antusiasme warga mengawal dana desa harga beras melonjak
TRANSCRIPT
Antusiasme Warga Mengawal Dana Desa
PP 43/2014 Pasal 1 angka 9 menyatakan bahwa Alokasi Dana Desa
(ADD) ialah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah dikurangi Dana
Alokasi Khusus (Lihat rincian ADD 2015 di Rincian Dana Desa per
Kabupaten Kota 2015). Masyarakat desa pun antusias untuk mengawal
ADD ini melalui LAPOR!. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat desa, seperti:
1. Berapa ADD setiap desa di tahun 2015? (www.lapor.go.id/id/1331169,
www.lapor.go.id/id/1316252)
2. Bagaimana alur distribusi ADD? (www.lapor.go.id/id/1315651)
3. Bagaimana prosedur dan syarat untuk mengadukan penyelewengan
ADD? (www.lapor.go.id/id/1329334)
Antusiasme juga terlihat dari masuknya sejumlah saran agar penggunaan
ADD lebih transparan (www.lapor.go.id/id/1308795) dan teknis
pemanfaatannya diatur secara tegas guna meminimalisasi
penyalahgunaan (www.lapor.go.id/id/1323546).
LAPORAN TERHANGAT
Harga Beras Melonjak, Masyarakat Resah
Terdapat beberapa keluhan mengenai lonjakan harga beras. Contohnya,
pelapor di Sumatera Selatan mengabarkan bahwa harga mencapai Rp
9.000 per kg (www.lapor.go.id/id/1325299, www.lapor.go.id/id/1325588).
Terkait keluhan ini, Kementerian Perdagangan menginformasikan bahwa
harga rata-rata eceran nasional beras per 10 Maret 2015 adalah Rp
10.583/kg (sudah turun 0,6% dari harga rata-rata eceran minggu lalu).
Untuk beras yang biasa beredar di pasaran, yaitu Setra Ramos (IR 64),
harganya juga sudah mulai turun. Contohnya adalah harga IR 64-III yang
turun 1,12% (dari Rp 8.900/kg menjadi Rp 8.800/kg). Diprediksi harga
beras akan terus turun dengan adanya panen di sentra produksi Jawa
Barat dan Jawa Tengah pada akhir Maret. (www.lapor.go.id/id/1323676)
Bantuan Traktor Minim Sosialisasi
Untuk mendukung program swasembada pangan, Kementerian Pertanian
mempersiapkan dana sekitar 1,4 milyar rupiah untuk pengadaan bantuan
traktor sebanyak 60.000 unit bagi petani, yang akan diserahkan secara
bertahap sesuai ketersediaan anggaran (Sumber: Berita Kementerian
Pertanian dan Kebijakan Pembangunan Pertanian). Program yang baik ini
dinilai kurang gencar disosialisasikan, tercermin dari maraknya pertanyaan
dan kebingungan petani yang kurang memahami alur distribusi dan syarat
menerimanya. Contoh:
1. Bagaimana alur distribusi bantuan traktor? (www.lapor.go.id/id/1330232)
2. Kapan pembagian traktor akan dilakukan dan berapa jumlah untuk setiap
desa? (www.lapor.go.id/id/1330233)
3. Daerah mana saja yang mendapatkan bantuan traktor?
(www.lapor.go.id/id/1327014)
4. Mengapa traktor yang sudah dibagikan di beberapa desa ditarik kembali
dan kapan akan dikembalikan? (www.lapor.go.id/id/1330234,
www.lapor.go.id/id/1330231)
MARET 2015 RINGKASAN LAPORAN
KATEGORI LAPORAN
10
97
29
3
34
1
2 1
36
30
29
7
14
7
83
3
13
11
9
11
4
48
RE
FO
RM
AS
I B
IRO
KR
AS
I D
AN
TA
TA
K
EL
OL
A
PE
ND
IDIK
AN
KE
SE
HA
TA
N
KE
MA
RIT
IMA
N
EN
ER
GI
DA
N
SU
MB
ER
D
AY
A A
LA
M
PE
RT
AN
IAN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
LIN
GK
UN
GA
N
HID
UP
DA
N
PE
NA
NG
AN
AN
BE
NC
AN
A
PE
NG
EN
TA
SA
N
KE
MIS
KIN
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N D
ES
A,
DA
ER
AH
T
ER
TIN
GG
AL
, T
ER
DE
PA
N, …
BID
AN
G
PO
LIT
IK,
HU
KU
M,
DA
N
KE
AM
AN
AN
BID
AN
G
PE
RE
KO
NO
MI
AN
BID
AN
G
KE
SE
JA
HT
ER
AA
N R
AK
YA
T
Masalah Sistem Dapodik dan Padamu Negeri
Operator sekolah memberikan masukan agar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melakukan evaluasi atas efektivitas dan efisiensi dua sistem
pendataan pendidikan nasional, yaitu Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
dan Padamu Negeri (Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan
Negara Kesatuan Republik Indonesia).
1. Dualisme pendataan Dapodik dan Padamu Negeri harus dievaluasi
(www.lapor.go.id/id/1322971, www.lapor.go.id/id/1324234)
2. Data di sistem tidak valid dan tidak sinkron (www.lapor.go.id/id/1327944,
www.lapor.go.id/id/1328989, www.lapor.go.id/id/1323608,
www.lapor.go.id/id/1327986)
3. Kurangnya sosialisasi penggunaan sistem (www.lapor.go.id/id/1327425,
www.lapor.go.id/id/1327721)
1. Desa Puuduria Amohola Sulawesi Tenggara belum dialiri listrik.
2. Limbah pabrik mencemari sungai Desa Buyat Sulawesi Utara.
3. Adanya pembalakan liar kayu eboni di Hutan Desa Wawopada, Sulawesi
Tengah.
1. Banyak PNS rangkap jabatan di Pemkab Seram Bagian Timur Maluku.
2. Dana tunjangan guru wilayah terpencil tidak merata, banyak guru di Desa Kie Ici Halbar Maluku Utara belum mendapatkan haknya
selama 4 bulan.
1. Rencana alih fungsi hutan lindung di Purbatua Sumatera Utara ditentang warga.
2. Listrik tidak mampu mencukupi kebutuhan warga Desa Temuan Sari Sumatera Selatan dan Desa Suku Agung Lampung.
3. Banyak jalan lintas kondisinya rusak parah, diantaranya Jalan Lintas Timur Palembang-Jambi dan Jalan Lintas Palembang – Inderalaya Ogan Ilir.
1. Petani Indramayu Jawa Barat mengeluhkan bantuan traktor yang ditarik kembali.
2. Gaji pegawai DKI Jakarta terlambat 4 bulan akibat kisruh APBD 2015.
3. Pencemaran air akibat limbah Pabrik Gula di Waduk Bentolo Blora Jateng.
4. Bangunan SDN 2 Cihara Banten tidak layak digunakan. 5. Layanan air bersih belum tersedia di Desa Sugihwaras
Bojonegoro Jawa Timur.
1. Perusahaan sawit di Kalimantan Tengah masih beroperasi meski izinnya telah mati.
2. Karyawan PT Perkebunan Nusantara XIII Kaltim belum menerima gaji selama 2 bulan.
3. Harga tebus raskin di Desa Muara Kinta Kalimantan Selatan mencapai Rp 3.000,- per kg, padahal
seharusnya Rp 1.600,- per kg.
1. Kantor Satlantas Polres Badung sudah tidak layak digunakan.
2. Adanya imigran yang mendirikan restoran di Seminyak tanpa izin usaha.
3. Belum ada penukaran KPS dengan KKS di
Kabupaten Buleleng Bali.
1. Adanya pungli dalam penerbitan SK kenaikan pangkat di Kanwil Kemenkumham NTB.
2. Pupuk bersubsidi langka di Kecamatan
Lembor Manggarai Barat NTT.
1. Menara pemancar sinyal saluran telekomunikasi Telkom di Desa Abreso Papua Barat tidak difungsikan.
2. Tidak ada kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Cendrawasih Jayapura, padahal mahasiswa sudah membayar biaya
pendidikan.
Keterangan Peta:
1 - 51 Laporan
51 - 500 Laporan
> 500 Laporan
14
113 9
31
18
7 9
34
5
38 683
11
32
11
19
2 8
23 16
22 4
12
3
4
8
14
5
542 102
153
202
2
1
2
Tindak Lanjut Instansi
Restrukturisasi Kementerian Hambat Pengelolaan Laporan
Belum tuntasnya restrukturisasi kelembagaan di kementerian membuat
tindak lanjut atas laporan masyarakat terhambat. Beberapa kementerian
menyatakan belum dapat menindaklanjuti laporan karena belum tuntasnya
masalah ini. Sebagai contoh, soal pemindahan urusan pendidikan tinggi
(dikti) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (www.lapor.go.id/id/1308827)
Perkembangan Terkini
Pengelola LAPOR! Menjadi Narasumber Diskusi MAMPU
LAPOR! diundang oleh MAMPU (Maju
Perempuan Indonesia untuk
Penanggulangan Kemiskinan), sebuah
program inisiatif Pemerintah Australia.
Selain pihak MAMPU, diskusi juga
dihadiri oleh sejumlah perwakilan
kementerian/lembaga, organisasi
internasional, dan LSM, seperti
Komnas Perempuan, Migrant Care,
dan ILO. LAPOR! mengajak segenap
stakeholder untuk ikut serta
mengawasi program pemerintah. Para
peserta sangat antusias berdiskusi dan
mengapresiasi LAPOR!.
PENGELOLAAN LAPORAN MASYARAKAT
STATISTIK KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA SAMPAI BULAN MARET 2015
Ringkasan Laporan
MARET 2015 Pertanyaan tentang ringkasan laporan
serta saran dalam penyajiannya
dapat dikirimkan ke:
2% 8%
90%
Belum Proses Selesai
n = 6495
Status Laporan Pemkot Bandung
18%
26% 56%
Belum Proses Selesai
n = 20408
Status Laporan
Pemprov DKI Jakarta
1% 12%
87%
Belum Proses Selesai
n = 500
Status Laporan
Pemkab Bojonegoro
15% 4%
81%
Belum Proses Selesai
n = 129
Status Laporan
Pemkab Indragiri Hulu
100%
0%
[VALUE]
Belum Proses Selesai
n = 23
Status Laporan Pemkab Gorontalo
Jumlah Laporan Diteruskan
Pada Maret 2015, terdapat 2075 laporan yang telah diteruskan ke instansi pemerintah pusat/daerah untuk ditindaklanjuti (469 laporan berstatus selesai dan 1606 laporan masih dalam proses).
Isi Laporan Diteruskan
Laporan masyarakat berisi permintaan informasi, aspirasi, dan pengaduan terkait pembangunan dan pelayanan publik. Isu yang mengemuka pada bulan ini adalah:
32% (1097 laporan) berkaitan dengan masalah Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, terutama di bidang pertanahan dan pemukiman serta administrasi kependudukan.
24% (833 laporan) berkaitan dengan masalah Pengentasan Kemiskinan, terutama terkait Program KKS dan Raskin.
50%
7%
43%
Belum Proses Selesai
n = 53378
Status Laporan Kementerian/Lembaga
4%