masih terhambat dengan penyediaan infrastruktur pendukung yang terbatas, namun belum ada pedoman penyediaan infrastruktur di perdesaan secara terintegrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian PU 2015

6. Peraturan Menteri sesuai dengan PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014

Kebutuhan Peraturan Menteri dalam rangka melaksanakan amanat PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014, antara lain adalah: 1) Tata cara pengubahan status desa menjadi desa

adat 2) Tata Cara Kerja Sama Desa

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian UKM, Pemerintah Daerah

2015

Page 160: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 30

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

3) Pedoman Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa

4) Peraturan Menteri:

a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1

Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan

Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan

Lokal Berskala Desa;

b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2

Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib

dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Musyawarah Desa;

c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3

Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;

d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4

Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan

dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan

Usaha Milik Desa; dan

e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5

Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

19.Pedoman Penyusunan Data Profil Desa

Sudah

diundangkan

7. Revisi Perubahan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014

Untuk penguatan pelaksanaan UU Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan

2015

Page 161: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 31

B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

1. Perlunya peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal yang salah satu point penting adalah mengatur penguatan kewenangan KPDT dalam melakukan fungsi koordinasi

*Belum adanya peraturan khusus yang mengatur percepatan pembangunan daerah tertinggal yang memberikan keleluasan bagi KPDT sebagai fungsi kordinasi dan sinkronisasi. *PP No. 38 tahun 2007 hanya mengatur secara umum mengenai pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota *Perpres No. 47/2009 belum mengatur tentang secara spesifik tentang kewenangan KPDT.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kemenkeu, Kementerian PU,

Telah diterbitkan Peraturan

Pemerintah No 78 Tahun 2014

tentang Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal

2. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Landasan Hukum untuk Penetapan Daerah Tertinggal secara Nasional

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri

2015

3. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Landasan Hukum untuk Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah

2015

4. Regulasi (Peraturan Presiden) diperlukan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Landasan Hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah

2015

5. Perlu peraturan yang mengatur pengembangan Konektivitas antara daerah tertinggal dengan daerah maju (SK Bersama)

UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian PU, Kementerian Keuangan Tercapai pada

tahun 2016

6. Perlu Peraturan Presiden pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya lokal melalui

PP no. 1 tahun 2010 PP no. 49 tahun 2011

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

Kementeriang Keuangan dll

Tercapai pada tahun 2017

Page 162: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 32

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

intervensi investasi. dan Transmigrasi

7. Kerangka regulai (Peraturan Menteri) tentang Peningkatan kapasitas fiskal daerah tertingga, termasuk di dalamnya diatur tentang petunjuk teknis Penggunaan DAK.

UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan PP no.1 2008; Permendagri no 52 th 2012

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

Tercapai tahun 2018

8. Peraturan Menteri tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

2015

9. Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Merestrukturisasi/Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sebagai upaya mewujudkan kinerja organisasi yang efisien dan efektif

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

( sudah diundangkan)

10. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan Menteri

Landasan Hukum sebagai pedoman mempersiapkan Rancangan Peraturan Menteri di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang metode pembentukannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

2015

11. Peraturan Menteri tentang Logo Kementerian

Landasan Hukum penggunaan Logo Kementerian yang harus mencerminkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

2015

12. Peraturan Menteri tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2015-2019

Amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-2019

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

2015

13. Peraturan Menteri tentang Untuk memberikan landasan hukum dalam rangka menyusun Kementerian Desa, Arsip Nasional Republik 2015

Page 163: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 33

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Pengelolaan Arsip

Jadwal Retensi Arsip (JRA) di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Indonesia (ANRI)

14. Peraturan Menteri tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dalam rangka memperjelas dan menyelaraskan indikator-indikator utama Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sesuai dengan RPJMN dan Renstra 2015-2019 serta sebagai pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

2015

Revisi Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 41/PER-M/PDT/XI/2006 tentang Pedoman Penatausahaan Barang Milik Negara

Landasan Hukum untuk Penatausahaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal agar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 7 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

2015

Peraturan Menteri tentang Sasaran Kinerja Pegawai

Untuk mencapai objektifitas penilaian prestasi kerja melalui sistem penilaian prestasi kerja dalam rangka Peningkatan Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Kepegawaian Negara

2015

Peraturan Menteri tentang Indikator dan Sub Indikator dalam Penentuan Daerah Tertinggal Secara Nasional

Ketentuan Pasal 5 PP Nomor 78 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BPS dan BAPPENAS

2015

Peraturan Menteri tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Peningkatan kapasitas SDM di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

LAN

2015

Peer-review Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi kebijakan Daerah Tertinggal tidak lagi bersifat sektoral dibidang investasi (perekonomian)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Koordinasi Penanaman Modal, KementerianPerdagangan, Kementerian Dalam Negeri

2016

Page 164: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 34

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Kemudahan Penanaman Modal di Daerah

Penyusunan Pedoman Kerja pada saat terjadi konflik sosial

Landasan Hukum untuk berpartisipasi dalam penanganan konflik sosial di Daerah Tertentu

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2016

Peer-review Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi dalam pengembangan konektifitas Daerah Tertinggal dengan Daerah Maju

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2016

Peraturan Menteri tentang Pedoman Tugas Belajar dan Izin Belajar

Landasan Hukum untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Kepegawaian Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2016

Peraturan Menteri tentang Pedoman Keprotokolan dan Tata Upacara

Landasan Hukum untuk kepastian pedoman dalam keprotokolan dan ketataupacaraandi lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sekretariat Negara

2016

Revisi Peraturan Menteri Daerah Tertinggal Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten di Daerah Tertinggal (PRUKAB)

Landasan Hukum untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui Pengembangan Produk unggulan di Daerah Tertinggal serta menyesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pemerintah Daerah

2016

Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pengangkatan, Mutasi dan Pemberhentian Jabatan Struktural dan Fungsional

Untuk memberikan kepastian hukum dan pedoman pengangkatan, mutasi dan pemberhentian jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara

2016

Peer-review Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan

Kementerian Desa, Pembangunan

Kementerian Keuangan

2017

Page 165: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 35

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

ditemukan solusi dalam kerangka regulasi tentang peningkatan kapasitas fiskal Daerah Tertinggal

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Peraturan Menteri tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Untuk mendukung data dan informasi kepegawaian yang akurat dan akuntabel

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Kepegawaian Negara

2017

Peraturan Menteri tentang Standar Kompetensi Aparatur Pengawas Internal

Untuk meningkatkan kompetensi, kapabilitas dan integritas aparatur pengawas internal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Badan Pemeriksa Keuangan

2017

Peraturan Menteri tentang Pedoman Kerjasama antar Lembaga

Untuk memberikan pedoman bagi Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal dengan pihak luar

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah

2018

Peer-riview Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 TentangPerseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial Lingkungan Perseroan Terbatas

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi di daerah tertinggal melalui Coorporate Social Responsibility (CSR) bidang lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Usaha Milik Negara

2018

Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara yang disebabkan oleh Tindakan Melanggar Hukum, Bendahara dan/atau Bukan Bendahara

Memberikan pedoman dalam penyelesaian kerugian negara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

2018

Peraturan Menteri tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan

Untuk mewujudkan laporan keuangan yang akuntabel dan transparan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

2019

Page 166: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 36

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Peer-review Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan ditemukan solusi untuk perencanaan pembangunan daerah secara lebih berkelanjutan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Pekerjaan Umum

2019

Penyusunan Pedoman Penanganan Fakir Miskin Daerah Tertinggal berdasarkan Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

Sinkronisasi dan harmonisasi untuk berpartisipasi dalam mempercepat pengurangan jumlah penduduk miskin di Daerah Tertinggal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2019

C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

1. Peraturan Presiden terkait kerangka koordinasi dan integrasi lintas sektor, mencakup kementerian / lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.15/1997 Tentang Ketransmigrasian.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kemenkeu, Pemerintah Daerah

2015

2. Keputusan Menteri terkait dengan penetapan kawasan transmigrasi selama periode 2015-2019.

Penetapan kawasan ini dibutuhkan agar pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi menjadi lebih fokus dan memberi kepastian yang lebih jelas bagi stakeholder terkait.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

- 2015

3. Peraturan Menteri terkait penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang berlaku nasional dan penguatan implementasi SPM di kawasan transmigrasi .

Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak, SPM pola usaha yang berkelanjutan, SPM penyediaan tanah, dan pembinaan sumber daya manusia sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah

2015

Page 167: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 37

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Ketransmigrasian.

4. Peraturan Menteri terkait dengan pelaksanan UU No. 6/ 2014 tentang Desa yang mencakup penyiapan Satuan Permukiman (SP) menjadi desa definitif, termasuk mekanisme pendanaan pembangunan SP sesuai dengan mekanisme dana desa.

Peraturan Menteri ini mencakup tentang persiapan pembentukan desa definitif dengan beberapa aspek antara lain jumlah penduduk, Standar Pelayanan Minimum (SPM) sarana dan prasarana, sosial budaya, kelembagaan, potensi sumber daya alam, kapasitas sumber daya manusia, dan batas wilayah.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah

2015

5. Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemeritah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 129 ayat (3)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

6. Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian dan Penetapan Kawasan

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 38 ayat (3)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

7. Peraturan Menteri tentang Ketentuan mengenai Pola Usaha Pokok Masyarakat Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 113

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS/ KEMENKOP DAN UKM

2015

8. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan TU, TSB dan TSM

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 109

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

9. Peraturan Menteri tentang Tahapan Penataan Penduduk Setempat di Kawasan Transmigrasi

Amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 Pasal 10 ayat (5) dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 31 dan Pasal 81

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS/

KEMENTERIAN AGRARIA

DAN TATA RUANG/BPN

2015

10. Peraturan Menteri tentang Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 88 ayat (4) dan Pasal 93

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS/ KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

2015

11. Peraturan Menteri tentang Kriteria Satuan Permukiman Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 66 ayat (2)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

BAPPENAS/ KEMENTERIAN AGRARIA

2015

Page 168: Konten D1252.pdf

L A M P I R A N

Rancangan Awal Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi L - 38

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyeleseaian

Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang

Tertinggal, dan Transmigrasi

DAN TATA RUANG/BPN

12. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam Pelaksanaan Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 128 ayat (3)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

13. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Kepada Transmigran Pada TU, TSB dan TSM

Amanat Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 Pasal 13 ayat (2) Pasal 14 ayat (4), dan Pasal 15 ayat (3)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

14. Peraturan Menteri tentang Perwujudan Kawasan Transmigrasi a. Tata Cara Perencanaan

Pembangunan Kawasan Transmigrasi

b. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 41 ayat (4), Pasal 48, dan Pasal 63

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS

2015

15. Peraturan Menteri tentang Pembangunan dan Pengembangan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 14, Pasal 73 ayat (4), Pasal 75, Pasal 94, dan Pasal 102

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

16. Peraturan Menteri tentang Kerja Sama Pelaksanaan Transmigrasi Antar Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 130 ayat (3)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015

17. Peraturan Menteri tentang Peraturan Bersama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Satuan Permukiman Pemugaran Penduduk Setempat di Kawasan Trasnmigrasi

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 24 ayat (7)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

BAPPENAS 2015