kebijaksanaan harga beras
Post on 22-Jan-2016
76 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS
Oleh:PUJI WALUYO10 010 009
Kebijakansanaan Pemerintah Dalam Harga Beras
Beras merupakan komoditi penting karena pengaruhnya kepada
semua rakyat.
Apabila harga beras rendah maka pendapatan dan kesejahteraan
petani rendah petani menjadi korban.
Apabila harga beras terlalu tinggi maka yang menjadi korban
konsumen.
Berdasarkan resiko/dampaknya pada semua pihak terpaksa
pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melindungi bagian dari
masyarakat yang menderita.
Kebijaksanaan pemerintah ini dapat digolongkan menjadi
beberapa bagian antara lain:
1. Pembatasan jumlah produk/areal produksi.
Apabila harga gabah terlalu rendah, maka untuk
melindungi para petani ada kalanya jumlah areal
dikurangi, untuk tiap petani ditentukan jatah/quota areal.
Dengan demikian penawaran/supply turun & harga
gabah naik.
o Apabila harga gabah naik maka konsumen menjadi korban,
karena ia harus membayar harga yang lebih mahal, barangnya
kurang.
o Petani menerima harga lebih tinggi tetapi barang yang dijual
sedikit.
o Keadaan ini lebih baik atau buruk tergantung pada Elastisitas
Permintaannya.
2
1
P
B
AR
E’
D S’ S
E
D
0
SQ
IS’
a) Permintaan (D) = Inelastis
• Hasil turun dari 0S ke 0S’, harga naik dari SE ke S’E’ atau dari 0A ke 0B.
• Jumlah penjualan (revenue) yang diterima petani produsen mula2 sebesar 0SEA
kemudian menjadi 0S’E’ B.
• Disini kelihatan bahwa bid. 1 yang hilang < bid. 2 yang diterima sebagai tambahan
oleh petani, sehingga petani menerima hasil penjualan (revenue) yang lebih besar.
Dan pembatasan jumlah produksi ini menguntungkan petani.
• Ditambahkan lagi karena produksinya turun, biayanya (Cost) juga turun sehingga Net Revenue (Provit) lebih tinggi lagi.
b) Permintaan (D) = Elastis
2
1
A
B
D
D
SS’
R
E’
E
Q0
• Hasil turun dari 0S ke 0S’ harga naik dari SE ke S’E’ atau dari 0A ke 0B
Jumlah yang diterima petani mula2 sebesar 0SEA, kemudian
menjadi 0S’E’B.
Bidang 1 yang hilang > bidang 2 yang ditambahkan sehingga
petani menerima hasil penjualan (Revenue) yang lebih kecil
(selisih bid. 1 – bid. 2).
Jika selisih ini lebih besar dari turunnya biaya produksi (karena
turunnya produksi) maka Net Revenue nya (Provit) petani turun,
sehingga pembatasan jumlah produksi ini merugikan petani.
Jadi kebijaksanaan pembatasan areal / produksi harus dilihat
elastisitas permintaannya.
Konsumen jelas dirugikan, produsen belum tentu untung.
2. Penentuan Floor-price dan pembelian kelebihan hasil oleh
pemerintah.
Pemerintah dapat menjamin kepada petani suatu tingkat harga
yang lebih tinggi daripada harga ekuilibrium dengan menentukan
suatu Floor-price, tingkat harganya disebut Floor-price.
Pada tingkat harga yang lebih tinggi ini tidak seluruh hasil
produksi terbeli oleh konsumen.
Sisanya dibeli oleh pemerintah dengan harga Floor-price untuk
ditimbun. Jika tidak demikian, maka harga akan turun kembali
ketingkat semula.
P
A
B
DS’
E’
S
F
E
D
Q0 SS’
Jumlah yang ditawarkan adalah 0S, harga ekuilibrium adalah SE=0A. Jika tidak ada kebijakan pemerintah, penerimaan total (total revenue) petani – produsen adalah 0SEA. Sekarang pemerintah menentukan Floor-price setinggi 0B, jumlah yang dibeli konsumen turun sampai 0S’. Sisanya sebesar S’S dibeli oleh pemerintah dengan harga Floor-price.
Dengan ini maka:
a. Konsumen membayar harga lebih tinggi dan mendapat barang (produk) yang kurang jumahnya.
b. Biaya total (total cost) bagi pemerintah untuk kebijaksanaan ini adalah sebesar S’SFE’.
c. Penerimaan (revenue) petani naik dari 0SEA menjadi 0SFB, jadi naik dengan AEFB.
3. Pemerintah mensubsidi selisih antara harga yang dibayar konsumen & Floor-price.
Pada kebijaksanaan ini petani dijamin suatu Floor-price seperti contoh sebelumnya tetapi sekarang karena padi merupakan bahan pangan rakyat maka bahan ini tidak boleh busuk dalam penyimpanan & harus di jual kepada konsumen dengan tingkat harga di pasar (ekuilibrium).
Jadi konsumen tetap membayar harga ekuilibrium yang rendah & mendapat jumlah yang terjual pada tingkat harga itu.
Sedang produsen menerima harga Floor-price yang ditentukan oleh pemerintah, juga untuk jumlah yang dibeli oleh konsumen.
Selisih antara harga ekuilibrium & Floor-price ini dibayar oleh pemerintah berupa subsidi kepada petani.
Disini konsumen tidak dirugikan.
P
B
A
D
D
S
S
E
F
0 Q
Support price = Floor-price
Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah yang dibeli oleh konsumen = 0S.
Konsumen membayar harga ekuilibrium SE = 0A.
Produsen menerima subsidi dari pemerintah sebesar selisih antara
harga yang dijamin pemerintah & harga yang dibayar oleh
konsumen, yaitu EF = AB.
Subsidi pemerintah = biaya dari pada kebijaksanaan ini = AEFB.
Perbandingan antara biaya (total cost) pemerintah untuk
kebijaksanaan pembelian kelebihan hasil (ad 2) dan untuk
kebijaksanaan subsidi kepada petani (ad 3).
Sekarang kita lihat kebijaksanaan mana yang lebih murah atau
lebih mahal bagi pemerintah, apakah pembelian kelebihan untuk
ditimbun (ad 2) atau pemberian subsidi kepada para petani (ad 3 ).
Hal ini bergantung pada elastisitas permintaan.
P
A
B
DS’
E’
S
F
E
D
Q0 SS’
R1
2
P
A
B
DS’
E’
S
F
E
D
Q0 SS’
R1
2
a) b)
a. (ad 2) Pemerintah membeli kelebihan utk
ditimbun, biaya total = S’SFE’.
(ad 3) Subsidi kepada petani sebesar
selisih harga pasar & Floor-price, biaya total
= AEFB.
AEFB > S’SFE’ : subsidi lebih mahal dr
pembelian kelebihan (2 > 1).
b. (ad 2) Pemerintah membeli kelebihan utk
ditimbun, biaya total = S’SFE’.
(ad 3) Subsidi kpd petani sebesar selisih
antara harga pasar & Floor-price, biaya
total = AEFB.
AEFB < S’SFE’ : pembelian pemerintah
lbh mahal drpd subsidi kpd petani (1 > 2).
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian atau perlu
diperhitungkan dalam menentukan kebijaksanaan ini adalah:
a) Keuntungan dari subsidi adalah konsumen dapat mengkonsumsi
jumlah yang lebih banyak dengan harga yang murah. Dalam keadaan
dimana tingkat hidup masih rendah, hal ini penting sekali.
b) Jika maksud pemerintah adalah menimbun beras pada waktu produksi
berlimpah2 untuk cadangan waktu paceklik, maka pembelian kebijakan
oleh pemerintah lebih penting dari pada subsidi.
4. Ceiling Price
Ceiling price adalah harga yang tertinggi yang diperbolehkan oleh
pemerintah, yang biasanya ditetapkan untuk melindungi konsumen,
jika harga ekuilibrium yang terjadi di pasar terlalu tinggi.
Hal ini sering terjadi pada waktu jumlah produksi / penawaran kurang, misal pada waktu paceklik atau panen gagal.
Ceiling priceExcessDemand
R
S Q
P
A
C
0
D
S
E’
T
Jika diserahkan pada mekanisme pasar maka harga (ekuilibrium) terjadi pada titik E’ adalah setinggi 0A.
Pada harga ini yang dapat membeli beras hanyalah orang2 yang kaya, sedang orang yang berpendapatan rendah tidak dapat membeli beras tersebut.
D’
Untuk menolong orang2 yang tidak mampu ini harga ditentukan lebih
rendah dari harga ekuilibrium, misal setinggi 0C.
Dengan demikian maka akan terjadi “Excess demand” sebesar RT,
yang dapat menimbulkan harga.
Untuk mencegah kekacauan, dapat diambil beberapa macam
kebijaksanaan, a.l:
a) Penjatahan dengan sistem Coupon.
Cara ini menentukan permintaan bukan hanya uang, melainkan uang
& kupon, sehingga kurva permintaan bergeser kekiri menjadi D’D’
dan keseimbangan terdapat pada titik E’ setinggi Ceiling price,
dimana jumlah yang ditawarkan = jumlah yang diminta yaitu
sebanyak 0S.
P
A
C
0 S Q
E
E’
S
DD’
TCeiling price
b) Jika pemerintah mempunyai persediaan beras, misal yang ditimbun
pada waktu panen, maka untuk menjamin ceiling price setinggi 0C,
pemerintah dapat menjual persediaannnya ke pasar, sehingga kurva
penawaran bergeser dari SS ke S’S’ & ekuilibrium terjadi pada ttk E’
Disini tidak diadakan sistem Coupon sehingga kurva permintaan tetap DD.
Ceiling priceR
S Q
P
A
C
0
D
S
E
S’
S’
E’
5. Kebijaksanaan stabilisasi harga beras (kombinasi antara floor-price
&
ceiling price).
S Q
A
B
0
D
S
E
S’
S’
E’
P
a)Panen
Floorprice
S Q
A
B
0
D
S
ES’
S’
E’’
P
b)Paceklik
Ceilingprice
Seandainya pemerintah mau mengadakan stabilisasi harga beras, dg
mempertahankan harga pada tingkat 0B, maka pada waktu panen jika
penawaran adalah SS (a), harga ekuilibrium adalah SS’ dg harga 0B
(floor-price), sehingga penawaran di pasar menjadi S’S, & ekuilibrium
terdapat pada titik E, pada harga 0B, gbr (a).
Pada waktu paceklik, jika penawaran turun menjadi SS pd gbr (b),
harga di pasar setinggi SE = 0A’, maka jumlah yang ditimbun
pemerintah pada waktu panen dilempar ke pasar, sehingga
penawaran menjadi S’S’ pd gbr (a), ekuilibrium terdapat pada titik
E”, pada harga 0B (ceiling price).
Dengan demikian maka harga dapat dipertahankan pada tingkat
yang sama sepanjang tahun.
Tetapi hal ini dapat terjamin, jika jumlah yang dibeli pemerintah
untuk menjamin harga setinggi 0B pada waktu panen (SS’) pd gbr
(a), sama dengan jumlah yg diperlukan untuk dilempar ke pasar pd
waktu paceklik sama menjaga harga setinggi 0B (SS’ pd gbr b.)
Jika jumlah itu tidak sama, maka ada beberapa kemungkinan sbb:
a. Tingkat harga yang disesuaikan.
Untuk penyesuaian ini diambil jumlah penawaran rata2 antara
penawaran pada waktu panen & pada waktu paceklik.
Kalau permintaan dianggap sama sepanjang tahun, maka
tingginya tingkat harga yang akan dipertahankan itu ditetapkan
setinggi harga ekuilibrium yang terjadi antara penawaran rata2
tersebut dengan permintaan (E).
Dengan demikian, maka kelebihan penawaran (excess supply)
pada waktu panen (EF) dapat disimpan untuk dipakai menutup
kelebihan permintaan (excess demand) pada waktu paceklik (CE).
F
Q0
D S2
E
SR
E2
P
B
S1
S2 SR S1
D
C
E1
eD
es
S1 = Penawaran pada waktu panen
S2 = Penawaran pada waktu paceklik
Sr = Penawaran rata2
Dalam hal ini tidak ada impor, dan biaya penyimpanan beras
ditanggung oleh pemerintah.
b. Tingkat harga bergelombang antara 2 batas yang ditentukan.
Jika tidak ada impor & biaya penyimpanan dibebankan pada
konsumen, maka harga tidak dapat dipertahankan pada tingkat
yang sama sepanjang tahun.
Dalam hal ini harga diperbolehkan berfluktuasi antara 2 tingkat
dengan perbedaan sebesar biaya penyimpanan beras antara waktu
panen & paceklik.
P P
0 0S1
S1
S2
S2
Q Q
E1
D
D
D
D
eS
E2
eDFloor priceCeiling price
I II
BiayaPenyimpanan
Waktu panen
E1 = harga ekuilibrium
Fp = floor price wkt panen
eS = excess supply
Bp = biaya penyimpanan beras dr waktu panen sampai pd waktu paceklik
bp
Waktu paceklik
E2 = harga ekuilibrium
Cp = ceiling price
eD = excess demand
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH
top related